• Tidak ada hasil yang ditemukan

AKUNTANSI SYARIAH BAB 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "AKUNTANSI SYARIAH BAB 1"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

PENGERTIAN AKUNTANSI SYARIAH

Definisi bebas dari akuntansi adalah identifikasi transakasi yang kemudian diikuti dengan kegiatan pencatatan, penggolongan, serta pengikhtisaran transaksi tersebut sehingga menghasilkan laporan keuangan yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan.

Definisi bebas dari syariah adalah aturan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT untuk dipatuhi oleh manusia dalam menjalani segala aktivitas hidupnya di dunia.

Jadi, akuntansi syariah dapat diartikan sebagai proses akuntansi atas transaksi-transaksi yang sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan Allah SWT.

Informasi yang disajikan oleh akuntansi syariah untuk pengguna laporan lebih luas tidak hanya data finansial juga mencakup aktivitas perusahaan yang berjalan sesuai dengan syariah serta memiliki tujuan sosial yang tidak terhindarkan dalam Islam misalnya dengan adanya kewajiban membayar zakat.

Oleh sebab itu, akuntansi syariah diperlukan untuk mendukung kegiatan yang harus dilakukan sesuai syariah, karena tidak mungkin dapat menerapkan akuntansi yang sesuai dengan syariah jika transaksi yang akan dicatat oleh proses akuntansi tersebut tidak sesuai dengan syariah.

PERKEMBANGAN TRANSAKSI SYARIAH

Perkembangan pesat dalam kegiatan usaha dan lembaga keuangan ( bank, asuransi, pasar modal, dana pension dan sebagainya ) yang berbasis syariah. Dala tiga decade terakhir, lembaga keuangan telah meningkatkan volume dan nilai transaksi berbasis syariah yang tentunya meningkatkan kebutuhan terhadap akuntansi syariah.

Selanjutnya, perkembangan pemikiran mengenai akuntansi syariah juga makin berkembang, yang ditandai dengan makin diterimanya prinsip-prinsip transaksi syariah di dunia internasional.

(2)

dan direstrukturisasi oleh Pemerintah Mesir menjadi Nasser Social Bank pada tahun 1972.

Perkembangan tentang perbankan syariah terus berlanjut, tidak hanya di Timur Tengah termasuk pendirian Islamic Development Bank ( 1975 ), tetapi juga di negara-negara Eropa seperti Luksemburg ( 1978 ). Swiss ( 1981 ) dan Denmark ( 1983 ).

Di Malaysia, bank syariah pertama berdiri pada tahun 1982 sementara di Indonesia baru terjadi 9 tahun kemudian, dengan pendirian Bank Muamalat pada tahun 1991.

Pendirian Bank Muamalat sendiri bukanlah sebuah proses yang pendek, tetapi dipersiapkan secara hati-hati. Untuk mengakomodasi kebutuhan masyarakat, sebeluma tahun 1992, telah didirikan beberapa lembaga keuangan nonbank yang kegiatannya menerapkan system syariah. Selanjutnya melalui UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan dan dijabarkan dalam PP No. 72, Pe,erintah telah memberikan kesempatan untuk pelaksanaan bank syariah.

Perkembangan lembaga keuangan syariah selanjutnya di Indonesia hingga tahun 1998 masih belum pesat, karena baru ada 1 ( satu ) Bank Syariah dan 78 Bank Perkreditan Rakyat Syariah ( BPRS ) yang beroperasi. Pda tahun 1998, dikeluarkan UU No. 10 Tahun 1998 yang memberikan landasan hokum lebih kuat untuk perbankan syariah. Melalui UU No. 23 Tahun 1999 hingga disahkannya UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, perkembangan perbankan syariah meningkat tajam dilihat dari peningkatan jumlah bank/kantor yang menggunakan prinsip syariah dan peningkatkan jumlah aset yang dikelola.

Pertambahn jumlah bank syariah meningkat pada tahun 2009 dengan dikeluarkan izin bank baru yaitu: Bank Bukopin Syariah, Bank Panin Syariah dan BrI Syariah. Pertumbuhan ini semakin pesat pada tahun 2010, dimana dari 6 bank syariah ditahun sebelumnya menjadi 11 bank syariah, yaitu: BNI Syariah, BCA Syariah, BJB Syariah, Bank Victoria Syariah dan Maybank Syariah.

Sektor berikutnya yang juga berkembang adalah asuransi syariah, Asuransi Syariah pertama kali didirikan di Sudan pada tahun 1979 dengan nama The Islamic Insurance Company of Sudan. Pendirian ini terus berlanjut dan saat ini telah berdiri baik di negara-negara Timur Tengah, negara yang memiliki banyak penganut Islam, seperti: Pakistan, Lebanon, Nigeria, maupun negara barat, seperti Inggris, pecahan Uni Soviet, dan Australia. Perkembangan paling pesat dewasa ini untuk industri asuransi syariah di luar negara Timur Tengah adalah Malaysia.

(3)

pada tahun 1994. Malaysia memang merupakan negara ASEAN pertama yang menerapkan asuransi dengan prinsip syariah sejak tahun 1985 dan dikelola oleh Syarikat Tafakul Malaysia Sdn, Bhd.

Setelah melalui persiapan yang matang, STI mendirikan PT. Asuransi Tafakul Keluarga pada 25 Agustus 1994 dan PT. Asuransi Tafakul Umum pada 2 Juni 1995.

Sektor syariah yang sedang berkembang adalah transaksi investasi syariah dan sektor keuangan non-bank. Transaksi ini terus mengalami peningkatan, diantaranya:

1. Obligasi Syariah ( Sukuh ) 2. Pasar Modal Syariah 3. Dana Pensiun Syariah 4. Pendanaan Proyek Syariah 5. Real Estat Syariah

Di tengah pesatnya perkembangan transaksi syariah tersebut, maka kebutuhan atas akuntansi syariah seamakin meningkat. Akuntansi sebagai proses untuk melaporkan transaksi keuangan perusahaan tentu harus dapat mengikuti seluruh perkembangan transaksi yang sedang berlangsung.

BAB 2

(4)

MAKNA ISLAM

Dari sisi bahasa, kata “ Islam ” berasal dari kata aslama, yuslimu, islaman “

yang artinya “ tunduk dan patuh. “ Jadi, seorang yang tunduk dan patuh kepada kepala negara, secara bahasa, bisa dikatakan “ aslama li-rais ad-daulah.”

“ Islam adalah bahwasanya enkau bersakasi bahwa sesungguhnta tiada Tuhan sealain Allah dan bahwa sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, engkau menegakkan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan shaum Ramadan, dan menunaikan ibadah haji ke Baitullah-jika engkau berkemampuan melaksanakannya.” ( HR. Muslim )

Inti dari ajaran para nabi adalah “ tauhid “, yaitu tindakan mengesahkan Allah ( Tauhidullah ) disertai sikap pasrah, tnduk dan patuh kepada Allah, sebagai syarat mutlak bagi seorang untuk disebut sebagai seorang mukmin. Tanpa sikap itu. Maka ia masih disebut kafir. Iblis meskipun mengakui Allah sebagai satu-satunya Tuhan, tetapi karena ia membangkang, maka dalam Al-Quran dia disebut “kafir .“ ( QS 2:34).

Secara terminology, Islam adalah nama dan satu institusi agama, maka tidak bisa dikatakan bahwa setiap orang yang tunduk kepada Tuhan- apa pun agamanya, dan apa pun Tuhannya- dapat dikatakan sebagai Muslim. Istilah “ Muslim ” atau pemeluk agama Islam, haruslah orang yang telah bersyahadat secara Islam, yang mengakui bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan Muhammad SAW Adalah utusan Allah. Jadi, Muslim atau pemeluk agama Islam, wajib mengakui Muhammad sebagai utusan Allah SWT. Jika tidak, maka dalam istilah Islam, dia disebut sebagai “ kafir “, yaitu orang yang ingkar kepada kebenaran Islam, karena menolak untuk mengakui Muhammad SAW sebagai nabi ( utusan Allah ).

Manusia adalah makhluk yang dimuliakan Allah SWT ( QS 32:9, QS 17:70, DAN QS 2:30 ) karena mempunyai roh dan keistimewaan berupa akal serta diberi tugas oleh Allah SWT untuk menjalankan peran sebagai khalifah / wakil Allah di bumi untukmengatur alam dan seisinya, sesuai ketentuan Allah SWT.

Ketundukan, kepatuhan serta kepasrahan manusia kepada Allah SWT akan dibalas oleh Allah SWT Beupa kedamaian, keselamatan, kebahagian, dan kesejahteraan baik selama masih hidup di dunia maupun di akherat kelak. Disampin itu, keselamatan dan kesejahteraan juga akan dirasakan oleh alam sekitar, flora dan fauna. Sebaliknya, apabila manusia tidak tunduk serta pasrah kepada ketentuan Allah SWT, maka keselamatan mausia dan alam sekitar juga akan terancam.

(5)

Islam sebagai pedoman hidup dan berkehidupan, yang dikeluarkan langsung oleh pemegang otoritas tunggal, Allag SWT, mencakup 3 ( tiga ) aspek yaitu,: akidah, syariah, dan akhlak yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. AKIDAH

Kedudukan akidah dalam ajaran Islam sangat penting Islam tidak dapat ditegakkan tanpa akidah. Kata akidah berasal dari bahasa Arab Inqad, yang berarti ikatan. Menurut ahli bahasa, akidah adalah perjanjian yang teguh dan kuatterpatri dalam hati dan tertanam di dalam lubuk hati yang paling dalam. Jadi, akiah ini bagaikan ikatan perjanjian yang kokoh dan teranam jauh di dalam lubuk hati sanubari manusia.

Pebedaan antara Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW dengan risalah Rasul sebelum beliau adalah bahwa risalah yang dibawa oleh para Rasul terdahulu bersifat local dan hanya untuk kaumnya saja, sedangkan Islam yang dibawa Nabi Muhammad berlaku untuk semua manusia ( rahmatan lil ’alamiin )

Akidah dari Syariat Islam sudah diatur oleh Allah untuk bias diterapkan bagi semua manusia, bukan hanya untuk satu bangsa atau satu budaya tertentu saja.

Substansi dari akidah adalah keimanan, sebagaiman terangkum dalam Rukun Iman, atau pokok-pokok keimanan Islam, yaitu iman kepada Allah, iman kepada para Malaikat, iman kepada kitab-kitab, iman kepda Nabi dan Rasul, iman kepda hari akhir, dan iman kepada qadha dan qadar.

Bagaimana manusia menyikapi ajakan Allah SWT untuk mengimani rukun iman dapat dikelompokkan menjadi lima golongan yaitu, Mukmin, Kafir, Munafi, Musyrik, dan Murtad.

Iman merupakan dasar dari ajaran Islam, mengingat iman adalah perjanjian dalam hati sehingga iman setiap muslim tidak dapat dilihat secara kasat mata. Namun iman berfungsi sebagai fondasi dalam hidup seorang Muslim. Seorang yang telah mengaku beriman, selanjutnya diminta untuk menjafa keimanannya dan akan terlihat melalui tindakan melalui kesanggupannya untuk mematuhi ketentuan syariah yang telah ditetapkan oleh Allah SWT, yaitu dengan cara melaksanakan semua perintah-Nya, dan menjauhi larangan-Nya.

SYARIAH

Kosa kata syariah didalam bahasa Arab memiliki arti jalan yang ditempuh atau garis yang seharusnya dilalui.

(6)

ibadah mahdhah dan ibadah muamalah. Ibadah mahdhah mengatur mengenai hubungan antara manusia denga Allah SWT sepert shalat, puasa, haji, dan lainnya. Sedangkan ibadah muamalah mengatur mengenai hubungan antara sesama manusia dengan makhluk ciptaan Allah SWT yang lainnya termasuk alam semesta. Hukum asal

ibadah mahdhah dalah bahwa segala sesuatu dilarang untuk dikerjakan, kecuali dibolehkan dalam Al-Quran.

Universal bermakna dapat diterapkan bagi semua manusia dalam setiap waktu dan keadaan. Sifat universal tersebut akan terlihat jelas dalam aturan mengenai muamalah, ketika Allah mengharamkan babi dan riba, maka haram untuk seluruh manusia, sejak nabi Muhammad SAW sampai akhir zaman.

Maka akuntansi syariah merupakan salah satu bentuk pengalaman dari aturan syariah. Selain itu, akuntansi syariah juga berfungsi untuk menguatkan pelaksanaan ekonomi Islam / transaksi yang sesuai dengan kaidah Islam melaui pola pengolahan informasi akuntansi yang juga berlandaskan nilai-nilai Islam.

AKHLAK

Akhlak sering juga disebut sebagai ihsan ( dari bahasa Arab ‘ hasan ‘ , yang berarti baik ). Definisi Ihsan menurut Nabi Muhammad SAW: “ Ihsan adalah engkau beribadat kepada Tuhanmu seolah-olah engkau melihat-Nya sendiri, kalaupun engkau tidak melihat-Nya, maka Ia akan melihatmu. “ ( HR. Muslim )

Akhlak dalam Islam mengatur hubungan manusia dengan Allah, dengan Rasul, dengan sesame manusia dan alam serta dengan dirinya sendiri.

Diketahi bahwa akhlak kepada Allah dan Rasul adalah mencintai serta menaatinya, sedangkan untuk diri sendiri misalnya shalat ( melakukan ibadah mahdhah

) mengajak orang kepda kebaikan.Tuntunan akhlak kepada manusia yang lain adalah: mengajak orang kepada kebaikan, bersabar serta jangan berlaku sombong, sedangkan kepdada alam adalah tidak berbuat kerusakan di bumi Allah ini.

Akidah ( iman ), syariah, dan akhlak ( ihsan ) terkait satu sama lain, tidak bias dipisah-pisahkan karena ketiganya diperlukan untuk membentuk kepribadian yang utuh pada diri serorang muslim.

HUKUM ISLAM

(7)

sumber-sumber tadi tidak disebut sebagai hukum syara’. Misalnya kaidah-kaidah ( norma ) adat-istiadat, undang-undang atau hokum selain Islam.

Kepatuhan terhadap hukum yang telah ditetapkan oleh Allah adalah sebuah keniscayaan dan seluruh amal perbuatan manusia di dunia akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah kelak di hari akhirat. Amal perbuatan manusia hanya dianggap benar jika amal tersebut adalah amal yang dilaksanakan sesuai dengan syariah berdasarkan perintah/hukum Allah.

Empat Mazhab Fiqh yang bersumber dar para Ahli fikih seperti Al- Imam Abu Hanifah, Al-Imam Malik, Al-Imam As-Syafi’i dan Al- Imam Ahmad bin Hanbali, mengklasifikasikan hukum Islam menjadi lima.

1. Wajib adalah suatu perbuatan yang apabila dikerjakan akan mendapat pahala dan apabila ditinggalkan akan mendapat dosa.

Pada umumnya, setiap kalimat perintah dalam Al-Quran hukumnya adala wajib. Wajib, ditinjau dari beban kewajiban kepada setiap orang/sekelompok orang mukalaf- yang dimaksud mukalaf adalah orang yang telah terkena kewajiban mengikuti syariah, dibagi dua yaitu: Wajib’ain dan Wajib kifa’I ( kifayah )

2. Mandub/Sunah ialah perbuatan yang apabila dikerjakan akan mendapat pahala dan apabila ditinggalkan, orang yang meninggalkannya tidak mendapat dosa. 3. Haram ialah perbuatan yang apabila ditinggalkan akan mendapat pahala dan

apabila dikerjakan, orang yang mengerjakannya akan mendapat dosa.

4. Makruh ialah perbuatan yang apabila ditinggalkan, akan mendapat pahala dan apabila dikerjakan tidak mendapat dosa.

5. Mubah ialah suatu perbuatan yang apabila dikerjakan, tidak mendapat pahala, dan bila ditinggalkan tidak mendapat dosa.

SASARAN HUKUM ISLAM

Hukum Islam memiliki 3 ( tiga ) sasaran, yaitu: penyucian jiwa, penegakan keadilan dalam masyarakat, dan perwujudan kemaslahatan manusia ( Zahroh, 1999 ).

PENYUCIAN JIWA

(8)

Zakat disebut oleh Al-Quran sebagai media untuk membersihkan harta manusia. Setiap manusia beriman yang telah memiliki harta melampui ukuran tertentu diwajibkan mengeluarkan sebagian hartanya untuk orang yang berhak/ tidak mampu.

MENEGAKKAN KEADILAN DALAM MASYARAKAT

Keadilan disini adalah meliputi segala bidang kehidupan manusia termasuk keadilan dari sisi hokum, sisi ekonomi, dan sisi persaksian. Semua manusia akan dinilai dan diperlakukan Allah secara sama, tanpa melihat kepada latar belakang strata sosial, agama, kekayaan, keturunan, warna kulit dan sebagainya.

Keadilan adalah harapan dan fitrah semua manusia, sehinnga Allah melarang manusia berlaku tidak adil.

MEWUJUDKAN KEMASLAHATAN MANUSIA

Semua ketentuan Al-Quran dan As-Sunah mempunyai manfaat yanh hakiki yaitu mewujudkan kemalahatan manusia, karena Al-Quran berasal dari Allah yang sangat mengetahui tabiat dan keinginan manusia, dan As-Sunah dari Rasul yang mendapat bimbingan langsung dari Allah SWT.

Mewujudkan kemaslahatan manusia di dalam Islam dikenal sebagai Maqashidus Syariah ( Tujuan Syariah ). Dari segi bahasa maqasid syariah berarti maksud dan tujuan adanya hukum Islam yaitu untuk kebaikan dan kesejahteraan ( maslahah ) umat manusia di dunia dan di akhirat. Untuk mencapai tujuan ini ada lima unsur pokok yang harus dipelihara yaitu:

a. Memelihara Agama ( Al muhafazhah ‘alad Dien ). Untuk memelihara agamanya, Allah mewajibkan manusia untuk shalat, zakat, puasa, haji. Apabila manusia tidak melakukan peribadatan tersebut maka di mata Allah ia akan mendapatkan dosa karena tidak mejalankan apa yang diperintahkannya.

b. Memelihara Jiwa ( Al muhafazhah ‘alan Nafs ). MemeliHARA jiwa ialah memelihara hak untuk hidup secara terhormat agar manusia terhindar pembunuhan, penganiayaan baik fisik maupun psikis, fitnah, caci maki,dan perbuatan lainnya.

(9)

d. Memelihara Keturunan ( Al muhafazhah ‘alan nasl ). Memelihara kelestarian manusi dan membina sikap mental generasi penerus agar terjalin rasa persahabatan dan persatuan di antara sesame umat manusia.

e. Memelihara Harta ( Al muhafazhah ‘alal Mal ). Menjaga harta, bertjuan agar harta yang dimiliki oleh manusia diperoleh dan digunakan sesuai dengan syariah. Aturan syariah mengatur proses perolehan dan pengeluaran harta. Dalam memperoleh harta harus bebas dari riba, judi, menipu, merampok, mencuri dan tindakan lainnya yang merugikan orang lain, sebagaimana disebutkan dalam QS 4:29.

BAB 3

SUMBER HUKUM ISLAM

(10)

AL-QURAN

Al-Quran ialah kalam Allah ( kalaamullah-QS 53:4 ) dalam bahasa Arab, sebagai mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui utusan Allah Malaikat Jibril a.s untuk digunakan sebagai pedoman hidup manusia dalam menggapai kebahagian hidup di dunia dan di akhirat.

Kalam adalah sarana ( wasilah ) untuk menerangkan suatu berupa ilmu pengetahuan, nasihat, atau berbagai kehendak, lalu memberitahukan perkaraitu kepada orang lain. Ada dua alasan mengapa Al-Quran diturunkan secara berangsur-angsur:

1. Untuk menguatkan hati, berupa kesenangan rohani ( spiritual ) agar Nabi selalu tetap merasa senang dapat berkomunikasi dengan Allah, dan menghujamkan Al-Quran serta hukum-hukumnya di dalam jiwa Nabi dan jiwa manusia, sekaligus menjelaskan jalan untuk memahaminya.

2. Untuk menartikan ( membaca dengan benar dan pelan ) Al-Quran, kondisi umat saat Al-Quran diturunkan adalah ummiy, yaitu, tidak dapat membaca dan menulis, sementara Allah SWT menghendaki Al-Quran dapat dihafal dan diresapi agar secara berkesinambungan ( mutawattir .

MUKJIZAT AL-QURAN

Al-Quran sebagai mukjizat yang hebat, tetap dan kekal sepanjang masa, telah diakui

oleh para cendekiawan pada masa lalu, dan yang akan datang. 1. Keindahan seni bahasa Al-Quran ( balaghah )

2. Kebenaran pemberitaan Al-Quran tentang keadaan yang terjadi pada abad-abad yang silam.

3. Pemberitaan Al-Quran tentang hal-hal yang akan terjadi pada masa datang. 4. Kandungan Al-Quran banyak memuat informasi tentang ilmu pengetahuan.

FUNGSI AL-QURAN

Fungsi Al Al-Quran ( Zaroh 1999 ).

1. -Quran sebagai pedoman hidup, yaitu dengan membaca dan menghafalnya, memahami, dan menadaburkan, serta merealisasikan nilai-nilainya dalam amal nyata.

(11)

2. Al-Quran sebagai rahmat bagi alam semesta, karena Al-Quran akan melahirkan iman dan hikmah kepada manusia yang mengimani.

3. Al-Quran sebagai cahaya petunjuk. 4. Al-Quran sebagai peringatan.

5. Al-Quran sebagai penerang dan pembeda. 6. Al-Quran sebagai pelajaran.

7. Al-Quran sebagai sumber Ilmu. 8. Al-Quran sebagai hukum.

9. Al-Quran sebagai obat penyakit jiwa. 10.Al-Quran sebagai pemberi kabar gembira.

11.Al-Quran sebagai pedoman melakukan pencatatan.

AL-QURAN SEBAGAI SUMBER HUKUM

Al-Quran dijadikan sumber hukum yang utama, karena Al-Quran dari Allah SWT yang Maha Mengetahui apa yang terbaik bagi manusia dalam menata kehidupannya sehingga selama di dunia dan di akhirat.

Al-Quran menuruh untuk menghadirkan saksi yang jujur pada akad transaksi ( QS 2:282 ), dan jika akad tersebut ditangguhkan pembayarannya, maka hendaklah ditulis, untuk menghindarkan perselisihan di kemudian hari.

Dalam menerapkan hukum pidana, Al-Quran senantiasa memperhatikan empat hal, yaitu:

1. melindungi jiwa, akal, harta benda, dan keturunan

2. merendam kemarahan orang yang terluka, lantaran ia dilukai

3. memberikan ganti rugi kepada orang yang terluka atau keluarganya

4. menyesuaikan hukuman dengan pelaku kejahatan, yakni bila pelaku kejahatan orang yang terhormat, maka hukumannya menjadi berat, dan jika pelaku kejahatan tersebut orang rendahan, maka hukumannya menjadi ringan.

Al-Quran membagi orang kafir menjadi tiga bagian ( Zahroh, 1999 ), yaitu: 1. kafir dzimmy dan mua’ahad

2. kafir musta’man 3. kafir harby ( musuh ) AS-SUNAH

(12)

Berita tentang ucapan ( qauliyah ), perbuatan ( fi’liyah ) serta ketetapan-ketetapan ( taqririyah ) Nabi Muhammad SAW disebut Hadis. Sebuah hadis ( Nurcholish Madjid, et all 2001 ) mengandung tiga elemen yaitu rawi, sanad, dan matan. Rawi adalah orang yang menyampaikan atau menuliskan hadis yang didengarnya dari seseorang atau dari gurunya. Sanad adalah urutan para rawi yang menyampaikan hadis, mereka yang menghantarkan kita sampai kepada matan atau teks hadis.

PERIWAYATAN HADIS

Ulama mengelompokkan hadis menjadi tiga, yaitu:

1. Hadis Mutawattir, ialah hadis yang diriwayatkan oleh sejumlah orang yang tidak terhitung jumlahnya dan mereka tidak mungkin bersepakat berbohong dengan perawi yang sama banyaknyahingga sanadnya bersambung sampai kepada Nabi Muhammad SAW.

2. Hadis Masyur, ialah hadis yang diriyawatkan dari nabi, oleh seorang, dua orang atau lebih lebih sedikit dari kalangan sahabat atau diriwayatkan dari sahabat, oleh dua orang perawi kemudian setelah itu tersebar luas hingga diriwayatkan oleh orang banyak yang tidak mungkin bersepakat bohong.

3. Hadis Ahad, atau kabar Khasshah ialah setiap hadis yang diriwayatkan dari Rasulullah saw oleh seorang, dua orang atau sedikit lebih banyak, dan belum mencapai syarat hadis Masyur.

FUNGSI AS-SUNAH

As-Sunah berfungsi sebagi penopang dan penyempurnaan Al-Quran dalam menjelaskan

hukum-hukum syara’.

Fungsi As-Sunah, antara lain:

1. Menguatkan hukum yang telah ditetapkan dalam Al-Quran

2. Memberikan keterangan ayat-ayat Al-Quran dan menjelaskanrincian ayat-ayat yang bersifat umum

3. Membatasi kemutlakannya

4. Menakhiskan/mengkhususkan keumumannya

(13)

Ketaatan kepada Allah SWT harus diikuti dengan ketaatan kepada rasul. Sebaliknya, ketaatan kepada Rasul harus diikuti pula dengan ketaatan kepada Allah SWT, sehingga keduanya merupakan dua yang tidak dapat dipisahkan.

Konsekuensi ketaatan kepada Rasul adalah dengan mengimani dan membenarkan apa yang dikabarkannya, mengagungkan dan membelanya, memperbanyak salawat, serta menghidupkan sunahnya.

IJMAK

Ijmak adalah kesepakatanpara mujtahid dalam suatu masa setelah wafatnya Rasulullah SAW, terhadap hukum syara’ yang bersifat praktis, dan merupakan sumber hukum Islam ketiga setelah Al-Quran dan As-Sunah.

Jumhur ulama berpendapat, bahwa alasan dapat digunakannya Ijmak sebagai sumber hukum Islam adalah sebagai berikut:

1. Hadis-hadis yang menyatakan bahwa umat Muhammad tidak akan bersepakat terhadap kesesatan.

2. Mengikuti jalan akidah orang bukan mukmin adalah haram.

TINGKATAN IJMAK

Menurut Imam Syafi’I dalam zahrah 1999 tingkatan Ijmak adalah sebagai berikut: 1. Ijmak Sharih

2. Ijmak Sukuti

3. Ijmak pada Permasalahan Pokok TERJADINYA IJMAK

Ada sebagian ahli fikih yang menganggap bahwa Ijmak yang dapat dijadikan sebagai sumber hukum hanya Ijmak yang berasal dari sahabat karena Ijmak ini bersandarkan hukum-hukum syara’ yang telah ditetapkan secara mutawattir sehingga tidak ada seorang pun yang menolaknya. Sedangkan sebagian ahli fikih lainnya menganggap bahwa Ijmak dapat terjadi pada Ijmak para sahabat dan Ijmak dari bukan dari para sahabat.

Faktor-faktor yang harus terpenuhi sehingga Ijmak dapat dijadikan sebagai dasar hukum adalah sebagai berikut:

(14)

3. Seluruh mujtahid menyetujui hukum syara’ yang telah mereka putuskan itu dengan tidak memandang negara, kebangsaan dan golongan mereka.

4. Kesepakatan itu diterapkan secara tegas terhadap peristiwa tersebut baik lewat perkataan maupun perbuatan.

QIYAS

Qiyas menurut bahasa ialah pengukuran sesuatu dengan yang lainnya atau penyamaan sesuatu dengan sejenisnya. Sedangkan menurut terminologi, definisi qiyas secara umum adalah suatu proses penyikapan kesamaan hukum suatu kasus yang tidak disebutkan dalam suatu dalil baik di Al-Quran dan As-Sunah dengan suatu hukum yang disebutkan dalam dalil tersebut karena ada kesamaan dalam alasannya.

Qiyas dapat dianggap sebagai sumber hukum, jika memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Sepanjang mengacu dan tidak bertentangan dengan Al-Quran dan As-Sunah. 2. Qiyas juga sesuai dengan logika yang sehat.

ARGUMENTASI

Dari keempat sumber hukum tersebut diatas, Al-Quran merupakan sumber hukum yang pasti karena tidak perlu metode khusus untuk mengatakan ia adalah sumber hukum yang harus diikuti seorang muslim, sedangkam As-Sunah, penetapan agar ia menjadi simber hukum juga tidak perlu metode khusus, kecuali memerlukan penggolongan hadis berdasarkan perawinya . Untuk Ijmak dan Qiyas telah dikembangkan metodologi baku untuk menetapkan suatu hukum yang disebut sebagai Ilmu Fikih.

BAB 4

SISTEM KEUANGAN SYARIAH

(15)

merujuk kepada Al-Quran dan As-Sunah, agar harta yang dimiliki menjadi halal dan bernilai tidak hanya di dunia tapi juga di kehidupan akhirat kelak.

KONSEP MEMELIHARA HARTA KEKAYAAN

Memelihara harta, bertujuan agar harta yang dimiliki oleh manusia diperoleh dan digunakan sesuai dengan syariah sehingga harta yang dimiliki halal dan sesuai dengan keinginan pemilik mutlak dan harta kekayaan tersebut yaitu Allah SWT.

ANJURAN BEKERJA ATAU BERNIAGA

Islam mengajurkan manusia untuk bekerja dan berniaga, dan menghindari kegiatan meminta-minta salam mencari harta kekayaan. Manusia memerlukan harta kekayaan sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari termasuk untuk memenuhi sebagian perintah Allah seperti infak, zakat, pergi haji,perang ( jihad ) dan sebagainya.

KONSEP KEPEMILIKAN

Harta yang baik harus memenuhi dua kriteria, yaitudiperoleh dengan cara yang sah dan benar ( legal and fair ), serta dipergunakan dengan dan untuk hal yang baik-baik di jalan Allah SWT.

Allah SWT adalah pemilik mutlak segala sesuatu yang ada di dunia ini ( QS 57:2 ), sedangkan manusia adalah wakil ( khalifah ) Allah di muka bumi ini yang diberi kekuasaan untuk mengelola.

PEROLEHAN HARTA

Memperoleh harta adalah aktivitas ekonomi yang masuk dalam kategori ibadah muamalah ( mengatur manusia dengan manusia ). Kaidah fikih dari muamalah adalah semua halal dan boleh dilakukan kecuali yang diharamkan/ dilarang dalam Al-Quran dan As-Sunah. Harta dikatakan halal dan baik apabila niatnya benar, tujuannya benar dan cara atau sarana untuk memperolehnya juga benar, sesuai dengan rambu-rambu yang telah ditetapkan oleh Al-Quran dan As-Sunah.

Perhitungan untung atau rugi harus berorientasi jangka panjang, yaitu mempertimbangkan perhitungan untuk kepentingan akhirat.

PENGGUNAAN DAN PENDISTRIBUSIAN HARTA Ketentuan syariah berkautan dengan harta, antara lain:

1. Tidak boros dan kikir

(16)

4. Memberi pinjaman tanpa bunga ( qardhul hasan ) 5. Meringankan kesulitan orang yang berhutang AKAD/ KONTRAK/ TRANSAKSI

Akad dalam bahasa Arab ‘al-‘aqd, jamaknya ‘al-‘uqud, berarti ikatan atau mengikat ( al-rabht ). Menurut terminologi hukum Islam, akada adalah pertalian antara penyerahan ( ijab ) dan penerimaan ( qabul ) yang dibenarkan oleh syariah, yang menimbulkan akibat hukum terhadap objeknya.

JENIS AKAD

Fikih muamalat membagi lagi akad menjadi dua bagian, yakni:

AKAD TABARRU’ ( gratuitous contract ) adalah perjanjian yang merupakan transaksi yang tidak ditujukan untuk memperoleh laba ( transaksi nirlaba ).

Ada 3 bentuk akad tabarru’: a. Meminjamkan Uang

b. Memijamkan uang termasuk akad tabarru’ karena tidak boleh melebihkan pembayaran atas pinjamn yang kita berikan, karena setiap kelebihan tanpa ‘iwad adalah riba. Ada minimal 3 jenis pinjaman, yaitu:

1. Qardh: merupakan pinjam yang diberikan tanpa mensyaratkan apa pun, selain mengembalikan pinjaman tersebut setelah jangka waktu tertentu. 2. Rahn: merupak pinjaman yang mensyaratkan suatu jaminan dalam bentuk

atau jumlah tertentu.

3. Hiwalah adalah bentuk pinjaman dengan cara mengambil ahli piutang dari pihak lain.

c. Memijamkan Jasa

Meminjamkan jasa berupa keahlian atau keterampilan termasuk akad tabarru’. Ada minimal 3 jenis pinjaman, yaitu:

1. Wakalah: memberikan pinjaman berupa kemampuan kita saat ini untuk melakukan sesuatu atas nama orang lain.

2. Wadi’ah: merupakan bentuk turunan akad wakalah, dimana pada akad ini telah dirinci/ didetailkan tentang jenis pemeliharaan dan penitipan.

3. Kafalah: juga merupakan bentuk turunan akad wakalah, dimana pada akad ini terjadi atas wakalah bersyarat ( contingent wakalah ).

d. Membeikan sesuatu

Ada minimal 3 bentuk akad ini:

(17)

2. Hibah, Shadaqah: merupakan pemberian suatu secara sukarela kepada orang lain.

AKAD TIJARAH ( compensational contract ) merupakan akad yang ditujukan untuk memperoleh keuntungan. Dari sisi kepastian hasil yang diperoleh, akad ini dapat dibagi 2, yaitu:

a. Natural Uncertainty Contract, merupakan kontrak yang diturunkan dari teori pencampuran dimana pihak yang bertransaksi saling mencampurkan asset yang mereka miliki menjadi satu, kemudian menanggung risiko bersama-sama untuk mendapatkan keuntungan.

b. Natural Certainty Contract: merupakan kontrak yang diturunkan dari teori pertukaran dimana kedua belah pihak saling mempertukarkan aset yang dimilikinya.

RUKUN DAN SYARAT AKAD

Rukun dan syartat sahnya suatu akad ada tiga, yaitu:

1. Pelaku yaitu para pihak yang melakukan akad ( penjual dan pembeli, penyewa dan yang menyewakan, karyawan dan majikan, shahibul maal dan mudharib, mitra dengan mitra dalam musyarakah dan lain sebagainya). 2. Objek akad merupakan konsekuensi yang harus ada dengan dilakukannya

suatu transaksi tertentu.

3. Ijab qabul merupakan kesepakatan dari para pelaku dan menunjukkan mereka saling rida.

TRANSAKSI YANG DILARANG

Hal yang termasuk transaksi yang dilarang adalah sebagai berikut:

1. Aktivitas Bisnis Terkait Barang dan Jasa yang Diharamkan Allah

Aktivitas investasi dan perdagangan atau semua transaksi yang melibatkan barang dan jasa yang diharamkan Allah seperti babi, khamar atau minuman yang memabukkan, narkoba, dan sebagainya.

2. Riba

(18)

diambil tanpa adanya suatu penyeimbang atau pengganti ( ‘iwad ) dibenarkan syariah adalah riba.

Jenis Riba:

a. Riba Nasi’ah adalah riba yang muncuk karena utang-piutang, riba nasi’ah dapat trjadi dalam segala jenis transaksi kredit atau utang-piutang dimana satu satu pihak harus membayar lebih besar dari pokok pinjamannya. b. Ria Fadhl adalah riba yang muncul karena transaksi pertukaran atau

barter.

PENGARUH RIBA PADA KEHIDUPAN MANUSIA

Imam Razi mencoba menjelaskan alasan mengapa bunga dalam Islam dilarang, antara lain ( Qardhawi, 2000 ):

1. Riba merupakan transaksi yang tidak adil dan mengakibatkan peminjam jatuh miskin karena dieksploitasi. sedang yang meminjam adalah oarang miskin.

PERBEDAAN RIBA DAN JUAL BELI No

.

JUAL BELI RIBA

1. Dihalalkan oleh Allah SWT Diharamkan oleh Allah SWT 2. Harus ada pertukaran barang atau

manfaat yang diberikan sehingga

3. Karena ada yang ditukarkan, harus ada beban yang ditanggung oleh tidak diperlukan kerja/usaha, kesungguhan dan keahlian.

3. Penipuan

(19)

kuantitas, misalnya mengurangi timbangan. Penipuan dalam harga ( ghaban ), misalnya menjual barang dengan harga yang terlalu tinggi pada orang yang tidak mengetahui harga wajar barang tersebut. Penipuan dalam waktu, misalnya orang penyedia jasa menyanggupi menyelesaikan pesanan pada waktu tertentu, sementara dia sangat sadar bahwa dengan sumber daya dan kendala yang dimilikinya tidak mungkin dapat menyelesaikan waktu yang dijanjikan.

4. Perjudian

Transaksi perejudian adalah transaksi yang melibatkan dua pihak atau lebih, dimana mereka menyerahkan uang/ harta kekayaan lainnya, kemudian mengadakan permainan tertentu, baik dengan kartu, adu ketangkasan, kuis sms, tebak skor bola atau media lainnya.

5. Transaksi yang Mengandung Ketidakpastian/ GHARAR

Gharar terjadi ketika terdapat incomplete information, sehingga da ketidakpastian antara dua belah pihak yang bertransaksi. Ketidakjelasan ini dapat menimbulkan pertikaian antara para pihak dan ada pihak yang dirugikan. Ketidakjelasan dapat terjadi dala lima hal, yakni dalam kuantitas, kualitas, harga, waktu penyerahan, dan akad.

6. Penimbunan Barang/ Ihtikar

Penimbunan adalah membeli sesuatu yang dibutuhkan masyarakat, kemudian menyimpannya, sehingga barang tersebut berkurang di pasaran dan mengakibatkan peningkatan harga. Penimbunan seperti ini dilarang karena dapat merugikan orang lain dengan kelangkaannya/ sulit didapat dan harganya tinggi.

7. Monopoli

Monopoli biasanya dilakukan dengan membuat entry barrier, untuk menghambat produsen atau penjual masuk ke pasaragar ia menjadi pemain tunggal di pasar dan dapat menghasilkan keuntungan yang tinggi.

8. Rekaya Permintaan ( Bai’ an Najsy )

Ini termasuk kedalam kategori penipuan ( tadlis ), karena merekayasa permintaan, dimana satu pihak berpura-pura mengajukan penawaran dengan harga yang tinggi, agar calon pembeli tertarik dan membeli barang tersebut dengan harga yang tinggi.

(20)

Suap dilarang karena dapat merusak sistem yang ada didalam masyarakat, sehingga menimbulkan ketidakadilan sosial dan persamaan perlakuan.

10.Penjual Bersyarat/ Ta’alluq

Terjadi apabila ada dua akad saling dikaitkan dimana berlakunya akad pertama tergantung pada akad kedua; sehingga dapat mengakibatkan tidak terpenuhinya rukun ( sesuatu yang harus ada dalam akad ).

11.Pembelian Kembali oleh Penjual dari Pihak Pembeli ( Bai’al Inah )

Misalnya, A menjual secara tunai pada B kemudian A membeli kembali barang yang sama dari B secara kredit.

12.Jual Beli dengan Cara Talaqqi Al-Rukban

Jual beli dengan cara mencegat atau menjumpai pihak penghasil atau pembawa barang perniagaan dan membelinya, dimana pihak penjual tidak mengetahui harga pasar atas barang dagangan yang dibawanya sementara pihak pembeli mengharapkan keuntungan yang berlipat dengan memanfaatkan ketidaktahuan mereka.

PRINSIP SISTEM KEUANGAN SYARIAH

Berikut ini adalah prinsip sistem keuangan Islam sebagaiman diatur melalui Al-Quran dan As-Sunah:

1. Pelaranggan Riba 2. Pembagian Risiko

3. Menganggap Uang sebagai Modal Potensial 4. Larangan Melakukan Kegiatan Spekulatif 5. Kesucian Kontrak

6. Aktivitas Usaha Harus Sesuai Syariah INSTRUMEN KEUANGAN SYARIAH

Dikelompokkan sebagai berikut:

1. Akad investasi yang merukan jenis akad tijarah dalam bentuk uncertainty contract. Kelompok akad ini adalah sebagai berikut:

(21)

b. Musyarakah, yaitu kerja sama yang terjadi antara para pemilik modal ( mitra musyarakah ) untuk menggabungkan modal dan melakukan usaha secara bersama dalam suatu kemitraan.

c. Suku ( Obligasi Syariah ) merupakan surat utang yang sesuai dengan prinsip syariah.

d. Saham syariah produknya sesuai dengan syariah.

2. Akad jual beli/ sewa-menyewa yang merupakan jenis akad tijarah dengan bentuk certainty contract, kelompok akad ini adalah sebagai berikut:

a. Murabahah adalah transaksi penjualan barang dengan menyatakan biaya perolehan dan keuntungan ( margin ) yang disepakati antara penjual dan pembeli.

b. Salam adalah transaksi jual beli dimana barang yang diperjualbelikan belum ada.

c. Istishna’ memiliki sistem yang mirip dengan salam, dalam Istishna’ pembayaran dapat dilakukan dimuka, cicilan dalam beberapa kali ( termin ) atau ditangguhkan selama jangka waktu tertentu.

d. Ijarah adalah akad sewa-menyewa antara pemilik objek sewa dan penyewa untuk mendapatkan manfaat atas objek sewa yang disewakan.

3. Akad lainnya meliputi:

a. Sharf adalah perjanjian jual beli suatu valuta dengan valuta lainnya.

b. Wadiah adalah akad penitipan dari pihak yang mempunyai uang/barang kepada pihak yang menerima titipan dengan catatan kapan pun titipan diambil penerima titipan wajib menyerahkan kembali uang/barang titipan tersebut.

c. Qardhul Hasan adalah pinjaman yang tidak mempersyaratkan adanya imbalan. Waktu pengembalian pinjaman ditetapkan bersama antara pemberi dan penerima pinjaman.

d. Al-Wakalah adalah jasa pemberian kuasa dari satu pihak ke pihak lainnya.. Untuk jasanya itu, yang dititipkan dapat memperoleh fee sebagai imbalan.

e. Kafalah adalah perjanjian pemberian jamina atau penanggungan atas pembayaran utang satu pihak pada pihak lainnya.

f. Hiwalah adalah pengalihan utang atau piutang dari pihak pertama ( al-muhil ) kepada pihak ( al-muhal ’alaih ) atas dasar saling mempercayai. g. Rahn merupakan sebuah perjanjian pinjaman dengan jaminan aset.

(22)

BAB 5

SEJARAH DAN PEMIKIRAN AKUNTANSI SYARIAH

Akuntansi syariah pada dasarnya merupakan bentuk aplikasi dari nilai-nilai Islam sebagai suatu agama yang tidak hanya mengatur masalah keimanan tetapi juga

mengatur masalah kehidupan sehari-hari.

PERKEMBANGAN AWAL AKUNTANSI

Sebenarnya sudah banyak pula ahli akuntan yang mengakui keberadaan akuntansi Islam itu, misalnya RE Gambling, William Roget, Baydoun, Hayashi dari Jepang, dan lain-lain. Seperti Paciolli dalam memperkenalkan sistem double entry

melalui ilmu matematika. Sistem akuntansi dibangun dari dasar kesamaan Aset = Liabilitas + Ekuitas ( A = L + E ).

(23)

Akuntansi merupakan salah satu profesi tertua di dunia. Dari zaman prasejarah, keluarga memiliki perhitungan tersendiri untuk mencatat makanan dan pakaian yang harus mereka persiapkan dan mereka gunakan pada saat musim dingin. Ketika masyarakat mulai mengenal adanya “ perdagangan “ , maka pada saat yang sama mereka telah mengenal konsep niali ( value ) dan mulai mengenal sistem moneter ( moneter system ).

PERKEMBANGAN AKUNTANSI SYARIAH ZAMAN AWAL PERKEMBANGAN ISLAM

Dalam perkembangan selanjutnya, ketika ada kewajiban zakat dan ‘ushr ( pajak pertanian dari muslim ), dan perluasan wilayah sehingga dikenal adanya jizyah ( pajak perlindungan dari nonmuslim ) dan kharaj ( pajak hasil pertanian dari nonmuslim ), maka Rasul mendirikan Baitul Maal pada awal abad ke-7. Konsep ini cukup maju pada zaman tersebut dimana seluruh pertanian dikumpulkan secara terpisah dengan pemimpin negara dan baru akan dikeluarkan untuk kepentingan negara.

ZAMAN EMPAT KHALIFAH

Fungsi akuntansi telah dilakukan oleh berbagai pihak dalam Islam seperti: Al-Amil, Mubashor, Al-Khatib, namun yang paling terkenal adalah Al-Khatib yang menunjukkan orang yang yang bertanggung jawab untuk menuliskan dan mencatat informasi baik keuangan maupun nonkeuangan. Sedangkan untuk khusus akuntan dikenal dengan nama Muhasabah/ Muhtasib yang menunjukkan orang yang bertanggung jawab melakukan perhitungan. Muhtasib adalah orang yang bertanggung jawab atas lembaga Al Hisbah tidak bertanggung jawab kepada eksekutif.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa akuntansi Islam adalah menyangkut semua praktik kehidupan yang lebih luas tdak hanya menyangkut praktik ekonomi dan bisnis sebagaimana dalam sistem kapitalis. Akuntansi Islam sebenarnya lebih luas dari hanya perhitungan angka, informasi keuangan atau pertanggungjawaban. Dia menyangkut semua penegakan hukum sehingga tidak ada pelanggaran hukum baik hukum sipil atau hukum yang berkaitan dengan ibadah.

SEKILAS PROSEDUR DAN ISTILAH YANG DIGUNAKAN

(24)

1. Sistem akuntansi untuk kehidupan hidup, sistem ini dibawah koordinasi seorang manajer.

2. Sistem akuntansi untuk kontruksi merupakan sistem akuntansi untuk proyek pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah.

5. Sistem akuntansi mata uang, sistem ini telah dilakukan oleh negara Islam sebelum abad ke-14 M.

6. Sistem Akuntansi peternakan merupakan sistem untuk mencatat seluruh binatang ternak.

7. Sistem akuntansi pendaharaan merupakan sistem untuk mencatat penerimaan dan pengeluaran harian nrgara baik nilai uang atau barang. Bahkan pengendalian intern yang paling penting adalah pengendalian diri sendiri ( self control ) diman Allah mengetahui seluruh pikiran dsan perbuatan semua makhluk-Nya. Prosedur yang harus dilakukan adalah sebagai berikut ( Zaid, 2004 ):

1. Transaksi harus mencatat setelah terjadi.

2. Transaksi harus dikelompokkan berdasarkan jenisnya ( nature ).

3. Penerimaan akan mencatat d isisi sebelah kanan dan pengeluaran disebelah kiri.

4. Pembayaran harus dicatat dan diberikan penjelasan yang memadai di sisi kiri halaman.

5. Pencatatan transaksi harus dilakukan dan dijelaskan secara hati-hati.

6. Tidak diberikan jarak penulisan di sisi sebelah kiri, dan harus diberi garis penutup. Garis ini disebut sebagai Attarkeen.

7. Koreksi atas transaksi yang telah dicatat tdak boleh dengan cara menghapus menulis ulang.

8. Jika akun telah ditutup, maka akan dibri tanda tentang hal tersebut.

9. Seluruh transaksi yang dicatat di buku jurnak ( Al Jaridah ) akan dipindahkan pada buku khusus berdasarkan pengelompokan transaksi.

10.Orang yang melakukan pencatatan untuk pengelompokan berbeda dengan orang yang melakukan pencatatan harian.

11.Saldo ( disebut Al Haseel ) diperoleh dari selisih. 12.Laporan harus disusun setiap bulan dan setiap tahun.

13.Pada setiap akhir tahun, laporan yang disampaikan oleh Al Kateb harus menjelaskan seluruh informasi secara detail barang dan dana yang berada dibawah wewenangnya.

(25)

Dihubungkan dengan prosedur tersebut, terdapat beberapa istilah sebagai berikut: 1. Al-Jaridah merupakan buku untuk mencatat transaksi yang dalam bahasa

Arab berarti koran atau jurnal.

2. Daftar Al Yaumiah ( Buku Harian/ dalam bahasa Persia dikenal dengan nama Ruznamah ). Daftar tersebut digunakan sebagai dasar untuk pembuatan Ash-Shahed ( jurnal voucher )

3. Beberapa jenis laporan keuangan diantaranya:

a. Al Khitmah: merupakan laporan yang dibuat setiap akhir bulan yang menunjukan total penerimaan dan pengeluaran.

b. Al Khitmah Al Jameeah: merupakan laporan yang disiapkan oleh Al Khateb tahunan dan diberikan kepada atasannya ( biasa disebut Al Mawafaka-Penerima ) berisi: pendapatan, beban dan surplus/defisit setiap akhit tahun.

c. Bentuk perhitungan dan laporean zakat akan dikelompokkan pada laporan keuangan terbagi dalam 3 kelompok, yaitu:

1.) Ar-Raj Mal ( yang dapat tertagih )

2.) Ar- Munkasir Minal Mal ( piutang tidak dapat tertagih ) dan

3.) Al Muta’adhir Wal Mutahayyer wal Muta’akkid ( piutang yang sulit dan piutang bermasalah sehingga tidak tertagih )

Pada perhitungan zakat, utang diklasifikasikan menjadi tiga berdasarkan kemampuan bayar, yaitu:

a. Arra’ej Minal Maal ( colllectible debts ) b. AlMunkase Minal Mal ( uncollectible debts )

c. Al Muta’adher wal Mutahayyer ( complicated atau douful debts ) HUBUNGAN AKUNTANSI MODERN DAN AKUNTANSI ISLAM

(26)

BAB 6

KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN

LAPORAN KEUANGAN SYARIAH

Proses akuntansi, yang dimulai dari identifikasi kejadian dan transaksi hingga penyajian dalam laporan keuangan, memerlukan sebuah kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Kerangka dasar atau kerangka konseptual akuntansi, adalah suatu system yang melekat dengan tujuan-tujuan serta sifat dasar yang mengarah pada standar yang konsisten dan terdiri atas sifat, fungsi dan batasan dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan.

Kerangka konseptual diperlukan agar dehasilkan standard an aturan yang koheren, yang disusun atas dasar yang sama sehingga menambah pengertian dan kepercayaan para pengguna laporan keuangan, serta dapat dibandingkan di antara perusahaan yang berbeda atau periode yang berbeda.

KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH

Tujuan kerangka dasar ini adalahuntuk digunakan sebagai acuan bagi :

(27)

2. Penyusun laporan keuangan, untuk menanggulangi masalah akuntansi syariah yang belum diatur dalam standar akuntansi keuangan syariah.

3. Auditor, dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun sesuai dengan prinsip akuntansi syariah yang berlaku umum.

4. Para pemakai laporan keuangan, dalam menafsirkan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi

5. Pembayar dan penerima zakat, infak, sedekah, dan wakaf 6. Pengawas syariah

7. Karyawan

8. Pemasok dan mitra usaha lainnya 9. Pelanggan

10.Pemerintah 11.Masyarakat

PARADIGMA TRANSAKSI SYARIAH

Transaksi syariah didasarkan pada paradigm dasar bahwa alam semesta diciptakan oleh Tuhan sebagai amanah ( kepercayaan Ilahi ) dan saran kebahagian hidup bagi seluruh umat manusia untuk mencapai kesejahteraan hakiki secara material dan spiritual ( al-falah ).

ASAS TRANSAKSI SYARIAH

Transaksi syariah berasaskan pada prinsip:

1. Persaudaraan ( ukhuwah ), yang berarti bahwa transaksi syariah menjunjung tinggi nilai kebersamaan dalam memperoleh manfaat.

2. Keadilan ( ‘adalah ), yang berarti selalu menempatkan sesuatu hanya pada yang berhak dan sesuai dengan posisinya.

3. Kemashalatan ( masalahah ), yaitu segala bentuk kebaikkan dan manfaat yang berdimensi duniawi dan ukhrawi, material dan spiritual, serta individu dan kolektif.

4. Keseimbangan ( tawazun ), yaitu keseimbangan antar aspek material dan spiritual, antara asetprivat dan public.

(28)

suku, agama, ras, dan golongan sesuai dengan semangat kerahmatan semesta ( rahmatan lil alamin ).

KARAKTERISTIK TRANSAKSI SYARIAH Karakteristik dan pensyaratan, antara lain:

1. Transaksi hanya dilakukan berdasarkan prinsip salinh paham dan saling rida. 2. Prinsip kebebasan bertransaksi diakui sepanjang objeknya halal dan baik

( thayib )

3. Uang hanya berfungsi sebagai alat tukar dan satuan pengukur nilai, bukan sebagai komoditas.

4. Tidak mengandung unsur riba.

5. Tidak mengandung unsur kezaliman. 6. Tidak mengandung unsur masyir. 7. Tidak mengandung unsur gharar. 8. Tidak mengandung unsur haram.

9. Tidak menganut prinsip nilai waktu dan uang ( time value of money )

10.Transaksi dilakukan berdasarkan suatu perjanjian yang jelas dan benar serta keuntungan semua pihak tanpa merugikan pihak lain sehingga tidak diperkenankan menggunakan standar ganda harga untu satu akad.

11.Tida ada distorsi harga melaui rekayasa permintaan ( najasy ), maupun melaui rekayasa penawaran ( ihtikar )

12.Tidak mengandung unsur kolusi dengan suap-menyuap ( risywah )

TUJUAN LAPORAN KEUANGAN

Tujuan utama laporan keuangan adalah menyediakan informasi, menyakut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu entitas syariah yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. BENTUK LAPORAN KEUANGAN

Laporan keuangan entitas syariah terdiri atas:

1. Posisi Keuangan Entitas Syariah, disajikan sebagai neraca.

2. Informasi Kinerja Entitas Syariah, disajiakan dalam laoran laba rugi.

3. Informasi Perubahan Posisi Keuangan Entitas Syariah, yang dapat disusun berdasarkan definisi dana seperti seluruh sumber daya keuangan, modal kerja, aset likuid atau kas.

(29)

5. Catatan dan Skedul Tambahan, merupakan penampung dari informasi tambahan yang relevan termasuk pengungkapan tentang risiko dan ketidakpastian yang mempengaruhi entitas.

ASUMSI DASAR 1. Dasar Akrual

Laporan keuangan disajikan atas dasar akrual, maksudnya bahwa pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian ( dan bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar )

2. Kelangsungan Usaha

Laporan keuangan biasabya disusun atas dasar asumsi kelangsungan usaha entitas syariah yang akan melanjutkan usahanya di masa depan.

KARAKTERISTIK KUALITATIF LAPORAN KEUANGAN Terdapat empat karakteristik kualitatif poko, yaitu:

a. Dapat dipahami b. Relevan

c. Keandalan

d. Dapat dibandingkan

KENDALA INFORMASI YANG RELEVAN DAN ANDAL

Kendala informasi yang relevan dan andal terdapat dalam hal sebagai berikut: 1. Tepat waktu

Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilang relevansinya.

2. Keseimbangan antara biaya dan manfaat

Keseimbangan antara biaya dan manfaat lebih merupakan suatu kendala yang dapat terjadi ( pervasive ) dari suatu karakteristik kualitatif.

UNSUR-UNSUR LAPORAN KEUANGAN

Sesuai karakteristik, laporan keuangan entitas syariah, antara lain meliputi:

1. Komponen laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan komersial yang terdiri atas laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, laporan arus kas, serta laporan perubahan ekuitas.

(30)

Pos-pos ini didefinisikan sebagai berikut:

a. Aset adalah sumber daya yang dikuasainoleh entitas syariah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh antitas syariah.

b. Kewajiban merupakan utang entitas syariah masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu.

c. Dana syirkah temporer adalah dana yang diterima sebagai investasi dengan jangka waktu tertentu dari individu dan pihak lainnya dimana entitas syariah mempunyai hak untuk mengelola dan menginvestasikan dana tersebut dengan pembagian hasil investasi berdasarka kesepakatan.

d. Ekuitas adalah hak residual atas asset entitas syariah setelah dikurangi semua kewajiban dan dana syirkah temporer.

KINERJA

Unsur penghasilan dan beban didefinisikan berikut ini:

a. Penghasilan ( income ) adalah kenaikkan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aset atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.

b. Beban ( expense ) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi

c. Hak pihak ketiga atas bagi hasil dana syirkah temporer adalah bagian bagi hasil pemilik dana atas keuntungan dan kerugian hasil investasi bersama entitas syariah dalam suatu periode laporan keuangan.

2. Komponen laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan social

3. Komponen laporan keuangan lainnya yang mencerminkan kegiatan dan tanggung jawab khusus entitas syariah tersebut.

PENGUKURAN UNSUR LAPORAN KEUANGAN

Bebagai dasar pengukuran tersebut adalah sebagai berikut: 1. Biaya historis ( historical cost )

2. Biaya kini ( current cost )

3. Nilai realisasi/ penyelesaian ( realizable/ settlement value ) LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH ( PSAK 101 )

(31)

a. Neraca

b. Laporan Laba Rugi c. Laporan Arus Kas

d. Laporan Perubahan Ekuitas

e. Laporan Perbahan Dana Investasi Terikat

f. Laporan Rekonsiliasi Pendapatan dan Bagi Hasil g. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat h. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan i. Catatan atas Laporan Keuangan

Investasi terikat adalah investasi yang bersumber dari pemilik dana investasi terikat dan sejenisnya yang dikelola oleh bank syariah sebagai agen investasi. Investasi terikat bukan merupakan asset maupun kewajiban karena bank syariah tidak mempunyai hak untuk menggunakan atau mengeluarkan investasi tersebut, serta bank syariah tidak memiliki kewajiban mengembalikan atau menanggung risiko investasi. KONSEP DASAR AKUNTANSI MENURUT AAOIFFI DAN PEMIKIR ISLAM

TUJUAN AKUNTANSI KEUANGAN DAN LAPORAN KEUANGAN

Manfaat dengan ditentukannya tujuan akuntansi untuk lembaga keuangan syariah menurut AAOIFFI yaitu sebagai berikut:

1. Dapat digunakan sebagai panduan bagi dewan standar untuk menghasilkan standar yang konsisten.

2. Tujuan akan membantu bank dan lembaga keuangan syariah untuk memilih berbagai alternatif metode akuntansi pada saat standar akuntansi belum mengatur.

3. Tujuan akan membantu untuk memandu manajemen dalam membuat pertimbangan/ judgement pada saat akan menyusun laporan keuangan. 4. Tujuan jika diungkapkan dengan baik, akan meningkatkan kepercayaan

prngguna serta meningkatkan pemahaman informasi akuntansi sehingga akhirnya akan meningkatkan kepercayaan atas lembaga keuangan syariah. 5. Penetapan tujuan yang mendukung penyusunan standar akuntansi yang

konsisten. Ini seharusnya dapat meningkatkan kepercayaan pengguna laporan keuangan.

PEMAKAI DAN KEBUTUHAN INFORMASI

Pemakai laporan keuangan menurut AAOIFI antara lain sebagai berikut. 1. Pemegang Saham

2. Pemegang Investasi

(32)

5. Pihak yang Melakukan Transaksi Bisnis 6. Pengelola Zakat

7. Pihak yang Mengatur BEBERAPA PEMIKIRAN KE DEPAN

1. Neraca yang Menggunakan Nilai Saat Ini ( current value balance sheet ), untuk mengatasi kelemahan dari historical cost yang kurang cocok dengan nilai sekarang. Alasan lainnya, adalah dengan menggunakan nilai sekarang dan mempermudah pengguna laporan keuangan untuk mengambil keputusan karena nilai yang disajikan lebih relevan dibanding nilai historical cost.

(33)

BAB 7

AKAD MUDHARABAH

Referensi

Dokumen terkait

Akuntansi Syariah (Akuntansi Islam) adalah proses akuntansi yang menyediakan informasi yang sesuai (tidak terbatas mengenai data keuangan saja) untuk pemangku kepentngan pada

Yang dimaksud dengan akhlak terhadap Allah atau pola hubungan manusia dengan Allah Swt, adalah sikap atau perbuatan yang.. seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai

menggunakan tujuan akuntansi keuangan Barat yang sesuai dengan organisasi bisnis orang Islam dan mengeluarkan bagian yang bertentangan dengan ketentuan syariah.

Hukum pidana Islam (fiqh jinayah) merupakan syariat Allah SWT yang mengatur ketentuan hukum mengenai tindak pidana atau perbuatan kriminal yang dilakukan oleh orang-orang

Perbedaan yang paling signifikan adalah pada unsur Syariah Islam sebagai ketentuan yang harus dipatuhi tidak hanya dalam proses penyusunan laporan keuangan dalam berbagai

Perbedaan yang paling signifikan adalah pada unsur Syariah Islam sebagai ketentuan yang harus dipatuhi tidak hanya dalam proses penyusunan laporan keuangan dalam berbagai

Sementara bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip syariah islam.. adalah bank yang dalam operasinya itu mengikuti

Hukum pidana Islam (fiqh jinayah) merupakan syariat Allah SWT yang mengatur ketentuan hukum mengenai tindak pidana atau perbuatan kriminal yang dilakukan oleh orang-orang