ABSTRACT
The Involvement of School Committee In Improving the Education Quality
(A Case Study in State Vocational School 2 Metro) By
MAKMUN
The objectives of these research are to describe and analyze the involvement of the school committee as the advisor, support as the controller and mediator in improving the quality of vocational education in SMKN 2 Metro.
The research was conducted through a qualitative approach with a case study design. The data were collected by in-depth interview techniques, observations, and study documentations from some informans as follow : school commitee, headmaster, teachers, SMK advisor, and students parents. The data analysis were analyzed by applying data reductions, data displays, and giving conclusions. The checking of data validity is done in credibility, dependability and confirmability.
The reserch findings show that the establishment of the committee was referring to the provisions of laws and involved elements of teacher councils, communities, government, business communities or industries. The prominent roles of the committee are their giving considerations related to the provision and support , while the committee's role as a controller is still limited in the use of school budgets and less touching on academic issues and evaluation of school performance. So that the role of mediation needs to be improved since the school requires collaboration with many elements. The school commitee is as an independent organization who help the school in giving supports to realize the qualified education in SMK N 2 Metro.
ABSTRAK
Peran Komite Sekolah Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan ( Stusi Kasus di SMK Negeri 2 Metro )
Oleh MAKMUN
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendiskripsikan peran komite sekolah sebagai pemberi pertimbangan, dukungan, pengontrol dan mediator, dalam peningkatan mutu pendidikan di SMK Negeri 2 Metro.
Penelitian dilaksanakan melalui pendekatan kualitatif dengan rancangan studi kasus. Data penelitian dikumpulkan dengan teknik wawancara yang mendalam, observasi, dan studi dokumentasi dengan informan sebagai berikut : Komite sekolah, Kepala sekolah, guru, pengawas, orang tua siswa SMK Negeri 2 Metro. Analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Untuk pengecekan keabsahan data dilakukan dengan kredibilitas, dependabilitas, dan konfirmabilitas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembentukan komite telah mengacu pada ketentuan peraturan perundangan dan melibatkan unsur dewan guru, masyarakat, pemerintah dan kalangan dunia usaha dan industri. Peran komite sekolah yang menonjol terkait dengan pemberian pertimbangan dan dukungan, sedangkan peran komite sebagai pengontrol masih terbatas dalam penggunaan anggaran sekolah dan kurang menyentuh pada masalah akademik dan evaluasi kinerja sekolah. Begitu juga peran mediasi didukung oleh stakeholder, mengingat SMK melakukan kerjasama dengan banyak unsur. Komite sekolah sebagi organisasi independen sangat membantu mewujudkan pendidikan yang bermutu di SMK Negeri 2 Metro.
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Makmun, adalah sosok yang pantang menyerah dalam
segala hal dan selalu yakin keberhasilan karena
kesungguhan, lahir di Boyolali pada tanggal 8 Maret 1973,
merupakan anak ke tiga dari lima bersaudara dari pasangan
bapak Ambari ( Alm. ) dan ibu Suparti.
Pendidikan formal yang pernah penulis tempuh, SD Negeri 1 Candigatak,
Cepogo, Boyolali lulus tahun 1987, SMP Negeri 1 Boyolali lulus tahun 1990,
STM Ganesha Tama Boyolali lulus tahun 1994, Akademi Teknologi Semarang
lulus tahun 2000, Institut Teknologi Pembangunan Surabaya lulus tahun 2003.
Penulis mulai bekerja di SMK Ganesha Tama Boyolali dari tahun 2003 s.d tahun
2009. Disela-sela aktivitasnya sebagai seorang pendidik juga bekerja di PT.
Kartabina Kontraktor Semarang, PT. Karya Perkakas Yogyakarta. Awal tahun
2009 sampai sekarang bekerja sebagai tenaga pendidik di SMK Negeri 2 Metro
MOTO
“
Kemenangan yang seindah
–
indahnya dan sesukar
–
sukarnya
yang boleh direbut oleh manusia ialah menundukkan diri
sendiri
”
(Ibu Kartini )
“Jangan Pernah Menuntut Hak Jika Tugas
-Tugas Tak
Tertunaikan”
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap puji syukur alkhamdulillah dan kerendahan hati serta rasa
syukur kehadirat Allah SWT, kupersembahkan tesis ini kepada :
Kedua orang tuaku, yang terhormat Bapak Ambari ( Alm ) dan Ibu Suparti
atas do’a dan restunya.
Istri tercinta Mihati Latifah, S.Pd yang telah mendampingi dalam
penyusunan tesis dan dalam segala kegiatan suka maupun duka.
Putra-putraku tersayang Bagus Budi Darmawan dan Singgih Almas
Zuhair, atas support dan segala pengertiannya
Kakak-kakakku dan adik-adikku tercinta atas pengertian dan motivasinya.
Rekan-rekan ditempat kerja maupun teman-teman kuliah yang selalu
SANWACANA
Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas rahmat, karunia, taufiq, dan hidayah-Nya tesis ini dapat penulis
selesaikan dengan judul Peran Komite Sekolah dalam Peningkatan Mutu
Pendidikan studi kasus di SMK Negeri 2 Kota Metro, ini merupakan salah
satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Studi Magister
Manajemen Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Penddikan, Universitas
Lampung.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini dapat diselesaikan berkat dukungan,
arahan, bantuan dan perhatian dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan
kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Sugeng P. Harianto, M.S. selaku Rektor Universitas Lampung
yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan terhadap tesis ini.
2. Prof. Dr. Sudjarwo M.S. selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Lampung yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan
terhadap tesis ini.
3. Dr. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan moril dan
materiil dalam penyelesaian tesis ini.
4. Dr. Sumadi, M.S. selaku Ketua Program Pascasarjana Manajemen
Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung,
sekaligus selaku pembimbing I, mohon berkenan membantu dan
memberikan saran, masukan serta motivasinya dalam penelitian dan
dalam penyelesaian tesis ini.
6. Dr. Hj. Sowiyah, M.Pd. selaku Sekretaris Program Pascasarjana
Manajemen Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung, yang telah memberikan dorongan, motivasi, dan
banyak kemudahan dalam proses penyelesaian tesis ini.
7. Seluruh dosen Program Pascasarjana Magister Manajemen Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, yang telah
memberikan dorongan dalam penyusunan tesis ini.
8. Drs. H. Sutarman, MM. selaku Kepala Sekolah, Ketua komite, anggota
komite, Koordinator Pengawas SMK kota Metro, Wakil Kepala sekolah,
Wakil Manajemen Mutu, Guru dan Staf serta Siswa/siswi SMK Negeri 2
Metro, dan orangtua siswa yang telah memberi kesempatan, mengijinkan,
dan memberikan informasi pelaksanaan penelitian di SMK Negeri 2
Metro.
9. Teman-teman mahasiswa angkatan 2012 Magister pendidikan Universitas
Lampung yang memberi motivasi kepada penulis dalam penyelesaian
tesis ini.
Penulis menyadari sepenuhnya kemampuan yang ada dalam diri penulis yang
terbatas Atas semua saran dan masukan yang diberikan penulis ucapkan terima
kasih, Semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat sebagaimana yang
diharapkan, amin.
Bandar Lampung, 28 April 2014
Penulis
DAFTAR ISI
1.6.2 Peran Komite Sekolah sebagai Pemberi pertimbangan ... 12
1.6.3 Peran Komite Sekolah sebagai Pemberi Dukungan... 12
3.8.1 Tahap Pra Lapangan ... 49
3.8.2 Tahap Pekerjaan Lapangan ... 49
3.8.3 Penyusunan Laporan ... 50
3.8.4 Tahap Konsultasi ... 50
3.8.5 Seminar Hasil Penelitian ... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 51
4.2.1 Pemahaman Peran Komite Sekolah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan di SMK Negeri 2 Metro ... 60
4.2.2 Peran Komite Sekolah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan di SMK Negeri 2 Metro ... 63
4.2.2.1 Peran Komite Sekolah sebagai Pertimbangan .. 63
4.2.2.2 Peran Komite Sekolah sebagai Pemberi Dukungan ... 66
4.2.2.3 Peran Komite Sekolah sebagai Pengontrol ... 68
4.2.2.4 Peran Komite Sekolah sebagai Penghubung ... 71
4.2.3 Dampak Peran Komite Sekolah dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di SMK Negeri 2 Metro ... 74
4.4.1 Peran Komite Sekolah sebagai Pemberi Pertimbangan.. 95
4.4.2 Peran Komite Sekolah sebagai Pemberi Dukungan ... 96
4.4.3 Peran Komite Sekolah sebagai Pengontrol ... 98
4.4.4 Peran Komite Sekolah sebagai Penghubung ... 99
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN 5.1 Simpulan ... 110
5.2 Implikasi ... 112
5.3 Saran ... 113
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Jadwal Kehadiran Peneliti ... 39
3.2 Daftar Informan Penelitian ... 40
3.3 Indikator Observasi ... 41
3.4 Taksonomi Domain Penelitian ... 42
3.5 Dokumen Penelitian ... 44
4.1 Daftar Pengurus Komite SMK N 2 Metro Th. 2012/2013 ... 58
4.2 Peran Komite Sekolah dalam Peningkatan Mutu SMK Negeri 2 Metro ... 73
4.3 Nilai Rata-Rata Ujian SMK Negeri 2 Metro ... 81
4.4 Matrik Dampak Peran Komite Sekolah terhadap Mutu ... 84
4.5 Temuan Penelitian Peran Komite Sekolah sebagai Pemberi Pertimbangan ... 85
4.6 Temuan Penelitian Peran Komite Sekolah sebagai Pemberi Dukungan ... 87
4.7 Temuan Penelitian Peran Komite Sekolah sebagai Badan Pengontrol ... 89
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Kerangka Pikir Penelitian... 35
3.1 Pola Interaktif data Penelitian Miles dan Hubberman ( 1992:20) ... 46
4.1 Diagram Proses Manajemen Mutu di SMK Negeri 2 Metro... 74
4.2 Diagaram Kontek Peran Komite Sekolah sebagai Pemberi
Pertimbangan di SMK Negeri 2 Metro ... 86
4.3 Diagaram Kontek Peran Komite Sekolah sebagai Pemberi
Dukungan di SMK Negeri 2 Metro ... 88
4.4 Diagaram Kontek Peran Komite Sekolah sebagai Pengontrol
di SMK Negeri 2 Metro ... 90
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Jadwal Penelitian ... 120
2. Transkrip Wawancara Diskripsi Komite ekolah ... 121
3. Transkrip Wawancara Keanggotaan Komite Sekolah ... 122
4. Transkrip Wawancara Pembentukan Komite Sekolah ... 123
5. Transkrip Wawancara Pemahaman Peran Komite Sekolah ... 124
6. Transkrip Wawancara Peran Komite Sekolah sebagai Pemberi Pertimbangan ... 126
7. Transkrip Wawancara Peran komite Sekolah sebagai Pemberi Dukungan ... 128
8. Transkrip Wawancara Peran Komite Sekolah sebagai Pengawas .... 132
9. Transkrip Wawancara Peran Komite Sekolah sebagai Mediator ... 136
10. Hasil Observasi Penelitian ... 139
11. Indikator Kinerja Komite Sekolah ... 141
12. SK Kemendiknas No. 044/U/2002 ... 144
13. AD/ART Komite SMK Negeri 2 Metro ... 153
14. SK Kepengurusan Komite SMK Negeri 2 Metro ... 158
15. Data Guru dan Sarana Prasarana ... 161
16. Pedoman Mutu SMK Negeri 2 Metro ... 165
17. Peta Wilayah Kota Metro ... 177
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah, sekolah,
masyarakat, orang tua dan stake holder yang lain. Pemerintah telah memberikan otonomi kepada satuan pendidikan untuk dapat mengelola dan menyelenggarakan
pendidikan bersama masyarakat. Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 22
tahun 1999 tentang Otonomi Daerah, kemudian Peraturan Pemerintah Nomor 25
tahun 2000 tetang Pembagian Kewenangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah
berpengaruh terhadap pemerintah daerah (kabupaten/kota) meningkatkan kualitas
pembangunan termasuk dalam pendidikan, sehingga keterlibatan peran serta
masyarkat lebih terbuka.
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dalam pasal 35 ayat 1 menjelaskan bahwa Standart Nasional Pendidikan
merupakan acuan dalam penyelenggaraan pendidikan yang terdiri dari : kurikulum
pendidikan, standar proses pendidikan, tenaga pendidik dan kependidikan, sarana
prasarana pendidikan, pengelolaan pendidikan, dan pembiayaan pendidikan.
Kebijakan pemerintah ini disambut oleh SMK Negeri 2 Metro dengan berbenah
dalam upaya peningkatan kualitas dan mutu pendidikan dengan mengoptimalkan
pendidikan dasar dan menengah merupakan wujud dalam peningkatan mutu
pendidikan yang berbasis sekolah dan masyarakat dengan membentuk Dewan
Pendidikan dan komite sekolah.
Penerapan otonomi dibidang pendidikan yaitu sesuai dengan
bertambahnya respon masyarakat terhadap dunia pendidikan sebagai pengaruh
perbaikan dibidang pendidikan. Dalam hal decentralisasi secara luas kepada
daerah untuk mengatur daerahnya sendiri termasuk dibidang pendidikan
memunculkan ide dan gagasan untuk mengembangkan sistem pendidikan
didaerah dalam pengelolaan pendidikan nasional. Dalam meningkatkan peran
serta dan tanggung jawab masyarakat di dalam penyelenggaraan pendidikan pada
tingkat satuan pendidikan, Departemen Pendidikan Nasional menerbikan
Kemendiknas Nomor 044/U/2002 tahun 2002 tentang Dewan Pendidikan dan
Komite Sekolah. Komite sekolah pada satuan pendidikan merupakan
cerminan/representasi dari stakeholder di sekolah yang mempunyai peran memberikan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan disekolah, mendukung
dalam pelaksanaan kebijakan dan program, mengawasi pelaksanaan program dan
kebijakan, serta sebagai penghubung sekolah dengan pemerintah, masyarakat dan
pihak lain.
Menurut Simon dalam Komariah dan Triatna, (2004 :70) mendefenisikan
desentralisasi sebagai suatu organisasi administratif adalah sentralisasi yang luas
apabila keputusan yang dibuat pada level organisasi yang tinggi, desentralisasi
yang luas apabila keputusan didelegasikan dari top management kepada level
yang rendah dari wewenang eksekutif. Berdasarkan pengertian tersebut,
melaksanakan pembangunannya berdasarkan prakarsa sendiri. Implikasinya
adalah daerah harus bertanggung jawab secara profesional untuk menampilkan
kinerja terbaiknya.
Pemberian kewenangan kepada daerah adalah suatu bentuk peningkatan
kepedulian masyarakat dan daerah untuk mewujudkan taraf hidup masyarakat
disegala bidang juga tidak ketinggalan pendidikan. Untuk mewujudkan dan
menyalurkan aspirasi masyarakat maka peran serta masyarakat dalam pendidikan,
maka perlu dibentuk organisasi penyalur aspirasi tersebut adalah komite sekolah
dengan harapan untuk menjamin transparansi dan akuntabilitas dan kebersamaan
dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan.
Komite sekolah dibentuk dengan tujuan untuk meningkatkan pelaksanaan
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di satuan pendidikan, dan mepunyai harapan
untuk pengelolaan sekolah disatuan pendidikan. Pelaksanaan pendidikan di satuan
pendidikan diselenggarakan dengan mengacu asas partisipasi, transparansi dan
akuntabilitas, yaitu dalam penyelenggaraan sekolah di satuan pendidikan
khususnya kepala sekolah bekerja sama dengan masyarakat pendidikan. Maka
dibutuhkan wadah yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk turut serta dalam
melaksanakan amanat tersebut, yaitu komite sekolah satuan pendidikan. Semua
satuan pendidikan sekolah-sekolah di Indonesia memiliki memiliki komite
sekolah, karena hal ini disambut antusias oleh masyarakat, dengan harapan
partisipasi dari semua unsur lebih dapat terkontribusi.
Komite Sekolah adalah amanat dari rakyat yang dituangkan dalam
Undang-Undang. Selaras dengan pelaksanaan otonomi daerah khususnya dibidang
kewenangan dan tanggung jawab untuk menyelengarakan pendidikan.
Kewenangan penyelenggaraan pendidikan ditingkat daerah bukan hanya
dilimpahkan kepada pemerintah kabupaten/kota, tetapi dalam kebijakan-kebijakan
yang lain telah diserahkan kepada pengelola satuan pendidikan, baik dengan
pengelolaan pendidikan disekolah atau pendidikan diluar sekolah. Dalam arti lain,
kesuksesan dalam penyelenggaraan pendidikan bukan hanya menjadi tanggung
jawab pemerintah pusat, tetapi pemerintah tingkat propinsi, kabupaten/kota, dan
sekolah, orang tua, dan masyarakat turut bertanggung jawab. Dengan demikian
pendidikan mengacu pada keterlibatan unsur masyarakat dan pelaksanaan sistem
manajemen berbasis sekolah dapat diterapkan pendidikan di seluruh satuan
pendidikan. Sehingga tidak hanya sebuah wacana belaka.
Komite SMK Negeri 2 Metro merupakan lembaga independen sebagai
wakil masyarakat untuk turut serta dalam pelaksanaan pendidikan di satuan
pendidikan dan melakukan perannya antara lain : (1) orang tua dan masyarakat
turut serta dalam meningkatkan partisipasinya dalam perencanaan, kepengawasan,
dan melaksanakan evaluasi program-program pendidkan disatuan pendidikan
badan yang independen yaitu komite sekolah. (2) Peran masyarakat melalui
komite sekolah dapat ditingkatkan dengan melaksanakan melalui peran
pertimbangan, memberikan dukungan, memberikan pengawasan pendidikan di
satuan pendidikan. (3) Peran masyarakat melalui komite sekolah adalah untuk
meningkatkan mutu pendidikan dengan meningkatkan pelayanan sebagai
mediator pemerintah, masyarakat dan sekolah.
Pernyataan Maya. H (2012:167) yaitu, Salah satu bentuk peran serta
dengan memperluas partisipasi masyarakat dalam pendidikan, yang meliputi
peran serta organisasi kemasyarakatan, kelompok, keluarga, organisasi profesi,
dan organisasi kemasyarakatan dalam hal penyelenggaraan dan pengendalian
mutu pelayanan pendidikan. Dengan demikian sekolah perlu meingkatkan peran
masyarakat dengan bekerjasama dengan pemangku kebijakan yang lainnya
(stakeholder) dan meningkatkan pemanfaatan potensi-potensi yang ada, sehingga keterlibatan masyarakat dalam peningkatan mutu pendidikan dapat terwujud.
Dengan kata lain dukungan masyarakat adalah kekuatan potensi yang kuat dalam
membangun masyarakat dalam mewujudkan demokrasi pendidikan.
Kemudian Sagala (2011:236) berpendapat bahwa kelompok masyarakat
biasanya merupakan sumber keuangan bagi sekolah, mereka digerakkan oleh
pemimpin masyarakat setempat untuk tugas tertentu. Era otonomi sekarang ini
keberhasilan penyelenggaraan pendidikan tidak terlepas dari peran masyarakat.
Pendidikan yang selalu didukung masyarakat melalui wadah komite sekolah,
maka pelaksanaan mutu pendidikan akan lebih mudah diwujudkan. Sehingga
untuk mewujudkan penyelenggaraan pendidikan yang bermutu maka peran
komite sebagai pemberi pertimbangan, pemberi dukungan, pengontrol dan
penghubung harus dapat terlaksana secara efektif. Kondisi ini direspon SMK
Negeri 2 Metro, yang dari tahun ketahun berbenah dalam meningkatkan mutu
pendidikannya. SMK negeri 2 Metro merupakan sekolah tua yang berdiri pada
tahun 1968 dengan sebagai kelompok sekolah pertanian. Dalam perjalanan masa
penyelenggaran pendidikan sampai tahun1997, SMK Negeri 2 Metro mempunyai
segudang prestasi baik prestasi akademis maupun non akademis. Dilihat animo
perkebunan, pertanian, kehutanan, dan bidang yang lainnya. Para tamatan dikala
itu selalu tersalurkan diatas 75 % dengan masa tunggu satu tahun. Semua itu dapat
terselenggara berkat dukungan dan kerjasama dengan masyarakat dan pemangku
kebijakan pendidikan.
Berbeda dengan kondisi sekolah setelah tahun 1998, perubahan yang
cukup drastis. SMK Negeri 2 Metro dari tahun ketahun mengalami kemunduran.
Animo pendaftar makin menurun, sarana sekolah banyak yang rusak, fasilitas
pembelajaran makin tertinggal, sehingga kepercayaan masyarakat makin hilang.
Kalau dilihat dari segi geografis SMK Negeri 2 Metro cukup potensi untuk
dikembangan. Karena merupakan sekolah pertanian negeri di Kota Metro yang
didukung dengan wilayah Lampung sebagai daerah pertanian dan perkebunan.
Berkenaan dengan hasil akreditasi tahun 2010, SMK Negeri 2 Metro
memperoleh nilai A untuk kompetensi keahlian Teknologi Pengolahan Hasil
Pertanian. Sedangkan yang lainnya masih mendapatkan nilai B. SMK Negeri 2
Metro sudah dinyatakan sebagai Rintisan Sekolah Berstandar Internasional sejak
tahun 2007 oleh Kementrian Pendidikan Nasional. Dan pada akhir tahun 2008
SMK Negeri 2 Metro ditunjuk sebagai sekolah SBI Invest, dan mendapat bantuan
dana dari ADB Invest. Pemberian predikat sebagai sekolah SBI Invest belum
memberikan peningkatan yang cukup signifikan baik kualitas pembelajaran,
sarana dan prasarana, maupun animo pendaftar siswa baru. Bahkan yang cukup
ironis adalah jumlah pendaftar siswa baru selalu kurang dan tidak mencapai kuota
yang akan diterima, walaupun ada kompetensi keahlian tertentu animo pendaftar
melebihi kuota yang diharapkan. Dengan seiring waktu SMK Negeri 2 Metro
merahap ruang kelas maupun sarana lainnya. Selain untuk perbaikan sarana
prasarana bantuan dana tersebut dipergunakan untuk perbaikan pembelajaran,
melalui diklat kompetensi tenaga pendidik maupun kependidikan. Pada tahun
2011 dan 2012 SMK negeri 2 Metro masih mendapat bantuan dari ADB Invest.
Tentunya ini merupakan peluang bagi SMK Negeri 2 Metro untuk berbenah dan
meningkatkan kualitas pendidikan. Hasil yang dicapai membuktikan bahwa mulai
tahun ajaran 2012/2013 jumlah pendaftar siswa baru mulai meningkat, walupun
belum sesuai yang diharapkan. Untuk kompetensi tertentu jumlah pendaftar mulai
melebihi jumlah siswa yang akan diterima. Hal ini membuktikan bahwa
kepercayaan masyarakat mulai terbuka terhadap SMK Negeri 2 Metro. Disamping
itu peran serta masyarakat dalam mendukung kebijakan di SMK Negeri 2 Metro
mulai nampak, yaitu pada tahun 2010 orang tua siswa telah sepakat akan
membangun ruang kelas baru sejumlah enam ruang yang dibauat lantai dua. Dari
segi fisik utamanya bangunan sarana pembelajaran peran komite sekolah makin
meningkat yaitu dengan rencana pembangunan masjid yang sudah mulai
penggalian dana mulai tahun 2011.
Bantuan yang diberikan pemerintah pusat melalui ABD Invest dari tahun
2010 sampai tahun 2012 dipandang cukup berhasil, dalam mendukung dan
menunjang sarana pendidikan maupun fasilitas pembelajaran. Dari kesuksesan
tersebut pemerintah pusat melalui kemendikbud tahun 2013 menunjuk SMK
Negeri 2 Metro sebagai sekolah rujukan bagi SMK-SMK di Indonesia. Hal
tersebut menjadikan SMK Negeri 2 Metro untuk selalu bekerja keras untuk
kebijakan-kebijakan untuk meningkatkan kualitas, yaitu pendidikang yang
bermutu, sehingga kepercayaan masayarakat akan selalu meningkat.
Berdasarkan uraian diatas komite bersama sekolah dalam
penyelenggaraan pendidikan, khususnya dalam proses belajar mengajar selalu
berbenah dalam meningkatkan perannya dalam peningkatan mutu pendidikan di
SMK Negeri 2 Metro. Hal ini ditandai dengan masih lemahnya sumberdaya yang
ada. Di sisi lain komite SMK Negeri 2 Metro sebagai lembaga otonom sudah
berusaha menunjukkan respon positif terhadap peningkatan mutu pendidikan,
yaitu dengan memperbaiki sarana pembelajaran antara lain menambah ruang kelas
baru, revitalisasi peralatan dan perbaikan lingkungan pembelajaran walaupun
belum mencapai standart.
Hal lain yang diperhatikan adalah agar dapat tercipta rasa saling memiliki
terhadap sekolah dan menanamkan bahwa komite sekolah merupakan wadah
penyalur dan penyelesaian masalah yang dapat menghambat pencapaian
pendidikan yang bermutu. Untuk mewujudkan ini semua perlu kematangan
internal pada penyelenggara pendidikan, perubahan pola pikir, mengutamakan
kebersamaan, keterbukaan, dan akuntabilitas.
Berdasarkan observasi pada SMK Negeri 2 Metro diperoleh
informasi/data, bahwa Komite Sekolah dalam perannya baik sebagai badan
pertimbangan, pendukung, pengontrol maupun mediator di SMK Negeri 2 Metro,
belum dapat berperan secara maksimal, peran yang dilakukan komite lebih fokus
Berdasarkan uraian diatas penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui
bagaimana peran komite ekolah dalam peningkatan mutu pendidikan di SMK
Negeri 2 Metro.
1.2 Fokus Penelitian
Dari uraian di latar belakang maka fokus dari penelitian yaitu peran komite
sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan di SMK Negeri 2 Metro,
dengan sub fokus sebagai berikut :
1.2.1 Peran komite sekolah sebagai pemberi pertimbangan,
1.2.2 Peran komite sekolah sebagai pemberi dukungan,
1.2.3 Peran komite sekolah sebagai pengontrol dan
1.2.4 Peran komite sekolah sebagai penghubung
1.3 Pertanyaan Penelitian
Bagaimana peran komite sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan di
SMK Negeri 2 Metro, dengan pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1.3.1 Bagaimanakah peran komite sekolah sebagai pemberi
pertimbangan di SMK Negeri 2 Metro?
1.3.2 Bagaimanakah peran komite sekolah sebagai pemberi dukungan
dalam peningkatan mutu pendidikan di SMK Negeri 2 Metro?
1.3.3 Bagaimanakah peran komite sekolah sebagai pengontrol dalam
peningkatan mutu pendidikan di SMK Negeri 2 Metro?
1.3.4 Bagaimanakah peran komite sekolah sebagai mediator dalam
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mendiskripsikan
peran komite sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan di SMK Negeri 2
Metro. Dengan sub fokus dari penelitian adalah untuk menganalisis dan
mendiskripsikan :
1.4.1 Peran komite sekolah sebagai pemberi pertimbangan di SMK Negeri
2 Metro.
1.4.2 Peran Komite Sekolah sebagai pemberi dukungan di SMK Negeri 2
Metro.
1.4.3 Peran komite sekolah sebagai pengontrol di SMK Negeri 2 Metro.
1.4.4 Peran komite sekolah sebagai mediator di SMK Negeri 2 Metro
dengan dunia usaha dan industri, pemerintah, dan masyarakat.
1.5 Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini berguna secara teoritis dan praktis sebagai berikut :
1.5.1 Secara teoritis.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian lebih lanjut
dalam perencanaan pendidikan antara komite sekolah, sekolah, dan
dunia pendidikan dalam pengembangan implementasi Manajemen
mutu pendidikan.
1.5.2 Secara praktis.
1.5.2.1 Bagi sekolah
Sebagai bahan masukan bagi sekolah untuk membuat suatu
dalam meningkatkan peran komite sekolah dalam memperbaiki mutu
pendidikan di satuan pendidikan.
1.5.2.2 Bagi Komite Sekolah
Sebagai masukan yang berupa pertimbangan dan gagasan-gagasan
untuk penyelenggaraan pendidikan sehingga peran komite sekolah
dalam peningkatan mutu pendidikan dirasa sangat penting.
1.5.2.3 Bagi Pemerintah Daerah
Sebagai sumbangan pemikiran dan memberikan masukan kepada
Pemerintah untuk menyusun kebijakan-kebijakan yang dapat
mendukung peran Komite Sekolah untuk meningkatkan kualitas dan
mutu pendidikan di Kota Metro.
1.5.2.4 Bagi Peneliti
Menjadi wacana bagi peneliti untuk berperan aktif dalam
meningkatkan dan mewujudkan pendidikan yang bermutu,
khususnya penyelenggaraan pendidikan di SMK Negeri 2 Metro.
1.6 Definisi Istilah
Untuk memperjelas pengertian dan pemahaman dalam penyusunan laporan
penelitian ini, maka definisi istilah dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.6.1 Komite Sekolah
Pengertian komite sekolah merupakan badan independen yang
menjadi wadah bagi masyarakat untuk menyalurkan aspirasinya
dalam peningkatan mutu pendidikan, dalam penyelenggaraan
masyarakat. Sehingga pelaksanaan pendidikan dapat efektif dan
efisien.
1.6.2 Peran Komite Sekolah sebagai Pemberi Pertimbangan
Pengertian komite sekolah sebagai pemberi pertimbangan atau
masukan, bahwa komite sekolah berfungsi memberikan masukan,
nasehat secara terus-menerus dalam pengambilan kebijakan. Hal ini
diawali dengan mengidentifikasi masukan-masukan atau aspirasi
dari masyarakat tentang penyelenggaraan pendidikan di sekolah,
Karena dalam otonomi daerah, keberhasilan penyelenggaran
pendidikan diukur dari seberapa besar partisipasi dari masyarakat
dalam mendudkung kebijakan dan program-program yang
dilaksanakan.
1.6.3 Peran Komite Sekolah sebagai Pemberi Dukungan
Komite sekolah sebagai pemberi dukungan (supporting agency), bahwa Komite Sekolah mempunyai tugas memberi dukungan
terhadap perencanaan pendidikan, pelaksanaan proses pendidikan,
dan melaksanakan evaluasi terhadap keberhasilan penyelenggaraan
pendidikan. Evaluasi ini dilaksanakan untuk menentukan prioritas
kebijakan-kebijakan selanjutnya, sehingga hal-hal yang
menghambat penyelenggaraan pendidikan dapat tekan sekecil
mungkin.
1.6.4 Peran Komite Sekolah sebagai Pengontrol
Komite sekolah sebagai pengontrol penyelenggaran pendidikan
pengontrol dalam pelaksanaan program-program pendidikan, dan
dan mengontrol pelaksanaan evaluasi dari hasil pembelajaran.
Sehingga penyelenggaraan pendidikan yang bermutu dapat lebih
akuntabel dan transparan sesuai dengan program yang telah disusun
bersama stakeholder yang lain.
1.6.5 Peran Komite Sekolah sebagai Penghubung
Komite sekolah sebagai penghubung disatuan pendidikan yaitu
antara sekolah dengan masyarakat, Dinas Pendidikan dan dengan
institusi lainnya. Sebab selama ini kendala yang banyak dialami
sekolah adalah minimnya keterlibatan dan partisipasi masyarakat
dalam perencanaan kebijakan-kebijakan pendidikan di sekolah.
1.6.6 Keanggotaan Komite Sekolah
Komite Sekolah terdiri dari unsur masyarakat yaitu : tokoh
masyarakat, tokoh pendidikan, orang tua siswa, Dunia usaha dan
industri, alumni, wakil peserta didik, Unsur dewan guru,
yayasan/lembaga penyelenggara pendidikan.
1.6.7 Pembentukan Komite Sekolah
Dalam pembentukan Komite Sekolah menganut prinsip-prinsip :
Transparan, akuntabilitas, dan demokratis serta merupakan mitra
kerja satuan pendidikan.
1.6.8 Mutu Pendidikan
Mutu pendidikan akan dapat terwujud apabila didukung oleh input,
proses, output dan outcome. Input dalam pendidikan dikatakan
pendidikan bermutu apabila dapat mewujudkan kondisi
pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan. Kemudian
output pendidikan dikatakan bermutu apabila hasil belajar siswa baik secara akademis maupun non akademis siswa tinggi. Dan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
2.1 Manajemen Mutu Terpadu
Pengertian Manajemen Mutu Terpadu ( MMT ) pada dasarnya adalah
mengutamakan kepuasan pelanggan dengan memberikan pelayanan yang
bermutu. Kalau dikaitkan dengan dunia pendidikan, penerapan dari hasil
Manajemen Mutu Terpadu yaitu pelaksanaan perbaikan manajemen pendidikan,
peningkatan pelayanan pendidikan, pengurangan pembiayaan pendidikan, dan
tingkat kepuasan pelanggan. Manajemen Mutu Terpadu menurut Tjitptono &
Diana dalam Husaini Usman (2009:567) adalah pendekatan dalam usaha
memaksimalkan daya saing melalui perbaikan terus-menerus atas jasa, manusia,
produk, dan lingkungan. Kaitannya dengan kualitas dalam manajemen mutu
pendidikan adalah mengharapkan peran, partisipasi dan tanggung jawab dari
semua pihak di dalam suatu organisasi. Oleh sebab itu, di dalam pendekatan
manajemen mutu tidak hanya secara individu, melainkan secara keseluruhan dan
melibatkan pihak-pihak yang mempunyai kepentingan untuk sebuah hasil produk
yang diharapkan. Didalam kualitas bukan hanya dipandang dan diartikan sebagai
permasalahan teknis, melainkan harus lebih berorientasi pada tercapainya
faktor fisik dan non fisik, sebagai contoh gaya kepemimpinan organisasi, budaya
organisasi dan gaya pengikut organisasi. Perpaduan antara factor-faktor tersebut
akan menghasilkan dan meningkatkan sebuah pelayanan sehingga kualitas mutu
menjadi lebih baik.
Menurut Howard M. Carlisle dalam Deden. M (2011:39) menyatakan
bahwa manajemen adalah proses mengarahkan, mengkoordinasikan, dan
mempengaruhi operasional organisasi untuk memperoleh hasil yang diinginkan,
serta meningkatkan performa organisasi secara keseluruhan. Dengan demikian
pelaksanaan manajemen dalam organisasi akan saling mengarahkan dan
berkoordinasi satu dengan yang lainnya sehingga tujuan organisasi akan tercapai
sesuai yang diinginkan. Sedangkan menurut Deden. M (2011:45) berpendapat
bahwa Manajemen mutu dapat dipahami sebagai framework pemikiran yang berproses secara berturut-turut, yaitu mendefinisikani, dan memperbaiki sistem
administrasi. Sehingga dalam mutu terpadu diartikan sebagai suatu proses
perbaikan yang terus menerus dan melibatkan dalam memusatkan untuk kepuasan
pelanggan. Dengan demikian Pelanggan memiliki kekuasaan yang harus diberikan
pelayanan sebaik mungkin.
Menurut Usman H (2009:567) berpendapat bahwa MMT menyangkut
filosofi dan metodologi, filosofinya adalah pola pikir untuk mengadakan
perbaikan terus-menerus, dan metodologinya adalah menjelaskan alat-alat dan
teknik-teknik seperti curah pendapat dan analisis medan kekuatan yang digunakan
sebagai sarana untuk melakukan perbaikan terus-menerus. Suatu organisasi harus
melakukan tindakan dalam mewujudkan mutu dengan mendasarkan kualitas
dilaksanakan terus-menerus pada proses organisasi sehingga diharapkan hasil
yang dicapai dapat bermutu tinggi. Didalam pengembangan budaya perbaikan
yang terus-menerus, maka kepala sekolah mempunyai tugas yaitu meningkatkan
kepercayaan kepada seluruh warga sekolah dan lebih mengefektifitaskan dalam
pelaksanaan tugas dan kewenangan pada bidang masing-masing sehingga stafnya
dapat turut bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas sesuai fungsingya.
Pengertian Manajemen Mutu Terpadu dapat diartikan sebagai suatu
sistem manajemen yang mengelompokkan sumber daya secara terencana, terus
menerus dengan meningkatkan kualitas hasil dari semua aktivitas yang
dilaksanakan dalam suatu organisasi. Harapannya bahwa fungsi manajemen yang
ada dan semua tenaga dapat turut berpartisipasi dalam proses perbaikan.
Dalam peningkatan kualitas manajemen dan budaya yang kualitas, maka
proses manajemen mutu bermula dari pelanggan dan berakhir pada pula
pelanggan. Manajemen Mutu Terpadu mempunyai masukan yang jelas yaitu
keinginan, kebutuhan dan harapan dari pelanggan, memproses masukan dalam
organisasi sehingga dapat membentuk hasil yang dapat memberikan kepuasan
pada pelanggan. Sehingga mutu dari hasil harus sesuai dengan apa yangmenjadi
keinginan pelanggan, karena hasil mutu merupakan keinginan dari pelanggan
bukan keinginan dari organisasi atau sekolah.
Menurut Goetsch & Davis dalam Usman H (2009:574)
komponen-komponen MMTP mempunyai 10 unsur utama sebagai berikut : 1) Fokus pada
kepuasan pelanggan; 2) Memiliki obsesi terhadap mutu; 3) Menggunakan
pendekatan ilmiah; 4) Mempunyai komitmen jangka penjang; 5) Membutuhkan
pendidikan dan pelatihan; 8) kebebasan yang terkendali dalam pelaksanaan tugas;
9) Mempunyai kesatuan tujuan; 10) Adanya keterlibatan dan pemberdayaan guru
dan staf tata usaha.
2.2 Komite Sekolah
Komite Sekolah adalah suatu lembaga independen yang dibentuk untuk
berperan dalam peningkatan mutu pendidikan. Komite sekolah dapat berperan
dalam satuan pendidikan sebagai pemberi pertimbangan, dukungan baik tenaga
maupun sarana dan prasarana, juga sebagai pengawasan pada tingkat pendidikan.
Pengertian partisipasi komite sekolah merupakan peningkatan kualitas baik
perencanaan sekolah maupun dalam pengambilan keputusan kebijakan yang
memberikan pandangan terhadap perubahan cara pikir, peningkatan keterampilan,
dan juga memberikan kewenangan dalam melaksanakan perannya pada komite
sekolah, sehingga dapat memperluas kapasitas manusia untuk meningkatkan taraf
hidup dalam sistem manajemen pemberdayaan sekolah. Dalam Pemberdayaan
Komite Sekolah merupakan cara untuk membuat pengurus dan anggota komite
sekolah dapat menjalankan perannya untuk membantu penyelenggaraan
pendidikan secara maksimal. Sebagai contoh, dalam menggerakkan bantuan dana
dari masyarakat maupun dalam bentuk sumbangan lain seperti memberikan
pertimbangan pemikiran dan juga dukungan. Pemahaman konsep keterlibatan
masyarakat dan juga stakeholder yang lain dalam penyelenggaraan pendidikan mengandung maksud agar pihak terkait dapat melaksanakan tugas dan fungsinya.
Kedudukan komite sekolah sebagai lembaga mandiri yang berada di
tengah-tengah antara pemerintah, masyarakat, sekolah, orang tua murid, murid, guru, dan
kepentingan-kepentingan dari berbagi unsur tersebut. Menurut Sagala (2011:234) berpendapat
bahwa Masyarakat pendidikan adalah segenap komponen terkait yang memiliki
hak serta kewajiban yang sama dalam merencanakan, melaksanakan, dan
melakukan pengawasan terhadap program pendidikan, sehingga lazim muncul
pernyataan tentang stake-holder atau pihak yang berkepentingan yang berkenan untuk melakukan tugas tersebut.
Sebagai pelaksanaan pendidikan di sekolah mengacu dalam standart pelayanan
minimal pendidikan terdiri dari : kurikulum tingkat satuan pendidikan, tenaga
pendidik dan kependidikan, peserta didik, pembiayaan pendidikan, sarana
prasarana, organisasi pendidikan, manajemen sekolah, dan partisipasi masyarakat.
Dalam konteks ini pemberdayaan Komite Sekolah diartikan sebagai penggunaan
sumber daya yang ada dari komite sekolah yang merupakan lembaga independen
sebagai wadah penyaluran aspirasi dari masyarakat untuk meningkatkan mutu
pendidikan, maka pelayanan pendidikan, pemerataan, efektifitas, dan efisiensi
penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan pendidikan dapat terlaksana.
Dengan penyelenggaraan pendidikan secara efektif dan efisien terebut maka mutu
pendidikan akan tercapai. Menurut Maya H (2012:167) menyatakan bahwa salah
satu bentuk peran serta masyarakat adalah melakukan pemberdayaan masyarakat
dengan memperluas partisipasi masyarakat dalam pendidikan, yang meliputi
peran perorangan, kelompok, keluarga profesi, dan organisasi kemasyarakatan
dalam hal penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan. Selain
itu komite sekolah merupakan organisasi masyarakat, utamanya dari orang tua
siswa yang mempunyai respon dalam pelaksanaan pendidikan dan meningkatkan
kebutuhan sarana sekolah, pemenuhan kebutuhan pembelajaran, dan pemenuhan
kompetensi tenaga pendidik. Komite sekolah mempunyai tugas memikirkan
dalam mempercepat peningkatan pelayanan mutu pendidikan, selain itu komite
sekolah bertugas menyampaikan informasi-informasi kepada masyarakat tentang
kebiajakan dan program-program yang akan dilaksanakan disekolah. Dengan
demikian dalam penyelenggaraan pendidikan akan selalau mendapat dukungan
dan respon dari masyarakat.
Peran masyarakat dalam mendukung penyelenggaraan pendidikan harus
mempunyai arah dan tujuan yang jelas. Seperti tertuang dalam Keputusan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 044/U/2002, yaitu mengenai tujuan
pembentuan komite ditingkat satuan pendidikan sebagai berikut :
1) Mewadahi dan menyalurkan aspirasi serta prakarsa masyarakat dalam
melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan di satuan
pendidikan.
2) Meningkatkan tanggung jawab dan peranserta masyarakat dalam
penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan
3) Menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel, dan
demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang
bermutu di satuan pendidikan.
Sedangkan komite sekolah sesuai dengan Kemendiknas Nomor 044/U/2002
mempunyai peran dalam penyelenggaraan pendidikan sebagai berikut :
(1) komite sekolah sebagai pemberi pertimbangan, (2) komite sekolah sebagai
sebagai penghubung. Keempat peran komite sekolah tersebut diatas dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1) Peran Komite Sekolah sebagai Pemberi Pertimbangan, dalam
mewujudkan penyelenggaraan pendidikan yang lebih efektif maka
peran dari komite sekolah harus lebih diperdayakan. Sehingga komite
sekolah yang merupakan wakil dari masyarakat dapat aktif berperan
memberikan masukan dalam perencanaan pendidikan maupun dalam
memberikan pertimbangan dalam menentukan kebijakan-kebijakan.
Seperti disampaiakan oleh Sagala, (2001:239) menyatakan bahwa
konsep partisipasi dan pemberdayaan masyarakat adalah keikutsertaan
masyarakat dalam manajemen sekolah melalaui suatu wadah dalam
konteks menyeimbangkan tujuan pendidikan dengan lingkungan, yang
merupakan komponen penting untuk menjalin hubungan yang
interaktif dan positif dalam menyukseskan proses pembelajaran dan
tujuan pendidikan yang diharapkan.
2) Peran Komite Sekolah sebagai Penberi Dukungan, Masyarakat dapat
menyalurkan aspirasinya baik melalui pikiran, tenaga maupun
sumbangan materi. Dukungan dari masyarakat melalui komite sekolah
ini dapat memperlancar dalam penyelenggaraan pendidikan.
Dikemukakan oleh Sagala, (2011:245) berpenadapat bahwa peran
aktif dewan sekolah atau komite sekolah diperlukan untuk memberi
dukungan (supporting agency) atas kelancaran manajemen sekolah dan memenuhi kebutuhan sekolah meningkatkan kualitas layanan
3) Peran Komite Sekolah sebagai Badan Pengontrol, Penyelenggaraan
pendidikan ditingkat satuan pendidikan harus mendapat kepercayaan
masyarakat, maka peran pengontrol dari masyarakat melalui komite
sekolah harus dapat di optimalkan, sehingga penyelenggaraan
pendidikan dapat akuntabel dan transparan. Seperti di sampaikan oleh
Satori dalam Sagala, (2011:243) berpendapat bahwa peran serta
masyarakat adalah melakukan monitoring internal dan evaluasi diri
secara reguler, serta melaporkan dan membahas hasilnya dalam forum
komite sekolah.
4) Peran Komite Sekolah sebagai Penghubung, komite sekolah harus
dapat menjembati hubungan antara sekolah dengan masyarakat.
Sehingga masyarakat sebagai partner sekolah dalam penyelenggaraan
pendidikan dapat terwujud secara efektif. Disampaikan oleh Sagala,
(2011:247) berpendapat bahwa tujuan pembentukan komite sekolah
untuk mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat
dalam melahirkan kebijakan dalam mewujudkan pendidikan yang
berkualitas.
Selanjutnya partisipasi masyarakat melalui komite sekolah dalam
penyelenggaraan pendidikan diuraikan sesuai yang tertuang dalam Departemen
Pendidikan Nasional (2001:17), sebagai berikut :
1) Membantu meningkatkan kelancaran penyelenggaraan pembelajaran
di sekolah baik sarana, prasarana maupun teknis pendidikan.
2) Melakukan pembinaan sikap dan prilaku siswa. Membantu usaha
pengembangan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
pendidikan demokrasi sejak dini (kehidupan berbangsa dan
bernegara, pendidikan pendahuluan bela negara, kewarganegaraan,
berorganisasi, dan kepemimpinan), keterampilan dan kewirausahaan,
kesegaran jasmani dan berolah raga, daya kreasi dan cipta, serta
apresiasi seni dan budaya.
3) Mencari sumber pendanaan untuk membantu siswa yang tidak
mampu.
4) Melakukan penilaian sekolah untuk pengembangan pelaksanaan
kurikulum, baik intrakulikuler maupun ekstrakulikuler dan
pelaksanaan manajemen sekolah, kepala/wakil kepala sekolah, guru,
siswa dan karyawan.
5) Memberikan penghargaan atas keberhasilan manajemen sekolah
6) Melakukan pembahasan tentang usulan Rancangan Anggaran
Pendapatan Belanja Sekolah (RAPBS)
7) Meminta sekolah agar mengadakan pertemuan untuk kepentingan
tertentu.
Selanjutnya tujuh peran dari komite diatas dapat diuraikan dalam
pelaksanaan kegiatan di satuan pendidikan sebagai berikut :
Peran komite sekolah sebagai pemberi pertimbangan melakukan tugas-tugas
antara lain :
a. Melakukan identifikasi kondisi peserta didik baik dari kehidupan
b. Memberikan nasehat dan pertimbangan dalam penentuan kebijakan
kepada sekolah termasuk menentukan profil sekolah.
c. Hasil identifikasi dapat dijadikan masukan dalam memberikan nasehat
dan pertimbangan kepada sekolah dalam menentukan kebijakan
maupun program-program sekolah.
d. Memberikan nasehat yang berupa masukan pertimbangan, atau
rekomendasi kepada sekolah dan dengan tembusan Kepala Dinas
Pendidikan dan Dewan Pendidikan.
e. Menyampaikan masukan dan pertimbangan kepada sekolah dalam
pengembangan kurikulum muatan lokal, dan meningkatkan proses
pembelajaran dan pelayanan pendidikan.
f. Melakukan evaluasi terhadap RAPBS yang diajukan oleh kepala
sekolah, kemudian melakukan pengesahan dari RAPBS tersebut
setelah dilaksanakan verifikasi oleh rapat pleno komite sekolah.
Komite sekolah dalam melaksanakan perannya sebagai pemberi
dukungan melakanakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
a) Komite sekolah memberikan dukungan terhadap sekolah untuk
secara preventif dalam memberantas penyebarluasan narkoba di
sekolah, serta pemeriksaan kesehatan siswa.
b) Memberikan dukungan kepada sekolah dalam pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler.
c) Mencari bantuan dana dari dunia industri untuk biaya pembebasan
d) Melaksanakan konsep subsidi silang dalam penarikan iuran dari
orang tua siswa.
Sedangkan dalam peran sebagai pengontrol Komite Sekolah melakukan
beberapa hal seperti ;
a. Meminta penjabaran kepada sekolah tentang hasil belajar siswa.
b. Menyebarkan kuisioner untuk memberoleh masukan, saran, dan ide
kreatif dari masyarakat.
c. Menyampaikan laporan kepada sekolah secara tertulis tentang hasil
pengamatan Komite Sekolah terhadap sekolah.
Peran sebagai penghubung/mediator Komite Sekolah melaksanakan
berbagai kegiatan seperti;
a. Membantu sekolah dalam menciptakan hubungan dan kerja sama
antara sekolah dengan orang tua dan masyarakat.
b. Mengadakan rapat atau pertemuan secara rutin atau insidental dengan
kepala sekolah dan dewan guru.
c. Mengadakan kunjungan atau silaturahmi ke sekolah, atau dengan
dewan guru di sekolah.
d. Bekerja sama dengan sekolah dalam kegiatan penelusuran alumni.
e. Membina hubungan dan kerja sama yang harmonis dengan seluruh
stake holder pendidikan dengan dunia usaha/dunia industri.
f. Mengadakan penjajakan kerja sama atau MOU dengan lembaga lain
g. Mengadakan kegiatan inovatif untuk meningkatkan kesadaran dan
kemitraan masyarakat, misalnya panggung hiburan untuk sekolah dan
masyarakat.
h. Mengadakan rapat atau pertemuan secara berkala dan insidental
dengan orang tua dan anggota masyarakat.
Komite Sekolah sesuai dengan peran dan fungsinya, melakukan
akuntabilitas sebagai berikut :
1. Komite Sekolah menyampaikan hasil kajian pelaksanaan program
sekolah kepada stakeholders secara periodik, baik yang berupa keberhasilan maupun kegagalan dalam pencapaian tujuan dan sasaran
program sekolah.
2. Menyampaikan laporan pertanggung jawaban bantuan masyarakat baik
berupa materi (dana, barang tak bergerak maupun bergerak), maupun
non materi (tenaga, pikiran) kepada masyarakat dan pemerintah
setempat.
Seperti dituangkan dalam Keputusan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 044/U/2002 ditegaskan bahwa Komite sekolah merupakan badan mandiri
yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu,
pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, baik pada
pendidikan pra sekolah, jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan di luar
sekolah.
Hubungan sekolah dengan komite sekolah dalam partisipasinya
meningkatkan mutu pendidikan adalah partisipasi baik individu atau kelompok
sekolah adalah mewujudkan perilaku pendidik dalam masyarakat secara aktif
dalam rangkaian kerjasama dan keterlibatan diri dalam hubungan sekolah dengan
masyarakat. Kemudian pengertian dalam keterlibatan di sini adalah keikut sertaan
masyarakat baik secara lansung, atau secara fisik atau dengan memfokuskan pada
pendanaan, barang, dan sumbangan pikiran lain dalam pengelolaan dan turut
bertanggung jawab terhadap hasil penyelenggaraan pendidikan yang telah dicapai.
Peran dan partisipasi masyarakat merupakan pengontrol dalam pelaksanaan
program-program pemerintah dalam kebijakan-kebijakan penting. Begitu juga
bidang pendidikan turut serta masyarakat dalam berbagai peran sangat strategis.
Karena peran dan keikutsertaan masyarakat tersebut dapat menjadi sebuah
kekuatan pengontrol dalam penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas dengan
mengutamakan pelayanan mutu pendidikan. Dalam penerapan manjemen
berbasis sekolah, bahwa sekolah mempunyai kewenangan dalam mengatur
penyelenggaraan pendidikan sacara mandiri bersama masyarakat. Sehingga
keberadaan komite sekolah akan sangat membantu terwujudnya mutu dan kualitas
pendidikan di satuan pendidikan. Dan dengan manajemen pendidikan berbasis
sekolah ini kedudukan komite sekolah sangat tepat dalam menyalurkan aspirasi
dalam satuan pendidikan. Komite sekolah merupakan lembaga independen yang
menjadi mitra sekolah dalam mewujudkan pengelolaan pendidikan yang
berkualitas. Besarnya dukungan komite sekolah merupakan bentuk cerminan
dukungan masyarakat terhadap dunia pendidikan di satuan pendidikan.
Penyelenggara pendidikan disatuan pendidikan secara substansial mempunyai
tanggung jawab yang kuat terhadap komite sekolah. Karena komite sekolah
industri. Dengan kata lain bahwa pembentukan komite sekolah adalah untuk
membantu suksesnya penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas. Agar tujuan
pendidikan dalam satuan pendidikan dapat tercapai maka komie sekolah
seyogyanya melakukan upaya-upaya dalam meningkatkan partisipasi dari
masyarakat, orang tua, lembaga-lembaga swadaya, serta lingkungan sekitarnya,
yang mempunyai kepedulian terhadap dunia pendidikan. Disamping itu peran
komite sekolah dapat juga berkonstribusi dalam memberikan masukan dalam
mengevaluasi perencanaan, pelaksanaan, dan hasil dari penyelenggaraan
pendidikan. Bentuk partisipasi komite sekolah dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Partisipasi dalam kelancaran penyelenggaraan kegiatan pembelajaran.
2) Melakukan pembinaan sikap dan perilaku siswa dengan mewujudkan
pembinaan dan pengembangan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
pendidikan demokrasi berbangsa dan bernegara, pendidikan berorganisasi,
keterampilan dan kewirausahaan.
3) Mencari sumber pendanaan untuk membantu siswa yang tidak mampu,
4) Melakukan penilaian sekolah untuk pengembangan pelaksanaan kurikulum,
baik intra maupun ekstrakurikuler dan pelaksanaan manajemen sekolah,
kepala/wakil kepala sekolah, guru, siswa, dan karyawan,
5) Memberikan penghargaan atas keberhasilan manajemen sekolah,
6) Melakukan pembahasan tentang usulan Rancangan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Sekolah (RAPBS) dan,
7) Meminta sekolah agar mengadakan pertemuan untuk kepentingan tertentu .
aspek penting partisipasi komite sekolah (masyarakat) dalam meningkatkan
mutu pendidikan yaitu:
1) Terlibatnya masyarakat (komite sekolah), serta ikut serta dalam menentukan
arah, stratagi, dan kebijakan sekolah,
2) Meningkatkan kemampuan untuk merumuskan tujuan- tujuan,
3) Partisipasi masyarakat dalam kegiatan- kegiatan yang konsisten dengan
arah, strategi, dan rencana yang telah ditentukan,dan,
4) Adanya perumusan dan pelaksanaan program-program partisipasi dalam
sekolah berencana, yang secara lansung memberikan dan menyangkut
kesejahteraan masyarakat. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa
dalam partisipasi terdapat unsur- unsur yang penting, antara lain:
a) Keterlibatan mental, emosi dan dengan sendirinya fisik,
b) Kehendak sendiri atau prakarsa untuk mengambil bagian di dalam usaha
pencapaian tujuan,
c) Swadaya dan,
d) Rasa tanggung jawab. Oleh karena itu partisipasi komite sekolah dapat
dikatakan sebagai suatu proses penyaluran aspirasi masyarakat baik yang
bersifat dukungan material maupun non material dari seluruh anggota
dan kepengurusannya, baik secara individual maupun kolektif, secara
langsung maupun tidak langsung dalam perencanaan, pengambilan
keputusan dan pembuatan kebijakan, pelaksanaan, serta
2.3 Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang dalam
penyelenggaraannya selalu fokus pada masyarakat selaku pelanggan. Begitu
sebaliknya masyarakat semestinya berpartisipasi aktif dalam mensukseskan tujuan
pendidikan yang ingin dicapai. Menurut Sagala ( 2011:234 ) berpendapat bahwa
sekolah dan masyarakat merupakan dua komunitas yang saling melengkapi antara
satu dengan lainnya, bahkan ikut memberikan warna terhadap perumusan model
pembelajaran tertentu di sekolah oleh suatu masyarakat tertentu pula. Satuan
pendidikan adalah merupakan tempat untuk mentransfer dan melestarikan
nilai-nilai, budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi, nilai-nilai agama sehingga peserta
didik merasa nyaman dan termotivasi untuk belajar, karena pembelajaran yang
diterima menyangkut kehidupan di masa depan. Sehingga pembelajaran yang
dilaksanakan akan memberikan perbaikan terhadap kehidupan generasi penerus di
masyarakat. Sekolah dan masyarakat saling bekerjasama dengan tujuan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran, perkembangan peserta anak, memperkuat
tujuan pendidikan serta meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat,
meningkatkan motivasi masyarakat dalam menjalin kerjasama dengan sekolah.
Dalam paradigma lama, pendidikan meruapakan tanggung jawab dari
pemerintah, masyarakat, orang tua, keluarga dianggap sebagai unsur yang tiada
arti dalam penyelenggaraan pendidikan disekolah. Pada hal masyarakat adalah
kekuatan utama dalam peneyelenggaraan pendidikan. Menurut Ki Hajar
Dewantara dalam Maya. H, (2012:145) menyatakan bahwa kesuksesan
Namun dalam perkembangan waktu bahwa paradigma ini sedikit demi sedikit
ditinggalkan, karena masyarakat, orang tua, keluarga memilki hak untuk turut
bertanggung jawab dalam memberikan kebijakan-kebijakan dalam
penyelenggaraan pendidikan. Sehingga pendidikan merupakan tanggung jawab
bersama antara sekolah, pemerintah dan masyarakat.
Kemudian dalam paradigma transisional, pendidikan menjadi tanggung
jawab antara sekolah, masyarakat, keluarga dan orang tua mulai terjalin. Namun
kontak dari masyarakat belum dapat memperlihatkan perannya. Kemudian dalam
paradigma baru, bahwa hubungan antara sekolah, masyarakat, dan orang tua harus
dapat terjalin lebih sinergis dalam mewujudkan layanan mutu pendidikan, dan
juga dalam memberikan partisipasinya dalam peningkatan mutu hasil belajar
siswa. Disamping itu sekolah harus lebih aktif dalam membina hubungan dengan
masyarakat, sehingga dalam penyelenggaraan pendidikan ditanggung oleh tiga
unsur yang tidak terpisahkan yaitu sekolah, orang tua dan masyarakat.
Komponen-komponen tersebut yang akan menentukan hasil penyelenggaraan
pendidikan di satuan pendidikan.
Menurut Maya. H (2012:157) bahwa hubungan antara sekolah dengan
masyarakat dibangun dengan tujuan popularitas sekolah dimata masyarakat.
Peningkatan respon masyarakat terhadap keberadaan satuan pendidikan diiringi
dengan program-program dari sekolah yang dapat meyakinkan kepada
masyarakat, bahwa pendidikan yang di selenggarakan berkualitas dan bermutu.
Sehingga output pendidikan sesuai dengan kebutuhan dan harapan dari
Pada proses pendidikan dewasa ini pendidikan di pengaruhi oleh tiga
lingkungan yaitu keluarga, masyarakat dan sekolah. Karena ketiga lingkungan itu
mempunyai andil besar dalam pembentukan mental maupun spiritual dari
dasar-dasar pendidikan. Pendidikan yang utamanya menjadi tanggung jawab dalam
rumah tangga secara konseptual akademik dikembangkan oleh sekolah sehingga
pembentukan diri anak akan terarah.
Selanjutnya penyelenggaraan pendidikan perlu dilaksanakan secara
harmonis antara masyarakat dan sekolah. Masyarakat mendapat amanat untuk
berpartisipasi dalam pendidikan melalui organisasi komite sekolah, melalui
komite sekolah ini diharapkan dapat mengoptimalkan peran masyarakat dan orang
tua untuk mewujudkan pelaksanaan program-program pendidikan disatuan
pendidikan, melalui : memobilisasi bantuan baik dana maupun pemikiran dalam
penyelenggaraan pendidikan, memberikan bantuan dalam penyediaan fasilitas
pendidikan yang diperlukan.
Penyelenggaraan pendidikan disekolah bahwa orang tua diperlukan
dalam memberikan informasi tentang potensi yang dimiliki oleh anak didik. Hal
ini untuk meningkatkan perhatian orang tua dan masayarakat akan pentingnya
pendidikan bagi anak. Di samping itu masyarakatberkewajiban dalam memberikan
dukungan terhadap program-program, tujuan sekolah, kebutuhan-kebutuhan sekolah
dalam menyelenggarakan pendidikan. Begitu juga sebaliknya bahwa sekolah harus
mengetahui dengan pasti akan kebutuhan-kebutuhannya, sehingga segala harapan
dari masyarakat terhadap sekolah dapat terpenuhi yaitu penyelenggaraan pendidikan
Untuk mewujudkan ini semua, maka perlu pembinaan baik pengelola
sekolah maupun stake holdernya dalam menjaga hubungan yang harmonis, karena
dengan hubungan yang harmonis diharapkan menumbuhkan rasa kepercayaan, saling
pengertian antara sekolah, masyarakat, orang tua, dan lembaga lain yang ada di
masyarakat, termasuk dunia usaha dan industri. Turut serta masyarakat dalam
membantu penyelenggaraan pendidikan ini akan bermanfaat yang besar bagi sekolah
maupun masyarakat sendiri, karena masing-masing akan mengetahui pentingnya
peran masing-masing di dunia pendidikan. Terjalinnya kerjasama yang baik antara
sekolah dengan stake holder yang ada di masyarakat dan mereka turut serta
bertanggung jawab terhadap suksesnya penyelenggaraan pendidikan di sekolah akan
memupuk motivasi dari unsur-unsur keanggotaan komite.
Kesempatan yang diberikan kepada masyarakat untuk berperan serta
dalam memajukan sekolah dan melibatkan orang tua juga tokoh-tokoh masyarakat
untuk merencanakan dan mengawasi realisasi program di sekolah. Apabila
hubungan antara sekolah dengan masyarakat selalu terjalin dengan baik, maka
kesadaran untuk bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan pendidikan
semakin tinggi, dengan demikian partisipasi masyarakat dalam berinovasi dalam
memajukan sekolah akan semakin terbuka.
2.4Kerangka Pikir
Perubahan paradigma pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan
adalah menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, masyarakat dan stake holder
yang lain. Hal ini menuntut kinerja unsur-unsur penyelenggara pendidikan
tersebut untuk saling aktif dan saling berpartisipasi untuk kemajuan dan
keberhasilan pelaksanaan pendidikan. Dengan adanya organisasi yang independen
Keberadaan Komite sekolah diharapkan dapat menjawab dan mencari solusi dan
permasalahan pendidikan yang ada, sehingga dapat meningkatkan kualitas sumber
daya yang ada. Sumber daya yang memiliki kompetensi dan integritas yang tinggi
sangat di butuhkan dalam menunjang keberhasilan pendidikan. Dari uraian diatas
maka kerangka pikir dalam penelitian ini terdiri dari : (1) Input penelitian ini
adalah Komite Sekolah yang pengurusnya terdiri dari praktisi pendidikan, tokoh
masyarakat dan pelaku industri yang memahami peran dan fungsinya dalam
penyelenggaraan pendidikan di SMK Negeri 2 Metro. Pemahaman peran dan
fungsi tersebut berakibat pada partisipasi komite sekolah dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi RAPBS dan program kerja sekolah rendah. (2) Proses
dalam penelitian ini adalah : (a) Komite sekolah melaksanakan perannya sebagai
pemberi pertimbangan dalam perencanaan RAPBS, program kerja, maupun
pengelolaan SDM. (b) Peran komite sekolah sebagai pemberi dukungan terhadap
kebijakan, sarana, fasilitas pembelajaran dan pengembangan SDM. (c) Peran
komite sekolah sebagai pengontrol dalam perencanaan pendidikan, proses
pendidikan, dan hasil pendidikan di SMK Negeri 2 Metro. (d) Peran komite
sekolah sebagai mediator dalam mensosialisasikan program, mengidentifikasi
aspirsai, memobilisasi bantuan masyarakat. (3) Output dalam penelitian ini adalah
mutu pendidikan yang merupakan optimalisasi terhadap kepuasan pelanggan, baik
pelanggan internal maupun eksternal. Kerangka pikir digambarkan sebagai
Gambar. 2.1 Kerangka Pikir Penelitian Input
Proses
Komite SMK Negeri 2 Metro
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Latar Penelitian
Strategi penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan metode
deskriptif dan pendekatan yang digunakan adalah analisis kualitatif SMK negeri 2
Metro. Pertimbangan penggunaan metode ini adalah dengan pertimbangan data
yang didapatkan dalam penelitian ini akan memberikan gambaran tentang realita
sosial yang akan mengungkap fenomena dalam dalam penyelenggaraan
pendidikan, terutama peran komite sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan
di SMK Negeri 2 Metro. Kondisi komite sekolah secara obyektif merupakan data
riil yang akan memberikan diskripsi peran komite di satuan pendidikan. Menurut
Sugiyono, (2010:9) berpendapat bahwa metode penelitian kualitatif adalah metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk
meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen)
dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data
dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif,
dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
Sedangkan menurut Moleong, (2013:6) bahwa Penelitian kualitatif adalah
penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur
Moleong (2013:6) berpendapat bahwa penelitian kualitatif adalah upaya untuk
menyajikan dunia sosial, dan perspektifnya di dalam dunia, dari segi konsep,
perilaku, persepsi, dan persoalan tentang manusia yang di teliti. Dalam penelitian
ini peneliti berusaha memahami makna peran komite sekolah yang ada di SMK
Negeri 2 Metro.
Lokasi penelitian ini adalah di SMK Negeri 2 Metro. Penelitian ini
dilaksanakan mulai bulan Oktober 2013 sampai dengan bulan Desember 2013.
3.2 Pendekatan dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan pertimbangan
bahwa penelitian kualitatis berkarakterisik natural, mengutamakan proses dari
pada hasil, dan penelitian kualitatif bersifat diskriptif, harapannya hasil penelitian
yang diperoleh lebih jelas dan menggambarkan kondisi sekolah yang sebenarnya.
Menurut Lincoln dan Guba dalam Moleong (2011:8) mengulas sepuluh ciri
penelitian kualitatif sebagai berikut (1) latar penelitian alamiah, (2) Manusia
sebagai alat (instrumen), (3) Metode yang digunakan kualitatif, (4) Analisis data
secara induktif, (5) Teori yang digunakan teori dasar (grounded theory), (6) Penelitian bersifat diskriptif, (7) Penelitian mengutamakan proses daripada hasil
(produk), (8) Adanya batas yang ditentukan oleh fokus, (9) Adanya kriteria
keabsahan bata, (10) Desain penelitian bersifat sementara. Penelitian dilaksanakan
di SMK Negeri 2 Metro berlangsung di sekolah pada waktu efektif pembelajaran,
kondisi ini dengan harapan memberikan hasil dan informasi dari informan seperti
komite sekolah, kepala sekolah, dewan guru, tenaga tata usaha, siswa, dan orang
tua siswa. Pengambilan data yang berupa kata-kata, kalimat-kalimat,