• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI SISWA TERHADAP CARA MENGAJAR GURU PKN DI SMP NEGERI 21 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERSEPSI SISWA TERHADAP CARA MENGAJAR GURU PKN DI SMP NEGERI 21 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

ii ABSTRAK

PERSEPSI SISWA TERHADAP CARA MENGAJAR GURU PKN DI SMP NEGERI 21 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh Yasmin Hussein

Penelitianinibertujuanuntukmengetahuisertamendeskripsikanbagaimanapersepsisi swaterhadapcaramegajar guru PKn di kelas VIIIB SMP Negeri 21 Bandar

Lampung tahunPelajaran

2013/2014.MetodepenelitianmenggunakanmetodeDeskriftifTeoritik.Sampelpeneli tianberjumlah 23 responden.Teknikpokokpengumpulan data menggunakanangketdananalisis datamenggunakapersentase.

(2)

PERSEPSI SISWA TERHADAP CARA MENGAJAR GURU PKn

DI KELAS VIIIB SMP NEGERI 21 BANDAR LAMPUNG

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh

Yasmin Hussein

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

pada

Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

(3)

PERSEPSI SISWA TERHADAP CARA MENGAJAR GURU PKn

DI KELAS VIIIB SMP NEGERI 21 BANDAR LAMPUNG

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

(Skripsi)

Oleh:

YASMIN HUSSEIN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

(4)
(5)
(6)
(7)

vii

PERSEMBAHAN

Dengan rasa syukurkepada Allah SWT yang takterhinggadankerendahanhati,

kupersembahkankaryasederhanainikepada: Keduaorangtuaku, Bapak Hi.Burhanuddin Hussein

danIbuHj. Nurlina yang sangatakucintai, kusayangidanakubanggakan, terimakasihatascinta,

kasihsayang, doa, dukungan,

semangatdansegalapengorbanannya demi keberhasilanku. Ketigakakakku yang kubanggakan, Dr, Mulimah, Rio, S.T

dan Adam,

terimakasihatassegalacintadankasihsayangnyatelahmenduk ungdanmendoakankeberhasilanku.

Mba Dian yang

selalumemberikansemangatnyadalammenyelesaikanskripsik u.

Keluargabesarkuynagterusmemberikandukungandandoadal ammenantikeberhasilanku.

SahabatkuSepti, Novita, MutidanHanggi, yang

telahmenjadikeluargakeduakudansellaumendukungsertamen emanikusaatkusenangdansedih.

Seluruh guru danDosen yang

telahdengansabarmembimbingdanmengarahkankuhinggaaku berhasil.

(8)

vi

RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 16 Mei 1990 yang merupakan anak keempat dari empat bersaudara pasangan bapak Burhanuddin Hussein dan Ibu Nurlina.

Pendididkan formal yang pernah ditempuh, TK Al Hikmah yang diselesaikan pada tahun 1993 berijazah, Sekolah Dasar di SD Negeri Mandai Makassar yang diselesaikan pada tahun 2002 berijazah, Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 21 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2005 berijazah, dan Sekolah Menengah Atas di SMA Al Azhar 3 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2008 berijazah.

(9)

viii

MOTO

Janganlahkamubersikaplemah, danjanganlah

pula kamubersedihhati, padahalkamulah

orang-orang yang paling tinggiderajatnya,

(10)

ix

SANWACANA

Bismillaahirrahmanirrahim,

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan Hidayah-NYA, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Persepsi Siswa Terhadap Cara Mengajar Guru Di Kelas VIIIB SMP Negeri 21 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014” skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas lampung.

Di dalam penelitian ini, peneliti banyak menghadapi kesulitan hingga menuju tahap penyelesaian. Berkat bimbingan, saran serta bantuan moral maupun spiritual serta arahan dan motivasi dari berbagai pihak, segala kesulitan dapat terlewati dengan baik. Oleh Karena itu peneliti mengucapkan terimakasih kepada Bapak Drs. Holilulloh, M.Si selaku Pembimbing I, Ibu Yunisca Nurmalisa, S.Pd., M.Pd. selaku Pembimbing II sekaligus sebagai Pembimbing Akademik, Bapak Hermi Yanzi, S.Pd., M.Pd. selaku Ketua Program Studi PPKn Sekaligus Pembahas I, dan bapak M. Mona Adha,S.Pd., M.Pd. selaku Pembahas II.

(11)

x

1. Bapak Dr. Hi Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. M. Thoha B.S. jaya, M.S. sealku Pembantu Dekan I fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan lampung.

3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si. selaku Pembantu dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Hi Iskandarsyah, M.H. selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

5. Bapak Drs. Hi Buchori Asyik, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan social Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

6. Seluruh bapak dan Ibu Dosen Program Studi PPKn Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan lampung.

7. Ibu Hj. Yuliati, S.Pd. selaku Kepala SMP Negeri 21 Bandar Lampung yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian.

8. Ibu Marida, S.Pd., Ibu Asmana, S.Pd., dan Ibu Marti Sari, S.Pd. serta seluruh jajaran guru SMP Negeri 21 Bandar lampung yang telah membantu peneliti. 9. Seluruh siswa kelas VIIIA dan VIIIB SMP Negeri 21 Bandar Lampung yang

telah bersedia menjadi responden.

(12)

xi

11.Ketiga kakakku Dr. Muslimah Hussein, Rio Hussein, S.T dan Adam yang selalu aku bnaggakan yang selalu memberikan doa dan semangat untuk menemani perjuanganku.

12.Keluarga besarku yang selalu menantikan keberhasilanku.

13.Sahabat terbaik dan keluarga keduaku, Septi dan hanggi, yang selalu menemani perjuanganku dan memberikan dukungan baik dalam keadaan senang maupun sedih. Semoga kita menjadi orang yang sukses sesuai dengan yang kita harapkan, amin.

14.Teman-teman seperjuanganku, Yunita Purwaningsih, Novita, Adit, Nurul, Vera, Edwin, Toni, Cahya, Putri, Leni, Roma, I Ketut Susana, Eko, Stela, Ladyanst, heni, Roni, Neni, Nyi ayu, Evvi, Hestia, agus, Stepahanus, John, Isabella, Febrinia, septilia Ranti, azkiya, Azkiya, reni, Rindi, Mutya, yella, Yeni, Purba, angga yang telah memberikan dukungan dan semangat selama ini. 15.Keluarga besar di Bandar Lampung.

16.Seluruh teman-teman seperjuangan PPKn angkatan 2009, terimakasih atas kebersamaan, canda tawa, sukacita dan perjuangan yang telah dilalui bersama. 17.Keluarga besar Civic Education kakak-kaka angkatan 08, adik tingkat angkatan

2010-2013. Terimakasih atas kebersamaan dan kerjasamanya.

(13)

xii

19.Serta semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung terima kasih atas segala kebaikannya dan semoga Allah SWT selalu memberikan balasan atas kebaikan itu.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi peneliti berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, Juli 2014 Peneliti

(14)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

SURAT PERNYATAAN ... v

RIWAYAT HIDUP ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

MOTO ... viii

SANWACANA ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

I. PENDAHULUAN A.LatarBelakangMasalah ... 1

B.IdentifikasiMasalah ... 7

C.PembatasanMasalah ... 7

D.RumusanMasalah ... 8

E. TujuanPenelitian ... 8

F. KegunaanPenelitian ... 8

a. SecaraTeoritis ... 8

b. SecaraPraktis ... 8

G.RuangLingkupPenelitian ... 9

1. RuangLingkupIlmu ... 9

2. RuangLingkupSubjekPenelitian ... 9

3. RuangLingkupObjekPenelitian ... 9

4. RuangLingkup Wilayah Penelitian ... 9

5. RuangLingkupWaktuPenelitian ... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA A. DeskripsiTeori ... 10

1. PersepsiSiswa ... 10

1.1 PengertianPersepsi ... 10

1.2 PersepsiSiswa ... 12

2. PengertianBelajar ... 14

3. Proses BelajarMengajar ... 18

4. Guru ... 20

(15)

7. MinatBelajar ... 29

B. KerangkaPikir ... 33

III. METODOLOGI PENELITIAN A.MetodePenelitian ... 34

B.Populasidansampel ... 34

1. Populasi ... 34

2. Sampel ... 35

C. VariabelPenelitian ... 35

D. DefinisiKonseptualdanDefinisiOperasional ... 36

1. DefinisiKonseptual ... 36

2. DefinisiOperasional variable ... 36

E. RencanaPengukuranVariabel ... 38

F. TeknikPengumpulan data ... 38

1. TeknikPokok ... 38

a. Angket ... 38

2. TeknikPenunjang ... 39

a. Wawancara ... 39

b. Dokumentasi ... 39

G. UjiValiditasidanReliabilitas ... 39

1. UjiValiditas ... 39

2. UjiReliabilitas ... 40

H. TeknikAnalisis Data ... 41

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.GambaranUmumdanLokasiPenelitian ... 52

1. Sejarah SMP negerio 21 Bandar Lampung ... 52

2. VisidanMisi SMP Negeri 21 Bandar lampung ... 52

a. VisiSekolah ... 52

b. MisiSekolah ... 53

3. Keadaan Guru di SMP Negeri 21 Bandar lampung ... 53

B. Deskripsi Data ... 54

1. Pengumpulan Data ... 54

2. Penyajian data ... 55

C. Pembahasan ... 83

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 89

B. Saran ... 90 DAFTAR PUSTAKA

(16)
(17)
(18)

DAFTAR GAMBAR

GambarHalaman

(19)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa dampak kemajuan diberbagai bidang kehidupan. Agar dapat mengikuti dan meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas. Salah satu usaha untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan.

Pendidikan merupakan suatu proses dan usaha manusia didalam menggali dan mengembangkan potensi diri anak didik yang di dapat melalui suatu proses pembelajaran atau cara lainnya yang telah diakui dan diketahui masyarakat guna menyiapkan manusia untuk mampu mandiri, menjadi anggota masyarakat yang berdaya guna dan mampu ikut serta dalam pembangunan bangsa.

(20)

2

berkarakter dan berakhlak mulia dengan iman dan taqwa yang kuat, serta memiliki kecerdasan, kecakapan dan kemauan bekerja keras.

Pendidikan memiliki fungsi utama dalam kehidupan, sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Sisdiknas No. 20 tahun 2003, pasal 2 yakni :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkemnbangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan menjadi warga Negara yang berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Menurut Undang-undang Sisdiknas No.20 tahun 2003 bab IV, “pendidikan dilaksanakan melalui berbagai jalur dan jenjang pendidikan. Didalam jalur pendidikan formal dikenal 3 jenjang pendidikan yaitu, jenjang pendidikan dasar, jenjang pendidikan menengah, dan jenjang pendidikan tinggi”.

(21)

terpisahkan dari lingkungannya. Salah satu pemecahannya terletak kepada bimbingan guru yang terampil dan simpatik.

Seorang guru adalah seorang yang telah menyerahkan dirinya dalam organisasi sekolah, dia tidak bisa melakukan tindakan dan berperilaku sesuai keinginan sendiri, tetapi harus dapat menyesuaikan diri dengan peran dan tugasnya sesuai peran dan tuntutan tugas serta aturan organisasi yang menjadi kewajiban bagi seorang guru. Oleh karena itu, guru harus bisa mengatur dalam arti mengelola secara optimal apa yang menjadi peran dan tugasnya disekolah.

Guru adalah pelayan, untuk mengantar siswa pada masa depan yang lebih baik dalam hidup dan kehidupan, dalam ketidakpastian masa depan yang mungkin sedikit dapat dipastikan. Sementara siswa adalah manusia utuh, maka terimalah dia apa adanya. Siswa adalah individu yang utuh dengan keseluruhan sikap, prilaku, kepribadian serta latar belakang sosial budayanya. Guru tidak bergaul, berinteraksi dengan salah satu aspeknya saja tetapi dengan keseluruhannya. Kesadaran dan kerelaan menerima kenyataan bahwa interaksi dengan siswa sebagai suatu keseluruhan akan menumbuhkan perhatian (concern), rasa peduli (caring), rasa berbagi (sharing), dan kebaikan yang tulus (kindness).

Burhanuddin menggambarkan beberapa hal mengenai akhlak/kode etik guru yang harus diperhatikan dalam mendidik siswa dalam Zuriah (2007:109), yaitu sebagai berikut:

1. Berniat dengan ikhlas maksudnya hendaklah guru mengajarkan ilmu yang dimilikinya dengan penuh keikhlasan hati karena mengharap keridhoan Allah SWT.

(22)

4

sendiri. Guru haruslah bersikap menyayangi anak didiknya dan membimbingnya seperti anaknya sendiri.

3. Hikmah kebijaksanaan yang berarti guru harus berlaku bijaksana dalam mengajar.

4. Memilih waktu yang tepat untuk menjaga kebosanan anak didiknya. 5. Memberi teladan, guru tidak hanya mengajar dalam bentuk lisan,

yang lebih penting ialah guru harus memberikan contoh perbuatan (teladan) baik yang mudah ditiru oleh anak didiknya.

Menurut Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 pasal 1 ayat (1) menyebutkan bahwa: “Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi, peserta didik ...”. Dalam Sardiman (2007:143) Prey Katz menggambarkan “peranan guru sebagai komunikator, sahabat yang dapat memberikan

nasihat-nasihat, motivator sebagai pemberi inspirasi dan dorongan, pembimbing dalam pengembangan sikap dan tingkah laku serta nilai-nilai, orang yang menguasai bahan yang diajarkan”.

(23)

pengetahuan tetapi juga mendidik seseorang menjadi warga negara yang baik, menjadi seseorang yang berpribadi baik dan utuh. Mendidik berarti mentrasnfer nilai-nilai kepada siswanya. Nilai-nilai tersebut harus diwujudkan dalam tingkah laku sehari-hari.

Berhasil tidaknya suatu proses belajar mengajar dapat diketahui dari hasil belajar mengajar tersebut. Pada umumnya dikaitkan dengan tinggi rendahnya nilai yang dicapai siswa dan daya serap siswa serta prestasi siswa yang berupa nilai hasil raport. Serta guru harus mengembangkan suatu keterampilan mengajar yang juga dijadikan penggerak penemuan dan pengembangan fakta dan konsep serta penumbuhan dan pengembangan sikap

Menurut Sumadi Suryabrata (2002:233) “Faktor-faktor yang mempengaruhi

belajar itu dapat diklasifikasikan menjadi dua golongan, yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa (faktor eksogen), dan faktor-faktor yang berasal dari dalam diri siswa (faktor indogen).” Faktor yang terdapat dalam diri siswa adalah intelegensi, motivasi, minat, bakat, kondisi fisik, sikap dan kebiasaan siswa. Sedangkan yang termasuk faktor yang berasal dari luar siswa adalah keadaan sosial ekonomi, lingkungan, sarana dan prasarana, guru dan cara mengajarnya, kurikulum dan sebagainya.

Menurut Jeane Rini P (2003:2) “prestasi belajar adalah penguasaan

pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru”. Di Indonesia alat ukur evaluasi hasil belajar disebut tes hasil belajar.

(24)

6

pengajaran dan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah mendayagunakan kemampuan kognitifnya.

Keberhasilan proses belajar mengajar merupakan hal utama yang didambakan dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah. Tujuan proses pembelajaran diperolehnya hasil optimal melalui optimalisasi proses pembelajaran tersebut, diharapkan para peserta didik dapat meraih prestasi belajar yang optimal dan memuaskan. Tetapi, dalam kenyataannya menurut Daharnis (2006:43-44) “prestasi belajar menunjukkan masih banyaknya siswa yang memperoleh

prestasi belajar rendah”. Khususnya bila dikaitkan dengan kebutuhan dan

tuntutan masyarakat. Gejala umum yang terjadi dengan prestasi belajar yang muncul adalah rendahnya mutu kegiatan belajar siswa seperti adanya siswa yang berangggapan bahwa hasil belajar yang diperoleh tergantung pada nasib dan bukan usaha dan kerja keras. Apabila permasalahan tersebut dibiarkan maka dampaknya mutu pendidikan dan sumber daya manusia rendah, sehingga menimbulkan pengaruh rendahnya prestasi belajar yang diperoleh siswa.

(25)

Suatu interaksi belajar mengajar di dalamnya terdapat partisipasi siswa yang satu dengan yang lain berbeda-beda dalam hal keaktifannya. Ada sikap siswa yang terlibat aktif dalam suatu interaksi edukatif juga ada pula siswa yang bersikap kurang aktif. Siswa aktif dalam proses belajar mengajar jika kemampuan gurunya baik dan sebaliknya. Dengan adanya keterampilan guru yang baik maka akan memberikan persepsi siswa yang baik pula sehingga tercipta keberhasilan siswa dalam belajar

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “ Persepsi Siswa Terhadap Cara Mengajar Guru PKn di Kelas VIIIB SMP Negeri 21 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka masalah yang timbul dalam penelitian ini dapat diindentifikasikan sebagai berikut ;

1. Metode belajar yang digunakan guru belum bervariasi dan kurang menantang siswa untuk giat belajar.

2. Kurangnya minat siswa dalam mengikuti pelajaran. 3. Guru kurang memberi motivasi.

4. Guru hanya menggunakan metode pembelajaran konvensional.

C. Pembatasan Masalah

(26)

8

mengajar guru PKn di kelas VIIIB SMP Negeri 21 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana persepsi siswa terhadap cara mengajar guru PKn di kelas

VIIIB SMP Negeri 21 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014?”.

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui serta mendeskripsikan bagaimana persepsi siswa terhadap cara megajar guru PKn di kelas VIIIB SMP Negeri 21 Bandar Lampung tahun Pelajaran 2013/2014.

F. Kegunaan Penelitian

1. Secara Teoritis

Secara teoritis penelitian ini berguna untuk memperkaya dan mengembangkan konsep-konsep yang berkaitan dengan ilmu pendidikan khususnya pendidikan kewarganegaraan yang mengkaji tentang pendidikan moral pancasila dalam aplikasi sikap siswa terhadap cara mengajar guru di kelas.

2. Secara Praktis

(27)

b. Bagi guru, dapat memberikan masukan agar guru dapat lebih kreatif dan inovatif dalam melakukan pembelajaran terhadap siswa.

G. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah :

1. Ruang Lingkup Ilmu

Penelitian ini termasuk dalam ruang lingkup Ilmu Pendidikan Kewarganegaraan, khususnya dalam kajian pendidikan dan Moral, karena penelitian ini berguna dalam mengkaji mengapresiasi sikap siswa terhadap cara mengajar guru.

2. Ruang Lingkup subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIIIB SMP Negeri 21 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014

3. Ruang Lingkup Objek penelitian

Objek penelitian ini adalah persepsi siswa terhadap cara mengajar guru kelas.

4. Ruang Lingkup Wilayah Penelitian

Wilayah penelitian ini adalah SMP Negeri 21 Bandar Lampung.

5. Ruang Lingkup Waktu Penelitian

(28)

10

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Persepsi Siswa

1.1Pengertian Persepsi

Persepsi sebagai proses bagaimana menyeleksi, mengatur dan menginterprestasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti. Mangkunegara (dalam Arindita, 2002: 21) berpendapat bahwa “Persepsi adalah suatu proses

pemberian arti atau makna terhadap lingkungan”. Dalam hal ini

persepsi mencangkup penafsiran obyek, penerimaan stimulus (input), pengorganisasian stimulus, dan penafsiran terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku dan pembentukan sikap.

Walgito (dalam Hamka, 2002: 16) mengemukakan bahwa “Persepsi

(29)

hubunganya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai penghubungan antara individu dengan dunia luar. Agar proses pengamatan itu terajadi, maka diperlukan obyek yang diamti alat indera yang cukup baik dan perhatian merupakan langkah pertamasebagai suatu persiapan dalam pengamatan. Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang bertindak.

Persepsi menurut asal katanya berasal dari bahasa inggris perception

yang diartikan sebagai tanggapan (penerimaan langsung dari suatu serapan). Menurut Jalaludin rachmat (1995: 51) bahwa “Persepsi

merupakan pengalaman tentang obyek, atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Jalaludin juga menambahkan bahwa “persepsi memberikan makna pada

stimulus indrawi (sensory stimulus).

Menurut Slameto (1995: 102) “Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia”.

Melalui persepsi manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat indranya, peraba, perasa, dan pencium.

(30)

12

seseorang melihat sesuatu”. Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu. Sebagaian besar dari individu menyadari bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan, jadi berbeda dengan pendekatan sempit, tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut.

Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintergrasikan penerapan kita terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang sudah ada, dan selanjutnya mengenali benda tersebut.

Berdasarkan definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi merupakan suatu konsep bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur dan menginterprestasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan gambaran yang berarti. Jadi, faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi terdiri dari faktor-faktor personal dan struktural. Faktor-faktor personal antara lain pengalaman, proses belajar, kebutuhan, motif dan pengetahuan terhadap obyek psikologis. Faktor-faktor struktural meliputi lingkungan keadaan sosial, hukum yang berlaku, nilai-nilai dalam masyarakat.

1.2Persepsi Siswa

Noeng Muhadjir (dalam Arif Rohman, 2009: 105) mengemukakan “Pada hakikatnya aktivitas pendidikan selalu berlangsung dengan

(31)

aktivitas pendidikan, aktor penting tersebut adalah subjek yang memberi disebut pendidik, sedangkan subjek yang menerima disebut peserta didik.

Istilah peserta didik pada pendidikan formal di sekolah jenjang dasar dan menengah dikenal dengan nama anak didik atau siswa. Siswa merupakan subjek yang menerima apa yang disampaikan oleh guru. Sosok siswa umumnya merupakan sosok anak yang membutuhkan bantuan orang lain untuk bisa tumbuh dan berkembang ke arah kedewasaan. Dengan demikian siswa adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui pendidikan

Siswa atau peserta didik adalah mereka yang secara khusus diserahkan oleh kedua orang tuanya untuk mengikuti pembelajaran yang diselenggarakan di sekolah, dengan tujuan untuk menjadi manusia yang berilmu pengetahuan, berketrampilan, berpengalaman, berkepribadian, berakhlak mulia, dan mandiri.

Siswa adalah organisme yang unik yang berkembang sesuai dengan tahap perkembangannya. Perkembangan anak adalah perekembangan seluruh aspek kepribadiannya, akan tetapi tempo dan irama perkembangan masing_masing anak pada setiap aspek tidak selalu sama.

(32)

14

sangat perlu diperhitungkan lantaran dapat mempengaruhi jalannya proses dan hasil pembelajaran siswa yang bersangkutan.

Persepsi siswa merupakan proses perlakuan siswa terhadap informasi tentang suatu objek yang berlaku dalam lingkungan sekolah khususnya dalam ruangan kelas melalui pengamatan dengan indra yang dimiliki, sehingga siswa dapat memberi arti serta mengintepretasikan objek yang diamati.

2. Pengertian Belajar

Pengertian belajar menurut kamus bahasa Indonesia adalah “Berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman”.

Sardiman (2011: 21) mengemukakan “belajar adalah rangakaian kegiatan

jiwa-raga, psikofisik untuk menuju keperkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa, dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik”. Garret dalam sagala (2010: 13) mendefinisikan “Belajar merupakan proses yang berlangsung dalam

waktu lama melalui latrihan maupun pengalaman yang membawa pada perubahan diri dan perubahan cara mereaksi terhadap suatu perangsang”.

Menurut Moh. Surya (1981: 32) “Belajar merupakan suatu proses usaha

(33)

Sedangkan menurut sunarya (1989: 1), “Belajar merupakan suatu

kegiatan dimana seseorang membuat atau menghasilkan suatu perubahan tingkah laku yang ada pada dirinya dalam pengetahuan, sikap, dan keterampilan”. Sudah barang tentu tingkah laku tersebut adalah tingkah

laku yang positi, artinya untuk mencari kesempurnaan hidup. Trianto (2009: 16) mengemukakan bahwa “Belajar merupakan perubahan pada

imdifidu yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya, maupun karakteristik sseorang sejak lahir”.

Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa belajar adalah usaha sadar yang dilakukan individu dan menyebabkan adanya perubahan tingkah laku sebagai responden terhadap lingkungan, baik langsung ataupun tidak langsung. Oleh sebab itu apabila setelah belajar peserta didik tidak ada perubahan tingkah laku yang positif dalam arti tidak memiliki kecakapan baru serta wawasan pengetahuannya tidak bertambah maka dapat dikatan bahwa belajarnya belum sempurna.

Sumadi Suryabrata (1981: 2) memberikan ciri-ciri kegiatan belajar yaitu:

1. Belajar adalah aktivitas yang menghasilakan perubahan pada diri individu yang belajar baik actual maupun potensial.

2. Perubahan yang didapat sesungguhnya adalah kemampuan baru, yang berlaku dalam waktu yang relative lama.

(34)

16

Pada kegiatan belajar, juga harus memperhatikan apa yang disebut dengan tujuan belajar. Tujuan belajar merupakan komponen system pembelajaran yang sangat penting, hal ini dikarenakan semua hal yang dilakukan dalam sebuah pembelajaran dilaksanakan atas dasar tujuan belajar. Tujuan belajar sangatlahbermacam dan bervariasi. Lazimnya adalah untuk mencapai tindakan instruksional yang biasanya berbentuk pengetahuan, kemampuan berfikir kritis, kreatif dan sikap terbuka.

Ciri-ciri belajar adalah sebagai berikut :

1. Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), maupun nilai dan sikap (afektif).

2. Perubahan itu tidak terjadi begitu saja melainkan harus dengan usaha. Perubahan terjadi akibat interaksi dengan lingkungan.

3. Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja melainkan menetap atau dapat disimpan.

4. Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fisik/kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-obatan.

Menurut bloom, tujuan belajar diklasifikasikan menjadi tiga kelompok yaitu :

(35)

1. Pengetahuan, berupa pengenalan dan pengingatan kembali terhadap fakta-fakta yang telah dsepakati.

2. Pemahaman, berupa kemampuan mengerti tentang isi pelajaran.

3. Penerapan, kemampuan menggunakan generalisasi atau abstarksi lainnya sesuai dengan situasi yang kongkrit.

4. Analisi, merupakan kempuan menjabarkan isi pelajaran ke bagian-bagian yang menjadi unsure pokok.

5. Sintesis, kemampuan menggabungkan unsure-unsur pokok menjadi struktur baru.

6. Evaluasi, merupakan kemampuan menilai isi pelajarn untuk suatu tujuan tertentu.

b. Afektif

1. Menerima, berupa perhatian terhadap stimulus secara pasif yang meningkat secara aktif.

2. Merespon, merupakan kesengajaan untuk menanggapi stimulus dan merasa terikat serta secara aktif memperhatikan.

3. Menilai, kemampuan menilai gejala atau kegiatan untuk mencari jalan untuk mengambil sesuatu yang terjadi.

(36)

18

5. Karakteristik, kemampuan untuk mengonseptualisasi masing-masing nilai waktu merespon dengan jalan mengidentifikasikan karakteristik nilai atau membuat pertimbangan.

c. Psikomotor

1. Gerak tubuh, kemampuan gerakan tubuh yang menekankan pada kekuatan, kecepatan, dan ketepatan tubuh.

2. Koordinasi gerak, ketepatan berbagai organ tubuh yang dikoordinasikan.

3. Non verbal, komunikasi tanpa kata, kemampuan menggunakan bahasa isyarat.

4. Perilaku bicara, kemampuan berbicara yang berhubungan dengan kemapuan berkomunikasi secara lisan.

3. Proses Belajar Mengajar

“Belajar pada hakikatnya merupakan kegiatan yang dilakukan secara

(37)

dan Moedjiono, 2002: 3). Menurut Suryosubroto (2002: 19), “mengajar pada hakekatnya adalah melakukan kegiatan belajar, sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien”. Suryo subroto melanjutkan “proses belajar mengajar yaitu meliputi kegiatan yang dilakukan guru mulai dari perencanaan pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi dan program tindak lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu yaitu pengajaran”. Menurut Martinis Yamin (2007: 59), “proses belajar mengajar merupakan proses yang sistematik, artinya proses yang dilakukan oleh guru dan siswa di tempat belajar dengan melibatkan sub-sub, bagian, komponen-komponen atau unsur-unsur yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan”. Menurut Hamzah (2009: 54) sesuai dengan 4 Pilar UNESCO bahwa dalam proses pembelajaran diperlukan :

a. Learning to know, yaitu peserta didik akan dapat memahami dan menghayati bagaimana suatu pengetahuan dapat diperoleh dari fenomena yang terdapat dalam lingkungannya.

b. Learning to do, yaitu menerapkan suatu upaya agar peserta didik menghayati proses belajar dengan melakukan sesuatu yang bermakna.

c. Learning to be, yaitu proses pembelajaran yang memungkinkan lahirnya manusia terdidik yang mandiri.

(38)

20

pendekatan menyelidik akan memungkinkan peserta didik menemukan kebahagiaan dalam belajar.

“Pengajaran adalah suatu sistem, artinya suatu keseluruhan yang terdiri

dari komponen-komponen yang berinterelasi dan berinteraksi antara satu dengan yang lainnya dan dengan keseluruhan itu sendiri untuk mencapai tujuan pengajaran yang ditetapkan sebelumnya” (Oemar Hamalik, 2003: 77).

Berdasarkan pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa proses belajar mengajar adalah interaksi semua komponen atau unsur yang terdapat dalam belajar mengajar yang satu sama lainnya saling berhubungan dalam ikatan untuk mencapai tujuan.

4. Guru

4.1Profesi Guru

Kata profesi idientik dengan kata keahlian. Jarvis via Yamin (2007: 3) mengartikan “seseorang yang melakukan tugas profesi juga sebagai seorang ahli (expert)”. Pada sisi lain, profesi mempunyai pengertian seseorang yang menekuni pekerjaan berdasarkan keahlian, kemampuan, teknik, dan prosedur berdasarkan intelektualitas.

Sardiman (2009: 133) berpendapat secara umum “profesi diartikan sebagai suatu pekerjaan yang memerlukan pendidikan lanjut dalam

(39)

profesi menurut Sardiman ini dikuatkan dengan pengertian profesi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Menurut KBBI (2005: 897), kata “profesi berarti bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan, dan sebagainya) tertentu”.

Berdasarkan beberapa pengertian mengenai istilah profesi dapat disimpulkan bahwa profesi adalah suatu pekerjaan yang memerlukan keterampilan khusus untuk melakukannya. Karena dua kata kunci dalam istilah profesi adalah pekerjaan dan keterampilan khusus, maka guru merupakan suatu profesi. Hal ini dikuatkan dengan pendapat Uno. Menurut Uno (2008: 15), “guru merupakan suatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang kependidikan”.

4.2Pengertian Guru

Menurut Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1, mengenai ketentuan umum butir 6, “pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai

(40)

22

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 377), yang dimaksud dengan “guru adalah orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar”. Pengertian guru menurut KBBI di atas, masih sangat umum dan belum bisa menggambarkan sosok guru yang sebenarnya, sehingga untuk memperjelas gambaran tentang seorang guru diperlukan definisi-definisi lain.

Suparlan dalam bukunya yang berjudul “Menjadi Guru Efektif”, mengungkapkan hal yang berbeda tentang pengertian guru. Menurut Suparlan (2008: 12), “guru dapat diartikan sebagai orang yang tugasnya terkait dengan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dalam semua aspeknya, baik spiritual dan emosional, intelektual, fisikal, maupun aspek lainnya”. Namun, Suparlan (2008: 13) juga menambahkan bahwa secara legal formal, “guru adalah seseorang yang memperoleh surat keputusan (SK), baik dari pemerintah maupun pihak swasta untuk mengajar”.

Selain pengertian guru menurut Suparlan, Imran juga menambahkan rincian pengertian guru. Menurut Imran (2010: 23), “guru adalah jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus dalam tugas utamanya seperti mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan menengah”.

(41)

(SK) baik dari pihak swasta atau pemerintah untuk menggeluti profesi yang memerlukan keahlian khusus dalam tugas utamanya untuk mengajar dan mendidik siswa pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan menengah, yang tujuan utamanya untuk mencerdaskan bangsa dalam semua aspek.

5. Cara mengajar Guru

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia cara diartikan sebagai jalan, aturan, sistem yang dilakukan seseorang untuk berbuat sesuatu, Setiap orang mempunyai cara yang berbeda-beda satu sama lain dalam mengekspresikan kemampuannya karena cara merupakan karakter dari pemiliknya, yang dalam hal ini adalah cara yang digunakan oleh seorang pengajar.

Mengajar menurut Hamalik (1992:8) adalah “aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya sehingga menciptakan kesempatan bagi anak untuk melakukan proses belajar secara efisien”. Mengajar menurut Hartwig Schroder (1976) dikutip dari Prof. Dr. H. Sahabuddin dalam bukunya yang berjudul mengajar dan belajar, 2007. “mengajar adalah prosedur mewariskan pengalaman dengan tujuan

menyebabkan belajar berlangsung”. Sedangkan Sudjana (1989:7)

(42)

24

yang berjudul Pengembangan ilmu Pendidikan, 1974, menyatakan bahwa “Mengajar pada hakekatnya adalah suatu proses, yaitu proses

mengatur, megorgabisasi lingkungan yang ada disekitar anak didik, sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong anak didik melakukan proses belajar”. Pada tahap berikutnya mengajar adalah proses

memberikan bimbingan/bantuan kepada anak didik dalam melakukan proses belajar.

Berdasarkan beberapa pendapat tentang definisi cara dan mengajar dapat disimpulkan bahwa cara mengajar adalah jalan, aturan, atau sistem yang diterapkan oleh seorang pengajar dalam mengorganisasi dan mengatur lingkungan pembelajaran sebaik-baiknya sehingga menciptakan kesempatan bagi anak didik untuk melakukan pembelajaran secara efisien dan dapat mendorong siswa untuk belajar dengan baik agar tercapai tujuan pembelajaran berupa prestasi belajar yang baik.

6. Motivasi belajar

Motivasi dapat menjadi masalah yang penting dalam pendidikan apalagi

dikaitkan dengan aktivitas seseorang dalam kehidupan sehari-hari.

Motivasi bagi siswa dapat mengembangkan aktifitas dan inisiatif, dapat

mengarahkan ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar. Didalam

belajar banyak siswa yang kurang termotivasi terhadap pelajaran

termasuk didalamnya adalah aktivitas praktek maupun teori untuk

(43)

Motivasi sangat besar pengaruhnya terhadap belajar, bila guru tidak

mampu meningkatkan motivasi maka siswa tidak akan belajar dengan

sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik tersendiri baginya Siswa

segan untuk belajar, siswa tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu.

Bahan pelajaran yang menarik motivasi siswa, lebih mudah dipelajari dan

disimpan karena motivasi menambah semangat kegiatan belajar. Motivasi

belajar merupakan salah satu aspek psikis yang membantu dan

mendorong seseorang untuk mencapai tujuannya. Maka motivasi harus

ada dalam diri seseorang, sebab motivasi merupakan modal dasar untuk

mencapai tujuan. Dengan demikian, motivasi harus menjadi pangkal

permulaan dari pada semua aktivitas.

Beberapa pengertian motivasi menurut para ahli antara lain :

1) Menurut Sardiman (2007: 73), “Motif diartikan sebagai daya upaya

yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu”. Motif dapat

dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam subjek untuk melakukan

aktivitas tertentu untuk mencapai tujuan. Berawal dari kata “motif”

itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah

menjadi aktif.

2) Slavin yang dikutip oleh Catharina Tri Anni, et al. (2006: 156),

“Motivasi merupakan proses internal yang mengaktifkan, memandu,

(44)

26

3) Menurut Slameto (2010: 170) menyatakan bahwa “Motivasi adalah

suatu proses yang menentukan tingkah kegiatan, intensitas,

konsistensi,serta arah umum dari tingkah laku manusia”.

4) Menurut Mc. Donald yang di kutip oleh Sardiman (2003: 198), “Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan

terhadap adanya tujuan”.

5) Secara psikologi, “Motivasi berarti usaha yang dapat menyebabkan

seseorang atau kelompok orang tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya, atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya”. (KBBI, 2001: 756)

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengertian motivasi adalah keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar dengan menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek itu dapat tercapai.

Menurut Thursan Hakim (2000) yang dikutip Winastwan Gora dan Sunarto (2010 : 16), “Belajar adalah suatu proses perubahan perubahan

(45)

perubahan-perubahan itu dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. Hal ini juga dikemukakan oleh Dimyati Mahmud (1989 : 121-122) yang menyatakan bahwa “Belajar adalah suatu perubahan tingkah

laku baik yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati secara langsung dan terjadi dalam diri seseorang karena pengalaman”.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat di simpulkan, belajar dapat diartikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku baik yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati secara langsung dan terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.

“Motivasi belajar adalah sesuatu yang mendorong, menggerakan dan mengarahkan siswa dalam belajar” (Endang Sri Astuti, 2010 : 67).

Motivasi belajar sangat erat sekali hubungannya dengan prilaku siswa disekolah. Motivasi belajar dapat membangkitkan dan mengarahkan peserta didik untuk mempelajari sesuatu yang baru. “Bila pendidik membangkitkan motivasi belajar anak didik, maka meraka akan memperkuat respon yang telah dipelajari” (TIM Pengembang Ilmu

Pendidikan FIP-UPI, 2007 : 141). Motivasi belajar yang tinggi tercermin dari ketekunan yang tidak mudah patah untuk mencapai sukses meskipun dihadang oleh berbagai kesulitan.

(46)

28

dikemukakan oleh Sardiman AM (2003 : 83) motivasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).

b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapai).

c. Mewujudkan minat terhadap bermacam-macam masalah untuk orang dewasa. (misalnya masalah pembangunan, agama, politik, ekonomi, keadilan, pemberantasan korupsi, penentangan terhadap setiap tindak kriminal, amoral dan sebagainya).

d. Lebih senang bekerja mandiri

e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).

f. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu)

g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu

h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal

(47)

a. Keinginan mendalami materi

b. Ketekunan dalam mengerjakan tugas c. Keinginan berprestasi

d. Keinginan untuk maju

7. Minat belajar

Minat merupakan masalah yang paling penting di dalam pendidikan. Apalagi bila dikaitkan dengan aktivitas seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Minat yang ada pada diri seseorang akan memberi gambaran dalam aktivitas untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Tampubolon (1991: 41) mengatakan bahwa “minat adalah suatu perpaduan keinginan dan kemauan yang dapat berkembang jika ada motivasi”. Sedangkan menurut Dewa Ketut Sukardi (1984: 46) berpendapat bahwa “minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari kombinasi, perpaduan dan campuran dari perasaan, harapan, prasangka, cemas, takut dan kecenderungan-kecenderungan lain yang bisa mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu”. Minat sangat besar pangaruhnya dalam mencapai prestasi dalam suatu pekerjaan, jabatan, atau karir. Tidak akan mungkin orang yang tidak berminat terhadap suatu pekerjaan dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan baik. “Minat dapat diartikan sebagai rasa senang atau tidak senang dalam menghadapi suatu objek” (Mohamad Surya, 2003: 100).

(48)

30

180) yang menyatakan bahwa “minat sebagai suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh”. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, sekain besar minat. Lebih lanjut Slameto mengemukakan bahwa “suatu minat dapat diekspresikan melelui suatu pernyataan yang

menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam satu aktivitas”. Siswa yang memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut.

(49)

disengaja yang terlahir dengan penuh kemauan dan tergantung dari bakat dan lingkungan”.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa Minat merupakan kecenderungan pada seseorang yang ditandai dengan rasa senang atau ketertarikan pada objek tertentu disertai dengan adanya pemusatan perhatian kepada objek tersebut dan keinginan untuk terlibat dalam aktivitas objek tertentu, sehingga mengakibatkan seseorang memiliki keinginan untuk terlibat secara langsung dalam suatu objek atau aktivitas tertentu, karena dirasakan bermakna bagi dirinya dan ada harapan yang di tuju.

Tingkah laku siswa ketika mengikuti proses belajar mengajar dapat mengidintifikasikan akan ketertarikan siswa tersebut terhadap pelajaran itu atau sebaliknya, siswa merasa tidak tertarik dengan pelajaran tersebut. Ketertarikan siswa inilah yang merupakan salah satu tanda-tanda minat belajar. Menurut M. alisuf Sabri, “minat belajar adalah kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus-menerus, minat belajar itu terjadi Karena sikap senang kepada sesuatu, orang yang berminat belajar kepada sesuatu berarti sikapnya senang kepada sesuatu” (1995: 84).

(50)

32

merasa ada kepentingan dengan sesuatu itu, pada umumnya disertai dengan perasaan senang akan sesuatu itu” (1980: 79). Menegaskan

pendapat tersebut, Mahfudh Shalahuddin mengemukakan bahwa “Minat belajar adalah perhatian yang mengandung unsur-unsur perasaan. Dengan begitu minat belajar, sangat menentukan sikap yang menyebabkan seseorang aktif dalam suatu pekerjaan, atau dengan kata lain, minat belajar dapat menjadi sebab dari suatu kegiatan” (1990: 95). Sedangkan

menurut Crow dan crow bahwa “Minat belajar atau interest bias

berhubungan dengan daya gerak yang mendorong kita untuk cenderung atau merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan, ataupun bias berupa pengalaman yang efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri”

(dalam Abd. Rachaman Abror, 1993: 112).

(51)

8. Pendidikan Kewarganegaraan

Secara bahasa, istilah “Civic education” oleh sebagian pakar

diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi pendidikan kewargaan dan pendidikan kewarganegaraan. Istilah “Pendidikan Kewargaan” diwakili oleh Azra dan Tim ICCE (Indonesian Center for Civic Education) dari Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, sebagai pengembang Civic Education pertama di perguruan tingi. Penggunaan istilah “Pendidikan Kewarganegaraan” diwakili oleh Winataputra dkk dari

Tim CICED (Center Indonesia for Civic Education), Tim ICCE (2005:6)

Menurut Zamroni (Tim ICCE, 200:7) mengemukakan bahwa “pengertian

Pendidikan Kewarganegaraan adalah Pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat berfikir kritis dan bertindak demokratis, melalui aktivitas menanamkan kesadaran kepada generasi baru, bahwa demokrasi adalah bentuk kehidupan masyarakat yang paling menjamin hakhak warga masyarakat. Demokrasi adalah suatu learning proses yang tidak dapat begitu saja meniru dari masyarakat lain. Kelangsungan demokrasi tergantung pada kemampuan mentransformasikan nilai-nilai demokrasi.

(52)

34

(2001:154) mengemukakan bahwa “ PKn merupakan usaha untuk

membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar yang berkenaan dengan hubungan antar warga Negara dengan Negara serta pendidikan pendahuluan bela Negara agar menjadi warga Negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan Negara.

Berdasarkan pengertian pendidikan kewarganegaraan tersebut dapat diambil kesimpulan Pendidikan Kewarganegaran berorientasi pada penanaman konsep kenegaraan dan juga bersifat implementatif dalam kehidupan sehari-hari.

9. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

pendidiakan merupakan upaya strategis dalam pembentukan system nilai yang ada dalam diri seseorang, kaitannya dengan perwujudan harkat dan martabat sebagai manusia sesuai dengan tatanan kehidupan masyarakat yang melingkupinya. Dengan perkataan lain pendidikan harus senantiasa diarahkan pada harkat serta martabat seseorang baik selaku pribadi, anggota masyarakat maupun sebagai suatu bangsa. Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah bahwa materi pelajaran yang disampaikan dalam kurikulum persekolah tidak semata-mata untuk pengetahuan (intelektual), melainkan perlu direalisasikan dalam bentuk sikap dan perilaku nyata sehari-hari, sesuai dengan hakikat dan p[otensi manusia itu sendiri yang bersifat utuh.

Nursid Sumaatmadja (2001:150 menjelaskan bahwa “Keutuhan manusia

(53)

melainkan juga meliputi aspek akhlak, moral dan tanggung jawab seperti khalifah dimuka bumi. Disinilah letak kewajiban keterpaduan antara pendidikan intelektual dengan keterampilan dan pendidikan umum.”

Suatu hal yang tak dapat dipungkiri bahwa system pendidikan yang diterapkan di Indonesia belum dapat menghasilakn sumber daya manusia yang mampu bersaing dengan bangsa lain, hal ini ditunjukkan dari penelitian badan-badan internasional yang hasilnya bahwa Indonesia selalu mendapatkan nomor yang terbawah, bahkan dibawah Negara-negara tetangga.

Untuk memperbaiki hal itu diperlukan upaya-upaya yang terencana dan terarah dalam pembelajaran PKn yang mampu menggali seluruh potensi individu secara cerdas dan efektif demi terbentuknya masyarakat yang sejahtera lahir dan batin.

Tujuan pembelajaran PKn adalah sebagai berikut:

1. Berfikir secara kritis, rasional, dan efektif dalam menggapi isu kewarganegaraan

2. Berpartisipasi sercara bermutu dan bertangggungjawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara.

(54)

36

4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. (kurikulum KTSP,2006)

B. Kerangka Pikir

Mengajar adalah aktivitas mengorganisir atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya sehingga menciptakan kesempatan bagi anak untuk melakukan proses belajar secara efisien.

Proses belajar mengajar adalah interaksi semua komponen atau unsure yang terdapat dalam belajar mengajar yang satu sama lainnya saling berhubungan dalam ikatan untuk mencapai tujuan

[image:54.595.144.521.564.703.2]

Setiap siswa mempunyai keragaman dalam hal kecakapan maupun kepribadian. Dalam proses belajar mengajar, karakteristik para siswa sangat perlu diperhitungkan lantaran dapat mempengaruhi jalannya proses dan hasil pembelajaran siswa yang bersangkutan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema dibawah ini:

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran Peneliti Variabel X

Persepsi Siswa

- Pengetahuan/pengalaman/

pandangan

- Kebutuhan

- Harapan

Variabel Y Cara mengajar Guru

- Proses

- Dorongan

- Mengorganisasi

(55)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Setiap kegiatan penelitian diperlukan suatu langkah-langkah pengkajian dengan menggunakan metode penelitian agar tujuan penelitian dapat tercapai seperti yang diharapkan. Metode penelitian sangat diperlukan untuk menemukan data yang valid dan pengembangan suatu pengetahuan serta dapat digunakan untuk menguji kebenaran suatu ilmu pengetahuan.

Penggunaan metode dalam suatu penelitian juga harus memperhatikan karakteristik dan objek yang akan diteliti. Oleh karena itu pada penelitian ini metode yang digunakan adalah Deskriftif Teoritik yaitu menjelaskan tentang persepsi siswa terhadap cara mengajar yang dilakukan oleh guru dikelas VIIIB SMP Negeri 21 Bandar Lampung.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan salah satu komponen terpenting dalam penelitian, mengingat populasi akan menentukan validitas data dalam penelitian.

(56)

38

objek penelitian yang terdiri dari manusia, hewan, benda-benda, tumbuhan, fenomena, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber

data yang memiliki karakteristik tertentu dalam sutu penelitian”. Populasi

dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIIB SMP Negeri 21 Bandar Lampung yang berjumlah 24 orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi. Dalam pengambilan sampel ini

Suharsih Arikunto (1998: 107) mengatakan “Untuk sekedar ancer-ancer

maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua, sehingga disebut penelitian populasi dan apabila subjeknya lebih dari 100 dapat diambil antara 10-15%, 20-25%, ataupun lebih”.

Berdasarkan teori tersebut, karena jumlah populasi hanya 24 orang, sehingga kurang dari 100 maka penelitian ini tidak memerlukan sampel oleh karena itu penelitiaan ini disebut dengan penelitian populasi.

C. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas (X)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah mengenai persepsi siswa

2. Variabel Terikat (Y)

(57)

D. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional Variabel

1. Definisi Konseptual

a. Persepsi siswa adalah proses perlakuan siswa terhadap informasi tentang suatu objek yang berlaku dalam lingkungan sekolah khususnya dalam ruangan kelas melalui pengamatan dengan indra yang dimiliki, sehingga siswa dapat memberi arti serta mengintepretasikan objek yang diamati.

b. Cara mengajar guru adalah jalan, aturan, atau sistem yang diterapkan oleh seorang pengajar dalam mengorganisasi dan mengatur lingkungan pembelajaran sebaik-baiknya sehingga menciptakan kesempatan bagi anak didik untuk melakukan pembelajaran secara efisien dan dapat mendorong siswa untuk belajar dengan baik agar tercapai tujuan pembelajaran berupa prestasi belajar yang baik.

2. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah definisi yang memberikan gambaran cara mengukur suatu variabel dengan memberikan arti suatu kegiatan. Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah:

a. Persepsi Siswa

(58)

40

Dalam penelitian ini terdapat tiga indikator persepsi siswa, yaitu:

1) Pengalaman (belajar) merupakan proses pengumpulan dan penginterprestasian informasi atau data yang dilakukan secara kontinu dan sistematis untuk menentukan tingkat pencapaian hasil belajar siswa.

2) Kebutuhan adalah salah satu aspek psikologis yang menggerakkan makhluk hidup dalam aktivitas-aktivitasnya dan menjadi dasar (alasan) berusaha.

3) Harapan adalah suatu keinginan supaya sesuatu terjadi atau suatu yang belum terwujud yang hendak seseorang raih.

b. Cara mengajar guru

Indikator penelitian mengenai cara mengajar guru yaitu:

1) Proses adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara alami atau didesain, yang menggunakan waktu, ruang, keahlian atau sumber daya lainnya, yang menghasilkan suatu hasil.

2) Dorongan merupakan kekuatan psikis yang berfungsi untuk mengarahkan perilaku manusia agar lebih focus dalam mencapai tujuannya.

(59)

E. Rencana Pengukuran variabel

Variabel dalam penelitian ini adalah persepsi siswa sebagai variabel bebas (X) terhadap cara mengajar guru sebagai variabel terikat (Y).

1. Persepsi siswa adalah proses perlakuan siswa terhadap informasi tentang suatu objek yang berlaku dalam lingkungan sekolah khususnya dalam ruangan kelas melalui pengamatan dengan indra yang dimiliki, sehingga siswa dapat memberi arti serta mengintepretasikan objek yang diamati

Di mana dalam persepsi siswa tersebut terdapat tiga indikator , yaitu:

a. Pengalaman b. Kebutuhan c. Harapan

2. Cara mengajar guru berdasarkan tiga indicator, yaitu

a. Proses b. Dorongan

c. Mengorganisasi lingkungan

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik pokok a. Angket

(60)

42

responden. Dengan tujuan menjaring data dan informasi langsung dari responden yang bersangkutan. Sasaran angket adalah siswa kelas VIIIB SMP Negeri 21 Bandar Lampung. Diperlukan angket dala penelitian ini karena data yang diperlukan adalah skor yang berupa angka-angka, untuk memperoleh data utama dan kemudian dianalisis.

2. Teknik Penunjang a. Wawancara

Teknik ini digunakan untuk mendapatkandata-data langsung dari responden serta untuk melengkapi data yang belum lengkap atau terjawab melalui angket. Wawancara secara langsung dengan responden.

b. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data-data sekunder yang berupa keterangan-keterangan, catatan-catatan, laporan dan sebagainya yang ada kaitannya denagn masalah yang akan diteliti. Pelaksanaanya penulis mencari sumber-sumber tertulis dilokasi penelitian. Teknik ini dilakukan dengan mencatat data tertulis guna mempelajari data yang sesuai dengan penelitian.

G. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Suharsimi arikunto (1986: 136) menjelaskan bahwa “validitas adalah

(61)

Untuk uji validitas dilihat dari logika validity dengan cara „judgement‟ yaitu dengan cara mengkonsultasikan kepada beberapa orang ahli penelitian dan tenaga pengajar. Dalam penelitian ini penulis mengkonsultasikan kepada pembimbing skripsi yang dianggap penulis sebagai ahli penelitian dan menyatakan angket valid

2. Uji Reliabilitas

Melakukan suatu penelitian yang menggunakan uji coba angket, diperlukan suatu alat pengumpulan data, yaitu uji reliabilitas.

Adapun langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut:

a. Menyebarkan angket untuk uji reliabilitas kepada 10 orang diluar responden

b. Untuk menguji reliabilitas soal angket digunakan teknik belah dua atau genap ganjil.

c. Kemudian mengkorelasikan kelompok ganjil dan genap dengan korelasi Product Moment, yaitu :

rxy

N

y

y

N

x

N

y

x

xy

2 2

2 2

(62)

44

Dimana :

rxy = hubungan variabel X dan Y

X = Variabel bebas Y = Variabel terikat N = Jumlah responden

Kemudian dicari reliabilitasnya dengan menggunakan rumus

Spearman brown (Sutrisno Hadi, 2008: 37) agar diketahuai koofisien seluruh item yaitu :

rxy =

rgg

rgg

1

2

Dimana :

rxy = Kooefisien reliabilitas seluruh tes

rgg = Koofisen korelasi item ganjil genap

Hasil analisis kemudian dibandingkan dengan tingkat reliabilitas yang dijelaskan oleh Guilford yang dikutip pada www.statistikceria.blogspot.com sebagai berikut:

0,80 – 1,00 = reliabilitas sangat tinggi 0,60 – 0,80 = reliabilitas tinggi

0,40 – 0,60 = reliabilitas sedang 0,20 – 0,40 = reliabilitas rendah

H. Teknik Analisis Data

(63)

angka-angka secara terperinci, kemudian disimpulkan untuk mengelola dan menganalisis data dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Sutrisno hadi (1992: 12) sebagai berikut:

K

NR

NT

I

Keterangan: I = Interval NT = Nilai Tinggi NR = Nilai Terendah K = Kategori

Kemudian untuk mengetahui tingkat persentase digunakan rumus sebagai berikut:

%

100

x

N

F

P

Keterangan:

P = Besar Persentase

F = Jumlah Alternatif jawaban seluruh item

(64)

46

Kriteria persentase untuk perhitungan hasil rumus diatas sebagai berikut:

76 % - 100 % : Baik 51 % - 75 % : Cukup 26 % - 50 % : Sedang 0 - 25 % : Tidak Baik

(Suharsimi Arikunto, 1986: 196)

I. Hasil Uji Coba Angket

1. Analisis Validitas Angket

Guna memengetahui validitas angket, peneliti melakukan konsultasi kepada pembimbing kedua dan pembimbing utama, setelah dinyatakan valid maka angket tersebut dapat digunakan sebagai alat pengukur data ini.

2. Analisis Reliabilitas Angket

Suatu ukuran akan dinyatakan baik, apabila ia memiliki reliabilitas baik pula, yakni ketepatan suatu alat ukur untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Pengujiaqn ini menggunakan item genap dan item ganjil, dimana hasil uji coba angket tersebut dapat kita lihat dalam tabel berikut:

Tabel 3.1 Distribusi hasil Uji Coba Angket dari 10 orang responden untuk item ganjil (X)

No. Nomor Item Ganjil Skor

[image:64.595.130.418.663.753.2]
(65)

4 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 25 5 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 24 6 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 26 7 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 27 8 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 29 9 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 29 10 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 29

∑X 267

Sumber : Analisis data uji coba angket

Berdasarkan Tabel 3.1 dapat diketahui ∑x = 267 yang merupakan

[image:65.595.130.419.83.226.2]

penjumlahan hasil skor uji coba angket kepada 10 orang siswa diluar responden dengan indikator kelompok item ganjil. Penskoran dilakukan dengan melihat setiap pernyataan yang masing-masing memiliki tiga piliohan jawaban, yaitu skor 3 untuk jawaban yang sesuai dengan harapan, skor 2 untuk jawaban yang mendekati harapan, dan skor 1 untuk jawaban yang tidak sesuai dengan harapan, kemudian hasil penjumlahan ini akan bdipaki dalam tabel kerja hasil uji coba angket antara item ganjil (X) dengan item genap (Y) untuk mengetahui besar reliabilitas dan kevalidan instrumen penelitian. Berrdasarkan data tersebut, dapat dikatakan bahwa indikator hasiluji coba nagket pada item soal ganjil mempunyai skor yang bervariasi.

Selanjutnya hasil uji coba angket untuk lingkup genap dapat diketahui

Tabel 3.2 Distribusi hasil Uji Coba Angket dari 10 orang responden untuk item genap (Y

No. Nomor Item Genap Skor

[image:65.595.175.449.665.740.2]
(66)

48

Sumber : Analisis data uji coba angket

Berdasarkan tabel 3.2 dapat diketahui ∑Y = 261 yang merupakan penjumlahan hasil skor uji coba nagket kepada 10 orang siswa di luar responden dengan indikator item genap. Selanjutnya untuk mempermudah pengolahan data hasil uji coba angket maka hasil perhitungan pada tabel 3.1 dan 3.2 dimasukkan edalam tabel kerja berikut ini:

Tabel 3.3 Tabel Kerja Antara Kelompok Item Ganjil (X) dengan Kelompok Item Genap (Y)

Sumber : Analisis data uji coba angket

2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 26 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 26 4 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 26 5 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 26 6 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 27 7 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 27 8 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 26 9 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 26 10 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 25

∑Y 261

no Resp X Y X2 Y2 XY

1 26 26 676 676 676

2 27 26 729 676 702

3 25 26 625 676 650

4 25 26 625 676 650

5 24 26 576 676 624

6 26 27 676 729 702

7 27 27 729 729 729

8 29 26 841 676 754

9 29 26 841 676 754

10 29 25 841 625 725

[image:66.595.176.446.83.302.2]
(67)

Berdasarkan data yang diperolah dari tabel 3.3 yang merupakan penggabungan hasil skor uji coba nagket kepada 10 orang siswa di luar responden dengan indikator kelompok item ganjil (X) dengan kelompok item genap (Y). hasil keseluruhan dari tabel kerja uji coba angket antara kelompok item ganjil (X) dengan kelompok item genap (Y), maka untuk mengetahui reliabilitas angket tesebut, data yang diperoleh dikorelasikan dengan rumus Product moment sebagai berikut:

Diketahui bedasarkan data di atas, bahwa:

∑X = 267 ∑Y = 261 ∑XY = 6966

∑X2

= 7159 ∑Y2= 6815 N = 10 Maka,

r

xy =

N

y

y

N

x

N

y

x

xy

2 2

2 2

x

(68)

50

r

xy =

r

xy =

r

xy =

r

xy =

r

xy =

r

xy = 0,65

selanjutnya untuk mencari reliabilitasnya digunakan rumus Spearman Brown agar diketahui seluruh item angket dengan langkah sebagai berikut

r

xy =

rgg

rgg

1

2

(69)

r

xy =

r

xy = 0,78

Berdasarkan hasil perhitungan koefisien item angket yaitu dengan hasil 0.78 dengan criteria reliabilitas tinggi, sesuai dengan reliabilitas yang dikemukakan oleh Guilford dikutip pada www.statistikceria.blogspot.com sebagai berikut:

0,80 – 1,00 = reliabilitas sangat tinggi 0,60 – 0,80 = reliabilitas tinggi

0,40 – 0,60 = reliabilitas sedang 0,20 – 0,40 = reliabilitas rendah

(70)

89

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data mengenai persepsi siswa terhadap cara mengajar guru PKn di kelas VIIIB SMP Negeri 21 Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014, dapat disimpulkan bahwa :

1. Persepsi siswa tentang pandangan terhadap cara mengajar guru yang termasuk ke dalam kategori baik sebanyak 73,91%, terhadap dorongan yang diberikan guru 30,43% pada kategori baik, terhadap cara guru mengorganisasi lingkungan 43,485 pada kategori baik

2. Persepsi siswa tentang harapan dari proses mengajar siswa yang termasuk ke dalam kategori baik sebanyak 43,48%, tentang harapan dari dorongan yang diberikan guru sebesar 39,13% untuk kategori baik, harapan dari cara guru mengorganisasi lingkungan sebesar 34,78% untuk kategori baik.

(71)

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa persentasi paling besar dari persepsi siswa terhadap cara mengajar guru Pkn di kelas VIIIB SMP Negeri 21 Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014 adalah pada indikator pandangan terhadap cara mengajar guru yaitu sebesar 73,91%.

B. SARAN

Setelah peneliti menyelesaikan penelitian, membahas dan mengambil kesimpulan hasil penelitian, maka peneliti mengajukan saran sebagai berikut :

1. Kepada siswa agar lebih giat belajar dan berkreatif serta dapat melaksanakan fungsi dan kewajibannya sebagai seorang siswa sehingga dapat mencapai prestasi yang baik di sekolah.

2. Kepada guru hendaknya meningkatkan profesialismenya dalam proses belajar mengajar agar dapat mengembangkan kualitas pendidikan sehingga proses pembeljaran sesuai dengan yang diharapkan serta menghasilkan peserta didik yang memiliki pengetahuan, pandangan, serta kebutuhan yang baik. Sebagai pengelola kegiatan pembelajran guru juga sebaiknya dapat memilih kegiatan yang dapat mendorong untuk perubahan tingkah laku yang tidak diinginkan agar tercipta interaksi yang baik antara siswa dengan guru dala proses pembelajar

Gambar

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran Peneliti
Tabel 3.1 Distribusi hasil Uji Coba Angket dari 10 orang responden
tabel kerja hasil uji coba angket antara item ganjil (X) dengan item genap (Y)
Tabel 3.3 Tabel Kerja Antara Kelompok Item Ganjil (X) dengan

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN MINAT BELAJAR EKONOMI TERHADAP.. HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA NEGERI 14 BANDAR

sehingga skripsi dengan judul “ Pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru dan kompetensi padagogik guru terhadap hasil belajar ekonomi kelas X SMA Negeri 12 Bandar

Ada pengaruh yang positif dan signifikan cara belajar, media pembelajaran, dan persepsi siswa tentang metode mengajar guru terhadap hasil belajar IPS Terpadu pada siswa kelas

Hal ini tidak terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar di dalam kelas, antara lain persepsi siswa tentang keterampilan guru mengajar

Pengauh Lingkungan Keluarga dan Persepsi Siswa pada Penggunaan Metode Pembelajaran terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Surakarta

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara persepsi siswa tentang metode mengajar guru dan lingkungan belajar di sekolah dengan hasil belajar ekonomi

Persepsi guru honorer merupakan penilaian atau tanggapan seorang guru yang berstatus kontrak di sekolah terhadap sutu objek sistem Pegawai Pemerintah dengan

PENGARUH PERSEPSI SISWA TERHADAP CARA MENGAJAR GURU DAN PERANAN MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI TERHADAP.. KESULITAN BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS II SMU NEGERI 1