• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembangunan aplikasi e-learning di SMP Negeri 1 Jatinangor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pembangunan aplikasi e-learning di SMP Negeri 1 Jatinangor"

Copied!
331
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

Nama : Riky Akbar Munggaran

NIM : 10108844

Tempat/Tgl. Lahir : Cianjur, 06 Maret 1990

Jenis Kelamin

Agama

Kewarganegaraan

Status

:

:

:

:

Laki-laki

Islam

Indonesia

Belum Kawin

Alamat : Kp. Sorompod, RT 005 / RW 002, Kel. Cikaroya, Kec.

Warungkondang 43261.

No. Telp./HP. : 08997837556

E-mail : [email protected]

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. Formal

1996 – 2002 : SD Negeri Karangpawitan

2002 – 2005 : SMP Negeri 1 Warungkondang

2005 – 2008 : SMA Negeri 1 Cianjur

2008 – 2013 : Jenjang S1 Program Studi Teknik Informatika Universitas

(6)

2. Nonformal

Juli 2008

16 – 21 Juli

5 Mei 2012 :

:

:

Bimbingan Belajar Ganesha Operation

Pelatihan Be:logix Indonesia C# Programming

Fundamental

TOEFL

Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya dalam keadaan

sadar dan tanpa paksaan.

Bandung, 20 Februari 2013

(7)

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana Program Studi S1 Teknik Informatika

Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer

RIKY AKBAR MUNGGARAN

10108844

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(8)

iii

dan rahmat-Nya yang telah diberikan kepada penulis, sehingga skripsi ini bisa

diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.

Adapun topik yang diangkat oleh penulis adalah ” PEMBANGUNAN

APLIKASI E-LEARNING DI SMP NEGERI 1 JATINANGOR”, penulis

berharap skripsi ini dapat menambah pengetahuan dan berguna bagi kita semua.

Skripsi ini disusun berdasarkan data yang diperoleh dari tempat penulis

melakukan observasi ditambah dengan penjelasan dari para dosen dan buku-buku

yang ada hubungannya dengan topik skripsi.

Dengan terselesaikan skripsi ini, penulis hendak mengucapkan terima

kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu penyusunan skripsi ini,

khususnya kepada :

1. Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada

penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

2. Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan wahyu Allah.

3. Kedua orang tuaku tercinta, Epoy Juariah (Ibu) dan Soleh Suryana,

S.Pd.(Ayah), serta adikku tercinta Muhammad Eriyana Dwi Putra yang

selalu memberikan do’a yang ikhlas, dukungan, dan semangat yang sangat

berarti.

4. Bapak Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M. Sc., selaku Rektor Universitas

Komputer Indonesia .

5. Bapak Irawan Afrianto, S.T., M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik

Informatika, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer

Indonesia.

6. Bapak Ir. Taryana Suryana, M.Kom., selaku dosen pembimbing dan

pengui 2 yang telah memberikan bimbingan dan dorongan dalam

(9)

iv

9. Bapak Asep Sudrajat, S.Si., M.TI. selaku pembimbing penulis yang telah

memberikan izin untuk melakukan kegiatan penelitian di SMP Negeri 1

Jatinangor.

10.Seluruh dosen dan karyawan Jurusan Teknik Informatika, Universitas

Komputer Indonesia, atas ilmu, bimbingan dan bantuannya hingga penulis

selesai menyusun skripsi ini.

11.Sekretariat Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia.

12.Semua rekan yang telah menghadiri acara seminar skripsi ini sehingga

seminar bisa dilaksanakan dengan lancar, terima kasih kepada M. M.

Putra, Robi S., Ilham Mugni, Ilham, Ari Irawan,M. Rizky M., Ari M. Y.,

Kiki D. R., Septoni, Nilla, Adjie, Dimas P., Wedya K, Iwa K., Acep

Abdurohman, Aldi Grialdi.

13.Rekan-rekan di Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Ilmu

Komputer, Universitas Komputer Indonesia, khususnya IF-15 dan IF-16

2008 yang telah banyak membantu penulis.

14.Semua pihak yang tidak mungkin penulis menyebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna, baik dari segi materi

meupun penyajiannya. Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat

diharapkan dalam penyempurnaan skripsi ini.

Terakhir penulis berharap, semoga skripsi ini dapat memberikan hal yang

bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca dan khususnya bagi penulis

juga.

Bandung, Februari 2013

(10)

v

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR SIMBOL...………..xvii

DAFTAR LAMPIRAN………..xix

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan ... 3

1.4 Batasan Masalah ... 3

1.5 Metodologi Penelitian ... 4

1.6 Sistematika Penulisan ... 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Tinjauan Tempat Penelitian ... 9

2.1.1 Sejarah SMP Negeri 1 Jatinangor ... 9

(11)

vi

2.1.4 Badan Hukum SMP Negeri 1 Jatinangor ... 12

2.1.5 Struktur Organisasi ... 13

2.1.6 Deskripsi Jabatan... 13

2.1.7 Profil SMP Negeri 1 Jatinangor ... 16

2.2. Sistem Informasi ... 17

2.2.1 Konsep Dasar Informasi ... 17

2.2.2 Karakteristik Data dan Informasi ... 17

2.2.3 Konsep Dasar Sistem ... 19

2.2.4 Klasifikasi Sistem ... 20

2.2.5 Elemen Sistem ... 21

2.2.6 Sistem Informasi ... 22

2.2.7 Komponen Sistem Informasi ... 23

2.3 E-Learning ... 23

2.3.1 Pengertian E-Learning... 23

2.3.2 Metode E-Learning ... 27

2.3.3 Fungsi dan Manfaat E-Learning ... 28

2.3.4 Internet dan E-Learning ... 39

2.3.5 Pengertian Aplikasi Web ... 43

2.4 Dashboard... 44

(12)

vii

2.5.4 Diagram Nol (Overview Diagram) ... 47

2.5.5 Diagam Rinci (Level Diagram) ... 47

2.5.6 Penomoran Level pada DFD ... 47

2.5.7 Entity Relational Diagram ... 48

2.5.8 Kamus Data ... 49

2.6 Basis Data ... 49

2.6.1 Definisi Basis Data (Database) ... 49

2.6.2 Tujuan Basis Data ... 50

2.6.3 Tahap Perancangan Basis Data ... 50

2.7 Bahasa Pemrograman ... 50

2.7.1 Hypertext Markup Language (HTML) ... 50

2.7.2 PHP... 51

2.7.3 JavaScript ... 52

2.7.4 Cascading Style Sheets (CSS) ... 53

2.8 Perangkat Lunak Pendukung ... 53

2.8.1 MySQL ... 53

2.8.2 Macromedia Dreamweaver ... 56

2.8.3 XAMPP ... 56

(13)

viii

3.1.2 Prosedur Yang Sedang Berjalan ... 60

3.1.2.1 Prosedur Pemberian Materi Saat Guru Hadir ... 60

3.1.2.2 Prosedur Pemberian Materi Saat Guru Tidak Hadir ... 62

3.1.2.3 Prosedur Pemberian Tugas ... 63

3.1.2.4 Prosedur Pelaksanaan Ujian ... 66

3.1.2.5 Prosedur Ulangan / Kuis ... 68

3.1.2.6 Prosedur Pengolahan Nilai Raport ... 70

3.2 Analisis Kebutuhan Non-Fungsional ... 71

3.2.1 Analisis User (Pengguna) Sistem ... 72

3.2.2 Analisis Pengkodean ... 76

3.2.2.1 Pengkodean Nomor Induk Siswa (NIS) ... 76

3.2.2.2 Pengkodean Nomor Induk Pegawai (NIP) ... 77

3.2.2.3 Pengkodean Kelas ... 78

3.2.3 Analisis Perangkat Keras (Hardware) ... 78

3.2.4 Analisis Perangkat Lunak... 79

3.3 Analisis Basis Data... 79

3.3.1 Entity Relationship Diagram (ERD) ... 79

3.4 Analisis Kebutuhan Fungsional ... 80

3.4.1 Diagram Konteks... 80

(14)

ix

3.4.2.4 Spesifikasi Proses ... 100

3.4.2.5 Kamus Data ... 139

3.4.3 Perancangan Sistem... 145

3.4.3.1 Diagram Relasi ... 145

3.4.3.2 Struktur Tabel ... 146

3.4.3.3 Perancangan Struktur Menu ... 155

3.4.3.4 Perancangan Antarmuka ... 158

3.4.3.5 Perancangan Pesan ... 181

3.4.3.6 Jaringan Semantik ... 182

3.4.3.7 Prosedural ... 185

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN ... 189

4.1 Implementasi ... 189

4.1.1 Kebutuhan Perangkat Keras ... 189

4.1.2 Kebutuhan Perangkat Lunak ... 190

4.1.3 Implementasi Basis Data ... 191

4.1.4 Implementasi Antarmuka ... 200

4.2 Pengujian Alpha ... 203

4.2.1 Rencana Pengujian ... 204

4.2.2 Kasus dan Hasil Pengujian ... 207

(15)

x

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 285

5.1 Kesimpulan... 285

5.2 Saran ... 285

(16)

182 Mediakom

[2] Arief, M.Rudiyanto.2011.Pemrograman Web Dinamis menggunakan PHP dan

MySQL.Yogyakarta : ANDI

[3] Fathansyah. 2004. Sistem Basis Data. Bandung: Informatika

[4] Ladjamudin, bin Al-Bahra.2005.Analisis dan Desain Sistem Informasi.Tangerang

: Graha Ilmu

[5] Pressman, Roger S.2008.Rekayasa Perangkat Lunak : Pendekatan Praktisi (Buku

1) .Yogyakarta : ANDI

[6] Sugiyono.2010.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D .Bandung :

ALFABETA

[7] Yaniawati, R.P. 2010. E-learning: Alternatif Pembelajaran Kontemporer.

Bandung: Arfino Raya.

[8] Bunafit Nugroho, (2004), PHP dan MYSQL Dengan Editor Dreamweaver

MX, Andi, Yogyakarta.

[9] Budhi Irawan, (2005), Jaringan komputer, Graha Ilmu, Yogyakarta.

[10]Kendall, Kenneth E, Kendall, Julie E, (2007), Analisis dan Perancangan

Sistem, Indeks, Jakarta

[11]Madcoms, (2004), Aplikasi Program PHP & MySQL Untuk Membuat

Website Interaktif, Andi, Yogyakarta.

(17)

1

1.1Latar Belakang Masalah

SMP Negeri 1 Jatinangor yang berlokasi di Kabupaten Sumedang ini

merupakan salah satu Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang dijadikan sebagai

sekolah percontohan dibidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

khususnya. Sekolah ini sudah memiliki infrastruktur yang memadai untuk

diterapkannya Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam membantu

kegiatan belajar mengajarnya.

Dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) yang ada di SMP Negeri 1

Jatinangor ini, yang terjadi sekarang itu adalah pengajar datang ke dalam kelas,

kemudian pengajar menerangkan materi pelajaran yang di berikan hari itu di

dalam kelas, kemudian siswa/pelajar mendengarkan dan mencatat materi pelajaran

yang dijelaskan.

Ketika guru tidak dapat hadir/berhalangan hadir untuk masuk kelas

dikarenakan sakit atau sebagainya, dan jarang guru lain dapat menggantikan

posisi guru yang sakit untuk mengisi kelas bersangkutan. Dan ketika seorang

siswa yang sakit atau berhalangan hadir, dia tidak akan dapat mengikuti

pembelajaran dikelas sesuai dengan temannya dan dimungkinkan dia menjadi

ketinggalan menerima materi matapelajaran dari gurunya.

Selain pemberian materi yang dilakukan oleh pengajar, pihak pengajar

akan memberikan tugas kepada siswa, setelah pengajar selesai menyampaikan

materi pembelajarannya. Tugas yang diberikan biasanya selalu dikumpulkan

(18)

kemudian pada saat pertemuan di dalam kelas atau disimpan di meja pengajar

yang bersangkutan, namun apabila ada siswa yang sakit atau ada halangan dan

tidak bisa mengumpulkan tugas hari itu, hal ini mengakibatkan siswa tersebut

tidak bisa mendapatkan nilai tugas.

Selain pemberian tugas yang dilakukan oleh pihak pengajar, pihak

pengajar akan memberikan kuis kepada siswa setelah beberapa kali pertemuan,

pengajar biasanya akan memberikan kuis dimana soalnya diambil dari materi

beberapa minggu sebelumnya, dalam pelaksanaan kuis ini biasanya pengajar akan

memberikan soal kuis dalam bentuk lembar soal ataupun ditulis di papan tulis,

kemudian siswa menyiapkan lembar jawaban dikertas masing-masing. Kemudian

pihak pengajar akan memberikan batasan waktu kepada siswa dalam mengerjakan

soal kuis tersebut. Setelah batas waktu yang diberikan pengajar berakhir, siswa

akan mengumpulkan lembar jawaban kepada pihak pengajar. Sehingga terlihat

proses pemberian kuis yang di lakukan tidaklah efisien terlebih apabila ada siswa

yang berhalangan untuk hadir dikarenakan kegiatan akademik atau lainnya yang

menyebabkan siswa tersebut tidak bisa mengikuti kuis serta mendapatkan nilai.

Sebuah sistem baru ditawarkan untuk membantu kasus diatas. Ialah

dengan dibangunnya sebuah sistem pembelajaran on-line, yang nantinya akan

memudahkan dan membantu siswa dalam belajar. Bagi pihak guru dapat

memberikan materi kepada siswa kapan pun sehingga siswa dapat memahami dan

mempelajari terlebih dahulu isi materi yang akan diberikan di kelas nanti.

1.2IdentifikasiMasalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas, maka masalah

yang timbul adalah :

1. Mengalami kesulitan menyampaikan materi pelajaran saat guru

berhalangan hadir di kelas untuk mengajar, begitu juga dengan siswa yang

berhalangan mengikuti pembelajaran.

2. Pengumpulan tugas hanya dilakukan pada saat waktu yang telah

ditentukan, sehingga apabila ada siswa yang tidak masuk atau tidak

(19)

3. Kuis yang diberikan oleh pengajar saat ini masih dilakukan didalam kelas

setiap beberapa kali pertemuan, sehingga apabila ada siswa yang sakit atau

berhalangan hadir maka siswa tersebut tidak bisa mengikuti ujian.

1.3Maksud dan Tujuan

Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka maksud dari dibangunnya

Aplikasi E-learning di SMP Negeri 1 Jatinangor ini adalah untuk membantu

mempermudah kegiatan proses belajar mengajar dan peningkatan kualitas proses

belajar mengajar pada SMP Negeri 1 Jatinangor.

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari dibangunya Aplikasi E-Learning di

SMP Negeri 1 Jatinangor ini adalah :

1. Memudahkan pengajar dalam memberikan materi secara on-line, sehingga

siswa dapat mengaksesnya / men-download-nya kapan saja.

2. Membantu pihak pengajar apabila berhalangan hadir untuk memberikan

tugas, dan memudahkan siswa untuk mengumpulkan tugas bisa dilakukan

kapan saja sebelum batas yang ditentukan.

3. Membantu pengajar dalam menyiapkan soal-soal kuis yang akan di

berikan kepada siswa, kemudian bisa dilakukan secara on-line dan siswa

bisa mengaksesnya dari mana saja pada waktu yang sudah ditentukan.

1.4Batasan Masalah

Batasan masalah dalam pembuatan Aplikasi E-learning di SMP Negeri 1

Jatinangorini dibatasi oleh beberapa faktor sebagai berikut :

1. Aplikasi ini hanya bersifat sebagai pembantu kegiatan belajar mengajar

konvensional saja, tidak bermaksud untuk menggantikannya.

2. Sistem dapat diakses dengan menggunakan internet.

3. Metode pembelajaran sistem e-learning ini bersifat tidak langsung

(asynchronous).

4. Aplikasi ini mendukung format file / type file berupa *.RTF, *.PDF,

(20)

5. Model analisis perangkat lunak yang digunakan adalah pemodelan analisis

terstruktur. Alat (tools) yang digunakan adalah DFD (Data Flow

Diagram), ERD dan Flow Map.

6. Keamanan data menggunakan NIS (Nomor Induk Siswa) dan NIP (Nomor

Induk Pegawai) sebagai keamanan data user.

1.5Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

metode Analisis Deskriptif, yaitu suatu metode yang digunakan untuk

mendeskripsikan keadaan objek yang diteliti dengan menguraikan hal-hal yang

menjadi pusat perhatian yang mendukung objek penelitian, deskripsi paling tidak

berisi tentang penjelasan terhadap variable yang diteliti melalui pendefinisian dan

uraian yang lengkap dan mendalam dari berbagai referensi, sehingga ruang

lingkup, kedudukan dan prediksi terhadap hubungan antar variable yang akan

diteliti menjadi lebih jelas dan terarah , berikut adalah Analisis Metode Deskriptif

yaitu :

1.5.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan digunakan terdiri dari tiga jenis cara

pengumpulan data, diantaranya :

1. Studi Literatur

Studi literatur merupakan kegiatan yang dilakukan dengan mencari

pustaka yang menunjang penelitian yang akan dikerjakan. Pustaka tersebut

dapat berupa buku, artikel, laporan akhir, dan sebagainya.

2. Observasi

Teknik pengumpulan data dengan mengadakan penelitian dan peninjauan

langsung terhadap permasalahan yang diambil.

3. Interview

Teknik pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab secara

(21)

1.5.2 Model pembuatan perangkat lunak

Model waterfall merupakan metode pengembangan perangkat lunak yang

sistematik dan sekuensial yang mulai pada tingkat dan kemajuan sistem sampai

pada analisis, desain, kode, pengujian, dan pemeliharaan. Model ini dilakukan

secara berurut dalam penggunaanya, alasan mengapa menggunakan model ini

karena dalam proses yang di lakukan mendekati dengan model waterfall, dimulai

dari pemodelan, hingga pemeliharaan, disamping itu penggunaan model ini lebih

terstruktur dan lebih jelas dalam pengerjaanya, adapun tahapan dari model

waterfall yang di gunakan yaitu:

Gambar 1.1 Metode Waterfall [5].

1. Rekayasa dan Pemodelan

Merupakan rekayasa informasi mencakup pengumpulan kebutuhan pada

aplikasi yang akan dibangun.

2. Analisis

Kegiatan analisis perangkat lunak meliputi analisis spesifikasi perangkat

lunak, analisis lingkungan pengembangan, analisis struktural, dan diagram

(22)

3. Desain

Perancangan perangkat lunak dilakukan berdasarkan hasil analisis

kebutuhan perangkat lunak, yang mencakup perancangan arsitektur,

perancangan modul aplikasi, dan perancangan antarmuka.

4. Pembangkitan Kode

Dalam proses ini, hasil analisis dan desain sistem pada proses sebelumnya

diterjemahkan kedalam bentuk mesin, jika desain dilakukan dengan cara

yang lengkap, pembuatan kode dapat dilakukan secara mekanis.

5. Pengujian

Kemudian akan dilakukan pengujian untuk menguji apakah sistem yang

telah dirancang dan diimplementasikan sudah sesuai dengan hasil analisis

yang telah dilakukan.

6. Pemeliharaan

Pemeliharaan dilakukan terhadap kesalahan-kesalahan yang terjadi pada

prototipe perangkat, dokumen teknis perangkat lunak, maupun laporan

Tugas Akhir.

1.6Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan tugas akhir ini disusun dan terbagi dalam beberapa

bab pokok pembahasan secara umum, untuk memberikan gambaran tentang

penelitian yang dijalankan sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini mengemukakan tentang latar belakang permasalahan, merumuskan

inti permasalahan yang dihadapi, menentukan maksud dan tujuan, kemudian

batasan masalah, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB 2. LANDASAN TEORI

Dalam landasan teori ini terbagi menjadi dua bagian pertama Tinjauan

tempat studi kasus, berisikan penjelasan tentang sejarah, visi, misi dan struktur

organisasi kampus. Yang kedua berupa landasan teori, yang berisikan teori

pendukung yang di gunakan untuk membangun E-Learning di SMP Negeri 1

(23)

BAB 3. ANALISIS MASALAH

Bab ini berisi analisis kebutuhan sistem yang akan di bangun sesuai

dengan pengembangan perangkat lunak yang di gunakan. Terdapat analisis

kebutuhan non fungsional dan Analisis kebutuhan fungsional dan proses lainya

sesuai dengan metode pembangunan yang di gunakan.

BAB 4.PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

Bab ini berisi hasil implementasi dari hasil analisis dan perancangan yang

dibangun, dan pengujian terhadap sistem yang berjalan, serta berisikan antarmuka

sistem yang sedang di bangun.

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan kesimpulan dari uraian serta saran yang sudah diperoleh

dari hasil penulisan tugas akhir ini, apakah kesimpulan menghasilkan solusi bagi

(24)
(25)

9

Dalam bab dua ini akan dijelaskan konsep serta dasar teori yang berkaitan

dengan permasalahan yang terjadi kemudian akan dibahas sebagai dasar

pemahaman dalam mengimplementasikan aplikasi yang akan di buat.

2.1 Tinjauan Tempat Penelitian

Pada tahap ini merupakan peninjauan terhadap tempat penelitian studi

kasus yang dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Jatinangor.

2.1.1 Sejarah SMP Negeri 1 Jatinangor

Perjalanan SMP Negeri 1 Jatinangor pada awalnya bernama SMP Negeri

Cikeruh Filial dari SMP Negeri 1 Tanjungsari Kabupaten Sumedang sekarang

beralih nama menjadi SMP Negeri 1 Jatinangor. Sekolah Berstandar Nasional

berbasis Digital School System terletak di wilayah kampus Jatinangor Kabupaten

Sumedang. Awal berdiri bangunan di depan Kampus Institut Pemerintahan Dalam

Negeri (IPDN). Berdiri sekitar Tahun 1967, berada di lingkungan jauh dari

keramaian kota tepatnya di lingkungan Perkebunan Karet Jatinangor, Kabupaten

Sumedang. Seiring berjalannya waktu pada tahun 1990 terjadi penataaan tempat

di lingkungan pendidikan Jatinangor dan berpindah lokasi di Jalan Raya

Bandung-Sumedang Km. 22 Cisaladah RT 01/07 Desa Hegarmanah Kecamatan Jatinangor,

Kabupaten Sumedang sampai sekarang, berdekatan dengan Universitas

Padjadjaran dan merupakan area komplek sekolah SMP PGRI Jatinangor, SMPI

(26)

2.1.2 Visi dan Misi SMP Negeri 1 Jatinangor

2.1.2.1 Visi

Visi SMP Negeri 1 Jatinangor ialah “Mewujudkan Warga Sekolah Yang

Berahlaq Mulia, Reformis, Akuntabel, Inovatif dan Nasionalis”, dengan indikator sebagai berikut :

1. Terwujudnya lulusan yang berakhlak mulia, beriman dan bertaqwa.

2. Terwujudnya lulusan yang reformis yaitu pro-perubahan yaitu yang

mampu menumbuhkan dan mengembangkan daya kreasi, nalar dan

eksperimentasi untuk menemukan kemungkinan baru, find new

possibility,

3. Terbentuknya lingkungan yang aktif dan Kreatif dalam mewujudkan Peran

Pendidikan dan Kehidupan Bermasyarakat Yang Terdidik Rasional,

Objektif dan Bijaksana.

4. Terwujudnya lulusan yang inovatif yang Berbasis Sekolah Digital, Sience

dan Teknologi serta mampu memberikan Peningkatan Pelayanan Standar

Mutu Pendidikan

5. Terwujudnya lulusan yang nasionalis Berjiwa Berbangsaan, Bernegara

Berbudaya dan Bermartabat sebagai wujud Cinta Tanah Air.

6. Terwujudnya lulusan yang apresiatif terhadap kesenian daerah dan

kesenian modern dalam rangka turut mewujudkan nilai-nilai budaya

bangsa.

7. Terwujudnya sekolah yang nyaman, aman, rindang, asri, bersih dan peduli

(27)

2.1.2.2 Misi

Misi SMP Negeri 1 Jatinangor adalah :

1. Mewujudkan siswa lulusan yang berkualitas, berprestasi, berakhlak mulia,

dan berbudi pekerti luhur.

2. Mewujudkan peran pendidik dan non kependidikan yang dinamis dalam

suatu perubahan budaya pendidikan kearah yang mampu berkopetensi

secara global.

3. Menyelenggarakan pengelolaan pendidikan yang profesional dan

akuntabel untuk meningkatkan citra sekolah

4. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehinga setiap

siswa dapat berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi yang

dimilikinya.

5. Meningkatkan prestasi akademis dan non-akademis

6. Mewujudkan masyarakat sekolah yang terdidik dan mampu bersaing

dalam memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

7. Mewujudkan standar pelayanan komunikasi dan informasi dengan

steakholder bidang pendidikan.

8. Menumbuhkan penghayatan terhadap nilai-nilai budaya bangsa sehingga

terbangun siswa yang memiliki jiwa Nasionalisme yang tinggi.

9. Membentuk insan pendidikan yang menjunjung tinggi keluhuran budaya

lokal, dan budaya nasional dalam keragaman budaya

(28)

2.1.3 Logo SMP Negeri 1 Jatinangor

SMP Negeri 1 Jatinangor memiliki satu buag logo tunggal dengan bentuk

dasar segi lima dan latar berwarna biru tua. Berikut ini adalah logo dari SMP

Negeri 1 Jatinangor.

Gambar 2.1 Logo SMP Negeri 1 Jatinangor

2.1.4 Badan Hukum SMP Negeri 1 Jatinangor

SMP Negeri 1 Jatinangor berada dibawah naungan DEPDIKNAS cq.

(29)

2.1.5 Struktur Organisasi

KEPALA SEKOLAH Drs. MULYANA, S.Pd

NIP. 19620325 198302 100 4

KOMITE SEKOLAH H. ADIM SURYADI

KETUA

KEPALA URUSAN TATA USAHA EEN ERNAWATI

NIP.

WAKIL KEPALA SEKOLAH 1 AAN SETIAWAN, S.Pd

NIP. 19650115 1984112 1 002

WAKIL KEPALA SEKOLAH 2

Hj. ENDANG SRI RAHAYU, S.Pd

NIP. 19581124 198101 2 001

WAKIL KEPALA SEKOLAH 3

SULAEMAN, S.Pd

NIP. 19650609 1981 2 002

WAKIL KEPALA SEKOLAH 4 IDA NURIDALIYA, S.Pd

NIP. 19650115 198412 1 002

PKS BIDANG STANDAR ISI KUSYANTO, S.Pd

NIP. 19630603 198412 1 002

PKS BIDANG STANDAR PROSES

UU SETIAWAN, S.Pd

NIP.

PKS BIDANG STANDAR MANAJEMEN ASEP SUDRAJAT, S.Si, M.TI NIP. 19640101 199203 1 003

PKS BIDANG STANDAR PENDIDIK & KEPENDIDIKAN

Hj. IMAS HAYATI, S.Pd

NIP.

PKS BIDANG STANDAR LULUSAN

HENDI, S.Pd

NIP. 19650115 198412 100 2

PKS BIDANG STANDAR PENILAIAN

N. YENI WAHYUNI, S.Pd

NIP. 19660318 198908 2 007

PKS BIDANG STANDAR SARANA & PRASARANA

ATENG MUKSIN, S.Pd

NIP.

PKS BIDANG STANDAR KEUANGAN & PEMBIAYAAN JAJANG KUSYANA, S.Pd

NIP. 19650115 198412 1 002

WALI KELAS VII, VIII, DAN IX

GURU KELAS VII, VIII, DAN IX

SISWA KELAS VII, VIII, DAN IX

STRUKTUR ORGANISASI SMP NEGERI 1 JATINANGOR

Gambar 2.2 Struktur Organisasi dan Deskripsi Jabatan SMP Negeri 1 Jatinangor

2.1.6 Deskripsi Jabatan

1. Kepala Sekolah

a. Merencanakan pengembangan penyelenggaraan pendidikan.

b. Mengorganisasikan seluruh proses pendidikan di sekolah yang

meliputi aspek edukatif dan administratif.

c. Mengetahui perkembangan siswa.

d. Mengetahui perkembangan guru bidang studi.

2. Wakil Kepala Sekolah

a. Menyusun kalender pendidikan.

b. Menyusun jadwal pelajaran.

(30)

d. Mengatur pelaksanaan penilaian.

e. Mengatur penerimaan siswa baru.

f. Mengatur program BP.

g. Mengatur penasehatan pemilihan program.

h. Mengatur pengelompokan belajar siswa.

i. Meneliti kehadiran siswa.

j. Mengatur keaktifan kegiatan OSIS.

k. Mengatur mutasi siswa.

l. Mengatur kegiatan MPLS.

3. Kepala Urusan Tata Usaha

a. Menyiapkan rencana anggaran organisasi.

b. Mengkoordinasikan bagian administrasi.

c. Membantu pimpinan dalam menyiapkan rencana pendidikan.

4. Pembantu Kepala Sekoah (PKS) Bidang Standar Proses

a. Mengembangkan silabus secara mandiri atau cara lainnya berdasarkan

standar isi, standar kompetensi lulusan, dan panduan penyusunan

KTSP.

b. Mengkoordinir pengadaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

yang dijabarkan dari silabus.

c. Melaksanakan proses pembelajaran dengan memenuhi persyaratan

yang ditentukan.

d. Melakukan penilaian hasil belajar untuk memperbaiki proses

pembelajaran.

e. Pemantauan proses pembelajaran dilakukan oleh kepala sekolah

mencakup tiga tahapan yaitu:

1) tahap perencanaan,

2) tahap pelaksanaan, dan

3) tahap penilaian hasil pembelajaran.

f. Supervisi proses pembelajaran dilakukan oleh kepala sekolah dengan

empat cara yaitu:

(31)

2) diskusi,

3) pelatihan, dan

4) konsultasi.

g. Membuat jadwal dan mengingatkan Kepala Sekolah.

h. Menyampaikan hasil pengawasan proses pembelajaran kepada

pemangku kepentingan

i. Kepala sekolah melakukan tindak lanjut terhadap hasil pengawasan

proses pembelajaran.

5. Pembantu Kepala Sekolah (PKS) Bidang Standar Manajemen /

Pengelolaan

a. Menyusun, merapatkan dan menetapkan RKAS

b. Menetapkan 8 aspek Pengelolaan

c. Membuat struktur organisasi yang dipajang di dinding dan disertai

uraian tugas yang jelas

d. Mengecek jalannya kegiatan dilaksanakan sesuai rencana kerja

tahunan

e. Melaksanakan pengelolaan kegiatan kesiswaan.

f. Melaksanakan kegiatan pengembangan kurikulum dan pembelajaran

g. Melaksanakan program pengelolaan pendayagunaan pendidik dan

tenaga kependidikan.

h. Mengelola sarana dan prasarana pembelajaran

i. Mengelola pembiayaan pendidikan.

j. Menciptakan suasana, iklim, dan lingkungan pembelajaran yang

kondusif

k. Melibatkan masyarakat dan membangun kemitraan dengan lembaga

lain yang relevan dalam pengelolaan pendidikan

l. Melaksanakan program pengawasan yang disosialisasikan kepada

pendidik dan tenaga kependidikan.

m. Melaksanakan kegiatan evaluasi program kerja sekolah

sekurang-kurangnya sekali dalam 1 tahun.

(32)

o. Mempersiapkan unsur-unsur pelaksanaan akreditasi.

p. Memiliki struktur kepemimpinan sesuai standar pendidik dan tenaga

kependidikan.

q. Memiliki sistem informasi manajemen untuk mendukung administrasi

pendidikan dan petugas khusus.

2.1.7 Profil SMP Negeri 1 Jatinangor

Berikut ini adalah profil lengkap dari SMP Negeri 1 Jatinangor yang

tersusun pada Tabel 2.1 di bawah ini.

Tabel 2.1 Profil SMP Negeri 1 Jatinangor

1.

Nama Sekolah

Alamat Sekolah

Kecamatan

Kabupaten

Propinsi

Telepon/HP/Fax

Web

No. Statistik Sekolah

Tipe Sekolah

SMP NEGERI 1 JATINANGOR

Jalan Raya Bandung-Sumedang No. 241 Km.

22

Jatinangor

Sumedang

Jawa Barat

Telephon +62. 022. 7794231 Fax (022)

Kelurahan Hegarmanah, Kecamatan

Jatinangor

Kabupaten Sumedang

13.050 m2 Berteras 6 miring ke timur

(33)

16.

17.

No.

Pemegang hak

10. 16.06.02.4.00005

DEPD1KNAS cq. Kanwil DEPD1KNAS

Propinsi

Jawa Barat

2.2. Sistem Informasi

2.2.1 Konsep Dasar Informasi

McFadden, dkk (1999) mendefinisikan informasi sebagai data yang telah

diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan sesorang yang

menggunakan data tersebut. Shannon dan Weaver, dua orang insinyur listrik,

melkukan pendekatan secara metematis untuk mendefinisikan informasi

(Kroenke, 1992). Menurut mereka, informasi adalah “jumlah ketidakpastian yang dikurangi ketika sebuah pesan diterima”. Artinya, dengan adanya informasi,

tingkat kepastian menjadi meningkat. Menurut Davis (1999), informasi adalah

data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan

bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang. [1] Baik

maupun buruknya suatu informasi akan sangat berguna bagi penerimanya, dimana

penerima merupakan sebuah eksekutor dari informasi yang dia dapat untuk

menjadikan hal yang lebih berguna bagi diri penerimanya, bahkan dapat menjadi

informasi yang lebih baik bagi penerima yang lainnya.

2.2.2 Karakteristik Data dan Informasi

Karakteristik data atau informasi yang dibahas pada satu literatur dengan

literatur yang lain sangat beragam. Karakteristik data atau informasi menurut

Alter (1992) :

1. Tipe Data

Masing-masing tipe data tentu saja memiliki kelebihan dan kekurangan

masing-masing. Tipe data terformat cocok untuk menyimpan informasi seperti

tanggal transaksi dan jam masuk karyawan (format tanggal dan format jam). Tipe

(34)

sesorang. Tipe data suara dapat digunakan untuk menyatakan bunyi-bunyian. Data

video dapat digunakan untuk menekankan tentang suatu aktivitas aatau kejadian.

2. Akurasi/Presisi

Istilah akurasi (accuracy) dan presisi (precise) sering kali tidak dibedakan.

Bahkan dalam kamus Oxford, kedua istilah ini dianggap sama. Akurasi

menyatakan derajat kebenaran terhadap informasi dan menentukan kehandalan

atau reabilitas informasi. Informasi yang benar-benar bebas kesalahan dikatakan

sangat akurat. Adapun presisi berkaitan dengan tingkat kerincian suatu informasi.

3. Usia dan Rentang Waktu

Karakteristik informasi yang berkaitan dengan waktu adalah usia

informasi (age), ketepatan waktu (timeliness), dan rentang waktu (time horizon).

Usia informasi menyatakan lama waktu sejak informasi dihasilkan hingga saat

sekarang. Usia informasi mudah deketahui jika informasi yaang dihasilkan

berdasarkan laporan internal. Namun, kalau informasi dihasilkan oleh pihak

eksternal, usia yang pasti ada kemungkinan sangat sulit diketahui.

Ketapatan waktu (timeliness) menyatakan usia data yang sesuai dengan

upaya pengambilan keputusan. Artinya, informasi tersebut tidak usang/kadaluarsa

ketika sampai ke penerima, sehingga masih ada waktu untuk menggunakan

informasi tersebut sebagai bahan pengambilan keputusan.

Rentang waktu atau kadang juga disebut kerangka waktu (time frame)

menyatakan selang waktu yang digunakan untuk mencakup data. Dalam hal ini,

rentang waktu dapat beroprasi di masa lalu, masa sekarang, atau masa mendatang.

4. Tingkat Keringkasan dan Kelengkapan

Kadangkala informasi yang terlalu detail tidak memberikan hasil yang

lebih baik, tetapi malah sebaliknya, karena informasi semakin sulit untuk diserap

dan dipahami. Hal yang terpenting, informasi harus diringkas agar sesuai dengan

kebutuhan penerima informasi. Idealnya, informasi yang penting bagi

pengambilan keputusan haruslah lengkap (tak ada yang hilang) sehingga dapat

mengurangi faktor ketidakpastian. Namun, kenyataannya pada kondisi tertentu,

(35)

5. Kemudahan Akses

Agar informasi bisa diterima oleh pemakai denga lancar, kemudahan akses

terhadap informasi harus terjamin. Oleh karena itu, pihak-pihak yang

berkompeten dengan informasi biasanya dilengkapi dengan komputer pribadi

(PC) yang terhubung ke komputer server, yang menyimpan data, untuk

memudahkan pengaksesan informasi.

6. Sumber

Sumber informasi dapat bersifat internal atau eksternal. Sumber internal

berasal dari perusahaan itu sendiri, misalnya diperoleh dari sistem informasi.

Sumber data eksternal berasal dari lingkungan.

Sumber informasi juga bisa bersifat formal dan informal. Sumber data

formal diperoleh melalui sistem informasi, dokumen-dokumen yang

dipublikasikan, dan hasil pertemuan resmi, sedangkan sumber informal diperoleh

karena ada perbincangan tak resmi.

7. Relevansi

Relevansi berarti bahwa informasi benar-benar memberikan manfaat bagi

pemakai. Tentu saja, relevansi informasi untuk setiap pemakai berbeda-beda.

informasi (value of information) ditentukan oleh dua hal, yaitu manfaat dan biaya

untuk mendapatkannya (Jogiyanto, 200). Suatu informasi masi dianggap ber kalau

manfaatnya lebih efektif dibaningkan dengan biaya untuk mendapatkannya. [1]

Dengan dijabarannya karakteristik data dan informasi diatas bisa menjadi

takaran suatu kualitas dari informasi tersebut. Infomasi yang berkualitas adalah

informasi yang berguna bagi penerimanya dan berguna juga bagi penerima

selanjutnya yang dapat mempertegas dan memperjelas pekerjaan maupun data

yang sedang diolah.

2.2.3 Konsep Dasar Sistem

Istilah sistem bukanlah hal yang asing bagi kebanyakan orang. Sering kali

sistem mengacu pada komputer seperti IBM PC atau Macintosh, tetapi juga bisa

ke arah yang lebih luas seperti sistem tatasurya atau bahkan ke hal-hal yang lebih

(36)

sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang dimaksudkan antuk

mencapai suatu tujuan. Sebagai gambaran, jika dalam sebuah sistem terdapat

elemen yang tidak memberikan manfaat dalam mencapai tujuan yang sama, maka

elemen tersebut dapat dipastikan bukanlah bagian dari sistem.

Sebagai contoh, raket dan pemukul bola kasti (masing-masing sebagai

elemen) tidak bisa membentuk sebuah sistem, karena tidak ada sistem permainan

olahraga yang memadukan kedua peralatan tersebut. [1] Sistem menjadikan

keterpaduan kerja suatu sub sistem yang saling berinteraksi dan bergerak secara

kerjasama membentuk satu kesatuan untuk mencapai pencapaian tujuan yang

sama. Satu buah sub sistem bisa dapat sangat mempengaruhi sistem yang sedang

bekerja secara keseluruhan, karena sub sistem sangat terkait dengan sistem yang

dibutuhkan dari tiap sub sistem untuk mencapai tujuan sistem yang dicapai.

2.2.4 Klasifikasi Sistem

Sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya :

a. Sistem abstrak dan sistem fisik

Sistem abstrak (abstract system) adalah sistem yang berisi gagasan atau

konsep. Misalnya, sistem teologi yang berisi gagasan tentang hubungan

manusia dan Tuhan.

Sistem fisik (physical system) adalah sistem yang secara fisik dapat

dilihat. Misalnya : sistem komputer, sistem komputer, sistem sekolah,

sistem akuntansi, dan sistem transportasi.

b. Sistem deterministik dan probabilistik

Sistem deterministik (deterministic system) adalah suatu sistem yang

operasinya dapat diprediksi secara tepat. Misalnya, sistem komputer.

Sistem probabilistik (probabilistic system) adalah sistem yang tak dapat

diramal dengan pasti karena mengandung unsur probabilitas. Misalnya,

sistem arisan dan sistem sendiaan. Kebutuhan rata-rata dan waktu ntuk

memulihkan jumlah sediaan dapat ditentukan, tetapi yang tepat untuk

(37)

c. Sistem tertutup dan terbuka

Sistem tertutup (closed system) adalah sistem yang tidak bertukar materi,

informasi, atau energi dengan lingkungan. Dengan kata lain, sistem ini

tidak berinteraksi dan tidak dipengaruhi oleh lingkungan.

Sistem terbuka (open system) adalah sistem yang berhubungan dengan

lingkungan dan dipengaruhi oleh lingkungan. Ciri-cirinya, sistem

menerima masukan yang diketahui, yang bersifat acak, maupun gangguan.

Selain itu, umumnya sistem melakukan adaptasi terhadap lingkungan.

d. Sistem alamiah dan sistem buatan manusia

Sistem alamiah (natural system) adalah sistem yang terjadi karena alam

(tidak dibuat oleh manusia). Misalnya, sistem tatasurya. Sistem buatan

manusia (human made system) adalah sistem yang dibuat oleh manusia.

Misalnya, sistem komputer dan sistem mobil.

e. Sistem sederhana dan sistem kompleks

Berdasarkan tingkat kerumitannya, sistem dibedakan menjadi sistem yang

sederhana (misalnya sepeda) dan sistem yang kompleks (misalnya otak

manusia) [1].

Pentingnya suatu klasifikasi pada suatu sistem pada dasarnya setiap sistem

memiliki tujuan yang berbeda-beda, tapi adapula sistem yang memiliki

tujuan dan manfaat yang hampir sama ataupun yang sangat serupa.

Diantara perbedaan maupun persamaan dalam tujuan sistem, maka sistem

tersebut dapat diklasifikasikan untuk menyempurnakan satu sistem dengan

sistem yang lainnya sesuai dengan kebutuhan sistem-sistem tertentu

menjadi penguntungan terhadap sistem yang terkait.

2.2.5 Elemen Sistem

Ada beberapa elemen yang membentuk sebuah sistem yaitu tujuan,

(38)

a. Tujuan

Setiap sistem memiliki (goal), entah hanya satu atau mungkin banyak.

Tujuan inilah yang menjadi pemotivasi yang mengarahkan sistem. Tanpa

tujuan, sistem menjadi tak terarah dan tak terkendali.

b. Masukan

Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk kedalam sistem

dan selanjutnya menjadi bahan untuk diproses. Masukan dapat barupa

hal-hal berwujud (tampak sacara fisik) maupun yang tidak tampak.

c. Keluaran

Keluaran (output) merupakan hasil dari inputan yang diproses oleh suatu

sistem atau diolah sehingga menjadi suatu keluaran. Keluaran bisa berupa

suatu informasi, saran, cetakan, dan sebagainya.

d. Proses

Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau trnsformasi dari

masukan menjadi keluaran yang berguna, misalnya berupa informasi tetapi

juga bisa hal-hal yang berguna.

e. Mekanisme Pengendalian Umpan Balik

Mekanisme pengendalian (control mechanism) di wujudkan dengan

menggunakan umpan balik (feedback), yang mencuplik keluaran. Umpan

balik ini digunakan untuk mengemdalikan baik masukan ataupun proses.

[1].

Suatu sistem mengetahui dan memperhatikan elemen-elemen sistem

dengan baik, maka sistem yang sedang berjalan berjalan seharusnya

menjadi sistem yang memiliki kualitas yang baik. Suatu sistem dapat

berubah saat sistem tersebut mendapatkan elemen sistem yang baru untuk

memperbaiki atau menambah produktifitas sistem itu tersebut.

2.2.6 Sistem Informasi

Sistem informasi mencakup sejumlah komponen (manusia, komputer,

sistem informasi, dan prosedur kerja), ada sesuatu yang diproses (data menjadi

(39)

sistem informasi yang disampaikan oleh Alter (1992), sistem informasi adalah

kombinasi antara prosedur kerja, informasi, orang, dan teknologi informasi yang

diorganisasikan untuk mencapai tujuan dalam sebuah organisasi. [1]

Sistem informasi dapat menyediakan informasi untuk membantu

mengambil keputusan dan dapat menjadi pengendalian dalam suatu organisasi

atau instansi, maka siperlukannya penataan informasi yang sangat baik baik

berupa manajemen informasi maupun dibuatkan jaringan komunikasi yang tertata

dengan baik untuk menghasilakan informasi yang berguna.

2.2.7 Komponen Sistem Informasi

Sistem Informasi memiliki lima komponen yang dapat diklarifikasikan

sebagai berikut : [2]

1. Hardware adalah sebagai perlatan penyimpanan data, peralatan input dan

output, dan sebagai peralatan komunikasi data.

2. Software merupakan kumpulan dari perintah/fungsi yang ditulis dengan

aturan tertentu untuk memerintahkan komputer melaksanakan tugas

tertentu.

3. Data merupakan komponen dasar dari informasi yang akan siproses lebih

lanjut untuk menghasilkan informasi.

4. Prosedur/proses sistem menghubungkan berbagai perintah, dan aturan

yang akan menentukan rancangan dan pengguna sistem informasi.

Manusia adalah mereka yang terlibat dalam kegiatan sistem informasi

seperti operator, pemimpin sistem informasi dan sebagainya.

2.3 E-Learning

2.3.1 Pengertian E-Learning

Pembelajaran berbasis elektronik (e-learning) telah dimulai pada tahun

1970-an (Wilson, 2001), tetapi mulai bersifat komersial dan berkembang pesat

sejak periode 1990-an (Kamarga, 2002). E-learning merupakan suatu penerapan

teknologi informasi yang relatif baru di Indonesia, mulai dikenal secara komersial

pada tahun 1995 ketika Indo-Internet membuka layanannya sebagai penyedia jasa

(40)

merupakan singkatan dari electronic dan learning yang berarti pembelajaran.

Jadi, e-learning berarti pembelajaran dengan menggunakan jasa/bantuan

perangkat elektronika, khususnya perangkat komputer. Karena itu, e-learning

sering disebut pula dengan on-line course (Soekartawi, 2003). Dalam berbagai

literatur, e-learning didefinisikan sebagai berikut.

e-learning is a generic term for all technologically supported learning using an array of teaching and learning tools as phone bridging, audio and video

tapes, teleconferencing, satellite transmissions, and more recognized web-based

training or computer aided instruction also commonly referred to as online

course” (Soekartawi, Haryono, dan Librero, 2002).

Dengan demikian, e-learning atau pembelajaran dengan on-line adalah

pembelajaran yang pelaksanaannya didukung oleh jasa elektornis, seperti telepon,

audio, video tape, transmisi satelit, atau komputer. Berbagai istilah digunakan

untuk mengungkapkan pembelajaran elektronik, antara lain on-line kearning,

internet-enabled learning, virtual learning, atau web-based learning. Memahami

berbagai istilah tersebut perlu diperlakukan untuk memperoleh kejelasan tentang

e-learning. Seseorang yang menggunakan komputer didalam kegiatan belajarnya

dan melakukan akses berbagai informasi (materi pembelajaran) diantara pengajar

dan pelajar, disebut proses e-learning. Belajar melalui on-line ini akan

memudahkan kedua belah pihak, karena penyampaian materi ajar lebih cepat,

mudah, dan lebih efisien dibanding dengan cara-cara lain.

Kartasasmita (2003) mengemukakan bahwa salah satu ciri e-learning

adalah adanya pembelajaran dengan kombinasi teknologi dan berbagai terapan

praktis, serta dengan kesegaran kemudahan akses ke sumber belajar, ke pengajar,

dan ke sesama pembelajar, melalui internet. Fakta adanya kombinasi teknologi

dengan terapan dalam e-learning juga dikemukakan oleh Savel (Kartasasmita,

2004) yang menyatakan bahwa e-learning mengintegrasikan teknologi elektronik

dan pendidikan, sebab itu penggunaan internet sangat dominan pada e-learning.

(41)

pembelajaran secara formal dan informal yang dilakukan melalui media

elektronik, seperti internet, intranet, CD-ROM, video tape, DVD, TV, handphone,

PDA, dan lain-lain.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat dikatakan bahwa e-learning

lebih luas dibandingkan dengan on-line learning yang biasa disebut juga dengan

istilah virtual learning. Virtual learning hanya menggunakan internet atau intranet

LAN/WAN, tidak termasuk menggunakan CD-ROM. Untuk lebih jelas dapat

dilihat di Gambar 2.3 berikut.

Gambar 2.3 Terminologi learning

Sumber : WR Hambrecht + Co, http://www.wrhambracht.com (simamora,

2003)

Cisco dlaam Kamarga (2002), mendeskripsikan e-learning dalam berbagai

karakteritik, antara lain :

1. E-learning merupakan penyampaian informasi, komunikasi, pendidikan,

dan pelatihan secara on-line;

2. E-learning menyediakan seperangkat alat yang dapat memperkaya

hasil-hasil belajar yang diperoleh hanya secara konvensional, sehingga dapat

menjawab tantangan perkembangan globalisasi;

3. E-learning tidak berarti menggantikan model belajar konvensional

didalam kelas, tetapi memperkuat model belajar konvensional melalui

(42)

4. E-learning akan menyebabkan kapasitas peserta didik bervariasi

bergantung pada bentuk konten dan alat penyampaiannya. Makin baik

keselarasan antara konten dan penyampaiannya dengan gaya belajar

peserta didik, maka akan lebih baik kapasitas peserta didik yang pada

gilirannya akan memberikan hasil yang lebih baik.

Dari penjelasan di atas terlihat bahwa e-learning merupakan kombinasi

antara informasi, interaksi dan komunikasi, serta pendidikan yang merupakan

elemen-elemen inti dalam strategi mencapai keberhasilan. Dalam hal ini,

e-learning tidak identik dengan e-training sebab e-learning menyangkut solusi

terhadap tantangan pembaruan (updates), sedangkan e-training adalah pelatihan

yang dilakukan melalui komputer berbasis internet dengan teknik synchronous. Di

dalam e-learning, peserta didik mempunyai pilihan untuk menetapkan isi

(Collaborative Solution) dan kecepatan (self pace). Pendidik dapat memberikan

materi pelajaran lewat sarana internet yang dapat diakses setiap saat dan dimana

saja. Peserta didik juga tidak perlu harus selalu belajar di kelas untuk

mendapatkan informasi mengenai materi yang ingin diperolehnya. Bahkan,

peserta didik dapat mengembangkan proses belajarnya dengan mencari referensi

dan informasi dari sumber lain.

Kemampuan akses ke internet bukan hanya didasarkan pada kemampuan

memiliki komputer yang dapat memasuki jaringan internet, melainkan juga

dibutuhkan keterampilan menjelajah dunia maya tersebut dalam rangka

memperoleh informasi yang dibutuhkan. Apabila seseorang tidak memiliki

keterampilan menjelajah internet maka ia akan mengeluarkan dana yang cukup

besar dan waktu yang lama untuk memperoleh informasi situs yang dibutuhkan.

Pada posisi inilah e-learning berfungsi mendekatkan seorang dengan sumber

(43)

2.3.2 Metode E-Learning

Pembagian atau pembedaan E-Learning. Pada dasarnya, E-Learning

mempunyai dua tipe, yaitu synchronous and asynchronous. Karena ada

bermacam penggunaan E-Learning saat ini, maka ada pembagian atau pembedaan

E-Learning. Pada dasarnya, E-Learning mempunyai dua tipe, yaitu synchronous

and asynchronous, berikut adalah tabel 2.1 untuk melihat pengelompokan

Synchronous dan Asynchronous.

Tabel 2.2 Pengelompokan Synchronous dan Asynchronous

Name Synchronous Asynchronous

Video Videoconferencing Videotape, Broadcast video

Audio Audioconferencing Audiotape, Radio

Data Internet chat, Desktop video

conferencing E-mail, CD-ROM

1. Synchronous Learning

Synchronous yang mempunyai arti waktu yang sama, atau proses belajar

mengajar yang di lakukan secara bersamaan dalam waktu yang sama,

Synchronous mengharuskan guru dan siswa mengakses internet bersamaan.

Pengajar memberikan materi dengan slide presentasi dan peserta menggunakan

web conference yang dapat mendengarkan presentasi melalui hubungan internet

Pada dasarnya synchronous mirip dengan pembelajaran di ruang kelas. Namun,

kelasnya bersifat (virtual) dan peserta tersebar di seluruh dunia karena terhubung

melalui internet. Oleh karena itu, synchronous dinamakan virtual classroom

karena proses pelajar mengajarnya dilakukan secara virtual dengan pemanfaatan

(44)

2. Asynchronous Learning

Asynchronous mempunya arti waktu yang berbeda, atau tidak pada waktu

yang bersamaan, Jadi seseorang dapat melakukan aktivitas pembelajaran dalam

waktu yang berbeda tanpa mengurangi kualitas materi yang di berikan. Salah satu

contoh penggunaan Asynchronous yang terpimpin, dimana pengajar memberikan

materi pelajaran lewat internet dan peserta pelatihan mengakses materi pada tugas

atau latihan dan peserta mengumpulkan tugas lewat e-mail. Peserta dapat

berdiskusi atau berkomentar dan bertanya melalui bulletin board.

2.3.3 Fungsi dan Manfaat E-Learning

Terdapat tiga fungsi e-learning dalam kegiatan pembelajaran di kelas

(classroom instruction), yaitu sebagai suplemen (tambahan) yang sifatnya pilihan

(optional), pelengkap (komplemen), atau pengganti (substitusi), (Siahaan, 2003).

Pertama, suplemen (tambahan). E-Learning berfungsi sebagai suplemen

(tambahan), yaitu: peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan

memanfatkan materi e-learning atau tidak. Dalam hal ini, tidak ada

kewajiban/keharusan bagi peserta didik untuk mengakses materi e-learning.

Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik yang memanfaatkannya tentu akan

memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan.

Kedua, komplemen (pelengkap). E-learning berfungsi sebagai komplemen

(pelengkap), yaitu : materinya diprogramkan untuk melengkapi materi

pembelajaran yang diterima peserta didik di dalam kelas. Yang berarti materi

e-learning diprogamkan untuk menjadi materi reinforcement (penguatan) atau

remedial bagi peserta didik di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran

konvensional.

Materi e-learning dikatakan sebagai enrichment (pengayaan), apabila

kepada peserta didik yang dapat dengan cepat menguasai/memahami materi

pelajaran yang disampaikan pendidik secara tatap muka (fast learners) diberikan

(45)

dikembangkan untuk mereka. Tujuannya agar semakin memantapkan tingkat

penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran yang disajikan pendidik di

dalam kelas.

Dikatakan sebagai program remedial, apabila kepada peserta didik yang

mengalami kesulitan memahami materi pelajaran yang disajikan pendidik secara

tatap muka di kelas (peserta didik yang memahami materi dengan lambat (slow

learners)) diberikan kesempatan untuk memanfaatkan materi e-learning yang

memang secara khusus dirancang untuk mereka. Tujuannya agar peserta didik

semakin lebih mudah memahami materi pelajaran yang disajikan pendidik di

kelas.

Ketiga, substitusi (pengganti). Beberapa pendidikan tinggi di

negara-negara maju memberikan beberapa alternatif model kegiatan

pembelajaran/perkuliahaan kepada para peserta didiknya. Dengan tujuan agar

peserta didik dapat secara fleksibel mengelola kegiatan perkuliahan sesuai dengan

waktu dan aktivitas sehari-harinya peserta. Ada tiga alternatif model kegiatan

pembelajaran yang dapat dipilih peserta didik, yaitu :

1. Sepenuhnya secara tatap muka (konvensional),

2. Sebagian secara tatap muka dan sebagian lain melalui internet, atau

3. Sepenuhnya melalui internet.

Siemens (2004) menyebutkan salah satu kategori e-learning yaitu blended

learning, yang menyediakan peluang terbaik bagi transisi pembelajaran dari kelas

menuju e-learning. Blended learning melibatkan kelas (atau face to face) dan

pembelajaran secara on-line sebagai proses pembelajarannya. Model ini cukup

efektif untuk menambah efisiensi untuk melakukan kegiatan pembelajaran di

kelas dan melakukan diskusi atau menambah/mencari informasi di luar kelas.

Alternatif model pembelajaran manapun yang akan dipilih peserta didik

tidak menjadi masalah dalam penilaian, karena semua model penyajian materi

(46)

dapat menyelesaikan program perkuliahannya dan lulus melalui cara konvensional

atau sepenuhnya melalui internet, atau melalui perpaduan kedua model ini, maka

institusi penyelenggara pendidikan akan memberikan pengakuan yang sama.

Keadaan yang sangat fleksibel ini dinilai sangat membantu untuk mempercepat

penyelesaian perkuliahannya.

Soekartawi (2003), berpendapat bahwa karakteristik dan perangkat yang

diperlukan oleh e-learning sebagai berikut.

1. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik; antara pendidik dan peserta

didik, antarpeserta didik sendiri, atau antarpendidik-pendidik, sehingga

dapat berkomunikasi dengan relatif mudah tanpa dibatasi oleh hal-hal yang

protokoler.

2. Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan komputer

network).

3. Menggunakan bahan ajar yang bersifat mandiri (self learning materials)

yang telah disimpan dikomputer sehingga dapat diakses pendidik dan

peserta didik kapan saja dan di mana saja bila diperlukan oleh yang

bersangkutan.

4. Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar,

dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan yang dapat

dilihat setiap saat di komputer.

Pemanfaatan internet berpengaruh terhadap tugas pendidik dalam proses

pembelajaran. Dahulu, proses pembelajaran didominasi oleh peran pendidik,

karena itu disebut the era of teacher. Kini, proses pembelajaran banyak

didominasi oleh peran pendidik dan buku (the era of teacher and book). Pada

masa mendatang proses belajar akan didominasi oleh peran pendidik, buku, dan

teknologi (the era of teacher, book, and technology).

Selanjutnya, Soekartawi (2003) mengemukakan manfaat penggunaan

internet, khususnya dalam pendidikan terbuka dan jarak jauh, antara lain sebagai

(47)

1. Tersedianya fasilitas e-Moderatting, fasilitas ini akan membuat pendidik

dan peserta didik dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas

internet secara regular atau kapan saja. Kegiatan berkomunikasi itu

dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat, dan waktu.

2. Pendidik dan peserta didik dapat menggunakan bahan ajar atau penunjuk

belajar yang terstruktur dan terjadwal melalui internet, sehingga keduanya

bisa saling menilai berapa jauh bahan ajar dipelajari.

3. Peserta didik dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan di

mana saja kalau diperlukan, mengingat bahan ajar tersimpan dalam

komputer.

4. Bila peserta didik memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan

bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet secara lebih

mudah.

5. Baik pendidik maupun peserta didik, dapat melakukan diskusi melalui

internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga

menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.

6. Berubahnya peran peserta didik dari yang biasanya pasif menjadi aktif.

7. Relatif lebih efisien. Misalnya bagi mereka yang tinggal jauh dari

pendidikan tinggi atau sekolah konvensional, bagi mereka yang sibuk

bekerja, bagi mereka yang bertugas di kapal, di luar negeri, dan

sebagainya.

E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dan

pendidik/instruktur maupun antara sesama peserta didik dapat saling berbagi

informasi atau pendapat mengenai berbagai hal yang menyangkut pelajaran

ataupun kebutuhan pengembangan diri peserta didik. Pendidik/instruktur dapat

menempatkan bahan-bahan belajar dan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh

peserta didik di tempat tertentu di dalam website untuk diakses oleh para peserta

didik. Sesuai dengan kebutuhan, pendidik/instruktur dapat pula memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk mengakses bahan belajar tertentu dan

soal-soal ujian yang hanya dapat diakses oeh peserta didik sekali saja dalam

(48)

Berikut ini beberapa pendapat ahli lain mengenai manfaat e-learning.

Siahaan (2003) melihat manfaat e-learning dari dua sudut, yaitu dari sudut peserta

didik dan pendidik.

1. Dari sudut peserta didik

Dengan kegiatan e-learning dimungkinkan berkembangnya fleksibilitas

belajar yang tinggi. Artinya, peserta didik dapat mengakses bahan-bahan belajar

setiap saat dan berulang-ulang. Peserta didik juga dapat berkomunikasi dengan

pendidik setiap saat. Dengan kondisi yang demikian ini, peserta didik dapat lebih

memantapkan penguasaanya terhadap materi pembelajaran.

Manakala fasilitas infrastuktur tidak hanya tersedia di daerah perkotaan,

tetapi telah menjangkau daerah kecamatan dan pedesaan maka kegatan e-learning

akan memberikan manfaat kepada peserta didik yang :

a. Belajar di sekolah-sekolah kecil di daerah miskin untuk mengikuti

matapelajaran tertentu yang tidak dapat diberikan oleh sekolahnya;

b. Mengikuti program pendidikan di rumah (home schoolers) untuk

mempelajari materi pembelajaran yang tidak dapat diajarkan oleh para

orang tuanya, seperti bahasa asing dan keterampilan di bidang

komputer;

c. Merasa fobia dengan sekolah, atau peserta didik yang dirawat di

rumah sakit ataupun di rumah, yang putus sekolah tetapi berminat

melanjutkan pendidikannya dan peserta didik yang berada di berbagai

daerah atau bahkan yang berada di luar negeri;

d. Tidak tertampung di sekolah konvensional untuk mendapatkan

pendidikan.

2. Dari sudut pendidik

Dengan adanya kegiatan e-learning, pendidik/instrukur dapat memperoleh

beberapa manfaat, antara lain mereka dapat :

a. Lebih mudah melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang

menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan

(49)

b. Mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna peningkatan

wawasan karena waktu luang yang dimiliki relatif lebih banyak;

c. Mengontrol kegiatan belajar peserta didik, bahkan pendidik/instruktur

juga dapat mengetahui kapan peserta didiknya belajar, topik apa yang

dipelajari, berapa lama suatu topik dipelajari, serta berapa kali topik

tertentu dipelajari ulang;

d. Mengecek apakah peserta didik telah mengerjakan soal-soal latihan

setelah mempelajari topik tertentu;

e. Memeriksa jawaban peserta didik dan memberitahukan hasilnya

kepada peserta didik.

Sejalan dengan pendapat diatas, manfaat e-learning menurut Bates dan

Wulf (Siahaan, 2003) terdiri atas empat hal berikut.

1. Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik dan

pendidik (enhance interaktivitity)

Apabila dirancang secara cermat, e-learning dapat meningkatkan kadar

interaksi pembelajaran, baik antara peserta didik dengan pendidik/instruktur,

antara sesama peserta didik dan bahan belajar (enhance interaktivity). Berbeda

halnya dengan pembelajaran yang bersifat konvensional, tidak semua peserta

didik dalam kegitan konvensional dapat berani atau mempunyai kesempatan untuk

mengajukan pertanyaan ataupun menyampaikan pendapatnya di dalam diskusi.

Mengapa? Karena kesempatan yang ada atau yang disediakan pendidik/instruktur

untuk berdiskusi sangat terbatas. Biasanya kesempatan yang terbatas ini juga

cenderung didominasi oleh beberapa peserta didik yang cepat tanggap dan berani.

Keadaan yang demikian ini tidak akan terjadi pada e-learning. Peserta didik yang

malu maupun yang ragu-ragu atau kurang berani mempunyai peluang yang luas

untuk mengajukan pertanyaan dan menyampaikan pendapat tanpa merasa diawasi

atau mendapat tekanan dari teman sekelas.

2. Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan

saja (time and place flexibility)

Mengingat sumber belajar yang sudah dikemas secara elektronik dan

(50)

dapat melakukan interaksi dengan sumber belajar ini kapan saja dan dimana saja.

Demikian juga dengan tugas-tugas kegiatan pembelajaran, dapat diserahkan

kepada pendidik/instruktur begitu selesai dikerjakan, tidak perlu menunggu

sampai ada janji untuk bertemu dengan pendidik/instruktur. Peserta didik tidak

terikat ketat dengan waktu dan tempat penyelenggaraan kegiatan pembelajaran

sebagaimana halnya pada pendidikan konvensional.

3. Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (Potential to reach a

global audience)

Dengan fleksibilitas waktu dan tempat, maka jumlah peserta didik yang

dapat dijangkau melalui kegiatan e-learning semakin lebih banyak atau meluas.

Ruang dan tempat serta waktu tidak lagi menjadi hambatan. Siapa saja, dimana

saja, dan kapan saja, seseorang dapat belajar. Interaksi dengan sumber belajar

dilakukan melalui internet, kesempatan belajar benar-benar terbuka lebar bagi

siapa saja yang membutuhkan.

4. Mempermudah pembaruan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy

updating of content as well as archieve capabilities)

Fasilitas yang tersedia dalam teknologi internet dan berbagai perangkat

lunak yang terus berkembang turut membantu mempermudah pengembangan

bahan belajar elektronik. Demikian juga dengan penyempurnaan atau

pemutakhiran bahan belajar sesuai dengan tuntutan perkembangan materi

keilmuannya dapat dilakukan secara periodik dan mudah. Disamping itu,

penyempurnaan metode penyajian materi pembelajaran dapat pula dilakukan, baik

yang didasarkan atas umpan balik dari peserta didik maupun hasil penilaian

pendidik/infrastruktur selaku penanggung jawab atau pembina materi

pembelajaran itu sendiri.

Pengetahuan dan keterampilan untuk pengembangan bahan belajar

elektronik ini perlu dikuasai terlebih dahulu oleh pendidik/instruktur yang akan

mengembangkan bahan belajar elektronik. Demikian juga dengan pengelolaan

kegiatan pembelajaranna sendiri, harus ada komitmen dari pendidik/instruktur

yang akan memantau perkembangan kegiatan belajar peserta didiknya dan

(51)

1. Kamarga (2002) mengemukakan manfaat e-learning dalam organisasi

belajar sebagai berikut.

2. Meningkatkan produktivitas. Melalui e-learning perjalanan waktu dapat

direduksi sehingga produktivitas peserta didik dan pendidik tidak akan

hilang karena kegiatan perjalanan yang harus ia lakukan untuk

memperoleh proses pembelajaran.

3. Mempercepat proses inovasi. Kompetensi sumber daya manusia dapat

mengalamai depresiasi. Pembaruan kompetensi tersebut dapat dilakukan

melalui e-learning sehingga kompetensi selalu memberi nilai melalui

kreativitas dan inovasi sumber daya manusia.

4. Efisiensi; proses pembangunan kompetensi dapat dilakukan dalam waktu

yang relatif lebih singkat dan mencakup dalam jumlah yang lebih besar.

5. Fleskibel dan interaktif; kegiatan e-learning dapat dilakukan dari lokasi

mana saja selama ia memiliki koneksi dengan sumber pengetahuan

tersebut dan interaktivitas dimungkinkan secara langsung atau tidak

langsung dan secara visualisasi lengkap (multimedia) ataupun tidak.

E-learning dapat dimanfaatkan dan dikembangkan dalam membentuk

budaya belajar baru yang lebih modern, demokratis, dan mendidik. Budaya belajar

adalah bagian kecil dari budaya masyarakat. Budaya masyarakat diartikan sebagai

keterpaduan seluruh objek, ide, pengetahuan, lembaga, cara mengerjakan sesuatu,

kebiasaan, pola perilaku, nilai, dan sikap tiap generasi dalam suatu masyarakat,

yang diterima suatu generasi dari generasi pendahulunya dan diteruskan acapkali

dalam bentuk yang sudah berubah kepada generasi penerusnya (Kartasasmita,

2003).

Selanjutnya, Kartasasmita (2003) mengemukakan bahwa pengamatan

umum atas budaya belajar, khususnya di pendidikan tinggi menunjukan beberapa

hal berikut.

1. Peserta didik berkelompok secara sosial dalam belajar. Tujuan-tujuan

Gambar

Tabel 2.1 Profil SMP Negeri 1 Jatinangor
Gambar 2.4 Contoh tampilan dashboard.
Tabel 2.3 Tabel Penomoran Level pada DFD
Gambar 3.1 FlowMap Pemberian Materi Saat Guru Hadir
+7

Referensi

Dokumen terkait

Entry behaviora test adalah test yang diadakan sebelum suatu pengajaran dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang

[r]

dibangun berupa aplikasi berbasis web.Aplikasi tersebut adalah Learning Managament System, yaitu sebagai media pembelajaran yang dapat menampung lebih dari satu

Program Strata Satu Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer. Universitas

Siswa Set Siswa Mapel Guru Set Guru Mengajar Mata Pelajaran Kelas Tahun Ajaran KELOLA ADMIN Log Out Ganti Password Beranda LAPORAN Nilai Keaktifan Guru Akun Kepala Sekolah. E-Learning

Pengamatan Akan menampilkan pesan-pesan kesalahan yang tidak sesuai dengan perubahan data yang masuk ke sistem. Kesimpulan

DBMS adalah software yang menangani semua akses ke basis data. DBMS digunakan untuk menyimpan, mengelola, dan menampilkan. data. Suatu sistem aplikasi disebut DBMS

Halaman Beranda Siswa 3.5.4 Halaman Kelola Pengumuman Administrator Halaman pengumuman admnistrator digunakan administrator e-learning untuk mengelola halaman pengumuman yang dapat