• Tidak ada hasil yang ditemukan

The Involvement of School Committee In Improving the Education Quality (A Case Study in State Vocational School 2 Metro) Peran Komite Sekolah Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan ( Stusi Kasus di SMK Negeri 2 Metro )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "The Involvement of School Committee In Improving the Education Quality (A Case Study in State Vocational School 2 Metro) Peran Komite Sekolah Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan ( Stusi Kasus di SMK Negeri 2 Metro )"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

The Involvement of School Committee In Improving the Education Quality

(A Case Study in State Vocational School 2 Metro) By

MAKMUN

The objectives of these research are to describe and analyze the involvement of the school committee as the advisor, support as the controller and mediator in improving the quality of vocational education in SMKN 2 Metro.

The research was conducted through a qualitative approach with a case study design. The data were collected by in-depth interview techniques, observations, and study documentations from some informans as follow : school commitee, headmaster, teachers, SMK advisor, and students parents. The data analysis were analyzed by applying data reductions, data displays, and giving conclusions. The checking of data validity is done in credibility, dependability and confirmability.

The reserch findings show that the establishment of the committee was referring to the provisions of laws and involved elements of teacher councils, communities, government, business communities or industries. The prominent roles of the committee are their giving considerations related to the provision and support , while the committee's role as a controller is still limited in the use of school budgets and less touching on academic issues and evaluation of school performance. So that the role of mediation needs to be improved since the school requires collaboration with many elements. The school commitee is as an independent organization who help the school in giving supports to realize the qualified education in SMK N 2 Metro.

(2)

ABSTRAK

Peran Komite Sekolah Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan ( Stusi Kasus di SMK Negeri 2 Metro )

Oleh MAKMUN

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendiskripsikan peran komite sekolah sebagai pemberi pertimbangan, dukungan, pengontrol dan mediator, dalam peningkatan mutu pendidikan di SMK Negeri 2 Metro.

Penelitian dilaksanakan melalui pendekatan kualitatif dengan rancangan studi kasus. Data penelitian dikumpulkan dengan teknik wawancara yang mendalam, observasi, dan studi dokumentasi dengan informan sebagai berikut : Komite sekolah, Kepala sekolah, guru, pengawas, orang tua siswa SMK Negeri 2 Metro. Analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Untuk pengecekan keabsahan data dilakukan dengan kredibilitas, dependabilitas, dan konfirmabilitas.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembentukan komite telah mengacu pada ketentuan peraturan perundangan dan melibatkan unsur dewan guru, masyarakat, pemerintah dan kalangan dunia usaha dan industri. Peran komite sekolah yang menonjol terkait dengan pemberian pertimbangan dan dukungan, sedangkan peran komite sebagai pengontrol masih terbatas dalam penggunaan anggaran sekolah dan kurang menyentuh pada masalah akademik dan evaluasi kinerja sekolah. Begitu juga peran mediasi didukung oleh stakeholder, mengingat SMK melakukan kerjasama dengan banyak unsur. Komite sekolah sebagi organisasi independen sangat membantu mewujudkan pendidikan yang bermutu di SMK Negeri 2 Metro.

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Makmun, adalah sosok yang pantang menyerah dalam

segala hal dan selalu yakin keberhasilan karena

kesungguhan, lahir di Boyolali pada tanggal 8 Maret 1973,

merupakan anak ke tiga dari lima bersaudara dari pasangan

bapak Ambari ( Alm. ) dan ibu Suparti.

Pendidikan formal yang pernah penulis tempuh, SD Negeri 1 Candigatak,

Cepogo, Boyolali lulus tahun 1987, SMP Negeri 1 Boyolali lulus tahun 1990,

STM Ganesha Tama Boyolali lulus tahun 1994, Akademi Teknologi Semarang

lulus tahun 2000, Institut Teknologi Pembangunan Surabaya lulus tahun 2003.

Penulis mulai bekerja di SMK Ganesha Tama Boyolali dari tahun 2003 s.d tahun

2009. Disela-sela aktivitasnya sebagai seorang pendidik juga bekerja di PT.

Kartabina Kontraktor Semarang, PT. Karya Perkakas Yogyakarta. Awal tahun

2009 sampai sekarang bekerja sebagai tenaga pendidik di SMK Negeri 2 Metro

(8)

MOTO

Kemenangan yang seindah

indahnya dan sesukar

sukarnya

yang boleh direbut oleh manusia ialah menundukkan diri

sendiri

(Ibu Kartini )

“Jangan Pernah Menuntut Hak Jika Tugas

-Tugas Tak

Tertunaikan”

(9)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap puji syukur alkhamdulillah dan kerendahan hati serta rasa

syukur kehadirat Allah SWT, kupersembahkan tesis ini kepada :

 Kedua orang tuaku, yang terhormat Bapak Ambari ( Alm ) dan Ibu Suparti

atas do’a dan restunya.

 Istri tercinta Mihati Latifah, S.Pd yang telah mendampingi dalam

penyusunan tesis dan dalam segala kegiatan suka maupun duka.

 Putra-putraku tersayang Bagus Budi Darmawan dan Singgih Almas

Zuhair, atas support dan segala pengertiannya

 Kakak-kakakku dan adik-adikku tercinta atas pengertian dan motivasinya.

 Rekan-rekan ditempat kerja maupun teman-teman kuliah yang selalu

(10)

SANWACANA

Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,

karena atas rahmat, karunia, taufiq, dan hidayah-Nya tesis ini dapat penulis

selesaikan dengan judul Peran Komite Sekolah dalam Peningkatan Mutu

Pendidikan studi kasus di SMK Negeri 2 Kota Metro, ini merupakan salah

satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Studi Magister

Manajemen Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Penddikan, Universitas

Lampung.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini dapat diselesaikan berkat dukungan,

arahan, bantuan dan perhatian dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan

kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Sugeng P. Harianto, M.S. selaku Rektor Universitas Lampung

yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan terhadap tesis ini.

2. Prof. Dr. Sudjarwo M.S. selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Lampung yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan

terhadap tesis ini.

3. Dr. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan moril dan

materiil dalam penyelesaian tesis ini.

4. Dr. Sumadi, M.S. selaku Ketua Program Pascasarjana Manajemen

Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung,

sekaligus selaku pembimbing I, mohon berkenan membantu dan

memberikan saran, masukan serta motivasinya dalam penelitian dan

(11)

dalam penyelesaian tesis ini.

6. Dr. Hj. Sowiyah, M.Pd. selaku Sekretaris Program Pascasarjana

Manajemen Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung, yang telah memberikan dorongan, motivasi, dan

banyak kemudahan dalam proses penyelesaian tesis ini.

7. Seluruh dosen Program Pascasarjana Magister Manajemen Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, yang telah

memberikan dorongan dalam penyusunan tesis ini.

8. Drs. H. Sutarman, MM. selaku Kepala Sekolah, Ketua komite, anggota

komite, Koordinator Pengawas SMK kota Metro, Wakil Kepala sekolah,

Wakil Manajemen Mutu, Guru dan Staf serta Siswa/siswi SMK Negeri 2

Metro, dan orangtua siswa yang telah memberi kesempatan, mengijinkan,

dan memberikan informasi pelaksanaan penelitian di SMK Negeri 2

Metro.

9. Teman-teman mahasiswa angkatan 2012 Magister pendidikan Universitas

Lampung yang memberi motivasi kepada penulis dalam penyelesaian

tesis ini.

Penulis menyadari sepenuhnya kemampuan yang ada dalam diri penulis yang

terbatas Atas semua saran dan masukan yang diberikan penulis ucapkan terima

kasih, Semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat sebagaimana yang

diharapkan, amin.

Bandar Lampung, 28 April 2014

Penulis

(12)

DAFTAR ISI

1.6.2 Peran Komite Sekolah sebagai Pemberi pertimbangan ... 12

1.6.3 Peran Komite Sekolah sebagai Pemberi Dukungan... 12

(13)

3.8.1 Tahap Pra Lapangan ... 49

3.8.2 Tahap Pekerjaan Lapangan ... 49

3.8.3 Penyusunan Laporan ... 50

3.8.4 Tahap Konsultasi ... 50

3.8.5 Seminar Hasil Penelitian ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 51

4.2.1 Pemahaman Peran Komite Sekolah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan di SMK Negeri 2 Metro ... 60

4.2.2 Peran Komite Sekolah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan di SMK Negeri 2 Metro ... 63

4.2.2.1 Peran Komite Sekolah sebagai Pertimbangan .. 63

4.2.2.2 Peran Komite Sekolah sebagai Pemberi Dukungan ... 66

4.2.2.3 Peran Komite Sekolah sebagai Pengontrol ... 68

4.2.2.4 Peran Komite Sekolah sebagai Penghubung ... 71

4.2.3 Dampak Peran Komite Sekolah dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di SMK Negeri 2 Metro ... 74

4.4.1 Peran Komite Sekolah sebagai Pemberi Pertimbangan.. 95

4.4.2 Peran Komite Sekolah sebagai Pemberi Dukungan ... 96

4.4.3 Peran Komite Sekolah sebagai Pengontrol ... 98

4.4.4 Peran Komite Sekolah sebagai Penghubung ... 99

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN 5.1 Simpulan ... 110

5.2 Implikasi ... 112

5.3 Saran ... 113

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Jadwal Kehadiran Peneliti ... 39

3.2 Daftar Informan Penelitian ... 40

3.3 Indikator Observasi ... 41

3.4 Taksonomi Domain Penelitian ... 42

3.5 Dokumen Penelitian ... 44

4.1 Daftar Pengurus Komite SMK N 2 Metro Th. 2012/2013 ... 58

4.2 Peran Komite Sekolah dalam Peningkatan Mutu SMK Negeri 2 Metro ... 73

4.3 Nilai Rata-Rata Ujian SMK Negeri 2 Metro ... 81

4.4 Matrik Dampak Peran Komite Sekolah terhadap Mutu ... 84

4.5 Temuan Penelitian Peran Komite Sekolah sebagai Pemberi Pertimbangan ... 85

4.6 Temuan Penelitian Peran Komite Sekolah sebagai Pemberi Dukungan ... 87

4.7 Temuan Penelitian Peran Komite Sekolah sebagai Badan Pengontrol ... 89

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Pikir Penelitian... 35

3.1 Pola Interaktif data Penelitian Miles dan Hubberman ( 1992:20) ... 46

4.1 Diagram Proses Manajemen Mutu di SMK Negeri 2 Metro... 74

4.2 Diagaram Kontek Peran Komite Sekolah sebagai Pemberi

Pertimbangan di SMK Negeri 2 Metro ... 86

4.3 Diagaram Kontek Peran Komite Sekolah sebagai Pemberi

Dukungan di SMK Negeri 2 Metro ... 88

4.4 Diagaram Kontek Peran Komite Sekolah sebagai Pengontrol

di SMK Negeri 2 Metro ... 90

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Jadwal Penelitian ... 120

2. Transkrip Wawancara Diskripsi Komite ekolah ... 121

3. Transkrip Wawancara Keanggotaan Komite Sekolah ... 122

4. Transkrip Wawancara Pembentukan Komite Sekolah ... 123

5. Transkrip Wawancara Pemahaman Peran Komite Sekolah ... 124

6. Transkrip Wawancara Peran Komite Sekolah sebagai Pemberi Pertimbangan ... 126

7. Transkrip Wawancara Peran komite Sekolah sebagai Pemberi Dukungan ... 128

8. Transkrip Wawancara Peran Komite Sekolah sebagai Pengawas .... 132

9. Transkrip Wawancara Peran Komite Sekolah sebagai Mediator ... 136

10. Hasil Observasi Penelitian ... 139

11. Indikator Kinerja Komite Sekolah ... 141

12. SK Kemendiknas No. 044/U/2002 ... 144

13. AD/ART Komite SMK Negeri 2 Metro ... 153

14. SK Kepengurusan Komite SMK Negeri 2 Metro ... 158

15. Data Guru dan Sarana Prasarana ... 161

16. Pedoman Mutu SMK Negeri 2 Metro ... 165

17. Peta Wilayah Kota Metro ... 177

(17)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah, sekolah,

masyarakat, orang tua dan stake holder yang lain. Pemerintah telah memberikan otonomi kepada satuan pendidikan untuk dapat mengelola dan menyelenggarakan

pendidikan bersama masyarakat. Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 22

tahun 1999 tentang Otonomi Daerah, kemudian Peraturan Pemerintah Nomor 25

tahun 2000 tetang Pembagian Kewenangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah

berpengaruh terhadap pemerintah daerah (kabupaten/kota) meningkatkan kualitas

pembangunan termasuk dalam pendidikan, sehingga keterlibatan peran serta

masyarkat lebih terbuka.

Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional dalam pasal 35 ayat 1 menjelaskan bahwa Standart Nasional Pendidikan

merupakan acuan dalam penyelenggaraan pendidikan yang terdiri dari : kurikulum

pendidikan, standar proses pendidikan, tenaga pendidik dan kependidikan, sarana

prasarana pendidikan, pengelolaan pendidikan, dan pembiayaan pendidikan.

Kebijakan pemerintah ini disambut oleh SMK Negeri 2 Metro dengan berbenah

dalam upaya peningkatan kualitas dan mutu pendidikan dengan mengoptimalkan

(18)

pendidikan dasar dan menengah merupakan wujud dalam peningkatan mutu

pendidikan yang berbasis sekolah dan masyarakat dengan membentuk Dewan

Pendidikan dan komite sekolah.

Penerapan otonomi dibidang pendidikan yaitu sesuai dengan

bertambahnya respon masyarakat terhadap dunia pendidikan sebagai pengaruh

perbaikan dibidang pendidikan. Dalam hal decentralisasi secara luas kepada

daerah untuk mengatur daerahnya sendiri termasuk dibidang pendidikan

memunculkan ide dan gagasan untuk mengembangkan sistem pendidikan

didaerah dalam pengelolaan pendidikan nasional. Dalam meningkatkan peran

serta dan tanggung jawab masyarakat di dalam penyelenggaraan pendidikan pada

tingkat satuan pendidikan, Departemen Pendidikan Nasional menerbikan

Kemendiknas Nomor 044/U/2002 tahun 2002 tentang Dewan Pendidikan dan

Komite Sekolah. Komite sekolah pada satuan pendidikan merupakan

cerminan/representasi dari stakeholder di sekolah yang mempunyai peran memberikan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan disekolah, mendukung

dalam pelaksanaan kebijakan dan program, mengawasi pelaksanaan program dan

kebijakan, serta sebagai penghubung sekolah dengan pemerintah, masyarakat dan

pihak lain.

Menurut Simon dalam Komariah dan Triatna, (2004 :70) mendefenisikan

desentralisasi sebagai suatu organisasi administratif adalah sentralisasi yang luas

apabila keputusan yang dibuat pada level organisasi yang tinggi, desentralisasi

yang luas apabila keputusan didelegasikan dari top management kepada level

yang rendah dari wewenang eksekutif. Berdasarkan pengertian tersebut,

(19)

melaksanakan pembangunannya berdasarkan prakarsa sendiri. Implikasinya

adalah daerah harus bertanggung jawab secara profesional untuk menampilkan

kinerja terbaiknya.

Pemberian kewenangan kepada daerah adalah suatu bentuk peningkatan

kepedulian masyarakat dan daerah untuk mewujudkan taraf hidup masyarakat

disegala bidang juga tidak ketinggalan pendidikan. Untuk mewujudkan dan

menyalurkan aspirasi masyarakat maka peran serta masyarakat dalam pendidikan,

maka perlu dibentuk organisasi penyalur aspirasi tersebut adalah komite sekolah

dengan harapan untuk menjamin transparansi dan akuntabilitas dan kebersamaan

dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan.

Komite sekolah dibentuk dengan tujuan untuk meningkatkan pelaksanaan

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di satuan pendidikan, dan mepunyai harapan

untuk pengelolaan sekolah disatuan pendidikan. Pelaksanaan pendidikan di satuan

pendidikan diselenggarakan dengan mengacu asas partisipasi, transparansi dan

akuntabilitas, yaitu dalam penyelenggaraan sekolah di satuan pendidikan

khususnya kepala sekolah bekerja sama dengan masyarakat pendidikan. Maka

dibutuhkan wadah yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk turut serta dalam

melaksanakan amanat tersebut, yaitu komite sekolah satuan pendidikan. Semua

satuan pendidikan sekolah-sekolah di Indonesia memiliki memiliki komite

sekolah, karena hal ini disambut antusias oleh masyarakat, dengan harapan

partisipasi dari semua unsur lebih dapat terkontribusi.

Komite Sekolah adalah amanat dari rakyat yang dituangkan dalam

Undang-Undang. Selaras dengan pelaksanaan otonomi daerah khususnya dibidang

(20)

kewenangan dan tanggung jawab untuk menyelengarakan pendidikan.

Kewenangan penyelenggaraan pendidikan ditingkat daerah bukan hanya

dilimpahkan kepada pemerintah kabupaten/kota, tetapi dalam kebijakan-kebijakan

yang lain telah diserahkan kepada pengelola satuan pendidikan, baik dengan

pengelolaan pendidikan disekolah atau pendidikan diluar sekolah. Dalam arti lain,

kesuksesan dalam penyelenggaraan pendidikan bukan hanya menjadi tanggung

jawab pemerintah pusat, tetapi pemerintah tingkat propinsi, kabupaten/kota, dan

sekolah, orang tua, dan masyarakat turut bertanggung jawab. Dengan demikian

pendidikan mengacu pada keterlibatan unsur masyarakat dan pelaksanaan sistem

manajemen berbasis sekolah dapat diterapkan pendidikan di seluruh satuan

pendidikan. Sehingga tidak hanya sebuah wacana belaka.

Komite SMK Negeri 2 Metro merupakan lembaga independen sebagai

wakil masyarakat untuk turut serta dalam pelaksanaan pendidikan di satuan

pendidikan dan melakukan perannya antara lain : (1) orang tua dan masyarakat

turut serta dalam meningkatkan partisipasinya dalam perencanaan, kepengawasan,

dan melaksanakan evaluasi program-program pendidkan disatuan pendidikan

badan yang independen yaitu komite sekolah. (2) Peran masyarakat melalui

komite sekolah dapat ditingkatkan dengan melaksanakan melalui peran

pertimbangan, memberikan dukungan, memberikan pengawasan pendidikan di

satuan pendidikan. (3) Peran masyarakat melalui komite sekolah adalah untuk

meningkatkan mutu pendidikan dengan meningkatkan pelayanan sebagai

mediator pemerintah, masyarakat dan sekolah.

Pernyataan Maya. H (2012:167) yaitu, Salah satu bentuk peran serta

(21)

dengan memperluas partisipasi masyarakat dalam pendidikan, yang meliputi

peran serta organisasi kemasyarakatan, kelompok, keluarga, organisasi profesi,

dan organisasi kemasyarakatan dalam hal penyelenggaraan dan pengendalian

mutu pelayanan pendidikan. Dengan demikian sekolah perlu meingkatkan peran

masyarakat dengan bekerjasama dengan pemangku kebijakan yang lainnya

(stakeholder) dan meningkatkan pemanfaatan potensi-potensi yang ada, sehingga keterlibatan masyarakat dalam peningkatan mutu pendidikan dapat terwujud.

Dengan kata lain dukungan masyarakat adalah kekuatan potensi yang kuat dalam

membangun masyarakat dalam mewujudkan demokrasi pendidikan.

Kemudian Sagala (2011:236) berpendapat bahwa kelompok masyarakat

biasanya merupakan sumber keuangan bagi sekolah, mereka digerakkan oleh

pemimpin masyarakat setempat untuk tugas tertentu. Era otonomi sekarang ini

keberhasilan penyelenggaraan pendidikan tidak terlepas dari peran masyarakat.

Pendidikan yang selalu didukung masyarakat melalui wadah komite sekolah,

maka pelaksanaan mutu pendidikan akan lebih mudah diwujudkan. Sehingga

untuk mewujudkan penyelenggaraan pendidikan yang bermutu maka peran

komite sebagai pemberi pertimbangan, pemberi dukungan, pengontrol dan

penghubung harus dapat terlaksana secara efektif. Kondisi ini direspon SMK

Negeri 2 Metro, yang dari tahun ketahun berbenah dalam meningkatkan mutu

pendidikannya. SMK negeri 2 Metro merupakan sekolah tua yang berdiri pada

tahun 1968 dengan sebagai kelompok sekolah pertanian. Dalam perjalanan masa

penyelenggaran pendidikan sampai tahun1997, SMK Negeri 2 Metro mempunyai

segudang prestasi baik prestasi akademis maupun non akademis. Dilihat animo

(22)

perkebunan, pertanian, kehutanan, dan bidang yang lainnya. Para tamatan dikala

itu selalu tersalurkan diatas 75 % dengan masa tunggu satu tahun. Semua itu dapat

terselenggara berkat dukungan dan kerjasama dengan masyarakat dan pemangku

kebijakan pendidikan.

Berbeda dengan kondisi sekolah setelah tahun 1998, perubahan yang

cukup drastis. SMK Negeri 2 Metro dari tahun ketahun mengalami kemunduran.

Animo pendaftar makin menurun, sarana sekolah banyak yang rusak, fasilitas

pembelajaran makin tertinggal, sehingga kepercayaan masyarakat makin hilang.

Kalau dilihat dari segi geografis SMK Negeri 2 Metro cukup potensi untuk

dikembangan. Karena merupakan sekolah pertanian negeri di Kota Metro yang

didukung dengan wilayah Lampung sebagai daerah pertanian dan perkebunan.

Berkenaan dengan hasil akreditasi tahun 2010, SMK Negeri 2 Metro

memperoleh nilai A untuk kompetensi keahlian Teknologi Pengolahan Hasil

Pertanian. Sedangkan yang lainnya masih mendapatkan nilai B. SMK Negeri 2

Metro sudah dinyatakan sebagai Rintisan Sekolah Berstandar Internasional sejak

tahun 2007 oleh Kementrian Pendidikan Nasional. Dan pada akhir tahun 2008

SMK Negeri 2 Metro ditunjuk sebagai sekolah SBI Invest, dan mendapat bantuan

dana dari ADB Invest. Pemberian predikat sebagai sekolah SBI Invest belum

memberikan peningkatan yang cukup signifikan baik kualitas pembelajaran,

sarana dan prasarana, maupun animo pendaftar siswa baru. Bahkan yang cukup

ironis adalah jumlah pendaftar siswa baru selalu kurang dan tidak mencapai kuota

yang akan diterima, walaupun ada kompetensi keahlian tertentu animo pendaftar

melebihi kuota yang diharapkan. Dengan seiring waktu SMK Negeri 2 Metro

(23)

merahap ruang kelas maupun sarana lainnya. Selain untuk perbaikan sarana

prasarana bantuan dana tersebut dipergunakan untuk perbaikan pembelajaran,

melalui diklat kompetensi tenaga pendidik maupun kependidikan. Pada tahun

2011 dan 2012 SMK negeri 2 Metro masih mendapat bantuan dari ADB Invest.

Tentunya ini merupakan peluang bagi SMK Negeri 2 Metro untuk berbenah dan

meningkatkan kualitas pendidikan. Hasil yang dicapai membuktikan bahwa mulai

tahun ajaran 2012/2013 jumlah pendaftar siswa baru mulai meningkat, walupun

belum sesuai yang diharapkan. Untuk kompetensi tertentu jumlah pendaftar mulai

melebihi jumlah siswa yang akan diterima. Hal ini membuktikan bahwa

kepercayaan masyarakat mulai terbuka terhadap SMK Negeri 2 Metro. Disamping

itu peran serta masyarakat dalam mendukung kebijakan di SMK Negeri 2 Metro

mulai nampak, yaitu pada tahun 2010 orang tua siswa telah sepakat akan

membangun ruang kelas baru sejumlah enam ruang yang dibauat lantai dua. Dari

segi fisik utamanya bangunan sarana pembelajaran peran komite sekolah makin

meningkat yaitu dengan rencana pembangunan masjid yang sudah mulai

penggalian dana mulai tahun 2011.

Bantuan yang diberikan pemerintah pusat melalui ABD Invest dari tahun

2010 sampai tahun 2012 dipandang cukup berhasil, dalam mendukung dan

menunjang sarana pendidikan maupun fasilitas pembelajaran. Dari kesuksesan

tersebut pemerintah pusat melalui kemendikbud tahun 2013 menunjuk SMK

Negeri 2 Metro sebagai sekolah rujukan bagi SMK-SMK di Indonesia. Hal

tersebut menjadikan SMK Negeri 2 Metro untuk selalu bekerja keras untuk

(24)

kebijakan-kebijakan untuk meningkatkan kualitas, yaitu pendidikang yang

bermutu, sehingga kepercayaan masayarakat akan selalu meningkat.

Berdasarkan uraian diatas komite bersama sekolah dalam

penyelenggaraan pendidikan, khususnya dalam proses belajar mengajar selalu

berbenah dalam meningkatkan perannya dalam peningkatan mutu pendidikan di

SMK Negeri 2 Metro. Hal ini ditandai dengan masih lemahnya sumberdaya yang

ada. Di sisi lain komite SMK Negeri 2 Metro sebagai lembaga otonom sudah

berusaha menunjukkan respon positif terhadap peningkatan mutu pendidikan,

yaitu dengan memperbaiki sarana pembelajaran antara lain menambah ruang kelas

baru, revitalisasi peralatan dan perbaikan lingkungan pembelajaran walaupun

belum mencapai standart.

Hal lain yang diperhatikan adalah agar dapat tercipta rasa saling memiliki

terhadap sekolah dan menanamkan bahwa komite sekolah merupakan wadah

penyalur dan penyelesaian masalah yang dapat menghambat pencapaian

pendidikan yang bermutu. Untuk mewujudkan ini semua perlu kematangan

internal pada penyelenggara pendidikan, perubahan pola pikir, mengutamakan

kebersamaan, keterbukaan, dan akuntabilitas.

Berdasarkan observasi pada SMK Negeri 2 Metro diperoleh

informasi/data, bahwa Komite Sekolah dalam perannya baik sebagai badan

pertimbangan, pendukung, pengontrol maupun mediator di SMK Negeri 2 Metro,

belum dapat berperan secara maksimal, peran yang dilakukan komite lebih fokus

(25)

Berdasarkan uraian diatas penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui

bagaimana peran komite ekolah dalam peningkatan mutu pendidikan di SMK

Negeri 2 Metro.

1.2 Fokus Penelitian

Dari uraian di latar belakang maka fokus dari penelitian yaitu peran komite

sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan di SMK Negeri 2 Metro,

dengan sub fokus sebagai berikut :

1.2.1 Peran komite sekolah sebagai pemberi pertimbangan,

1.2.2 Peran komite sekolah sebagai pemberi dukungan,

1.2.3 Peran komite sekolah sebagai pengontrol dan

1.2.4 Peran komite sekolah sebagai penghubung

1.3 Pertanyaan Penelitian

Bagaimana peran komite sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan di

SMK Negeri 2 Metro, dengan pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1.3.1 Bagaimanakah peran komite sekolah sebagai pemberi

pertimbangan di SMK Negeri 2 Metro?

1.3.2 Bagaimanakah peran komite sekolah sebagai pemberi dukungan

dalam peningkatan mutu pendidikan di SMK Negeri 2 Metro?

1.3.3 Bagaimanakah peran komite sekolah sebagai pengontrol dalam

peningkatan mutu pendidikan di SMK Negeri 2 Metro?

1.3.4 Bagaimanakah peran komite sekolah sebagai mediator dalam

(26)

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mendiskripsikan

peran komite sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan di SMK Negeri 2

Metro. Dengan sub fokus dari penelitian adalah untuk menganalisis dan

mendiskripsikan :

1.4.1 Peran komite sekolah sebagai pemberi pertimbangan di SMK Negeri

2 Metro.

1.4.2 Peran Komite Sekolah sebagai pemberi dukungan di SMK Negeri 2

Metro.

1.4.3 Peran komite sekolah sebagai pengontrol di SMK Negeri 2 Metro.

1.4.4 Peran komite sekolah sebagai mediator di SMK Negeri 2 Metro

dengan dunia usaha dan industri, pemerintah, dan masyarakat.

1.5 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini berguna secara teoritis dan praktis sebagai berikut :

1.5.1 Secara teoritis.

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian lebih lanjut

dalam perencanaan pendidikan antara komite sekolah, sekolah, dan

dunia pendidikan dalam pengembangan implementasi Manajemen

mutu pendidikan.

1.5.2 Secara praktis.

1.5.2.1 Bagi sekolah

Sebagai bahan masukan bagi sekolah untuk membuat suatu

(27)

dalam meningkatkan peran komite sekolah dalam memperbaiki mutu

pendidikan di satuan pendidikan.

1.5.2.2 Bagi Komite Sekolah

Sebagai masukan yang berupa pertimbangan dan gagasan-gagasan

untuk penyelenggaraan pendidikan sehingga peran komite sekolah

dalam peningkatan mutu pendidikan dirasa sangat penting.

1.5.2.3 Bagi Pemerintah Daerah

Sebagai sumbangan pemikiran dan memberikan masukan kepada

Pemerintah untuk menyusun kebijakan-kebijakan yang dapat

mendukung peran Komite Sekolah untuk meningkatkan kualitas dan

mutu pendidikan di Kota Metro.

1.5.2.4 Bagi Peneliti

Menjadi wacana bagi peneliti untuk berperan aktif dalam

meningkatkan dan mewujudkan pendidikan yang bermutu,

khususnya penyelenggaraan pendidikan di SMK Negeri 2 Metro.

1.6 Definisi Istilah

Untuk memperjelas pengertian dan pemahaman dalam penyusunan laporan

penelitian ini, maka definisi istilah dapat dijelaskan sebagai berikut :

1.6.1 Komite Sekolah

Pengertian komite sekolah merupakan badan independen yang

menjadi wadah bagi masyarakat untuk menyalurkan aspirasinya

dalam peningkatan mutu pendidikan, dalam penyelenggaraan

(28)

masyarakat. Sehingga pelaksanaan pendidikan dapat efektif dan

efisien.

1.6.2 Peran Komite Sekolah sebagai Pemberi Pertimbangan

Pengertian komite sekolah sebagai pemberi pertimbangan atau

masukan, bahwa komite sekolah berfungsi memberikan masukan,

nasehat secara terus-menerus dalam pengambilan kebijakan. Hal ini

diawali dengan mengidentifikasi masukan-masukan atau aspirasi

dari masyarakat tentang penyelenggaraan pendidikan di sekolah,

Karena dalam otonomi daerah, keberhasilan penyelenggaran

pendidikan diukur dari seberapa besar partisipasi dari masyarakat

dalam mendudkung kebijakan dan program-program yang

dilaksanakan.

1.6.3 Peran Komite Sekolah sebagai Pemberi Dukungan

Komite sekolah sebagai pemberi dukungan (supporting agency), bahwa Komite Sekolah mempunyai tugas memberi dukungan

terhadap perencanaan pendidikan, pelaksanaan proses pendidikan,

dan melaksanakan evaluasi terhadap keberhasilan penyelenggaraan

pendidikan. Evaluasi ini dilaksanakan untuk menentukan prioritas

kebijakan-kebijakan selanjutnya, sehingga hal-hal yang

menghambat penyelenggaraan pendidikan dapat tekan sekecil

mungkin.

1.6.4 Peran Komite Sekolah sebagai Pengontrol

Komite sekolah sebagai pengontrol penyelenggaran pendidikan

(29)

pengontrol dalam pelaksanaan program-program pendidikan, dan

dan mengontrol pelaksanaan evaluasi dari hasil pembelajaran.

Sehingga penyelenggaraan pendidikan yang bermutu dapat lebih

akuntabel dan transparan sesuai dengan program yang telah disusun

bersama stakeholder yang lain.

1.6.5 Peran Komite Sekolah sebagai Penghubung

Komite sekolah sebagai penghubung disatuan pendidikan yaitu

antara sekolah dengan masyarakat, Dinas Pendidikan dan dengan

institusi lainnya. Sebab selama ini kendala yang banyak dialami

sekolah adalah minimnya keterlibatan dan partisipasi masyarakat

dalam perencanaan kebijakan-kebijakan pendidikan di sekolah.

1.6.6 Keanggotaan Komite Sekolah

Komite Sekolah terdiri dari unsur masyarakat yaitu : tokoh

masyarakat, tokoh pendidikan, orang tua siswa, Dunia usaha dan

industri, alumni, wakil peserta didik, Unsur dewan guru,

yayasan/lembaga penyelenggara pendidikan.

1.6.7 Pembentukan Komite Sekolah

Dalam pembentukan Komite Sekolah menganut prinsip-prinsip :

Transparan, akuntabilitas, dan demokratis serta merupakan mitra

kerja satuan pendidikan.

1.6.8 Mutu Pendidikan

Mutu pendidikan akan dapat terwujud apabila didukung oleh input,

proses, output dan outcome. Input dalam pendidikan dikatakan

(30)

pendidikan bermutu apabila dapat mewujudkan kondisi

pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan. Kemudian

output pendidikan dikatakan bermutu apabila hasil belajar siswa baik secara akademis maupun non akademis siswa tinggi. Dan

(31)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

2.1 Manajemen Mutu Terpadu

Pengertian Manajemen Mutu Terpadu ( MMT ) pada dasarnya adalah

mengutamakan kepuasan pelanggan dengan memberikan pelayanan yang

bermutu. Kalau dikaitkan dengan dunia pendidikan, penerapan dari hasil

Manajemen Mutu Terpadu yaitu pelaksanaan perbaikan manajemen pendidikan,

peningkatan pelayanan pendidikan, pengurangan pembiayaan pendidikan, dan

tingkat kepuasan pelanggan. Manajemen Mutu Terpadu menurut Tjitptono &

Diana dalam Husaini Usman (2009:567) adalah pendekatan dalam usaha

memaksimalkan daya saing melalui perbaikan terus-menerus atas jasa, manusia,

produk, dan lingkungan. Kaitannya dengan kualitas dalam manajemen mutu

pendidikan adalah mengharapkan peran, partisipasi dan tanggung jawab dari

semua pihak di dalam suatu organisasi. Oleh sebab itu, di dalam pendekatan

manajemen mutu tidak hanya secara individu, melainkan secara keseluruhan dan

melibatkan pihak-pihak yang mempunyai kepentingan untuk sebuah hasil produk

yang diharapkan. Didalam kualitas bukan hanya dipandang dan diartikan sebagai

permasalahan teknis, melainkan harus lebih berorientasi pada tercapainya

(32)

faktor fisik dan non fisik, sebagai contoh gaya kepemimpinan organisasi, budaya

organisasi dan gaya pengikut organisasi. Perpaduan antara factor-faktor tersebut

akan menghasilkan dan meningkatkan sebuah pelayanan sehingga kualitas mutu

menjadi lebih baik.

Menurut Howard M. Carlisle dalam Deden. M (2011:39) menyatakan

bahwa manajemen adalah proses mengarahkan, mengkoordinasikan, dan

mempengaruhi operasional organisasi untuk memperoleh hasil yang diinginkan,

serta meningkatkan performa organisasi secara keseluruhan. Dengan demikian

pelaksanaan manajemen dalam organisasi akan saling mengarahkan dan

berkoordinasi satu dengan yang lainnya sehingga tujuan organisasi akan tercapai

sesuai yang diinginkan. Sedangkan menurut Deden. M (2011:45) berpendapat

bahwa Manajemen mutu dapat dipahami sebagai framework pemikiran yang berproses secara berturut-turut, yaitu mendefinisikani, dan memperbaiki sistem

administrasi. Sehingga dalam mutu terpadu diartikan sebagai suatu proses

perbaikan yang terus menerus dan melibatkan dalam memusatkan untuk kepuasan

pelanggan. Dengan demikian Pelanggan memiliki kekuasaan yang harus diberikan

pelayanan sebaik mungkin.

Menurut Usman H (2009:567) berpendapat bahwa MMT menyangkut

filosofi dan metodologi, filosofinya adalah pola pikir untuk mengadakan

perbaikan terus-menerus, dan metodologinya adalah menjelaskan alat-alat dan

teknik-teknik seperti curah pendapat dan analisis medan kekuatan yang digunakan

sebagai sarana untuk melakukan perbaikan terus-menerus. Suatu organisasi harus

melakukan tindakan dalam mewujudkan mutu dengan mendasarkan kualitas

(33)

dilaksanakan terus-menerus pada proses organisasi sehingga diharapkan hasil

yang dicapai dapat bermutu tinggi. Didalam pengembangan budaya perbaikan

yang terus-menerus, maka kepala sekolah mempunyai tugas yaitu meningkatkan

kepercayaan kepada seluruh warga sekolah dan lebih mengefektifitaskan dalam

pelaksanaan tugas dan kewenangan pada bidang masing-masing sehingga stafnya

dapat turut bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas sesuai fungsingya.

Pengertian Manajemen Mutu Terpadu dapat diartikan sebagai suatu

sistem manajemen yang mengelompokkan sumber daya secara terencana, terus

menerus dengan meningkatkan kualitas hasil dari semua aktivitas yang

dilaksanakan dalam suatu organisasi. Harapannya bahwa fungsi manajemen yang

ada dan semua tenaga dapat turut berpartisipasi dalam proses perbaikan.

Dalam peningkatan kualitas manajemen dan budaya yang kualitas, maka

proses manajemen mutu bermula dari pelanggan dan berakhir pada pula

pelanggan. Manajemen Mutu Terpadu mempunyai masukan yang jelas yaitu

keinginan, kebutuhan dan harapan dari pelanggan, memproses masukan dalam

organisasi sehingga dapat membentuk hasil yang dapat memberikan kepuasan

pada pelanggan. Sehingga mutu dari hasil harus sesuai dengan apa yangmenjadi

keinginan pelanggan, karena hasil mutu merupakan keinginan dari pelanggan

bukan keinginan dari organisasi atau sekolah.

Menurut Goetsch & Davis dalam Usman H (2009:574)

komponen-komponen MMTP mempunyai 10 unsur utama sebagai berikut : 1) Fokus pada

kepuasan pelanggan; 2) Memiliki obsesi terhadap mutu; 3) Menggunakan

pendekatan ilmiah; 4) Mempunyai komitmen jangka penjang; 5) Membutuhkan

(34)

pendidikan dan pelatihan; 8) kebebasan yang terkendali dalam pelaksanaan tugas;

9) Mempunyai kesatuan tujuan; 10) Adanya keterlibatan dan pemberdayaan guru

dan staf tata usaha.

2.2 Komite Sekolah

Komite Sekolah adalah suatu lembaga independen yang dibentuk untuk

berperan dalam peningkatan mutu pendidikan. Komite sekolah dapat berperan

dalam satuan pendidikan sebagai pemberi pertimbangan, dukungan baik tenaga

maupun sarana dan prasarana, juga sebagai pengawasan pada tingkat pendidikan.

Pengertian partisipasi komite sekolah merupakan peningkatan kualitas baik

perencanaan sekolah maupun dalam pengambilan keputusan kebijakan yang

memberikan pandangan terhadap perubahan cara pikir, peningkatan keterampilan,

dan juga memberikan kewenangan dalam melaksanakan perannya pada komite

sekolah, sehingga dapat memperluas kapasitas manusia untuk meningkatkan taraf

hidup dalam sistem manajemen pemberdayaan sekolah. Dalam Pemberdayaan

Komite Sekolah merupakan cara untuk membuat pengurus dan anggota komite

sekolah dapat menjalankan perannya untuk membantu penyelenggaraan

pendidikan secara maksimal. Sebagai contoh, dalam menggerakkan bantuan dana

dari masyarakat maupun dalam bentuk sumbangan lain seperti memberikan

pertimbangan pemikiran dan juga dukungan. Pemahaman konsep keterlibatan

masyarakat dan juga stakeholder yang lain dalam penyelenggaraan pendidikan mengandung maksud agar pihak terkait dapat melaksanakan tugas dan fungsinya.

Kedudukan komite sekolah sebagai lembaga mandiri yang berada di

tengah-tengah antara pemerintah, masyarakat, sekolah, orang tua murid, murid, guru, dan

(35)

kepentingan-kepentingan dari berbagi unsur tersebut. Menurut Sagala (2011:234) berpendapat

bahwa Masyarakat pendidikan adalah segenap komponen terkait yang memiliki

hak serta kewajiban yang sama dalam merencanakan, melaksanakan, dan

melakukan pengawasan terhadap program pendidikan, sehingga lazim muncul

pernyataan tentang stake-holder atau pihak yang berkepentingan yang berkenan untuk melakukan tugas tersebut.

Sebagai pelaksanaan pendidikan di sekolah mengacu dalam standart pelayanan

minimal pendidikan terdiri dari : kurikulum tingkat satuan pendidikan, tenaga

pendidik dan kependidikan, peserta didik, pembiayaan pendidikan, sarana

prasarana, organisasi pendidikan, manajemen sekolah, dan partisipasi masyarakat.

Dalam konteks ini pemberdayaan Komite Sekolah diartikan sebagai penggunaan

sumber daya yang ada dari komite sekolah yang merupakan lembaga independen

sebagai wadah penyaluran aspirasi dari masyarakat untuk meningkatkan mutu

pendidikan, maka pelayanan pendidikan, pemerataan, efektifitas, dan efisiensi

penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan pendidikan dapat terlaksana.

Dengan penyelenggaraan pendidikan secara efektif dan efisien terebut maka mutu

pendidikan akan tercapai. Menurut Maya H (2012:167) menyatakan bahwa salah

satu bentuk peran serta masyarakat adalah melakukan pemberdayaan masyarakat

dengan memperluas partisipasi masyarakat dalam pendidikan, yang meliputi

peran perorangan, kelompok, keluarga profesi, dan organisasi kemasyarakatan

dalam hal penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan. Selain

itu komite sekolah merupakan organisasi masyarakat, utamanya dari orang tua

siswa yang mempunyai respon dalam pelaksanaan pendidikan dan meningkatkan

(36)

kebutuhan sarana sekolah, pemenuhan kebutuhan pembelajaran, dan pemenuhan

kompetensi tenaga pendidik. Komite sekolah mempunyai tugas memikirkan

dalam mempercepat peningkatan pelayanan mutu pendidikan, selain itu komite

sekolah bertugas menyampaikan informasi-informasi kepada masyarakat tentang

kebiajakan dan program-program yang akan dilaksanakan disekolah. Dengan

demikian dalam penyelenggaraan pendidikan akan selalau mendapat dukungan

dan respon dari masyarakat.

Peran masyarakat dalam mendukung penyelenggaraan pendidikan harus

mempunyai arah dan tujuan yang jelas. Seperti tertuang dalam Keputusan

Menteri Pendidikan Nasional Nomor 044/U/2002, yaitu mengenai tujuan

pembentuan komite ditingkat satuan pendidikan sebagai berikut :

1) Mewadahi dan menyalurkan aspirasi serta prakarsa masyarakat dalam

melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan di satuan

pendidikan.

2) Meningkatkan tanggung jawab dan peranserta masyarakat dalam

penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan

3) Menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel, dan

demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang

bermutu di satuan pendidikan.

Sedangkan komite sekolah sesuai dengan Kemendiknas Nomor 044/U/2002

mempunyai peran dalam penyelenggaraan pendidikan sebagai berikut :

(1) komite sekolah sebagai pemberi pertimbangan, (2) komite sekolah sebagai

(37)

sebagai penghubung. Keempat peran komite sekolah tersebut diatas dapat

dijelaskan sebagai berikut :

1) Peran Komite Sekolah sebagai Pemberi Pertimbangan, dalam

mewujudkan penyelenggaraan pendidikan yang lebih efektif maka

peran dari komite sekolah harus lebih diperdayakan. Sehingga komite

sekolah yang merupakan wakil dari masyarakat dapat aktif berperan

memberikan masukan dalam perencanaan pendidikan maupun dalam

memberikan pertimbangan dalam menentukan kebijakan-kebijakan.

Seperti disampaiakan oleh Sagala, (2001:239) menyatakan bahwa

konsep partisipasi dan pemberdayaan masyarakat adalah keikutsertaan

masyarakat dalam manajemen sekolah melalaui suatu wadah dalam

konteks menyeimbangkan tujuan pendidikan dengan lingkungan, yang

merupakan komponen penting untuk menjalin hubungan yang

interaktif dan positif dalam menyukseskan proses pembelajaran dan

tujuan pendidikan yang diharapkan.

2) Peran Komite Sekolah sebagai Penberi Dukungan, Masyarakat dapat

menyalurkan aspirasinya baik melalui pikiran, tenaga maupun

sumbangan materi. Dukungan dari masyarakat melalui komite sekolah

ini dapat memperlancar dalam penyelenggaraan pendidikan.

Dikemukakan oleh Sagala, (2011:245) berpenadapat bahwa peran

aktif dewan sekolah atau komite sekolah diperlukan untuk memberi

dukungan (supporting agency) atas kelancaran manajemen sekolah dan memenuhi kebutuhan sekolah meningkatkan kualitas layanan

(38)

3) Peran Komite Sekolah sebagai Badan Pengontrol, Penyelenggaraan

pendidikan ditingkat satuan pendidikan harus mendapat kepercayaan

masyarakat, maka peran pengontrol dari masyarakat melalui komite

sekolah harus dapat di optimalkan, sehingga penyelenggaraan

pendidikan dapat akuntabel dan transparan. Seperti di sampaikan oleh

Satori dalam Sagala, (2011:243) berpendapat bahwa peran serta

masyarakat adalah melakukan monitoring internal dan evaluasi diri

secara reguler, serta melaporkan dan membahas hasilnya dalam forum

komite sekolah.

4) Peran Komite Sekolah sebagai Penghubung, komite sekolah harus

dapat menjembati hubungan antara sekolah dengan masyarakat.

Sehingga masyarakat sebagai partner sekolah dalam penyelenggaraan

pendidikan dapat terwujud secara efektif. Disampaikan oleh Sagala,

(2011:247) berpendapat bahwa tujuan pembentukan komite sekolah

untuk mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat

dalam melahirkan kebijakan dalam mewujudkan pendidikan yang

berkualitas.

Selanjutnya partisipasi masyarakat melalui komite sekolah dalam

penyelenggaraan pendidikan diuraikan sesuai yang tertuang dalam Departemen

Pendidikan Nasional (2001:17), sebagai berikut :

1) Membantu meningkatkan kelancaran penyelenggaraan pembelajaran

di sekolah baik sarana, prasarana maupun teknis pendidikan.

2) Melakukan pembinaan sikap dan prilaku siswa. Membantu usaha

(39)

pengembangan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,

pendidikan demokrasi sejak dini (kehidupan berbangsa dan

bernegara, pendidikan pendahuluan bela negara, kewarganegaraan,

berorganisasi, dan kepemimpinan), keterampilan dan kewirausahaan,

kesegaran jasmani dan berolah raga, daya kreasi dan cipta, serta

apresiasi seni dan budaya.

3) Mencari sumber pendanaan untuk membantu siswa yang tidak

mampu.

4) Melakukan penilaian sekolah untuk pengembangan pelaksanaan

kurikulum, baik intrakulikuler maupun ekstrakulikuler dan

pelaksanaan manajemen sekolah, kepala/wakil kepala sekolah, guru,

siswa dan karyawan.

5) Memberikan penghargaan atas keberhasilan manajemen sekolah

6) Melakukan pembahasan tentang usulan Rancangan Anggaran

Pendapatan Belanja Sekolah (RAPBS)

7) Meminta sekolah agar mengadakan pertemuan untuk kepentingan

tertentu.

Selanjutnya tujuh peran dari komite diatas dapat diuraikan dalam

pelaksanaan kegiatan di satuan pendidikan sebagai berikut :

Peran komite sekolah sebagai pemberi pertimbangan melakukan tugas-tugas

antara lain :

a. Melakukan identifikasi kondisi peserta didik baik dari kehidupan

(40)

b. Memberikan nasehat dan pertimbangan dalam penentuan kebijakan

kepada sekolah termasuk menentukan profil sekolah.

c. Hasil identifikasi dapat dijadikan masukan dalam memberikan nasehat

dan pertimbangan kepada sekolah dalam menentukan kebijakan

maupun program-program sekolah.

d. Memberikan nasehat yang berupa masukan pertimbangan, atau

rekomendasi kepada sekolah dan dengan tembusan Kepala Dinas

Pendidikan dan Dewan Pendidikan.

e. Menyampaikan masukan dan pertimbangan kepada sekolah dalam

pengembangan kurikulum muatan lokal, dan meningkatkan proses

pembelajaran dan pelayanan pendidikan.

f. Melakukan evaluasi terhadap RAPBS yang diajukan oleh kepala

sekolah, kemudian melakukan pengesahan dari RAPBS tersebut

setelah dilaksanakan verifikasi oleh rapat pleno komite sekolah.

Komite sekolah dalam melaksanakan perannya sebagai pemberi

dukungan melakanakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

a) Komite sekolah memberikan dukungan terhadap sekolah untuk

secara preventif dalam memberantas penyebarluasan narkoba di

sekolah, serta pemeriksaan kesehatan siswa.

b) Memberikan dukungan kepada sekolah dalam pelaksanaan kegiatan

ekstrakurikuler.

c) Mencari bantuan dana dari dunia industri untuk biaya pembebasan

(41)

d) Melaksanakan konsep subsidi silang dalam penarikan iuran dari

orang tua siswa.

Sedangkan dalam peran sebagai pengontrol Komite Sekolah melakukan

beberapa hal seperti ;

a. Meminta penjabaran kepada sekolah tentang hasil belajar siswa.

b. Menyebarkan kuisioner untuk memberoleh masukan, saran, dan ide

kreatif dari masyarakat.

c. Menyampaikan laporan kepada sekolah secara tertulis tentang hasil

pengamatan Komite Sekolah terhadap sekolah.

Peran sebagai penghubung/mediator Komite Sekolah melaksanakan

berbagai kegiatan seperti;

a. Membantu sekolah dalam menciptakan hubungan dan kerja sama

antara sekolah dengan orang tua dan masyarakat.

b. Mengadakan rapat atau pertemuan secara rutin atau insidental dengan

kepala sekolah dan dewan guru.

c. Mengadakan kunjungan atau silaturahmi ke sekolah, atau dengan

dewan guru di sekolah.

d. Bekerja sama dengan sekolah dalam kegiatan penelusuran alumni.

e. Membina hubungan dan kerja sama yang harmonis dengan seluruh

stake holder pendidikan dengan dunia usaha/dunia industri.

f. Mengadakan penjajakan kerja sama atau MOU dengan lembaga lain

(42)

g. Mengadakan kegiatan inovatif untuk meningkatkan kesadaran dan

kemitraan masyarakat, misalnya panggung hiburan untuk sekolah dan

masyarakat.

h. Mengadakan rapat atau pertemuan secara berkala dan insidental

dengan orang tua dan anggota masyarakat.

Komite Sekolah sesuai dengan peran dan fungsinya, melakukan

akuntabilitas sebagai berikut :

1. Komite Sekolah menyampaikan hasil kajian pelaksanaan program

sekolah kepada stakeholders secara periodik, baik yang berupa keberhasilan maupun kegagalan dalam pencapaian tujuan dan sasaran

program sekolah.

2. Menyampaikan laporan pertanggung jawaban bantuan masyarakat baik

berupa materi (dana, barang tak bergerak maupun bergerak), maupun

non materi (tenaga, pikiran) kepada masyarakat dan pemerintah

setempat.

Seperti dituangkan dalam Keputusan Menteri Pendidikan Nasional

Nomor 044/U/2002 ditegaskan bahwa Komite sekolah merupakan badan mandiri

yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu,

pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, baik pada

pendidikan pra sekolah, jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan di luar

sekolah.

Hubungan sekolah dengan komite sekolah dalam partisipasinya

meningkatkan mutu pendidikan adalah partisipasi baik individu atau kelompok

(43)

sekolah adalah mewujudkan perilaku pendidik dalam masyarakat secara aktif

dalam rangkaian kerjasama dan keterlibatan diri dalam hubungan sekolah dengan

masyarakat. Kemudian pengertian dalam keterlibatan di sini adalah keikut sertaan

masyarakat baik secara lansung, atau secara fisik atau dengan memfokuskan pada

pendanaan, barang, dan sumbangan pikiran lain dalam pengelolaan dan turut

bertanggung jawab terhadap hasil penyelenggaraan pendidikan yang telah dicapai.

Peran dan partisipasi masyarakat merupakan pengontrol dalam pelaksanaan

program-program pemerintah dalam kebijakan-kebijakan penting. Begitu juga

bidang pendidikan turut serta masyarakat dalam berbagai peran sangat strategis.

Karena peran dan keikutsertaan masyarakat tersebut dapat menjadi sebuah

kekuatan pengontrol dalam penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas dengan

mengutamakan pelayanan mutu pendidikan. Dalam penerapan manjemen

berbasis sekolah, bahwa sekolah mempunyai kewenangan dalam mengatur

penyelenggaraan pendidikan sacara mandiri bersama masyarakat. Sehingga

keberadaan komite sekolah akan sangat membantu terwujudnya mutu dan kualitas

pendidikan di satuan pendidikan. Dan dengan manajemen pendidikan berbasis

sekolah ini kedudukan komite sekolah sangat tepat dalam menyalurkan aspirasi

dalam satuan pendidikan. Komite sekolah merupakan lembaga independen yang

menjadi mitra sekolah dalam mewujudkan pengelolaan pendidikan yang

berkualitas. Besarnya dukungan komite sekolah merupakan bentuk cerminan

dukungan masyarakat terhadap dunia pendidikan di satuan pendidikan.

Penyelenggara pendidikan disatuan pendidikan secara substansial mempunyai

tanggung jawab yang kuat terhadap komite sekolah. Karena komite sekolah

(44)

industri. Dengan kata lain bahwa pembentukan komite sekolah adalah untuk

membantu suksesnya penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas. Agar tujuan

pendidikan dalam satuan pendidikan dapat tercapai maka komie sekolah

seyogyanya melakukan upaya-upaya dalam meningkatkan partisipasi dari

masyarakat, orang tua, lembaga-lembaga swadaya, serta lingkungan sekitarnya,

yang mempunyai kepedulian terhadap dunia pendidikan. Disamping itu peran

komite sekolah dapat juga berkonstribusi dalam memberikan masukan dalam

mengevaluasi perencanaan, pelaksanaan, dan hasil dari penyelenggaraan

pendidikan. Bentuk partisipasi komite sekolah dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Partisipasi dalam kelancaran penyelenggaraan kegiatan pembelajaran.

2) Melakukan pembinaan sikap dan perilaku siswa dengan mewujudkan

pembinaan dan pengembangan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,

pendidikan demokrasi berbangsa dan bernegara, pendidikan berorganisasi,

keterampilan dan kewirausahaan.

3) Mencari sumber pendanaan untuk membantu siswa yang tidak mampu,

4) Melakukan penilaian sekolah untuk pengembangan pelaksanaan kurikulum,

baik intra maupun ekstrakurikuler dan pelaksanaan manajemen sekolah,

kepala/wakil kepala sekolah, guru, siswa, dan karyawan,

5) Memberikan penghargaan atas keberhasilan manajemen sekolah,

6) Melakukan pembahasan tentang usulan Rancangan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Sekolah (RAPBS) dan,

7) Meminta sekolah agar mengadakan pertemuan untuk kepentingan tertentu .

(45)

aspek penting partisipasi komite sekolah (masyarakat) dalam meningkatkan

mutu pendidikan yaitu:

1) Terlibatnya masyarakat (komite sekolah), serta ikut serta dalam menentukan

arah, stratagi, dan kebijakan sekolah,

2) Meningkatkan kemampuan untuk merumuskan tujuan- tujuan,

3) Partisipasi masyarakat dalam kegiatan- kegiatan yang konsisten dengan

arah, strategi, dan rencana yang telah ditentukan,dan,

4) Adanya perumusan dan pelaksanaan program-program partisipasi dalam

sekolah berencana, yang secara lansung memberikan dan menyangkut

kesejahteraan masyarakat. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa

dalam partisipasi terdapat unsur- unsur yang penting, antara lain:

a) Keterlibatan mental, emosi dan dengan sendirinya fisik,

b) Kehendak sendiri atau prakarsa untuk mengambil bagian di dalam usaha

pencapaian tujuan,

c) Swadaya dan,

d) Rasa tanggung jawab. Oleh karena itu partisipasi komite sekolah dapat

dikatakan sebagai suatu proses penyaluran aspirasi masyarakat baik yang

bersifat dukungan material maupun non material dari seluruh anggota

dan kepengurusannya, baik secara individual maupun kolektif, secara

langsung maupun tidak langsung dalam perencanaan, pengambilan

keputusan dan pembuatan kebijakan, pelaksanaan, serta

(46)

2.3 Hubungan Sekolah dengan Masyarakat

Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang dalam

penyelenggaraannya selalu fokus pada masyarakat selaku pelanggan. Begitu

sebaliknya masyarakat semestinya berpartisipasi aktif dalam mensukseskan tujuan

pendidikan yang ingin dicapai. Menurut Sagala ( 2011:234 ) berpendapat bahwa

sekolah dan masyarakat merupakan dua komunitas yang saling melengkapi antara

satu dengan lainnya, bahkan ikut memberikan warna terhadap perumusan model

pembelajaran tertentu di sekolah oleh suatu masyarakat tertentu pula. Satuan

pendidikan adalah merupakan tempat untuk mentransfer dan melestarikan

nilai-nilai, budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi, nilai-nilai agama sehingga peserta

didik merasa nyaman dan termotivasi untuk belajar, karena pembelajaran yang

diterima menyangkut kehidupan di masa depan. Sehingga pembelajaran yang

dilaksanakan akan memberikan perbaikan terhadap kehidupan generasi penerus di

masyarakat. Sekolah dan masyarakat saling bekerjasama dengan tujuan untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran, perkembangan peserta anak, memperkuat

tujuan pendidikan serta meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat,

meningkatkan motivasi masyarakat dalam menjalin kerjasama dengan sekolah.

Dalam paradigma lama, pendidikan meruapakan tanggung jawab dari

pemerintah, masyarakat, orang tua, keluarga dianggap sebagai unsur yang tiada

arti dalam penyelenggaraan pendidikan disekolah. Pada hal masyarakat adalah

kekuatan utama dalam peneyelenggaraan pendidikan. Menurut Ki Hajar

Dewantara dalam Maya. H, (2012:145) menyatakan bahwa kesuksesan

(47)

Namun dalam perkembangan waktu bahwa paradigma ini sedikit demi sedikit

ditinggalkan, karena masyarakat, orang tua, keluarga memilki hak untuk turut

bertanggung jawab dalam memberikan kebijakan-kebijakan dalam

penyelenggaraan pendidikan. Sehingga pendidikan merupakan tanggung jawab

bersama antara sekolah, pemerintah dan masyarakat.

Kemudian dalam paradigma transisional, pendidikan menjadi tanggung

jawab antara sekolah, masyarakat, keluarga dan orang tua mulai terjalin. Namun

kontak dari masyarakat belum dapat memperlihatkan perannya. Kemudian dalam

paradigma baru, bahwa hubungan antara sekolah, masyarakat, dan orang tua harus

dapat terjalin lebih sinergis dalam mewujudkan layanan mutu pendidikan, dan

juga dalam memberikan partisipasinya dalam peningkatan mutu hasil belajar

siswa. Disamping itu sekolah harus lebih aktif dalam membina hubungan dengan

masyarakat, sehingga dalam penyelenggaraan pendidikan ditanggung oleh tiga

unsur yang tidak terpisahkan yaitu sekolah, orang tua dan masyarakat.

Komponen-komponen tersebut yang akan menentukan hasil penyelenggaraan

pendidikan di satuan pendidikan.

Menurut Maya. H (2012:157) bahwa hubungan antara sekolah dengan

masyarakat dibangun dengan tujuan popularitas sekolah dimata masyarakat.

Peningkatan respon masyarakat terhadap keberadaan satuan pendidikan diiringi

dengan program-program dari sekolah yang dapat meyakinkan kepada

masyarakat, bahwa pendidikan yang di selenggarakan berkualitas dan bermutu.

Sehingga output pendidikan sesuai dengan kebutuhan dan harapan dari

(48)

Pada proses pendidikan dewasa ini pendidikan di pengaruhi oleh tiga

lingkungan yaitu keluarga, masyarakat dan sekolah. Karena ketiga lingkungan itu

mempunyai andil besar dalam pembentukan mental maupun spiritual dari

dasar-dasar pendidikan. Pendidikan yang utamanya menjadi tanggung jawab dalam

rumah tangga secara konseptual akademik dikembangkan oleh sekolah sehingga

pembentukan diri anak akan terarah.

Selanjutnya penyelenggaraan pendidikan perlu dilaksanakan secara

harmonis antara masyarakat dan sekolah. Masyarakat mendapat amanat untuk

berpartisipasi dalam pendidikan melalui organisasi komite sekolah, melalui

komite sekolah ini diharapkan dapat mengoptimalkan peran masyarakat dan orang

tua untuk mewujudkan pelaksanaan program-program pendidikan disatuan

pendidikan, melalui : memobilisasi bantuan baik dana maupun pemikiran dalam

penyelenggaraan pendidikan, memberikan bantuan dalam penyediaan fasilitas

pendidikan yang diperlukan.

Penyelenggaraan pendidikan disekolah bahwa orang tua diperlukan

dalam memberikan informasi tentang potensi yang dimiliki oleh anak didik. Hal

ini untuk meningkatkan perhatian orang tua dan masayarakat akan pentingnya

pendidikan bagi anak. Di samping itu masyarakatberkewajiban dalam memberikan

dukungan terhadap program-program, tujuan sekolah, kebutuhan-kebutuhan sekolah

dalam menyelenggarakan pendidikan. Begitu juga sebaliknya bahwa sekolah harus

mengetahui dengan pasti akan kebutuhan-kebutuhannya, sehingga segala harapan

dari masyarakat terhadap sekolah dapat terpenuhi yaitu penyelenggaraan pendidikan

(49)

Untuk mewujudkan ini semua, maka perlu pembinaan baik pengelola

sekolah maupun stake holdernya dalam menjaga hubungan yang harmonis, karena

dengan hubungan yang harmonis diharapkan menumbuhkan rasa kepercayaan, saling

pengertian antara sekolah, masyarakat, orang tua, dan lembaga lain yang ada di

masyarakat, termasuk dunia usaha dan industri. Turut serta masyarakat dalam

membantu penyelenggaraan pendidikan ini akan bermanfaat yang besar bagi sekolah

maupun masyarakat sendiri, karena masing-masing akan mengetahui pentingnya

peran masing-masing di dunia pendidikan. Terjalinnya kerjasama yang baik antara

sekolah dengan stake holder yang ada di masyarakat dan mereka turut serta

bertanggung jawab terhadap suksesnya penyelenggaraan pendidikan di sekolah akan

memupuk motivasi dari unsur-unsur keanggotaan komite.

Kesempatan yang diberikan kepada masyarakat untuk berperan serta

dalam memajukan sekolah dan melibatkan orang tua juga tokoh-tokoh masyarakat

untuk merencanakan dan mengawasi realisasi program di sekolah. Apabila

hubungan antara sekolah dengan masyarakat selalu terjalin dengan baik, maka

kesadaran untuk bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan pendidikan

semakin tinggi, dengan demikian partisipasi masyarakat dalam berinovasi dalam

memajukan sekolah akan semakin terbuka.

2.4Kerangka Pikir

Perubahan paradigma pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan

adalah menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, masyarakat dan stake holder

yang lain. Hal ini menuntut kinerja unsur-unsur penyelenggara pendidikan

tersebut untuk saling aktif dan saling berpartisipasi untuk kemajuan dan

keberhasilan pelaksanaan pendidikan. Dengan adanya organisasi yang independen

(50)

Keberadaan Komite sekolah diharapkan dapat menjawab dan mencari solusi dan

permasalahan pendidikan yang ada, sehingga dapat meningkatkan kualitas sumber

daya yang ada. Sumber daya yang memiliki kompetensi dan integritas yang tinggi

sangat di butuhkan dalam menunjang keberhasilan pendidikan. Dari uraian diatas

maka kerangka pikir dalam penelitian ini terdiri dari : (1) Input penelitian ini

adalah Komite Sekolah yang pengurusnya terdiri dari praktisi pendidikan, tokoh

masyarakat dan pelaku industri yang memahami peran dan fungsinya dalam

penyelenggaraan pendidikan di SMK Negeri 2 Metro. Pemahaman peran dan

fungsi tersebut berakibat pada partisipasi komite sekolah dalam perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi RAPBS dan program kerja sekolah rendah. (2) Proses

dalam penelitian ini adalah : (a) Komite sekolah melaksanakan perannya sebagai

pemberi pertimbangan dalam perencanaan RAPBS, program kerja, maupun

pengelolaan SDM. (b) Peran komite sekolah sebagai pemberi dukungan terhadap

kebijakan, sarana, fasilitas pembelajaran dan pengembangan SDM. (c) Peran

komite sekolah sebagai pengontrol dalam perencanaan pendidikan, proses

pendidikan, dan hasil pendidikan di SMK Negeri 2 Metro. (d) Peran komite

sekolah sebagai mediator dalam mensosialisasikan program, mengidentifikasi

aspirsai, memobilisasi bantuan masyarakat. (3) Output dalam penelitian ini adalah

mutu pendidikan yang merupakan optimalisasi terhadap kepuasan pelanggan, baik

pelanggan internal maupun eksternal. Kerangka pikir digambarkan sebagai

(51)

Gambar. 2.1 Kerangka Pikir Penelitian Input

Proses

Komite SMK Negeri 2 Metro

(52)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Latar Penelitian

Strategi penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan metode

deskriptif dan pendekatan yang digunakan adalah analisis kualitatif SMK negeri 2

Metro. Pertimbangan penggunaan metode ini adalah dengan pertimbangan data

yang didapatkan dalam penelitian ini akan memberikan gambaran tentang realita

sosial yang akan mengungkap fenomena dalam dalam penyelenggaraan

pendidikan, terutama peran komite sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan

di SMK Negeri 2 Metro. Kondisi komite sekolah secara obyektif merupakan data

riil yang akan memberikan diskripsi peran komite di satuan pendidikan. Menurut

Sugiyono, (2010:9) berpendapat bahwa metode penelitian kualitatif adalah metode

penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk

meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen)

dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data

dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif,

dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Sedangkan menurut Moleong, (2013:6) bahwa Penelitian kualitatif adalah

penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur

(53)

Moleong (2013:6) berpendapat bahwa penelitian kualitatif adalah upaya untuk

menyajikan dunia sosial, dan perspektifnya di dalam dunia, dari segi konsep,

perilaku, persepsi, dan persoalan tentang manusia yang di teliti. Dalam penelitian

ini peneliti berusaha memahami makna peran komite sekolah yang ada di SMK

Negeri 2 Metro.

Lokasi penelitian ini adalah di SMK Negeri 2 Metro. Penelitian ini

dilaksanakan mulai bulan Oktober 2013 sampai dengan bulan Desember 2013.

3.2 Pendekatan dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan pertimbangan

bahwa penelitian kualitatis berkarakterisik natural, mengutamakan proses dari

pada hasil, dan penelitian kualitatif bersifat diskriptif, harapannya hasil penelitian

yang diperoleh lebih jelas dan menggambarkan kondisi sekolah yang sebenarnya.

Menurut Lincoln dan Guba dalam Moleong (2011:8) mengulas sepuluh ciri

penelitian kualitatif sebagai berikut (1) latar penelitian alamiah, (2) Manusia

sebagai alat (instrumen), (3) Metode yang digunakan kualitatif, (4) Analisis data

secara induktif, (5) Teori yang digunakan teori dasar (grounded theory), (6) Penelitian bersifat diskriptif, (7) Penelitian mengutamakan proses daripada hasil

(produk), (8) Adanya batas yang ditentukan oleh fokus, (9) Adanya kriteria

keabsahan bata, (10) Desain penelitian bersifat sementara. Penelitian dilaksanakan

di SMK Negeri 2 Metro berlangsung di sekolah pada waktu efektif pembelajaran,

kondisi ini dengan harapan memberikan hasil dan informasi dari informan seperti

komite sekolah, kepala sekolah, dewan guru, tenaga tata usaha, siswa, dan orang

tua siswa. Pengambilan data yang berupa kata-kata, kalimat-kalimat,

Gambar

Gambar. 2.1 Kerangka Pikir Penelitian
Tabel. 3.1  Jadwal kehadiran peneliti
Tabel. 3.4 Taksonomi Domain Penelitian
Tabel. 3.5 Dokumen Penelitian
+2

Referensi

Dokumen terkait

Komite sekolah adalah lembaga mandiri, dibentuk dan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan dengan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana dan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik kelembagaan Komite Sckolah tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Sumatera Utara, mengetahui peran dan

bahwa peran komite sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan di SMA Kristen 2 Salatiga. sebagai badan pertimbangan, badan pendukung, badan pengontrol maupun sebagai

Selain dari pada itu agar ke empat peran komite sekolah yaitu sebagai pemberi pertimbangan ( Advisory Agency ), sebagai pendukung ( Supporting Agency ), sebagai

Abstrak – Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui peran dan fungsi komite sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan di SMK Negeri 2 Tasikmalaya

Adapun peran yang dijalankan Komite Sekolah berupa (a) pemberi pertimbangan ( advisory body ) dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di satuan pendidikan,

Menurut Tim Pengembangan Komite Sekolah Ditjen Dikdasmen (Depdiknas: 2004), peran Komite Sekolah diantaranya adalah sebagai badan Pemberi pertimbangan ( advisory

Berdasarkan hal tersebut maka dapat di- simpulkan bahwa Komite Sekolah SD Negeri Sukomarto dalam peran dan fungsinya sebagai badan penghubung di SD Negeri Sukomarto,