• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH)BIDANG KESEHATAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH)BIDANG KESEHATAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013"

Copied!
164
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

IMPLEMENTATION OF HOPE FAMILY HEALTH PROGRAM IN TOWN BANDAR LAMPUNG

by The

ANGGI ANGGRAINI

The problem in this research is the persistence of poverty which is characterized by low quality of life of the population , health and nutrition . The government has made various efforts to mengetaskan poverty , but until now the fact that many Indonesian people are still living below the poverty line . The purpose of this study is to know the process of implementation of family expectations ( CCT ) in the health sector in the city of Bandar Lampung implemented .

This study used a qualitative research method . Selection of informants was based on subjects who control problem , have the data and are willing to provide data antaralain UPPKH

coordinator , assistant clerk PKH , SPM officers , officers and officers ADM SIM . The focus of this research is directed at the implementation of the Family Hope Program Health Bandar Lampung in government management perspective , which in the view in some aspects of

government management : planning ( Planning) , organizing ( Organizing ) , and implementation ( Actuating ) .

The results of this study indicate that , in the implementation of family programs in health expectancy in Bandar Lampung in general , its implementation is considered effective but from the aspect of Government Management found several problems in socialization , organizing payment stage , and the verification of commitment , but the goals and objectives of this PKH also already started achieved well .

(2)

AB ✁✂✄☎

✆ ✝✞✟ ✠ ✝ ✠✡✁A ✆✞✂ ☛☞✂✄ ✝KELUARGA HARAPAN BIDANG

KESEHATAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG

Oleh

ANGGI ANGGRAINI

✌✍✎ ✍✏✍✑ ✒ ✍✏✍✓ ✔✕✖ ✕✏✗✘✗✍✖ ✗✖✗ ✙✍✗✘✚ ✓ ✍✎✗✑ ✍✒ ✍✖✙✍ ✔✕✖✒✚✒✚✛ ✓✗✎✛ ✗✖ ✙✍✖✜ ✒✗✘✍✖✒ ✍✗ ✒✕✖✜ ✍✖ ✢✕✖✒✍✑✖✙✍ ✛ ✚✍✏✗✘✍✎ ✑✗✒✚✔ ✔✕✖✒✚✒✚✛✣ ✛✕✎✕✑✍✘✍✖ ✒ ✍✖ ✜✗✤ ✗. ✥✕✓✕✢✗✖ ✘✍✑ ✘✕✏✍✑ ✓✕✏✍✛✚ ✛✍✖✦✕✢ ✦✍✜ ✍✗✚ ✔✍✙✍✚✖ ✘✚ ✛✓✕✖✜✕ ✘✍✎✛✍✖ ✛✕✓✗✎✛✗✖✍✖ ✣ ✘✍✔ ✗ ✑✗✖✜✜ ✍✛ ✗✖ ✗ ✧✍✛✘✍✖✙✍ ✦✍✖ ✙✍✛ ✢✍✛ ✙✍✘ ★✖✒✩✖✕✎✗✍ ✙✍✖✜ ✓ ✍✎✗✑ ✑✗✒✚✔ ✒✗ ✦✍✪ ✍✑ ✜✍✢ ✗✎ ✛✕✓✗✎✛ ✗✖✍✖✫ ✬✚✭✚✍✖ ✔✕✖✕✏✗✘✗✍✖ ✗✖✗ ✍✒ ✍✏✍✑ ✗✖✜✗✖ ✓✕✖✜✕ ✘✍✑✚ ✗ ✔✢✩✎✕✎ ✗✓✔✏✕✓✕✖✘✍✎✗ ✔✢✩✜✢✍✓ ✛✕✏✚✍✢✜✍ ✑ ✍✢✍✔✍✖(✥✮✯) ✒✗✦ ✗✒ ✍✖✜✛✕✎✕✑✍✘✍✖✒✗✮ ✩✘✍ B✍✖✒✍✢ ✰✍✓✔✚✖✜✒✗✏✍✛✎ ✍✖✍✛✍✖✫

✥✕✖ ✕✏✗✘✗✍✖ ✗✖ ✗ ✓✕✖✜ ✜✚✖✍✛✍✖ ✓✕ ✘✩ ✒✕ ✔✕✖✕✏✗✘✗✍✖ ✛ ✚✍✏✗✘✍✘✗✧. ✥✕✓✗✏✗✑✍✖ ✗✖✧✩✢✓ ✍✖ ✒✗✒✍✎ ✍✢ ✛✍✖ ✔✍✒ ✍ ✎✚✦✭✕ ✛ ✙✍✖✜ ✓✕✖✜✚✍✎ ✍✗ ✔✕✢✎✩ ✍✏✍✖ ✣ ✓✕✓✗✏✗✛ ✗ ✒ ✍✘✍ ✒✍✖ ✦✕✢✎✕✒✗✍ ✓✕✓✦ ✕✢ ✗✛✍✖ ✒ ✍✘✍✍✖✘✍✢✍✏✍✗✖ ✛✩✩✢✒✗✖✍✘✩✢ ✱✥✥✮✯, ✔✕ ✘✚✜✍✎✔✕✖✒✍✓✔✗✖✜✥✮✯, ✔✕ ✘✚✜ ✍✎ ✲✥✌, ✔✕ ✘✚✜✍✎ A✳✌ ✒✍✖ ✔✕✘✚✜✍✎ ✲★ ✌. ✴✩✛✚✎ ✒ ✍✏✍✓ ✔✕✖✕✏✗✘✗✍✖ ✗✖✗ ✒✗✍✢✍✑✛✍✖ ✔✍✒✍ ★ ✓✔✏✕✓✕✖ ✘✍✎✗ ✥✢✩✜✢✍✓ ✮✕✏✚✍✢✜ ✍ ✯ ✍✢✍✔✍✖ B✗✒ ✍✖✜✮✕✎✕✑ ✍✘✍✖ ✮ ✩✘✍ B✍✖✒✍✢ ✰✍✓✔ ✚✖✜ ✒ ✍✏✍✓ ✔✕✢✎✔✕ ✛✘✗✧ ✓✍✖✍✭✕✓✕✖ ✔✕✓✕✢ ✗✖✘✍✑✍✖✣ ✙✍✖✜ ✒✗ ✏✗✑✍✘ ✒✍✏✍✓ ✦✕✦ ✕✢✍✔✍ ✍✎✔✕ ✛ ✓ ✍✖✍✭✕✓✕✖ ✔✕✓✕✢ ✗✖✘✍✑✍✖ ✙✍✗✘✚ ✔✕✢ ✕✖ ✵✍✖✍✍✖ (Planning), ✔✕✖✜ ✩✢✜✍✖✗✎✍✎✗✍✖ (Organizing),✒ ✍✖✔✕✏✍✛✎ ✍✖✍✍✖(Actuating).

✯ ✍✎✗✏ ✔✕✖ ✕✏✗✘✗✍✖ ✗✖ ✗ ✓✕✖✚✖✭✚✛✛✍✖ ✦✍✑✪ ✍, ✒✍✏ ✍✓ ✗✓✔✏✕✓✕✖ ✘✍✎✗ ✔✢✩ ✜✢✍ ✓ ✛✕✏✚✍✢✜✍ ✑ ✍✢✍✔✍✖ ✦ ✗✒ ✍✖✜ ✛✕✎✕✑ ✍✘✍✖ ✒✗✮ ✩✘✍ B✍✖✒ ✍✢ ✰✍✓✔ ✚✖✜ ✎✕ ✵✍✢✍ ✚✓✚✓, ✗✓✔✏✕✓✕✖✘✍✎✗✖✙✍ ✒✗✖ ✗✏✍✗ ✕✧✕ ✛✘✗✧ ✖✍✓✚✖ ✒✍✢✗ ✍✎✔✕ ✛ ✌✍✖✍✭✕✓✕✖ ✥✕✓✕✢ ✗✖ ✘✍✑ ✍✖ ✒✗✘✕✓✚ ✛✍✖ ✦ ✕✦✕✢✍✔✍ ✔✕✢✓✍✎ ✍✏✍✑ ✍✖ ✒ ✍✏✍✓ ✛✕✜✗✍✘✍✖ ✎✩ ✎✗✍✏✗✎ ✍✎✗, ✔✕✖✜ ✩✢✜✍✖ ✗✎ ✍✎✗✍✖ ✘✍✑ ✍✔ ✔✕✓✦✍✙✍✢✍✖✣ ✒ ✍✖ ✔✕✏✍✛✎ ✍✖✍ ✍✖ ✶✕✢✗✧ ✗✛✍✎✗ ✛✩✓✗✘✓✕✖ ✖✍✓✚✖ ✘✚✭✚✍✖ ✎✕✢ ✘✍ ✎ ✍✎ ✍✢✍✖ ✥✮✯ ✗✖ ✗ ✔ ✚✖ ✎✚✒✍✑ ✓✚✏✍✗✘✕✢✵✍✔✍✗✒✕✖✜✍✖✦✍✗✛✫

(3)

IMPLEMENTASI PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH)

BIDANG KESEHATAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013

Oleh :

ANGGI ANGGRAINI

(TESIS)

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

MAGISTER ILMU PEMERINTAHAN

Pada

Program Pascasarjana Magister Ilmu Pemerintahan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Lampung

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

2014

IMPLEMENTASI PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH)

BIDANG KESEHATAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013

Oleh :

ANGGI ANGGRAINI

(TESIS)

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

MAGISTER ILMU PEMERINTAHAN

Pada

Program Pascasarjana Magister Ilmu Pemerintahan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Lampung

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

2014

IMPLEMENTASI PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH)

BIDANG KESEHATAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013

Oleh :

ANGGI ANGGRAINI

(TESIS)

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

MAGISTER ILMU PEMERINTAHAN

Pada

Program Pascasarjana Magister Ilmu Pemerintahan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Lampung

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

(4)

✷ ✸✹✺ ✻ ✸✻ ✼✽ ✾✿✷ E G H ( H)

ID✾✼❁❂EEH✾✽✾ DI G 013

GI GG

1226021023

MAGISTER ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG 2014

IMPLEMENTASI PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) BIDANG KESEHATAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013

Oleh :

ANGGI ANGGRAINI 1226021023

MAGISTER ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG 2014

IMPLEMENTASI PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) BIDANG KESEHATAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013

Oleh :

ANGGI ANGGRAINI 1226021023

MAGISTER ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(5)

[.

t, i:l;

i. ",, t,..,:::;n _.''-' i.,ii i i 1,' i;.':fi;;; f i ir ::i.r ;':l'

(6)

Judtil'Tesis

ilannh,Hal1qgis$A

i

'i:"rr " I{omor fokok; f-Iahasis$m

i rl: ::::,':'tl;.1 t,:t l' , 'r..::'i ;,:r'. ' I i: rr'

:'IllPLEiln 'Tn

ELUAn(IA

IIABAPAI{

(PIffi)

BIDANG I{ESEIIAIAN

,DrI[Q${i '

'-$S$,.,,.,,]

:

l,12@i0ia,,,,

,' .,,,

,.'

I tlmu

$o$l

,dan,IImu Polilik, ;'llmu"Pgrnerintahan ' r"

'

,.. :' 'lr''lt:,i.1.,:,:,:,::.. :'.; I i',.,ii .r.. .', i,'

Dr. Syarlef Flakhra

ruP

195S805

198605

1005

un

:l

tromi5t fernUimbing

:::t' :.,. _ '' I '.: .. :;,,:., ..,..., .rr. :.:.r..i:

Ketua,Program

$tu

i m6ter ilmu PemCrintahan

rrvlqs

r;fil# Il*n' EI.

ttrru

Poli

- 1' -;'; ' :

!IDIISDTAIilN

,',

univiisitas lamPung

(7)

PERNYATAAFT

Dengan

ilr

saya menYatakan bahwa:

1.

Tesis dengan

judul

:' "Implementasi, Program Keluarga Harapao (PKII) di

Bidang Kesehatan

di

Kota Bandar Lampung datam Perspektif Manajemen

Pemerintahan,, adalah karya saya sendiri

dan

saya

tidak

melalorkan penjiplakan atau pengutipan atas karyapenulis lain dengan cara yang tidak

sesuai dengan etika ilmiah yang berlaku pada masyarakat akademik atau yang disebut sebagai plagratisme. Karya tulis

ini

murni gagasan' rumusan dan

penelitiansayasendiri,tanpabanftanpihaklaiukecualiarahanTim

Pembimbing dan Penguji'

Z. Hak

intelektual atas karya

ini

diserahkan sepenuhnya kepada Universitas

LamPrmg.

pernyataan

ini

saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari

terdapat penyimpa8gan dan ketidakbenaran dalam pernyataan

ini'

maka saya

bersedia menerima saoksi akademik benrpa pencabutan gelar yang telah diperoleh

karena karya tulis.ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan nonna yang berlaku di

Universitas LamPmg.

Bandar LarnPung, Juli 2014

Yang Membuat PernYataan,

(8)

Motto

Dan, Cukuplah Rabb-mu menjadi pemberi

petunjuk dan penolong

(Q.S. Al-Furqon: 31)

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,

Maka apabila kamu telah selesai dari suatu urusan kerjakanlah

Dengan sungguh-sungguh urusan yang lain,

Dan hanya pada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap

(Q.S. Alam Nasyrah: 6-8)

Pasti ada jalan bagi niat yang tulus dan

Kemauan untuk membahagiakan orang yang

kita sayangi serta jangan pernah menyerah

(9)

PERSEMBAHAN

Bismillahirrohmaanirrohiim

❃❄❅ ❆❇❈ ❉❄ ❊❄❄ ❆❅ ❋

●❊❆❈ ❆❍ ❆■ ❆❄ ❆❊❏❑▲❄ ❆❊❏❑▼❉❍❉ ◆ ❆❄❅ ❆❇❈ ❉ ❄ ❊❄❄ ❆❅ ❍❉❉

capkan kehadirat Allah SWT

yang Maha Besar dan Maha Segalanya. Semoga Allah meridhoi dan memberkahi

karya sederhana ku ini....

Kupersembahkan karyaku ini kepada orang-orang yang Ku kasihi dan

mengasihiku...

Kedua orang tuaku tersayang

Untuk mama yang sudah melahirkan, membesarkan, dan mendidikku dengan

penuh kesabaran dan kasih sayang. Setiap doa, ucapan, dan kasih sayang Ibu

akan selalu kuingat dan takkan pernah kulupakan. Hanya doa yang bisa

kuberikan padamu. Untuk papa yang sudah membesarkanku dengan setiap tetes

keringat dan dengan ketulusan sehingga menjadikanku seorang anak yang

mandiri dan tegar dalam menjalani kerasnya kehidupan. Terima kasih...

Untuk sahabat-sahabat terbaikku, Terima Kasih untuk semuanya,

kebersamaan, kenangan, keceriaan, kesedihan, tangis, canda, dan tawa yang

telah kita lalui bersama, tak akan mampu terganti walau kelak langkah kita

berbeda. Aku akan sangat merindukan kalian...

(10)

❖P ◗❘❙

A

❚❯P❱❲❳

❨❩❬❬ ❭ ❨❩❬❬ ❪ ❫❭❩ ❭, ❴ ❭❵❫❛ ❭❪ ❜ ❫❩ ❴❭ ❝ ❫❩❴❫❪ ❞❫❡❢ ❣ ❩❬, ❢❫❴ ❫ ❤ ❫❩❬ ❬ ❫❵ 17 Juni 1989,

merupakan putri dari pasangan Bapak Drs. Abdul Kohar dan Ibu Iti Indriati, S.Pd.

Penulis merupakan anak pertama dari tiga orang bersaudara, yakni Andri Agasi

dan Agis Agita. Penulis mengawali pendidikan di Taman Kanak-Kanak (TK)

Salaudin Sukarame Bandar Lampung dan diselesaikan pada tahun 1995,

kemudian dilanjutkan pada Sekolah Dasar Negeri 2 Sukarame Bandar Lampung

dan diselesaikan pada tahun 2001. Setelah mengakhiri masa SD, penulis

melanjutkan pendidikannya di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri

1 Bandar Lampung dan berhasil lulus pada tahun 2004. Pada tahun yang sama

penulis diterima di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 3 Bandar Lampung

dan diselesaikan pada tahun 2007.

Pada tahun 2007 penulis berkesempatan untuk melanjutkan pendidikannya ke

jenjang yang lebih tinggi yaitu diterima sebagai salah satu mahasiswi Jurusan

Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Pada tahun 2010,

penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Dinas Kependudukan dan

(11)

SANWACANA

Bismillahirahmanirrahim.

Alhamdulillahirabbil alamin, segala puji hanyalah milik SWT Rab semesta alam yang tak hentinya memberikan nikmat. Berkat, rahmat dan hidayahNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan tesis yang berjudul Implementasi Program Keluarga Harapan (PKH) Bidang Kesehatan di Kota Bandar Lampung dalam Perspektif Manajemen Pemerintahan . Peneliti berharap, karya yang merupakan

wujud kerja dan pemikiran maksimal serta didukung dengan bantuan dan keterlibatan berbagai pihak ini akan dapat bermanfaat di kemudian hari.

Tesis ini dapat terselesaikan tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Hi. Agus Hadiawan, M.Si. selaku Dekan FISIP Universitas Lampung, dan dosen pengajar peneliti, terima kasih atas ilmu dan motivasi yang telah diberikan;

2. Dr. Ari Darmastuti, M.A. selaku Ketua Program Studi Pascasarjana Magister Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung dan Dosen Penguji Tesis, terima kasih telah memberikan perhatiannya dan bimbingannya selama proses penyusunan tesis, maupun selama perkuliahan dan memberikan ilmu, kritik, saran, serta koreksinya untuk kesempurnaan tesis ini dengan penuh kesabaran;

(12)

Politik Universitas Lampung, atas bimbingan dan arahan serta kemudahan dalam pelayanan administrasi selama ini;

4. Dr. Syarief Makhya, M.Si selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan perhatiannya dan bimbingannya selama proses penyusunan tesis, maupun selama perkuliahan dan memberikan ilmu, kritik, saran, serta koreksinya untuk kesempurnaan tesis ini dengan penuh kesabaran, terimakasih pak semoga ilmu yang telah bapak berikan akan membawa saya menjadi orang yang berguna baik bagi keluarga maupun masyarakat luas nantinya... Amin;

5. Dr. Hartoyo, M.Si selaku dosen pebimbing II yang telah banyak memberikan wawasan ilmu kehidupan, bimbingan, motivasi dan memberikan masukan dan keyakinan bahwa peneliti dapat melakukan yang terbaik dalam penyelesaian tesis ini, serta terima kasih atas kesabaran yang diberikan selama peneliti menjalani proses bimbingan.

6. Seluruh Jajaran Dosen Pengajar, Bapak Aman Toto Dwijono, Bapak Denden Kurnia, Ibu Dwi Wahyu, Bapak Maulana, Bapak Robi, Bapak Wondo, Bapak Budiharjo, Bang Arizka, dan Bang Darma serta dosen-dosen lain, terimakasih atas wawasan ilmu dan warna-warni kehidupan, mohon maaf apabila banyak hal yang kurang berkenan.

7. Staf Jurusan Ilmu Pemerintahan dan Staf FISIP Universitas Lampung yang tak dapat ditulis satu per satu, terima kasih telah banyak membantu Peneliti selama menuntut ilmu Program Studi Pascasarjana Magister Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung;

8. Kedua Orangtuaku, yang telah membesarkan, mendidik, membimbing serta memberikan cinta dan kasih sayangnya dengan penuh kesabaran. Untuk papa yang selalu berdoa untuk keberhasilan anaknya, terima kasih untuk saran dan motivasinya. Untuk mama yang tiada hentinya berdoa untuk keberhasilanku, mama yang selalu sabar dan kasih motivasi, Terima kasih Papa dan Mama ku persembahkan kebanggaan ini untuk kalian..

(13)

Selvia Putri BFF kesayangan, amin..), Lidya (BFF, teman yang baik dan sangat royal, semoga banyak proyek dan makin cair), Nuna (semoga cepet lanjut MIP), mbak nissa (temanku yang cantik dan baik hati terimakasih saran dan motivasinya, semoga tesisnya cepet selesai dan bisa cepat dapet kerja), ganesya (BFF), diah fuji (BFF kesayangan paling baik).

10. Orang yang selalu menemani hari-hariku dr. Jaka Zulferza, terimakasih pinky swear atas saran dan motivasinya, semoga bisa jadi dokter yang hebat, bermanfaat dan amanah.

11. Keluarga besar Magister Ilmu Pemerintahan Angkatan 2012, Ayu Nadia, Hinfa, Pak Camat, Angga Natalia, Erwi, Andre, Bagus, Atuk Bakrie, Mbak Aprina, Mbak Naniek, Mbak Maulida Fitri, Mbak Arya, Mbak Susi, Mbak Hani, Mbak Lucy, Mbak Oca, Bang Dian, Bang Imbron, Bang Rano, Bang Karbon, Bang Ainudin, Bang Dahro, Pak Dirwan, Mbak Waty, Bang Anggi, Bang Dwi, Mbak Aprilia, Mbak Martha, Mbak Maulidan Ulfa terima kasih kalian telah menjadi bagian dari cerita hidupku, semoga MIP 2012 tetap kompak

12. Orang-orang yang pernah hadir dalam hidup ku dan menaburkan kasih sayang. Terima kasih atas cerita hidup dan proses kehidupan yang indah yang telah kalian berikan.

13. Berbagai pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung terwujudnya kelulusan ini.

Akhir kata, Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, Juli 2014 Peneliti,

(14)

✐❥❦❧A♠♥ ♦♥

♣qrs qt✉✈✉

♣qrs qt✇ q①② qt ♣qrs qts q②③ ④

②q ②✉⑤③⑥♣q⑦⑧④⑧q⑥

1⑨⑩ ④❶❷❶❸②❹❺❶ ❻❶❼ ❽⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨ 1

1⑨❾ t❿➀ ❿➁❶❼ ①❶➁❶ ❺❶➂⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨ 12

1⑨➃ s❿➄❿❶❼⑤❹❼❹❺➅❷➅❶❼⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨ 12

1⑨➆ ①❶❼➇❶❶❷⑤❹❼ ❹❺➅❷➅❶❼⑨⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨⑨ ⑨⑨⑨ 12

②q ②✉✉s✉⑥➈q⑧q⑥⑤ ⑧✈sq➉ q

2⑨⑩ ⑤❹❼ ❹❺➅❷➅❶❼s ❹❸➊❶➂❿❺❿ . 14

2.2 Tinjauan Tentang Kebijakan Publik ... 17

2.3 Tinjauan Tentang Implementasi Kebijakan ... 19

2.4 Tinjauan Tentang Implementasi Program Keluarga Harapan (PKH) ... 22

2.5 Tinjauan Tentang Pendekatan Manajemen Pemerintahan ... 26

2.5.1 Manajemen Perencanaan (Planning) 29

2.5.2 Konsep Pengorganisasian (Oganizaion )... 31

2.5.3 Konsep Pelaksanaan (Actuating) 34 2.6 Tinjauan Tentang Program Keluarga Harapan ... 35

2.6.1 Program Keluarga Harapan... 35

(15)

2➍➎ ➍➏➐➑➒➓➔➓→➣➑↔ ➑↕ ➓➙ ➓→➐➛➜ ➝➛➓➞ ➣➑➒➟ ➓➛➝➓➠➓➛➓➡ ➓→➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍ 44

2➍➎ ➍➢➤➟ ➞ ➥ ➑➛➦➓ ➔➓➐➛➜➝➛ ➓➞ ➣➑➒➟➓➛ ➝➓➠➓➛ ➓➡➓→➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍ ➍➍➍➍ 48

2➍➧➣➑➛➓→ ➝➨ ➓➩➫➨➫➛➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍ 50

➭➯ ➭➲➲➲➳➵ ➸➺➦➵➐➵ ➻➵ ➼➲ ➸➲ ➯➻

3➍➽ ➸➫➡ ➑➐➑→➑➒➫➙ ➫➓→➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍ 55

3➍➾ ➩➜ ➨➟↔➐➑→ ➑➒➫➙ ➫➓→➍➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍ ➍➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍ ➍➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍ 56

3➍ ➏ ➼➜➨➓↔➫➐➑→➑➒➫➙ ➫➓→➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍ 57

3➍ ➢ ➚➑→ ➫↔➪➓→➤➟ ➞ ➥ ➑➛➦➓➙ ➓➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ 58

3➍➶ ➸➑➨→➫➨➐➑→➝➟ ➞➡ ➟ ➒➓→➦➓➙ ➓➍➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍ ➍➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍ ➍➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ 60

3➍➎ ➸➑➨→➫➨➐➑→➝➜➒➓↕➓→➦➓➙ ➓➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ 61

3➍➧ ➸➑➨→➫➨➯→➓➒➫↔ ➫↔➦➓➙ ➓ ➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍ ➍➍➍➍➍ ➍➍➍ 52

3➍➹ ➘➴➫Validitas Data . 64

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Sejarah Dinas Sosial Kota Bandar Lampung... 67

4.2 Dasar Hukum Dinas Sosial Kota Bandar Lampung ... 68

4.3 Visi dan Misi Dinas Sosial Kota Bandar Lampung ... 68

4. 4 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Sosial Kota Bandar Lampung 69

(16)

➷➬ ➷V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Program Keluarga Harapan (PKH) Bidang Kesehatan .. 77

5.2 Analisis Implementasi Program Keluarga Harapan (PKH) Bidang Kesehatan

di Kota Bandar Lampung . .... 87

5.2.1 Perencanaan ... 90

5.2.2 Pengorganisasian . . . 102

5.2.3 Pelaksanaan . . 113

5.3 Rancangan Bangun Program Keluarga Harapan Bidang Kesehatan . 125

5.3.1 Mekanisme Program Keluarga Harapan (PKH) 125

5.3.2 Substansi Program Keluarga Harapan (PKH) ... 133

5.3.3 Sasaran / Target Program Keluarga Harapan (PKH) 140

5.4 Studi Komparatif Terhadap Penelitian Terdahulu . 150

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan .. 153

(17)

➮➱✃❐ ➱❒❮ ➱❰ Ï ➱❒

Ð ÑÒ ÑÓ ÑÔ ÕÖ ×ØÙ ÚÛÜÝÞ ÞßàØá âÙ ØãáÚâß× Úâä Ûå Þæà Ûßçâæâ ÜèÛæâä Ù âáââá èÝéêêêê ë ì

íÖ ÝÛßâá îäâèØäØ ßêêêêêêêêêêêêêêêêêêêêêêêÖÖ ï ð

(18)

ùú ûü úýü úþ ÿ

✁✂ ✄✂ ☎✂ ✆ ✝✞✟✠✡ ☛☞✌✍ ☛✎✏ ✠✑ ✠✒✓ ☛✔ ✟✕✖✌✍ ✌ ✖☛✎✗✘ ✠✑✠✙ ☛✓ ☛✎✥✥✥✥✥✥✥✥✥✥✞✞✥✥✞✚ ✛

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang dengan jumlah penduduk

yang banyak sehingga kemiskinan pun tak dapat dihindari. Masalah kemiskinan

merupakan masalah yang kompleks karenanya meskipun berbagai upaya telah dilakukan

oleh pemerintah untuk mengetaskan kemiskinan, tapi hingga kini faktanya masih banyak

rakyat Indonesia yang masih hidup di bawah garis kemiskinan. Untuk mencari solusi yang

relevan dalam pemecahan masalah kemiskinan, perlu dipahami sebab musabab dan

menelusuri akar permasalahan kemiskinan itu.

Adapun kriteria RTSM dari BPS (Depkominfo, 2008:8) adalah sebagai berikut :

1. Luas bangunan tempat tinggal ukuranny

2. Jenis lantai tempat tinggalnya terbuat dari tanah, bambu atau kayu

3. Bangunan rumah menggunakan dinding bambu, rumbia atau kayu berkualitas

rendah

4. Fasilitas jamban tidak ada, kalaupun ada digunakan bersama dengan keluarga lain

5. Fasilitas air minum dan masak dari mata air tak terlindungi seperti air sungai, air

danau atau air hujan

6. Sumber penerangan bukan listrik

(20)

9. Tidak mampu membayar obat anggota keluarga yang sakit ke Puskesmas atau

Poliklinik

10.Pekerjaan tetap kepala keluarga sebagai petani dengan lahan setengah hektar, buruh

tani, kuli bangunan, tukang kayu atau tukang becak, pemulung

11.Pekerjaan lain dengan penghasilan maksimum Rp. 600.000,- perbulan

12.Pendidikan tertinggi kepala keluarga tidak lebih dari Sekolah Dasar

13.Tidak memiliki harta senilai Rp. 500.000 seperti bangunan, perhiasan, ternak atau

kredit barang.

Kemiskinan merupakan kondisi saat seseorang atau sekelompok orang tidak mampu

memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang

bermartabat (Suharyanto, dalam Syahwie, 2011). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat

jumlah penduduk miskin pada tahun 2013 mencapai 28,07 juta atau 11,37% dari total

penduduk di Indonesia. Kemiskinan ditandai dengan rendahnya kualitas hidup penduduk,

pendidikan, kesehatan dan gizi. Beban kemiskinan sangat dirasakan oleh

kelompok-kelompok tertentu seperti perempuan dan anak-anak yang berakibat pada terancamnya

masa depan mereka.

Secara umum, kemiskinan merupakan persoalan yang kompleks, maka cara

penanggulangan kemiskinan pun membutuhkan analisis yang tepat, melibatkan semua

komponen permasalahan dan diperlukan strategi penanganan yang tepat sasaran,

berkelanjutan dan tidak bersifat temporer. Menurut pandangan umum dimensi pendidikan

yang rendah dan dimensi rendahnya mutu kesehatan masyarakat dilihat sebagai alasan

(21)

Selama beberapa dekade, upaya penanggulangan kemiskinan dilakukan dengan penyedian

kebutuhan dasar seperti pangan, pelayanan kesehatan dan pendidikan, perluasan

kesempatan kerja, pembangunan pertanian, pemberian dana bergulir melalui sistem kredit,

pembangunan prasarana dan pendampingan, penyuluhan sanitasi dan sebagainya. Dari

serangkaian cara dan strategi penanggulangan kemiskinan tersebut, semua berorientasi

pada material, sehingga keberlanjutan sangat bergantung pada ketersediaan anggaran dan

komitmen pemerintah. Di samping itu, tidak adanya tatanan pemerintah yang demokratis

menyebabkan rendahnya aksestabilitas dan inisiatif masyarakat untuk menanggulangi

kemiskinan dengan cara mereka sendiri. Upaya pengetasan kemiskinan kini semakin

mendesak kembali untuk dikaji ulang.

Klaim pemerintah tentang Wajib Belajar 9 tahun yang sudah tuntas seakan bertabrakan

dengan fakta sebenarnya. Masih banyak anak usia jenjang pendidikan dasar yang kesulitan

mengakses pendidikan.

Dengan kondisi demikian, maka negara berkewajiban melakukan upaya pengetasan

kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, karena masyarakat miskin

merupakan tanggung jawab negara Indonesia. Sebagaimana tertuang dalam UUD 1945

Pasal 34 ayat 1 yang berbunyi, “Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh

negara” dan ayat 2 yang berbunyi “Negara mengembangkan sistem jaringan sosial bagi

seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai

dengan martabat manusia”. Dalam melaksanakan kewajiban negara tersebut, maka

Pemerintah Indonesia harus memberikan perhatiannya secara serius dalam menanggulangi

masalah kemiskinan dan perlu membuat suatu kebijakan atau program nasional yang

(22)

Dalam rangka percepatan penanggulangan kemiskinan sekaligus pengembangan kebijakan

di bidang perlindungan sosial bagi keluarga rumah tangga sangat miskin (RTSM),

pemerintah mengeluarkan sebuah Program Keluarga Harapan (PKH) yaitu sebuah bantuan

bersyarat sebagai jaminan sosial untuk mengakses kesehatan dan pendidikan yang

mencakup kesehatan balita dan ibu hamil serta pendidikan bagi anak usia pendidikan dasar.

PKH lebih dimaksudkan kepada upaya membangun sistem perlindungan sosial kepada

masyarakat miskin. Pelaksanaan di Indonesia diharapkan akan membantu penduduk

termiskin, bagian masyarakat yang paling membutuhkan uluran tangan dari siapapun juga.

PKH serupa dengan program di negara lain yang dikenal dengan istilah Conditional Cash

Transfers (CCT) atau bantuan tunai bersyarat. Program diberikan dalam rangka membantu

rumah tangga miskin mempertahankan daya belinya pada saat pemerintah melakukan

penyesuaian harga BBM. Di Indonesia, PKH sudah berjalan sejak 2007, menurut Mensos

cukup berhasil dilihat dari tingkat partisipasi anak usia sekolah yang pergi ke sekolah terus

meningkat, begitu juga dengan partisipasi ibu hamil yang memeriksakan kandungannya

sehingga berdampak pada menurunnya angka kematian ibu dan anak.

Merujuk pada Sistem Jaminan Sosial Nasional berdasarkan UU No. 40 Tahun 2004, PKH

menjadi model jaminan yang unik, berbeda dengan program penanggulangan kemiskinan

lainnya karena PKH merupakan bantuan sosial bagi rumah tangga sangat miskin (RTSM)

yang dimaksudkan demi mempertahankan kehidupan dalam kebutuhan dasar terutama

pendidikan dan kesehatan, dalam pelaksanaan kegiatannya RTSM di dampingi oleh

(23)

pemberdayaan yakni menguatkan Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) agar mampu

keluar dari kemiskinannya melalui promosi kesehatan dan mendorong anak-anak sekolah.

Dalam pemberdayaan PKH terdapat dua komponen yang menjadi fokus dalam program ini

yaitu pendidikan dan kesehatan, namun dalam bahasan ini penulis membatasi hanya pada

Program Keluarga Harapan di bidang kesehatan. Tujuan utama PKH Kesehatan adalah

meningkatkan status kesehatan ibu dan anak di Indonesia, khususnya bagi kelompok

masyarakat sangat miskin, melalui pemberian insentif untuk melakukan kunjungan

kesehatan yang bersifat preventif (pencegahan, dan bukan pengobatan).1

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 40 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pelaksanaan

Program Jaminan Kesehatan Masyarakat mencantumkan bahwa seluruh peserta PKH

merupakan penerima jasa kesehatan gratis yang disediakan oleh program Jamkesmas dan

program lain yang diperuntukkan bagi orang tidak mampu. Bagi Peserta PKH yang tidak

mempunyai kartu Jamkesmas, untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dengan

menunjukkan kartu PKH asli dan menyerahkan foto copy kartu PKH karena peserta PKH

secara tidak langsung merupakan peserta Jamkesmas, sehingga memiliki hak yang sama

dengan peserta Jamkesmas lain dibidang kesehatan. Kartu PKH bisa digunakan sebagai alat

identitas untuk memperoleh pelayanan kesehatan bagi warga rumah tangga sangat miskin

(RTSM).

1 Fidyatun, Erna. 2012. “

(24)

Program Keluarga Harapan di Bidang kesehatan ini sangat besar manfaatnya, pihak yang

tidak memahami dan tidak bertindak konsisten dengan kenyataan bahwa sumber daya

manusia sangat dipengaruhi oleh mutu gizi, kesehatan, dan pendidikan di usia dini dan di

masa pertumbuhan anak. Kesehatan terintegrasi dengan berbagai sektor, karena kesehatan

tidak akan lepas dari keadaan sosial masyarakat, terutama dalam hal perekonomian. Status

ekonomi menjadi tonggak utama yang menyokong kesehatan itu sendiri, karena itu dalam

upaya peningkatan status kesehatan sangat diperlukan adanya kerjasama yang

berkesinambungan, baik dalam pelaksanaan maupun dalam hal pengawasan. 2

Program Keluarga Harapan (PKH) adalah salah satu Program yang terintegrasi antara

kesehatan dengan sosial. PKH memberikan bantuan tunai bersyarat kepada Rumah Tangga

Sangat Miskin (RTSM). Peserta PKH adalah masyarakat yang masuk ke dalam kriteria

miskin yang telah ditetapkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan memiliki tanggungan

ibu hamil, bayi usia di bawah 5 tahun di dalam satu rumah tangga sangat miskin (RTSM).

Program ini dilakukan untuk mengurangi angka kemiskinan dan memutus rantai

kemiskinan, meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, serta merubah perilaku Rumah

Tangga Sangat Miskin (RTSM) yang relatif kurang mendukung peningkatan kesejahteraan.

PKH dirancang untuk membantu penduduk miskin kluster pertama yakni Bantuan dan

Perlindungan Sosial Kelompok Sasaran. Dalam jangka pendek PKH akan memberikan

income effect kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) melalui pengurangan beban

pengeluaran rumah tangga, sedangkan untuk jangka panjang, program ini akan memutus

2Fidyatun, Erna. 2012. “Evaluasi Program Keluarga Harapan”. Diakses Tanggal 19 Januari

(25)

rantai kemiskinan antar generasi melalui peningkatan kualitas kesehatan atau nutrisi,

pendidikan, dan kapasitas pendapatan anak di masa depan (price effect). Dengan adanya

PKH diharapkan RTSM memiliki akses yang lebih baik untuk memanfaatkan pelayanan

sosial dasar, yaitu kesehatan, pangan dan gizi termasuk menghilangkan kesenjangan sosial,

ketidakberdayaan dan keterasingan sosial yang selama ini melekat pada diri warga miskin.

Program keluarga Harapan (PKH) merupakan suatu program penanggulangan kemiskinan.

Kedudukan PKH merupakan bagian dari program-program penanggulangan kemiskinan

lainnya. PKH berada di bawah koordinasi Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan

(TKPK), baik di Pusat maupun di daerah. Struktur organisasi PKH terdiri dari Unit

Pelaksana Program Keluarga Harapan (UPPKH) Pusat, Unit Pelaksana Program Keluarga

Harapan (UPPKH) Kabupaten/kota, dan Unit Pelaksana Program Keluarga Harapan

(UPPKH) Kecamatan. UPPKH Kecamatan melaporkan setiap bulan kepada UPPKH

Kabupaten/kota, yang nantinya akan dilaporkan kepada UPPKH Pusat yang berada di

Jakarta. 3

PKH merupakan program lintas Kementerian dan Lembaga, aktor utamanya adalah dari

Dinas Sosial, kemudian dibantu oleh BPS, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, PT. Pos

Indonesia, Departemen Komunikasi dan Informasi, Kantor PKH kecamatan, Lembaga

Swadaya Masyarakat (LSM), dan Masyarakat. Dengan demikian, PKH membuka peluang

terjadinya sinergi antara program yang mengintervensi sisi pelayaanan (supply) dan Rumah

Tangga Sangat Miskin (demand) dengan tetap mengoptimalkan desentralisasi, koordinasi

(26)

antar sektor, koordinasi antar tingkat pemerintahan, serta antar pemangku kepentingan

(stakeholder).

Kota Bandar Lampung melaksanakan PKH kepada untuk mengurangi tingkat kemiskinan

serta meningkatkan kesejateraan keluarga, yang salah satunya dalam pengertian PKH jelas

disebutkan bahwa komponen yang menjadi fokus utama dalam bahasan ini adalah bidang

kesehatan. BPS pada tahun 2013 jumlah rumah tangga sangat miskin (RTSM) calon peserta

PKH sebanyak 9.257 dan berkurang menjadi 6.912 setelah dilakukan validasi. Peserta PKH

di bidang kesehatan antaralain ibu hamil berjumlah 227 orang, jumlah bayi dan balita

berjumlah 3905 sisanya peserta PKH di bidang pendidikan. PKH bidang kesehatan

merupakan program yang melibatkan Dinsos dan Dinkes. Pelaksanaan lapangan program

ini dilakukan oleh Unit Pelaksana Program Keluarga Harapan (UPPKH) yang terdiri dari

empat operator, satu orang petugas administrasi, satu orang petugas entry data, satu orang

petugas pengaduan masyarakat dan 27 pendamping yang tersebar di 13 Kecamatan di Kota

Bandar Lampung.

Sumber dana PKH berasal dari APBN dan APBD untuk operasional manajemen guna

kelancaran pelaksanaan di Kabupaten/kota. APBN digunakan untuk bantuan kepada

peserta dan gaji dari operator dan pendamping PKH. APBD Kabupaten digunakan untuk

operasional PKH seperti rakor, rapat evaluasi, kebutuhan lapangan seperti ATK, dan

lain-lain. Pencairan dana dilakukan melalui PT. Pos setiap 3 bulan. Untuk pembiayaan

pelayanan bidang kesehatan dari peserta PKH, klaim dimasukkan kedalam pembiayaan

Jamkesmas, karena peserta PKH secara tidak langsung merupakan peserta Jamkesmas,

(27)

Program Keluarga Harapan (PKH) memberikan dampak positif kepada masyarakat Kota

Bandar Lampung. Program ini meningkatkan akses kesehatan bagi peserta dan memiliki

cara yang berbeda dengan bantuan tunai lainnya atau program jaminan lainnya, karena

peserta PKH memiliki kewajiban-kewajiban bidang kesehatan yang dibebankan kepada

peserta dan harus dijalankan sebagai syarat. Program Keluarga Harapan (PKH) ini

memiliki kelebihan apabila dibandingkan dengan program bantuan sosial lainnya, karena

program ini memiliki kewajiban yang harus dilakukan oleh peserta PKH dan peserta juga

didampingi oleh pendamping, sehingga peserta PKH dapat terpantau dengan baik melalui

pendamping disetiap wilayah.

Hal ini menjadi tantangan utama pemerintah, baik pusat maupun daerah, untuk

meningkatkan pelayanan kesehatan bagi keluarga miskin. Akan tetapi dalam observasi

ditemukan beberapa permasalahan dalam pelaksanaan PKH yaitu;

1. Kurangnya Koordinasi dengan RTSM penerima PKH, hal ini terlihat dari

banyaknya warga yang tidak mematuhi komitmen, sehingga dijatuhkan sanksi

berupa pemotongan uang bantuan.

2. Sosialisasi kepada peserta PKH di bidang kesehatan dirasakan tidak maksimal

karena rendahnya pengetahuan dan tingkat kesadaran RTSM terhadap pentingnya

kesehatan ibu hamil, bayi dan balita. Uang yang didapat dari program ini bertujuan

untuk membiayai ibu hamil, bayi dan balita untuk memeriksakan kesehatan secara

berkala ke Posyandu, tetapi masih ada warga yang menggunakan uang bantuan

untuk kepentingan lain seperti membeli mainan anak atau membayar hutang

(28)

Berdasarkan permasalahan dalam pelaksanaan PKH di Kota Bandar Lampung, tentu harus

mampu di jawab oleh pihak terkait dalam hal ini khususnya para pendamping PKH dengan

upaya yang ditekankan pada adanya penjelasan-penjelasan secara menyeluruh. Sehingga

berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk meneliti tentang

“Implementasi Program Keluarga Harapan (PKH) Bidang Kesehatan dalam Perspektif

Manajemen Pemerintahan”

1. 2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan suatu masalah

dalam penelitian ini yaitu Bagaimanakah Implementasi Program Keluarga Harapan (PKH)

Bidang Kesehatan di Kota Bandar Lampung dalam Perspektif Manajemen Pemerintahan ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian

ini adalah untuk mendeskripsikan tentang “Implementasi Program Keluarga Harapan

(PKH) Bidang Kesehatan di Kota Bandar Lampung dalam Perspektif Manajemen

Pemerintahan”.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan agar dapat memberikan manfaat:

1. Manfaat Praktis : Untuk memberi masukan, bahan refrensi, serta sebagai sumber

(29)

Program Keluarga Harapan (PKH) Bidang Kesehatan dalam Perspektif Manajemen

Pemerintahan.

2. Manfaat Akademis : Untuk mengembangkan kajian-kajian dan penelitian dalam

bidang Ilmu Pemerintahan khususnya yang berkaitan dengan Implementasi

Program Keluarga Harapan (PKH) Bidang Kesehatan dalam Perspektif Manajemen

(30)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Akhmad Rozi (2011) dengan judul Implementasi Program Keluarga Harapan di Kabupaten

Tanah Laut, sesuai hasil penelitian diperoleh bahwa PKH dalam implementasinya di lokasi

kasus dapat dinilai efektif. Efektivitas pelaksanaan program ditentukan oleh faktor

ketepatan sasaran, ketersediaan fasilitas, dan adanya pendampingan yang memadai.

Manfaat yang paling dirasakan oleh Rumah Tangga sangat Miskin (RTSM) peserta

program PKH adalah sub-program peningkatan kualitas sarana sekolah, karena dana

bantuan PKH benar-benar bisa digunakan untuk mendukung kelangsungan pendidikan

formal anak-anak dari keluarga peserta PKH. Dalam konteks kasus di Kabupaten Tanah

Laut isu utama yang tampak adalah kurang adanya dukungan dari pihak pelaksana

kesehatan dan pendidikan untuk mendukung program. Oleh karena itu perlu diteliti apakah

implementasi PKH dapat berjalan efektif dan memberikan manfaat bagi peserta PKH

dengan adanya kondisi aktual semacam itu.

Hasbi Iqbal (2008) tesis dengan judul Implementasi Kebijakan Program Keluarga Harapan

di Kabupaten Kudus. Pelaksanaan lapangan berupa sosialisasi program, verifikasi data,

pembagian kartu, pencairan dana, dan pembuatan laporan. Hasil analisis menunjukkan

bahwa Program Keluarga Harapan telah berjalan sesuai dengan Pedoman Umum dan

Pedoman Pelaksanaanya. Dampak yang dirasakan peserta program adalah semakin

(31)

hamil serta anak Balita. Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat keberhasilan

pelaksanaan program adalah sikap pelaksana program yang kurang baik, kondisi sosial

ekonomi yang hampir sama menimbulkan kecemburuan, situasi politik yang mendukung

dan menolak program, keterampilan pelaksana program yang masih perlu ditingkatkan, dan

koordinasi antara pelaksana program yang masih perlu dilegalkan. Hasil penelitian

menyarankan bahwa perlunya upaya mempercepat tindak lanjut pengaduan yang telah

disampaikan, sehingga diharapkan apresiasi peserta terhadap program tersebut menjadi

lebih baik lagi.

Hal tersebut juga didapat hasil penelitian yang sama pada program keluarga harapan

Bidang kesehatan di Kota Bandar Lampung (Anggi Anggraini, 2014). Dalam implementasi

program keluarga harapan di Kota Bandar Lampung secara umum, implementasinya

dinilai efektif dan telah berjalan sesuai dengan Pedoman Umum dan Pedoman

Pelaksanaanya. Hal ini dapat dilihat dari setiap tahapan proses implementasinya yang

berjalan sesuai dengan perencanaan, terkoordinasi, terintegrasi dan sistematis, dengan

sedikit hambatan dalam kegiatan sosialisasi, pengorganisasian tahap pembayaran dan

pelaksanaan verifikasi komitmen namun tujuan serta sasaran PKH ini pun sudah mulai

tercapai dengan baik. Dampak yang dirasakan peserta program adalah semakin

meningkatnya penggunaan fasilitas kesehatan oleh ibu hamil, ibu nifas, bayi serta anak

Balita. Hasil penelitian menyarankan bahwa perlunya upaya mempercepat tindak lanjut

pengaduan yang telah disampaikan, monitoring dan evaluasi sehingga diharapkan apresiasi

(32)

Mekanisme program keluarga harapan antaralain pertemuan awal, sosialisasi, pembayaran,

pemberian pelayanan kesehatan dan verifikasi komitmen. Namun dalam pelaksanaan di

lapangan masih terdapat hambatan seperti masih banyak peserta PKH yang tidak mamatuhi

komitmen karena kurangnya sosialisasi kepada masyarakat sehingga banyak warga miskin

yang tidak memahami tentang pentingnya kesehatan ibu hamil, bayi dan balita. Bagi

RTSM yang tidak mematuhi komitmen akan dikenakan sanksi berupa pemotongan dana

bantuan dan pada tahap pembayaran kurang berjalan tertib, dikarenakan padatnya antrian

sementara loket khusus pembayaran dana PKH hanya dua loket. Kurangnya koordinasi

dengan PT. Pos dalam penyediaan sarana pembayaran dana PKH menjadi salah satu faktor

penghambat PKH.

2.2 Tinjauan Tentang Kebijakan Publik

Menurut George C. Edwards III dan Ira Sharkansky dalam Suwitri (2008:10)

mendefinisikan kebijakan publik sebagai “suatu tindakan pemerintah yang berupa

program-program pemerintah untuk mencapai sasaran atau tujuan”. Sedangkan menurut Thomas R.

Dye dalam Howlett dan Ramesh (2005:2), kebijakan publik adalah segala yang dikerjakan

pemerintah, mengapa mereka melakukan, dan perbedaan yang dihasilkannya (What

government did, why they do it and what differences it makes). Dalam pemahaman bahwa

(33)

atau memutuskan untuk “tidak mengurus” suatu isu, maka pemahaman ini juga merujuk

pada definisi Thomas R. Dye dalam Tilaar dan Nugroho (2008:185) yang menyatakan

bahwa kebijakan publik merupakan “segala sesuatu yang dikerjakan dan tidak dikerjakan

pemerintah”.

Senada dengan definisi Dye, George C. Edwards III dan Ira Sharkansky dalam Suwitri

(2008:9) juga menyatakan bahwa kebijakan publik merupakan :

“Apa yang dinyatakan dan dilakukan atau tidak dilakukan oleh pemerintah yang dapat

ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan atau dalam policy statement yang

berbentuk pidato-pidato dan wacana yang diungkapkan pejabat politik dan pejabat

pemerintah yang segera ditindaklanjuti dengan program-program dan tindakan

pemerintah”

Kedua definisi baik dari Dye, Edwards III dan Sharkansky sama-sama menyetujui bahwa

kebijakan publik juga termaksud juga dalam hal “keputusan untuk tidak melakukan

tindakan apapun”. Menurut James A. Anderson dalam Subarsono (2005:2), kebijakan

publik merupakan “kebijakan yang ditetapkan oleh badan-badan dan aparatur dan aparatur

pemerintah” Senada dengan Laswell dan Kaplan, David Easton dalam Subarsono (2005:2)

mendefinisikan kebijakan publik sebagai “pengalokasian nilai-nilai kepada masyarakat”

karena kebijakan mengandung nilai-nilai di dalamnya.

M. Irfan Islamy (2002:102) menguraikan beberapa elemen penting dalam kebijakan publik,

yaitu :

(34)

tindakan-b. Bahwa kebijakan publik itu tidak cukup hanya dinyatakan tetapi dilaksanakan

dalam bentuk yang nyata;

c. Bahwa kebijakan publik, baik untuk melakukan sesuatu ataupun tidak melakukan

sesuatu itupun mempunyai dan dilandasi maksud dan tujuan tertentu;

d. Bahwa kebijakan publik itu harus senantiasa ditunjukan bagi kepentingan seluruh

anggota masyarakat.

Berdasarkan definsi kebijakan publik yang dipaparkan di atas, maka kebijakan publik

memiliki konsep-konsep sebagai berikut :

a. Kebijakan publik berisi tujuan, nilai, dan praktik/pelaksanaan

b. Kebijakan publik tersebut dibuat oleh badan pemerintah bukan organisasi swasta.

c. Kebijakan publik tersebut menyangkut pilihan yang dilakukan atau tidak dilakukan

oleh pemerintah.

2.3 Tinjauan Tentang Implementasi Kebijakan

Salah satu tahap yang penting dalam proses kebijakan publik adalah tahap implementasi .

Implementasi kebijakan adalah tahap lanjutan setelah kebijakan dirumuskan secara jelas

dan suatu cara agar sebuah kebijakan dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Lester dan

Stewart dalam Winarno (2000:104) menjelaskan bahwa “Implementasi kebijakan

dipandang dalam pengertian luas, merupakan alat administrasi hukum dari berbagai aktor,

organisasi, prosedur dan teknik yang bekerja bersama-sama untuk menjalankan kebijakan

(35)

Sementara Widagdo menjelaskan Implementasi berarti “Menyediakan sarana untuk

melaksanakan suatu kebijakan dan dapat menimbulkan dampak atau akibat terhadap

sesuatu tertentu. Kedua penjelasan tersebut menyiratkan bahwasanya dalam implementasi

kebijakan memerlukan berbagai sumber daya dalam rangka mewujudkan tujuan yang ingin

dicapai. Seperti dijelaskan oleh Jones dalam Widodo, pelaksanaan kebijakan menuntut

adanya beberapa syarat antara lain adanya orang atau pelaksana, uang dan kemampuan

organisasional, yang dalam hal ini sering disebut resources. Oleh karena itu jones

merumuskan batasan implementasi yang dalam hal ini adalah proses penerimaan sumber

daya tambahan sehingga dapat menghitung apa yang dikerjakan. Berkaitan hal tersebut

Meter dan Horn dalam Subarsono (2006:99) memberikan batasan implementasi sebagai :

“Tindakan yang dilakukan oleh individu pemerintah maupun swasta yang diarahkan

untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam keputusan kebijakan

sebelumnya. Tindakkan ini mencakup usaha untuk mengubah keputusan menjadi

tindakan operasional dalam kurun waktu tertentu maupun dalam rangka melanjutkan

usaha-usaha untuk mencapai perubahan-perubahan besar dan kecil yang ditetapkan

oleh keputusan-keputusan kebijakan”

Batasan atau pengertian tentang implementasi kebijakan tersebut mengindikasikan suatu

kebutuhan akan mekanisme atau prosedur pelaksanaan kebijakan. Berkenaan hal ini casley

dan kumar dalam Abdul Wahab (2001:23) mengemukakan suatu metode dengan 5 langkah

mekanisme yang perlu dilakukan dalam suatu implementasi kebijakan. Kelima langkah

tersebut adalah sebagai berikut :

(36)

c. Mengkaji hambatan yang muncul dalam pembuatan keputusan

d. Mengembangkan solusi-solusi yang paling layak

e. Memantau secara berkelanjutan umpan balik yang terjadi dari tindakan yang

dilakukan.

Selain mekanisme implementasi kebijakan di atas, Smith dalam Tachjan (2006:31)

menguraikan di dalam proses implementasi ada empat variabel yang perlu diperhatikan.

Keempat variabel dalam implementasi kebijakan publik tersebut, yaitu :

a. Kebijakan yang diidealkan (Idealized policy); b. Kelompok sasaran (Target groups)

c. Badan-badan pelaksana (Implementing Organization) d. Faktor lingkungan (Enviromental factor)

Teori-teori diatas menyimpulkan bahwasannya Implementasi merupakan proses yang

kompleks yang melibatkan berbagai aktor serta menggunakan berbagai sumber daya dalam

pelaksanaannya dan dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu, selain itu implementasi

merupakan tahap yang krusial dan menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

keseluruhan proses kebijakan. Bagaimana baiknya suatu kebijakan jika diimplementasikan

tidak akan menimbulkan dampak atau tujuan yang diinginkan.

Implementasi yang dimaksud dalam Program Keluarga Harapan adalah membantu

mengurangi kemiskinan dengan cara meningkatkan kualitas sumber daya manusia pada

kelompok masyarakat sangat miskin. Dalam jangka pendek, bantuan ini membantu

mengurangi beban pengeluaran RTSM, sedangkan untuk jangka panjang, dengan

mensyaratkan keluarga penerima untuk menyekolahkan anaknya, melakukan imunisasi

(37)

rantai kemiskinan antar generasi memperoleh pelayanan dari aparatur penyelenggara

pelayanan publik dengan membandingkan antara harapan dan Kebutuhannya.

2.4 Tinjauan Tentang Implementasi Program Kelurga Harapan

Program Keluarga Harapan (PKH) adalah sebuah kebijakan program yang dirumuskan oleh

Pemerintah untuk mengatasi masalah kemiskinan penduduk di Indonesia. Secara umum,

konsep kebijakan hampir selalu dikaitkan dengan keputusan tetap yang bersifat konsisten

dan merupakan pengulangan tingkah laku dari yang membuat dan dari mereka yang

mematuhi keputusan tersebut (Mukhtar Sarman, 2000).

Menurut Friedrich sebagaimana dalam Leo Agustino (2008:7), kebijakan adalah suatu

tindakan yang mengarah pada tujuan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok atau

pemerintah dalam lingkungan tertentu sehubungan dengan adanya hambatan-hambatan

tertentu seraya mencari peluang-peluang untuk mencapai tujuan atau mewujudkan sasaran

yang diinginkan, terutama dalam kaitan adanya peran fungsional Pemerintah di ranah

publik sebagai pelayan masyarakat.

Merujuk pada Nugroho (2004:100), untuk menyelesaikan permasalahan yang berkembang

di masyarakat diperlukan kebijakan sebagai realisasi dari fungsi dan tugas negara serta

dalam rangka mencapai tujuan pembangunan. Dengan kata lain, kebijakan (dalam konteks

peran Pemerintah sebagai pemangku otoritas publik) dibutuhkan untuk memecahkan

masalah yang ada di ranah publik. Dan untuk itu dibutuhkan bukan hanya perumusan

(38)

direncanakan. Oleh karena itu suatu kebijakan harus diimplementasikan agar mempunyai

dampak atas tujuan yang diinginkan (Tachjan, 2006:31).

Implementasi kebijakan merupakan suatu upaya untuk mencapai tujuan dengan sarana dan

dalam urutan waktu tertentu. Padahal implementasi kebijakan program itu baru dapat

dimulai apabila tujuan-tujuan kebijakan telah ditetapkan, program-program aksi telah

dibuat, dan dana untuk mendukung pelaksanaan program aksi telah dialokasikan untuk

pencapaian tujuan kebijakan tersebut (Samodra Wibawa,2004:23).

Dalam konteks model PKH, strategi dasarnya adalah bagaimana memberikan perlindungan

sosial bagi RTSM. Merujuk pada ADB (2003) konsep perlindungan sosial dimaksudkan

sebagai seperangkat kebijakan kesejahteraan sosial yang dirancang untuk mengurangi

kemiskinan dan kerentanan (vulnerability) melalui perluasan pasar kerja yang efisien,

pengurangan risiko-risiko kehidupan yang senantiasa mengancam manusia, serta penguatan

kapasitas masyarakat dalam melindungi dirinya dari berbagai bahaya dan gangguan yang

dapat menyebabkan terganggunya atau hilangnya pendapatan.

Namun, menurut Norton (2001) perlindungan sosial merupakan kebijakan yang ditujukan

kepada kelompok masyarakat yang mengalami keadaan yang rentan baik secara absolut

atau kerentanan yang paling miskin. Selain itu dapat ditujukan kepada kelompok

masyarakat yang tidak miskin untuk perlindungan dalam menghadapi guncangan dan

peristiwa siklus kehidupan. Karena itu kebijakan perlindungan sosial mestinya

dilaksanakan dengan prinsip-prinsip:

a. Responsif terhadap realitas kebutuhan dan kondisi kehidupan kelompok sasaran;

(39)

c. Berkelanjutan, baik secara finansial dan politik;

d. Adanya kelembagaan dalam struktur pemerintahan yang berkelanjutan maupun

kelembagaan di tingkat implementasi terutama di struktur masyarakat sipil;

e. Dibangun dengan prinsip memanfaatkan kemampuan individu, rumah tangga dan

komunitas serta menghindari penciptaan ketergantungan dan stigma dan,

f. Mampu menanggapi skenario yang berubah cepat dan munculnya tantangan baru.

Di Indonesia sejak tahun 2004 telah diterbitkan undang-undang terkait perlindungan sosial,

yaitu UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Dalam sistem

jaminan sosial ini diakui bahwa setiap orang berhak atas jaminan sosial untuk dapat

memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak dan meningkatkan martabatnya menuju

terwujudnya masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil dan makmur. Untuk memberikan

jaminan sosiai yang menyeluruh, Negara mengembangkan sistem jaminan sosial nasional

bagi seluruh rakyat Indonesia, yang terdiri jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja,

jaminan hari tua, jaminan pensiun dan jaminan kematian. Sedangkan undang undang

Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial lebih banyak mengatur perlunya

keberadaan Tenaga Kesejahteraan Sosial.

PKH adalah sebuah model perlindungan sosial berbasis keluarga. Secara konseptual PKH

termasuk dalam kategori bantuan sosial (social assistance), yakni program jaminan sosial

(social security) yang berbentuk tunjangan uang, barang, atau pelayanan kesejahteraan

yang umumnya diberikan kepada keluarga rentan yang tidak memiliki penghasilan yang

layak bagi kemanusiaan. Keluarga miskin, penganggur, anak-anak, penyandang cacat,

lanjut usia, orang dengan kecacatan fisik dan mental, kaum minoritas, yatim-piatu, kepala

keluarga tunggal, pengungsi, dan korban konflik sosial adalah beberapa contoh kelompok

(40)

Dalam pelaksanaan perlindungan sosial berbasis keluarga, sesuai kebijakan pemerintah,

termasuk bagian dari program penanggulan kemiskinan. Program ditujukan kepada

kelonpok program bantuan sosial terpadu berbasis keluarga. Program ini merupakan

kebijakan perlindungan sosial dalam rangka pemenuhan, hak dasar. Pengurangan beban

hidup, dan perbaikan kualitas hidup masyarakat miskin (Peraturan Presiden Nomor 15

Tahun 2010).

Melalui Inpres Nomor 3 Tahun 2010, Presiden mengintruksikan kepada segenap Menteri,

Pimpinan Lembaga Non Departemen dan Kepala Daerah untuk mengambil

langkah-langkah yang diperlukan sesuai tugas, fungsi dan kewenangan masing-masing, untuk

memfokuskan antara lain percepatan program penanggulangan kemiskinan berbasis

keluarga. PKH merupakan program perlindungan sosial melalui pemberian uang tunai

kepada RTSM, yang selanjutnya kepada mereka diwajibkan untuk melakukan pemanfaatan

fasilitas kesehatan dan pendidikan.

2.5 Tinjauan Tentang Pendekatan Manajemen Pemerintah

Manajemen pemerintahan adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan dan berfungsi

sebagai alat atau perangkat lunak (software) yang berada dalam mind atau pikiran manusia

dan dapat digunakan untuk memperlancar aktivitas pemerintah. Menurut Carl J Bellone

(2001:285) manajemen pemerintahan merupakan Values as object oriented activity, yang

dilakukan oleh perangkat pemerintahan. Tindakan (action) pemerintah senantiasa harus

berorientasi kepada nilai-nilai obyektif yang menjadi falsafah bagi negara yang

(41)

dan nilai-nilai lainnya yang berlaku dalam kelompok-kelompok masyarakat tertentu yang

menjadi kekayaan budaya bagi bangsa Indonesia. Kedua jenis nilai ini pemerintah

berkewajiban dan bertanggung jawab untuk kelestariannya.

Manajemen pemerintahan ditinjau dari segi obyek materinya merupakan perangkat lunak

(software) yang meliputi beberapa komponen yang saling berkaitan antara satu dengan

yang lainnya. Keterkaitan secara utuh dari setiap komponen manajemen aparatur akan

melahirkan kecerdasan manusia yang mempelajarinya. "Manusia memiliki dua otak yaitu

otak rasional dan otak emosional, demikian juga kecerdasan yaitu kecerdasan rasional dan

kecerdasan emosional". Kedua jenis otak tersebut akan melahirkan manajemen

pemerintahan yang handal.

Selain obyek materi manajemen pemerintahan tersebut di atas, juga memiliki obyek forma

yang diistilahkan dengan perangkat keras (handware) yaitu suatu bangunan yang terdiri

dari bagian-bagian atau komponen-komponen yang saling berkaitan "untuk membentuk

suatu kekuatan yang tangguh dari bangunan tersebut". Pengertian bangunan disini antara

lain kondisi fisik manusia yang melaksanakan aktivitas manajemen pemerintahan.

Dalam pelaksanaan PKH dibutuhkan manajemen pemerintah yang efektif untuk mencapai

tujuan dari program keluarga harapan. Manajemen pemerintah yang efektif adalah

seperangkat proses yang diberlakukan dalam organisasi baik swasta maupun negeri untuk

menentukan keputusan secara efektif dan tepat sasaran. Hal ini berfungsi untuk mengurangi

penyalahgunaan kekuasaan, penyelewengan dana, dan lain-lain.

(42)

1. Perencanaan (Planning) yaitu pemilihan dan penentuan tujuan organisasi,

kebijaksanaan, program dan lain-lain.

2. Pengorganisasian (Organizing) yaitu penentuan sumber daya dan kegiatan yang

dibutuhkan, menyusun organisasi, penugasan wewenang dan tanggung jawab serta

koordinasi.

3. Pelaksanaan (Actuating) dilakukan organisasi setelah organisasi memiliki

perencanaan dan melakukan pengoranisasian dengan memiliki struktur organisasi

termaksud terjadinya personil sebagai pelaksana sesuai kebutuhan unit atau satuan

kerja yang dibentuk.

4. Penganggaran (Budgeting) merupakan satu fungsi manajemen yang sangat penting

peranannya karena fungsi ini berkaitan dengan penerimaan, pengeluaran,

penyimpanan, penggunaan dan pertanggung jawaban, namun lebih luas lagi

berhubungan dengan kegiatan tatalaksana keuangan.

5. Pengawasan (Control) yaitu penetapan standar, pengukuran pelaksanaan, dan

pengambilan tindakan kolektif.

Namun dalam Pembahasan ini penulis membatasi hanya pada Perencanaan (planning),

pengorganisasian (organizing), dan pelaksanaan (actuating) karena teori ini sesuai dengan

permasalahan yang ada dan sesuai dengan judul dalam penelitian ini. Penganggaran

(budgeting) tidak digunakan karena kesulitan untuk mencari data valid keuangan yang ada

dalam penganggaran program keluarga harapan (PKH), sementara pengawasan peneliti

berpendapat lebih cenderung pada evaluasi sedangkan yang diteliti adalah implementasi.

Konsep implementasi dan evaluasi merupakan konsep yang saling berkaitan namun berdiri

(43)

2.5.1 Konsep Perencanaan (Planning)

Perencanaan adalah suatu pemeliharaan yang berhubungan dengan waktu yang akan

datang dalam menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang diusulkan

demi mencapai hasil yang dikehendaki. Menurut T. Hani Handoko (2003:69),

kegiatan perencanaan pada dasarnya akan melalui empat tahap sebagai berikut :

1. Menetapkan tujuan

2. Merumuskan keadaan saat ini

3. Mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan

4. Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian

tujuan.

Menurut Si Wilujeng (2007:58) Perencanaan memiliki sifat-sifat sebagai berikut :

a. Kontribusi terhadap tujuan (contribution of obyective). Bahwa setiap

perencanaan dilakukan untuk mewujudkan tujuan yang akan dicapai.

b. Kedudukan yang istimewa dari satu perencanaan (primacy of planning).

Bahwa setiap perencanaan selalu harus ditempatkan pada kedudukan

pertama dari suatu proses manajemen. Perencanaan dapat memberi arah

bagi pelaksanaan proses manajemen berikutnya.

Pembuatan perencanaan ini tentunya memiliki maksud dan tujuan. Salah satu

maksudnya adalah untuk melihat program-program yang digunakan untuk dapat

meningkatkan kemungkinan tercapainya tujuan-tujuan utama di waktu datang.

(44)

1. membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan

perubahan-perubahan lingkungan

2. memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih

jelas

3. membantu penempatan tanggung jawab lebih cepat

4. memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi

5. memudahkan dalam dalam melakukan kordinasi di seluruh aspek bagian

6. membuat tujuan lebih spesifik

7. efisiensi waktu, usaha dan dana

2.5.2 Konsep Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian adalah kegiatan membagi-bagi tugas pada orang yang terlibat

dalam kerjasama. Prinsip terbaginya tugas secara proporsional Gibson (1996:483)

pengorganisasian adalah semua kegiatan manejerial yang dilakukan utuk

mewujudkan kegiatan yang direncanakan menjadi struktur tugas, wewenang dan

menentukan tugas yang akan dilaksanakan. Pengorganisasian yang efektif yakni

dapat membagi habis tugas secara merata dan menentukan tugas-tugas ke dalam

sub-sub komponen organisasi. Menurut Saiful Sagala (2000:49), ada empat syarat

yang harus dipertimbangkan dalam pengorganisasian :

1. Legtimasi

2. Efisiensi

3. Keefektifan

4. Keunggulan

Menurut H. Hadari pelaksanaan pengorganisasian agar berfungsi untuk

(45)

diaktualisasi asas-asas pengorganisasian secara intensif. Beberapa asas tersebut

adalah sebagai berikut :

1. Asas Kesatuan dan kejelasan Tujuan, Tujuan adalah arah yang harus

dijadikan pedoman dalam melaksanakan pekerjaan.

2. Asas Pembagian Kerja Sebagai Jaringan Kerja (Net Work). Setiap organisasi

kerja non profit yang dibentuk untuk melaksanakan sejumlah volume kerja

di bidangnya yang memerlukan pembidangan dan pembagian tugas.

3. Asas Kesatuan Perintah, di lingkungan organisasi non profit, perintah yang

diikuti dengan pelaksanaan pekerjaan sebagian diantaranya bersumber dari

keputusan dan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh pimpinan.

4. Asas koordinasi, pengorganisasian yang diawali dengan pengaturan struktur

organisasi sebagai kegiatan pembidangan dan pembagian pekerjaan, agar

seluruh volume kerja terbagi habis dalam unit-unit/satuan-satuan kerja yang

dibentuk.

5. Asas Kelenturan (Flexibility), dalam uraian tentang asas pembagian kerja

sebagai jaringan kerja telah dikemukakan bahwa sebuah organisasi non

profit mungkin saja menghadapi kondisi harus menambah atau mengurangi

unit/satuan kerja dalam struktur.

6. Asas Fungsionalitas, dari uraian-uraian terdahulu dapat disimpulkam bahwa

setiap organisasi mengemban satu atau lebih fungsi pelayanan umum dan

pembangunan. Fungsi ini melahirkan dan mewujudkan melalui kebijakan

umum yang disebut “Pembinaan generasi muda” yang dapat dilakukan pada

(46)

Menurut H. Nahrawi Hadari (2000:66-69) Proses pengorganisasian dapat

ditunjukkan dengan tiga langkah prosedur berikut ini :

a. Perincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan

organisasi.

b. Pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang secara

logika dapat dilaksanakan oleh satu orang. Pembagunan kerja sebaiknya

tidak terlalu berat sehingga tidak dapat diselasaikan, atau terlalu ringan

sehimgga ada waktu menganggur, tidak efisien dan terjadi biaya yang tidak

perlu.

c. Pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme, untuk mengkoordinasikan

pekerjaan para anggota organisasi menjadi kesatuan yang terpadu dan

harmonis. Mekanisme pengkoordinasian ini akan membuat para anggota

organisasi menjadi perhatiannya pada tujuan organisasi dan mengurangi

ketidak efisienan dan konflik-konflik yang merusak.

2.5.3 Konsep Pelaksanaan (Actuating)

Menurut Gerry R. Terry (1996), actuating merupakan usaha menggerakan anggota

kelompok sehingga berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran tujuan.

(47)

melalui pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan

kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya.

Adapun peran actuating menurut Nawawi (2000:95) antara lain:

a. melakukan pengarahan (commanding), bimbingan (directing), dan

komunikasi (communication). Dijelaskan bahwa pengarahan dan bimbingan

adalah kegiatan menciptakan, memelihara, mempertahankan dan

memajukan organisasi me

Gambar

Gambar 1. Sistem Koordinasi Antar Stakeholder Dalam Pelaksanaan PKH
Tabel 1. Kewajiban peserta PKH di bidang kesehatan
Gambar 2. Kerangka Fikir
Tabel 2, Daftar Kecamatan Program Keluarga Harapan di Kota Bandar
+4

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, apabila ada suami istri yang melakukan perceraian (suami mentalak istrinya atau istri menggugat cerai suaminya) harus mengajukan ke pengadilan,

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 100 responden untuk variabel internal yang meliputi pengguna jasa ekspedisi J&T Express dan 21

2004 yaitu ≤0,015 mg/l. Grafik sebaran Amonia di lokasi penelitian.. Merujuk pada baku mutu air laut untuk biota laut yang tertuang dalam Kepmen LH No. 51 tahun 2004, maka nilai

Sebelum revolusi di negeri Belanda kota Antwerp memegang peranan penting sebagai distributor di Eropa Utara, akan tetapi setelah tahun 1591 Portugis melakukan kerjasama

Oleh karena itu dilakukanlah suatu penelitian dengan tujuan untuk memperbaiki sistem informasi akademik pada Bimbingan Belajar Rumah Terang, karena Proses pendaftaran

bisa menjadi ilmu terapan (applied science) yang menyajikan cara-cara untuk mempergunakan pengetahuan ilmiahnya guna memecahkan masalah praktis atau masalah sosial

Dari 12 progeni yang mempunyai jumlah cabang banyak, 11 progeni menunjukkan jumlah cabang lebih besar dari pada rata-rata kedua tetuanya dengan nilai heterobeltiosis antara

Penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh risiko sistematis dan faktor fundamental yang terdiri dari earning per share dan price earning rasio terhadap