SUMATERA UTARA
LAILA HADRI NASUTION
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir berjudul Analisis Literasi Informasi Pengguna Perpustakaan Universitas Sumatera Utara adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun ke perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir dari tugas akhir ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, September 2013
Users in Sumatera Utara University. Under supervision of YANI NURHADRYANI, and JANTI G SUDJANA.
Information literacy is a set of skills and knowledge that one has to know when information is needed, the ability to search, find, locate, analyze, evaluate, and use information effectively. The purpose of this study was to analyze information literacy library users of Sumatera Utara University using ACRL standards which have five competencies, determines the nature and extent of the information needed, accesses needed information effectively and efficiently, evaluates information and its sources critically and incorporates selected information into his or her knowledge base and value system, uses information effectively to accomplish a specific purpose, and understands many of the economic, legal, and social issues surrounding the use of information and accesses and uses information ethically and legally. The research used quantitative research method with a descriptive explanation. The results showed that 71.25% of respondents stated the need of information literacy training in Sumatera Utara University. The average score of all information literacy standard of the Sumatera Utara University library users is 3.15. The score is included in the category of interval fair. Average rating is 3.29 on standard one, 3.08 standard two, 3.10 standard three and 3.15 for standard four and five. Sumatera Utara University is expected to arrange the information literacy training. To be more focused, USU needs to determine the needs of information literacy in USU and arrange the model of information literacy.
LAILA HADRI NASUTION. Analisis Literasi Informasi Pengguna Perpustakaan Universitas Sumatera Utara. Dibimbing oleh YANI NURHADRYANI, dan JANTI G SUDJANA.
Literasi informasi adalah seperangkat kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki seseorang untuk mengetahui kapan informasi dibutuhkan, kemampuan dalam mencari, menemukan, menempatkan, menganalisis, mengevaluasi, mengkomunikasikan dan menggunakan secara efektif. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis literasi informasi pengguna perpustakaan Universitas Sumatera Utara menggunakan standar ACRL yang terdiri dari lima kompetensi yaitu menentukan jenis dan sifat informasi yang dibutuhkan, mengakses informasi yang dibutuhkan secara efektif dan efisien, mengevaluasi informasi dan sumber-sumbernya secara kritis, menggunakan informasi untuk menyelesaikan tujuan tertentu, dan memahami aspek ekonomi, hukum, dan sosial yang berkaitan dengan penggunaan informasi. Metode penelitian ini adalah kuantitatif dengan penjelasan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 71,25% responden menjawab perlu diadakan pelatihan literasi informasi bagi pengguna perpustakaan Universitas Sumatera Utara. Nilai rata-rata dari seluruh standar kemampuan literasi informasi pengguna perpustakaan Universitas Sumatera Utara adalah 3,15. Nilai ini termasuk dalam kategori interval cukup. Nilai rata-rata pada standar satu adalah 3,29, standar dua 3,08, standar tiga 3,10 dan standar empat dan lima 3,15. Perpustakaan Universitas Sumatera Utara diharapkan menyusun rancangan pelatihan literasi informasi dengan langkah awal melakukan analisis kebutuhan pelatihan dan menetapkan model literasi informasi mana yang digunakan agar pelatihan lebih terarah.
©
Hak Cipta milik IPB, tahun 2013
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB
SUMATERA UTARA
LAILA HADRI NASUTION
Tugas Akhir
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Profesional
pada
Program Studi Teknologi Informasi untuk Perpustakaan
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
NRP : G652090045
Disetujui oleh Komisi Pembimbing
Dr. Yani Nurhadryani, S.Si., MT
Ketua Anggota
Ir. Janti G. Sudjana, MA
Diketahui oleh
Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana Magister Teknologi Informasi
untuk Perpustakaan
Aziz Kustiyo, S.Si., M.Kom Dr. Ir. Dahrul Syah, MScAgr
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan April 2010 ini ialah literasi informasi dengan judul Analisis Literasi Informasi Pengguna Perpustakaan Universitas Sumatera Utara.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr. Yani Nurhadryani, S.Si., M.T, dan Ibu Ir. Janti G. Sudjana, M.A, selaku pembimbing serta Bapak Aziz Kustiyo, S.Si, M.Kom., selaku ketua Program Studi Magister Teknologi Informasi untuk Perpustakaan yang telah banyak memberikan saran dan motivasi. Disamping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, selaku Rektor Universitas Sumatera Utara dan PHKI USU 2009 yang telah memberi penulis kesempatan untuk mengikuti program beasiswa S2. Ungkapan terima kasih kepada Bapak Drs. Jonner Hasugian, M.Si selaku kepala Perpustakaan Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan izin kepada penulis untuk meneliti di perpustakaan tersebut. Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada suami, ibu, ayah, anak, adik, abang, kakak, ibu mertua seluruh keluarga serta sahabat khususnya sahabat-sahabat MTP 3 IPB atas do’a dan dukungan moril sehingga penulis dapat menyelesaikan studi S2 ini. Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada dosen-dosen di Departemen Studi Perpustakaan dan Informasi USU yang telah memberi penulis dukungan selama menyelesaikan studi S2.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, September 2013
i
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL...ii
DAFTAR GAMBAR...iii
DAFTAR LAMPIRAN... BAB I iii PENDAHULUAN... 1
1.1. Latar Belakang... 1
1.2.Rumusan Masalah...4
1.3.Tujuan Penelitian...4
1.4.Manfaat Penelitian...5
1.5.Ruang Lingkup Penelitian...5
BAB II TINJAUAN LITERATUR ... 5
2.1.Kompetensi untuk Pendidikan Tinggi...5
2.2.Literasi Informasi...8
2.3.Model Literasi Informasi...12
2.4.Standar Kompetensi Literasi Informasi Model ACRL...18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 28
3.1.Metode Penelitian...28
3.2.Prosedur Penelitian...28
3.3.Jadwal Penelitian...32
3.4.Lokasi Penelitian...32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 32
4.1.Gambaran Umum Perpustakaan Universitas Sumatera Utara...32
4.2.Identifikasi Kebutuhan Pelatihan...34
4.3.Identifikasi Kemampuan Literasi Informasi...36
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 63
5.1.Kesimpulan...63
5.2.Saran...65
DAFTAR PUSTAKA...66
ii
DAFTAR TABEL
3.1 Kisi-kisi kuesioner...30
4.1 Keikutsertaan dalam pelatihan literasi informasi...34
4.2 Penyelenggara pelatihan literasi informasi...35
4.3 Perlunya diadakan pelatihan literasi informasi...36
4.4 Identifikasi kebutuhan secara spesifik...37
4.5 Penggunaan sumber informasi tercetak dan elektronik...37
4.6 Meringkas poin utama dari sumber informasi...38
4.7 Membedakan sumber informasi primer, sekunder dan tersier...39
4.8 Membandingkan informasi dari berbagai sumber...40
4.9 Penggunaan bukti untuk mendukung argumen...40
4.10 Identifikasi waktu untuk memperoleh informasi...41
4.11 Membedakan informasi dalam majalah popular dan jurnal...42
4.12 Standar 1 kemampuan menentukan jenis dan sifat informasi yang dibutuhkan...44
4.13 Kemampuan mencari informasi di internet...44
4.14 Kemampuan menggunakan logika boolean...44
4.15 Kemampuan menggunakan katalog online perpustakaan lokal...45
4.16 Kemampuan menggunakan katalog online perpustakaan lain...46
4.17 Kemampuan memilih alat pencarian...47
4.18 Kemampuan menggunakan kata kunci...47
4.19 Kemampuan menggunakan search engine...48
4.20 Kemampuan menggunakan millist dan kelompok diskusi online...49
4.21 Partisipasi dalam diskusi online... 50
4.22 Kemampuan menggunakan alamat website...50
4.23 Kemampuan menyimpan dan menggunakan kembali hasil penelusuran...51
4.24 Standar 2 kemampuan mengakses informasi yang dibutuhkan secara efektif dan efisien ...52
4.25 Kemampuan mengevaluasi keaslian informasi...53
4.26 Kemampuan membedakan sumber informasi dari format file berbeda...54
4.27 Kemampuan mengevaluasi kualitas informasi tercetak dan elektronik...55
4.28 Kemampuan memahami isu-isu saat ini...55
4.29 Kemampuan menyaring informasi yang akan digunakan untuk membuat esai...56
4.30 Kemampuan mengidentifikasi informasi bias...57
4.31 Standar 3 kemampuan mengevaluasi informasi dan sumber-sumbernya...58
4.32 Kepatuhan terhadap peraturan hak cipta dan plagiarisme...59
4.33 Pemahaman masalah hak cipta di web...59
4.34 Kemampuan membuat daftar pustaka dari berbagai sumber...60
4.35 Kemampuan mengkombinasikan informasi...61
4.36 Kemampuan menciptakan pengetahuan baru...61
4.37 Standar 4 kemampuan penggunaan informasi secara efektif, efisien, etis dan berdasar hukum...62
iii
DAFTAR GAMBAR
2.1 Konsep literasi informasi...10
2.2 Pola kemampuan seven pillar...15
2.3 The Big6 nonlinear...17
3.1 Prosedur Penelitian...28
DAFTAR LAMPIRAN 1 Kuesioner...69
Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 25 Juni 1979 dari ayah H. M. Saleh Nasution dan Ibu Hj. Saridah Hanum. Penulis merupakan anak keempat dari lima bersaudara.
Tahun 1998 penulis lulus dari SMA Swasta Josua Medan dan pada tahun yang sama penulis diterima di Universitas Sumatera Utara pada Program Studi D3 Perpustakaan, Fakultas Sastra, lulus pada tahun 2001 dan pada tahun yang sama penulis melanjutkan kuliah S1 Ilmu Perpustakaan di Universitas dengan fakultas yang sama, lulus pada tahun 2004.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pembelajaran di perguruan tinggi harus mampu mengajarkan kepada
mahasiswa belajar bagaimana cara belajar (learning how to learn) dan
menuntut kemandirian dalam belajar yang dimulai dari mahasiswa
memasuki perguruan tinggi. Di samping itu, mahasiswa harus punya
keyakinan bahwa dosen bukan sumber pengetahuan utama. Mahasiswa
diharapkan bisa memenuhi kebutuhan informasi dengan berbagai cara dan
strategi. Strategi dan cara memenuhi kebutuhan informasi tidak sama untuk
setiap individu. Setiap individu mungkin menemukan kesulitan dalam
menentukan teknik pencarian dan diharapkan kesulitan tersebut tidak
menimbulkan kesenjangan informasi yaitu antara yang memiliki dan
menguasai akses informasi dan yang tidak. Kesenjangan tersebut bisa
diatasi dengan pelatihan literasi informasi.
Pelatihan literasi informasi merupakan konsep pembelajaran seumur
hidup yang membantu meningkatkan kemampuan dan produktifitas
mahasiswa. Literasi informasimerupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkandari kegiatan pembelajaran. Literasi informasi dibutuhkan dalam
implementasi kurikulum berbasis kompetensi yang mensyaratkan peserta
didik untuk memanfaatkan banyak sumber informasi, sedangkan dalam
lingkungankerja sering digunakan istilah informationcompetencies dan
information proficiencies(Hasugian, 2008). Pelatihan literasi informasi
diharapkan dapat meningkatkan kompetensi agar inovatif, mampu
memecahkan masalah secara kreatif, dan mampu melakukan tugas dengan
efektif dan efisien. Kemampuan ini merupakan elemen penting bagi
pembelajaran mahasiswa. Kemampuan tersebut meliputi identifikasi
kebutuhan informasi, identifikasi dan pemilihan sumber informasi yang
tepat, membangun strategi pencarian, mengevaluasi informasi dan
sumber-sumbernya, menggunakan dan mengkomunikasikan informasi serta taat
Perpustakaan Universitas Sumatera Utara (USU) selalu berupaya
untuk meningkatkan kemampuan pengguna informasinya. Pelatihan rutin
dilakukan namun hanya sebatas pada pengenalan perpustakaan dan
koleksinya yaitu pada saat kegiatan orientasi bagi mahasiswa baru.
Perpustakaan USU memiliki misi menyediakan akses terhadap informasi
dan layanan informasi secara tepat waktu, tepat guna dan efektif untuk
mendukung fungsi tridharma USU melalui pengadaan dan penyediaan
bahan pustaka serta membantu mahasiswa dan dosen, sehingga menjadi
terampil dalam menemukan informasi yang relevan dengan kebutuhan
mereka.
Untuk melayani kebutuhan pengguna, Perpustakaan USU
menyediakan bahan pustaka dalam jumlah yang besar dan beraneka ragam
jenis maupun subyeknya. Koleksi tersedia dalam format tercetak dan non
tercetak. Teknologi informasi dan komunikasi di perpustakaan
memunculkan jenis koleksi digital. Perpustakaan melanggan sejumlah jurnal
elektronik (e-journal) untuk sivitas akademika USU. Selain itu,
perpustakaan USU menyediakan jurnal yang dilanggan oleh Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI) Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan yang penggunaannya dibagi-pakai kepada seluruh perguruan
tinggi di Indonesia.
Jumlah koleksi perpustakaan yang besar merupakan sumber daya
informasi yang sangat penting untuk mendukung proses belajar mengajar
terutama bila dimanfaatkan secara maksimal. Mahasiswa bisa belajar untuk
memanfaatkan sumber daya dan fasilitas yang tersedia bagi mereka.
Meluasnya orientasi dasar untuk literasi informasi dan berbagai cara untuk
meningkatkan keterampilan dan pengetahuan termasuk sesi mengajar dan
lokakarya, paket belajar interaktif dan panduan menulis.
Pendidikan pengguna merupakan usaha untuk memberikan petunjuk
dalam menggunakan atau mencari informasi yang dibutuhkan mahasiswa
sebagai pengguna perpustakaan (Wooliscroft, 1997). Namun saat ini
pendidikan pengguna sudah ditingkatkan ke taraf pelatihan literasi informasi
Menurut Pendit (2008), “pada perpustakaan, konsep literasi informasi
sendiri bermula dari pendidikan pengguna di perpustakaan. Prinsip kegiatan
yang ada dalam pendidikan pengguna sama dengan apa yang akan
dikembangkan melalui program-program literasi informasi yaitu
mengembangkan kemampuan pengguna dalam menetapkan hakikat dan
rentang informasi yang dibutuhkan, mengakses informasi secara efektif dan
efisien, mengevaluasi informasi dan sumbernya secara kritis, menggunakan
informasi untuk keperluan tertentu.
Penelitian literasi informasi sudah pernah dilakukan sebelumnya
mengenai manfaat dan penerapan literasi informasi di dunia pendidikan.
Penelitian-penelitian tersebut antara lain yaitu dilakukan oleh
Apriyanti(2010) dengan judul Literasi Informasi Pemustaka: Studi Kasus di
Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta denganhasil penelitian
kemampuan literasi informasi pemustaka tergolong cukup baik.Penelitian
lain dilakukan oleh Kurnianingsih(2012)dengan judul Perancangan
Pembelajaran Literasi Informasi Berbasis Web di Perpustakaan Sekolah
dengan hasil rancangan web untuk pembelajaran literasi informasi.
Penelitian-penelitian tersebut mengukur kompetensi literasi informasi dan
penerapan literasi informasi untuk mendukung pendidikan. Tolok ukur yang
digunakan standar ACRL.
Ada banyak standar yang bisa dipakai sebagai tolok ukur mengetahui
tingkat kemampuan literasi informasi pengguna perpustakaan perguruan
tinggi. Namun dalam penelitian ini yang digunakan sebagai tolok ukur yaitu
standar yang dikeluarkan oleh Association of College and Research
Libraries yang selanjutnya akan disebut ACRL.Alasan menggunakan
ACRL karena memiliki serangkaian standar,
Association of College and Research Libraries(ACRL) telah membuat
standar kompetensi literasi informasi untuk pendidikan tinggi yang
menginspirasi pembangunan standar yang sama di negara-negara maju indikator kinerjadan hasil
untukliterasi informasidalam pendidikan tinggi.Setiap tingkatdikaitkan
denganindikator kinerjadan hasilsecara spesifik untuk menentukan tingkat
seperti Inggris, Australia dan New Zealand. Standar ACRL sudah banyak
diterapkan untuk negara-negara di Asia. Standar ACRL digunakan karena
standar ini diterapkan untuk lingkup perguruan tinggi dan indikatornya bisa
mewakili sejumlah kemampuan yang harus dimiliki dalam memahami dan
berinteraksi dengan informasi.Standar ACRL membantu mengembangkan
metode untuk mengukur pembelajaran mahasiswa yang mencakup
kompetensi literasi informasi yang harus dimiliki oleh pengguna
perpustakaan di perguruan tinggi khususnya pengguna perpustakaan USU.
Standar ini bertujuan agar mahasiswa memiliki kemampuan mengenali
kebutuhan informasi pribadinya, sebelum mencari dan menemukan
informasi tersebut. Pernyataan ini mengindikasikan adanya upaya untuk
membentuk mahasiswa yang melek terhadap informasi.
1.2. Rumusan Masalah
Secara teoritis pendidikan pengguna yang selama ini dilakukan oleh
perpustakaan USU masih belum memenuhi standar suatu pelatihan.
Pelatihan yang dilakukan hanya sebatas memperkenalkan jenis koleksi dan
cara memanfaatkannya secara umum kepada pengguna. Sementara banyak
kemampuan lain yang perlu dimiliki mahasiswa sebagai pengguna informasi
seperti pengetahuan mengidentifikasi kebutuhan informasi, mengakses dan
menggunakan informasi secara efisien, mengevaluasi informasi yang
didapat dan menggunakan informasi dengan mematuhi hukum yang berlaku.
Rumusan masalahdan sekaligus menjadi pertanyaan dalam penelitian
ini adalah bagaimanakah literasi informasi pengguna perpustakaan
Universitas Sumatera Utara?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis literasi informasi
pengguna perpustakaan USU menggunakan standar ACRL yang mencakup
kemampuan menentukan jenis dan sifat informasi yang dibutuhkan,
kemampuan mengakses informasi yang dibutuhkan secara efektif dan
kemampuan menggunakan informasi secara efektif, efisien, etis dan
berdasar hukum.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini yaitu bagi perpustakaan USU, hasil
penelitian ini bisa menjadi barometer untuk melihat sejauhmana tingkat
kemampuan literasi informasi pengguna perpustakaan dan masukan untuk
meningkatkan kemampuan literasi informasi pengguna perpustakaan USU
melalui pelatihan literasi informasi.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan analisis mengenai literasi informasi
menggunakan standar ACRL dengan responden pada penelitian ini adalah
pengguna perpustakaan USU yang menjadi peminjam terbanyak selama
periode September hingga Nopember 2012.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kompetensi untuk Pendidikan Tinggi
Perpustakaan universitas biasanya membedakan pengguna
berdasarkan tingkat kebutuhan informasinya, yaitu:
mahasiswaundergraduate (S0 dan S1), postgraduate (S2 dan S3), dan dosen
(Siregar, 1998). Kebutuhan kelompok pertama terutama adalah untuk
mendukung kurikulum yang sebagian besar sumber informasinya berbentuk
buku teks. Kelompok kedua dan ketiga, karena tugasnya antara lain harus
melakukan penelitian, kebutuhan informasi sifatnya lebih spesifik,
mendalam, dan mutakhir. Kelompok ini kebutuhannya terutama adalah
literasi informasi jurnal, disamping bahan-bahan lainnya seperti monografi
riset, proceedings, disertasi, dan informasi tentang penelitian yang telah,
Keterampilan mencari dan menemukan informasi menjadi faktor
pendukung dan semacam fasilitas untuk belajar secara lebih efektif dan
efisien. Seseorang yang sudah melek informasi dianggap akan mampu
menjelajahi banyaknya informasi yang semakin lama semakin luas dan
rumit, baik yang menggunakan sumber-sumber tercetak maupun yang
elektronik. Program penguasaan literasi informasi dianggap dapat
menciptakan keberaksaraan yang berbasis keterampilan (skills-based
literacy). Termasuk di dalam keterampilan ini adalah kemampuan mencari
informasi, memilih sumber informasi secara cerdas, menilai dan
memilah-milah sumber informasi, menggunakan serta menyajikan informasi secara
etis (Webber, 2000).
Perguruan Tinggi saat ini menerapkan Kurikulum Berbasis
Kompetensi (selanjutnya di sebut KBK)yang bertujuan untukmenciptakan
sejumlah kemampuan atau kompetensi dalam rangka pembelajaran
seumurhidup. Pembentukan kompetensi memerlukanketersediaan informasi
yang bermakna. Informasiakan terus mengalir tiada henti dan menawarkan
berbagai macampilihan.
Kelimpahruahan informasi menuntutketerampilan mengelola,
mencermati, danmenyaring secara efisien. Berbeda dengan informasidari
perpustakaan, informasi dari dunia mayamempunyai ketersediaan yang
melampaui batasruang dan waktu. Informasi yang bersumber
dariperpustakaan cenderung diterima sebagai informasiyang andal karena
sumber informasinya dianggapdipercaya. Akan tetapi, dari dunia maya,
segalamacam informasi membaur dari yang masihmentah, dalam proses
diolah sampai yang sudahmatang, oleh karena itu kesahihan(validity) dan
keandalannya patut dipertanyakan.Perlu seperangkat kemampuan atau
kompetensiuntuk mengelola dan memanfaatkan informasisecara efektif
yaitu kemampuan dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.
Perubahan pembelajaran dari teacher centered learning menjadi
student centered learning dikarenakan kondisi global (persaingan,
persyaratan kerja, perubahan orientasi) membawa perubahan pada
nantinya diharapkan dapat terjadinya perubahan kurikulum yang akan
berdampak pada perubahan perilaku pembelajaran yang akan menghasilkan
peningkatan mutu lulusan dan relevansi.
Setiap perpustakaan sedang berusaha sangat giat mendayagunakan
literasi informasi untuk meningkatkan akses, pengelolaan, dan
pendayagunaan informasi dalam volume yang besar secara cepat dan akurat.
Menurut California State University (2001) yang dikutip Hasugian (2008)
manfaat kompetensi literasi informasi dalam dunia perguruan tinggi adalah:
1. Menyediakan metode yang telah teruji untuk dapat memandu
mahasiswa kepada berrbagai sumber informasi yang terus
berkembang. Sekarang ini individu berhadapan dengan informasi
yang beragam dan berlimpah. Informasi tersedia melalui
perpustakaan, sumber-sumber komunitas, organisasi khusus, media
dan internet.
2. Mendukung usaha nasional untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Lingkungan belajar yang proaktif mensyaratkan setiap mahasiswa
memiliki kompetensi literasi informasi. Dengan keahlian informasi
tersebut maka mahasiswa akan selalu dapat mengikuti
perkembangan bidang ilmu yang dipelajarinya.
3. Menyediakan perangkat tambahan untuk memperkuat isi
perkuliahan. Dengan kompetensi literasi informasi yang dimilikinya,
maka mahasiswa dapat mencari bahan-bahan yang berhubungan
dengan perkuliahan sehingga dapat menunjang isi perkuliahan
tersebut.
4. Meningkatkan pembelajaran seumur hidup. Meningkatkan
pembelajaran seumur hidup adalah misi utama dari institusi
pendidikan tinggi dengan memastikan bahwa setiap individu
memiliki kemampuan intelektual dalam berfikir secara kritis yang
ditunjang dengan kompetensi informasi yang dimiliki individu dapat
melakukan pembelajaran seumur hidup secara mandiri.
Kompetensi literasi informasi berguna bagi mahasiswa karena dapat
informasi yang berbeda-beda. Kompetensi ini juga akan menjadikan
mahasiswa lebih peka dalam mengembangkan pola pikir dalam sistem
pembelajaran serta menjadikan mahasiswa mengetahui tindakan yang
diperlukan untuk mengumpulkan, menganalisis dan menggunakan
informasi.
2.2. Literasi Informasi
Literasi informasi dibutuhkan di era globalisasi informasi agar
pengguna memiliki kemampuan untuk menggunakan informasi dan
teknologi komunikasi dan aplikasinya untuk mengakses dan membuat
informasi seperti kemampuan dalam menggunakan alat penelusuran
internal. Literasi informasi memiliki tujuan membantu seseorang dalam
memenuhi kebutuhan informasinya baik untuk kehidupan pribadi maupun
lingkungan masyarakat.
Konsep literasi informasi pertama kali diperkenalkan oleh Paul
Zurkowski pada tahun 1974 ketika mengajukan proposal kepada National
Commission for Libraries and Information Science (NCLIS). Dalam
proposal tersebut Zurkowski berpendapat bahwa masyarakat yang terampil
dalam menggunakan aplikasi sumber daya informasi dalam pekerjaan
mereka adalah orang-orang yang melek informasi (information literates),
(UNESCO, 2007).
Literasi informasi adalah seperangkat keterampilan, sikap
danpengetahuan yang diperlukanuntuk mengetahui kapaninformasi
diperlukan untukmembantu memecahkanmasalah ataumembuat keputusan,
bagaimanamengartikulasikankebutuhaninformasibisa dicari menggunakan
istilahdan bahasa, kemudian pencarian informasi dengan
efisien,mengambilnya, menafsirkandan memahami, mengatur,
mengevaluasikredibilitas dankeaslian,menilairelevansi,
berkomunikasikepada orang lainjika perlu,
1.
kemudianmemanfaatkannya
untukmencapai tujuanyang diinginkan (UNESCO, 2007). Dalam hal ini
UNESCO menyusun sebelas tahapan siklus hidup literasi informasi berikut:
Menyadari adanya kebutuhan atau masalah yang memerlukan
2. Mengetahui secara akuratbagaimana mengidentifikasi dan
menentukaninformasi yang dibutuhkanuntuk memenuhikebutuhan,
memecahkan masalah, atau membuatkeputusan
3.
.
Mengetahui bagaimana menentukan informasi apa yang
dibutuhkandan tidak dibutuhkan,
4.
dan mengetahui cara membuatatau
menciptakaninformasi atau pengetahuan baru.
5.
Mengetahui bagaimana menemukaninformasi yang dibutuhkan
Mengetahui cara membuat atau menciptakan pengetahuan baru jika
informasiyang dibutuhkantidak tersedia
6.
.
Mengetahui bagaimanamemahamiinformasi yang ditemukanatau jika
tidak memahaminya,
7.
tahu ke mana harusmeminta bantuan.
Mengetahui bagaimana mengatur,menganalisis, menafsirkan
danmengevaluasi informasi,
8.
termasuk keandalansumbernya.
Mengetahui bagaimanaberkomunikasi danmenyajikan
informasikepada orang laindalam formatdan mediayang tepatdan
bermanfaat
9.
.
10.
Mengetahui bagaimana memanfaatkaninformasi untuk
memecahkanmasalah,membuat keputusanataumemenuhikebutuhan
Mengetahui bagaimanamelestarikan, menyimpan, menggunakan
kembali, merekam danmeng
11.
arsipinformasiuntuk penggunaan di
masa depan
Mengetahui bagaimanamembuanginformasiyang
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa literasi informasi adalah
seperangkat kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki seseorang untuk
mengetahui kapan informasi dibutuhkan, kemampuan dalam mencari,
menemukan, menempatkan, menganalisis, mengevaluasi,
mengkomunikasikan dan menggunakan secara efektif informasi yang
berfungsi dalam pemenuhan kebutuhan informasi yang akan memecahkan
berbagai masalah.
tidak lagi
diperlukan,danmenjaga informasiyang harusdilindungi.
Chartered Institute of Library and Information Professionals (CILIP)
when and why you need information, where to find it, and how to evaluate,
use and communicate it in an ethical manner” (CILIP, 2007). Dari definisi
tersebut dapat diartikan bahwa literasi informasi adalah mengetahui kapan
dan mengapa membutuhkan informasi, dimana mendapatkannya, bagaimana
mengevaluasi, menggunakan dan mengkomunikasikan informasi dengan
cara etis.
Merujuk pada berbagai definisi literasi informasi yang telah
dirumuskan, pada dasarnya semua definisi memiliki kesamaan. Walaupun
ada beberapa perbedaan, hal tersebut bisa menjadi saling melengkapi satu
dengan lainnya.
Literasi informasi adalah kompetensi yang memerlukan pengetahuan
tentang informasi, sifat dan format yang tersedia,kemampuan untuk
mengambil informasi yang relevan dengan menyaring yang tidak relevan,
dan sikap untuk menggunakan informasi dan berbagidengan cara etis
(Koneru, 2010).
Berikut konsep literasi informasi yang digambarkan oleh Lau (2006):
Gambar 2.1Konsep literasi informasi
Pendidikan pengguna (user education)adalah pendekatan umum dalam
mengajarkan kepada pengguna bagaimana mengakses informasi,
bibliographic instruction adalah pelatihan penggunaan sarana bibliografi
yang berfokus pada temu kembali informasi, library orientation adalah
pengenalan perpustakaan secara umum, information competencies adalah
penggabungan kemampuan dan tujuan dari literasi informasi, dan
development of information skills adalah proses memfasilitasi kemampuan
literasi.
Dalam konteks literasi informasi, perlu membekali pengguna dengan
kemampuan yang diperlukan untuk menemukan dan memanfaatkan
informasi yang mereka butuhkan untuk bekerja, belajar dan rekreasi.
Kemampuan bisa didapat melalui bermacam konsep literasi informasi di
atas.
Shapiro danHughes (1996) mendefinisikan literasi informasi sebagai
berikut:1) Dalamartisempitliterasi informasi mencakupketerampilan
praktisyang terlibat dalampenggunaan teknologi informasidan sumber
dayainformasi yang efektif, baikcetak maupun elektronik,2) Literasi
informasiadalah seniliberalbaruyangmelampauiketerampilan teknis
dandipahamisebagairefleksi kritispada sifatinformasi itu sendiri,
infrastruktur teknis dankonteks sosial, budayadan bahkanfilosofisdan
dampaknya, 3) Kurikulummelek informasimeliputi:a) Tool Literacy, yakni
kemampuan memahami dan menggunakan alat teknologiinformasi secara
konseptual maupun praktikal, termasuk di dalamnyakemampuan
menggunakan perangkat lunak, perangkat keras, dan multimedia, b)
Resource Literacy, yakni kemampuan memahami bentuk, format, lokasi
dancara mendapatkan sumberdaya informasi, c) Social-Structure Literacy,
yakni kemampuan memahami tentang bagaimanainformasi dihasilkan dalam
suatu masyarakat, d) Research Literacy, yakni kemampuan menggunakan
peralatan berbasisteknologi informasi sebagai alat riset, e) Publishing
Literacy, yakni kemampuan menyusun dan menerbitkan publikasidan ide
ilmiah ke kalangan luas dengan memanfaatkan komputer dan internet, f)
Emerging Technology Literacy, yakni kemampuan yang
memungkinkanseseorang untuk terus menerus menyesuaikan diri dengan
perkembanganteknologi, g) Critical Literacy, yakni kemampuan
Menurut Association of College and Research Libraries (ACRL)
setelah menguasai keterampilan literasi informasi individu akan bisa:
1. Menentukan batas informasi yang diperlukan.
2. Mengakses informasi yang diperlukan dengan efektif dan efisien
3. Mengevaluasi informasi dan sumber-sumbernya dengan kritis
4. Memadukan sejumlah informasi yang terpilih menjadi dasar
pengetahuan seseorang
5. Menggunakan informasi dengan efektif untuk mencapai tujuan
tertentu.
6. Mengerti masalah ekonomi, hukum, dan sosial sehubungan dengan
penggunaan informasi, serta mengakses dan menggunakan informasi
secara etis dan legal (ACRL, 2000)
2.3. Model Literasi Informasi
Literasi informasi pada dunia perguruan tinggi dianggap sebagai
serangkaian kemampuan yang bersifat generik dan dapat diterapkan di
segala bidang ilmu (Hasugian, 2008). Program-program literasi informasi di
perguruan tinggi pada umumnya berdasarkan pada kemampuan mencari,
menemukan, dan menggunakan informasi. Kemampuan seperti itu disebut
kemampuan teknis.
1.
UNESCO memasukkan enam kategori kelangsungan hidup
kemampuan literasi abad 21 yang terdiri dari:
Basic Literacy, kadang-kadang disebutLiterasiFungsional
(Functional Literacy), merupakan kemampuan dasar
literasiatausistem belajar konvensionalseperti
bagaimanamembaca,menulis,
2.
danmelakukan
perhitungannumerikdan mengoperasikan sehingga setiap
individudapat berfungsidan memperoleh kesempatan untuk
berpartisipasi dimasyarakat, di rumah, di kantor maupun sekolah.
Computer literacy,merupakanseperangkat keterampilan, sikap dan
pengetahuan yang diperlukanuntuk memahami
dankomunikasi, termasukperangkatdan alat-alatseperti komputer
pribadi(PC), laptop, ponsel, iPod, BlackBerry, dansebagainya,
literasikomputerbiasanyadibagi menjadihardwaredan
softwareliterasi
3.
.
Media Literacy,merupakanseperangkat keterampilan, sikapdan
pengetahuanyang diperlukan untuk memahamidan
memanfaatkanberbagai jenismediadan formatdi mana
informasidikomunikasikandari pengirimke penerima, seperti
gambar, suara, danvideo,dan apakahsebagai transaksiantara
individu, atausebagai transaksimassalantara pengirimtunggal
danbanyak penerima, atau, sebaliknya
4.
.
Distance LearningdanE-Learningadalah istilah yangmerujuk
pada modalitaspendidikan dan pelatihanyang
menggunakanjaringan telekomunikasi, khususnya worldwide
webdan internet, sebagai ruang kelasvirtual bukanruang
kelasfisik.Dalam distance learningdane-learning, baikguru dan
siswaberinteraksi secara online,
5.
sehinggasiswadapat
menyelesaikanpenelitian dantugasdarirumah,atau di mana sajadi
mana mereka dapatmemperoleh akseske komputer dansaluran
telepon.
Cultural Literacy. Merupakan literasibudayayang
berartipengetahuan, dan pemahaman, tentang bagaimanasuatu
negara, agama, sebuah kelompok etnisatau suatusuku, keyakinan,
simbol, perayaan, dancara komunikasi tradisional.Sebuah elemen
penting daripemahamanliterasi informasiadalahkesadaran tentang
bagaimanafaktor budaya berdampak secara positif maupunnegatif
dalam hal
6.
penggunaaninformasi moderndan teknologi komunikasi.
Information literacy, eratkaitannya denganpembelajaran untuk
belajar, danberpikir kritis, yang menjaditujuan
pendidikanformal,tapi seringtidak terintegrasike dalam
kurikulum, silabusdanrencana
istilahinformation competenciesatauinformation fluencyatau
bahkanistilah lain (UNESCO, 2007).
Literasi informasitidak bisa hanya mengandalkanpustakawanatau
pengetahuan yang terbatas dari mahasiswa. Sebaliknya, perlu
pendekatanmelaluimitrakampusyang bekerjasama untukkepentingan
literasiinformasi danmenerima tanggung jawabbersamadi
dalamnya.Mengintegrasikanliterasi informasidi seluruhkurikulumadalah
kesempatandan tantangan bagipustakawanuntuk membantu sivitas
akademika. Ada banyak model pembelajaran literasi informasi untuk
memandumahasiswa memahamiliterasi informasiyang
dikaitkandalamkurikulumpendidikan tinggi yang antara lain yaitu:
SCONUL (Seven Pillar)
Kelompok KerjaLiterasiInformasiSCONULmenerbitkan keterampilan
informasidalam pendidikan tinggipada tahun 1999.
SCONULmemperkenalkanTujuhPilar (seven pillar)
ModelKeterampilanInformasi.Sejak itu, modelini diadopsi
olehpustakawandan gurudi seluruh duniasebagaisarana untuk
membantumereka memberikaninformasi kepadapeserta didik.
1. Recognize information need(mengenal kebutuhan informasi).
Keterampilan
tersebut sebagai berikut:
2. Distinguish ways of addressing gap(membedakan cara mengatasi
kesenjangan, mengetahui sumber informasi).
3. Construct strategies for locating(membangun strategi untuk menentukan
lokasi informasi).
4. Locate and access(menentukan lokasi dan akses informasi).
5. Compare and evaluate(membandingkan dan mengevaluasi informasi
yang diperoleh dari sumber yang berbeda).
6. Organise, apply and communicate (mengorganisasikan, menerapkan dan
mengkomunikasikan informasi ke orang lain dengan cara yang sesuai
dengan situasi).
7. Synthesise and create (menyatukan dan membangun atas informasi yang
Berikutgambar pola kemampuanseven pillars:
Gambar 2.2 Pola Kemampuan Seven Pillar
Information Literacy
B
a
sic
L
ib
ra
ry
S
k
il
ls
a
n
d
I
T
S
k
il
ls
Novice Advanced Beginner Competent Proficient Expert
Recognise information need
Distinguish ways of addressing gap
Construct strategies for locating
Locate and access
Compare and evaluate
Organise, apply and communicate
SCONUL memasukkan kemampuan dasar perpustakaan dan
kemampuan teknologi informasi ke dalam tujuh pilar kemampuan literasi
informasi dan mengelompokkan tingkat kemampuan pada tingkatnovice,
advanced beginner, competent, proficient dan expert.
The Big6
The Big6 ditemukan oleh Eisenberg dan Berkowitz pada tahun 1990.
Mereka mengelompokkan keterampilan literasi informasi kedalam 6 (enam)
bidang yaitu:
1. Perumusan masalah
a. Merumuskan masalah yang dihadapi
b. Mengidentifikasi informasi yang diperlukan
2. Strategi mencari informasi
a. Menentukan semua sumber yang mungkin dapat digunakan
b. Memilih sumber yang terbaik
3. Menentukan lokasi dan akses informasi
a. Menentukan sumber informasi secara intelektual
b. Menemukan informasi dari berbagai sumber
4. Menggunakan informasi
a. Membaca, mendengar, menyentuh dan sebagainya
b. Mengekstrak informasi yang relevan
5. Mensintesis
a. Mengorganisasikan informasi dari berbagai sumber
b. Mempresentasikan informasi
6. Mengevaluasi
a. Menilai produk yang dihasilkan dari segi efektivitas
b. Menilai proses dari segi efisiensi
Menurut Eisenberg, The Big6 dapat digunakan siapapun ketika
mereka mencari atau mengaplikasikan informasi untuk memecahkan
masalah atau membuat keputusan. Namun perlu diperhatikan bahwa tahapan
harus selalui melalui tahapan secara berurutan. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar berikut:
Gambar 2.3The Big6 nonlinear
Enam poin yang menggambarkan The Big6 merupakan keterampilan
penting, sebuah model proses pemecahan masalah informasi, sederhana,
bisa berlaku dimana saja, bisa diterapkan untuk setiap situasi informasi,
mudah diimplementasikana dan sangat kuat (powerful).
Task Defenition
Information Seeking Strategies
Location and Access
Information Use
Synthesis
Empowering8
Model literasi informasi Empowering8 dihasilkan dari kegiatan
workshop yang diprakarsai oleh UNESCO yang dilaksanakan di Srilanka
pada tahun 2004 dan di India pada tahun 2005. Model ini dikembangkan
oleh orang Asia untuk Asia. Empowering 8 merupakan hak cipta NILIS
(National Institute of Library and Information Science) yang menghasilkan
pengelompokan keterampilan yaitu:
1. Mengidentifikasi topik, format yang relevan dan jenis-jenis sumber
informasi
2. Mengeksplorasi sumber informasi
3. Menyeleksi sumber informasi, merekam dan mengumpulkan
kutipan-kutipan yang relevan
4. Mengorganisasi informasi, mengevaluasi dan menyusun informasi secara
logis, dan menggunakan alat bantu untuk membandingkan dan
mengkontraskan informasi
5. Menciptakan informasi dengan menggunakan kata-kata dan ide sendiri
6. Mempresentasi dan menyebarkan informasi yang dihasilkan
7. Menilai informasi
8. Menerapkan informasi yang didapat dan menggunakan pengetahuan baru
tersebut untuk berbagai situasi (Wijetunge, 2005).
Empowering8 dikembangkan menggunakan pendekatan pemecahan
masalah ke sumber berdasarkan pembelajaran karena mencakup delapan
komponen dalam hal menemukan dan menggunakan informasi secara
efektif.
2.4. Standar Kompetensi Literasi Informasi Model ACRL
Kemampuan baru dapat diperoleh dengan menjalani proses belajar.
Dalam proses belajar memerlukan informasi yang tepat dan benar. Bagi
mahasiswa, kemampuan ini akan menentukan banyaknya informasi yang
dapat diserap, dan lebih dari itu mahasiswa makin mampu menyelesaikan
diterimanya tanpa evaluasi. Untuk itu diperlukan standar kompetensi literasi
informasi.
The Association of College and Research Libraries (ACRL) meminta
pengesahan pengumuman standar kompetensi literasi informasi dari para
profesional dan asosiasi akreditasi di perguruan tinggi. Standar kompetensi
literasi informasi untuk pendidikan tinggi menyediakan kerangka kerja
untuk mengidentifikasikan individu yang memiliki kompetensi informasi.
Standar berfokus pada kebutuhan mahasiswa di pendidikan tinggi. Standar
ini juga menampilkan daftar hasil untuk menilai perkembangan kompetensi
informasi mahasiswa. Dalam standar kompetensi literasi informasi dari
ACRL (2000), seseorang disebut information literate jika memiliki:
(1) Kemampuan menentukan jenis dan sifat informasi yang
dibutuhkan
a. Kemampuan mendefinisikan kebutuhan informasi.
• Berunding dengan instruktur dan berpartisipasi dalam kelas
diskusi, kelompok rekan kerja, dan diskusi elektronik untuk
mengidentifikasi topik penelitian, atau kebutuhan informasi
lainnya.
• Mengembangkan pernyataan tesis dan merumuskan pertanyaan
berdasarkan kebutuhan informasi.
• Menggali sumber-sumber informasi umum untuk meningkatkan
keakraban dengan topik.
• Mendefinisikan atau memodifikasi kebutuhan informasi untuk mencapai fokus pengelolaan.
• Mengidentifikasi konsep-konsep kunci dan istilah yang
menggambarkan kebutuhan informasi.
• Mengakui bahwa informasi yang ada dapat dikombinasikan dengan pemikiran yang orisinal, eksperimentasi atau analisis
b. Kemampuan mengidentifikasi beragam jenis dan format dari
sumber-sumber informasi yang potensial.
• Mengetahui bagaimana informasi formal dan informal diproduksi,
terorganisir, dan disebarluaskan.
• Mengakui pengetahuan yang dapat diatur dalam disiplin ilmu
yang mempengaruhi cara informasi diakses.
• Mengidentifikasi nilai dan perbedaan potensi sumber informasi dalam berbagai format (misalnya, multimedia database website,
kumpulan data, audio/visual, dan buku).
• Mengidentifikasi tujuan dan pengguna potensial dari sumber
informasi (misalnya majalah populer vs majalah ilmiah, informasi
terbaru vs lama)
• Membedakan antara sumber primer dan sekunder, mengenali bagaimana penggunaan dan pentingnya variasi sumber-sumber
tersebut dengan masing-masing disiplin.
• Menyadari informasi yang mungkin perlu dibangun dengan data
mentah dari sumber primer.
c. Kemampuan mempertimbangkan biaya dan manfaat dari pencarian
informasi yang dibutuhkan.
• Menentukan ketersediaan informasi yang dibutuhkan dan
membuat keputusan tentang perluasan proses pencarian informasi
di luar sumber lokal (misalnya, interlibrary loan, menggunakan
sumber informasi di lokasi lain, memperoleh gambar, video, teks,
atau suara).
• Mempertimbangkan kelayakan menemukan bahasa atau
keterampilan baru (misalnya, berbahasa asing atau berbasis
disiplin) dalam rangka untuk mengumpulkan informasi yang
dibutuhkan dan untuk memahami konteksnya.
• Mendefinisikan rencana realistis secara keseluruhan dan waktu
untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan.
d. Kemampuan mengevaluasi kembali sifat dan cakupan informasi yang
• Mengulas kebutuhan informasi awal untuk memperjelas, merevisi
atau memperbaiki pertanyaan.
• Menjelaskan kriteria yang digunakan untuk membuat keputusan
informasi dan pilihan
(2) Kemampuan mengakses informasi yang dibutuhkan secara efektif
dan efisien
a. Kemampuanmenyeleksi metode pencarian atau sistem temu kembali
informasi yang paling tepat untuk mencari informasi yang
dibutuhkan.
• Mengidentifikasi metode investigasi yang tepat (misalnya, percobaan laboratorium, simulasi, kerja lapangan).
• Menyelidiki manfaat dan penerapan berbagai metode investigasi.
• Menelaah ruang lingkup, isi, dan organisasi sistem pencarian informasi.
• Memilih pendekatan yang efisien dan efektif untuk mengakses
informasi yang diperlukan dari metode investigasi atau sistem
pencarian informasi.
b. Kemampuan membangun dan menerapkan strategi penelusuran yang
efektif.
• Mengembangkan rencana penelitian yang sesuai dengan metode
investigasi.
• Mengidentifikasi kata kunci, sinonim dan istilah terkait untuk informasi yang dibutuhkan.
• Memilih kosakata terkontrol khusus untuk disiplin atau sumber
temu kembali informasi.
• Membangun strategi pencarian menggunakan perintah yang sesuai untuk sistem pencarian informasi tertentu (misalnya,
operator boolean, pemotongan (truncation), dan proximity untuk
mesin pencari, penyelenggara internal seperti indeks untuk buku).
• Menerapkan strategi pencarian di berbagai sistem pencarian
mesin pencari, dengan bahasa perintah yang berbeda, protokol,
dan parameter pencarian.
• Mengimplementasikan pencarian menggunakan protokol
investigasi sesuai dengan disiplin.
c. Kemampuan menemukan kembali informasi secara onlineatau secara
pribadi menggunakan beragam metode.
• Menggunakan berbagai sistem pencarian untuk mengambil
informasi dalam berbagai format.
• Menggunakan berbagai skema klasifikasi dan sistem lain (misalnya, sistem nomor panggil atau indeks) untuk mencari
sumber informasi dalam perpustakaan atau untuk
mengidentifikasi situs tertentu untuk eksplorasi fisik.
• Menggunakan layanan online atau khusus orang yang tersedia di
suatu lembaga untuk mengambil informasi yang diperlukan
(misalnya, pinjaman antar/dokumen pengiriman, asosiasi profesi,
kantor lembaga penelitian, sumber daya masyarakat, pakar dan
praktisi).
• Menggunakan survei, surat, wawancara, dan bentuk lain dari
penyelidikan untuk mengambil informasi primer.
d. Kemampuan mengubah strategi penelusuran jika perlu.
• Menilai kuantitas, kualitas, dan relevansi hasil pencarian untuk
menentukan apakah sistem pencarian informasi alternatif atau
metode investigasi harus dimanfaatkan.
• Mengidentifikasi kesenjangan dalam informasi yang diambil dan
menentukan apakah strategi pencarian harus direvisi.
• Mengulangi pencarian dengan menggunakan strategi revisi
seperlunya.
e. Kemampuan mengutip, mencatat, dan mengolah informasi dan
sumber-sumbernya.
• Memilih di antara berbagai teknologi yang paling tepat untuk
fungsi perangkat lunak, mesin fotokopi, scanner, peralatan
audio/visual, atau instrumen eksplorasi).
• Menciptakan sistem untuk mengorganisasikan informasi.
• Membedakan antara jenis sumber yang dikutip dan memahami
unsur-unsur dan sintaks yang benar dari kutipan untuk berbagai
sumber informasi.
• Mencatat semua informasi kutipan yang relevan untuk referensi di masa mendatang.
• Menggunakan berbagai teknologi untuk mengelola informasi
yang terpilih dan terorganisir
(3) Kemampuan mengevaluasi informasi dan sumber-sumbernya
secara kritis
a. Kemampuanmeringkas ide utama yang dapat dikutip dari informasi
yang terkumpul.
• Membaca teks dan memilih gagasan utama.
• Menyatakan kembali konsep tekstual dalam kata-kata sendiri dan
memilih data yang akurat.
• Mengidentifikasi materi verbatim yang tepat dan dapat dikutip
kemudian.
b. Kemampuan mengeluarkan dan menggunakan kriteria awal untuk
mengevalusi informasi dan sumber -sumbernya.
• Memeriksa dan membandingkan informasi dari berbagai sumber untuk mengevaluasi reliabilitas, validitas, akurasi, otoritas,
ketepatan waktu, dan sudut pandang bias.
• Menganalisa struktur dan logika argumen pendukung atau
metode.
• Mengakui prasangka, penipuan, atau manipulasi.
• Mengakui budaya, fisik, atau konteks lainnya di mana informasi
diciptakan dan memahami dampak dari konteks dalam
menafsirkan informasi
c. Kemampuan mengumpulkan ide-ide utama untuk membangun
• Mengakui keterkaitan antar konsep dan menggabungkannya ke
dalam laporan utama potensial dengan bukti pendukung.
• Memperpanjang awal sintesis, bila mungkin, pada tingkat lebih
tinggi dari abstraksi untuk membangun hipotesis baru yang
mungkin memerlukan informasi tambahan.
• Memanfaatkan komputer dan teknologi lainnya (misalnya
spreadsheet, database, multimedia, dan perlengkapan audio atau
visual) untuk mempelajari interaksi ide dan fenomena lain.
d. Kemampuan membandingkan pengetahuan baru dengan pengetahuan
terdahulu untuk menentukan nilai tambahnya, kontradiksi, atau
karakteristik literasi informasi unik lainnya dari informasi.
• Menentukan apakah informasi memenuhi kebutuhan penelitian
atau informasi lainnya.
• Menggunakan kriteria memilih untuk menentukan apakah
informasi yang bertentangan atau memverifikasi informasi yang
digunakan dari sumber lain.
• Menarik kesimpulan berdasarkan informasi yang dikumpulkan.
• Pengujian teori dengan disiplin yang sesuai teknik (misalnya,
simulator, percobaan)
• Menentukan akurasi kemungkinan dengan mempertanyakan sumber data, keterbatasan alat pengumpulan informasi atau
strategi, dan kewajaran kesimpulan.
• Mengintegrasikan informasi baru dengan informasi atau
pengetahuan sebelumnya.
• Memilih informasi yang menyediakan bukti untuk topik
e. Kemampuan menentukan apakah pengetahuan baru memiliki
dampak terhadap sistem nilai seseorang dan menentukan cara untuk
menyatukan perbedaan-perbedaan.
• Menyelidiki sudut pandang yang berbeda yang ditemui dalam
literatur.
• Menentukan apakah untuk memasukkan atau menolak sudut
f. Kemampuan membuktikan kebenaran dari pemahaman dan
interpretasi informasi melalui diskusi dengan individu lain, para ahli,
dan/atau praktisi.
• Berpartisipasi dalam kelas dan diskusi lainnya.
• Berpartisipasi dalam forum komunikasi elektronik yang dirancang
untuk mendorong wacana pada topik (misalnya, e-mail, papan
buletin, chat room).
• Mencari pendapat ahli melalui berbagai mekanisme (misalnya, wawancara, e-mail, listservs).
g. Kemampuan menentukan apakah query (pertanyaan) awal perlu
direvisi
• Menentukan apakah kebutuhan akan informasi asli telah
memuaskan atau masih memerlukan informasi tambahan.
• Mengulas strategi pencarian dan menggabungkan konsep
tambahan yang diperlukan.
• Mengulas sumber pencarian informasi yang digunakan dan
memperluas untuk memasukkan hal lain yang diperlukan.
(4) Kemampuan menggunakan informasi untuk menyelesaikan tujuan
tertentu
a. Kemampuanmenggunakan informasi baru dan yang terdahulu untuk
perencanaan dan penciptaan hasil kinerja yang istimewa.
• Mengatur konten dengan cara yang mendukung tujuan dan format
produk atau kinerja (misalnya garis, draft, storyboard).
• Mengartikulasikan pengetahuan dan transfer keterampilan dari
pengalaman sebelumnya dalam merencanakan dan menciptakan
produk atau kinerja.
• Mengintegrasikan informasi baru dan sebelumnya, termasuk
kutipan dan penafsiran dengan cara yang mendukung tujuan dari
produk atau kinerja.
• Memanipulasi teks digital, gambar, dan data sesuai kebutuhan, memindahkannya dari tempat asli ke dalam format baru.
• Mempertahankan jurnal atau log kegiatan yang berkaitan dengan
pencarian informasi, evaluasi, dan proses berkomunikasi.
• Memikirkan kesuksesan masa lalu, kegagalan, dan strategi
alternatif.
c. Kemampuan mengkomunikasikan hasil atau performa secara efektif
kepada orang lain.
• Memilih media komunikasi dan format yang paling mendukung tujuan dari produk atau kinerja dan pengguna yang dituju.
• Menggunakan berbagai aplikasi teknologi informasi dalam
menciptakan produk atau kinerja.
• Menggabungkan prinsip-prinsip desain dan komunikasi.
• Berkomunikasi dengan jelas dan dengan gaya yang mendukung tujuan dari pengguna.
(5) Memahami aspek ekonomi, hukum, dan sosial yang berkaitan
dengan penggunaan informasi
a. Memahami isu-isu ekonomi, hukum dan aspek sosial ekonomi
seputar informasi dan teknologinya.
• Mengidentifikasi dan membahas isu-isu yang berkaitan dengan
privasi dan keamanan baik di media cetak dan lingkungan
elektronik.
• Mengidentifikasi dan membahas isu-isu yang berkaitan dengan akses informasi secara gratis vs berbayar.
• Mengidentifikasi dan membahas isu-isu yang berkaitan dengan
penyensoran dan kebebasan berbicara.
• Menunjukkan pemahaman tentang kekayaan intelektual, hak cipta, dan penggunaan secara wajar dari materi yang berhak cipta.
b. Mengikuti peraturan/hukum serta kebijakan institusi dan etika yang
berhubungan dengan akses dan penggunaan sumber-sumber
informasi.
• Berpartisipasi dalam diskusi elektronik dan mematuhi peraturan
• Menggunakan password yang disetujui dan bentuk lain dari ID
untuk akses ke sumber informasi.
• Mematuhi kebijakan institusional terhadap akses ke sumber
informasi.
• Menjaga integritas sumber informasi, peralatan, sistem dan
fasilitas.
• Secara hukum memperoleh izinmenyebarkan teks, data, gambar,
atau suara.
• Menunjukkan pemahaman tentang apa yang merupakan
plagiarisme dan tidak mengakui karya orang lain sebagai milik
sendiri.
• Menunjukkan pemahaman tentang kebijakan institusi yang terkait dengan penelitian tentang manusia.
c. Menghargai penggunaan sumber-sumber informasi dalam
mengkomunikasikan produk atau kinerja.
• Memilih gaya dokumentasi yang sesuai dan menggunakan
kutipan sumber-sumber secara konsisten.
• Memberitahukan izin yang diberikan sesuai kebutuhan untuk
karya yang berhak cipta.
Selain standar-standar literasi informasi yang disebut di atas masih
banyak lagi standar lainnya. Masing-masing standar memiliki karakteristik
dalam hal mengajarkan cara belajar yang mengarahkan dan mendorong
manusia untuk mengembangkan pengetahuan yang dapat memupuk
motivasi untuk belajar lebih jauh dan lebih dalam. Namun, model literasi
informasi pada SCONUL, The Big6 dan Empowering 8 tidak secara spesifik
menjabarkan indikator kinerja kemampuan literasi informasi seperti yang
dijabarkan pada ACRL.
Kemampuan literasi informasi SCONUL sulit untuk dipraktekkan.
Ketikamenggunakansistemdasarpenelitian sepertikatalog online
denganketerampilan berpikir kritis yang tidak dijabarkan secara spesifik
pada SCONUL.
The Big6 bisa digunakan oleh semua tingkat pendidikan dan usia,
namun pada penerapannya The Big6 lebih banyak digunakan bagi siswa di
sekolah. Sedangkan Empowering 8 belum banyak digunakan untuk
penelitian dengan objek literasi informasi.
ACRL memiliki serangkaian standar, indikator kinerjadan hasil
untukliterasi informasidalam pendidikan tinggi.Setiap tingkatdikaitkan
denganindikator kinerjadan hasilsecara spesifik untuk menentukan tingkat
kemampuan literasi informasi untuk mahasiswa.ModelACRLjuga
memasukkanketerampilanperpustakaandasar dankemampuan teknologi
informasisebagaielemen dasar, dan denganmenekankanstrategi
untuklokasiinformasi sertadimensikreatif dengan mengembangkan
kompetensi untuk visual dan media
BAB III
literasi.
METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian
kuantitatif dengan penjelasan secara deskriptif.Data yang dikumpulkan dari
penyebaran kuesioner dianalisis dengan menggunakan metode
deskriptif.Dalam penelitian data dituangkan dalam bentuk narasi deskriptif.
Analisis data digunakan untuk menganalisis tingkat literasi informasi
pengguna perpustakaan Universitas Sumatera Utara.
3.2. Prosedur Penelitian
Berikut langkah-langkah atau prosedur penelitian yang akan
dilakukan:
Observasi
Gambar 3.1 Prosedur penelitian
Berikut adalah penjelasan dari prosedur penelitian di atas:
1. Observasi
Studi pendahuluan dilakukan dengan melakukan observasi dan
pengamatan awal untuk mengetahui apakah perpustakaan USU sudah
pernah melakukan pelatihan literasi informasi dan mengamati pengguna
perpustakaan USU yang sedang melakukan penelusuran di layanan
digital perpustakaan USU untuk melihat sejauhmana kemampuan
penelusuran mereka.
2. Penentuan Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah pengguna perpustakaan USU. Mengingat
banyaknya populasi, maka ditetapkan yang menjadi sampel dari
penelitian ini sebanyak 80 orang.Teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah purposive sampling dengan kriteria: a) peminjam
terbanyak periode September hingga Nopember 2012, b) mahasiswa
tingkat sarjana strata 1 (S1) semester VI.
3. Instrumen Penelitian
Penyebaran kuesioner
Pengolahan data
Penentuan Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian.
Setiap kuesioner berisi pertanyaan yang memuat indikator-indikator
variabel penelitian. Kuesioner mengacu pada standar ACRL. Dari
standar ACRLdibentuk menjadi empat standar kemampuan yang
menghasilkan 33 butir pertanyaan kuesioner. Berdasarkan 33 butir
pertanyaan tersebut, disusun kisi-kisi kuesioner pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner
Parameter Indikator ACRL Nomor Item
Kuesioner* Jumlah Variabel
efektif, efisien, etis dan berdasar hukum
Jumlah 33 33
*Kuesioner dapat dilihat pada Lampiran 1
4. Penyebaran Kuesioner
Langkah selanjutnya adalah penyebaran kuesioner kepada pengguna
perpustakaan. Kuesioner dibagikan dikelas yang telah ditentukan.
Sebelum mengisi kuesioner, responden diberi petunjuk mengenai topik
pada kuesioner dan diberi petunjuk cara mengisi. Setelah diisi,
kuesioner langsung dikumpulkan dihari yang sama.
5. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan tahapan 1) memeriksa ketepatan dan
kelengkapan jawaban atau pertanyaan, 2) memasukkan data ke program
komputer dengan menggunakan program SPSS dan Microsoft excel,3)
data yang telah dimasukkan ke komputer di periksa kembali guna
menghindari kesalahan, 4) data ditabulasi kemudian dihitung
presentasinya untuk dianalisis dan diinterpretasikan.
6. Analisis Data
Data yang dikumpulkan dari penyebaran kuesioner dianalisis dengan
menggunakan metode deskriptif. Hasil penelitian ini diharapkan bisa
menjadi rekomendasi untuk menentukan materi apa saja yang perlu
diperdalam dalam kegiatan pelatihan. Materi diambil berdasarkan
penghitungan nilai rata-rata dari jawaban responden untuk setiap item
pertanyaan yang < 3,25. Hal ini ditetapkan dengan pertimbangan nilai
rata-rata 3,25 cenderung lebih dekat ke interval kemampuan cukup,
dengan harapan setelah mengikuti pelatihan peserta akan mencapai nilai
maksimum yaitu pada level kemampuan baik.
Skala pengukuran dalam penelitian ini menggunakan rating scale.
Rating scale digunakan karena lebih fleksibel, tidak terbatas untuk
mengukur sikap saja tetapi untuk mengukur persepsi responden
terhadap fenomena lainnya seperti skala untuk mengukur status sosial
ekonomi, kelembagaan, pengetahuan, kemampuan, proses kegiatan dan
bertujuan untuk mengartikan setiap angka yang diberikan pada
alternatif jawaban pada setiap item instrumen. Untuk menghitung nilai
rata-rata jawaban seluruh responden untuk tiap item pertanyaan dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
= rata-rata jawaban responden tiap item pertanyaan = banyaknya responden yang menjawab sangat kurang = banyaknya responden yang menjawab kurang
= banyaknya responden yang menjawab cukup = banyaknya responden yang menjawab baik
= bobot jawaban sangat kurang = 1 = bobot jawaban kurang = 2 = bobot jawaban cukup = 3 = bobot jawaban baik = 4
3.3. Jadwal Penelitian
Penelitian ini dimulai pada bulan Desember 2012 sampai Mei 2013.
3.4. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di perpustakaan Universitas Sumatera Utara
Jalan Perpustakaan No. 1 Kampus Universitas Sumatera Utara.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perpustakaan Universitas Sumatera Utara
Sebagai perpustakaan sentral, perpustakaan Universitas Sumatera
pemakai dari berbagai jenjang pendidikan. Saat ini, Perpustakaan USU
melayani kebutuhan bahan pustaka mahasiswa dan dosen dari 11 fakultas
dan satu sekolah pascasarjana yang mengasuh jenjang program sarjana
(S-1), program diploma III, program diploma IV, program magister (S-2),
program spesialis/profesi, dan program doktor. Jumlah mahasiswa yang
terdaftar menjadi pemakai aktif Perpustakaan USU terdiri dari 29.443 orang
dan jumlah tenaga dosen sebanyak 1.636 orang.Untuk melayani kebutuhan
itu, Perpustakaan USU menyediakan bahan pustaka dalam jumlah yang
besar dan beraneka ragam jenis maupun subyeknya. Berdasarkan Laporan
Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) 2011, perpustakaan USU memiliki jumlah
koleksi tercetak sebanyak 682.403 judul dengan rincian koleksi buku
sebanyak 498.731 eksemplar (73,06%), Jurnal sebanyak 137.738 eksemplar
(20,16%), koleksi deposit & lainnya sebanyak 46.294 eks. ( 6,78%).
Selain koleksi tercetak, perpustakaan USU memiliki koleksi digital
yang dipublikasikan sampai dengan tahun 2010 melalui usu repository
(repository.usu.ac.id) sebanyak 18.916 eksemplar. Perpustakaan melanggan
sejumlah jurnal elektronik (e-journal) untuk sivitas akademika USU. Selain
itu, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI) Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan juga melanggan sejumlah jurnal yang
penggunaannya dibagi-pakai kepada seluruh perguruan tinggi di Indoenesia.
Jumlah perolehan bahan pustaka elektronik (e-materials)dari bulan Januari
s.d Desember 2010 berupa e-journal sebanyak 33.115 eksemplar terdiri dari
jurnal Proquest, EBSCO, GALE, TEAL, Westlaw Int., Institute of Physics
(IOP), Royal Society Chemistry (RSC), Springer, World Scientific.
Sedangkan jumlah koleksi e-book sebanyak 42.776 eksemplar yang
merupakan produk dari Springer dan EBSCO.
Pemanfaatan fasilitas dan layanan yang diberikan oleh perpustakaan
USU tidak terlepas dari dukungan infrastruktur yang ada. Pengelolaan
perpustakaan didukung oleh sistem yang terintegrasi dimana:
Seluruh modul Sistem Perpustakaan (SiPus) terintegrasi (Integrated
Library System)
Katalog perpustakaan dan seluruh karya ilmiah dosen dan
mahasiswa dapat diakses dari situs perpustakaan (library.usu.ac.id)
dan USU Repository (repository.usu.ac.id).
Tersedia jaringan Hotspot Internet di perpustakaanuniversitas dan
perpustakaan cabang
Infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang
disediakan perpustakaan USU terdiri dari:
Tersedia 139 unit PC untuk akses publik:
• 38 unit khusus untuk akses penelusuran literatur bagi
mahasiswa pascasarjana, dosen dan peneliti.
• 31 unit untuk akses penelusuran literatur bagi mahasiswa
Diploma dan S-1.
• 57 unit tersebar di seluruh lantai gedung Perpustakaan, untuk
akses penelusuran literatur.
• 13 unit untuk akses Online Public Access Catalog (OPAC)
Tersedia 100 unit PC untuk pengolahan koleksi dan administrasi
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa dengan infrastruktur
yang memadai seharusnya ada peningkatan pencarian dan pemanfaatan
informasi yang menjadi salah satu kebutuhan utama khususnya bagi
mahasiswa. Untuk memenuhi kebutuhan informasi tersebut mahasiswa
perlu diberikan pelatihan literasi informasi. Infrastruktur yang disediakan
oleh perpustakaan USU mampu mendukung terlaksananya pelatihan literasi
informasi bagi penggunanya.
4.2. Identifikasi Kebutuhan Pelatihan
Identifikasi kebutuhan pelatihan bertujuan untuk mengetahui apakah
responden pernah mengikuti pelatihan literasi informasi dan apakah
pelatihan literasi informasi perlu dilakukan atau tidak. Untuk mengetahui
hasilnya dapat dilihat pada uraian berikut:
Berdasarkan seleksi kuesioner diketahui bahwa banyak mahasiswa
tidak pernah mengiktui pelatihan literasi informasi. Uraian yang lebih jelas
lagi mengenai apakah mahasiswa pernah mengikuti pelatihan literasi
informasi bisa dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Keikutsertaan dalam pelatihan literasi informasi
Jawaban Frekuensi Persentase
Ya 21 26,3
Tidak 42 52,5
Tidak tahu/tidak yakin 17 21,3
Total 80 100
Dari Tabel 4.1 hal yang bisa diketahui bahwa sebanyak 52,5% tidak
pernah mengikuti pelatihan literasi informasi. Kemudian ada 26,3%
menjawab pernah mengikuti pelatihan literasi informasi dan responden yang
tidak tahu/tidak yakin pernah mengikuti pelatihan literasi informasi
sebanyak 21,3%. Hasil tabulasi ini menunjukkan bahwa banyak mahasiswa
yang tidak pernah mengikuti pelatihan literasi informasi.
Pelaksana Kegiatan Pelatihan Literasi Informasi
Perpustakaan USU menyediakan layanan pendidikan pengguna bagi
mahasiswa untuk dapat memanfaatkan layanannya. Namun kegiatan
rutinnya biasa dilakukan pada saat orientasi mahasiswa baru dan akan
diadakan lagi jika ada permintaan dari pengguna. Untuk lebih jelasnya
apakah ada pihak lain yang menyelenggarakan pelatihan selain perpustakaan
dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Penyelenggara pelatihan literasi informasi
Jawaban Frekuensi Persentase
Perpustakaan 13 16,3
Fakultas 4 5,0
Jurusan/Program Studi 1 1,3
Tidak menjawab 62 77,5
Total 80 100
Tabel 4.2 adalah jawaban lanjutan pertanyaan pertama dari kuesioner.