• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kondisi Keberfungsian Keluarga Dari Remaja Nakal Di Kelurahan Sei Kera Hilir I Kecamatan Medan Perjuangan Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kondisi Keberfungsian Keluarga Dari Remaja Nakal Di Kelurahan Sei Kera Hilir I Kecamatan Medan Perjuangan Kota Medan"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Dariyo, Agoes. 2004. Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor : Ghalia Indonesia. Kartono, Kartini. 2008.Kenakalan Remaja. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Khairuddin, 1997. Sosiologi Keluarga. Yogyakarta : Liberty Yogyakarta.

Setiono, Kusdwiratri. 2011. Psikologi Keluarga. Bandung : PT. Alumni.

Moleong, L.J.2006. Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung: Remaja Rosdakarya

Siagian, Matias. 2011. Metode Penelitian Sosial. Pedoman Praktis Penelitian Bidang Ilmu-Ilmu Sosial dan Kesehatan. Medan : Grasindo Manoratama. Soekanto, Soerjono. 2004. Sosiologi Keluarga Tentang Ikhwal Keluarga, Remaja

dan Anak. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Sumber Online

pada tanggal 22 desember pukul 20.00.

http://riaupos.co/60238-berita-kasus-kenakalan-remaja-meningkat diakses 30 Oktober 2016 pukul 21.00.

(2)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Tipe Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang dilakukan dengan tujuan menggambarkan atau mendeskripsikan objek dan fenomena yang ingin diteliti. Termasuk didalamnya bagaimana unsur – unsur yang ada didalam variabel penelitian itu berinteraksi satu sama lain dan apa pula produk interaksi berlangsung (Siagian, 2011: 52).

Melalui penelitian ini, penulis inginmenggambarkan bagaimana kondisi keberfungsian keluarga dari remaja nakal di Kelurahan Sei Kera Hilir I Kecamatan Medan Perjuangan kota Medan.

3.2Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Sei Kera Hilir I Kecamatan Medan Perjuangan Kota Medan. Alasan memilih lokasi tersebut sebagai tempat penelitian karena di lokasi tersebut banyak terdapat kasus kenakalan remaja.

3.3Informan Penelitian

(3)

Pada penelitian deskriptif kualitatif ini subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus penelitian ditentukan secara sengaja dan sesuai kebutuhan. Subjek penelitian ini menjadi informan yang memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian ini (Suryanto, 2005: 171-172). Informan penelitian ini meliputi beberapa macam seperti informan utama, informan kunci, dan informan tambahan.

3.3.1 Informan Utama

Informan utama yaitu mereka yang terlibat secara langsung dalam proses penanganan yang akan diteliti. Peneliti mengambil informan utama sebanyak 4 (empat) remaja yang melakukan kenakalan remaja, untuk mengetahui bagaimana peran keluarga terhadap remaja nakal.

3.3.2 Informan Kunci

Informan kuncimerupakanorang-orang sebagai informan yang dianggap mengetahui memiliki berbagai informansi pokok yang diperlukan dalam penelitian ini ada sebanyak 4 (empat) orang informan kunci yaitu keluarga dari remaja yang melakukan kenakalan atau kejahatan.

3.3.3 Informan Tambahan

(4)

3.4Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan informasi atau data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:

1. Data Primer (Studi Lapangan)

Studi lapangan adalah pengumpulan data atau informasi melalui kegiatan penelitian langsung turun ke lokasi penelitian untuk mencari fakta-fakta yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Dengan demikian studi lapangan dalam peneltian sosial dikenal 2 jenis, yaitu:

a) Observasi, yaitu pengamatan terhadap obyek dan fenomena yang berkaitan dengan penelitian. Observasi menjadi salah satu teknik pengumpulan data apabila sesuai dengan tujuan penelitian, direncanakan dan dicatat secara sistematis, serta dapat dikontrol keandalan dan keabsahannya. Observasi yang dilakukan adalah observasi partisipasi karena peneliti terlibat langsung secara aktif dalam obyek yang diteliti. Observasi dilakukan di Kelurahan Sei Kera Hilir I Kecamatan Medan Perjuangan agar peneliti tahu bagaimana kondisi keberfungsian keluarga dari remaja nakal di Kelurahan Sei Kera Hilir I Kecamatan Medan Perjuangan.

(5)

informan biasanya baru diperoleh setelah peneliti berusaha melakukan berbagai upaya pendekatan yang bisa meyakinkan informan bahwa data itu akan dijaga kerahasiaannya dan peneliti tidak akan menggunakan data itu untuk keperluan lain selain penelitian.

2. Data Sekunder (Studi Kepustakaan), yaitu teknik pengumpulan data atau informasi yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti melalui sumber kepustakaan. Studi kepustakaan (library research) dilakukan dengan mempelajari dan menelaah buku-buku, majalah, surat kabar, jurnal, karya ilmiah, artikel, buletin, dan bahan tulisan lainnya yang memiliki relevansi dengan masalah dalam penelitian ini.

3.5Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisa data kualitatif, yaitu dengan mengkaji data yang dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber data yang terkumpul, mempelajari data, menelaah, menyusun dalam suatu satuan, yang kemudian dikatagorikan pada tahap berikutnya, dan memeriksa keabsahan data, serta mendefinisikannya dengan analisis sesuai dengan kemampuan daya peneliti untuk membuat kesimpulan peneliti (Moleong, 2006: 247).

(6)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum

Kelurahan Sei Kera Hilir I adalah salah satu kelurahan yang berada dalam wilayah Kecamatan Medan Perjuangan Kota Medan.Kelurahan Sei Kera Hilir I diperkirakan luasnya lebih kurang 45 Ha yang terdiri dari daerah pemukiman/perumahan, perkantoran, pertokoan, dan sebagainya. Adapun batas-batas Kelurahan Sei Kera Hilir I adalah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Sidorejo Kecamatan Medan Tembung.

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Pahlawan dan Sei Kera Hulu Kecamatan Medan Perjuangan.

c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kleurahan Sidorejo Kecamatan Medan Tembung.

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Sidorame Timur Kecamatan Medan Perjuangan.

4.2Arah dan Kebijakan Umum Bidang Pembangunan yang Dikelola

(7)

Pada pasal 3 disebutkan Tugas Pokok Kelurahan adalah sebagai berikut: Lurah mempunyai tugas membantu Camat dalam melaksanakan sebagian tugas-tugas yang dilimpahkan oleh Camat dalam bidang pemerintahan, ketentraman dan ketertiban, pembangunan kesejahteraan masyarakat, serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah.

Pada pasal 4 disebutkan, untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 Lurah mempunyai fungsi antara lain:

a. Melaksanakan/meyelenggarakan pelimpahan sebagian kewenangan di bidang pemerintahan, ketentraman dan ketertiban, pembangunan dan kesejahteraan masyarakat yang menjadi tanggung jawab kelurahan.

b. Melaksanakan pelayanan administrasi public yang menjadi tanggung jawab kelurahan.

c. Menyelenggarakan pelayanan teknis kesekretariatan.

d. Meningkatkan partisipasi dan swadaya gotong royong masyarakat. e. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah.

Berdasarkan Surat Keputusan Walikota Medan Nomor 64 Tahun 2001 tanggal 13 November 2001 tentang tugas pokok dan fungsi kelurahan di lingkungan pemerintah Kota Medan, dalam melaksanakan pembangunan, di Kelurahan terdapat susunan organisasi kelurahan dengan masing-masing kebijakan umum yang berdasarkan pada Tupoksinya masing-masing yakni:

1. Sekretaris Lurah

(8)

Kelurahan. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Sekretaris lurah mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Menyusun rencana kegiatan kerja

b. Mengumpulkan, menghimpun, dan mengolah data serta informasi yang berhubungan dengan bidang tugas

c. Melakukan pemantauan dan pengendalian program kerja lingkungan d. Melaksanakan kegiatan ketatausahaan dan kearsipan kelurahan

e. Melaksanakan kegiatan administrasi kepegawaian, keuangan, perlengkapan rumah tangga, dan barang inventaris kelurahan

f. Membantu Lurah dengan mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang dilakukan oleh perangkat Kelurahan dan Kepala Lingkungan.

g. Menginventarisir permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan bidang administrasi perangkat Kelurahan serta menyiapkan bahan petunjuk pemecahan masalah

h. Menyusun dan menyajikan data statistik dan grafik atau visualisasi data perangkat Kelurahan

i. Melakukan pemeriksaan administrasi dan memberikan paraf untuk kelanjutan proses penyelesaian urusan surat menyurat.

j. Mengevaluasi dan menyusun laporan bulanan, berkala, dan tahunan serta mengkoordinasikannya dengan unit terkait.

(9)

2. Seksi Pemerintahan

Seksi pemerintahan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengumpulan, pengolahan data, dan mengevaluasi data di bidang pemerintahan.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud maka seksi pemerintahan mempunyai fungsi:

a. Menyusun rencana kegiatan kerja.

b. Menghimpun dan mengolah data yang berhubungan dengan bidang pemerintahan.

c. Mengumpulkan bahan dalam rangka pembinaan lingkungan dan masyarakat. d. Membantu pelaksanaan tugas-tugas di bidang pemungutan Pajak Bumi dan

Bangunan (PBB).

e. Membantu pelaksanaan tugas-tugas di bidang keagrariaan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

f. Memberikan pelayanan administrasi kepada masyarakat di bidang pemerintahan. g. Membantu menyelenggarakan pelayanan administrasi kependudukan antara lain bidang pelayanan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK), mencatat Surat Kematian/Kelahiran, mencatat Surat Pindah/Mandah masuk dan keluar.

h. Melaksanakan kegiatan pencatatan monografi kelurahan.

i. Membantu Lurah dalam kegiatan pembinaan kegiatan Sosial Politik, ideologi negara dan kesatuan bangsa.

j. Menginventarisasi permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan bidang tugas dan menyiapkan bahan petunjuk pemecahan masalah

(10)

l. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Lurah.

3. Seksi Ketentraman dan Ketertiban

Seksi ini mempunyai tugas melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan ketentraman dan ketertiban di Kelurahan. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Ketentraman dan Ketertiban mempunyai fungsi antara lain:

a. Menyusun rencana kegiatan kerja.

b. Menyusun program dan menyelenggarakan pembinaan ketentraman dan ketertiban umum.

c. Mengumpul dan mengolah data yang berhubungan dengan bidang ketentraman dan ketertiban umum.

d. Melaksanakan pembinaan kepada masyrakat di bidang ketentraman dan ketertiban umum sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

e. Membantu pelaksanaan pengawasan terhadap penyaluran bantuan kepada masyarakat dan melakukan kegiatan pengamanan akibat bencana alam dan bencana lainnya.

f. Membantu dan mengusahakan kegiatan yang berkaitan dengan pembinaan kerukunan warga.

g. Memberikan pelayanan kepada masyarakat di bidang ketentraman dan ketertiban.

(11)

j. Melaksanakan pengamanan dan penertiban terhadap pelanggaran Peraturan Daerah serta peraturan perundang-undangan lainnya yang berkaitan dengan ketentraman dan ketertiban umum serta mengkoordinasikannya kepada instansi terkait.

k. Mengumpulkan bahan dan menyusun laporan di bidang ketentraman dan ketertiban.

l. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan Lurah.

4. Seksi Pembangunan

Seksi Pembangunan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan perekonomian dan pembangunan di wilayah Kelurahan.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Pembangunan mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Menyusun rencana kegiatan kerja.

b. Mengumpulkan, mengolah, dan mengevaluasi data di bidang perekonomian dan pembangunan.

c. Melaksanakan kegiatan pembinaan terhadap perkoperasian, pengusaha ekonomi lemah, dan kegiatan perekonomian lainnya dalam rangka meningkatkan kehidupan perekonomian masyarakat.

d. Memberikan pelayanan kepada masyarakat di bidang perekonomian dan pembangunan.

(12)

f. Membantu pembinaan koordinasi pelaksanaan pembangunan serta menjaga dan memelihara sarana dan prasarana fisik di lingkungan kelurahan.

g. Melaksanakan administrasi perekonomian dan pembangunan di kelurahan. h. Membantu, membina, dan menyiapkan bahan-bahan dalam rangka musyawarah

Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD).

i. Membina kelompok-kelompok industri, koperasi, dan pendidikan.

j. Mengumpulkan bahan dan menyusun laporan di bidang perekonomian dan pembangunan.

k. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh lurah.

5. Seksi Kesejahteraan Masyarakat

Seksi Kesejahteraan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat.

Untuk melaksanakan tugas yang dimaksud, maka Seksi Kesejahteraan Masyarakat mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Menyusun rencana kegiatan.

b. Memberikan pelayanan kepada masyarakat di bidang kesejahteraan masyarakat.

c. Melaksanakan pembinaan dalam bidang keagamaan, kesehatan, keluarga berencana, dan pendidikan masyarakat.

(13)

f. Membantu mengumpulkan dan menyalurkan dana/bantuan terhadap korban bencana alam dan bencana lainnya.

g. Membantu kegiatan mengumpulkan zakat, infaq, dan shadaqah.

h. Membantu pelaksanaan pemungutan dana Palang Merah Indonesia (PMI). i. Mengumpulkan bahan dan menyusun laporan di bidang kesejahteraan rakyat.

6. Seksi Umum

Seksi Umum mempunyai tugas melaksanakan urusan di bidang pelayanan umum yang meliputi inventarisasi, kebersihan, serta sarana dan prasarana umum.

Untuk melaksanakan tugas tersebut maka Seksi Umum mempunyai fungsi antara lain: a. Menyusun rencana kegiatan kerja

b. Menyusun program peningkatan pelayanan umum

c. Menyusun program dan menyelenggarakan pembinaan pelayanan kebersihan, keindahan, pertamanan, dan sanitasi lingkungan

d. Menyusun program dan menyelenggarakan pembinaan sarana dan prasarana fisik pelayanan umum

e. Menyiapkan sarana dan prasarana pelayanan umum

f. Memberikan pelayanan administrasi kepada masyarakat yang memerlukan legalisasi Lurah

g. Melakukan pembinaan kepada lingkungan tentang peningkatan pelayanan umum h. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang prosedur tetap pelayanan

(14)

i. Mensosialisasikan peraturan perundang-undangan dan peraturan daerah serta kebijaksanaan Pemerintah kepada seluruh perangkat Kelurahan maupun masyarakat

j. Melakukan evaluasi dan membuat laporan pelaksanaan tugas sesuai dengan bidang tugas

k. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Lurah.

4.3. Jumlah Lingkungan

Jumlah lingkungan yang terdapat di wilayah Kelurahan Sei Kera Hilir I adalah sebanyak 13 (tiga belas) lingkungan.

4.4. Jumlah Penduduk

Sampai dengan Bulan Juli 2013, jumlah penduduk di Kelurahan Sei Kera Hilir I adalah 16.288 jiwa, terdiri dari 3478 Kepala Keluarga dengan klasifikasi sebagai berikut:

a. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

(15)

Tabel 4.1

Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

No Uraian Jumlah

1 Laki-laki 7.897

2 Perempuan 8.391

Jumlah 16.288

Sumber: Profil Kelurahan Sei Kera Hilir I 2013

Berdasarkan table 4.1 kita dapat mengetahui bahwa jumlah penduduk mayoritas di Kelurahan Sei Kera Hilir I adalah perempuan yakni sebanyak 8.391 jiwa sedangkan laki-laki sebanyak 7.897 jiwa.

b. Jumlah Penduduk Menurut Agama

Menurut agama dan keyakinan yang dianut, penduduk di Kelurahan Sei Kera Hilir I menganut 5 jenis agama yang terdiri dari Islam, Protestan, Katolik, Budha, dan Hindu. Uraiannya dijelaskan dalam tabel di bawah ini:

Tabel 4. 2

Jumlah Penduduk Menurut Agama

No Uraian Jumlah

1 Islam 10.225

2 Protestan 2.900

3 Katholik 3.058

4 Budha 60

5 Hindu 15

Jumlah 16.288

(16)

Berdasarkan data yang disajikan pada table 4.2 bahwa mayoritas penduduk di Kelurahan Sei Kera Hilir I beragama Islam sebanyak 10.225 jiwa dan diikuti dengan agama Kristen Katholik sebanyak 3.095 jiwa. Agama Protestan sebanyak 2.900 jiwa, Budha sebanyak 60 jiwa, dan Agama Hindu sebanyak 15 jiwa.

c. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Adapun jenis-jenis mata pencaharian penduduk yang ada di Kelurahan Sei Kera Hilir I sangat bermacam-macam, antara lain:

Table 4. 3

Jumlah Penduduk Menurut Pencaharian

No Jenis Pekerjaan Jumlah

1 Wiraswasta 3.843

2 Pegawai swasta 2.310

3 Tidak bekerja 3.112

4 Pensiun 250

5 Pegawai negeri 2.386

6 TNI/Polri 87

Jumlah 11.988

Sumber: Profil Kelurahan Sei Kera Hilir I 2013

(17)

Hilir Isebanyak 3.843jiwa. Pekerjaan wiraswasta tersebut antara lain seperti pedagang, tukang becak atau ojek, supir, tukang cuci, dan buruh bangunan.

d. Jumlah Penduduk Menurut Klasifikasi Umur

Berdasarkan klasifikasi umur, penduduk Kelurahan Sei Kera Hilir I dibedakan

atas:

Tabel 4.4

Jumlah penduduk Menurut Klasifikasi Umur

No Umur Jumlah

1 0-12 bulan 1.289

2 1-5 tahun 2.065

3 6-16 tahun 2.769

4 17-24 tahun 3.556

5 25-30 tahun 3.995

6 31-40 tahun 1.674

7 41-60 tahun lebih 940

Jumlah 16.288

Sumber: Profil Kelurahan Sei Kera Hilir I 2013

Berdasarkan data yang disajikan pada table 4.4 dapat dilihat bahwa kelompok

umur 25-30 tahun merupakan kelompok umur yang dominan ada di Kelurahan Sei

Kera Hilir I berjumlah 3.995 jiwa.Dari sini dapat kita ketahui bahwa penduduk di

(18)

e. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan merupakan faktor penting dalam menentukan

perkembangan pembangunan suatu wilayah.Sumber daya manusia yang

berpendidikan tentunya sangat membantu pembangunan yang ada. Penduduk di

Kelurahan Sei Kera Hilir I berdasarkan tingkat pendidikan dapat dikelompokkan

sebagai berikut :

Tabel 4.5

Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

No Pendidikan Jumlah

1 Belum sekolah 4.200

2 Pernah sekolah tidak tamat 516

3 SD/Sederajat 400

4 SLTP/Sederajat 915

5 SLTA/Sederajat 2.281

6 D1 -

7 D2 -

8 D3 202

9 S1 1.559

10 S2 199

11 S3 27

Jumlah 10.299

(19)

Berdasarkan data yang disajikan pada table 4.5 dapat dilihat bahwa

penduduk di Kelurahan Sei Kera Hilir I mayoritas merupakan tamatan SLTA

sebanyak 2.281 jiwa dan diikuti dengan tamatan S1 yakni 1.559 jiwa serta tamatan

(20)

BAB V ANALISIS DATA 5.1Pengantar

Analisis data merupakan upaya mengolah data menjadi informasi, sehingga karakteristik data tersebut dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian. Pada bab ini berdasarkan pengumpulan data yang telah dilakukan melalui teknik wawancara dan observasi dengan informan, peneliti telah mengumpulkan data informasi mengenai bagaimana kondisi keberfungsian keluarga dari remaja nakal di Kelurahan Sei Kera Hilir I Kecamatan Medan Perjuangan.

Data yang telah didapatkan akan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis kualitatif yang lebih mementingkan ketetapan dan kecukupan data, dimana data yang disajikan berupa deskripsi tentang peristiwa dan pengalaman penting dari kehidupan atau beberapa bagian pokok dari kehidupan seseorang dengan kata-katanya sendiri. Untuk melihat gambaran yang lebih jelas dan rinci, maka penulis mencoba menguraikan petikan wawancara dengan informan serta narasi penulis tentang data-data tersebut diteliti dan ditelaah, maka selanjutnya penulis mengadakan kategorisasiperbandingan-perbandingan sebelum akhirnya penulis menarik kesimpulan daripada penelitian ini.

(21)

5.2 Hasil Temuan 5.2.1 Informan Utama

Informan Utama 1

1.No.Urut Informan : 01

2. Nama : Ari Suhada

3. Jenis Kelamin : Laki-laki

4.Umur : 16 tahun

5. Pendidikan : SMA

6. Agama : Islam

Ari ialah seorang remaja berusia 17 tahun yang berstatus sebagai siswa SMA.Ari mengetahui bahwa kenakalan remaja adalah perbuatan yang tidak seharusnya dilakukan oleh remaja, baik perempuan atau laki-laki.Jenis kenakalan yang dilakukannya bermacam-macam, diantaranya bolos sekolah, tawuran, main judi dan paling sering dilakukannya adalah main judi atau yang sekarang dikenal istilah poker.Yang melatarbelakanginya melakukan itu adalah awalnya hanya ikut-ikutan temannya saja, tapi lama kelamaan dia ketagihan.

(22)

“Tau kak aku kan sering kena SPO.Pertamanya mamak sama bapakku marahlah kak, terus pas udah gak marah lagi ku buat lagi terus gitu-gitu ajalah kak”.

Ari menuturkan bahwa pendidikan penting baginya, karena bisa menentukan masa depan. Tapi dia juga sering bolos sekolah, kadang-kadang dia membuat surat sakit sendiri agar absennya tidak banyak disekolah. Tapi dia lebih sering bolos tanpa keterangan.Sepulang sekolah dia biasanya nongkrong di warnet atau di warung dekat sekolahnya. Di warnet biasanya ia main poker. Sebenarnya Ari pulang sekolah jam 14.00 wib. Tapi baru pulang kerumah sore hari.Seperti yang dikatakannya pada kutipan wawancara berikut:

“pulang sekolah biasanya aku nongkrong di warnet kak atau gak di warung dekat sekolah. Di warnet aku main poker lah kak kalau duit habis baru pulang.Aku pulang kerumah tunggu sore kak, karena aku malas di rumah kak gak ada kawanku”.

Komunikasi dikeluarganya terbilang sangat biasa saja bahkan hanya sekedarnya.Berkumpul bersama keluarga juga tidak sering hanya dua kali seminggu dihari Sabtu dan Minggu. Orangtua tidak pernah mencarinya jika ia terlambat pulang sekolah itu karena kedua orangtuanya bekerja pagi sampai sore. Orangtuanya tidak pernah memukul atau bersikap kasar hanya ibunya saja yang sedikit cerewet.Yang menjadi panutannya didalam keluarga adalah ibunya. Seperti yang dikatakannya:

“Mamak lah kak, dia sabar kali walaupun aku bandal.Cerewet memang dia tapi aku sayang”.

(23)

sama-warung nasi.Uang saku yang diberikan sebesar 30 ribu.Tapi biasanya diberikan perminggu.Uang saku yang diberikan tidak pernah ditabung.Uang saku yang diberikan tidak pernah cukup untuknya. Seperti yang dikatannya dalam kutipan wawancara berikut:

“Uang jajan yang dikasi sehari 30ribu, aku jajan 35 ribu kadang lebih.Makanya biasanya kalau kurang mintak lagi lah kak, ya tapi aku nipu lah.Bilang minta uang les, uang perpisahan, pokoknya pande-pande aku lah kak”.

(24)

Informan Utama 2

1.No.Urut Informan : 02

2. Nama : Muhammad Rizky

3. Jenis Kelamin : Laki-laki

4.Umur : 16 tahun

5. Pendidikan : SMA

6. Agama : Islam

Rizky adalah remaja laki-laki berusia 16 tahun yang masih duduk dibangku SMA.Ia mengatakan bahwa kenakalan remaja adalah kenakalan yang dilakukan oleh remaja yang tidak harus dicontoh, yang berdampak negatif. Kenakalan remaja yang pernah dilakukannya antara lain berjudi, mabuk-mabukan, tapi tidak pernah sampai menggunakan narkoba. Berjudi dalam bentuk main poker dan taruhan bola.Ia melakukannya sejak SMP, disitu lah awal pertamanya ia pandai bermain poker. Dia juga mengatakan uang nya akan bertambah jika menang dan jika kalah akan hancur-hancuran. Orang tuanya juga mengetahui hal tersebut, karena ia sering minta uang buat bayar tagihan warnet. Dan sering dicariin karena pulang kemalaman. Seperti ini yang dikatakannya pada saat ditanya tentang respon orang tuanya:

(25)

Rizky menuturkan jika pendidikan penting baginya, agar bisa meraih cita-cita.Ia sendiri bercita-cita ingin jadi pengacar.Ia berkata jika ia tidak pernah bolos sekolah. Seperti yang dikatakannya dalam kutipan wawancara ini “ kalau bolos gak pernah kak, Cuma kalau gak masuk sering karena aku malas sekolah. Itupun mamak ku tau.Terus nanti aku dirumah aja, pas siang baru ke warnet. Rizky pulang sekolah pukul 13.00 tapi biasanya sepulang sekolah ia menghabiska waktunya di warnet, karena warnet sudah menjadi rumah keduanya.

Komunikasi dikeluarganya terbilang biasa-biasa saja. Bahkan ia sendiri malas berkumpul dengan keluarganya karena ayah nya yang memiliki sifat tempramen. Jika terlambat pulang sekolah dia tidak pernah di hubungin atau di telepon, tetapi jika sampai malam belum sampai dirumah orang tuanya pasti orang tuanya mencari. Ia mengaku pernah dipukul oleh ayahnya dikarenakan sering melawan. Yang menjadi panutannya dalam keluarga adalah ibunya.Dikeluarganya tidak pernah beribadah bersama. Seperti yang dikatakan nya dalam kutipan wawancara ini:

“Mamak sama bapak jarang sholat kak, gimana kami mau ibadah bersama”.

Ayahnya sendiri bekerja sebagai buruh bangunan sedangkan ibunya hanya ibu rumah tangga.Uang saku yang diberikan padanya hanya 15 ribu rupiah perharinya. Namun jika hari sabtu dan minggu ia tidak diberikan uang saku. Uang saku yang diberikan tidak pernah ditabung karena tidak cukup untuknya jadi tidak bisa menabung. Seperti yang dikatakan nya berikut ini:

(26)

marah.Pernah juga aku curi kalung mamak ku karena udah gak ada duit lagi terus ku jual, uang mamak pun sering ku ambil tapi gak banyak lah untuk tambahan jajan aja”.

Setiap malam minggu rizky pergi keluar untuk nongkrong atau nonton bola bersama, dan baru pulang pada pagi subuh.Ia juga kerap kali ikut taruhan bola. Pada hari minggu biasanya ia hanya tidur dirumah karna bergadang semalaman. Rizky dan keluarganya tidak pernah pergi rekreasi atau liburan dikarenakan keterbatasan ekonomi. Seperti yang dikatakan oleh informan ini:

(27)

Informan Utama 3

1.No.Urut Informan : 03

2. Nama : Dion Maulana Nasution

3. Jenis Kelamin : Laki-laki

4.Umur : 17 tahun

5. Pendidikan : SMA

6. Agama : Islam

Dion adalah remaja laki-laki berusia 17 tahun yang masih duduk dibangku SMA.Yang diketahui nya tentang kenakalan remaja adalah suatu perbuatan tercela yang tidak pantas dicontoh. Jenis kenakalan remaja yang pernah dilakukannya antara lain berjudi, mabuk-mabukan, balap liar, hingga merampok pun ia pernah. Semua nya dilakukan karena ingin coba-coba. Tetapi dion mengatakakan bahwa ia melakukan perampokan karena sedang butuh uang dan tidak tahu harus meminta ke siapa. Ia melakukan nya pada saat awal masuk SMA. Keluarganya mengetahui semua perbuatan nya tetapi karna sudah tidak bisa diberi nasihat, akhirnya keluarganya membiarkannya saja.Ia pun sudah diberi label anak jahat oleh keluarganya.

(28)

Mereka juga sering mengajak teman perempuan mereka untuk ikut jadi penonton. Dion sendiri mengendarai sepeda motor milik ayahnya.

Komunikasi dalam keluarganya biasa saja, bahkan suasana rumahnya terbilang sepi.Mereka hanya tinggal bertiga bersama ibu dan adiknya dan Dion lah yang menjadi satu-satunya lelaki dirumah itu.Ayahnya pada dua tahun yang lalu harus mendekam di penjara karena kasus narkoba.Mereka juga jarang berkumpul bersama.Bahkan mengunjungi ayahnya saja hanya setahun 2 kali.Ibu nya tidak pernah bersikap kasar padanya, tetapi kadang-kadang ayahnya lah yang pernah bersikap kasar padanya dan juga pada ibunya.

Ibunya lah yang menjadi panutan dalam keluarganya.Ibunya adalah sosok tulang punggung yang hebat.Dia mengatakan jika keluarganya jarang beribadah bersama. Seperti pada penuturannya ini:

“Aku jarang kali sholat kak, sebualan sekali belum tentu.Tapi kalau mamak sama adik ku sering sholat kak”.

Ibunya dulu tidak bekerja tetapi semenjak ayahnya masuk penjara, ibunya harus bekerja untuk menjadi tulang punggung dan menafkahi keluarganya.

(29)

“Aku kan butuh uang jajan tambahan juga kak, kalau keluar rumah kan gak mungkin gak megang duit.Kadang kalau aku keluar rumah, adik ku sering minta dibawain makanan. Sementara aku gak punya uang, kan kasian aku liatnya. Makanya dari situ lah aku pernah ngerampok kak, lumayan lah hasilnya bisa ada uang peganganku”.

Kegiatan yang dilakukannya pada saat hari libur biasanya hanya tidur dan nonton tv. jika ada teman yang menjemputnya, ia akan pergi, keluarga mereka tidak pernah pergi berekreasi karena keterbatasan ekonomi. Seperti yang dikatakan nya berikut ini:

(30)

Informan Utama 4

1.No.Urut Informan : 04

2. Nama : Bobbi Suteja

3. Jenis Kelamin : Laki-laki

4.Umur : 16 tahun

5. Pendidikan : SMA

6. Agama : Islam

Bobbi adalah anak remaja berusia 17 tahun.yang ia ketahui tentang kenakalan remaja adalah suatu perbuatan yang melanggar norma dan aturan-aturan yang telah dibuat. Jenis kenakalan remaja yang pernah dilakukan Bobbi diantaranya meminum alcohol, merokok, dan seks bebas.Dia melakukan kenakalan remaja sejak setahun belakangan ini.Orang tua atau keluarganya tidak mengetahui hal tersebut. Seperti yang dikatakannya berikut ini:

“Ya enggak lah kak, kalau mereka tau aku pasti dimarahin habis-habisan”.

Yang melatar belakakanginya melakukan seks bebas adalah karna ketagihan dengan perbuatannya.Biasanya dia melakukan itu lebih sering dengan pacarnya, tapi kadang-kadang dia melakukannya dengan gadis yang baru saja dia kenal.

(31)

kekasihnya.Dia menggunakan pengaman jadi tidak takut terjadi hal apapun. Seperti yang dikatakannya berikut ini:

“Biasanya di kost kawan kak pas malam minggu atau malam libur aku nginap disitu, kami kan pake pengaman jadi aku gak takut kenapa-kenapa”.

Pendidikan baginya sangat penting karena dengan belajar ia mempunyai pikiran yang cerdas. Dia jarang bolos sekolah, hanya sebulan sekali.Karena dia memang tidak mau berurusan dengan pihak sekolah.Setelah pulang sekolah biasanya Bobbi langsung pulang kerumah dan tidur siang.Dia pulang sekolah pada pukul 14.00, jika ada pelajaran tambahan dia pulang pukul 16.00.

Komunikasi dan suasana didalam keluarganya terbilang cukup baik, bahkan jarang sekali terjadi masalah.Tetapi mereka jarang berkumpul bersama, hanya ketika ada yang ingin dibicarakan saja dan itu pun jarang terjadi didalam keluarganya.

Bobbi tidak pernah terlambat pulang dari sekolah.Orang tuanya pun tidak pernah bersikap kasar padanya.Hanya ibunya saja yang suka marah-marah.Yang menjadi panutannya didalam keluarga adalah kedua orang tuanya karena mereka pekerja keras tanpa mengenal lelah.

(32)

“Aku dikasi 50 ribu kak kadang lebih, kalau hari sabtu minggu aku minta 80 ribu perhari.Itupun kurasa kurang untuk ku.Mana bisa ku tabung uang jajannya lagi”.

(33)

5.2.2 Informan Kunci

Informan Kunci 1

1. No Urut Informan : 05

2.Nama : Neneng Sumarnih

3.Jenis Kelamin : Perempuan

4.Umur : 45 Tahun

5.Pendidikan Terakhir : SMA

6.Agama : Islam

Ibu neneng ialah orang tua dari Ari Suhada.Ibu neneng sering melihat kasus kenakalan remaja disekitar mereka.Misalnya saja ketika hendak pergi bekerja mereka melihat siswa-siswa yang bolos sekolah.Mereka sendiri sebenarnya khawatir juga dengan anak meraka.Ibu neneng hanya memiliki satu orang anak laki-laki.Anaknya pernah melakukan kasus kenakalan remaja misalnya bolos sekolah kemudian tawuran dan berkelahi dengan teman sekolahnya.Hingga ibu neneng mendapat panggilan dari sekolahnya.

(34)

Tak jarang dia juga memberikan uang saku tambahan pada anaknya. Seperti penuturannya dalam kutipan ini:

“Sebenarnya bukan memberikan, tapi anak saya ynag minta sendiri. Katanya buat bayar uang les, uang perpisahan, uang renang, pokoknya selalu ada saja. Kalau gak diberikan dia marah.Yaa karena dia anak satu-satunya terpaksa lah saya berikan saja, tapi tidak banyak”.

Bagi ibu Neneng pendidikan sangat penting karena dia ingin melihat anaknya sukses. Jumlah anak yang bersekolah hanya 1, dan tidak mendapatkan bantuan pendidakan dari sekolah atau pihak lain. Penghasilan yang diperolehnya cukup untuk membantu pendidikan anaknya.

Didalam keluarganya mereka tidak pernah melakukan ibadah bersama karena ibu neneng dan suaminya jarang berada dirumah. Biasanya mereka pulang kerumah jam 7 atau paling lama jam 8. Mereka tidak lagi mengadakan diskusi bersama karena merasa lelah setelah bekerja satu harian. Anak mereka juga tidak pernah bercerita tentang masalah yang dihadapinya atau menceritakan kegiatan sehari-harinya.

Mereka mengizinkan anaknya untuk menginap diluar rumah hanya pada saat hari libur saja.Mereka juga selalu bertanya jika anaknya pamit untuk keluar rumah karena khawatir jika anaknya pergi ke tempat yang tidak bagus.Mereka tidak mengenal teman-teman anaknya karena anaknya jarang sekali membawa teman-temannya kerumah.

(35)
(36)

Informan Kunci 2

1.No Urut Informan : 06

2.Nama : Sulastri

3.Jenis Kelamin : Perempuan

4.Umur : 40 Tahun

5.Pendidikan Terakhir : SMA

6.Agama : islam

Ibu Sulastri adalah orang tua dari Muhammad Rizky, usianya 40 tahun.Jumlah anak yang dimilikinya adalah 3 orang. Dia bercerita jika ia sering melihat kasus kenakalan remaja di televise dan dijalanan. Dia mengakui jika anaknya juga pernah terlibat kasus kenakalan remaja yaitu bermain judi. Seperti penuturannya dalam kutipan wawancara ini:

“Anak saya paling sering main judi dek, menghabiskan uang saja kerjanya, tiap dinasehati pasti dia melawan ke saya.

(37)

“dia sering minta uang tambahan dek, tapi gak pernah saya kasih. Kami kan hidupnya pas-pasan. Kadang dia marah juga ke saya”.

Buat ibu Sulastri pendidikan sangat penting, karena dia ingin semua anak-anaknya menjadi orang hebat.Jumlah anak nya yang bersekolah ada 3 orang.Anak yang ke dua dan ketiga mendapat bantuan buku sekolah gratis, sedangkan uang sekolahnya sendiri memang ditanggung pemerintah.Jadi, sampai saat ini penghasilan yang diperoleh suaminya masih cukup untuk membiayai pendidikan anaknya.

Keluarga mereka hampir tidak pernah mengadakan ibadah bersama.Suaminya pulang pukul 18.00 WIB.Setelah suaminya pulang mereka tidak pernah berkumpul keluarga.Rizky tidak pernah bercerita pada kedua orang tua nya, dia lebih senang menghabiskan waktu diluar rumah.Setiap anak-anaknya terlambat pulang sekolah, pasti ibu Sulastri marah.Dia khawatir takut terjadi apa-apa pada anaknya.Tetapi jika anaknya yang pertama pulang terlambat, dia sudah tidak heran lagi dan tidak mencarinya.

Orang tua Rizky sebenarnya tidak mengizinkannya menginap diluar rumah, tetapi jika tidak diizinkan Rizky selalu tidak mengjraukannya. Seperti yang dikatakan ibu Sulastri pada kutipan berikut:

“Sebenarnya saya gak berikan izin, tapi jika gak diberi izin pun dia tetap pergi.Anak itu gak bisa dilarang dek, saya juga tidak mengenal semua teman-temannya”.

(38)

pernah dapat pengaduan dari pihak sekolahnya karena melakukan pelanggaran. Seperti yang dikatakan bu Sulastri dalam kutipan berikut

(39)

Informan Kunci 3

1.No Urut Informan : 07

2.Nama : Farida Hanum

3.Jenis Kelamin : Perempuan

4.Umur : 50 Tahun

5.Pendidikan Terakhir : SMP

6.Agama : islam

Ibu Farida Hanum adalah orang tua dari Dion Maulana Nst, yang memiliki 2 orang anak. Menurutnya kenakalan remaja sudah marak terjadi di zaman sekarang ini, terutama di lingkungan tempat tinggalnya. Salah satu dari anaknya juga pernah terlibat kasus kenakalan remaja, misalnya balap liar, taruhan bola, mabuk-mabukan, tapi dia tidak tahu apakah anak nya mengkonsumsi narkoba atau tidak. Seperti yang dikatakannya dalam kutipan wawancara berikut:

“Anak ku sering sekali balap-balapan, taruhan bola tp taruhannya dalam jumlah kecil saja.Pernah juga anaknya pulang kerumah dalam keadaan mabuk.Tapi saya gak tau dek dia makai narkoba atau tidak”.

(40)

sebagai tukang cuci dibeberapa temapat.Penghasilan yang didapatkan juga tidak banyak, hanya sekitar Rp.1.000.000 perbulannya.

Penghasilan yang didapatkannya hanya cukup untuk biaya sehari-hari bahkan terbilang tidak mampu.Tetapi terkadang ada saudara ibu Farida yang memberikan bantuan padanya. Ibu Farida juga tidak pernah memberikan uang saku tambahan pada anaknya walaupun anaknya sering meminta uang saku tambahan. Seperti yang dikatakannya berikut ini :

“Pernah lah si Dion minta uang tambahan, tapi gak saya kasi dek.mau dikasi pakai apa, kan saya gak punya uang. Susah nyari uang zaman sekarang dek”.

Pendidikan sangat pendting baginya karena ia ingin anak-anaknya sekolah sampai tamat SMA bahkan kalau bisa ia ingin anaknya lulus kuliah. Jumlah anaknya yang bersekolah ada 2 orang.Keduanya hanya mendapat bantuan berupa buku gratis.Sampai saat ini penghasilan yang diperoleh ibu Farida cukup untuk membiayai biaya pendidikan anak-anaknya.

Didalam keluarganya mereka hanya melakukan ibadah masing-masing dan tidak pernah ibadah bersama. Biasanya ibu Farida pulang kerumah jam 15.00 WIB. Setelah pulang bekerja ia tidak pernah melakukan diskusi keluarga. Dion teidak pernah bercerita tentang kegiatan sehari-harinya.Bahkan ibu Farida mengetahui jika Dion melakukan aksi balap liar dari tetangganya. Seperti yang dikatakannya dalam wawancara berikut ini :

(41)

Ibu Farida hanya mengizinkan anaknya menginap diluar luar pada saat hari libur saja.Dia juga sering bertanya jika anaknya pergi izin keluar rumah.Karena sekarang dia menjadi orang tua tunggal jadi tanggung jawab yang didapatnya besar.Ia tidak ingin Dion mengalami nasib seperti ayahnya yang terlibat kasus narkoba. Serperti yang dikatakannya berikut ini :

“Saya kan sekarang jadi orang tua tunggal.Jadi tanggung jawabnya besar lah.Saya gak mau dia seperti bapaknya yang terjerumus narkoba, payah juga ngelarang anak lajang ini dek”.

(42)

Informan Kunci 4

1.No Urut Informan : 08

2.Nama : Leni Nurannisa

3.Jenis Kelamin : Perempuan

4.Umur : 49 Tahun

5.Pendidikan Terakhir : S1

6.Agama : islam

Ibu Leni Nurannisa adalah orang tua dari Bobbi.Yang diketahuinya tentang kenakalan remaja adalah perbuatan remaja yang tidak baik dan tidak pantas dicontoh.Dia sering melihat kasus kenakalan remaja diinternet, televisi dan dikoran.Anak yang dimilikinya berjumlah 2 orang.Yang dia tahu bahwa Bobbi anaknya tidak pernah terlibat kasus kenakalan remaja, hanya sering merokok saja.Ibu Leni mengaku jika Bobbi adalah anak yang baik dan selalu jujur.

(43)

“Saya tidak memberikan uang saku tambahan, yang saya berikan sesuai kesepakatan saja.tetapi jika hari Sabtu, Minggu, dan hari libur pasti saya berikan lebih untuk jalan-jalan bersama temannya”.

Pendidikan sangat penting untuknya. Karena ia ingin anak-anaknya mendapatkan pekerjaan yang melebihinya dan hidup sejahtera. Jumlah anak yang bersekolah dikeluarganya hanya 1.Anaknya yang paling besar sudah menikah dan mempunyai anak.Dia tidak pernah mendapatkan bantuan pendidikan dari sekolah Bobbi.Penghasilan yang mereka dapatkan cukup untuk membiayai pendidikan anaknya.

Dia berkata dikeluarganya jarang melakukan ibadah bersama karena dia dendiri pun jarang sholat.Ibu Leni pulang bekerja pukul 16.00 dan paling lama pukul 17.00 WIB. Sementara suaminya sendiri bekerja diluar kota, dan pulang kerumah hanya dua bulan sekali. Bobbi tidak pernah menceritakan masalahnya pada ibunya.Setelah tiba dirumah Bobbi lebih sering menghabiskan waktunya didalam kamar untuk menelpon teman-temannya atau main game.

(44)

5.2.3 Informan Tambahan

Informan Tambahan

No Urut Informan : 09

Nama : Fatimah Sari Dalimunthe S.Sos

Umur : 37 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pendidikan : S1

Jabatan : Sekretaris Kelurahan Sei Kera Hilir I

Ibu Fatimah adalah informan tambahan yang menjadi informan pelengkap dalam penelitian ini.Beliau merupakan Sekretaris Kelurahan Sei Kera Hilir I Kecamatan Medan Perjuangan.Alasan peneliti memilih Ibu Fatimah sebagai informan tambahan adalah karena beliau merupakan seorang yang mengetahui segala permasalahan dan pengaduan dari masyarakat Kelurahan Sei Kera Hilir I.

(45)

Ibu Fatimah mengatakan kenakalan remaja yang sering terjadi dilingkungan ini antara lain berjudi, bolos sekolah, tawuran, mencuri, mabuk-mabukan, seks bebas, bahkan sampai ada yang menggunakan narkoba. Faktor penyebab remaja melakukan kenakalan tersebut adalah karena kurangnya kasih sayang dan perhatian dari orang tua, ingin terlihat gaul, ikut-ikutan teman, kondisi ekonomi yang sulit, serta kurangnya pengetahuan tentang agama.

(46)

5.3 ANALISIS DATA

Kenakalan remaja menjadi hal yang perlu diwaspadai dan lebih diperhatikan karena seiring berkembangnya seorang anak, sudah sewajarnya seorang remaja melakukan sebuah kenakalan.Selama kenakalan itu masih dalam tingkat yang wajar. Oleh karena itu fungsi keluarga serta peran orang tua sangat diperlukan dalam penanaman nilai, dan norma yang diberikan sejak dini dapat mempengaruhi perbuatan mental seorang anak, untuk dapat memilah mana hal yang perlu ditiru dan mana hal yang tidak patut ditiru.

Apabila fungsi keluarga tidak maksimal sejak anak masih kecil, pada saat remaja pun tidak menutup kemungkinan seorang remaja berbuat hal yang melanggar aturan.Seperti contoh kasus yang terjadi seorang remaja kedapatan sedang merokok, meminum minuman keras, berjudi, hingga seks bebas.Hal itu dikarenakan tidak adanya pengawasan orang tua dan kurangnya perhatian keluarga.

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan terhadap 4 orang remaja dan 4 orang dari anggota keluarganya, bahwa para remaja sudah sering melakukan kenakalan remaja.Dan yang paling banyak dilakukan adalah berjudi secara online, ada juga yang sampai melakukan seks bebas.Mereka melakukan itu pada awalnya karena ingin mencoba-coba tapi seiring berjalannya waktu mereka jadi ketagihan melakukannya.Mereka melakukan itu karena keberfungsian keluarganya tidak berjalan dengan baik.Kurangnya perhatian dan kasih sayang keluarga merupakan faktor utama mereka melakukan kenakalan remaja.

(47)

remaja yang rela melakukan perampokan demi mendapatkan uang jajan yang lebih.Mereka juga rela membohongi orang tuanya agar memperoleh uang jajan tambahan.Pada akhirnya orang tua dengan ekonomi yang sulit dan pendidikan yang rendah tidak bisa berbuat apa-apalagi untuk melarang anaknya, karena anaknya tidak bisa berhenti melakukan kenakalan remaja.

Namun, kehidupan ekonomi yang terbatas atau kurang, menyebabkan orang tua tidak mmapu memberikan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan makanan yang bergizi, kesehatan, pendidikan, dan sarana penunjangnya, dan bahkan orang tua pun kurang optimal dalam memberikan perhatian kasih-sayang pada anak.Hal ini dapat terjadi karena seluruh waktu dan perhatiaannya, cenderung tercurah untuk bekerja agar dapat meningkatkan taraf hidup keluarganya.

(48)

5.2Keterbatasan Penelitian

Berdasarkan pengalaman dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan yang peneliti temukan yaitu:

1. Literatur yang digunakan dalam penelitian ini masih sangat kurang sehingga mempengaruhi peneliti dalam menyajikan dan membahas topik yang terkait dengan penelitian ini.

(49)

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan yang dikemukakan pada bab-bab terdahulu, maka pada bab ini penulis membuat kesimpulan dan mengemukakan beberapa saran yang berkaitan dengan kondisi keberfungsian keluarga dari remaja nakal di Kelurahan Sei Kera Hilir I Kecamatan Medan Perjuangan. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

1. Hasil penelitian menunjukkan kenakalan-kenakalan yang dilakukan oleh remaja ternyata dipengaruhi oleh latar belakang ekonomi. Remaja yang berasal dari ekonomi yang rendah sering melakukan kenakalan remaja seperti merokok, merampok, tawuran, balap liar. Sedangkan remaja dari ekonomi yang tinggi sering melakukan kenakalan remaja seperti berjudi, taruhan bola, dan seks bebas. 2. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kenakalan remaja dipengaruhi oleh

komunikasi yang tidak efektif dan kurangnya perhatian dari kedua orang tua juga. Orang tua yang sibuk bekerja tidak akan mempunyai banyak waktu untuk berkumpul bersama keluarga dan mendengarkan cerita atau masalah yang dihadapi anaknya.

3. Hasil penelitian ini menunjukkan kurangnya fungsi sosialisasi juga menyebabkan kenakalan remaja di Kelurahan Sei Kera Hilir I. Akibatnya anak tidak pernah bercerita tentang masalah yang dihadapinya .

(50)

Kehidupan beragama keluarga dijadikan salah satu ukuran untuk melihat keberfungsian sosial keluarga yang menjalankan fungsi agamanya dengan baik. Artinya bagi keluarga yang menjalankan kewajiban agamanya secara baik, maka anak-anaknya pun akan melakukan hal-hal baik sesuia dengan norma agama. 5. Hasil penelitian ini menunjukkan kurangnya keharmonisan dalam keluarga,

jarang berkomunikasi dengan keluarga sehingga remaja melampiaskan emosinya di lingkungan pergaulan hal ini dibuktikan dengan remaja yang sering berjudi dan kebut-kebutan di jalan.

6.2Saran

Berdasarkan kesimpulan akhirnya penulis mencoba memberikan masukan atau beberapa saran yang ditujukan kepada semua pihak yang berkepentingan. Disini penulis mencoba memberikan saran antara lain:

1. Membina hubungan rumah tangga yang harmonis antara orang tua dan anak, saling memiliki keterbukaan satu sama lain sehingga orang tua mengerti kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi anak khususnya remaja.

2. Memilih lingkungan pergaulan yang baik, agar tidak terjerumus untuk melakukan kejahatan karena lingkungan pergaulan menentukan sikap dan tindakan yang membawa kita ke arah yang baik atau tidak baik.

(51)

4. Bagi para remaja hendaknya mampu memanfaatkan waktu luang denganmelakukan hal-hal yang bermanfaat, membiasakan hidup teratur dan disiplin.

(52)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Keberfungsian Keluarga 2.1.1 Pengetian Keluarga

Keluarga adalah merupakan kelompok primer yang terpenting dalam masyarakat.Secara historis keluarga terbentuk paling tidak dari satuan yang merupakan organisasi terbatas, dan mempunyai ukuran yang minimum, terutama pihak-pihak yang pada awalnya mengadakan suatu ikatan. Dengan kata lain, keluarga tetap merupakan bagian dari masyarakattotal yang lahir dan berada di dalamnya, yang secara berangsur-angsur akan melepaskan cirri-ciri tersebut karena tumbuhnya mereka ke arah pendewasaan. Keluarga sebagai organisasi, mempunyai perbedaan dari organisasi– organisasi lainnya, dan mempunyai arti yang lebih mendalam daripada organisasi-organisasi lainnya, yang hanya sebagai suatu proses (Khairuddin, 1997: 4).

(53)

2.1.2 Ciri-ciri Keluarga a. Ciri-ciri Umum

Ciri-ciri umum keluarga antara lain seperti yang dikemukakan oleh Mac Iver and Page (dalam Khairuddin, 1997: 6).

1. Keluarga merupakan hubungan perkawinan.

2. Berbentuk perkawinan atau susunan kelembagaan yang berkenaan dengan hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk dan dipelihara.

3. Suatu system tata nama, termasuk bentuk perhitungan garis keturunan.

4. Ketentuan-ketentuan ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggota kelompok yang mempunyai ketentuan khusus terhadap kebutuhan-kebutuhan ekonomi yang berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan membesarkan anak.

5. Merupakan tempat tinggal bersama, rumah tau rumah tangga yang walau bagaimanapun, tidak mungkin menjadi terpisah terhadap kelompok keluarga. Burgess and Locke juga mengemukakan terdapatnya 4 karakteristik keluarga yang terdapat pada semua keluarga dan juga untuk membedakan keluarga dari kelompok-kelompok sosial lainnya.

1. Keluarga adalah susunan orang-orang yang distukan oleh ikatan-ikatan perkawinan, darah, atau adopsi. Petalian antara suami dan istri adalah perkawinan; dan hubungan antara orang tua dan anak biasanya adalah darah, dan kadangkala adopsi.

(54)

3. Keluarga merupakan kesatuan dari orang-orang yang berinteraksi dan berkomunikasi yang menciptakan peranan-peranan sosial bagi si suami dan isteri, ayah dan ibu, putra dan putri, saudara laki-laki dan saudara perempuan. Peranan-peranan tersebut di batasi oleh masyarakat, tetapi masing-masing keluarga diperkuat oleh kekuatan melalui sentiment-sentimen, yang sebagian merupakan tradisi dan sebagian lagi emosional, yang menghasilkan pengalaman. 4. Keluarga adalah pemelihara suatu kebudayaan bersama, yang diperoleh pada

hakekatnya dari kebudayaan umum, tetapi dalam suatu masyarakat yang kompleks masing-masing keluarga mempunyai cirri-ciri ysng berlainan dengan keluarga lainnya.

b. Ciri-ciri Khusus

Disamping memiliki ciri-ciri umum sebagain suatu organisasi lazimnya, keluarga juga memiliki cirri-ciri khusus sebagai berikut :

1. Kebersamaan : keluarga merupakan bentuk yang hampir universal diantara bentuk-bentuk organisasi sosial lainnya. Dia dapat ditemui dalam semua masyarakat, pada semua tingkat perkembangan sosial dan terdapat pada tingkatan manusia yang paling rendah sekalipun di antara beribu-ribu species makhluk manusia.

2. Dasar-dasar emosional : hal ini di dasarkan pada suatu kompleks dorongan-dorongan yang sangat mendalam dari sifat organis kita, seperti pekawinan, menjadi ayah, kesetiaan akan maternal dan perhatian orang tua.

(55)

dan pengaruh perkembangan yang paling besar dalam kesadran hidup yang mana merupakan sumbernya.

4. Ukuran yang terbatas : keluarga merupakan kelompok yang terbatas ukurannya, yang di batasi oleh kondisi-konsisi biologis yang tidak dapat lebih tanpa kehilangan identitasnya .

5. Posisi inti dalam struktur sosial : keluarga merupakan keluarga inti dari organisasi sosial lainnya. Kerap didalam masyarakat yang masih sederhana, maupun dalam masyarakat yang lebih maju, yang mempunyai tipe masyarakat patrikial.

6. Tanggung jawab para anggota : keluarga memiliki tuntutan-tuntutan yang lebih besar dan kontinyu daripada yang biasa dilakukan oleh asosiasi-asosiasi lainnya. Kehidupan keluarga juga mengakar secara mendalam pada dorongan-dorongan pokok seperti yang diartikan dalam hal ini. Dorongan-dorongan ini mengarahkan laki-laki kedalam tanggung jawab yang semakin besar terhadap keluarga dan emnopang mereka dalam memenuhi tugas-tugas yang tidak dapat mereka perhitungkan.

7. Aturan kemasyarakatan : hal ini khususnya terjaga dengan adanya hal-hal yang tabu didalam masyarakat dan aturan-aturan sah yang kaku yang menentukan kondisi-kondisinya. Pada masyarakat modern keluarga merupakan salah satu asosiasi yang dengan persetujuan kelompok dapat dengan bebas masuk tetapi tidak bebas untuk meninggalkan ataupun membubarkannya, walaupun denga persetujuan bersama

(56)

merupakan organisasi yang paling bersifat sementara dan yang paling mudah berubah dari seluruh organisasi-organisasi penting lainnya dalam masyarakat (Khairuddin, 1997: 6-10).

2.1.3 Fungsi Keluarga

1. Fungsi-fungsi Pokok Keluarga

Pada dasarnya keluarga mempunyai fungsi-fungsi pokok yakni fungsi yang sulit diubah dan digantikan oleh orang lain. Sedangkan fungsi-fungsi lain atau fungsi-fungsi sosial relative lebih mudah berubah dan mengalami perubahan. Fungsi-fungsi pokok tersebut antara lain :

a. Fungsi Biologik

Keluarga merupakan tempat lahirnya anak-anak, fungsi biologis orang tua adalah melahirkan anak.Fungsi ini merupakan dasar kelangsungan hidup masyarakat.Namun fungsi ini pun juga mengalami perubahan, Karen akeluarga sekarang cenderung kepada jumlah anak yang sedikit. Kecenderungan kepada jumlah anak yang sedikit ini dipengaruhi oleh faktor-faktor :

a) Perubahan tempat tinggal keluarga dari desa ke kota. b) Makin sulitnya fasilitas perumahan.

c) Banyaknya anak dipandang sebagai hambatan untuk mencapai sukses material keluarga.

d) Banyaknya anak dipandang sebagai hambatan untuk tercapainya kemesraan keluarga.

(57)

h) Makin meluasnya pengetahuan dan penggunaan alat-alat kontrasepsi.

b. Fungsi Afeksi

Dalam keluarga terjadi hubungan sosial yang penuh dengan kemesraan dan afeksi.Hubungan afeksi ini tumbuh sebagai akibat hubungan cinta kasih yang menjadi dasar perkawinan.Dari hubungan cinta kasih ini lahirlah hubungan persaudaraan, persahabatan, kebiasaan, identifikasi, persamaan pandangan mengenai nilai-nilai.Dasar cinta kasih dalam hubungan afeksi ini merupakan faktor penting bagi perkembangan pribadi anak. Dalam masyarakat yang makin impersonal, sekuler, dan asing, pribadi sangat membutuhkan hubunganafeksi seprti yang terdapat dalam keluarga, suasana afeksi itu tidak terdapat dalam institusi sosial yang lain.

c. Fungsi Sosialisasi

Fungsi sosialisasi ini menunjukkan peranan keluarga dalam membentuk kepribadian anak.Melalui interaksi sosial dalam keluarga itu anak mempelajari pola-pola tingkah laku, sikap, keyakinan, cita-cita, dan nilai-nilai dalam masyarakat dalam rangka perkembangan kepribadiaannya.Sedangkan Mac Iver and Page mengatakan ‘the primary fuctions’ dari keluarga modern ad lah sebagai berikut :

1. Prokreasi dan perhatian serta membesarkan anak.

2. Kepuasan yang lebih stabil dan kebutuhan seks masing-masing pasangan.

3. Bagian dari rumah tangga, dengan gabungan materialnya, kebudayaan dan kasih saying (Khairuddin, 1997: 48-49).

(58)

Menurut BKKBN bahwa fungsi keluarga dibagi menjadi delapan. Fungsi keluarga yangdikemukakan oleh BKKBN ini senada dengan fungsi keluarga menurut PeraturanPemerintah Nomor 21 Tahun 1994, yaitu:

a. Fungsi Pendidikan. Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak bila kelak dewasa.

b. Fungsi Sosialisasi anak. Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.

c. Fungsi Perlindungan. Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.

d. Fungsi Perasaan. Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara instuitif merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga. Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.

e. Fungsi Religius. Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan bahwa ada keyakinan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah di dunia ini.

(59)

lain, kepala keluarga bekerja untuk mencari penghasilan, mengatur penghasilan itu, sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga.

g. Fungsi Rekreatif. Tugas keluarga dalam fungsi rekreasi ini tidak harus selalu pergi ketempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga sehingga dapat dilakukan di rumah dengan cara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman masingmasing, dsb.

h. Fungsi Biologis. Tugas keluarga yang utama dalam hal ini adalah untuk meneruskanketurunan sebagai generasi penerus. (bkkbn.go.id).

2.2Keberfungsian Sosial

(60)

mengalami disfungsi social 23 Desember 2016 pukul 22.00 WIB).

2.3Faktor-faktor yang Menyebabkan Ketidakberfungsian Keluarga a. Komunikasi yang Tidak Efektif

Komunikasi di sini tidak semata-mata percakapan dengan bahasa biasa antara anggota keluarga. Apabila kedua orang tua di dalam rumah terlalu sering bertengkar di hadapan anak secara langsung, anak akan menumpuk rasa marah karena merasa tidak nyaman dengan suara-suara yang keras itu. Anak akan beranggapan bahwa dalam kehidupan sehari-hari berbicara dengan suara keras adalah hal biasa. Bahkan mungkin termasuk kata-kata yang sering digunakan merupakan kata-kata yang kasar dan terkesan tidak sopan bagi masyarakat pada umumnya. Nantinya ketika rasa marah ini memuncak, anak akan berusaha mencari berbagai cara yang dianggapnya dapat melampiaskan amarahnya. Anak akan berada pada posisi tidak mampu lagi membedakan mana yang baik dan buruk serta mana yang benar dan salah.Nilai-nilai hidup bermasyarakat yang seharusnya dimiliki pun perlahan luntur karena tuntutan ego nya untuk melampiaskan amarah WIB).

b. Perselingkuhan

(61)

kemungkinan besar untuk melakukan perselingkuhan di tempat kerja, hal ini disebabkan banyaknya waktu yang lebih banyak digunakan di tempat kerja, sedangkan rumah hanya dianggap sebagai tempat singgah atau istirahat saja.Hal ini menyebabkan makin menurunnya komunikasi antar anggota keluarga.Menurunnya komunikasi antar anggotakeluarga inilah yang dinilai sebagai salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan atau pergeseran peran keluarga yang dimiliki oleh masing-masing anggota keluarga inti (nuclear family), yakni suamiistri beserta anak-anaknya.

c. Perceraian

Perceraian merupakan kecemasan yang paling menyakitkan bagi setiap anggota keluarga yang mengalaminya. Perceraian berkembang dengan sangat pesat, semakin umum orang menerimanya dan tidak lagi dianggap sebagai tabuh atau aib, karena semakin banyak orang tua, saudara atau kerabat, sahabat dan orang lain yang bercerai. Perceraian sulit untuk diatasi karena berhubungan dengan kesadaran moral orang mengenai kesesuaian masing-masing pasangan, kebebasan untuk menentukan sikap, dan mengambil keputusan, walaupun secara keagamaan dianggap tidak mungkin, namun manusia punya kehendak bebas untuk merealisasikan keputusannya untuk bercerai.

d. Anak tidak diberikan pendidikan agama

(62)

mengikuti.Bagi anak yang tidak dapat/mengikuti pendidikan agama akan cenderung untuk tidak mematuhi ajaran-ajaran agama. Seseorang yang tidak patuh pada ajaran agama mudah terjerumus pada perbuatan keji dan mungkar jika ada faktor yang mempengaruhi seperti perbuatan kenakalan remaja dan jenis kenakalan lainnya

diakses tanggal 20 Desember pukul 17.00 WIB).

2.4Kenakalan Remaja 2.4.1 Pengertian Remaja

Remaja (adolescence) adalah masa transisi/ peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik, psikis, dan psikososial. Secara kronologis yang tergolong remaja ini berkisar antara usia 12/13 - 21 tahun. Untuk menjadi orang dewasa, mengutip pendapat Erikson, maka remaja akan melalui masa krisis dimana remaja berusaha untuk mencari identitas diri (search for self-identity) (Dariyo, 2004: 13-14 ).

2.4.2 Ciri-ciri Remaja

Dari sudut kepribadiannya maka para remaja mempunyai cirri-ciri tertentu, baik bersifat spiritual maupun badaniah. Contoh cirri-ciri itu adalah sebagai berikut :

(63)

Oleh remaja perkembangan fisik yang baik dianggap sebagai salah satu kebanggaan.

b. Keinginan yang kuat untuk mengadakan interaksi sosial dengan kalangan yang lebih dewasa atau yang dianggap lebih matang pribadinya. Kadang-kadang diharapkan bahwa interaksi sosial itu mengakibatkan masyarakat menganggap remaja sudah dewasa.

c. Keinginan yang kuat untuk mendapatkan kepercayaan dari kalangan dewasa, walaupun mengenai masalah tanggung jawab secara relatif belum matang. d. Mulai memikirkan kehidupan secara mandiri baik secara sosial, ekonomis

maupun politis, dengan mengutamakan kebebasan dari pengawasan yang terlalu ketat oleh orang tua atau sekolah.

e. Adanya perkembangan taraf intelektualitas (dalam arti netral) untuk mendapatkan identitas diri.

f. Menginginkan sistem kaidah dan nilai yang serasi dengan sistem kaidah dan nilai yang dianut oleh orang dewasa (Soekanto, 2004: 51-52).

2.4.3 Pengertian Kenakalan Remaja

(64)

Delinquency itu selalu mempunyai konotasi serangan, pelanggaran, kejahatan dan keganasan yang dilakukan oleh anak-anak di bawah usia 22 tahun (Kartono, 2008: 6 ).

Untuk menyalurkan energi psikologisnya guna memperoleh pengakuan, penerima dan perhatian dari orang lain, maka seringkali remaja salah dalam menentukan jalan hidupnya. Akibatnya mereka melakukan tindakan-tindakan yang salah, seperti melakukan tindak kejahatan kekerasan, pembunuhan, penganiayaan, pencurian, penipuan, pemerasan (pemalakan), penyalahgunaan obat (drug/alcohol abuse), kriminalitas, penodongan / perampokan, perusak bis kota dengan melempari kaca-kacanya. Mereka inilah tergolong kenakalan remaja (juvenile delinquency) (Dariyo, 2004: 109 ).

2.4.4 Wujud Kenakalan Remaja

1. Kebut-kebutan di jalanan yang mengganggu keamanan lalu-lintas, dan membahayakan jiwa sendiri dan orang lain.

2. Perilaku ugal-ugalan, brandalan, urakan serta mengacaukan ketentraman lingkungan sekitar. Tingkah ini bersumber pada kelebihan energi dan dorongan primitive yang tidak terkendali serta kesukaan menteror lingkungan.

3. Pekelahian antar gang, antarkelompok, antarsekolah, antarsuku (tawuran), sehingga kadang-kadang membawa korban jiwa.

(65)

5. Kriminalitas anak, remaja dan adolesens antara lain berupa perbuatan mengancam, intimidasi, memeras, maling, mencuri, mencopet, merampas, menjambret, menyerang, merampok, menggarong; melakukan pembunuhan dengan cara menyembelih korbannya; mencekik, meracun, tindakan kekerasan, dan pelanggaran lainnya.

6. Berpesta-pora, sambil mabuk-mabukkan, melakukan hubungan seks bebas, atau orgi (mabuk-mabukan hemat dan menimbulkankeadaan yang kacau-kacau) yang mengganggu lingkungan.

7. Perkosaan, agresivitas seksual dan pembunuhan dengan motif seksual, atau didorong oleh reaksi-reaksi kompensatoris dari perasaan inferior, menuntut pengakuan diri, depresi hebat, rasa kesunyian, emosi balas dendam, kekecewaan ditolak cintanya oleh seorang wanita dan lain-lain.

8. Kecanduan dan ketagihan bahan narkotika (obat bius; drugs) yang erat bergandengan dengan tindak kejahatan.

9. Tindak-tindak immoral seksual secara terang-terangan, tanpa tending aling-aling, tanpa rasa malu dengan cara yang kasar. Ada seks dan cinta bebas dalan kendali yang didorong oleh hiperseksualitas, dorongan menuntut hak dan usaha-usaha kompensasi lainnya yang kriminal sifatnya.

10.Homoseksual, erotisme anal dan oral dan gangguan seksual lain pada anak remaja disertai tindak sadistis.

11.Perjudian dan bentuk-bentuk permainan lain dengan taruhan, sehingga mengakibatkan ekses kriminalitas.

(66)

13.Tindakan radikal dan ekstrim, dengan cara kekerasan, penculikan dan pembunuhan yang dilakukan oleh anak-anak remaja.

14.Perbuatan a-sosial dan anti-sosial lain disebabkan oleh gangguan kejiwaan pada anak-anak dan remajapsikopatik, psikotik, neurotic, dan menderita gangguan-gangguan jiwa lainnya.

15.Tindak kejahatan disebabkan disebabkan oleh penyakit tidur, dan ledakan meningitis, juga luka di kepala dengan keerusakan pada otak ada kalany a membuahkan kerusakan mental, sehingga orang yang bersangkutan tidak mampu melakukan kontrol-diri.

16.Penyimpangan tingkah laku disebabkan oleh kerusakan pada karakter anak yang menuntut kompensasi, disebabkan adanya organ-organ inferior (Kartono, 2008: 21-23).

2.4.5 Faktor-faktor Penyebab Kenakalan Remaja

Mungkin timbulnya, kenakalan remaja, bukan karena murni dari dalam diri remaja itu sendiri, tetapi mungkin kenakalan itu merupakan efek samping dari hal-hal yang tidak dapat ditanguulangi oleh remaja dalam keluarganya.Bahkan orang tua sendiri pun tidak mampu mengatasinya, akibatnya remaja menjadi korban dari keadaan keluarga. Faktor-faktor terjadinya kenakalan remaja, menurut Turner and Helms (1995), antara lain berikut ini :

1. Kondisi Keluarga yang Berantakan (Broken Home)

(67)

pertengkaran, percekcokan maupun konfliks terus-menerus, sehingga menyebabkan ketidakbahagiaan perkawinan. Tidak terselesaikan masalah ini, akan berdampak buruk, seperti perceraian suami istri.

Selama terjadi pertengkaran, anak-anak akan melihat, mengamati, dan memahami tidak adanya kedamaian, ketentraman, kerukunan hubungan antara kedua orang tua mereka. Kondisi ini membuat anak tidak merasakan perhatian, kehangatan kasih saying, ketentraman, maupun kenyamanan dalam lingkungan keluarganya. Akibatnya mereka melarikan diri untuk mencari kasih-sayang dan perhatian dari pihak lain, dengan cara melakukan kenakalan-kenakalan diluar rumah.

2. Kurangnya Perhatian dan Kasih-Sayang dari Orang Tua

Kebutuhan hidup seorang anak tidak hanya bersifat materi saja, tetapi lebih dari itu.Ia juga memerlukan kebutuhan psikologis untuk pertumbuhan dan perkembangan kepribadiannya. Dalam memasuki zaman industrialisasi ini, ditandai dengan banyaknya keluarga modern yang suami-istri bekerja diluar rumah.Mereka bekerja tanpa mengenal lelah demi untuk mengejar kehidupan materi yang berkecukupan agar ekonomi keluarga tidak kekurangan.

(68)

3. Status Sosial Ekonomi Orang Tua Rendah

Kehidupan sosial-ekonomi yang mapan merupakan salah satu penunjang yang membentuk kebahagiaan hidup keluarga.Dengan ekonomi yang mapan, berarti semua kebutuhan keluarga dapat terpenuhi dengan baik, termasuk keperluan pendidikan, kesehatan, rekreasi anak-anak.

Namun, kehidupan ekonomi yang terbatas atau kurang, menyebabkan orang tua tidak mmapu memberikan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan makanan yang bergizi, kesehatan, pendidikan, dan sarana penunjangnya, dan bahkan orang tua pun kurang optimal dalam memberikan perhatian kasih-sayang pada anak.Hal ini dapat terjadi karena seluruh waktu dan perhatiaannya, cenderung tercurah untuk bekerja agar dapat meningkatkan taraf hidup keluarganya.

Dengan tidak tersedianya kebutuhan ekonomi yang cukup, anak-anak tidak mampu menyelesaikan jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Mungkin ia hanya puas dengan pendidikan yang rendah. Ini berarti taraf keterampilannya juga rendah.Rendahnya pendidikan ini, menyebabkan ia harus menerima nasib dengan bekerja ala kadarnya. Bahkan tidak menutup kemungkinan, sebagian dari mereka ada yang tidak mampu menyelesaikan sekolahnya atau drop-out.Dengan demikian, mereka menjadi pengangguran.Tiadanya pekerjaan yang baik, akan menyebabkan mereka dapat membentuk kelompok pengangguran dan mungkin mereka menyalurkan energinya untuk melakukan hal-hal yang melanggar norma masyarakat.

(69)

Mungkin sebagian dari orang tua beranggapan bahwa penerapan disiplin terhadap anak-anak berarti harus dilakukan secara tegas, keras, tidak kenal kompromi serta tidak mengenal belas kasihan kepada naka.Di sini, orang tua berperan secara sentral dalam menentukan kriteria kedisiplinan.

Ketika anak sering memperoleh perlakuan kasar dan keras dari orang tua, mungkin anak akan taat dan patuh dihadapan orang tua. Akan tetapi, sifat kepatuhan itu semu dan sementara. Mereka cenderung akan melakukan tindakan-tindakan yang negatif, sebagai pelarian maupun protes terhadap orang tuanya. Misalnya dengan melakukan tindakan anarkhis, melawan hukum, terlibat kenakalan, anti sosial, dan lain sebagainya (Dariyo, 2004: 109-112).

2.4.6 Penanggulangan Kenakalan Remaja

Oleh karena tindak delinkuen anak remaja itu banyak menimbulkan kerugiann meteril dan kesengsaraan batin baik pada subyek pelaku sendiri maupun para korbannya, maka masyarakat dan pemerintah dipaksa untuk melakukan tindak-tindak preventif dan penanggulangannya secara kuratif.

Tindakan preventif yang dilakukan antara lain berupa : 1. Meningkatkan kesejahteraan keluarga

2. Perbaikan lingkungan, yaitu daerah slum, kampong-kampung miskin.

3. Mendirikan klinik bimbingan psikologis dan edukatif untuk memperbaiki tingkah-laku dan membantu remaja dari kesulitan mereka.

4. Menyediakan tempat rekrasi yang sehat bagi remaja. 5. Membentuk badan kesejahteraan anak-anak.

(70)

7. Mengadakan lembaga reformatif untuk memberikan latihan korektif, pengoreksian dan asistensi untuk hidup mandiri dan susilan kepada anak-anak dan para remaja yang membutuhkan.

8. Membuat badan supervise dan pengontrol terhadap kegiatan anak delinkuen, disertai program yang korektif.

9. Mengadakan pengadilan anak.

10.Menyusun undang-undang khusus untuk pelanggaran dan kejahatan yang dilakukan oleh anak remaja.

11.Mendirikan sekolah bagi anak gembel (miskin).

12.Mengadakan rumah tahanan khusus untuk anak dan remaja.

13.Menyelenggarakan diskusi kelompok dan bimbingan kelompok untuk membangun kontak manusiawi di antara para remaja delinkuen dengan masyrakat luar. Diskusi tersebut akan sangat bermanfaat bagi pemahaman kita mengenai jenis kesulitan dan gangguan pada diri remaja.

14.Mendirikan tempat latihan untuk menyalurkan kreativitas para remaja delinkuen dan yang nondelinkuen. Misalnya berupa latihan vokasional, latihan hidup bermasyarakat, latihan persiapan untuk bertransmigrasi, dan lain-lain.

Tindakan hukuman bagi anak remaja deklinkuen antara lain berupa: menghukum mereka sesuai perbuatannya, sehingga dianggap adil, dan bisa menggugah berfungsinya hati nurani sendiri untuk hidup susila dan mandiri.

(71)

1. Menghilangkan semua sebab-musabab timbulnya kejahatan remaja, baik yang berupa pribadi f milial, sosial ekonomis, dan kultural.

2. Melakukan perubahan lingkungan dengan jalan mencarikan orang tua angkat/asuh dan memberikan fasilitas yang diperlakukan bagi perkembangan jasmani dan rohani yang sehat bagi anak-anak remaja.

3. Memindahkan anak-anak nakal ke sekolah yang lebih baik, atau ke tengah lingkungan sosial yang baik.

4. Memberikan latihan bagi para remaja untuk hidup teratur, tertib dan berdisplin.

5. Memanfaatkan waktu senggang di kamp latihan, untuk membiasakan diri bekerja, belajar dan melakukan rekreasi sehat dengan disiplin tinggi.

6. Menggiatkan organisasi pemuda dengan program-program latihan vokasional untuk mempersiapkan anak remaja delinkuen itu bagi pasaran kerja dan hidup di tengah masyarakat.

7. Memperbanyak lembaga latihan kerja dengan program kegiatan pembangunan.

(72)

2.5 Kerangka Pemikiran

Keluarga merupakan pranata sosial yang sangat penting artinya bagi kehidupan sosial.Seseorang menghabiskan paling banyak waktunya dalam keluarga dibandingkan dengan di tempat bekerja misalnya, dan keluarga adalah wadah di mana sejak dini seseorang dikondisikan dan dipersiapkan untuk kelak dapat melakukan peranan-peranannya dalam dunia orang dewasa. Melalui pelaksanaan peranan-peranan itu pelestarian berbagai lembaga dan nilai-nilai budayapun akan dapat tercapai dalam masyarakat bersangkutan. Keluarga yang mampu mengembangkan kehidupannya dengan selalu memegang prinsip-prinsip nilai yang kuat, dan senantiasa menjaga komunikasi antar anggota keluarga dan sabar dalam menghadapi setiap masalah serta mampu meminimalisisr pengaruh negatif yang dapat menyebabkan kekacauan dalam keluarga maka keluarga tersebut mempunyai ketahanan keluarga yang kua

Gambar

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Table 4. 3 Jumlah Penduduk Menurut Pencaharian
Tabel 4.4 Jumlah penduduk Menurut Klasifikasi Umur
Tabel 4.5 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Referensi

Dokumen terkait

bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 25 ayat (2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang sistem perencanaan Pembangunan Nasionar, dan daram rangka

 pada tahapan auction yang sudah aktif, maka dapat diproses dengan klik pada akan muncul seperti pada gambar dibawah ini.

Dengan adanya Media Pembelajaran Multimedia Interaktif ini yang telah di uji coba sebagai media pembelajaran di Madrasah Aliyah SYAROFUL MILLAH sehingga

Mengambil langkah - - langkah untuk langkah untuk menindak lanjuti solusi tersebut. menindak lanjuti

Bentuk Roman merupakan perkembangan dari huruf teks, tetapi dengan diilhami oleh naskah Italia yang bercirikan sapuan lebih ringan dan anggun.. Pada tahun 1524, Claude Garamond,

2) Hubungan pelanggan adalah hubungan yang baik terhadap pelanggan yang direalisasikan dengan melayani complain pelanggan dengan baik, pengiriman barang yang tepat

(6) Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat efektivitas individu dalam organisasi dengan tingkat efektivitas manajemen komunikasi pemasaran pada Usaha Kecil

Selanjutnya, permen merupakan salah satu makanan yang disukai oleh semua orang dari berbagai tingkatan usia, maupun tingkat ekonomi sehingga akan meningkatkan peluang usaha