• Tidak ada hasil yang ditemukan

Microsoft Word wawasan profesi pendidikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Microsoft Word wawasan profesi pendidikan"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Kelompok : 5 Nama :

1. Leni Wahyu 2. Maryadi 3. Devy Risdia 4. Rentika Ha 5. Wahyuni Kelas : 5 B Dosen : Sukarno,

DISUSUN OLEH :

yuni (2011.121.057)

(2011.121.070)

dianti (2011.121.078)

arliana (2011. 121. 0

(2011.121.0

(2)

KATA PENGANTAR

Dengan rahmat Allah swt. Profesi Kependidikan sehingga dapat kami selesaikan tugas ini .

Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi terutama para mahasiswa dan para dosen umumnya, dan dapat menunjang serta meningkatkan efisiensi perkuliahan di FKIP Matematika di Universitas PGRI Palembang, khususnya dalam perkuliahan Profesi Kependidikan.

Penulis sangat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah yang kami buat ini dari segi penulisan maupun materinya. Untuk itu dalam menyempurnakan makalah ini kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, karena merupakan suatu masukan yang berharga bagi kami.

Palembang , Oktober 2013

(3)

BAB I

WAWASAN PROFESI KEPENDIDIKAN

A. Pengertian Profesi

Profesi kependidikan secara etimologis memiliki dua kata, tetapi mengandung satu makna, ada kata profesi dan kependidikan. Proesi secara etimologis adalah profesi yang dalam bahasa inggris adalah profession, sama artinya dengan vocation, occupation, job. Kata tersebut bila diterjemahkan memiliki arti profesi, pekerjaan, jabatan.

Dalam kamus bahasa Indonesia profesi diartikan sebagai bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan, keahlian tertentu. Atau dapat diruuskan Profesi adalah suatu pekerjaan khusus yang dilandasi dengan keahlian, tanggng jawab dan kesejawatan.

Ornstem dan Levine (1984) menyatakan bahwa profesi adalah jabatan yang sesuai dengan pengertian profesi dibawah ini:

a. Melayani masyarakat, merupakan karier yang akan dilaksanakan sepanjang hayat (tidak berganti-ganti pekerjaan

b. Memerlukan bidang ilmu dan keterampilan tertentu diluar jangkauan halayak ramai (tidak setiap orang dapat melakukannya

c. Menggunakan hasil penelitian dan aplikasi dari teori kepraktek (teori baru dikembangkan dari hasil penelitian)

d. Memerlukan pelatihan khusus dengan waktu yang panjang

e. Terkendali berdasarkan lisensi baku dan ataau mempunyai persyaratan masuk (untuk menduduki jabatan tersebut memerlukan izin tertentu atau ada persyaratan khusus yang ditentukan untuk dapat mendudukinya

f. Otonomi dalam membuat keputusan tentang ruang lingkup kerja tertentu (tidak diatur oleh orang luar)

(4)

h. Mempunyai komitmen terhadap jabatan dan klien ; dengan penekanan terhadap layanan yang akan diberikan

i. Menggunakan administrator untuk memudahkan profesinya; relatif bebas dari supervise dalam jabatan

j. Mempunyai organisasi yang diatur oleh anggota profesi sendiri

k. Mempunyai asosiasi profesi dan atau kelompok ‘elit’ untuk mengetahui dan mengakui keberhasilan anggotanya

l. Mempunyai kadar kepercayaan yang tinggi dari publik dan kepercayaan diri setiap anggotanya

m. Mempunyai status sosial dan ekonomi yang tinggi

B. Profesi Guru

Guru sebagai profesi artinya suatu jabatan atau pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Jenis pekerjaan ini mestinya tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang diluar bidang kependidikan.

Unsur terpenting dalam profesi guru adalah penguasaan sejumlah kompetensi sebai keterampilan atau keahlian khusus, yang diperlukan untuk melaksanakan tugas mendidik dan mengajar secara efektif dan efisien.

Pendayagunaan profesi guru secara formal dilakukan di lingkungan pendidikan formal , maka guru harus memenuhi persyaratan atau kompetensi sesuai jenis dan jenjang sekolah tempatnya bekerja.

T.Caplow ( 1975) mengemukakan lima tahap memprofesionalkan suatu pekerjaan: 1. Menetapkan perkumpulan profesi

2. Mengubah dan menetapkan pekerjaan itu menjadi suatu kebutuhan 3. Menetapkan dan mengembangkan kode etik

4. Melancarkan agitasi untuk memperoleh dukungan masyarakat

(5)

Mengingat Tugas dan tanggung jawab Guru yangbegitu kompleksnya, maka profesi inimemerlukan persyaratan khusus antara lain dikemukakan berikut ini :

1. Menuntut adanya keterampilan yang berdasarkan konsep atau teori ilmu pengetahuan yang mendalam

2. Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang profesinya.

3. Menuntut adanya tingkat pendidikan keguruan yang memadai.

4. Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang dilaksanakan.

5. Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan (Drs. Moh. Ali, 1985)

Ciri-Ciri Guru Sebagai Profesi

Sanusi et al.(1991). Mengutarakan ciri-ciri utama suatu profesi yaitu:

a. Suatu jabatan yang memiliki fungsi dan signifikasi sosial yang menentukan (krusial).

b. Jabatan yang menuntut keterampilan atau keahlian tertentu.

c. Keterampilan atau keahlian yang dituntut jabatan itu didapat melalui pemecahan masalah dengan menggunakan teori atau metode ilmiah.

d. Jabatan berdasarkan pada batang tubuh disiplin ilmu yang jelas, sistematik, eksplisit, yang bukan hanya sekedar pendapat halayak umum.

e. Jabatan itu memerlukan pendidikan tingkat perguruan tinggi dengan waktu yang cukup lama.

f. Profesi pendidikan untuk jabatan itu juga merupakan aplikasi dan sosialisasi nilai-nilai professional itu sendiri.

g. Dalam prakteknya melayani masyarakat , anggota profesi otonom dan bebas dari campur tangan orang luar.

h. Tiap anggota profesi mempunyai kebebasan dalam memberikan judgement terhadap permasalahan profesi yang dihadapinya.

(6)

Komisi Kebijaksanaan Pendidikan NEA Amerika Serikat,mengemukakan enam criteria bagi profesi di bidang pendidikan:

1. Didasarkan atas sejumlah pengetahuannya yang dikhususkan. 2. Selalu meningkatkan kemampuan para anggotanya.

3. Melayani kebutuhan para anggotanya (akan kesejahteraan dan pertumbuhan professional).

4. Memiliki norma-norma etis.

5. Dapat mempengaruhi kebijaksanaan pemerintah dibidangnya( mengenai perubahan-perubahan dalam kurikulum,struktur organisasi pendidikan, persiapan professional, dan sebagainya).

6. Memiliki solidaritas kelompok profesi.

Menurut Samana (1994) Ciri-ciri guru sebagai profesi disebutkan bahwa guru harus memiliki:

1. Guru di tuntut menguasai bahan ajaran, meliputi bahan ajar wajib, bahan ajar pengayaan dan bahan ajar penunjangan untuk keperluan pembelajaran.

2. Guru mampu mengelola program / administrasi pembelajaran. 3. Guru mengelola kelas.

4. Guru mampu menggunakan media dan sumber pengajaran. 5. Guru menguasai landasan-landasan pendidikan.

6. Guru mampu mengelola interaksi belajar mengajar. 7. Guru mampu menilai prestasi siswa.

8. Guru mengenal fungsi serta program pelayanan BK.

9. Guru mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah 10. Guru memahami prinsip-prinsip pendidikan.

11. Mengelola hasil pembelajaran. 12. Melaporkan hasil penilaian

C. Guru Profesional

(7)

Menurut Prof.Dr.Anwar Arifin (2007)mengungkapkan bahwa sesungguhnya paradigma baru pendidikan nasional memang telah menempatkan pendidik sebagai tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pemmbimbingan dan pelatihan.

Hal ini sesuai dengan UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional (SISDIKNAS). Menurut UU No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen bahwa rumusan profesional adalah:

pekerjaan atau kegiatan yang di lakukan seseorang menjadi sumber penghasilan kehidupannya yang memerlukan keahlian, kemahiran atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu, serta memerlukan pendidikan profesi.

Kemudian pasal 7 ayat 1 ditetapkan 9 prinsip guru profesional yaitu :

• Memiliki bakat, minat dan panggilan jiwa dan idealisme.

• Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketaqwaan dan akhlaq mulia.

• Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang sesuai dengan bidang tugas. • Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan tugas.

• Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan. • Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja.

• Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat.

• Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionaln. • Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang

berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru. Dengan kata lain prinsip Guru Professional yaitu :

• Memiliki kemampuan tinggi (expert)

• Diakui masyarakat baik formal maupun non formal • Sumber kehidupan dan ditekuni

• Memiliki tanggung jawab terhadap tugas

(8)

Ciri- Ciri Guru Professional

Guru yang profesional memiliki cirri-ciri sebagai berikut:

• Melakukan professionalisasi diri • Memotivasi diri

• Memiliki disiplin diri sendiri • Mengevaluasi diri

• Memiliki kesadaran diri

• Melakukan pengembangan diri • Menjadi pembelajar

• Melakukan hubungan efektif • Berempati tinggi

• Taat asas pada kode etik

D. Konsep Pendidikan Nasional Di Indonesia

1. Pengertian Pendidikan

Kehidupan suatu bangsa erat sekali kaitannya dengan tingkat pendidikan. Pendidikan bukan hanya sekedar mengawetkan budaya dan meneruskannya dari generasi ke generasi, akan tetapi juga diharapkan dapat mengubah dan mengembangkan pengetahuan.

Pendidikan bukan hanya menyampaikan keterampilan yang sudah dikenal, tetapi harus dapat meramalkan berbagai jenis keterampilan dan kemahiran yang akan datang, dan sekaligus menemukan cara yang tepat dan cepat supaya dapat dikuasai oleh anak didik.

(9)

perkembangan. Dengan kata lain, pendidikan dipandang mempunyai peranan yang besar dalam mencapai keberhasilan dalam perkembangan anak.

Branata (1988) mengungkapkan bahwa Pendidikan ialah usaha yang sengaja diadakan, baik langsung maupun secara tidak langsung, untuk membantu anak dalam perkembangannya mencapai kedewasaan. Pendapat diatas seajalan dengan pendapat Purwanto (1987 :11) yang menyatakan bahwa Pendidikan adalah pimpinan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak, dalam pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar berguna bagi diri sendiri dan bagi masyarakat.

Kleis (1974) memberikan batasan umum bahwa :

”pendidikan adalah pengalaman yang dengan pengalaman itu, seseorang atau kelompok orang dapat memahami seseuatu yang sebelumnya tidak mereka pahami. Pengalaman itu terjadi karena ada interaksi antara seseorang atau kelompok dengan lingkungannya. Interaksi itu menimbulkan proses perubahan (belajar) pada manusia dan selanjutnya proses perubahan itu menghasilkan perkembangan (development) bagi kehidupan seseorang atau kelompok dalam lingkungannya”.

Proses belajar akan menghasilkan perubahan dalam ranah kognitif (penalaran, penafsiran, pemahaman, dan penerapan informasi), peningkatan kompetensi (keterampilan intelektual dan sosial), serta pemilihan dan penerimaan secara sadar terhadap nilai, sikap, penghargaan dan perasaan, serta kemauan untuk berbuat atau merespon sesuatu rangsangan (stimuli).

Orang yakin dan percaya untuk menanggulangi kemiskinan, cara utama adalah dengan memperbesar jumlah penduduk yang bersekolah dan terdidik dengan baik. Dengan kata lain, pendidikan dipandang sebagai jalan menuju kemakmuran.

(10)

Pertumbuhan ialah perubahan-perubahan yang terjadi pada jasmani; bertambah besar dan tinggi. Perkembangan lebih luas dari pertunbuhan ialah perubahan-perubahan yang terjadi pada rohani dan jasmaniah. Dengan kata lain, perkembangan merupakan suatu rentetan perubahan yang sifatnya menyeluruh dalam interaksi anak dan lingkungannya.

Oleh karena itu Idris (1982:10) mengemukakan bahwa :

”Pendidikan adalah serangkaian kegiatan komunikasi yang bertujuan, antara manusia dewasa dengan si anak didik yang secara tatap muka atau dengan menggunakan media dalam rangka memebrikan bantuan terhadap perkembangan anak seutuhnya, dalam arti supaya dapat mengembangkan potensinya semaksimal mungkin, agar menjadi manusia dewasa yang bertanggung jawab. Potensi disini ialah potensi fisik, emosi, sosial, sikap, moral, pengetahuan, dan keterampilan.”

2. Tujuan Pendidikan

Telah kita ketahui bersama bahwa berhasil tidaknya suatu usaha atau kegiatan tergantung kepada jelas tidaknya tujuan yang hendak dicapai oleh orang atau lembaga yang melaksanakannya. Berdasarkan pada pernyataan ini, maka perlunya suatu tujuan dirumuskan sejelas-jelasnya dan barulah kemudian menyusun suatu program kegiatan yang objektif sehingga segala energi dan kemungkinan biaya yang berlimpah tidak akan terbuang sia-sia.

Apabila kita mau berbicara tentang pendidikan umumnya, maka kita harus menyadari bahwa segala proses pendidikan selalu diarahkan untuk dapat menyediakan atau menciptakan tenaga-tenaga terdidik bagi kepentingan bangsa, negara, dan tanah air. Apabila negara, bangsa dan tanah air kita membutuhkan tenaga-tenaga terdidik dalam berbagai macam bidang pembangunan, maka segenap proses pedidikan termasuk pula sistem pendidikannya harus ditujukan atau diarahkan pada kepentingan pembangunan masa sekarang dan masa-masa selanjutnya.

GBHN tahun 1999 mencantumkan tentang tujuan pendidikan nasional :

Pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan

(11)

menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya

sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa

Selanjutnya tujuan pendidikan nasional tercantum dalan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 yang menyatakan:

”Pendidikan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”

Pernyataan-pernyataan diatas tampak jelas bahwa pendidikan harus mampu membentuk atau menciptakan tenaga-tenaga yang dapat mengikuti dan melibatkan diri dalam proses perkembangan, karena pembangunan merupakan proses perkembangan, yaitu suatu proses perubahan yang meningkat dan dinamis. Ini berarti bahwa membangun hanya dapat dilaksanakan oleh manusia-manusia yang berjiwa pembangunan, yaitu manusia yang dapat menunjang pembangunan bangsa dalam arti luas, baik material, spriritual serta sosial budaya.

Sejarah pendidikan kita dapat menerapkan perkembangan pendidikan dan usaha-usaha perwujudannya sebagai suatu cita-cita bangsa dan negara, masyarakat atau masa dan memberikan ciri khas pelaksanaan pendidikannya.

Setiap tindakan pendidikan merupakan bagian dari suatu proses menuju kepada tujuan tertentu. Tujuan ini telah ditentukan oleh mssyarakat pada waktu dan tempat tertentu dengan latar belakang berbagai macam faktor seperti sejarah, tradisi, kebiasaan, sistem sosial, sistem ekonomi, politik dan kemauan bangsa.

Berdasarkan faktor-faktor ini UNESCO telah memberikan suatu deskripsi tentang tujuan pendidikan pada umumnya dan untuk Indonesia sendiri tujuan itu telah ditetapkan dalam ketetapan MPR.

Pertama, UNESCO menggaris bawahi tujuan pendidikan sebagai ”menuju

(12)

Kedua, pendidikan harus mengarah kepada kreativitas. Artinya, pendidikan harus membuat orang menjadi kreatif. Pada dasarnya setiap individu memiliki potensi kreativitas dan potesi inilah yang ingin dijadikan aktual oleh pendidikan. Semangat kreatif, non konformist dan ingin tahu, menonjol dalam diri manusia muda. Mereka umumnya bersikap kritis terhadap nilai-nilai yang ada dan jika mereka menemukan bahwa nilai-nilai itu sudah ketinggalan jaman, maka mereka ingin merombaknya. Disini pendidikan berfungsi ganda, menyuburkan kreativitas, atau sebaliknya mematikan kreativitas.

Ketiga, tujuan pendidikan harus berorientasi kepada keterlibatan sosial. Pendidikan

harus mempersiapkan orang untuk hidup berinteraksi dengan amsyarakat secara bertanggung jawab. Dia tidak hanya hidup dan menyesuaikan diri dengan struktur-struktur sosial itu. Disini seorang individu merealisir dimensi-dimensi sosialnya lewat proses belajar berpartisipasi secara aktif lewat keterlibatan secara meyeluruh dalam lingkungan sosialnya. Dalam kerangka sosialitas pada umumnya ini, suatu misi pendidikan ialah menolong manusia muda melihat orang lain bukan sebagai abstriaksi-abstraksi, melainkan sebagai mahluk konkrit dengan segala dimensi kehidupannya.

Keempat, tekanan terakhir yang digariskan UNESCO sebagai tujuan pendidikan

adalah pembentukan manusia sempurna. Pendidikan bertugas untuk mengembangkan potensi-potensi individu semaksimal mungkin dalam batas-batas kemampuannya, sehingga terbentuk manusia yang pandai, terampil, jujur, yang tahu kadar kemampuannya, dan batas-batasnya, serta kerhormatan diri. Pembentukan manusia sempurna ini akan tercapai apabila dalam diri seseorang terjadi proses perpaduan yang harmonis dan integral antara dimensi-dimensi manusiawi seperti dimensi fisik, intelektual, emosional, dan etis. Proses ini berlangsung seumur hidup. Jadi konkritnya pada pokoknya pendidikan itu adalah humansisasi, karena itu mendidik berarti ”memanusiakan manusia muda dengan cara memimpin pertumbuhannya sampai dapat berdikari, bersikap sendiri, bertanggung jawab dan berbuat sendiri”. (Ibid, 1980)

3. Jalur Pendidikan

(13)

memenuhi kebutuhan masyarakat akan pendidikan maka di dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan nasional No.20 tahun 2003 terdapat jalur pendidikan yang didalamnya terdapat pendidikan formal, non formal, dan informal. Pendidikan formal disebut pula sistem pendidikan sekolah. Pendidikan nonformal dan informal disebut pula sistem pendidikan luar sekolah.

Untuk lebih membedakan ketiga jenis satuan pendidikan diatas maka harus ada kriteria yang lebih umum untuk dapat membedakan ketiganya. Oleh karena itu Coombs (1973) membedakan pengertian pendidikan sebagai berikut

”Pendidikan formal adalah kegiatan yang sistematis, berstruktur, bertingkat, berjenjang, dimulai dengan sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi dan yang setaraf dengannya; termasuk didalamnya adalah kegiatan studi yang berorientasi akademis dan umum, program spesialisasi, dan latihan profesional yang dilaksanakan dalam waktu yang terus menerus”.

Walaupun masa sekolah bukan satu-satunya masa bagi setiap orang untuk belajar, namun kita menyadari bahwa sekolah adalah tempat dan saat yang sangat strategis bagi pemerintah dan masyarakat untuk membina seseorang dalam menghadapi masa depannya.

Pendidikan informal adalah proses yang berlangsung sepanjang usia sehingga

asetiap orang memperoleh nilai, sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang bersumber dari pengalaman hidup sehari-hari, pengaruh lingkungan termasuk didalamnya adalah pengaruh kehidupan keluarga, hubungan dengan tetangga,

lingkungan pekerjaan dan permainan, pasar, perpustakaan, dan media masa

Walaupun demikian, pengaruhnya sangatlah besar dalam kehidupan seseorang, karena dalam kebanyakan masyarakat pendidikan informal berperan penting melalui keluarga, masyarakat, dan pengusaha. Pendidikan dalam keluarga adalah yang pertama dan utama bagi setiap manusia. Seseorang kebanyakan berada dalam rumah tangga dibandingkan dengan tempat-tempat lainnya. Sampai umur tiga tahun seseorang akan selalu berada di rumah tangga. Pada masa itulah diletakkan dasar-dasar kepribadian seseorang, psikiater, kalau menemui suatu penyimpangan dalam kehidupan seseorang, akan mencari sebab-sebabnya pada masa kanak-kanak orang itu. Coombs dalam Sudjana (2001:22) :

(14)

bagian penting dari kegiatan yang lebih luas, yang sengaja dilakukan untuk melayani peserta didik tertentu di dalam mencapai tujuan belajarnya”.

Bagi masyarakat Indonesia, yang masih banyak dipengaruhi proses belajar tradisional, pendidikan nonformal akan merupakan cara yang mudah sesuai dengan daya tangkap rakyat, dan mendorong rakyat menjadi belajar, sebab pemberian pendidikan tersebut dapat disesuaikan dengan keadaan lingkungan dan kebutuhan para peserta didik.

Ketiga pengertian diatas dapat digunakan untuk membedakan karakteristik dari setiap jalur pendidikan. Namun, Axinn (1974) membuat penggolongan program-program kegiatan termasuk ke dalam pendidikan formal, nonformal dan informal dengan menggunakan kriteria ada atau tidak adanya kesengajaan dari kedua belah pihak yang berkomunikasi, yaitu pihak pendidika (sumber belajar atau fasilitator) dan pihak peserta didik (siswa atau warga belajar).

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Sukarno,M.Si. 2012/2013. Profesi Kependidikan. Palembang: Universitas PGRI Palembang.

http://nie07independent.wordpress.com/konsep-pendidikan

Referensi

Dokumen terkait

Sentra batik tulis di Kabupaten Pamekasan tersebar di 6 kecamatan yaitu Kecamatan Galis, Kecamatan Proppo, Kecamatan Palengaan, Kecamatan Pegantenan, Kecamatan Waru,

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, nikmat, hidayah, dan barakah-Nya yang tak terhingga, serta shalawat dan salam penulis haturkan

Strategi penghidupan merupakan langkah yang diambil setiap orang untuk dapat mencapai kondisi status sosial ekonomi yang dituju berguna untuk kehidupan yang

Terjalin kerjasama dengan institusi TPM yang berkelanjutan dalam penyelenggaraan riset bidang semikonduktor... Mengapa detektor

Prinsip kerja dari multistage graph adalah menemukan jalur terpendek dari source ke sink dari beberapa kemungkinan jalur atau menemukan jalur untuk sampai ke sink dengan

Dengan demikian laporan keuangan yang disusun atas dasar akrual ini dapat memberikan informasi kepada para pengguna, tidak terbatas pada transaksi-transaksi masa lalu yang

menyerahkan agunan (jaminan) berupa perhiasan emas (lantakan maupun perhiasan). 2) BNI Syariah memproses permohonan pembiayaan dan melakukan taksiran agunan (jaminan)

Instalasi CSSD melayani semua unit di rumah sakit yang membutuhkan kondisi steril, mulai dari proses perencanaan, penerimaan barang, pencucian, pengemasan &