• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kesiapan Kota Medan Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (Mea)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Kesiapan Kota Medan Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (Mea)"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1

KUISIONER ANALISIS SWOT UNTUK ANALISIS TINGKAT KESIAPAN KOTA MEDAN DALAM MENGHADAPI

MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)

Dengan Hormat,

Bersama ini saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : HELMAINI SINAGA

Nim : 120501072

Jurusan : EKONOMI PEMBANGUNAN

Adalah mahasiswa sarjana S1 Ekonomi Pembangunan yang sedang

mengadakan penelitian mengenai Analisis SWOT dan analisis tingkat kesiapan kota medan menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN. Maka daripada itu saya mohon agar Bapak/ Ibu berkenan untuk mengisi

kuisioner ini dengan jujur dan lengkap serta tanpa ada pengaruh dari orang lain.

Hormat Saya

(2)

A IDENTITAS RESPONDEN

Petunjuk : Isilah titik-titik yang tersedia dan berilah tanda silang (X) pada

salah satu kolom yang tersedia 1. Nama : ...

2. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan

3. Umur : ... Tahun

4. Nomor HP :

5. Jabatan :

6. Apakah Anda bersedia dihubungi? (beri lingkaran pada salah satu jawaban) :

(1) Ya (2) Tidak

PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER UNTUK LINGKUNGAN EKSTERNAL DAN INTERNAL SAAT INI DAN URGENSI PENANGANAN

Pada bagian ini terdiri dari dua bagian yaitu:

1. Kondisi internal, tujuannya untuk mendapatkan faktor-faktor yang menjadi

kekuatan dan kelemahan kota Medan dalam menghadapi MEA.

2. Kondisi eksternal, tujuannya untuk mendapatkan faktor-faktor yang menjadi

peluang dan ancaman kota Medan dalam menghadapi MEA.

Cara pengisian:

a. Penilaian kondisi saat ini. Responden diminta untuk menilai tingkat kesiapan

(3)

b. Penilaian urgensi. Responden diminta untuk menilai tingkat urgensi faktor

tersebut untuk ditangani. Penilaian ini berhubungan dengan skala prioritas dalam

menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi.

Acuan pengisian kuesioner ini adalah sebagai berikut:

Penilaian kondisi saat ini: Penilaian Urgensi Penanganan:

Angka 1 = Tidak Setuju Angka 1 = Tidak Urgen

Angkat 2= Kurang Setuju Angka 2 = Kurang Urgen

Angka 3 = Setuju Angka 3 = Urgen

(4)

KUESIONER RISET SWOT

Kota medan memiliki letak yang strategis sebagai pintu masuk indonesia bagian barat dan

berbatasan langsung dengan negara-negara ASEAN

2 Tersedianya areal yang luas untuk pengembangan kawasan industri baru yang berada di wilayah Medan Utara. 3 Kota Medan memiliki jumlah tenaga

kerja yang banyak.

4

Tersedianya infrastruktur yang memadai baik kuantitas maupun kualitasnya, seperti jalan raya, pelabuhan Belawan, jalur kereta api dan jaringan telekomunikasi. 6 Kemampuan daya beli masyarakat

Kota Medan yang cukup tinggi.

7

Bapak/ibu di minta untuk

menyebutkan minimal dua faktor kekuatan lainnya lagi yang saat ini dimiliki Kota Medan

(5)

No Indikator

1 Kualitas tenaga kerja yang ada di Kota Medan relatif masih rendah 2 Kualitas produk yang dihasilkan masih belum memenuhi standar

internasional

3 Tingkat daya saing Kota Medan relatif masih rendah

4 Masih tingginya tingkat suku bunga perbankan

5 Kualitas kelembagaan dan birokrasi yang relatif masih rendah

6

Bapak/ibu di minta untuk

menyebutkan minimal dua faktor kelemahan lainnya lagi yang saat ini dimiliki Kota Medan menjadi pangsa pasar yang potensial 2 Perkembangan teknologi informasi

yang semakin pesat

3 Kota Medan menjadi lokasi tujuan berinvestasi

4 Memperluas segmen pasar dengan adanya pasar bebas ASEAN

5 Kerjasama Kota Medan dengan Kota-kota maupun negara-negara ASEAN 6 Bapak/ibu di minta untuk

(6)

dimiliki Kota Medan

1 Kota Medan dapat menjadi segmen pasar bagi barang-barang impor 2 Tergangunya keberadaan

industri-inndustri yang ada di Kota Medan 3 Kemajuan teknologi informasi yang

begitu cepat

4 Kinerja ekspor Kota Medan akan terpengaruh

5 Memiliki kesamaan produk yang dihasilkan

6 Meningkatkan pengangguran di Kota Medan

7

Bapak/ibu di minta untuk

menyebutkan minimal dua faktor ancaman lainnya lagi yang saat ini dimiliki Kota Medan

(7)

Solusi untuk Action Plan

Bapak/Ibu diminta untuk memberi saran, menyebutkan minimal tiga alternative program kerja (action plan) yang harus dilakukan saat ini, sehingga permasalahan yang dihadapi saat ini dapat diminimalisir :

No Program Kerja (Action Plan) Tujuan Caranya

(Inisiatif Strategi)

1

2

3

4

(8)

Lampiran 2

Daftar Distribusi Jawaban responden

No

Indikator Strength Indikator Weakness Indikator Opportunity Indikator Threats

(9)

35 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4

36 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 2 3 2 3 2 3 3 4 4 4 4

37 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 2 3 2 3 4 4 4 4 4 4

38 3 3 3 3 3 4 2 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2

39 4 3 4 4 4 4 3 2 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4

40 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 2 3 3 4 4 4 4 3 4

41 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4

42 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4

43 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4

44 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 2 3 2 3 3 4 4 4 4

45 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 2 3 2 3 4 4 4 4 4 4

46 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4

47 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4

48 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4

49 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 1 1 4

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Adolf,Huala dan LLM, 1996.Hukum Ekonomi Internasional, PT.RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Basri,Faisal dan Haris Munandar, 2010. Dasar Dasar Ekonomi Internasional:Pengenalan dan Aplikasi Metode Kuantitatif. Prenada Media Group, Jakarta.

Mulyadi,S 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia, PT.RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Salim HS dan Budi Sutrisno, 2008. Hukum Investasi di Indonesia. Penerbit PT Raja Grafinfo Persada, Jakarta.

Salvatore,Dominick, 2012. Ekonomi Internasional, Penerbit Erlangga, Jakarta. Sugiyono, 2011. MetodePenelitianAdministrasi, Alfabeta, Bandung.

Todaro, Michael, 1998. Pembangunan Ekonomi di DuniaKetiga, Erlangga, Jakarta.

Anggraeni,Yermia, 2014. “Kesiapan Indonesia menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)”. Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

Ernayanti,Tri, 2015. “Penerapan analisis SWOT dalam strategi peningkatan daya saing pedagang muslim untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)”. Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia 2013

Bakhri,Boy.S, 2015. “Kesiapan Indonesia Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 Perspektif Daya Saing Nasional”, Jurnal Economica, Volume 1 Nomor 1, hal 21-28

Darwanto,2012. “Kesiapan Bank Pembangunan Daerah (BPD) dalam menghadapi ASEAN Economic Community”, Jurnal Ekonomi, hal 1-12.

Julius,P.F.Nagel, 2012. “Peluang dan Tantangan Indonesia Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015”, Jurnal Ekonomi, hal 1-11.

Sholeh, 2013. “persiapan indonesia menghadapi AEC (ASEAN Economic Community) 2015”, ejournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 1 Nomor 2, hal 509-522.

(11)

Wahyudin,Dian, 2013. “Peluang atau Tantangan Indonesia Menuju ASEAN Economic Community 2015” Jurnal Ekonomi, hal 1-23.

http://www.republika.co.id/berita/jurnalisme-warga/wacana/14/12/29/nhbp7h-kesiapan-menghadapi-mea-2015 (diakses 18 juni 2015)

https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Medan (diakses 18 juni 2015)

http://medan.tribunnews.com/2015/06/22/video-umkm-gak-boleh-takut-menghadapi-mea (diakses 18 juni 2015)

https://id.wikipedia.org/wiki/ASEAN (diakses 30 juni 2015)

http://geografi-geografi.blogspot.co.id/2010/11/pengertian-industri-menurut-uu-no.html (Diakses Kamis 17 September 2015)

(12)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu dan juga langkah yang akan dilakukan dalam pengumpulan data secara empiris untuk memecahkan masalah dan menguji

hipotesis penelitian.

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk menganalisis kesiapan Kota Medan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015. Penulis mengambil sampel seperti birokrat, pengusaha , akademisi dan tokoh masyarakat

sebagai objek dalam penelitian.

3.2 Jenis Data dan Sumber

Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah :

1. Data Primer, diperoleh dari wawancara secara langsung kepada birokrat, pengusaha , akademisi dan tokoh masyarakat di Kota Medan melalui

daftar pertanyaan atau kuesioner yang telah disediakan.

2. Data sekunder, data yang diperoleh dari berbagai sumber seperti buku,

literatur, media internet serta bahan bacaan lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan sebagai berikut : 1. Studi kepustakaan yaitu mengumpulkan data dan informasi melalui

(13)

yang ada di dalam penulisan skripsi ini, dapat di peroleh dari buku-buku, internet dan lainnya.

2. Kuesioner, penulis membuat daftar pertanyaan yang relevan dengan penelitian yang dilakukan. Kuesioner ini di tunjukan kepada birokrat, pengusaha , akademisi dan tokoh masyarakat. Jawaban atas pertanyaan ini

digunakan sebagai data dalam penelitian.

3.4 Metode Pemilihan Sampel

Dalam pengambilan sample, penulis mengambil 50 sampel penelitian, dimana menurut Sugiyono (2010:131) , pengambilan sampel yang layak dalam penelitian minimal 30 responden. Oleh sebab itu peneliti mengambil 50 sampel dimana

peneliti menggunakan teknik sampling purposive (purposive or judgemental sampling). Cara penarikan sampel dilakukan dengan memilih subjek berdasarkan

kriteria spesifik yang ditetapkan peneliti. Berdasarkan keterangan diatas, peneliti merumuskan sampel penelitian sebagai berikut :

Tabel 3.1 Kajian Objek Terpilih

No Keterangan Sampel

1 Dinas Koperasi dan UMKM 2

2 Dinas Perindustrian dan Perdagangan 2

3 Dinas Pariwisata 2

4 Dinas Pendidikan 2

5 Dinas Pertanian dan Kelautan 2

6 Pengusaha 30

7 Akademisi 5

8 Tokoh Masyarakat 5

(14)

3.5 Metode Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk

merumuskan strategi. Proses pengambilan keputusan strategi selalu berkaitan dengan pengembangan, misi, tujuan, strategi dan kebijakan (Rangkuti,2014). Untuk menganalisis posisi Kota Medan dalam persaingan dengan negara-negara

tetangga, metode analisis yang digunakan adalah analisis SWOT yang membandingkan antara faktor eksternal, yaitu peluang, ancaman dan faktor

internal yaitu kekuatan, kelemahan.

Langkah penelitian ini akan menerangkan bagaimana analisis dilakukan, mulai dari data mentah yang ada sampai pada hasil penelitian yang dicapai. Dalam

penelitian ini, langkah-langkah analisis data dilakukan sebagai berikut:

1. Melakukan pengklasifikasian data, faktor apa saja yang menjadi kekuatan

dan kelemahan sebagai faktor internal, peluang dan ancaman sebagai faktor eksternal Kota Medan.

2. Matriks Evaluasi Faktor Internal dan Matriks Evaluasi Faktor Eksternal.

Hasil klarifikasi faktor-faktor kunci internal yang merupakan kekuatan dan kelemahan maupun peluang dan ancaman yang akan diketahui skor dan

(15)

Tabel 3.2

Matriks Evaluasi Faktor Internal (EFI) dan Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE)

Sumber : (Rangkuti:2014)

1. Perhitungan skor (a)

Masing-masing point faktor dilakukan secara saling bebas (penilaian

terhadap sebuah point faktor tidak boleh dipengaruhi atau mempengeruhi penilaian terhadap point faktor lainnya). Seperti pada

kuesioner nilai 1 terendah dan 4 nilai tertinggi. 2. Perhitungan bobot (b)

Masing-masing faktor dilaksanakan secara saling ketergantungan.

Penilaian terhadap satu faktor dilakukan dengan membandingkan tingkat kepentingannya dengan faktor lainnya. Seperti pada kuesioner

1/4 adalah bobot terendah dan 1 adalah bobot tertinggi. 3. Perhitungan jumlah total (c)

(16)

Setelah mengolah data dari kuesioner, maka akan di dapatkan nilai x dan y yang akan membentuk suatu kuadran yang mana merupakan kombinasi dalam

analisis SWOT.

Gambar 3.1 Kuadran Analisis SWOT

1. Kuadran I (positif, positif)

Posisi ini menandakan sebuah kondisi yang kuat dan berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Progresif, artinya dalam

kondisi prima dan mantap sehingga sangat mungkin untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan

(17)

2. Kuadran II (positif, negatif)

Posisi ini menandakan sebuah kondisi yang kuat namun menghadapi

tantangan yang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Diversifikasi Strategi, dalam kondisi mantap namun menghadapi sejumlah tantangan berat sehingga diperkirakan akan mengalami kesulitan untuk

terus berputar bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh karenya, disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi taktisnya.

3. Kuadran III (negatif, positif)

Posisi ini menandakan sebuah kondisi yang lemah namun sangat berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Ubah Strategi,

artinya disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya. Sebab, strategi yang lama dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap peluang yang ada

sekaligus memperbaiki kinerja. 4. Kuadran IV (negatif, negatif)

Posisi ini menandakan sebuah kondisi yang lemah dan menghadapi

tantangan besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Strategi Bertahan, artinya kondisi internal berada pada pilihan dilematis. Oleh

(18)

2.6Definisi Operasional

1. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah wujud kerjasama antar

negara ASEAN yang setiap negara harus meleburkan batas teritorial untuk mewujudkan satu pasar tunggal di kawasan ASEAN yang diharapkan akan menjadi tulang punggung di kawasan ASIA setelah Cina.

2. Kekuatan (strength) adalah kekuatan apa saja yang dimiliki Kota Medan dalam menghadapi Pemberlakuan MEA 2015.

3. Kelemahan (Weakness) adalah kelemahan apa saja yang dimiliki Kota Medan dalam menghadapi Pemberlakuan MEA 2015.

4. Peluang (Oppurtunities) adalah peluang yang akan didapatkan Kota

Medan dalam menghadapi Pemberlakuan MEA 2015.

5. Ancaman (Threats) adalah ancaman yang akan dihadapi Kota Medan

(19)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umun Kota Medan

Kota Medan adalah ibu kota provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini merupakan kota metropolitan terbesar di luar Pulau Jawa dan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Kota Medan memiliki luas 26.510

hektare (265,10 km²) atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan kota/kabupaten lainya, Medan memiliki

luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang relatif besar yakni 2.465.469 jiwa pada tahun 2015.

Letak geografis Kota Medan sangat strategis sebagai gerbang (pintu masuk)

kegiatan perdagangan dan barang dan jasa baik perdagangan domestik maupun luar negeri (ekspor-impor). Faktor-faktor inilah yang menunjang Kota Medan

untuk berhubungan secara langsung dengan negara-negara ASEAN yang menjadikan Kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan, saling memperkuat dengan

daerah-daerah sekitarnya. Hal ini pula yang mendorong perkembangan Kota Medan sebagai pusat kegiatan ekonomi, perdagangan, transportasi laut, darat dan

udara, kesehatan dan lain lain untuk provinsi Sumatera Utara.

Jumlah penduduk Kota Medan yang relatif besar menjadi peluang sekaligus ancaman bagi Kota Medan menghadapi masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

(20)

(MEA). Namun disisi lain dengan jumlah penduduk Kota Medan yang besar akan menjadi ancaman bagi Kota Medan dikarekan dengan jumlah penduduk Kota

Medan yang besar akan menyebabkan Kota Medan sebagai segmen pasar untuk produk-produk yang berasal dari negara-negara ASEAN.

Kota Medan memiliki tenaga kerja yang relatif banyak yang merupakan

kekuatan sekaligus kelemahan Kota Medan untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Tenaga kerja Kota Medan relatif banyak namun

kualitas tenaga kerja masih relatif rendah hingga tak mampu bersaing dengan negara-negara ASEAN lainnya. Rendahnya kualitas tenaga kerja Kota Medan akan menyebabkan bertambahnya pengangguran di Kota Medan dikarenakan

tenaga kerja yang tak mampu bersaing dengan tenaga kerja dari luar Kota Medan. 4.2 Pertumbuhan Ekonomi Kota Medan

Laju pertumbuhan ekonomi pada dasarnya merupakan gambaran dari aktivitas perekonomian masyarakat disuatu daerah yang berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi

yang tinggi dan berkelanjutan merupakan kondisi utama bagi kelangsungan pembangunan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi Kota Medan tahun 2016 ditargetkan bisa mencapai 5,1 - 5,5%. Pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dari 2015 itu didorong dari inflasi yang bisa ditekan lebih rendah dan perbaikan perekonomian global. Meski

diprediksi naik, pertumbuhan ekonomi 2016 tetap lebih rendah dari target awal Pemerintah Kota Medan yang sebelumnya menargetkan 6,28%. Namun, apabila

(21)

ekonomi Kota Medan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional dimana pertumbuhan ekonomi tahun 2015 yakni 5,10% untuk Kota Medan

sedangkan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 4,8%.

Adapun laju pertumbuhan ekonomi Kota Medan tahun 2007-2015 dapat diuraikan pada table 4.1 berikut :

Tabel 4.1

Pertumbuhan Ekonomi Kota Medan No Tahun Pertumbuhan Ekonomi (%)

1 2007 7,78

2 2008 6,89

3 2009 6,55

4 2010 7,16

5 2011 7,69

6 2012 7,66

7 2013 5,36

8 2014* 6,05

9 2015** 5,10

Sumber :BPS Kota Medan Keterangan : *) Angka sementara

**) Angka sangat sementara

Pertumbuhan ekonomi pada umumnya akan diikuti dengan laju inflasi, dimana kenaikan laju pertumbuhan ekonomi akan diikuti dengan laju kenaikan

(22)

Tabel 4.2

Laju inflasi Kota Medan No Tahun Inflasi (%)

1 2007 6,42

2 2008 10,63

3 2009 2,69

4 2010 7,65

5 2011 3,54

6 2012 3,79

7 2013 10,05

8 2014 8,24

9 2015* 7,44

Sumber :BPS Kota Medan

Keterangan : *) Angka sementara

Dari tabel 4.1 dan 4.2 dapat disimpulkan bahwa tingkat pertumbuhan

ekonomi 9 tahun terakhir paling tinggi pada tahun 2007 yakni sebesar 7,68% diikuti dengan tingkat inflasi sebesar 6,42. Sedangkan untuk tingkat inflasi

tertinggi 9 tahun terakhir pada tahun 2008 yakni 10,63% dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,89 %. Pertumbuhan ekonomi pada tahun terakhir 2014-2015 mengalami penurunan yakni dari 6,05% turun menjadi 5,10%. Namun tingkat

inflasi Kota Medan pada tahun yang sama juga mengalami penurunan dari 8,24% menjadi 7,44%.

(23)

4.3 Pengklarifikasi Indikator Data

Penulis melakukan pengklasifikasian data, faktor apa saja yang menjadi

kekuatan dan kelemahan sebagai faktor internal, peluang dan ancaman sebagai faktor eksternal Kota Medan. Berikut adalah faktor internal dan eksternal Kota Medan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) :

4.3.1 Kekuatan Kota Medan

Kota Medan mempunyai berbagai kekuatan untuk menghadapi Masyarakat

Ekonomi ASEAN (MEA). Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyimpulkan berbagai kekuatan yang dimiliki Kota Medan sebagai berikut :

1. Kota medan memiliki letak yang strategis sebagai pintu masuk

indonesia bagian barat dan berbatasan langsung dengan negara-negara ASEAN.

2. Tersedianya areal yang luas untuk pengembangan kawasan industri baru yang berada di wilayah Medan Utara.

3. Kota Medan memiliki jumlah tenaga kerja yang banyak.

4. Tersedianya infrastruktur yang memadai baik kuantitas maupun kualitasnya, seperti jalan raya, pelabuhan Belawan, jalur kereta api dan

jaringan telekomunikasi.

5. Kota Medan memiliki laju pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi diatas rata-rata laju pertumbuhan ekonomi nasional.

6. Kemampuan daya beli masyarakat Kota Medan yang cukup tinggi. 7. Kota medan memiliki banyak objek wisata yang memberikan dampak

(24)

8. Kota medan memiliki fasilitas pendidikan yang mampu bersaing seperti sekolah-sekolah berstandar internasional.

9. Penduduk Kota Medan yang heterogen sehingga dapat menerima hal yang baru.

10.Kota Medan memiliki penduduk yang beragam sehingga UKMnya

juga bervariasi. 4.3.2 Kelemahan Kota Medan

Kota Medan mempunyai berbagai kelemahan untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyimpulkan berbagai kelemahan yang dimiliki Kota Medan sebagai berikut :

1. Kualitas tenaga kerja yang ada di Kota Medan relatif masih rendah.

2. Kualitas produk yang dihasilkan masih belum memenuhi standar

internasional.

3. Tingkat daya saing Kota Medan relatif masih rendah. 4. Masih tingginya tingkat suku bunga perbankan.

5. Kualitas kelembagaan dan birokrasi yang relatif masih rendah. 6. Keamanan dan kenyaman Kota Medan yang masih kurang.

7. Fasilitas-fasilitas umum Kota Medan masih belum mencukupi.

8. Kurang ramahnya penduduk Kota Medan untuk menyambut para wisatawan mancanegara.

9. Tingkat korupsi di Kota Medan yang relatif tinggi. 10.Tingkat kejahatan Kota Medan relatif tinggi.

(25)

4.3.3 Peluang Kota Medan

Kota Medan mempunyai berbagai peluang untuk menghadapi Masyarakat

Ekonomi ASEAN (MEA). Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyimpulkan berbagai peluang yang dimiliki Kota Medan sebagai berikut :

1. Kota Medan memiliki jumlah penduduk yang besar sehingga menjadi

pangsa pasar yang potensial.

2. Perkembnagan teknologi informasi yang semakin pesat.

3. Kota Medan menjadi lokasi tujuan berinvestasi.

4. Memperluas segmen pasar dengan adanya pasar bebas ASEAN.

5. Kerjasama Kota Medan dengan kota-kota maupun negara-negara ASEAN.

6. Kota Medan menjadi perantara antara produsen dan konsumen. 7. Kota Medan bisa menjadi agen perekonomian di Sumatera Utara.

8. Penduduk Kota Medan bebas keluar masuk ke negara-negara ASEAN lainnya.

4.3.4 Ancaman Kota Medan

Kota Medan mempunyai berbagai ancaman untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyimpulkan

berbagai ancaman yang dimiliki Kota Medan sebagai berikut :

1. Kota Medan dapat menjadi segmen pasar bagi barang-barang impor. 2. Tergangunya keberadaan industri-industri yang ada di Kota Medan.

3. Kemajuan teknologi informasi yang begitu cepat. 4. Kinerja ekspor Kota Medan akan terpengaruh.

(26)

6. Meningkatkan pengangguran di Kota Medan.

7. Persaingan produk-produk industri Kota Medan dan negara-negara

tetangga semakin pesat.

8. Dengan adanya pasar bebas maka akan memudahkan masuknya narkoba dan barang lainnya.

9. Dengan adanya pasar bebas, masyarakat luar negeri akan bebas keluar masuk Kota Medan.

4.4 Perbandingan Faktor Internal dan Eksternal 4.4.1 Hasil Evaluasi Faktor Internal

Hasil evaluasi faktor internal ini didasarkan atas skor dan bobot yang

diberikan oleh responden terhadap faktor-faktor internal yang telah ditentukan. Adapun hasil evaluasi faktor internal yang diberikan yaitu:

Tabel 4.3

Hasil Evaluasi Faktor Internal

No. Faktor Internal

(Kekuatan) Skor (a) Bobot (b) Total (c)

1. Letak Kota Medan 3,8 0,95 3,61

2. Areal yang Luas 3,74 0,94 3,51

3. Jumlah Tenaga Kerja 3,82 0,96 3,67

4. Infrastruktur Memadai 3,8 0,95 3,61

5. Pertumbuhan Ekonomi 3,76 0,94 3,53

6. Daya Beli Masyarakat 3,94 0,99 3,93

Total Skor Kekuatan (S) 21,86

(27)

No. Faktor Internal

(Kelemahan) Skor (a) Bobot (b) Total (c)

1. Kualitas Tenaga Kerja 3,24 0,81 2,62

2. Kualitas Produk 3,36 0,84 2.82

3. Tingkat Daya Saing 3,5 0,87 3,04

4. Tingkat Suku Bunga 3.38 0,85 2,87

5. Birokrasi 3,46 0,87 3,01

Total Skor Kelemahan (W) 14,36

Total Rata-rata 2,87

Total Kekuatan-Total Kelemahan(S-W) = (3,64 – 2,87) = 0,77 4.4.2Hasil Evaluasi Faktor Eksternal

Hasil evaluasi faktor internal ini didasarkan atas skor dan bobot yang diberikan oleh responden terhadap faktor-faktor eksternal yang telah ditentukan.

Adapun hasil evaluasi faktor eksternal yang diberikan yaitu:

Tabel 4.4

Hasil Evaluasi Faktor Eksternal

No. Faktor Eksternal

(Peluang) Skor (a) Bobot (b) Total (c)

1. Jumlah Penduduk 3,22 0,81 2,61

2. Teknologi Informasi 3,18 0,79 2,51

3. Kota Tujuan Investasi 3,26 0,82 2,67

4. Perluasan Segmen Pasar 3,46 0,87 3,01

5. Kerjasama 3,34 0,84 2,81

Total Skor Peluang (O) 13,61

(28)

No. Faktor Eksternal

(Ancaman) Skor (a) Bobot (b) Total (c) 1. Segmen Pasar Barang Impor 3,66 0,92 3,37

2. Terganggunya Industri 3,48 0,87 3,02

3. Kemajuan Teknologi 3,8 0,95 3,61

4. Terpengaruhnya Kinerja

Ekspor 3,66 0,91 3,33

5. Kesamaan Produk 3,5 0,88 3.08

6. Pengangguran Bertambah 3,72 0,93 3, 46

Total Skor Ancaman (T) 19,87

Total Rata-rata 3,31

Total Peluang-Total Ancaman (O-T) = (2,72 – 3,31) = -0,59 4.5 Matriks SWOT

Dengan tersusunnya hasil evaluasi faktor internal (EFI) dan hasil evaluasi faktor eksternal (EFE), maka dibuatlah rumusan matriks SWOT kualitatif dan

kuantitatif untuk menentukan strategi yang tepat untuk Kota Medan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Adapun rumusan matriks SWOT

(29)

Tabel 4.5

Rumusan Matriks SWOT EFI

EFE

Kekuatan (S) Kelemahan (W)

Peluang (O) Strategi SO SO = 3,64 + 2,72 SO = 6,36

Strategi WO WO = 2,87 + 2,72 WO = 5,59

Ancaman (T) Strategi ST ST = 3,64 + 3,31 ST = 6,95

Strategi WT WT = 2,87 + 3,31 WT = 6,18

Dari hasil perhitungan matriks di atas, maka skor strategi tertinggi adalah

strategi ST dengan nilai 6,95. Dengan demikian, maka strategi ST merupakan strategi yang paling cocok diiterapkan di Kota Medan untuk menghadapi

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yaitu strategi yang memanfaatkan kekuatan internal (strength) untuk menghindari ancaman (threat).

4.6 Analisis Matriks SWOT Kualitatif

Berdasarkan hasil matriks diatas, penulis memformulasikan beberapa strategi untuk Kota Medan dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN. Berikut

(30)

Tabel 4.6

(31)

Ancaman (T) kreatif yang lebih unik.

(32)

4.7 Analisis Matriks SWOT Kuantitatif

Data SWOT yang kualitatif dapat dikembangkan secara kuantitaif melalui

perhitungan Analisis SWOT yang dikembangkan oleh Pearce dan Robinson (1998) agar diketahui secara pasti posisi yang sesungguhnya. Dari hasil kuesioner akan ditemukan letak kuadaran kesiapan Kota Medan menghadapi pemberlakauan

MEA.

Setelah mengolah data dari kuesioner, maka akan di dapatkan nilai x dan y yang

akan membentuk suatu kuadran yang mana merupakan kombinasi dalam analisis SWOT. Namun ada 2 syarat asumsi utama untuk uji konsistensi penelitian dengan kuesioner yaitu :

1. Untuk Prioritas, rata-rata nilai seluruh faktor dominan (S-O) > faktor non-dominan (W-T)

2. Untuk Urgensi, rata-rata nilai seluruh faktor non-dominan (W-T) > faktor dominan (S-O)

Dari hasil tabel 4.1 dapat diketahui selisih faktor internal yang mana akan

menjadi variabel (X) dalam kuadran SWOT dimana Total Kekuatan – Total Kelemahan (S-W) = 0,77 (Positif) . Pada tabel 4.2 dapat diketahui selisih faktor

eksternal yang mana akan menjadi variabel (Y) dalam kuadran SWOT dimana Total Peluang – Total Ancaman (O-T) = -0,59 (Negatif).

Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa letak kesiapan Kota Medan

(33)

Gambar 4.1 Kuadran SWOT

Berdasarkan hasil penelitian penulis, posisi Kota Medan untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) berada pada kuadran II, dimana Kota

Medan berada posisi kombinasi kekuatan – ancaman (S-T). Posisi ini menandakan Kota Medan dalam kondisi yang kuat namun menghadapi tantangan yang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Diversifikasi Strategi, dalam kondisi

yang kuat namun menghadapi sejumlah tantangan berat sehingga diperkirakan akan mengalami kesulitan untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN

(MEA) ini apabila hanya tertumpu pada 1 strategi. Oleh karenya, disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi untuk menghadapi MEA.

(34)

4.8 Formulasi Strategi

Selain formulasi strategi pada matriks SWOT kualitatif, penulis

menyimpulkan beberapa strategi untuk meminimalisir permasalahan yang akan di hadapi Kota Medan untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) berdasarkan hasil penelitian kuesioner :

1. Melakukan program padat karya dengan cara pembangunan proyek-proyek.

2. Peningkatan kualitas produk industri dengan cara pelatihan yang secara berkesinambungan.

3. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia (SDM) dengan cara

pelatihan dan workshop.

4. Penyesuaian diri dan meningkatkan kinerja agar tidak kalah dalam

persaingan.

5. Mempermudah pengurusan surat ijin usaha bagi pengusaha-pengusaha Kota Medan.

6. Peran aktif pemerintah Kota Medan dalam segala sektor terkhusus sektor pariwisata.

7. Pelatihan bahasa dan skill kepada akademisi guna menghadapi MEA 8. Penyuluhan kepada seluruh kalangan masyarakat mengenai

Masyarakat Ekonomi ASEAN.

(35)

10.Peran aktif pemerintah dan seluruh masyarakat untuk mempromosikan produk-produk Kota Medan maupun

(36)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan

sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil analisis SWOT kualitatif terhadap faktor internal dan eksternal untuk menganalisis kesiapan Kota Medan menghadapi

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), maka strategi yang tepat adalah strategi ST yaitu strategi yang memanfaatkan kekuatan internal (strength)

untuk menghindari ancaman (threat). Adapun strategi ST tersebut adalah sebagai berikut:

a) Lebih memperbanyak desain produk-produk industri kreatif dan

melakukan inovasi.

b) Memberikan pelatihan untuk meningkatkan kreativitas tenaga

kerja untuk menciptakan produk inovatif dalam persaingan industri menghadapi MEA.

c) Mendukung industri-industri Kota Medan dengan menggunakan

produk-produk industri di Kota Medan guna menghindari Kota Medan sebagai segmen pasar produk impor.

(37)

2. Berdasarkan hasil analisis matriks SWOT kuantitatif, maka rekomendasi startegi yang paling sesuai untuk Kota Medan untuk menghadapi

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) berada pada posisi kuadran II dimana rekomendasi strategi yakni Diversifikasi strategi. Posisi ini menandakan Kota Medan dalam kondisi yang kuat namun menghadapi

tantangan yang besar. Diperkirakan Kota Medan akan mengalami banyak kesulitan untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) ini

apabila hanya tertumpu pada 1 strategi. Oleh karenya, disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi untuk menghadapi MEA.

5.2 Saran

1. Diharapkan untuk pemerintah Kota Medan untuk berperan aktif dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN, seperti memberikan

penyuluhan mengenai Masyarakat Ekonomi ASEAN kepada semua kalangan masyarakat, baik pengusaha, akademisi, tokoh masyarakat dan lain sebagainya.

2. Diharapkan pemerintah Kota Medan memberikan pelatihan maupun workshop kepada tenaga kerja Kota Medan, untuk meningkatkan kualitas

dan menambah skill tenaga kerja Kota Medan. Dikarenakan jumlah tenaga kerja Kota Medan relatif banyak, namun kualitas tenaga kerja Kota Medan masih relatif rendah.

3. Diharapkan kedinasan-kedinasan Kota Medan menjalankan program kerja yang akan dilakukan untuk meminimalisir permasalahan dalam

(38)

4. Diharapkan akademisi mempersiapkan skill dengan berbagai praktek kerja lapangan dan belajar beberapa bahasa terkhusus bahasa inggris untuk

menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN.

5. Diharapkan untuk tokoh masyarakat memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai MEA, dikarenakan masih banyak masyarakat yang

tidak mengetahui MEA.

6. Diharapkan untuk pengusaha Kota Medan untuk meningkatkan kualitas

produk-produk agar mampu bersaing dengan produk-produk impor lainnya.

7. Diharapkan kepada seluruh masyarakat untuk lebih mencintai produk

dalam negeri untuk menghindari Kota Medan sebagai segmen pasar barang impor.

(39)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Teori Integrasi Ekonomi

Hingga kini dijumpai berbagai bentuk kerja sama ekonomi regional seperti

European Economic Community (EEC) yang selanjutnya menjelma menjadi European Community (EC) dan akhirnya European Union. Pada dasarnya, organisasi regional dikategorikan sebagai suatu wadah kerja sama ekonomi jika

tujuannya sekedar menghimpun negara-negara anggota untuk mengadakan koordinasi dalam suatu kerja sama ekonomi tanpa secara eksplisit mencantumkan

perangkat kerja sama untuk mencapai integrasi ekonomi. Sementara itu,integrasi ekonomi bertujuan untuk memadukan pasar dan perekonomian negara-negara anggota. ( Faisal Basri,Haris Munandar,2010:210)

Integrasi ekonomi juga merupakan wujud dari perdagangan internasional produk produk yang terdiferensiasi. Produk dideferensiasi adalah produk produk

yang serupa tetapi tidak identik (seperti mobil,mesin tik dan rokok putih) yang diproduksi oleh industry yang sama atau kelompok produk yang luas di berbagai negara. (Dominick Salvatore, 2012:64)

2.2 ASEAN (Assosiation of Southeast Asian Nations)

ASEAN didirikan oleh lima negara pemrakarsa, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand di Bangkok melalui Deklarasi Bangkok. Menteri luar negeri penanda tangan Deklarasi Bangkok kala itu ialah Adam Malik (Indonesia), Narsisco Ramos (Filipina), Tun Abdul Razak (Malaysia), S.

(40)

Isi Deklarasi Bangkok adalah sebagai berikut:

Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan perkembangan

kebudayaan di kawasan Asia Tenggara

Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional

Meningkatkan kerja sama dan saling membantu untuk kepentingan

bersama dalam bidang ekonomi, sosial, teknik, ilmu pengetahuan, dan administrasi

Memelihara kerja sama yang erat di tengah - tengah organisasi regional dan internasional yang ada

Meningkatkan kerja sama untuk memajukan pendidikan, latihan, dan

penelitian di kawasan Asia Tenggara

Brunei Darussalam menjadi anggota pertama ASEAN di luar lima negara

pemrakarsa. Brunei Darussalam bergabung menjadi anggota ASEAN pada tanggal 7 Januari 1984 (tepat seminggu setelah memperingati hari kemerdekaannya). Sebelas tahun kemudian, ASEAN kembali menerima anggota

baru, yaitu Vietnam yang menjadi anggota yang ketujuh pada tanggal 28 Juli 1995. Dua tahun kemudian, Laos dan Myanmar menyusul masuk menjadi anggota

ASEAN, yaitu pada tanggal 23 Juli 1997. Walaupun Kamboja berencana untuk bergabung menjadi anggota ASEAN bersama dengan Myanmar dan Laos, rencana tersebut terpaksa ditunda karena adanya masalah politik dalam negeri Kamboja.

(41)

Salah satu wujud kerjasama antar negara ASEAN untuk mewujudkan integrasi ekonomi yakni membentuk Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang

merupakan agenda utama negara ASEAN 2020. Adapun visi dari ASEAN untuk Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tersebut adalah aliran bebas barang (free flow of goods) dimana tahun 2015 perdagangan barang dapat dilakukan secara

bebas tanpa mengalami hambatan, baik tarif maupun non-tarif. 2.3 Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

MEA adalah bentuk integrasi ekonomi ASEAN dalam artian adanya system perdagaangan bebas antara Negara-negara asean. Indonesia dan sembilan negara anggota ASEAN lainnya telah menyepakati perjanjian Masyarakat Ekonomi

ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community (AEC).

Pada KTT di Kuala Lumpur pada Desember 1997 Para Pemimpin ASEAN

memutuskan untuk mengubah ASEAN menjadi kawasan yang stabil, makmur, dan sangat kompetitif dengan perkembangan ekonomi yang adil, dan mengurangi kemiskinan dan kesenjangan sosial-ekonomi (ASEAN Vision 2020).

Pada KTT Bali pada bulan Oktober 2003, para pemimpin ASEAN menyatakan bahwa Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan menjadi tujuan dari integrasi

ekonomi regional pada tahun 2020, ASEAN Security Community dan Komunitas Sosial-Budaya ASEAN dua pilar yang tidak terpisahkan dari Komunitas ASEAN. Semua pihak diharapkan untuk bekerja secara yang kuat dalam membangun

Komunitas ASEAN pada tahun 2020. Pada KTT ASEAN ke-12 pada bulan Januari 2007, para Pemimpin menegaskan komitmen mereka yang kuat untuk

(42)

di ASEAN Visi 2020 dan ASEAN Concord II, dan menandatangani Deklarasi Cebu tentang Percepatan Pembentukan Komunitas ASEAN pada tahun 2015

Secara khusus, para pemimpin sepakat untuk mempercepat pembentukan Komunitas Ekonomi ASEAN pada tahun 2015 dan untuk mengubah ASEAN menjadi daerah dengan perdagangan bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja

terampil dan aliran modal yang lebih bebas.

2.3.1 Karakteristik Dan Unsur Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah realisasi tujuan akhir dari integrasi ekonomi yang dianut dalam Visi 2020, yang didasarkan pada konvergensi kepentingan negara-negara anggota ASEAN untuk memperdalam

dan memperluas integrasi ekonomi melalui inisiatif yang ada dan baru dengan batas waktu yang jelas. Dalam mendirikan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA),

ASEAN harus bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip terbuka, berorientasi ke luar, inklusif, dan berorientasi pasar ekonomi yang konsisten dengan aturan multilateral serta kepatuhan terhadap sistem untuk kepatuhan dan pelaksanaan

komitmen ekonomi yang efektif yang berbasis aturan yang telah ditetapkan. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan membentuk ASEAN sebagai

pasar dan basis produksi tunggal membuat ASEAN lebih dinamis dan kompetitif dengan mekanisme dan langkah-langkah untuk memperkuat pelaksanaan baru yang ada inisiatif ekonomi, mempercepat integrasi regional di sektor-sektor

prioritas, memfasilitasi pergerakan bisnis, tenaga kerja terampil dan bakat, dan memperkuat kelembagaan mekanisme ASEAN. Sebagai langkah awal untuk

(43)

kesenjangan pembangunan dan mempercepat integrasi terhadap Negara Kamboja, Laos, Myanmar dan Vietnam melalui Initiative for ASEAN Integration dan

inisiatif regional lainnya. Bentuk Kerjasamanya adalah :

1. Pengembangan sumber daya manusia dan peningkatan kapasitas 2. Pengakuan kualifikasi profesional

3. Konsultasi lebih dekat pada kebijakan makro ekonomi dan keuangan 4. Langkah-langkah pembiayaan perdagangan

5. Meningkatkan infrastruktur

6. Pengembangan transaksi elektronik melalui e-ASEAN

7. Mengintegrasikan industri di seluruh wilayah untuk mempromosikan

sumber daerah

8. Meningkatkan keterlibatan sektor swasta untuk membangun Masyarakat

Ekonomi ASEAN (MEA).

Pentingnya perdagangan eksternal terhadap ASEAN dan kebutuhan untuk Komunitas ASEAN secara keseluruhan untuk tetap melihat ke depan,

karakteristik utama Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA): 1. Pasar dan basis produksi tunggal

2. Kawasan ekonomi yang kompetitif

3. Wilayah pembangunan ekonomi yang merata 4. Daerah terintegrasi penuh dalam ekonomi global.

(44)

konsistensi dan keterpaduan dari unsur-unsur serta pelaksanaannya yang tepat dan saling mengkoordinasi di antara para pemangku kepentingan yang relevan.

2.3.2 Peluang dan Tantangan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2.3.2.1 Peluang MEA

Banyak pihak yang menyatakan bahwa Indonesia belum siap untuk

menghadapi MEA 2015 nanti, namun jika kita bisa lebih jeli melihat peluang-peluang yang ada dengan diberlakukannya MEA 2015 nanti, bukan tidak mungkin

Indonesia akan menjadi negara yang perekonomian meningkat tajam. Peluang-peluang tersebut di antaranya :

1. Manfaat Integrasi Ekonomi.

Indonesia memiliki kesempatan yang besar untuk dapat membuka dan membentuk pasar yang lebih luas lagi. Hal ini akan mendorong

peningkatan efisiensi dan daya saing, serta pembukaan peluang penyerapan tenaga kerja di kawasan ASEAN. Dengan jumlah penduduk terbesar dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya, Indonesia

berpeluang untuk mengirimkan tenaga kerjanya dengan mempersiapkan peningkatan kualitas dan keterampilan (Hard skill dan soft skill).

2. Pasar Potensial Dunia.

Penduduk Indonesia menyumbang angka 40 % penduduk ASEAN tentu saja merupakan potensi yang sangat besar bagi Indonesia dalam menjadi

(45)

3. Negara Tujuan Investor

Sebagai Negara dengan jumlah penduduk terbesar (40 %) di antara Negara

anggota ASEAN, Indonesia diharapkan akan mampu menarik investor ke dalam negeri dan mendapat peluang ekonomi yang lebih besar dari Negara anggota ASEAN lainnya. Dengan kerja sama regional untuk

meningkatkna infrastruktur (pipa gas, tekonologi informasi) membuka peluang bagi perbaikan iklim investasi Indonesia melalui pemanfaatan

program kerjasama regional, terutama dalam melancarkan program perbaikan infrastruktur domestik.

4. Negara Pengekspor

Negara-negara di kawasan ASEAN juga dikenal sebagai negara-negara pengeskpor baik produk berbasis sumber daya alam maupun berbagai

produk elektronik. Dengan meningkatnya harga komoditas internasional, sebagian besar Negara ASEAN mencatat surplus pada neraca transaksi berjalan. Prospek perekonomian yang cukup baik juga menyebabkan

ASEAN menjadi tempat tujuan investasi (penanaman modal 5. Sektor Jasa yang terbuka

Di bidang jasa, Indonesia yang mempunyai penduduk yang sangat besar dapat menyediakan tenaga kerja yang cukup dan pasar yang besar, sehingga menjadi pusat industri. Selain itu, Indonesia dapat menjadikan

(46)

6. Daya Saing

Liberalisasi perdagangan barang ASEAN akan menjamin kelancaran arus

barang untuk pasokan bahan baku maupun bahan jadi di kawasan ASEAN karena hambatan tarif dan non tarif yang berarti sudah tidak ada lagi. Indonesia sebagai salah satu Negara besar yang juga memiliki tingkat

integrasi tinggi di sektor elektronik dan kunggulan komparatif pada sektor berbasis sumber daya alam, berpeluang besar untuk mengembangkan

industri di sektor-sektor tersebut didalam negeri. 7. Aliran Modal

MEA 2015 membuka peluang bagi Indonesia untuk dapat memanfaatkan

aliran modal masuk ke kawasan yang kemudian ditempatkan di aset berdenominasi rupiah. Aliran modal tersebut tidak saja portofolio regional

tetapi juga dalam bentuk aliran modal langsung (PMA). Sedangkan dari sisi peningatan kapasitas dan kualitas lembaga, peraturan terkait, maupun sumber daya manusia, berbagai harmonisasi, standarisasi yang telah

disetujui. Artinya akan terjadi proses perbaikan kapasitas di berbagai institusi, sektor maupun peraturan terkait.

2.3.2.2 Tantangan MEA

Tantangan yang dihadapi oleh Indonesia dalam menuju ASEAN Economic Community (AEC) 2015, tidak hanya dari dalam negeri saja tetapi yang lebih

besar adalah persaingan dengan sesama negara ASEAN dan negara di luar ASEAN seperti India, Korea dan Cina. Tantangan yang akan dihadapi oleh

(47)

1. Laju inflasi

Laju inflasi Indonesia masih tinggi bila dibandingkan dengan negara

anggota ASEAN lainnya. Tingkat kemakmuran Indonesia masih lebih rendah dibandingkan dengan negara lain dan juga stabilitas makro menjadi kendala peningkatan daya saing Indonesia.

2. Laju Peningkatan Ekspor dan Impor

Kinerja ekspor selama periode 2004-2008, Indonesia berada diurutan ke-4

setelah Singapura, Malaysia dan Thailand. Sedangkan untuk impor, Indonesia sebagai importer tertinggi ke-3 setelah Singapura dan Malaysia, dan ini merupakan tantangan yang serius karena telah mengakibatkan

neraca perdagangan Indonesia yang defisit terhadap beberapa Negara ASEAN.

3. Kesamaan Produk

Dalam hal kesamaan produk, yang perlu dilakukan oleh Indonesia adalah dengan meningkatkan nilai tambah bagi produk ekspornya sehingga

mempunyai karakteristik tersendiri dengan produk dari Negara ASEAN lainnya.

4. Daya saing SDM

Hard skill dan soft skill tenaga kerja Indonesia harus ditingkatkan minimal memenuhi ketentuan standar yang telah disepakati. Untuk itu, Indonesia

(48)

membendung tenaga kerja terampil dari luar sehingga Indonesia tidak menjadi budak di negeri sendiri.

5. Dampak Negatif Arus Modal yang lebih bebas.

Dampak negatif dari arus modal yang lebih bebas dapat mengakibatkan terjadinya konsentrasi aliran modal ke Negara tertentu yang dianggap

memberikan potensi keuntungan lebih menarik. Hal ini dapat menimbulkan risiko tersendiri bagi stabilitas makroekonomi Indonesia.

6. Kepentingan Nasional

Harus disadari bahwa kepentingan nasional merupakan yang utama dibandingkan dengan kepentingan kawasan dalam rangka integrasi

ekonomi, hal ini berdampak pada sulitnya mencapai dan melaksanakan komitmen liberalisasi AEC Blueprint, sehingga perwujudan integrasi

ekonomi kawasan akan dicapai dalam waktu yang lebih lama. 7. Kedaulatan Negara

Kewenangan suatu negara untuk menggunakan kebijakan fiskal, keuangan

dan moneter untuk mendorong kinerja ekonomi dalam negeri akan dibatasi dengan adanya integrasi ekonomi ASEAN. Ini merupakan pengorbanan

(49)

2.4 Analisis SWOT

2.4.1 Pengertian Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengts) dan peluang (opportunities), namun secara

bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). Dalam membuat keputusan perusahaan perlu pertimbangan faktor internal

yang mencakup kekuatan dan kelemahan maupun faktor eksternal yang mencakup peluang dan ancaman. Dalam hal ini analisis SWOT dipakai jika para penentu strategi perusahaan mampu melakukan pemaksimalan peranan faktor kekuatan

dan memanfaatkan peluang sekaligus berperan sebagai alat untuk meminimalisi kelemahan yang terdapat dalam tubuh organisasi dan menekan ancaman yang

timbul dan harus dihadapi dengan tepat.

Tabel 2.1

(50)

Analisis SWOT digunakan sebagai penentu kebijakan strategi perusahaan

atau organisasi dalam memaksimalkan faktor kekuatan dan memanfaatkan peluang yang ada sekaligus berperan memperkecil kelemahan yang ada dalam perusahaan serta menekan berbagai ancaman yang akan timbul. Analisis SWOT

juga dapat digunakan untuk membantu analisis strategis dan acuan logis dalam pembahasan sistematik tentang situasi perusahaan dan alternatif-alternatif pokok

yang mungkin dipertimbangkan perusahaan. 2.5Penelitian Terdahulu

Analisis kesiapan menghadapi MEA 2015 menarik untuk diteliti. Penelitian

yang dilakukan oleh Yermia Anggraeni dengan judul kesiapan Indonesia menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN). Penelitian ini menggunakan

metode kualitatif deskriftif. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa secara umum Indonesia belum siap dengan diberlakukannya MEA karena masih ada sektor yang vital dalam perdagangan bebas seperti infrastruktur dan logistik yang

masih perlu dibenahi. Namun disisi lain sektor pariwisata sudah dibenahi dan siap menghadapi pasar bebas ASEAN. Hal ini dilihat dari meningkatnya kunjungan

wisata asing yang datang ke Indonesia dan sudah adanya sertifikasi SDM pariwisata sehingga tenaga kerja pariwisata sudah siap bersaing saat diberlakukannya MEA.

Pada penelitian kedua oleh Mahmud Syarif, dkk yang berjudul Analisis perkembangan dan peran industri kreatif untuk menghadapi tantangan MEA 2015.

(51)

Periklanan. Sementara untuk pertumbuhan impor tertinggi dan terendah terjadi pada industri industri kerajinan dan barang seni. Secara umum, industri kreatif di

Indonesia mempunyai peran yang cukup besar terhadap penyerapan tenaga kerja. Pada penelitian ketiga oleh Darwanto yang berjudul Kesiapan Bank Pembangunan Daerah (BPD) dalam menghadapi ASEAN Economic Community.

Penelitian ini menggunakan analisis SWOT dimana hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa BPD perlu meningkatkan kerjasama pemilik saham dan

kemitraan dengan berbagai pihak (pelaku usaha) khususnya diluar pemda untuk memperluas layanan sehingga meningkatkan kemampuan bersaing. BPD juga perlu meningkatkan keterampilan SDM dari berbahgai lini dan tingkatan guna

mengimbangi kualitas SDM yang dimiliki oleh perbankan lain. BPD juga harus meningkatkan kemampuan Good Corporate Governance (GCG) sehingga

meningkatkan kredibilitas BPD sebagai lembaga keuangan regional. Implementasi strategi tersebut akan membuat BPD lebih siap bersaing menghadapi AEC. Jasa Suatma yang berjudul Kesiapan Indonesia Menghadapi ASEAN Economic

Community 2015 mengatakan bahwa Strategi yang dapat ditempuh indonesia menghadapi AEC 2015 adalah pertama perbaikan infrastruktur dan policy. Kedua

kebugaran, industri nasional perlu vitamin dan

ini bisa ditempuh melalui insentif fiskal. Ketiga kalau sudah sehat dan pemberian vitamin, industri nasional butuh suplemen contohnya dengan Kawasan Ekonomi

Khusus untuk mengurangi beban ekonomi.

Penelitian keempat yang dilakukan oleh Sholeh dengan judul persiapan

(52)

menggunakan metode deskriptif analitik dimana hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa ASEAN Economic Community (AEC) mendatangkan

beberapa tantangan dan peluang secara bersamaan. Strategi yang harus disiapkan Indonesia dalam menghadapi AEC mengharuskan pemerintah Indonesia berjalan dengan lebih cepat. Selain itu, minimnya tindakan sosialisasi tentang AEC dan

perkembangannya terhadap masyarakat luas juga menjadi salah satu hal yang krusial bagi pemerintah Indonesia, dikarenakan pemahaman masyarakat juga akan

melambangkan kesiapan negeri ini.

Pada penelitian kelima oleh Boy S.Bakhri yang berjudul Kesiapan Indonesia Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 Perspektif Daya Saing

Nasional. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif (studi kepustakaan) dimana hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa konsekuensi

MEA dan persiapan yang dibutuhkan jelas merupakan hal yang kompleks. Hal itu menuntut kontribusi dan kolaborasi para pemangku kepentingan untuk menghadapinya. Otoritas bersama-sama pelaku usaha harus bahu-membahu dan

mengesampingkan ego sektoral untuk membuat ekonomi produsen kita berdaya saing dalam MEA. Itu perlu didukung oleh semangat nasionalisme konsumen kita

untuk lebih mencintai produk dan jasa yang dihasilkan oleh anak bangsa. Tanpa itu semua bisa-bisa pupus harapan meraih peluang terbuka di MEA. Kita terancam hanya jadi penonton dalam keriuhan MEA. Ini tidak baik bagi kewibawaan

(53)

Pada penelitian keenam oleh Tri Ernayanti yang berjudul penerapan analisis SWOT dalam strategi peningkatan daya saing pedagang muslim untuk

menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Penelitian ini menyimpulkan bahwa Keberhasilan busana muslim Rabbani dalam berbisnis dalam hal pelayanan konsumen dan kualitas produk yang ditawarkan menyebabkan busana muslim

Rabbani terus mengalami peningkatan. Namun demikian, untuk memperoleh pangsa pasar yang lebih besar,busana muslim Rabbani dapat melakukan cara

memperbenyak jenis variasi produk busana muslim/kerudung dan membuka beberapa outlet ke wilayah-wilayah potensial lainnya secara intensif. Saat ini busana muslim Rabbani sedang dalam masa pertumbuhan. Untuk itulah harus

mengembangkan jadwal rencana baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang

2.6Kerangka Konseptual

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) berlangsung sejak 31 desember 2015.

Persaingan antar negara ASEAN untuk memperoleh peluang yang besar dari adanya

MEA. Kota Medan sebagai kota yang berbatasan dengan beberapa negara ASEAN

mendapat peluang dan ancaman dari adanya MEA ini. Oleh karena itu peneliti melakukan

analissi SWOT (Strength, Weakness, Oppurtunity, and Threat) dalam menentukan

kebijakan untuk memperoleh peluang pasar yang besar dari adanya MEA. Dimana

analisis ini terdiri dari 2 variabel analisis, yaitu analisis faktor internal yang terdiri

dari kekuatan dan kelemahan, dan analisisi eksternal yang terdiri dari peluang dan

(54)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Faktor

Internal

Faktor

Eksternal

KOTA MEDAN

Formulasi strategi

kebijakan

Masyarakat Ekonomi

ASEAN (MEA)

Kelemahan

(Weakness) Kekuatan

(Strength)

Ancaman (Threats) Peluang

(55)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Masyarkat Ekonomi ASEAN / ASEAN Economic Community (AEC)

merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi antar negara anggota ASEAN untuk mewujudkan kawasan yang stabil dan berdaya saing tinggi dengan pertumbuhan ekonomi yang merata. Siap tidak siap setiap negara anggota

ASEAN harus siap meleburkan batas teritorial negaranya dalam satu pasar bebas yang diperkirakan akan menjadi tulang punggung perekonomian dikawasan Asia.

Meskipun banyak pihak yang menyatakan bahwa Indonesia belum siap untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN, namun jika kita melihat lebih jeli banyak peluang bagi negara Indonesia untuk menjadi negara yang

perekonomiannya meningkat tajam. Peluang-peluang tersebut seperti manfaat integrasi ekonomi, pasar potensial dunia, negara tujuan investor, negara

pengekspor dan sektor jasa yang terbuka. Dimana peluang tersebut dapat dimanfaatkan Indonesia dengan jumlah penduduk yang menyumbang angka sekitar 40% penduduk ASEAN yakni 253.370.792 jiwa pada tahun 2015.

Jumlah tersebut tentu saja merupakan potensi yang sangat besar bagi Indonesia untuk menjadi negara ekonomi yang produktif dan dinamis yang dapat memimpin

pasar ASEAN di masa depan.

Dengan adanya MEA ini, setiap kota di Indonesia harus siap untuk menghadapi MEA dan salah satunya yakni Kota Medan. Kota Medan adalah ibu

(56)

terbesar di luar Pulau Jawa dan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya.Kota Medan memiliki luas 26.510 hektare (265,10 km²) atau 3,6%

dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan kota/kabupaten lainya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang relatif besar yakni 2.465.469 jiwa pada tahun

2015.

Kota Medan adalah kota yang berbatasan langsung dengan kota-kota atau

negara-negara di ASEAN tentunya terkena dampak yang signifikan bagi perekonomiannya. Peluang dan Ancaman bagi produk industri,tenaga kerja dan investasi menuntut Kota Medan untuk memperbaiki daya saing agar mampu

bersaing dengan negara-negara tetangga. Kota Medan memiliki kawasan industri baru yang berada di wilayah Medan Utara, namun kualitas produk-produk industri

yang dihasilkan masih belum memenuhi standar internasional dan tingkat daya saing kota Medan juga relatif masih rendah. Untuk itu, industri-industri Kota Medan perlu mengidentifikasikan produk-produk unggulan agar memperoleh

potensi pasar yang semakin besar dan juga mendorong peningkatan daya saing agar produk produk dalam negeri tidak kalah bersaing dari negara tetangga.

Persaingan secara ekonomi itu menyebabkan Medan akan menerima serbuan barang-barang impor dari negara-negara ASEAN, serta serbuan tenaga kerja asing yang lebih memiliki keahlian, kemampuan dan profesional. Kota medan memiliki

jumlah tenaga kerja yang banyak, namun kualitas tenaga kerja yang ada masih relatif rendah. Upaya yang perlu dilakukan Pemko Medan untuk menghadapi

(57)

yang harus dilakukan yakni pertama, menyiapkan sumber daya manusia (SDM). Pemko Medan harus mengejar kesiapan tenaga kerjanya dengan memperbanyak

pelatihan dan training keahlian guna meningkatkan kapasitas dan kemampuan tenaga kerja. Sertifikasi tenaga kerja juga merupakan hal yang mutlak dilakukan karena merupakan alat untuk meningkatkan daya saing tenaga kerja Medan

dengan tenaga kerja negara Asia Tenggara lain. Selain itu juga persyaratan tentang kewarganegaraan serta pemahaman kebangsaan harus dimiliki para tenaga

kerja asing. Dengan demikian, tenaga kerja Kota Medan mampu menangkap peluang untuk pangsa pasar tenaga kerja yang potensial.

Saat ini Pemko Medan meminta seluruh sekolah yang ada di Kota Medan

dapat membekali anak didiknya berupa keterampilan berbahasa internasional,

membekali keterampilan yang bersifat hard skill and soft skill. Dikatakan juga

Pemko melalui dinas pendidikan juga menyusun kurikulum pembelajaran,

program atau kegiatan yang juga berorientasi pada kesiapan sumber daya manusia

dalam menghadapi MEA. Pemberian beasiswa untuk siswa dengan kondisi

ekonomi orang tuanya yang kurang mampu juga dilakukan Pemerintah Kota

Medan, sebagai bentuk kepedulian terhadap pendidikan disamping melakukan

kompetisi antar siswa. Untuk tenaga pendidik, diberikan peningkatan

kesejahteraan guru non PNS non sertifikasi, hal ini tentunya memberikan motivasi

dan semangat bagi para pendidik.

Kota Medan memiliki laju pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi diatas rata-rata laju pertumbuhan ekonomi nasional, dan masyarakat Kota Medan juga

(58)

investor untuk berinvestasi di Kota Medan. Selain itu, infrastruktur Kota Medan juga memadai baik segi kualitas maupun kuantitas seperti jalan raya, pelabuhan

Belawan, jalur kereta api dan jaringan telekomunikasi. Pemerintah Kota Medan juga melakukan berbagai terobosan untuk dapat menarik minat investor asing, mulai dari penyempurnaan pelayanan perizinan investasi sampai kepada

pemberian insentif baik yang bersifat langsung maupaun tidak langsung. Berbagai langkah debirokasi daan deregulasi terus dilanjutkan untuk menciptakan efisiensi

berusaha dan berivestasi termasuk konsistensi aturan dan kepastian hukum untuk meminimalisir ketidakpastian berusaha bagi investasi asing. Dalam operasionalisasinya, berbagai langkah yang sedang, telah dan akan dilakukan

Pemko Medan adalah Membentuk institusi Kantor Penanaman Modal Daerah Kota Medan sebagai institusi yang menyelenggarakan kewenangan perizinan

investasi baik yang bersifat PMDN, maupun sebahagian PMA, yang sebelumnya ada pada pemerintah pusat/propinsi, dalam layanan sistem satu atap, (one stop service). Membentuk Medan Bisnis Forum (MBF) sebagai wadah kemitraan

antara Pemko, Masyarakat dan Dunia Usaha (swasta) yang berfungsi sebagai forum komunikasi, fasilitator, mediator, kegiatan bisnis dan investasi usaha

(59)

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan suatu

permasalahan yaitu :

1. Apa saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan Kota Medan dalam menghadapi pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)?

2. Apa saja yang menjadi peluang dan ancaman Kota Medan dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)?

3. Bagaimana formulasi strategi kebijakan yang harus disiapkan dalam mendukung kesiapan Kota Medan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)?

1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan Kota Medan dalam menghadapi pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

2. Untuk mengetahui peluang dan ancaman Kota Medan dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

3. Untuk memformulasikan berbagai strategi kebijakan dalam mendukung kesiapan Kota Medan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). 1.3.2 Manfaat Penelitian.

1. Sebagai penambah wawasan bagi peneliti yang berkaitan dengan kesiapan Kota Medan menghadapi MEA.

(60)

3. Sebagai bahan bacaan bagi penelitian berikutnya.

4. Sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana

(61)

ABSTRAK

Masyarkat Ekonomi ASEAN (MEA) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi antar negara anggota ASEAN untuk mewujudkan kawasan yang stabil dan berdaya saing tinggi dengan pertumbuhan ekonomi yang merata. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menganalisis kesiapan Kota Medan menghadapi MEA. Studi ini menggunakan teknik sampling purposive (purposive or judgemental sampling) dengan cara membagikan kuesioner kepada responden yang telah ditetapkan peneliti. Yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan Kota Medan, untuk mengetahui peluang dan ancaman Kota Medan dan untuk memformulasikan berbagai strategi kebijakan dalam mendukung kesiapan Kota Medan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif dengan metode analisis SWOT. Hasil analisis SWOT kualitatif terhadap faktor internal dan eksternal untuk menganalisis kesiapan Kota Medan menghadapi MEA, maka strategi yang tepat adalah strategi ST yaitu strategi yang memanfaatkan kekuatan internal (strength) untuk menghindari ancaman (threat) sedangkan untuk hasil analisis kuantitatif Kota Medan berada pada kuadran II yang mana rekomendasi strategi yang sesuai yakni diversifikasi strategi.

(62)

ABSTRACT

ASEAN Economic Community (AEC) is one form of realization of economic integration among ASEAN member countries to achieve stable region with a highly competitive and equitable economic growth. The main objective of this study was to analyze the preparedness of Medan facing the MEA. This study using purposive sampling technique (judgmental sampling) by distributing questionnaires to the respondents who have been assigned the researcher. Which is the goal of this study was to determine the strengths and weaknesses of the city of Medan, to determine the opportunities and threats of Medan and to formulate policy strategies in support of preparedness of Medan the ASEAN Economic Community (AEC). The method used in this research is descriptive method quantitative SWOT analysis method. The results of this study concluded that the city of Medan is in quadrant II, which is in the combination of Strength-Threat which means the city of Medan is ready to face the AEC but there are many threats that will confront the city of Medan.

(63)

SKRIPSI

ANALISIS KESIAPAN KOTA MEDAN DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)

OLEH

HELMAINI SINAGA 120501072

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(64)

ABSTRAK

Masyarkat Ekonomi ASEAN (MEA) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi antar negara anggota ASEAN untuk mewujudkan kawasan yang stabil dan berdaya saing tinggi dengan pertumbuhan ekonomi yang merata. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menganalisis kesiapan Kota Medan menghadapi MEA. Studi ini menggunakan teknik sampling purposive (purposive or judgemental sampling) dengan cara membagikan kuesioner kepada responden yang telah ditetapkan peneliti. Yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan Kota Medan, untuk mengetahui peluang dan ancaman Kota Medan dan untuk memformulasikan berbagai strategi kebijakan dalam mendukung kesiapan Kota Medan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif dengan metode analisis SWOT. Hasil analisis SWOT kualitatif terhadap faktor internal dan eksternal untuk menganalisis kesiapan Kota Medan menghadapi MEA, maka strategi yang tepat adalah strategi ST yaitu strategi yang memanfaatkan kekuatan internal (strength) untuk menghindari ancaman (threat) sedangkan untuk hasil analisis kuantitatif Kota Medan berada pada kuadran II yang mana rekomendasi strategi yang sesuai yakni diversifikasi strategi.

Gambar

   Tabel 3.1  Kajian Objek Terpilih
Tabel 3.2 Matriks Evaluasi Faktor Internal (EFI) dan
Gambar 3.1
Tabel 4.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Syarat Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk mengikuti pengadaan Jasa Audit Dana Kampanye Pasangan Calon Gubernur Dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Tahun 2017

CALON PENERIMA BEASISWA PENINGKATAN PRESTASI DAN AKADEMIK FAKULTAS PSIKOLOGI TAHUN 2017.. NO NIM Nama

Sleman Nomor 38.1 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati. Sleman Nomor 21 Tahun 2016 tentang Rencana Kerja Pemerintah

CALON PENERIMA BEASISWA PENINGKATAN PRESTASI DAN AKADEMIK FAKULTAS EKONOMI TAHUN 2017.. NO NIM Nama

Aplikasi multimedia Perancangan Informasi Interaktif Grup Musik ini merupakan suatu metode baru yang berguna untuk memudahkan para pecinta musik mendapatkan informasi yang

PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN ANGGARAN 2014. :

Sedangkan Pemrograman Visual Basic Prosedur pembuatan program dimulai dengan rencana dan pendefinisian tujuan program langkah selanjutnya membuat Output dan hubungan dengan pemakai

Aplikasi pembersih file sampah ini mampu memeriksa setiap file yang terdapat pada tiap folder/subfolder dari suatu drive dan dapat membedakan dengan tepat file-file mana saja