• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II ISI 2.1 Pengertian Filsafat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB II ISI 2.1 Pengertian Filsafat"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II ISI

2.1 Pengertian Filsafat

Pengertian filsafat dapat ditinjau dari dua segi yakni secara etimologi dan terminologi. a. Secara Etimologi

Kata filsafat yang dalam bahasa Inggris Philosophy, dan dalam bahasa Arab Falsafash, yang keduanya berasal dari bahasa Yunani yakni, Philosophia. Philosophia terdiri atas dua suku kata yakni Philein dan Sophia; philien berarti cinta (love) dan Sophia berarti kebijaksanaan (wisdom). Sehingga secara etimologi filsafat berarti cinta kebijaksanaan (love of wisdom) dalam arti yang sedalam-dalamnya. Kata filsafat pertama kali digunakan oleh Pythagoras (582-496 SM). Pada awal mulanya digunakan filsafat, artinya belum begitu jelas, kemudian pengertian filsafat itu diperjelas para ahli berikutnya seperti oleh kaum sophist dan juga oleh Socrates (470-399 SM).

b. Secara Terminologi

Pengertian terminologi maksudnya adalah arti yang dikandung oleh kata filsafat itu sendiri. Pengertian yang dikemukan para ahli tidak sama sesuai dengan para ahli tersebut. Surajiyo dalam Purba (2014:2) mengemukakan pengertian pengertian filsafat menurut para ahli:

1) Plato

Filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran yang asli.

2) Aristoteles

Filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaran yang terkandung di dalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi politik, dan estetika (filsafat keindahan).

3) Al Faribi

Filsafat adalah ilmu (pengetahuan) tentang alam, wujud bagaimana hakikat yang sebenarnya.

4) Rena Descartes

Filsafat adalah kumpulan segala pengetahuan di mana Tuhan, alam, dan manusia menjadi pokok penyelidikan.

5) Immanuel kant

Filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang menjadi pokok pangkal dari segala pengetahuan, yang di dalamnya tercakup masalah epistemology (filsafat pengetahuan) yang menjawab persoalan apa yang dapat kita ketahui.

(2)

Filsafat adalah berpikir tentang masalah-masalah yang akhir dan yang menentukan, yaitu masalah-masalah yang mengenai makna keadaan, Tuhan, keabadian, dan kebebasan.

7) Hasbullah Bakry

Ilmu filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendaalam mengenai ke-Tuhan-an, alam semesta dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaiman hakikatnya sejauh yang dapat dicapai akal manusia dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu. 8) N. Driyarkara

Filsafat adalah pemenungan yang sedalam-dalamnya tentang sebab-sebab ‘ada’ dan ‘berbuat’ permenungan tentang kenyataan (reality) yang sedalam-dalamnya, sampai ke ‘mengapa’ yang penghabisan.

9) Notonagoro

Filsafat itu menelaah hal-hal yang menjadi objeknya dari sudut intinya yang mutlak dan yang terdalam, yang tetap dan yang tidak berubah, yang disebut hakikat

10) Ir. Poedjawijatna,

Filsafat adalah ilmu yang berusaha untuk mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran belaka.

Referensi

Dokumen terkait

Mereka mengatakan bahwa pada masa lalu, filsafat telah keliru karena mencari hal-hal yang mutlak, yang ultimate, esensi-esensi abadi, substansi, prinsip yang tetap dan

Filsafat Sejarah, dalam pengertian yang paling sederhana, seperti dikemukakan oleh al-Khudairi adalah tinjauan terhadap peristiwa-peristiwa historis secara filosofis

Terkait dengan hal tersebut Jurnal Filsafat, volume 17, nomor 1, April 2007 ini memuat artikel-artikel yang menyoroti permasalahan sosial dari sudut pandang

Hal ini berarti aksiologi adalah bidang ilmu filsafat yang membahas tentang tujuan ilmu pengetahuan itu sendiri, dan mempelajari hakikat dan manfaat yang sebenarnya dari

• Filsafat ilmu ekonomi berkaitan dengan pembahasan yang menjelaskan landasan yang mendasari konsepsi, metodologi, serta etika dalam disiplin ilmu ekonomi. • Filsafat ekonomi

Filsafat Pra-Sokrates adalah filsafat yang dilahirkan karena kemenangan akal atas dongeng yang diterima dari agama yang memberitahukan tentang asal muasal

Pengidentikkan filsafat ketuhanan dengan filsafat agama seperti yang dilakukan oleh Karl Rahner kurang mendapat tempat dalam Secara spesifik bisa dijelaskan bahwa

Kegiatan manusia yang memiliki tingkat tertinggi adalah filsafat yang merupakan pengetahuan benar mengenai hakikat segala yang ada sejauh mungkin bagi manusia