• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Sosial Ekonomi Keluarga Terhadap Tingkat Pendidikan Anak (Studi Kasus Pada Keluarga Buruh Tani di Desa Empat Lima Kecamatan Bukit Tusam Kabupaten Aceh Tenggara)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Pengaruh Sosial Ekonomi Keluarga Terhadap Tingkat Pendidikan Anak (Studi Kasus Pada Keluarga Buruh Tani di Desa Empat Lima Kecamatan Bukit Tusam Kabupaten Aceh Tenggara)"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1

ANGKET PENELITIAN

Judul:

“Analisis Pengaruh Sosial Ekonomi Keluarga Terhadap Tingkat Pendidikan

Anak (Studi Kasus Pada Keluarga Buruh Tani di Desa Empat Lima

Kecamatan Bukit Tusam Kabupaten Aceh Tenggara)”.

I. Identitas Responden

No. Responden : (diisi peneliti)

Nama :

Umur :

Tempat Tinggal :

II. Ketentuan Menjawab

1. Mohon anda memberikan tanda (X) pada salah satu alternatif jawaban yang

anda anggap paling sesuai dan isilah titik tersebut sesuai dengan pendapat anda

pada lembar instrumen ini.

2. Apabila terjadi kekeliruan dalam menjawab dan anda ingin membenarkan,

maka berilah tanda dua garis bawah pada jawaban yang dianggap salah kemudian

silanglah jawaban yang semestinya menurut anda benar.

Contoh : Pilihan semula a b c d

Pembetulannya a b c d

(2)

III. Daftar Pertanyaan

A. Latar Belakang Pendidikan Orang Tua

1. Apa Pendidikan formal terakhir yang suami tempuh?

a. SMA c. SD

b. SMP d. Tidak Sekolah

2. Apa Pendidikan formal terakhir yang istri tempuh?

a. SMA c. SD

b. SMP d. Tidak Sekolah

B. Umur Orang Tua

3. Berapa umur suami sekarang . . . .

a. Lebih dari 64 tahun……sebutkan

b. Antara 55-64 tahun…….sebutkan

c. Antara 45-54 tahun…….sebutkan

d. Kurang dari 45 tahun…..sebutkan

4. Berapa umur istri sekarang . . . .

a. Lebih dari 64 tahun ……sebutkan

b. Antara 55-64 tahun…….sebutkan

c. Antara 45-54 tahun…….sebutkan

d. Kurang dari 45 tahun …..sebutkan

C. Pendapatan dan Pengeluaran Keluarga

5. Berapakah pendapatan pokok dan sampingan anda per bulan?

No Jenis Pendapatan Nilai Rupiah

Pendapatan Pokok

(3)

2 Pendapatan pokok istri Rp... 3 Pendapatan pokok anak (yang sudah bekerja) Rp...

Pendapatan sampingan

1 Pendapatan sampingan kepala keluarga Rp... 2 Pendapatan sampingan istri Rp... 3 Pendapatan sampingan anak Rp...

Jumlah Rp...

6. Pengeluaran keluarga selama 1 bulan yang lalu yang berasal dari pembelian

yang berupa makanan dan bukan makanan.

a. Berupa manakan

No Jenis barang Jumlah

1 Berupa makana 2 Bukan makanan

Jumlah

D. Pemilik Kekayaan

7. Bagaimana status rumah yang ditempati bapak/ibu . . . .

a. Rumah sendiri c. Menumpang orang lain

b. Menyewa d. Menumpang pada saudara

8. Apa jenis/sifat rumah yang ditempati bapak/ibu . . . .

a. Permanen

b. Semi permanen

c. Kayu/papan

d. Bambu

(4)

9. Apa jenis lantai dasar rumah yang ditempati bapak/ibu . . . .

a. keramik

b. Ubin

c. Plester

d. Tanah

10. Tipe/ukuran berapakah rumah yang ditempati bapak/ibu . . . .

a. Lebih dari 149 m²……..sebutkan

b. 100 –149 m²……..sebutkan

c. 50 –99 m²……..sebutkan

d. Kurang dari 50 m²

11. Berapakah uang yang keluarga anda sisihkan untuk ditabung dalam satu

bulan?

a. Lebih dari Rp. 300.000

b. Antara Rp. 200.000 - Rp. 299.000

c. Antara Rp. 100.000 - Rp. 199.000

d. Tidak menabung-kurang dari Rp. 100.000

E. Tingkat pendidikan anak

12. Apakah tingkat pendidikan formal terakhir anak anda?

a. SD c. SMA

b. SMP d. Perguruan Tinggi

(5)
(6)

39 Supardi Manik Desa Empat Lima L 33 SD

40 Sanali Desa Empat Lima L 58 SD

41 Kabul Ramli Desa Empat Lima L 40 SMP

42 M.yasin Arsyad Desa Empat Lima L 32 SMA

43 Hadine Desa Empat Lima P 50 SMP

44 Zulham Efendi Desa Empat Lima L 37 SMA

45 Midrawati Desa Empat Lima P 35 SMA

46 Ponirin Desa Empat Lima L 57 SD

47 Salamiah Desa Empat Lima P 50 SMA

48 Asyrah Desa Empat Lima P 55 SD

49 Timah Desa Empat Lima P 52 Tidak Sekolah

50 Sabariah Desa Empat Lima P 50 Tidak Sekolah

51 Sahebol Desa Empat Lima L 45 SMP

52 Basiruddin Desa Empat Lima L 44 SMP

53 M.Yunaji Desa Empat Lima L 55 SMP

54 Ridwan Desa Empat Lima L 34 SMA

55 Siti Desa Empat Lima P 40 SMP

56 Riniati Desa Empat Lima P 32 SMA

57 Ratna Dewi Desa Empat Lima P 35 SMA

58 Amir Desa Empat Lima L 51 SMP

59 Yusriadi Desa Empat Lima L 38 SMA

(7)

Lampiran 3

HASIL TABULASI DAN ANALISIS DATA

HASIL SPSS KARAKTERISTIK RESPONDEN Pendidikan Suami

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

(8)

Umur Istri

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 34 56,7 56,7 56,7

(9)

3 1 1,7 1,7 75,0

4 15 25,0 25,0 100,0

Total 60 100,0 100,0

Jenis Rumah

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

(10)

2 2 3,3 3,3 10,0

3 5 8,3 8,3 18,3

4 49 81,7 81,7 100,0

Total 60 100,0 100,0

pendidikan anak

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

(11)

Uji F Variabel Ekonomi (X2) Between

(12)
(13)

Lampiran 5

DOKUMENTASI

Gambar kondisi tempat tinggal buruh tani di Desa Empat Lima

(14)

Gambar situasi buruh tani sedang menanam padi disawah

(15)

Gambar buruh tani sedang mengutip jagung

(16)

Gambar buruh Tani sedang menjemur hasil cetakan batu bata

(17)

Gambar buruh Tani sedang membakar hasil cetakan batu bata

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani. 1994. Sosiologi: Sistematika, Teori Dan Terapan. Jakarta: Bumi Aksara.

Ahmad,A, 1990. Psikologi Sosial. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Alhusin, S. 2003. Aplikasi Statistik dengan Menggunakan SPSS 10 for Windows.

Yogyakarta: Graha Ilmu

Arifin, Z. 2002. Kondisi Sosial Ekonomi Petani Tebu di Desa Negara Batik Sungkai. Bandar Lampung: UNILA.

Arikunto, Suharmi. 2006. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan dan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta.

Badan Pusat Statistik. 2014. Statistik Daerah Kabupaten Aceh Tenggara 2014.

Aceh Tenggara: BPS.

Badan Pusat Statistik. Kecamatan Bukit Tusam Dalam Angka 2014. Aceh Tenggara.

---. 2011. Pedoman Pencacahan SPDT12-K: BPS

Cahyawati. 2013. Analisis Pendapatan Petani Kelapa Sawit Dalam Meningkatkan Pendidikan Anak di Desa Air Putih. Jurnal.Universitas Tanjungpura

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1993. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka.

Dewantara, Ki hadjar.1994. Karya Ki Hadjar Dewantara. Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa

Elisabeth, B. Hurlock. 1996. Psikologi Perkembangan-Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Jakarta: Erlangga

Fathoni, 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung: Rineka

Hamalik,O.2001. Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara.

Hamid Hasan. 2008. Pengantar Ilmu Sosial: Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Jakarta: PT Bumi Aksara

Jumain. 2010. Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua dan Motivasi Orang Tua Terhadap Motivasi belajar Mata Pelajaran Sosiologi Siswa Kelas XI SMA Al-Islam 1 Surakarta 2009-2010, Skripsi: FKIP

Universitas Sebelas Maret Surakarta,

Http://digilib.uns.ac.id/upload/dokumen/165541048201133278.

(19)

Khairuddin. 1997.Sosiologi Keluarga, Yogyakarta: Liberty.

Maftukhah. 2007. Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VII SMP N 1 Radudonkal Kabupaten Pemalang Tahun 2006/2007. Skripsi: Universitas Negeri Semarang.

Mulyanto,Sunardi, M. dan H.D. Evers. 1985. Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok.

Jakarta: CV.Rajawali.

Narwoko,D dan Suyanto,B. 2004. Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan.

Jakarta: Prenanda Media

Nasirotun,Siti. (2013). Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi dan Pendidikan Orang Tua Terhadap Motivasi Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan Tinggi Pada Siswa. Jurnal. Universitas Veteran Semarang.

Oktama, R.Z. 2013. Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Terhadap Tingkat Pendidikan Anak Keluarga Nelayan di Kelurahan Sugihwaras Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang Tahun 2013. Skripsi.

Universitas Negeri Semarang.

Purwaanto,N.2007. Psikologi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Redja Mudyaharjo. 2001. Pengantar pendidikan (Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-Dasar Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia). Jakarta: PT Grafindo Persada.

Sajogyo. 1995. Sosiologi Pedesaan.Yogyakarta: Gadjah Mada Press.

Sugioyono. 2006. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: CV. Alfabeta

Sagala, S. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran, Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar, Bandung: Alfabeta.

Samuelson, Nordhaus. 2004. Ilmu Ekonomi Makro. Jakarta: PT. Media Global Edukasi .

Soerjono Soekanto. 2004. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press.

Soleman, Munandar. 1986. ILMU SOSIAL DASAR Teori dan Konsep Ilmu Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama.

Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional,

Jakarta: Pustaka Widyatama.

(20)
(21)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis Penelitian ini merupakan penelitian Asosiatif dengan metode

kuantitatif. Menurut Sugiyono (2006:11), penelitian asosiatif merupakan

penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau

lebih.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Empat Lima, Kec. Bukit Tusam

Kabupaten Aceh Tenggara. Tempo waktu penelitian direncanakan selama tiga

bulan. Untuk dua bulan pertama digunakan untuk menyusun proposal penelitian

dan proses seminar, dan satu bulan berikutnya digunakan untuk melakukan

penelitian di lapangan sampai kepada penulisan akhir skripsi.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006;90).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh keluarga buruh tani yang

terdiri dari 114 rumah tangga di Desa Empat Kecamatan Bukit Tusam Kabupaten

Aceh Tenggara. (Kecamatan Bukit Tusam Dalam Angka,2014).

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

(22)

Penarikan sampel yang digunakan adalah “Simple Random Sampling

dimana teknik pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak

tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Berdasarkan hal tersebut

ditarik sampel berjumlah 60 orang buruh tani.

3.4 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang dikumpulkan berupa data primer dengan jenis

data cross section yang diperoleh langsung dari objek yang diteliti yaitu Desa

Empat Lima Kecamatan Bukit Tusam Kabupaten Aceh Tenggara.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data secara teknik menunjukkan bagaimana cara

mendapatkan atau mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitian yang

dimaksud. Metode pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh

bahan-bahan yang relevan, akurat dan terpercaya, adapun metode yang digunakan

adalah:

a. Metode Angket

Metode angket adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau

hal-hal yang responden ketahui (Arikunto, Suharmi, 2006:151). Metode ini

digunakan untuk mendapatkan data atau keterangan dari responden dengan

memberikan daftar pertanyaan secara tertulis.

b. Metode Wawancara

Metode ini dilakukan untuk melengkapi angket atau kusionner, yaitu jika

(23)

keterbatasan kemampuan dalam memahami angket atau kusioner, maka keadaan

seperti ini wawancara perlu digunakan dengan pedoman pada pernyataan yang

terdapat dalam kuisioner.

3.6 Batasan Operasional

Dalam Penelitian ini batasan yang akan diteliti peneliti mencakup

permasalahan kondisi sosial, kondisi ekonomi dan Tingkat pendidikan anak

keluarga buruh tani di Desa Empat Lima. Permasalahan dalam penelitian ini,

peneliti akan melihat apakah kondisi sosial dan ekonomi akan berpengaruh

terhadap tingkat pendidikan anak yang ada di Desa Empat Lima khususnya

keluarga buruh tani.

3.7 Definisi Operasional

Dalam definisi operasional ini akan dijabarkan pengertian dari tiga topik

inti yang diangkat penulis sebagai judul penelitian, yaitu:

1. Kondisi sosial, dalam penelitian ini kondisi sosial yang akan diteliti adalah

bagaimana latar belakang pendidikan dan usia orang tua apakah berpengaruh

terhadap tingkat pendidikan anak. Orang tua dengan latar belakang pendidikan

yang baik tentunya mampu memberikan arahan kepada anaknya tentang

pentingnya pendidikan dan begitu pula orang tua yang usia nya lebih tua atau

dewasa akan lebih baik dalam mendidik anak dikarenakan sudah memiliki

pengalam hidup.

2. Kondisi ekonomi, yang berupa kemampuan manusia dalam memenuhi

kebutuhannya. Kondisi ekonomi dapat diukur dengan 4 indikator yaitu

(24)

Pendapatan yang diperoleh keluarga yang biasanya berasal dari pendapatan

pokok, pendapatan sampingan, dan pendapatan lain-lain. Selain itu,

pengeluaran keluarga juga bisa dilihat dari pengeluaran berupa makanan dan

bukan makanan. Disamping itu, tempat tinggal dan tabungan juga dapat

dijadikan penilaian terhadap kondisi ekonomi suatu keluarga. Tempat tinggal

biasanya dinilai dengan melihat status, jenis, dan ukuran rumah yang ditempati.

3. Tingkat pendidikan anak, dalam penelitian ini tingkat pendidikan anak yang

diteliti yaitu pendidikan yang bersifat formal. Pendidikan yang formal

merupakan pendidikan yang berstruktur mulai dari Sekolah Dasar (SD),

Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) dan

Perguruan Tinggi.

3.8 Variabel penelitian

Menurut Suharmi Arikunto (2006:118), variabel adalah objek penelitian

atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Sesuai dengan

permasalahan yang telah dirumuskan, maka variabel dalam penelitian ini sebagai

berikut:

1. Variabel Bebas (X)

Variabel bebas adalah gejala atau faktor yang mempengaruhi gejala atau

unsur lain, yang selanjutnya disebut dengan variabel X. Dalam penelitian ini yang

menjadi variabel bebas (X) adalah kondisi sosial dan ekonomi keluarga buruh

tani, yaitu:

a) Kondisi Sosial keluarga (X1)

(25)

 Usia orang Tua

b) Kondisi Ekonomi Keluarga (X2)

1. Pendapatan dan pengeluaran pokok

o Pendapatan pokok

o Pengeluaran Keluarga 2. Pemilik kekayaan

o Tempat Tinggal

o Tabungan

Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat adalah variabel sebagai akibat dari variabel bebas, yang

termasuk variabel terikat dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan anak (Y1)

yaitu pendidikan Dasar (SD/MI) atau (SMP/MTS), pendidikan menengahh

(SMA/sederajat), dan pendidikan tinggi (Perguruan Tinggi).

3.9 Instrumen Penelitian 3.9.1 Validitas

Pengujian Validitas bertujuan agar data yang diambil benar-benar valid,

yakni benar-benar mengukur apa yang hendak diukur. Kemudian, instrumen itu

harus reliable,artinya “konstan” dalam pengambilan data (Syahri,2003;335).

3.9.2 Reliablitas

Pengujian Reliablitas adalah berkaitan dengan masalah adanya

kepercayaan terhadap alat test (instrument). Suatu instrumen dapat memiliki

tingkat kepercayaan yang tinggi jika hasil pengujian test/instrumen menunjukkan

(26)

3.10 Teknik Analisis Data 3.10.1 Uji Kolerasi Tau kendall

Pengujian Kolerasi Tau Kendall adalah pembuatan rangking dari

pengamatan terhadap objek dengan pengamatan yang berbeda untuk mengetahui

kesesuaian objek yang diamati.

Model yang digunakan dalam analisis Tau Kendall sekaligus digunakan

sebagai statistik uji yaitu:

= S n (n – 1 )/2

dimana :

= Koefisien Korelasi Tau Kendall S = Selisish jumlah rank X dan Y N = banyaknya Populasi

Hipotesis yang digunakan untuk melakukan analisis kolerasi Tau Kendall adalah:

Untuk uji dua arah:

: τ=0

: τ≠0

Dengan kata lain :

: X dan Y saling Bebas atau independen

: X dan Y tidak Saling Bebas

Untuk uji satu arah

: τ=0 (1)

: τ>0

(27)

: τ=0 (2)

: τ<0

3.10.2 Analisis Regresi Berganda

Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh antara Kondisi Sosial

(X1) dan Kondisi Ekonomi (X2) terhadap Tingkat Pendidikan Anak (Y) di Desa

Empat Lima Kecamatan Bukit Tusam Kabupaten Aceh Tenggara. Untuk

menghitung koefisien regresi linier menmggunakan persamaan sebagai berikut:

y = a + b1x1 + b2x2

Keterangan :

y : Variabel Terikat (Tingkat Pendidikan Anak)

x1 : Variabel Bebas (Kondisi Sosial)

o Pendidikan orang tua

o Usia orang tua

x2 : Variabel Bebas (Kondisi Ekonomi)

o Pendapatan pokok

o Pengeluaran keluarga

o Pemilik kekayaan

b1 : Koefisien peubah bebas X1 terhadap Y

(28)

3.10.3 Uji Signifikansi Parsial (Uji T)

Pengujian hipotesis yang kedua yaitu regresi secara parsial (uji t)

digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap

variabel teikat. Dengan rumus hipotesis: Ho: artinya variabel bebas secara parsial

tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Ha: variabel

bebas secara parsial mempunya pengaruh signifikan terhadap variabel terikat,

pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung masing-masing

variabel dengan t tabel signifikan 5%.

Kriteria uji t adalah:

Jika > : maka Ho ditolak dan Ha diterima

Jika < : maka Ho diterima dan Ha ditolak

3.10.4 Uji Signifikan Simultan (Uji F)

Pengujian hipotesis pertama yaitu regresi simultan (Uji F) digunakan

untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (pendidikan orang tua, usia orang tua,

pendapatan pokok, pengeluaran keluarga, jumlah anggota keluarga, pemilik

kekayaan ) secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel terikat (tingkat

pendidikan anak), F hitung dibandingkan dengan F table dengan menggunakan

derajat signifikan 5% dengan:

Jika > , maka Ho ditolak dan Ha diterima

Jika < , maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Analisis dengan menggunakan bantuan komputer yaitu dengan Statistik

(29)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Desa Empat Lima

Desa Empat Lima terletak di Kecamatan Bukit Tusam Kabupaten Aceh

Tenggara. Desa Empat Lima merupakan salah satu desa dengan tingkat

pendidikan masyarakat yang rendah dan penduduk bermata pencarian sebagai

petani atau buruh tani di Kabupaten Aceh tenggara. Berikut paparan gambaran

umum tentang Desa Empat Lima mengenai letak dan luas wilayah serta kondisi

penduduknya.

4.1.1 Batas dan Luas Wilayah Desa Empat Lima

Desa Empat Lima Kecamatan Bukit Tusam Kabupaten Aceh Tenggara

merupakan salah satu Desa dari 23 Desa di wilayah Kecamatan Bukit Tusam.

Berdasarkan letak dan batas Desa Empat Lima, maka dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Tabel 4.1.

Batas Wilayah Desa Empat Lima

No Batas Wilayah Batasan Dengan Desa Batas Lain

1 Sebelah Utara Pejuang 2 Sebelah Timur Sebudi Jaya 3 Sebelah Barat Pegunungan 4 Sebelah Selatan Lawe Dua

Sumber: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kute (RPJMK) Empat Lima Tahun 2015-2020.

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa untuk sebelah utara, Desa

Empat Lima berbatasan dengan Desa Pejuang, sebelah timur berbatasan dengan

(30)

selatan berbatasan dengan Desa Lawe Dua. Selanjutnya untuk luas wilayah Desa

Empat Lima dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.2

Luas Wilayah Dirinci Per Desa Kecamatan Bukit Tusam Tahun 2013

No Desa Luas Desa

Sumber : Kecamatan Bukit Tusam Dalam Angka 2014

Desa Empat Lima berlokasi di Kecamatan Bukit Tusam Kabupaten Aceh

Tenggara dengan cakupan luas 2,9 . Penelitian ini difokuskan pada Desa

Empat Lima karena Desa ini merupakan salah satu Kasawan pertanian yang

(31)

4.1.2 Kondisi Penduduk

4.1.2.1 Jumlah dan Komposisi Penduduk

Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik) Kecamatan Bukit Tusam

dalam angka tahun 2014, jumlah penduduk Desa Empat Lima secara keseluruhan

sebanyak 456 jiwa yang terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 219 dan

perempuan sebanyak 237 jiwa, terdiri dari 114 KK. Lebih jelasnya dapat dilihat

pada tabel berikut ini:

Tabel 4.3

Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio Dirinci Per Desa Dalam Kecamatan Bukit Tusam Tahun 2013.

No Desa Laki-laki Perempuan Sex Ratio

(32)

4.1.2.2 Mata Pencaharian

Data mengenai mata pencaharian penduduk bisa mengambarkan

karakteristik suatu daerah, berikut ini adalah komposisi penduduk menurut mata

pencaharian di Desa Empat Lima Kecamatan Bukit Tusam Kabupaten Aceh

Tenggara disajikan dalam tabel 4.2.

Tabel 4.4.

Jumlah Rumah Tangga Menurut Pekerjaan Utama Kepala keluarga Dirinci Per Desa Dalam Kecamatan Bukit Tusam Tahun 2013

No Mata Pencaharian Jiwa

1 Pertanian 111

Sumber : Kecamatan Bukit Tusam Dalam Angka 2014.

Komposisi penduduk menurut mata pencaharian di Desa Empat Lima

didominasi oleh pertanian sebesar (97,37%), karena wilayah Desa Empat Lima

sebagian besar merupakan daerah pertanian.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Karakteristik Responden

Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 60 responden di Desa

Empat Lima yang dianalisis secara regresi dan uji statistik untuk membuktikan

hipotesis yang diajukan oleh peneliti. Variabel yang diteliti adalah kondisi sosial

dan kondisi ekonomi keluarga sebagai variabel bebas dan tingkat pendidikan anak

sebagai variabel terikatnya. Lebih rinci hasil penelitian terhadap ketiga variabel

(33)

Ketika responden mengisi angket, responden tersebut didampingi oleh

peneliti supaya ketika responden ingin bertanya dan ada yang kurang jelas

terhadap pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam angket yang telah disediakan,

responden dapat bertanya kepada peneliti dan sebaliknya peneliti dapat tanya

jawab dengan responden. Proses penelitian berlangsung selama 5 hari dengan

menggunakan bantuan 2 orang ketika terjun kelapangan. Satu hari mendapatkan

5-10 responden. Responden dalam mengisi angket membutuhkan waktu sekitar

kurang lebih 10 menit.

4.2.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan pendidikan Suami

Gambaran tentang pendidikan suami berdasarkan hasil penelitian sebagai

berikut:

Tabel 4.5

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Suami

No Pendidikan Frekuensi Persen

1 SMA 27 45

Berdasarkan tabel 4.5 di atas, dapat diketahui tingkat pendidikan suami

buruh tani di Desa Empat Lima. Terlihat bahwa, responden yang berpendidikan

Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 27 orang responden atau sebesar 45%

hal tersebut yang mendominasi pendidikan suami buruh tani yaitu Sekolah

Menengah Pertama (SMA). Selanjutnya, Suami yang berpendidikan Sekolah

Menengah Pertama (SMP) sebanyak 19 orang responden atau sebesar 31,7%.

(34)

responden atau sebesar 18,3% dan responden suami buruh tani yang tidak sekolah

atau tidak tamat SD sebanyak 3 orang responden atau sebesar 5%.

4.2.1.2 Karakeristik Responden Berdasarkan Pendidikan Istri

Gambaran tentang pendidikan istri berdasarkan hasil penelitian sebagai

berikut:

Tabel 4.6

Karakteristik Responden Berdasarkan pendidikan Istri

No Pendidikan Frekuensi Persen

1 SMA 21 35

Berdasarkan tabel 4.6 di atas, dapat diketahui tingkat pendidikan istri

buruh tani di Desa Empat Lima. Terlihat bahwa, responden yang berpendidikan

Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 21 orang responden atau sebesar 35%

hal tersebut yang mendominasi pendidikan istri buruh tani yaitu Sekolah

Menengah Pertama (SMA). Selanjutnya, istri yang berpendidikan Sekolah

Menengah Pertama (SMP) sebanyak 20 orang responden atau sebesar 33,3%.

Diikuti dengan istri yang berpendidikan Sekolah Dasar (SD) sebanyak 13 orang

responden atau sebesar 21,7% dan responden istri buruh tani yang tidak sekolah

atau tidak tamat SD sebanyak 6 orang responden atau sebesar 10%.

4.2.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Suami

Usia responden yang menjadi responden dalam penelitian ini berkisar

antara < 45 sampai >64 tahun. Adapun usia dari suami buruh tani yang ada di

(35)

Tabel 4.7

suami buruh tani yang paling dominan adalah antara <45 tahun sebanyak 34 orang

responden atau sebesar 56,7%, untuk usia 45-54 tahun sebanyak 8 orang

responden atau sebesar 13,3%, begitu juga dengan usia 55-64 tahun sebanyak 15

orang responden atau sebesar 25%. Selanjutnya untuk usia >64 tahun sebanyak 3

orang responden atau sebesar 5%.

4.2.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Istri

Gambaran tentang usia istri berdasarkan hasil observasi adalah sebagai

berikut:

istri buruh tani yang paling dominan adalah antara <45 tahun sebanyak 36 orang

responden atau sebesar 60%, untuk usia 46-54 tahun sebanyak 18 orang

(36)

orang responden atau sebesar 8,3%. Selanjutnya untuk usia >64tahun sebanyak 1

orang responden atau sebesar 1,7%.

4.2.1.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan

Gambaran tentang pendapatan keluarga buruh tani di Desa Empat Lima

berdasarkan hasil observasi sebagai berikut:

Tabel 4.9

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan

No Kriteria Frekuensi Persentase

1 2.400.000 - 3.000.000 2 3,3

2 1.700.000 - 2.399.000 6 10

3 1.000.000 - 1.699.000 21 35

4 < 1.000.000 31 51,7

Jumlah 60 100

Sumber: Diolah oleh penulis

Berdasarkan tabel 4.9 di atas, dapat diketahui dari 60 responden diperoleh

keterangan tentang tingkat pendapatan keluarga buruh tani sebagai berikut: 2

keluarga (3,3%) memiliki tingkat pendapatan keluarga antara Rp.

2.400.000-3.000.000 dalam satu bulan, 6 keluarga (10%) memiliki tingkat pendapatan antara

Rp. 1.700.000-Rp. 2.399.000 dalam satu bulan, 21 keluarga (35%) memiliki

pendapatan antara Rp. 1.000.000-Rp. 1.699.000 dan 31 keluarga (51,7%)

memiliki tingkat pendapatan kurang dari Rp. 1.000.000.

4.2.1.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengeluaran

Gambaran tentang pengeluaran keluarga buruh tani di Desa Empat Lima

(37)

Tabel 4.10

Karakteristik Responden Berdasarkan Pengeluaran

No Kriteria Frekuensi Persentase

1 2.400.000 - 3.000.000 2 3,3

pengeluaran antara Rp. 2.400.000-Rp. 3.000.000, selanjutnya 6 orang responden

atau sebesar 10% memiliki tingkat pengeluaran antara Rp. 1.700.000-Rp.

2.399.000, 20 orang atau sebesar 33,3% memiliki tingkat pengeluaran antara Rp.

1.000.000-Rp 1.699.000 dan 32 orang responden atau sebesar 53,3% memiliki

tingkat pendapatan < Rp. 1.000.000

4.2.1.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Rumah

Keluarga buruh tani mayoritas memiliki rumah dengan status menyewa,

untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.11

Karakteristik Responden Berdasarkan Status Rumah

No Status Rumah Frekuensi Persen

1 Rumah Sendiri 10 16,7

Berdasarkan tabel 4.11 di atas, dapat dijelaskan bahwa persentase tertinggi

(38)

56,7% mereka menyewa rumah yang ditempati, sedangkan persentase terendah

sebanyak 1,7% yaitu dengan status menumpang pada orang lain.

4.2.1.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Rumah

keluarga buruh tani mayoritas memiliki rumah dengan jenis kayu atau

papan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.12

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Rumah

No Jenis Rumah Frekuensi Persen

1 Permanen 2 3,3

Berdasarkan tabel di atas, persentase tertinggi jenis rumah yang ditempati

keluarga buruh tani sebesar 71,7% yaitu dari kayu atau papan, persentase terendah

sebesar 1,7% yaitu dengan jenis rumah bambu.

4.2.1.9 Karakteristik Responden Berdasarkan Lantai Dasar Rumah

Keluarga buruh tani mayoritas memiliki rumah dengan lantai dasar plaster,

untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.13

Karakteristik Responden Berdasarkan Lantai Dasar Rumah

No Lantai Dasar Frekuensi Persen

Berdasarkan tabel 4.13 di atas, bahwa persentase tertinggi dari lantai dasar

(39)

sedangkan persentase terendah sebesar 1,7% yaitu dengan jenis lantai dasar

keramik.

4.2.1.10 Karakteristik Responden Berdasarkan Ukuran Rumah

Keluarga buruh tani mayoritas memiliki rumah dengan tipe atau ukuran

kurang dari 50 , untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.14

Karakteristik Responden Berdasarkan Ukuran Rumah

No Tipe/Ukuran Rumah Frekuensi Persentase

1 >149 0 0

Berdasarkan tabel 4.14 di atas, bahwa persentase tertinggi tipe atau ukuran

rumah yang dimiliki keluarga buruh tani sebesar 86,7% yaitu dengan tipe atau

ukuran <50 , persentase terendah sebesar 0% yaitu dengan tipe atau ukuran

>149 .

4.2.1.11 Karakteristik Responden Berdasarkan Tabungan

Keluarga buruh tani mayoritas menabung dalam satu bulan kurang dari

100.000 rupiah, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.15

Karakteristik Responden berdasarkan Tabungan

No Tabungan Dalam 1 bulan Frekuensi Persen

(40)

Berdasarkan tabel 4.15 di atas, dapat dijelaskan bahwa persentase tertinggi

untuk tabungan yang dimiliki sebesar 81,7 mereka menyisihkan uangnya untuk

ditabung kurang dari Rp. 100.000 dalam satu bulan. Sedangkan persentase

terendag adalah sebesar 3,3% mereka menyisihkan uangnya untuk ditabung antara

Rp. 200.000-Rp. 300.00 dalam satu bulan.

4.2.1.12 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Anak

Pada karakteristik responden tingkat pendidikan anaknya, penilaian

dilakukan dengan tingkat pendidikan yang tertinggi yang telah ditempu atau

masih di tempuh oleh salah satu anak dari suatu keluarga. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.16

Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Anaknya

No Kriteria Frekuensi Persen

1 Perguruan Tinggi 9 15

2 SMA 22 36,7

3 SMP 13 21,7

4 SD 16 26,7

Jumlah 60 100

Sumber: Diolah oleh penulis

Berdasarkan tabel 4.16 di atas, dapat diketahui dari 60 responden

diperoleh tentang tingkat pendidikan anak sebagai berikut: 9 keluarga (15%)

memiliki tingkat pendidikan anak sampai perguruan tinggi, 22 keluarga (36,7%)

memiliki tingkat pendidikan anak sampai SMA, 13 keluarga (21,7%) memiliki

tingkat pendidikan anak sampai SMP, 16 keluarga (26,7%) memiliki tingkat

(41)

4.2.2 Analisis Korelasi Tau Kendall

Analisis Korelasi Tau Kendall bertujuan untuk mencari hubungan dan

menguji hipotesis terhadap variabel-variabel penelitian, yaitu kondisi sosial,

kondisi ekonomi terhadap tingkat pendidikan anak. Pada analisis korelasi tau

kendall, penilaian dilakukan dengan 2 indikator, diantaranya adalah Variabel

kondisi sosial dan Kondisi Ekonomi Keluarga. Berikut adalah hasil analisis

korelasi tau kendall berdasarkan pada hasil penelitian mengenai kondisi sosial dan

Ekonomi keluarga.

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

a. Analisis:

1. Hipotesis

a. H0: Tidak ada pengaruh antara kondisi sosial terhada tingkat pendidikan anak

keluarga buruh tani di Desa Empat Lima Kecamatan Bukit Tusam

(42)

Ha: Ada pengaruh antara kondisi sosial terhadap tingkat pendidikan anak

keluarga buruh tani di Desa Empat Lima Kecamatan Bukit Tusam

Kabupaten Aceh Tenggara.

b. H0: Tidak ada pengaruh antara kondisi ekonomi terhadap tingkat pendidikan

anak keluarga buruh tani di Desa Empat Lima Kecamatan Bukit Tusam

Kabupaten Aceh Tenggara.

Ha: Ada pengaruh antara kondisi ekonomi terhadap tingkat pendidikan anak

keluarga buruh tani di Desa Empat Lima Kecamatan Bukit Tusam

Kabupaten Aceh Tenggara.

2. Dasar penarik Kesimpulan

 Jika probabilitas (P-value/Sig.) > ɑ (0,05%), maka H0 diterima

 Jika probabilitas (P-value/sig.) < ɑ (0,05%), maka H0 ditolak

3. Kesimpulan

Dari uraian dan perhitungan diatas didapatkan hasil sebagai berikut:

1. Koefisien korelasi tau kendall untuk variabel kondisi sosial (X1) τ =

0,082 bahwa koefisien korelasi variabel kondisi sosial (X1) dengan

tingkat pendidikan anak (Y) memiliki korelasi yang kuat dan nilai

Probabilitas sebesar 0,004 jauh lebih kecil dari pada 0,05 atau

pengaruh variabel tersebut signifikan yang berarti H0 ditolak dengan

demikian, Ha diterima yang berarti terdapat pengaruh antara kondisi

sosial terhadap tingkat pendidikan anak di Desa Empat Lima

(43)

2. Koefisien korelasi tau kendall untuk variabel kondisi ekonomi (X2) τ =

0,31 bahwa koefisien korelasi variabel kondisi ekonomi (X2) dengan

tingkat pendidikan anak (Y) memiliki korelasi yang kuat dan nilai

probabilitas sebesar 0,006 jauh lebih kecil dari pada 0,05 dan pengaruh

variabel tersebut signifikan yang berarti H0 ditolak dengan demikian,

Ha diterima. Jadi, terdapat pengaruh antara kondisi ekonomi terhadap

tingkat pendidikan anak keluarga buruh tani di Desa Empat Lima

Kecamatan Bukit Tusam Kabupaten Aceh Tenggara.

4.2.3 Analisis Regresi Berganda

Analisis Regresi Berganda bertujuan untuk mengetahui bagaimana

variabel dependen dapat diprediksikan melalui variabel independen atau variabel

prediktor. Penilaian yang dilakukan pada analisis regresi berganda yaitu 2

indikator diantaranya variabel kondisi sosial, dan variabel kondisi ekonomi

keluarga. Berikut adalah hasil analisis pada variabel kondisi sosial dan kondisi

ekonomi keluarga.

Tabel 4.18

Hasil Analisis Regresi Berganda

Model regresi untuk persamaan ini dapat dilihat dari tabel coefficients

(44)

Y = 0,54 + 0,246 + 0,315

Dimana :

Y = Tingkat pendidikan anak

X1 = Kondisi sosial keluarga

X2 = Kondisi Ekonomi Keluarga

Persamaan di atas dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Konstanta sebesar 0,054 menyatakan bahwa jika tidak ada faktor kondisi

sosial dan kondisi ekonomi keluarga maka tingkat pendidikan anak tetap

ada 0,054.

2. Koefisien regresi sebesar 0,246 menyatakan setiap peningkatan

variabel kondisi sosial keluarga, akan meningkatkan tingkat pendidikan

anak sebesar 0,246. Ini menunjukkan berbanding lurus antara kondisi

sosial keluarga dengan tingkat pendidikan anak (pola hubungan Positif).

3. Koefisien regresi sebesar 0,315 menyatakan setiap peningkatan

variabel kondisi ekonomi keluarga, akan meningkatkan tingkat pendidikan

anak sebesar 0,315. Ini menunjukkan berbanding lurus antara kondisi

ekonomi keluarga dengan tingkat pendidikan anak (pola hubungan

positif).

4.2.4 Uji Signifikansi Parsial (Uji T)

Uji T untuk mengetahui apakah secara individual (parsial) kondisi sosial

ekonomi mempengaruhi tingkat pendidikan anak secara signifikan atau tidak.

(45)

kondisi sosial (X1) dengan sebesar 2,727, selanjutnya untuk variabel

kondisi ekonomi (X2) dengan 2,772.

. Hipotesis :

1. H0: Tidak ada pengaruh antara kondisi sosial terhadap tingkat pendidikan anak

keluarga buruh tani di Desa Empat Lima Kecamatan Bukit Tusam

Kabupaten Aceh Tenggara.

Ha: Ada pengaruh anatara kondisi sosial terhadap tingkat pendidikan anak

keluarga buruh tani di Desa Empat Lima Kecamatan Bukit Tusam

Kabupaten Aceh tenggara.

2. H0: Tidak ada pengaruh antara kondisi ekonomi terhadap tingkat pendidikan

anak keluarga buruh tani di Desa Empat Lima Kecamatan Bukit Tusam

Kabupaten Aceh Tenggara.

Ha: Ada pengaruh antara kondisi ekonomi terhadap tingkat pendidikan anak

keluarga buruh tani di Desa Empat Lima Kecamatan Bukit Tusam

Kabupaten Aceh Tenggara.

Kriteria pengambil keputusan:

Maka dengan tingkat kepercayaan = 95% atau (ɑ) = 0,05. Derajat

kebebasan (df)= n-k-1 = 60-3-1 = 56, serta pengujian dua sisi diperoleh dari nilai

= 2.003.

Jika > ; maka Ho ditolak dan Ha diterima

Jika < ; maka Ho dierima dan Ha ditolak

Hasil pengujian statistik dengan SPSS pada variabel (Kondisi Sosial )

(46)

Ha diterima yang berarti ada pengaruh antara kondisi sosial terhadap tingkat

pendidikan anak di Desa Empat Lima Kecamatan Bukit Tusam Kabupaten Aceh

Tenggara.

Pada variabel ( Kondisi Ekonomi) diperoleh nilai = 2.772 >2.003

= , jadi Ho ditolak. Dengan demikian, Ha diterima yang berarti terdapat

pengaruh antara kondisi ekonomi terhadap tingkat pendidikan anak di Desa Empat

Lima Kecamatan Bukit Tusam Kabupaten Aceh Tenggara.

4.2.5 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji F dilakukan untuk melihat keberartian pengaruh kondisi sosial dan

ekonomi secara simultan terhadap tingkat pendidikan anak atau sering disebut uji

kelinieran persamaan regresi.

Hipotesis :

1. H0: Kondisi sosial secara simultan tidak berpengaruh terhadap tingkat

pendidikan anak keluarga buruh tani di Desa Empat Lima Kecamatan

Bukit Tusam Kabupaten Aceh Tenggara.

Ha: Kondisi sosial secara simultan berpengaruh terhadap tingkat pendidikan

anak keluarga buruh tani di Desa Empat Lima Kecamatan Bukit Tusam

Kabupaten Aceh Tenggara.

2. H0: Kondisi ekonomi secara simultan tidak berpengaruh terhadap tingkat

pendidikan anak keluarga buruh tani di Desa Empat Lima Kecamatan

(47)

Ha: Kondisi ekonomi secara simultan berpengaruh terhadap tingkat pendidikan

anak keluarga buruh tani di Desa Empat Lima Kecamatan Bukit Tusam

Kabupaten Aceh Tenggara.

Pengambil keputusan

Ho diterima jika

Ha diterima jika ≥

Untuk melakukan uji F dapat dilihat pada tabel anova dibawah ini :

Tabel 4.19

Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

ANOVA Variabel Ekonomi (X2) Between

Groups

Hasil pengujian statistik dengan SPSS pada variabel (Kondisi Sosial )

diperoleh nilai = 8,577 > 3,17= , jadi Ho ditolak. Dengan demikian,

(48)

pendidikan anak di Desa Empat Lima Kecamatan Bukit Tusam Kabupaten Aceh

Tenggara.

Pada variabel ( Kondisi Ekonomi) diperoleh nilai = 8.534>3,17

= , jadi Ho ditolak.. Dengan demikian, Ha diterima yang berarti terdapat

pengaruh antara kondisi ekonomi terhadap tingkat pendidikan anak di Desa Empat

(49)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat diambil kesimpulan

bahwa:

1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara kondisi sosial keluarga terhadap

tingkat pendidikan anak buruh tani sebesar 8,2%, artinya variabel kondisi

sosial mampu menjelaskan variabel tingkat pendidikan anak sebesar 8,2%.

Maka semakin tinggi kondisi sosial keluarga akan semakin tinggi pula tingkat

pendidikan anaknya.

2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara kondisi ekonomi keluarga terhadap

tingkat pendidikan anak buruh tani sebesar 31%, artinya variabel kondisi

ekonomi mampu menjelaskan variabel tingkat pendidikan anak sebesar 31%.

Maka semakin tinggi kondisi ekonomi keluarga akan semakin tinggi pula

tingkat pendidikan anaknya.

3. Kondisi sosial ekonomi berpengaruh sebesar 39,2%, artinya kondisi sosial

ekonomi secara bersama-sama berpengaruh sebesar 39,2% terhadap tingkat

pendidikan anak di Desa Empat Lima Kecamatan Bukit Tusam Kabupaten

Aceh Tenggara sedangkan sisanya 60,8% merupakan faktor lain seperti

aksesbilitas, motivasi, lingkungan dan masih banyak lagi yang tidak masuk

(50)

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka penulis memberi saran-saran

sebagai berikut:

1. Orang tua memegang peranan yang penting terhadap tingkat pendidikan anak,

jadi sebagai orang tua harus membimbing, mendukung dan memperhatikan

pentingnya pendidikan anak. Orang tua tidak boleh memaksakan

kehendaknya untuk menyuruh anak bekerja setelah tamat dari pendidikan

dasar dan menengah, diutamakan anak dapat sekolah minimal sampai ke

tingkat pendidikan menengah atas karena dengan pendidikanlah anak akan

lebih membantu orang tua.

2. Orang tua sebaiknya meningkatkan pendapatannya dengan cara bekerja lebih

giat lagi dan mencari pekerjaan tambahan/atau sampingan, melalui

pelatihan-pelatihan yang ada atau pendidikan informal agar pendapatannya bisa

bertambah untuk mencukupi kebutuhan.

3. Untuk meningkatkan tingkat pendidikan di lokasi penelitian, perlu diadakan

program penyuluhan pendidikan dari pemerintah daerah setempat melalui

program wajib belajar pendidikan dasar, serta baik pemerintah daerah

maupun masyarakat setempat dapat memberikan bantuan bagi mereka yang

benar-benar tidak mampu khususnya buruh tani agar dapat menyekolahkan

(51)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS 2.1 Sosial Ekonomi

2.1.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Sosial Ekonomi

Kata sosial berasal dari „‟socious’’ yang artinya kawan atau teman. Dalam

hal ini arti kawan bukan terbatas sebagai teman sepermainan, teman sekelas,

teman sekampung dan sebagainnya. Maksud kawan disini adalah mereka

(orang-orang) yang ada disekitar kita, yakni yang tinggal dalam satu lingkungan tertentu

dan mempunyai sifat saling mempengaruhi (Wahyuni,1986:60).

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI,2002;1454.), kata sosial

berarti segala sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat. Sedangkan kata sosial

menurut departemen sosial adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai acuan

dalam berinteraksi antar manusia dalam konteks masyarakat atau komuniti,

sebagai acuan berarti sosial bersifat abstrak yang berisi simbol-simbol yang

berkaitan dengan pemahaman terhadap lingkungan, dan berfungsi untuk mengatur

tindakan-tindakan yang dimunculkan oleh individu-individu sebagai anggota

suatu masyarakat sehingga dengan demikian, sosial harus lah mencakup lebih dari

seorang individu yang terkait pada kesatuan interaksi, karena lebih dari seorang

individu yang saling berfungsi satu dengan yang lainnya.

Sedangkan istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani “oikos” yang

artinya rumah tangga dan “nomos” yang artinya mengatur. Jadi secara harfiah

ekonomi berarti cara mengatur rumah tangga. Namun seiring dengan

(52)

menjadi lebih luas. Ekonomi juga sering diartikan sebagai cara manusia dalam

memenuhi kebutuhan sehari-hari (Hamid Hasan,2008:336)).

Menurut istilah Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI,2002:379),

ekonomi berarti segala sesuatu tentang azas-azas produksi, distribusi dan

pemakaian barang-barang serta kekayaan (seperti perdagangan, hal keuangan, dan

perindustrian).

Keadaan sosial ekonomi setiap orang itu berbeda-beda dan bertingkat, ada

yang keadaan sosial ekonomi nya tinggi, sedang, dan rendah. Sosial ekonomi

menurut abdulsyani (1994) adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam

kelompok manusia yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi, pendapatan,

tingkat pendidikan, usia, jenis rumah tinggal, dan kekayaan yang dimiliki.

Menurut Soerjono (2001) sosial ekonomi adalah posisi seseorang dalam

masyarakat berkaitan dengan orang lain dalam arti lingkungan pergaulan,

prestasinya, dan hak-hak serta kewajibannya dalam hubungannya dengan

sumberdaya.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa sosial ekonomi

diartikan sebagai sesuatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial dan

memantapkan seseorang dalam posisi tertentu dalam struktur masyarakat sebagai

segala sesuatu yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat, antara

lain sandang, pangan, perumahan, pendidikan, kesehatan dan lain-lain.

Kehidupan ekonomi seharusnya dipandang sebagai sistem sosial, yaitu

(53)

kesatuan. Kehidupan sosial adalah kehidupan bersama manusia atau kesatuan

manusia yang hidup dalam suatu pergaulan (Soleman,1986:9). Oleh karena itu

kehidupan sosial pada dasarnya ditandai dengan:

1. Adanya kehidupan bersama yang pada ukuran minimalnya berjumlah dua atau

lebih.

2. Manusia tersebut bergaul (berhubungan) dan hidup bersama dalam waktu yang

cukup lama dan hidup bersama, maka akan terjadi adaptasi dan

pengorganisasian prilaku serta munculnya suatu perasaan sebagai kesatuan

(kelompok).

3. Adanya kesadaran bahwa mereka merupakan satu kesatuan.

4. Suatu kehidupan sistem bersama.

2.1.2 Indikator Sosial Ekonomi

Merujuk pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Lorenzia (2003),

diketahui bahwa proporsi pendapatan, persepsi pendidikan dan jumlah

tanggungan keluarga berpengaruh positif terhadap tingkat pendidikan anak, maka

dalam kajian penelitian ini akan dibatasi enam faktor yang melatar belakangi

kondisi sosial ekonomi keluarga buruh tani yang berpengaruh terhadap tingkat

pendidikan anak yaitu latar belakang pendidikan orang tua, Usia/umur orang tua,

pendapatan pokok, pengeluaran keluarga, tempat tinggal, tabungan.

1. Kondisi Sosial Keluarga

a. Latar Belakang Pendidikan Orang Tua

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

(54)

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU RI No.20 Tahun 2003 pasal 1).

b. Usia orang tua

Umur adalah individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat

beberapa tahun. Semakin cukup umur tingkat pematangan dan kekuatan seseorang

akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja, dari segi kepercayaan masyarakat

yang lebih dewasa akan lebih dipercaya dari pada orang yang belum cukup tinggi

kedewasaannya. Lebih lanjut menurut Weliono dalam Fandi (2012), umur atau

usia adalah waktu yang mengukur waktu berdasarkan satu benda atau makhluk

hidup maupun mati, misalnya umur manusia dikatakan 15 tahun diukur sejak dia

lahir sehingga waktu umur itu dihitung, oleh karena itu umur itu diukur dari mulai

dia lahir sampai sekarang ini.

2. Kondisi Ekonomi Keluarga

a. Pendapatan Keluarga

Tingkat pendapatan adalah jumlah penerimaan berupa uang atau barang

yang dihasilkan oleh segenap orang yang merupakan balas jasa untuk faktor

-faktor produksi (BPS, 2006 ). Ada 3 sumber penerimaan rumah tangga yaitu:

1. Pendapatan dari gaji dan upah yaitu balas jasa terhadap kesediaan orang

menjadi tenaga kerja

2. Pendapatan dari dari aset produktif yaitu aset yang memberikan

(55)

3. Pendapatan dari pemerintah atau penerimaan transfer adalah pendapatan

yang diterima bukan sebagai balas jasa atau input yang diberikan

Pendapatan dibedakan menjadi tiga yaitu:

1) Pendapatan pokok

Pendapatan pokok yaitu pendapatan yang tiap bulan yang diharapkan

diterima, pendapatan ini diperoleh dari pekerjaan utama yang bersifat rutin.

2) Pendapatan sampingan

Pendapatan sampingan yaitu pendapatan yang diperoleh dari pekerjaan di

luar pekerjaan pokok, maka tidak semua orang mempunyai pekerjaan sampingan.

3) Pendapatan lain- lain

Pendapatan lain-lain yaitu pendapatan yang berasal dari pemberian pihak

lain, baik bentuk barang maupun uang, pendapatan bukan dari usaha.

Pendapatan adalah seluruh penerimaan baik berupa barang maupun uang

baik dari pihak lain maupun dari hasil sendiri dengan jalan dinilai dengan

sejumlah uang atau harga yang berlaku saat itu. Uang atau barang tidak langsung

kita terima sebagai pendapatan tanpa kita melakukan suatu pekerjaan baik itu

barupa jasa ataupun produksi. Pendapatan ini digunakan untuk pemenuhan

kebutuhan sehari-hari demi kelangsungan hidup. Oleh karena itu, setiap orang

harus bekerja demi kelangsungan hidupnya dan tanggung jawabnya seperti istri

(56)

b. Pengeluaran Pokok

Pengeluaram konsumsi rumah tangga dibedakan menjadi 2 yaitu

pengeluaran berupa makanan dan bukan makanan. Pengeluaran konsumsi rumah

tangga yang dimaksud dalam penelitian ini antara lain:

1) Pengeluaran rumah tangga untuk bahan makanan, seperti: padi-padian,

umbi-umbian, daging, ikan laut, ikan tawar/tambak, kacang-kacangan,

bumbu-bumbuan, lemak dan miyak.

2) Pengeluaran rumah tangga untuk makanan jadi, minuman, rokok dan

tembakau seperti makanan jadi, bahan minuman/minuman tidak

berakohol, tembakau dan minuman berakohol.

Pengeluaran konsumsi rumah tangga bukan makanan yang dimaksud

dalam penelitian ini antara lain:

1) Pengeluaran perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar seperti: sewa

rumah, kontrak rumah, semen, cat, air minuman atau PAM, listrik, kipas

angin, gas elpiji, sabun cuci, dan lain-lain.

2) Pengeluaran sandang, seperti: kemeja, celana, pembalut wanita, emas

perhiasan yang sifatnya bukan investasi.

3) Pengeluaran konsumsi kesehatan, seperti: obat batuk, biaya dokter, pasta

gigi, sabun mandi, sampo, biaya gunting rambut, dan lain-lain.

4) Pengeluaran konsumsi pendidikan, rekreasi, dan olahraga seperti: uang

sekolah, buku tulis, penggaris, koran, majalah, bioskop, sepeda anak, TV,

(57)

5) Pengeluaran konsumsi transportasi dan komunikasi, seperti sepeda motor,

mobil, bensin, solar, ban, Handpohone, dan lain-lain (BPS, pedoman

Pencacahan Survei Penyempurnaan Diagram Timbang Nilai Tukar Petani

2012)

c. Pemilik Kekayaan

Menurut Maftukhah (2007), untuk mengukur tingkat sosial ekonomi

seseorang dari rumahnya dapat dilihat dari:

a. Status rumah yang ditempati, bisa rumah sendiri, rumah dinas, menyewa,

menumpang pada saudara atau ikut orang lain.

b. Kondisi fisik bangunan dapat berupa rumah permanen, kayu dan bambu.

c. Besarnya rumah yang ditempati, semakin luas rumah yang ditempati pada

umumnya semakin tinggi tingkat ekonomi.

d. Tabungan

Menurut Undang-undang No. 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan,

Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut

syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro,

dan/atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Tabungan yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah bagian dari pendapatan yang tidak dikonsumsikan.

2.2 Keluarga

2.2.1 Pengertian keluarga

Pengertian keluarga berdasarkan asal usul yang dikemukakan oleh Ki

Hajar Dewantara (1994:30), bahwa keluarga berasal dari bahasa jawa yang

(58)

kawula berarti hamba dan warga Artinya anggota. Secara bebas dapat diartikan

bahwa keluarga adalah anggota hamba atau warga saya. Artinya setiap anggota

dari kawula merasakan sebagai kesatuan yang utuh sebagai bagian dari dirinya

dan dirinya juga merupakan bagian dari warga lainnya secara keseluruhan.

Keluarga adalah lingkungan dimana beberapa orang yang masih memiliki

hubungan darah dan bersatu. Keluarga didefinisikan sebagai sekumpulan orang

yang tinggal dalam satu rumah yang masih mempunyai hubungan

kekerabatan/hubungan darah karena perkawinan, kelahiran, adopsi dan

sebagainya. Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak yang belum

menikah disebut keluarga batih. (Soerjono, 2004:).

Keluarga merupakan suatu kelompok yang terbentuk dari suatu hubungan

seks yang tetap, untuk menyelenggarakan hal-hal yang berkenan dengan

keorangtuaan dan pemeliharaan anak. Walaupun sulit untuk menentukan atau

mencari persamaan-persamaan dan ciri-ciri pada semua keluarga, paling tidak kita

dapat menentukan ciri-ciri keluarga secara umum dan khusus, yang akan terdapat

pada keluarga dalam bentuk dan tipe apapun (Kahiruddin, 1997:5).

Untuk itu, ciri-ciri keluarga dapat digolongkan yaitu sebagai berikut.

a. Ciri-ciri Umum

Ciri-ciri umum keluarga antara lain seperti yang dikemukakan oleh Mac

Iver dan Page dalam Khairuddin,1997:6 yaitu:

1. Keluarga merupakan hubungan perkawinan.

2. Bentuk perkawinan atau susunan kelembagaan yang berkenaan dengan

(59)

3. Suatu sistem tata nama, termasuk bentuk perhitungan garis keturunan.

4. Ketentuan-ketentuan ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggota

kelompok mempunyai ketentuan khusus terhadap kebutuhan ekonomi

yang berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan

membesarkan anak.

5. Merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga yang walau

bagaimanapun, tidak mungkin terjadi terpisah terhadap kelompok

keluarga.

b. Ciri-ciri Khusus

Disamping memiliki ciri-ciri umum sebagai suatu organisasi lazimnya,

keluarga juga memiliki ciri-ciri khusus sebagai berikut:

1. Kebersamaan.

2. Dasar-dasar emosional.

3. Pengaruh perkembangan.

4. Ukuran yang terbatas.

5. Posisi inti dalam struktur sosial.

6. Mempunyai tipe masyarakat patriakal.

7. Tanggung jawab para anggota

8. Aturan masyarakat

(60)

2.2.2 Tipe-tipe Keluarga

Dwi dan Bagong,(2004;211), memberikan tipe-tipe keluarga yaitu sebagai

berikut:

1) Conjugal Family, didasarkan atas ikatan perkawinan dan terdiri dari

seorang suami, seorang istri, dan anak-anak mereka yang belum kawin.

2) Consanguine Familiy, hubungan kerabat sedarah atau tidak didasarkan

pada pertalian kehidupan suami-istri, melainkan pada pertalian darah atau

ikatan keturunan dari sejumlah orang kerabat. Keluarga kerabat terdiri dari

hubungan darah dari beberapa generasi yang mungkin berdiam pada suatu

rumah atau mungkin pula berdiam pada tempat lain yang berjauhan.

2.2.3 Fungsi Keluarga

a. Fungsi Pengaturan Keturunan

Dalam masyarakat orang telah terbiasa dengan fakta bahwa kebutuhan

seks dapat dipuasakan tanpa adanya prekreasi (mendapatkan anak) dengan

berbagai cara, misalnya kontrasepsi, abortus dan teknik lainnya. Meskipun

sebagian masyarakat tidak membatasi kehidupan seks pada situasi perkawinan,

tetapi semua masyarakat setuju bahwa keluarga akan menjamin reproduksi karena

fungsi reproduksi ini merupakan hakikat untuk kelangsungan hidup manusia dan

sebagai dasar kehidupan sosial manusia bukan hanya sekedar kebutuhan biologis

saja.

b. Fungsi Sosialisasi atau Pendidikan

Fungsi ini adalah untuk mendidik anak mulai dari awal sampai

(61)

bekal sosial, agar si anak dapat berpartisipasi maka harus disosialisasikan oleh

orang tuanya tentang nilai-nilai yang ada dalam masyarakat.

c. Fungsi Ekonomi dan Unit Produksi

Urusan-urusan pokok untuk mendapatkan suatu kehidupan dilaksanakan

keluarga sebagai unit-unit produksi yang sering kali dengan mengadakan

pembagian kerja di antara anggota-anggotanya.

d. Fungsi pelindung

Fungsi ini adalah melindungi seluruh anggota keluarga dari berbagai

bahaya yang dialami oleh suatu keluarga. Dengan adanya negara, maka fungsi ini

banyak diambil alih oleh instansi negara.

e. Fungsi Penentuan Status

Jika dalam masyarakat terdapat perbedaan status yang besar, maka

keluarga akan mewariskan statusnya pada tiap-tiap anggota atau individu

sehingga tiap-tiap anggota keluarga mempunyai hak-hak istimewa.

f. Fungsi Pemeliharaan

Keluarga pada dasarnya berkewajiban untuk memelihara anggota-anggota

yang sakit, menderita, atau tua. fungsi pemeliharan ini pada setiap masyarakat

berbeda-beda, akan tetapi sebagian masyarakat membebani keluarga dengan

pertanggungjawaban khusus terhadap anggotanya bila mereka bergantung pada

masyarakat.

g. Fungsi Afeksi

Salah satu kebutuhan dasar manusia adalah kebutuhan akan kasih sayang

(62)

serius adalah satu ciri khas dari anak yang sama sekali tidak pernah mendapatkan

perhatian atau rasa kasih sayang (Dwi dan Bagong,2004;214).

2.2.4 Faktor-Faktor Keluarga Terhadap Perkembangan Anak

Menurut Abu Ahmad, (1990;247), terdapat 5 (lima) faktor keluarga

terhadap perkembangan anak yaitu:

1. Perimbangan Perhatian

Disini yang dimaksud ialah perimbangan perhatian orang tua atas

tugas-tugasnya, terhadap tugas-tugas ini pun harus menyeluruh. Masing-masing tugas

menuntut perhatian yang penuh sesuai dengan porsinya.

2. Kebutuhan Keluarga

Keluarga yang utuh adalah keluarga yang dilengkapi dengan

anggota-anggota keluarga ialah: ayah, ibu dan anak-anak. Sebaliknya keluarga yang pecah

atau Broken Home terjadi dimana tidak hadirnya salah satu orang tua karena

kematian atau perceraian, atau tidak hadirnya kedua-keduanya. Keluarga yang

utuh dan yang pecah mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap perkembangan

anak. Keluarga yang utuh tidak sekedar utuh dalam arti berkumpulnya ayah dan

ibu tetapi utuh dalam arti yang sebenar-benarnya yaitu disamping utuh dalam fisik

juga utuh dalam psikologis.

3. Status Sosial

Status sosial orang tua mempunyai pengaruh terhadap tingkah laku dan

pengalaman anak-anaknya. Yang dimaksud dengan status sosial ialah kedudukan

(63)

4. Besar Kecilnya Keluarga

Besar kecilnya keluarga mempengaruhi perkembangan sosial anak,

keluarga yang besar memiliki beberapa anak, sedangkan keluarga kecil, anggota

keluarganya juga sedikit.

5. Keluarga Kaya/Miskin

Keluarga yang kaya mampu menyediakan keperluan materil bagi

anak-anaknya. Keperluan materil ini diperlukan oleh anak dari alat permainan sampai

ke alat-alat sekolah dan pakaian yang mahal-mahal. Sebaliknya anak yang lahir

dalam keluarga yang miskin. Kebutuhan-kebutuhan yang bersifat tidak materil

tidak terpenuhi kalaupun terpenuhi hanya secara minimal.

2.3 Buruh

2.3.1 Pengertian Buruh

Buruh menurut kamus kamus Besar Bahasa Indonesia adalah orang yang

bekerja untuk orang lain dengan mendapatkan upah. Buruh adalah setiap orang

yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain.

Menurut Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 pasal 1 pekerja/buruh

adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam

bentuk lain. Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan

guna menghasilkan barang dan jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau

masyarakat. Sedangkan pemberi kerja adalah perorangan, pengusaha badan

hukum atau badan lainnya yang mempekerjakan tenaga kerja dengan membayar

(64)

1. Bentuk-bentuk buruh

Buruh merupakan orang yang bekerja untuk orang lain yang mempunyai

suatu usaha kemudian mendapatkan upah atau imbalan sesuai dengan kesepakatan

sebelumnya. Upah biasanya diberikan secara harian maupun bulanan tergantung

dari kesepakatan yang disetujui.

Buruh terdiri dari berbagai macam, yaitu:

a. Buruh harian, buruh yang menerima upah berdasarkan hari masuk kerja.

b. Buruh kasar, buruh yang menggunakan fisiknya karena tidak mempunyai

keahlian dibidang tertentu.

c. Buruh musiman, buruh yang hanya bekerja pada musim-musim tertentu

(misalnya buruh tebang tebu dll).

d. Buruh pabrik, buruh yang bekerja dipabrik.

e. Buruh tambang, buruh yang bekerja dipertambangan.

f. Buruh tani, buruh yag menerima upah dengan bekerja dikebun atau

disawah orang lain.

Kalangan buruh itu terdiri dari dua jenis:

1. Pekerja merdeka, yaitu orang-orang yang bekerja dengan bayaran khusus.

Mereka itu seperti pengelola industri kerajinan yang memiliki tempat

khusus, juga pemilik bisnis atau profesi yang memiliki kantor sendiri.

2. Para pekerja sekunder (lapisan Kedua), yaitu orang-orang yang bekerja

untuk memperoleh upah atau gaji tertentu, seperti para buruh dilahan

(65)

lainnya, apakah pekerjaan itu untuk pribadi-pribadi tertentu atau untuk

Negara.

2.3.2 Buruh Harian Lepas (BHL)

Buruh harian lepas adalah buruh yang diikat dengan hubungan kerja dari

hari-kehari dan menerima penerimaan upah sesuai dengan banyaknya hari kerja,

atau jam kerja atau banyak barang atau jenis pekerjaan yang disediakan. Disebut

buruh harian lepas karena (BHL) karena buruh yang bersangkutan tidak ada

kewajiban untuk masuk kerja dan tidak mempunyai hak yang sama seperti buruh

tetap. Umumnya buruh harian lepas (BHL) adalah buruh yang mempekerjakan

pekerjaan yang sifatnya tidak terus menerus tetapi bersifat musiman.

Dalam penelitian ini buruh harian lepas yang dimaksud adalah pekerja

lepas dibidang pertanian karena mereka hanya bekerja disektor pertanian.

Sehingga mereka lebih tepat dikatakan buruh tani. Buruh tani dalam pengertian

yang sesungguhnya memperoleh penghasilan terutama dari bekerja yang

mengambil upah untuk para pemilik tanah atau para petani penyewa tanah.

Sebagian besar dari mereka atas dasar jangka pendek, dipekerjakan dan lepas dari

hari ke hari. Disamping itu melakukan pekerjaan yang diupah, buruh harian itu

juga melakukan perdagangan kecil-kecilan, menjual pisang, rokok dan hasil

pertanian secara kecil-kecilan, menjualnya berdasarkan komisi dan

kadang-kadang ada juga dari mereka yang menanami sebidang tanah kehutanan dengan

perajinan (Sajoyo, 1995:112).

Sajoyo memberikan ciri-ciri buruh tani yang bekerja dengan upah harian

(66)

Kegiatan Ekonomi

a. Buruh tani biasanya dipekerjakan oleh tuan tanah besar dengan digaji

sebagai pekerja harian.

b. Setelah hasil pertanian dipungut, buruh tani diperbolehkan menanami

tanah-tanah itu selama masa sekitar enam bulan sebelum tanah ditanami

oleh para pemilik lahan atau tuan tanah.

c. Diwaktu mereka tidak dipekerjakan sebagai buruh, para buruh tani

melakukan perdagangan kecil-kecilan yang menghasilkan laba kira-kira

sama besarnya dengan gaji mereka.

Kedudukan Sosial

1. Para buruh tani berada ditingkat terendah dalam lapisan masyarakat.

Mereka tidak mungkin jatuh lebih rendah lagi dan mereka tidak

mempunyai kedudukan yang akan dipertahankan maupun yang akan

hilang.

2. Buruh tani hidup menyambung nyawa saja, karena tidak ada benda atau

orang yang menjamin kehidupan mereka dimasa depan. Kenyataan ini

mempunyai implikasi penting terhadap rencana-rencana pembangunan

yang telah dipertimbangkan sebaik-baiknya berada diluar pengertian buruh

tani.

3. Buruh tani yang sesungguhnya tidak mempunyai latar belakang

kecerdasan, juga tidak mempunyai pengalaman pertanian. Mereka telah

Gambar

Gambar kondisi tempat tinggal buruh tani di Desa Empat Lima
Gambar situasi buruh tani sedang menanam padi disawah
Gambar buruh tani sedang mengutip jagung
Gambar buruh Tani sedang mengambil tanah untuk pembuatan batu bata
+7

Referensi

Dokumen terkait

Saya berjanji bahwa jika sampai dengan 15 Maret 2017 pihak beasiswa belum membayarkan BP tersebut kepada Universitas Indonesia, maka saya akan membayarkan 50% dari

Himpunan Peraturan Gubernur Tahun 2014 1... Himpunan Peraturan Gubernur Tahun 2014

Atas perhatian dan tindak lanjutnya saya sampaikan

Himpunan Peraturan Gubernur Tahun 2014 1... Himpunan Peraturan Gubernur Tahun 2014

SURAT PERMOHONAN CUTI AKADEMIK.

Metode pengembangan yang digunakan adalah metode SDLC dengan model waterfall.Dengan adanya sistem informasi ini dapat membantu dalam mempermudah pengelolaan dana

IbM USIA SEKOLAH DASAR DI DESA TAKMUNG- KLUNGKUNG MELALUI PEMANFAATAN LIMBAH KACA MOBIL SEBAGAI MEDIUM SENI LUKIS KACA UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS5. SRM FSRD IbM 50,000,000

pengetahuan tentang kesehatan reproduksi pada remaja putri siswi kelas X dan XI MAN 2 Madiun didapatkan hasil bahwa sebagian besar siswi memiliki pengetahuan yang baik,