• Tidak ada hasil yang ditemukan

PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA TENTARA NASIONAL INDONESIA ANGKATAN DARAT (TNI AD) MAKOREM 083 BALADHIKA JAYA MALANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA TENTARA NASIONAL INDONESIA ANGKATAN DARAT (TNI AD) MAKOREM 083 BALADHIKA JAYA MALANG"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

i

PSYCHOLOGICAL

WELL-BEING

PADA TENTARA NASIONAL

INDONESIA ANGKATAN DARAT (TNI AD) MAKOREM 083

BALADHIKA JAYA MALANG

SKRIPSI

Oleh :

Kurnia Prayana

NIM : 201110230311288

FAKULTAS PSIKOLOGI

(2)

i

PSYCHOLOGICAL

WELL-BEING

PADA TENTARA NASIONAL

INDONESIA ANGKATAN DARAT (TNI AD) MAKOREM 083

BALADHIKA JAYA MALANG

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh Gelar

Sarjana Psikologi

Oleh : Kurnia Prayana NIM : 201110230311288

FAKULTAS PSIKOLOGI

(3)
(4)
(5)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul

Psychological Well-Being pada Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI

AD) Mekorem 083 Brawijaya Malang” skripsi ini disusun sebagai salah satu sarat

untuk mendapatkan gelar Sarjana Psikologi Sarjana Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

Peneulis menyadari sepenuhnya bahwa dengan kerja keras, do’a dan dukungan dari semua pihak berperan penting dalam terselesainya tugas akhir ini. Secara khusus penulis mengucapkan terimakasih kepada: Dr. Diyah Karmiyati, M.Si dan Adhyatman Prabowo, M.Psi sebagai pembimbing yang telah membimbing penulis dengan penuh kesabaran serta tanggung jawab selama penyususnan tugas akhir ini. Penulis juga berterimkasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan dukungan dan kesempatan yaitu kepada:

1. Dra. Tri Dayakisni, M.Si selakau Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Yuni Nuhamida, M.Psi selaku Ketua Program Studi Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Bapakku terkasih Drs. Kurdi atas segala kesabaran, kekuatan serta dukungan baik moril maupun materil dalam mendidik dan menghadapi ku sehingga dapat tumbuh menjadi anak yang kuat dan dapat mewujudkan cita-cita juga impian ku selama ini.

4. Mamaku terkasih Masni’ yang telah mengajarkan arti kekuatan, kesabaran

dan pengorbanan yang luar biasa serta do’a yang tidak pernah putus. I cannot give anything to you, I can only say thakyou. May your goodness get the best reward from the God.

5. Nenek ku tersayang Alm Hj. Rafi’ah atas semua cinta serta pengorbanan yang dilakukan selama hidupnya. Semoga Allah SWT. Memebrikanmu tempat terbaik disisi-Nya.

6. Ari Firmanto, S.Psi selaku dosen wali yang telah bekerja keras dalam mengarahkan dan member dukungan pada penulis sejak awal perkulihan hingga terselesainya skripsi ini.

7. Seluruh keluarga besar MAKOREM 083 Baladhika jaya Malang, khususnya Letnan Kolonel Suprio dan Mayor Yunus yang telah memberikan kesempatan serta dukungan dalam penelitian ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik.

8. Seluruh keluarga besar om, tante, paman, bibi serta adik-adik ku atas dukungan serta pembelajarannya tentang hidup, hubungan cinta serta kasih saying dalam keluarga.

9. Kaka-kaka ku Nova, Didit, Nika atas pembelajaran bertahan hidup dalam setiap ujian dan cobaan.

(6)

iv

baruku Tati’, Regina. Terimakasih telah memberiku kesempatan untuk

mengenal orang-orang hebat seperti kalian.

11. Keluarga besar Frv dan Falastinad atas kesempatan yang diberikan sehingga saya dapat tumbuh bersama kalian orang-orang hebat dan tangguh. You all like an elf to me.

12. Keluarga besar Hud-hud tempatku tertawa dan menangis. Ka’ Putri, Dhina, Juni, Mbak Nindya, Nurul, Amel, Ria.

13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak memberikan bantuan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Peneliti menyadari banyaknya hal yang harus disempurnakan dalam penelitian ini sehingga peneliti berharap adanya pihak yang ingin melanjutkan atau mengembangkan penelitian ini dan menyempurnakan kekurangan dalam penelitian ini. Dapat bermanfaat bagi peneliti dan seluruh pihak.

Malang, 28 Agustus 2015

(7)

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI...

SURAT PERNYATAAN...

A. Latar Belakang Masalah……... B. Rumusan Masalah …….……... C. Tujuan Penelitian………... D. Manfaat Penelitian…...

LANDASAN TEORI

A. Psychological Well-being……... B. Tentara Nasinal Indonesia Angkatan Darat…...

METODE PENELITIAN

A. Rancanagan Penelitian……... B. Subjek Penelitian…….……... C. Variable dan Instrumen Penelitian…….…... D. Prosedur Penelitian dan Analisis Data Penelitian...

HASIL PENELITIAN...

DISKUSI…………...

SIMPULAN DAN IMPLIKASI...

(8)

vi

REFERENSI...

LAMPIRAN...

(9)

vii

Daftar Tabel

Tabel 1. Validitas Variabel Pscychological Well-Being... Tabel 2. Reliabilitas Variable Psychological Well-Being... Tabel 3. Deskripsi Jenis Kelamin, Usia, Pangkat, Status Perkawinan Dan Suku... Tabel 4. Perhitungan T-Score Skala Psychological Well-Being... Tabel5. Perhitungan T-Score Skala Psychological Well-Being Berdasarkan

Pangkat…………... Tabel 6. Deskripsi Uji Analisis Faktor Dimensi Psychological Well-Being…………...

Tabel 7. Peranan Setiap Dimensi Terhadap Psychological Well-Being……...

7

7 9 10

(10)

viii

Daftar Lampiran

Lampiran 1 Uji Validitas dan Relibilitas Psychological Well-Being Aspek

Autonomy... Lampiran 2 Uji Validitas dan Relibilitas Psychological Well-Being Aspek

Environmental Mastery... Lampiran 3 Uji Validitas dan Relibilitas Psychological Well-Being Aspek

Personal Growth…………... Lampiran 4 Uji Validitas dan Relibilitas Psychological Well-Being Aspek

Positive Relation With Other... Lampiran 5 Uji Validitas dan Relibilitas Psychological Well-Being Aspek

Purpose in Life ………... Lampiran 6 Uji Validitas dan Relibilitas Psychological Well-Being Aspek Self Acceptance ……... Lampiran 7 Uji Validitas dan Relibilitas Psychological Well-Being Secara Keseluruhan………... Lampiran 8 Uji Analisis Faktor Skala Psychological Well-Being ………... Lampiran 9 Skala Psychological Well-Being………..

Lampiran 10 Tabulasi Skor ……… Lampiran 11 Blue Print Skala ………... Lampiran 12 Surat Izin Penelitian ……….

17

18

19 20

21

(11)

1

PSYCHOLOGICAL

WELL-BEING

PADA TENTARA NASIONAL

INDONESIA ANGKATAN DARAT (TNI AD) MAKOREM 083

BALADHIKA JAYA MALANG

Kurnia Prayana

Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang Prayanakurnia07@gmail.com

Psychological well-being atau kesejahteraan psikologis diartikan sebagai suatu keadaan diamana individu mampu menerima dirinya apa adanya, mamapu membentuk hubungan yang positif atau hangat dengan orang lain, memiliki kemandirian terhadap tekanan sosial, mampu mengontrol lingkungan ekternal, memiliki arti dalam hidup serta mampu merealisasikan potensi diri secara kontinyu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana

Psychological well-being serta menggambarkan dimensi Psychological well-being yang dominan pada anggota TNI AD. Penelitian ini menggunakan metode analisis faktorial dengan menggunakan skala psychological well-being, pengambilan data menggunakan metode

purposive sampling dengan metode analisis data t-score dan analisis faktorial. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 129 anggota TNI AD. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

psychological well-being anggota TNI AD rendah yakni sebesar 60% dan 40% sisanya menunjukkan psychological well-being yang tinggi. Adapun dimensi yang dominan dalam mempengaruhi psychological well-being anggota TNI AD adalah penerimaan diri.

Kata kunci: Psychological well-being, anggota TNI AD.

Psychological well-being is defined as a situation where individual can accept who themselves, can build a positive or warm relationship with others, have the authority to social pressure, can control the external environment, has a meaning in life and can to realize the potential continuously. The purpose of this study is to determine how the psychological well-being and describe dimension of psychological well-well-being that was dominant on Army members. This study was quantitative research by factorial analysis method and using a psychological well-being scale, retrieval data using a purposive sampling method with data analysis use t-score and factor analysis method. Total sample of this study is 129 members of the Army. The result of this study indicate that psychological well-being of low Army, which was 60% and the remaining 40% showed psychological well-being is high. The dimension are dominant in fluence the psychological well-being of Army members is self-acceptance.

(12)

2

Lee (2012) menyebutkan bahwa pekerjaan sebagai tentara adalah bidang pekerjaan yang paling menyebabkan stres, dari sepuluh profesi lima diantaranya yang paling penuh dengan tekanan selalu berhubungan dengan bahaya fisik. Pada survey tahunan yang mengevaluasi 200 jenis profesi berbeda dengan mengukur lingkungan kerja, daya saing serta resiko pekerjaan. Urutan dalam daftar tersebut berdasarkan pada lima kriteria yaitu lingkungan, pendapatan, penampilan dan tuntutan fisik yang menempatkan tentara sebagai urutan pertama. Kensin (2014) melaporkan bahwa pada tahun 2014 personil tentara masih pada posisi pertama dengan pekerjaan yang paling berpotensi mengakibatkan stres dengan rata-rata skor stres 84,72 dengan rata-rata gaji hannya $ 28.840.

Penelitian yang dilakukan Diener, Aurora dan Harter (2008), menemukan bahwa orang yang tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar mereka ataupun hidup dalam sosial ekonomi yang buruk, mungkin akan mengalami stres. Seperti laporan diatas yang menyebutkan bahwa gaji seorang tentara hanya berkisar $ 28.840, sedangkan di Indonesia sendiri hanya 2-3 juta perbulannya, jauh dibawah gaji aparat militer dan polisi negara lain serta jauh dibawah gaji pegawai bank Merdeka.com

Stres berhubungan luas dalam bidang kesehatan mental yang negatif seperti depresi, kecemasan, gejala fisik, dan bahkan kematian pada kasus-kasus ekstrim tertentu (Folkman dan Moskowitz, 2000). Seperti yang marak diberitakan oleh media online bahwa tentara dan veteran Inggris lebih banyak melakukan bunuh diri dari pada tewas dalam menjalankan tugas. Sebuah laporan menyatakan kementrian pertahanan Inggris menegaskan bahwa pada tahun 2012 tujuh tentara yang tengah dalam penugasan dilaporkan melakukan bunuh diri, sementara 14 lainnya tewas dengan dugaan bunuh diri, hal yang sama juga terjadi pada kalangan veteran. Kompas.com melaporkan investigasi oleh panorama BBC menemukan setidaknya 29 veteran juga menghabisi dirianya sendiri. Adapun kasus lainnya yang ditemukan adalah meningkatnya jumlah tentara yang menderita PTSD disebabkan oleh stres yang berkepanjanagn dan berat. “Tentara dengan PTSD persis sama. Mereka adalah korban perang dan mereka harus diperlakukan peris sama” (Collins, 2009). Selain itu Komodor Andrew Cemeron, chief executive Combat Stress, mengatakan bahwa bunuh diri oleh seseorang tentara atau veteran bukanlah suatu hal yang aneh. “Tetapi 50 kasus dalam setahun adalah sungguh menyedihkan”. Seorang juru bicara Kementrian Pertahanan mengatakan bahwa kesehatan mental personel dan veteran kini menjadi prioritas utama pemerintahnya demi meningkatkan kualitas hidup serta kesejahteraannya. Adapun masalah lain yang berkembang dikalangan tentara, yang dapat mempengaruhi psychological well-being yakni berita tentang mantan tentara berusia 30 tahun Gaerlan J.D. dijatuhi hukuman enam tahun

penjara pada bulan November 2012, setelah tertangkap di ‘drug run’ dari Sydney menuju

(13)

3

dokter yang merawat pasien serta penulis utama dalam penelitian ini mengatakan terkadang ia mengatur opiat (opium) untuk tentara veteran, tetapi jika hannya obat penghilang rasa sakit lainnya tidak bekerja dan hanya bekerja sama dengan pengobatan non-obat dari para ahli kesehatan mental, terapis dan spesialis laiannya.

Dari kasus diatas diketahui bahwa banyaknya masalah yang terjadi dikalangan para tentara sebagai akibat dari tidak terpenuhinya kebutuhan pokok secara fisik, psikis serta hubungan sosial yang baik sehinga dapat berdampak negatif bagi kesejahteraan tentara, khususnya TNI AD (Tentara Nasional Indonesia Anggkatan Darat). Pemenuhan kebutuhan psikologis khususnya, berkaitan erat dengan psychological well-being seseorang, dimana semakin terpenuhinya kebutuhan psikologis seseorang, maka psychological well-beingnya pun akan semakin meningkat (Ryan & Desi, 2001). Lebih lanjut Ryff sebagai pencetus teori

psychological well-being atau kesejahteraan psikologis mengkonsepkan kriteria kesehatan mental yang positif sebagai bagian dari ciri seseorang yang memiliki kesejahteraan psikologis (Papalia, Olds, & Feldman, 2009).

Psychological well-being dapat dipandang sebagai suatu pencapaian penuh dari potensi psikologis seseorang, dimana orang tersebut dapat menerima kekuatan serta kelemahan yang dimiliki apa adanya. Jika seseorang dapat menerima dirinya apa adanya, maka rasa bahagiapun akan timbul dalam dirinya sebagai akibat dari rendahnya kecemasan atau stres dikarenakan kurangnya atau ketidak puasan seseorang akan dirinya sendiri, terlebih dengan kelemahan-kelemahan yang dimilikinya. Dengan kata lain orang yang mampu menerima kelebihan dan kekurangannya apa adanya akan berusaha menjalani hidup dengan mengoptimalkan potensi diri yang dimiliki sehingga akan timbul kebahagiaan serta kepuasan dalam hidupnya. Berbeda dengan seorang yang kerap kali merasa tidak puas akan dirinya, seringkali merasa khawatir akan kualitas hidup pribadinya, rasa stagnasi berkepanjangan dalam hidup, merasa bosan, kurang berminat dalam menjalani hidup ataupun merasa terisolasi dengan hubungan sosialnya sampai dengan frustasi serta, ketidak mampuan dalam memecahkan masalah sehari-hari sebagai akibat dari ketidak mampuan dalam mengoptimalkan kemempuan atau potensi psikologisnya. Pada intinya psychological well-being adalah kemampuan dalam penerimaan diri serta evaluasi positif akan dirinya dalam berbagai peristiwa yang dialaminya (evaluasi terhadap kejadian masa lalu) serta tercapaianya suatu kondisi bahagia tanpa adanya gangguan psikologis yang ditandai dengan keampuan seseorang dalam mengoptimalkan kemampuan fungsi psikologisnya (Hutapea 2011).

Dalam mengevaluasi hidupnya seseorang terkadang menjadi pasrah terhadap suatu peristiwa atau keadaan yang dapat membuat kesejahteraan psikologisnya menjadi rendah atau bahkan sebaliknya menjadi semakin tinggi karena keinginan atau usaha dalam memperbaiki keadaan hidupnya (Halim & Atmoko, 2005).

Individu dengan pekerjaan sebagai tentara akan mengalami kesulitan dalam mengevaluasi hidupnya akiabat dari penyakit mental yang dideritanya berupa stres terlebih PTSD. Dalam penelitiannya Hutapea (2011) menyatakan bahwa seseorang dengan neurotism cendrung memiliki kesejahteraan psikologis yang rendah.

(14)

4

terhadap diri sendiri apakah negatif atau positif (evaluasi diri) serta penilaian terhadap kehidupan secara umum pada masa kini, masa sekarang dan masa lalu, hal tersebut dapat diketahui melalui teori psychological well-being.

Penelitian terkait psychological well-being sanggatlah penting untuk dikembangkan dalam berbagai ranah kehidupan manusia, khususnya dalam bidang pertahanan hal tersebut dikarekan nilai positif yang terkandung didalamnya dimana nilai-nilai positif tersebut dapat membawa seseorang pada kondisi kesehatan mental tertentu, membantu mengevaluasi atau mengidentifikasi apa yang hilang dalam hidup seseorang, sehingga mampu mengoptimalkan kemampuan fisik dan psikologisnya serta meningkatkan kepuasan hidupnya, demi mewujudkan sumberdaya manusia yang baik, sehat secara fisik maupun psikis demi mempertahankan kemerdekaan negara serta tercapaianya tujuan pembangunan nasional NKRI.

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana gambaran psychological well-being anggota TNI AD. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui psychological well-being anggota TNI AD. Manfaat dari penelitian ini adalah diharapkan mampu memberikan kontribusi baru bagi pengembanagan ilmu psikologi dibidang psikologi positif khususnya. Selain itu penelitian ini juga diharapkan mampu menjadi salah satu referensi dalam mengevaluasi diri untuk pengembangakan diri khususnya oleh anggota TNI AD serta dapat dimanfaatkan oleh instansi keamanan negara dalam meningkatkan kualiatas hidup atau kesejahteraan anggota TNI AD.

Kesejahteraan Psikologis (Psyclological Well-Being)

Aristoteles menjelaskan bahwa psychological well-being adalah suatu konsep kesejahteraan dimana manusia tersebut menjalani hidupnya sesuai dengan keadaan dirinya (Ryan & Desi, 2001). Sedangkan Santrock (2002) mendefinisikan psychological well-being sebagai suatu kepuasan hidup seseorang. Bradburn mendefinisikan psychological well-being sebagai suatu kebahagiaan yang merupakan hasil psychological well-being dan merupakan tujuan tertinggi yang ingin dicapai manusia (Ryff, 1989). Lebih lanjut Ryff sendiri mendefinisikan

psychological well-being sebagai suatu keadaan dimana individu mampu menerima dirinya apa adanya, mampu membentuk hubungan yang hangat dengan orang lain, memiliki kemandirian terhadap tekanan sosial, mampu mengontrol lingkungan eksternal, memiliki arti dalam hidup serta mempu merealisasikan potensi diri secara kontinyu.

Istilah psychological well-being sendiri di populerkan oleh Ryff dengan konsep yang berawal dari adanya keyakian bahwa kesejahteraan yang positif tidak sekedar adanya penyakit fisik saja, tetapi juga berkaitan dengan kebutuhan akan perasaan baik secara psikologis (Kartikasari, 2013). Menurut Ryff (1989) manusia dapat dikatakan memiliki psychological well-being yang baik adalah bukan sekedar bebas dari indikator kesehatan mental negatif, seperti terbebas dari kecemasan, tercapainya kebahagiaan dan lainnya. Ryff juga menyebutkan bahwa psychological well-being juga mengambarkan sejauh mana individu merasakan kenyamanan, kedamaian dan kebahagiaan berdasarkan evaluasi subjektif seseorang serta bagaimana memandang pencapaian akan potensi dirinya. Untuk tinggkat

(15)

5

Adapun gambaran seseorang yang memiliki karakteristik psychological well-being merujuk pada teori atau pandanagan beberapa tokoh psikologi diantaranya konsep atau teori Maslow yang menitik beratkan pada aktualisasi diri, pandangan Rogers tentang keberfungsian penuh individu, Jung dengan individuasi, pandangan Allport tentang kematanagan atau maturity, dan yang terakhir sesuai dengan teori Erikson yang mengambarkan individu mencapai suatu integrasi diri dalam hidup (Lopez & Snyder, 2003).

Terdapat enam dimensi yang membangun psychological well-being menurut Ryff diantaranya adalah penerimaan diri (self-acceptance), yaitu penerimaan diri terhadap aspek positif dan negatif dalam diri individu serta peran positif tentang kehidupan masa lalunya. Kedua adalah hubungan positif dengan orang lain (positive relations with orhters), meliputi hubungan interpersonal yang hangat dan saling mempercayai dengan orang lain. Ketiga adalah kemandirian (autonomy), kemampuan dalam membuat keputusan bagi dirinya sendiri berdasarkan standar pribadi dan tidak bergantung pada orang lain, mandiri dan mampu melawan tekanan sosial atau tekanan eksternal. Keempat adalah penguasaan lingkungan (environmental mastery), mampu dan berkompetensi dalam mengatur lingkungan serta mampu menyusun control terhadap aktivitas eksternal atau membentuk lingkungan yang sesuai dengan keadaan dirinya. Kelima adalah tujuan hidup (purpose in life), dimana individu berfungsi secara penuh yang mencakup memiliki tujuan, misi, untuk menjadikan hidupnya bermakna atau kepercayaan yang memberikan individu perasaan bahwa hidup memiliki tujuan dan makna. Dimensi keenam atau dimensi terakhir adalah pertumbuhan pribadi (personal growth), yaitu perasaan mamapu dalam melalui tahap perkembangan hidup, terbuka pada pengalaman baru yang didapat dari peristiwa-pristiwa dalam kehidupannya yang bersifat positif ataupun negatif, menyadari potensi diri, dan melakukan perbaikan dalam hidup (Ryff, 1989).

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis

Papalia, Olds, dan Feldman (2009) menjelaskan penelitian Ryff dan Singer mengenai faktor yang mempengaruhi psychological well-being antara lain, yang pertama kedewasaan, dimana semakin dewasa individu maka semakin baik psychological well-being seseorang, dikarenakan semakin dewasa individu menyikapi hidupnya, individu ini lebih baik dalam dalam urusan kesehatan mentalnya yang semakin positif, individu pada masa dewasa lebih mandiri, memiliki orientasi masa depan yang lebih matang dan penguasaan lingkungan yang lebih baik. Kedua jenis kelamin, diamana penelitian menunjukkan skor wanita lebih tinggi terutama pada dimensi hubungan yang positif dengan orang lain dari pada peria. Ketiga pendidikan yaitu jika pendidikan seseorang semakin tinggi maka psychological well-being

semakin baik terutama pada dimensi tujuan hidup dan pertumbuhan pribadi. Keempat pekerjaan, karna dapat membentuk kemandirian dan kompetensi bagi individu. Kelima budaya, dimensi yang berorientasi pada diri sendiri dimana, penerimaan diri dan dimensi otonomi menjadi prioritas. Walaupun hal tersebut lebih menojol pada budaya barat sedangkan budaya timur adalah dimensi yang berorientasi pada orang lain seperti hubungan positif dengan orang lain.

Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD)

(16)

6

keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berdasarkan pancasila dan undang-undang dasar negara serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. Adapun tugas khusus TNI AD antara lain: yang pertama, melaksanakan tugas TNI Matra Darat bidang pertahanan Dalam Oprasi Militer untuk Perang (OMP) dan Oprasi Militer Selain Perang (OMSP). Kedua, melaksanakan tugas TNI dalam menjaga keamanan wilayah perbatasan darat dengan negara lain dan pulau-pulau terluar. Ketiga, melaksanakan tugas TNI dalam pembangunan dan pengembangan kekuatan Matra Darat. Terakhir melaksanakan tugas TNI dalam pemberdayaan wilayah pertahanan darat.

Adapun struktur kedudukan atau pangkat/jabatan TNI AD yaitu, golongan TAMTAMA yang terdiri dari Prajurit dan Kopral, golongan BINTARA terdiri dari Sersan, sedangkan Bintara tinggi terdiri dari pembantu Letnan, golongan PERWIRA yang terdiri menjadi PEMA (Perwira Pertama) yakni, Letnan dan Kapten sedangkan golongan PAMEN (Perwira Menengah) yakni, Mayor, Letkol dan Kolonel, dan dari golongan perwira terakhir adalah PATI (Perwira Tinggi) yang terdiri dari Brigjen, Mayjen, Letjen dan Jendral.

METODE PENELITIAN Rancanagan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode analisis faktorial. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan analisisnya menggunakan data berupa angka yang diolah dengan metode statistik (Azwar, 2013). Dari metode tersebut, hasil yang diperoleh berupa gambaran psychological well-being TNI AD atau tingkatan terhadap dimensi psychological well-being subjek. Oleh sebab itu, peneliti akan menganalisis dimensi dominan psychological well-being anggota Tentara Angkatan Darat yang memiliki pangkat TAMTAMA, BINTARA dan PERWIRA.

Subjek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini yaitu anggota MAKOREM 083 BALADHIKA JAYA, dengan

purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengumpulan sampel berdasarkan tujuan penelitian serta sesuai dengan karakteristik subjek penelitian. Yakni Anggota DANREM V TNI-AD berusia 27-55 tahun yang telah melaksanakan OMP, OMSP yang terdiri dari TAMTAMA (kecuali prajurit dua, prajurit satu serta prajurit kepala), BINTARA dan PERWIRA. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 129 orang anggota TNI AD.

Variable dan Instrumen Penelitian

Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah psychological well-being

(17)

7

yaitu self-acceptance yang mengukur aspek positif dan negatif dalam diri anggota TNI serta penilaian positif tentang peran kehidupan masa lalunya. Positive relations with others

mengukur hubungan interpersonal yang hangat dan saling memepercayai dengan orang lain.

Autonomy mengukur kemampuan para anggota dalam memebuat keputusan sesuai dengan standar diri dan tidak bergantung kepada orang lain serta mamapu melawan tekanan sosialnya. Environmental mastery mengukur potensi diri dalam mengatur lingkungan serta mamapu memebentuk lingkungan yang sesuai dengan keadaan dirinya. Purpose in life

mengukur penilaian anggota TNI terhadap hidupnya bahwa seseorang hidup memiliki tujuan dan makna. Personal growth mengukur bagaimana para anggota mamapu melalui tahap perkembanagan hidupnya. Item pada skala ini berupa pernyataan positif dan negatif yang menggambarkan tentang diri seseorang dengan menggunakan rentan angka 1 (sangat tidak setuju) hingga 6 (sangat setuju). Akan tetapi pada penelitian ini peneliti memodifikasi kembali skala tersebut dengan rentan 1 (sangat tidak setuju) hingga 4 (sangat setuju) yang bertujuan untuk memudahkan subjek mementukan pilihan serta menghilankan pilihan ragu-ragu agar subjek benar-benar dapat menentukan pilihannya sesuai dengan gambaran diri pribadinya. Setelah dilakukan uji validitas dan relibilitas, terdapat satu item dinyatakan tidak valid yakni item pada nomer 9 pada aspek penerimaan diri, dari 42 item yang ada dan selebihnya yakni 41 item dinyatakan valid. Relibilitas skala secara keseluruhan sebesar 0,940, dimana koefisien relibilitas diatas 0,6. Dalam menentukan instrumen reliabel maka digunakan nilai alpha 0,6, jika kurang dari 0,6 maka dinilai kurang baik, sedangkan nilai alpha 0,7 dapat diterima sedangkan untuk nilai alpha 0,8 atau lebih dapat dinilai baik.

Tabel 1.

Validitas Variabel Psychological Well-Being

Aspek Indeks validitas

Autonomy 0,508-0,661

Environmental mastery 0,530-0,606

Personal growth 0,441-0,684

Positive relation with other 0,393-0,657

Purpose in life 0,319-0,678

Self acceptance 0,543-0,685

Tabel 2.

Relibilitas Variabel Psychological Well-Being Per Aspek

Aspek Relibilitas

Autonomy 0,838

Environmental mastery 0,820

Personal growth 0,811

Positive relation with other 0,814

Purpose in life 0,804

(18)

8 Prosedur dan Analisis Data

Prosedur penelitian ini memiliki tiga tahapan yakni tahap pertama, persiapan yang terdiri dari mempersiapkan instrument penelitian berupa skala, yaitu skala psychological well-being dari Ryff (1989) yang telah dimodifikasi kemudian peneliti melakukan try out kepada responden yang memiliki karakteristik yang sama dengan sampel penelitian untuk mengetahui validitas dan relibilitas alat ukur yang digunakan, sehingga alat ukur dapat disetujui dan dipakai. Adapaun karakteristik responden try out yang digunakan, memiliki usia dewasa tengah yakni usia 25-50 tahun, bekerja pada instansi pemerintah. Selanjutnya peneliti menentukan subjek penelitian.

Tahap kedua yaitu pelaksanaan, dimana pada tanggal 30 juni 2015 peneliti menyerahkan skala pada petugas Staf-Ter Makorem 083 untuk disebarkan kepada anggota DANREM V Baladhika Jaya Malang melalui persetujuan Letnan Kolonel pada instansi tersebut yang kemudian didistribusikan pada tiap-tiap bidang departemen yang ada. Adapun jumlah skala yang diserahkan berjumlah 150 skala dengan skala yang terisi berjumlah 137 sedangkan skala yang gugur berjumlah 8 skala, sehingga jumlah subjek yang didapat berjumlah 129 subjek. Lalu tahap terakhir yakni analisis data dimana peneliti melakukan entry data. Dalam proses analisis data digunakan software perhitungan statistik SPSS 16. for windows. Analisis dalam penelitian ini mengunakan T-Score untuk mengetahui gambaran psychological well-being

subjek secara umum dan analisis faktor yaitu dimana proses analisis yang dilakukan bertujuan untuk menemukan hubungan (Interrelationship) antara sejumlah variabel-variabel yang saling independen satu dengan yang lain, sehingga dapat meringkas jumlah variabelnya (Santoso, 2014), analisis tersebut juga dimaksudkan agar peneliti dapat dengan mudah mencari dimensi

(19)

9

HASIL PENELITIAN

Deskripsi data

Dari penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data subjek sebagai berikut:

Table 3. Deskripsi jenis kelamin, usia, pangkat, status perkawinan, dan suku subjek penelitian.

Katagori Frekuensi Pesentase

Jenis Kelamin

Laki-laki 120 orang 93,1 %

Perempuan 9 orang 6,9 %

Usia

≤29 4 orang 3,1 %

30-39 52 orang 40,3 %

40-49 61 orang 47,3 %

≥ 50 12 orang 9,3 %

Pangkat/ Jabatan

Perwira 9 orang 7.0 %

Bintara 77 orang 59,7 %

Tamtama 43 orang 33,3 %

Status Perkawinan

Belum menikah 11 orang 8,6 %

Menikah 114 orang 88,3 %

Duda 3 orang 2,3 %

Janda 1 orang 0,8 %

Suku

Jawa 114 orang 88,4 %

Madura 6 orang 4,7 %

Batak 1 orang 0,8 %

Sunda 2 orang 1,5 %

Toraja 2 orang 1,5 %

Makasar 1 orang 0,8 %

Sasak 2 orang 1,5 %

Dawan 1 orang 0,8 %

Total 129 100 %

(20)

10

penelitian di golongkan menjadi golongan Perwira sebanyak 9 orang, golongan Bintara sebanyak 77 orang, Tamtama sebanyak 43 orang, yang terdiri dari berbagai suku antara lain, suku Jawa sebanyak 114 orang, suku Madura 6 orang, suku Batak 1 orang, suku Sunda sebanyak 2 orang, suku Toraja 2 orang, suku Makasar 1 orang, suku Sasak sebanyak 2 orang dan yang terakhir suku Dawan dari wilayah Flores berjumlah 1 orang.

Tabel 4. Perhitungan T-Skor Skala Psychological Well-Being

Katagori Interval Frekuensi Presentase

Tinggi T-skor > 50 52 40%

Rendah T-skor < 50 77 60%

Total 129 100%

Berdasarkan tabel 4. maka diperoleh data bahwa subjek yang memiliki psychological well-being rendah lebih banyak dari pada subjek yang memiliki dimensi psychological well-being

tinggi. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil yang diperoleh yaitu dari 129 subjek hanya 52 subjek yang masuk dalam katagori memiliki psychological well-being tinggi yaitu sebesar 40% dari total subjek yang ada. Sedangkan subjek yang masuk dalam katagori memiliki

psychological well-being rendah berjumlah 77 subjek sebesar 60% dari keseluruhan subjek.

Tabel 5. Perhitungan T-Skor Skala Psychological Well-Being Berdasarkan Pangkat Pangkat Katagori Frekuensi Total Presentase

Perwira Tinggi 5 9 55 %

Rendah 4 45 %

Bintara Tinggi 38 77 49 %

Rendah 39 51 %

Tamtama Tinggi 9 43 20 %

Rendah 34 80 %

Tabel 5. Menunjukkan bahwa lima dari sembilan anggota Perwira memiliki psychological well-being yang tergolong tinggi dengan prosentase sebesar 85% dari jumlah Perwira yang ada. Adapun anggota TNI AD yang memiliki pangkat Bintara cenderung memiliki

psychological well-being rendah dengan presentase 51 % sebanyak 39 subjek dan sisanya 49 % yakni sebanyak 38 subjek tergolong memilki psychological well-being yang tinggi. Sedangakan pangkat Tamtama yang terdiri dari 43 subjek, memiliki psychological well-being

(21)

11

Tabel 6. Deskripsi Uji Analisis Faktor pada Dimensi Psychological Well-Being KMO dan Bartlett’s Tes

Kaiser-mayer-olkin measure of sampling adequacy

0,785

Sig. 0.000

Berdasarkan hasil perhitungan SPSS pada tabel 5. diketahui bahwa angka KMO 0,785 dengan signifikansi 0,000 dimana angka tersebut sudah diatas 0,5 dan signifikansi jauh dibawah 0,05, maka variabel dapat memenuhi syarat uji analisis faktor (Santoso, 2014).

Tabel 7. Peranan Setiap Dimensi terhadap Psychological Well-Being Nilai Ekstraksi Nilai Eigen

Autonomy 0,462 Jumlah Varians %

Environmental mastery 0,402 2.777 46.289

Personal growth 0,561

Positive relation with other

0,332

Purpose in life 0,412

Self acceptance 0,609

Tabel 5. menunjukkan bahwa pada proses ekstraksi faktor-faktor pembentuk psychological well-being, nilai eigen terhenti pada angka 2.777 yang berarti hanya terbentuk satu faktor saja. Satu faktor tersebut membentuk 46,2% varians yang dapat dijelaskan pada data dari penelitian ini, sedangkan sisanya (100% - 46,2% = 53,8%) dijelaskan oleh dimensi diluar faktor yang terbentuk. Tabel tersebut juga menunjukkan bahwa yang memberikan sumbangan paling dominan terhadap psychological well-being pada anggota TNI AD adalah dimensi self acceptance atau penerimaan diri sebesar 0,609 (60,9%), personal growth atau pertumbuhan pribadi dengan nilai 0,561 (56,1%). Sedangkan autonomy atau otonomi sebesar 0,462 (46,2%), environmental mastery atau pengguasaan lingkungan 0,402 (40,2%), purpose in life

(22)

12 DISKUSI

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa 60% dari anggota TNI AD memiliki

psychological well-being rendah. Adapun penyebab dari rendahnya psychological well-being

anggota tidak lepas dari tugas dan kewajiban yang dimiliki. Dimana tugas dan kewajiban tersebut memiliki tekanan dan resiko yang tinggi sehingga dapat mempengaruhi

psychological well-being seseorang. Hal ini sesuai dengan apa yang telah dikemukakan Daniels dan Harris (2000) dalam penelitiannya bahwa psychological well-being memiliki kaitan yang erat dengan karakteristik pekerjaan serta kinerja seseorang dalam bekerja, yang meliputi perilaku dalam organisasi, pengakuan dalam organisasi, prilaku anti sosial, kreatifitas, serta inovasi. Disisi lain dari hasil penelitian Setiawan dan Budiningsih (2014) menunjukkan bahwa tinggi rendahnya kondisi psychological well-being seseorang juga salah satunya dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi. Subjek dari penelitian ini didominasi oleh anggota yang berstatus kepala keluarga dan telah menikah, dimana kebutuhan akan materil tidak dapat dipungkiri. Adapun faktor eksternal lain yang juga memepengaruhi rendahnya tingkat kesejahteraan psikologis tentara dikarenakan hidupnya sebagian besar selalu berkutat dengan bahaya fisik, jauh dari keluarga dalam periode yang lama, banyaknya tuntutan fisik, banyak bertugas dimata publik, bertanggung jawab untuk kehidupan orang lain (masyarakat) Harms, dkk (2013). Lalu jika tingkat psychological well-being ditinjau dari kedudukan, pangkat atau golongan diketahui bahwa diantara ketiga jabatan tersebut pangkat Perwira memiliki tingkat psychological well-being yang tergolong tinggi, dengan prosentase 55 % anggota tergolong tinggi dan sisanya sebesar 45 % tergolong rendah. Sedangkan anggota Bintara dan Tamtama tergolong memiliki psychological well-being rendah. Dimana prosentase anggota Bintara yang memiliki psychological well-being rendah sebesar 59 % dan Tamtama 80 % dari total tiap-tiap anggota.

Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan perbedaan tugas dan tanggung jawab yang dimiliki. Dimana Perwira lebih memiliki kewenangan untuk mengembangkan potesi dirinya, sepertihalnya dalam dimensi otonomi dalam psychological well-being.

(23)

13

kebutuhan pribadinya, dimana lingkungan para anggota telah diseting atau dibentuk secara terstruktur dan terorganisir dalam pelatihan operasi militer perang ataupun operasi militer selain perang atau dalam medan pertempuran saat menjalani tugasnya sehingga berpengaruh pada penguasaan lingkungan yang tergolong renadah. Karena lingkungan yang telah dibentuk untuk tujuan pelatihan tersebut pula mengakibatkan kurang mampunya anggota TNI mengembangkan potensi diri yang dimiliki untuk meningkatkan psychological well-being. Walapun demikian disisi lain para anggota telah menunjukkan kemapuan dalam mengelola aktivitas ekternalnya yang syarat akan tekanan fisik maupun psikis sebagai bagian dari tanggug jawab dalam mewujudkan kedamaian, memepertahankan keamanan negara serta tercapainya tujuan pembangunan nasional NKRI. dimensi ini secara umum dipengaruhi oleh pekerjaan, dimana pekerjaan dapat membentuk kemdirian dan kompetensi bagi individu sebagai faktor yang mempengaruhi psychological well-being individu.

Pada dimensi tujuan hidup, mencakup keberfungsian penuh tiap-tiap anggota dalam menjadikan hidupnya bermakna ataupun kepercayaan yang memeberikan perasaan bahwa hidup yang dijalani sebagai aparat keamanan negara memiliki tujuan dan makna. Hal ini sesuai dengan tujuan tentara secara umum terkait keberfungsian diri anggota yakni pada masa damai, anggota TNI memiliki tujuan tidak hannya sebagai aparat keamanan negara tetapi juga membantu pemerintah dalam proses percepatan pembangunan nasional terkait dengan masalah yang dialami masyarakatnya secara umum seperti OMSP (Operasi Militer Selain Perang) seperti yang telah diamanatkan oleh undang-undang RI Nomer 34 Tahun 2004 Tentang TNI. Adapun faktor tersebut memiliki kemungkinan dijadikannya sebagai tujuan hidup yang telah terpatri dalam diri anggota dikarenakan rasa patriotik yang tinggi sehingga tujuan hidup personalnya menggalami pengabaian yang menjadikan faktor ini memiliki sumbangan atau hasil yang kurang baik.

Untuk dimensi otonomi, juga dinilai kurang baik karena otonomi dalam hal ini melibatkan kemampuan dalam membuat keputusan bagi dirinya sendiri berdasarkan pada standar diri yang tidak dipengaruhi oleh orang lain serta mampu melawan tekanan sosial atau tekanan ekternalnya. Pada kasus ini sanggatlah rumit bagi seorang tentara untuk menggambil keputusan sendiri sesuai standar yang dimilikinya akibat dari besarnya organiasi tempat individu bekerja dimana terdapat proses yang cukup panjang, rumit dan kompleks akibat dari banyaknya jabatan-jabatan yang memiliki kekuasaan yang lebih tinggi sehingga memiliki pengaruh yang besar terhadap keputusan diri. Dengan kata lain kesempatan untuk mengambil keputusan sendiri sanggatlah terbatas mengginggat keputusan atasan harus dijalani sebagai bagian dari tugas yang telah ditetapkan, hal ini juga menjadi tekanan eksernal tersendiri bagi para anggota TNI AD selain tekanan yang dialami pada saat menjalankan tugas. Adapun kesempatan untuk pengambilan keputusan terlepas dari tanggung jawab dan tugas sebagai anggota TNI ketika berada dalam lingkungan keluarga atau lingkungan sosial juga sanggatlah terbatas, hal ini dikarenakan tuntutan jenis pekerjaan diamana tugas seringkali menuntut seorang anggota jauh dari lingkungan keluarganya dan jikapun dalam lingkungan keluarga, anggota TNI memiliki waktu yang sangat singkat untuk melakukan interaksi sosialnya. Padahal dukungan sosial merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi psychological well-being seseorang baik dalam keluarga, rekan kerja, teman ataupun lingkungan sekitas (Rahayu 2008). Tekanan ekternal seperti hal diatas juga akan memepngaruhi dimensi

psychological well-being lainya seperti penguasaan lingkungan.

(24)

14

dimensi penerimaan diri. Dimana hal ini disebabkan oleh kemampuan anggota TNI dalam menerima diri apa adanya terkait dengan peristiwa-peristiwa masa lalu selama menjalankan tugas dan pelatihan dalam pendidikannya, baik pengalaman yang bersifat negatif maupun positif. Karena penerimaan diri yang baik pertumbuhan pribadi anggota pun dinilai baik, karena menjadi faktor tertinggi kedua dalam kontribusinya terkait dengan psychological well-being anggota TNI AD, dimana para anggota mamapu melalui tahap perkembangan hidupnya yang bersifat negatif maupun positif sehingga dapat terbuka terhadap pengalaman baru untuk terus melakuakan perbaikan dalam menjalani kehidupan serta menyadari dan mampu mengoptimalkan potensi diri yang dimilikinya. Adapun dimensi lain yang mempengaruhi kedua faktor dari dimensi psychological well-being tersebut adalah kedewasaan dimana anggota TNI AD pada penelitian ini mayoritas tergolong sebagai individu dewasa tengah, dimana semakin dewasa individu maka semakin baik individu meyikapi hidupnya, lebih baik dalam urusan mentalnya dan lebih mandiri (Papalia, Olds, dan Feldman, 2009). Hal ini juga sesuai dengan apa yang telah di dipaparkan Hutapea (2011) bahwa inti dari psychological well-being adalah kemampuan dalam penerimaan diri serta evaluasi positif akan dirinya dalam berbagai peristiwa yang dialaminya serta tercapainya suatu kondisi bahagia tanpa adanya gangguan psikologis yang ditandai dengan kemampuan seorang dalam mengoptimalkan kemampuan fungsi psikologisnya, hal serupa juga sesuai dengan pandangan Roger dan Jung terkait dengan keberfungsian seseorang serta individualisasi diri.

Terkait dengan pengoptimalan kemampuan diri (Pertumbuhan pribadi) para anggota, dalam hal ini juga dinilai baik karena mayoritas para anggota mamapu memiliki atau membentuk sebuah usaha mandiri sebagai bentuk pengemabangan potensi diri yang dimiliki. Sebagai salah satu cara yang dilakukan demi memenuhi kesejahteraan psikologis masing-masing anggota.

SIMPULAN DAN IMPLIKASI

Penelitian ini menunjukkan bahwa 60% dari anggota TNI AD memiliki psychological well-being yang rendah sedangkan sisanya sebesar 40% memiliki psychological well-being yang tinggi. Secara umum dapat disimpulkan bahwa psychological well-being TNI AD cenderung rendah. Adapun hal tersebut diakibatkan oleh rendahnya kemampuan dalam membina hubungan yang positif serta hangat dengan orang lain, kurangnnya pengguasaan lingkungan, tujuan hidup yang dimiliki serta otonomi yang terbatas.

Implikasi dari penelitian ini, yaitu bagi instansi pemerintah terkait dalam hal ini departemen pertahanan diharapkan dapat menyiapkan suatu pelatihan atau penangganan terkait dengan faktor-faktor penyebab rendahnya psychological well-being seperti halnya training terkait Self Awarenes, conflik management, Goal setting, positive thingking dll. Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian dengan menggunakan psychological well-being diharapkan dapat memebuat modul pelatihan yang terkait dengan dimensi psychological well-being

(25)

15 REFERENSI

ABC news. “Drung trafficking ex-soldier gets early jail release after report showing post-traumatic stress disorder” (2015, Februari 27). Diakses dari http://www.abc.net.au/news/2014-07-23/ex-soldier-jailed-for-drug-trafficking-wins-early/5616666.

Azwar, Saifuddin. (2013). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Creswell, J.W. (2014). Research design. (Edisi ke-3). (Terj. Achmad Fawaid). Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Collins, and Cemeron, A. (2015, Februari 27). Jumlah tentara Inggris yang bunuh diri

meningkat. Diakses dari

http://www.tempo.co/read/news/2013/07/15/117496428/Jumlah-tentara-Inggris-yang bunuh-diri-meningkat.html.

Daniels, K., & Harris C. (2000). Work, Psychological Well-Being And Performance. In-Depth Review, 50, 304-309.

Diener, E., Aurora, R., and Hurter. J., (2008). Affluence, Fellings of Stress, and Well-being.

Soc Indic Res DOI 10.1007/s11205-008-9422-5. Springer Science and Business Media B.V.

Folkman, S., and Moskowitz, J.T. (2000). Positive Effect and the Other Side of Coping.

American Psychologist, 55(6),647-654.

Halim , SM & Atmoko W.D. (2005). Hubungan antara kecemasan akan HIV / AIDS dan

psychological well-being pada waria yang menjadi pekerja seks komersial. Jurnal Psikologi. volume 15, no. 1. 2005. Universitas Padjajaran Bandung.

Harms, P.D., Herian, N. M., Krasikova, V. Diana., Vanhove, A. J. and Lester, P. B. (2013).

Stress and Emosional Well-Being in Military Organizations. Volume 11, pp.103-132. Emerald Group Publishing.

Hutapea, Bonar. (2011). Terpenjara dan bahagia?: psychological well-being pada narapidana ditinjau dari karakteristik kepribadian. Jurnal proceeding PESAT , 1858-2559. Jumlah tentara Inggris yang bunuh diri meningkat. (2015, Februari 27). Diakses dari

http://www.tempo.co/read/news/2013/07/15/117496428/Jumlah-tentara-Inggris-yang bunuh-diri-meningkat.html.

Kartikasari, N.Y., (2013). Body dissatisfaction terhadap psychological well being pada karyawati. Junal fakultas psikologi universitas muhammadiyah malang. 2301-8267. Kensin, Kyle (2015, Februari 27). Sepuluh Profesi Yang Paling Bikin Stres. Diakses dari

http://www.beritasatu.com/karier/25162-sepuluh-profesi-yang-paling-bikin-stres. Lee, Tony (2015, Februari 27). Sepuluh Profesi Yang Paling Bikin Stres. Diakses dari

(26)

16

Lopez, S.J., & Snyder, C.L. (2003). The measurement and utility of adult subjective well-being. In Keyes, C.L & Magyar-Moe, L., Positive psychological Assessment. (pp. 411-416). Washinton DC: American Psychological Association.

Nopindo. Bambang. 2012. Hubungan anatara job insecurity dengan kesejahteraan psikologis pada karyawan outsourcing. Jurnal of social and industrial psychology, 2252-6838. Papalia., Olds., Feldman. (2009). Human development. Jakarta: Salemba

Prabowo, Adhyatman. 2012. Psychological well being narapidana anak. Laporan penelitian, Universitas Muhammadiyah Malang.

Rahayu, A.M. (2008). Psychological well being pada istri kedua dalam pernikahan poligami (studi pada dewasa muda). Skripsi, Universitas Indonesia

Ryan, R. M & Deci, E. L. (2001). On happiness and human potensial as: a review of research on hedonic and eudemonic well-being. Jurnal of clinical and social sciences in psychology, 52, 141-66.

Ryff, C.D. 1989. Happyness is everything, or is it? Exploration on the meaning of psychological well-being.Jurnal of personal social psychology, 57. 1069-1081. Santoso, Singgih. (2014). Statistik Multivariat. Jakarta: PT. Alex Media Komputindo

Santrock. (2002). Life-span development: perkembangan masa hidup (Edisi ke-5 Jilid I-II). (Terj. Juda Damanik & Achmad Chusairi). Jakarta: Erlangga.

Setiawan, H., & Budiningsih, T.E. (2014). Psychological Well-Being Pada Guru Honorer Sekolah Dasar di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang. Educational Psychology Journal University Of Semarang.

Sugiyono, (2011). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung.: Alfabeta, cv.

Study Veterans With PTSD (2015, Februari 27). Diakses dari http://www.cbsnews.com/news/study-veterans-with-ptsd-are-more-likely-to-get-addictive-pain-med-prescriptions/.

Tugas dan Kewajiban TNI-AD (2015, Februari 27) http://www.tniad.mil.id/index.php/sample-page-2/tugas/

Ungkap, Gaji TNI Polri Tidak Manuisawi. (2015, Februari 27). Di akses dari http://www.merdeka.com/foto/peristiwa/kitra-gelar-unjuk-rasa-tuntut-penetapan-gaji-bagi-tni-dan-polri.html

(27)

17 Lampiran 1

UJI VALIDITAS DAN RELIBILITAS PSYHOLOGICAL WELL-BEING ASPEK

(28)

18 Lampiran 2

UJI VALIDITAS DAN RELIBILITAS PSYHOLOGICAL WELL-BEING ASPEK

(29)

19 Lampiran 3

UJI VALIDITAS DAN RELIBILITAS PSYHOLOGICAL WELL-BEING ASPEK

(30)

20 Lampiran 4

UJI VALIDITAS DAN RELIBILITAS PSYHOLOGICAL WELL-BEING ASPEK

(31)

21 Lampiran 5

UJI VALIDITAS DAN RELIBILITAS PSYHOLOGICAL WELL-BEING ASPEK

(32)

22 Lampiran 6

UJI VALIDITAS DAN RELIBILITAS PSYHOLOGICAL WELL-BEING ASPEK SELF

(33)

23 Lampiran 7

UJI VALIDITAS DAN RELIBILITAS PSYHOLOGICAL WELL-BEING KESELURUHAN

Reliability

Reliabi lity Statisti cs

.940 42

Cronbach's

(34)
(35)
(36)
(37)
(38)

28 Lampiran 8

UJI ANALISIS FAKTOR SKALA PSYHOLOGICAL WELL-BEING

Factor Analysis

Kaiser-Mey er-Olkin Measure of Sampling

Adequacy .

Extraction Method: Principal Component Analy sis.

Total Variance Explained

2.777 46.289 46.289 2.777 46.289 46.289 .808 13.473 59.762 Initial Eigenv alues Extract ion Sums of Squared Loadings

(39)

29 Lampiran 9

SKALA PSYCHOLOGICAL WELL-BEING

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Saya tidak takut menyampaikan pendapat saya meskipun berbeda dengan pendapat kebanyakan orang

2. Saya mampu menangani segala urusan pribadi saya

3. Saya tidak ingin merubah cara-cara lama dalam melakukan banyak hal dalam hidup saya yang sudah berjalan dengan baik

4. Saya termasuk orang yang bertanggung jawab terhadap segala aktifitas yang saya lakukan dalam kehidupan sehari-hari

5. Saya dapat mengatur segala urusan saya dengan baik

6. Saya termasuk orang yang peduli terhadap lingkungan

7. Saya seringkali merasa kewalahan melakukan aktifitas dalam kehidupan sehari-hari saya

8. Saya tidak nyaman dalam situasi baru yang mensyaratkan saya untuk merubah kebiasaan saya dalam melakukan beberapa hal

9. Saya merasa nyaman tentang diri saya sendiri ketika saya membandingkan diri saya dengan orang lain

10. Apa yang dilakukan orang lain biasanya tidak mempengaruhi keputusan yang saya buat

11. Berbahagia dengan diri saya sendiri lebih penting daripada meminta orang lain menerima saya

12. Saya tidak cocok dengan orang-orang di sekitar saya

13. Menurut saya kebanyakan orang lain memiliki lebih banyak teman daripada saya

14. Saya sering kali merasa kesepian karena hanya memiliki sedikit teman untuk berbagi

15. Saya merasa belum melakukan segala hal yang seharusnya dilakukan dalam hidup ini

16. Saya cenderung lebih fokus menjalani saat ini dari pada memikirkan rencana-rencana masa depan saya

17. Saya merasa kecewa terhadap berbagai pencapaian saya dalam hidup

18. Saya tidak ingin mengubah masa lalu diri saya

19. Saya meyakini pendapat saya meskipun tidak sama dengan pendapat kebanyakan orang

20. Saya tidak tertarik pada kegiatan yang dapat mengembangkan wawasan diri saya

21. Saya suka menyusun berbagai rencana masa depan dan saya akan berusaha untuk mewujudkannya

(40)

30

23. Saya seringkali merasa kurang puas dengan hidup saya karena saya sangat sulit mengaturnya

24. Saya seringkali merubah keputusan saya jika keluarga dan teman saya tidak menyetujuinya

25. Kebanyakan orang menilai saya penuh cinta dan kasih saying

26. Saya cenderung khawatir terhadap penilaian orang lain tentang diri saya

27. Teman-teman akan menilai saya sebagai seseorang yang suka meluangkan waktu untuk orang lain

28. Saya tidak mengetahui dengan baik tentang apa yang ingin saya raih dalam hidup

29. Saya merasa bahwa segalanya berjalan mengarah pada yang terbaik meskipun saya telah melakukan kesalahan dimasa lalu

30. Saya merasa percaya diri dan memiliki sikap positif tentang diri saya

31. Saya merasa sia-sia menetapkan target yang ingin saya capai pada diri saya sendiri

32. Aktifitas sehari-hari saya seringkali bersifat remeh-remeh dan tidak penting bagi saya

33. Saya memiliki perasaan bahwa saya dapat berkembang lebih baik

34. Saya merasa belum mengembangkan potensi diri saya dengan baik

35. Saya berpendapat, memiliki pengalaman baru dapat memberikan kesempatan untuk menambah wawasan diri saya

36. Saya nyaman melakukan percakapan pribadi dan beramai-ramai dengan anggota keluarga maupun teman-teman

37. Saya kesulitan menyampaikan pendapat saya bila dalam situasi yang tidak pada umumnya

38. Merupakan suatu kejujuran ketika saya mengatakan tidak bisa memberikan pengetahuan yang baru pada orang lain

39. Saya hanya memiliki sedikit teman yang bersedia mendengarkan keluhkesah saya

40. Saya dapat mempercayai teman saya dan mereka pun dapat mempercayai saya

41. Orang lain lebih banyak mendapatkan hal-hal yang baik dibandingkan dengan diri saya

(41)

31 Lampiran 9

TABULASI SKOR

Sbjk 1 10 19 11 24 26 37 2 4 5 6 7 12 23 20 33 35 3 8 34 38 25 27 36 40 13 14 39 16 21 22 15 28 31 32 9 17 18 29 30 41

42

1 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2

2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3

3 3 2 3 3 2 4 4 2 3 3 3 2 2 2 2 3 4 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 4 2 2

4 2 2 2 1 2 2 2 3 4 4 3 2 1 2 1 3 4 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 4 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 1 2

5 3 2 3 3 2 4 4 2 3 3 3 2 2 2 2 3 4 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 4 2 2

6 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

7 3 2 3 3 2 4 4 2 3 3 3 2 2 2 2 3 4 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 4 2 2

8 3 2 3 3 2 4 4 2 3 3 3 2 2 2 2 3 4 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 4 2 2

9 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2

10 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 2 4 4 4 3 4 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 4 3

11 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 2 4 4 4 3 4 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 4 3

12 4 3 3 2 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 2

13 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 1 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 1 2 3 2 1 3 2 2 2

14 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 2 3 3 3 4 3 3 2 3 2 1 2 3 3 3 3 2 4 4

15 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 1 2 1 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 1 1 2 3 3 3 1 2 2 2 3 1 1 4 4 2 2

16 4 3 3 3 2 2 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 2 2 2 3 4 3 3 4 1 4 4 4 4 3 3 1 4 4 4 1 4 2 1

17 3 3 4 3 2 2 1 4 4 3 4 2 1 2 1 4 4 3 2 3 4 3 1 2 4 2 1 3 4 3 3 3 2 2 1 2 2 2 4 3 1 1

18 3 4 2 4 2 2 2 4 3 3 4 2 2 1 1 3 4 2 2 3 3 4 3 4 3 2 1 2 3 3 4 3 2 1 1 3 1 2 4 4 2 2

(42)

32

20 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2

21 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 1 3 4 2 3 3 2 3 2 4 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 1 2 2 2 3 4 3 2

22 3 4 3 3 3 4 3 2 3 3 4 2 1 3 2 3 1 4 2 3 3 3 3 4 3 1 2 3 4 4 4 3 2 2 1 3 2 2 3 3 2 3

23 3 3 2 2 3 2 3 4 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 1 3 2 3 2

24 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 4 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3

25 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 2 4 4 4 3 4 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 4 3

26 3 3 2 2 3 2 3 3 3 4 4 3 2 3 2 3 4 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 4 4 3 2 2 1 3 2 2 2 3 2 2

27 3 3 3 4 3 4 2 3 4 3 4 2 2 1 1 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 2 2 1 4 4 3 2 2 1 1 3 2 2 4 4 3 3

28 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3

29 3 3 4 3 3 3 2 4 4 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 4 3 3 3 4 2 2 2 2 4 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3

30 3 3 3 3 2 2 2 3 4 3 3 2 2 3 2 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 3 2 2 2 4 1 4 3 4 2 3

31 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2

32 4 4 3 3 2 2 2 4 4 4 4 2 2 2 2 4 3 3 2 2 3 4 4 2 3 2 2 2 3 2 4 2 2 2 2 4 2 3 3 4 2 3

33 4 2 3 3 2 3 3 4 3 3 3 2 2 2 2 3 4 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2

34 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 1 3 1 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 1 1 2 2 3

35 4 4 3 3 2 2 2 4 4 4 4 2 2 2 2 4 3 3 3 2 3 4 4 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 4 2 2 3 4 2 3

36 4 4 3 3 2 2 2 3 4 4 4 2 2 2 2 4 3 3 2 2 3 4 4 2 3 2 2 2 3 2 4 2 2 2 2 4 2 3 3 4 2 3

37 4 4 3 3 2 2 2 4 4 4 3 2 2 2 2 4 3 3 2 2 3 4 4 2 3 2 2 2 3 2 4 2 2 2 2 4 2 3 3 4 2 3

38 4 4 3 3 2 2 2 4 4 4 4 2 2 2 2 4 3 3 2 2 3 4 4 2 3 2 2 2 3 2 4 2 2 2 2 4 2 3 3 4 2 3

39 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 4 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 1 4 3 3 1 3 3 4 3 2 2 3 4 3 3 4 3 2 3

40 4 3 3 2 2 2 2 2 4 3 3 2 1 2 2 4 3 4 2 2 2 3 3 4 4 3 2 2 2 4 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2

41 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 2 4 4 4 3 4 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 4 4 4 3

42 4 2 3 2 2 2 2 3 4 2 3 2 1 1 2 4 4 2 2 2 3 3 3 2 3 2 1 2 3 2 3 2 1 2 2 2 1 3 4 4 2 3

43 4 3 1 1 2 3 1 3 4 4 3 3 1 2 2 3 4 1 1 4 2 3 3 4 4 2 3 1 3 4 3 3 3 3 1 1 2 1 3 4 4 4

44 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 2 1 2 3 4 4 4 2 3 3 3 3 4 2 2 4 3 4 4 4 4 3 2 2 3 1 1 3 4 3 2

45 3 3 2 3 3 2 2 4 3 4 3 2 2 2 1 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 1 4 1 2 2 2 3 3 2 2 3 2 1 3 3 2 2

46 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 2 2 4 3 2 2 3 3 3 4 3 2 2 2 3 3 3 3 2 4 2 2 2 2 3 3 2 3

47 4 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 4 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 4 2 4 4 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 4 3 3 2

(43)

33

49 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3

50 4 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2

51 4 3 3 3 2 2 2 3 4 3 4 2 1 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 4 4 1 1 2 1 4 4 2 2 2 2 4 1 2 3 3 2 2

52 4 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 4 4 2 2

53 4 4 3 3 2 2 2 4 4 4 4 2 2 2 2 4 3 3 2 2 3 4 4 2 3 2 2 2 3 2 4 2 2 2 2 4 2 3 3 4 2 3

54 4 4 3 3 2 2 2 4 4 4 4 2 2 2 2 4 3 3 2 2 3 4 4 2 3 2 2 2 3 2 4 2 2 2 2 4 2 3 3 4 2 3

55 4 4 3 3 2 3 2 4 4 4 4 3 2 2 2 4 3 3 3 2 2 4 4 2 3 2 2 2 2 1 3 2 3 2 2 4 2 3 4 4 2 3

56 4 4 3 3 2 2 2 4 4 4 4 2 2 2 2 4 3 3 2 2 3 4 4 2 3 2 2 2 3 2 4 2 2 2 2 4 2 3 3 4 2 3

57 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 4 2 1 1 1 4 4 3 2 2 2 2 3 2 3 1 2 2 2 4 3 2 2 2 2 3 2 1 3 3 2 2

58 3 3 3 2 3 2 2 3 4 3 4 2 1 1 2 3 3 2 2 4 3 3 3 4 3 3 2 1 1 4 3 2 2 2 1 2 1 2 3 3 2 2

59 2 2 1 3 2 3 2 2 3 3 3 2 4 4 3 4 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 1 4 2 2 1 1 2 2 2 3 4 2 2

60 4 3 1 4 3 1 3 2 4 4 4 1 1 1 1 4 4 2 1 3 3 3 3 4 4 1 1 1 2 4 3 4 1 1 1 1 1 1 1 3 1 3

61 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 2 2 3 2 4 3 3 2 2 3 4 3 2 3 3 2 3 2 4 4 2 4 2 2 3 3 2 3 4 2 2

62 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 1 1 1 3 3 4 2 2 3 3 3 3 3 1 1 1 2 3 3 3 1 2 1 3 2 2 2 3 2 1

63 4 2 1 3 2 3 2 4 4 3 3 2 4 4 3 4 3 4 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 1 4 2 2 1 1 2 2 2 3 4 2 2

64 3 4 3 3 2 1 3 4 4 4 3 2 2 2 2 4 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 4 1 3 3 4 3 3

65 4 3 3 3 2 2 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 2 2 2 3 4 3 3 4 1 4 4 4 4 3 3 1 4 4 4 1 4 2 1

66 4 3 3 4 3 3 2 2 4 3 4 2 2 2 2 4 4 3 2 3 3 4 3 4 4 1 2 2 2 4 3 2 2 2 2 4 1 2 3 4 2 2

67 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 1 3 1 3 4 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 4 4 2 3 2 3 3 3 1 4 4 2 2

68 3 2 4 3 3 2 2 2 4 3 3 2 1 3 1 3 4 2 3 3 1 3 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 1 3 2 3 3 2 2 3 3 3

69 4 4 4 3 2 2 3 3 4 2 4 2 1 2 1 4 4 4 3 4 2 3 3 4 3 3 2 3 4 3 3 4 2 2 3 4 2 4 4 4 2 2

70 3 3 3 2 3 2 2 3 4 3 4 2 1 1 2 3 3 2 2 4 3 3 3 4 3 3 2 1 1 4 3 2 2 2 1 2 1 2 3 3 2 2

71 4 2 3 2 2 2 3 2 4 2 4 1 1 2 1 4 4 3 2 2 2 3 2 3 3 2 1 2 2 4 4 2 1 1 1 3 1 1 3 4 2 2

72 4 4 3 3 2 2 2 4 4 4 4 2 2 2 2 4 3 3 2 2 4 4 4 2 4 2 2 3 3 2 4 2 2 2 2 4 2 3 3 4 3 4

73 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2

74 3 3 3 2 2 3 2 4 4 3 4 2 4 2 1 2 3 3 2 2 2 4 3 3 4 1 2 1 3 3 3 2 2 2 2 3 1 2 3 4 2 2

75 3 3 3 3 2 2 2 3 2 4 4 2 1 2 3 4 3 2 2 3 4 1 2 3 2 2 4 2 4 4 4 4 2 1 2 3 1 1 3 4 2 1

76 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 2 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 4 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 2

(44)

34

78 4 3 3 2 2 2 2 2 4 3 3 2 1 2 2 4 3 4 2 2 2 3 3 4 4 3 2 2 2 4 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2

79 4 4 4 2 2 2 3 4 4 3 4 1 1 2 1 4 4 3 2 2 3 3 4 4 4 2 2 2 2 4 3 2 1 2 1 3 1 1 3 3 1 2

80 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2

81 4 4 3 3 2 2 2 4 4 4 4 2 2 2 2 4 3 3 2 2 3 4 4 2 3 2 2 2 3 2 4 2 2 2 2 4 2 3 3 4 2 3

82 4 4 3 3 2 2 2 4 4 4 4 2 2 2 2 4 3 3 2 2 3 4 4 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 4 2 2 3 4 2 3

83 4 4 3 3 2 2 2 4 4 4 4 2 2 2 2 4 3 3 2 2 3 4 4 2 3 2 2 2 3 2 4 2 2 2 2 4 2 3 3 4 2 3

84 4 3 2 3 2 3 3 4 4 3 3 3 2 2 2 3 3 4 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3

85 3 2 2 1 3 2 3 3 3 3 4 2 2 2 2 3 4 2 2 3 3 4 4 2 3 2 3 2 2 4 4 3 2 2 1 3 3 1 2 3 2 3

86 3 2 2 2 3 2 2 3 4 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2

87 3 2 2 1 3 3 3 3 4 4 4 2 2 2 3 3 4 2 2 2 2 2 3 2 4 2 2 2 2 3 4 3 2 3 2 2 2 2 2 2 4 4

88 4 3 3 1 3 2 2 3 3 3 4 2 2 3 1 4 4 2 2 3 2 4 2 3 3 2 2 2 1 4 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2

89 3 3 2 2 3 4 2 2 3 2 3 2 1 2 1 4 4 3 2 3 2 3 3 3 4 2 2 2 3 3 3 3 1 2 1 1 2 2 3 3 2 1

90 3 2 3 2 3 3 2 3 4 3 4 2 2 2 2 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2

91 2 2 2 2 2 2 3 2 4 1 4 4 2 3 1 4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 1 2 1 1 4 4 4 2 1 2 1 2 1 2 2 2 1

92 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 1 2 1 3 4 2 2 3 3 4 2 3 4 3 2 3 4 4 4 4 1 1 1 2 2 2 2 3 3 4

93 2 2 2 3 4 4 3 3 3 3 4 2 1 1 1 4 4 4 2 3 3 4 4 4 4 2 1 3 1 4 4 1 2 1 1 2 1 1 2 4 1 1

94 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 1 2 2 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3

95 4 4 2 2 2 3 2 3 4 3 3 3 2 3 2 4 4 2 2 4 3 3 2 4 4 2 2 1 2 4 4 3 1 2 1 2 2 1 3 3 2 2

96 3 1 2 2 3 2 3 3 4 4 4 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 4 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2

97 3 2 3 2 1 2 2 3 4 3 3 2 2 1 1 4 4 3 2 2 1 2 2 4 1 1 2 1 4 4 4 2 1 2 1 2 1 1 1 3 1 1

98 3 2 3 2 1 2 2 3 3 3 3 2 2 1 1 4 4 2 2 2 1 2 2 4 1 1 2 2 4 3 3 2 1 2 1 2 1 1 1 3 1 1

99 4 4 3 4 1 2 2 2 4 4 4 2 1 1 1 4 4 4 1 3 3 3 2 4 4 1 1 1 3 4 3 3 3 1 2 4 2 1 3 4 2 2

100 4 3 2 2 2 2 2 3 4 4 4 2 1 2 1 4 3 3 2 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 1 2 1 2 3 3 2 3

101 4 3 3 4 3 2 3 3 4 3 3 2 1 2 1 4 4 3 2 3 2 3 2 4 3 2 1 2 3 4 3 2 1 2 1 4 1 3 4 4 2 1

102 3 2 4 3 2 2 2 3 4 3 3 2 1 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 4 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2

103 3 4 3 4 2 2 3 3 3 3 1 2 1 1 1 4 4 1 1 3 3 3 3 4 3 2 1 2 2 4 3 2 2 1 1 4 2 1 3 4 2 2

104 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 3 1 4 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 4 3 1 2 2 2 1 4 4 3 2

105 3 2 2 1 3 2 3 3 3 3 4 2 2 2 2 3 4 2 2 3 2 3 4 2 3 2 3 2 2 4 4 3 2 2 1 3 3 1 2 3 2 2

Gambar

Tabel 2. Reliabilitas Variable Psychological Well-Being..............................................
Tabel 1.  Validitas Variabel Psychological Well-Being
Table 3. Deskripsi jenis kelamin, usia, pangkat, status perkawinan, dan suku subjek penelitian
Tabel 4. Perhitungan T-Skor Skala Psychological Well-Being
+2

Referensi

Dokumen terkait

Wanita menopause yang bekerja memiliki psychological well being yang lebih baik dibandingkan dengan wanita menopause yang tidak bekerja.. Keenam dimensi dari psychological

Memberikan gambaran mengenai Psychological Well-Being ibu yang memiliki anak autis di komunitas mailinglist Puterakembara kepada anggota dari komunitas tersebut

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa individu yang memiliki psychological well being akan memiliki sikap positif dalam menerima kondisi fisik, terbuka terhadap semua pengalaman,

forgiveness, mengetahui tingkat psychological well-being, dan untuk membuktikan adanya hubungan forgiveness dengan psychological well-being pada mahasiswa baru

Individu dewasa awal yang memiliki rasa syukur dan psychological well being dalam dirinya akan menyadari dan senantiasa mengambil hal-hal positif sehingga mereka

Seorang individu dikatakan memiliki skor psychological well-being yang tinggi ketika seorang individu mampu menerima kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya, mampu menjalin

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dua partisipan penelitian ini sebagai aktivis dakwah kampus memiliki psychological well-being yang positif terutama pada dimensi

Skripsi ini membahas tentang hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis tentang tata cara atau proses pengajuan ijin cerai di lingkungan TNI-AD beserta persyaratan dan