• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kontribusi Pariwisata Air Panas Terhada Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kelurahan Situmeang Habinsaran Kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kontribusi Pariwisata Air Panas Terhada Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kelurahan Situmeang Habinsaran Kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

Daftar pustaka

Arikunto, Suharsimi. 1992. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Bina Aksara. Jakarta.

Kontjaraningrat. 2007. Pengantar Ilmu Antropologi. PT. Rineka Cipta. Jakarta. Marpaung, bahar. Pengantar Pariwisata. PT. Alfabeta. Bandung

Mukhtar, Widodo, Erna. 2000, Kontruksi ke arah Penelitian Deskripsi.

Yogyakarta: Avyrouz.

Nawawi, Hadari. 1998. Metode Penelitian Bidang Sosial. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Nyoman.S pendit. Pariwisata Sebuah Pengantar. PT. Pradnya paramita. Jakarta Siagian, matias. 2011. Metode Penelitian Sosial: Grasindo Monoratama

Singarimbun, Masri. 1989. Metode Penelitian Survey. LP3ES. Jakarta.

Sumarnonugroho.1987. Sistem Intervensi Kesejahteraan Sosial. PT. Hadinnita. Yogyakarta

Tumanggor. Rusmin, dkk. 2010, Ilmu Sosial Dasar dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana Predana Media Group.

Yoeti, Oka A. 1996. Pemasaran Pariwisata. Angkasa. Bandung.

Yoety, Oka A. 2006. Tours And Travel Marketing. PT. Pradnya Paramita. Jakarta. Sumber lainnya

(http://www.budpar.go.id/page.php?ic=521&id=1154).

koran sindo.2013.http://www.koran-sindo.com/node/321402

(2)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tipe penelitian

Tipe dari penelitian ini adalah deskriptif, yaitu suatu prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dan menggambarkan atau mendeskripsikan obyek dan fenomena yang diteliti (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Siagian, 2011:52).

Dengan menggunakan tipe penelitian deskriptif penulis ingin menggambarkan bagaimana kontribusi pariwisata air panas terhadap sosial ekonomi masyarakat di Kelurahan Situmeang Habinsaran Kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara.

3.2 Lokasi Penelitian

(3)

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian (Namawi 1998: 141). Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal atau bermukim di kelurahan Situmeang Habinsaran yang terdiri dari 202 kk.

3.3.2. Sampel

Jika populasi lebih dari 100 maka sampel dapat diambil antara 10-15% atau lebih (Arikunto, 2002:112). Jadi sampel dalam penelitian ini diambil 10% dari 202 adalah 20 kk. Yang menjadi kriteria dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah rumah tangga yang terlibat langsung dalam aktivitas pariwisata secara langsung, yaitu rumah tangga yang mempunyai usaha kolam pemandian dan usaha penjualan souvenir dan oleh-oleh yang berada di daerah wisata tersebut.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pegumpulan data yang digunakan adalah:

1. Studi kepustakaan, yaitu teknik pengumpulan data atau informasi yang menyangkut masalah yang akan diteliti dengan memepelajari dan menelaah buku, surat kabar, majalah dan tulisan lainnya yang relevansi dengan masalah yang diteliti.

(4)

a. Kuesioner merupakan sebuah instrumen yang digunakan untuk mengetahui pendapat atau persepsi seseorang terhadap suatu permasalahan atau fenomena tertentu yang terjadi disuatu wilayah. Instrumen yang digunakan merupakan beberapa pertanyaaan yang dapat mewakili pendapat mereka.

b. Wawancara merupakan cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Wawancara ini digunakan untuk mengetahui hal-hal dari narasumber secara lebih mendalam.

c. Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti. Observasi menjadi salah satu teknik pengumpulan data apabila sesuai dengan tujuan penelitian, direncakan dan dicatat secara sistematis serta dapat dikontrol keandalan dan kesahiannya. 3. 3.5 Teknik Analisis Data

(5)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1 Keadaan Geografis dan Batas-batas kelurahan Situmeang Habinsaran Kelurahan Situmeang Habinsaran merupakan salah satu daerah yang termasuk dalam wilayah kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara. Jarak kelurahan ini dari pusat pemerintahan adalah 2km/ jam dari pusat pemerintahan kecamatan Sipoholon, 6 km/ jam dari ibukota kabupaten Daerah Tingkat II Tapanuli Utara dan 275km/ jam dari ibukota provinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara. Kelurahan Situmeang Habinsaran berada di daerah dataran tinggi, ini terlihat dari ketinggian tempat yaitu 950 m diatas permukaan laut, curah hujannya rata-rata berkisar 2389 mm/ tahun dan suhu rata-rata adalah 220c dan jika malam tiba suhu rata-ratanya dapat berkisar 170c.

Kelurahan Situmeang Habinsaran Mempunyai luas 1656 ha, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

- Sebelah Utara berbatasan dengan desa Sipahutar - Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Hutauruk

(6)

4.2 Tata Guna Lahan

Pengunaan lahan di kelurahan Situmeang Habinsaran dapat dilihat melalui tabel sebagai berikut :

Tabel 4.1

Luas Wilayah Berdasarkan Penggunaan Tanah

No Jenis Penggunaan Lahan Luas (ha) Persentase (%) 1.

Persawahan dan Ladang Jalan

Sumber: Kantor Lurah Situmeang Habinsaran

Kelurahan Situmeang dengan luas 703 ha, digunakan oleh penduduk setempat untuk lahan pemukiman 27.5 ha (3,91), persawahan dan ladang 655.5 ha (93,2%), jalan 12 km (1,70), pekarangan 2.98 ha (0,42), dan objek wisata yang menjadi keunggulan dari daerah ini seluas 5 ha (0,71).

4.3. Deskripsi Demografi Kelurahan Situmeang Habinsaran 4.3.2.1 Penduduk Menurut Jenis Kelamin

(7)

Tabel 4.2

Penduduk Menurut Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi (Jiwa) Persentase (%) 1.

Sumber: Kantor Kelurahan Situmeang Habinsaran

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa distribusi penduduk menurut jenis kelamin laki-laki lebih banyak, yaitu 1289 jiwa (50.11%) sedangkan perempuan 1283 jiwa (49.88).

4.3.2.2. Penduduk Menurut Mata pencaharian Tabel 4.3

Penduduk Menurut Mata Pencaharian

No Mata Pencaharian Frekuensi(jiwa) Persentase (%) 1.

2. 3.

PNS/TNI/POLRI Tani

Wiraswasta (pelaku usaha wisata)

Sumber: Kantor Kelurahan Situmeang Habinsaran

(8)

4.3.2.3 Penduduk Menurut Suku dan Agama 4.3.2.3.1. Penduduk Menurut Suku

Semua penduduk yang terdaftar di kantor kelurahan Situmeang Habinsaran adalah suku Batak Toba dan jika ada terdapat beberapa suku lain yang tinggal di kelurahan tersebut sifatnya hanyalah sementara dan tidak bertujuan untuk berdomisili di kelurahan Situmeang Habinsaran.

4.3.2.3.2. Penduduk Menurut Agama

Penduduk berdasarkan agama yang dianut dapat dilihat dari tabel sebagai berikut :

Tabel 4.4

Penduduk Menurut Agama

No. Agama Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1. 2.

Kristen Protestan Kristen Khatolik

2505 67

97,39 2,60

Total 2572 100,00

Sumber: Kantor Lurah Situmeang Habinsaran

(9)

4.3.2.4 Penduduk Menurut Kelompok Usia Tabel 4.5

Menurut Kelompok Usia

No. Rentang Usia Jumlah (Jiwa) Persentase (%) 1. Sumber : Kantor Lurah Situmeang Habinsaran

Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa mayoritas penduduk berumur 19 tahun keatas yaitu sebanyak 1271 jiwa (49,41%), penduduk berumur 16-19 sebanyak 270 jiwa (10,49%), penduduk berumur 13-15 sebanyak 181 jiwa (7,03%), penduduk berumur 07-12 sebanyak 387 jiwa (15,04%), penduduk berumur 04-06 sebanyak 227 jiwa (8,82%), penduduk berumur 00-03 sebanyak 236 jiwa (9,17%).

(10)

4.2.3.5. Penduduk Menurut Kelompok Tenaga Kerja Tabel 4.6

Menurut Kelompok Tenaga Kerja

No. Rentang Usia Jumlah (Jiwa) Persentase (%) 1.

Sumber: Kantor Lurah Situmeang Habinsaran

(11)

4.4. Sarana dan Fasilitas Kelurahan

4.4.1. Sarana Pendidikan ( Gedung Sekolah )

Gedung sekolah sebagai sarana pendidikan yang ada di Kelurahan ini antara lain adalah:

Tabel 4. 7

Sarana Pendidikan Di Kelurahan Situmeang Habinsaran

No. Sarana Pendidikan Jumlah

1. 2. 3. 4. 5.

Taman kanak- kanak Sekolah Dasar

Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengah Atas Negeri Sekolah Menengah Kejuruan Swasta

1 buah

Sumber: Kantor Lurah Situmeang Habinsaran

(12)

4.4.2. Sarana Peribadatan

Sehubungan dengan mayoritas penduduk di daerah ini adalah penganut agama Kristen, baik itu Kristen Protestan ataupun Kristen Khatolik, maka sarana peribadatan yang ada di kelurahan ini adalah Gereja sebanyak 4 (empat) buah. 4.4.3. Sarana dan Prasarana Kesehatan

Sarana kesehatan di Kelurahan Situmeang Habinsaran adalah sebagai berikut :

Tabel 4.8

Sarana Kesehatan di Kelurahan Situmeang Habinsaran

No. Sarana Jumlah

1. 2. 3. 4.

Dokter Bidan Perawat

Dukun/ tukang urut tradisional

1 orang 3 orang 4 orang 3 orang

Total 11 orang

Sumber: Kantor Kelurahan Situmeang Habinsaran

(13)

Prasarana kesehatan yang ada di Kelurahan Situmeang Habinsaran adalah sebagai berikut :

Tabel 4.9

Prasarana Kesehatan di Kelurahan Situmeang Habinsaran

No. Prasarana Jumlah

1. 2.

Puskesmas Toko obat

1 unit 1 unit

Total 2 unit

Sumber: Kantor Lurah Situmeang Habinsaran

(14)

4.4.4. Sarana Olahraga

Sarana olahraga yang ada di Kelurahan Situmeang Habinsaran adalah sebagai berikut:

Tabel 4.10

Sarana Olahraga di Kelurahan Situmeang Habinsaran

No. Sarana Jumlah

1. 2.

Lapangan Bola Lapangan Volley

1 buah 5 buah

Total 6 buah

Sumber: Kantor Lurah Situmeang Habinsaran

Dari tabel 4.10 dapat dikatakan bahwa di Kelurahan Situmeang Habinsaran juga terdapat sarana olahraga seperti lapangan bola dan lapangan volley. Karena kadang-kadang sarana olahraga ini sangat diperlukan juga misalnya anak-anak sekolah yang mengadakan pertandingan olahraga antar sekolah dan lingkungan di kelurahan tersebut, atau antara warga kelurahan setempat yang mengadakan perlombaan pada saat hari-hari besar. Oleh karena itu, dibangunlah lapangan bola dan volley tersebut sebagai sarana olahraga di kelurahan tersebut.

4.4.5. Sarana Transportasi

(15)

kendaraan-kendaraan yang ingin bepergian ke medan, siantar, toba, tarutung, dan juga sibolga.

4.4.6. Sarana Penerangan dan Air bersih

Sarana penerangan satu-satunya di kelurahan Situmeang Habinsaran adalah menggunakan listrik yang didistribusikan oleh perusahaan listrik negara dan sumber air bersih di Kelurahan Situmeang Habinsaran adalah dari Air PAM yang didistribusikan oleh pemerintah daerah setempat. Untuk memenuhi kebutuhan Air minum masyarakat kelurahan setempat juga menggunakan air yang dibeli dari depot air minum yang berada di daerah tersebut.

4.4.7. Sarana Jasa

Sarana jasa yang ada di Kelurahan Situmeang Habinsaran adalah sebagai berikut :

Tabel 4.11

Sarana Jasa di Kelurahan Situmeang Habinsaran

No. Jasa Jumlah Koperasi Unit Desa Kantor Pos

Sumber: Kantor Lurah Situmeang Habinsaran

(16)
(17)

4.4.8. Struktur Organisasi Kelurahan Situmeang Habinsaran Gambar 4.1

Struktur Organisasi Kelurahan Situmeang Habinsaran

Lurah

G. Hutabarat

Sekertaris Lurah O. Simatupang

Kasi Pemrin L.R. Hutagalung

Kasi Pembang D. Purba

Kasi Umum D. Manalu

Ling I

t. Simanungkalit

Ling II

M.Aritonang

Ling III

B. Situmeang

Ling IV

Hutauruk

Ling V

t. Situmeang

Ling VI

M.H. Situmeang

Ling VII

(18)

4.4.9. Gambaran Objek Wisata Air Panas

Kelurahan Situmeang Habinsaran terkenal dengan adanya daerah tujuan wisata yaitu Air Panas Siria-ria. Pariwisata ini sudah ada ratusan tahun yang lalu semenjak zaman kolonial belanda dan sampai sekarang masih tetap eksis walaupun dengan keadaan yang tidak terlalu diperhatikan oleh pemerintah daerah setempat. Ada beberapa hal yang membuat daerah ini tetap ramai dikunjungi oleh wisatawan, air panas ini telah menjadi tempat persinggahan (stopover) para wisatawan yang mengadakan paket perjalanan wisata ke Medan, Parapat, Tarutung, Padang dan Sibolga.

Pemandian air panas Siria-ria memiliki lokasi yang sangat startegis yaitu berada di jalur lintas sumatera. Tidak heran kalau pada musim libur permandian air panas itu dipadati pengunjung dari pagi hingga pada malam harinya. Karena Pemandian Air panas ini mengandung unsur belerang yang mengalir dari perut bumi dan di alirkan dengan sistem yang sedemikian rupa, ke arah tempat-tempat penampungan rumah-rumah kedai yang kemudian di komersilkan bagi siapa saja yang ingin mandi air panas tersebut.

Sumber mata airnya sungguh indah. Ada gua kecil didekat sumber mata air utama. Di dalam gua ini kita bisa lihat stalaktit yang masih aktif dan air panas yang mengalir di dasarnya. Selain sebagai tempat wisata, lokasi ini juga merupakan tambang belerang. Masyarakat sekitar Sipoholon mengumpulkan belerang untuk dijual.

(19)

Banyak terdapat Sumber Air panas di Kabupaten Tapanuli Utara antara lain adalah Air panas Hutabarat, Parbubu, Ugan, Sait Ni Huta, dan Air Soda yang berada di Kecamatan Tarutung, Air panas juga ada di Kecamatan Pahae julu, dan juga di Kecamatan Siatas Barita yaitu tepatnya di desa Sitompul. Semua sumber Air Panas tersebut adalah sebuah rangkaian yang terbentik dari Dolok (Gunung) Martimbang.

Terkhusus untuk Air panas Siria-ria, Air panas ini yang paling terkenal dan mudah dijangkau oleh para wisatawan karena lokasinya yang sangat strategis yaitu tepat pada jalur lintas sumatera dan tepat berada dipinggir jalan. Terlebih lagi karena biasanya wisatawan yang bepergian kedaerah wisata Danau Toba pasti akan melanjutkan perjalannya kedaerah wisata lain seperti Air panas Siria-ria, Air Soda dan Salib Kasih, ini menjadikan objek wisata ini menjadi bagian dari paket wisata yang akan dikunjungi oleh para wisatawan lokal yang berasal dari luar kota karena jarak dari satu objek wisata ke objek wisata lainnya tidak memerlukan waktu yang lama dan didukung oleh alat tranportasi yang mudah diakses.

(20)

BAB V

ANALISIS DATA

Dalam bab ini penulis akan menyajikan data yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan sesuai dengan metode yang digunakan, terutama melalui hasil penyebaran angket. Adapun hasil penelitian yang diperoleh beserta pembahasannya meliputi:

1. Karakteristik umum responden 2. Kegiatan ekonomi sektor pariwisata 3. Sosial ekonomi masyarakat

5.1. Karakterristik Umum Responden

Dalam rangka memperoleh deskripsi tentang sampel penelitian, berikut ini diuraikan karakteristik umum. Karakteristik umum meliputi :

5.1.1. Usia

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Usia

No. Usia (Tahun) Frekuensi Persentasi (%)

Sumber: Hasil angket 2014

(21)

responden berada pada usia antara 41-50 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh responden tergolong kedalam usia produktif kerja yang artinya mereka masih memiliki kemampuan dan semangat kerja yang tinggi dalam usaha mengembangkan usaha yang mereka jalani.

5.1.2. Jenis kelamin

Tabel 5.2

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%) 1.

2.

Laki-laki Perempuan

16 4

80 20

Total 20 100

Sumber: Hasil angket 2014

Berdasarakan data yang disajikan pada tabel 5.2 dapat diketahui bahwa mayoritas responden yang berjumlah 16 (80%) adalah berjenis kelamin laki-laki. Hal ini dikarenakan laki-laki mempunyai tanggung jawab yang besar untuk dapat mencari nafkah agar mampu memenuhi kebutuhan keluarga mereka. Sebanyak 4 (20%) responden berjenis kelamin perempuan, hal ini dikarenakan perempuan ingin ikut berpartisipasi dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.

5.1.3. Suku Bangsa

(22)

5.1.4. Agama

Tabel 5.3

Distribusi Responden Berdasarkan Agama

No. Agama Frekuensi Persentase

1. 2.

Kristen Protestan Kristen Katolik

17 3

85 15

Total 20 100

Sumber : Hasil angket 2014

(23)

5.1.5. Pekerjaan

Tabel 5.4

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan di Bidang Wisata No. Jenis Pekerjaan Frekuensi Persentase (%) 1.

Pemandian Kolam Air Panas Usaha Rumah Makan

Hotel/ Penginapan Usaha Kelontong Toko Obat

Oleh-oleh/ Kacang Sihobuk

9

Sumber : Hasil angket 2014

(24)

5.1.6. Pendidikan terakhir Responden

Tabel berikut adalah data mengenai karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan terakhir yang pernah ditempuh, yaitu :

Tabel 5.5

Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir No. Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

1.

Sumber : Hasil angket 2014

(25)

5.2. Kegiatan Ekonomi Sektor Pariwisata

1. berdasarkan lamanya berusaha dibidang kebutuhan wisata Tabel 5.6

Distribusi Responden Berdasarkan Lamanya Berusaha di Bidang Kebutuhan Wisata di Kelurahan Situmeang Habinsaran

No. Lamanya Usaha Frekuensi Persentase (%) 1.

Sumber : Hasil angket 2014

(26)

tetap dapat membuka usaha tersebut dan dapat menjadi pemasukan yang menetap bagi perekonomian rumah tangga mereka.

2. Lamanya bekerja dalam sehari

Tabel 5.7

Distribusi Responden Berdasarkan Lamanya Bekerja dalam Sehari di Bidang Wisata

No. Lamanya Bekerja Frekuensi Persentase (%) 1.

Sumber : Hasil angket 2014

Berdasarkan data yang disajikan tabel 5.7 dapat diketahui bahwa responden yang bekerja kurang dari 10 jam sebanyak 5 orang (25%). Hal ini dikarenakan responden bekerja membuka usaha rumah makan. Sebanyak 12 (60%) responden bekerja selama 12-20 jam. Hal ini dikarenakan responden bekerja membuka usaha kolam pemandian air panas dan sebanyak 3 (15%) bekerja selama 24 jam, hal ini dikarenakan responden bekerja membuka usaha penginapan dan juga kolam pemandian. Melalui data tersebut dapat disimpulkan bahwa lamanya responden bekerja dalam sehari-hari berbeda-beda, hal ini tergantung pada jenis pekerjaan yang digeluti juga berbeda-beda dan akan berpengaruh juga pada tingkat pendapatan yang mereka hasilkan.

(27)

jam, ini saya lakukan karena saya membuka usaha penginapan/ hotel. Hal ini

saya lakukan karena saya ingin bisa memenuhi sosial ekonomi keluarga saya.

3. Perlu tidaknya keterampilan tertentu dalam suatu pekerjaan Tabel 5.8

Distribusi Responden Berdasarkan Perlu Tidaknya Keterampilan Tertentu dalam Suatu Pekerjaan di Bidang Wisata

No. Tanggapan Responden Frekuensi Persentase (%) 1.

Sumber : Hasil angket 2014

(28)

Seperti dalam melaksanakan pekerjaanya disektor pariwisata dan ekonomi contohnya mengayak kacang sihobuk dan juga memasak arsik-arsik yang akan dijual kepada para wisatawan, terlebih untuk para responden yang bekerja mengayak kacang sihobuk harus benar-benar terlatih sebab selain karena cara kerja yang susah dan memakan waktu, kacang sihobuk juga biasanya dijadikan sebagai oleh-oleh yang akan dibawa para wisatawan pulang ke tempat asalnya. 4.Posisi kedudukan usaha yang dijalani

Tabel 5.9

Distribusi Responden Berdasarkan Posisi Kedudukan Berusaha di Bidang Wisata dalam Komposisi Pendapatan Rumah tangga

No. Posisi Pekerjaan Frekuensi Persentase (%) 1.

Sumber : Hasil angket 2014

(29)

dapat memenuhi kebutuhan. Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa usaha dibidang pariwisata dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan/ penghasilan yang berarti dan sumber yang utama dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Karena dari pekerjaannya tersebut, mereka sudah cukup mampu dalam hal pemenuhan kebutuhan rumah tangganya masing-masing dan untuk keperluan lainnya sebagian besar sudah dapat mereka penuhi.

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan salah satu responden yang bernama Jefri Hutauruk: Pekerjaan dibidang wisata ini merupakan pekerjaan utama saya, karena susah kali dek mencari pekerjaan lain.

Salah satu yang saya rasa mudah untuk dikerjakan dan menghasilkan pendapatan

yang lumayan adalah ya dibidang wisata ini lah dek, makanya ini menjadi

pekerjaan utama saya dek.

5. Keterlibatan dalam melakukan usaha wisata Tabel 5.10

Distribusi Responden Berdasarkan Keterlibatan dalam Melakukan Usaha Wisata

No. Pihak yang terlibat Frekuensi Persentase (%) 1. Suami dan istri

Lain-lain

(30)

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.10 dapat diketahui bahwa sebanyak 9 (45%) responden menyatakan bahwa yang terlibat dalam usaha wisata adalah suami, istri, anak, dan karyawan. Hal ini dikarenakan usaha yang responden buka adalah tempat penginapan dan kolam pemandian air panas. Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan salah satu responden yang bernama Ombun Simanjuntak: usaha saya dek adalah membuka hotel, tempat pemandian air panas dan restoran , jadi itu sebabnya dek saya

memerlukan beberapa tenaga pekerja untuk membantu memudahkan usaha yang

saya jalani ini.

Sebanyak 8 (40%) responden menyatakan bahwa yang terlibat dalam melakukan usaha dibidang wisata adalah suami dan istri. Hal ini dikarenakan usaha yang dijalani responden adalah membuka usaha pembuatan dan penjualan kacang sihobuk dan juga usaha pemandian air panas yang tidak cukup besar, jadi hanya memerlukan dua tenaga kerja yaitu suami dan istri. Sebanyak 2 (10%) responden menyatakan bahwa yang terlibat dalam usaha dibidang wisata adalah hanya istri. Hal ini dikarenakan usaha yang dijalani adalah membuka usaha warung tempat makan. 1 (5%) responden menyatakan bahwa yang terlibat dalam melakukan usaha dibidang wisata adalah hanya suami. Alasannya karena usaha yang dilakukan adalah hanya menjual kacang sihobuk.

(31)

6.Berdasarkan waktu ramainya pengunjung 5.11

Distribusi Responden Berdasarkan Waktu Ramainya Pengunjung

No. Waktu Frekuensi Persentase (%)

1. 2.

Hari-hari biasa Hari libur

5 15

25 75

Total 20 100

Sumber : Hasil angket 2014

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.11 dapat diketahui bahwa mayoritas responden yang berjumlah 15 (75%) menyatakan waktu ramainya pengunjung adalah dihari libur. Hal ini dikarenakan banyaknya masyarakat yang meluangkan waktunya untuk berkumpul bersama keluarga atau teman-teman lainnya dengan pergi berlibur ketempat wisata khususnya tempat wisata pemandian air panas. Sebanyak 5 (25%) responden menyatakan bahwa waktu ramainya pengunjung adalah dihari biasa. Hal ini dikarenakan pengunjung yang datang ke pemandian air panas ini adalah masyarakat yang ada disekitaran lokasi pemandian wisata.

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan salah satu responden yang bernama Lister Situmeang menyatakan : di lokasi pemandian air panas ini waktu yang paling ramai itu hanya dihari libur saja dek, kalau di hari

biasa tetap ada tetapi hanya sedikit dan itupun hanya masyarakat sekitar

pemandian saja.

(32)

7.Berdasarkan yang menjadi pengunjung utama objek wisata Tabel 5.12

Distribusi Responden Berdasarkan yang Menjadi Pengunjung utama Daerah Objek Wisata Air Panas

No. Pengunjung Frekuensi Persentase (%)

1. 2. 3.

Wisatawan setempat Wisatawan luar (lokal) Lain-lain

Sumber : Hasil angket 2014

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.12 mengenai yang menjadi pengunjung utama objek wisata, dapat diketahui mayoritas responden yang berjumlah 13 (65%) menyatakan bahwa wisatawan dari luar kota yang paling banyak berkunjung ke lokasi pemandian air panas ini. Hal ini dikarenakan jarak tempuh yang tidak terlalu jauh dan sarana transportasi yang memadai yang membuat banyak masyarakat mengunjungi lokasi pemandian air panas tersebut. sebanyak 5 (25%) menyatakan bahwa yang menjadi pengunjung utama objek wisata adalah masyarakat setempat. Hal ini dikarenakan lokasi tempat pemandian air panas yang dekat dengan pemukiman warga yang membuat masyarakat sekitar sering berkunjung. Sebanyak 2 (10%) menyatakan bahwa yang menjadi pengunjung utama adalah masyarakat sekitar, wisatawan lokal dan mancanegara.

(33)

seperti siantar, pekanbaru,medan dan sibolga, mereka dek biasanya datang pada

saat hari libur, mereka berkunjung bersama keluarga mereka. Contohnya dek

dari medan sebelum mereka ke pemandian ini mereka pergi dulu ketempat wisata

lain yang ada disekitaran daerah ini, terus malamnya menginap di hotel dekat

pemandian air panas sambil mandi air panas.

8.Berdasarkan adanya pengaruh objek wisata terhadap peningkatan pekerjaan

Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan dilapangan dapat diketahui bahwa keseluruhan responden yang berjumlah 20 (100%) menyatakan bahwa objek wisata berpengaruh terhadap peningkatan pekerjaan. Berdasarkan pengamatan dapat diketahui bahwa dengan adanya berbagai macam aktivitas wisata yang sejalan dengan aktivitas ekonomi di daerah tujuan wisata Situmeang Habinsaran, maka timbullah berbagai jenis usaha yang dapat dijalani masyarakat dengan tujuan memenuhi dan menambah pendapatan bagi perekonomian rumah tangga mereka. Maka dengan adanya usaha yang saling menguntungkan antara wisatawan/ pengunjung dan masyarakat yang mempunyai usaha di tempat tersebut, sehingga dapat memberikan kontribusi bagi sosial ekonomi rumah tangga masyarakat tersebut.

9.Berdasarkan dapat tidaknya usaha dibidang wisata mengurangi jumlah pengangguran

(34)

dikarenakan semakin banyaknya jumlah pengunjung yang datang kepemandian air panas dan keterbatasan tenaga dan waktu yang dimiliki pemilik usaha yang membuat pemilik usaha mencari tenaga kerja yang dapat membantu meringankan pekerjaan yang dilakukan pemilik kerja.

5.3. Sosial Ekonomi

1. Jumlah tenaga kerja yang diserap

Tabel 5.13

Distribusi responden berdasarkan jumlah tenaga kerja yang diserap dari berusaha di bidang wisata

No Jumlah Pekerja Frekuensi Persentase (%) 1.

Setiap membuka usaha pasti membutuhkan tenaga kerja untuk mengelola usaha tersebut. begitu juga usaha yang terdapat di Objek wisata pemandia Air panas Situmeang Habinsaran ini juga membutuhkan beberapa tenaga kerja untuk dipekerjakan seperti usaha penginapan, kolam berenang, dan juga usaha pembuatan kacang Sihobuk, namun tidak banyak diperlukan karena kebanyakan usaha yang dijalani merupakan usaha rumah tangga seperti usaha rumah makan, dan beberapa pemandian kolam pemandian yang kecil.

(35)

menyatakan bahwa jumlah tenaga kerja yang diserap adalah 1-5 orang. Hal ini dikarenakan usaha yang mereka jalani cukup besar seperti usaha pemandian kolam air panas dan rumah makan sehingga membutuhan tenaga kerja karena dengan sendiri tidak bisa menjalan usaha dengan maksimal. 1 (5%) responden menyatakan bahwa jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan lebih dari 5. Hal ini dikarenakan usaha yang dijalani besar seperti usaha penginapan dan restoran. Sebanyak 9 (45%) menyatakan bahwa responden tidak membutuhkan tenaga kerja. Hal ini dikarenakan usaha yang mereka jalani adalah berjualan kacang sihobuk dan usaha kelontong.

2. Jumlah penghasilan (omset) setiap hari Tabel 5.14

Distribusi Responden Berdasarkan Penghasilan (Omset) Setiap Hari

No. Jumlah Frekuensi Persentase(%)

1.

Sumber : Hasil angket 2014

(36)

Sebanyak 7 (35%) menyatakan bahwa penghasilan atau omset yang didapat responden kurang dari 1 juta hal ini dikarenakan jenis pekerjaan dan lama waktu yang dijalani responden yang membuat penghasilan responden kecil. Dan sebanyak 2 (10%) menyatakan bahwa penghasilan (omset) yang didapat responden dalam sehari adalah diatas 2 juta. Hal ini dikarenakan usaha yang dibuka responden cukup besar seperti tempat penginapan.

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan salah satu responden yang bernama Ny.Dameris Aritonang menyatakan : penghasilan saya nak kurang dari 1 juta per harinya, karena usaha yang ibu lakukan hanya

membuka pemandian air panas yang kecil dan hanya berbentuk kamar-kamar

saja. Itupun nak yang berkunjung kepemandian tersebut hanya minum saja dan

juga usaha ini satu-satunya saya lakukan nak.

Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa besarnya omset yang diperoleh tergantung dari besar kecil usaha yang dijalani dan juga tergantung pada lama waktu membuka usahanya, artinya jika usaha yang dijalani kecil seperti berjualan dengan hanya rentang beberapa jam maka hal tersebut dapat mempengaruhi jumlah omset yang diperoleh oleh pembuka usaha pun juga hanya sedikit, begitu juga sebaliknya. Serta dipengaruhi juga oleh jumlah pengunjung yang datang, artinya jikalau pengunjung tidak ramai datang, omset akan kecil tetapi jika pengunjung ramai biasanya omset juga akan banyak diperoleh.

(37)

3.Berdasarkan jumlah penghasilan bersih yang didapat setiap minggu Tabel 5.15

Distribusi Responden Berdasarkan Penghasilan (laba bersih) Setiap minggu

No. Jumlah Frekuensi Persentase (%)

1. 2.

1-2 juta >2 juta

4 16

20 80

Total 20 100

Sumber : Hasil angket 2014

(38)

4. Berdasarkan ada tidaknya pengeluaran selain memenuhi kebutuhan rumah tangga

Tabel 5.16

Distribusi Responden Berdasarkan Ada Tidaknya Pengeluaran Selain Memenuhi Kebutuhan Rumah Tangga

No. Tanggapan responden Rekuensi Persentase (%) 1.

2. Ya Tidak

16 4

80 20

Total 20 100

Sumber : Hasil angket 2014

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.16 mengenai ada tidaknya pengeluaran selain memenuhi kebutuhan rumah tangga, dapat diketahui bahwa mayoritas responden yang berjumlah 16 (80%) menyatakan bahwa ada pengeluaran selain memenuhi kebutuhan sosial ekonomi. Pengeluaran tersebut seperti membayar gaji karyawan dan juga membayar cicilan kredit kendaraan. Sebanyak 4 (20%) responden menyatakan bahwa tidak ada pengeluaran selain memenuhi kebutuhan rumah tangga.

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan salah satu responden yang bernama Ombun Simanjuntak menyatakan : saya memiliki banyak pengeluaran selain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.

Pengeluaran itu seperti membayar gaji karyawan yang saya pekerjakan dan juga

membayar cicilan hutang di bank yang pernah saya pinjam untuk membangun

(39)

5. Berdasarkan membantu tidaknya usaha dibidang wisata dalam pemenuhan kebutuhan rumah tangga

Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan di lapangan mengenai membantu tidaknya usaha dibidang wisata dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari-hari, dapat diketahui keseluruhan responden yang berjumlah 20 (100%) menyatakan bahwa usaha dibidang wisata dapat membantu kebutuhan rumah tangga. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa usaha yang bergerak dalam aktivitas wisata tersebut ternyata memberikan kontribusi dalam membantu penghasilan/ pendapatan rumah tangga bagi masyarakat yang memiliki usaha di daerah objek wisata Pemandian Air panas Situmeang Habinsaran tersebut. Hal ini dapat terlihat dari jumlah penghasilan yang mereka dapat setiap bulannya yang lebih dari pada cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, bahkan mereka dapat menabung dan mempunyai beberapa barang yang termasuk kedalam kategori mewah.

6.Berdasarkan butuh tidaknya sumber penghasilan lain dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari

Tabel 5.17

Distribusi Responden Berdasarkan Butuh Tidaknya Sumber Penghasilan Lain Dalam Memenuhi Kebutuhan Sehari-hari

No. Tanggapan responden Frekuensi Persentase (%) 1.

(40)

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.17 mengenai butuh tidaknya sumber penghasilan lain dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, dapat diketahui bahwa mayoritas responden yang berjumlah 16 (80%) menyatakan tidak membutuhkan sumber penghasilan lain dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hal ini dikarenakan usaha yang responden jalani telah mampu mendapat penghasilan yang besar sehingga tidak memerlukan penghasilan lain. Sebanyak 4 (20%) responden menyatakan bahwa memerlukan sumber penghasilan lain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hal ini dikarenakan jumlah penghasilan yang responden dapatkan hanya mampu untuk memenuhi kebutuhan sehari dan kurang untuk menambah modal dalam menjalani usaha.

7. Berdasarkan jumlah tanggungan

Tabel 5.18

Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan

No. Jumlah Tanggungan Frekuensi Persentase (%) 1.

Sumber : Hasil angket 2014

(41)

(15%) responden menyatakan mempunyai 1 orang tanggungan. Tanggungan yang responden harus penuhi adalah biaya sekolah, khususnya anak yang sekolah diluar kota, dan juga tanggungan pegawai yang tinggal serumah dengan responden. Sebanyak 2 (10%) responden tidak memiliki tanggungan yang harus dipenuhi. 7.Berdasarkan Jumlah anak yang bersanggung

Tabel 5.19

Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anak Yang Masih Sekolah No. Jumla Anak Sekolah Frekuensi Persentase (%)

Sumber : Hasil angket 2014

(42)

mereka belum begitu besar karena anak mereka kebanyakan bersekolah di sekolah negeri dan juga banyak dari anak-anak mereka yang berhenti dijenjang SMA karena lebih tertarik untuk membantu dan melanjutkan usaha orang tua. 8.Berdasarkan ada tidaknya anak yang bersekolah di swasta

Tabel 5.20

Distribusi Responden Berdasarkan Ada Tidaknya Anak Yang Bersekolah Di Swasta

No. Tanggapan responden Frekuensi Persentase (%) 1.

2.

Ada Tidak

6 14

30 70

Total 20 100

Sumber : Hasil angket 2014

(43)

9.Berdasarkan status kepemilikan rumah yang ditempati saat ini Tabel 5.21

Distribusi Responden Berdasarkan Status Kepemilikan Rumah Yang Di Tempati Saat Ini

No. Status kepemilikan Frekuensi Persentase (%) 1.

Sumber : Hasil angket 2014

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.21 mengenai status kepemilikan rumah yang ditempati saat ini, dapat diketahui bahwa mayoritas responden yang berjumlah 15 (75%) menyatakan bahwa kepemilikan rumah yang ditempati adalah milik sendiri. Hal ini dikarenakan rumah yang mereka tempati berasal dari pemberian orang tua mereka. Sebanyak 4 (20%) menyatakan bahwa status kepemilikan rumah yang ditempati saat ini adalah menyewa. Hal ini dikarenakan responden berasal dari luar daerah yang tinggal disekitar pemandian tersebut untuk melakukan usaha. 1 (5%) menyatakan bahwa status kepemilikan rumah yang mereka tempati saat ini adalah lain-lain, lain-lain yang dimaksud adalah bahwa yang rumah yang ditempati statusnya berbagi hak milik dengan saudara yang lain.

(44)

10. Berdasarkan jenis bangunan rumah yang ditempati saat ini Tabel 5.22

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Bagunan Rumah Yang Ditempati Saat Ini

No. Jenis bangunan Ferekuensi Persentase (%) 1.

2.

Permanen Semi permanen

9 11

45 55

Total 20 100

Sumber : Hasil angket 2014

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.22 mengenai jenis bangunan rumah yang ditempati saat ini, dapat diketahui bahwa mayoritas responden yang berjumlah 11 (55%) menyatakan bahwa jenis bangunan rumah yang ditempati saat ini adalah semi permanen, yaitu campuran antara beton dan kayu. Sebanyak 9 (45%) responden menyatakan bahwa jenis bangunan rumah yang ditempati saat ini adalah permanen, yaitu terbuat dari beton.

(45)

11.Berdasarkan jumlah kamar yang terdapat di rumah Tabel 5.23

Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Kamar Yang Terdapat Di Rumah

Sumber : Hasil angket 2014

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.23 mengenai jumlah kamar yang terdapat di rumah, dapat diketahui bahwa mayoritas responden yang berjumlah 12 (60%) menyatakan bahwa jumlah kamar yang terdapat di rumah adalah lebih dari 2 buah, hal ini dikarenakan rumah yang mereka tempati cukup besar sehingga memiliki lebih dari dua buah kamar tidur. Sebanyak 7 (35%) responden menyatakan bahwajumlah kamar yang terdapat dirumahnya adalah 2 buah kamar dan 1 (5%) responden menyatakan bahwa jumlah kamar yang terdapat di rumah adalah 1 buah. Hal ini dikarenakan rumah yang dimiliki responden tidak terlalu besar.

12. Berdasarkan sumber air bersih yang diperoleh

(46)

disimpulkan bahwa sumber air yang mereka peroleh juga sudah memadai dan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Ini terlihat dari cara masyarakat setempat memperoleh air bersih, mereka tidak lagi menggunakan sumur bor ataupun sungai.

13.Berdasarkan sumber penerangan yang digunakan

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan di lapangan mengenai sumber penerangan yang digunakan dapat diketahui bahwa semua responden sudah memperoleh sumber penerangan di rumah mereka masing-masing. Hal ini dapat terlihat bahwa ada 20 orang (100%) responden menyatakan alat penerangan yang mereka pakai adalah listrik. Kelurahan Situmeang Habinsaran sudah lama dimasukkan alat penerangan yaitu listrik sebagai salah satu fasilitas yang diberikan oleh pemerintah untuk masyarakat kelurahan tersebut. Jadi secara umum masyarakat kelurahan Situmeang Habinsaran sudah memiliki alat penerangan yang memadai yaitu listrik sehingga mereka juga dapat mempergunakan alat-alat rumah tangga yang memakai tenaga listrik. Bahkan ada beberapa rumah tangga yang memakai genset jika listrik padam agar usaha mereka tidak terhambat dan roda ekonomi rumah tangga mereka dapat terus berjalan.

(47)

14.Berdasarkan alat kendaraan yang dimiliki Tabel 5.24

Distribusi Responden Berdasarkan Alat Kendaraan Yang Dimiliki No. Alat kendaraan Frekuensi Persentase (%)

1. 2.

Roda 2 Roda 4

8 12

40 60

Total 20 100

Sumber : Hasil angket 2014

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.24 mengenai alat kendaraan yang dimiliki, dapat diketahui mayoritas responden yang berjumlah 12 (60%) menyatakan bahwa alat kendaraan yang dimiliki responden adalah roda 4. Hal ini dikarenakan penghasilan yang responden dapatkan sudah cukup besar sehingga mampu membeli kendaraan roda 4. Sebanyak 8 (40%) responden menyatakan bahwa jenis alat kendaraan yang dimiliki adalah roda 2.

(48)

membuat para masyarakat lebih ringan untuk membayarkan tagihan setiap bulannya.

15.Berdasarkan keadaan kesehatan

Tabel 5.25

Distribusi Responden Berdasarkan Keadaan Kesehatan

No. Tanggapan Responden Frekuensi Persentase (%) 1.

2.

Baik

Kurang baik

18 2

90 10

Total 20 100

Sumber : Hasil angket 2014

(49)

16. Berdasarkan sarana yang digunakan untuk berobat jika sakit Tabel 5.26

Distribusi Responden Berdasarkan Sarana Yang Digunakan Untuk Berobat Jika Sakit

No. Sarana kesehatan Frekuensi Persentase (%) 1.

Sumber : Hasil angket 2014

(50)

17.Berdasarkan biaya yang digunakan untuk berobat Tabel 5.27

Distribusi Responden Berdasarkan Biaya Yang Digunakan Untuk Berobat No. Sumber Biaya Frekuensi Persentase (%)

1. 2.

Biaya Sendiri

Memakai Kartu (Asuransi)

18 2

90 10

Total 20 100

Sumber : Hasil angket 2014

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.27 mengenai biaya yang digunakan untuk berobat, dapat diketahui bahwa mayoritas responden yang berjumlah 18 (90%) menyatakan bahwa biaya yang digunakan untuk berobat adalah biaya sendiri. Hal ini dikarenakan penghasilan yang responden miliki setiap bulannya besar sehingga tidak masalah harus membayar sendiri biaya rumah sakit jika memeiliki keluarga yang sakit. Sebanyak 2 (10%) responden menyatakan bahwa biaya yang digunkan untuk berobat adalah memakai kartu asuransi. Hal ini dikarenakan responden sudah memiliki rencana yang matang untuk kehidupan yang lebih baik.

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan salah satu responden yang bernama Ombun Simanjuntak mengatakan bahwa: kalau saya dek, jika mempunyai keluarga yang sakit saya menggunakan kartu asuransi yaitu

asuransi prudential, karena saya sudah memiliki rencana yang matang dan juga

karena kemudahan yang diberikan pihak asuransi yang membuat saya memilih

(51)

18. Berdasarkan dapat tidaknya menabung dari penghasilan tiap bulan Tabel 5.28

Distribusi Responden Berdasarkan Dapat Tidaknya Menabung Dari Penghasilan Tiap Bulan

No. Tanggapan Responden Frekuensi Persentase (%) 1.

Sumber : Hasil angket 2014

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.28 mengenai dapat tidaknya menabung dari penghasilan tiap bulan, dapat diketahui bahwa hampir keseluruhan responden yang berjumlah 19 (95%) menyatakan bahwa responden dapat menabung dari penghasilan tiap bulannya. Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan salah satu responden Sardian Situmeang mengatakan bahwa: saya nak, harus nabung tiap bulannya dari penghasilan yang saya dapatkan. Dari menabung ini saya mengharapkan bisa memenuhi kebutuhan

keluarga yang tidak terduga.

1 (5%) responden menyatakan bahwa tidak memiliki tabungan. Hal ini disebabkan responden masih ingin menambah modal untuk memperbesar usaha. 19. Berdasarkan dapat tidaknya objek wisata memberikan keuntungan bagi masyarakat setempat

(52)
(53)

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka pada bab ini sebagai bab penutup, penulis merumuskan beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Daerah wisata Air Panas Siria-ria dapat memberikan peluang usaha bagi masyarakat Kelurahan Situmeang Habinsaran. adapun usaha yang dikembangkan oleh masyarakat daerah wisata Air Panas Siria-ria sebagian besar adalah usaha penginapan, kolam pemandian, usaha rumah makan dan minum,usaha kelontong dan oleh-oleh Kacang Sihobuk.

(54)

Maka dengan pendapatan yang mereka miliki sudah mampu untuk menyekolahkan anak-anak mereka.

3. Pendidikan formal masyarakat dapat dilihat paling banyak sampai jenjang sekolah menengah atas dan hanya beberapa yang bersekolah sampai kejenjang perguruan tinggi, ini membuat sumber daya manusia yang ada sedidkit namun dengan adanya pendidikan informal dan keterampilan yang didapat dari pengalaman dari aktivitas wisatawan menambah pengetahuan masyarakat secara umum.

(55)

6.2 saran

Berdasarkan kesimpulan, maka penulis memberikan beberapa saran yaitu : 1. Masyarakat sekitar objek wisata Air Panas Siria-ria sebaiknya

menambah jenis usaha yang lain aatau yang memang belum ada di daerah objek wisata tersebut. karena sektor pariwisata yang komplek sekali ini banyak mempunyai kesempatan dalam mengembangkan usaha, asal saja usaha tersebut benar-benar menarik dan dapat dijual di sektor pariwisata.

2. Masyarakat sekitar objek wisata Air panas Siria-ria sebaiknya harus dapat meningkatkan kualitas, baik itu sumber daya manusia untuk lebih siap bersaing ke depannya dalam usaha dengan pengetahuan yang ada, dengan demikian agar mereka tidak tersingkir dalam pengembangan usaha disektor pariwisata, sehingga pola perekonomian mereka meningkat dan masyarakat kelurahan Situmeang Habinsaran tidak akan tergusur oleh para pengusaha-pengusaha yang datang untuk mengembangkan usahanya.

(56)

4. Dengan keinginan masyarakat yang mau menyisihkan dari pendapatan yang ada dalam hal menabung terus ditingkatkan bahkan bisa dikelola dana yang ada secara bijaksana dengan begitu usaha akan tetap berjalan dengan modal yang ada dan kebutuhan akan rumah tangga tetap terpenuhi, khususnya dalam hal sandang, pangan, dan papan. Demikianlah saran dari peneliti, kiranya dapat memberi manfaat guna lebih dapat membina dan mempertahankan eksistensi Air Panas Siria-ria sebagai daerah tujuan wisata.

(57)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kontribusi

Kontribusi berasal dari bahasa inggris yaitu contribute, contribution,

maknanya adalah keikutsertaan, keterlibatan, melibatkan diri maupun sumbangan. Berarti dalam hal ini kontribusi dapat berupa materi atau tindakan. Hal yang bersifat materi misalnya seorang individu memberikan pinjaman terhadap pihak lain demi kebaikan bersama

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) defenisi dari kontribusi adalah sumbangan, pemberian sebagai bantuan. Sumbangan adalah sebuah pemberian yang umumnya bersifat riil baik oleh perorangan maupun badan hukum. Pemberian ini mempunyai sifat sukarela dengan tanpa adanya imbalan bersifat keuntungan. Pemberian donasi dapat berupa makanan, barang, pakaian, mainan ataupun kendaraan, akan tetapi tidak selalu demikian. Pada peristiwa darurat bencana alam atau dalam keadaan tertentu lain donasi dapat berupa bantuan kemanusiaan maupun dalam bentuk pembangunan. Dalam hal perawatan medis donasi dapat pemberian transfusi darah dan pemberian organ.

(58)

dalam berbagai bidang yaitu pemikiran, kepemimpinan, profesionalisme, finansial, dan lainnya.

Dari rumusan pengertian kontribusi yang dikemukakan di atas maka dapat diartikan bahwa kontribusi adalah suatu keterlibatan yang dilakukan oleh seseorang yang kemudian memposisikan dirinya terhadap peran dalam keluarga sehingga memberikan dampak yang kemudian dinilai dari aspek sosial dan aspek ekonomi.

2.2 Pariwisata 2.2.1 Defenisi

Pariwisata berasal dari dua suku kata bahasa Sansekerta, ‘pari’ yang berarti banyak atau berkali-kali dan ‘wisata’ yang berarti perjalanan atau bepergian. Jadi, pari-wisata diartikan sebagai suatu perjalanan yang dilakukan berkali-kali. Menurut Richard Sihite dalam Marpaung dan Bahar (2000:46-47) menjelaskan definisi pariwisata sebagai berikut : Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan orang untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain meninggalkan tempatnya semula, dengan suatu perencanaan dan dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati kegiatan pertamsyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.

(59)

bertujuan untuk menikmati objek dan daya tarik wisata

Pengertian pariwisata dalam arti modern adalah merupakan gejala zaman sekarang yang didasarkan atas kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa, penilaian yang sadar dan menumbuh terhadap keindahan alam, kesenangan dan kenikmatan alam semesta, dan pada khususnya disebabkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan kelas dalam masyarakat sebagai hasil perkembangan perniagaan, industri dan perdagangan serta penyempurnaan alat- alat pengangkutan ( Nyoman 2003 : 34)

(60)

2.2.2 Unsur- Unsur Pokok Pariwisata

Seperti halnya dalam industri – industri lainnya, industri pariwisata juga harus ditegaskan di atas landasan prinsip-prinsip dasar yang nyata. Prinsip-prinsip dasar ini banyak tergantung di atas sepuluh landasan pokok yang kita namakan : Dasa Unsur atau Dasa Sila, yang pelaksanaannya membutuhkan kebijakan yang tepat terpadu dan konsisten, tenaga–tenaga terampil yang kompeten dan penuh tanggung jawab serta berkejujuran,organisasi profesional yang dijauhkan dari segala bentuk birokrasi, serta kontrol masyarakat secara luas.

Adapun yang dimaksud Dasa Unsur atau Dasa Sila adalah sebagai berikut : a. Politik Pemerintah

Yang dimaksud dengan Politik Pemerintah dalam hubungannya dengan Industri Pariwisata adalah tidak lain sikap pemerintah tersebut terhadap kunjungan wisatawannya. Dalam hubungannya ini, ada dua faktor penting yang terkait dengan politik pemerintah suatu negara, yaitu yang langsung dan yang tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan industri pariwisata tersebut.Pertama yang langsung adalah sikap pemerintah terhadap kunjungan wisatawan luar negeri dan kedua yang tidak langsung, yaitu adanya situasi dan kondisi yang stabil dalam perkembangan politik, ekonomi serta keamanan dalam negeri itu sendiri.

b. Sifat Ramah Tamah

Hasil penelitian dan peninjauan PATA ( Pacific Area Travel Association)

(61)

besar dalam bidang pariwisata, karena sifat ramah tamah ini adalah investasi tak nyata dalam arti sesungguhnya dalam industri pariwisata.

c. Jarak dan waktu

Di era teknologi canggih seperti ini, jarak tempuh dari satu Negara ke Negara lain tidak lagi menjadi masalah yang membuat hati orang untuk mengadakan kunjungan kemana saja didunia. Sebentar lagi di akhir abad ini angkutan udara supersonic (SST- Supersonic Air Transport) akan diganti dengan angkutan udara Hipersonik (HST – Hypersonic Air Transport) mengenakan bahan bakar hidrogen, pesawat dapat tinggal landas dan mendarat secara vertical dengan kecepatan 500-300 mph, sehingga masalah jarak dan waktu bepergian tidak lagi menjadi persoalan.Atraksi

Dalam dunia kepariwisataan segala sesuatu yang menarik dan bernilai untuk dikunjungi dan dilihat disebut atraksi, atau lazim pula dinamakan objek wisata. Atraksi atau objek wisata, baik yang hadir secara natural maupun yang biasa berlangsung tiap harinya serta yang khusus diadakan pada waktu tertentu.

d. Akomodasi

(62)

e. Pengangkutan

Seperti halnya dengan akomodasi, faktor pengangkutan dalam dunia pariwisata membutuhkan pula syarat- syarat tertentu, antara lain jalan- jalan yang baik, lalu lintas yang lancar, alat- alat angkutan yang tercepat disertai dengan syarat- syarat secukupnya dalam bahasa asing yang lazimnya dipergunakan oleh pergaulan dunia wisata didunia.

f. Harga- harga

Wisatawan luar negeri pada umumnya, sama halnya orang biasa dimana- mana, bukanlah merupakan orang- orang yang kaya raya, dan karenanya segala sesuatunya yang ia hendak beli ingin berharga murah. Penyelidikan serta statistik kepariwisataan menunjukkan bahwa jumlah yang paling banyak mengadakan perjalan sebagai wisatawan biasanya mereka yang tergolong orang- orang yang berpenghasilan sedang, seperti pengusaha sedang, direktur atau manejer profesional, teknisi, guru, sekertaris dan sebangsanya.

g. Publisitas dan promosi

Publisitas dan promosi dimaksud di sini adalah propogandan kepariwisataan dengan didasarkan atas rencana atau program secara teratur dan kontiniu. Ke dalam, publisitas dan promosi ini ditujukan kepada masyarakat dalam negeri sendiri dengan maksud dan tujuan menggugah pandangan masyarakat agar mempunyai kesadaran akan kegunaan pariwisata baginya, sehingga industri pariwisata di negeri ini memperoleh dukungannya.

h. Kesempatan berbelanja

(63)

kerumah atau ketempat asalnya. Sebagai telah dimaklumi, di mana dan kemana pun wisatawan itu pergi, uang yang ia pergunakan selama mengadakan perjalanan telah ia catat untuk keperluan- keperluan akomodasi, biaya pengangkutan, makan minum, transfer, darmawisata atau hiburan dan membeli oleh- oleh atau souvenir. ( Nyoman, 2003:9)

2.2.3. Produk Wisata

Pada umumnya yang dimaksud dengan “product” dalam ilmu ekonomi adalah sesuatu yang dihasilkan melalui suatu proses produksi. Dalam pengertian ini, ditekankan bahwa tujuan akhir dari suatu proses produksi tidak lain adalah suatu barang yang dapat digunakan untuk berbagai tujuan guna memenuhi kebutuhan manusia. Sehubungan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia tadi, biasanya sistem perekonomian dikelompokkan atas tiga bagian besar, yaitu: produksi, pemasaran, konsumsi

1. Produksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang bertalian dengan penciptaan sesuatu barang dan jasa dalam bentuk yang diinginkan.

2. Pemasaran yaitu suatu kegiatan dalam rangka penciptaan, tidak hanya kegunaan tempat, kegunaan waktu, tetapi juga penciptaan kegunaan pemilikan.

3. Konsumsi biasa juga disebut dengan istilah pemakaian.

(64)

a. Jasa-jasa Travel agent yang memberikan informasi, advis, pengurusan dokumen perjalanan, perencanaan perjalanan itu sendiri pada waktu akan berangkat.

b. Jasa-jasa perusahaan angkutan yang akan membawa wisatawan dari dan ke daerah tujuan wisata yang telah ditentukannya.

c. Jasa-jasa pelayanan dari perusahaan: akomodasi perhotelan, bar, restoran, fasilitas rekreasi, entertaiment dan hiburan lainnya.

d. Jasa-jasa transport lokal.

e. Obyek wisata dan atraksi wisata, yang terdapat di daerah tujuan wisata yang menjadi daya tarik orang untuk datang berkunjung ke daerah tersebut.

f. Jasa-jasa souvernirshop dimana wisatawan dapat berbelanja untuk membeli oleh-oleh dan barang-barang lainnya.

g. Jasa-jasa perusahaan pendukung, seperti penjual postcards, perangko, penjual kamera(studio photo supply), penukaran uang dan bank. 2.2.4. Dampak Pariwisata

Perkembangan pariwisata yang sangat pesat dan terkosentrasi dapat menimbulkan berbagai dampak. Secara umum dampak yang ditimbulkan adalah dampak positif dan dampak negatif.

1. Dampak Positif

a. Terbukanya lapangan kerja disektor pariwisata

(65)

c. Pemerintah mendapat penghasilan berupa pajak penghasilan dan pajak perusahaan atau uang asing yang dibelanjakan oleh wisatawan mancanegara.

d. Mendorong pembangunan di daerah berupa perbaikan sarana dan prasarana di lingkungan daerah karena pemerintah mendapat income yang dapat digunakan untuk sarana dan prasarana yang kurang memadai.

e. Masyarakat menjadi lebih ingin mempelajari budaya serta adat istiadat agar bisa disajikan pada wisatawan dan dapat menjadikan obyek wisata itu menjadi lebih menarik karena atraksi budaya yang disuguhkan lebih variatif.

f. Masyarakat bisa menguasai beberapa bahasa asing agar bisa berkomunikasi dengan wisatawan asing guna menambah pengetahuan dan pengalaman. Tidak hanya itu, masyarakat juga dapat mengambil keuntungan agar wisatawan lebih akrab dalam suasana kekeluargaan. g. Berbagai sumber daya yang ada digunakan secara optimal sehingga

dapat menumbuhkan rasa untuk mencintai potensi sumber daya kita sendiri.

2. Dampak Negatif

a. Dampak negatif terhadap lingkungan alam yang mencakup gejala alam yang ada di sekitarnya.

(66)

c. Dampak negatif terhadap lingkungan budaya yang mencakup nilai nilai, kepercayaan, perilaku, kebiasaan, moral, seni, hukum, dan sejarah masyarakat.

2.3 Sosial Ekonomi Masyarakat

Perkataan sosial berasal dari bahasa latin yaitu socius yanng berarti kawan, yang dimaksud dengan kawan disini adalah orang-orang yang ada di sekitar kita yaitu yang tinggal dalam satu lingkungan tertentu dan mempunyai sifat saling memengaruhi satu sama yang lainnya.ssss

Dalam bahasa Inggris dipakai istilah society yang berasal dari kata Latin,

socius yang berarti kawan. Istilah masyarakat sendiri barasal dari akar kata Arab,

syaraka yang berarti ikut serta/berpartisipasi. Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling berinteraksi, menurut suatu sistem adat-istiadat tertentu yang bersifat kontinu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama (Koentjaraningrat, 2007: 143).

Kepentingan interaksi mempunyai kepentingan praktis yang sesuai dengan hakikat manusia sebagai mahluk sosial. Interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas sosial. Kegiatan sosial adalah hubungan interaksi sosial dan merupakan keadaan dimana seseorang melakukan hubungan respon dengan orang lain ataupun kelompok. Dalam diri manusia terdapat dua kepentingan, yaitu kepentingan individu dan kepentinga bersama.

(67)

manusia sebagai mahkluk sosial yang ingin memenuhi kebutuhan bersamanya. ( Tumanggor, dkk, 2010: 53-54).

Kata sosial menurut kamus besar bahasa indonesia adalah segala sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat. Dalam kata lain manusia adalah mahkluk sosial yang artinya manusia tidak bisa hidup tanpa bersosialisasi atau manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Karena dalam kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dari interaksi terhadap manusia di sekitar kita, kelompok di sekitar kita maupun alam di sekitar kita. Pengertian sosial dalam ilmu sosial menunjuk pada objeknya, yaitu masyarakat. Pada departemen sosial, menunjuk pada kegiatan-kegiatan yang ditujukan untuk mengatasi persoalan-persoalan yang dihadapi oleh masyarakat dalam bidang kesejahteraan yang ruang lingkupnya adalah pekerjaan atau kesejahteraan sosial.

Kata ekonomi secara etimologi berasal dari bahasa Yunani, yakni oikos

yang artinya rumah tangga dan nomos yang artinya mengatur. Jadi, ekonomi berarti cara mengatur rumah tangga. Ekonomi sering juga diartikan sebagai cara manusia memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ekonomi berarti segala sesuatu tentang azas-azas produksi, distribusi dan pemakaian barang-barang serta kekayaan (seperti perdagangan, hal keuangan dan perindustrian). Jadi dapat dikatakan bahwa ekonomi berkaitan dengan proses pemenuhan keperluan hidupnya sehari-hari.

(68)

kesehatan, dan sosialisasi dalam lingkungan masyarakat. Banyak aspek yang dapat mengambarkan kondisi sosial ekonomi masyarakat, khususnya pedesaan, seperti pendapatan yang rendah sehingga tidak dapat mencukupi kebutuhan pokok sehari-hari, Pendidikan yang rendah, sehingga tidak dapat mengangkat martabat dan perumahan yang tidak sesuai dengan standar kesehatan.

Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh manusia melalui lembaga-lembaga pendidikan atau sekolah maupun di luar sekolah. Pendidikan adalah usaha untuk membina kepribadian dan kemampuan manusia agar dapat mempertahankan dan mengembangkan hidup serta kelangsungan hidup bermasyarakat. Sejak kecil setiap orang terbiasa bergaul dengan lingkungannya dan mempunyai keterkaitan dengan lingkungan sosialnya. Keterkaitan manusia dengan lingkungan sosialnya senantiasa berubah sejak kecil sampai akhir hidupnya. Dalam kaitannya menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya, seorang individu harus dapat melakukan komunikasi dengan berbagai macam tipe kepribadian dan peranan interaksi sosial untuk melakukan penyesuaian diri agar dapat diterima oleh masyarakatnya yang merupakan peranan penting dalam kehidupan seseorang (Rukminto, 1994: 196).

2.4 Kesejahteraan Sosial

(69)

Kesejahteraan sosial sering diidentikkan dengan kesejahteraan masyarakat atau kesejahteraan umum. Dalam kamus besar bahasa indonesia (KBBI), istilah sejahterah artinya aman, sentosa, makmur, selamat. Sedangkan kesejahteraan artinya keamanan, keselamatan, ketentraman, kesenangan hidup, dan kemakmuran.

Pengertian Kesejahteraan Sosial menurut beberapa Ahli : 1.Arthur Dunham

Kesejahteraan sosial dapat didefenisikan sebagai kegiatan-kegiatan yang terorganisasi dengan tujuan meningkatkankesejahteraan dari segi sosial melalui pemberian bantuan kepadaorang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan di dalam beberapa bidang seperti kehidupan keluarga dan anak, kesehatan, penyesuaian sosial, waktu senggang, standar-standar kehidupan dan hubungan-hubungan sosial. Pelayanan kesejahteraan sosial memberi perhatian utama terhadap individu-individu,kelompok-kelompok,komunitas-komunitas dan kesatuan-kesatuan penduduk yang lebih luas pelayanan ini mencakup pemeliharaan atau perawatan, penyembuhan dan pencegahan.

2. Harold L. Wilensky dan Charles N. Lebeaux

(70)

4.Perserikatan Bangsa-Bangsa

Kesejahteraan sosial adalah suatu kegiatan yang terorganisir dengan tujuan membantu penyesuaian timbal balik antara individu-individu dengan lingkungan sosial mereka. Tujuan ini dicapai secara seksama melalui tehnik- tehnik dan metode-metode dengan maksud agar memungkinkan individu-individu, kelompok-kelompok maupun komunitas-komunitas memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan memecahkan masalah-masalah penyesuian diri mereka terhadap perubahan pola-polamasyarakat, serta melalui tindakan kerjasama untuk memperbaiki kondisi-kondisi ekonomi dan sosial

5.Alfred J.Khan

Kesejahteraan sosial terdiri dari program-program yang tersedia selain yang tercakup dalam kriteria pasar untuk menjamin suatu tindakan kebutuhan dasar seperti kesehatan, pendidikan kesejahteraan, dengan tujuan meningkatkan derajat kehidupan komunal dan berfungsinya individual, agar dapat mudah menggunakanpelayanan-pelayanan maupun lembaga-lembaga yang ada pada umumnya serta membantu mereka yang mengalam kesulitan dan dalam pemenuhan kebutuhan mereka (Sumarnonugroho,1987:28-35).

Dalam undang-undang No. 11 Tahun 2009 tentang kesejahteraan sosial menyebutkan bahwa kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.

2.5 Kerangka Pemikiran

(71)

pembangunan Indonesia, salah satunya adalah membuka lapangan kerja, khususnya bagi masyarakat setempat. Pariwisata merupakan suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan dari satu tempat ke tempat lain untuk sementara waktu dengan tujuan rekreasi dan bukan untuk mencari nafkah. Jadi, tujuan utama perjalanan itu adalah berhubungan dengan pertamasyaan. Di samping itu, dari pengertian itu juga diketahui bahwa orang yang melakukan perjalanan akan melakukan aktivitas wisata dan memerlukan berbagai barang dan jasa sejak mereka pergi dari tempat asalnya sampai di tempat tujuan dan kembali lagi ke tempat asalnya.

Munculnya produk barang dan jasa ini disebabkan adanya pergerakan atau aktivitas wisata yang dilakukan oleh wisatawan yang jauh dari tempat tinggalnya. Dalam hal ini mereka membutuhkan pelayanan transportasi, akomodasi, catering, hiburan, dan pelayanan lainnya. Dalam penyediaan pelayanan yang dibutuhkan wisatawan, masyarakat setempat juga berperan. Hal ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan pendapatan dan standar hidup mereka sehingga kontribusi dari Pariwisata berpengaruh terhadap peningkatan sosial ekonomi, khususnya yang berada di lingkungan pariwisata tersebut.

Air panas Siria-ria merupakan salah satu objek wisata yang dapat menarik perhatian masyarakat dari dalam maupun luar daerah tersebut karena selain sebagai menjadi tempat wisata pemandian keluarga bisa juga menjadi penyembuh penyakit-penyakit kulit. Selain itu tempat wisata ini juga tidak jauh jaraknya dari danau toba, air soda dan salib kasih sebagai penarik wisata lainnya.

(72)
(73)

Pariwisata Air Panas

Untuk memperjelas alur pemikiran diatas dapat dilihat pada bagan berikut ini: Gambar 2.1 Bagan Alur Pikir

Produk Wisata

-Jasa Penginapan

-Jasa Makanan Dan Minuman -Jasa Souvenir Shop

Kontribusi Sosial Ekonomi - Pendapatan

(74)

2.6 Defenisi Konsep

Konsep merupakan suatu abstraksi mengenai suatu fenomena yang dirumuskan atau dasar generalisasi dari sejumlah kejadian, keadaan, kelompok atau individu tertentu (Singarimbun, 1989:34).

Perumusan defenisi konsep dalam suatu penelitian ilmiah menunjukkan bahwa peneliti mencegah salah pengertian atas konsep yang diteliti. Peneliti berupaya mengiring para pembaca hasil penelitian itu memakai konsep itu sesuai dengan yang diinginkan dan dimaksudkan oleh si peneliti, jadi nefenisi konsep adalah batasan arti atau pengertian yang terbatas dari suatu konsep yang dianut dalam suatu penelitian(Siagian, 2001:136-138).

Adapun yang menjadi konsep dalam penelitian ini adalah :

1. Kontribusi adalah sumbangan yang diberikan pariwisata air panas dalam membantu tingkat sosial ekonomi masyarakat setempat.

2. Produk wisata adalah Rangkaian dari berbagai jasa yang terkait, yaitu jasa-jasa yang dibutuhkan wisatawan di objek wisata, seperti jasa-jasa angkutan, akomodasi, makan/minum, souvenir shop dan lainnya.

3. Sosial ekonomi masyarakat adalah kemampuan seseorang atau untuk mampu menempatkan diri dalam lingkungannya sehingga dapat menentukan sikap berdasarkan atas apa yang dimilikinya dan kemampuan mengenai keberhasilan menjanlakan usaha dan berhasil mencukupinya. 4. Kesejahteraan sosial adalah sistem yang terorganisir dari

(75)

mereka mengembangkan kemampuan sepenuh mungkin dan meningkatkan kesejahteraan selaras dengan kebutuhan keluarga dan masyarakat.

2.7 Defenisi Operasional

Ditinjau dari proses atau langkah-langkah penelitian, dapat dikemukakan bahwa perumusan defenisi operasional merupakan langkah lanjutan dari perumusan defenisi konsep. Defenisi konsep ditujukan untuk mencapai keseragaman pemahaman tentang konsep-konsep, berupa objek, interaksi maupun fenomena yang diteliti, maka perumusan defenisi operasional ditunjukkan dalam upaya transformasi konsep ke dunia nyata sehingga konsep- konsep peneliti dapat diobservasi(Siagian, 2011:141).

1. Aktivitas ekonomi masyarakat pada sektor pariwisata: a. Penginapan

b. Rumah makan

c. Dagang souvenir/ oleh-oleh

2. Kontribusi pariwisata terhadap sosial ekonomi masyarakat: a. Pendapatan

(76)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Industri Pariwisata adalah salah satu sektor yang sedang digalakkan pemerintah untuk membantu mengurangi kemiskinan dan juga untuk meningkatkan kesejahteraan kehidupan masyarakat. Sektor ini telah menjadi salah satu penggerak utama perekonomian abad 21. Perkembangan industri pariwisata yang sangat dinamis dan terus diperkuat oleh kemajuan tingkat kesejahteraan ekonomi bangsa-bangsa di dunia, menimbulkan pariwisata saat ini mengambil peran penting dalam pembangunan perekonomian bangsa-bangsa di dunia.

Sebagai sebuah industri, pariwisata mempunyai sifat yang khas, tidak hanya melibatkan banyak industri, yakni transportasi, akomodasi, jasa boga, atraksi, tetapi juga bersifat menyerap banyak tenaga kerja yang pada akhirnya juga memiliki implikasi politis yang besar. Dalam pengembangan pariwisata, sangat diperlukan sebuah kebijaksanaan untuk dapat meminimalisasi dampak negatif yang sering timbul.

(77)

seperti pengertian industri pada umumnya, sehingga industri pariwisata disebut industri tanpa asap.

Dilaksanakannya pengembangan ini maka berbagai keuntungan dari sektor ini dapat diraih oleh masyarakat terutama di daerah objek wisata tersebut. Pengembangan pariwisata harus merupakan pengembangan yang berencana secara menyeluruh, sehingga dapat diperoleh manfaat yang optimal bagi masyarakat, baik dari segi ekonomi, sosial dan kultural. Perencanaan tersebut harus mengintegrasikan pengembangan pariwisata ke dalam suatu program pembangunan ekonomi, fisik, dan sosial dari suatu negara. Sasaran sosial ekonomi adalah meningkatkan penerimaan devisa, memperluas kesempatan kerja dan berusaha. Sektor pariwisata dikembangkan agar dapat memberi sumbangan yang berarti bagi kesejahteraan rakyat.

Indonesia merupakan negara yang sangat kaya dengan keindahan alamnya yang sangat mempesona. Sumberdaya alam dan buata yang dapat dijadikan objek wisata dan daya tarik wisata berupa keindahan alam, flora dan fauna, hasil karya manusia serta peninggalan budaya dan sejarah yang merupakan modal bagi pengembangan dan peningkatan kepariwisataan yang ditunjukan untuk meningkatkan pendapatan nasional dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.

(78)

sekalipun. Faktor komunikasi serta informasi media massa cetak maupun elektronik juga mempunyai peran untuk menumbuhkan kegiatan pariwisata. Berkat informasi masyarakat tersebut mengetahui daerah-daerah tujuan wisata yang menarik meski letaknya mungkin terpencil. Bersamaan dengan itu mereka juga merasa bebas bergerak tanpa kekhawatiran karena faktor keamanan yang semakin terjamin.

Rencana pemerintah juga harus bijaksana untuk mendorong dan mengendalikan pengembangan pariwisata sehingga dampak positif bisa dimaksimalkan dan dampak negatif diminimalkan. Pariwisata adalah suatu kegiatan yang secara langsung menyentuh dan melibatkan masyarakat, sehingga membawa berbagai dampak terhadap masyarakat setempat. Sektor pariwisata memberikan efek berantai (multiplier effect) akan mendongkrak perekonomian masyarakat sekitar, sehingga memberikan distribusi pendapatan penduduk di kawasan sekitar pariwisata (http://www.budpar.go.id/page.php?ic=521&id=1154).

Salah satu dari program pemerintah adalah program tahun kunjungan atau yang lebih dikenal dengan nama Visit Year Indonesia yang dimulai pada tahun 2008 kemudian berlanjut untuk tahun 2009 dan 2010 bahkan sampai sekarang, program Visit Indonesia bertujuan mendatangkan para turis- turis mancanegara agar devisa dan pendapatan masyarakat bertambah. Mempedomani program tersebut Provinsi Sumatera utara pada tahun 2013 juga membuat sebuah program yang bernama Visit Sumatera Utara.

Gambar

tabel sebagai berikut :
Tabel 4.5 Menurut Kelompok Usia
Tabel 4.6
Tabel 4. 7
+7

Referensi

Dokumen terkait

Universitas Sumatera Utara... Universitas

, Pada data tabel diatas dapat diperoleh sebanyak 32 responden dengan nilai skor 64 menyatakan bahwa Menu Makanan Kantin pada Objek Wisata Air Panas Hapanasan

Hasil penelitian yang dilakukan dan telah dilakukan analisis data bahwa sektor pariwisata memberikan kontribusi yang positif terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas air untuk 6 parameter yang diamati baik dan sesuai dengan dengan daya dukung kawasan yang dapat dilihat nilainya untuk aktivitas

2.5 Kerangka Pikir Penelitian Jika pengembangan destinasi pariwisata di suatu objek wisata menjadi faktor yang dapat memberikan dampak terhadap kondisi sosial dan ekonomi masyarakat