• Tidak ada hasil yang ditemukan

Revitalisasi manajemen perpustakaan dalam mengefektifkan pembelajaran di SMA PGRI 56 Ciputat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Revitalisasi manajemen perpustakaan dalam mengefektifkan pembelajaran di SMA PGRI 56 Ciputat"

Copied!
175
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

REVITALISASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN

DALAM MENGEFEKTIFKAN PEMBELAJARAN

DI SMA PGRI 56 CIPUTAT

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I.) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta

Disusun Oleh:

Nur Fajriyah Mahfiroh Timas 104018200627

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

REVITALISASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN

DALAM MENGEFEKTIFKAN PEMBELAJARAN

DI SMA PGRI 56 CIPUTAT

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I.) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta

Oleh:

Nur Fajriyah Mahfiroh Timas 104018200627

Di Bawah Bimbingan:

Drs. Hasyim Asy’ari, M.Pd. NIP: 150 260 265

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

(3)

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nur Fajriyah Mahfiroh Timas

NIM : 104018200627

Jurusan : Kependidikan Islam

Program Studi : Manajemen Pendidikan

Judul Skripsi : Revitalisasi Manajemen Perpustakaan dalam

Mengefektifkan Pembelajaran di SMA PGRI 56 Ciputat

Menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya penulis sendiri dan diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan di perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan penulis, judul dan skripsi ini belum pernah diterbitkan sebelumnya oleh orang lain atau suatu lembaga, kecuali bagian-bagian tertentu yang secara tertulis dijadikan sebagai sumber acuan dalam skripsi ini dan disebutkan dalam footnote dan daftar pustaka.

Demikianlah pernyataan ini dibuat, apabila terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar, maka sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Jakarta, 7 November 2008 Yang Membuat Pernyataan,

(4)

UJI REFERENSI

Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul

“Revitalisasi Manajemen Perpustakaan dalam Mengefektifkan

Pembelajaran di SMA PGRI 56 Ciputat” yang disusun oleh Nur Fajriyah Mahfiroh Timas dengan NIM 104018200627 Program Studi Manajemen Pendidikan Jurusan Kependidikan Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, telah di uji kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi pada tanggal 7 November 2008.

Jakarta, 7 November 2008 Dosen Pembimbing Skripsi,

(5)

!

"

#

$

$

%

&&

$

' $

%

$

$

$

$ $(

$

(

$

(

$

)

%

$

$

$

%

$*

++++

,

,

,

,

$$$$

(

(

(

(

%

%

%

%

*

*

*

*

-

,-

,-

,-

,-

$

$

$

$

"

"

"

"

-

.

.

.

.

"

"

"

"

-

% /

% /

% /

% /

-

0

0

0

0

(

(

(

(

% /

% /

% /

% /

-

0!

0!

0!

0!

$ /

$ /

$ /

$ /

&&&&

-

-

-

-

%

%

%

%

'

'

'

'

,

,

,

,

1111

-

-

-

-2222

'(

'(

'(

'(

,

,

,

,

(

(

(

(

( #

( #

( #

( #

(

$

$

(

(6)

ABSTRAKSI

N. Fajriyah MT, 104018200627

Jurusan Kependidikan Islam, Prodi Manajemen Pendidikan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Judul Skripsi: Revitalisasi Manajemen Perpustakaan Sekolah dalam Mengefektifkan Pembelajaran di SMA PGRI 56 Ciputat

Siswa sebagai subjek belajar memiliki hak untuk cerdas, pintar dan menjadi dewasa baik dalam pemikiran maupun dalam bertindak. Siswa pun berhak mendapat perlakuan dan fasilitas yang tidak boleh saling dibedakan bila berada dalam lingkungan pendidikan, karena pendidikan adalah hak setiap anak bangsa tanpa terkecuali. Sekolah sebagai fasilitator harus mampu memberikan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan siswa dalam pembelajaran. Selain guru sebagai salah satu sumber belajar siswa di sekolah, perpustakaan sekolah juga merupakan media atau alat pembelajaran yang mutlak ada pada suatu sekolah.

Perpustakaan sekolah adalah jantung dari suatu lembaga pendidikan. akan terasa hampa bila dalam suatu lembaga pendidikan tidak memiliki salah satu sarana belajar tersebut. Perpustakaan sekolah memiliki peran salah satunya untuk memfasilitasi belajar siswa di sekolah. Agar dapat memegang perannya tersebut, maka perpustakaan sekolah harus memiliki fasilitas-fasilitas yang menunjang dan manajemen yang terstruktur dan terorganisir.

Revitalisasi Manajemen Perpustakaan Sekolah dalam Mengefektifkan Pembelajaran di SMA PGRI 56 Ciputat adalah suatu bentuk pembaharuan, penyegaran, pengaktifan kembali, memvitalkan kembali, memfungsikan kembali manajemen dan segala fasilitas termasuk juga tenaga pengelola perpustakaan sekolah SMA PGRI 56 Ciputat agar perpustakaan sekolah tersebut dapat memfasilitasi pembelajaran siswa di sekolah agar tercapai tujuan pembelajaran lembaga, maupun tujuan pendidikan nasional. Kegiatan revitalisasi manajemen perpustakaan sekolah dapat dilakukan dengan mengaktifkan kembali manajemen penyelenggaraan perpustakaan SMA PGRI 56 Ciputat dan kebijakan-kebijakan kepala sekolah serta mengefektifkan dan mengefisiensikan segala fasilitas yang berkaitan dengan kegiatan kepustakaan.

Dalam penelitian skripsi ini, metodologi penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif, dan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan dengan menggunakan empat (4) teknik, yaitu observasi, wawancara, angket dan dokumentasi. Sedangkan pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil 30 % dari populasi dengan menggunakan

teknik purposive random sampling.

(7)
(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan karya ilmiah (skripsi) ini. Salawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan Nabi besar, Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa risalah Islam melalui kitab-Nya.

Karya ilmiah atau skripsi yang berjudul “Revitalisasi Manajemen Perpustakaan dalam Mengefektifkan Pembelajaran di SMA PGRI 56 Ciputat” ini merupakan salah satu persyaratan akademik dalam penyelesaian studi strata satu (S.1) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Akan tetapi penulis menyadari bahwa hasil penelitian skripsi ini belum maksimal, karena penelitian ini hanyalah sebuah goresan tipis dalam lembaran sejarah penelitian mengenai perpustakaan dan kaitannya dengan kurikulum dan efektifitas pembelajaran.

Selanjutnya, penulis juga menyadari bahwa goresan tipis ini tidak terlepas dari bantuan, kritik dan saran baik berupa do’a, bimbingan dan arahan dari berbagi pihak yang membuat penulis tidak pantang menyerah. Untuk itu perkenankan penulis untuk menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang mungkin tidak akan dapat digantikan dengan apapun atas jasanya, adapun pihak-pihak yang sangat berarti itu antara lain:

1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Jakarta dan Segenap jajaran staf.

2. Ketua jurusan Kependidikan Islam Prodi Manajemen Pendidikan, Dra. Yefnelti Z., M. Pd. beserta sekertaris, Drs. Mu’arif SAM., M. Pd. dan staf jurusan.

3. Drs. Hasyim Asy’ari, M.Pd., dan keluarga, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah rela meluangkan waktunya untuk memberikan arahan, petunjuk, bimbingan dan selalu sabar mendengarkan keluh kesah penulis.

4. Keluarga besar SMA PGRI 56 Ciputat, yaitu Kepala Sekolah dan segenap jajarannya, para guru dan karyawan, serta adik-adik SMA PGRI 56 Ciputat yang selalu memberi bimbingan, bantuan, dukungan dan kerjasamanya selama proses penelitian berlangsung serta bersedia memposisikan penulis sebagai teman.

5. Segenap dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, khususnya Para dosen Kependidikan Islam – Manajemen Pendidikan yang kurang lebih selama empat (4) tahun telah banyak memberi ilmu dan pelajaran hidup kepada penulis.

6. Keluarga tercinta, yaitu keluara inti, Alm. Ma’ruf Sudaryo (Ayah), Warsiti Ma’ruf (Ibu), Mas Anung (Kakak), dan Adi (Adik) yang selalu memberikan dukungan moril dan materil yang tak terkira harganya, dan seluruh keluarga besar.

7. Segenap pegawai dan karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya yang bertugas di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Terima kasih atas kerjasama dan persahabatan ini.

8. Teman-teman dan sahabat-sahabat di KI–MP angkatan 2001–2006, khususnya pada angkatan 2004 kelas A dan B, kalian sangat berarti bagiku, namun maaf penulis tidak dapat menyebutkan nama satu persatu. Terima kasih atas kerjasama dan semua kesan yang telah tercipta selama ini, baik dalam susah maupun senang. (Keep in touch, ya!!

Luph you much.. and I’m gonna miss you all!!! Selamat berjuang teman-teman!!!!!)

9. Teman-teman dan sahabat-sahabatku di luar KI–MP; Mia, Ita, teman-teman se-Fakultas khususnya mahasiswa PBI (especially Tya), warga seperjuangan di TK, SD, SMP, dan SMA (khususnya Scottisch–Quw). (Keep in touch, ya!!

Always be my best, ok!!)

(9)

Satu kalimat yang tidak pernah penulis lupakan, “tiada gading yang tak retak”, penulis menyadari bahwa di dalam penulisan karya ilmiah ini masih banyak

kekurangan dan masih sangat jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan respon yang berupa kritik, saran, dan komentar dari para pembaca.

Adapun bila ada kata atau hal yang tidak berkenan di hati pembaca, penulis memohonkan maaf yang sebesar-besarnya, karena itu adalah di luar kehendak dan

kesadaran penulis.

Akhir kalimat, semoga Allah SWT merestui dan selalu memberkati usaha kita. Amin. Serta kiranya penelitian ini bermanfaat bagi semua orang.

Jakarta, 7 November 2008 Penulis,

N. Fajriyah MT.

(10)

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI ……….. i

KATA PENGANTAR ……… ii

DAFTAR ISI

……….. v

DAFTAR TABEL ……….. ix

DAFTAR LAMPIRAN ……….. xii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………. 1

B. Identifikasi Masalah ………... 5

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ……… 6

1. Pembatasan Masalah ……… 6

2. Perumusan Masalah ……….… 7

D. Kegunaan Penelitian ……….. 7

BAB II : ACUAN TEORITIK A. Konsep Dasar Perpustakaan ………... 8

1. Pengertian Perpustakaan ……….. 8

2. Pengertian Perpustakaan Sekolah ……… 9

3. Fungsi Perpustakaan Sekolah ……….. 10

4. Tugas Perpustakaan Sekolah ……… 10

5. Tujuan Perpustakaan Sekolah ……….. 12

6. Peran Perpustakaan Sekolah ……… 13

B. Manajemen Perpustakaan Sekolah ………. 14

1. Pengertian Manajemen ………. 14

2. Manajemen Perpustakaan Sekolah ………... 15

3. Komponen Manajemen Perpustakaan sekolah …… 15

a. Perencanaan (Planning) ……….… 15

(11)

2) Koleksi Perpustakaan ……….…….. 19

3) Anggaran Perpustakaan ……….……... 21

b. Pengorganisasian (Organizing) ……….. 22

c. Pengaturan Staf (Staffing) ……….. 24

d. Penggerakan (Actuating) …..……….. 25

e. Pengendalian (Controlling) ……… 25

C. Revitalisasi ……….… 26

1. Revitalisasi Fasilitas Perpustakaan Sekolah ……… 27

2. Revitalisasi Koleksi Perpustakaan Sekolah ………. 28

3. Revitalisasi Pelayanan Perpustakaan Sekolah ……. 31

4. Revitalisasi Tenaga Pengelola Perpustakaan Sekolah ………... 32

5. Revitalisasi Tata Tertib Perpustakaan ………. 33

6. Revitalisasi Kebijakan Kepala Sekolah………….... 33

7. Upaya Kepala Sekolah, Para Guru dan Tenaga Pengelola Perpustakaan dalam Memobilisasi Siswa Untuk Mendayaguna Perpustakaan Sekolah ……… 34

D. Efektifitas Pembelajaran ……… 34

1. Pengertian Efektifitas ……….…….. 34

2. Pengertian Pembelajaran ……….. 35

a. Pengertian Belajar ……….. 35

b. Pengertian Mengajar ……….. 37

c. Pembelajaran ……….. 38

3. Efektifitas Pembelajaran ……….. 40

E. Kerangka Berpikir ……….. 41

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian ……….…….. 42

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ……….… 43

1. Lokasi Penelitian ……….. 43

(12)

C. Metode Penelitian ……….. 43

D. Teknik Pengumpulan Data ……….… 44

E. Populasi dan Sampel Penelitian ……….…. 45

1. Populasi Penelitian ……….…….. 45

2. Sampel Penelitian ……….… 46

F. Instrumen Pengumpulan Data ……… 47

1. Definisi Konseptual Penelitian ……… 47

2. Definisi Operasional Penelitian ……….…….. 47

G. Instrumen Penelitian ……….. 48

H. Teknik Analisa Data ……….. 50

BAB IV : HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SMA PGRI 56 Ciputat ………. 51

1. Letak Geografis dan Sejarah Berdiri ……… 51

2. Visi dan Misi ……… 52

3. Rekapitulasi Keadaan Siswa ……… 52

B. Deskripsi Data ……… 53

C. Interpretasi Data dan Penyajian Hasil Penelitian ……... 54

1. Analisa dan Interpretasi Data ………... 55

2. Penyajian Hasil Penelitian ………... 82

a. Sejarah Berdiri Perpustakaan SMA PGRI 56 Ciputat ……… 82

b. Fasilitas Perpustakaan ……… 84

c. Koleksi Perpustakaan ……….… 86

d. Pelayanan Perpustakaan ……….… 90

e. Tenaga Pengelola Perpustakaan ……….… 92

f. Anggaran Perpustakaan ……….. 93

(13)

h. Tanggungjawab Kepala Sekolah sebagai Manager Sekolah dalam Kegiatan

Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah ………. 95 i. Hambatan yang Dihadapi SMA PGRI 56

Ciputat dalam Mengefektifkan Sarana Belajar

(Perpustakaan) ………. 96

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ……… 98 B. Saran ……….. 100

DAFTAR PUSTAKA ………. 102

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ……….. 49 Tabel 2 Rekapitulasi Keadaan Siswa SMA PGRI 56 Ciputat ……... 53 Tabel 3 Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin … 55 Tabel 4 Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Jenjang Kelas/

Angkatan ………... 55 Tabel 5 Kunjungan ke Perpustakaan Sekolah ……… 56 Tabel 6 Membaca Buku di Perpustakaan Sekolah dengan Skala

Minimal 30 Menit/Hari ……….……… 57

Tabel 7 Kegemaran Membaca Buku, Baik Buku Pelajaran

ataupun Buku Karya Ilmiah Lain yang dapat

Menambah Wacana Pengetahuan Termasuk juga Novel

atau Cerita Bergambar

yang Terdapat di Perpustakaan Sekolah ………...

58

Tabel 8 Mencari Tahu Hal-Hal yang tidak Dimengerti dalam

Pelajaran di Sekolah Melalui Membaca di

Perpustakaan

Sekolah ………..

58

Tabel 9 Pemberlakuan Jam Baca (Studi Perpustakaan) di

Sekolah

secara Bergilir Perkelas dalam Setiap Harinya ……….

59

Tabel 10 Pencanangan oleh Guru untuk Mencari Informasi

(15)

akan Dipelajari di Dalam Kelas Melalui Koleksi yang

Terdapat

di Perpustakaan Sekolah ………...

60

Tabel 11 Salah Satu Upaya yang Dilakukan oleh Kepala Sekolah

dan Guru untuk Menumbuhkan Minat Siswa

Mengunjungi Perpustakaan Sekolah, yaitu dengan

Mendampingi Siswa

Belajar di Perpustakaan………..

60

Tabel 12 Pengadaan Kegiatan Semacam Lomba Karya Ilmiah

oleh

Perpustakaan Sekolah ………...

61

Tabel 13 Letak atau Posisi Gedung Perpustakaan yang Kurang

Strategis ………

62

Tabel 14 Keadaan/Kondisi Gedung Perpustakaan Sekolah yang

sudah Memenuhi Standar Kelayakan ………

62

Tabel 15 Kurang Memadainya Fasilitas Perpustakaan ………

63

Tabel 16 Penerangan (Cahaya Lampu) sudah Baik untuk

Kegiatan

Membaca ………...

63

Tabel 17 Keadaan Ruang Perpustakaan yang Relatif Sempit ………..

64

(16)

Perpustakaan ……….

65

Tabel 19 Terciptanya Situasi yang Kondusif di dalam Perpustakaan ..

65

Tabel 20 Kelengkapan Koleksi Perpustakaan Sekolah ………

66

Tabel 21 Kerelevanan Koleksi Buku dengan Kebutuhan

Kurikulum

dan Pembelajaran ……….……….

67

Tabel 22 Proses Pengadaan dan Pembelian Koleksi

Perpustakaan Dilakukan Berkala Serta Disesuaikan

dengan Kebutuhan

Siswa dan Kurikulum ………

67

Tabel 23 Pelibatan Siswa dalam Proses Pengadaan Koleksi ………...

68

Tabel 24 Banyaknya Koleksi yang sudah tidak dapat Digunakan

namun masih Terpajang pada Rak Koleksi ………..

69

Tabel 25 Penataan Koleksi Diatur dengan Rapi dan Dilakukan

dengan Pengkatalogan ………..

69

Tabel 26 Pelayanan Sirkulasi Dilakukan secara Terstruktur dan

Terorganisir dengan Kartu Keanggotaan dan Buku

Besar

Peminjaman atau Komputerisasi ………...

70

Tabel 27 Adanya Peraturan yang Mengikat dan Kedisiplinan

(17)

Pemanfaatan Perpustakaan ………

71

Tabel 28 Waktu Buka dan Tutup Perpustakaan Disesuaikan

dengan

Lama belajar Siswa di Sekolah ……….

72

Tabel 29 Pemberian Sanksi Terhadap Keterlambatan

Pengembalian

Pinjaman ………...

72

Tabel 30 Kesulitan Mengunjungi Perpustakaan karena Petugas

Jarang Berada di Tempat ……….….

73

Tabel 31 Pelayanan yang Baik dan Ramah oleh Petugas kepada

Pengunjung ………...

74

Tabel 32 Kesigapan Petugas dalam Membantu Pengunjung yang

Kesulitan Mencari Buku ………...

74

Tabel 33 Fasilitator bagi Teman-Teman ……….….

75

Tabel 34 Kemudahan dalam Menerima dan Menyerap Pelajaran

di

Sekolah ……….….

76

Tabel 35 Ketepatan dan Kecepatan dalam Mengerjakan

Tugas/Test

yang Diberikan oleh Guru ……….

(18)

Tabel 36 Perasaan Bangga Orang Tua atas Raport Hasil Ujian

yang

Tidak Mengecewakan ……….………..

78

Tabel 37 Menjadi Juara Kelas di Setiap Akhir Semester ……….

78

Tabel 38 Menjadi Delegasi/Duta Sekolah dalam Berbagai Kompetisi

79

Tabel 39 Bersikap dan Bersifat Positif ………

79

Tabel 40 Memberi Contoh yang Baik Kepada Orang Lain dalam

Bersikap ………

80

Tabel 41 Penanaman Kepribadian dan Tanggungjawab di Sekolah …

80

Tabel 42 Dapat Membuat Orang Lain Bangga Terhadap Diri

Responden ………. 81

Tabel 43 Kemampuan Penerapan Teori-Teori Skill dalam

Kehidupan

Sehari-hari ……….………

81

Tabel 44 Kekhawatiran akan Skill yang Dimiliki dengan

Tantangan

IPTEK di Masa Mendatang ………..

82

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrumen Penelitian: Angket untuk Siswa SMA PGRI 56 Ciputat Lampiran 2 Intsrumen Penelitian: Pedoman Berita Wawancara Kepala Sekolah

SMA PGRI 56 Ciputat

Lampiran 3 Instrumen Penelitian: Pedoman Berita Wawancara Tenaga Pengelola Perpustakaan SMA PGRI 56 Ciputat

Lampiran 4 Instrumen Penelitian: Pedoman Berita Wawancara Guru SMA PGRI 56 Ciputat

Lampiran 5 Hasil Wawancara: Kepala Sekolah SMA PGRI 56 Ciputat

Lampiran 6 Hasil Wawancara: Tenaga Pengelola Perpustakaan SMA PGRI 56 Ciputat

Lampiran 7 Hasil Wawancara: Guru sekolah SMA PGRI 56 Ciputat Lampiran 8 Pengajuan Proposal Skripsi

Lampiran 9 Pengajuan Bimbingan Skripsi Lampiran 10 Permohonan Ijin Penelitian Lampiran 11 Permohonan Riset/Wawancara

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Melalui pendidikan, manusia dapat mempelajari bagaimana cara meningkatkan dan mengembangkan potensi intelektual, mental, sosial, emosional dan kemandirian dalam kehidupan, sehingga menghasilkan manusia yang berkualitas.

Begitu juga bagi bangsa Indonesia, pendidikan memiliki fungsi dan tujuan yang amat penting dalam proses pembentukan bangsa. Hal ini termaktub dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II pasal 3, yaitu;

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1

Mengingat tugas pendidikan adalah mempersiapkan generasi muda yang potensial untuk kehidupan di masa mendatang, untuk itu, pendidikan harus berorientasi pada masa depan, bukan masa sekarang. Dalam arti, tugas pendidikan pada masa kini adalah juga menyajikan informasi tentang keadaan masa kini dengan orientasi pada masa depan. Selain itu, pendidikan di sekolah juga bertujuan untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang positif (tingkah laku dan sikap) dalam diri siswa yang sedang berkembang menuju ke arah kedewasaan.

(21)

Lembaga pendidikan dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa berusaha melaksanakan proses pembelajaran dengan mengkoordinasikan komponen-komponen yang ada dalam lembaga pendidikan yang bersangkutan dalam rangka upaya pencapaian tujuan pendidikan. Koordinasi komponen-komponen dalam lembaga pendidikan tersebut salah satunya adalah sarana prasarana pendidikan demi mewujudkan tujuan pendidikan. Seperti yang telah tertuang dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 45 Ayat 1: “Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik”.2

Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang pada intinya menjelaskan mengenai urgensi sarana prasarana pendidikan dalam menunjang pembelajaran di setiap sekolah, juga dikuatkan dalam Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 Pasal 1;

Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.3

Hal lain yang juga turut andil dalam mewujudkan tujuan pendidikan adalah penanaman budaya gemar membaca. Namun demikian, pada kenyataannya bahwa sikap gemar membaca di Indonesia masih relatif rendah. Ini tentu menarik untuk disimak terutama bila dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain di sekitar kita. Beberapa pengamatan dilakukan dengan survey dan jajak pendapat selalu menempatkan Indonesia pada posisi yang menyedihkan dalam hal gemar membaca ini.4

2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 45, Ayat. 1, …

3 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Pasal 1, Ayat 8

4 Sudarnoto Abdul Hakim, Perpustakaan Sebagai Center For Learning Society: Gagasan untuk

Pengembangan Perpustakaan Madrasah, (Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syahid

(22)

Keadaan keprihatinan masyarakat Indonesia mengenai minat baca ini dapat terjadi dimungkinkan karena rendahnya kesadaran masyarakat, terlebih lagi generasi muda yang sedang ada dalam tahap pembelajaran. Era informasi global saat ini merupakan tantangan yang mau tidak mau menuntut kita untuk memiliki berbagai keterampilan dalam mengakses, mengevaluasi, mengorganisir, dan menyebarkan informasi secara efisien dan efektif. Kemampuan tersebut diperlukan agar kita dapat hidup dan bekerja secara mandiri di tengah masyarakat yang lebih bertumpu pada jasa informasi (information-centered society).

Dengan informasi sebagai konsumsi di abad ini, dan manusialah sebagai subjek yang sedang belajar dan berpikir, maka seyogyanya perpustakaan dapat memainkan peranan pentingnya. Sesungguhnya keberadaan suatu perpustakaan merupakan suatu keharusan sebagai salah satu pusat informasi, karena perpustakaan bukan hanya menyediakan buku dan bahan-bahan informasi yang diperlukan, tetapi juga dapat memfasilitasi proses berpikir dan proses belajar itu sendiri. Perpustakaan sebenarnya menjadi teman akrab bagi siapa pun terutama bagi masyarakat belajar di berbagai tingkatan.

Kaitan antara perpustakaan dengan pembelajaran juga terdapat dalam Undang-Undang tentang Perpustakaan Bab XIII mengenai Pembudayaan Kegemaran Membaca “Pembudayaan kegemaran membaca pada satuan pendidikan sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) dilakukan dengan mengembangkan dan memanfaatkan perpustakaan sebagai proses pembelajaran”.5 Perpustakaan adalah salah satu sarana yang sangat menunjang dalam setiap program pendidikan, pengajaran, dan penelitian (research) bagi setiap program pendidikan dan ilmu pengetahuan. Sering terdengar suara-suara para pendidik yang mengatakan bahwa ia ialah inti setiap program pendidikan dan pengajaran atau dalam bahasa asingnya “the heart of the educational programs”.6

5 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan Bab XIII Pasal 43 Ayat 3, (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2007)

(23)

Perpustakaan sekolah akan tampak bermanfaat apabila benar-benar memperlancar pencapaian proses belajar mengajar sekolah. Indikasi manfaat tersebut tidak hanya berupa tingginya prestasi murid-murid, tetapi lebih jauh lagi, antara lain adalah murid-murid mampu mencari, menemukan, menyaring dan menilai informasi, murid-murid terbiasa belajar mandiri, murid-murid terlatih ke arah tanggung jawab, murid-murid selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagai bagian yang integral dalam sistem pendidikan, perpustakaan sebenarnya sangat membantu bukan saja para siswa tetapi juga bagi para tenaga pengajar.

Perpustakaan merupakan tempat dimana para peserta didik dapat mengeksplor (mengadakan penjelajahan ilmiah secara lebih luas) terhadap berbagai subjek secara mandiri dan demokratis terhadap apa yang dikaji agar memperoleh pengetahuan lebih dalam sebagai bentuk pengembangan materi yang telah dipelajari di kelas. Perpustakaan, selain itu juga sepatutnya berperan sebagai sarana yang dapat membantu para peserta didik untuk memperluas cakrawala imajinasi, area-area investigasi (penyelidikan) dari minat perorangan, dan meningkatkan kemauan mereka untuk berpikir secara jernih, kreatif, serta kritis terhadap sumber-sumber yang telah mereka pilih untuk dibaca, didengar ataupun dilihat.

Mengingat begitu berartinya keberadaan suatu perpustakaan di sekolah sebagai salah satu sumber belajar, namun tidak begitu saja keberadaannya dapat berdayaguna tanpa adanya suatu manajemen yang baik dan terprogram. Karena bagaimanapun dan dalam hal apapun, manajemen merupakan bagian pokok dalam suatu program atau kegiatan. Efisiensi dan efektifitas manajemen perpustakaan di sekolah dapat tercapai apabila seluruh sumber daya yang ada mampu dan mau bersinergi, baik itu sumber daya manusia, sarana, metode dan dana. Hal-hal yang merupakan sumber daya perpustakaan menurut Undang-Undang tentang perpustakaan dijelaskan sebagai berikut, “sumber daya perpustakaan adalah semua tenaga, sarana dan prasarana, serta dana yang dimiliki dan/atau dikuasai oleh perpustakaan”.7

Hal demikianlah yang seharusnya terjadi di setiap sekolah, karena perpustakaan sekolah adalah salah satu sumber belajar dan harus dimanfaatkan oleh seluruh warga sekolah, terutama oleh peserta didik (siswa), oleh karena itu, harus dilakukan manajemen yang baik terhadap perpustakaan sekolah agar

(24)

keberadaannya lebih efektif. Tidak terkecuali pula kondisi perpustakaan dan siswa yang terdapat pada SMU PGRI 56 Ciputat.

Mengingat begitu pentingnya keberadaan perpustakaan pada setiap sekolah ataupun instansi/lembaga pendidikan, maka penulis tertarik untuk mengangkat tema perpustakaan sebagai suatu karya ilmiah dengan judul

“REVITALISASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN DALAM

MENGEFEKTIFKAN PEMBELAJARAN DI SMA PGRI 56

CIPUTAT”.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat

dilakukan identifikasi masalah sebagai berikut:

Rendahnya minat baca siswa membawa akibat yang cukup fatal, yaitu kebodohan dan keterbelakangan dalam hal ilmu pengetahuan

Efektifitas pembelajaran akan dapat terealisasi apabila siswa dan guru sama-sama menyadari pentingnya ilmu pengetahuan, yang mana salah satu cara untuk memperoleh ilmu pengetahuan bisa didapatkan pada perpustakaan sebagai salah satu sumber belajar

Manajemen perpustakaan yang baik akan sangat membantu mengefektifkan fungsi dan tujuan perpustakaan

Koleksi perpustakaan yang minim dan terbatas, serta suasana yang menjemukan memberi kecenderungan keengganan bagi siswa dan guru untuk mengunjungi perpustakaan

(25)

Pembatasan dan Perumusan Masalah

Pembatasan Masalah

Agar penulisan skripsi ini lebih terarah dan tidak melebar pembahasannya,

maka penulis mencoba memberikan batasan-batasan masalah. Adapun

batasan-batasan masalah tersebut meliputi:

Peranan perpustakaan sekolah. Artinya seperti apa sebenarnya peranan perpustakaan sekolah bagi sekolah itu sendiri, serta minat siswa dan guru terhadap keberadaan perpustakaan sekolah sebagai salah satu sumber belajar.

Manajemen perpustakaan sekolah, yaitu pelaksanaan operasional perpustakaan yang di mulai dari perencanaan penyelenggaraan perpustakaan (planning) yang meliputi penentuan akan fasilitas, koleksi dan anggaran perpustakaan sekolah; kemudian pengorganisasian (organizing) yang terdiri dari pelayanan perpustakaan; pengaturan staff (staffing) atau tenaga pengelola perpustakaan; penggerakan (actuating) serta pengendalian (controlling) oleh kepala sekolah selaku manager sekolah.

Efektifitas pembelajaran yang dibahas dalam penelitian ini dibatasi pada kemampuan akademis siswa yaitu pemahaman pelajaran dan prestasi, serta kecakapan sosial siswa.

Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, penulis merumuskan beberapa

permasalahan pokok dalam skripsi ini, dan permasalahan yang diangkat dalam

penulisan skripsi ini antara lain:

Bagaimanakah peran perpustakaan di SMA PGRI 56 Ciputat?

(26)

Bagaimanakah koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan SMA PGRI 56 Ciputat?

Bagaimanakah minat siswa SMA PGRI 56 Ciputat dalam mendayaguna perpustakaan sekolah?

Bagaimanakah keberhasilan perpustakaan SMA PGRI 56 Ciputat dalam mengefektifkan pembelajaran di sekolah tersebut?

Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah:

Sebagai informasi dan bahan masukan kepada pihak sekolah yang bersangkutan bahwa betapa pentingnya manajemen yang baik dan terprogram dalam penyelengggaraan perpustakaan agar perpustakaan tersebut dapat berjalan lebih efektif lagi demi efektifitas pembelajaran di suatu sekolah.

Sebagai bahan untuk menguji dan membandingkan antara teori dengan kondisi yang ditemukan di lapangan.

(27)

BAB II

ACUAN TEORITIK

Konsep Dasar Perpustakaan

Pengertian Perpustakaan

Perpustakaan berasal dari kata pustaka yang berarti kumpulan buku-buku (bacaan dan sebagainya). Menurut Soeatminah, “kata pustaka menurut Jawa kuno (kawi) – Indonesia, berasal dari bahasa sansekerta yang berarti buku, naskah, tulisan”.1 Menurut Undang-Undang tentang Perpustakaan, “Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis. karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi dan rekreasi para pemustaka”.2

“Perpustakaan adalah suatu unit kerja dari suatu badan atau lembaga tertentu yang mengelola bahan-bahan pustaka, baik berupa buku-buku maupun bukan berupa buku (non book material) yang diatur secara sistematis menurut aturan tertentu sehingga dapat digunakan sebagai sumber informasi oleh setiap pemakainya”.3

Sedangkan dalam buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah, “perpustakaan mempunyai arti sebagai suatu tempat yang di dalamnya terdapat kegiatan penghimpunan, pengolahan dan penyebarluasan (pelayanan) segala macam informasi, baik yang tercetak maupun yang terekam dalam berbagai media seperti buku, majalah, surat kabar, film, kaset, tape recorder, video, komputer, dan lain-lain”.4

1 Soeatminah, Perpustakaan, Kepustakaan dan Pustakawan, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999), h. 21

2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan Bab I Pasal 1 Ayat 1, (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2007)

3 Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), Cet.

Kelima, h. 3

(28)

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa perpustakaan adalah suatu tempat yang kegiatannya adalah melakukan penghimpunan dan pengelolaan secara terstruktur dan terorganisir segala sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Segala sumber informasi yang dapat menjadi koleksi dan referensi bagi konsumen sendiri dapat berupa buku, non-buku seperti majalah dan surat kabar, ataupun audio visual.

Pengertian Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah merupakan suatu unit kerja dari suatu sekolah yang menyelenggarakannya. Berikut ini pendapat yang diungkapkan oleh Carter V. Good mengenai perpustakaan sekolah sebagaimana dikutip oleh Ibrahim Bafadal, yaitu koleksi yang diorganisasi di dalam suatu ruang agar dapat digunakan oleh murid-murid dan guru-guru. Di dalam penyelenggaraannya, perpustakaan sekolah tersebut diperlukan seorang pustakawan yang bisa diambil dari salah seorang guru, Ia menjelaskannya sebagai berikut: “An organized collection of housed in a school for the use of pupils and teachers and in charge of librarian of a teacher”.5

Menurut Supriyadi yang juga dikutip oleh Ibrahim Bafadal, “perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang diselengggarakan di sekolah guna menunjang program belajar mengajar di lembaga pendidikan formal tingkat sekolah, baik sekolah dasar maupun sekolah menengah, baik sekolah umum maupun sekolah lanjutan”.6

Jadi dapat disimpulkan, perpustakaan sekolah adalah kumpulan bahan pustaka, baik berupa buku-buku maupun bukan buku (non book material) yang diorganisasi secara sistematis dalam ruang sehingga dapat membantu murid-murid dan guru-guru dalam proses belajar mengajar di sekolah.

Fungsi Perpustakaan Sekolah

(29)

Baik bagi siswa maupun guru, perpustakaan mempunyai tujuan dan fungsi

yang dapat menunjang proses pembelajaran, fungsi-fungsi tersebut antara lain:

Fungsi Edukatif, yaitu di dalam perpustakaan sekolah disedikan buku-buku baik buku-buku-buku-buku fiksi maupun non fiksi. Adanya buku-buku-buku-buku tersebut dapat membiasakan murid-murid belajar mandiri tanpa bimbingan guru, baik secara individual maupun kelompok. Selain itu di perpustakaan sekolah tersedia buku-buku yang sebagian besar pengadaannya disesuaikan dengan kurikulum sekolah.

Fungsi Informatif, yaitu koleksi bahan pustaka yang disediakan bukan hanya berupa buku-buku, bentuk lainnya seperti majalah, surat kabar, pamflet, kliping, peta, dan koleksi audio visual.

Fungsi Tanggung Jawab Administratif, yaitu pencatatan oleh pustakawan setiap terjadi transaksi sirkulasi (peminjaman dan pengembalian buku) Fungsi Riset, yaitu adanya bahan pustaka yang lengkap, murid-murid dan

para guru dapat melakukan riset, yaitu mengumpulkan data atau keterangan-keterangan yang diperlukan.

e. Fungsi Rekreatif, yaitu agar perpustakaan tidak terkesan kaku dan membosankan maka pihak pengelola harus berusaha menyajikan dekorasi layout yang baik. Selain dari segi koleksi, yang dimaksud rekreatif adalah penyediaan koleksi buku cerita.7

Tugas Perpustakaan Sekolah

Dalam sebuah Buletin tahun 1998 disebutkan, “secara sederhana

dapat dikatakan tugas pokok perpustakaan adalah mengumpulkan

bahan pustaka dari masa lalu dan sekarang, serta menyimpan dan

menyediakannya untuk keperluan pemakai kini dan masa

mendatang”.8 “Tugas pokok (salah satu!) dari perpustakaan di mana

pun adalah the preservation of knowledge; artinya mengumpulkan,

memelihara dan mengembangkan semua ilmu

pengetahuan/gagasan-gagasan manusia dari zaman ke zaman”.9

Sesuai dengan pengertian perpustakaan sekolah yang berintikan

tiga kegiatan utama yaitu penghimpunan, pengolahan dan

penyebarluasan segala macam informasi pendidikan kepada para

(30)

siswa dan guru, maka secara gamblang perpustakaan sekolah

bertugas sesuai dengan tugas inti tersebut, yaitu:

Mengimpun atau mengumpulkan, mendayagunakan, memelihara, dan membina secara terus menerus bahan koleksi atau sumber informasi (bahan pustaka) dalam bentuk apa saja, seperti misalnya buku, majalah, surat kabar, dan jenis koleksi lainnya. Mengolah sumber informasi tersebut pada nomor 1) di atas dengan

menggunakan sistem dan cara tertentu, sejak dari bahan-bahan tersebut datang ke perpustakaan sampai kepada siap untuk disajikan atau dilayankan kepada para penggunanya, yakni para siswa dan guru di lingkungan sekolah yang bersangkutan. Kegiatan ini antara lain meliputi pekerjaan penginventarisasian, pengklasifikasian atau penggolongan koleksi, pengkatalogan, pelabelan, pembuatan alat pinjam, dan lain-lain

Menyebarluaskan sumber informasi atau bahan-bahan pustaka kepada segenap anggota yang membutuhkannya sesuai dengan kepentingan yang berbeda satu dengan yang lainnya. Termasuk dalam kegiatan ini adalah pelayanan referens dan informasi, pelayanan peminjaman koleksi, pelayanan promosi, pelayanan bimbingan kepada pembaca dan sebagainya, termasuk pelayanan kepada para siswa dan guru dalam rangka mencari informasi yang berkaitan dengan bidang minatnya.10

Berdasarkan beberapa paparan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa tugas utama perpustakaan sekolah pada dasarnya adalah menghimpun, menginventarisasi, memelihara, dan mendayaguna koleksi perpustakaan agar dapat dimanfaatkan oleh siswa, guru dan warga sekolah lainnya sebagai konsumennya dalam rangka menunjang pembelajaran di sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan.

Tujuan Perpustakaan Sekolah

Tujuan didirikannya perpustakaan sekolah tidak terlepas dari tujuan

diselengggarakannya pendidikan sekolah secara keseluruhan, yaitu untuk 8 B. Sudarsono, “Membangun dan Mendayagunakan Perpustakaan”, dalam Buletin Pusat Perbukuan, No. 04 Tahun 1998, November 1998, hlm. 6

9 Soejono Trimo, Pedoman Pelaksanaan Perpustakaan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1997), Cet. Kelima, h. 2

(31)

memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik.11 Perpustakaan

sekolah sebagai bagian integral dari sekolah, merupakan komponen utama

pendidikan di sekolah, dan diharapkan menunjang terhadap pencapaian tujuan

tersebut.

Sejalan dengan hal di atas, maka tujuan perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut:

Mendorong dan mempercepat proses penguasaan teknik membaca para siswa

Membantu menulis kreatif bagi siswa dengan bimbingan guru dan pustakawaan

Menumbuhkembangkan minat dan kebiasaan membaca para siswa

Menyediakan berbagai macam sumber informasi untuk kepentingan pelaksanaan kurikulum

Mendorong, menggairahkan, memelihara, dan memberi semangat membaca dan semangat belajar bagi siswa

Memperluas, memperdalam, dan memperkaya pengalaman belajar para siswa dengan membaca buku dan koleksi lain yang mengandung ilmu pengetahuan dan teknologi, yang disediakan oleh perpustakaan

Memberikan hiburan sehat untuk mengisi waktu senggang melalui kegiatan membaca, khususnya buku-buku dan sumber bacaan lain yang bersifat kreatif dan ringan, seperti fiksi, cerpen, dan lain-lain.12

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dari didirikannya perpustakaan sekolah di setiap sekolah adalah agar dapat memfasilitasi belajar siswa supaya mereka dapat mengeksplor (mengadakan penjelajahan ilmiah secara lebih luas) berbagai subjek yang dikaji dalam ruang kelas secara lebih dalam.

Peran Perpustakaan Sekolah

Istilah peran untuk sebuah perpustakaan adalah kedudukan, posisi, dan tempat yang dimainkan.13

Adapun peranan yang dijalankan oleh perpustakaan adalah:

11 Pawit M. Yusuf, Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah, …, h. 3 12 Pawit M. Yusuf, Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah, …, h. 3

(32)

a. Perpustakaan merupakan media atau jembatan yang menghubungkan antara sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang terkandung di dalam koleksi perpustakaan dengan para pemakainya.

b. Perpustakaan mempunyai peranan sebagai sarana untuk menjalin dan mengembangkan komunikasi antara sesama pemakai, dan antara penyelenggara perpustakaan dengan masyarakat yang dilayani.

c. Perpustakaan dapat berperan sebagai lembaga untuk mengembangkan minat baca, kegemaran membaca, kebiasaan membaca, dan budaya membaca, melalui penyediaan berbagai bahan bacaan yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat.

d. Perpustakaan dapat berperan aktif sebagai fasilitator, mediator, dan motivator bagi mereka yang ingin mencari, memanfaatkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan pengalamannya.

e. Perpustakaan merupakan agen perubahan, agen pembangunan, dan agen kebudayaan umat manusia. Sebab berbagai penemuan, sejarah, pemikiran, dan ilmu pengetahuan yang ditemukan pada masa lalu, yang direkam dalam bentuk tulisan dan bentuk tertentu yang disimpan di perpustakaan dapat dipelajari, diteliti, dikaji, dan dikembangkan oleh generasi sekarang dan kemudian dipergunakan sebagai landasan penuntun untuk merencanakan masa depan yang lebih baik.

f. Perpustakaan berperan sebagai lembaga pendidikan nonformal bagi lembaga masyarakat dan pengunjung perpustakaan. Mereka dapat belajar secara mandiri (otodidak), melakukan penelitian, menggali, memanfaatkan dan mengembangkan sumber informasi dan ilmu pengetahuan.

g. Perpustakaan dapat berperan sebagai pembimbing dan memberikan konsultasi kepada pemakai atau melakukan pendidikan pemakai (user education).

h. Perpustakaan berperan dalam menghimpun dan melestarikan koleksi bahan pustaka agar tetap dalam keadaan baik semua hasil karya umat manusia yang tak ternilai harganya.

i. Perpustakaan berperan sebagai ukuran (barometer) atau kemajuan masyarakat dilihat dari intensitas kunjungan dan pemakaian perpustakaan.

j. Secara tidak langsung, perpustakaan yang berfungsi dan dimanfaatkan dengan baik, dapat berperan dalam mengurangi dan mencegah kenakalan remaja seperti tawuran, penyalahgunaan obat-obatan terlarang, dan tindak indisipliner.14

Berdasarkan uraian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa peranan perpustakaan sekolah adalah sebagai sarana yang dapat membantu para peserta didik untuk memperluas cakrawala imajinasi, area-area

(33)

investigasi (penyelidikan) dari minat perseorangan, dan meningkatkan kemampuan mereka untuk berpikir secara jernih, kreatif serta kritis terhadap sumber-sumber yang telah mereka pilih untuk dibaca, didengar maupun dilihat.

Manajemen Perpustakaan Sekolah

Pengertian Manajemen

Manajemen berasal dari bahasa Inggris, yaitu management.15 Sedangkan menurut Stoner, seperti yang dikutip oleh T. Hani Handoko, “manajemen adalah sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan”.16

Sedangkan dalam buku Manajemen Strategi, “istilah manajemen mengacu pada proses mengoordinasi dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja agar diselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain (Robbin, 1999:8)”.17

Berdasarkan definisi yang diberikan oleh beberapa tokoh di atas, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah suatu kegiatan pengaturan sumber daya manusia yang efektif dan efisien dengan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan yang tidak lepas dari penggunaan ilmu pengetahuan dan keahlian dalam mencapai tujuan organisasi tertentu.

Manajemen Perpustakaan Sekolah

Menurut Sutarno NS, “perpustakaan berbasis manajemen adalah

penyelenggaraan perpustakaan yang bertumpu atau berdasarkan teori dan ilmu

15 Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Sagung Seto, 2006), Cet. Kedua, h. 4

16 T. Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta: BPFE, 1984), Cet. Ke- 18, h. 8

(34)

manajemen. Maksudnya ialah, bahwa dengan menerapkan teori, ilmu dan

metode tersebut perpustakaan diharapkan dapat berjalan dengan baik, efektif

dan efisien”.18 Pada dasarnya, manajemen perpustakaan sekolah mempunyai

makna bagaimana mengoptimalkan kontribusi segala sumber daya yang

terdapat di suatu sekolah. Sumber-sumber daya tersebut antara lain: manusia,

material, anggaran untuk mengelola perpustakaan sekolah dengan tujuan

membantu meningkatkan pengetahuan, keterampilan serta nilai dan sifat siswa

dan guru dalam meningkatkan mutu lulusan melalui penyediaan bahan pustaka

dan fasilitas lainnya, seperti ruang baca, bantuan pencaharian informasi

ilmiah, dan sebagainya.

Komponen Manajemen Perpustakaan Sekolah

Agar perpustakaan sekolah dapat memberikan pelayanan yang baik kepada pemakai, maka perlu adanya pengelolaan atau manajemen terhadap segala sesuatu yang ada di dalamnya. Berikut adalah aspek-aspek manajemen yang dilaksanakan dalam penyelenggaraan perpustakaan:

Perencanaan (Planning)

Perencanaan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam proses pengelolaan perpustakaan sekolah. Dalam planning, diperlukan studi tentang masa yang akan datang dan perencanaan langkah-langkah operasional yang harus dilakukan.19 Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam tahap perencanaan, yaitu: 1) Menentukan tujuan perpustakaan sekolah, dan

18 Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktik, …, h. 20

(35)

2) Mengidentifikasi pemakai perpustakaan sekolah yang akan dilayani dan mengelola perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan para pemakainya.

Yang termasuk pada tahap perencanaan antara lain:

1) Fasilitas Perpustakaan

Disadari atau tidak, peranan perpustakaan sekolah adalah sangat krusial. Perpustakaan sekolah merupakan salah satu sarana pendidikan dalam mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap serta perilaku siswa.

Keberadaan perpustakaan sekolah akan semakin berdaya guna apabila ditunjang oleh fasilitas (sarana prasarana perpustakaan) yang memenuhi standar. Adapun fasilitas dari sebuah perpustakaan sekolah antara lain:

a) Gedung / Bangunan atau Ruang Perpustakaan

Gedung merupakan sarana yang amat penting dalam penyelenggaraan perpustakaan. Dalam gedung perpustakaan, segala aktivitas dan program perpustakaan dirancang dan diselenggarakan. Secara umum, gedung perpustakaan memang tidak berbeda dengan gedung lainnya.

Yang membedakan antara gedung perpustakaan dengan gedung lain adalah gedung perpustakaan merupakan sarana yang berfungsi sebagai fasilitas layanan, untuk itu maka gedung perpustakaan harus memperhatikan kemudahan arus pergerakan manusia sebagai pengguna perpustakaan, daerah konsentrasi manusia, daerah konsentrasi buku atau barang dan titik-titik layanan yang diberikan oleh perpustakaan.20

b) Lokasi

(36)

Penentuan lokasi gedung perpustakaan berpengaruh pada aktivitas perpustakaan. Adapun hal-hal yang dapat menjadi pertimbangan lokasi atau tempat dijadikannya perpustakaan adalah:

(1) Perpustakaan sekolah idealnya berada di tengah bangunan lain dan mudah dijangkau oleh kelas-kelas yang ada di lingkungan sekolah tersebut, karena tempat yang strategis sangat mendukung keberhasilan penyelenggaraan perpustakaan

(2) Gedung perpustakaan harus terletak pada arus lalu-lintas manusia agar faktor aksesibilitas dapat dicapai setinggi-tingginya. Tetapi jika mungkin, hindarkanlah tempat lalu-lintas manusia yang terlalu bising agar ketenangan layanan perpustakaan tetap terjaga dengan baik.

(3) Segi manajemen menuntut perpustakaan berada dibawah satu atap, tetapi segi kemudahan dan aksesibilitas sering membawa corak yang lain. Kondisi yang seperti ini menyebabkan adanya tuntutan penyelenggaraan manajemen yang efisien.

c) Situasi

Ruang perpustakaan sekolah atau situasi gedung ruang perpustakaan sekolah harus memenuhi beberapa syarat, yaitu: (1) Pengaturan cahaya yang baik

(2) Cukup mendapat sinar matahari, udara segar, dan tidak lembab

(3) Ventilasi dan pengaturan lalu-lintas udara yang baik (4) Cat dinding tidak menyilaukan tidak juga suram (5) Dekorasi sederhana dan tidak berlebihan

(37)

Perabot dan perlengkapan perpustakaan perlu diadakan sebagai suatu syarat terjadinya perpustakaan. Adapun perabot dan peralatan yang seharusnya ada dalam suatu perpustakaan antara lain; meja sirkulasi, rak penitipan (locker), rak buku, rak majalah, rak surat kabar, meja baca dan kursi, meja belajar (study carrel), rak atlas, rak kamus, kabinet catalog, papan pengumuman/papan panjang, perlengkapan pengolahan

e) Kapasitas

Ruang perpustakaan harus disesuaikan dengan jumlah koleksi, peralatan, dan jumlah siswa pemakai serta unit kerja dan staf yang ada pada perpustakaan sekolah

Fasilitas adalah segala sesuatu, baik itu benda bergerak maupun tidak bergerak yang dapat memberikan pengaruh atau menunjang suatu kegiatan. Jadi fasilitas yang dimaksud dalam kegiatan penyelenggaraan perpustakaan sekolah adalah segala sesuatu atau sarana prasarana yang dapat memberikan pengaruh, baik itu secara langsung maupun tidak langsung dalam kelangsungan penyelenggaraannya. Adapun fasilitas yang menunjang penyelenggaraan perpustakaan sekolah antara lain gedung atau bangunan, lokasi atau posisi letak gedung yang strategis, situasi internal dan eksternal perpustakaan yang kondusif, peralatan dan perabotan penunjang kegiatan, dan kapasitas orang dalam ruangan.

2) Koleksi Perpustakaan

Yang dimaksud dengan koleksi perpustakaan sekolah adalah sejumlah bahan atau sumber-sumber informasi, baik berupa buku ataupun bukan buku yang dikelola untuk kepentingan proses belajar dan mengajar di sekolah yang bersangkutan.21

(38)

Secara fisik, jenis koleksi yang diperlukan untuk sebuah perpustakaan sekolah bisa dikelompokkan ke dalam kategori buku dan non buku serta koleksi bahan pandang dengar.

a) Koleksi Buku (1) Buku Fiksi

Buku fiksi adalah buku yang ditulis bukan berdasarkan fakta atau kenyataan, buku tersebut ditulis berdasarkan kehendak dan khayalan sang pengarang. Contoh buku fiksi antara lain cerita Malin Kundang, Purbasari Purbararang, Sangkuriang dan Dayang Sumbi, dan sebagainya.

(2) Buku Non-Fiksi

Buku nonfiksi adalah buku-buku yang ditulis berdasarkan fakta atau kenyataan alam dan budaya sekitar kita. Contoh buku non-fiksi antara lain: buku teks atau buku pelajaran, buku teks pelengkap, buku penunjang, buku referensi atau buku rujukan diantaranya: kamus, ensiklopedi, buku tahunan, buku pedoman, buku petunjuk, direktori, almanak, bibliografi, indeks, abstrak, atlas, dokumen pemerintah.

(3) Komik (Buku Cerita Bergambar)

b) Koleksi Non-Buku

Yang dimaksud koleksi bukan buku adalah bahan atau koleksi yang masih dalam bentuk cetakan, namun bukan berupa buku.

Contoh koleksi non-buku antara lain: terbitan berkala (majalah dan surat kabar), pamphlet, brosur, guntingan surat kabar, gambar atau lukisan, globe, dan koleksi bahan bukan buku lainnya.

(39)

Yang dimaksud dengan koleksi bahan pandang dengar adalah koleksi perpustakaan yang dibuat atas hasil teknologi elektronik, bukan hasil dari cetakan dari kertas. Contoh koleksi bahan pandang dengar antara lain film suara, kaset video, tape recorder, slide suara.

Secara umum, pengembangan koleksi perpustakaan perlu merujuk pada prinsip-prinsip pengembangan koleksi, yaitu:

a) Relevansi

Artinya, aktivitas pemilihan dan pengadaan terkait dengan program-progran pendidikan yang disesuaikan dengan kurikulum yang ada. Berorientasi kepada pemakai. Dengan demikian kepentingan pengguna menjadi acuan dalam pemilihan dan pengadaan bahan pustaka

b) Kelengkapan

Koleksi perpustakaan diusahakan tidak hanya terdiri dari buku teks yang langsung dipakai untuk mata pelajaran yang diberikan tetapi juga menyangkut bidang ilmu yang berkaitan erat dengan program yang ada di dalam kurikulum. Semua komponen koleksi mendapatkan perhatian yang wajar sesuai dengan tingkat prioritas yang ditentukan.

c) Kemutakhiran

Disamping memperhatikan masalah kelengkapan, kemutakhiran sumber informasi harus diupayakan sesuai dengan ilmu pengetahuan. Kemutakhiran bahan pustaka dapat dilihat dari tahun terbit. Jika bahan pustaka diterbitkan pada tahun terakhir, maka dilihat dari kemutakhiran, dapat dikatakan mutakhir.

d) Kerjasama

Unsur-unsur yang terkait dalam pembinaan koleksi harus ada kerjasama yang baik dan harmonis sehingga pelaksanaan kegiatan pembinaan koleksi berjalan efektif dan efisien. Kerjasama ini melibatkan semua komponen yang terlibat dalam pembinaan koleksi seperti kepala perpustakaan, petugas perpustakaan atau pustakawan, guru serta pihak yang mengadakan pembelian.22

Mengacu pada penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa koleksi merupakan salah satu hal yang integral dalam

(40)

penyelenggaraan perpustakaan sekolah. Koleksi atau bahan-bahan pustaka yang terdapat pada perpustakaan harus mampu memfasilitasi pembelajaran siswa di sekolah yang bersangkutan. Secara singkat, dapat dikatakan bahwa tanpa adanya koleksi atau bahan referensi, perpustakaan sekolah tidak akan dapat berjalan secara efektif dalam memfasilitasi pembelajaran di sekolah.

3) Anggaran Perpustakaan

“Anggaran adalah unsur utama untuk menjalankan perpustakaan, tanpa anggaran perpustakaan tidak mungkin dapat berjalan dengan sempurna meskipun sistemnya bagus dan pustakawannya bermutu”.23

Setiap perpustakaan harus membuat rencana anggaran dan mengajukannya kepada lembaga induknya, atau lembaga lain yang berkewajiban memberi anggaran kepada perpustakaan.

Rincian penggunaan anggaran perpustakaan pada umumnya dikelompokkan dalam beberapa bagian, seperti:

a) Operasional perpustakaan seperti pembayaran telpon, listrik, air b) Pengadaan alat kantor

c) Pengadaan dan pengolahan bahan pustaka d) Pemeliharaan bahan pustaka

e) Penyebaran informasi

f) Penyebaran dan promosi jasa perpustakaan g) Perjalanan dinas

h) Perbaikan dan perawatan gedung i) Perbaikan dan perawatan alat.24

Pengorganisasian (Organizing)

Fungsi manajemen yang terpenting kedua adalah organizing atau pengorganisasian. Dalam suatu instansi atau lembaga perlu adanya struktur organisasi yang jelas. Dengan adanya struktur yang jelas, semua anggota mengetahui kedudukan dan tanggungjawab masing-masing.

23 Darmono, Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manjemen dan Tata Kerja, (Jakarta: Grasindo, 2007), Cet. 1, h. 45

(41)

“Pengorganisasian berasal dari kata “organisasi”, yang artinya secara umum adalah perkumpulan dari manusia yang tergabung dalam suatu wadah dengan maksud untuk mencapai tujuan bersama yang telah digariskan sebelumnya”.25

Setiap perpustakaan, baik kecil maupun besar perlu diatur dan ditata dengan baik sehingga pelaksanaan kegiatan kerjanya dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Dan secara singkat, pengorganisasian di perpustakaan ada 3 macam, yaitu:

1) Division of work atau pembagian kerja

2) Determination of source of authority atau penentuan sumber kewenangan yang akan menentukan tangungjawab

3) “Establishment” of the elartionships positions and units to facilitate hormonius teamwork, yaitu menciptakan tata hubungan kerja antara jabatan-jabatan dan unit-unit agar dapat berkembang kerja tim yang harmonis.26

Kegiatan pengorganisasian dalam penyelenggaraan perpustakaan sekolah salah satunya adalah pengaturan pelayanan perpustakaan. Pelayanan merupakan bentuk kegiatan yang berkaitan dengan pemanfaatan jasa atau penggunaan koleksi perpustakaan untuk kepentingan pemakai, tidak dapat dikatakan perpustakaan jika tidak ada unsur pelayanan.

Dilihat dari sifatnya, pelayanan perpustakaan bisa dikelompokkan ke dalam kategori pelayanan langsung dan pelayanan tak langsung.27

1) Pelayanan Langsung

Pelayanan langsung adalah bentuk pemberian pelayanan secara langsung oleh petugas perpustakaan kepada penggunanya.

Yang termasuk pelayanan langsung adalah: a) Pelayanan peminjaman koleksi

25 Darmono, Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah, …, h. 22 26 Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat, …, h. 83

(42)

Bentuk pelayanan ini disebut juga sebagai pelayanan sirkulasi, artinya perputaran koleksi; dipinjam keluar, dikembalikan, dipinjam ke luar lagi, kemudian dikembalikan lagi, dan seterusnya.28

b) Pelayanan referensi dan informasi

Untuk perpustakaan sekolah, bentuk pelayanan referensi belum begitu tampak kegiatannya, meskipun sebenarnya ada. Yang termasuk jenis pelayanan referensi di perpustakaan sekolah misalnya berupa pertanyaan dengan masalah pendidikan dan informasi yang disediakan oleh perpustakaan. c) Pelayanan bimbingan kepada pengguna/pembaca

Pelayanan ini meliputi kegiatan petugas perpustakaan dalam rangka membantu para siswa untuk mendayagunakan semua koleksi yang dimiliki perpustakaan.

2) Pelayanan Tak Langsung

Pelayanan perpustakaan yang sifatnya tidak langsung adalah bentuk kegiatan yang tidak secara langsung memberikan hasil seketika. Pada pelayanan ini petugas perpustakaan lebih banyak bergerak pada usaha menumbuhkembangkan adanya pengertian terhadap fungsi dan peranan perpustakaan dalam meningkatkan hasil belajar.

Yang menjadi sasaran pelayanan tak langsung adalah:

a) Para siswa yang belum datang menggunakan fasilitas yang disediakan oleh perpustakaan

b) Para siswa yang sudah datang ke perpustakaan dan mereka sudah menggunakan segala fasilitas yang disediakan oleh perpustakaan.

(43)

Secara lebih luas, bentuk pelayanan tak langsung bisa dengan cara melakukan kegiatan pengadaan koleksi secara terus menerus, melakukan kerjasama pelayanan dengan perpustakaan lain, mengerjakan kerjasama dengan para guru dan kepala sekolah, melakukan kegiatan pembinaan minat baca dan pelaksanaan kegiatan promosi perpustakaan.29

Pengaturan Staf (Staffing)

Staffing atau pengaturan staf adalah kegiatan pengaturan, pemantauan, dan pembinaan staf sesuai tugas dan tanggungjawab yang diberikan berdasarkan kemampuan dan bidang keterampilan yang dimiliki. Staf dalam bidang perpustakaan adalah seseorang yang mengelola dan bertanggungjawab atas perpustakaan, dan dalam hal ini staf tersebut biasa disebut sebagai pustakawan.

Salah satu faktor penting dalam penyelenggaraan perpustakaan adalah pustakawan. Karena agar dapat memberikan layanan yang baik dan sesuai dengan fungsinya, perpustakaan memerlukan tenaga yang memadai, baik dari jumlah maupun kualitas yang harus dimilikinya.

Seperti yang dikutip oleh Sudarnoto Abdul Hakim berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh Marlene Asselin dalam bukunya yang berjudul Achieving Information Literacy: Standard For School Library Program In Canada, berkenaan dengan pentingnya pegawai perpustakaan menunjukkan bahwa siswa pada sekolah yang di dalamnya dilengkapi perpustakaan dan pegawai perpustakaan yang memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan sangat membantu para siswa dalam pencapaian hasil belajar terutama pada aspek pemahaman bacaan (reading comprehensif) dan kemampuan dasar penelitian.30

29 Pawit M. Yusuf, Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah, …, h. 83

(44)

Dari pendapat yang demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa pengelola perpustakaan sekolah adalah harus seorang pustakawan, karena seorang pustakawan akan menguasai teknik mengelola perpustakaan dan mampu mengintegrasikan kurikulum sekolah dengan kegiatan perpustakaan.

Penggerakan (Actuating)

Penggerakan adalah kegiatan lanjutan dari perencanaan yang telah dibuat dan disepakati. Dalam kegiatan ini, seluruh aspek yang telah direncanakan dan disepakati, mulai dilaksanakan agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Penggerakan dilaksanakan oleh seluruh sumber daya yang telah ditetapkan dan menjadi penunjang kegiatan yang ingin dilakukan, dan seluruunya harus dilaksanakan dengan terstruktur dan bersinergi.

Pengendalian (Controlling)

Pengontrolan adalah kegiatan meneliti dan mengawasi agar semua tugas dan pekerjaan dilakukan sesuai dengan peraturan yang ada. Pustakawan sekolah harus menyadari pentingnya kontrol di suatu organisasi, termasuk perpustakaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam aspek kontrol di perpustakaan sekolah diantaranya adalah: 1) Selalu menyadari tujuan yang sedang dilaksanakan

2) Menghindari kegiatan yang tidak efisien, misalnya dalam sistem pemilihan perangkat keras

3) Evaluasi terhadap pelayanan yang telah dilakukan, misalnya apakah guru telah diberi pelayanan dengan baik dan apakah mereka dapat memperoleh bahan atau informasi sesuai dengan yang dikehendaki.31

(45)

Revitalisasi

Kata revitalisasi berasal dari kata dasar “vital” yang artinya “sangat penting”.32 Secara lengkap, “revitalisasi adalah proses, cara, perbuatan menghidupkan atau menggiatkan kembali”.33 Pendapat lain, “revitalisasi adalah upaya atau usaha untuk memvitalkan, menjadikan vital (hidup, bersemangat)”.34 Sedangkan dalam Tesaurus Bahasa Indonesia, “revitalisasi adalah pembaruan, penyegaran, peremajaan, reaktualisasi, renovasi”.35 Tidak berbeda dengan redaksi dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia juga memberikan pengertian yang sama, yaitu “revitalisasi adalah proses, cara, perbuatan menghidupkan atau menggiatkan kembali”.36

Berdasarkan definisi-definisi di atas, maka dapat disimpulkan, revitalisasi adalah suatu upaya atau usaha untuk mendayagunakan, mengaktualisasikan, mengaktifkan kembali, meremajakan kembali, menghidupkan kembali sesuatu agar dapat berjalan efektif dan dapat dimanfaatkan.

Mengacu pada pengertian revitalisasi di atas, maka revitalisasi manajemen perpustakaan sekolah adalah usaha yang dilakukan agar perpustakaan sekolah dapat memegang perannya sebagaimana mestinya, dan usaha-usaha tersebut harus diawali melalui kegiatan-kegiatan manajemen yang menyangkut perencanaan dan pelaksanaan peremajaan fasilitas operasional perpustakaan, koleksi perpustakaan, pelayanan perpustakaan, profesionalisme tenaga pengelola perpustakaan, termasuk juga upaya-upaya yang dilakukan kepala sekolah, para guru dan tenaga pengelola perpustakaan dalam memobilisasi siswa agar mau mendayaguna perpustakaan sekolah sebagai salah satu sumber belajar dan informasi.

32 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 1262

33 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, …, h. 954

34 J. S. Badudu, Kamus Kata-Kata Serapan Asing, (Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, 2003), h. 306

35 Eko Endarmoko, Tesaurus Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2006), h. 527

(46)

Berikut penjabaran revitalisasi manajemen perpustakaan sekolah:

1. Revitalisasi Fasilitas Perpustakaan Sekolah

Fasilitas sebagai salah satu sarana penunjang dalam setiap kegiatan adalah hal yang mutlak ada dalam suatu kegiatan, dengan dilengkapi sarana prasarana yang menunjang, setiap kegiatan dimungkinkan dapat mencapai keefektifan tujuan. Begitu juga dalam kegiatan perpustakaan sekolah, fasilitas adalah salah satu hal yang dominan dalam penyelenggaraannya. Adapun hal-hal yang menjadi cakupan fasilitas perpustakaan sekolah antara lain, gedung atau bangunan tempat penyelenggaraan kegiatan perpustakaan, lokasi atau posisi tempat kegiatan perpustakaan, situasi, perabot dan peralatan operasional perpustakaan sekolah, dan kapasitas atau daya tampung pengunjung dalam ruang perpustakaan.

Revitalisasi fasilitas perpustakaan sekolah adalah kegiatan mengaktifkan, menghidupkan, mendayaguna atau memfungsikan kembali fasilitas perpustakaan sekolah agar dapat bermanfaat sebagaimana mestinya dalam mendukung kegiatan kepustakaan. Kegiatan revitalisasi fasilitas perpustakaan sekolah itu sendiri dapat dilakukan diantaranya dengan cara:

a. Melakukan perbaikan manajemen perpustakaan sekolah dengan selalu mengikutsertakan seluruh warga sekolah dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan perpustakaan, terle

Gambar

Tabel 1  Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ……………………………..       49  Tabel 2  Rekapitulasi Keadaan Siswa SMA PGRI 56 Ciputat ……..
Tabel di atas menunjukkan bahwa  sebanyak 6 (16.67 %) responden  menjawab sangat setuju bahwa guru  selalu mencanangkan untuk mencari  informasi lebih mendalam mengenai  materi yang telah atau akan dipelajari di  dalam kelas melalui koleksi yang terdapat
Tabel di atas menunjukan bahwa  respon responden terhadap penerangan
Tabel di atas menunjukkan bahwa 8  (22.22 %) responden sangat setuju
+5

Referensi

Dokumen terkait

Several associated studies have been conducted in order to examine biogas combustion characteristics in external combustion and flame angle, flame height and dimensionless

The method used in the making of this application is the equipment analysis, data collection application, design building applications, and application testing. This

Dari hasil uji hipotesis dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara gaya kepemimpinan partisipatif dengan kinerja dalam persepsi. karyawan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji karakteristik buah kapuk sebagai bahan energi berdasarkan analisis kadar komponen kimianya (holoselulosa, α -selulosa, hemiselulosa,

Sehubungan dengan hal tersebut di atas dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa saya tidak akan mengulangi keterlambatan dalam konsultasi/pengisian

Pengaruh Aktivitas Rekreasi Di Situ Buled Terhadap Motivasi Gerak Dasar Siswa Kelas V SDN 19 Nagri Kaler Kabupaten Purwakarta.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Penelitian ini akan menjaring data mengenai variabel kelengkapan fasilitas praktik pada bengkel teknik kendaraan ringan yang mengacu pada standar praktik yang ditetapkan

[r]