BIODATA PENULIS
1. DATA PRIBADI
Nama : Irne Tri Wahyuni
Jenis kelamin : Perempuan
Tempat/ Tanggal Lahir : Cirebon, 10 Januari 1991
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Status : Belum kawin
Anak ke : Tiga dari tiga bersaudara
Alamat : Griya Nusantara Jl. Jawa Dwipa No. 369
Cirebon- 45145
Nomor Telepon : 089656381181
Email : maniezzz_1001@yahoo.com
2. Riwayat Pendidikan
1. 1999 – 2004 SD Kartika III-5 Cirebon
2. 2004 – 2006 SMP Negeri 5 Cirebon
3. 2006 – 2009 SMAN 9 Cirebon
4. 2009 – 2013 Universitas Komputer Indonesia Bandung, jurusan Teknik
Informatika
Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya dalam keadaan sadar tanpa paksaan.
Bandung
SKRIPSI
Diajukan untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer
IRNE TRI WAHYUNI
10109315
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu alaikum Wr.Wb.
Alhamdulillahirabbil’alamiin, segala puji bagi Allah SWT Rabb semesta
alam, berkat rahmat dan kasih sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas
akhir ini. Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Komputer pada Fakultas Teknik Informatika Universitas Komputer
Indonesia, dengan judul “PEMBANGUNAN APLIKASI E-LEARNING
BERBASIS WEB DI SMP NEGERI 40 BANDUNG”.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa begitu banyak pihak yang telah
turut membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Melalui kesempatan ini, dengan
segala kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dan juga atas semua
keindahan, kemudahan, dan berjuta hikmah yang melahirkan semangat
jiwa.
2. Ayahanda (Wawan Irawan Setia) dan Ibunda (Heni Sri Hernawati),
kedua Kakanda tersayang (Irni Apriani dan Irna Noviana P) , Kakak
ipar (Rio Mario), Tante (Djuariah Djajang), dan keponakan paling
cantik (Aaleyah Cantika Mario) yang telah memberikan dukungan,
doa dan bantuannya selama pembuatan tugas akhir ini.
3. Ibu Riani Lubis,M.T. selaku dosen pembimbing yang telah bersedia
meluangkan waktu dan membimbing penulis sehingga mampu
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
4. Bapak Adam Mukharil Bachtiar, S.Kom selaku dosen penguji yang
telah memberikan arahan dan bimbingan untuk perbaikan.
5. Bapak Alif Finandhita., S.Kom selaku dosen penguji yang telah
iv
6. Bapak Irawan Afrianto S.T.,M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik
Informatika dan selaku dosen wali kelas IF-7 angkatan 2009 yang telah
banyak meluangkan waktu dan perhatian terhadap penulis selama
menempuh pendidikan di Universitas Komputer Indonesia.
7. Bapak dan Ibu dosen serta seluruh staf pegawai program studi Teknik
Informatikan Universitas Komputer Indonesia, yang telah banyak
membantu.
8. Segenap guru dan siswa yang ikut berpartisipasi dalam penelitian di
SMP Negeri 40 Bandung.
9. Muhammad Ikbal yang telah memberikan semangat dan doa kepada
penulis selama pembuatan tugas akhir ini.
10.Kosan35 (Leni Selviah, Raden Indri, Nicki Febrina, Yulia Sharen)
yang selalu memberikan semangat.
11. Subur’s Fam (Septy, Deby, Jelita, Noni), terima kasih atas semangat,
motivasi dan doa yang slalu diberikan kepada penulis, yang selalu
menemani penulis dalam suka maupun duka.
12.Teman-teman mahasiswa Teknik Informatika UNIKOM angkatan
2009 khususnya kelas IF-7 dan HMIF terima kasih atas dukungan
dalam pembuatan tugas akhir ini.
13.Teman, saudara, kerabat yang tidak bias disebutkan satu per satu, yang
telah memberikan dorongan doa dan semangat dalam melaksanakan
pembuatan tugas akhir ini.
Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat kelulusan bagi mahasiswa
jurusan Teknik Informatika di UNIKOM. Penulis menyadari tugas akhir ini masih
jauh dari sempurna dengan segala kekurangan. Penulis harapkan adanya kritik dan
saran yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan dari tugas akhir ini.
Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua.
Bandung, Juli 2013
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR SIMBOL ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
I.1 Latar Belakang Masalah ... 1
I.2 Perumusan Masalah ... 2
I.3 Maksud dan Tujuan ... 2
I.4 Batasan Masalah ... 3
I.5 Metodologi Penelitian ... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
II.1 Tinjauan Sekolah ... 7
II.1.1 Sejarah Sekolah ... 7
II.1.2 Visi dan Misi Instansi ... 8
II.1.3 Struktur Organisasi Sekolah ... 9
II.1.4 Deskripsi Tugas Struktur Organisasi Instansi ... 9
II.2 Landasan Teori ... 11
II.2.1 Sistem ... 11
vii
II.2.6 Alat Bantu Pemodelan Analisis Terstruktur ... 23
II.2.7 PHP (Personal Home Page) ... 27
II.2.8 MySQL (My Structure Query Language) ... 27
II.2.9 XAMPP ... 28
II.2.10 CSS (Cascading Style Sheet) ... 29
II.2.11 Macromedia Dreamweaver... 30
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 33
III. 1 Analisis Sistem ... 33
III.1.1 Analisis Masalah ... 33
III.1.2 Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan ... 34
III.1.3 Aturan Bisnis ... 40
III.1.4 Analisis Monitoring ... 41
III.1.5 Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak ... 42
III.1.6 Analisis Kebutuhan Non Fungsional ... 45
III.1.7 Analisis Kebutuhan Fungsional ... 52
III. 2 Perancangan Sistem ... 95
III.2.1 Tabel Relasi ... 97
III.2.2 Struktur Tabel ... 97
III.2.3 Perancangan Struktur Menu ... 103
viii
III.2.4 Jaringan Semantik ... 131
III.2.5 Perancangan Prosedural ... 134
BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM ... 137
IV.1 Implementasi Sistem ... 137
IV.1.1 Implementasi Perangkat Keras ... 137
IV.1.2 Implementasi Perangkat Lunak ... 137
IV.1.3 Implementasi Basis Data ... 140
IV.1.4 Implementasi Antarmuka ... 145
IV.1.5 Implementasi Pesan ... 147
IV.2 Pengujian Sistem ... 147
IV.2.1 Rencana Pengujian Alpha ... 147
IV.2.2 Pengujian Beta ... 162
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 175
V.I Kesimpulan ... 175
V.II Saran ... 175
175
Graha Ilmu
3. Kusrini, (2007), Tuntunan Praktis Membangun Sistem Informasi Akuntansi
Dengan Visual Basic dan Microsoft SQL Server. Yogyakarta : Andi
4. Dukom, M. (2011), Menjadi Master Website Gratis Dalam Hitungan Menit,
bekasi : Dunia Komputer,
5. Chandrawati, S.R. (2010), Pemanfaatan E-Learning Dalam Pembelajaran,
Jurnal Cakrawala Kependidikan No.2 Vol.8
6. Zhuang, H., Effendi, E. (2005), E-Learning Konsep dan Aplikasi, Yogyakarta
: Andi
7. Rahayu, W.I, (2011), Perancangan Aplikasi Sistem Manajemen Invenori
Pemberkasan Surat Masuk Dan Surat Keluar Di Politeknik Pos Indonesia
Sebagai Penunjang Sistem Paperless, Prosiding dalam Seminar Nasional
Aplikasi Teknologi Informasi 2011 (SNATI 2011) 17-18 Juni 2011
8. Harianto, B. (2004), Sistem Manajemen Basis Data, Bandung : Informatika
9. Sutanta, E, (2011), Basis Data Dalam Tinjauan Konseptual. Yogyakarta: andi
10.Harianto, B. (2004), Sistem Manajemen Basis Data, Bandung : Informatika
11.Sakur, S.B, (2001), PHP 5 Pemrograman Berorientasi Objek Konsep dan
Implementasi. Yogyakarta: Andi
12.Wibowo, B, (2007), 16 Aplikasi Gratis untuk Pengembang Situs Web,
Yogyakarta : Andi
13.Suyanto, M, (2005), Multimedia Alat untuk Meningkatkan Keunggulan
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah
Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 40 Bandung yang berlokasi di
Jalan Wastukancana No. 75 Bandung merupakan sekolah menengah pertama yang
salah satu tujuannya unggul dalam penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Salah satu cara untuk mencapai tujuan tersebut SMP Negeri 40 Bandung ingin
memanfaatkan fasilitas teknologi informasi untuk mendukung proses mengajar
disekolah salah satunya yaitu media pembelajaran secara on-line yang dikenal
dengan sebutan e-learning. Namun sampai saat ini SMP Negeri 40 Bandung
belum memiliki sistem yang mampu memberikan informasi dalam mengelola data
akademik.
Hasil dari wawancara dengan bagian Humas di SMP Negeri 40 Bandung,
ditemukan fakta bahwa selama ini kegiatan belajar mengajar di SMP Negeri 40
Bandung masih bersifat konvensional, artinya kegiatan belajar mengajar antara
guru dan siswa dilakukan jika terjadinya pertemuan di dalam kelas. Kegiatan
belajar mengajar yang hanya mengandalkan tatap muka dikelas secara langsung
dianggap kurang efektif. Guru yang tidak dapat hadir di sekolah kesulitan untuk
menyampaikan materi dan tugas.
Sama halnya dengan guru, siswa yang berhalangan mengikuti kegiatan
belajar mengajar akan mengalami kesulitan untuk mendapatkan materi dan tugas,
sehingga siswa tersebut tidak mendapatkan materi pelajaran dan tugas yang
diberikan di kelas. Siswa harus bertanya dan meminjam catatan milik siswa yang
lain agar mendapatkan materi dan tugas yang diberikan di kelas.
Tercapainya kesuksesan belajar mengajar dipengaruhi oleh proses
komunikasi yang baik antara guru dan siswa dikelas. Proses komunikasi seperti
ini sulit untuk diwujudkan karena siswa yang memiliki rasa percaya diri ketika
ingin bertanya kepada guru.
Monitoring dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa
yang menampilkan informasi nilai siswa dengan cepat dan mudah dipahami
menjadi kendala dalam proses monitoring. Nilai yang diambil untuk monitoring
ini menggunakan nilai latihan siswa yang dilakukan secara online.
Berdasarkan studi literatur ditemukan sebuah solusi untuk permasalahan
yang dihadapi SMP Negeri 40 Bandung yaitu diperlukannya media pengolahan
kegiatan proses belajar mengajar bersifat khusus dalam mengembangkan dan
memanfaatkan sumber untuk kegiatan belajar mengajar, salah satu diantaranya
adalah dengan E-learning. E-learning adalah program aplikasi berbasis internet
yang memuat semua informasi seputar pendidikan yang jelas, dinamis, akurat
serta up to date dan dapat memberikan kemudahan bagi para pembelajar untuk
melakukan pembelajaran secara on-line. E-learning tidak menggantikan proses
pembelajaran konvensional secara tatap muka. E-learning justru akan menambah,
melengkapi, memperkuat, dan memperkaya proses pembelajaran konvensional
tersebut. Oleh karena itu perlu adanya upaya mengkombinasikan e-learning
dengan proses pembelajaran konvensional. Berdasarkan latar belakang yang telah
dipaparkan sebelumnya, maka penelitian tugas akhir ini diberi judul pembangunan
aplikasi e-learning berbasis web di SMP Negeri 40 Bandung.
I.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dari penelitian ini
adalah bagaimana membangun e-learning di SMP Negeri 40 Bandung.
I.3 Maksud dan Tujuan
Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka maksud dari penelitian
skripsi ini adalah untuk membangun E-Learning Berbasis Web di SMP Negeri 40
Bandung.
Tujuan yang akan dicapai dalam Pembangunan E-Learning Berbasis Web
di SMP Negeri 40 Bandung adalah :
1. Memudahkan guru untuk menyampaikan bahan ajar dan tugas kepada
3
2. Membantu siswa mendapatkan informasi, materi, dan tugas saat siswa
berhalangan hadir.
3. Membantu komunikasi antara guru dengan siswa dengan menyediakan
fasilitas forum diskusi.
4. Menyajikan informasi nilai siswa dengan cepat yang disajikan berupa
grafik sehingga mudah dipahami oleh guru.
I.4 Batasan Masalah
Batasan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. E-Learning ini hanya suplemen atau tambahan bukan sebagai pengganti
pembelajaran.
2. Username dan password siswa diberikan oleh walikelasmasing-masing.
3. Sistem pada aplikasi ini tidak terintegrasi dengan sistem akademik
sekolah, sehingga hanya mengolah data untuk keperluan pembelajaran
online.
4. E-Learning ini menggunakan metode pendekatan LMS (Learning
Management System) sehingga beberapa fungsi administrasi
diikutsertakan.
5. Hasil nilai dari latihan soal tidak berpengaruh terhadap nilai asli, jadi
latihan soal dalam aplikasi ini hanya sebatas untuk mengasah kemampuan
siswa.
6. Pendekatan analisis perangkat lunak yang digunakan yaitu pemodelan
analisis terstruktur, tools pemodelan menggunakan flowmap, entity
relationship diagram (ERD) dan data flow diagram (DFD).
I.5 Metodologi Penelitian
Metode-metode yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah
sebagai berikut :
1. Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
a. Studi Literatur.
Metode pengumpulan data dengan cara mengumpulkan pustaka yang
menunjang penelitian yang akan dikerjakan. Pustaka tersebut dapat
berupa e-book, artikel, jurnal, laporan akhir, dan sebagainya
b. Wawancara
Metode pengumpulan data dengan melakukan interaksi langsung dengan
orang-orang yang berada di lingkungan SMP Negeri 40 Bandung. Studi
lapangan yang dilakukan adalah dengan melakukan wawancara atau
Tanya jawab dengan bagian humas SMP Negeri 40 Bandung.
c. Kuesioner
Metode pengumpulan data dengan melakukan penyebaran daftar
pertanyaan kepada responden, kuesioner ini berikan untuk siswa dan
guru yang berada di lingkungan SMP Negeri 40 Bandung, dengan
harapan mereka akan memberikan respon dari daftar pertanyaan tersebut.
2. Metode pembangunan perangkat lunak.
Metode analisis data dalam pembuatan perangkat lunak menggunakan
paradigma perangkat lunak secara waterfall, yang meliputi beberapa proses
diantaranya:
1. Requirements Analysis and Definition
Analisis dan definisi persyaratan menjelaskan tentang pelayanan, batasan,
dan tujuan sistem ditentukan melalui konsultasi dengan user sistem.
Persyaratan ini kemudian didefinisikan secara rinci dan berfungsi sebagai
spesifikasi sistem.
2. System and Software Design
Perancangan sistem dan perangkat lunak menjelaskan tentang proses
perancangan sistem membagi persyaratan dalam sistem perangkat keras
dan perangkat lunak. Kegiatan ini menentukan arsitektur sistem secara
keseluruhan. Perancangan perangkat lunak melibatkan identifikasi dan
deskripsi abstraksi sistem perangkat lunak yang mendasar dan
hubungan-hubungannya.
5
3. Implementation and Unit Testing
Implementasi dan pengujian unit menjelaskan bahwa perancangan
perangkat lunak direalisasikan sebagai serangkaian program atau unit
program. Pengujian unit melibatkan verifikasi bahwa setiap unit telah
memenuhi spesifikasinya.
4. Integration and System Testing
Unit program atau program individual diintegrasikan dan diuji sebagai
sistem yang lengkap menjamin bahwa persyaratan sistem telah dipenuhi.
Setelah pengujian sistem, perangkat lunak dikirim pada pelanggan.
5. Operation and Maintenance
Pemeliharaan mencakup koreksi dari bagian error yang tidak ditemukan
pada tahap-tahap terdahulu, perbaikan atau implementasi unit sistem dan
pengembangan pelayanan sistem, sementara persyaratan-persyaratan harus
ditambahkan
I.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan tugas akhir ini disusun untuk memberikan gambaran
umum tentang penelitian yang dijalankan. Sistematika penulisan tugas akhir ini
adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang dasar pemikiran untuk membuat e-learning yang
meliputi, latar belakang permasalahan dibangunnya e-learning, merumuskan inti
permasalahan untuk mendukung pembangunan dari e-learning, menentukan
maksud dan tujuan yang harus dicapai dari pembangunan sistem, yang kemudian
diikuti dengan pembatasan masalah dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan 2 bagian yang terdiri dari tinjauan sekolah dan landasan
teori, tinjauan sekolah berisi penjelasan tentang sejarah singkat sekolah, visi, misi,
struktur organisasi sekolah dan deskripsi tugas struktur organisasi, sedangkan
landasan teori berisi teori-teori pendukung yang digunakan untuk membangun
e-learning di SMP Negeri 40 Bandung.
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Bab ini berisi analisis kebutuhan dalam membangun perangkat lunak, analisis
proses pada e-learning sesuai dengan pendekatan analisis terstruktur, yaitu dengan
analisis kebutuhan fungsional atau Data Flow Diagram (DFD). Selain itu terdapat
juga perancangan sistem yang akan dibangun sesuai dengan hasil analisis
antarmuka.
BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM
Bab ini berisi hasil implementasi dari analisis dan perancangan sistem yang
dilakukan, serta hasil pengujian sistem yang dilakukan di lingkungan SMP Negeri
40 Bandung. Pengujian sistem digunakan untuk mengetahui apakah e-learning ini
sudah memenuhi kebutuhan pihak sekolah.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang sudah diperoleh dari hasil penulisan
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini dijelaskan beberapa konsep dan dasar teori yang berkaitan
dengan permasalahan yang akan dibahas sebagai dasar pemahaman dalam
mengimplementasikan konsep-konsep tersebut kedalam semua kegiatan
pengembangan sistem.
II.1 Tinjauan Sekolah
Pada sub bab ini membahas peninjauan terhadap tempat penelitian yaitu
SMP Negeri 40 Bandung.
II.1.1 Sejarah Sekolah
SMP Negeri 40 adalah salah satu sekolah yang letaknya sangat strategis
yaitu di jalan Wastukancana No. 75 Bandung, memiliki luas tanah 4.400 m2.
Awalnya sekolah ini adalah sekolah kejuruan (SKN), tepatnya bulan Juli 1965
dari Sekolah Kejuruan Cimahi menjadi Sekolah Teknik (ST) Negeri 2 Cimahi
Bandung. Seiring perkembangan zaman pada saat itu sekolah kejuruan dilebur
menjadi sekolah umum, yaitu bulan Juli 1991 dari Sekolah Teknik Negeri 2
Cimahi bangunan beralih fungsi menjadi SMP Negeri dari Sekolah Teknik Negeri
2 Cimahi yang saat itu dipimpin oleh A. Riamitra, BA. Nama SMP pada Sekolah
Teknik Negeri 2 Cimahi tak lama usianya berubah nama menjadi SMP Negeri 42.
Pada bulan Oktober 1994 dari SMP Negeri 42 berubah kembali namanya
sesuai pengurutan yang baru menjadi SMP Negeri 40 Bandung yang diperkuat
dengan Surat Keputusan Mendikbud No: 0259 / 0 / 1994 yang berlokasi di Jalan
Arjuna No. 18 Bandung dan dipimpin oleh Dra. Nurmiana. MS.
Bulan Juli 1995 bangunan sementara SMP Negeri 40 menempati bekas
Bangunan SMK Negeri 1 yang berlokasi di jalan Wastukancana No. 75. Pada
tahun 1996 tepatnya bulan Juli bangunan SMP Negeri 40 Bandung yang lokasinya
di jalan Arjuna telah selesai dibangun, tetapi bangunan tersebut tidak dapat
menampung keseluruhan kelas yang ada di SMP Negeri 40. Kegiatan belajar
berlokasi di jalan Wastukancana No. 75 sedangkan untuk kelas 2 berlokasi di
jalan Arjuna No 18.
Tahun 1997 bulan Januari gedung bekas SMK Negeri 1 yang berlokasi di
jalan Wastukancana diserahkan oleh Kepala Bidang Pendidikan Menengah
Kejuruan (DIKMENJUR) kepada Kepala Bidang Pendidikan Menengah Umum
(DIKMENUM) untuk dipergunakan oleh SMPN 40 Bandung. Sejak saat itu
seluruh kegiatan SMP Negeri 40 dipusatkan di jalan Wastukancana No.75 yang
ditempati saat ini, sedangkan bangunan yang berlokasi di jalan Arjuna diserahkan
kepada SMP Negeri 32 yang saat itu belum memiliki bangunan.
II.1.2 Visi dan Misi Instansi
Visi dan misi merupakan syarat wajib bagi sebuah instansi atau organisasi.
Setiap instansi atau organisasi memiliki visi dan misi yang berbeda, semua
tergantung tujuan yang akan dicapai oleh masing-masing instansi atau organisasi.
Berikut ini merupakan visi dan misi yang dimiliki SMP Negeri 40 Bandung :
1. Visi
Visi SMP Negeri 40 Bandung adalah Menjadikan sekolah unggul di
bidang akademik dan non akademik serta berwawasan lingkungan.
2. Misi
Misi yang dimiliki SMP Negeri 40 Bandung adalah sebagai berikut :
a. Melaksanakan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan.
b. Menumbuh kembangkan aktifitas dan daya kreatifitas.
c. Memberikan pelayanan yang proporsional dan professional.
d. Mengembangkan wawasan lingkungan hidup.
e. Memberdayakan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
sekolah.
9
II.1.3 Struktur Organisasi Sekolah
Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian
serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan
kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur organisasi menggambarkan
dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan
bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi.
Berikut merupakan gambar yang menerangkan struktur organisasi yang
berlaku di SMP Negeri 40 Bandung.
Komite Sekolah
Kepala Sekolah
Tata Usaha
Wk. Kurikulum
Wk.
Kesiswaan Wk.Sarana Wk.Humas Koordinator BK
Kepala Lab Bahasa
Kepala Lab IPA
Kepala Lab Komputer
Kepala Perpustakaan
Wali Kelas 8 Wali Kelas 9 Wali Kelas 7
Guru – Guru
Siswa – Siswa
Gambar II-1 Struktur Organisasi SMP Negeri 40 Bandung
II.1.4 Deskripsi Tugas Struktur Organisasi Instansi
Salah satu komponen yang sangat penting dalam mendukung manajemen
dan kemajuan pendidikan di sekolah adalah tenaga administrasi sekolah, adapun
deskripsi personalia tenaga administrasidan pembantu pelaksanaan sekolah serta
tugas – tugasnya sebagai berikut :
1. Kepala Sekolah
Kepala Sekolah berfungsi sebagai Edukator, Manajer, Administrator, dan
Supervisor.
a. Kepala Sekolah selaku edukator bertugas melaksanakan proses
b. Kepala Sekolah selaku manajer bertugas untuk menyusun perencanaan
dan mengatur proses belajar mengajar.
c. Kepala sekolah selaku administrator bertugas untuk menyelenggarakan
administrasi kurikulum dan media pembelajaran.
d. Kepala Sekolah selaku Supervisor bertugas menyelenggarakan
supervisi mengenal :
1) Proses belajar mengajar
2) Kegiatan bimbingan
3) Kegiatan ketatausahaan
4) Sarana dan prasarana
5) Kehadiran guru, pegawai, dan siswa
2. PKS Kurikulum
PKS kurikulum bertugas untuk membantu kepala sekolah di bidang
kurikulum, berikut tugas PKS Kurikulum di SMP Negeri 40 Bandung.
1) Menyusun Pembagian Tugas Guru dan Jadwal Pelajaran
2) Mengatur Penyusunan Program Pengajaran (Program Semester,
Program Satuan Pelajaran, dan Persiapan Mengajar, Penjabaran dan
Penyesuaian Kurikulum)
3) Mengatur pelaksanaan program penilaian Kriteria Kenaikan Kelas,
Kriteria Kelulusan dan Laporan Kemajuan Belajar Siswa serta
pembagian Raport dan Surat Tanda Tamat Belajar (STTB)
4) Mengatur pelaksanaan program perbaikan dan pengayaan
5) Mengatur Pengembangan MGMP dan Koordinator mata pelajaran
6) Mengatur Mutasi Siswa
11
3. PKS Tata Usaha
PKS tata usaha bertugas untuk membantu kepala sekolah di bidang tata
usaha atau administratif sekolah, berikut tugas PKS tata usaha di SMP Negeri 40
Bandung.
1) Pengurus administrasi ketenagaan dan siswa
2) Penyusunan administrasi perlengkapan
3) Penyusunan dan penyajian data/statistik sekolah
II.2 Landasan Teori
Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai
dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk
memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan
pembahasan hasil penelitian. Peneliti mengutip beberapa teori yang berhubungan
dengan variabel-variabel penelitian. Dan teori-teori ini merupakan landasan dalam
penelitian.
II.2.1 Sistem
Kelompok elemen-elemen yang saling berhubungan, dan bertanggung
jawab melakukan proses input sehingga menghasilkan output disebut dengan
sistem. Menurut dari beberapa pakar, definisi dari sistem yaitu [2]:
1. Ludwig Von Bartalanfy – sistem merupakan seperangkat unsur yang
saking terikat dalam suatu antar relasi diantara unsur-unsur tersebut
dengan lingkungan
2. Anatol Raporot – sistem adalah suatu kumpulan kesatuan dan perangkat
hubungan satu sama lain.
3. L. Ackof – sistem adalah setiap kesatuan secara konseptual atau fisik
yang terdiri dari bagian – bagian dalam keadaan saling tergantung satu
sama lain.
Dalam membangun sebuah sistem harus memiliki orientasi yang berbasis
persektif bagi pemakai bukan menjadi penghalang atau bahkan mempersulit
memiliki orientasi yang berbasis persektif. Sistem mempunyai beberapa
karakteristik atau sifat-sifat tententu, antara lain [3] :
1. Komponen sistem (component)
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi,
yang saling bekerja sama membentuk suatu komponen sistem atau
bagian-bagian dari sistem.
2. Batasan sistem (Boundary)
Merupakan daerah yang membatasi suatu sistem dengan sistem yang
lain atau dengan lingkungan kerjanya.
3. Subsistem
Bagian-bagian dari sistem yang beraktivitas dan berinteraksi satu sama
lain untuk mencapai tujuan dengan sasarannya masing-masing.
4. Lingkungan luar sistem
Suatu sistem yang ada di luar dari batas sistem yang dipengaruhi oleh
operasi sistem.
5. Penghubung sistem (Interface)
Media penghubung antara suatu subsistem dengan subsistem lain.
Adanya penghubung ini memungkinkan berbagai sumber daya mengalir
dari suatu subsistem ke subsistem lainnya.
6. Masukan sistem (Input)
Energi yang masuk kedalam sistem, berupa perawatan dan sinyal.
Masukan perawatan adalah energi yang dimasukan agar sistem tersebut
dapat berinteraksi.
7. Keluaran sistem (Output)
Hasil energi yang dioleh dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang
berguna dan sisa pembuangan.
8. Pengolahan sistem (Process)
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan
13
9. Sasaran sistem (Object)
Tujuan yang ingin dicapai oleh sistem, akan dikatakan berhasil apabila
mengenai sasaran atau tujuan .
II.2.2 Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu transaksi harian,
mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi
dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.
Definisi umum sistem informasi adalah sebuah sistem yang terdiri atas rangkaian
rangkaian subsistem informasi terhadap pengolahan data untuk menghasilkan
informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan.
Di Indonesia sistem informasi memiliki visi, jika berpijak pada Garis
Besar Haluan Negara (GBHN) tahun 1999, maka visi pemerintah RI untuk sistem
informasi adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai, demokratis,
berkeadilan, berdaya asing, maju, dan sejahtera, dalam wadah Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang didukung oleh manusia Indonesia yang sehat, mandiri,
beriman, bertakwa, berakhlak mulia, cinta tanah air, berkesadaran hukum dan
lingkungan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki etos kerja yang
tinggi serta berdisiplin.
Dilihat dari teks yang terdapat pada GBHN 1999 tersebut di atas, maka
visi Negeri ini jelas adalah menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi untuk
mendukung daya saing. Teknologi yang dimaksud adalah teknologi informasi.
Sehingga jelas bahwa Indonesia memang memiliki visi informasi, meskipun tidak
tertulis secara eksplisit dalam GBHN.
Teknologi informasi terdiri dari 2 patah kata yaitu, teknologi dan
informasi. Teknologi dapat diartikan sebagai ilmu tentang teknik atau cara,
sedangkan informasi adalah pengolahan sebuah bentuk data yang berarti bagi
pengguna. Oleh karena itu teknologi informasi dapat diartikan sebagai cara
Teknologi informasi mencakup pengembangan SDM IT Indonesia,
Cyberlow, Open Source, Internet Security, Informasi Sistem, Government,
E-commers, IT entrepreneurship, E-Learning dan lain sebagainya [2].
II.2.3 Internet
Internet berasal dari kata interconnection networking yang mempunyai arti
hubungan berbagai komputer dan berbagai tipe komputer yang membentuk sistem
jaringan yang mencakup seluruh dunia (jaringan global) dengan melalui jalur
telekomunikasi seperti telepon, wireless dan lainnya. Pengguna internet bisa
memanfaatkan berbagai macam fasilitas informasi dengan biaya murah tanpa
harus datang secara langsung ke tempatnya, salah satu fasilitas ini ialah dengan
menggunakan website. Website memberikan fasilitas untuk menampilkan
informasi yang dapat diakses. Informasi yang dapat diakses dapat berupa teks,
gambar atau image, animasi, video, suara, atau kombinasi di antaranya dan
bahkan komunikasi bisa dilakukan secara langsung dengan suara dan video
sekaligus.
Website adalah sebuah situs web (sering pula disingkat menjadi situs saja,
website, site) adalah sebutan bagi sekelompok halaman web (web page), yang
umumnya merupakan bagian dari suatu nama domain (domain name) atau
sub-domain di world wide web (WWW) di internet. www terdiri dari seluruh situs web
yang tersedia kepada publik. halaman-halaman sebuah situs web diakses dari
sebuah URL yang menjadi "akar" (root), yang disebut homepage (halaman induk)
sering diterjemahkan menjadi ("beranda", "halaman muka") dan biasanya
disimpan dalam server yang sama.
Website memiliki fungsi yang bermacam-macam, tergantung dari tujuan
dan jenis website yang dibangun, tetapi secara garis besar dapat berfungsi sebagai
media promosi, media pemasaran, media informasi, media pendidikan dan media
komunikasi.
Jenis-jenis website yang baru mulai bermunculan dan dikembangkan oleh
15
pengembang lain untuk mengembangkan jenis website serupa seperti Web Statik
dan Web dinamis.
Web statik merupakan jenis website yang mana pengguna tidak bisa
mengubah konten dari web tersebut secara langsung menggunakan browser.
Interaksi yang terjadi antara pengguna dan server hanyalah seputar pemrosesan
link saja, sedangkan web dinamis interaksi yang terjadi antara pengguna dan
server sangat kompleks. Sesorang bisa mengubah konten dari halaman tertentu
dengan menggunakan browser. Request yang dikirimkan oleh pengguna dapat
diproses oleh server untuk kemudian ditampilkan dalam isi yang berbeda-beda
menurut alur programnya [4].
II.2.4 E-Learning
Istilah e-learning dapat didefinisikan sebagai sebuah bentuk teknologi
informasi yang diterapkan dibidang pendidikan dalam bentuk sekolah. E-learning
lebih tepat ditunjukan sebagai usaha untuk membuat sebuah transformasi proses
belajar mengajar yang ada di sekolah ke dalam bentuk digital yang dijembatani
oleh teknologi internet dengan semua proses belajar mengajar hanya dilakukan
didepan sebuah komputer yang terhubung ke internet, dan semua fasilitas yang
biasanya tersedia disebuah sekolah konvensional telah tergantikan fungsinya
hanya oleh menu depan layar komputer, disamping secara psikologis, siswa
menjadi jauh dari tekanan baik dari pihak sekolah maupun pengajar.
Materi pelajaran dapat diperoleh secara gratis dalam bentuk file-file yang
dapat di download. Sedangkan interaksi antara guru dan siswa dalam bentuk
memberi tugas, maupun diskusi dapat dilakukan secara lebih intensif dalam
bentuk forum diskusi.
Merancang sebuah sistem e-learning yang diminati dan berguna memiliki
beberapa syarat yang wajib dipenuhi, yaitu sederhana, personal, dan cepat. Sistem
yang sederhana akan memudahkan peserta dalam memanfaatkan teknologi menu
yang ada, dengan kemudahan pada panel yang disediakan, akan mengurangi
waktu pengenalan sistem e-learning, sehingga waktu belajar peserta dapat di
Secara khusus e-learning mempunyai ciri-ciri yaitu untuk tujuan
pembelajaran e-learning memiliki konten yang relevan, menggunakan metode
intrusional seperti penyajian contoh dan latihan, dengan tujuan pembelajaran baik
secara perorangan atau kelompok, e-learning mampu membangun pemahaman
dan kemampuan serta menggunakan elemen-elemen seperti kata-kata dan
gambar-gambar untuk penyampaian materi pembelajaran.
E-learning mulai diperkenalkan pada dunia pendidikan sejak tahun 1996,
dan hingga sekarang terus disempurnakan ketingkat paling efektif dan bahkan
melebihi tingkat efektifitas yang dapat dihasilkan oleh sebuah sekolah
konvensional.
E-learning memiliki tujuan, karakteristik, manfaat dan keterbatasan dalam
penggunaannya. Hal ini perlu diperhatikan agar dapat mencapai keberhasilan
dalam penggunaan e-learning. Berikut ini penjelasan singkat mengenai tujuan,
karakteristik, manfaat serta keterbatasan pada e-learning [5].
1. Tujuan E-Learning
E-Learning memiliki tujuan dalam penggunaannya. Tujuan penggunaan
e-learning sebagai sistem pembelajaran adalah meningkatkan kualitas belajar,
mengubah budaya mengajar, mengubah belajar pembelajaran yang pasif kepada
budaya belajar yang aktif, memperluas basis dan kesempatan belajar oleh
masyarakat dan mengembangkan dan memperluas produk dan layanan baru.
2. Karakteristik, Manfaat dan Keterbatasan E-Learning
E-learning dalam pembelajaran jarak jauh memiliki karakteristik, manfaat
dan keterbatasan dalam penggunaannya. Beberapa karakteristik dalam e-learning
yaitu memanfaatkan jasa teknologi elektronik sehingga dapat memperoleh
informasi dan dapat dengan cepat dan mudah melakukan komunikasi, e-learning
menggunakan materi pembelajaran untuk dipelajari secara mandiri, e-learning
memberikan kemudahan dalam penyimpanan materi pembelajaran, materi ini
dapat disimpan di komputer, sehingga dapat diakses dimana saja tanpa terbatas
waktu.
17
suatu kebutuhan, karena berbagai informasi yang ada di dalamnya dapat diakses
secara mudah, kapan saja dan dimana saja. Pembelajaran dengan menggunakan
jasa internet akan mempengaruhi tugas pengajar dalam proses pembelajaran dan
cara belajar dari pembelajar itu sendiri. Proses pembelajaran tidak lagi didominasi
oleh pengajar, melainkan dilengkapi oleh teknologi yang berkembang dengan
pesat setiap saat, seperti komputer. Pelengkap lainnya adalah materi pembelajaran
tercetak seperti modul atau buku. Manfaat e-learning dengan penggunaan internet,
khususnya dalam pembelajaran jarak jauh, antara lain:
a. Pengajar dan pembelajar dapat berkomunikasi secara mudah dan
cepat melalui fasilitas internet tanpa di batasi oleh jarak, tempat, dan
waktu. Secara reguler atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu
bisa dilakukan.
b. Pengajar dan pembelajar dapat menggunakan materi pembelajaran
yang ruang lingkup (scope) dan urutan (sekuensnya) sudah
sistematis terjadwal melalui internet, sehingga bagi pengajar bisa
menilai seberapa jauh materi pembelajaran tersebut disajikan, dan
bagi pembelajar dapat menilai seberapa jauh materi pembelajar
tersebut dapat dipelajari dan dikuasainya.
c. Dengan E-learning dapat menjelaskan materi pembelajaran yang
sulit dan rumit menjadi mudah dan sederhana. Selain itu, materi
pembelajaran dapat disimpan pada komputer, sehingga pembelajar
dapat mengulang atau mempelajari kembali materi pembelajaran
yang telah dipelajarinya setiap saat dan dimana saja sesuai dengan
keperluannya. Pembelajar dapat menilai materi pembelajaran mana
yang telah dikuasainya dan terus dilanjutkan, atau materi
pembelajaran mana yang belum dikuasainya sehingga perlu
dipelajari ulang (direview) sampai dikuasainya atau dikonsultasikan
kepada pengajar atau tutor.
d. Mempermudah dan mempercepat mengakses atau memperoleh
banyak informasi yang berkaitan dengan materi pembelajaran yang
akses di internet. Informasi mudah diakses dari jarak jauh dan tidak
terbatas oleh waktu bisa kapan saja dan tidak terbatas oleh tempat
atau ruangan, bisa di mana saja, tidak hanya terbatas harus di
ruangan kelas atau sekolah. Namun bisa di rumah, di kamar, atau
tempat lainnya.
e. Internet dapat dijadikan media untuk melakukan diskusi antara
pengajar dengan pembelajar, baik untuk seorang pembelajar, atau
dalam jumlah pembelajar terbatas, bahkan massal. Dengan diskusi
ini akan bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan dan
wawasan yang lebih luas, serta kemampuan dalam berdiskusi,
mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, atau mengajukan
dan mempertahankan pendapat sendiri.
Walaupun e-learning menawarkan banyak manfaat bagi organisasi,
e-learning juga memiliki beberapa keterbatasan yang harus diwaspadai oleh
pengelola pelatihan sebelum memutuskan menggunakan e-learning. Berikut
beberapa keterbatasan pada e-learning [6] :
a) Budaya
Beberapa orang merasa tidak nyaman mengikuti pembelajaran melalui
komputer. Pengguna e-learning menuntut budaya self-learning, dimana
seseorang memotivasi diri sendiri agar mau belajar. Sebaliknya, pada
sebagian besar budaya pelatihan di Indonesia, motivasi belajar lebih
banyak tergantung pada pengajar. Apabila pengajarnya terasa cocok dan
menyenangkan motivasi pelajar bertambah, begitu pula sebaliknya. Dalam
pelatihan di ruang kelas, 60% energi dari pengajar, sedangkan pelajar
hanya mendengar dan mencatat. Namun, dalam e-learning, 100% energi
dari pelajar. Oleh karena itu, beberapa orang masih merasa segan
berpindah dari pelatihan di kelas ke pembelajaran e-learning. Budaya dan
kebiasaan pengguna teknologi pun harus diperhatikan. Apabila mereka
tidak terbiasa menggunakan komputer, implementasi e-learning akan
19
b) Teknologi
teknologi yang digunakan dalam e-learning beragam, ada kemungkinan
teknologi tersebut tidak sejalan dengan yang sudah ada dan terjadi konflik
teknologi sehingga e-learning tidak berjalan baik. Sebagai contoh, ada
beberapa paket pelajaran e-learning yang hanya dapat dijalankan di
browser Explorer. Oleh karena itu, kompatibilitas teknologi yang
digunakan harus diteliti sebelum memutuskan menggunakan suatu paket
e-learning.
c) Infrastuktur
Internet belum menjangkau semua kota di Indonesia. Layanan broadband
baru ada di kota-kota besar. Akibatnya, belum semua orang atau wilayah
belum dapat merasakan e-learning dengan internet.
d) Materi
Meskipun e-learning menawarkan berbagai fungsi, ada beberapa materi
yang tidak dapat diajarkan melalui e-learning. Pelatihan yang memerlukan
banyak kegiatan fisik, seperti olah raga dan instrument musik, sulit
disampaikan melalui e-learning secara sempurna. Akan tetapi, e-learning
dapat digunakan untuk memberikan dasar-dasar pembelajaran sebelum
masuk ke praktik.
3. Fungsi E-Learning
E-learning memiliki 3 fungsi pembelajaran elektronik terhadap kegiatan
belajar mengajar didalam kelas, yaitu sebagai suplemen yang sifatnya pilihan atau
operasional, pelengkap (komplemen), atau pengganti (subsitusi) [5].
a. Suplemen (Tambahan)
Dikatakan berfungsi sebagai suplemen (tambahan), apabila peserta didik
mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi
pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini, tidak ada kewajiban/
keharusan bagi peserta didik untuk mengakses materi pembelajaran
memanfaatkannya tentu tentu akan memiliki tambahan pengetahuan dan
wawasan.
b. Komplemen (Pelengkap)
Dikatakan berfungsi sebagai komplemen (pelengkap) apabila materi
pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi
pembelajaran yang diterima siswa dikelas. Sebagai komplemen berarti
materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk menjadi materi
reinforcement (pengayaan) atau remedial bagi peserta didik di dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran konvesional. Materi pembelajaran
dikatakan sebagai enrichment, apabila kepada peserta didik yang dapat
cepat menguasai atau memahami materi yang disampaikan guru secara
tatap muka (fast learners) diberikan kesempatan untuk mengakses materi
pembelajaran elektronik yang memang secara khusus dikembangkan
untuk mereka. Tujuannya agar semakin memantapkan tingkat
penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran yang disajikan guru
didalam kelas. Dikatakan sebagai program remedial, apabila peserta
didik mengalami kesulitan memahami materi pelajaran yang disajikan
guru secara tatap muka dikelas (slow learners) diberikan kesempatan
untuk memanfaatkan materi pembelajaran elektronik yang memang
secara khusus dirancang untuk mereka. Tujuannya agar peserta didik
semakin lebih mudah memahami materi pelajaran yang disajikan guru
dikelas.
c. Subsitusi (Pengganti)
Dinegara maju memberikan beberapa alternatif model kegiatan
pembelajaran kepada peserta didiknya. Tujuannya agar peserta didik
dapat secara fleksibel mengelola kegiatan belajar mengajar sesuai dengan
waktu dan aktifitas lain sehari-hari. Ada tiga alternatif model kegiatan
pembelajaran yang dapat dipilih peserta didik, yaitu : (1) sepenuhnya
secara tatap muka (konvesional), (2) sebagian secara tatap muka,
sebagaian lagi melalui internet, atau bahkan (3) sepenuhnya melalui
21
4. Kelebihan dan Kekurangan E-Learning
Berikut ini beberapa kelebihan dan kekurangan e-learning dibandingkan
dengan metode pembelajaran yang masih konvesional . Kelebihan e-learning
yaitu [5] :
1. Tersediannya fasilitas e-moderating dimana pengajar dan peserta didik
dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet secara
regular dan kapan saja kegiatan komunikasi itu dilakukan dengan tanpa
dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu.
2. Memberikan pengalaman yang menarik dan bermakna bagi peserta didik
karena kemampuannya dapat berintegrasi langsung, sehingga
pemahaman terhadap materi pembelajaran akan lebih bermakna, mudah
dipahami, diingat dan mudah untuk kembali diungkapkan.
3. Peserta didik dapat belajar atau me-review materi setiap saat dan dimana
saja selama diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan didalam
komputer.
4. Baik pengajar atau peserta didik dapat melakukan diskusi melalui
internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga
menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih jelas.
5. Berubahnya peran peserta didik dari biasanya pasif menjadi aktif.
Setelah kita membahasan kelebihan e-learning, berikut ini ialah kelemahan
e-learning [5] :
1. Berubahnya peran pengajar untuk menguasai teknik pembelajaran
ICT dan konvesional.
2. Peserta didik cenderung gagal apabila tidak memiliki motivasi yang
tinggi.
3. Mengabaikan aspek akademik atau social dan lebih mendorong
kepada aspek bisnis atau komersial.
5. Learning Manajemen System (LMS)
E-learning memiliki 2 bagian utama, yaitu learning management system
dan e-learning content atau materi pelajaran e-learning yang akan dipelajari oleh
administrasi dan berfungsi sebagai platform e-learning content. E-learning dapat
membantu petugasistrasi pelatihan kegiatan kita. LMS inilah yang berperan
banyak dalam membantu petugasistrasi. LMS pun mengatur semua kegiatan
e-learning. Beberapa fungsi LMS adalah sebagai katalog, registrasi dan persetujuan,
menjalankan dan memonitor e-learning, evaluasi, komunikasi, laporan, dan
integrasi [6].
II.2.5 Konsep Perancangan Sistem
Dalam konsep perancangan sistem membahas tentang basis data, sistem
basis data, dan komponen yang dimiliki sistem basis data.
Data adalah rekaman mengenai fenomena atau fakta yang ada atau tidak
terjadi. Sedangkan Basis data adalah kumpulan data (elementer) yang secara logik
berkaitan dalam merepresentasikan fenomena atau fakta secara terstruktur dalam
domain tertentu untuk mendukung aplikasi pada sistem tertentu. Basis data adalah
kumpulan data yang saling berhubungan yang merefleksikan fakta-fakta yang
terdapat di organisasi. Basis data mendeskripsikan state organisasi, perusahaan
atau sistem. Saat satu kejadian muncul di dunia nyata mengubah state organisasi,
perusahaan atau sistem maka satu perubahan pun harus dilakukan terhadap data
yang disimpan dibasis data. Basis data merupakan komponen utama sistem
informasi karena semua informasi untuk pengambilan keputusan berasal dari data
di basis data. Pengolahan basis data yang buruk dapat mengakibatkan
ketidaktersediaan data penting yang digunakan untuk menghasilkan informasi
yang diperlukan dalam pengambilan keputusan.
Selain basis data, istilah sistem basis data juga digunakan dalam konsep
perancangan sistem. Sistem basis data merupakan perpaduan antara basis data dan
sistem manajemen basis data (SMBD). Komponen yang meliputi sistem basis data
adalah [6]:
a. Perangkat Kelas (Hardware) sebagai pengolahan pendukung operasi
pengolahan data.
b. Sistem Operasi (Operation System) atau perangkat lunak untuk
23
c. Basis data (Database) sebagai inti dari sistem basis data.
d. Database Management System (DBMS)
DBMS adalah software yang menangani semua akses ke basis data.
DBMS digunakan untuk menyimpan, mengelola, dan menampilkan
data. Suatu sistem aplikasi disebut DBMS jika memenuhi persyaratan
minimal sebagai berikut :
1) Menyediakan fasilitas untuk mengelola akses data
2) Mampu menangani integritas data
3) Mampu menangani akses data
4) Mampu menangani backup data
e. Pemakai (User)
f. Aplikasi lain
Aplikasi lain merupakan software yang dibuat untuk memberikan
interface kepada user sehingga lebih mudah dan terkontrol dalam
basis data.
II.2.6 Alat Bantu Pemodelan Analisis Terstruktur
Alat bantu pemodelan analisis terstruktur yang digunakan untuk
menggambarkan hasil analisis terstruktur dapat disebut juga dengan perangkat
pemodelan analisis terstruktur. Alat bantu pemodelan analisis terstruktur terdiri
dari flowmap, Entity Relationship Diagram (ERD), Data Flow Diagram (DFD)
dan kamus data.
II.2.6.1 Flowmap
Flowmap adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan
urut-urutan prosedur dari suatu program. Flowmap digunakan untuk
mendefinisikan hubungan antar bagian (pelaku proses), proses (manual atau
berbasis komputer) dan aliran data (dalam bentuk dokumen keluaran, dan
masukan). Flowmap menolong analisis dan programmer untuk memecahkan
masalah kedalam segmen-segmen yang lebih kecil dan menolong dalam
II.2.6.2 Entity Relationship Diagram (ERD)
Entity Relationship Diagram (ERD) adalah model konseptual yang
mendeskripsikan hubungan antar penyimpanan (dalam DFD). Oleh karena itu,
ERD berbeda dengan DFD (DFD memodelkan fungsi sistem).
Entity Relationship Diagram (ERD) digunakan untuk memodelkan
struktur data dan hubungan antar data, karena hal ini relatif kompleks. Dengan
Entity Relationship Diagram (ERD) kita dapat menguji model dengan
mengabaikan proses yang harus dilakukan.
Entity Relationship Diagram (ERD) menggunakan sejumlah notasi dan
simbol untuk menggambarkan struktur dan hubungan antar data. Pada dasarnya
ada 3 macam simbol yang digunakan yaitu [8]:
1. Entity
Entity adalah suatu obyek yang dapat diidentifikasi dalam lingkungan
pemakai, sesuatu yang penting bagi pemakai dalam konteks sistem yang
akan dibuat. Entity digambarkan menggunakan persegi empat.
2. Atribut
Entity mempunyai elemen yang disebut atribut, dan berfungsi
mendeskripsikan karakter entity. Dalam hal ini untuk setiap Entity
Relationship Diagram (ERD) bisa terdapat lebih dari satu atribut, isi
atribut mempunyai sesuatu yang dapat mengidentifikasi isi entity satu
dengan yang lain. Atribut biasanya diwakili oleh simbol ellips.
3. Hubungan
Entity dapat berhubungan satu sama lain. Hubungan ini dinamakan
relationship (relasi). Sebagaimana halnya entity maka dalam hubunganpun
harus dibedakan antara hubungan atau bentuk hubungan antar entity
dengan isi dari hubungan itu sendiri.
Dalam Entity Relationship Diagram (ERD) hubungan ini dapat terdiri dari
sejumlah entity yang disebut sebagai derajat hubungan, tetapi pada umumnya
hampir semua model hanya menggunakan hubungan dengan derajat dua (
binary-relationship). Antar entity selalu ada tiga jenis hubungan biner yaitu satu ke satu,
25
Jika diterapkan dengan benar maka penggunaan Entity Relationship
Diagram(ERD) dalam pemodelan data memberikan keuntungan bagi perancang
maupun pengguna basis data, antara lain. Memudahkan perancang dalam hal
menganalisis sistem yang kan dikembangkan, Memudahkan perancang saat
merancang basis data, Dalam banyak kesempatan, penggunaan simbol-simbol
grafis lebih mudah dipahami oleh para pengguna dibandingkan dengan bentuk
naratif. Pengguna umumnya mudah memahami sistem dan basis data yang
dirancang oleh perancang. Selain memiliki keuntungan bagi perancang, Entity
Relationship Diagram memiliki kelemahan diantaranya adalah Kebutuhan media
yang sangat luas dan Sering kali Entity Relationship Diagram (ERD) tampilannya
sangat rumit [9].
II.2.6.3 Data Flow Diagram (DFD)
Model ini menggambarkan sistem sebagai jaringan kerja antar fungsi yang
berhubungan satu sama lain dengan aliran dan penyimpanan data (selanjutnya kita
sebut dengan DFD). Sebagai perangkat analisis, model ini hanya mampu
memodelkan sistem dari satu sudut pandang yaitu sudut pandang fungsi.
Pertama kali digunakan pada rekayasa perangkat lunak sebagai notasi
untuk mempelajari desain sistem, dengan menggunakan notasi graph theory yang
selanjutnya menjadi notasi yang mengimplementasikan model kebutuhan pemakai
sistem. Karena itu, model ini tidak hanya dapat digunakan untuk memodelkan
keseluruhan organisasi, sebagai perencana kerja dan perencana strategi. Pada
sejumlah kasus, model ini digunakan juga untuk memodelkan real-time system
dan menggunakan notasi tambahan yang tidak diperlukan pada sistem yang
business-oriented, tetapi lebih kepada scientific dan engineering systems.
Komponen Data Flow Diagram (DFD) terdiri dari sejumlah komponen
yang sederhana, yaitu [10]:
1. proses (process), komponen pertama dalam model ini dinamakan
proses. Kadang-kadang dinamakan juga sebagai gelembung (bubble),
masukan dan keluaran, dalam hal ini masukan dapat menjadi hanya
satu keluaran atau sebaliknya.
2. aliran (flows), komponen ini direpresentasikan dengan menggunakan
panah yang menunjuk ke- dari proses. Digunakan untuk
menggambarkan gerakan paket data atau informasi dari satu bagian ke
bagian lain dari sistem dimana penyimpanan mewakili lokasi
penyimpanan data.
3. penyimpanan (stores), komponen ini digunakan untuk memodelkan
kumpulan data atau paket data. Notasi yang digunakan adalah garis
sejajar, segiempat dengan sudut melengkung, atau persegi panjang.
4. Terminator, komponen berikutnya dalam model ini direpresentasikan
dengan menggunakan persegi panjang, yang mewakili entity luar
dimana sistem berkomunikasi. Biasanya notasi ini melambangkan
orang atau kelompok orang yang misalnya organisasi diluar sistem,
grup, departemen, perusahaan pemerintah, dan berada diluar kontrol
sistem yang dimodelkan.
Sekarang, sejumlah komponen tadi dapat mulai berkomunikasi dengan
pemakai untuk membuat DFD sistem sebagai model yang menggambarkan sistem
dari sudut pandang (function-oriented view).
DFD memiliki bagian khusus yang berfungsi untuk memetakan model
lingkungan, DFD ini biasanya disebut dengan Diagram Konteks. Diagram konteks
dipresentasikan dengan lingkaran tunggal yang mewakili keseluruhan sistem.
Diagram Konteks menyoroti sejumlah karakteristik penting sistem yaitu [10]:
1. Kelompok pemakai, organisasi atau sistem lain dimana sistem kita
melakukan komunikasi yang disebut juga sebagai terminator.
2. Data masuk, data yang diterima sistem dari lingkungan dan harus
diproses dengan cara tertentu.
3. Data keluar, data yang dihasilkan sistem kita dan diberikan ke dunia
luar.
4. Penyimpanan data (data store) yang digunakan secara bersama
27
sistem dan digunakan oleh lingkungan atau sebaliknya, dibuat oleh
lingkungan dan digunakan oleh sistem kita. Hal ini berarti
pembuatan simbol data store dalam diagram konteks dibenarkan,
dengan syarat simbol tersebut merupakan bagian dari dunia di luar
sistem.
5. Batasan antara sistem kita dan lingkungan (rest of the world).
II.2.6.5 Kamus Data DFD
Kamus data tidak menggunakan notasi grafis sebagaimana halnya Data
Flow Diagram (DFD), tetapi porsinya dalam memodelkan sistem tidak perlu
diragukan lagi karena sebuah model tidak lengkap tanpa kamus data. Mirip
dengan kamus yang membantu kita dalam mencari arti kata baru, maka kamus
data juga mempunyai fungsi yang sama dalam pemodelan sistem. Kamus data
berfungsi membantu pelaku sistem untuk mengerti aplikasi secara detil, dan
mereorganisasi semua elemen data yang digunakan dalam sistem secara presisi
sehingga pemakai dan penganalisa sistem punya dasar pengertian yang sama
tentang masukan, keluaran, penyimpanan, dan proses [10].
II.2.7 PHP (Personal Home Page)
PHP adalah bahasa scripting server-side bagi pemograman website. Secara
sederhana, PHP merupakan tool bagi pengembang website dinamis. PHP sangat
populer karena fungsi built-in lengkap, cepat, mudah dipelajari, dan bersifat
gratis. Script PHP cukup disisipkan pada kode HTML agar dapat bekerja. PHP
dapat berjalan di berbagai web server dan sistem informasi yang berbeda [11].
II.2.8 MySQL (My Structure Query Language)
MySQL bukan lingkungan pengembangan aplikasi basis data, tetapi satu
DBMS kecil yang kompak. MySQL cocok untuk aplikasi berbasis web keperluan
minimal dan menengah, namun telah menjanjikan untuk penggunaan yang besar.
Implementasi MySQL berupa client atau server terdiri dari daemon mysqld (pada
sistem UNIX) dan beberapa program client. MySQL tersedia pada platform
multithreading yang menaikan kinerja dan skalabilitas secara baik. Karakter
MySQL dapat dijelaskan pada tabel berikut [9]:
Tabel II-1 Karakteristik MySQL
No Karakteristik Deskripsi
1 Standar MySQL mendukung entry-level ANSI SQL92 ODBC level 0-2.
2 Character set MySQL secara default menggunakan ISO-8859-I
character set untuk data dan pengurutan. 3 Bahasa
Pemograman
MySQL mendukung pemrograman aplikasi dalam bahasa Java, C, Perl, PHP, dan sebagainya.
4 Kecepatan, dan kemudahan pemakaian
MySQL kira-kira tiga sampai empat kali lebih cepat disbanding basis data komersial, juga mudah dikelola.
5 Tabel besar MySQL menyimpan tiap relasi (table) pada file terpisah di direktori basisdata. Ukuran maksimum tabel dibatasi kemampuan sistem operasi menangani ukuran file. 6 MySQL MySQL adalah open-source relational DBMS
II.2.9 XAMPP
XAMMP merupakan paket aplikasi yang memudahkan dalam menginstal
modul PHP, Apache Web Server, dan MySQL Database. Selain itu XAMPP
dilengkapi dengan berbagai fasilitas lain yang akan memberikan kemudahan
dalam mengembangkan situs web berbasis PHP.
XAMPP merupakan aplikasi gratis dan tersedia untuk platform Linux,
Windows, MacOS, dan Solaris. Aplikasi ini dikembangan oleh Kay Vogelgesang,
Carsten Wiedmann, dan Kai ‘Oswald’ Seidler dibawah lisensi GNU General
29
II.2.10CSS (Cascading Style Sheet)
CSS (Cascading Style Sheets) adalah salah satu bahasa pemograman
desain web (style sheet language) yang mengontrol format tampilan sebuah
halaman web yang ditulis dengan bahasa penanda (markup language). Biasanya
CSS digunakan untuk mendesain sebuah halaman HTML dan XHTML, tetapi
sekarang bahasa pemograman CSS bisa diaplikasikan untuk segala dokumen
XML, termasuk SVG dan XUL.
CSS dibuat untuk memisahkan konten utama dengan tampilan dokumen
yang meliputi layout, warna, dan font. Pemisahan ini dapat meningkatkan daya
akses konten pada web, menyediakan lebih banyak fleksibilitas dan kontrol dalam
spesifikasi dari sebuah karakteristik dari sebuah tampilan, memungkinkan
membagi banyak halaman untuk sebuah formatting dan mengurangi kerumitan
dalam penulisan kode dan struktur dari konten, contohnya teknik tableless pada
layout desain web.
Tujuan utama CSS diciptakan adalah untuk membedakan konten dari
dokumen dan tampilan dari dokumen, dengan itu pembuatan ataupun
pemrograman ulang web akan lebih mudah dilakukan. Hal yang termasuk dalam
desain web diantaranya adalah warna, ukuran dan formatting. Oleh karena itu,
dengan adanya CSS, konten dan desain web akan mudah dibedakan, sehingga
memungkinkan untuk melakukan pengulangan pada tampilan-tampilan tertentu
dalam suatu halaman web, kemudian akan memudahkan dalam membuat halaman
II.2.11Macromedia Dreamweaver
Macromedia Dreamweaver adalah software website design yang
menawarkan cara mendesain website dengan dua langkah sekaligus dalam satu
waktu, yaitu mendesain dan memprogram. Dreamweaver memiliki satu jendela
mini disebut HTML Source, tempat kode-kode HTML tertulis. Setiap kita
mendesain web seperti menulis kata-kata, meletakan gambar, membuat tabel dan
proses lainnya, tag-tag HTML akan tertulis secara langsung mengiringi proses
pengaturan website. Artinya kita memiliki kesempatan untuk mendesain website
sekaligus mengenal tag-tag HTML yang membangun website [13].
II.2.12 Skala Pengukuran
Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan
untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga
alat ukur tersebut bisa digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data
kuantitatif.
Nilai variabel yang diukur dengan instrumen tertentu dapat dinyatakan
dalam bentuk angka, sehingga akan lebih akurat, efisien dan komunikatif.
Selanjutnya dalam pengukuran sikap, sikap sekelompok orang akan diketahui
termasuk gradasi mana dari suatu skala sikap. Macam-macam skala pengukuran
dapat berupa : skala nominal, skala ordinal, skala interval, dan skala rasio.
Berbagai skala sikap yang dapat digunakan untuk penelitian Administrasi,
Pendidikan dan Sosial salah satunya adalah Skala Likert.
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian,
fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya
disebut sebagai variabel penelitian.
Variabel yang akan diukur dijabarkan dalam skala Likert, kemudian
dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indicator tersebut dijadikan
sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa
31
Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert memiliki
gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata
antara lain :
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Ragu-ragu
d. Tidak setuju
e. Sangat Tidak setuju
Intrumen penelitian yang menggunakan skala likert dapat dibuat dalam
bentuk checklist ataupun pilihan ganda.
Berdasarkan perhitungan dari kuesioner dapat dicari hasil dari jumlah skor
masing-masing jawaban, jumlah skor ideal (kriterium) untuk seluruh item, dan
tingkat persetujuan responden terhadap setiap pertanyaan dengan menggunakan
rumus :
a. Jumlah Skor Masing-Masing Jawaban
…(2.1)
b. Jumlah Skor Ideal (Kriterium)
…(2.2)
c. Tingkat Persetujuan Responden
…(2.3)
Jumlah Skor = Skor x Jml Responden
Jumlah Skor Ideal (kriterium) = Maksimum Skor x Jml Responden
Nilai Presentase =
� �ℎ � ��33
BAB III
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
III. 1 Analisis Sistem
Analisis sistem merupakan proses penguraian dari suatu sistem informasi
yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya untuk mengidentifikasi
masalah-masalah dan hambatan-hambatan sehingga dapat dievaluasi dan diusulkan
kebutuhan-kebutuhan perbaikannya. Melakukan analisis tehadap sistem yang
sedang berjalan bertujuan sebagai dasar perancangan atau perbaikan sistem yang
sudah ada. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat diketahui kelemahan dan
kekurangan sistem yang sudah ada dan dapat diperbaiki menjadi sebuah sistem
yang lebih efektif dan efisien.
III.1.1 Analisis Masalah
Dari hasil pengamatan tehadap sistem yang sedang berjalan di SMP Negeri
40 Bandung terdapat beberapa masalah sebagai berikut:
1. Sulitnya pemberian materi dan tugas ketika guru tidak hadir berakibat
pada tidak dapat dilaksanakan kegiatan belajar mengajar di sekolah.
2. Pemberian materi lebih pada satu kali pertemuan, dilakukan karena guru
yang tidak masuk saat pertemuan sebelumnya dan mengakibatkan
kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.
3. Siswa kesulitan mendapatkan materi pelajaran, informasi, dan tugas
ketika berhalangan hadir, sehingga siswa tersebut tertinggal informasi
materi dan tugas.
4. Karakter siswa tertentu yang cenderung malu bertanya langsung terhadap
guru mengakibatkan sulitnya komunikasi antara guru dan siswa pada saat
kegiatan belajar mengajar berlangsung.
5. Guru belum memiliki media yang dapat menampilkan informasi nilai