• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Metode Pembelajaran make a Match Card dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata pelajaran Fiqh di MTs. Nasyatulkhair Depok

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan Metode Pembelajaran make a Match Card dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata pelajaran Fiqh di MTs. Nasyatulkhair Depok"

Copied!
150
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH

CARD DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN FIQH DI MTS.

NASYATULKHAIR DEPOK

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh:

AFIFAH

1111011000092

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)
(4)
(5)

i

ABSTRAK

Afifah, 1111011000092. Penerapan Metode Pembelajaran Make a Match Card dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fiqh di MTs.Nasyatulkhair Depok

Tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui pengaruh penerapan metode pembelajaran make a match card pada pelajaran fiqh di MTs. Nasyatulkhair Depok terhadap hasil belajar siswa. 2). Untuk mengetahui perubahan proses belajar siswa setelah menggunakan metode pembelajaran make a match card dalam pelajaran fiqh di MTs.Nasyatulkhair Depok pada siswa kelas VII A, semester genap tahun 2015/2016.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). PTK dilaksanakan sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan yang muncul di dalam kelas. Pengumpulan data dilakukan dengan metode pengamatan atau observasi, catatan lapangan, wawancara, dan pelaksanaan tes hasil belajar disetiap akhir pertemuan. Penelitian ini dilaksanakan dua siklus, yang terdiri dari dua pertemuan. Satu siklus itu terdiri dari empat tahapan, yiatu: perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa terhadap pelajaran fiqh dengan menerapkan metode pembelajaran make a match card ditandai dengan meningkatnya ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (69%) dan siklus II (86%) dengan nilai rata-rata siklus I adalah 74,50 dan siklus II adalah 81.80. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa penerapan metode pembelajaran make a match card dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqh

(6)

ii

ABSTRACT

Afifah, 1111011000092. Application of Learning Methods Make a Match Card to Improve the Student Learning Result on Fih Subject Class VII in MTs.Nasyatulkhair Fiqh Depok

The purpose of this is study's: 1). To know the effect of applying of learning methods to make a match card at fiqh lessons in MTs. Nasyatul Khair Depok on result of learning student. 2). For appraise changes student learning after the teaching methods make a match card in fiqh lessons in MTs.Nasyatul Khair Depok in class VII A, the second semester 2015/2016..

The method used in this research is a classroom action research (PTK). PTK implemented in an attempt to overcome the problems that arise in the classroom. The collection of data conducted by observation or observation, field notes, interviews, and execution of tests learning result in every end of the meeting. This study was conducted in two cycles, which consisted of two meetings. One cycle consists of four stages, yiatu: action planning (planning), action (acting), observation (observing) and reflection (reflecting).

The results showed that an increase in student learning outcomes of the lesson fiqh applying learning methods make a match card characterized by an increasing complete learn students in each cycle, the first cycle (69%) and the second cycle (86%) with an average value the first cycle is the second cycle was 74.50 and 81.80. As such, could be said that the application of learning methods make a match card can improve student learning outcomes in fiqh lesson.

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillahi rabibbil-a’aalamiin. Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan banyak rahmat, nikmat, dan hidayah sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Hanya kepada-Nya penulis memohon pertolongan dan kemudahan dalam segala urusan. Allahumma shali ‘alaa

sayyidina Muhammad wa ‘alaa sayyidinaa Muhammad. Shalawat serta salam tidak lupa saya kirimkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, makhuk mulia yang penuh cinta dan kasih sayang kepada sesama manusia dan membawa kita pada jalan yang di ridhai Allah SWT. Terimakasih yang teramat banyak kepada kedua orang tua tercinta Ibunda Yayah dan Ayahanda Alm. H. Achyar, atas segala pengorbanan dan kasih sayang yang tercurahkan, yang telah mengajarkan penulis kebaikan, arti cinta, makna kehidupan dan yang telah mendidik penulis dengan kasih sayang.

Dalam proses penyusunan skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, baik moril maupun materi, maka penulis mengucapkan terima kasih juga kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. H. Abdul Majid Khon, MA. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Marhamah Saleh. Lc.MA. Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Drs. H. Ghufron Ihsan, MA. Dosen pembimbing yang selalu meluangkan waktunya untuk membimbing dan memotivasi penulis.

(8)

iv

7. Kakak-kakakku tersayang yaitu Fathia dan Abdul Fattah, serta seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan dan mendoakan kepada penulis selama ini.

8. M. Angga Yudha Wijaya Kusumah. Amd. Kom. yang selalu sabar menunggu dan menemani dalam menyelesaikan skripsi ini serta selalu memberikan doa, semangat, dan saran untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.

9. Sahabat-sahabatku Ana Nurwachidah, Anggun Atika dan Sri Mailina yang senantiasa selalu menemani dalam suka maupun duka, memberikan keceriaan, motivasi, dan memberikan saran untuk menyelesaikan skripsi ini.

10.Sahabat-sahabat PAI C Muta’aliyah, Nining, Rena, Azkaa, Azizah, Uus, Neha, Syifa, Ayu, Irfan, Jaka, Akmal, Rohmat, Firmansyah, Aziz, Firman, Widadi, Haikal, Wiguna, Taufik, Syahrul, Topik, Ali, Arvin, Syauqi, dan Abdau, serta Sahabat PAI Angkatan 2011 yang senantiasa membantu dalam menyelesaikan penelitian.

11.Adik-adik MTs. Nasyatulkhair Depok yang telah mendukung proses berjalannya penelitian.

Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, mudah-mudahan segala bimbingan, dan bantuan, dan doa yang telah diberikan mendapat imbalan dari Allah SWT. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi penulis khususnya dan bagi seluruh pembaca.

Jakarta,10 Juni 2016

(9)

v

DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Perumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

G. Hipotesis Tindakan……… ... 7

BAB II KAJIAN TEORI ... 8

A. Metode Pembelajaran Make a Match Card ... 8

1. Metode Pembelajaran ... 8

a. Pengertian Metode Pembelajaran……… ... 8

b. Kedudukan Metode Pembelajaran dalam Belajar Mengajar…. ... 9

c. Prinsip-Prinsip Penentuan Metode Pembelajaran………… ... 10

d. Macam-Macam Metode Pembelajaran……… ... 11

2. Metode Pembelajaran Make A Match Card ... 12

a. Pengertian Metode Pembelajaran Make A Match Card… ... 12

(10)

vi

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar……….. .... 15

C. Pelajaran Fiqh di MTs………. ... 17

1. Pengertian Mata Pelajaran Fiqh MTs ……… ... 17

2. Tujuan Pelajaran Fiqh MTs……… ... 19

3. Ruang Lingkup Pelajaran Fiqh MTs ……….. ... 19

4. Salat Jamak, Qasar dan Jamak Qasar……… ... 20

a. Pengertian Salat Jamak dan Qasar…. ... 20

b. Macam-Macam Salat Jamak.. ... 21

c. Syarat Salat Jamak, Qasar dan Jamak Qasar… ... 21

d. Salat yang Boleh di Jamak dan di Qasar. ... 22

D. Hasil Penelitian yang Relevan……… ... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 24

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 24

B. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian ... 24

1. Metode Penelitian ... 24

2. Rancangan Siklus Penelitian ... 26

C. Subjek yang Terlibat dalam Penelitian ... 28

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ... 28

E. Tahapan Intervensi Tindakan ... 39

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan... 32

G. Data dan Sumber Data ... 32

H. Instrumen Penelitian ... 32

1. Insrtumen Test……… ... 32

2. Instrument Non Test……… ... 33

I. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan ... 34

1. Uji Validitas……. ... 34

2. Uji Reliabilitas………. ... 35

(11)

vii

J. Tindak Lanjut atau Pengembangan Perencanaan Tindakan ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39

A. Kondisi Objektif Sasaran Penelitian ... 39

1. Sejarah MTs. Nasyatulkhair………... 39

2. Identitas Sekoah………. .... 39

3. Visi, Misi dan Tujuan………. ... 41

4. Tenaga Pendidik dan Kependidikan……… ... 41

5. Data Siswa………. ... 43

6. Sarana dan Prasarana……….. ... 43

B. Deskripsi Data Sebelum Tindakan... 43

C. Analisis Data Hasil Belajar. ... 48

D. Interpretasi Hasil Analisis……….. .. 53

1. Tindakan Pembelajaran Siklus I……… 53

a. Tahap Perencanaan ……….. 53

b. Tahap Pelaksanaan……… ... 54

c. Tahap Observasi………... 55

d. Tahap Refleksi………. ... 58

2. Tindakan Pembelajaran Siklus II……… ... 59

a. Tahap Perencanaan ……….. 59

b. Tahap Pelaksanaan……… ... 59

c. Tahap Observasi………... 61

d. Tahap Refleksi………. ... 64

E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 64

BAB V PENUTUP ... 69

A. Kesimpulan……….. ... 69

B. Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 71

(12)

v

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Perumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

G. Hipotesis Tindakan……… ... 7

BAB II KAJIAN TEORI ... 8

A. Metode Pembelajaran Make a Match Card ... 8

1. Metode Pembelajaran ... 8

a. Pengertian Metode Pembelajaran……… ... 8

b. Kedudukan Metode Pembelajaran dalam Belajar Mengajar…. ... 9

c. Prinsip-Prinsip Penentuan Metode Pembelajaran………… ... 10

d. Macam-Macam Metode Pembelajaran……… ... 11

2. Metode Pembelajaran Make A Match Card ... 12

a. Pengertian Metode Pembelajaran Make A Match Card… ... 12

(13)

vi

c. Kelebihan dan kekurangan Make A Match Card……… ... 14

B. Hasil Belajar………... 14

1. Pengertian Hasil Belajar……… 14

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar……….. .... 15

C. Pelajaran Fiqh di MTs………. ... 17

1. Pengertian Mata Pelajaran Fiqh MTs ……… ... 17

2. Tujuan Pelajaran Fiqh MTs……… ... 19

3. Ruang Lingkup Pelajaran Fiqh MTs ……….. ... 19

4. Salat Jamak, Qasar dan Jamak Qasar……… ... 20

a. Pengertian Salat Jamak dan Qasar…. ... 20

b. Macam-Macam Salat Jamak.. ... 21

c. Syarat Salat Jamak, Qasar dan Jamak Qasar… ... 21

d. Salat yang Boleh di Jamak dan di Qasar. ... 22

D. Hasil Penelitian yang Relevan……… ... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 24

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 24

B. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian ... 24

1. Metode Penelitian ... 24

2. Rancangan Siklus Penelitian ... 26

C. Subjek yang Terlibat dalam Penelitian ... 28

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ... 28

E. Tahapan Intervensi Tindakan ... 39

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan... 32

G. Data dan Sumber Data ... 32

H. Instrumen Penelitian ... 32

1. Insrtumen Test……… ... 32

2. Instrument Non Test……… ... 33

I. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan ... 34

1. Uji Validitas……. ... 34

2. Uji Reliabilitas………. ... 35

(14)

vii

1. Sejarah MTs. Nasyatulkhair………... 39

2. Identitas Sekoah………. .... 39

3. Visi, Misi dan Tujuan………. ... 41

4. Tenaga Pendidik dan Kependidikan……… ... 41

5. Data Siswa………. ... 43

6. Sarana dan Prasarana……….. ... 43

B. Deskripsi Data Sebelum Tindakan... 43

C. Analisis Data Hasil Belajar. ... 48

D. Interpretasi Hasil Analisis……….. .. 53

1. Tindakan Pembelajaran Siklus I……… 53

a. Tahap Perencanaan ……….. 53

b. Tahap Pelaksanaan……… ... 54

c. Tahap Observasi………... 55

d. Tahap Refleksi………. ... 58

2. Tindakan Pembelajaran Siklus II……… ... 59

a. Tahap Perencanaan ……….. 59

b. Tahap Pelaksanaan……… ... 59

c. Tahap Observasi………... 61

d. Tahap Refleksi………. ... 64

E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 64

BAB V PENUTUP ... 69

A. Kesimpulan……….. ... 69

B. Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 71

(15)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel : 3.1 Tahapan Intervensi Tindakan………... 30

Tabel : 3.2 Tahap Penelitian……… 31

Tabel : 3.3 Kriteria Validitas Soal………... 36

Tabel : 3.4 Koefisien Reliabilitas Tes………... 37

Tabel : 4.1 Hasil Belajar Siswa Mapel Fiqh Siklus I………... 52

Tabel : 4.2 Kesimpulan Hasil Tes Belajar Siswa Siklus I………... 54

Tabel : 4.3 Hasil Belajar Siswa Mapel Fiqh Siklus II………. 55

Tabel : 4.4 Kesimpulan Hasil Tes Belajar Siswa Siklus II………. 56

Tabel : 4.5 Aktifitas Siswa Siklus I……… 60

Tabel : 4.6 Aktifitas Guru Siklus I……….. 61

Tabel : 4.7 Aktifitas Siswa Siklus II……… 65

(16)

1

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada hakekatnya berlangsung dalam suatu proses. Proses itu berupa transformasi nilai-nilai pengetahuan, teknologi dan keterampilan. Penerimaan proses adalah siswa yang sedang tumbuh dan berkembang menuju ke arah pendewasaan kepribadian dan penguasaan pengetahuan. Selain itu, pendidikan merupakan proses budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia yang diperoleh melalui proses yang panjang dan berlangsung sepanjang kehidupan.

Sistem pendidikan yang baru menuntut faktor dan kondisi yang baru pula baik yang berkenaan dengan sarana fisik maupun non fisik. Untuk itu diperlukan tenaga mengajar yang memiliki kemampuan dan kecakapan yang lebih memadai, kinerja dan sikap yang baik, peralatan yang lebih lengkap dan administrasi yang lebih teratur. Guru hendaknya dapat menggunakan peralatan yang lebih efesien dan tepat guna. Permasalahan pokok yang cukup mendasar adalah kesiapan guru-guru untuk pembelajaran siswa secara optimal sesuai dengan tujuan pendidikan dan pembelajaran.1

Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara siswa dengan lingkungannya, oleh karena itu lingkungan pendidikan perlu di atur sedemikian rupa sehingga timbul reaksi siswa ke arah perubahan tingkah laku yang diinginkan.

Iklim yang tidak kondusif akan berdampak negatif terhadap proses pembelajaran dan sulitnya tercapai tujuan pembelajaran, siswa merasa gelisah, resah, bosan, dan jenuh. Sebaliknya, iklim belajar yang kondusif

1

(17)

2

dan menarik dapat dengan mudah tercapainya tujuan pembelajaran, dan proses pembelajaran yang dilakukan itu menyenangkan bagi peserta didik.

Dalam proses pembelajaran, anak harus didorong untuk mengembangkan kemampuan berfikir. Proses pembelajaran di dalam kelas seharusnya di arahkan kepada kemampuan anak, agar anak dapar berfikir kritis dan sistematis.

Seseorang yang mendapat pengetahuan, akan tampak perubahan dalam dirinya, karena orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui itu pasti akan sangat berbeda.

Allah SWT berfirman dalam Surat Az-Zumar ayat 9:

“Apakah kamu oarang musyrik yang lebih beruntung ataukah orang yang beribadah pada waktu malam dengan sujud dan berdiri, karena takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya ?

Katakanlah, “Apakah sama oarang-orang yang mengetahui denganorang-orang yang tidak mengetahui?”, sebenernya hanya orang yang berakal sehat yang dapat menerima pelajaran”.

Berkaitan dengan pendidikan kita semua mengetahui banyak sekali masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran, salah satunya adalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, siswa kurang di dorong untuk mengembangkan kemampuan berfikirnya. Proses pembelajaran di kelas cenderung di arahkan kepada kemampuan siswa untuk menghafal informasi, otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari.2

Salah satu mata pelajaran yang menjadi sorotan atas lemahnya proses pembelajaran di dalam kelas adalah mata pelajaran fiqih, karena di

(18)

mulai dari sulitnya materi yang berikan, kurangnya fasilitas dan tidak terjalin komunikasi yang baik antara guru dan siswa dalam menjalani proses pembelajaran. Hal ini akhirnya berdampak kepada hasil belajar siswa yang rendah.

Fiqh secara umum merupakan salah satu pelajaran yang banyak membahas tentang hukum yang mengatur pola hubungan manusia dengan Tuhannya, antara manusia dengan manusia, dan manusia dengan lingkungannya. Melalui pelajaran fiqh ini diharapkan siswa tidak lepas dari jangkauan norma-norma agama dan syariat Islam.

Fiqh sebagai mata pelajaran di madrasah, baik tingkat ibtida’iyah, tsnawiyah, maupun aliyah terkenal sebagai pelajaran yang membutuhkan praktek langsung oleh siswa. Tetapi, faktanya di lapangan mayoritas guru hanya menggunakan metode konfensional dan jarang sekali menggunakan alat bantu media. Jika keadaan ini di biarkan terus dalam jangka waktu yang lama, tentu akan bepengaruh terhadap hasil belajar siswa. Rendahnya hasil belajar fiqh siswa disebabkan karena siswa enggan untuk belajar fiqh, karena dianggap membosankan atau pendekatan yang dilakukan guru kurang tepat ketika mengajar.

(19)

4

pendapatnya. Oelh karena itu, dari berbagai kendala yang dihadapi guru dan siswa dalam proses pembelajaran berdampak terhadap hasil belajar siswa yang rendah, yaitu 50% siswa yang ada di kelas mendapat nilai di bawah KKM dan rata-rata nilai siswa yang mencapai KKM adalah 70-78.3

Ketika di dalam kelas kita sering kali menjumpai bahwa guru sangat menguasai materi dengan baik dan penyampaiannya kepada siswa juga sudah cukup baik, tetapi tidak dalam melaksanakan proses pembelajarannya. Hal ini terjadi karena proses pembelajarannya tidak didasarkan kepada model pembelajaran tertentu dan menjadikan siswa tidak menguasai materi fiqh yang diberikan oleh guru secara maksimal.

Metode pembelajaran berfungsi sebagai cara untuk menyajikan, menguraikan, memberi contoh dan memberi latihan kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu, tetapi tidak semua metode pembelajaran sesuai di gunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Banyak metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam menyajikan pelajaran kepada siswa-siswa seperti metode demonstrasi, metode ceramah, metode drama dan metode make a match card dll.

Metode make a match card memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif berkomunikasi dengan guru atau siswa lainnya di dalam kelas, sehingga terjadilah suatu pembelajaran yang hidup di dalam kelas. Pada metode ini setiap siswa di tuntut untuk memberikan ide , saran, pendapat, bahkan untuk menjawab soal yang diberikan guru, dengan cara mengangkat atau mengajukan kartu yang diberikan guru kepada setiap siswa.

Menurut Penulis tujuan menggunakan metode Make a Match Card pada mata pelajaran fiqh adalah untuk memudahkan siswa dalam belajar dan memahami materi pelajaran secara maksimal dan tidak membosankan, serta mencipkan suasana pembelajaran yang menynangkan dan menarik di

3

(20)

dalam kelas. Dalam proses pembelajaran ada anak didik yang cepat mencerna bahan ajar, ada anak didik yang sedang mencerna bahan ajar, dan ada anak didik yang lamban dalam mencerna bahan ajar yang diberikan oleh guru, oleh karena itu hal ini menghendaki agar guru mengajar dengan menggunakan model pembelajarn yang yang sesuai dengan gaya belajar siswa.4

Berdasarkan latar belakang di atas penulis berinisiatif untuk melakukan penelitian dengan judul “PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH CARD DALAM

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII PADA

MATA PELAJARN FIQIH DI MTS. NASYATULKHAIR DI

DEPOK”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat di identifikasikan masalah-masalah sebagai berikut:

1. Sulitnya tercapai tujuan pembelajaran pada pelajaran fiqh, karena siswa merasa bosan, resah dan jenuh.

2. Tidak terjalin komunikasi yang baik antara guru dengan siswa dan siswa dangan siswa lainnya. Hal ini akhirnya berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran fiqh yaitu hanya 50% siswa yang mencapai nilai KKM dengan rata-rata nilai 70-78.

3. Guru sangat menguasai materi fiqh dengan baik, tetapi tidak dalam proses pelaksanaannya.

4. Proses pembelajaran didasarkan kepada metode tertentu sehingga menjadikan kondisi yang tidak menyenangkan dan membosankan.

(21)

6

C. Pembatasan Masalah

Untuk memudahkan penelitian dan tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda, maka penelitian ini memfokuskan pada masalah penerapan metode pembelajaran make a match card dalam meningkatkan hasil belajar fiqih tentang materi Salat Jamak, Qasar, dan Jamak Qasar pada siswa kelas VII A di Mts.Nasyatulkhair Depok.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka penulis merumuskan masalahnya sebagai berikut “ Apakah penerapan metode pembelajaran make a matc card pada pelajaran fiqh di MTs. Nasyatulkhair Depok dapat meningkatkan hasil belajar siswa ?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan yang hendak di capai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh penerapan metode pembelajaran make a match card pada pelajaran fiqh di MTs. Nasyatulkhair Depok terhadap hasil belajar siswa

2. Untuk mengetahui perubahan proses belajar siswa setelah menggunakan metode pembelajaran make a match card dalam pelajaran fiqh di MTs.Nasyatulkhair Depok.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat secara umum yaitu :

a. Untuk memberikan informasi kepada MTs. Nasyatulkhair Depok tentang kelebihan dari metode pembelajaran make a match card

b. Sebagai bahan kajian perbandingan bagi peneliti lain yang akan meneliti tentang metode pembelajaran make a match card

(22)

1)Untuk lebih meningkatkan kegairahan dan ketersediaan guru untuk lebih banyak belajar dan bersikap demokratis terhadap siswa. 2)Untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam penggunaan

metode pembelajaran make a match card dalam pelajaran fiqh untuk meningkatkan minat siswa dan hasil belajar siswa.

3)Diharapkan agar penelitian ini dapat memberikan informasi akan pentingnya menciptakan suasana pembelajaran yang bermakna bagi siswa melalui inovasi dan kreasi dalam proses pembelajaran. b. Bagi Penulis

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan lebih dalam dan sebagai latihan dalam bentuk karya ilmiah yang berupa tulisan serta sebagai landasan dalam mengajar Fiqh.

G. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan yang di ajukan dalam penelitian ini adalah :

(23)

8 BAB II

KAJIAN TEORI

A. Metode Pembelajaran Make A Match Card

1. Metode Pembelajaran

a. Pengertian Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai “jalan yang dipilih untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.”1 Menurut Pupuh Fathurrohman dan M.Sobry “metode pembelajaran merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan.”2 Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djaramah, “ metode pembelajaran adalah salah satu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.”3

Selain itu pula ada pendapat yang dikemukakan oleh Abuddin Nata yang mengartikan “metode yaitu sebagai cara-cara atau langkah-langkah yang di gunakan dalam menyampaikan sesuatu gagasan, pemikiran, atau wawasan yang di susun secara sistematik dan terencana serta didasarkan pada teori, konsep, dan prinsip tertentu yang terdpat berbagai di siplin Ilmu terkait, terutama ilmu psikologi, manajemen, dan sosiologi.4 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah cara-cara ataulangkah-langkah yang digunakan dalam mencapai suatu tujuan tertentu dan dalam pembelajaran tujuan itu adalah tidak lain yaitu merupakan pencapaian dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

1

Iif Khoiru Ahmadi, dkk, Pembelajaran Akselerasi, (Jakarta: Pretasi Pustaka, 2011), hal.85

2

Pupuh Fathurrahman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Konsep Umum dan Konsep Islam, (Bandung : Refika Aditama, 2010), Cet. 1, hal. 15

3

Syaiful Bahri Djaramah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Cet.4, hal. 46

4

(24)

Dalam menerapkan metode-metode dalam pembelajaran harus memperhatikan prinsip-prinsip KBM seperti yang dinyatakan oleh Abdul Majid, yaitu:

1) Berpusat kepada anak didik (student oriented) 2) Belajar dengan melakukan (learning by do)

3) Mengembangkan kemampuan sosial yang berarti bahwa pembelajaran tidak hanya untuk memperoleh pengetahuan tetapi juga untuk dapat berinteraksi sosial (learning to live together)

4) Mengembangkan keingintahuan

5) Mengembangkan kreatifitas dan keterampilan dalam pemecahan suatu masalah. 5

Banyak yang menyatakan metode dengan teknik itu adalah sama. Akan tetapi, metode pembelajaran berbeda dengan teknik pembelajaran. “Metode pembelajaran lebih bersifat prosuderal yang berisi tahapan, sedangkan teknik adalah cara yang digunakan , yang bersifat implementatif.”6

Menurutnya metode ini masuk ke dalam bagian model pembelajaran.

b. Kedudukan Metode Pembelajaran dalam Belajar Mengajar

Menurut Syaiful Bahri dan Aswan Zain, metode pembelajaran memliki kedudukan:

1) Sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam KBM

2) Menyiasati perbedaan individual anak didik, sebagai startegi pengajaran 3) Sebagai alat untuk mencapai tujuan.7

Jadi, metode merupakan hal yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Metode yang tepat dapat senantiasa mentransfer ilmu kepada peserta didik yang memiliki perbedaan individu.. Juga dengan metode

5

Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005), Cet.6, hal 136-137

6

Iif Koiru Ahmadi, dkk, op. cit, hal. 85 7

(25)

10

dapat menarik perhatian siswa dalam pembelajaran. Keefektifan pembelajaran dapat ditentukan dangan bagaimana guru menggunakan metode pembelajaran dan juga bagaimana pelaksanaan guru dalam menerapkannya. Jadi kedua faktor yaitu guru profesional dan metode mengajar tidak dapat dipisahkan.

c. Prinsip-Prinsip Penentuan Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran yang tepat dapat menentukan keefektifan proses belajar mengajar. Oleh karena itu, dalam memilih metode pembelajaran hendaklah memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: 1) Prinsip motivasi dan tujuan belajar. Pilihlan metode yang kiranya dapat

memotivasi siswa dalam kegiatan belajar. 2) Prinsip kematangan dan perbedaan individu.

3) Prinsip penyediaan peluang dan pengalaman. Jadi dalam pembelajaran berikanlah peluang peserta didik untuk berbuat, bukan hanya mendengarkan.

4) Integrasi pemahaman dan pengalaman. Dalam pembelajaran, penyatuan pemahaman dan pengalaman menghendaki suatu proses pembelajaran yang mampu menerapkan pengalaman nyata dalam suatu pembelajaran. 5) Prinsip fungsional. Artinya bahwa belajar itu merupakan kegiatan yang

benar-benar bermanfaat untuk kehidupan berikutnya.

6) Prinsip menggembirakan. Prinsip ini dekat dengan prinsip yang pertama yaitu prinsip motivasi dan tujuan belajar, dalam kegiatan belajar mengajar yang menggembirakan dapat senantiasa memotivasi siswa pada kegiatan belajar selanjutnya karena belajar merupakn proses lanjut tanpa henti.8

8

(26)

Selain dari prinsip-prinsip di atas, tentu saja salah satu persyaratan untuk memilih metode yang tepat ialah bahwa guru harus kenal dan menguasai beberapa metode pembelajaran.

d. Macam-Macam Metode Pembelajaran

Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam memilih suatu metode pembelajaran, yaitu:

1) Tujuan dan bahan pelajaran 2) Kemampuan guru

3) Anak didik 4) Lingkungan

5) Alat dan Sumber Belajar 9

Macam-macam metode mengajar antara lain: a) Metode diskusi

Metode diskusi merupakan interaksi antara siswa dan siswa atau siswa dengan guru untuk menganalisis, memecahkn masalah, menggali atau memperdebatkan topik atau permasalahan tertentu.10 b) Metode Bermain Peran

Metode Bermain Peran yaitu metode yang dapat dikatakan bersamaan dan dalam pemakaiannnya sering di selisih gantikan. Sosiodrama artinya mendramatisasikan cara tingkah laku di dalam hubungan sosial. Sedangkan bermain peran menekankan kenyataan di mana siswa diturut sertakan dalam memainkan peran di dalam mendramatisasiakn masalah-masalah hubungan sosial. .11

c) Metode demonstrasi

Metode demonstrasi ialah cara penyajian pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada peserta didik tentang

9

Abuddin Nata, op.cit, hal 199 10

Marinis Yamin. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, ( Jakarta: Gaung Persada Press, 2003), hal, 69

11

(27)

12

suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik yang sebenarnya maupun tiruannya.12

d) Metode ceramah

Yang di maksud dengan metode ceramah ialah sebuah metode mengajar dengan menyampaikan Informasi pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif.13

2. Metode Pembelajaran Make A Match Card

a. Pengertian Metode Pembelajaran Make A Match Card

Make a match merupakan suatu model pembelajaran yang mengajak peserta didik mencari jawaban terhadap suatu pertanyaan atau pasangan dari suatu konsep melalui suatu permainan kartu pasangan.14

Menurut Lorna 1991 sebagaimana dikutip Anita Lie, pembelajaran make a match artinya metode pembelajaran dengan mencari pasangan (make a match). Salah satu keunggulan teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan.15

Penerapan metode ini dimulai dengan teknik, yaitu guru meminta siswa untuk mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban atau soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokan kartunya akan mendapat poin.16

12Abuddin Nata. Op.cit, hal 183

13 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT.Remaja Rosda karya. 2010), hal 200

14 Kokom Kumalasari, Pembelajaran Kontekstual, Konsep dan Aplikasi, (Bandung : PT. Refika Aditama. 2010), hal 85

15 Anita Lie, Cooperatife Learning Mempraktikkan Cooperatife Lerning di Ruang-ruang Kelas, (Jakrta: Gramedia, 2014), hal 55

(28)

Tipe make a match atau mencari pasangan ini dapat menjadi salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam mengembangkan kemampuan siswa. Pembelajaran di kelas dengan menggunakan make a match ini dapat digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkat usia peserta didik.

b. Langkah-Langkah Metode Pembelajaran Make A Match

Langkah-langkah pembelajaran metode make a match adalah :

1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik cocok untuk sesi review (satu sisi kartu berupa kartu soal dan sisi sebaliknya berupa kartu jawaban).

2) Setiap siswa mendapat satu buah kartu dan memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang di pegang.

3) Siswamencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (kartu soal atau kartu jawaban).

4) Siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu yang diberikan mendapat poin.

5) Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya. Demikian seterusnya.

6) Kesimpulan. 17

Dalam proses penerapan metode pembelajara make a match card di atas dapat juga dilakukan secara bervariasi, misalkan metode make a match card itu bisa dilakukan di luar ruangan atau dalam ruangan, sehingga siswa tidak merasa jenuh dan bosan mengikuti proses pembelajaran. Metode Pembelajaran make a match card ini akan tetap menarik minat, motivasi, dan keaktifan siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.

c. Kelebihan dan kekurangan Make A Match Card

(29)

14

1) Kelebihan Model Make A Match Card

a) Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara kognitif maupun fisik.

b) Karena ada unsur permainan, maka model pembelajaran ini menyenangkan.

c) Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

d) Efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa untuk tampil presentasi. e) Efektif melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu untuk belajar.18

2) Kekurangan Model Make A Match Card

a) Jika model pembelajaran ini tidak dipersiapkan dengan baik, akan banyak waktu yang terbuang.

b) Pada awal penerapan model pembelajaran ini, banyak siswa yang akan malu berpasangan dengan lawan jenisnya.

c) Jika guru tidak mengarahkan siswa dengan baik, akan banyak siswa yang kurang memperhatikan pada saat presentasi pasangan.

d) Guru harus hati-hati dan bijaksana saat memberi hukuman pada yang tidak mendapatkan pasangan, karena mereka bisa malu.

e) Mengunakan model pembelajaran ini secara terus-menerus akan menimbulkan kebosanan.19

B. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.20 Hasil belajar adalah suatu kegiatan untuk

18

Miftahul Huda, Model-model Pengajaran dan Pembelajaran,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar.2013), hal. 253

19

Ibid. hal. 253-254 20

(30)

mengukur perubahan perilaku yang telah terjadi pada diri peserta didik. Hasil belajar akan memberikan pengaruh dalam dua bentuk, yakni: pertama peserta didik akan mempunyai perspektifterhadap kekuatan dan kelemahannya atas perilaku yang diinginkan. Kedua, mereka mendapatkan perilaku yang diinginkan itu telah meninglat baik setahap atau dua tahap sehingga timbul lagi kesenjangan antara penampilan perilaku yang sekarang dengan perilaku yang diinginkan.21

Menurut Benyamin Bloom sebagaimana dikutip Nana, mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, diantaranya adalah mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, evaluasi, dan membuat.22 Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, diantaranya adalah, penerimaan, jawaban, atau reaksi, penelaian, organisasi dan internalisasi. Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Sedangkan aspek ranah psikomotorik antara lain adalah gerakan refleks, keterampilan, gerakan dasar, kemampuan konseptual, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.23

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh atau dicapai siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Hasil belajar diperoleh dari kegiatan penilaian dan diharapkan adanya perubahan tingkah laku dalam kehiduapan sehari-hari.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil Belajar

Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disesbabkan beberapa faktor, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri orang yang belajar dan ada pula dari luar dirinya.

21

E. mulyasa, Implementasi KurikulumTingkat satuan Pendidikan kemandirian Guru dan kepala sekolah, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), hal. 208

22

https://naturesecrets.wordpress.com/2012/04/07/analisis-kritis-ranah-kognitif-taksonomi-bloom-6/. Diakses pada Rabu, 29/06/2016pada jam 10.57

23

(31)

16

1) Faktor internal ( Faktor dalam diri) a) Kesehatan

Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar. Jika kesehatan jasmani terganggu misalnya sakit, maka hal ini juga akan berpengaruh terhadap kemampuan belajar dan hasil belajar. Demikian pula halnya jika kesehatan rohani (jiwa) yang terganggu, karena ada gangguan pikiran, maka kegiatan belajar pun tidak akan maksimal. b) Intelegensi dan bakat

Intelegensi adalah daya menyesuaikan diri dengan keadaan baru dengan menggunakan alat-alat berfikir menurut tujuannya. Seseorang yang intelegensinya tinggi umumnya mudah untuk belajar dan hasil belajarnya pun baik. Sebaliknya orang yang intelegensinya rendah cenderung hasil belajarnya pun juga rendah.

Bakat merupakan kemampuan bawaan sebagai potensi yang perlu di latih dan dikembangkan agar dapat terwujud. Bakat memerlukan lantihan dan pendidikan agar suatu tindakan dapat dilakukan pada masa yang akan datang. Selain intelegensi bakat juga meupakan faktor yang menentukan berhasil tidaknya seseorang dalam belajar. Belajar yang sesuai dengan bakatnya, akan memperbesar kemungkinan seseorang untuk berhasil.

c) Minat

Minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal aktivitas tanpa ada yang menyuruh, minat dapat timbul karena daya tarik dari luar dan juga datang dari diri sendiri. Minat belaar yang besar cenderung menghasilkan hasil belajar yang tinggi. Sebaliknya minat belajar yang kurang akan mengahasilkan hasil belajar yang rendah.

d) Motivasi

(32)

e) Cara Belajar

Cara belajar siswa juga mempengaruhi pencapaian hasil belajarnya. Belajar tanpa memperhatikan teknik dari faktor fisiologis, psikologis, dan kesehatan, akan memperoleh hasil yang kurang memuaskan. Siswa yang rajin belajar siang malam tanpa istirahat yang cukup juga merupakan cara belajar yang kurang bai, belajar harus istirahat untuk memberikan kesempatan kepada mata, otak, serta tubuh lainnya untuk memperoleh tenaga kembali.

Selain itu teknik-teknik bekajar perlu diperhatikan bagaimana caranya membaca, mencatat, membuat ringkasan, apa yang harus dicatat dan sebagainya.selain dari teknik-teknik tersebut, perlu juga diperhatikan waktu belajar, tempat, dan fasilitas untuk belajar.

2) Faktor eksternal ( yang berasal dari luar diri) a) Faktor lingkungan

Kondisi lingkungan juga mempengaruhi proses dan hasil belajar. Lingkungan ini dapat berupa lingkungan fisik dan dapat pula berupa lingkungan sosial. Lingkungan alam misalnya, keadaan suhu, kelembaban, kepengapan udara dan sebagainya. Lingkungan sosial baik yang berwujud manusia maupun hal-hal lainnya juga dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa.

b) Faktor instrumental

Faktor-faktor instrumental adalah faktor-faktor yang keberadaan dan penggunaannyadi rancang sesuai hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang direncanakan. Faktor-faktor instrumental ini dapat berupa kurikulum, sarana, fasilitas dan guru.24

C. Pelajaran Fiqh di MTs

1. Pengertian Mata Pelajaran Fiqh di MTs

(33)

18

Sebelum membahas mengenai mata pelajaran fiqh, sebaiknya diketahui terlebih dahulu pengertian fiqh baik secara bahasa mauoun secara istilah. Secara bahasa fiqh mempunyai arti al-fahmu ( paham).25 Fiqh juga berarti faham yang mendalam, mengetahui batinnya samapai kedalamnya.26

Sedangkan secara istilah pengertian fiqih adalah “ ilmu tentang hukum -hukum syara mengenai perbuatan dalil-dalil yang terprinci” atau “pengetahuan tentang hukum-hukum syara yang prkatis yang di ambil dari dalil-dalilnya secara rinci, atau dengan kata lain, ilmu fiqih adalah kompilasi hukum-hukum syara yang bersifat prkatis yang di ambil dari dalil-dalilnya secara terinci.”27 Sedangkan menurut Al-Amidi yang dikutip oleh Zurinal, Fiqh adalah Ilmu tentamg seperangkat hukum-hukum syara’ yang bersifat furu’iyyah (cabang), yang berhasil didapatkan melalui penalaran atau istidlal.28

Dari pengertian-pegertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa fiqih adalah pengetahun mengenai hukum-hukum amalan mukallaf yang diperoleh dari dalil-dalilnya yang rinci.

Mata pelajaran fiqih dalam kurikulum Madrasah Tsanawiyah adalah salah satu bagian mata pelajaran Pedidikan Agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik mengenal, memahami, menghayati, dan megamalkan hukum Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, pelatihan, penggunaan pengalaman dan pemahaman. Mata pelajaran fiqih Madrasah Tsanawiyah meliputi fiqih ibadah, muamalah, jinayah dan siyasah yang menggambarkan bahwa ruang lingkup fiqh mencakup kewujudan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan, hubuga

25

Mardani. Fiqh Ekonomi Syariah Fiqh Muamalah, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2013), hal, 1

26

Zurinal Z, dkk. Fiqih Ibadah, ( Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas IslamNegri Syarif Hidyatullah, 2008), hal 5

27

Abdul Wahab Khallaf, Ilmu Ushul Fiqih, (Semarang : Dina Utama Semarang, 1994, cet.1), hal 1

28

(34)

manusia dengan Allah SWT, dengan diri sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya, maupun lingkungannya.29

2. Tujuan Pelajaran Fiqh di MTs

Sebagai bahan pelajaran yang diberikan kepada anak didik dalam proses pembelajaran, mata pelajaran fiqih tentu memiliki sasaran yang ingin dicapai sebagai tujuan. Fiqih di Madrasah Tsanawiyah bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat :

a. Mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam secara terperinci dan menyeluruh, baik berupa dalil naqli dan dalil aqli. Pengetahuan dan pemahaman tersebut diharapkan menjadi pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari

b. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar. Pengalaman tersebut diharapkan dapat menumbuhkan ketaatan menjalankan hukum islam, disiplin dan tanggung jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan sosial yang tinggi dalam kehidupan pribadi dan sosialnya.30

3. Ruang Lingkup Pelajaran Fiqh di MTs

Ruang lingkup fiqh di Madrasah Tsanawiyyah melipuri aturan dan ketentuan tentang pengaturan hukum Islam dalam menjaga keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan sesama manusia.

Adapun lingkup mata pelajaran Fiqh di Madrasah Tsanawiyah meliputi : a. Aspek fikih ibadah meliputi: ketentuan dan tatacara taharah, salat fardu,

salat sunnah, dan salat dalam keadaan darurat, sujud, azan dan iqamah,

29

Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab di Madrasah. Hal 47

30

(35)

20

berzikir dan 48 berdoa setelah salat, puasa, zakat, haji dan umrah, kurban dan akikah, makanan, perawatan jenazah, dan ziarah kubur.

b. Aspek fikih muamalah meliputi: ketentuan dan hukum jual beli, qirad, riba, pinjam- meminjam, utang piutang, gadai, dan borg serta upah.31 4. Pengertian Salat Jamak, Qasar dan Jamak Qasar

a. Pengetian Salat Jamak dan Qasar

Secara bahasa kata jamak berasal dari bahasa Arab ) عْمجْلا) yang artinya mengumpulkan atau menggabungkan, sedangkan menurut istilah syariat Islam, salat jamak adalah menumpulkan dua shalat fardu yang dilakukan secara beruntun dalam satu waktu. Adapun hukum melaksanakan salat jamak adalah mubah (boleh) bagi orang yang dalam perjalanan dan mencukupi syarat-syaratnya

Qasar berasal dari kata ( رْصقْلا) yang berarti meringkas atau memendekkan. Salat qasar ialah melaksanakan (salat fardu) dengan cara meringkas jumah rakaatnya dari empat menjadi dua rakaat.32 Disyariatkannya mengqasar salat termasuk rukhsah (keringanan), sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah SWT dalam surah an-Nisa : 101

















Artinya:

“ Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, Maka tidaklah mengapa kamu men-qashar sembahyang(mu), jika kamu takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu.”

31

Ibid, hal 47-48

32

(36)

b. Macam-macam salat jamak

Salat jamak dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

1) Jamak takdim adalah menggabungkan dua salat dan dikerjakan dalam waktu salat pertama, misal melakukan salat jamak taqdim pada salat Zuhur dan salat Asar. Maka dilakukan pada waktu salat Zuhur dan di kerjakan salat Zuhur terlebih dahulu kemudian salat Asar

2) Jamak takhir adalah menggabungkan dua salat dan dikerjakan dalam waktu yang kedua, misal melakukan salat jamak takhir pada salat Zuhur dan salat Asar. Maka di kerjakan pada waktu Asar dan yang di kerjakan adalah salat Asar terlebih dahulu kemudian salat Zuhur. 33

c. Syarat salat jamak, qasar dan jamak qasar

1) Syarat salat jamak

a) Syarat sah salat jamak takdim

(1). Berniat (dilakukan da dalam hati tanpa dilafazkan) menjamak salat kedua pada salat pertama

(2). Mendahulukan salat pertama baru di susul salat kedua (3). Berurutan

2) Syarat sah salat jamak takhir

(a). Niat jamak takhir di dahulukan pada salat yang pertama (b). Berurutan

3) Syarat sah salat qasar34

(a). Dalam perjalanan dan bukan perjalanan untukmaksiat (b). Jarak yang di tempuh jauh (16 farsakh)

33 Moh. Ardani, Fikih ibadah Praktis. (Ciputat: Pt. Mitra Cahaya utama, 2008), hal 135

34

(37)

22

(c). Salat fardhu yang di qasar ialah salat adaan (tunai) bukan salat qhada.

(d). Berniat salat qasar salat ketika takbiratulihram 4) Syarat salat jamak dan qasar

(a). Sebagai musafir atau sedang berpergian (b). Dalam keadaan tertentu, seperti hujan lebat (c). Sedang sakit. 35

d. Salat yang boleh dijamak dan di qasar

Menurut sunah Rasulullah SAW, salat yang boleh di jamak ialah salat Zuhur dengan Asar dan salat Maghrib dengan salat Isya. Salat Subuh tidak boleh di jamak sehingga salat Subuh harus dilaksanakan secara terpisah dari salat yang lain dan tetap dilaksanakan pada waktunya.

Adapun salat yang boleh diqasar adalah salat yang jumlah rakaatnya empat. Dengan demikian, salat Maghrib dan Subuh tidak boleh diqasar. Salat Maghrib tetap dilakukan tiga rakaat dan salat Subuh dua rakaat. 36

D. Hasil Penelitian yang Relevan

1. Hasil penelitian Rizqi Kurnia Budiati (2009) yang berjudul “Peningkatan Kemampuan berfikir kritis Siswa dalam Pembelajaran Matematika Melalui Model Pembelajaran Make A Match (PTK Pembelajaran Matematika siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Kudus)” di peroleh kesimpulan bahwa : 1) Kemampuan mengajuakn pertanyaan sebeum tindakan sebesar 9,52% dan setelah tindakan sebesar 69,05%. 2) Kemampuan menjawab pertanyaan sebelum tindakan sebesar 21,43 % dan setelah tindakan sebesar 73,80%, 3) Kemampuan mengemukakan pendapat atau idea sebelum tindakan sebesar 14,28 % dan setelah tindakan sebesar 52,38%, 4) kemampuan mengerjakan soal di depan kelas sebelum tindakan sebesar 35,71% dan setelah tindakan

35 Nor Hadi . op. cit. hal 89

(38)

sebesar 83,33% dan 5) kemampuan menyanggah atau menyetujui ide teman sebelum tindakan sebesar 16,67% dan setelah tindakan sebesar 61,09%. 2. Hasil penelitian Dina Murdiah Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah tahu

2010 dalam peneitiannya yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif metode Make a match untuk Meningkatkan Perhatian Siswa Pasa Pembelajaran Matematika di SMP YMJ Ciputat, menunjukkan bahwa metode make a match dapat meningkatkan perhatian siswa dalam pembelajaran metematika. Rata-rata perhatian siswa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 16,22%,siklus I memiliki rata-rata sebesar 56,6% dan rata-rata pada siklus II sebesar 72, 82%. Metode Make a match juga meningkatkan hasil belajar matematika siswa, rata-rata nilai tes hasil belajar pada siklus II mengalami peningkatan 8,1 yaitu dari 64,3 menjadi 72,4. Pada siklus I nilai terendahnya adalah 68 dan tidak ada lagi siswa yang mendapat nilai di bawah KKM

(39)

24 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MTs. Nasyatulkhair Depok. Penelitian tindakan kelas ini di lakukan kepada seluruh siswa kelas VII A sebanyak 36, untuk mata pelajaran Fiqh.

2. Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah semester genap tahun ajaran 2015/2016 dari bulan Januari 2016 sampe bulan Maret 2016.

B. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Metode ini merupakan salah satu jenis penelitian yang sekarang ini mulai dikembangkan dalam penelitian pendidikan.

Penelitian Tindakan Kelas berasal dari tiga kata yaitu penelitian, tindakan, kelas, dengan penjelasan seperti berikut:1

a. Penelitian diartikan sebagai kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu dari suatu hal yang menarik minat dan penting bagi penelitian.

b. Tindakan diartikan sebagai suatu gerakan kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk siklus kegiatan.

1

(40)

c. Kelas diartikan sebagai sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.2

Dengan menggabungkan tiga kata tersebut maka Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, tetapi dalam sebuah kelas. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dariguru yang dilakukan siswa.

Dalam sebuah penelitian pastinya memiliki karakteristik atau ciri khusus yang membedakan penelitian tersebut dengan penelitian-penelitian yang lain. Penelitian tindakan kelas mempunyai karakteristik sebagai berikut:

a. Dilakukan dalam bentuk refleksi diri. Refleksi adalah tindakan merenung, mempertimbangkan atau memikirkan sesuatu.

b. Mengutamakan masalah-masalah prkatis, terbatas dan sesuai dengan situasi actual dalam praktik pembelajaran di kelas.

c. Fleksibel dan adaptif, baik bagi peneliti maupun proses penelitiannya.

d. Tujuannya untuk memperbaiki praktik pembelajaran guru di kelas.

e. Menggunakan pendekatan kolaboratif terhadap orang-orang yang terlibat di dalamnya.

f. Melibatkan kelompok partisipan secara demokratis yang memiliki komitmenbersama untuk melakukan evaluasi diri secara kontinu sebagai upaya perbaikan praktik pembelajaran.

g. Memiliki kerangka kerja yang sistematis untuk mengembangkan keterampilan baru yang lebih baik.

h. Memiliki langkah-langkah yang spesifik, yaitu rencana, tindakan, observasi, evaluasi dan refleksi. Langkah-langkah tersebut membentuk siklus yang bersifat on-the-spot.

i. Hasil PTK dapat langsung diterapkan.3

2 Suharsimi Arikunto, dkk., Penelitian Tindakan Kelas., (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), hal. 2-3

3

(41)

26

Berdasarkan paparan yang terurai diatas, karakteristik PTK pada intinya merupakan refleksi guru dalam kegiatan mengajar dan PTK harus memiliki siklus dimana PTK dilakukan secara kolaborasi dengan mengangkat problema nyata yang dihadapi guru dan siswa dikelas. Ciri khusus inilah yang membedakan penelitian yang dilakukan berbeda dengan penelitian lain.

Agar penelitian memperoleh informasi atau kejelasan yang lebih baik tentang penelitian tindakan, perlu kiranya dipahami bersama prinsip-prinsip yang harus dipenuhi apabila berminat akan melakukan penelitian tindakan kelas. Adapun prinsip-prinsip dimaksud adalah: 1. Kegiatan nyata dalam situasi rutin, 2. Adanya kesadaran diri untuk memperbaiki kinerja, 3. SWOT sebagai dasar berpijak, terdiri atas unsure-unsur S- Strenght (kekuatan), W-Weaknesses (kelemahan), O-Oppurtunity (kesekmpatan), T-Threat (ancaman).4

2. Rancangan Siklus Penelitian

Penelitian ini di awali dengan melakukan penelitian pendahuluan (pra siklus) dan akan dilanjutkan dengan siklus, siklus I dan siklus II. Dalam hal ini, yang di maksud sikus adalah satu putaran kegiatan beruntun yang kembali ke langkah semula. Dan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran make a match card.

4

(42)

Refleksi SIKLUS I

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS II

Pengamatan Refleksi

Pelaksanaan

Pelaksanaan Perencanaan

Bagan 3.1

Alur siklus Penelitian Tindakan Kelas5

a. Perencanaan (Planning)

Pada tahap ini peneliti menentukan fokus masalah yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung. Dalam tahap ini peneliti menentukan fokus masalah atau peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian bekerjasama dengan kolaborator (guru sejawat) membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan disajikan dalam proses pembelajaran di kelas. Pada

5 Suharsimi Arikunto,dkk., Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2007), Cet. 4, h. 16.

(43)

28

tahap ini peneliti juga membuat instrumen penelitian yang terdiri dari lembara observasi, lembar wawancara, dan soa tes untuk akhir siklus.

b. Pelaksanaan (Acting)

Pada tahap ini adalah pelaksaan yang merupakan implementasiatau penerapan isi rancangan yang telah di buat, yaitu melaksanakan tndakan di dalam kelas.

c. Pengamatan (Observing)

Dalam tahap ini, peneliti melakukan pengamatan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan untuk memperoleh data yang akurat untuk perbaikan pada siklus berikutnya. Observasi di maksudkan sebagai kegiatan mengamati, menggali, dan mendokumentasikan semua gejala indikator yang terjadi selama proses penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengamatan dengan dibantu oleh teman sejawat yang bertugas sebagai observer dan kolaborator. Sebagai observer yaitu mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran dan memberi peneliaian terhadap peneliti dalam menerapkan model pembelajaran koopeatif tipe make a match card.

d. Refleksi (Reflecting)

Tahap ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Hasil yang diperoleh dari pengamatan dikumpulkan dan dianalisis bersama peneliti dan observer, sehingga dapat diketahui apakah yang telah dilaksanakan mencapai tujuan yang diharapkan atau masih perlu adanya perbaikan. Tahap ini dilaksanakan denganmaksud untuk memperbaiki kegiatan penelitian sebelumnya, yang akan diterapkan pada penelitian selanjutnya.6

6

(44)

C. Subjek yang Terlibat dalam Penelitian

Subjek penelitian yang dimaksud adalah siswa kelas VII A MTs. Nasyatulkhair Depok pada tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 36 siswa, terdiri dari 16 laki-laki dan 20 perempuan. Sedangkan sebagai objek penelitian merupakan keseluruhan proses dan hasil pembelajaran fiqh dengan metode pembelajaran make a match card. Pertimbangan mengambil subjek penelitian tersebut karena di kelas VII B ini hasil belajar siswa 50% masih di bawah KKM.

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti berkolaborasi dengan guru fiqh MTs. Nasyatulkhair Depok. peneliti berperan dalam merancang rencana pembelajaran dan mengolah data hasil penelitian. Guru mata pelajaran fiqh berperan sebagai observer dan mengevaluai kegiatan belajar mengajar serta memberikan saran terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru (peneliti) mengenai penerapan metode pembelajaran make a match card pada materi fiqh Salat jamak, qasar, dan jamak qasar. Selain itu, sebagai kolaborator yaitu guru bekerjasama dengan peneliti dalam hal membuat rancangan pembelajaran, melakukan tindakan pembelajaran, melakukan refleksi dan menentukan tindakan pada siklus selanjutnya.

E. Tahapan Intervensi Tindakan

(45)
[image:45.595.109.518.184.601.2]

30

Tabel 3.1

Tahapan Intervensi Tindakan

Tabel 3.2

Tahap Penelitian

Tahap Perencanaan

No Kegiatan

Kegiatan Pendahuluan

No Kegiatan

1 Observasi ke Mts.Nasyatulkhair Depok

2 Mengurus surat Izin penelitian

3 Menghubungi kepala administrasi kurikulum

4 Kepala administrasi kurikulum melapor ke kepala sekolah petihal izin penelitian

5 Wawancara terhadap guru mata pelajaran

6 Menentukan kelas subjek penelitian

7 Wawancara terhadap siswa

8 Membuat instrumen penelitian

9 Observasi proses pembelajaran dikelas penelitian

(46)

1 Menyiapkan kelas tempat penelitian

2 Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

3 Menyiapkan materi ajar untuk setiap pertemuan

4 Menyiapkan lembar observasi aktifitas siswa, guru, dan proses pembelajaran dan catatan lapangan

5 Menyiapkan soal latihan untuk pre-test dan post-test

6 Menyusun kelompok belajar siswa

Tahap Pelaksanaan

No Kegiatan

1 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai

2 Guru memberikan pre-test kepada siswa, untuk mengetahui kemampuan awal siswa

3 Melaksanakan proses pembelajaran menggunakan model pmebelajarn kooperatif tipe make a match card

4 Ketika proses pembelajaran berlangsung, observer melakuakan observasi mengenai kegiatan pembelajaran, guru dan siswa

5 Melakukan post test untuk mengetahui hasil belajar siswa

6 Dokumentasi

Tahap Pengamatan

(47)

32

1 Tahap ini berlangsung bersamaan dengan proses pelaksanaan yang terdiri dari observasi terhadap proses pembelajran, kegiatan guru dan siswa. Mencatat semua hal yng terjadi selama proses pembelajaran. Dan mengumpulkan data penelitian dengan cara melakukan pre-test, dan tes akhir.

Tahap Refleksi

No Kegiatan

1 Peneliti dan kolaborator menganalisis beberapa kekurangan pada proses pembelajaran pertama untuk menyempurnakan dan di perbaiki pada siklus selanjutnya.

2 Menganalisis kekurangan dan keberhasilan dari proses pembelajaran yang berlangsung dan berdiskusi untuk merencanakan tindakan yang tepat pada proses selanjutnya.

F. Hasil Intervensi Tindakan yang diharapkan

Dari penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metode pembelajaran make a match card diharapakn siswa dapat lebih memahami materi yang disampaikan oleh guru dan juga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqh. Apabila hasil tes menunjukan peningkatan 75% dengan KKM 70 maka tindakan di berhentikan.

G. Data dan Sumber Data

1. Data kualitatif : Hasil observasi proses pembelajaran, hasil wawancara terhadap guru dan siswa, catatan lapangan, dan dokumentasi (berupa foto-foto kegiatan pembeajaran)

(48)

3. Sumber data : Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari guru dan siswa.

H. Intrumen Penelitian

1. Intrumen Tes

Tes tertulis ini berupa pre-test dan post-test. Pre-test yaitu tes yang diberikan sebelum pengajaran di mulai dan bertujuan untuk mengetahui sampai dimana penguasaan siswa terhadap bahan pengajaran yang akan disampaikan. Sedangkan post-tes yaitu tes yang diberikan pada setiap akhir program suatu pengajaran, tujuan post-test ialah untuk mengetahui sampai dimana pencapaian siswa terhadap bahan pengajaran setelah mengalami suatu kegiatan pembelajaran.7 Soal-soal pre-test dibuat sama dengan soal post-test.\(kisi-kisi instrumen test di lampiran).

2. Intrumen Nontes

Nontes adalah teknik penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik yang dilakukan tanpa “menguji” peserta didik, melainkan dengan melakukan pengamatan.8

Dalam instrumen nontes yang digunakan adalah: a. Observasi

Observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan.9

Observasi ini digunakan untuk memperoleh data hasil belajar peserta didik (aspek afektif) dalam kegiatan pembelajaran dikelas.

7 Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pembelajaran, (Jakarta , PT: Remaja Rosdakarya, 2006), hal. 28.

8

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2003), cet 1, hal 76

9

(49)

34

Pengambilan data dilakukan dengan pengamatan langsung dikelas mengenai kondisi peserta didik. Hasil observasi dicatat pada lembar pengamatan yang berupa system penilaian afektif peserta didik.

b. Wawancara

Wawancara merupakan pertanyaan – pertanyaan yang diajukan

secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu dan memiliki relevansi dengan permasalahan penelitian tindakan kelas.10 Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur, yaitu peneliti atau pewawancara telah menyiapkan bahan wawancara terlebih dahulu yang disebut dengan pedoman wawancara. 11

Wawancara ini dapat juga digunakan untuk mengetahui letak kesulitan siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Selain itu, wawancara juga digunakan untuk memperoleh data dari pihak sekolah tentang berbagai hal yang relevan tentang keadaan sekolah, serta untuk memperoleh informasi tentang sejarah berdirinya sekolah dari pihak-pihak lain yang mengetahui tentang data-data yang diperlukan.

c. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu mengumpulkan data dengan melihat atau mencatat suatu laporan yang sudah tersedia. Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian yangmeliputi buku-buku yang relavan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumentasi, dan data yang relavan dengan penelitian. Dokumen sebagai motode pengumpulan data adalah setiap persyaratan tertulis disusun oleh seseorang atau lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa atau menyajian akunting.

I. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan

1. Uji Validitas

10

Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), Cet.5,h. 157.

11

(50)

Validitas adalah suatu derajat ketepatan instrument (alat ukur), maksudnya apakah instrument yang digunakan betul-betul tepat untuk mengukur apa yang akan diukur.12

Untuk memudahkan dalam tahap pengujian validitas ini penulis menggunakan ANATES. Sedangkan untuk mengukur validitas soal dalam penelitian ini digunakan rumus korelasi Poin Biserial13, yaitu :

Keterangan:

Ypbi = Koefisien korelasi biserial

MP = Rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item

yang

dicari validitasnya Mt = Rerata skor total

St = Standar deviasi dari skor total proporsi

[image:50.595.114.519.193.541.2]

P = Proporsi siswa yang menjawab benar q = Proporsi peserta tes yang menjawab salah r>rtabel = maka butir soal tersebut valid r<rtabel = maka butir soal tersebut tidak valid14 Kriteria indeks validitas soal yang digunakan adalah :

Table 3.3

Kriteria validitas soal

Rentang Keterangan

0.80-1.00 Sangat tinggi

12 Zainal Arifin, Penelitian Tindakan Metode dan Paradgma Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), hal. 245

13 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan ,( Jakarta:Bumi Aksara, 2008), Cet.1, hal. 65.

(51)

36

0.60-0.80 Tinggi

0.40-0.60 Cukup

0.20-0.40 Rendah

0.00-0.20 Sangat rendah

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah ketepatan atau ketelitian suatu alat ukur (evaluasi) merupakan kesepakatan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Analisis reliabilitas dilakukan untuk mengetahui soal yang sudah disusun dapat memberikan hasil yang tetap atau tidak tetap. Hal ini berarti apabila soal dikenakan untuk sejumlah subjek yang sama dalam waktu tertentu, maka hasil akan tetap atau relatif sama.

Perhitungan reiabilitas instrument dalam penelitian ini

menggunkana ANATES. Sedangkan perhitungan menggunakan rumus KR-20 (Kuder Richardson-20) sebagai berikut :

[

]

Keterangan :

r = koefisien reliabilitas tes k = jumlah butir

pq = varians skor butir

p = proporsi jawaban benar untuk butir nomor i q = proporsi jawaban salah untuk butir nomor i st2 = varians skor total15

Setelah didapatkan hasil, maka ditentukan kriteria reliabilitas tes sebagai berikut:

15

(52)

Gambar

Tabel 3.1
Table 3.3
Tabel. 3.4
Tabel 4.1 HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN FIQH
+7

Referensi

Dokumen terkait

Selain dilakukan uji pakar media dan uji pakar materi. Maka dilakukan pengumpulan data dengan menggunakan angket untuk mengetahui respon dari guru dan siswa

Pondok Pesantren Tahfizul Qur’an al-Imam Ashim dalam usahanya mengembangkan ajaran agama islam di Makassar untuk meningkatkan mutu dan nilai keagamaan dalam

1.Persepsi Seni Murid boleh menjelaskan melalui perbincangan dan menggalurkan tentang :.

Adanya globalisasi ini kemudian merubah ruang lingkup dari perdagangan serta bisnis dari internasional itu sendiri dimana awalnya firma tradisional yang

perancangan buku fotografi yang dapat menarik minat masyarakat untuk mengkonsumsi ikan Pengumpulan data - Observasi dan dokumentasi - Studi pustaka - Wawancara Analisis data

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan lentur dan daya layan balok beton dengan tulangan rangkap dari bambu petung yang meliputi beban retak pertama, lendutan,

Modul pelatihan yang disiapkan sebagai panduan para juru sawer dalam membuat naskah/syair sawer serta melantunkannya yang sudah disisipi pesan tentang cara pencegahan,

[r]