• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMUNIKASI KELUARGA DALAM MEMBENTUK DISIPLIN ANAK REMAJA (Studi Pada Keluarga di RT 14 Kelurahan Way Halim)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KOMUNIKASI KELUARGA DALAM MEMBENTUK DISIPLIN ANAK REMAJA (Studi Pada Keluarga di RT 14 Kelurahan Way Halim)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

KOMUNIKASI KELUARGA DALAM MEMBENTUK DISIPLIN ANAK REMAJA (Studi Pada Keluarga di RT 14 Kelurahan Way Halim)

Oleh

FAJAR PAMUKTI PUTRA

Komunikasi dalam keluarga dapat meningkatkan hubungan kemanusiaan diantara pihak-pihak yang berkomunikasi. Dalam hidup berkeluarga dan bermasyarakat seseorang bisa memperoleh kemudahan-kemudahan dalam hidupnya karena memiliki banyak sahabat. Melalui komunikasi dalam keluarga, juga dapat dibina hubungan yang baik, sehingga dapat menghindari dan mengatasi terjadinya konflik-konflik diantara anggota keluarga khususnya pada anak. Remaja adalah masa yang penuh dengan permasalahan. Statemen ini sudah dikemukakan jauh pada masa lalu yaitu di awal abad ke-20 oleh Bapak Psikologi Remaja yaitu Stanley Hall. Usia remaja berada pada rentang 12-23 tahun. Berdasarkan batasan-batasan yang diberikan para ahli, bisa dilihat bahwa mulainya masa remaja relatif sama, tetapi berakhirnya masa remaja sangat bervariasi. Bahkan ada yang dikenal juga dengan istilah remaja yang diperpanjang, dan remaja yang diperpendek. Masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah bagaimana komunikasi keluarga dalam membentuk disiplin anak di RT 14 Kelurahan Way Halim Bandar Lampung? .Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui komunikasi keluarga dalam membentuk disiplin anak di RT 14 Kelurahan Way Halim Bandar Lampung.

Pendekatan penelitian melalui pendekatan kualitatif diama dalam penelitian yang telah dilakukan memiliki tujuan untuk menganalisis dan menggambarkan mengenai komunikasi keluarga terhadap pembentukan disiplin anak remaja di RT 14 Kelurahan Way Halim Bandar Lampung. Pengambilan informan dilakukan dengan cara mengundi dari sejumlah keluarga yang ada di RT 14. Dari 3 kepala keluarga ini telah mewakili masing-masing karakter keluarga yang mempunyai komunikasi yang berbeda pada keluarga dan penerapan disiplin pada anak. Penelitian yang akan dilakukan yaitu bersifat kualitatif yaitu data yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat-kalimat yang dipisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan.

(2)

Hal ini dapat dilakukan dengan cara melatih, membiasakan diri berperilaku sesuai dengan nilai-nilai berdasarkan acuan moral. Jika anak telah terlatih dan terbiasa berperilaku sesuai dengan nilai-nilai moral maka, dan perlu adanya kontrol orang tua untuk mengembangkannya.

Saran-saran yang diberikan oleh peneliti adalah sebagai berikut Diharapkan bagi orang tua untuk terus mempertahankan dan meningkatkan komunikasi keluarga khususnya dengan anak-anak remajanya, karena melalui komunikasi dalam keluarga, juga dapat dibina hubungan yang baik, sehingga dapat menghindari dan mengatasi terjadinya konflik-konflik diantara anggota keluarga khususnya pada anak remaja dimana pada masa ini merupakan masa yang penuh dengan permasalahan. Bagi anak diharapkan untuk terus mempertahankan disiplinnya dalam kehidupan sehari-hari, karena dengan disiplin yang ditanamkan sejak dini akan memberikan masukan positif bagi pengembangan anak remaja di masa yang akan datang dan memberikan tuntunan bagaimana mengelola waktu dan diri sendiri dalam hidup anak remaja sehari-hari.

ABTSRACTION

FAMILY COMMUNICATIONS IN FORMING ADOLESCENT DISCIPLINE (Study At Family in RT 14 Way Halim Sub-District)

(3)

FAJAR PAMUKTI PUTRA

Communications in family can improve human correlation among side communicating. In life have family to and into society someone can get amenity in life because own many friends. Through communications in family, also can be constructed by a good correlation, so that can avoid and overcome happening of conflict among family member especially at child. Adolescent is a period of/to which is full of problems. This Statement have been told far at past that is in early century ke-20 by Adolescent Psychology Far that is Stanley Hall. Adolescent Age reside in at spanning 12-23 year. Pursuant to boundaries given by all experts, can be seen by that starting is same teen-age relative, but ending it teen-age highly varied. May even exist recognized also with lunged adolescent term, and adolescent is which is cut short. Formulation of problem in this research is how family communications in forming child discipline in RT 14 Way Halim Sub-District Bandar Lampung?. Target of research is to know family communications in forming child discipline in RT 14 Way Halim Sub-District Bandar Lampung

Research Approach Through approach qualitative where in research which have been conducted to have target to analyze and depict to regarding family communications to forming of adolescent discipline in RT 14 Way Halim Sub-District Bandar Lampung. Informant Intake done/conducted by balloting from a number of families exist in RT 14. From this 3 family head have deputized each family character having different communications at family and discipline applying at child. Research to be done by that is having character of qualitative that is data depicted with words or sentence dissociated by according to category to obtain conclusion.

Pursuant to result of previous solution and research, hence inferential as follows: Family communications with child in RT 14 Way Halim Sub-District Bandar Lampung formed better. Where communications intertwined by among/between old fellow and child have good enough. Through communications in family, also can be constructed by a good correlation, then can avoid and overcome happening of conflict among family member especially at child. Child discipline in RT 14 Way Halim Sub-District Bandar Lampung formed of by an age early so that till now good enough child discipline. Where discipline needs process learn, in early process to learn to need existence of old fellow effort. This matter can be done by training, familiarizing behavior as according to values pursuant to moral reference. If child have been trained and accustomed behavior as according to moral values hence, and need existence of control old fellow to develop it.

(4)
(5)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kedudukan dan fungsi suatu keluarga dalam kehidupan manusia bersifat primer dan fundamental. Keluarga pada hakekatnya merupakan wadah pembentukan masing-masing anggotanya, terutama anak-anak yang masih berada dalam bimbingan tanggung jawab orangtuanya. Perkembangan anak pada umumnya meliputi keadaan fisik, emosional sosial dan intelektual. Bila kesemuanya berjalan secara harmonis maka dapat dikatakan bahwa anak tersebut dalam keadaan sehat jiwanya. Dalam perkembangan jiwa terdapat periode-periode kritis yang berarti bahwa bila periode-periode ini tidak dapat dilalui dengan harmonis maka akan timbul gejala-gejala yang menunjukkan misalnya keterlambatan, ketegangan, kesulitan penyesuaian diri kedisiplinan yang terganggu bahkan menjadi gagal sama sekali dalam tugas sebagai makhluk sosial untuk mengadakan hubungan antar manusia yang memuaskan baik untuk diri sendiri maupun untuk orang di lingkungannya.

(6)

2

seorang anak, terutama pada tahap awal maupun tahap-tahap kritisnya. Keluarga yang gagal memberi cinta kasih dan perhatian akan memupuk kebencian, rasa tidak aman dan tindak kekerasan kepada anak-anaknya. Karena itu baik buruknya struktur keluarga dan masyarakat sekita memberikan pengaruh baik atau buruknya pertumbuhan kedisiplinan anak (Kartini Kartono, 1992 : 57).

Keluarga merupakan lingkungan pertama yang berhubungan dengan kegiatan individu sejak lahir sampai dewasa. Dalam rentang kehidupan individu, keluarga mempunyai peranan penting terhadap seluruh aspek kedisiplinannya.

(7)

3

Untuk mengubah sebuah perilaku komunikasi yang terjadi haruslah bersifat terbuka dari dua arah. Masing-masing pihak haruslah ada keterbukaan antara satu dengan yang lain sehingga terjadi saling pengertian diantara keduanya.

Menurut Supraktiknya (1995 : 45) menyatakan bahwa keterbukaan dalam sebuah proses komunikasi antara anak dan orangtua merupakan hal terpenting untuk menciptakan salaing pengertian di antara keduanya. Tingkat keterbukaan dalam sebuah proses komunikasi tergantung dari seberapa dekat orangtua terhadap anak sehingga anak merasa aman ketika ia mencurahkan isi hatinya secara menyeluruh kepada orangtua seperti halnya dikatakan oleh Mark and Miller (1994 : 60) bahwa kedekatan antara anak dan kedua orangtua merupakan hal yang mutlak untuk dapat mengetahui apa yang menjadi keinginan dan pengukapan perasaan diri anak secara menyeluruh dalam sebuah proses komunikasi. hal ini menjadikan anak lebih dihargai dan merasa diperhatikan sehingga anak pun akan membuka diri terhadap apa yang dinasehatkan orangtua kepadanya. Menurut Bochner dan Eisenberg, Galvin dan Brommel dalam Stewart dan Sylvia (1996 : 217) menyatakan di antara banyak teori yang digunakan oleh para ahli untuk menjelaskan keluarga, dua variabel yang penting adalah kohesi (kepaduan) dan adaptasi. Kedua dimensi ini mempengaruhi dan dipengaruhi komunikasi.

(8)

4

bisa dipungkiri khususnya lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga adalah sebuah basis awal kehidupan bagi setiap anak.

Kohesi merujuk kepada seberapa dekat keterkaitan anggota-anggota keluarga. Pada suatu titik ekstrem ada keluarga-keluarga memiliki sedikit otonomi atau sedikit kesempatan untuk mencapai kebutuhan dan tujuan pribadi. Keluarga-keluarga demikian memiliki sedikit pembatas. Anggota-anggota Keluarga-keluarga berbagai segala sesuatu. Tingkat emosional dan fisik mereka cenderung tinggi. Mereka punya sedikit privacy, karena setiap anggota mengetahui urusan anggota lainnya. (Stewart dan Sylvia, 1996 : 217)

(9)

5

Hafied Cangara (2002 : 62) menjelaskan fungsi komunikasi dalam keluarga ialah meningkatkan hubungan insani (Human relation), menghindari dan mengatasi konflik-konflik pribadi dalam keluarga, mengurangi ketidakpastian sesuatu, serta berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain.

Komunikasi dalam keluarga dapat meningkatkan hubungan kemanusiaan diantara pihak-pihak yang berkomunikasi. Dalam hidup berkeluarga dan bermasyarakat seseorang bisa memperoleh kemudahan-kemudahan dalam hidupnya karena memiliki banyak sahabat. Melalui komunikasi dalam keluarga, juga dapat dibina hubungan yang baik, sehingga dapat menghindari dan mengatasi terjadinya konflik-konflik diantara anggota keluarga khususnya pada anak. Remaja adalah masa yang penuh dengan permasalahan. Statemen ini sudah dikemukakan jauh pada masa lalu yaitu di awal abad ke-20 oleh Bapak Psikologi Remaja yaitu Stanley Hall. Usia remaja berada pada rentang 12-23 tahun. Berdasarkan batasan-batasan yang diberikan para ahli, bisa dilihat bahwa mulainya masa remaja relatif sama, tetapi berakhirnya masa remaja sangat bervariasi. Bahkan ada yang dikenal juga dengan istilah remaja yang diperpanjang, dan remaja yang diperpendek.

(10)

6

(30%) menyatakan bahwa komunikasi yang terjalin antar anggota keluarga sudah terjalin baik, dimana komunikasi sesuai dengan aktivitas keluarga yang ada. Penelitian akan dilakukan segera yaitu pada tanggal 29 Mei 2010. Pengambilan RT 14 Kelurahan Way Halim sebagai tempat penelitian adalah banyaknya orang tua yang sibuk bekerja yang memungkinkan minimnya komunikasi antar orang tua dengan anak sehingga akan memunculkan pembentukan kedisiplinan yang berbeda dengan anak yang orangtuanya tidak terlalu disibukkan dengan pekerjaannya, disiplin yang dimaksud dalam penelitian ini adalah disiplin anak dalam belajar sudah baik atau belum. Selain itu dibandingkan dengan dengan RT-RT lain di Kelurahan Way Halim kondisi perilaku anak di RT 14 Kelurahan Way Halim kurang baik, sehingga diperlukan kajian mengenai komunikasi keluarga dalam membentuk kedisiplinan anak, apakah komunikasi keluarga yang baik akan dapat membentuk kedisiplinan anak yang baik pula. Pemilihan Kelurahan Way Halim sebagai tempat penelitian didasarkan pada hasil temuan sementara peneliti yaitu banyaknya perilaku anak yang menyimpang seperti sering berkelahi, membolos dan melawan orang tua dimana salah satu sebab yang mempengaruhinya adalah kurang baiknya fungsi komunikasi orang tua dengan anak.

B. Rumusan Masalah

(11)

7

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui komunikasi keluarga dalam membentuk disiplin anak di RT 14 Kelurahan Way Halim Bandar Lampung.

D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitan skripsi ini yaitu : 1. Secara Teoritis

Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi pengembangan studi dalam rangka mengetahui komunikasi keluarga dalam membentuk kedisiplinan anak.

2. Secara Praktis

a. Sebagai bahan masukan bagi keluarga dalam membentuk kedisiplinan anak.

(12)

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Komunikasi keluarga dengan anak di RT 14 Kelurahan Way Halim Bandar Lampung terbentuk dengan baik. Dimana komunikasi yang terjalin antara orang tua dan anak sudah cukup baik. Melalui komunikasi dalam keluarga, juga dapat dibina hubungan yang baik dimana antar anggota keluarga terjalin komunikasi yang seimbang dengan intensitas yang cukup, sehingga dapat menghindari dan mengatasi terjadinya konflik-konflik diantara anggota keluarga khususnya pada anak, dimana komunikasi yang terjalin terdiri dari komponen (componential), hubungan diadik (relational dyadic) dan pengembangan (developmental).

(13)

89

berperilaku sesuai dengan nilai-nilai moral maka, dan perlu adanya kontrol orang tua untuk mengembangkannya. Ketiga upaya ini dinamakan kontrol eksternal, yang dinilai dari preventif (permulaan) dan korektif (pembetulan) individualitas dan konsisten (tetap)

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran-saran yang diberikan oleh peneliti adalah sebagai berikut

1. Diharapkan bagi orang tua untuk terus mempertahankan dan meningkatkan komunikasi keluarga khususnya dengan anak-anak remajanya, karena melalui komunikasi dalam keluarga, juga dapat dibina hubungan yang baik, sehingga dapat menghindari dan mengatasi terjadinya konflik-konflik diantara anggota keluarga khususnya pada anak remaja dimana pada masa ini merupakan masa yang penuh dengan permasalahan, dengan mempertahankan rasa positif (positivnes) dan empati (empathy), sehingga akan memberikan hasil komunikasi yang baik dalam keluarga.

Referensi

Dokumen terkait

Jaksa Pengacara Negara agar selalu menjalin komunikasi dengan pihak- pihak yang terkait baik dengan debitor, kreditor, kurator ataupun hakim pengawas agar Jaksa

Studi ini bertujuan untuk menjelaskan alasan apa saja yang mendorong para calon pengantin melaksanakan foto prewedding dan bagaimana pandangan hukum Islam

[r]

Namun pihak manajemen juga mengatakan “Untuk tingkat kepuasan karyawan kalau dikatakan sempurna juga tidak bisa, sehingga kalau diberi nilai dari 1-7 (dengan angka 7

Dari hasil analisis yang sudah ditemukan maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kelincahan dan kelentukan terhadap kemampuan

Semua jawaban yang saya berikan merupakan murni dari apa yang saya alami bukan berdasarkan pada pandangan masyarakat pada umumnya dan saya mengijinkan bahwa jawaban saya

antioksidan ekstrak etanol kulit buah tumbuhan kasturi menggunakan uji kualitatif dan kuantitatif dengan metode peredaman radikal bebas

Subarkah, Imam, 1980, Hidrologi untuk Bangunan Air , Penerbit Idea Dharma, Bandung. Soedjat SA, 1994, Analisa Anggaran Pelaksanaan ,