• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nilai Manfaat Ekonomi Kawasan Air Terjun Sikulikap, Kabupaten Karo, Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Nilai Manfaat Ekonomi Kawasan Air Terjun Sikulikap, Kabupaten Karo, Sumatera Utara"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian

KUISIONER PENELITIAN PROGRAM STUDI KEHUTANAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Kuesioner Ini Merupakan Bahan Penelitian Penyusunan Skripsi Sarjana (S1) Program Studi Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

Nomor Kode :

Hari/Tanggal wawancara :

I. Identitas Responden

1. Nama Responden : 2. Jenis Kelamin : 3. Umur : 4. Pendidikan Terakhir :

a. Tidak Lulus SD b. SD

c. SLTP d. SMU/SMK

e. Perguruan Tinggi/Akademi 5. Pekerjaan Utama :

a. Pelajar/Mahasiswa b. PNS

c. TNI/POLRI d. Pegawai Swasta e. Petani

f. Pengusaha/Wiraswasta

g. Lain-lain (Ibu Rumah Tangga, Honorer) 6. Tingkat Pendapatan rata-rata per bulan :

(2)

7. Apabila memiliki sumber pendapatan lain, berapa jumlah per bulannya : Rp………

8. Status Pernikahan :

a. Menikah b. Belum Menikah

9. Jika sudah menikah, berapa jumlah anggota keluarga anda?(……orang) 10. Tempat tinggal anda :

a. Kabupaten/Kota :

11. Waktu yang anda butuhkan dari tempat tinggal menuju ke lokasi Air Terjun ini

a. < 1 jam b. 1 – 3 jam c. 3 – 5 jam d. 5 – 7 jam e. 7 jam

II. Biaya Perjalanan

1. Apakah tujuan anda datang ke lokasi Air terjun Sikulikap ini? a. Berlibur

b. Penelitian/Pendidikan

c. Menikmati Pemandangan Alam d. Lain-lain

2. Apakah sebelumnya anda pernah berkunjung ke tempat ini? (Pernah / Tidak pernah). Bila pernah, sudah berapa kali?

a. 1 kali b. 2 kali c. 3 kali d. 4 kali e. > 4 kali

3. Berapa intensitas kunjungan anda dalam setahun?

4. Alasan anda berkunjung beberapa kali ke tempat ini…….

5. Anda memperoleh informasi tentang Kawasan Air Terjun Sikulikap dari: a. Teman/Keluarga

(3)

c. Media Elektronik (Televisi / Radio / Internet) d. Media Cetak ( Surat Kabar / Majalah)

e. Sekolah / Perguruan Tinggi f. Lain-lain

6. Anda datang ke tempat ini : a. Sendirian

b. Berkelompok (……….orang) c. Rombongan Keluarga (……….orang) 7. Kedatangan Anda ke tempat ini merupakan :

a. Tujuan Utama b. Persinggahan

8. Jika tempat ini merupakan tempat persinggahan, pilihan tempat wisata lain yang anda pilih selain daerah ini adalah……

9. Kendaraan yang anda gunakan ke tempat ini adalah : a. Kendaraan Pribadi

b. Kendaraan Sewa/Carteran c. Kendaraan Umum

d. Kendaraan Milik Instansi

10. Berapa biaya yang anda keluarkan selama berkunjung ke tempat ini? a. Transportasi : Rp………

b. Konsumsi : Rp………

c. Tiket : Rp………

d. Dokumentasi : Rp……… e. Souvenir : Rp……… f. Lain-Lain (Parkir, Toilet) : Rp………

Jumlah : Rp………

III. Penilaian Responden Terhadap Kawasan Air Terjun Sikulikap

1.Bagaimana menurut anda kondisi jalan menuju tempat ini?

a. Sangat baik b. Baik c. Kurang baik d. Buruk e. Sangat Buruk 2. Bagaimana menurut anda kemudahan dalam menjangkau (aksesibilitas)

ke lokasi wisata ini :

(4)

3. Secara umum bagaimana menurut anda keindahan alam di sekitar kawasan ini?

a. Sangat indah b. Indah c. Kurang indah d. Tidak indah e. Sangat tidak indah

4. Bagaimana menurut anda keadaan keamanan kawasan ini?

a. Sangat aman b. Aman c. Kurang aman d. Tidak aman e. Sangat tidak aman

5. Bagaimana menurut anda sistem tata ruang di kawasan ini?

a. Sangat baik b. Baik c. Kurang baik d. Tidak Baik e. Sangat Tidak baik

6. Bagaimana menurut anda fasilitas yang tersedia di kawasan ini, seperti Pelayanan Informasi, Tempat Beribadah, Rumah Makan, Tempat Sampah, Jalan Setapak, Fasilitas Pendukung,dll……….

a. Sangat lengkap b. Lengkap c. Kurang lengkap d. Tidak Lengkap e. Sangat tidak lengkap

7. Bagaimana menurut anda keberadaan fasilitas yang ada di tempat ini, apakah perlu ada penambahan…….. a. Perlu b. Tidak Perlu

Jika Perlu Fasilitas apa………...

8. Apakah harapan dan keinginan anda untuk kemajuan tempat ini

(5)

Lampiran 2. Rekapitulasi Data Responden

Asal Tingkat tingkat biaya intensitas lamanya

No Nama Daerah Umur Pendidikan Pendapatan pekerjaan perjalanan Kunjungan perjalanan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

1 regina egi medan 28 4 2 4 560.000 2 2

2 nisa pertiwi medan 24 4 2 4 104.000 2 2

3 mangkel anno medan 19 4 1 1 84.000 3 2

4 pandi harahap medan 45 5 3 2 310.000 1 2

5 hotman habeakan medan 22 4 2 4 120.000 3 2

6 jupiter bangun medan 30 5 2 4 256.000 1 2

7 b.sembiring medan 48 4 2 6 210.000 1 2

8 nandi pratiwi medan 24 4 1 6 84.000 3 2

9 bilduatus simbolon medan 27 4 2 4 224.000 1 2

10 tio ida nainnggolan medan 22 5 2 4 560.000 2 2

11 ruthepata sihotang medan 23 5 3 6 129.000 1 2

12 master sinurat samosir 18 3 1 5 310.000 1 3

13 Winardo D.Serdang 24 4 1 5 84.000 1 2

14 guswan jose.t medan 19 4 1 1 110.000 2 2

15 netti lumban gaol D.Serdang 27 4 1 5 84.000 1 2

16 olifer fiads medan 23 4 2 4 96.000 2 2

17 Jihan medan 22 4 1 1 90.000 3 2

18 Galih medan 25 5 2 6 65.000 5 2

19 boy ramon medan 20 4 1 6 65.000 1 2

20 ratna sihombing medan 24 5 3 6 160.000 1 2

21 risah amalia tarigan medan 20 4 1 1 90.000 2 2

22 jhon markus medan 40 5 3 4 310.000 1 2

23 Aisa medan 21 4 1 1 209.000 1 2

24 kristian pahala medan 20 4 1 1 144.000 2 2

25 faizal harahap medan 20 4 1 1 64.000 1 2

26 juniardi nasution medan 17 4 1 1 145.000 1 2

27 edwin elyndhna medan 20 4 1 1 50.000 2 2

28 bandi tarigan karo 32 4 2 6 140.000 2 2

29 ilham riza batubara medan 21 4 1 1 50.000 3 2

30 marudut N medan 29 4 4 6 160.000 2 2

31 siti nuraini medan 20 4 2 4 156.000 2 2

32 adi rahmono D.Serdang 21 5 1 5 585.000 2 2

33 saulus sinurat samosir 20 4 1 5 760.000 1 3

34 swandi sinurat D.Serdang 25 4 1 5 76.000 2 2

35 martin lubis medan 22 4 1 6 52.000 2 2

36 sahat debataraja medan 25 5 2 6 130.000 1 2

37 indra lp medan 30 5 3 6 430.000 1 2

38 rio renaldi medan 35 5 4 3 260.000 1 2

(6)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

41 Unnairoh medan 26 4 2 4 126.000 2 2

42 dini bukit medan 32 5 3 2 260.000 2 2

43 debby anggela . S medan 19 4 2 4 104.000 3 2

44 evan samuel medan 25 4 2 4 131.000 2 2

45 rani napitupulu medan 31 4 1 5 260.000 1 2

46 Yulifani medan 25 5 2 4 96.000 2 2

47 rinaldi hutasoit D.Serdang 27 4 1 5 80.000 1 2

48 sita dewi medan 25 5 2 4 181.000 2 2

49 Adrian medan 25 5 1 1 96.000 5 2

50 sutriani sinurat medan 22 4 1 1 110.000 1 2

51 melisa bukit D.Serdang 23 4 1 1 129.000 3 2

52 M. Divo medan 20 4 1 1 129.000 1 2

53 ade putra medan 23 4 1 1 150.000 4 2

54 gopas sihombing medan 21 4 1 1 406.000 1 2

55 winmar sitorus medan 21 4 1 1 150.000 1 2

56 obi samuel medan 25 4 2 4 158.000 3 2

57 riza rahmadan medan 23 4 1 1 104.000 4 2

58 renaldo oktorianda D.Serdang 22 4 1 1 129.000 1 2

59 marco limbong medan 23 4 1 1 70.000 4 2

60 dini ardina medan 20 4 1 1 94.000 2 2

61 bagus aditya medan 22 4 1 1 125.000 2 2

62 anita islaini D.Serdang 23 4 1 4 181.000 2 2

63 juanda daly medan 19 4 1 1 100.000 2 2

64 khairul akbar medan 20 4 1 1 126.000 2 2

65 rafil costanza medan 21 4 1 1 106.000 4 2

66 riza nur andani medan 21 4 1 1 410.000 3 2

67 taufan firdaus medan 20 4 1 1 410.000 3 2

68 wahyu alfian medan 22 4 1 1 106.000 1 2

69 rikardo samosir medan 22 4 1 1 94.000 2 2

70 m.haqqi medan 19 4 1 1 90.000 1 2

71 ari juanda lubis medan 23 4 1 1 385.000 1 2

72 Safrizal medan 20 4 1 1 115.000 2 2

73 Iqbal medan 25 4 2 4 94.000 4 2

74 christian timothy medan 23 4 1 1 131.000 4 2

75 daffa maulana D.Serdang 22 4 1 1 135.000 1 2

76 willy chandra D.Serdang 22 4 1 1 106.000 1 2

77 Jihan medan 20 4 1 1 96.000 2 2

78 marselinus M medan 22 4 1 1 90.000 2 2

79 adi saputra medan 24 4 1 4 129.000 2 2

80 raffles sibarani medan 24 4 2 4 125.000 3 2

81 valdy radhika D.Serdang 23 4 1 1 410.000 3 2

82 susi simamora medan 21 4 1 1 129.000 3 2

(7)

Skala Penilaian:

No Intensitas Kunjungan Skala Penilaian

1 1 Kali 1

2 2 Kali 2

3 3 Kali 3

4 4 Kali 4

5 ≥ 5 Kali 5

No Tingkat Pendidikan Skala Penilaian

1 Tidak Lulus SD 1

2 SD 2

3 SLTP 3

4 SMU/SMK 4

5 Perguruan Tinggi 5

No Tingkat Pendapatan (Rp/bulan) Skala Penilaian

1 < 1.800.000 1

2 1.800.001 – 3.000.000 2

3 3.000.001 - 4.800.000 3

4 4.800.001-7.200.000 4

5 >7.200.00 5

No Lamanya Perjalanan (Jam) Skala Penilaian

1 ≤1 1

2 >1-2 2

3 >2-3 3

4 >3-4 4

5 >5 5

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

85 leornaldo michael medan 20 4 1 1 104.000 1 2

86 rano afrianja sinaga medan 22 4 1 1 90.000 2 2

87 bintang kevin medan 19 4 1 1 110.000 1 2

88 nikmat manurung D.Serdang 20 4 2 4 460.000 4 2

89 bedi ginting medan 22 4 1 4 131.000 3 2

90 chyntia chyoni medan 21 4 1 1 131.000 2 2

91 anno manurung medan 21 4 1 1 100.000 2 2

92 desi suryanti medan 20 4 1 1 121.000 2 2

93 hasudungan malau medan 24 4 1 4 96.000 4 2

94 rangga hisekel medan 21 4 1 1 104.000 4 2

95 pungu purba medan 23 4 2 3 410.000 3 2

96 maju indra medan 23 4 1 4 104.000 2 2

97 diana andrini medan 22 4 1 1 129.000 1 2

98 mike manullang medan 23 4 1 1 94.000 2 2

99 andri firdaus medan 22 4 1 1 125.000 2 2

(8)

Variables Entered/Removedb

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 lamanya perjalanan, tingkat pendapatan, biaya perjalanan, tingkat

pendidikan, umura

. Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: intensitas kunjungan

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .363a .131 .085 .93644

a. Predictors: (Constant), lamanya perjalanan, tingkat pendapatan, biaya perjalanan, tingkat pendidikan, umur

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 6.662 1.349 4.938 .000

biaya perjalanan -6.569E-8 .000 -.006 -.055 .956

tingkat pendidikan .078 .071 .135 1.095 .276

tingkat pendapatan .047 .181 .033 .259 .796

umur -.054 .027 -.272 -2.003 .048

lamanya perjalanan -1.815 .585 -.322 -3.101 .003

(9)

Lampiran 2. Rekapitulasi Data Responden

lain informasi Kendaraan

kondisi jalan

Akse

-sibilitas keindahan keamanan tata

ruang fasilitas

penambahan fasilitas status

1 400.000 150.000 10.000

Teman/

keluarga Sewa

Kurang

lengkap perlu

Belum menikah

2 50.000 50.000 4.000

Teman/

keluarga Pribadi

Kurang baik

Mudah

Indah Aman

Baik Kurang

lengkap perlu

Belum menikah

3 50.000 30.000 4.000

Teman/

keluarga Pribadi

Kurang baik

Mudah

Indah Aman

Baik Kurang

lengkap perlu

Belum menikah

4 100.000 200.000 10.000 Teman/ keluarga

Pribadi Kurang baik

Mudah

Indah Aman Baik

Kurang

lengkap perlu Menikah

5 40.000 30.000 4.000

Teman/ keluarga

Pribadi Kurang baik

Mudah

Indah Aman

Baik Kurang

lengkap perlu

Belum menikah

6 100.000 150.000 6.000

Teman/ keluarga

Pribadi Kurang baik

Mudah

Indah Aman

Baik Kurang

lengkap perlu Menikah

7 100.000 100.000 10.000 Teman/ keluarga

Pribadi Kurang baik

lengkap perlu Menikah

8 30.000 50.000 4.000

Teman/

keluarga Umum

Kurang baik

Mudah

Indah Aman Baik

Kurang

lengkap perlu

Belum menikah

9 100.000 120.000 4.000

Teman/

keluarga Pribadi

Kurang

lengkap perlu

Belum menikah

10 400.000 150.000 10.000 Teman/

keluarga Sewa

Kurang

lengkap perlu

Belum menikah

11 50.000 75.000 4.000

Teman/ keluarga

Pribadi Kurang baik

lengkap perlu

Belum menikah

12 200.000 100.000 10.000 Teman/ keluarga

Pribadi Kurang baik

lengkap perlu

Belum menikah

13 50.000 30.000 4.000

Teman/ keluarga

Pribadi Kurang baik

lengkap perlu

Belum menikah

14 50.000 50.000 10.000 Teman/ keluarga

Pribadi Kurang baik

lengkap perlu

Belum menikah

15 50.000 30.000 4.000

Teman/ keluarga

Pribadi Kurang baik

lengkap perlu

Belum menikah

16 50.000 40.000 6.000

Teman/ keluarga

Pribadi Kurang baik

lengkap perlu

Belum

lengkap perlu

Belum

lengkap perlu

Belum

lengkap perlu

Belum menikah

20 100.000 50.000 10.000 Teman/

keluarga Pribadi

Kurang

lengkap perlu

Belum menikah

21 50.000 30.000 10.000 Teman/ keluarga

Pribadi Kurang baik

lengkap perlu

Belum menikah

22 100.000 200.000 10.000 Teman/ keluarga

Pribadi Kurang baik

lengkap perlu Menikah

23 30.000 175.000 4.000

Teman/

keluarga Umum

Kurang

lengkap perlu

Belum menikah

24 40.000 100.000 4.000

Teman/

keluarga Pribadi

Kurang

lengkap perlu

Belum

lengkap perlu

Belum menikah

26 45.000 100.000

Teman/ keluarga

pribadi Kurang baik

lengkap perlu

Belum

lengkap perlu

Belum

lengkap perlu Menikah

29 20.000 30.000

lengkap perlu

Belum menikah

30 100.000 150.000 10.000 Teman/ keluarga

Pribadi Kurang baik

lengkap perlu

Belum menikah

31 50.000 100.000 6.000

Teman/ keluarga

Pribadi Kurang baik

Mudah

Indah Aman

Baik Kurang

lengkap perlu

Belum

lengkap perlu

Belum

lengkap perlu

(10)

34 30.000 40.000 6.000

Teman/

keluarga Umum

Kurang

lengkap perlu

Belum menikah

35 30.000 20.000 2.000

Teman/

keluarga Umum

Kurang

lengkap perlu

Belum menikah

36 40.000 80.000 10.000 Teman/

keluarga Pribadi

Kurang

lengkap perlu

Belum menikah

37 300.000 120.000 10.000 Teman/

keluarga Sewa

Kurang

lengkap perlu

Menikah

38 100.000 150.000 10.000 Teman/ keluarga

Pribadi Kurang baik

lengkap perlu

Menikah

39 100.000 75.000 10.000 Teman/ keluarga

Pribadi Kurang baik

Mudah

Indah Aman Baik

Kurang

lengkap perlu

Belum menikah

40 100.000 150.000 10.000 Teman/ keluarga

Pribadi Kurang baik

lengkap perlu

Belum menikah

41 50.000 70.000 6.000

Teman/ keluarga

Pribadi Kurang baik

lengkap perlu

Belum menikah

42 100.000 150.000 10.000 Teman/ keluarga

Pribadi Kurang baik

Mudah

Indah Aman

Baik Kurang

lengkap perlu Menikah

43 50.000 50.000 4.000

Teman/ keluarga

Pribadi Kurang baik

Mudah

Indah Aman

Baik Kurang

lengkap perlu

Belum menikah

44 50.000 75.000 6.000

Teman/ keluarga

Pribadi Kurang baik

Mudah

Indah Aman

Baik Kurang

lengkap perlu

Belum menikah

45 100.000 150.000 10.000 Teman/ keluarga

Pribadi Kurang baik

Mudah

Indah Aman

Baik Kurang

lengkap perlu

Belum menikah

46 50.000 40.000 6.000

Teman/ keluarga

Pribadi Kurang baik

lengkap perlu Menikah

47 30.000 40.000 10.000 Teman/

keluarga Umum

Kurang

lengkap perlu

Belum menikah

48 75.000 100.000 6.000

Teman/ keluarga

Pribadi Kurang baik

lengkap perlu

Belum menikah

49 40.000 50.000 6.000

Teman/ keluarga

Pribadi Kurang baik

lengkap perlu

Belum menikah

50 50.000 50.000 10.000 Teman/ keluarga

Pribadi Kurang baik

lengkap perlu

Belum menikah

51 50.000 75.000 4.000

Teman/ keluarga

Pribadi Kurang baik

lengkap perlu

Belum menikah

52 50.000 75.000 4.000

Teman/ keluarga

Pribadi Kurang baik

Mudah

Indah Aman Baik

Kurang

lengkap perlu

Belum menikah

53 40.000 100.000 10.000 Teman/ keluarga

Pribadi Kurang baik

lengkap perlu

Belum menikah

54 300.000 100.000 6.000

Teman/

keluarga Sewa

Kurang

lengkap perlu

Belum menikah

55 50.000 100.000

Teman/ keluarga

Pribadi Kurang baik

lengkap perlu

Belum menikah

56 50.000 100.000 8.000

Teman/ keluarga

Pribadi Kurang baik

lengkap perlu

Belum menikah

57 50.000 50.000 4.000

Teman/ keluarga

Pribadi Kurang baik

Mudah

Indah Aman Baik

Kurang

lengkap perlu

Belum menikah

58 75.000 50.000 4.000

Teman/ keluarga

Pribadi Kurang baik

lengkap perlu

Belum menikah

59 20.000 50.000

Teman/

keluarga Umum

Kurang baik

Mudah

Indah Aman Baik

Kurang

lengkap perlu

Belum menikah

60 40.000 50.000 4.000

Teman/ keluarga

Pribadi Kurang baik

Mudah

Indah Aman

Baik Kurang

lengkap perlu

Belum menikah

61 50.000 75.000

Teman/ keluarga

Pribadi Kurang baik

Mudah

Indah Aman

Baik Kurang

lengkap perlu

Belum menikah

62 75.000 100.000 6.000

Teman/ keluarga

Pribadi Kurang baik

Mudah

Indah Aman

Baik Kurang

lengkap perlu

Belum menikah

63 50.000 50.000

Teman/ keluarga

Pribadi Kurang baik

Mudah

Indah Aman

Baik Kurang

lengkap perlu

Belum menikah

64 70.000 50.000 6.000

Teman/ keluarga

Pribadi Kurang baik

lengkap perlu

Belum menikah

65 50.000 50.000 6.000

Teman/ keluarga

Pribadi Kurang baik

lengkap perlu

Belum menikah

66 300.000 100.000 10.000 Teman/

keluarga Sewa

Kurang baik

Mudah

Indah Aman

Baik Kurang

lengkap perlu

Belum menikah

67 300.000 100.000 10.000 Teman/

keluarga Sewa

Kurang baik

Mudah

Indah Aman

Baik Kurang

lengkap perlu

Belum menikah

68 50.000 50.000 6.000

Teman/ keluarga

Pribadi Kurang baik

lengkap perlu

Belum menikah

69 40.000 50.000 4.000

Teman/ keluarga

Pribadi Kurang baik

Mudah

Indah Aman

Baik Kurang

lengkap perlu

(11)

70 40.000 50.000

Teman/ keluarga

Pribadi Kurang baik

Mudah

Indah Aman

Baik Kurang

lengkap perlu

Belum menikah

71 300.000 75.000 10.000 Teman/

keluarga Sewa

Kurang

lengkap perlu

Belum menikah

72 40.000 75.000

Teman/ keluarga

Pribadi Kurang baik

lengkap perlu

Belum menikah

73 40.000 50.000 4.000

Teman/ keluarga

Pribadi Kurang baik

lengkap perlu

Belum menikah

74 50.000 75.000 6.000

Teman/ keluarga

Pribadi Kurang baik

lengkap perlu

Belum menikah

75 75.000 50.000 10.000 Teman/ keluarga

Pribadi Kurang baik

lengkap perlu

Belum menikah

76 50.000 50.000 6.000

Teman/ keluarga

Pribadi Kurang baik

Mudah

Indah Aman

Baik Kurang

lengkap perlu

Belum menikah

77 40.000 50.000 6.000

Teman/ keluarga

Pribadi Kurang baik

Mudah

Indah Aman

Baik Kurang

lengkap perlu

Belum menikah

78 40.000 50.000

Teman/ keluarga

Pribadi Kurang baik

Mudah

Indah Aman

Baik Kurang

lengkap perlu

Belum menikah

79 50.000 75.000 4.000

Teman/ keluarga

Pribadi Kurang baik

Mudah

Indah Aman

Baik Kurang

lengkap perlu

Belum menikah

80 40.000 75.000 10.000 Teman/ keluarga

Pribadi Kurang baik

lengkap perlu

Belum menikah

81 300.000 100.000 10.000 Teman/

keluarga Sewa

Kurang baik

Mudah

Indah Aman Baik

Kurang

lengkap perlu

Belum menikah

82 50.000 75.000 4.000

Teman/

keluarga Pribadi

Kurang baik

Mudah

Indah Aman Baik

Kurang

lengkap perlu

Belum menikah

83 50.000 50.000 6.000

Teman/

keluarga Pribadi

Kurang

lengkap perlu

Belum menikah

84 300.000 150.000 10.000 Teman/

keluarga Sewa

Kurang baik

Mudah

Indah Aman

Baik Kurang

lengkap perlu

Belum menikah

85 50.000 50.000 4.000

Teman/ keluarga

Pribadi Kurang baik

Mudah

Indah Aman

Baik Kurang

lengkap perlu

Belum menikah

86 50.000 40.000

Teman/ keluarga

Pribadi Kurang baik

lengkap perlu

Belum menikah

87 50.000 50.000 10.000 Teman/ keluarga

Pribadi Kurang baik

Mudah

Indah Aman Baik

Kurang

lengkap perlu

Belum menikah

88 300.000 150.000 10.000 Teman/

keluarga Seewa

Kurang

lengkap perlu

Belum menikah

89 75.000 50.000 6.000

Teman/ keluarga

Pribadi Kurang baik

Mudah

Indah Aman Baik

Kurang

lengkap perlu

Belum menikah

90 50.000 75.000 6.000

Teman/ keluarga

Pribadi Kurang baik

lengkap perlu

Belum menikah

91 50.000 50.000

Teman/ keluarga

Pribadi Kurang baik

lengkap perlu

Belum menikah

92 40.000 75.000 6.000

Teman/ keluarga

Pribadi Kurang baik

Mudah

Indah Aman Baik

Kurang

lengkap perlu

Belum menikah

93 40.000 50.000 6.000

Teman/ keluarga

Pribadi Kurang baik

lengkap perlu

Belum menikah

94 50.000 50.000 4.000

Teman/ keluarga

Pribadi Kurang baik

Mudah

Indah Aman

Baik Kurang

lengkap perlu

Belum menikah

95 300.000 100.000 10.000 Teman/

keluarga Sewa

Kurang baik

Mudah

Indah Aman

Baik Kurang

lengkap perlu

Belum menikah

96 50.000 50.000 4.000

Teman/ keluarga

Pribadi Kurang baik

Mudah

Indah Aman

Baik Kurang

lengkap perlu

Belum menikah

97 50.000 75.000 4.000

Teman/ keluarga

Pribadi Kurang baik

Mudah

Indah Aman Baik

Kurang

lengkap perlu

Belum menikah

98 40.000 50.000 4.000

Teman/ keluarga

Pribadi Kurang baik

lengkap perlu

Belum menikah

99 50.000 75.000

Teman/ keluarga

Pribadi Kurang baik

lengkap perlu

Belum menikah

100 300.000 100.000 10.000 Teman/

keluarga Sewa

Kurang

baik Mudah Indah Aman

Kurang baik

Kurang

lengkap perlu

(12)

Lampiran 4

Gambar a. Tempat duduk yang tidak terurus Gambar b. Pembatas jalan yang sudah rusak

Gambar c. Lokasi wisata yang dipenuhi oleh Gambar d. Pengunjung sedang menikmati

Sampah – sampaah suasana air terjun

(13)

Gambar g. Wawancara Reponden Gambar h. Sampah menumpuk sepanjang perjalana menuju lokasi

Gambar i. Pengunjung sedang menikmati Gambar j. Responden sedang mengisi kertas

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Adrianto, Mochamad. 2010. Aplikasi Travel Cost Method Pada Benda Cagar Budaya: Studi Kasus Musium Sangiran.Surakarta: Skripsi Universitas Sebelas maret. Tidak dipubliksikan.

Andriza. 2011. Manajemen Pengelolaan Melalui Analisis Biaya Perjalanan Dan Tingkat Kunjungan Di Objek Wisata Taman Hutan Raya Dr. M. Hatta Sumatera Barat. Repository usu

Badrudin, B. 2000. Pariwisata Indonesia Menuju World Class Tourism. Jurnal Akuntansi dan Manajemen.

Departemen Kebudayaan dan Pariwisata dan WWF-Indonesia.2009. Prinsip dan Kriteria Ekowisata Berbasis Masyarakat. Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Jakarta

Djijiono. 2002. Valuasi Ekonomi Menggunakan Metode Travel Cost Taman Wisata Hutan di Taman Wan Abdul Rachman Propinsi Lampung. Makalah Pengantar Falsafah Sains, 1-20, Institut Pertanian Bogor.

Fandeli, C dan Mukhlison. 2000. Pengusahaan Ekowisata. Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada. Yogy.

Fauzi, Akhmad. 2004. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Ginting, T. 2010.Ercibal ’ Pada Masyarakat Karo ( Suatu Kajian Antropologi Mengenai Konsep Ercibal Bagi Karo Di Desa Doulu Kecamatan Berastagikabupaten Karo). Skripsi. Fakultas Fisip. Universitas Sumatera Utara.

Gunawan, MP. 1997. Prosiding Pelatihan dan Lokakarya ; Perencanaan Pariwisata Berkelanjutan. Penerbit ITB. Bandung.

Hakim, L. 2004. Dasar -Dasar Ekowisata. Bayu Media Publishing. Malang. Jawa Timur.

Hidayati, D., Mujiyani, L. Rachmawati, danA. Zaelani. 2003. Ekowisata :Pembelajaran dari Kalimantan Timur.Muliasari. Jakarta

Kusmayadi dan E. Sugiarto. 2000. Metode Penelitian Dalam Bidang Kepariwisataan. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Merryna, A. 2009. Analisis Willingness to Pay Masyarakat terhadap Pembayaran Jasa Lingkungan Mata Air Cirahab. Skripsi. IPB. Bogor

(15)

Terjemahan Sigit Triandaru

Muharram, R. 2010. Willingness to Pay Pengguna Angkutan Umum untukPelayanan Bus Rapid Transit (BRT) Koridor I di Kota Surakarta: AplikasiMetode Contingent Valuation. Surakarta: Skripsi Universitas Sebelas Maret.Tidak dipublikasikan.

Mulyana, F. 2014. Valuaasi Ekonomi Objek Wisata Air Terjun Tingkat Tujuh Kota Tapaktuan Aceh Selatan. Fakultas ekonomi Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda – Aceh.

Rahardjo, Achmad, (2002), Menaksir Nilai Ekonomi Taman Wisata Tawangmangu : Aplikasi Individual Travel Cost Method, Manusia dan lingkungan, Volume IX Nomer 2 Juli 2002, UGM, Yogyakarta.

Rozani N.2003. Teknik Sampling. Fakultas Kesehatan MasyarakatUniversitas Sumatera Utara

Samuelson, Nordhaus. 1998. Economic, Mc. Graw Hill

Suparmoko. 2006. Panduan dan Analisis Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam danLingkungan. BPFE. Yogyakarta.

Suwantoro, G. 2002. Dasar-Dasar Pariwisata. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Syahadat, E. 2006. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Wisatawan di Taman Nasional GedePangrango. Jurnal Penelitain Sosial dan Ekonomi Kehutanan. Volume 3. No. 1. Bogor

(16)

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada objek wisata Air Terjun Sikulikap, Kabupaten Karo. Waktu penelitian ini dilakukan mulai bulan Oktober 2015 sampai Januari 2016.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah alat tulis, kamera, kalkulator, Software Statistic Package For Social Science (SPSS) 16 dan perangkat komputer. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kuisioner sebagai bahan pertanyaan/wawancara secara langsung terhadap para pengunjung yang datang berkunjung ke Objek Wisata Air Terjun Sikulikap, Desa Daulu, Kabupaten Karo.

Metode Penelitian

1. Pengumpulan data

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder, yaitu sebagai berikut:

(17)

b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari instansi terkait seperti data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Karo dan beberapa referensi dari internet, jurnal, dan buku.

2. Teknik Pengambilan Sampel

Objek dalam penelitian ini adalah pengunjung. Teknik yang digunakan dalam memilih sampel adalah teknik quota sampling. Teknikquota samplingadalah teknik pengambilan sampel yang mengambil sejumlah sampel

sesuai karakteristik populasi yang ditentukan berdasarkan data kunjungan tahunan yang representatif dan relevan terhadap kondisi sebenarnya (Sugiarto et al., 2001).

Sasaran penelitian ini dibatasi hanya pada pengunjung lokal, khususnya pengunjung yang berasal dari wilayah administrasi Sumatera Utara dan pengunjung yang sudah dewasa. Dalam penentuan jumlah sampel digunakan rumus Slovin (Kusmayadi dan Sugiarto, 2000), yaitu:

�= �

�+��²

Dimana:

n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi

e = Batas ketidaktelitian (Persentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan dalam pengambilan sampel)

(18)

jumlah sampel sebanyak 100 orang. Secara sistematis cara memperoleh jumlah sampel adalah sebagai berikut:

� = �

1 +��²

� = 5.784

1 + 5.784(0, 12)

� =5.784

58,84

�= 98,300

� = 100

Dengan menggunakan Rumus Sturges kita dapat menentukan jumlah kelas dan batas kelas dengan rumus sebagai berikut.

K = 1 + 3,3 Log.n Dimana :

K= Jumlah Kelas Interval n = Jumlah Data Observasi Log= Logaritma

Menentukan panjang kelas dengan rumus

�= ������������

����������

(19)

3. Membuat kuesioner untuk survei

Kuisioner merupakan teknik wawancara atau observasi secara langsung terhadap responden di lapangan. Kuisioner dalam penelitian ini meliputi pertanyaan yang berkaitan dengan tujuan penelitian yaitu data mengenai karakteristik sosial ekonomi dan perilaku pengunjung/pengguna serta biaya perjalanan yang dikeluarkan pengunjung/pengguna untuk berwisata ke Objek Wisata Air Terjun Sikulikap.

Karakteristik sosial ekonomi pengunjung/pengguna yaitu data yang meliputi biodata pengunjung antara lain nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan terakhir, jenis pekerjaan, dan pendapatan. Untuk mengetahui perilaku pengunjung dapat ditanyakan mengenai data pengunjung/pengguna terkait kendaraan yang digunakan, jenis kunjungan, tujuan berkunjung, alasan atau motif berkunjung. Sedangkan untuk mengetahui nilai ekonomi Objek Wisata Air Terjun Sikulikap, dilakukan dengan analisis pendekatan biaya perjalanan/kunjungan (travel cost method) dengan membuat daftar pertanyaan berisi berapa besar biaya yang dikeluarkan antara lain, biaya perjalanan pulang pergi (biaya transportasi), biaya konsumsi yang digunakan selama kegiatan, biaya dokumentasi, dan biaya lainnya.

4. Melakukan survei

Survei dilakukan dengan menentukan zona asal, biaya perjalanan dan berbagai karakteristik biaya ekonomi.

(20)

yaitu zona pengunjung yang berasal dari Kabupaten Karo dan zona pengunjung yang berasal dari luar Kabupaten Karo.

5. Analisa biaya perjalanan

Alat yang digunakan dalam analisa biaya perjalanan adalah Microsoft Excel. Metode biaya perjalanan digunakan untuk menduga nilai ekonomiobjek

wisata Air Terjun Sikulikap. Nilai tersebut diduga dengan menggunakan biaya transportasi pulang pergi dari tempat tinggal pengunjung/pengguna ke objek wisata dan pengeluaran lain selama di perjalanan dan di dalam objek wisata mencakup biaya dokumentasi, biaya konsumsi, biaya parkir, dan biaya lainnya yang berkaitan dengan rekreasi untuk satu hari kunjungan. Sehingga biaya perjalanan dapat dirumuskan sebagai berikut.

BP = BT + BK + BD + BPr + BL Keterangan

BP = Biaya Perjalanan (Rp/Orang/Hari) BT = Biata Transfortasi (Rp/Orang/Hari) BK = Biaya Konsumsi (Rp/Orang/Hari) BPr = Biaya Parkir (Rp/Orang/Hari) BD = Biaya Konsumsi (Rp/Orang/Hari) BL = Biaya Lain-Lain (Rp/Orang/Hari)

Analisis Data

(21)

berupa survei. Rensis Likert mengembangkan sebuah skala untuk mengukur sikap masyarakat, yang sekarang dikenal dengan nama Skala Likert. Responden akan menentukan tingkat persetujuan mereka terhadap suatu pernyataan dengan memilih salah satu dari pilihan yang tersedia. Biasanya disediakan lima pilihan skala dengan format seperti:

a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Netral d. Setuju e. Sangat setuju

Faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan ke Objek Wisata Air Terjun Sikulikapadalah sebagai berikut:

Y= a + b1X1 + b2X2 + .... + bnXn

Keterangan:

Y = Intensitas Kunjungan dari Responden X1 = Biaya Perjalanan

X2 = Tingkat Pendidikan X3 = Tingkat Penghasilan X4 = Umur

(22)

6. Pengujian parameter model regresi linear berganda

Pengujian parameter ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabelbebas terhadap variabel tidak bebas (terikat)baik secara serempak atau maupun secara parsial.

Menghitung Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk melihat besarnya pengaruh variabel X terhadap Y, akan tetapi sebelum mengetahui besarnya koefisien determinasi, tentukan berapa koefisien korelasinya (r) yang dapat dilihat dari tabel correlation hasil dari SPSS 16. Kemudian untuk menguji keberartian dari koefisien regresi secara simultan, digunakan pengujian statistik uji F dengan formulasi sebagai berikut (Sugiyono, 2006) :

���� = �² /�

(1− �2)(� − � −1)

Dimana :

F = Diperoleh dari tabel distribusi R2 = Koefisien determinasi ganda k = Jumlah variabel independen n = Jumlah sampel

Pengujian regresi dilakukan untuk mengetahui model terbaik yang diperoleh. Adapun hipotesis yang diperlukan sebagai berikut:

Ho : variabel bebas tidak berpengaruh nyata terhadap intensitas kunjungan H1 : variabel bebas berpengaruh nyata terhadap intensitas kunjungan

Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel bebas secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel tak bebas (terikat), dengan ketentuan: Jika Fhit> Ftabel maka Ho ditolak dan H1 diterima

(23)

Dengan kaidah pengambilan keputusan pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05). Untuk menguji pengaruh dari masing-masing variabel bebas secara parsial atau untuk mengetahui variabel mana yang lebih mempengaruhi intensitas kunjungan maka dilakukan uji-t, dengan formulasi dari Sugiyono (2006) sebagai berikut:

����= �√� −2

�√1− �²�

Dimana :

t = nilai uji t n = banyaknya observasi r = koefisien korelasi R² = koefisien determinasi

Dengan kaidah pengambilan keputusan:

Jika thitung> ttabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05), maka terbukti bahwa variabel faktor-faktor intensitas kunjungan secara parsial mempengaruhi intensitas kunjungan pada objek wisata Air Terjun Sikulikap.

Jika thitung< ttabelpada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05), maka terbukti bahwa variabel faktor-faktor intensitas kunjungan secara parsial tidak mempengaruhi intensitas kunjungan pada objek wisata Air Terjun Sikulikap.

(24)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden

Karakteristik adalah suatu ciri khas yang mencolok dari seseorang atau suatu benda, dan karakteristik yang paling penting dalam penelitian ini adalah responden, karena dengan karakteristik responden kita dapat mengenal objek untuk menunjang hasil dari penelitian.Dalam penelitian ini jumlah responden yang diuji ke kawasan objek wisata Air Terjun Sikulikap adalah sebanyak 100 responden.

Umur

Dari 100 responden yang diwawancarai melalui kuisioner, tingkat umur pengunjung yang datang mengunjungi Air Terjun Sikulikap dimulai dari umur 17 tahun sampai dengan umur dibawah 50 tahun. Adapun sebaran umur pengunjung dengan menggunakan Rumus Sturgesmenghasilkan 5 kelompok umur.Tingkat umur pengunjung dapat dilihat padaTabel 1.

Tabel 1. Sebaran Tingkat Umur Responden

Kelas Tingkat Umur

(Tahun) JumlahResponden Persentase (%)

1 17 – 23 66 66

2 24 – 30 27 27

3 31– 37 4 4

4 38 – 44 1 1

5 45 – 51 2 2

Total 100 100

(25)

orang. Faktor umur sangat mempengaruhi kemampuan responden untuk melakukan suatu kegiatan kunjungan, hal ini dipengaruhi oleh faktor–faktor fisik dan keinginan wisatawan.

Pendidikan

Dari hasil responden yang dilakukan kepada pengunjung, tingkat pendidikan terakhir yang diperoleh dimulai dari tingkat SMA hingga tingkat Perguruan Tinggi. Tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Sebaran Tingkat Pendidikan Responden

Kelas Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)

1 Tidak Lulus SD 0 0

2 SD 0 0

3 SLTP 1 1

4 SMA/SMK 83 83

5 PerguruanTinggi 16 16

Total 100 100

Berdasarkan Tabel 2, dapat diketahui bahwa persentase pengunjung terbanyak yang berkunjung ke kawasan Air Terjun Sikulikap berada pada tingkat pendidikan SMA/SMKyaitu sebesar 83%, kemudian diikuti dengan tingkat Perguruan Tinggi sebanyak 16%, dan pada tingkat pendidikan SMP sebanyak 1%.

Tingkat Pendapatan

Dari hasil wawancara dengan pengunjung objek wisata, pengelompokan tingkat pendapatan dalam kuisioner dikelompokan menjadi 4kelompok. Hasil dari pengelompokan tingkat pendapatan dapat kita lihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Sebaran Tingkat Pendapatan Responden

Kelas Tingkat Pendapatan (Rp/bulan) Jumlah (orang) Persentase (%)

1 < 1.800.000 62 62

2 1.800.001 – 3.000.000 30 30

3 3.000.001 - 4.800.000 6 6

4 4.800.001-7.200.000 2 2

(26)

Dengan hasil yang diperoleh dari Tabel 3, tingkat pendapatan responden yang paling tinggi diperoleh pada tingkat pendapatan kurang dari Rp. 1.800.000,- sebesar 62%, 30% jumlah pengunjung dengan tingkat pendapatan Rp. 1.800.001 – Rp. 3.000.000, Rp. 3.000.001 – Rp. 4.800.000 sebanyak 6%, dan yang paling kecil yaitu pada tingkat Rp. 4.800.001 – Rp. 7.200.000 sebesar 2%.

Status Pernikahan

Status pernikahan dari pengunjung objek Wisata Air Terjun Sikulikap dapat dilihat dari Tabel 4.

Tabel 4. Sebaran Status Pernikahan Responden

Kelas Status Pernikahan Jumlah Persentase (%)

1 Menikah 10 10

2 BelumMenikah 90 90

Total 100 100

Berdasarkan Tabel 4, dapat diketahui bahwa status pernikahan responden yang belum menikah sebanyak 90% dan responden yang sudah menikah sebanyak 10%.

Pekerjaan

(27)

Tabel 5. Rekapitulasi Pekerjaan Responden

No Pekerjaan Jumlah (orang) Persentase (%)

1 Pelajar/Mahasiswa 26 26

2 PNS 3 3

3 TNI/POLRI 2 2

4 PegawaiSwasta 30 30

5 Petani 8 8

6 Pengusaha/Wiraswasta 11 11

Total 100 100

Dari hasil pengelompokan pekerjaan pengunjung berdasarkan Tabel 5, jumlah pengunjung terbanyak adalah Pegawai Swasta yaitu sebanyak 30%. Pengunjung dengan status pekerjaan sebagai Pelajar/Mahasiswa adalah sebanyak 26%. Pengusaha/Wiraswasta sebanyak 11 %. Pengunjung petani sebanyak 8%. Pengunjung PNS sebanyak 3%, dan 2% pengunjung merupakan TNI/POLRI. Kebutuhan akan melakukan wisata dilakukan untuk menghilangkan rasa stres dan kejenuhan terhadap pekerjaan, juga agar fisik dan mental kembali bugar . Hal inisesuai pendapat Fandeli dan Mukhlison (2000) yang menyatakan bahwa wisatawan berwisata dengan tujuan kunjungan motivasi fisik. Dengan kata lain, mereka melakukan wisata untuk memulihkan fisik dan jiwa dari ketegangan dan kebosanan hidup sehari-hari dengan menemukan kembali kesejahteraan fisik dan mental.

Jenis Kendaran yang Digunakan

(28)

Tabel 6. Rekapitulasi Data Responden Berdasarkan Jenis Kendaraan yang Digunakan.

No JenisKendaraan Jumlah Responden Persentase (%)

1 KendaraanPribadi 74 74

2 KendaraanSewa/Carteran 13 13

3 KendaraanUmum 13 13

4 KendaraanMilikInstansi 0 0

Total 100 100

Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui bahwa 74% pengunjung menggunakan kendaraan pribadi, 13% menggunakan kendaraan umum, menggunakan kendaraan sewa sebanyak 13%. Akses transportasi sangat mudah didapatkan menuju lokasi, namun pengunjung lebih memilih menggunakan angkutan pribadikarena pengunjungakan lebih leluasa melakukan kunjungan terhadap suatu objek wisata dan mengunjungi wisata lainnya, mengingat objek wisata yang berada disekitar air terjun sangat banyak untuk dikunjungi.

Cara Melakukan Kunjungan

Dari hasil wawancara terhadap responden didapatkan pengunjung melakukan beberapa cara untuk melakukan kunjungan terhadap suatu objek wisata. Cara melakukan kunjungan dapat dilihat dari Tabel 7.

Tabel 7. Rekapitulasi Data Responden Berdasarkan Cara Melakukan Kunjungan

No Cara MelakukanKunjungan JumlahResponden Persentase (%)

1 Rombongan Keluarga 9 9

2 Berkelompok 91 91

3 Sendiri 0 0

Total 100 100

(29)

Cara pengunjung dengan berkelompok biasanya dilakukan karena pengunjung berasal dari satu bidang pekerjaan yang sama, atau berada dalam satu komunitas yang digunakan sebagai media untuk mempererat ikatan atau kekompakan di antara mereka. Responden yang melakukan kunjungan bersama anggota keluarga dapat digolongkan kedalam kegiatan perjalanan wisata keluarga yaitu suatu perjalanan wisata yang dilakukan oleh serombongan keluarga yang masih mempunyai hubungan kekerabatan satu sama lain (Suwantoro, 2002).

Lamanya Perjalanan

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap pengunjung objek Wisata Sikulikap, lamanya perjalanan dikelompokkan menjadi 3 kelompok. Hasil dari pengelompokan lamanya perjalanan dapat dilihat padaTabel 8.

Tabel 8. Rekapitulasi Data Responden Berdasarkan Lamanya Perjalanan No LamanyaPerjalanan (Jam) Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 ≤1 1 1

2 >1-2 97 97

3 >2-3 2 2

Total 100 100

(30)

Sumber Informasi

Sumber informasi yang didapatkan pengunjung tentang objek Wisata Sikulikap dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9.Rekapitulasi Data Responden Berdasarkan Sumber Informasi Keberadaan Objek Wisata Air Terjun Sikulikap

No SumberInformasi Jumlah (orang) Persentase (%)

1 Teman/Keluarga 100 100

2 Brosur 0 0

3 Media Elektronik (Radio, TV, dan Internet) 0 0

4 Media Cetak (SuratKabar/Majalah) 0 0

5 Sekolah/PerguruanTinggi 0 0

Total 100 100

Dari hasil Tabel 9, 100% pengunjung mendapatkan informasi dari teman/ keluarga. Informasi tersebut didapatkan dari mulut kemulut, hal ini dapat membuktikan bahwa promosi kawasan objek wisata Air TerjunSikulikap kurang efektif dan optimal. Promosi harus dilakukan untuk meningkatkan jumlah pengunjung. Promosi dapat dilakukan dengan mempromosikan objek wisata melalui sosial media mengingat masyarakat sekarang ini telah mudah mengakses berbagai informasi melalui jaringan internet.

Penilaian Responden terhadap Kawasan Objek Wisata Sikulikap

Keindahan alam

(31)

dinginnya air terjun dan kesejukan dari pepohonan yang ada di sekitar air terjun. Keindahan suasana tersebut dapat menghilangkan rasa letih, dan sesekali para pengunjung dapat menikmati tingkah lucu monyet yang sedang berkeliaran di sekitar air terjun (keindahan alam dapat dilihat pada Gambar 1). Penilaian Responden terhadap Keindahan alam dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Rekapitulasi Data Penilaian Responden terhadap Keindahan Alam

No Keindahan Alam Skala Penilaian Jumlah

(orang) Jumlah Skor Penilaian

1 Sangat Indah 5 0 0

2 Indah 4 97 388

3 Kurang Indah 3 3 9

4 Tidah Indah 2 0 0

5 SangatTidak Indah 1 0 0

Total 100 397

Pengklasifikasian Berdasarkan Skor: 1. Skor 100 – 180 = SangatTidak Indah 2. Skor 181 – 260 = Tidak Indah 3. Skor 261 – 340 = Kurang Indah 4. Skor 341 – 420 = Indah 5. Skor 421 – 500 = Sangat Indah

Gambar 1.

Kondisi pepohonan di sekitar air terjun yang masih alami

Keamanan

(32)

dimana total skor penilaian berdasarkan skala Likert adalah 375 yang tergolong kedalam kategori aman.

Tabel 11. Rekapitulasi Data Penilaian Responden terhadap Keamanan

No. Tingkat Keamanan Skala Penilaian Jumlah (Orang)

Jumlah Skor Penilaian

1 SangatAman 5 0 0

2 Aman 4 84 332

3 KurangAman 3 11 33

4 TidakAman 2 5 10

5 SangatTidakAman 1 0 0

Total 100 375

Pengklasifikasian Berdasarkan Skor: 1. Skor 100 – 180 = SangatTidakAman 2. Skor 181 – 260 = TidakAman 3. Skor 261 – 340 = KurangAman 4. Skor 341 – 420 = Aman 5. Skor 421 – 500 = SangatAman

Pengunjung mengatakan kawasan objek wisataAir Terjun Sikulikap aman karena tidak pernah terjadi kerusuhan atau pertengkaran antar pengunjung, tidak pernah terjadi perampokan baik yang dilakukan pengunjung maupun masyarakat setempat, tidak pernah terjadi kecelakaan dan pencurian di kawasan objek wisataAir Terjun Sikulikap. Sesuai pernyataan Suwantoro (2000), yang mengatakan bahwa permintaan akan pariwisata tergantung pada fasilitas, pelayanan, dan secara tidak langsung adalah keamanan seperti sikap penduduk tehadap wisatawan.

Tata ruang

(33)

di joglo tetap basah karena hempasan air terjun, hal ini sangat berbanding terbalik dari keinginan mengunjung hanya ingin menikmati suasan air terjun tanpa harus basah kuyup (kondisi tata ruang dapat dilihat pada Gambar 2 dan 3). Berikut data tentang penilaian responden terhadap tata ruang di kawasan objek wisataAir Terjun Sikulikap yang dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Rekapitulasi Data Penilaian Responden terhadap Tata Ruang

No. Tata Ruang Skala Penilaian Jumlah (orang) Jumlah Skor Penilaian

1 SangatBaik 5 0 0

2 Baik 4 24 96

3 KurangBaik 3 76 228

4 TidakBaik 2 0 0

5 SangatTidakBaik 1 0 0

Total 100 324

Pengklasifikasian Berdasarkan Skor: 1. Skor100 - 180 = SangatTidakBaik 2. Skor 181 – 260 = TidakBaik 3. Skor 261 – 340 = KurangBaik 4. Skor 341 – 420 = Baik 5. Skor 421 – 500 = SangatBaik

Gambar 2.Tata Letak Joglo yang Tidak Tepat Gambar 3. Tata Letak Kursi yang Tidak Tepat SehinggaTidak

Dimanfaatkan oleh Pengunjung

Fasilitas

(34)

dan lain sebagainya. Berikut data penilaian responden terhadap fasilitas yang ada dikawasan objek wisataAir Terjun Sikulikap.

Tabel 13. Rekapitulasi Data Penilaian Responden terhadap Fasilitas

No. Fasilitas Skala Penilaian Jumlah (orang) JumlahSkorPenilaian

1 SangatLengkap 5 0 0

2 Lengkap 4 0 0

3 KurangLengkap 3 88 264

4 TidakLengkap 2 12 24

5 SangatTidakLengkap 1 0 0

Total 100 288

Pengklasifikasian Berdasarkan Skor: 1. Skor 100 - 180 = SangatTidakLengkap 2. Skor 181 – 260 = TidakLengkap 3. Skor 261 – 340 = KurangLengkap 4. Skor 341 – 420 = Lengkap 5. Skor 421 – 500 = SangatLengkap

Dari hasil yang diperoleh, fasilitas yang ada di objek wisata kurang lengkap.Hal ini didasari karena tidak adanya tempat duduk yang disediakan disekitar air terjun, kurangnya fasilitas joglo tempat pengunjung untuk menikmati suasana air terjun, sehingga menyebabkan pengunjung tidak bisa berlama lama di sekitaran air terjun.

Kondisi jalan

(35)

Tabel 14. Rekapitulasi Data Penilaian Responden terhadap Kondisi Jalan

No. Kondisi Jalan Skala Penilaian Jumlah (orang) Jumlah Skor Penilaian

1 SangatBaik 5 0 0

2 Baik 4 0 0

3 KurangBaik 3 100 300

4 TidakBaik 2 0 0

5 SangatTidakBaik 1 0 0

Total 100 300

Pengklasifikasian Berdasarkan Skor: 6. Skor 100 - 180 = SangatTidak Baik 7. Skor 181 – 260 = Tidakbaik 8. Skor 261 – 340 = KurangBaik 9. Skor 341 – 420 = Baik 10. Skor 421 – 500 = SangatBaik

Gambar 4. Kondisi Jalan yang Licin dan Pagar Membatas Gambar 5. Kondisi Pagar Pembatas Jalan Sudah Rusak

Yang Sudah Rusak dapat Membahayakan Pengunjung Mengingat Pinggir Jalan

adalah Jurang

Tujuan wisata

(36)

Fasilitas tambahan

Dari hasil rekapitulasi data dari responden,mereka sangat mengharapkan perlunya penambahan fasilitas berupa tempat duduk. Hal ini didasari karena tidak adanya tempat duduk untuk menikmati suasana air terjun sehingga pengunjung tidak bisa berlama lama berada disekitar air terjun, pengunjung juga mengharapkan penambahan pembatas jalan mengingat kondisi jalan setapak yang dikelilingi oleh jurang.

Harapan pengunjung

Pengunjung Air terjun Sikulikap mengharapakan agar Pemerintah Karo semakin mempromosikan objek wisata Sikulikap karena menurut responden banyak yang belum mengenal dan mengetahui adanya air terjun tersebut, karena kurangnya informasi yang didapatkan. Para responden juga berhadap supaya pemerintah menyediakan pengelola air terjun agar lokasi air terjun terawat dan bersih.

Intensitas kunjungan

(37)

Tabel 15. Rekapitulasi Data Responden Berdasarkan Intensitas Kunjungan.

No. Intensitas Kunjungan Skala Penilaian Jumlah (Orang) Jumlah Skor Penilaian

1 1 Kali 1 35 35

2 2 Kali 2 38 76

3 3 Kali 3 16 48

4 4 Kali 4 9 36

5 ≥ 5 Kali 5 2 10

Total 100 205

Pengklasifikasian Berdasarkan Skor: 1. Skor 100-180 = 1 Kali Kunjungan 2. Skor 181-260 = 2 Kali Kunjungan 3. Skor 261-340 = 3 Kali Kunjungan 4. Skor 341-420 = 4 Kali Kunjungan 5. Skor 421-500 = ≥5 Kali Kunjungan

Dari hasil yang didapatkan, tingkat kunjungan terhadap objek wisata hanya 2 kali. Dibandingan dengan penelitian yang dilakukan Siregar (2009) terhadap objek wisata Sipiso-piso yang memiliki tingkat kunjungan wisata 3 kali, membuktikan bahwa tingkat wisata terhadap Sikulikap lebih rendah dari tingkat wisata Sipiso-Piso, hal ini mungkin disebabkan oleh faktor keindahan wisata, kelengkapan fasilitas objek wisata, dan kesenangan wisatawan terhadap objek wisata tersebut. Jumlah kunjungan terhadap Air Terjun Sikulikap rendah didasari oleh banyaknya objek wisata yang berada disekitar air terjun yang lebih menarik dan lebih terawat, dan fasilitas yang disediakan juga lebih lengkap dibandingkan dengan fasilitas yang berada di Air Terjun Sikulikap.

Nilai Ekonomi Kawasan Objek Wisata Air Terjun Sikulikap

(38)

Tabel 16. Rekapitulasi Data Responden Berdasarkan Rata-rata Biaya Perjalanan.

No Daerah Asal Jumlah Responden Total Biaya Perjalanan Rataan

1 Medan 82 13.257.000 161.670,73

2 Karo 1 140.000 140.000

3 Samosir 2 1.070.000 535.000

4 Deli Serdang 15 3.435.000 229.000

Total 100 17.902.000

Rataan 179.020

(39)

Dibandingan dengan hasil penelitian Mulyana (2014) nilai ekonomi Air Terjun Tingkat Tujuh di Kota Tapak Tuan Aceh Selatan sebesar Rp3.223.091.412,54/tahundengan tingkat kunjungan sebanyak 26.682 orang/kunjungan/tahun. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai ekonomi objek wisata Air Terjun Sikulikap lebih rendah dibandingkan dengan nilai ekonomi obyek wisata Alam Air Terjun Sipiso-piso dan objek wisata Air Terjun Tujuh Tingkat. Rendahnya nilai ekonomi objek wisata Air Terjun Sikulikap berdasarkan hasil responden yang dilakukandipengaruhi oleh kurangnya fasilitas, informasi, dan faktor–faktor pendukung lainnya.

AnalisisFaktor yang Mempengaruhi Intensitas Kunjungan

Penelitian ini mengacu kepada faktor- faktor yang mempengaruhi jumlah intensitas kunjungan terhadap objek wisata. Faktor–faktor yang mempengaruhi jumlah tingkat kunjungan adalah biaya perjalanan,tingkat pendidikan,penghasilan,umur dan lamanya perjalanan. Dengan mengggunakan aplikasi SPSS didapatkan hasil regresi ( Lampiran 3) sebagai berikut.

Tabel 17. Model Ringkasan

Model R R Kuadrat Penyesuaian R kuadrat std kesalahan perkiraan

1 0.363a 0.131 0.85 0.936

(40)

Tabel 18. Koefisien Perhitungan

Model Koefisien standar

Koefisien

standar T sig

B std eror Beta

Konstan 6,662 1.349 4,938 0.000

Biaya perjalanan -6,569 0.000 -0.006 -0.055 0.956 Tingkat pendidikan 0,078 0.071 0.135 1,095 0.276 Tingkat pengasilan 0.047 0.181 0.033 0.259 0.796

Umur -0.054 0.027 -0,272 -2,003 0.048

lamanya perjalanan -1.814 0.585 -0.322 -3.101 0.003 a. VariabelTerikat : Intensitas Kunjungan

Y= 6,662 – 6,569 + 0,78 X2 + 0,047 X3 – 0,054X4– 1,814 X5

Dari hasil persamaan, nilai konstanta yang diperoleh sebesar 6,662. Hal ini berarti bahwa nilai konstanta biaya perjalanan, umur, pekerjaan, lamanya perjalanan pada tingkat nol (0), maka tingkat kunjungan sebesar 6,662kali pertahun. Nilai standar eror/signifikasi dari biaya perjalanan, umur, pendapatan, lamanya perjalanan, jika nilai standar eror/signifikasi lebih kecil dari 0,05 (5%) maka variabel berpengaruh, jika nilai signifikasi/standar eror lebih besar dari 0,05 maka variabel tidak berpengaruh.

Dari hasil analisis secara statistik, dapat diketahui bahwa hanya ada satu variabel bebas dalam penelitian ini yang signifikan pengaruhnya terhadap variabel terikat (Y) yaitu variabel lamanya perjalanan (X5) dengan nilai signifikansi 0,003.

(41)

terikat intensitas kunjungan (Y), dengan asumsi tingkat pendapatan, umur, pendidikan, dan biaya perjalanan tetap (konstan).Pada variabel tingkat biaya perjalanan (X1), tingkat pendidikan (X2), tingkat penghasilan (X3), dan umur (X4)tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat karena nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 dengan hasil sebagai berikut 0.956(X1), 0.276(X2), 0.796 (X3) dan 0.048(X4).

(42)
(43)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah

1. Umur pengunjung Objek Wisata Sikulikap rata - rata umur 17 - 23 tahun, dengan tingkat Pendidikan pengunjung terbanyak SMA/SMK, pendapatan dibawah Rp.1.800.000, pekerjaaan rata rata mahasiswa dan pegawai swasta, dengan cara kunjungan berkelompok.

2. Berdasarkan analisis data yang dilakukan, besarnya rata-rata intensitas kunjungan ke Air Terjun Sikulikap adalah sebanyak 2 kali kunjungan.

3. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan diperoleh besarnya nilai ekonomi Objek Wisata Air Terjun Sikulikap dengan menggunakan metode biaya perjalanan adalah sebesar Rp.1.354.516.800 /tahun.

4. Berdasarkanhasilanalisisregresi, faktorlama perjalanan

daritempattinggalrespondenkeAir Terjun Sikulikap berpengaruh nyataterhadapintensitaskunjungankeAir Terjun Sikulikap.

Saran

Adapun saran dari penelitian ini adalah

1. Meningkatkan perawatan sarana dan prasarana yang sudah tersedia.

2. Memanfaatkan tebing yang ada disekitar air terjun untuk dipergunakan sebagai tempat memanjat tebing guna menarik minat wisatawan untuk mengunjungi ObjekWisata Air Terjun Sikulikap.

(44)

TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Penilaian Ekonomi

Menurut (Hussen dalam Adrianto, 2010) Willingness to pay(WTP) pada dasarnya untuk mengukur nilai benefits dari sesuatudidasarkan atas perspektif manusia (individu), sehingga alat ukurnya adalahkesediaan membayar (willingness to pay) untuk menikmati atau menghindari sesuatu.Dengan kata lain, nilai benefits yang didapatkan seseorang atas sesuatu setara denganjumlah yang mau mereka bayarkan untuk menikmati sesuatu tersebut. Terdapat tiga metode yang digunakan untuk menentukan nilai WTP dariseseorang untuk perbaikan lingkungan yaitu:

1. Pay Revealed Willingness Pay

Metode ini mengungkapkan nilai willingness to pay denganmenghubungkannya pada sesuatu yang memiliki nilai pasar. Penilaian ekonomisterhadap barang-barang lingkungan dapat dilakukan dengan menaksir surplusprodusen dan konsumen seperti halnya pada barang-barang pasar. Revealed WTP

mencakup tiga metode, yaitu:

a) Productivity Method

Productivity methoddilakukan ketika peningkatan kualitas lingkungan

(45)

b) Hedonic Pricing Method

Hedonic pricing methoddigunakan untuk menilai

keramahtamahanlingkungan (environmental amenities) yang mempengaruhi harga tempat tinggal.Penggunaan metode ini dapat dilakukan karena harga perumahan di suatu areanampak seperti berhubungan dengan penggunaan ruang terbuka dan tersedianya datatransaksi real estate dan potongan ruang terbuka.

c) Travel Cost Method(TCM)

Logika sederhana metode ini, yaitu nilai manfaat dari suatu situs/kawasan akan setara dengan biaya perjalanan yang dilakukan oleh masyarakat untukmengunjungi situs tersebut. TCM merupakan teknik yang pertama kali mengasumsikan bahwa nilai suatutempat rekreasi berkaitan dengan biaya perjalanan yang dikeluarkan para pengunjung.

2) Imputed Willingness to Pay

Metode ini mengungkapkan nilai willingness to pay dengan melihat berapabesar pengeluaran seseorang untuk mengurangi dampak dari buruknya kualitaslingkungan terhadap dirinya. Imputed WTP meliputi damage cost avoided,replacement cost, dan substitute cost methods. Ketiga metode ini

(46)

3) Expressed Willingness to Pay

Menurut (Pramesi, 2008 dalam Muharram, 2010), metode ini mengungkapkan nilai willingness to pay dengan menggunakansurvei untuk menanyakan secara langsung pada seseorang terhadap perubahankualitas lingkungan yang didasarkan pada sebuah skenario hipotesis. Expressed WTPmencakup metode contingent valuation.

Menurut (Ward et. al, 2000 dalam rahardjo, 2002), metode penilaian khususnya untuk mengukur nilai ekonomi wisata alam yang paling banyak dipakai adalah metode biaya perjalanan (travel cost method). Metode ini menduga total nilai ekonomi (total economic value) kawasan wisata berdasarkan penilaian yang diberikan masing-masing individu atau masyarakat terhadap kenikmatan yang tidak ternilai (dalam rupiah) dari biaya yang dikeluarkan untuk berkunjung ke sebuah objek wisata, baik itu opportunity cost maupun biaya langsung yang dikeluarkan seperti biaya transportasi, konsumsi makanan, minuman, hotel, tiket masuk dan sebagainya.

Konsep Nilai Ekonomi

Menurut (Pearce, 1993 dalam Suparmoko, 2006), suatu kawasan memiliki nilai ekonomi yang meliputi nilai penggunaan dan nilai non penggunaan yang diuraikan sebagai berikut :

1. Nilai Penggunaan

(47)

langsung adalah nilai atau manfaat dari sumberdaya alam dan ekosistem yang diperoleh secara langsung melalui konsumsi atau produksinya. Nilai penggunaan tidak langsung adalah nilai atau manfaat yang diperoleh secara tidak langsung dari sumberdaya kawasan yang memberikan jasa pada aktivitas ekonomi atau mendukung kehidupan manusia. Nilai pilihan adalah nilai harapan untuk masa yang akan datang terhadap sumberdaya alam dan ekosistem.

2. Nilai Non Penggunaan/Nilai Tanpa Penggunaan

Nilai non penggunaan terdiri dari nilai warisan dan nilai keberadaan. Nilai warisan adalah nilai yang didasarkan pada suatu keinginan individu atau masyarakat untuk mewariskan kawasan kepada generasi yang akan datang. Sedangkan nilai keberadaan adalah nilai yang diberikan masyarakat maupun pengunjung terhadap kawasan atas manfaat spiritual, estetika, dan kultural.

(48)

Penelitian ini menggunakan metode biaya perjalanan (travel cost) untuk menghitung atau mengestimasi nilai ekonomi wisata objek wisata Air Terjun Sikulikap. Nilai ekonomi diperoleh dari persepsi seseorang tentang harga yang diberikan oleh seseorangterhadap objek wisata Air Terjun Sikulikap. Menurut Djijono (2002), ukuran harga tersebut ditentukan oleh waktu, barang atau uang yang dikorbankan seseorang untuk memiliki atau menggunakan barang dan jasa yang diinginkan.

Nilai manfaat dari suatu situs/kawasanakan setara dengan biaya perjalanan yang dilakukan oleh masyarakat untuk mengunjungi situs tersebut (Turner, 2004 dalam Adrianto, 2010). Metode ini dapat mengestimasi manfaat-manfaat ekonomi atau biaya-biaya sebagai hasil dari:

· Perubahan-perubahan biaya masuk dari sebuah situs rekreasi. · Pengeluaran terhadap sebuah situs rekreasi yang ada.

· Tambahan sebuah tempat rekreasi baru

· Perubahan kualitas lingkungan pada sebuah situs rekreasi. Travel cost method (TCM) memiliki tiga pendekatan, yaitu:

(1) Zonal travel cost, dapat dilakukan hanya dengan menggunakan data sekunder dan beberapa data sederhana yang dikumpulkan dari para pengunjung.

(2) Individual travel cost, menggunakan sebuah survei yang lebih terperinci terhadap para pengunjung.

(49)

TCM merupakan teknik yang pertama kali mengasumsikan bahwa nilai suatu tempat rekreasi berkaitan dengan biaya perjalanan yang dikeluarkan para pengunjung.

Pendekatan Biaya Perjalanan

Model yang mendasari metode biaya perjalanan atau travel cost yaitu dengan asumsi bahwa orang lain akan melakukan perjalanan berulang-ulang ke tempat tersebut sampai pada titik dimana nilai marginal dari perjalanan terakhir bernilai sama dengan jumlah uang dan waktu yang dikeluarkan untuk mencapai lokasi tersebut dan untuk mengestimasi besarnya nilai manfaat dari upaya perubahan kualitas lingkungan dari tempat rekreasi yang dikunjungi (Yakin(1997) dalam Merryna, 2009). Lebih lanjut, Merryna (2009) menjelaskan bahwa adapun kelebihan dari metode TCM adalah 1) Hasil perhitungan manfaat berdasarkan tingkah laku pasar yang diteliti, 2) Metode ini dapat mengestimasi besarnya surplus konsumen. Sedangkan kelemahan dari metode TCM adalah 1) Biaya perjalanan yang dipakai harus valid sedangkan dalam kenyataannya susah untuk mengestimasi dengan tepat, 2) Opportunity cost harus dimasukkan dalam perhitungan, 3) Teori ekonomi gagal untuk menjelaskan hubungan jumlah kunjungan dengan biaya perjalanan. Metode ini hanya berdasarkan pada ketegasan (fitting) garis regresi pada satu set data yang dikumpulkan karena dibatasi pada nilai yang memanfaatkan lokasi tersebut, sehingga jika pelestarian lingkungan pada lokasi tersebut penting bagi non pengguna, maka manfaat yang diestimasi jauh lebih kecil dari yang sebenarnya.

(50)

MenurutSuwantoro (2002), wisata alam adalah bentuk kegiatan yang memanfaatkanpotensi sumber daya alam dan tata lingkungan. Sedangkan obyek wisata alamadalah sumber daya alam yang berpotensi dan berdayatarik bagi wisatawan serta ditujukan untuk pembinaancinta alam baik dalam kegiatan alam maupun setelah pembudidayaan. Jadi dapat disimpulkan bahwa wisata alam merupakan pemanfaatan sumber daya alam yang ditata dengan baik sehingga dapat menimbulkan rasa senang, indah, nyaman dan bersih dengan menggunakan konservasi sumber daya alam sertalingkungan sebagai daya tariknya.Pendapat diatas lebih dirincikanoleh Robby (2001), yang menyatakan bahwa wisata alam adalah suatu kegiatan perjalanan yang dilaksanakan pada tempat-tempat yang berhubungan dengan alam seperti, gunung, rimba/hutan, gua, lembah, sungai, pesisir, laut, air terjun, danau, lembah sempit (canyon) dan lain sebagainya.Salah satu bentuk kegiatan wisata alam yang berkembang saat ini adalah ekowisata. Ekowisata lebih populer dan lebih banyak dipergunakan dibanding dengan terjemahan yang seharusnya dari istilah ecotourismyaitu ekoturisme.

Ekowisata dapat diartikan sebagai perjalanan ke suatu kawasan alam yang relatif masih asli dan tidak tercemar, dengan minat khusus untuk mempelajari, mengagumi dan menikmati pemandangan, tumbuhan liar maupun manifestasi budaya masyarakat setempat (Gunawan, 1997).

Deskripsi Objek Wisata

(51)

dingin pada malam dan juga pagi hari dengan suasana yang lembab dan berembun, dengan temperatur diantara 160–200 C. Jarak tempuh menuju Ibu Kota Kecamatan kurang lebih 25 menit atau 11 km, dan dari Ibu Kota Kabupaten kurang lebih 23 km, juga dari Ibu Kota Provinsi kurang lebih 74 km. Adapun letak dari pemukiman utama penduduk berada ditengah ladang dan perbukitan dan pada pinggir jalan raya. Desa Doulu dapat ditempuh melalui jalur Berastagi– Medan atau sebaliknya. Desa Doulu mempunyai luas wilayah kurang lebih 3,50 km2 dengan rasio terhadap total luas kecamatan adalah 11,48%. Adapun batas-batas administrasi wilayah Desa Doulu dengan wilayah desa lain disekitarnya yaitu:

Sebelah utara : Desa Deleng Macik Sebelah Selatan : Desa Deleng Singkut Sebelah Barat : Desa Semputen Angin Sebelah Timur : Desa Semangat Gunung

(52)
(53)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Ekowisata menurut Kerjasama Direktorat Produk Pariwisata, Direktorat Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata, Departemen Kebudayaan, dan Pariwisata dan WWF-Indonesia (2009), dapat diartikan sebagai perjalanan oleh seorang turis ke daerah terpencil dengan tujuan menikmati dan mempelajari mengenai alam, sejarah, dan budaya di suatu daerah dimana pola wisatanya membantu ekonomi masyarakat lokal dan mendukung pelestarian alam. Sedangkan menurut (Hakim, 2004), ekowisata merupakan perjalanan wisata ke suatu lingkungan baik alam yang alami maupun buatan serta budaya yang ada yang bersifat informatif dan partisipatif yang bertujuan untuk menjamin kelestarian alam dan sosial-budaya. Ekowisata menitikberatkanpada tiga hal utama yaitu keberlangsungan alam atau ekologi, memberikan manfaat ekonomi, dan secara psikologi dapat diterima dalam kehidupan sosial masyarakat. Jadi, kegiatan ekowisata secara langsung memberi akses kepada semua orang untuk melihat, mengetahui, dan menikmati pengalaman alam, intelektual dan budaya masyarakat lokal.

(54)

mempelajari, mengagumi, dan menikmati pemandangan dengan tumbuh-tumbuhan satwa liarnya (termasuk potensi kawasan berupa ekosistem, keadaan iklim, fenomena alam, kekhasan jenis tumbuhan dan satwa liar) juga semua manifestasi kebudayaan yang ada (termasuk tatanan lingkungan sosial budaya) baik dari masa lampau maupun masa kini di tempat-tempat tersebut dengan tujuan untuk melestarikan lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang memiliki kekayaan sumber daya alam baik di daratan (khususnya sumber daya hutan) maupun di perairan (laut) yang sangat melimpah. Oleh karena itu, Indonesia dikenal sebagai negara dengan keanekaragaman hayati tertinggi kedua di dunia setelah Brazil (negara megabiodiversity) (Syahadat, 2006). Selain itu Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dalam pengembanganekowisata kawasan hutan tropika yang terbesar di kepulauan yang sangatmenjanjikan untuk ekowisata dan wisata khusus. Kawasan hutan yang dapatberfungsi sebagai kawasan wisata yang berbasis lingkungan adalah kawasanPelestarian Alam (Taman Nasional, Taman Hutan Raya, Taman Wisata Alam),kawasan Suaka Alam (Suaka Margasatwa) dan Hutan Lindung melalui kegiatanwisata alam bebas, serta Hutan Produksi yang berfungsi sebagai Wahana Wisata.

(Hidayati, 2003).

Gambar

Gambar b. Pembatas jalan yang
Gambar h. Sampah menumpuk
Tabel 1. Sebaran Tingkat Umur Responden
Tabel 3. Sebaran Tingkat Pendapatan Responden
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menghitung nilai ekonomi Obyek Wisata Alam Air Terjun Sipiso-piso, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo dengan menggunakan metode biaya

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada objek wisata Pulau Tangkil memperoleh data biaya perjalanan total yang dikeluarkan pengunjung adalah sebesar

Penilaian objek wisata ini dapat ditentukan dengan metode biaya perjalanan ( Travel Cost Method ). Metode biaya perjalanan ini bertujuan untuk mengetahui nilai ekonomi

langsung adalah nilai atau manfaat dari sumberdaya alam dan ekosistem yang. diperoleh secara langsung melalui konsumsi

Usaha-usaha yang dilakukan oleh pihak pengelola dalam mengembangkan objek wisata Air Terjun Sipiso-piso sebagai tempat objek wisata yang dapat bersaing dengan objek

Program Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga dalam pengembangan objek wisata adalah merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan daya tarik objek wisata air

Sedikitnya kunjungan wisatawan air terjun Watu Ondo di bandingkan objek wisata lainnya, maka perlu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui potensi

Objek wisata alam Air Terjun Binusan merupakan salah satu objek wisata unggulan Kabupaten Nunukan yang banyak di kunjungi oleh wisatawan lokal untuk berwisata, namun objek wisata