• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LAJU REAKSI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN INFERENSI DAN PENGUASAAN KONSEP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LAJU REAKSI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN INFERENSI DAN PENGUASAAN KONSEP"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2003. Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Kimia. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Rineka Cipta. Djamarah, S.B. dan Aswan Zein. 2000. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta.

Rineka Cipta.

Hartono. 2007. Profil Keterampilan Proses Sains Mahasiswa Program Pendidikan Jarak Jauh SI PGSD Universitas Sriwijaya. Seminar Proceeding of The International Seminar of Science Education, 27 Oktober 2007. Bandung Hapsari, A. P. 2011. Perbandingan Penguasaan Konsep Laju Reaksi antara

Pembelajaran Menggunakan Metode Tanya jawab Berbasis Keterampilan Generik Sains dengan Tanya Jawab Konvensional pada Siswa SMA YP Unila Bandar Lampung. (Skripsi). Tidak diterbitkan.

Ibrahim, M. 2000. Pembelajaran Inkuiri. http://herfis.blogspot.com/2009/07/ pembelajaran-inkuiri.html. Tanggal Akses : 25 April 2011.

Kahar, H. A. 2011. Perbandingan Penguasaan Konsep Termokimia antara Pembelajaran Menggunakan Metode Tanya jawab Berbasis Keterampilan Generik Sains dengan Tanya Jawab Konvensional pada Siswa SMA YP Unila Bandar Lampung. (Skripsi). Tidak diterbitkan.

Kurniasari, D. P. 2011. Efektifitas Penerapan Metode Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas XI IPA Semester I SMA Negeri 1Kauman Tulungagung pada Materi Pokok Laju Reaksi. (Skripsi). Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Kimia, Universitas Negeri Malang. Malang.

Pannen, P. D. Mustafa, dan M. Sekarwinahyu. 2001. Konstruktivisme dalam Pembelajaran. Jakarta. Dikti.

Parning dan Horale. 2006. Kimia 2B SMA Kelas XI. Jakarta : Yudistira Purba, M. 2006. Kimia SMA Kelas XI. Jakarta. Erlangga.

(2)

Sagala, S. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung. Alfabeta. Suparno, P. 1997. Filsafat Kostruktivisme Dalam Pendidikan. Yogyakarta.

Kanisius.

Sutresna, N. 2006. Kimia untuk Kelas XI. Jakarta . Grafindo

Sudjana, N. 1996. Metode Statistika Edisi keenam. Bandung. PT. Tarsito. Trianto. 2007. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta.

(3)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sains merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami tentang alam. Belajar sains merupakan suatu proses memberikan sejumlah pengalaman kepada siswa untuk mengerti dan membimbing mereka dalam meng-gunakan pengetahuan sains tersebut. Untuk dapat memahami hakikat sains yakni sains sebagai proses dan produk, siswa harus memiliki kemampuan Keterampilan Proses Sains (KPS) yaitu semua keterampilan yang terlibat pada saat berlangsungnya sains. Salah satu bidang sains adalah ilmu kimia.

Ilmu kimia merupakan mata pelajaran dalam rumpun sains, yang diperoleh siswa tidak hanya kimia sebagai produk dan juga dapat melatih cara berpikir siswa untuk memecahkan masalah terutama yang berkaitan dengan ilmu kimia secara ilmiah yaitu kimia sebagai proses.

(4)

Kurikulum yang digunakan di SMAN 7 Bandar Lampung yaitu kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yang dalam proses pembelajarannya menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran. Guru berperan sebagai fasilitator dan motivator, namun pada kenyataanya paradigma lama guru merupakan pusat kegiatan belajar di kelas (teacher center) masih dipertahankan dengan alasan pembelajaran seperti ini adalah yang paling praktis dan tidak menyita banyak waktu.

Dengan demikian, perlu menggunakan suatu pendekatan yang dapat membekali siswa dengan suatu keterampilan berpikir dan bertindak melalui pengembangan KPS. KPS pada pembelajaran sains lebih menekankan pembentukan keterampilan untuk

(5)

Model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan langkah-langkah yaitu mengajukan masalah atau pertanyaan oleh guru, merumuskan hipotesis, megumpulkan data, menganalisis data, dan membuat kesimpulan. Melalui kegiatan praktikum dan diskusi kelompok dan LKS konstruktif, siswa dilatih untuk dapat memahami konsep laju reaksi dengan menggunakan kemampuan sains yang telah dimiliki oleh siswa itu sendiri dan pengetahuan itu akan lebih mudah untuk diingatnya.

Pembelajaran inkuiri terbimbing dapat membentuk dan mengembangkan ” Self-Concept” pada diri siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide yang lebih baik, membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru, mendorong siswa untuk berpikirn bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap obyektif, jujur dan terbuka, situasi proses belajar menjadi lebih terangsang, dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu, memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri (Roestiyah, 1998).

Melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing diharapkan (1) Dapat membangkit-kan semangat siswa, (2) Dapat mengarahmembangkit-kan cara belajarnya, sehingga ia lebih merasa terlibat dan termotivasi sendiri untuk belajar, (3) Dapat mengajak siswa untuk menemukan masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi laju reaksi sehingga siswa dapat terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.

(6)

kayu gelondongan lebih lambat terbakar daripada serpihan kayu, (2) Obat maag (antasida) yang dianjurkan supaya dikunyah terlebih dahulu, hal ini juga dalam memperluas permukaan sehingga untuk penguraian selanjutnya reaksi dapat ber-langsung lebih cepat. Hal ini menunjukkan bahwa semakin halus ukuran kepingan zat, semakin luas permukaannnya, kedua peristiwa ini berkaitan dengan materi laju reaksi yaitu faktor luas permukaan. Pentingnya menghubungkan materi laju reaksi ini dengan kehidupan sehari-hari sebagai landasan pendekatan pembelajaran yang ditujukan untuk: (1) Memotivasi belajar siswa, (2) Melatih berpikir kritis, kreatif, (3) Mengembangkan keterampilan proses. Akan tetapi dalam pembelajaran laju reaksi di SMA Negeri 7 Bandar Lampung lebih terkondisikan untuk dihafal oleh siswa, akibatnya siswa mengalami kesulitan menghubungkannya dengan apa yang terjadi di lingkungan sekitar, dan tidak merasakan manfaat dari pembelajaran laju reaksi.

(7)

membuat siswa menjadi pasif karena proses pembelajaran lebih didominasi oleh guru, siswa kurang aktif dilibatkan dalam proses membangun konsep karena hanya me-ngandalkan informasi materi dari guru. Sehingg siswa tidak terlatih dan menjadi malas untuk bertanya kepada guru atau kepada teman, memberi pendapat dan sanggahan, serta menjawab pertanyaan dari guru. Untuk lebih memahami dan membuktikan teori pada materi laju reaksi yang dijelaskan oleh guru perlu dilakukan percobaan. Sedangkan eksperimen sangat jarang dilakukan di SMAN 7 Bandar Lampung karena fasilitas di laboratorium kurang memadai terutama alat-alat untuk melakukan percobaan.

Kurniasari (2011) yang melakukan penelitian kuasi eksperimen pada siswa kelas XI IPA Semester ganjil SMA Negeri 1 Kauman Tulungagung pada Materi Pokok Laju Reaksi, melaporkan bahwa (1) Keterlaksanaan pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok laju reaksi telah berlangsung cukup baik, (2) Model inkuiri terbimbing lebih efektif dibandingkan pembelajaran konvensional dalam meningkatkan hasil belajar siswa, (3) Sikap ilmiah siswa yang dibelajarkan dengan inkuiri terbimbing lebih tinggi dibandingkan siswa yang dibelajarkan dengan konvensional pada materi laju reaksi dengan persentase siswa kelas eksperimen yang memiliki sikap ilmiah sangat baik mencapai 32,6 % sedangkan kelas kontrol hanya mencapai 13,3%.

(8)

Pelajaran 2011-2012 yang berjudul “ Efektivitas Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada materi Laju Reaksi dalam Meningkatkan Keterampilan Inferensi dan Penguasaan Konsep Siswa SMA Negeri 7 Bandar Lampung”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah efektivitas model pembelajaran inkuiri terbimbing materi laju

reaksi dalam meningkatkan keterampilan inferensi siswa SMAN 7 Bandar Lampung?

2. Bagaimanakah efektivitas model pembelajaran inkuiri terbimbing materi laju reaksi dalam meningkatkan penguasaan konsep siswa SMAN 7 Bandar Lampung?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:

1. Efektivitas model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok laju reaksi dalam meningkatkan keterampilan inferensi siswa SMAN 7 Bandar Lampung. 2. Efektivitas model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok laju reaksi

(9)

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat memberikan manfaat bagi siswa, guru, dan sekolah yaitu :

1. Penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat memberikan

pengalaman belajar secara langsung kepada siswa, mempermudah siswa dalam menemukan konsep laju reaksi.

2. Pembelajaran inkuiri terbimbing menjadi salah satu alternatif model pembelajar-an ypembelajar-ang inovatif, kreatif, dpembelajar-an produktif bagi guru dalam memilih model

pembelajaran sebagai upaya meningkatkan keterampilan inferensi dan penguasaan konsep siswa.

3. Sumbangan pemikiran dan informasi dalam upaya meningkatkan mutu pem-belajaran kimia di sekolah.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah:

1. Efektivitas yaitu keberhasilan penggunaan model inkuiri terbimbing dalam me-ningkatkan keterampilan menyimpulkan dan penguasaan konsep Wicaksono (2008).

(10)

3. Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang tidak membimbing siswa untuk menemukan konsep kimia tetapi konsep diberikan secara langsung dan praktikum dilakukan hanya untuk membuktikan konsep.

4. Keterampilan inferensi merupakan keterampilan proses sains tingkat dasar yang meliputi kemampuan menjelaskan hasil pengamatan dari fakta yang terbatas dan mampu membuat suatu kesimpulan tentang suatu fenomena setelah

mengumpulkan dan mengeinterpretasi data dan informasi.

(11)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Efektivitas Pembelajaran

Efektivitas adalah sesuatu yang memiliki pengaruh atau akibat yang ditimbulkan, membawa hasil dan merupakan keberhasilan dari suatu usaha atau tindakan, dalam hal ini efektivitas dapat dilihat dari tercapai tidaknya tujuan instruksional khusus yang telah dicanangkan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat keberhasilan dari suatu proses pembelajaran. Pembelajaran dikatakan efektif meningkatkan hasil belajar siswa apabila secara statistik hasil belajar siswa menunjukan perbedaan yang signifikan antara pemahaman awal dengan

pemahaman setelah pembelajaran.

Kriteria keefektifan menurut Wicaksono (2008) adalah:

Model pembelajaran dikatakan efektif meningkatkan hasil belajar siswa apabila secara statistik hasil belajar siswa menunjukkan perbedaan yang signifkan antara pemahaman awal dengan pemahaman setelah pembelajar-an (gain ypembelajar-ang signifikpembelajar-an).

B. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekan-kan bahwa pengetahuan kita merupamenekan-kan hasil konstruksi (bentumenekan-kan) kita sendiri”.

(12)

Konstruktivisme juga menyatakan bahwa semua pengetahuan yang kita peroleh adalah hasil konstruksi sendiri, maka sangat kecil kemungkinan adanya transfer pengetahuan dari seseorang kepada yang lain.

Menurut Von Glaserved dalam Pannen, Mustafa, dan Sekarwinahyu (2001), agar siswa mampu mengkonstruksi pengetahuan, maka diperlukan:

1. Kemampuan siswa untuk mengingat dan mengungkapkan kembali

pengalaman. Kemampuan untuk mengingat dan mengungkapkan kembali pengalaman sangat penting karena pengetahuan dibentuk berdasarkan interaksi individu siswa dengan pengalaman-pengalaman tersebut. 2. Kemampuan siswa untuk membandingkan, dan mengambil keputusan

mengenai persamaan dan perbedaan suatu hal. Kemampuan membanding-kan sangat penting agar siswa mampu menarik sifat yang lebih umum dari pengalaman-pengalaman khusus serta melihat kesamaan dan perbedaannya untuk selanjutnya membuat klasifikasi dan mengkonstruksi pengetahuan-nya.

Model pembelajaran inkuiri terbimbing selaras dengan pendekatan konstruktivis-me. Inkuiri dapat diartikan sebagai proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukannya. Dengan kata lain, inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi dan atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah (Ibrahim, 2000).

(13)

pengumpulan data, terakhir siswa dapat menarik kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilakukan.

Pada penelitian ini tahapan pembelajaran inkuiri terbimbing yang digunakan mengadaptasi dari tahapan pembelajaran inkuiri terbimbing yang dikemukakan oleh Gulo dalam Trianto (2010).

Tahapan pembelajaran inkuiri terbimbing tersebut dapat dijelaskan pada Tabel 1 sebagai berikut:

Tabel 1. Tahap pembelajaran inkuiri terbimbing

No Fase Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

1. Mengajukan membagi siswa dalam kelompok

Siswa duduk pada siswa untuk membuat hipotesis. Guru membimbing siswa dalam menentukan hipotesis yang relevan dengan

permasalahan dan

mem-prioritaskan hipotesis mana yang menjadi prioritas penyelidikan. data melalui percobaan maupun data hasil pengamatan.

Guru memberi kesempatan pada tiap kelompok untuk

menyampaikan hasil pengolahan

Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan

Siswa membuat kesimpulan

(14)

1. Dapat membentuk dan mengembangkan ”Self-Concept” pada diri siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide yang lebih baik.

2. Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru.

3. Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap obyektif, jujur dan terbuka.

4. Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang.

5. Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu. 6. Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri.

7. Dapat memberikan waktu pada siswa secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.

Sedangkan kelemahan dari model pembelajaran inquiry antara lain:

1. Guru harus tepat memilih masalah yang akan dikemukan untuk mem-bantu siswa menemukan konsep.

2. Guru dituntut menyesuaikan diri terhadap gaya belajar siswa-siswanya. 3. Guru sebagai fasilitator diharapkan kreatif dalam mengembangkan

pertanyaan-pertanyaan.

Kelemahan inquiry dapat diatasi dengan cara:

1. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang membimbing agar siswa terdorong mengajukan dugaan awal

2. Menggunakan bahan atau permainan yang bervariasi

3. Memberikan kesempatan kepada siswa mengajukan gagasan-gagasan meskipun gagasan tersebut belum tepat.

C. Keterampilan Proses Sains

Keterampilan proses sains (KPS) dibutuhkan untuk dapat memahami hakikat IPA secara utuh yakni IPA sebagai proses, produk. KPS adalah semua keterampilan yang terlibat pada saat berlangsungnya sains. KPS terdiri dari beberapa

keterampilan yang satu sama lain berkaitan.

(15)

Funk dalam Dimyati dan Mudjiono (2006) membagi keterampilan Proses menjadi dua kelompok besar yaitu keterampilan dasar dan keterampilan terintegrasi. Keterampilan dasar (basic skill) terdiri dari enam keterampilan, yakni:

mengamati, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, mengkomunikasikan, dan menyimpulkan.

Tabel 3. Indikator Keterampilan Dasar Keterampilan Dasar Indikator

Inferensi Mampu menjelaskan hasil pengamatan dari fakta yang terbatas dan mampu membuat suatu

kesimpulan tentang suatu benda atau fenomena setelah mengumpulkan, menginterpretasi data dan informasi

Dimyati dan Mudjiono (2002) memuat alasan mengenai pendekatan KPS yang di-ambil dari pendapat Funk dalam Hartono (2007) sebagai berikut :

1. Pendekatan KPS dapat mengembangkan hakikat ilmu pengetahuan siswa. Siswa terdorong untuk memperoleh ilmu pengetahuan dengan baik

karena lebih memahami fakta dan konsep ilmu pengetahuan.

2. Pembelajaran melalui KPS akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja dengan ilmu pengetahuan, tidak hanya menceritakan, dan atau mendengarkan sejarah ilmu pengetahuan.

3. KPS dapat digunakan untuk belajar proses dan sekaligus produk ilmu pengetahuan. Pendekatan KPS memberikan kesempatan kepada siswa untuk secara bertindak sebagai seorang ilmuan.

D. Penguasaan Konsep

(16)

mem-peroleh prinsip hukum dari suatu teori. Hal tersebut didukung oleh pendapat Sagala (2010) definisi konsep adalah :

Konsep merupakan buah pemikiran seseorang atau sekelompok orang yang dinyatakan dalam definisi sehingga menghasilkan produk

pengetahuan yang meliputi prinsip, hukum, dan teori. Konsep diperoleh dari fakta, peristiwa, pengalaman, melalui generalisasi dan berpikir abstrak.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan konsep adalah ide atau

pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret yang timbul dari buah pikiran manusia dan pengalaman manusia serta digunakan sebagai dasar pengembangan ilmu pengetahuan. Keberhasilan suatu proses pembelajaran di kelas dapat terlihat dari penguasaan konsep yang dicapai siswa. Penguasaan konsep

merupakan salah satu aspek dalam ranah kognitif dari tujuan kegiatan pembelajar-an bagi siswa, sebab rpembelajar-anah kognitif berhubungpembelajar-an dengpembelajar-an kemampupembelajar-an berfikir, menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, menyintesis, dan meng-evaluasi. Penguasaan konsep yang telah dipelajari siswa dapat diukur dari hasil tes yang dilakukan oleh guru.

E. Kerangka Berpikir

(17)

Model pembelajaran inkuiri terbimbing, menempatkan siswa dalam kelompok belajar yang beranggota-kan 4-5 orang terdiri dari 8 kelompok yang merupakan campuran secara heterogen kemudian siswa dihadapkan pada masalah yang erat kaitannya dalam kehidupan sehari-hari, didalam kelompoknya siswa berdiskusi untuk memecahkan masalah dari suatu hipotesis yang mereka buat sendiri sehingga siswa dapat terlibat secara aktif. Kemudian, proses pengujian hipotesis dilakukan siswa dengan melakukan eksperimen dan analisis data. Keterlibatan siswa secara langsung dalam proses penemuan konsep akan mem-permudah siswa memahami materi pelajaran, sehingga pada tahap akhir siswa dapat menjelaskan dan membuat kesimpulan dari materi pembelajaran yang telah disampaikan.

Dengan demikian, dalam penelitian ini model pembelajaran inkuiri terbimbing di-duga efektif dalam meningkatkan keterampilan menyimpulkan dan penguasaan konsep siswa. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian tentang efektivitas model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi laju reaksi siswa SMA Negeri 7 Bandar Lampung .

F. Anggapan Dasar

Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah:

1. Siswa kelas XI IPA 3 dan XI IPA 4 semester ganjil SMAN 7 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011-2012 yang menjadi subyek penelitian yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dalam penguasaan konsep kimia. 2. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi peningkatan keterampilan

(18)

G. Hipotesis Umum

Hipotesis umum dalam penelitian ini adalah:

1. Model pembelajaran inkuiri terbimbing lebih efektif dalam meningkatkan keterampilan menyimpulkan daripada pembelajaran konvensional pada materi laju reaksi.

2. Model pembelajaan inkuiri terbimbing lebih efektif dalam meningkatkan penguasaan konsep daripada pembelajaran konvensional pada materi laju

(19)

III. METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA N 7 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011-2012 yang berjumlah 158 siswa dan tersebar dalam empat kelas yaitu kelas XI IPA1, XI IPA2, XI IPA3, XI IPA4.

Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 3 dan XI IPA 4 SMAN 7 Bandar Lampung. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik sampling purposif yaitu teknik pengambilan sampel yang didasarkan pada suatu per-timbangan tertentu yaitu mendapatkan sampel dengan kemampuan akademik dan aktivitas relatif sama. Akhirnya didapatkan kelas XI IPA 4 sebagai kelompok eksperimen yang mengalami inkuiri terbimbing, sedangkan kelas XI IPA 3 sebagai kelompok kontrol yang mengalami pembelajaran konvensional.

B.Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang bersifat kuantitatif.

(20)

C. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain non equivalent control group design yaitu desain kuasi eksperimen dengan melihat perbedaan pretest maupun posttest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Tabel 4. Desain penelitian

Kelas Pretest Perlakuan Postest

Kelas eksperimen O1 X1 O2

Kelas kontrol O1 O2

Keterangan:

X1: Pembelajaran kimia dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri

terbimbing

O1: Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi pretest

O2: Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi posttest

D. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel bebas adalah penggunaan model pembelajaran Inkuiri terbimbing dan model pembelajaran konvensional.

(21)

E.Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah: 1. Silabus

2. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) 3. Lembar kerja siswa (LKS)

4. Soal pretest dan posttest

(22)

F. Tekhnik Pengumpulan Data

Tekhnik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :

1. Keterampilan inferensi dan penguasaan konsep dengan tekhnik test yaitu pretest dan postest.

2. Lembar kinerja guru dan lembar aktivitas siswa

G. Pelaksanaan Penelitian

Langkah-langkah dalam penelitian ini adalah: 1. Observasi pendahuluan

Langkah observasi pendahuluan:

a. Meminta izin kepada Kepala SMAN 7 Bandar Lampung untuk melaksanakan penelitian.

b. Observasi dan wawancara dengan guru kimia kelas XI IPA SMAN 7 Bandar Lampung

c. Menentukan pokok bahasan yang akan diteliti berdasarkan data nilai kimia Tahun Pelajaran 2010-2011 yang cukup rendah.

d. Menentukan populasi dan sampel penelitian.

e. Mempersiapkan instrumen dan perangkat pembelajaran f. Validasi instrumen

g. Melakukan pretest dengan soal-soal yang sama pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

2. Pelaksanaan penelitian

3. Melakukan posttest dengan soal-soal yang sama pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

(23)

5. Kesimpulan

Prosedur pelaksanaan penelitian tersebut dapat digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut :

a.

Gambar 1. Alur penelitian

H. Teknik Analisis Data

Tujuan analisis data yang dikumpulkan adalah untuk memberikan makna atau arti yang digunakan untuk menarik suatu kesimpulan yang berkaitan dengan masalah, tujuan, dan hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya.

Nilai pretest dan posttest dirumuskan sebagai berikut: Nilai siswa =

Mempersiapkan instrumen dan perangkat pembelajaran Menentukan populasi dan sampel

Kelas kontrol pembelajaran konvensional

Pretest Kelas eksperimen pembelajaran inkuiri

(24)

Data yang diperoleh kemudian dianalisis, dengan menghitung n-Gain.

1. Perhitungan n-Gain

Untuk mengetahui efektivitas inkuiri terbimbing dalam keterampilan inferensi dan penguasaan konsep siswa, maka dilakukan analisis nilai n-Gain. Perhitungan ini bertujuan untuk mengetahui perolehan nilai pretest dan posttest dari kedua kelas. Rumus n-Gain menurut Meltzer adalah :

N-gain (g) =

Hasil perhitungan n-Gain kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan klasifikasi dari Hake seperti terdapat pada tabel berikut:

Tabel 5. Klasifikasi gain ( g )

Besarnya g Interpretasi

g > 0.7 Tinggi

0,3 < g ≤ 0,7 Sedang

g ≤ 0,3 Rendah

1. Uji normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah n-Gain dari kedua kelompok berdistribusi normal atau tidak dan untuk menentukan uji selanjutnya apakah memakai statistik parametrik atau non parametrik. Hipotesis yang akan diuji adalah :

Ho : data berdistribusi normal H1 : data tidak berdistribusi normal

(25)

Keterangan : = uji Chi- kuadrat Ei = frekuensi observasi Oi = frekuensi harapan

Data akan berdistribusi normal χ2 hitung < χ2 tabel dengan taraf signifikan 5 % (Sudjana, 2002).

2. Uji homogenitas

Rumusan hipotesis untuk uji homogenitas dua varians ini adalah :

H0 :σ12= σ22 Rata-rata n-Gain kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki

varians yang homogen.

H1 : σ12≠ σ22 Rata-rata n-Gain kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varians yang tidak homogen.

Untuk uji homogenitas kedua varians kelas sampel rumus sebagai berikut:

Keterangan:

F = Kesamaan dua varians 2

1

s = varians kelas eksperimen 2

2

(26)

Dengan,

Keterangan:

S= simpangan baku x= n-Gain siswa

n= jumlah siswa

Dengan kriteria uji adalah terima jika: Fhitung < Ftabel dengan taraf signifikan

5 % (sudjana, 2002).

3. Pengujian hipotesis

Pengujian hipotesis disini dilakukan dengan menggunakan rumusan statistik uji perbedaan dua rata-rata. Rumusan hipotesisnya adalah sebagai berikut :

1) Hipotesis pertama (keterampilan inferensi)

H0 : µ1y < µ2y : Rata-rata n-Gain keterampilan inferensi siswa yang diterapkan

pembelajaran inkuiri terbimbing sama lebih rendah daripada siswa di kelas pembelajaran konvensional.

H1

:

μ 1y > μ 2y

:

Rata-rata n-Gain keterampilan inferensi yang diterapkan

(27)

2) Hipotesis kedua (penguasaan konsep)

H0μ1x < μ 2x : Rata-rata n-Gain penguasaan konsep laju reaksi siswa yang

diterapkan pembelajaran inkuiri terbimbing lebih rendah daripada penguasaan konsep siswa yang diterapkan pembelajaran konvensional.

H1

:

μ 1x > μ 2x

:

Rata-rata n-Gain penguasaan konsep laju reaksi siswa yang

diterapkan pembelajaran inkuiri terbimbing lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diberi pembelajaran konvensional.

Keterangan:

µ1 : Rata-rata n-Gain pada materi pokok laju reaksi siswa yang diterapkan

pembelajaran inkuiri terbimbing

µ2 : Rata-rata n-Gain pada materi pokok laju reaksi siswa dengan pembelajaran

konvensional

x: keterampilan inferensi y : penguasaan konsep

Uji statistik ini sangatlah bergantung pada homogenitas kedua varians data, karena

kedua varians kelas sampel homogen (σ12= σ22), maka uji yang dilakukan

menggunakan rumus sebagai berikut :

(28)

Keterangan:

= Rata-rata n-Gain penguasaan konsep laju reaksi atau keterampilan inferensi yang diterapkan pembelajaran inkuiri terbimbing

= Rata-rata n-Gain penguasaan konsep larutan laju reaksi atau keterampilan inferensi yang diterapkan pembelajaran konvensional.

= Simpangan baku gabungan

= Jumlah siswa pada kelas yang diterapkan pembelajaran inkuiri terbimbing = Jumlah siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional

= Simpangan baku n-Gain siswa yang diterapkan pembelajaran inkuiri terbimbing

= Simpangan baku n-Gain siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional

Dengan kriteria uji:

Terima H0 jika thitung < t(1-α) dan tolak sebaliknya. Dengan taraf signifikan α = 5%

(29)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data, pengujian hipotesis, dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Efektivitas model pembelajaran inkuiri terbimbing dalam meningkatkan keterampilan inferensi siswa pada materi pokok laju reaksi melalui tahap-tahap pembelajaran yang melatih siswa mengembangkan KPS khusunya keterampilan inferensi

2. Efektivitas model pembelajaran inkuiri terbimbing dalam meningkatkan penguasaan konsep siswa pada materi pokok laju reaksi melalui keterlibatan siswa dalam upaya memecahkan masalah yang diberikan.

3. Rata-rata n-Gain keterampilan inferensi dan penguasaan konsep pada materi pokok laju reaksi yang diberi model pembelajaran inkuiri terbimbing lebih tinggi daripada pembelajaran konvensional.

(30)

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, disarankan bahwa :

1. Bagi calon peneliti lain yang tertarik melakukan penelitian serupa agar lebih mem-perhatikan pengelolaan waktu dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran lebih efektif dan maksimal.

2. Model pembelajaran inkuiri terbiombing dapat dipakai sebagai alternatif model pembelajaran bagi guru dalam kegiatan belajar mengajar yang dapat disesuaikan dengan materi dan karakteristik siswa.

(31)

PADA MATERI LAJU REAKSI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN INFERENSI DAN

PENGUASAAN KONSEP

(Skripsi)

Oleh MELYA SANTI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

(32)

ABSTRAK

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LAJU REAKSI DALAM MENINGKATKAN

KETERAMPILAN INFERENSI DAN PENGUASAAN KONSEP

Oleh MELYA SANTI

Ketepatan dalam memilih dan menerapkan suatu model pembelajaran sangat mempengaruhi tingkat penguasaan konsep siswa. Untuk medapatkan tingkat Keterampilan inferensi dan penguasaan konsep yang tinggi dibutuhkan model pembelajaran dan pendekatan pembelajaran yang mampu menghantarkan siswa pada pembelajaran yang lebih bermakna. Penelitian ini bertujuan untuk men-deskripsikan efektivitas model pembelajaran inkuiri terbimbing dalam meningkat-kan keterampilan inferensi dan penguasaan konsep siswa pada matei pokok laju reaksi.

(33)

Berdasarkan uji hipotesis yang dilakukan, diketahui bahwa kelas dengan pembelajaran inkuiri terbimbing memiliki tingkat penguasaan konsep dan

Keterampilan inferensi yang lebih tinggi dibandingkan kelas dengan pembelajaran konvensional. Hal ini menunjukan bahwa pembelajaran inkuiri terbimbing lebih efektif dalam meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan inferensi.

(34)

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LAJU REAKSI DALAM MENINGKATKAN

KETERAMPILAN MENYIMPULKAN DAN PENGUASAAN KONSEP

(Kuasi Eksperimen pada kelas XI IPA SMAN 7 Bandar Lampung TP 2011-2012)

Oleh MELYA SANTI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(35)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan dengan nama Dyanita Melya Santi, di liwa lampung barat pada tanggal 13 Maret 1989, anak pertama dari tiga bersaudara, dari pasangan Bapak Ahmad Saruji dan Ibu Nurnawati.

Penulis mengawali pendidikan formal di SD Negeri 2 Way Empulau Ulu balik bukit lampung barat diselesaikan pada tahun 2001. Tahun 2001 diterima di MTsN 1 liwa yang diselesaikan pada tahun 2004. Tahun 2004 masuk SMAN 1 liwa yang diselesaikan tahun 2007. Tahun 2007 penulis diterima di Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Kimia melalui jalur PKAB.

(36)

MOTTO

“If you can DREAM it, you can DO it”.

(Walt Disney)

Tak ada sesuatu yang lebih menyenangkan daripada menimbulkan senyum pada

wajah orang lain, terutama wajah orang yang kita cintai

(RA Kartini)

Ya Rabb, setetes ilmu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku, jadikanlah ia

sebagai peneguh imanku, bukan penyebab kesombonganku

(37)
(38)

i

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya. Dengan kerendahan hati

kupersembahkan lembaran-lembaran sederhana ini kepada:

Teristimewa untuk ayahanda dan ibundaku tercinta Terimakasih, karena kalian telah membesarkanku dengan cinta dan kasih sayang yang tak putus-putus. Besar harapan “tuk membahagiakan kalian.semoga pencapaian ini

menjadi langkah awal untukku mewujudkan mimpi kalian. Semoga Allah SWT membalas semua jasa dan pengorbanan

kalian.

Ajong,amongku tercinta dan oom zonku beserta keluarga besarku tersayang

Terima kasih atas doa, inspirasi, semangat dan materi yang t”lah kalian berikan untuk keberhasilanku di masa

datang.

Adekku tersayang ngah ia dan cu ola...

yang tlah memberikan inspirasi dan semangat bagiku wo sayang kalian, mari bersama kita meraih asa.

Untuk yang Terkasih ( Briptu Thomas A.y)

(Insya Allah) disaat yang tepat, dengan cara yang bersih, untuk berdampingan denganku bersama meraih surga.

(39)

SANWACANA

Alhamdulillah. Segala puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul

“Efektivitas Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Laju

Reaksi dalam Meningkatkan Keterampilan Inferensi dan Penguasaan Konsep ”

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung. 2. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA. 3. Ibu Drs. Nina Kadaritna, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia

atas segala ilmu yang diberikan selama perkuliahan berlangsung.

4. Ibu Dra. Ila Rosilawati, M.Si., selaku Pembimbing Akademik sekaligus selaku Pembimbing 1 yang telah memberikan masukan, bimbingan, saran, nasehat, dan doa yang diberikan dalam menyusun skripsi ini.

5. Ibu Dra. Chansyanah Diawati, M.Si., selaku Pembimbing II yang telah mem-berikan banyak masukan, bimbingan, semangat dan membantu penulis dalam menyusun skripsi ini.

(40)

iii telah memberikan izin penulis untuk melaksanakan penelitian.

9. Ibu Telsi Sadijani, S.Pd, selaku guru mitra atas bantuan dan kerjasamanya. 10.Teristimewa untuk ayah dan emak, ajong dan among tercinta, oom hafzonku,

te”linda, nan cu, te” suhar, adek-adekku dan keluarga besarku tersayang yang sudah menjadi sumber inspirasi dan semangat hidupku. Terima kasih untuk segala pengorbanan yang kalian berikan untuk kebahagiaanku dan kesabaran serta materi yang kalian berikan untuk harapan dan keberhasilanku.

11.Kakakku terkasih Briptu Thomas A.y yang menjadi motivatorku. Terima kasih atas kasih sayang, senantiasa setia menemani keluh kesahku dan semangat yang tak pernah lelah diberikan setiap waktu.

12.Sahabatku tercinta : Rhy jelek,Mb Lidya, Reza, Dini, Edy, Komeng, nji, Erma Yani dan Teman-temanku sayang di P. Kimia’07. Terimakasih atas semangat bantuan, keceriaan, dan doa dalam penulisan skripsi ini.

13.Teman-teman PPL di SMAN 7, Kk dicky, kk deri, kk ridwan, reza, pus dan saudaraku di wisma Gunung Pesagi (mb vha, mb anna, yen2, kk ervan alm dan semuanya). Terimakasih atas dukungan dan doa kalian.

14.Siswa-siswi kelas XI IPA 3 dan IPA 4 SMA Negeri 7 Bandar Lampung. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, serta berkenan membalas semua budi baik yang diberikan dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Bandar Lampung, 2012 Penulis

(41)

v DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 9

A.Efektivitas Pembelajaran... 9

B.Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ... 9

C.Keterampilan Proses Sains……… ... 12

D.Penguasaan Konsep ... .. 15

E.Kerangka Pikir ... 16

F. Anggapan Dasar ... 17

(42)

vi

III. METODE PENELITIAN ... 18

A.Populasi Dan Sampel Penelitian ... 18

1. Populasi ... 18

G. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 21

H. Teknik Analisis Data ... 22

1. Gain ternormalisasi ... 23

2. Uji normalitas ... 23

3. Uji homogenitas dua varians ... 24

4. Teknik Pengujian Hipotesis ... 26

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 29

(43)

vii

14. Hasil Analisis Soal Pretest dan postest... .. 189

a. Hasil uji validasi dan reabilitas soal pretest ... ... 189

b. Hasil uji validasi dan reabilitas soal postest ... 191

15.Daftar Nilai Pretest, Postest, gain dan N-gain Keterampilan Menyimpulkan Kelas Eksperimen ... 192

16.Daftar Nilai Pretest, Postest, gain dan N-gain Keterampilan Menyimpulkan Kelas Kontrol ... 193

17.Daftar Nilai Pretest, Postest, gain dan N-gain Penguasaan Konsep Kelas Eksperimen.. ... 194

18.Daftar Nilai Pretest, Postest, gain dan N-gain Penguasaan Konsep Kelas Kontrol………. ... 195

19.Analisis Data ... 196

a. Keterampilan menyimpulkan ... 196

b. Uji Normalitas ... 198

(44)

viii DAFTAR TABEL

TABEL Halaman

1. Tahap pembelajaran inkuiri terbimbing………. 11

2. Keterampilan proses sains dasar dan keterampilan proses terpadu... 13

3. Indikator keterampilan proses Dasar... 14

4. Desain penelitian………... 20

5. Klasifikasi N-gain………... 24

6. Nilai Chi-kuadrat (X2) untuk distribusi n-gain keterampilan inferensi... .. 32

7. Nilai Chi-kuadrat (X2) untuk distribusi n-gain penguasaan konsep ... ... 32

8. Nilai varians N-gain keterampilan inferensi ... 33

9. Nilai varians N-gain penguasaan konsep... 33

10.Nilai uji hipotesis (uji-t) untuk keterampilan inferensi... 33

11.Nilai uji hipotesis (uji-t) untuk penguasaan konsep ... 34

12.Makna validitas ... 189

13.Data hasil validitas dan reliabilitas soal pretest ... 189

14.Makna reliabilitas ... 189

15.Data hasil uji realiabilitas soal pretest ... 190

16.Data hasil validitas dan realibilitas soal postest... 191

(45)

ix 18.Nilai pretest, postest, gain dan N-gain keterampilan inferensi kelas

kontrol... 193 19.Nilai pretest, postest, gain dan N-gain penguasaan konsep kelas

eksperimen... 194 20. Nilai pretest, postest, gain dan N-gain penguasaan konsep kelas

kontrol... 195

21.Daftar distribusi frekuensi keterampilan inferensi kelas eksperimen... 197

22.Uji normalitas keterampilan inferensi kelas eksperimen …... 198 23.Daftar distribusi frekuensi keterampilan inferensi kelas

kontrol………... 200

24.Uji normalitas keterampilan inferensi kelas kontrol ……... 202 25.Daftar distribusi frekuensi penguasaan konsep laju reaksi kelas

eksperimen………..……….. 207

26.Uji normalitas penguasaan konsep kelas eksperimen ………... 208 27.Daftar distribusi frekuensi penguasaan konsep laju reaksi kelas

kontrol………..………... 210

(46)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Bagan prosedur pelaksanaan penelitian... 22

2. Grafik nilai rata-rata N-gain keterampilan menyimpulkan... 31

(47)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dra. Ila Rosilawati, M.Si. ________________

Sekretaris: : Dra. Chansyanah Diawati, M.Si. ________________

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Noor Fadiawati, M.Si. ________________

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Bujang Rahman, M.Si. NIP 196003151985031003

(48)

Judul Skripsi : EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LAJU REAKSI DALAM MENINGKATKAN

KETERAMPILAN MENYIMPULKAN DAN PENGUASAAN KONSEP

Nama Mahasiswa : Melya Santi

Nomor Pokok Mahasiswa : 0713023009

Program Studi : Pendidikan Kimia

Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI,

1.Komisi Pembimbing

Dra. Ila Rosilawati, M.Si. Dra. Chansyanah Diawati, M.Si. NIP. 196507171990032001 NIP. 196608241991112002

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Drs. Arwin Achmad, M.Si. NIP. 195708031986031004

Gambar

Tabel 1. Tahap pembelajaran inkuiri terbimbing
Tabel 3.  Indikator Keterampilan Dasar
Tabel 4.  Desain penelitian
Gambar 1. Alur penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Dalam rangka mengatasi permasalahan penyelenggaraan pemilu terkait dengan ketidaksempurnaan rekapitulasi daftar pemilih tetap secara nasional dan pemberian tanda lebih

The survey result shows that the majority of e- learning system from public and private universities in Indonesia use open source which is integrated to

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan mengenai pengaruh ROA, NIM, beta (Rm-Rf), size (SMB) dan book to market ratio (HML) terhadap return saham sektor perbankan di BEI

operasi pengurangan matriks. 6 mengalikan skalar dengan matriks. Matriks-matriks berukuran berbeda tidak bisa ditambahkan atau dikurangkan. Jika A adalah sembarang matriks dan

Pada hari ini Jum’at tanggal Lima bulan Februari tahun Dua ribu enam belas, kami yang bertanda tangan dibawah ini selaku POKJA ULP Pembangunan Gedung

umum yang dilakukan adalah membuat fungsi basis dapat beradaptasi dengan data pembelajaran, dan menetapkan data pembelajaran tersebut sebagai pusat fungsi basis. Selanjutnya,

224/MP/1961, dan berjanji pula bahwa saya akan menghindarkan diri dari perbuatan tercela baik sebagai pegawai/Pelajar maupun sebagai anggota masyarakat (misalnya

Penambahan paket aerodynamic parts maupun dengan modifikasi bentuk kendaraan truk tangki bertujuan untuk memperoleh penurunan koefisien tahanan yang terjadi pada bagian-bagian