• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis pengaruh fluktuasi nilai tukar pada ekspor komoditi unggulan pertanian (karet dan kopi) di Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis pengaruh fluktuasi nilai tukar pada ekspor komoditi unggulan pertanian (karet dan kopi) di Indonesia"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

OLEH :

RATIH NURALITHA PRATIKA H14103051

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

(2)

(dibimbing oleh RINA OKTAVIANI).

Fluktuasi nilai tukar berkaitan erat dalam perdagangan internasional karena nilai suatu komoditi ekspor dinilai dengan satu satuan mata uang asing. Selain itu, fluktuasi nilai tukar memiliki peranan penting dalam pertumbuhan ekspor karena berkaitan dengan harga relatif dari barang – barang domestik dan luar negeri. Salah satu sektor ekspor tersebut adalah sektor pertanian. Ekspor pertanian dikuasai oleh ekspor tanaman perkebunan. Komoditi unggulan pertanian adalah karet dan kopi. Ekspor karet dan kopi Indonesia memiliki kontribusi yang cukup tinggi terhadap total ekspor Indonesia. Ekspor karet dan kopi ini dipengaruhi oleh fluktuasi nilai tukar. Fluktuasi nilai tukar menyebabkan berfluktuasi nilai ekspor karet dan kopi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh fluktuasi nilai tukar pada ekspor komoditi unggulan pertanian (karet dan kopi) dan menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi ekspor komoditi unggulan pertanian (karet dan kopi) di Indonesia.

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder time series data kuantitatif bulanan. Untuk analisis ekspor komoditi karet data yang digunakan mulai dari periode 2000:1 hingga 2005:12. Sedangkan untuk analisis ekspor komoditi kopi dimulai dari periode 1992:1 hingga 2005:12. Data – data tersebut meliputi nilai tukar rupiah terhadap dolar, harga domestik karet dan kopi, harga pasar internasional karet dan kopi, harga negara kompetitor karet dan kopi, Gross Domestik Product (GDP) dunia dan Industrial Index Production. Data – data tersebut diperoleh dari statistika ekonomi dan keuangan Indonesia (SEKI) BI, Badan Pusat Statistik (BPS), Internasional Finnancial Statistic (IFS), Internasional Coffee Organization (ICO) dan Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo). metode yang digunakan untuk menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi ekspor unggulan pertanian (karet dan kopi) adalah Vector Auto Regression (VAR) dan Vector Error Correction Model (VECM) dengan menggunakan perangkat lunak (software) Eviews 4.1 dan Microsoft Excel 2003.

(3)
(4)

OLEH :

RATIH NURALITHA PRATIKA H14103051

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

(5)

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh,

Nama Mahasiswa : Ratih Nuralitha Pratika

Nomor Registrasi Pokok : H14103051

Program Studi : Ilmu Ekonomi

Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Fluktuasi Nilai Tukar pada Ekspor Komoditi Unggulan Pertanian (Karet dan Kopi) di Indonesia

dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian

Bogor.

Menyetujui, Dosen Pembimbing,

Dr. Ir. Rina Oktaviani, MS. NIP. 131 846 872

Mengetahui,

Ketua Departemen Ilmu Ekonomi,

Dr. Ir. Rina Oktaviani, MS. NIP. 131 846 872

(6)

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH

BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH

DIGUNAKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA

PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, Agustus 2007

(7)

Ratih Nuralitha Pratika. Dilahirkan di Bandung pada hari Jumat tanggal 18 April 1986 dari pasangan Bapak Aulia dan Ibu Tantri Endang. Penulis

merupakan putri pertama dari tiga bersaudara. Penulis menjalani pendidikan di

bangku sekolah dasar dari tahun 1991 sampai dengan tahun 1997 di SD Angkasa

1 Bandung. Selanjutnya meneruskan ke pendidikan lanjutan tingkat pertama dari

tahun 1997 sampai tahun 2000 di SLTPN 1 Margahayu Bandung. Setelah itu,

penulis melanjutkan pendidikan menengah umum di SMUN 1 Margahayu

Bandung dan lulus pada tahun 2003.

Pada tahun 2003 penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian

Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan terdaftar

sebagai mahasiswa Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan

Manajemen (FEM). Selama mengikuti pendidikan di bangku kuliah, penulis aktif

dalam berbagai kegiatan kampus dan kepanitiaan baik untuk tingkat departemen

(8)

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji hanya untuk Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya

penulis mendapat kemudahan dan kemampuan dalam setiap langkah penyusunan

skripsi ini. Shalawat dan salam semoga senatiasa tercurah kepada Qudwah Hasanah kita, Rasulullah Saw, yang telah mengajarkan al-Islam sebagai jalan hidup sehingga membawa keselamatan bagi umat manusia sejagad raya.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar

Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi Manajemen

IPB. Adapun judul skripsi ini adalah Analisis Pengaruh Fluktuasi Nilai Tukar pada Ekspor Komoditi Unggulan Pertanian (Karet dan Kopi) di Indonesia

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Ir. Rina Oktaviani, MS selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

memberikan ilmu dan membimbing penulis dengan sabar dalam proses

penyusunan skripsi ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik.

2. Dr. Ir. Nunung Nuryartono, M.Si selaku dosen penguji utama yang telah

bersedia menguji dan memberikan masukan, kritik dan ilmu yang

bermanfaat untuk penyempurnaan skripsi ini.

3. Ibu Fifi Diana Thamrin, SP, M.Si selaku dosen penguji komisi pendidikan

yang telah memberikan masukan dalam perbaikan tata bahasa untuk

penyempurnaan skripsi ini.

4. Kedua orang tua penulis yaitu Ayahanda Aulia dan Ibunda Tantri Endang,

adikku tersayang Opie dan Edo beserta keluarga besar atas doa, kasih

sayang, bimbingan, dukungan, perhatian dan perjuangan yang telah

dicurahkan. Terima kasih pula kepada Brian Rendra Budhiarta atas doa,

perhatian, dukungan yang diberikan kepada penulis.

5. Dosen, staf penunjang dan seluruh civitas Departemen Ilmu Ekonomi atas

(9)

Yogi dan Wiwit. My roommate Rindu dan teman satu rumah C15 Abon, Lia, Mega, Utari, Sinta, Anggi dan Irma atas doa, dukungan, smangat, dan

bantuan selama proses pembuatan skripsi.

8. Teman satu bimbingan Windy dan Jayanti terima kasih atas semangat dan

dukungannya. Lea, Andin, Echa, Rico, Inun, Giri, Kiki, Abang, Heni, Ari,

AO, Nofa, Ryan, Ucup, Bery, Ani dan seluruh anak IE 40 terima kasih

atas persahabatan dan bantuan selama proses pembuatan skripsi.

9. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada kak Fickry atas

bantuannya dalam pengolahan data.

Akhirnya penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu penyelesaian skripsi ini. Semoga hasil dari skripsi ini dapat

memberikan manfaat bagi penulis maupun semua pihak yang membutuhkan.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Bogor, Agustus 2007

(10)

DAFTAR ISI

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... 14

2.1. Pengertian Nilai Tukar………... 14

(11)

OLEH :

RATIH NURALITHA PRATIKA H14103051

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

(12)

(dibimbing oleh RINA OKTAVIANI).

Fluktuasi nilai tukar berkaitan erat dalam perdagangan internasional karena nilai suatu komoditi ekspor dinilai dengan satu satuan mata uang asing. Selain itu, fluktuasi nilai tukar memiliki peranan penting dalam pertumbuhan ekspor karena berkaitan dengan harga relatif dari barang – barang domestik dan luar negeri. Salah satu sektor ekspor tersebut adalah sektor pertanian. Ekspor pertanian dikuasai oleh ekspor tanaman perkebunan. Komoditi unggulan pertanian adalah karet dan kopi. Ekspor karet dan kopi Indonesia memiliki kontribusi yang cukup tinggi terhadap total ekspor Indonesia. Ekspor karet dan kopi ini dipengaruhi oleh fluktuasi nilai tukar. Fluktuasi nilai tukar menyebabkan berfluktuasi nilai ekspor karet dan kopi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh fluktuasi nilai tukar pada ekspor komoditi unggulan pertanian (karet dan kopi) dan menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi ekspor komoditi unggulan pertanian (karet dan kopi) di Indonesia.

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder time series data kuantitatif bulanan. Untuk analisis ekspor komoditi karet data yang digunakan mulai dari periode 2000:1 hingga 2005:12. Sedangkan untuk analisis ekspor komoditi kopi dimulai dari periode 1992:1 hingga 2005:12. Data – data tersebut meliputi nilai tukar rupiah terhadap dolar, harga domestik karet dan kopi, harga pasar internasional karet dan kopi, harga negara kompetitor karet dan kopi, Gross Domestik Product (GDP) dunia dan Industrial Index Production. Data – data tersebut diperoleh dari statistika ekonomi dan keuangan Indonesia (SEKI) BI, Badan Pusat Statistik (BPS), Internasional Finnancial Statistic (IFS), Internasional Coffee Organization (ICO) dan Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo). metode yang digunakan untuk menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi ekspor unggulan pertanian (karet dan kopi) adalah Vector Auto Regression (VAR) dan Vector Error Correction Model (VECM) dengan menggunakan perangkat lunak (software) Eviews 4.1 dan Microsoft Excel 2003.

(13)
(14)

OLEH :

RATIH NURALITHA PRATIKA H14103051

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

(15)

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh,

Nama Mahasiswa : Ratih Nuralitha Pratika

Nomor Registrasi Pokok : H14103051

Program Studi : Ilmu Ekonomi

Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Fluktuasi Nilai Tukar pada Ekspor Komoditi Unggulan Pertanian (Karet dan Kopi) di Indonesia

dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian

Bogor.

Menyetujui, Dosen Pembimbing,

Dr. Ir. Rina Oktaviani, MS. NIP. 131 846 872

Mengetahui,

Ketua Departemen Ilmu Ekonomi,

Dr. Ir. Rina Oktaviani, MS. NIP. 131 846 872

(16)

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH

BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH

DIGUNAKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA

PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, Agustus 2007

(17)

Ratih Nuralitha Pratika. Dilahirkan di Bandung pada hari Jumat tanggal 18 April 1986 dari pasangan Bapak Aulia dan Ibu Tantri Endang. Penulis

merupakan putri pertama dari tiga bersaudara. Penulis menjalani pendidikan di

bangku sekolah dasar dari tahun 1991 sampai dengan tahun 1997 di SD Angkasa

1 Bandung. Selanjutnya meneruskan ke pendidikan lanjutan tingkat pertama dari

tahun 1997 sampai tahun 2000 di SLTPN 1 Margahayu Bandung. Setelah itu,

penulis melanjutkan pendidikan menengah umum di SMUN 1 Margahayu

Bandung dan lulus pada tahun 2003.

Pada tahun 2003 penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian

Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan terdaftar

sebagai mahasiswa Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan

Manajemen (FEM). Selama mengikuti pendidikan di bangku kuliah, penulis aktif

dalam berbagai kegiatan kampus dan kepanitiaan baik untuk tingkat departemen

(18)

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji hanya untuk Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya

penulis mendapat kemudahan dan kemampuan dalam setiap langkah penyusunan

skripsi ini. Shalawat dan salam semoga senatiasa tercurah kepada Qudwah Hasanah kita, Rasulullah Saw, yang telah mengajarkan al-Islam sebagai jalan hidup sehingga membawa keselamatan bagi umat manusia sejagad raya.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar

Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi Manajemen

IPB. Adapun judul skripsi ini adalah Analisis Pengaruh Fluktuasi Nilai Tukar pada Ekspor Komoditi Unggulan Pertanian (Karet dan Kopi) di Indonesia

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Ir. Rina Oktaviani, MS selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

memberikan ilmu dan membimbing penulis dengan sabar dalam proses

penyusunan skripsi ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik.

2. Dr. Ir. Nunung Nuryartono, M.Si selaku dosen penguji utama yang telah

bersedia menguji dan memberikan masukan, kritik dan ilmu yang

bermanfaat untuk penyempurnaan skripsi ini.

3. Ibu Fifi Diana Thamrin, SP, M.Si selaku dosen penguji komisi pendidikan

yang telah memberikan masukan dalam perbaikan tata bahasa untuk

penyempurnaan skripsi ini.

4. Kedua orang tua penulis yaitu Ayahanda Aulia dan Ibunda Tantri Endang,

adikku tersayang Opie dan Edo beserta keluarga besar atas doa, kasih

sayang, bimbingan, dukungan, perhatian dan perjuangan yang telah

dicurahkan. Terima kasih pula kepada Brian Rendra Budhiarta atas doa,

perhatian, dukungan yang diberikan kepada penulis.

5. Dosen, staf penunjang dan seluruh civitas Departemen Ilmu Ekonomi atas

(19)

Yogi dan Wiwit. My roommate Rindu dan teman satu rumah C15 Abon, Lia, Mega, Utari, Sinta, Anggi dan Irma atas doa, dukungan, smangat, dan

bantuan selama proses pembuatan skripsi.

8. Teman satu bimbingan Windy dan Jayanti terima kasih atas semangat dan

dukungannya. Lea, Andin, Echa, Rico, Inun, Giri, Kiki, Abang, Heni, Ari,

AO, Nofa, Ryan, Ucup, Bery, Ani dan seluruh anak IE 40 terima kasih

atas persahabatan dan bantuan selama proses pembuatan skripsi.

9. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada kak Fickry atas

bantuannya dalam pengolahan data.

Akhirnya penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu penyelesaian skripsi ini. Semoga hasil dari skripsi ini dapat

memberikan manfaat bagi penulis maupun semua pihak yang membutuhkan.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Bogor, Agustus 2007

(20)

DAFTAR ISI

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... 14

2.1. Pengertian Nilai Tukar………... 14

(21)

3.1. Jenis dan Sumber Data ... 37

3.2 . metode Analisis Data ... 38

3.2.1. Model Umum Vector Auto Regression (VAR) ... 39

3.2.2. Uji Stasioneritas Data... 40

3.2.3. Penetapan Tingkat Lag Optimum ... 41

3.3.1. Model Analisis Ekspor Komoditi Kopi ... 46

3.3.2. Model Analisis Ekspor Komoditi Karet ... 47

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 49

4.1. Analisis Pengaruh Fluktuasi Nilai Tukar pada Ekspor Komoditi Karet ... 49

(22)

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 89

5.1. Kesimpulan ... 89

5.2. Saran ... 90

DAFTAR PUSTAKA ... 92

LAMPIRAN ... 95

(23)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Perkembangan Total Ekspor Indonesia Tahun 1990-2005 ... 3

2. Perkembangan Nilai Ekspor Migas & non Migas Indonesia

Tahun 1990-2005 ... 4

3. Perkembangan Ekspor Pertanian Tahun 1990-2005 ... 6

4. Nilai Ekspor Komoditi Perkebunan Indonesia Tahun 1999-2005

(dalam ribu US$)... 7

5. Jenis dan Sumber Data yang Digunakan dalam Penelitian………... 37

6. Data, Satuan Dan Simbol………... 45 16. Perhitungan Akaike Information Criterion (AIC) ... 76 17. Johansen Cointegration Test... 77 18. Hasil Estimasi VECM Jangka Pendek ... 79

19. Hasil Estimasi VECM Jangka Panjang ... 81

20. Variance Decomposition (VD) ... 84 21. Perkembangan Ekspor Barang – barang Hasil Pertanian Tahun

1999-2005... 95

22. Perkembangan Ekspor Getah Karet Tahun 1999-2005... 96

(24)

24. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Perkebunan

(25)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Kerangka Pemikiran Operasional ... 34

2. Grafik Perkembangan Nilai Tukar Riil Tahun 2000-2005 ... 50

3. Grafik Perkembangan Nilai Ekspor Karet Indonesia Tahun 2000-2005 ... 50

4. Perkembangan Harga Pasar Internasional Komoditi Karet 2000-2005 ... 51

5. Grafik Hubungan Antara Nilai Tukar Riil, Nilai Ekspor Karet dan

Harga Pasar Internasional ... 52

6. Respon Nilai Ekspor Komoditi Karet Indonesia terhadap Harga Pasar Internasional, Jumlah Ekspor Karet Indonesia, Harga Negara

Kompetitor, Harga domestik, Industrial Production Index dan

Nilai Tukar Riil………. 67

7. Grafik Perkembangan Nilai Tukar Riil Tahun 1992-2005 ... 70

8. Grafik Perkembangan Nilai Ekspor Kopi Indonesia Tahun 1992-2005 .... 70

9. Perkembangan Harga Pasar Internasional Komoditi Kopi 1992-2005 ... 71

10. Grafik Hubungan Antara Nilai Tukar Riil, Nilai Ekspor Kopi dan

Harga Pasar Internasional ... 72

11. Respon Nilai Ekspor Komoditi Kopi Indonesia terhadapHarga Pasar Internasional, Harga Domestik, Harga Negara Kompetitor,

Jumlah Ekspor, Nilai Tukar Riil dan GDP Riil Dunia... 86

(26)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Ekspor Hasil Pertanian (Analisis Komoditi Ekspor 1999-2005 ISIC Pertanian, Industri dan Pertambangan. Badan Pusat Statistik

(BPS)... 95 2. Kondisi Perkembangan dan Pangsa Pasar Internasional

Komoditi Perkebunan Indonesia: Kasus Kakao, Kopi dan

Karet, Jurnal Ekonomi dan Pembangunan ... 98

3. Uji Stasioner pada Level (Komoditi Karet)... 102 4. Uji Stasioner pada First Difference... 103 5. Penentuan Lag Optimum ... 105 6. Uji Kestabilan VAR ... 106

7. Johansen Cointegration Summary... 106 8. Johansen Cointegration Test... 107 9. Correlation Matrix... 108 10. Estimasi Vector Error Correction Model (VECM) ... 108 11. Variance Decomposition (VD) ... 112 12. Impulse Response Function (IRF)... 115 13. Uji Stasioner pada Level (Komoditi Kopi)... 117 14. Uji Stasioner pada First Difference... 118 15. Penentuan Lag Optimum ... 120 16. Uji Kestabilan VAR ... 121

(27)

Perekonomian suatu negara dapat dikatakan sedang meningkat atau

menurun berdasarkan beberapa indikator dasar makroekonomi. Salah satu

indikator dasar makroekonomi tersebut adalah nilai tukar. Hal ini karena nilai

tukar merupakan suatu pembanding nilai mata uang suatu negara dengan negara

lain. Apabila nilai mata uang suatu negara menguat maka perekonomian negara

tersebut meningkat sehingga nilai tukar dapat dijadikan acuan salah satu indikator

makroekonomi.

Sejak runtuhnya sistem Bretton Woods, nilai tukar bergerak semakin fleksibel. Hal ini karena nilai tukar menganut sistem baru yaitu sistem

mengambang. Sistem ini memaksa nilai tukar untuk menyesuaikan diri dengan

mekanisme pasar yang berlaku sehingga menyebabkan nilai tukar berfluktuasi.

Fluktuasi nilai tukar dapat berdampak pada perubahan variabel – variabel

makroekonomi lainnya. Salah satunya, fluktuasi nilai tukar akan mempengaruhi

agregat demand dan agregat supply (Warjiyo dan Agung, 2002).

Fluktuasi nilai tukar akibat diterapkannya suatu kebijakan moneter

menyebabkan nilai tukar domestik terdepresiasi dan meningkatkan harga barang –

barang impor yang kemudian diikuti oleh meningkatnya harga barang domestik.

Hal ini terjadi walaupun tidak terjadi ekspansi pada agregat demand. Fluktuasi nilai tukar juga dapat menimbulkan spekulasi bagi pelaku usaha serta

(28)

Fluktuasi nilai tukar berkaitan erat dalam perdagangan internasional

karena nilai suatu komoditi ekspor dinilai dengan satu satuan mata uang asing.

Fluktuasi nilai tukar ini mempengaruhi kegiatan ekspor yang merupakan salah

satu bentuk perdagangan internasional. Barang – barang ekspor yang di kirim ke

luar negeri dihitung dengan menggunakan satu satuan mata uang asing sehingga

dengan adanya fluktuasi nilai tukar ini menyebabkan harga barang ekspor menjadi

tidak tentu.

Pada saat terjadi krisis moneter tahun 1997-1998, nilai tukar mengalami

fluktuasi yang cukup tajam. Hal ini ditandai dengan adanya depresiasi nilai tukar

sebesar 2.4 persen hingga 5.4 persen per tahun (SEKI, 1998). Fluktuasi nilai tukar

yang tajam ini mengakibatkan terjadinya inflasi yang cukup tinggi sehingga pada

saat krisis tersebut perekonomian Indonesia terhambat. Begitu pula dengan

pertumbuhan ekspor, pada saat terjadi krisis ekspor Indonesia mengalami

kemunduran yang cukup tinggi.

Total ekspor Indonesia memiliki pertumbuhan yang cukup tinggi setiap

tahunnya pada masa sebelum terjadi krisis moneter. Penerimaan nilai total ekspor

Indonesia periode 1990 – 1997 berkembang dengan kenaikan rata – rata 11.1

persen per tahun. Nilai penerimaan ekspor sendiri berfluktuasi dari tahun ke

tahun. Ekspor Indonesia yang terdiri dari ekspor migas dan non migas ini berhasil

menambah devisa negara. Tetapi setelah terjadi krisis moneter pertumbuhan

ekspor Indonesia mengalami kemunduran akibat nilai tukar yang berfluktuasi

(29)

Tabel 1. Perkembangan Total Ekspor Indonesia Tahun 1990-2005

Tahun Volume Ekspor

(Ribu Ton)

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), 2006.

Tabel 2. Menggambarkan perkembangan ekspor Indonesia yang terdiri

dari ekspor migas dan non migas. Seperti yang telah disinggung diatas rata – rata

pertumbuhan nilai total ekspor Indonesia adalah sebesar 11,1 persen per tahun.

Ekspor non migas tumbuh lebih cepat dari ekspor migas sebesar 4.5 persen

dengan rata – rata pertumbuhan 11.1 persen per tahun. Namun memasuki masa

krisis moneter tahun 1997-1998 ekspor non migas Indonesia merosot 2.0 persen,

ekspor migas merosot tajam 32.3 persen dan total ekspor Indonesia turun sebesar

8.6 persen. Penurunan total ekspor Indonesia ini terus berlanjut hungga tahun

1999. Pada awal 2000 hingga 2005 perkembangan ekspor migas dan non migas

rata – rata meningkat sebesar 13.5 persen untuk ekspor migas dan 9.9 persen

untuk ekspor non migas dan pertumbuhan rata – rata total ekspor Indonesia

(30)

Tabel 2. Perkembangan Nilai Ekspor Migas dan non Migas Indonesia Tahun 1990-2005

Ekspor Migas Ekspor Non Migas Tahun

1990 11071.1 - 14604.2

-1991 10894.9 -1.6 18247.6 24.9

1992 10670.9 -2.1 23296.1 27.7

1993 9745.8 -8.7 27077.2 16.2

1994 9693.6 -0.5 30359.6 12.1

1995 10464.4 8.0 34953.6 15.1

1996 11721.8 12.0 38093.0 9.0

1997 11622.6 -0.8 41821.0 9.8

1998 7872.2 -32.3 40975.5 -2.0

1999 9792.3 24.4 38873.2 -5.1

2000 14366.6 46.7 47757.4 22.9

2001 12636.3 -12.0 43684.6 -8.5

2002 12112.7 -4.1 45046.1 3.1

2003 13651.4 12.7 47406.1 5.2

2004 15645.3 14.6 55939.3 18.0

2005 19231.6 22.9 66428.4 18.8

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS), 2006.

Data pada Tabel 2. menggambarkan nilai ekspor migas dan non migas

Indonesia dari tahun 1990 hingga 2005 mengalami fluktuasi. Fluktuasi ini dapat

disebabkan oleh beberapa faktor yaitu perubahan harga pasar internasional dan

domestik, fluktuasi nilai tukar, perubahan konsumsi (permintaan negara

pengimpor) dan pendapatan nasional negara pengimpor.

Salah satu faktor yang menyebabkan fluktuasi nilai total ekspor adalah

fluktuasi nilai tukar. Fluktuasi nilai tukar memiliki peranan penting dalam

pertumbuhan ekspor karena berkaitan dengan harga relatif dari barang – barang

domestik dan barang – barang luar negeri (Krugman dan Mishkin, 1992).

Fluktuasi nilai tukar yang lebar menyebabkan terjadinya depresiasi ataupun

apresiasi nilai tukar. Pada saat terjadi apresiasi nilai tukar pada suatu negara maka

(31)

sehingga barang – barang ekspor negara tersebut cenderung tidak kompetitif di

pasar internasional dan dapat menurunkan nilai ekspor ke luar negeri. Depresiasi

nilai tukar menyebabkan harga relatif ekspor menurun sedangkan harga relatif

impor meningkat tetapi barang – barang ekspor menjadi tidak kompetitif di pasar

internasional dan meningkatkan nilai ekspor.

1.2. Permasalahan

Fluktuasi nilai tukar ini merupakan salah satu indikator utama ekonomi

untuk penyatuan uang. Secara umum, fluktuasi nilai tukar dapat menghambat

perdagangan internasional karena fluktuasi nilai tukar berkaitan erat dengan harga

relatif barang – barang domestik dan harga relatif barang – barang luar negeri.

Fluktuasi nilai tukar yang lebar menyebabkan harga relatif barang – barang

domestik dan barang – barang luar negeri ikut berfluktuasi sesuai dengan arah

fluktuasi nilai tukar tersebut.

Ekspor merupakan salah satu indikator pertumbuhan ekonomi yang

berkaitan erat dengan nilai tukar karena harga barang – barang ekspor dihitung

dengan menggunakan satuan mata uang asing. Pertumbuhan ekspor dipengaruhi

oleh fluktuasi nilai tukar. Jika terjadi fluktuasi nilai tukar yang cukup lebar maka

harga barang – barang ekspor tidak dapat diprediksikan.

Ekspor Indonesia terdiri dari ekspor migas dan ekspor non migas yang

memberikan sumbangan besar terhadap penerimaan negara. Ekspor non migas

Indonesia terdiri dari sektor industri, pertanian dan pertambangan. Pada

(32)

terbesar diikuti dengan ekspor sektor pertanian dan sektor pertambangan.

Walaupun sumbangan terbesar dipegang oleh ekspor sektor industri, ekspor sektor

pertanian menunjukkan trend yang berfluktuatif dari waktu ke waktu pada perkembangan nilai ekspornya.

Tabel 3. Perkembangan Ekspor Pertanian Tahun 1990-2005

Tahun Volume Ekspor

(Ribu Ton)

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS), 2006.

Pada Tabel 3. dapat dilihat bahwa perkembangan ekspor pertanian

Indonesia selama kurun waktu enam belas tahun mulai dari tahun 1990 – 2005

mengalami fluktuasi. Pada tahun 1990 – 1997 volume ekspor pertanian Indonesia

cenderung mengalami peningkatan dengan rata – rata pertumbuhan sebesar 11

persen setiap tahunnya. Tetapi pada tahun 1998 ekspor pertanian Indonesia

mengalami penurunan dan kemudian kembali meningkat pada tahun 1999. Secara

umum rata – rata pertumbuhan ekspor pertanian sebesar 3.6 persen setiap

(33)

Ekspor pada sektor pertanian didominasi oleh ekspor tanaman perkebunan.

Indonesia sejak jaman penjajahan terkenal sebagai negara penghasil komoditi

perkebunan maka tak salah jika ekspor pertanian didominasi oleh tanaman

perkebunan. Ekspor tanaman perkebunan ini diantaranya adalah karet alam, kopi,

biji kakao, teh dan rempah – rempah.

Tabel 4. Nilai Ekspor Komoditi Perkebunan Indonesia Tahun 1999-2005 (dalam ribu US$)

Komoditi 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005

Kopi 458260 311832 182608 218771 250882 281635 497777

Teh 92016 108144 94685 98024 91840 64806 47872

Rempah-rempah

273413 314308 174419 186172 186336 153737 153392

Karet Alam

10823 7886 7596 6808 12103 14730 6403

Kakao 296720 235724 276598 521257 410465 370243 468279 Tembakau 79147 63594 80776 66450 44486 45613 62897

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS), 2006.

Pada Tabel 4. untuk komoditi kopi memiliki rata – rata persentase

pertumbuhan sebesar 11.7 persen terhadap nilai total ekspor pertanian. Komoditi

teh memiliki peranan sebesar 3.3 persen terhadap nilai total ekspor pertanian.

Sedangkan rempah – rempah rata – rata persentase terhadap nilai total ekspor

sebesar 7.8 persen. Selain itu, karet alam memiliki peranan sebesar 3.6 persen

terhadap total ekspor pertanian.

Indonesia merupakan salah satu produsen terbesar dunia untuk komoditi

kopi dan karet alam sehingga ekspor untuk kedua komoditi tersebut memiliki

peranan yang besar bagi total ekspor pertanian Indonesia. Untuk komoditi karet

pasar komoditas karet alam pada tingkat dunia di dominasi oleh pangsa pasar Asia

yang mencapai 91 persen pada tahun 2002 dan kondisi ini cenderung stabil sejak

(34)

persen), kemudian disusul oleh Indonesia (30 persen) dan Malaysia dengan

pangsa pasar Asia 15 persen. Negara tujuan utama ekspor karet ini adalah

Amerika Serikat (36 persen) dan Jepang (14 persen).

Ekspor kopi memiliki peranan yang cukup besar terhadap perkembangan

nilai total ekspor Indonesia karena kopi merupakan salah satu komoditi ekspor

andalan pada sektor pertanian. Indonesia merupakan negara produsen kopi

Robusta terbesar kedua setelah Vietnam. Komoditi kopi memiliki market share yang semakin menurun terhadap sektor pertanian dan juga pertumbuhannya yang

cenderung negatif tapi nilai absolut ekspornya relatif tinggi. Ini disebabkan

adanya persaingan dari negara Vietnam yang merupakan saingan utama ekspor

kopi Robusta Indonesia. Vietnam memiliki beberapa keunggulan dibandingkan

dengan Indonesia terutama dalam hal produktivitas dan mutu. Negara tujuan

utama ekspor kopi Indonesia adalah Amerika Serikat, Jerman, Jepang dan Italia.

Selain itu, pada Tabel 4. menunjukkan adanya fluktuasi ekspor komoditi

perkebunan setiap tahunnya. Hal ini karena pertumbuhan ekspor pertanian itu

sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu; (1) adanya daya saing dengan

negara – negara lain di dunia; (2) adanya penetapan harga pasar dalam negeri dan

harga pasar internasional; (3) adanya permintaan luar negeri; dan (4) nilai tukar

mata uang (Lipsey, 1995).

Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah nilai

tukar karena barang – barang ekspor dihitung dengan satuan mata uang asing.

Nilai tukar saat ini tidak stabil akibat berubahnya sistem yang dianut nilai tukar

(35)

pasar sehingga menyebabkan nilai tukar selalu berfluktuasi. Adanya fluktuasi nilai

tukar ini menyebabkan terjadinya fluktuasi pada pertumbuhan ekspor yang

bergerak mengikuti fluktuasi nilai tukar.

Pengaruh fluktuasi nilai tukar terhadap ekspor ini menarik beberapa ahli

ekonomi untuk menelitinya. Goeltom (1997) menunjukkan bahwa fluktuasi nilai

tukar tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perdagangan.

Sementara itu, Susilo (2001), menjelaskan bahwa fluktuasi nilai tukar memiliki

dampak yang signifikan terhadap ekspor riil non migas pada jangka panjang dan

memiliki dampak yang tidak signifikan terhadap ekspor riil non migas pada

jangka pendek. Keterangan ini menunjukkan bahwa hubungan fluktuasi nilai tukar

memberikan pengaruh beragam terhadap ekspor.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan

sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh fluktuasi nilai tukar terhadap ekspor komoditi

unggulan pertanian Indonesia (karet dan kopi)?

2. Faktor – faktor apa yang mempengaruhi nilai ekspor komoditi unggulan

pertanian Indonesia (karet dan kopi)?

1.3. Tujuan

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan diatas maka penelitian ini

memiliki tujuan sebagai berikut :

1. Menganalisis pengaruh fluktuasi nilai tukar terhadap ekspor komoditi

(36)

2. Menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi ekspor komoditi

unggulan pertanian Indonesia (karet dan kopi).

1.4. Manfaat

Penelitian ini memiliki beberapa manfaat bagi berbagai pihak. Adapun

manfaat penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran

yang lebih jelas mengenai pengaruh fluktuasi nilai tukar terhadap ekspor

komoditi unggulan pertanian Indonesia (karet dan kopi) sehingga

pemerintah mendapatkan informasi dalam menentukan sistem nilai tukar

dan kebijakan ekspor komoditi unggulan pertanian Indonesia (karet dan

kopi).

2. Bagi pelaku pasar (eksportir), hasil penelitian ini diharapkan dapat

menjadi informasi tambahan atas adanya pengaruh fluktuasi nilai tukar

terhadap ekspor komoditi unggulan pertanian Indonesia (karet dan kopi)

sehingga para eksportir dapat menentukan langkah – langkah yang perlu

diambil dalam melakukan ekspor komoditi unggulan pertanian Indonesia

(karet dan kopi).

3. Bagi mahasiswa dan masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat menjadi

referensi dalam mempelajari nilai tukar dan ekspor serta referensi dalam

melakukan penelitian lanjutan mengenai pengaruh fluktuasi nilai tukar

terhadap ekspor komoditi unggulan pertanian Indonesia terutama karet dan

(37)

4. Bagi penulis, penelitian ini sebagai sarana pembelajaran dalam memahami

fluktuasi nilai tukar dan ekspor secara lebih mendalam. Selain itu,

penelitian ini juga sebagai proses belajar untuk lebih kritis dalam

menganalisis pengaruh fluktuasi nilai tukar terhadap ekspor komoditi

unggulan pertanian Indonesia (karet dan kopi), serta membuka wawasan

dan pemahaman untuk mencari jawaban atas perumusan masalah.

1.5. Ruang Lingkup

Penelitian ini membahas mengenai pengaruh fluktuasi nilai tukar terhadap

ekspor komoditi unggulan pertanian Indonesia, faktor – faktor yang

mempengaruhi hubungan fluktuasi nilai tukar terhadap ekspor komoditi unggulan

pertanian Indonesia serta untuk mengetahui asumsi dan metode yang digunakan

dapat menjelaskan pengaruh fluktuasi nilai tukar terhadap ekspor komoditi

unggulan pertanian Indonesia.

Pada penelitian ini komoditi unggulan pertanian yang digunakan adalah

kopi dan karet. Untuk kopi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kopi

robusta karena Indonesia merupakan produsen utama dunia untuk kopi robusta

(BPS, 2006). Selain itu, Indonesia merupakan negara terbesar keempat di dunia

sebagai negara produsen kopi setelah Brazil, Kolombia dan Vietnam. Indonesia

juga sebagai negara produsen terbesar kedua di dunia untuk kopi Robusta setelah

(38)

Pada penelitian kopi ini variabel yang digunakan adalah harga pasar

internasional, harga domestik, nilai tukar riil, total nilai ekspor ke seluruh negara

di dunia, total jumlah ekspor ke seluruh negara di dunia. Selain itu digunakan

variabel harga negara kompetitor yaitu harga negara Vietnam karena Vietnam

adalah negara pesaing utama Indonesia untuk komoditi kopi Robusta. Variabel

lain yang digunakan adalah Gross Domestic Product (GDP) riil dunia karena jumlah dan nilai ekspor kopi pada penelitian ini ke seluruh negara dunia sehingga

untuk menggambarkan laju pertumbuhan seluruh negara di dunia maka digunakan

GDP riil dunia

Untuk komoditi karet yang digunakan adalah karet alam jenis SIR

(Standart Indonesian Rubber) 20. Pasar komoditas karet pada tingkat dunia

didominasi oleh market share Asia yang mencapai 91 persen pada tahun 2002. Kontributor terbesar pasar Asia adalah karet alam dari Thailand 40 persen

kemudian disusul oleh Indonesia 30 persen dan Malaysia 15 persen. Dengan kata

lain Indonesia merupakan negara produsen karet alam terbesar ketiga didunia.

Negara tujuan ekspor karet Indonesia adalah Amerika Serikat (36 persen) dan

Jepang (14 persen) (Tjitroresmi, 2005).

Pada penelitian karet ini variabel yang digunakan adalah harga pasar

internasional, harga domestik, nilai tukar riil, total nilai ekspor negara Amerika

Serikat, total jumlah ekspor ke negara Amerika Serikat. Selain itu digunakan

variabel harga negara kompetitor yaitu harga negara Malaysia karena Malaysia

adalah negara pesaing utama Indonesia setelah Thailand untuk komoditi karet

(39)

negara Amerika Serikat karena jumlah dan nilai ekspor kopi pada penelitian ini ke

negara Amerika Serikat sehingga untuk menggambarkan laju pertumbuhan negara

(40)

Menurut Lipsey (1995), pembayaran internasional memerlukan pertukaran

mata uang antara satu orang yang mempunyai mata uang tertentu dan

membutuhkan mata uang lain. Nilai tukar menyatakan nilai satu mata uang

terhadap mata uang lainnya atau harga suatu mata uang dalam satuan mata uang

asing. Bila satu mata uang mengalami apresiasi maka mata uang lain akan

mengalami depresiasi. Apresiasi itu sendiri adalah kenaikan nilai eksternal dolar

(kenaikan nilai tukar) sedangkan depresiasi adalah turunnya nilai eksternal dolar

(turunnya nilai tukar).

Menurut Krugman dan Mishkin (1992), nilai tukar (exchange rate) atau

dikenal juga dengan istilah kurs adalah harga mata uang suatu negara terhadap

mata uang negara lain. Nilai tukar merupakan salah satu variabel yang terpenting

dalam suatu perekonomian terbuka dimana variabel ini berpengaruh pada variabel

– variabel ekonomi lainnya seperti harga, tingkat bunga, neraca pembayaran

(Balance of Payment), neraca transaksi berjalan (selisih ekspor terhadap impor)

serta variabel lainnya. Peranan yang penting dalam suatu hubungan ekonomi

internasional terutama sekali berkaitan dengan pengaruhnya pada harga relatif

dari barang – barang domestik dan harga barang – barang luar negeri.

Dalam kegiatan perekonomian, ketika nilai mata uang suatu negara

meningkat relatif terhadap mata uang negara lain maka mata uang tersebut

mengalami apresiasi. Harga barang – barang domestik di luar negeri menjadi lebih

(41)

(dalam negeri) menjadi lebih murah (dengan asumsi harga domestik kedua negara

konstan). Sebaliknya, ketika mata uang suatu negara menurun relatif terhadap

mata uang negara lain maka mata uang tersebut mengalami depresiasi sehingga

barang – barang domestik di luar negeri menjadi lebih murah sedangkan barang –

barang luar negeri di pasar domestik menjadi lebih mahal.

Perubahan relatif akibat adanya apresiasi atau depresiasi ini yang

kemudian bisa mempengaruhi kondisi perdagangan luar negeri suatu negara. Bila

semua kondisi lainnya tetap, apresiasi mata uang akan meningkatkan harga relatif

ekspor dan menurunkan harga relatif impornya. Barang – barang ekspor negara

negara tersebut menjadi relatif kurang kompetitif di pasar internasional dan ini

dapat mengurangi nilai nilai ekspor ke luar negeri serta dapat mendorong

peningkatan impor. Sebaliknya, depresiasi akan mengakibatkan penurunan harga

relatif ekspor meningkatkan harga relatif impor. Barang – barang ekspor negara

tersebut menjadi lebih kompetitif di pasar internasional yang dapat meningkatkan

nilai ekspor ke luar negeri dan mengurangi nilai impor.

Menurut Lipsey (1995), nilai tukar ini terbagi menjadi tiga jenis sistem

yaitu sebagai berikut :

1. Nilai tukar fleksibel, bila tidak ada transaksi pemerintah yang

dilakukan oleh bank sentral nilai tukar ditentukan oleh kesamaan antara

penawaran dan permintaan akan dolar yang timbul dari transaksi

berjalan dan neraca modal.

2. Nilai tukar tetap, bila transaksi pemerintah digunakan untuk

(42)

3. Adjusted peg (nilai tukar tetap yang disesuaikan) dan managed float (nilai tukar mengambang terkendali), yang dimaksud adjusted peg adalah pemerintah menetapkan dan berusaha menjaga nilai nominal

untuk nilai tukar mata uang mereka, tetapi mereka secara eksplisit

menyadari bahwa akan ada situasi – situasi yang mengharuskan

mengubah nilai nominalnya sedangkan managed float adalah bank sentral mencoba menanamkan pengaruh yang menstabilkan nilai tukar

tetapi tidak berusaha menetapkannya pada nilai nominal yang

diumumkan secara terbuka.

2.2. Pengertian Perilaku Nilai Tukar

Menurut Lindert dan Kindleberger (1995), perilaku nilai tukar adalah

pergerakan atau gejolak suatu nilai tukar terhadap nilai tukar mata uang asing.

Perilaku nilai tukar ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :

1. Inflasi, akibat adanya inflasi yang tinggi menyebabkan terjadinya

pergerakan nilai tukar yang cukup tinggi. Hal ini karena nilai tukar mata

uang asing terapresiasi sehingga nilai tukar negara lain mengalami

depresiasi.

2. Suku bunga, nilai tukar sangat peka terhadap suku bunga. Perubahan

nilai tukar secara tiba – tiba menyebabkan suku bunga di negara lain

berubah.

3. Pendapatan nasional, pendapatan nasional yang tinggi menyebabkan

(43)

penurunan pendapatan menyebabkan terjadinya penurunan permintaan

akan mata uang.

4. Money supply, adanya money supply berpengaruh terhadap perilaku nilai tukar. Jika money supply tinggi maka nilai tukar cenderung rendah. Sedangkan menurut Nugroho (2000), nilai tukar ini memiliki pergerakan

atau mengalami fluktuasi. Fluktuasi nilai tukar ini mempengaruhi kegiatan

perekonomian baik dalam negeri maupun luar negeri. Fluktuasi nilai tukar ini

dipengaruhi oleh dua faktor. Pertama, faktor fundamental ekonomi. Faktor fundamental ekonomi ini terdiri dari (1) inflasi, laju inflasi yang semakin tinggi

menyebabkan fluktuasi nilai tukar melebar sehingga nilai tukar terdepresiasi; (2)

capital flows, pergerakan modal ke dalam dan luar negeri menciptakan berfluktuasinya nilai tukar; (3) money supply, jika money supply terhadap mata uang asing meningkat maka nilai tukar rupiah akan terdepresiasi; dan (4) suku

bunga. Sedangkan faktor yang kedua adalah faktor non fundamental ekonomi yang disebabkan situasi politik yang tidak kondusif seperti kerusuhan, pemilu dan

jaminan keamanan yang tidak menentu.

2.3. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Nilai Tukar

Menurut Krugman dan Mishkin (1992), perubahan nilai tukar dalam

jangka panjang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu harga relatif, tarif dan

kuota, preferensi terhadap barang domestik dibandingkan dengan barang luar

negeri, dan produktivitas. Dasar pertimbangannya adalah segala sesuatu yang

(44)

luar negeri akan membuat mata uang domestik terapresiasi. Impor yang terus

meningkat bahkan bisa terjadi ketika nilai mata uang domestik telah menjadi

tinggi. Demikian sebaliknya, segala sesuatu yang meningkatkan permintaan akan

barang luar negeri relatif terhadap barang – barang domestik hanya akan terus

terjual secara kontinyu jika nilai mata uangnya lebih rendah. Faktor – faktor yang

mempengaruhi perubahan nilai tukar dalam jangka panjang sebagai berikut :

1. Harga Relatif

Dalam jangka panjang, peningkatan tingkat harga di suatu negara (relatif

terhadap tingkat harga luar negeri) menyebabkan mata uang tersebut

terdepresiasi. Sementara menurunnya tingkat harga relatif negara

tersebut akan membuat mata uang terapresiasi.

2. Tarif dan Kuota

Adanya tarif dan kuota menyebabkan mata uang negara tersebut

terapresiasi dalam jangka panjang.

3. Preferensi Barang Domestik Dibandingkan Barang Luar Negeri

Peningkatan permintaan luar negeri terhadap barang domestik (ekspor

domestik meningkat) menyebabkan mata uang negara tersebut

terapresiasi dalam jangka panjang. Semantara itu, meningkatnya

permintaan akan impor menyebabkan mata uang tersebut terdepresiasi.

4. Produktivitas

Pada jangka panjang, semakin meningkatnya produktivitas domestik

relatif terhadap negara lain, mata uang negara tersebut akan terapresiasi

(45)

yang bisa meningkatkan permintaan dari pihak luar negeri yang

kemudian mendorong terjadinya apresiasi.

Sementara itu, perubahan nilai tukar dalam jangka pendek perlu dipahami

bahwa nilai tukar adalah harga deposit bank domestik (price of domestic bank

deposits) yang dinyatakan dalam harga deposito bank luar negeri. Jadi, nilai tukar

adalah harga dari aset suatu negara yang dinilai dalam mata uang asing. Harga

dari aset – aset tersebut ditentukan oleh tingkat suku bunga yang berlaku di dalam

negeri dan luar negeri. Perbedaan suku bunga ini akan mempengaruhi nilai tukar

mata uang asing masing – masing negara yang bersangkutan.

2.4. Resiko Nilai Tukar

Resiko nilai tukar adalah suatu akibat yang ditimbulkan oleh adanya

penerapan suatu sistem nilai tukar. Resiko nilai tukar ini dapat merugikan

kegiatan perekonomian terutama dalam perdagangan internasional karena

perdagangan internasional ini berhubungan erat dengan nilai tukar. Ekspor selalu

berhubungan dengan nilai tukar, adanya fluktuasi nilai tukar atau ketidakpastian

nilai tukar menyebabkan harga komoditi ekspor dan harga keseimbangan

internasional sulit untuk diprediksikan sehingga para eksportir melakukan

spekulasi dalam menetapkan harga jual komoditi ekspor. Hal ini cukup berbahaya

karena dengan spekulasi para eksportir dapat menderita kerugian (Lindert dan

(46)

2.5. Ekspor

Ekspor dapat diartikan suatu penjualan barang yang dapat dihasilkan oleh

suatu negara kemudian diperdagangkan kepada negara lain dengan tujuan

mendapatkan devisa. Suatu negara dapat mengekspor komoditi – komoditi yang

dihasilkannya kepada negara lain yang tidak dapat menghasilkan komoditi

tersebut atau mengalami kekurangan komoditi yang dihasilkan negara

pengekspor.

Menurut Winardi (1983), ekspor adalah benda – benda (termasuk jasa –

jasa) yang dijual kepada penduduk negara lain ditambah dengan jasa – jasa yang

diselenggarakan kepada penduduk negara tersebut berupa pengangkutan dengan

kapal, permodalan dan hal – hal lain yang membentuk ekspor tersebut. Sedangkan

menurut Branson (1989), ekspor suatu komoditi terjadi pada suatu negara karena

adanya kelebihan penawaran domestik dan akibat harga relatif domestik yang

relatif lebih rendah dibandingkan dengan harga di negara lain.

Menurut Kindleberger (1977) hubungan ekspor dengan harga pasar

internasional mempunyai hubungan positif, yakni semakin tinggi harga

internasional semakin tinggi tingkat ekspor suatu komoditi yang dipasarkan. Akan

tetapi jumlah keseimbangan ekspor yang terjadi ditentukan oleh kekuatan

permintaan akan ekspor dan juga tentang harga ekspor yang terjadi. Sedangkan

hubungan antara jumlah ekspor dengan harga domestik tidak banyak diungkapkan

tetapi menurut Branson (1989) mengatakan bahwa peningkatan harga domestik

(47)

Menurut Lipsey (1995) pertumbuhan ekspor itu sendiri dipengaruhi oleh

beberapa faktor yaitu (1) adanya daya saing dengan negara – negara lain di dunia;

(2) adanya penetapan harga pasar dalam negeri dan harga pasar internasional; (3)

adanya permintaan dari luar negeri; (4) nilai tukar mata uang.

2.6. Kerangka Pemikiran Teoritis 2.6.1. Teori Perdagangan Internasional

Perdagangan internasional atau perdagangan antar negara sudah ada sejak

dahulu namun dalam jumlah dan ruang lingkup yang terbatas. Dimana pemenuhan

kebutuhan yang tidak dapat berproduksi dalam masing – masing negara yang

terlibat dalam perdagangan tersebut dipenuhi dengan cara barter. Perdagangan internasional diawali dengan pertukaran atau perdagangan tenaga kerja dengan

barang dan jasa lainnya, yang selanjutnya diikuti perdagangan barang dan jasa

sekarang dan kompensasi barang dan jasa dikemudian hari.

Akhirnya perdagangan tersebut berkembang hingga pertukaran barang –

barang yang mengandung resiko seperti saham, valuta asing yang saling

menguntungkan kedua belah pihak bahkan semua negara yang terkait didalamnya.

Hal tersebut memungkinkan setiap negara melakukan diversifikasi kegiatan

perdagangan yang pada akhirnya meningkatkan pendapatan nasional tiap negara.

Pada saat ini, perdagangan internasional menjadi suatu hal yang sangat penting

dalam sistem moneter internasional. Namun saat ini, tidak ada negara yang

menganut perekonomian tertutup atau terisolasi dari hubungan ekonomi

(48)

2.6.2. Teori Penawaran Ekspor

Penawaran suatu komoditas merupakan jumlah komoditi yang ditawarkan

oleh produsen kepada konsumen dalam suatu pasar pada tingkat harga dan waktu

tertentu. Beberapa faktor yang mempengaruhi penawaran suatu komoditas adalah

harga komoditi yang bersangkutan, harga faktor produksi, tingkat teknologi, pajak

dan subsidi (Lipsey, 1995)

Penawaran ekspor merupakan jumlah komoditi yang ditawarkan oleh

suatu negara (produsen) ke negara lain (konsumen) dan juga untuk memenuhi

permintaan negara lain. Penawaran ekspor dari suatu negara merupakan selisih

antara penawaran domestik dengan permintaan domestik. Negara lain

membutuhkan komoditi tersebut sebagai akibat kelebihan permintaan negara

tersebut. Teori penawaran ekspor tesebut secara sistematis dapat dirumuskan

sebagai berikut :

SXt = Qt – Ct + St-1 (1)

Dimana : SXt = Jumlah ekspor komoditi periode waktu t

Qt = Jumlah produksi domestik periode waktu t

Ct = jumlah konsumsi domestik periode waktu t

St-1 = Stok periode waktu sebelumnya (t – 1)

2.6.3. Teori Permintaan Ekspor Dari Negara Mitra Dagang

Menurut Lipsey, et al., (1995), permintaan ekspor suatu komoditi merupakan hubungan yang menyeluruh antara kuantitas komoditi yang akan

(49)

pasar suatu komoditi merupakan penjumlahan secara horizontal dari

permintaan-permintaan individu terhadap suatu komoditi.

Teori permintaan ekspor bertujuan untuk menentukan faktor-faktor yang

mempengaruhi permintaan ekspor suatu negara. Sebagai sebuah permintaan,

ekspor suatu negara dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu harga domestik negara

tujuan ekspor (HDIt), harga impor negara tujuan (HIt), pendapatan per kapita

penduduk negara tujuan ekspor (YPIt) dan selera masyarakat negara tujuan

(CPIt). Secara keseluruhan fungsi permintaan ekspor suatu komoditi dapat

dirumuskan sebagai berikut :

PXt = f (HDIt, HIt, YPIt, CPIt) (2)

2.6.4. Teori Volatilitas Nilai Tukar

Pada penelitian Cushman (1982) dan Stockman (1995) mengembangkan

persamaan Hooper-Kohlhagen dengan membentuk nilai tukar dan ketidakpastian

nilai tukar dalam bentuk riil. Teori volatilitas nilai tukar ini diasumsikan tejadi

ketidakpastian nilai tukar. Ketidakpastian nilai tukar ini cukup untuk memberikan

pengaruh pada penawaran ekspor. Sehingga volatilitas nilai tukar ini dapat

dirumuskan sebagai berikut :

xt = x(y*t-1, Et-1{st}, Vt-1 {st}) (3)

xt adalah penawaran ekspor, sedangkan y adalah pendapatan riil luar negeri. E

disini merupakan nilai tukar riil dan V adalah ketidakpastian nilai tukar

(50)

2.6.5. Teori Model Vector Auto Regression (VAR)

VAR adalah suatu metode yang diciptakan oleh Sims (1980) untuk

mendeskripsikan hubungan antara variabel yang ingin diuji. Menurut Sims (1980)

VAR adalah bentuk autoregressif yang disebabkan oleh munculnya nilai lag dari variabel dependen dan distrubance term error pada sisi kanan persamaan. VAR adalah suatu sistem model regresi (terdapat lebih dari satu dependen variabel)

yang dapat disebut sebagai suatu turunan antara model unvariate time series dan model persamaan simultan. VAR dianjurkan sebagai alternatif dari model

persamaan stuktural simultan skala besar.

Menurut Arsana (2005) VAR tidak berbeda dengan tahapan persamaan

simultan. VAR juga perlu untuk melakukan identifikasi persamaan sebelum

melakukan estimasi model. Kondisi overidentified akan diperoleh jika jumlah informasi yang dimiliki melebihi jumlah parameter yang ingin diestimasi. Jika

jumlah informasi dan jumlah parameter yang diestimasi sama maka akan

diperoleh exactly identified atau just identified. Sedangkan jika jumlah informasi kurang dari jumlah parameter yang akan diestimasi akan tercipta kondisi

underidentified. Hasil identifikasi pada sebuah sistem persamaan simultan menjadi penting karena pengaruhnya pada proses estimasi. Proses estimasi hanya

dapat dilakukan pada kondisi overidentified dan just identified.

Bentuk hubungan kasualitas VAR berdasarkan pada pemikiran Granger,

yaitu penelitian hubungan kasualitas diantara dua variabel dapat dilakukan dengan

memasukan unsur waktu. Uji kasualitas Granger menyatakan bahwa variabel Y

(51)

masa lalu dapat memprediksikan Z lebih akurat dibandingkan bila tidak

menggunakan variabel Y. Bentuk persamaan hubungan bivarat Y dan Z dengan

memasukkan distributed lags sampai dengan ukuran tertentu terpilih seperti berikut :

Yt = b11 – b12Z + γ11Yt-1 + γ12Z t-1 + εyt

Zt = b21 – b22Yt + γ21Yt-1 + γ22Z t-1 + εzt (4)

Hipotesis : H0 : b1 = b2 = 0, artinya Y menyebabkan Z jika H0 ditolak. Lalu

persamaan diatas diuji dengan menggunakan F statistik. Sims mengajukan suatu

pengujian kasualitas yang tahap – tahapnya sabagai berikut :

1. Menurunkan kedua sisi regresi Y diatas pada nilai masa lalu, masa kini

dan masa yang akan datang dari Z.

2. Hipotesa nol yang dipakai adalah Y tidak mempengaruhi Z bila seluruh

koefisien nilai Z masa depan sama dengan nol.

3. Pengujian terhadap beberapa persamaan linier dilakukan dengan uji

incremental contribution of explanotory variable” seperti pada Granger

Test.

Sistem persamaan diatas dikenal sebagai Struktur VAR atau bentuk sistem

primitif. Kedua variabel Y dan Z, secara individu dipengaruhi secara langsung

oleh variabel yang lain, dan secara tidak langsung oleh nilai selang dari setiap

variabel di dalam sistem. Sistem persamaan tersebut dapat dibentuk ke dalam

notasi matriks berikut :

(52)

Dengan mengalikan invers B pada notasi matriks persamaan (5) diatas

maka akan diperoleh :

Xt = B-1Γ0 + B

-1

Γ1xt-1 + B-1εt = A0 + A1xt-1 + et (6)

Atau dalam bentuk persamaan bivarat :

Yt = a10 + a11Yt-1 + a12Z t-1 + e1t

Zt = a20 + a21Yt-1 + a22Z t-1 + e2t (7)

Sistem inilah yang disebut sebagai sistem VAR dalam bentuk standar

atau reduced form. Sistem tersebut juga mempresentasikan sebuah bentuk

Wold-Moving Average. Karena εyt dan εztwhite noise (residual yang memiliki rata – rata

nol, varians konstan dan non autokorelasi serial).

Menurut Arsana (2005) terdapat beberapan macam bentuk VAR yang

digunakan secara umum :

1. VAR (Unrestricted VAR)

Bentuk VAR yang telah dibahas adalah bentuk VAR biasa yang bebas

Restriksi. Bentuk restriksi terkait erat dengan permasalahan kointegrasi dan

hubungan teoritis. Jika data yang digunakan di dalam pembentukan VAR

stasioner pada tingkat level, maka bentuk VAR yang digunakan adalah bentuk

VAR biasa atau VAR tanpa restriksi.

Variasi VAR biasanya terjadi akibat adanya perbedaan derajat integrasi

variabelnya. Kedua bentuk VAR akibat perbedaan derajat integrasi data

(53)

namun tidak memiliki (secara teoritis tidak memerlukan keberadaan) hubungan

kointegrasi, maka estimasi VAR dapat dilakukan dalam bentuk diferens.

Dalam perkembangannya, Sims (1980) kemudian menentang

penggunaan variabel diferens, walaupun jika variabel tersebut memiliki unit root (tidak stasioner dalam level). Mereka beragumen bahwa differencing akan membuang informasi berharga yang terkait dengan pergerakan searah data

(seperti kemungkinan terdapatnya hubungan kointegrasi).

2. Vector Error Correction Model (VECM)

VECM merupakan bentuk VAR yang terestriksi. Restriksi tambahan ini

harus diberikan karena keberadaan bentuk data yang tidak stasioner namun

terkointegrasi. VECM kemudian memanfaatkan informasi restriksi kointegrasi

tersebut ke dalam spesifikasinya. Karena itulah VECM sering disebut desain VAR

bagi series nonstasioner yang memiliki hubungan kointegrasi.

Spesifikasi VECM merestriksi hubungan jangka panjang variabel –

variabel endogen agar konvergen ke dalam hubungan kointegrasinya, namun tetap

membiarkan keberadaan dinamisasi jangka pendek. Istilah kointegrasi dikenal

juga sebagai istilah error, karena deviasi terhadap ekuilibrium jangka panjang

dikoreksi secara bertahap melalui series parsial penyesuaian jangka pendek.

3. Struktural VAR (S-VAR)

Seperti VECM, S-VAR juga merupakan bentuk dari VAR yang

terestriksi. Akan tetapi terdapat perbedaan pada jenis restriksinya. S-VAR

merestriksi berdasarkan hubungan teoritis yang kuat akan skema (peta hubungan)

(54)

oleh karena itu, S-VAR juga dikenal sebagai bentuk VAR yang teoritis

(Theoritical VAR).

Menurut Laksani (2003) terdapat beberapa keunggulan model VAR

dibandingkan dengan metode ekonometri konvensional adalah :

1. Mengembangkan model secara bersamaan di dalam satu sistem yang

kompleks (multivariat) sehingga dapat menangkap hubungan keseluruhan

variabel di dalam persamaan itu. Hubungan yang terdeteksi bisa bersifat

langsung maupun tidak langsung.

2. Uji VAR yang multivariat bisa menghindari parameter yang bias akibat

tidak dimasukkannya variabel yang relevan.

3. VAR dapat mendeteksi hubungan antar variabel di dalam sistem

persamaan, reduce form dengan menjadikan seluruh variabel sebagai endogenous.

4. Karena bekerja berdasarkan data, metode VAR terbebas dari batasan teori

ekonomi yang sering muncul termasuk gejala perbedaan palsu (spurious

variable endogenty and exogenty) di dalam model ekonomi konvensional

terutama dalam persamaan simultan sehingga menghindari penafsiran yang

salah.

5. Dengan teknik VAR maka akan terpilih hanya variabel yang relevan untuk

disinkronasasikan dengan teori yang ada.

Metode VAR sebagai salah satu dari metode ekonometri ini juga tidak

(55)

1. Tidak seperti model persamaan simultan, model VAR kurang teoritis

karena tidak menjelaskan variabel eksogen secara akurat.

2. Tujuan utama dari model VAR adalah peramalan sehingga kurang tepat

untuk melakukan evaluasi kebijakan.

3. Masalah lain dari model VAR adalah penentuan panjang lag sehingga bila

lag panjang maka parameter yang ditaksir juga banyak.

4. Dalam model VAR dapat bergabung I(0) dan I(1) sehingga time series stasioner dan non stasioner.

5. Walaupun koefisien secara individu sulit diintepretasi akan tetapi praktisi

mengintepretasikannya sebagai impulse respon function (IRF), yaitu respon variabel dependen terhadap kejutan disturbance term error.

2.7. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai pengaruh fluktuasi nilai tukar terhadap perdagangan

internasional dan ekspor telah banyak dilakukan oleh beberapa ahli ekonomi.

penelitian – penelitian terdahulu menunjukkan hasil yang beragam. Beberapa

penelitian mengenai pengaruh fluktuasi nilai tukar terhadap ekspor dan

perdagangan internasional adalah sebagai berikut.

Pertama, penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Arintoko dan Faried Wijaya (2005) mengenai pengaruh perubahan nilai tukar Indonesia terhadap

neraca transaksi berjalan periode 1990:I – 2004:II memiliki beberapa tinjauan

teori. Tinjauan teori tersebut yaitu depresiasi rupiah dapat menyebabkan neraca

(56)

peningkatan ekspor neto sebagai meningkatnya daya saing produk dalam negeri di

pasar internasional dalam jangka panjang. Perubahan neraca transaksi berjalan

akan berdampak positif terhadap pendapatan nasional. Perubahan neraca transaksi

berjalan melalui peningkatan ekspor neto yang pada akhirnya meningkatkan

pendapatan nasional sehingga secara tidak langsung perubahan nilai tukar

meningkatkan pendapatan nasional.

Kedua, penelitian yang dilakukan Goeltom (1997) menunjukkan bahwa fluktuasi nilai tukar tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

perdagangan. Penelitian ini dilakukan pada saat Indonesia menganut sistem nilai

tukar mengambang terkendali. Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Susilo (2001) menujukkan bahwa pada jangka panjang ketidakpastian nilai tukar efektif

riil mempunyai dampak yang signifikan terhadap ekspor non-migas, sedangkan

pada jangka pendek ketidakpastian nilai tukar efektif riil tidak mempunyai

dampak yang signifikan terhadap ekspor riil. Penelitian ini dilakukan pada saat

Indonesia menganut sistem nilai tukar mengambang bebas.

Keempat, penelitian yang dilakukan Ekananda (2004) menunjukkan hasil yaitu pertama, bahwa fluktuasi nilai tukar rupiah memiliki elastisitas yang berbeda pada setiap komoditi ekspor. Kedua, penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh fluktuasi nilai tukar terhadap nilai komoditi manufaktur pada masa nilai

tukar mengambang terkendali secara proposional tidak berbeda antara komoditi

manufaktur kandungan impor tinggi dengan komoditi manufaktur kandungan

(57)

proposional berbeda antara komoditi manufaktur kandungan impor tinggi dengan

komoditi manufaktur kandungan impor rendah.

2.8. Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu

Pada penelitian Arintoko dan Faried Wijaya (2005) memiliki tujuan

untuk menganalisis dampak dari depresiasi dan apresiasi rupiah terhadap

perubahan neraca transaksi berjalan Indonesia. Pada penelitian Goeltom (1997)

memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh fluktuasi nilai tukar terhadap

perdagangan pada masa sistem nilai tukar mengambang terkendali. Pada

penelitian Susilo (2001) memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh

ketidakpastiaan nilai tukar efektif riil terhadap ekspor riil non migas pada masa

sistem nilai tukar mengambang bebas. Sedangkan Ekananda (2004) memiliki

tujuan untuk mengetahui pengaruh fluktuasi nilai tukar terhadap ekspor komoditi

manufaktur pada masa sistem nilai tukar mengambang terkendali dan sistem nilai

tukar mengambang bebas. Penelitian saat ini memiliki tujuan untuk mengetahui

pengaruh antara fluktuasi nilai tukar terhadap pertumbuhan ekspor Indonesia.

2.9. Kerangka Pemikiran Operasional

Pertumbuhan ekspor berkaitan erat dengan nilai tukar karena barang –

barang ekspor ditentukan oleh satuan mata uang asing. Nilai tukar yang tidak

stabil mengakibatkan pertumbuhan ekspor pun menjadi terhambat. Hal ini

(58)

Penelitian mengenai pengaruh fluktuasi nilai tukar terhadap ekspor dan

perdagangan telah banyak dilakukan tetapi hasil dari penelitian tersebut beragam.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa hubungan fluktuasi nilai tukar

terhadap ekspor mempunyai pengaruh yang tidak pasti. Beragamnya hasil

penelitian ini menjadi alasan utama untuk mengetahui pengaruh fluktuasi nilai

tukar terhadap ekspor.

Perkembangan ekspor pertanian Indonesia selama kurun waktu sebelas

tahun mulai dari tahun 1990 – 2000 mengalami fluktuasi. Pada tahun 1990 – 1997

ekspor pertanian Indonesia cenderung mengalami peningkatan dengan rata – rata

pertumbuhan sebesar 11 persen setiap tahunnya. Tetapi pada tahun 1998 ekspor

pertanian Indonesia mengalami penurunan dan kemudian kembali meningkat pada

tahun 1999. Secara umum rata – rata pertumbuhan ekspor pertanian sebesar 6.8

persen setiap tahunnya. Besarnya ekspor komoditi pertanian Indonesia ini

menunjukkan hubungan dengan nilai tukar.

Ekspor pertanian merupakan salah satu sektor dari ekspor Indonesia.

Ekspor komoditi unggulan pertanian merupakan salah satu andalan ekspor

Indonesia. Karena Indonesia sejak jaman penjajah dulu terkenal sebagai negara

utama penghasil tanaman perkebunan di dunia. Tanaman perkebunan yang tinggi

di ekspor oleh Indonesia adalah karet alam dan kopi Robusta. Indonesia terkenal

sebagai negara terbesar kedua di dunia setelah Vietnam sebagai negara produsen

kopi Robusta (AEKI, 2006). Sedangkan pada karet alam Indonesia menempati

(59)

Ekspor komoditi unggulan pertanian ini dipengaruhi oleh permintaan

negara pengimpor dan penawaran ekspor. Permintaan negara pengimpor dan

penawaran ekspor dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu (1) adanya daya saing

dengan negara – negara lain di dunia; (2) adanya penetapan harga pasar dalam

negeri dan harga pasar internasional; (3) GDP negara pengimpor; (4) nilai tukar

mata uang (Lipsey, 1995).

Nilai tukar saat ini mengalami fluktuasi karena sistem yang dianut

merupakan sistem bebas mengambang. Sehingga nilai tukar mengikuti

pergerakan mekanisme pasar. Fluktuasi nilai tukar ini dipengaruhi oleh 2 faktor

yaitu faktor fundamental ekonomi dan faktor non fundamental ekonomi. faktor

fundamental ekonomi terdiri dari tingkat inflasi, money supply, capital flow dan suku bunga. Sedangkan faktor non fundamental ekonomi adalah situasi politik

keamanan yang tidak kondusif seperti kerusuhan, pemilu dan jaminan keamanan

tidak tentu.

Analisis pengaruh fluktuasi nilai tukar terhadap ekspor komoditi unggulan

pertanian ini dianalisis dengan menggunakan model Vector Auto Regression (VAR)dan Vector Error Correction Models (VECM). Variabel – variabel yang digunakan pada penelitian ini dapat menjelaskan pengaruh fluktuasi nilai tukar

terhadap ekspor komoditi unggulan pertanian. Selain itu, analisis pengaruh

fluktuasi nilai tukar dijelaskan secara deskriptif. Gambaran lengkap mengenai

(60)

Ekspor Komoditi Unggulan Pertanian ( Karet dan Kopi)

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Operasional

2.10. Hipotesis

Berdasarkan studi penelitian terdahulu maka dalam penelitian ini akan

diajukan beberapa hipotesis, diantaranya :

1. Ekspor riil komoditi unggulan pertanian (karet dan kopi) ditentukan oleh

pendapatan riil luar negeri atau pendapatan riil negara mitra dagang,

dimana keduanya memiliki hubungan positif. Jika pendapataan riil negara

Penawaran Ekspor

Permintaan Impor Negara Mitra Dagang

Faktor – faktor yang mempengaruhi ekspor:

1. Harga negara kompetitor 2. Penetapan harga domestik

3. Penetapan harga pasar internasional 4. GDP riil negara pengimpor

5. Nilai tukar riil

Fluktuasi Nilai Tukar

Persamaan Model Vector Auto Regression (VAR) dan Persamaan Model Vector Error

Correction Models (VECM)

(61)

mitra dagang meningkat maka ekspor riil komoditi unggulan pertanian

(karet dan kopi) pun meningkat.

2. Nilai tukar riil berhubungan negatif dengan ekspor riil komoditi unggulan

pertanian (karet dan kopi) sehingga jika nilai tukar riil mengalami

apresiasi maka ekspor riil komoditi unggulan pertanian (karet dan kopi)

menurun begitu pula sebaliknya.

3. Harga negara kompetitor berpengaruh positif terhadap nilai ekspor

komoditi unggulan pertanian (karet dan kopi). Jika harga negara

kompetitor meningkat maka nilai ekspor komoditi unggulan pertanian

(karet dan kopi) meningkat.

4. Harga domestik berpengaruh negatif terhadap nilai ekspor komoditi

unggulan pertanian (karet dan kopi). Jika harga domestik meningkat maka

nilai ekspor komoditi unggulan pertanian (karet dan kopi) akan turun.

5. Harga pasar internasional berhubungan positif dengan nilai ekspor

komoditi unggulan pertanian (karet dan kopi). Peningkatan harga pasar

internasional akan meningkatkan nilai ekspor komoditi unggulan

pertanian (karet dan kopi).

6. Jumlah ekspor komoditi unggulan pertanian (karet dan kopi) berpengaruh

positif terhadap nilai ekspor komoditi unggulan pertanian (karet dan kopi).

Jika jumlah ekspor komoditi unggulan pertanian (karet dan kopi)

meningkat maka nilai ekspor komoditi unggulan pertanian (karet dan

(62)

7. Fluktuasi nilai tukar yang besar akan meningkatkan resiko nilai tukar dan

(63)

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan

bentuk datanya adalah time series bulanan. Data ini merupakan data kuantitatif

bulanan pada periode 1992:1 – 2005:12 untuk komoditi kopi dan periode 2000:1 –

2005:12 untuk komoditi karet. Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian

ini beserta sumbernya disajikan pada tabel berikut ini :

Tabel 5. Jenis dan Sumber Data Yang Digunakan Dalam Penelitian

Jenis Data Sumber Data

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS

Bank Indonesia (BI)

Volume dan nilai ekspor Indonesia komoditi karet dan

kopi

Badan Pusat Statistik (BPS), Statistika Keuangan Indonesia (SEKI) dan Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo)

Harga domestik sektor ekspor komoditi karet dan kopi

Badan Pusat Statistik (BPS), International Coffee Organization (ICO) dan Gabungan pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo)

Harga negara pesaing dan harga internasional komoditi karet dan

kopi

International Coffee Organization (ICO) dan Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo)

Gross Domestic Product (GDP) dunia dan Consumer Price

Indeks (CPI) dunia

International Finnancial Statistics (IFS)

Indeks harga konsumen (IHK) dan Industrial Index Production

(IIP)

Gambar

Tabel 1. Perkembangan Total Ekspor Indonesia Tahun 1990-2005
Tabel 2. Perkembangan Nilai Ekspor Migas dan non Migas Indonesia Tahun
Tabel 3. Perkembangan Ekspor Pertanian Tahun 1990-2005
Tabel 4. Nilai Ekspor Komoditi Perkebunan Indonesia Tahun 1999-2005 (dalam ribu US$)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Rospita Rotua Pardede : Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah ..., 2004... Rospita Rotua Pardede : Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Variabel independen yang digunakan dalam analisis aliran perdagangan ini adalah harga ekspor komoditi unggulan Indonesia (PRCijt), harga ekspor komoditi negara

Penelitian ini berjudul ” Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Kopi di Indonesia Tahun 1980 – 2008 ”, bertujuan untuk menganalisis pengaruh kurs valuta asing,

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Nilai Tukar Rupiah, Harga Kopi Internasional dan Produksi Kopi Domestik dengan variabel terikat yaitu Volume Ekspor

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor kopi arabika dan menganalisis surplus produsen, surplus konsumen terhadap ekspor kopi arabika

Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran ekspor karet alam Indonesia adalah : volume produksi karet alam domestik, konsumsi karet alam domestik, nilai tukar Rupiah terhadap

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor kopi Indonesia adalah harga kopi dunia, nilai tukar rupiah, produksi kopi Indonesia dan ekspor

Analisis Pengaruh Volatilitas Nilai Tukar terhadap Kinerja Ekspor Utama Pertanian Indonesia Setelah uji Hausman pada model regresi data panel pada gravity model ekspor karet