• Tidak ada hasil yang ditemukan

Produktivitas Centrosema pubescens terhadap Pemberian Vermikompos dan Cacing tanah Eisenia fortida pada Tanah latosol Dramaga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Produktivitas Centrosema pubescens terhadap Pemberian Vermikompos dan Cacing tanah Eisenia fortida pada Tanah latosol Dramaga"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

GANDHA BASTIAN

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2014

PRODUKTIVITAS

Centrosema pubescens

TERHADAP PEMBERIAN

VERMIKOMPOS DAN CACING TANAH

Eisenia foetida

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Produktivitas

Centrosema pubescens terhadap Pemberian Vermikompos dan Cacing Tanah

Eisenia foetida pada Tanah Latosol Dramaga adalah benar karya saya dengan

arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, September 2014

Gandha Bastian

(4)

ABSTRAK

GANDHA BASTIAN. Produktivitas Centrosema pubescens terhadap Pemberian Vermikompos dan Cacing Tanah Eisenia foetida pada Tanah Latosol Dramaga. Dibimbing oleh ASEP TATA PERMANA dan IWAN PRIHANTORO.

Vermikompos adalah kompos yang diperoleh dari hasil perombakan bahan organik yang dilakukan oleh cacing tanah. Eisenia foetida merupakan jenis cacing tanah yang potensial untuk menghasilkan vermikompos dalam memperbaiki produktivitas hijauan pakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produktivitas dan kualitas nutrisi legum Centrosema pubescens terhadap level vermikompos dan jumlah cacing tanah Eisenia foetida. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan pola faktorial (3x3) dengan 3 kali ulangan. Faktor pertama adalah level pemberian vermikompos 0% (0 g), 12.5% (625 g), dan 25% (1250 g)dan faktor kedua adalah jumlah cacing tanah

Eisenia foetida 0, 16 dan 32 ekor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

penambahan vermikompos sebanyak 25% meningkatkan produktivitas dan kandungan N, P, K tanaman Centrosema pubescens. Tetapi untuk level cacing tanah Eisenia foetida tidak memberikan pengaruh positif dan terhadap produktivitas dan kandungan nutrisi tanaman.

Kata kunci: Centrosema pubescens, Eisenia foetida,vermikompos

ABSTRACT

GANDHA BASTIAN. Productivity of Centrosema pubescens againts Giving Vermicompost and Earthworm (Eisenia foetida) In the Soil Latosol Dramaga. Supervised by ASEP TATA PERMANA dan IWAN PRIHANTORO.

Vermicompost is a compost that created by soil worm for organic matter decomposition. Eisenia foetida is a kind of potential soil worm to produce vermicompost and improving the productivity of forage. This study aimed to knowing the productivity and nutritional quality of legume Centrosema pubescens

on level vermicompost and amount of earthworm Eisenia foetida. This study was arranged in factorial Completely Randomized Design 3x3 with 3 replications. The first factor was vermicompost level 0% (0 g), 12.5% (625 g), dan 25% (1250 g) and the second factor was amount of Eisenia foetida 0, 16 and 32 worms. The result showed that 25% vermicompost addition has a highest productivity and N, P, K content plant. But the soil worm addition did not affected plant growth.

(5)

GANDHA BASTIAN

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan

pada

Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2014

PRODUKTIVITAS

Centrosema pubescens

TERHADAP PEMBERIAN

VERMIKOMPOS DAN CACING TANAH

Eisenia foetida

(6)
(7)
(8)
(9)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Skripsi ini

berjudul “Produktivitas Centrosema pubescens terhadap Pemberian Vermikompos dan Cacing Tanah Eisenia foetida pada Tanah Latosol Dramaga” yang merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana peternakan di Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Pakan merupakan salah satu faktor penting di bidang peternakan yang dibutuhkan oleh ternak untuk hidup pokok dan produksi. Produktivitas ternak akan optimal ketika ketersediaan pakan dan kualitas pakan terjamin. Centrosema

pubescens merupakan tanaman leguminosa dengan kualitas nutrisi tinggi yang

dapat ditanam secara monokultur maupun polikultur dan sebagai tanaman sisipan pada padang penggembalaan. Vermikompos adalah kompos yang diperoleh dari hasil perombakan bahan organik yang dilakukan oleh cacing tanah Eisenia foetida.

Penambahan vermikompos dengan cacing tanah ini cukup potensial dikembangkan, karena mampu memperbaiki struktur tanah dan diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan memperbaiki kandungan N, P, K tanaman, sehingga dapat memberikan informasi kepada masyarakat.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi penyempurnaan di masa mendatang. Semoga skripsi ini dapat memberikan informasi baru dalam dunia peternakan dan bermanfaat bagi pembaca dan penulis khususnya.

Bogor, September 2014

(10)
(11)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan 2

METODE PENELITIAN 2

Materi 2

Lokasi dan Waktu Penelitian 3

Prosedur Penelitian 3

Persiapan Media Tanam 3

Penanaman dan Pemeliharaan 3

Peubah yang Diamati 3

Tinggi Vertikal Tanaman 3

Jumlah Daun 3

Berat Segar 3

Rancangan Percobaan 4

Analisis Data 4

HASIL DAN PEMBAHASAN 4

Percepatan Pertumbuhan tanaman Centrosema pubescens 5 Produksi biomassa tanaman Centrosema pubescens 6 Mineral N, P dan K tanaman Centrosema pubescens 8

SIMPULAN DAN SARAN 10

Simpulan 10

Saran 10

DAFTAR PUSTAKA 10

LAMPIRAN 12

RIWAYAT HIDUP 17

(12)
(13)

DAFTAR TABEL

1 Percepatan pertumbuhan tinggi tanaman Centrosema pubescens 5 2 Percepatan pertumbuhan daun tanaman Centrosema pubescens 5

3 Berat segar Centrosema pubescens 6

4 Berat kering Centrosema pubescens 7 5 Kandungan N pada tanaman Centrosema pubescens 8 6 Kandungan P pada tanaman Centrosema pubescens 8 7 Kandungan K pada tanaman Centrosema pubescens 9 8 Jumlah N, P dan K dalam jaringan tanaman Centrosema pubescens 9

DAFTAR LAMPIRAN

1 Hasil analisis vermikompos 12

2 Hasil analisis ragam tinggi vertikal tanaman Centrosema pubescens 12 3 Hasil analisis ragam jumlah daun tanaman Centrosema pubescens 12 4 Hasil analisis ragam berat segar batang tanaman Centrosema

pubescens 12

5 Hasil analisis ragam berat segar daun tanaman Centrosema pubescens 12 6 Hasil analisis ragam berat kering batang tanaman

Centrosema pubescens 13

7 Hasil analisis ragam berat kering daun tanaman Centrosema pubescens 13 8 Hasil analisis ragam berat kering akar tanaman Centrosema pubescens 13 9 Hasil analisis ragam kadar nitrogen tanaman Centrosema pubescens 13 10 Hasil analisis ragam kadar fosfor tanaman Centrosema pubescens 14 11 Hasil analisis ragam kadar kalium tanaman Centrosema pubescens 14 12 Hasil analisis ragam kadar produk nitrogen tanaman

Centrosema pubescens 14

13 Hasil analisis ragam kadar produk fosfor tanaman

Centrosema pubescens 14

14 Hasil analisis ragam kadar produk kalium tanaman

Centrosema pubescens 15

(14)
(15)

1

PENDAHULUAN

Pakan merupakan salah satu faktor penting di bidang peternakan yang dibutuhkan oleh ternak untuk hidup pokok dan produksi. Produktivitas ternak akan optimal ketika ketersediaan pakan dan kualitas pakan terjamin. Peternakan ruminansia didominasi oleh peternakan rakyat yang kebanyakan menggunakan hijauan pakan khususnya Graminae, sehingga perlu penambahan pakan hijauan berkualitas tinggi yang bersumber pada leguminosa.

Leguminosa adalah salah satu jenis tanaman pakan yang mempunyai kualitas nutrisi lebih baik dibandingkan rumput. Leguminosa memiliki keunggulan dibandingkan dengan rumput karena kemampuan fiksasi N yang lebih baik daripada rumput sehingga memiliki kandungan protein yang lebih tinggi. Selain faktor kualitas nutrisi, ketersediaan hijauan cenderung mengalami kendala yang disebabkan oleh musim dan tingkat kesuburan tanah yang rendah.

Penelitian ini menggunakan tanaman Centrosema pubescens yang merupakan tanaman leguminosa dan dapat digunakan sebagai tanaman campuran dengan berbagai jenis tanaman rumput maupun sebagai tanaman sisipan pada padang penggembalaan. Centrosema pubescens relatif tahan terhadap kekeringan, hama dan penyakit serta mudah tumbuh pada berbagai tipe tanah. Menurut Sutedi et al. (2005) tanaman Centrosema pubescens mempunyai kandungan protein yang baik. Tanaman ini mempunyai kandungan protein sekitar 22.45% (Nworgu dan Fasogbon 2007). Tanaman ini dapat tumbuh pada derajat kemasaman (pH) 4.5 sehingga tergolong tanaman yang tahan terhadap kondisi masam. Centrosema

pubescens juga digunakan sebagai tanaman penutup tanah atau leguminosa penutup

tanah yang dikenal mampu memperbaiki kondisi tanah, sifat kimia tanah seperti bahan organik, N total dan KTK serta dapat dimanfaatkan secara langsung bagi penyediaan hijauan pakan ternak (Narendra dan Eka 2006).

Vermikompos diyakini mampu meningkatkan kesuburan tanah. Pembuatan vermikompos diperoleh dari hasil perombakan bahan organik yang dilakukan oleh cacing tanah Eisenia foetida. Menurut Marsono dan Sigit (2002) pada dasarnya vermikompos merupakan campuran antara kotoran cacing tanah dengan sisa media atau pakan yang digunakan selama pemeliharaan cacing tanah tersebut. Dalam proses pembuatan vermikomposyang harus diperhatikan adalah sumber makanan, kelembaban dan aerasi baik serta perlindungan terhadap suhu tinggi akibat proses dekomposisi awal oleh mikroorganisme (Munroe 2004).

Cacing tanah mempercepat stabilisasi bahan organik dengan bantuan mikroorganisme aerob dan anaerob yang terdapat di saluran pencernaan cacing tanah. Cacing tanah Eisenia foetida termasuk dalam filum Annelida, Kelas

Clitellata, Sub Kelas Oligochaeta (Brusca dan Brusca 2003). Cacing tanah

merubah bahan organik secara alami menjadi bentuk yang halus, mengandung humus dan vermikompos yang merupakan nutrisi penting bagi tumbuhan. Mikroorganisme menyebabkan degradasi secara biokimia bahan organik dan cacing tanah memiliki peran mengubah substrat melalui aktifitas secara biologi. Mikroorganisme yang berperan pada proses pembuatan vermikompos adalah bakteri, fungi, dan actinomycetes (Domininguez et al. 1997). Selain itu, cacing

(16)

2

pembuatan vermikompos (Edwards et al. 1998; Dominguez et al. 2000). Pemanfaatan vermikompos dan cacing tanah potensial dalam memperbaiki struktur tanah dan pH, sehingga dapat memperbaiki produktivitas tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produktivitas dan kualitas nutrisi legum Centrosema

pubescens terhadap level vermikompos dan jumlah cacing tanah Eisenia foetida.

MATERI DAN METODE

Materi

Alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah pot dengan kapasitas 5 kg, piringan sebagai alas pot, sekop, alat penyiram, timbangan digital skala 1 g, label, gunting, pisau, oven LW Scientific 60°C, dan alat-alat laboratorium untuk analisis tanah dan vermikompos. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah benih Centrosema pubescens, vermikompos, cacing tanah Eisenia floetida, pupuk NPK, kapur, pupuk kandang, dan tanah latosol Dramaga.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan dari bulan Februari 2014 sampai Mei 2014. Penelitian dilakukan di Laboratorium Lapang Agrostologi, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Analisis berat kering dan berat segar dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Tumbuhan Pakan dan Pastura Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Analisis tanah latosol, vermikompos, dilakukan di Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Aromatik, Cimanggu. Analisis nitrogen, fosfor dan kalium dilakukan di laboratorium Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi Institut Pertanian Bogor.

Prosedur

Persiapan Media Tanam

Vermikompos didapatkan dari sisa media pemeliharaan cacing tanah

Eisenia foetida selama 3 bulan, dengan umur cacing berkisar antara 1-5 bulan.

Persiapan media diawali dengan persiapan pot sebanyak 27 buah. Kemudian dilanjutkan dengan pencampuran antara tanah, vermikompos dengan level pemberian 0% (0 g), 12.5% (625 g) dan 25% (1250 g), kapur sebanyak 12 g dan pupuk NPK (16:16:16) sebanyak 1.25 g pada masing-masing pot. Tanah yang digunakan adalah tanah Latosol Dramaga, kemudian 5 kg media yang telah dicampur dimasukan ke dalam pot, lalu ditambahkan cacing tanah Eisenia foetida

(17)

3

Penanaman dan Pemeliharaan

Benih Centrosema pubescens ditanam secara langsung pada media yang telah siap. Masing-masing pot ditanam 10 benih dengan pengaturan jarak yang proporsional. Setelah dua minggu, media tanam ditambahkan pupuk kandang masing-masing 0.25 kg setiap potnya. Penambahan pupuk kandang dimaksudkan sebagai pakan untuk cacing tanah Eisenia foetida. Penyiangan/ pembersihan gulma yang tumbuh di sekitar tanaman dilakukan setiap minggu. Pemeliharaan dilakukan selama 10 minggu masa setelah tanam.

Pemanenan

Pemanenan dilakukan dengan memisahkan antara bagian daun, batang dan akar. Daun dan batang segar ditimbang, yang kemudian dikeringkan untuk analisis di laboratorium. Pemanenan dilakukan dengan memotong batang tanaman dari atas ± 1 cm permukaan tanah.

Peubah yang Diamati

Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah:

Tinggi Vertikal Tanaman

Tinggi vertikal tanaman diukur setiap minggu dimulai dari minggu ke-2 setelah tanam (MST). Tinggi vertikal diukur dari pangkal batang dipermukaan tanah sampai ujung daun tertinggi. batang yang dihasilkan setelah dilakukan pemanenan dari setiap rumpun dalam satuan percobaan.

Berat Kering

Berat kering hijauan tanaman diukur dengan mengambil daun dan batang segar tanaman dari setiap rumpun dalam satuan percobaan setelah dilakukan pemanenan. Selanjutnya dimasukkan ke dalam oven 60ºC selama 2 x 24 jam. Setelah 48 jam, sampel didinginkan sampai suhu stabil lalu ditimbang.

Analisis Kandungan Nitogen, Fosfor dan Kalium Tanaman Centrosema pubescens

(18)

4

Rancangan Percobaan

Penelitian ini terdiri dari dua faktor. Faktor pertama (I) adalah level pemberian vermikompos yaitu 0% (0 g), 12.5% (625 g), dan 25% (1250 g). Faktor kedua (II) adalah level pemberian populasi cacing tanah Eisenia foetida 0, 16, 32 ekor. Rancangan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap pola faktorial 3x3 dengan setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali.

Yijk = + αi+ βj + (αβ)ijk+ εijk

keterangan :

Yijk = Nilai parameter peubah yang diamati pada ulangan ke-k dari faktor I (level

vermikompos) ke-i dan faktor II (level cacing) ke-j

 = Nilai rataan umum

αi = Pengaruh level vermikompos ke-i

βj = Pengaruh level cacing ke-j

(αβ)ijk = Interaksi antara pengaruh level vermikompos ke-i dan level cacing ke-j

terhadap peubah yang diamati

εijkl = Pengaruh galat percobaan

Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis statistika dengan metode analisis ragam (ANOVA) dan apabila signifikan maka dilakukan uji lanjut Duncan (Matjik dan Sumertajaya 2006).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Centrosema pubescens merupakan jenis legum rambat, dengan daun

berbentuk elips, bertipe trifoliat dan berbulu lembut pada permukaan daunnya. Pertumbuhan tanaman ini bersifat merambat dengan panjang bisa mencapai 5 m. Pertumbuhan tanaman adalah suatu proses pertambahan ukuran baik berupa volume, bobot dan jumlah sel yang bersifat irreversible. Proses pertumbuhan menyebabkan pertambahan tinggi, jumlah daun, biomassa segar dan biomassa kering. Pertumbuhan tanaman sangat ditentukan oleh proses fotosintesis, proses ini sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Menurut Jumin (2002) tinggi tanaman lebih banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti cahaya, suhu tanah dan udara, kelembaban, dan kandungan hara tanah. Faktor lingkungan tersebut sangat mempengaruhi proses fotosintesis yang akhirnya akan berpengaruh pada tinggi tanaman. Centrosema pubescens merupakan pakan hijauan bagi ternak dan sering ditanam sebagai cover crop. Centrosema pubescens banyak digunakan sebagai

cover crop dalam mencegah erosi dan mampu menekan pertumbuhan alang-alang

(19)

5

Percepatan Tinggi tanaman Centrosema pubescens

Tabel 1 Percepatan pertumbuhan tinggi tanaman Centrosema pubescens

Vermikompos Cacing Rataan Rataan 25.85±3.98 23.58±1.73 26.29±2.87

Nilai yang diikuti huruf yang tidak sama menunjukkan berbeda nyata pada taraf uji 5%

Hasil sidik analisis menunjukan bahwa nilai percepatan tinggi tanaman

Centrosema pubescens terhadap penambahan vermikompos dan cacing tananh

Eisenia foetida tidak memberikan pengaruh nyata (Tabel 1). Hasil ini menunjukkan

bahwa level pupuk anorganik yang ditambahkan telah memberikan kecukupan hara bagi tanaman. Menurut Whiteman et al. (1974) pertumbuhan Centrosema

pubescens akan terhambat pada temperatur 18ºC-24ºC. Dimana data rata-rata

harian temperatur di dataran tinggi 19.9ºC, sedangkanlebih lanjut menurut Nurjaya

et al. (1983) bahwa didataran rendah lebih sesuai untuk pertumbuhan Centrosema

pubescens.

Percepatan Pertambahan Jumlah Daun Centrosema pubescens

Tabel 2 Percepatan pertumbuhan daun tanaman Centrosema pubescens

Vermikompos Cacing Rataan

0 16 32

--- helai minggu-1 tanaman-1 ---

0% 10.67±3.69 15.17±2.80 12.94±3.50 12.93±5.19b 12.5% 20.52±3.90 16.69±3.32 16.56±3.09 18.01±1.50a 25% 23.78±9.73 15.57±2.58 20.00±1.58 19.81±4.63a Rataan 18.32±5.77 15.93±2.90 16.50±2.72

Nilai yang diikuti huruf yang tidak sama menunjukkan berbeda nyata pada taraf uji 5%

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penambahan vermikompos pada level 12.5% dan 25% memberikan pengaruh nyata (P<0.05) terhadap rataan percepatan pertambahan jumlah daun pada tanaman Centrosema pubescens, namun pada penambahan level cacing cacing tanah Eisenia foetida tidak berpengaruh nyata terhadap percepatan pertambahan jumlah daun tanaman Centrosema

pubescens (Tabel 2). Rataan percepatan tertinggi pada pemberian vermikompos

pada level 25% yaitu sebesar 19.81 helai minggu-1 tanaman-1. Hasil ini

(20)

6

Penambahan vermikompos dapat meningkatkan jumlah daun yang ditunjukkan dengan bertambahnya berat segar daun (Siswanto et al. 2004)

Produksi biomassa Centrosema pubescen

Produktivitas tanaman sebagai sumber hijauan pakan akan ditentukan dari jumlah biomassa yang dihasilkan, komponen biomassa yang dapat dikonsumsi ternak adalah batang dan daun. Hasil analisis ragam menunjukkan penambahan vermikompos pada level 12.5% dan 25% berpengaruh nyata (P<0.05) meningkatkan berat segar batang dan daun Centrosema pubescens, sedangkan penambahan level cacing (0, 16, 32) tidak memberikan pengaruh nyata (Tabel 3). Hasil ini menunjukkan bahwa pemberian vermikompos efektif memperbaiki kesuburan tanah.

Rataan berat segar tanaman Centrosema pubescens untuk batang dan daun tertinggi pada pemberian vermikompos pada level 25%. Rataan berat segar untuk batang tertinggi terdapat pada pemberian vermikompos level 25% yaitu 21.52 g tanaman-1. Rataan berat segar daun tertinggi pada pemberian vermikompos level

25% yaitu 21.31 g tanaman-1. Sedangkan untuk rataan total tertinggi ada pada pemberian vermikompos level 25% yaitu 47.28 g tanaman-1. Mathivanan et al.

(2012) menjelaskan bahwa berat segar dan berat kering tanaman berperan penting pada pertumbuhan tanaman, karena tanaman dapat tumbuh dengan kuat jika berat segar dan berat kering tanaman tinggi.

Tabel 3 Berat segar Centrosema pubescens

Organ Vermikompos Cacing Rataan

0 16 32

Batang ---g tanaman-1 ---

0% 9.22±2.32 13.30±3.39 10.81±2.43 11.11±2.71b 12.5% 19.40±0.44 18.16±2.05 18.78±3.68 18.78±2.06a 25% 20.69±3.65 20.64±7.48 23.23±2.16 21.52±4.43a Rataan 16.44±2.14 17.36±4.30 17.61±2.76

Daun

0% 11.97±1.08 12.99±1.32 11.69±1.79 12.22±1.40b 12.5% 20.91±1.15 17.71±0.42 19.15±1.14 19.26±0.90a 25% 20.27±1.59 21.16±7.43 22.49±3.44 21.31±4.16a Rataan 17.72±1.28 17.29±3.06 17.78±2.12

Batang+daun

0% 25.45±1.81 31.44±5.49 26.99±3.33 29.96±3.55b 12.5% 42.46±1.65 39.38±1.95 41.45±4.05 41.10±2.55a 25% 45.22±5.40 45.28±5.14 51.35±7.32 47.28±9.29a Rataan 37.71±2.96 38.70±7.53 39.93±4.90

Nilai yang diikuti huruf yang tidak sama menunjukkan berbeda nyata pada taraf uji 5%

(21)

7

berat kering Centrosema pubescens, sedangkan untuk level penambahan cacing tanah Eisenia foetida tidak memberikan pengaruh nyata. Hasil rataan berat kering tanaman Centrosema pubescens tertinggi pada pemberian vermikompos pada level 25%. Rataan berat kering untuk batang tertinggi terdapat pada pemberian vermikompos level 25% yaitu 5.15 g tanaman-1. Rataan berat kering daun tertinggi

pada pemberian vermikompos level 25% yaitu 5.29 g tanaman-1. Rataan berat kering akar tertinggi pada pemberian vermikompos level 25% yaitu sebesar 0.72 g tanaman-1. Sedangkan untuk rataan total berat kering tertinggi pada pemberian

vermikompos level 25% yaitu sebesar 11.16 g tanaman-1. Mathivanan et al. (2012) menjelaskan berat segar dan berat kering tanaman berperan penting pada pertumbuhan tanaman, karena tanaman dapat tumbuh dengan kuat jika berat segar dan berat kering tanaman tinggi.

Tabel 4 Berat kering Centrosema pubescens

Organ Vermikompos Cacing Rataan

0 16 32

Batang --- g tanaman-1 ---

0% 2.42±0.25 3.27±0.58 2.93±0.59 2.87±0.47b 12.5% 5.14±0.31 4.26±0.59 4.82±1.50 4.74±0.80a 25% 4.74±0.76 5.18±1.87 5.54±0.55 5.15±1.06a Rataan 4.10±2.05 4.24±1.01 4.43±0.88

Daun

0% 3.11±0.78 3.16±1.57 3.46±0.41 3.24±0.92b 12.5% 4.86±0.59 5.14±2.17 5.16±0.49 5.05±1.09a 25% 5.04±0.79 5.70±2.00 5.14±1.17 5.29±1.32a Rataan 4.33±0.72 4.67±1.91 4.59±0.69

Akar

0% 0.49±0.06 0.52±0.04 0.48±0.05 0.49±0.05b 12.5% 0.65±0.10 0.61±0.05 0.64±0.13 0.63±0.09a 25% 0.80±0.06 0.63±0.17 0.72±0.14 0.72±0.12a Rataan 0.65±0.07 0.59±0.08 0.61±0.11

Akar+batang+daun

0% 6.02±1.00 6.95±2.13 6.87±0.97 6.61±1.37b 12.5% 10.64±0.88 10.01±0.35 10.62±1.42 10.43±1.55a 25% 10.58±0.97 11.51±4.03 11.40±0.50 11.16±1.84a Rataan 9.08±0.95 9.49±2.84 9.63±0.97

Nilai yang diikuti huruf yang tidak sama menunjukkan berbeda nyata pada taraf uji 5%

Kandungan Nitrogen, Fosfor dan Kalium Tanaman Centrosema pubescens

(22)

8

Tabel 5 Kandungan N pada bagian atas tanaman (shoot) Centrosema pubescens

Vermikompos Cacing Rataan Rataan 2.82±0.14 2.92±0.24 3.06±0.13

Nilai yang diikuti huruf yang tidak sama menunjukkan berbeda nyata pada taraf uji 5%

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penambahan vermikompos pada level 12.5% dan 25% berpengaruh nyata (P<0.05) terhadap rataan kandungan nitrogen tanaman Centrosema pubescens sedangkan untuk penambahan level cacing tanah Eisenia foetida tidak berpengaruh nyata (Tabel 5). Nilai rataan kadar nitrogen tertinggi pada pemberian vermikompos 12.5% yaitu 3.12%. Hal ini terjadi karena di dalam vermikompos banyak mengandung N (Edwards dan Lofty 1972). Kualitas vermikompos ditentukan oleh kandungan kimia vermikompos tersebut. Semakin tinggi kandungan kimia, semakin baik kualitas pupuk organik tersebut. Kualitas kimia kascing yang baik mempunyai pH mendekati netral, kandungan nitrogen total yang tinggi, perbandingan C dan N rendah (Mulat 2005).

Tabel 6 Kandungan P pada bagian atas tanaman (shoot) Centrosema pubescens

Vermikompos Cacing Rataan Rataan 0.10±0.01 0.10±0.02 0.10±0.01

Nilai yang diikuti huruf yang tidak sama menunjukkan berbeda nyata pada taraf uji 5%

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penambahan vermikompos pada level 12.5% dan 25% berpengaruh nyata (P<0.05) terhadap rataan kandungan fosfor tanaman Centrosema pubescens, sedangkan untuk penambahan level cacing tanah

Eisenia foetida tidak berpengaruh nyata (Tabel 6). Menurut Buckman dan Brady

(1982) salah satu peran penting fosfor dalam tanah adalah untuk perkembangan akar. Akar tanaman akan mengembangkan suatu sistem yang mampu melarutkan unsur P dari fraksi padatan. Nilai rataan kadar fosfor tertinggi pada pemberian vermikompos 12.5% dan 25% yaitu sebesar 0.11%. Vermikompos dapat menyumbangkan P dan menghasilkan bahan-bahan terhumifikasi yang berperan untuk memperbesar ketersediaan P dari mineral karena membentuk P humik yang lebih mudah diserap tanaman (Mulat 2005). Menurut Yuliprianto (2010) senyawa P mempunyai peranan dalam pembelahan sel dan merangsang pertumbuhan awal pada akar.

(23)

9

Tabel 7 Kandungan K pada bagian atas tanaman (shoot) Centrosema pubescens

Vermikompos Cacing Rataan Rataan 1.83±0.36 1.83±0.16 1.78±0.23

Nilai yang diikuti huruf yang tidak sama menunjukkan berbeda nyata pada taraf uji 5%

Nilai rataan kadar kalium tertinggi pada pemberian vermikompos 25% yaitu sebesar 1.97%. Hal tersebut karena vermikompos mengandung bahan organik yang tinggi dan dapat meningkatkan penyedian unsur hara seperti N, P, K sehingga dapat menyediakan unsur hara seperti N, P dan K dengan pelepasan secara lambat (slow

release fertilizer) dan dapat dimanfaatkan oleh perakaran secara efisien (Mulat

2005).

Tabel 8 Jumlah N, P dan K pada bagian atas tanaman (shoot) Centrosema pubescens Rataan 0.243±0.028 0.269±0.097 0.278 ±0.025

Fosfor

0% 0.005±0.001 0.005±0.002 0.006 ± 0.002 0.005 ± 0.002b 12.5% 0.011±0.002 0.010±0.002 0.010 ± 0.002 0.011 ± 0.002a 25% 0.011±0.001 0.012±0.006 0.011 ± 0.001 0.011 ± 0.003a Rataan 0.009±0.001 0.009±0.004 0.009 ± 0.002

Kalium

0% 0.100±0.037 0.092±0.013 0.100 ± 0.011 0.098 ± 0.020b 12.5% 0.186±0.031 0.180±0.039 0.173 ± 0.017 0.180 ± 0.029a 25 % 0.184±0.062 0.224±0.086 0.224 ± 0.024 0.208 ± 0.057a Rataan 0.157±0.043 0.166±0.046 0.163 ± 0.017

Nilai yang diikuti huruf yang tidak sama menunjukkan berbeda nyata pada taraf uji 5%

Jumlah N, P dan K diperoleh dari perkalian bahan kering tanaman dengan N, P, dan K dalam jaringan tanaman. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penambahan vermikompos pada level 12.5% dan 25% berpengaruh nyata (P<0.05) terhadap rataan jumlah N, P, K dalam jaringan tanaman Centrosema pubescens,

tetapi pada pemberian cacing tanah Eisenia foetida tidak berengaruh nyata terhadap jumlah N, P dan K jaringan tanaman Centrosema pubescens. Hasil ini menunjukkan bahwa vermikompos memberikan tambahan komponen N, P dan K pada rhizosfer dan berkontribusi efektif dalam meningkatkan kandungan N, P, K tanaman

Centrosema pubescens.

(24)

10

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Pemberian vermikompos pada level 12.5% dan 25% efektif meningkatkan produktivitas biomassa dan kandungan N, P dan K pada jaringan tanaman

Centrosema pubescens, sedangkan pada penambahan level cacing tanah Eisenia

foetida belum memperbaiki status produktivitas biomassa dan kandungan N, P, K

pada jaringan tanaman Centrosema pubescens.

Saran

Diperlukan kajian lebih lanjut mengenai efektivitas cacing tanah jenis lain terhadap produktivitas dan kandungan N, P dan K tanaman.

DAFTAR PUSTAKA

Brusca CR, Brusca GJ. 2003. Intvertebrates. Massachusetts (US). Sinauer Associates Inc Publ.

Buckman, Brady NC. 1982. Ilmu Tanah. Bhatara Karya Aksara. Jakarta.

Dominguez J, Edward CA, Subler S. 1997. A comparation of vermicomposting and composting. Bio Cycle. 38:57-59.

Edwards CA, Dominguez J, Neuhauser EF. 1998. Growth and reproduction of Perionyx excavatus (Perr.) (Megascolecidae) as factors in organic waste management. Biol Fertil Soils. 27:155-161.

Edwards CA, Lofty JR. 1972. Biology of Earthworm. New York (US): Chapman and Hall.

Jumin, HB. 2002. Agronomi. Jakarta (ID): Raja Grafindo Persada.

Junita F, Muhartini S, Kastono D. 2002. Pengaruh frekuensi penyiraman dan takaran pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan hasil pakchoi. JIPI. 3(4):6-10.

Pinus L. 2005. Hidroponik, Bercocok Tanam Tanpa Tanah. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.

Marsono, Sigit P. 2002. Pupuk Akar. Jakarta (ID): Penebar Swadaya

Matjik AA, Sumertajaya M. 2006. Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS dan Minitab. Edisi ke-2. Bogor (ID): IPB Pr.

Mathivanan S, Chidabaram A, Sundaramoorthy P, Bakiyaraj R. 2012. Effect of vermicompost on growth and yield of groundnut (Arachis hypogaea L.). Inter

J Environt Biol. 2(1):7-11.

Mulat T. 2005. Membuat dan Memanfaatkan Kascing Pupuk Organik Berkualitas. Jakarta (ID): Agromedia Pustaka.

(25)

11

Narendra, Eka M. 2006. Pengaruh penanaman beberapa jenis legum terhadap kondisi tanah pada areal bekas penambangan batu apung. Info Hutan. 3(3):173-180.

Nurjaya O, Nitis IM, Briteten EJ. 1983. Evalution of annual and perennial temperate pasture legumes at medium elevation in the tropic at Bali, Indonesia. A Preliminary Investigation. Tropical Grassland. 17 (3):122-128. Nworgu FC, Fasogbon FO. 2007. Centrosema (Centrosema pubescens) leaf meal as protein supplement for pullet chicks and growing pullets. J Poul Science. 6(4):225-260.

Purwantari ND, Prawiradiputra BR, Semali A, Yuhaeni S, Sutedi E, Sajimin, Fanindi A. 2003. Peningkatan Produktivitas Tanaman Pakan Ternak. Laporan Penelitian. Bogor (ID): Balai penelitian Ternak.

Reksohadiprodjo S. 1981. Produksi Tanaman Hijauan Makanan Ternak Tropika. Yogyakarta (ID): Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Gajahmada.

Siswanto U, Sukardjo EI, Risnaily. 2004. Respon tanaman tempuyung (Sonchus

arvensis L) pada berbagai takaran dan Aplikasi vermikompos. JIPI.

6(2):83-90.

Sutedi E. 2005. Agronomi dan pemanfaatan Centrosema pubescens. Lokakarya Nasional Tanaman Pakan Ternak. Balai Penelitian Ternak.

Whiteman, PC, Humphreys LR, Monteith NH. 1974. A Cource Manual in Tropical

Pasture Science. Brisbane (AU): Aust. Vice-Chancellor Committee, Watson

Ferguson and Co. Ltd.

(26)

12

Lampiran 1 Hasil analisis vermikompos

Sampel Parameter

pH KA N P K Ca Mg C/N

Vermikompos 6.5 11.61% 1.33% 0.75% 0.20% 1.55% 0.53% 14 Keterangan: Analisis vermikompos dilakukan di Laboratorium Balai Penelitian

Tanah Bogor

Lampiran 2 Hasil analisis ragam tinggi vertikal tanaman Centrosema pubescens

SK JK db KT Fhit Sig

a. R Kuadrat = 0.310 (Penyesuaian R Kuadrat = 0.004)

Lampiran 3 Hasil analisis ragam jumlah daun tanaman Centrosema pubescens

SK JK Db KT Fhit Sig

a. R Kuadrat= 0.528 (Penyesuaian R Kuadrat = 0.318)

Lampiran 4 Hasil analisis ragam berat segar batang tanaman

Centrosema pubescens

a. R Kuadrat= 0.712 (Penyesuaian R Kuadrat = 0.583)

Lampiran 5 Hasil analisis ragam berat segar daun tanaman

Centrosema pubescens

(27)

13

Lampiran 6 Hasil analisis ragam berat kering batang tanaman

Centrosema pubescens

a. R Kuadrat= 0.657 (Penyesuaian R Kuadrat = 0.505)

Lampiran 7 Hasil analisis ragam berat kering daun tanaman

Centrosema pubescens

a. R Kuadrat= 0.450 (Penyesuaian R Kuadrat = 0.20)

Lampiran 8 Hasil analisis ragam berat kering akar tanaman

Centrosema pubescens

a. R Kuadrat= 0.617 (Penyesuaian R Kuadrat = 0.447)

Lampiran 9 Hasil analisis ragam kadar nitrogen tanaman Centrosema pubescens

SK JK db KT Fhit Sig

(28)

14

Lampiran 10 Hasil analisis ragam kadar fosfor tanaman Centrosema pubescens

SK JK db KT Fhit Sig

Vermikompos (Vk) 0.004 2 0.002 9.218 0.002 Cacing (C) 6.667E-005 2 3.333E-005 0.164 0.850 Interaksi (Vk*C) 0.000 4 4.444E-005 0.218 0.925

Galat 0.004 18 0.000

Total 0.272 27

a. R Kuadrat= 0.522 (Penyesuaian R Kuadrat = 0.309)

Lampiran 11 Hasil analisis ragam kadar kalium tanaman Centrosema pubescens

SK JK db KT Fhit Sig

Vermikompos (Vk) 0.572 2 0.286 3.517 0.051 Cacing (C) 0.011 2 0.005 0.065 0.937 Interaksi (Vk*C) 0.220 4 0.055 0.677 0.617

Galat 1.465 18 0.081

Total 90.940 27

a. R Kuadrat= 0.354 (Penyesuaian R Kuadrat = 0.067)

Lampiran 12 Hasil analisis ragam produk nitrogen tanaman

Centrosema pubescens

SK JK db KT Fhit Sig

Vermikompos (Vk) 1698.910 2 849.455 19.417 0.000 Cacing (C) 57.824 2 28.912 0.661 0.528 Interaksi (Vk*C) 18.232 4 4.558 0.104 0.980

Galat 787.459 18 43.748

Total 23989.936 27

a. R Kuadrat= 0.693 (Penyesuaian R Kuadrat = 0.556)

Lampiran 13 Hasil analisis ragam produk fosfor tanaman Centrosema pubescens

SK JK db KT Fhit Sig

Vermikompos (Vk) 0.004 2 0.002 9.218 0.002 Cacing (C) 6.667E-005 2 3.333E-005 0.164 0.850 Interaksi (Vk*C) 0.000 4 4.444E-005 0.218 0.925

Galat 0.004 18 0.000

Total 0.272 27

(29)

15

Lampiran 14 Hasil analisis ragam produk kalium tanaman Centrosema pubescens

SK JK db KT Fhit Sig

Vermikompos (Vk) 655.434 2 327.717 16.830 0.000 Cacing (C) 2.862 2 1.431 0.073 0.929 Interaksi (Vk*C) 27.261 4 6.815 0.350 0.841

Galat 350.503 18 19.472

Total 9114.122 27

a. R Kuadrat= 0.662 (Penyesuaian R Kuadrat = 0.511)

Keterangan :

SK = sumber keragaman JK = jumlah kuadrat Db = derajat bebas KT = kuadrat tengah Fhit = nilai F

(30)

16

Lampiran 15 Dokumentasi penelitian

Eisenia foetida Vermikompos

Centrosema pubescens

Tanaman umur 1 minggu Tanaman umur 2 minggu

Tanaman umur 2 minggu Tanaman umur 3 minggu

(31)

17

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah pada tanggal 28 Maret 1992. Penulis merupakan anak pertama dari Bapak Lasmono dan Ibu Warmiyatun. Tahun 2010 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Rembang dan pada tahun yang sama diterima di Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB). Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif sebagai asisten praktikum Ilmu dan Managemen Pastura pada tahun ajaran

2013/2014. Penulis juga aktif sebagai pengurus Himpunan Mahasiswa Ilmu Nutrisi dan Ternak (HIMASITER) 2012-2013 dan Organisasi Mahasiswa Daerah yaitu Himpunan Keluarga Rembang di Bogor (HKRB). Selain itu, penulis juga aktif di berbagai kegiatan kepanitian kegiatan mahasiswa Fakultas Peternakan dan UKM Futsal IPB. Beberapa prestasi yang pernah diraih oleh penulis adalah Juara 3 futsal OMI IPB tahun 2011.

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillahi robbil alamin atas segala limpahan rahmat, hidayah, karunia

Gambar

Tabel 1  Percepatan pertumbuhan tinggi tanaman Centrosema pubescens
Tabel 4  Berat kering Centrosema pubescens
Tabel 6  Kandungan P pada bagian atas tanaman (shoot) Centrosema pubescens
Tabel 7  Kandungan K pada bagian atas tanaman (shoot) Centrosema pubescens

Referensi

Dokumen terkait

Digolon gk an k e dalam asur ansi k er ugian ant ar a lain Asur ansi Kebak ar an, Asur ansi Pengangk ut an, Asur ansi Kendar aan Ber m ot or , Asur ansi Rangk a Kapal Laut ,

Dalam persepsi masyarakat Palakka terhadap tradisi ziarah kuburan Petta Betta’E secara garis besar mejadi sebuah wadah dalam mengespresikan kepercaan mereka, adanya aggapan

This study unites previous and new observations that chromosome loss in somatic cells of juveniles of the Pacific oyster Crassostrea gigas is associated with reduced growth rate.

Raudatul Atfal (RA) sebagai salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini (PAUD) jalur formal yang menyelenggarakan program pendidikan umum dan pendidikan

Apakah pendekatan cooperative tipe Numbered Head Together dapat meningkatkan kualitas pembelajaran siswa kelas V SD Negeri 6 Sendangharjo dalam materi

Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Kim-Anh, Treloar, Pandeya, Purdie et al di Australia dengan judul Predictive Factors of Age at menopause in a Large Australian Twin

Kegiatan pengabdian dengan judul Workshop Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal Pada Himpunan Mahasiswa Jurusan/ Program Studi Tadris IPS IAIN Metro dilaksanakan

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar. © Khairunnisa Trianita 2014 Universitas