• Tidak ada hasil yang ditemukan

SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM FILM HOROR INDONESIA (Analisis Semiotik pada Film Setan Budeg Karya Findo Purwono HW)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM FILM HOROR INDONESIA (Analisis Semiotik pada Film Setan Budeg Karya Findo Purwono HW)"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM FILM HOROR INDONESIA ( Analisis Semiotik Pada Film "Setan Budeg" Karya Findo Purwono HW )

SKRIPSI

Disusun Oleh : Dimas Prasetyo

NIM 09220141

Dosen :

Pembimbing 1 : Sugeng Winarno, MA Pembimbing 2 : Himawan Sutanto, M.Si

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI Nama : Dimas Prasetyo

Nim : 09220141

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM FILM

HOROR INDONESIA (Analisis Semiotik Pada Film „Setan Budeg‟ Karya Findo Purwono HW)

Disetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Sugeng Winarno, MA Himawan Sutanto, M.Si

Mengetahui,

Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi

(3)
(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Dimas Prasetyo

Tempat, Tanggal Lahir : Probolinggo, 28 Desember 1990

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul:

SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM FILM HOROR INDONESIA (Analisis Semiotik Pada Film „Setan Budeg‟ Karya Findo Purwono HW)

Adalah bukan karya ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun

seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan

sumbernya dengan benar.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan

apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, 1 Mei 2014

Yang Menyatakan,

(5)

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

Nama : Dimas Prasetyo

Nim : 09220141

Konsentrasi : Audio Visual

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Judul Skripsi : SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM FILM

HOROR INDONESIA (Analisis Semiotik Pada Film „Setan Budeg‟ Karya Findo Purwono HW)

1. Pembimbing : 1. Sugeng Winarno, MA 2. Pembimbing : 2. Himawan Sutanto, M.Si

Kronologi Bimbingan :

Tanggal Paraf Pembimbing Keterangan

Pembimbing I Pembimbing II

25 November 2013 Acc Judul

11 Desember 2013 Acc Proposal

13 Desember 2013 Seminar Proposal

20 Desember 2013 Acc Bab I

15 January 2014 Acc Bab II

20 January 2013 Acc Bab III

20 April 2014 Acc Bab IV

24 April 2014 Acc Bab V

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT. Sholawat serta salam atas

junjungan kita Nabi Muhammad SAW, atas terselesaikannya tugas akhir ini.

Dengan perjuangan keras dan dukungan dari banyak pihak, akhirnya peneliti

dapat menyelesaikan studi di Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Dengan terselesaikannya Skripsi ini yang berjudul “SENSUALITAS

PEREMPUAN DALAM FILM HOROR INDONESIA ( Analisis Semiotik

Pada Film “Setan Budeg” Karya Findo Purwono HW )”. Maka selesai sudah

masa studi Strata 1 peneliti.

Akhir kata, walaupun masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penelitian

ini, peneliti berharap semoga hasil penelitian ini berguna dan bermanfaat bagi

perkembangan Ilmu Komunikasi khususnya dalam bidang Studi Media atau Dakwah.

Selain itu semoga penelitian ini juga bisa menjadi acuan awal serta motivasi untuk

penelitian sejenis yang selanjutnya. Amiiin.

Malang, 1 Mei 2014

(7)

Lembar Persembahan

Atas terselesainya skripsi ini, peneliti ingin mengungkapkan beberapa ucapan terima kasih kepada pihak yang telah membantu baik secara materi, moral maupun spiritual.

Ungkapan terima kasih yang sebesar-besarnya peneliti ucapkan kepada: 1. ALLAH SWT, tempat berdo‟a untuk memohon petunjuk demi kelancaran

dan kemudahan hidup.

2. Nabi Muhammad SAW, nabi terakhir yang mengakhiri masa-masa Jahiliyah dan meluruskan mana yang seharusnya benar dan mana yang salah.

3. Kedua orang tua, Ibu Titin Sutini dan Bapak Harijono yang telah membesarkan dan mendidik dengan sabar, serta mendukung penuh segala kegiatan baik secara moril maupun materiel.

4. Kakak-kakak saya Eka Taufik Maulana dan Arief Afianto, dan juga keponakan saya Eki, Kiki, Zaki dan Fira

5. Bapak Sugeng Winarno sebagai pembimbing I yang telah dengan sabar mengarahkan penelitian ini ke arah yang lebih baik serta ilmu-ilmu bermanfaat yang telah diberikan.

6. Bapak Himawan Sutanto sebagai Pembimbing II yang juga telah dengan sabar mengarahkan penelitian ini ke arah yang lebih baik, serta atas waktu yang disempatkan di sela-sela kesibukan.

7. Sahabat-sahabat saya, semua anak komunitas channel youtube BBC, teman-teman finalis L.A Indiemovie dan crew film “Urbanus Apartementus”, Bung Ray, Mas Ade, Mba Luki, Indah, Catra, Vonny, dan Vanny. Teman special tersabar dan sangat membantu saya dikala sedih dan senang Devita A Nuary, Nadlir dan Edit teman yang paling pengertian dan penghibur, Dewa dan Oky crew pejabat Langit yang selalu support dan mengerti, Teddy A Wahid teman seperjuangan dari SMA hingga satu kamar kos yang banyak mengerti dan membantu saya, Icha, Bokir, Nasiru, Nopeng, Prety dan seluruh teman-teman yang pernah saya kenal, terima kasih banyak atas perjuangan menuntut ilmu dan berkarya bersama hingga menjelang akhir masa perkuliahan.

(8)

DAFTAR ISI

COVER ………

DAFTAR ISI ………... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Film Sebagai Refleksi Realitas Sosial... 7

B. Perempuan dalam Media Massa... 8

C. Sensualitas... 10

D. Film... 14

E. Film Horor... 18

F. Representasi Film dan Realitas Sosial... 20

G. Semiotika... 21

H. Semiotika Film... 26

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian... 28

A.1. Tipe Penelitian... 28

A.2. Sumber Data dan Tehnik Pengumpulan Data... 29

A.3. Tehnik Analisa Data... 30

A.4. Unit Analisa... 31

BAB IV OBYEK PENELITIAN A. Sekilas Tentang Setan Budeg... 32

B. Profil Sutradara... 33

C. Pemain... 34

(9)

BAB V Analisis data

A. Analisis Data Sensualitas Perempuan Dalam Film Horor Indonesia... 36

A.1 Sensualitas Non Verbal... 42

A.2 Sensualitas Verbal dan Non Verbal... 56

B. Sensualitas Perempuan dalam Film Setan Budeg... 62

B.1 Sensualitas Dulu dengan Sensualitas Sekarang Melalui Film Horor Indonesia... 62

B.2 Sensualitas Perempuan sebagai Komoditas Utama dalam Film Horor... 64

BAB V1 PENUTUP A. Kesimpulan... 78

B. Saran... 79

B.1. Saran Akademis... 79

B.2. Saran Praktis... 80

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Scene 11... 1

Scene 24... 2

Scene 18... 3

Scene 84... 4

Scene 68... 5

Scene 72... 6

(10)

Scene 78... 8

scene 92... 9

Scene 23... 10

Scene 41... 11

Scene 83... 12

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Bungin. Burhan 2005. Pornomedia. Sosiologi Media, Konstruksi Sosial Teknologi Telematika, & Perayaan Seks di Media Massa.Jakarta: Prenada Media

Piliang, Y.A. 2004. Posrealitas Realitas Budaya dalam Era Posmetafisika. Yogyakarta: Jalasutra.

Rustan. Surianto 2011. Mendesain Logo. Cetakan Ketiga. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Effendy, Heru. 2002. Mari Membuat Film. Yogyakarta: Panduan

Fiske, John.1990. Cultural and Communication Studies. Yogyakarta: Jalasutra

Lexy J. Moleong, Dr., M.A. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:

Remaja Rosdakarya

Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya

Pratista, Himawan. 2008. Memahami film. Yogyakarta: Homerian Pustaka

Sobur, Alex. 2006. Semiotika Komunikasi. Cetakan Ketiga. Bandung: Remaja

Rosdakarya

_______ 2001. Analisis Teks Media. Bandung: Remaja Rosdakarya

Pancajavandalasa. 2011. Mahir Bikin Film. Surabaya: Java Pustaka Group

Gora, Winastwan & Widagdo, Bayu. 2007. Bikin Film Indie Itu Mudah. Yogyakarta: ANDI

(12)

_____________. 2011. Budaya Populer sebagai Komunikasi:Dinamika Popscape dan Mediascape di Indonesia Kontemporer. Yogyakarta: Jalasutra

Sunarto. 2009. Televisi, Kekerasan, dan Perempuan. Jakarta: Kompas Media Nusantara

Storey. John. 2007. Pengantar Komprehensif Teori dan Metode Cultural Studies dan Kajian Budaya Pop. Yogyakarta: Jalasutra

Kureisi. 2010. Media Dengarkan Aku. Yogyakarta: Litera buku

Karya Ilmiah

Usailatil Andiyah.2011. Komodifikasi Sensualitas Wanita

Dalam Perfilman Indonesia(Analisis Isi Pada Film “ Kawin Kontrak Lagi “ )

Angga Arista S.2013. Pesan Cinta dan Persabatan dalam Film Fiksi (Analisis

Semiotika pada film 5 cm karya Rizal Mantovani)

Non Buku

http://www.idseducation.com/2013/08/27/mengenal-jenis-film-dari-jenis-pemeran-dan-durasinya/ tgl 6 November 2013 pukul 20.30

http://jagatalun.com. Seks dan horor menu film terkini yang saling melengkapi. Di

akses tanggal 3 Desember 2013 pukul 22.25

Killbourne, Jean, “Beauty…and the Beast of Advertising”, Center for Media Literacy. http://www/medialit.org/reading_room/article40.html ( diakses pada 4 April 2014 )

Mariana Amiruddin, “Media Hancurkan Persepsi Tubuh

Perempuan”,www.yjp.go.id. ( diakses pada 4 April 2014 )

Mulyono,Kussianto.(2006.PrinsipPrinsipSensualAdYangSesuaiDenganPeriklanan Indonesia Dalam Majalah Male Emporium Edisi Juli 2004- Juni 2006. tersedia di website www.petra.ac.id diakeses pada tanggal 18 April 2014

(13)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Media saat ini baik elektronik maupun cetak banyak disorot oleh banyak

kalangan sebagai salah satu penyebab utama hancurnya moral umat manusia

termasuk golongan remaja. Berbagai tayangan yang sangat banyak menonjolkan

aspek pornografi dari pada edukasi sebagaimana peran dari media itu sendiri, dan

aspek pornografi diyakini sangat erat hubungannya dengan meningkatnya

berbagai kasus kekerasan seksual, free sex,dan semacamnya. Dengan semakin

majunya teknologi komunikasi, saat ini hampir tidak ada satupun kekuatan yang

mampu mengontrol atau melakukan sensor terhadap berita maupun hiburan

termasuk berita atau tayangan yang termasuk dalam kategori pornografi tersebut,

Kureisi dalam (Kureisi, 2010:107).

Oey Hong Lee dalam (Sobur, 2006:126) menyebutkan “film sebagai alat

komunikasi massa yang kedua muncul di dunia, mempunyai massa

pertumbuhannya pada akhir abad ke-19, dengan perkataan lain pada waktu

unsur-unsur yang merintangi perkembangan surat kabar sudah dibikin lenyap. Ini berarti

bahwa dari permulaan sejarahnya film dengan lebih mudah dapat menjadi alat

komunikasi yang sejati, karena ia tidak mengalami unsur-unsur teknik, politik,

ekonomi, sosial dan demografi yang merintangi kemajuan surat kabar pada massa

(14)

2 Film telah membangkitkan sebentangan teori dan metode. Film

dipelajari dari segi potensinya sebagai seni, sejarahnya yang dituturkan sebagai

momen-momen dalam tradisi yang hebat, film-film, bintang, dan sutradara yang

paling berarti; film dianalisis berdasarkan perubahan teknologi produksi film.

Film dikutuk sebagai industri budaya; dan film didiskusikan sebagai situs penting

bagi produksi subjektivitas individu dan identitas nasional (Storey, 2007: 67)

Film sendiri dibuat dari sebuah ide cerita dasar dari berbagai macam

gambaran tentang realita kehidupan yang dibumbui oleh imajinasi dari sang

pembuat film. Film tidak hanya menjadi media hiburan saja akan tetapi juga

menjadi media pendidikan dan informasi. Film juga menjabarkan tentang segala

aspek sosial kehidupan melalui pesan-pesan yang terkandung didalamnya.

Seni film banyak memasuki berbagai aspek kehidupan, seperti aspek

sosial, politik, agama, pendidikan, budaya, hukum, ekonomi, dan psikologi

sebagai satu rangkaian cerita yang utuh. Didalam film terdapat unsur dramatisasi

dan sinematografi sehigga menjadi kesatuan cerita audio visual sehingga

penonton bisa larut didalamnya dan dapat merasakan terhibur, sedih, takut atau

bahkan dapat memberi motivasi.

Wright dalam (Sobur, 2006:127) Seiring dengan kebangkitan film pula

muncul film-film yang mengumbar seks, kriminal, dan kekerasan. Dua tema yang

umumnya menimbulkan kecemasan dan prihatin masyarakat ketika disajikan

dalam film adalah adegan-adegan seks dan kekerasan kadangkala perhatian ini

dikemukakan oleh karena penggambarannya bertentangan dengan standar selera

(15)

3 keyakinan bahwa isi seperti itu mempunyai efek moral, psikologis, dan sosial

yang merugikan, khususnya kepada generasi muda, dan menimbulkan perilaku

antisosial. Baik seks maupun kekerasan telah menjadi subjek penelitian

komisi-komisi yang disponsori secara federal akhir-akhir ini mengenai efek komunikasi

massa, ditambah berbagai macam penelitian lainnya.

Beberapa tahun yang lalu dunia perfilman Indonesia kerap mengalami

pasang surut. Namun seiring berjalannya waktu, dunia perfilman Indonesia mulai

bangkit dengan maraknya lahir sineas-sineas muda berbakat yang mampu

membuat karya terbaiknya sehingga dunia perfilman Indonesia menjadi lebih

berkembang lagi. Seiring dengan perkembangan film maka banyak sekali tema

yang hadir, mulai dari tema film percintaan, komedi, persahabatan, nasionalisme,

horor dan lain-lain. Dan yang kerap kali dicampuri dengan adegan pornografi dan

seks yang sering menonjolkan kemolekan tubuh seorang wanita. Hal semacam ini

terjadi karena banyak film maker (pembuat film) yang sudah tidak lagi berpegang

teguh pada idealismenya, bahwa film merupakan karya seni yang bisa memberi

pesan dan informasi positif bagi penontonnya. Melainkan film dijadikan sebagai

ladang bisnis dan lebih mementingkan meraih pundi-pundi berupa materi. Padahal

hal semacam itu dapat berdampak negatif bagi penontonnya bahkan untuk

generasi muda, karena film yang berbau pornografi dan seksualitas sudah jelas

(16)

4 Masalah seksualitas dewasa ini semakin marak menjadi masalah

kontroversial dalam media. Seiring dengan pergeseran nilai-nilai yang ada dalam

masyarakat, perkembangan film horor Indonesia tidak hanya menyuguhkan rasa

takut tetapi juga menyuguhkan unsur sensualitas perempuan.

Kata seks berdasarkan arti dasarnya, yaitu sesuatu yang berhubungan

dengan kelamin seharus menjadi hal pribadi yang tidak pernah dibicarakan

dalamwacana publik. Namun dengan bergesernya makna seks itu sendiri dimana

berubah arti menjadi suatu “konsep tubuh”, membuat seks harus ditampilkan

secara terus menerus berdasarkan kepentingan dan maksud tertentu. Seks tidak

lagi menjadi sesuatu yang privacy namun menjadi hal yang dikomoditikan.Seks

juga tidak lagi menjadi pembicaraan yang tabu. Tema seks menjadi sangat

menarik untuk dikomoditikan karena seks memiliki sifat yang universal dan sejak

dulu seks tidak pernah habis dibicarakan serta menarik semua orang. Hal ini

disebabkan karena seks selain menjadi kebutuhan semua orang, seks dan objeknya

cenderung tertutup oleh bingkai-bingkai agama, tradisi dan moral masyarakat itu

sendiri (Bungin, 2005:116).

Beberapa tahun terakhir ini produsen film horor semakin berani dalam

menyuguhkan sensualitas dalam judul filmnya, contohnya Suster Keramas,

Rintihan Kuntilanak Perawan, Tiran (Mati di Ranjang), dan Dendam Pocong

Mupeng. Eksploitasi tubuh seorang perempuan mulai banyak ditonjolkan.

Pada awal tahun 2009 muncul film horor Indonesia yang berjudul Setan

Budeg yang bercerita tentang tiga pemburu mayat yang kerapkali mengurusi

(17)

5 kecelakaan terlindas kereta dan terpisah-pisah anggota tubuhnya. Saat

menemukan mayat seorang gadis yang belakangan diketahui bisu tuli bernama

Lala menghilang dari mobil jenazah, Pak Joko sebagai atasan mereka menjadi

berang. Dilain waktu, Anita mendapat kabar kalau saudara kembarnya mengalami

kecelakaan saat ia sendiri dipenuhi tanda tanya besar mengenai rahasia yang

mungkin saja disembunyikan orang-orang terdekatnya. Dan dari judulnya film

horor tersebut mengandung suatu abnormal, karena dimana hantu atau setan

adalah mahluk ghaib yang tidak berwujud tetapi dalam film ini hantu diwujudkan

seperti halnya manusia bahkan hantunya tidak memiliki indera pendengaran atau

telinga yang membuat sosok hantu dalam film ini menjadi budeg atau tuli. Hal ini

menarik perhatian peneliti karena hantu seharusnya sosok yang menakutkan tetapi

dalam film ini hantu digambarkan seperti manusia tuli yang tidak bertelinga. Dan

selain unsur mistis itu sendiri dalam film ini, peneliti menganalisa terdapat

unsur-unsur sensualitas perempuan yang digambarkan melalui adegan-adegan, karakter,

sekaligus atribut dari film ini.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan latar belakang diatas, maka dapat di identifikasikan

rumusan masalah adalah Bagaimanakah sensualitas perempuan direpresentasikan

dalam film horor Indonesia?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan, tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengeksplorasi sensualitas perempuan yang ada dalam film horor

(18)

6 D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan wawasan

kepada mahasiswa khususnya jurusan ilmu komnikasi konsentrasi audio visual

agar mengetahui unsur representasi sensualitas perempuan dalam sebuah media

yaitu film. Selain itu juga menyediakan referensi atau rujukan kajian pustaka

untuk melengkapi penelitian-penelitian selanjutnya

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi masyarakat secara luas dalam

menerima dan memahami makna pesan film, sehingga pesan dalam film tidak

hanya dapat ditangkap dari muatan pesan yang tampak (manifest content), tetapi

juga muatan pesan yang tersembunyi (latent content). Diharapkan juga penelitian

ini dapat menjadi masukan bagi kalangan insan perfilman dalam membuat suatu

karya seni, khususnya film, agar memiliki kekuatan yang lebih mendalam tentang

Referensi

Dokumen terkait

Judul Skripsi : REPRESENTASI PEREMPUAN PADA TOKOH AUNG SAN SUU KYI (Analisis Semiotik Pada Film “The Lady” Karya Luc

TRI HERI KURNIAWAN, L 100 080 148, EKSPLOITASI TUBUH PEREMPUAN YANG BERPERAN SEBAGAI SUSTER DALAM FILM-FILM HOROR INDONESIA (Analisis Isi Eksploitasi Tubuh

Selain itu juga objek yang akan diteliti adalah suster atau perawat yang identik dengan perempuan, ketika suster dimasukkan di dalam film horor Indonesia maka yang

REPRESENTASI ISLAM RADIKAL DALAM FILM (Analisis Semiotik dalam Film "Timbuktu" karya Abderrahmane Sissako).. xii,

KOMODIFIKASI SENSUALITAS WANITA DALAM PERFILMAN INDONESIA (Analisis Isi Pada Film “ Kawin Kontrak Lagi “

JUDUL SKRIPSI : Kekerasan Terhadap Perempuan Dala m Film (Analisis Isi Pada Film Perempuan Berkalung Sorban Karya Hanung

Perjuangan Kebebasan Hak Berserikat dan Berpendapat Bagi Buruh (Analisis Semiotik Dalam Film The Union Karya Robert Townsend).. Adalah bukan karya tulis ilmiah atau

Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul: KEKERASAN OLEH PEREMPUAN DALAM FILM (Analisis Isi pada Film Red Cobex Karya Upi Avianto).. adalah bukan karya tulis