Lampiran i
Daftar Sampel Perusahaan
Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur
No Kode Populasi
1 GJTL PT Gajah Tunggal Tbk
2 IMAS PT Indomobil Sukses International Tbk 3 ADMG PT Polychem Indonesia Tbk
4 VOKS PT Voksel Electric Tbk 5 CEKA PT Cahaya Kalbar Tbk
6 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk 7 MYOR PT Mayora Indah Tbk
8 PSDN PT Prashida Aneka Niaga Tbk 9 SKLT PT Sekar Laut Tbk
10 ULTJ PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk 11 GGRM PT Gudang Garam Tbk
12 HMSP PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk 13 DVLA PT Darya Varia Laboratoria Tbk 14 KAEF PT Kimia Farma Tbk
15 KLBF PT Kalbe Farma Tbk
Lampiran ii
Data Variabel Penelitian (PER) Tahun 2009,2010 dan 2011
No Kode Sampel 2009 2010 2011
1 GJTL PT Gajah Tunggal Tbk 1.64 9.65 9.32
2
IMAS
PT Indomobil Sukses Internasional Tbk
7.29 17.57 17.45
3 ADMG PT Polychem Indonesia Tbk 9.68 22.25 6.65
4 VOKS PT Voksel Electric Tbk 6.36 37.15 6.93
5 CEKA PT Cahaya Kalbar Tbk 8.96 11.07 3.61
6
PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk
Data Variabel Penelitian (PBV) 2009,2010 dan 2011
6
Data Variabel Penelitian (Return Saham) 2009, 2010,2011
3 ADMG PT Polychem Indonesia Tbk -1493749
4 VOKS PT Voksel Electric Tbk -363360
5 CEKA PT Cahaya Kalbar Tbk -145170
6
INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk
37959557
7 MYOR PT Mayora Indah Tbk -54892
8 PSDN PT Prashida Aneka Niaga Tbk -719999
9 SKLT PT Sekar Laut Tbk -69059
10
ULTJ
PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk
13 DVLA PT Darya Varia Laboratoria Tbk -267760
14 KAEF PT Kimia Farma Tbk -403635
15 KLBF PT Kalbe Farma Tbk 5162800
16 MERK PT Merck Tbk -6400
17 PYFA PT Pyridam Farma Tbk 46262
18 TSPC PT Tempo Scan Pacific Tbk -33740
19 UNVR PT Unilever Indonesia Tbk 5614450
20 MRAT PT Mustika Ratu Tbk 254995
Data Variabel Penelitian (MVA) 2010 (dalam jutaan)
No Kode Sampel 2010
1 GJTL PT Gajah Tunggal Tbk 10739700
Tbk
3 ADMG PT Polychem Indonesia Tbk -1280884
4 VOKS PT Voksel Electric Tbk -308010
5 CEKA PT Cahaya Kalbar Tbk -146650
6
INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk
28927707
7 MYOR PT Mayora Indah Tbk 1110858
8 PSDN PT Prashida Aneka Niaga Tbk -719968
9 SKLT PT Sekar Laut Tbk -69046
10
ULTJ
PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk
-226776
11 GGRM PT Gudang Garam Tbk 15237956
12
HMSP
PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk
-16050
13 DVLA PT Darya Varia Laboratoria Tbk -263620
14 KAEF PT Kimia Farma Tbk -328507
15 KLBF PT Kalbe Farma Tbk 29496200
16 MERK PT Merck Tbk 20060
17 PYFA PT Pyridam Farma Tbk 285709
18 TSPC PT Tempo Scan Pacific Tbk 383760
19 UNVR PT Unilever Indonesia Tbk 8421200
20 MRAT PT Mustika Ratu Tbk 547100
Data Variabel Penelitian (MVA) 2011 (dalam jutaan)
No Kode Sampel 2011
2
IMAS
PT Indomobil Sukses Internasional Tbk
7777480
3 ADMG PT Polychem Indonesia Tbk 1069091
4 VOKS PT Voksel Electric Tbk -269600
5 CEKA PT Cahaya Kalbar Tbk -147199
6
INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk 16808957
7 MYOR PT Mayora Indah Tbk 1226858
8 PSDN PT Prashida Aneka Niaga Tbk -719801
9 SKLT PT Sekar Laut Tbk -69068
10
ULTJ
PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk
-262316
11 GGRM PT Gudang Garam Tbk 19908556
12
HMSP
PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk
-165300
13 DVLA PT Darya Varia Laboratoria Tbk -276550
14 KAEF PT Kimia Farma Tbk -68180
15 KLBF PT Kalbe Farma Tbk 11167800
16 MERK PT Merck Tbk -6500
17 PYFA PT Pyridam Farma Tbk 412892
18 TSPC PT Tempo Scan Pacific Tbk 162000
19 UNVR PT Unilever Indonesia Tbk 10395300
20 MRAT PT Mustika Ratu Tbk 225500
Lampiran iii
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PER 60 1.64 37.17 15.5078 8.41555
MVA 60 -1493749 37959557 3537505.92 8146624.499
PBV 60 .48 32.23 4.0852 6.51469
ReturnSaham 60 -.283 7.837 .96705 1.358830
Valid N (listwise) 60
Lampiran iv
Tabel 4.2
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation 1.34778995
Most Extreme Differences Absolute .203
Positive .203
Negative -.161
Kolmogorov-Smirnov Z 1.569
Asymp. Sig. (2-tailed) .015
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation 0.86597760
Most Extreme Differences Absolute .105
Positive .075
Negative -.105
Kolmogorov-Smirnov Z .527
Asymp. Sig. (2-tailed) .944
Lampiran v
Tabel 5.1 Uji Multikolineritas
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
PER .359 2.782
PBV .767 1.303
MVA .306 3.272
Lampiran vi
Gambar 6.1
Lampiran vii
Hasil Output Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .495a .245 .137 .92577 1.681
a. Predictors: (Constant), LNPBV, LNMVA, LNPER
b .Dependent Variable: LNRETURNSAHAM
Tabel 7.2
Pedoman untuk memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval koefisien Tingkat hubungan
0.000-0.199 Sangat rendah
0.200-0.399 Rendah
0.400-0.599 Sedang
0.600-0.799 Kuat
Lampiran viii
a. Predictors: (Constant), LNPBV, LNMVA, LNPER
DAFTAR PUSTAKA
Ang, Robert, 1997. “Buku Pintar : Pasar Modal Indonesia”, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Astuti, Subekti Puji, 2006. “Analisa Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental, EVA,
dan MVA Terhadap Return Saham”, Skripsi, Universitas Diponegoro,
Semarang.
Brigham, Eugene F., Joel F. Houston, 2010. “Dasar-dasar Manajemen Keuangan”, Edisi 11, Buku 1, Salemba Empat, Jakarta.
David, Fred, 2004. “Managemen Strategis”, Edisi Ketujuh, Terjemahan Alexander Sindoro: Editor Widyantoro, Indeks , Jakarta.
Erlina. 2008. “Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen”, Edisi kedua, USUpress Medan .
____ dan Sri Mulyani, 2007. “Metodologi Penelitian Bisnis : untuk Akuntansi dan Manajemen”, Edisi Kedua, USU Press, Medan.
Ghozali, Imam, 2005. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Kasmir, 2008. “Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”, Edisi Revisi, PT.
Padan, Wahyuni Peni, 2012. “Pengaruh Informasi Keuangan Terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Jakarta”, Skripsi, Universitas Hasanudin, Makasar.
Simamora, Henry, 2000. “Akuntansi : Basis Pengambilan Keputusan”, Jilid Dua, Cetakan Pertama, Salemba Empat, Jakarta.
Stice, Earl K., James D. Stice, Fred Skousen, 2009. ”Akuntansi Intermediate”, Edisi 16, Buku 1, Salemba Empat, Jakarta.
___, Earl K., James D. Stice, Fred Skousen, 2009. ”Akuntansi Intermediate”, Edisi 16, Buku 2, Salemba Empat, Jakarta.
Sugiyono, 2006. “Metode Penelitian Bisnis”, Cetakan Kesembilan,
Tinneke, Raden, 2007. “Analisis Pengaruh Economic Value Added Dan Faktor -Faktor Fundamental Perusahaan Lainnya Terhadap Return Saham”, Tesis, Universitas Diponegoro, Semarang.
Warren, Reeve dan Fees, “Pengantar Akuntansi”, 2006. Buku Satu, Edisi 21, Salemba Empat, Jakarta.
Wild, John J dan K.R, Subramanyam, 2010. “Analisis Laporan Keuangan”, Terjemahan Dewi yanti, Edisi Kesepuluh, Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta.
Young, S.David dan Stepehen F. O‟bryne, 2001. “EVA dan Management
Berdasarkan Nilai”, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta.
Zubir, Zalmi, 2011. “ Manajemen Portofolio : Penerapannya dalam Investasi Saham”, Salemba Empat, Jakarta.
---,(htpp//:ICMD)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.2 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian kausal, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
atau lebih. Menurut Sugiyono (2007:30) “desain kausal adalah penelitian yang
bertujuan menganalisa hubungan sebab akibat antara variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen (variabel yang dipengaruhi). Penelitian ini menguji pengaruh analisis market value added, price earning ratio dan price to book value terhadap expected return saham.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi menurut Sugiyono (2005:72) adalah suatu wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti guna dipelajari dan ditarik suatu kesimpulan. Populasi penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan di bidang manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
nilai populasi sesungguhnya (Erlina dan Sri Mulyani, 2007:74). Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik non Probability Sampling yaitu dengan cara Purposive Sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan suatu kriteria tertentu. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode 2009 dan 2011 yang berjumlah 20 perusahaan setelah memenuhi beberapa criteria. Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini dipilih berdasarkan kriteria-kriteria tertentu, sebagai berikut:
1. Perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dan tidak
didelisting pada tahun 2009, 2010, dan 2011
2. Perusahaan-perusahaan manufaktur tersebut memiliki laporan keuangan
yang lengkap dan audited selama tahun 2009, 2010, dan 2011
3. Perusahaan-perusahaan manufaktur tersebut mempunyai laba bersih
selama tahun 2009, 2010, dan 2011
4. Saham diperdagangkan selama periode penelitian yaitu tahun 2009, 2010, dan 2011
Tabel 3.1
Daftar Perusahaan Manufaktur yang dijadikan Sampel
NO
3. PT Indomobil Sukses
Internasional Tbk. IMAS
7. PT Indofood Sukses Makmur
Tbk. INDF
15. PT Ultrajaya Milk Industry and
Trading Company Tbk ULTJ Sampel 10
16. PT Gudang Garam Tbk GGRM Sampel 11
17. PT Hanjaya Mandala Sampoerna
29. PT Suparma Tbk SPMA x
Sumber : Data diolah penulis 2013
Tabel 3.2
Daftar Perusahaan Manufaktur yang Memenuhi Kriteria
No Kode Populasi
1 GJTL PT Gajah Tunggal Tbk
2 IMAS PT Indomobil Sukses International Tbk 3 ADMG PT Polychem Indonesia Tbk
4 VOKS PT Voksel Electric Tbk 5 CEKA PT Cahaya Kalbar Tbk
6 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk 7 MYOR PT Mayora Indah Tbk
8 PSDN PT Prashida Aneka Niaga Tbk 9 SKLT PT Sekar Laut Tbk
10 ULTJ PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk 11 GGRM PT Gudang Garam Tbk
12 HMSP PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk 13 DVLA PT Darya Varia Laboratoria Tbk 14 KAEF PT Kimia Farma Tbk
15 KLBF PT Kalbe Farma Tbk
Sumber : Data diolah penulis 2013
3.4 Jenis dan Sumber Data
Data ini merupakan data sekunder menurut Erlina (2008:36) “data
sekunder adalah data yang dikumpulkan dari sumber-sumber tercetak, dimana data telah dikumpulkan oleh pihak lain sebelumnya. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif yaitu data yang diukur dalam suatu skala secara numerik (Kuncoro, 2003:124). Data yang digunakan adalah laporan keuangan perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009, 2010, dan 2011 yang berasal dari www.idx.co.id.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan, yaitu data diperoleh dari beberapa literatur yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti, penelusuran data ini dilakukan dengan cara:
A. Penelusuran secara manual untuk data dalam format kertas hasil cetakan.
Data yang disajikan dalam format kertas hasil cetakan antara lain berupa jurnal, buku, skripsi dan thesis.
B. Penelusuran dengan menggunakan komputer untuk data dalam format
elektronik. Data yang disajikan dalam format elektronik ini antara lain berupa laporan-laporan BEI, dan situs internet.
3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalal variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat).
1. Variabel independen (bebas)
Menurut Sugiyono (2006:3) variabel independen adalah “variabel yang
menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (variabel terikat)”.
Variabel independen pada penelitian ini adalah dari price earning ratio, price book, dan market value added.
a. Price earning ratio
Price earning ratio merupakan rasio pasar yang berhubungan dengan laba
per saham yang mengindikasikan potensi pertumbuhan pada perusahaan. Price Earning Ratio (PER) menurut Wild, Subramanyam (2010:45) dihitung dengan
rumus sebagai berikut :
Price Earning Ratio =
b. Price Book Value
Price Book Value menurut Stice, et al (2009:807) ”rasio ini
sesungguhnya dari perusahaan. Menurut Wild, Subramanyam (2010:45) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Price Book Value =
c. Market Value added
MVA sama dengan nilai perusahaan dikurang dengan nilai buku modal. Dalam Tunggal (2008 : 12), MVA menyatakan seberapa besar kemakmuran yang diciptakan atau dihilangkan oleh perusahaan. MVA menunjukkan berapa besar kekayaan atau keuntungan yang mampu dihasilkan perusahaan bagi pemegang saham, apabila ia menjual sahamnya pada saat itu. Dalam Houstan (2006 : 68), MVA dihitung dengan rumus:
MVA= Nilai pasar saham – Ekuitas modal yang diberikan oleh pemegang saham
MVA = (saham beredar)(harga saham) – Total ekuitas saham biasa
2. Variabel Dependen
Menurut Sugiyono (2006:3) variabel dependen adalah “variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya varabel bebas”. Variabel
dependen pada penelitian ini adalah return saham. Rumus untuk menghitung return saham adalah sebagai berikut :
Rp =
Rp : rate of retun portofolio
Vo : nilai pasar portofolio pada awal periode V1 : nilai pasar pada akhir periode
D1 : deviden yang diterima atas saham-saham dalam portofolio
3.6 Metode Analisis Data 1. Pengujian Asumsi Klasik
Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah model regresi berganda dengan bantuan software SPSS 17 for windows. Analisis regresi memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian asumsi klasik diperlukan untuk menghasilkan suatu model yang baik, pengujian asumsi klasik tersebut meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.
a. Uji Normalitas
Menurut Erlina (2008:102), tujuan uji normalitas data adalah untuk
“mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual
memiliki distribusi normal”. Dengan melakukan uji Kolmogorav-Smirnov
Selain itu, uji normalitas juga dapat dilakukan dengan melakukan analisis grafik normal probability plot dan grafik histogram. Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas menurut Ghozali (2005:110) sebagai berikut :
1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, mmaka model regresi memenuhi asumsi normalitas dan
2) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan / atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi antara variabel independen. Uji multikolinearitas dapat dilakukan dengan melakukan uji korelasi antara variabel independen dengan menggunakan tolerance dan varians inflating faktor (VIF). VIF merupakan suatu jumlah yang menunjukkan variabel independen dapat dijelaskan oleh variabel independen lain dalam persamaan regresi. Untuk mengetahui terjadi atau tidaknya multikolinearitas dapat diketahui dengan kriteria berikut ini:
Jika VIF < 10, maka tidak terjadi multikolineritas
Jika VIF > 10, maka terjadi multikolinearitas
Jika tolerance < 0.01, maka tidak terjadi multikolinearitas
c. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2005:105) “uji heteroskedastisitas bertujuan menguji
apakan dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain”. Model regresi yang baik adalah tidak
terjadinya heteroskedastisitas. Cara mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen. Menurut Ghozali (2005:105) dasar analisis menetukan ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu :
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik yang menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali (2005:95) “uji autokorelasi bertujuan menguji apakah
3.7 Pengujian Hipotesis
Model yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian adalah dengan menggunakan model analisis regresi linier berganda. Model regresi untuk menguji hipotesis tersebut dinyatakan dalam bentuk fungsi return saham.
Y = βo + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e
Keterangan :
Y = return saham
βo = konstanta
X1 = price earning ratio X2 = price to book value X3 = market value added
β1, β2.... β5 = koefisien regresi
e = variabel pengganggu
a. Uji Signifikan Simultan
Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F-test.
Menurut Ghozali (2005:84) “uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah
Jika F hitung < F Tabel pada α 0.05, maka H1 ditolak. Jika F hitung > F Tabel pada α 0.05, maka H1 diterima.
b. Uji Signifikan Parsial
Secara parsial, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t-test. Menurut
Ghoozali (2005:84) “uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel penjelas/ independen secara individual dalam
menerangkan variabel dependen”. Uji ini dilakukan dengan membandingkan
signifikan thitung dengan ketentuan :
Jika signifikansi t hitung < t tabel pada α 0.05, maka H1 ditolak
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan dari sumber-sumber tercetak, dimana data itu telah dikumpulkan oleh pihak lain sebelumnya. Data dalam penelitian ini diperoleh dari situs www.idx.co.id tahun 2009- 2011 dan Indonesian Capital Market Directory ( ICMD). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan masih aktif dari tahun 2009-2011. Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling dengan beberapa kriteria tertentu. Berdasarkan kriteria yang
telah ditetapkan, terdapat sejumlah 20 perusahaan manufaktur yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel.
4.2 Analisis Data Penelitian 4.2.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif pada umumnya digunakan untuk memberikan informasi mengenai variabel-variabel penelitian di dalam suatu penelitian. Analisis statistik deskriptif akan memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, rata–rata (mean), dan standar deviasi yang dihasilkan dari variabel penelitian. Hasil analisis dengan statistik deskrptif dari sampel perusahaan manufaktur dari tahun 2009-2011 disajikan dalam tabel berikut :
MVA 60 -1493749 37959557 3537505.92 8146624.499
PBV 60 .48 32.23 4.0852 6.51469
ReturnSaham 60 -.283 7.837 .96705 1.358830
Valid N (listwise) 60
Sumber : Output SPSS, data diolah oleh penulis (2013) Berdasarkan data dari tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa:
a. Variabel Price Earning Ratio (PER) pada tabel memiliki nilai
PER sebesar 15.5078 dan standar deviasi 8.41555 dengan jumlah sampel (N) adalah 60.
b. Variabel Market Value Added (MVA) pada tabel memiliki nilai
minimum -1493749 dan nilai maksimum 37959557 dengan rata-rata sebesar 3537505.92 dan standar deviasi 8146624.499. Hal ini menjelaskan bahwa nilai minimun MVA perusahaan manufaktur yang menjadi sampel penelitian dari tahun 2009 sampai tahun 2011 adalah -1493749 dan nilai maksimum sebesar 37959557 dengan rata-rata nilai MVA sebesar 3537505.92 danstandar deviasi 8146624.499 dengan jumlah sampel (N) adalah 60.
c. Variabel Price Book Value (PBV) pada tabel memiliki nilai minimum 0.48 dan nilai maksimum 32.23 dengan rata-rata sebesar 4.0852 dan standar deviasi 6.51469. Hal ini menjelaskan bahwa nilai minimun PBV perusahaan manufaktur yang menjadi sampel penelitian dari tahun 2009 sampai tahun 2011 adalah 0.48 dan nilai maksimum sebesar 32.23 dengan rata-rata nilai PBV sebesar 4.0852 dan standar deviasi 6.51469 dengan jumlah sampel (N) adalah 60.
d. Variabel Expected Return Saham pada tabel memiliki nilai minimum -0.283 dan nilai maksimum 7.837 dengan rata-rata sebesar 0.96705 dan standar deviasi 1.358830. Hal ini menjelaskan bahwa nilai minimun Return Saham perusahaan manufaktur yang menjadi sampel penelitian dari tahun 2009
4.3 Uji Asumsi Klasik
4.3.1 Uji Normalitas
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah variabel residual berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik non parametrik Kolmogrov-Smirnov (K-S) dengan membuat hipotesis :
Ho : data residual berdistribusi normal. Ha : data residual tidak berdistribusi normal.
Apabila nilai signifikan lebih besar dari 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak,
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation 1.34778995
Most Extreme Differences Absolute .203
Positive .203
Negative -.161
Kolmogorov-Smirnov Z 1.569
Asymp. Sig. (2-tailed) .015
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Dari hasil pengolahan data Tabel 4.2 diperoleh besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 1.569 dan signifikan pada 0,015. Nilai signifikan
lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima yang berarti data residual tidak berdistribusi normal. Data yang tidak terdistribusi normal dapat disebabkan oleh adanya data yang outlier, yaitu data yang memiliki nilai yang sangat menyimpang dari nilai data lainnya.
Untuk mengatasi data yang berdistribusi tidak normal ada beberapa cara yang dapat dilakukan. Salah satunya adalah dengan melakukan transformasi data ke dalam bentuk logaritma natural (Ln) yaitu dari Return Saham = f(PER, MVA, PBV) menjadi Ln_Return Saham = f(Ln_PER, Ln_MVA, Ln_PBV). Transformasi data ke dalam bentuk logaritma natural menyebabkan data yang bernilai negatif tidak dapat ditransformasikan sehingga menghasilkan missing values. Setiap data yang terdapat missing values akan dihilangkan dan diperoleh
Tabel 4.3
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 25
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation 0.86597760
Most Extreme Differences Absolute .105
Positive .075
Negative -.105
Kolmogorov-Smirnov Z .527
Asymp. Sig. (2-tailed) .944
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : Data diolah oleh penulis (2013)
Dari hasil pengolahan data Tabel 4.3 diperoleh besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0,527 dan signifikan pada 0,944. Nilai signifikan lebih besar dari
Gambar 4.1 Grafik Histogram Sumber : Data diolah penulis, 2013
Gambar 4.2 Grafik normal P-P Plot Sumber : Data diolah oleh penulis, 2013
4.3.2 Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.
Berikut ini disajikan cara mendeteksi multikolinearitas dengan menganalisis matrik korelasi antar variabel independen dan perhitungan nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Kriteria pengambilan keputusannya adalah
sebagai berikut (Situmorang, et al, 2008:104):
4.3.3 Uji Heteroskedastisitas.
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Situmorang et al, 2008:65).
Gambar 4.3
Scatter Plot Uji Heteroskedastisita Sumber : Data diolah oleh penulis, 2013
4.3.4 Uji Autokorelasi
Dalam uji autokolerasi ini kita dapat menguji apakah dalam model regresi linier ada kolerasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan-kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya. Jika terjadi autokorelasi dalam model regresi berarti koefisien korelasi yang diperoleh menjadi tidak akurat. Sehingga model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas autokorelasi. Cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah dengan melakukan pengujian Watson (D-W). Hasil uji Durbin-Watson ditunjukkan pada tabel berikut ini :
Tabel 4.5
a. Predictors: (Constant), LNPBV, LNMVA, LNPER
b. Dependent Variable: LNRETURNSAHAM
Sumber : Data diolah oleh penulis, 2013
Kriteria untuk penilaian terjadinya autokorelasi yaitu:
1) Nilai D-W lebih besar dari 0 dan lebih kecil dari dl maka tidak ada autokorelsi positif.
2) Nilai D-W lebih besar dari 4-dl dan lebih kecil dari 4 maka ada autokorelsi positif.
3) Nilai D-W lebih besar du dan lebih kecil dari 4-du maka tidak ada korelasi
Dari hasil tabel diatas diketahui bahwa nilai nilai D-W adalah : 1.654 <1.681>2.346 yang berarti termasuk pada kriteria ketiga, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi bebas dari masalah autokorelasi.
Tabel 4.6
a. Predictors: (Constant), LNPBV, LNMVA, LNPER
b. Dependent Variable: LNRETURNSAHAM
Sumber : Data diolah oleh penulis, 2013
Pada tabel 4.6 di atas, dapat dilihat hasil analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan nilai R sebesar 0.495 menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara Expected Return Saham dengan Price Earning Ratio, Price Book Value, dan Market Value Added mempunyai tingkat hubungan yang sedang, yaitu
sebesar 49,5%. Tingkat hubungan yang sedang dapat dilihat pada tabel pedoman untuk memberi interprestasi koefisien korelasi.
Tabel 4.7
Pedoman untuk memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval koefisien Tingkat hubungan
0.000-0.199 Sangat rendah
0.200-0.399 Rendah
0.600-0.799 Kuat
0.800-1.000 Sangat kuat
Sumber : Sugiyo (2006:183)
Nilai Adjusted R Square atau koefisien adalah sebesar 0,245. Angka ini mengidentifikasikan bahwa Expected Return Saham mampu dijelaskan oleh Price Earning Ratio, Price Book Value, dan Market Value Added 13,7% sedangkan
selebihnya sebesar 86,3% dijelaskan oleh sebab-sebab lain. Kemudian standard error of the estimate adalah sebesar 0.92577 Standard error of the estimate artinya
mengukur variasi dari nilai yang diprediksi. Standard error of the estimate juga bisa disebut standar deviasi, standard error of the estimate dalam penelitian ini sebesar 0.92577. semakin kecil standard error of the estimate berarti model semakin baik.
4.4 Pengujian Hipotesis
4.4.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)
Uji-F dilakukan untuk menilai pengaruh Price Earning Ratio, Price Book Value, dan Market Value Added secara simultan terhadap Expected Return
Saham. Dalam uji-F digunakan hipotesis sebagai berikut:
Ho : α =b1, =b2, b=3 =0 artinya variabel Price Earning Ratio, Price Book Value, dan Market Value Added secara bersama-sama tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap Expected Return Saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
Value dan Market Value Added secara bersama-sama mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap Expected Return Saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifkansi F-hitung dengan F-tabel dengan ketentuan:
- jika F-hitung < F-tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak untuk α = 5%, - jika F-hitung > F-tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima untuk α = 5%.
Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 4.8
a. Predictors: (Constant), LNPBV, LNMVA, LNPER
b.Dependent Variable: LNRETURNSAHAM
Tabel 4.7
Pedoman untuk memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval koefisien Tingkat hubungan
0.000-0.199 Sangat rendah
0.200-0.399 Rendah
0.600-0.799 Kuat
0.800-1.000 Sangat kuat
Dari uji ANOVA (Analysis of Variance) pada Tabel 4.8 di atas didapat hitung sebesar 2.272dengan tingkat signifikansi sebesar 0,110. Sedangkan tabel diketahui sebesar 3.07. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa F-hitung< F-tabel (2.272<3.07) maka Ha ditolak dan Ho diterima.
Jadi dapat disimpulkan bahwa variabel Price Earning Ratio, Price Book Value, dan Market Value Added secara simultan tidak berpengaruh signifikan
terhadap Expected Return Saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
Sumber : Diolah penulis, 2013
LN_Y= 2.186 - 1.583 LN_X1 + 0.108 LN_X2 + 0.355 LN_X3 + e Keterangan :
1) konstanta sebesar 2.186 menunjukkan bahwa apabila variabel
independen diabaikan maka Expected Return Saham sebesar 2.186. 2) b1 sebesar -1,583 menunjukkan bahwa setiap kenaikan Price Earning
Ratio sebesar 1% maka akan diikuti oleh penurunan Expected Return
Saham sebesar -1,583 dengan asumsi variabel lain tetap.
3) b2 sebesar 0.355 menunjukkan bahwa setiap kenaikan Price Book
Value sebesar 1% maka akan diikuti oleh kenaikan Expected Return
Saham sebesar 0,355 dengan asumsi variabel lain tetap.
4) b3 sebesar 0,108 menunjukkan bahwa setiap kenaikan Market Value
Added sebesar 1% maka akan diikuti oleh kenaikan Expected Return
Saham sebesar 0,108 dengan asumsi variabel lain tetap.
4.4.2 Uji Signifikan Parsial (Uji-t)
Uji-t dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Dalam uji-t digunakan hipotesis sebagai berikut :
Ho : α =b1, =b2, b=3 =0 artinya variabel Price Earning Ratio, Price Book Value, dan Market Value Added secara bersama-sama tidak mempunyai
Ha : α ≠b1, ≠b2, b≠3 ≠0 artinya variabel Price Earning Ratio, Price Book Value, dan Market Value Added secara bersama-sama mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap Expected Return Saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi t-hitung dengan t-tabel dengan ketentuan:
− jika signifikansi t-hitung lebih besar dari > 0,05 maka Haditolak dan H0 diterima,
− jika signifikansi t-hitung lebih kecil < 0,05 maka Haditerima dan H0 ditolak.
Tabel 4.10
Sumber : Data diolah oleh penulis, 2013
Hasil pengujian statistik t pada Tabel 4.10. dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Pengaruh Price Earning Ratio terhadap Expected Return Saham
terhadap Expected Return Saham pada perusahaan manufaktur pada tingkat kepercayaan 95%.
2) Pengaruh Market Value Added terhadap Expected Return Saham
Nilai signifikansi untuk t-hitung MVA adalah 0.299 (lebih besar dari 0,05) artinya Ho diterima dan Ha ditolak, dengan demikian MVA secara parsial tidak berpengaruh terhadap Expected Return Saham pada perusahaan manufaktur pada tingkat kepercayaan 95%.
3) Pengaruh Price Book Value terhadap Expected Return Saham
Nilai signifikansi untuk t-hitung PBV adalah 0.305 (lebih besar dari 0,05) artinya Ho diterima dan Ha ditolak, dengan demikian PBV secara parsial tidak berpengaruh terhadap Expected Return Saham pada perusahaan manufaktur pada tingkat kepercayaan 95%.
4.5 Pembahasan Hasil Analisis Penelitian
Dari hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan program SPSS 17 diatas secara simultan diketahui bahwa tidak ditemukan adanya pengaruh yang signifikan antara variabel Price Earning Ratio, Price book Value dan Market Value Added terhadap Expected Return Saham pada perusahaan manufaktur yang
sedangkan variabel Price book Value dan Market Value Added tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Expected Return Saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil ini berbeda dengan hasil penelitian terdahulu.
Nilai R sebesar 0,495 menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara Expected Return Saham dengan Price Earning Ratio, Price book Value dan
Market Value Added mempunyai tingkat hubungan yang sedang yaitu sebesar
49,5%. Tingkat hubungan yang rendah ini dapat dilihat dari tabel pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi. Nilai Adjusted R Square atau koefisien determinasi adalah sebesar 0.137. Angka ini mengidentifikasikan bahwa Expected Return Saham mampu dijelaskan oleh Price Earning Ratio, Price book
Value dan Market Value Added sebesar 13,7% sedangkan selebihnya sebesar
86,3% dijelaskan oleh sebab-sebab lain. Kemudian standard error of the estimate adalah sebesar 0.92577. Standard error of the estimate artinya mengukur variasi dari nilai yang diprediksi. Standard error of the estimate juga bisa disebut standar deviasi, standard error of the estimate dalam penelitian ini sebesar 0.92577. semakin kecil standard error of the estimate berarti model semakin baik.
maka akan diikuti oleh kenaikan Expected Return Saham sebesar 0,355 dengan asumsi variabel lain tetap.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini menguji apakah Price Earning Ratio, Price Book Value, dan Market Value Added memiliki pengaruh, baik secara parsial maupun secara simultan,
terhadap Expected Return Saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 20 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan dalam bab empat, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Secara simultan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ditemukan
adanya pengaruh yang signifikan antara Price Earning Ratio, Price Book
Value, dan Market Value Added terhadap Expected Return Saham pada
tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian terdahulu.
2. Secara parsial, penelitian ini menunjukkan bahwa ditemukan adanya
pengaruh yang signifikan antara variabel Price Earning Ratio terhadap Expected Return Saham pada perusahaan manufaktur pada tingkat
pada perusahaan manufaktur pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil peneltian ini berbeda dengan hasil penelitian terdahulu.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan baik dari jumlah sampel yang digunakan, periode penelitian, maupun faktor-faktor yang diteliti.
1. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini terbatas hanya menganalisis perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan jumlah sampel sebanyak 20 perusahaan dengan sampel observasi sebanyak 60.
2. Periode penelitian yang diamati terbatas karena hanya mencakup tahun
2009, 2010, dan 2011.
3. Penulis melakukan pengamatan terhadap Expected Return Saham hanya
dengan menggunakan 3 rasio keuangan yaitu dengan Price Earning Ratio, Price Book Value, dan Market Value Added mengabaikan faktor-faktor
5.3 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, peneliti memberikan saran atau masukan sebagai berikut :
1. Bagi Investor dan Calon Investor
Investor atau calon investor disarankan untuk melakukan analisis terhadap rasio keuangan terutama rasio-rasio keuangan yang berkaitan dengan Expected Return Saham. Karena Expected Return Saham merupakan tujuan bagi investor
untuk berinvestasi. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Disarankan untuk menggunakan sampel yang lebih banyak dengan karakteristik yang lebih beragam dari berbagai sektor dan memperpanjang
periode penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Analisis Laporan Keuangan
2.1.1.1 Pengertian Analisis Laporan keuangan
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi, yaitu berupa ringkasan atau ikhtisar peristiwa-peristiwa keuangan suatu perusahaan untuk suatu periode tertentu. Oleh sebab itu untuk memberikan suatu batasan yang baik, maka terlebih dahulu akan diberikan pengertian akuntansi. Warren Reeve Fess, (2006 : 10) “akuntansi adalah sistem informasi yang menghasilkan laporan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan”.
Warren Reeve Fess, (2006 : 24) mengatakan bahwa “laporan keuangan
merupakan laporan akuntansi yang menghasilkan informasi bagi pemakai yang diperoleh dari transaksi yang dicatat dan diikhtisarkan”. Dengan demikian dapat
disimpulkan, bahwa laporan keuangan meliputi laporan laba rugi, laporan ekuitas pemilik, laporan posisi keuangan, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.
dan arus kas sebuah perusahaan di masa mendatang. Tujuan lain dari analisis laporan keuangan adalah untuk mengevaluasi kinerja sebuah perusahaan dengan maksud mengidentifikasikan letak masalah yang ada.
Analisis laporan keuangan memiliki sifat diagnostik, mengidentifikasi letak-letak masalah perusahaan, dan prognostik, memprediksi kinerja perusahaan di masa mendatang. Sebagian besar informasi berguna saat informasi tersebut dapat dibandingkan dengan beberapa patokan tertentu. Dalam buku Stice, et al (2009:792) “The Accounting Principles Board menyatakan bahwa perbandingan
laporan keuangan akan menjadi paling informatif dan berguna jika memiliki kriteria sebagai berikut ini :
1. Ditampilkan dalam format yang baik: maksudnya pengaturan untuk setiap laporan harus sama.
2. Isi dari laporan sama; maksudnya memiliki pos-pos yanng sama dalam pencatatan akuntansi yang mendasari dan diklasifikasikan berdasarkan penjelasan yang sama.
3. Prinsip-prinsip akuntansi tidak diubah, atau, jika diubah, pengaruh keuangan dari perubahan diungkapkan.
4. Perubahan dalam keadaan atau dalam sifat transaksi yang mendasari diungkapkan
Untuk melakukan analisis laporan keuangan diperlukan metode dan analisis yang tepat. Tujuan penentuan metode dan teknik analisis yang tepat adalah agar laporan keuangan tersebut dapat memberikan hasil yang maksimal. Selain itu, pengguna hasil analisis tersebut dapat dengan mudah untuk menginterpretasikannya.
1. Analisis Vertikal (Statis)
Analisis vertikal merupakan analisis yang dilakukan terhadap hanya satu Periode laporan keuangan saja. Analisis dilakukan antara pos-pos yang ada, dalam satu periode. Informasi yang diperoleh hanya untuk satu periode saja dan tidak diketahui perkembangan ke periode selanjutnya. 2. Analisis Horizontal (Dinamis)
Analisis horizontal merupakan analisis yang dilakukan dengan membandingkan keuangan untuk beberapa periode. Dari hasil analisis ini akann terlihat perkembangan perusahaan dari periode yang satu ke periode yang lain.
2.1.1.2 Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan
Laporan keuangan dirancang untuk membantu pemakai laporan dalam mengidentifikasi hubungan-hubungan dan trend-trend yang terjadi. Kinerja masa lalu sering merupakan indikator baik mengenai kinerja di masa yang akan datang. Pihak-pihak yang membutuhkan seperti kreditor dan pemegang saham perlu mengetahui posisi keuangan perusahaan. Dengan mengetahui posisi keuangan, setelah dilakukan analisis laporan keuangan, akan terlihat kinerja perusahaan apakah mencapai target yang telah direncanakan sebelumnya.
Ada beberapa tujuan dan manfaat analisis laporan keuangan bagi berbagai pihak dengan adanya analisis laporan keuangan menurut Harahap (2008:195) terdapat beberapa tujuan dari analisis laporan keuangan, yaitu :
1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan keuangan biasa.
2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada dibalik laporan keuangan (implicit)
3. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan. 4. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam
5. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model dan teori-teori yang terdapat di lapangan sperti prediksi, peningkatan (rating)
6. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan. Dengan perkataan lain apa yang dimaksudkan dari suatu laporan keuangan merupakan tujuan analisa laporan keuangan juga antara lain:
1) dapat menilai prestasi perusahaan.
2) dapat memproyeksi keuangan perusahaan.
3) dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang dari aspek waktu tertentu:
a. Posisi keuangan ( Asset, neraca dan modal) b. Hasil usaha perusahaan
c. Likuiditas d. Solvabilitas e. Aktivitas f. Rentabilitas
g. Indikator pasar modal
4) menilai perkembangan dari waktu ke waktu 5) melihat komposisi struktur keuangan, arus dana.
7. Dapat menetukan peringkat (rating) perusahaan menurut kriteria tertentu yang sudah dikenal dalam dunia bisnis.
8. Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan periode sebelumnya atau dengan standar industri normal atau standar ideal.
9. Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik posisi keuanga, hasil usaha, struktur keuangan, dan sebagainya. 10. Bisa juga memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan di
masa yang akan datang.
Analisis laporan keuangan juga memiliki manfaat. Ada beberapa manfaat bagi perusahaan dalam penggunaan anlisis laporan keuangan menurut Kasmir (2008:68). Secara umum dikatakan bahwa manfaat analisis laporan keuangan adalah :
1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode;
2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan;
4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini;
5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal;
6. Dapat digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai.
2.1.2 Rasio Keuangan
2.1.2.1 Pengertian Rasio Keuangan
Rasio keuangan atau analisis rasio ( ratio analysis )” merupakan salah satu alat analisis keuangan yang populer dan banyak digunakan”(Wild,
Subramanyam, 2010:40). Rasio keuangan perannya penting dan dapat menjadi pedoman dalam mengevaluasi kegiatan aktivitas perusahaan, selain itu membandingkan kinerja dan hasil yang dicapai perusahaan antara periode tahun-tahun sebelumnya. Juga dapat menjadi ukuran perbandingan dengan perusahaan lainnya.
Rasio keuangan memiliki keunggulan, sehingga para pihak pemakai laporan keuangan sering menggunakan rasio keuangan. Menurut Harahap (2006 : 298) ada beberapa keunggulan rasio keuangan yaitu :
1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.
2. Rasio merupakan pengganti yang sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
3. Rasio mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.
4. Rasio sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi (z-score).
5. Rasio menstandarisir size perusahaan.
6. Dengan rasio lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series.
7. Dengan rasio lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.
Namun rasio keuangan juga memiliki kekurangan menurut David (2004:162) analisis rasio bukan memiliki keterbatasan yaitu:
1. rasio keuangan didasarkan pada data akunting, dan perusahaan berbeda dalam cara melakukan pos seperti depresiasi, menilai persediaan, pengeluaran litbang, biaya rencana pensiun, merger, dan pajak.
2. Faktor-faktor musiman dapat mempengaruhi rasio perbandingan. Oleh karena itu, dengan rasio gabungan tidak secara otomatis menunjukkan perusahaan berperestasi dengan normal atau dikelola baik.
2.1.2.2 Jenis-jenis Rasio Keuangan
Secara umum, rasio yang digunakan untuk menganalisis laporan keuangan suatu perusahaan diklasifikasikan menjadi empat jenis yaitu :
1. Rasio Likuiditas
berkepentingan dalam menilai tingkat likuiditas perusahaan adalah kreditor, seperti pemasok dan bankir.
Kelikuiditasan perusahaan diukur dari kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dapat dikatakan likuid bila perusahaan mampu untuk membayar kewajiban jangka pendeknya, seperti utang dagang, utang gaji, utang pajak. Sebaliknya, perusahaan yang tidak mampu untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dikatakan illikuid atau tidak likuid.
Rasio likuiditas dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Rasio likuiditas menurut Simamora (2000:524) “antara lain rasio lancar, acid test ratio, putaran
piutang dagang, dan putaran persediaan. Menurut Kasmir (2008:134) “jenis rasio
likuiditas yang ada seperti current ratio, quick ratio atau acid test ratio, cash
ratio, rasio perputaran kas, inventory to net working capital”.
2. Rasio Solvabilitas
Pendanaan perusahaan bersumber dari dua pendanaan yaitu dari kreditor jangka pendek seperti pemasok dan kreditor jangka panjang seperti pemegang saham. Rasio solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya (Wild, Subramanyam. 2010:46). Menurut Rahardjo (2008:118) “rasio solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka pendek dan jangka panjangnya”. Rasio solvabilitas mengukur kontribusi pemegang saham dibandingkan dengan dana yang berasal dari kreditor.
Menurut Kasmir (2008:155) “beberapa jenis rasio solvabilitas yang sering
time interest earned, dan fixed charge coverage”. Sedangkan menurut Samosir (2000:533) ada dua rasio solvabilitas yaitu “rasio utang terhadap ekuitas(debt to
equity ratio) dan rasio waktu perolehan bunga(times interest earning).
3. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktivanya. Rasio ini mengukur tingkat efisensi pemanfaatan sumber daya perusahaan. Rasio aktivitas atau pemanfaat asset menurut Wild, Subramanyam (2010:45) dapat dklasifikasikan menjadi “rasio
perputaran kas (cash turover), rasio perputaran piutang usaha (account receveible turnover), rasio perputaran persediaan (inventory turnover), rasio perputaran
modal kerja (working capital turnover), rasio perputaran aset tetap (PPE turnover), dan rasio perputaran total aset (total asset turnover).
4. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Rasio ini memberi ukuran tingkat efektivitas manajemen perusahaan. Tujuan perusahaan adalah mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk tetap bertahan perusahaan harus mampu untuk menghasilkan laba. Bila perusahaan rugi, pihak kreditor akan mempertimbangkan untuk tetap memberi pinjaman atau menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut.
1. Profit margin ( profit margin on sales) yang terdiri dari a. Gross Profit margin
b. Net Profit Margin
2. Return On Investment (ROI)
3. Return On Equity (ROE)
4. Laba Per Lembar Saham
5. Rasio Ukuran Pasar
Rasio ini disebut juga market meansure ( Wild, Subramanyam. 2010:45). Analisis rasio keuangan yang menjadi obyek penelitian bagi peneliti adalah rasio ukuran pasar. Rasio ini adalah rasio yang paling sering dipergunakan oleh pihak investor di bursa efek. Rasio ini menggambarkan kondisi atau keadaan prestasi perusahaan di pasar modal. Indikator ini biasanya dipakai investor untuk mengukur tingkat ketertarikan terhadap harga saham tertentu. Rasio ini
menunjukan perbandingan harga saham dipasar dengan nilai buku saham tersebut yang di gambarkan di Neraca. Semakin tinggi rasio yang didapat, maka semakin tinggi pula minat investor untuk membeli saham tersebut. Yang berdampak naiknya harga pasar saham di pasar modal.
2.1.3 Expected Return Saham
Menurut Zubir (2011:2) “saham adalah sertifikat bukti kepemilikan
sebuah perusahaan. pemilik saham berhak atas laba perusahaan yang disebut sebagai deviden dan juga menanggung resiko bila perusahaan merugi”. Return
sebagai return baik langsung maunpun tidak langsung (Robert Ang, 1997 dalam Faried ). Dalam berinvestasi, investor yang rasional akan mempertimbangkan dua hal yaitu pendapatan yang diharapkan (expected return) dan risiko (risk) yang terkandung dari alternatif investasi yang dilakukan. Komponen Return saham terdiri dari dua macam yaitu capital gain dan deviden yield. Capital gain adalah selisih antara harga jual dan harga beli saham per lembar dibagi dengan harga beli, dan deviden yield adalah deviden per lembar dibagi dengan harga beli saham per lembar (Zubir, 2011:4).
Untuk mengukur return saham ada dua cara menurut Zubir (2011:4) yang paling sering digunakan yaitu :
1. Rerata hitung (arithmetic mean)
rerata hitung yaitu nilai yang dihitung dengan membagi jumlah suatu series angka atau data (ΣRi) dengan banyak data yang tersedia (n). Nilai
rerata hitung merupakan ukuran terhadap central tendency suatu distribusi return selama periode tertentu.
2. Rerata ukur (geometric mean)
Rerata ukur banyak digunakan dalam bidang keuangan, khususnya untuk menghitung tingkat pertumbuhan realisasi perubahan kekayaan selama beberapa periode yang lalu. Rerata ukur didefinisikan sebagai akar pangkat dari perkalian return relative selama n periode atau disebut juga compound rate of return.
akhir periode dan awal periode ditambah deviden dari saham-saham dalam portofolio yang diterima selama periode observasi, kemudian dibagi dengan nilai investasi awal”. Rumus untuk Expected Return Saham adalah sebagai berikut :
Rp =
Dimana :
Rp : rate of retun portofolio
Vo : nilai pasar portofolio pada awal periode V1 : nilai pasar pada akhir periode
D1 : deviden yang diterima atas saham-saham dalam portofolio pada akhir periode
2.1.4 Price Earning Ratio
Price Earning Ratio (PER) merupakan rasio pasar yang berhubungan
biasanya dikaitkan dengan perusahaan yang diramalkan memiliki pertumbuhan pesat di masa yang akan datang”.
Price Earning Ratio (PER) menurut Wild, Subramanyam (2010:45)
dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Price Earning Ratio =
Menurut Stice, et al (2009:810) rumus ini menggambarkan “jumlah yang akan dibayarkan investor untuk setiap dolar dari laba. Price to Earning Ratio Mengindikasikan potensi pertumbuhan pada perusahaan”.
2.1.5 Price Book Value
Salah satu rasio dari ukuran pasar (market meansure) adalah price to book, atau price book value (PBV). Rasio nilai buku terhadap nilai pasar, yang
disebut juga book to market, sering digunakan dalam anlisis investasi. Menurut Stice, et al (2009:807) ”rasio ini mencerminkan perbedaan antara nilai dalam neraca perusahaan dengan nilai pasar sesungguhnya dari perusahaan”. Rasio buku terhadap nilai pasar sebuah perusahaan seringkali berada di bawah dari satu karena banyak aset dilaporkan dengan harga perolehan, yang biasanya lebih rendah dari nilai pasar.
Perusahaan dengan nilai rasio nilai buku terhadap nilai pasar (book to market) yang tinggi akan memperoleh tingkat pengembalian saham yang tinggi
Untuk menghitung PBV terlebih dahulu dihitung nilai buku perlembar saham (book value per share). Menurut Tinneke 2007 ”book Value Per Share digunakan untuk mengukur nilai share holder’s Equity atas setiap saham, dan besarnya dihitung dengan cara membagi total shareholder‟ s Equity dengan
jumlah saham yang diterbitkan (outstanding shares)”. Rumus untuk menghitung book value per share adalah sebagai berikut :
Book value per share =
Setelah didapat book value per share nya, dapat dihitung PBV. Menurut Wild, Subramanyam dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Price to Book
=
2.1.6 Market Value Added
MVA= Nilai pasar saham – Ekuitas modal yang diberikan oleh pemegang saham MVA = (saham beredar)(harga saham) – Total ekuitas saham biasa
Kelebihan Market Value Added (MVA) menurut Zaky dan Ary (2002:139), MVA merupakan ukuran tunggal dan dapat berdiri sendiri yang tidak membutuhkan analisis trend maupun norma industry sehingga bagi pihak manajemen dan penyedia dana akan lebih mudah dalam menilai kinerja perusahaan. Sedangakan kelemahan MVA adalah, MVA hanya dapat diaplikasikan pada perusahaan yang sudah go public saja.
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Padan (2012) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Informasi Keuangan Terhadap return saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Price earning ratio, Price to book value dan Debt to equity Ratio. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Return Saham. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dari tahun 2006 sampai dengan 2010 dengan sampel sebanyak 22 perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Price earning ratio, Price to book value dan Debt to equity Ratio secara simultan berpengaruh secara signifikan. Sedangkan, secara parsial Variabel Price to book value dan Debt to equity Ratio berpengaruh signifikan terhadap return saham.
saham. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Economic Value Added, Market Value Added dan Arus Kas Operasi Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Return Saham. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2004 sampai dengan 2007 dengan jumlah sampel 36 perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan maupun parsial variabel Economic Value Added, Market Value Added dan Arus Kas Operasi tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham
Tabel 2.1
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Nama Variabel Hasil Penelitian
1. Padan (2012)
Variabel independen: Price earning ratio, Price to book value dan Debt to equity Ratio
Variabel Dependen: Return saham
Secara simultan variabel independen Price earning ratio, Price to book value dan Debt to equity Ratio berpengaruh secara Value Added dan Arus Kas Operasi tidak berpengaruh PBV dan TATO secara Parsial signifikan berpengaruh terhadap return saham. Sedangkan, secara simultan Current ratio, PBV, TATO dan kinerja keuangan alternatif ( EVA dan MVA berpengaruh terhadap return saham
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu model yang menerangakan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan secara teoritis antara variable-variabel penelitian yaitu variabel bebas dengan variable terikat.
2.4 Hipotesis Penelitian
Menurut Sugiyono (2007:51) “hipotesis dikembangkan dari telaah teoritis
sebagai jawaban sementara dari masalah atau pernyataan penelitian yang memerlukan ujian secara empiris. Hipotesis merupakan jawaban sementara dari penelitian yang akan dilakukan”.
H0 : Terdapat pengaruh Market Value Added (MVA), Price Earning Ratio (PER) dan Price Book Value (PBV) terhadap Expected Return Saham
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
Bursa Efek Indonesia telah menjadi bagian penting dari perkembangan perekonomian indonesia. Investor saat ini lebih memilih untuk menginvestasikan modal nya dalam bentuk saham di Bursa Efek Indonesia. Bursa Efek Indonesia merupakan pasar modal, yaitu tempat bagi perusahaan untuk memperoleh dana dari pihak eksternal dengan menjual sahamnya, dan tempat dimana investor dapat memilih untuk menanamkan investasinya.
Salah satu tujuan utama Investor menanamkan modalnya adalah untuk memperoleh Return Saham yang sebesar-besarnya. Return saham merupakan pengembalian yang diterima oleh investor akan investasi yang dilakukan. Setiap investasi baik jangka pendek maupun jangka panjang mempunyai tujuan pokok untuk mendapatkan keuntungan yang disebut sebagai return baik langsung maunpun tidak langsung (Robert Ang, 1997 dalam Faried ). Komponen Return saham terdiri dari dua macam yaitu capital gain dan deviden yield. Capital gain
Oleh karena itu,kemampuan dalam menganalisis kinerja operasi dan keuangan perusahaan serta perkembangan pasarnya akan sangat membantu keberhasilan investai di pasar modal. Dalam melakukan investasi investor perlu melakukan evaluasi atau analisis terhadap kinerja perusahaan. Evaluasi kerja yang dilakukan oleh investor karena investasi di pasar modal juga mengandung resiko. Oleh karena itu, untuk meminimalisirkan resiko yng dihadapi dari setiap portofolio saham yang akan dikelola dan agar dapat memberikan hasil (return) yang lebih pasti. Total return yang akan diterima pemegang saham merupakan tingkat kembali investasi (return) yang merupakan penjumlahan dari Devidend Yield dan Capital Gain. Harga pasar yang semakin tinggi menunjukkan bahwa
saham tersebut sangat diminati oleh investor karena dengan semakin tinggi harga saham akan menghasilkan capital gain yang semakin besar.
Untuk mengukur kinerja perusahaan dapat melihat kinerja keuangan yang tercermin dari berbagai rasio. Analisi rasio merupakan alat yang digunakan untuk membantu menganalisis laporan keuangan perusahaan sehingga dapat diketahui kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan. Analisis rasio keuangan yang lazim dipakai dalam penilaian kinerja suatu perusahaan dalam rasio aktivitas, rasio leverage, dan rasio likuiditas. Namun, penggunaan analisis rasio keuangan memiliki kelemahan antara lain: (1) Rasio keuangan tidak disesuaikan dengan perubahan tingkat harga. (2) Rasio keuangan sulit digunakan sebagai pembanding antara perusahaan sejenis, jika terdapat perbedaan metode akuntansinya. (3) Rasio keuangan hanya menggambarkan keadaan sesaat, yaitu pada tanggal laporan keuangan dan periode laporan keuangan.
Price Earning ratio dan Price to Book Value merupakan indikator
penting yang sering digunakan untuk menilai ukuran pasar. Price Earning ratio
adalah „ perbandingan antara harga saham dengan laba bersih perusahaan’,
dimana harga saham sebuah emiten dibandingkan dengan laba bersih yang dihasilkan oleh emiten tersebut dalam setahun. Oleh karena itu, Price Earning ratio merupakan harga pasar dari setiap lembar saham sering dituliskan sebagai
pasar aktual Kedua rasio ini memiliki persamaan yaitu semakin tinggi Price Earning ratio dan Book to Market maka semakin besar kepercayaan investor
terhadap masa depan perusahaan. Hal ini akan berdampak terhadap harga saham perusahaan karena dengan rasio nilai buku terhadap nilai pasar yang tinggi akan memperoleh tingkat pengembalian saham yang tinggi di tahun-tahun yang akan datang.Dengan demikian kinerja yang positif, akan memberi pengaruh yang positif bagi return saham.
Market Value Added (MVA) adalah perbedaan antara nilai pasar
perusahaan (termasuk ekuitas dan utang) dan modal keseluruhan yang diinvestasikan dalam perusahaan. MVA secara teknis diperoleh dengan cara mengalikan selisih antara harga pasar per lembar saham (stock price per share) dan nilai buku per lembar saham (book value per share). MVA meningkat hanya jika modal yang diinvestasikan mendapatkan angka pengembalian lebih besar dari pada biaya modal. Semakin besar MVA, semakin baik. MVA yang negatif berarti nilai dari investasi yang dijalankan manajemen kurang dari modal yang diserahkan kepada perusahaan oleh pasar modal, yang berarti bahwa kekayaan telah dimusnahkan (Young, 2001:27).