SKRIPSI
PENGARUH NET PROFIT MARGIN (NPM), RETURN ON EQUITY (ROE), PRICE BOOK VALUE (PBV), DAN EARNINGS PER SHARE (EPS)
TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA (BEI) (2009-2011)
OLEH
YOSICO VITA NINGSIH 090503216
PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
ABSTRAK
Banyak pertimbangan yang harus dilakukan oleh para investor dan pemain
saham di pasar modal dalam menentukan kelayakan saham yang akan dipilih untuk
dibeli. Sehingga perlu dilakukan analisis terhadap harga saham. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis pengaruh net profit margin (NPM), return on equity
(ROE), price book value (PBV) dan earnings per share (EPS) terhadap harga saham
pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI selama 2009-2011. Jumlah populasi
penelitian ini adalah 34 perusahaan dan jumlah sampel sebanyak 23 perusahan.
Pengolahan dara yang dilakukan antara lain : uji normalitas, uji
multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi, uji regresi linear berganda
dan uji hipotesis. Hasil dari penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa net profit
margin (NPM), return on equity (ROE), price book value (PBV) dan earnings per
share (EPS) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan
perbankan yang terdaftar di BEI. Dan secara simultan berpengaruh positif dan
ABSTRACK
There are many of considerations that must be done by investors and
shareholders in stock market to determine the appropriability of stock to be
purchased. So we need to analyze the stock price. The purpose of this research is to
analyze the effect of net profit margin (NPM), return on equity (ROE), price book
value (PBV) and earnings per share (EPS) to banking company’s stock price listed in
Indonesian Stock Exchange on period 2009-2011. The number of population for this
research is 34 companies and the number of sample is 23 companies.
Data processing that performed are : normality test, multicollinerarity test,
heteroskedasticity test, autocorrelation test, multiple linear regression test and
hypothesis test. The result of this research shows that net profit margin (NPM),
return on equity (ROE), price book value (PBV) and earnings per share (EPS)
partially has a significant influence to banking company’s stock price listed in
Indonesian Stock Exchange. And simultaneously have positive and significant
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia
–Nya dan kedua Orang Tua Tercinta Ayahanda Sunaryo dan Ibunda Sudarseh yang
telah senang tiasa memberikan kasih sayang, doa dan dukungan yang tiada henti
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Net
Profit Margin (NPM), Return On Equity (ROE), Price Book Value (PBV) dan
Earnings Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham Pada Peusahaan Perbankan yang
Teraftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) (2009-2011)”. Skripsi ini disusun guna
memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari
berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih pada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan
bimbingan, yaitu kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak. selaku Ketua Departemen
Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak. selaku Sekretaris
Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak. selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi
dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak. selaku Sekretaris Program Studi S1
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dra. Nurzaimah, MM, Ak. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktu dalam memberikan bimbingan dari awal hingga selesainya skripsi ini dan
BapakDrs. Firman Syarif, M.Si, Ak. selaku dosen pembaca yang telah
5. Teristiewa untuk adik tercinta Yosico Indagiarmi dan Kakanda Mirza Zamzami
yang tiada henti memberikan dukungan dan doa.
6. Kepada teman-teman Citra, Doli, Dina dan Hafis yang telah memberikan
dukungan dalam penyelesaian skripsi ini, terkhusus untuk teman-teman
Organisasi yang selalu memberikan motivasi selama perkuliahan. Dan untuk
teman-teman seangkatan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna kerena keterbatasan
penulis dalam hal pengetahuan dan pengulasan skripsi. Penulis mengharapkan saran
yang membangun seehingga skripsi ini dapat dijadikan acuan dalam penulisan
karya-karya ilmiah selanjutnya. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat
bagi para pembaca.
Medan, September 2013
Penulis
NIM.090503216 Yosico Vita Ningsih
DAFTAR ISI
Abstrak ... i
Abstrack ... ii
Kata Pengantar ... iii
Daftar Isi ... v
Daftar Tabel ... viii
Daftar Gambar ... ix
Daftar Lampiran ... x
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6
1.3.1 Tujuan Penelitian ... 6
1.3.2 Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pasar Modal ... 8
2.1.1.Pengertian Pasar Modal ... 8
2.1.2.Fungsi Pasar Modal ... 10
2.1.3.Instrumen Pasar Modal ... 13
2.1.4.Lembaga Penyelenggara Pasar Modal ... 15
2.2. Struktur Pasar Modal ... 17
2.2.1.Pengertian Struktur Modal ... 17
2.2.2.Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal ... 19
2.3. Saham ... 21
2.3.1.Pengertian Saham ... 21
2.4. Laporan Keuangan ... 27
2.4.1.Pengertian Laporan Keuangan ... 27
2.4.2.Pemakai Laporan Keuangan ... 27
2.4.3.Jenis Laporan Keuangan ... 31
2.4.4.Tujuan Laporan Keuangan ... 32
2.5. Analisis Rasio Keuangan ... 34
2.5.1.Pengertian Rasio Keuangan ... 34
2.5.2.Kelemahan Analisis Rasio ... 35
2.5.3.Jenis-jenis Rasio Keuangan ... 36
2.5.4.Pengukuran Dalam Analisis Rasio ... 37
a. Net Profit Margin (NPM) ... 38
b. Return On Equity (ROE) ... 39
c. Price Book Value (PBV) ... 39
d. Earnings Per Share (EPS) ... 40
2.6. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 41
2.7. Kerangka Konseptual ... 42
2.8. Hipotesis Penelitian ... 43
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian ... 44
3.2. Jadwal Penelitian Data ... 44
3.3. Jenis dan Sumber Data ... 44
3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 45
3.5. Defenisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel ... 45
3.6. Populasi dan Sampel Penelitian ... 47
3.7. Metode Analisis Data ... 49
3.8. Pengujian Hipotesis ... 53
4.2. Hasil Penelitian ... 55
4.2.1.Analisis Statistik Deskriptif ... 55
4.2.2.Asumsi Klasik ... 57
4.2.3.Uji Normalitas Data ... 57
4.2.4.Uji Multikolinearitas ... 59
4.2.5.Uji Heteroskedastisitas ... 61
4.2.6.Uji Autokorelasi ... 62
4.3.Pengujian Analisis Regresi ... 63
4.4.Pengujian Hipotesis ... 65
4.4.1.Uji Koefisien Determinan ... 65
4.4.2.Uji Signifikan Simultan (f) ... 66
4.4.3.Uji Signifikan Parsial (t) ... 67
4.5.Pembahasan Hasil Penelitian ... 70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.Kesimpulan ... 72
5.2.Saran ... 73
Daftar Pustaka ... 75
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 41
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ... 44
Tabel 3.2 Definisi Operasional dan Ukuran Variabel ... 46
Tabel 3.3 Daftar Perusahaan Perbankan yang Menjadi Populasi Sampel ... 48
Tabel 4.1 Analisis Deskriptif ... 56
Tabel 4.2 Uji Kolmogorov Smirnov ... 59
Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas ... 60
Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi ... 62
Tabel 4.5 Koefisien Regresi ... 63
Tabel 4.6 Uji Koefisien Determinan ... 65
Tabel 4.7 Uji Signifikan Simultan ... 67
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 42
Gambar 4.1 Grafik Histogram ... 58
Gambar 4.2 Grafik Normal P-P Plot ... 58
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
1 Daftar Perusahaan Perbankan yang Menjadi Sampel ... 78
2 Data Variabel Penelitian ... 79
3 Statistik Deskriptif ... 83
4 Hasil Uji Normalitas ... 83
5 Hasil Uji Multikolinearitas ... 84
6 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 85
7 Hasil Uji Autokorelasi ... 85
ABSTRAK
Banyak pertimbangan yang harus dilakukan oleh para investor dan pemain
saham di pasar modal dalam menentukan kelayakan saham yang akan dipilih untuk
dibeli. Sehingga perlu dilakukan analisis terhadap harga saham. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis pengaruh net profit margin (NPM), return on equity
(ROE), price book value (PBV) dan earnings per share (EPS) terhadap harga saham
pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI selama 2009-2011. Jumlah populasi
penelitian ini adalah 34 perusahaan dan jumlah sampel sebanyak 23 perusahan.
Pengolahan dara yang dilakukan antara lain : uji normalitas, uji
multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi, uji regresi linear berganda
dan uji hipotesis. Hasil dari penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa net profit
margin (NPM), return on equity (ROE), price book value (PBV) dan earnings per
share (EPS) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan
perbankan yang terdaftar di BEI. Dan secara simultan berpengaruh positif dan
ABSTRACK
There are many of considerations that must be done by investors and
shareholders in stock market to determine the appropriability of stock to be
purchased. So we need to analyze the stock price. The purpose of this research is to
analyze the effect of net profit margin (NPM), return on equity (ROE), price book
value (PBV) and earnings per share (EPS) to banking company’s stock price listed in
Indonesian Stock Exchange on period 2009-2011. The number of population for this
research is 34 companies and the number of sample is 23 companies.
Data processing that performed are : normality test, multicollinerarity test,
heteroskedasticity test, autocorrelation test, multiple linear regression test and
hypothesis test. The result of this research shows that net profit margin (NPM),
return on equity (ROE), price book value (PBV) and earnings per share (EPS)
partially has a significant influence to banking company’s stock price listed in
Indonesian Stock Exchange. And simultaneously have positive and significant
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Banyak pertimbangan yang harus dilakukan oleh para investor dan pemain
saham di pasar modal menentukan kelayakan saham yang akan dipilih untuk dibeli.
Pasar modal mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan nasional sebagai
salah satu sumber pembiayaan bagi dunia usaha dan wahana investasi bagi
masyarakat (M.Paulus : 2008). Pasar modal penting guna mencapai tujuan
pembangunan nasional yaitu terciptanya pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan suatu
tingkat kemakmuran yang tinggi bagi masyarakat menuju adil dan makmur
berdasarkan pancasila dan Undang – Undang Dasar 1945.
Mengumpulkan sebanyak-banyaknya informasi yang akurat mengenai harga
saham yang akan dipilih merupakan hal yang penting, sehingga dapat menghasilkan
keputusan yang tepat dalam membeli saham. Agar dapat memilih saham yang tepat,
harus diketahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan dari harga
saham. Apabila faktor tersebut diketahui, maka perusahaan dapat menekan kepada
kebijaksanaan keuangan tentunya dalam upaya meningkatkan harga saham
perusahaan (Abid Djazuli, 2006).
Dan yang menjadi salah satu faktor yang harus dipertimbangkan dalam
dari proses akuntansi yang disusun dengan tujuan untuk memberikan informasi
keuangan suatu entitas ekonomi. Laporan keuangan tidak hanya ditujukan bagi
internal perusahaan tetapi juga bagi eksternal perusahaan, yang digunakan untuk
mengambil keputusan ekonomi, termasuk keputusan investasi.
Agar dapat dijadikan sebagai salah satu alat pengambilan keputusan yang
andal dan bermanfaat, sebuah keuangan haruslah memiliki kandungan informasi yang
bernilai tinggi bagi penggunanya (Wintoro, 2002). Informasi yang ada harus
memadai bagi para investor untuk melakukan penilaian (valuation) saham yang
mencerminkan hubungan antara resiko dan hasil pengembalian yang sesuai dengan
prefensi masing-masing.
Berdasarkan Keputusan Ketua Badan Pengurus Pasar Modal (Bapepam) No.
Kep. 38/PM/1996 tentang laporan tahunan, telah mewajibkan para emiten dari
berbagai industri untuk menyampaikan laporan tahunan agar terdapat transparansi
dalam pengungkapan berbagai informasi yang berhubungan dengan kinerja emiten
yang bersangkutan, sehingga para calon investor dapat menilai dan menganalisis
informasi atas laporan keuangan perusahaan pada masa lalu, masa sekarang dan
meramalkan posisi dan kinerja keuangan di masa yang akan datang.
Untuk itu perlu dilakukan analisis laporan keuangan yang bertujuan untuk
masalah di masa datang dan menentukan kekuatan yang dapat dipergunakan
(Muslich, 1997).
Harga saham pada pasar modal memiliki peranan yang penting, karena harga
dapat berubah-ubah tiap waktu. Harga saham pada pasar modal bukan didasarkan
pada penawaran saja, melainkan ada beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan
harga saham, sehingga berubah secara fluktuatif dan membuat investor harus lebih
teliti dalam pengambilan keputusan berinvestasi.
Semakin baik kinerja suatu perusahaan maka semakin kecil kemungkinan
resiko investasi yang akan ditanggung dan semakin besar kemungkinan return yang
akan diperoleh, ini akan mengakibatkan banyak investor yang akan berinvestasi pada
saham perusahaan tersebut. Pemegang saham tertarik pada nilai kas tunai yang akan
ia terima dimana nilai tersebut berhubungan dengan profitabilitas perusahaan saat ini
dan masa akan datang.
Analisis investasi saham merupakan hal yang mendasar untuk diketahui para
pemodal, mengingat tanpa analisis yang baik dan rasional para pemodal akan
mengalami kerugian. Keputusan membeli saham terjadi bila nilai perkiraan suatu
saham diatas harga pasar. Sebaliknya, keputusan menjual saham terjadi bila nilai
Beberapa penelitian mengenai pentingnya menilai performa kinerja keuangan
dalam melakukan investasi di pasar modal telah dilakukan para peneliti baik di bursa
efek dalam negeri maupun di luar negeri.
Antok (2012) melakukan penelitian tentang pengeruh ROA, ROE, NPM, EPS
dan DTAR terhadap harga saham perusahaan pertambangan tahun 2005-2009. Hasil
penelitian menunjukkan EPS memiliki pengaruh yang signifikan pada harga saham,
sedangkan ROA, ROE, NPM dan DTAR tidak memiliki pengaruh pada harga saham.
Volanda (2012) meneliti pengaruh tentang pengaruh informasi akuntansi
terhadap perubahan harga saham perusahaan pertambangan go public di Bursa Efek
Indonesia. Variabel yang digunakan adalah EPS, DER dan PBV. Hasil penelitian
setelah dilakukan pengujian diketahui informasi keuangan yaitu EPS berpengaruh
positif dan signifikan, DER berpengaruh negatif dan tidak berpengaruh signifikan,
PBV berpengaruh positif dan tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga
saham perusahaan pertambangan go public di BEI. Sedangkan setelah dilakukan uji
ANOVA atau simultan variabel EPS, DER dan PBV berpengaruh signifikan terhadap
perbahan harga saham perusahaan pertambangan go public di BEI.
Para investor menilai suatu perusahaan dilihat dari tiga sudut pandang yaitu
seberapa jauh perusahaan dapat menghasilkan profit, berapa perusahaan membagikan
beberapa rasio keuangan didalam analisis fundamental yaitu, rasio profitabilitas, rasio
solvabilitas, rasio likuiditas, rasio pasar dan rasio aktivitas. Dan rasio yang digunakan
dalam penelitian ini adalah rasio profitabilitas dan rasio pasar.
Rasio profitabilitas yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk memperoleh keuntungan dari penggunaan modalnya. Rasio profitabilitas
perusahaan yang tercermin di laporan keuangan menggambarkan kinerja fundamental
perusahaan ditinjau dari tingkat efisiensi dan efektivitas operasi perusahaan dalam
memperoleh laba. Oleh karena itu, konsep profitabilitas dalam teori keuangan sering
digunakan sebagai indikator kinerja keuangan fundamental perusahaan mewakili
kinerja manajemen. Variabel yang digunakan adalah Net Profit Margin (NPM) dan
Return On Equity (ROE). Rasio nilai pasar atau market value ratio yaitu rasio yang
memperlihatkan bagaimana perusahaan dinilai oleh investor di pasar modal, variabel
yang digunakan adalah Price Book Value (PBV) dan Earnings Per Share (EPS).
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dilihat pentingnya informasi rasio
profitabilitas dan rasio nilai pasar terhadat perkembangan harga saham. Oleh karena
itu peneliti tertarik untuk meneliti dengan judul “ Pengaruh Net Profit Margin (NPM), Return On Equity (ROE), Price Book Value (PBV) dan Earnings Per
Share (EPS) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan yang
1.2 Rumusan Masalah
Perkembangan harga saham di BEI merupakan suatu indikator penting untuk
mempelajari kinerja keuangan. Informasi akuntansi dalam bentuk laporan keuangan
yang lazim digunakan oleh para investor dalam melakukan investasi di pasar modal
dengan menganalisis rasio keuangan seperti rasio NPM, ROE, PBV dan EPS.
Berdasarkan identifikasi di atas, maka perumusan masalah yang diajukan
dalam penulisan skripsi ini adalah ;
1. Apakah Net Profit Margin (NPM), Return On Equity (ROE), Price Book Value
(PBV) dan Earnings Per Share (EPS) berpengaruh secara parsial terhadap harga
saham pada perusahaan perbankan ?
2. Apakah Net Profit Margin (NPM), Return On Equity (ROE), Price Book Value (PBV) dan Earnings Per Share (EPS) berpengaruh secara simultan terhadap
harga saham pada perusahaan perbankan ?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1Tujuan dari penelitian ini adalah
Penelitian dilakukan untuk
a. Mengetahui apakah rasio Net Profit Margin (NPM), Return On Equity
(ROE), Price Book Value (PBV) dan Earnings Per Share (EPS) secara
parsial mempengaruhi perkembangan terhadap harga saham dengan
b. Mengetahui apakah rasio Net Profit Margin (NPM), Return On Equity
(ROE), Price Book Value (PBV) dan Earning Per Share (EPS) secara
simultan mempengaruhi perkembangan terhadap harga saham dengan
sampel pengujian pada perusahaan perbankan yang terdaftar d BEI.
1.3.2Manfaat Penelitian
a. Berguna untuk mempertajam pengetahuan, mengenai pengaruh Net
Profit Margin (NPM), Return On Equity (ROE), Price Book Value
(PBV) dan Earnings Per Share (EPS) terhadap perkembangan harga
saham,
b. Untuk memperkaya pengetahuan, dan sebagai bahan untuk melakukan
penelitian lebih lanjut yang berhubungan dengan penelitian ini.
c. Sebagai bahan masukan untuk memutuskan tindakan yang harus di
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pasar Modal
2.1.1.Pengertian Pasar Modal
Pasar uang dan pasar modal keduanya merupakan bagian dari pasar keuangan
(financial market) yang merupakan sarana pengarahan dana atau tempat
mempertemukan pihak yang kelebihan dana dan pihak yang mengalami kekurangan
dana dan terbentuknya untuk memudahkan pertukaran uang antara penabung dan
peminjam. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa secara ekonomi, tujuan pasar
keuangan adalah untuk mengalokasikan tabungan (saving) secara efisien dari pemilik
dana kepada pengguna dana akhir. Pemilik dana adalah mereka, baik individu
maupun lembaga atau badan usaha, yang menyisihkan kelebihan dana yang
dimilikinya untuk diinvestasikan agar lebih produktif (M Paulus,2008:1).
Menurut Ensiklopedia Ekonomi Keuangan dan Perdagangan (Abdurrahman,
A, 1911:169) terminologi mengenai pasar modal sebagai terjemahan dari capital
market berarti suatu tempat atau sistem bagaimana cara dipenuhinya
kebutuhan-kebutuhan dan untuk capital suatu perusahaan, merupakan pasar tempat orang
membeli dan menjual surat efek yang baru dikeluarkan.
Dan menurut Marzuki Usman dkk (1997:11) menyatakan bahwa secara
keuangan (sekuritas) jangka panjang, baik dalam bentuk modal sendiri (stocks)
maupun hutang (bonds), baik yang diterbitkan oleh pemerintah (public authorities)
maupun oleh perusahaan swasta (private sectors). Dengan demikian, pasar modal
merupakan konsep yang lebih sempit dari pasar keuangan (financial market).
Dan Undang Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, pada Pasal 1
angka 13 memberikan rumusan pengertian pasar modal sebagai kegiatan yang
bersangkutan dengan Penawaran Umum dan Perdagangan Efek, Perusahaan Publik
yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang
berkaitan dengan Efek. Sesuai dengan rumusan tersebut, Undang-Undang Pasar
Modal tidak memberikan suatu definisi tentang pasar modal secara menyeluruh
melainkan lebih menitikberatkan kepada kegiatan dan para pelaku dari suatu pasar
modal.
Pasar modal ditemui pada banyak negara yang menjalankan dua fungsi
sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Dalam menjalankan fungsi
ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari pihak
yang memiliki kelebihan dana (lenders) kepada pihak yang membutuhkan dana
(borrower).
Sebagaimana telah diuraikan tentang pengertian pasar di atas, maka pasar
penjual dan pembeli. Dalam hal ini pasar merupakan sarana yang mempertemukan
kegiatan pembeli dan penjual untuk suatu komoditas atau jasa.
Pengertian modal itu sendiri sebenarnya dapat dibedakan dalam dua macam,
yaitu pertama barang modal seperti tanah, bangunan, gedung dan mesin, kemuadian
yang kedua adalah modal uang (dana) berupa financial assets.
Modal atau dana yang diperdagangkan di pasar modal diwujudkan dalam
surat berharga atau dalam terminologi pasar keuangan disebut efek yang berupa
saham, obligasi atau sertifikat atas saham atau dalam bentuk surat berharga lainnya
atau surat berharga yang merupakan derivatif dari bentuk surat berharga saham atau
sertifikat yang diperjualbelikan di pasar modal (M Paulus,2008:5).
2.1.2.Fungsi Pasar Modal
Dalam era globalisasi dewasa ini hampir setiap negara menaruh perhatian
yang besar terhadap ekstitensi pasar modal, terutama mengingat peranannya yang
strategis bagi penguatan ketahanan ekonomi suatu negara. Dengan demikian, pasar
modal dapat memainkan peranan penting bagi perkembangan ekonomi suatu negara,
karena sebagaimana dikemukakan oleh Munir Fuady (1996:11) suatu pasar modal
memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut :
a. Sarana untuk menghimpun dana masyarakat untuk disalurkan ke dalam
b. Sumber pembiayaan yang mudah, murah dan cepat bagi dunia usaha
dan pembangunan nasional.
c. Mendorong terciptanya kesempatan berusaha dan sekaligus
menciptakan kesempatan kerja.
d. Mempertinggi efisiensi alokasi sumber produksi.
e. Memperkokoh beroperasinya mekanisme financial market dalam
menata sistem moneter, karena pasar modal dapat menjadi sarana “open
market operation” sewaktu-waktu diperlukan oleh Bank Sentral.
f. Menekan tingginya tingkat bunga menuju suatu “rate” yang
reasonable.
g. Sebagai alternatif investasi bagi para pemodal.
Dalam hal ini Marzuki Usman dkk (1997:14-18) menguraikan bahwa pada
dasarnya terdapat empat peranan strategis dari pasar modal bagi perekonomian suatu
negara, secara garis besar yaitu :
a. Sumber penghimpun dana
Pasar modal berfungsi sebagai alternatif sumber penghimpunan dana
selain sistem perbankan yang selama ini dikenal merupakan media
penghimpunan dana secara konvensional. Namun, pemerintah
menyediakan alternatif pembiayaan lain yang setiap saat dimanfaatkan
cara yang ditempuh di banyak negara. Pasar modal memungkinkan
suatu perusahaan menerbitkan surat berharga (sekuritas), baik surat
tanda hutang (obligasi atau bonds) maupun surta tanda kepemilikan
(saham).
b. Alternatif investasi para pemodal
Investasi di pasar modal lebih fleksibel, karena setiap pemodal dapat
melakukan pemindahan dana dari satu perusahaan ke perusahaan lain
atau dari satu industri ke industri lain sesuai dengan perkiraan
keuntungan yang diharapkan seperti deviden atau capital gain dan
preferensi mereka atau resiko dari saham-saham bersangkutan.
c. Biaya penghimpun dana relatif rendah
Dalam melakukan penghimpunan dana melalui pasar modal perusahaan
membutuhkan biaya yang relatif kecil jika diperoleh melalui penjualan
saham daripada meminjam ke bank.
d. Pasar modal mendorong perkembangan investasi
Setiap perusahaan baik yang berskala besar dan strategis maupun
perusahaan berskala kecil yang secara teoritis sulit mencapai skala
produksi yang efisien, tentu berkeinginan untuk meningkatkan
kapasitas usahanya atau melakukan perluasan usaha. Hal ini
kredit bank dengan tingkat suku bunga yang tinggi akan menyulitkan
perusahaan dalam pengembalian pinjaman tersebut. Oleh karena itu,
jika kondisi perusahaan dalam keadaan sehat akan dapat diproses untuk
listing di bursa efek.
Kinerja perusahaan yang baik dan rendahnya transaction cost di bursa serta
adanya jaminan transparansi, maka akan semakin banyak investor yang berminat
untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut.
2.1.3.Instrumen Pasar Modal
Menurut Mohammad Samsul, bentuk instrument di pasar modal disebut efek,
yaitu surat berharga yang berupa :
a. Saham, yaitu tanda bukti memiliki perusahaan di mana pemiliknya
disebut juga sebagai pemegam saham.
b. Obligasi atau bonds, adalah tanda bukti perusahaan memiliki hutang
jangka panjang kepada masyarakat yaitu di atas 3 tahun. Pihak yang
membeli obligasi disebut pemegang obligasi (bondholder) dan
pemegang obligasi akan menerima kupon sebagai pendapatan dari
obligasi yang dibayarkan setiap 3 bulan atau 6 bulan sekali. Pada saat
pelunasan obligasi oleh perusahaan, pemegang obligasi akan menerima
c. Bukti Right adalah hak untuk membeli saham pada harga tertentu
dalam jangka waktu tertentu. Hak membeli itu dimiliki oleh pemegang
saham lama. Harga tertentu di sini berarti harganya sudah ditetapkan di
muka dan biasa disebut harga pelaksanaan atau harga tebusan (strike
price atau exercise price). Pada umumnya, strike price dari bukti right
berada di bawah harga pasar saat diterbitkan. Sementara jangka waktu
tertentu berarti waktunya kurang dari 6 bulan sejak diterbitkan sudah
harus dilaksanakan. Apabila pemegang saham lama yang menerima
bukti right tidak mampu atau tidak berniat menukarkan bukti right
dengan saham, maka bukti right tersebut dapat dijual di Bursa Efek
melalui broker efek. Apabila pemegang bukti right lalai
menukarkannya dengan saham dan waktu penukaran sudah kadaluarsa,
maka bukti right tersebut tidak berharga lagi, atau pemegang bukti
right akan menderita rugi.
d. Waran adalah hak untuk memebeli saham pada harga tertentu dalam
jangka waktu tertentu. Waran tidak saja dapat diberikan kepada
pemegang saham lama, tetapi juga sering diberikan kepada pemegang
obligasi sebagai pemanis (sweetener) pada saat perusahaan
menerbitkan obligasi. Harga tertentu berarti harganya sudah ditetapkan
di muka sebesar di atas harga pasar saat diterbitkan. Jangka waktu
10 tahun. Pemegang waran tidakakan menderita kerugian apapun
seandainya waran itu tidak dilaksanakan. Pada saat harga pasar
melebihi strike price waran, maka waran sudah saatnya untuk ditukar
dengan saham. Namun pemegang waran masih dapat menunggu sampai
harga saham mencapai tingkat tertinggi sepanjang waktu berlakunya
belum kadaluarsa. Apabila pemegang waran tidak ingin menebusnya,
maka waran itu dapat dijual di Bursa Efek melalui broker efek. Apabila
waktu untuk mendapatkannya sudah kadaluarsa dan pemegang waran
lalai menebusnya, maka waran tersebut akan menjadi kertas tidak
bernilai lagi.
e. Produk turunan atau biasa disebut derivative, contoh produk derivative
di pasar modal adalah indeks harga saham dan indeks kurs obligasi.
Indeks saham dan indeks obligasi adalah angka indeks yang
diperdagangkan untuk tujuan spekulasi dan lindung nilai (hedging).
Perdagangan yang dilakukan tidak memerlukan penyerahan barang
secara fisik, melainkan hanya perhitungan untung rugi dari selisih
antara harga beli dan harga jual. Berbeda dengan saham, obligasi, bukti
right dan waran, indeks saham dan indeks obligasi diperdagangkan
secara berjangka. Mekanisme perdagangan produk derivative ini
dilakukan secara future dan option.
Berdasarkan Undang – Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang pasar modal
telah ditetapkan struktur pasar modal yang berada di bawah otoritas Menteri
Keuangan, yaitu disamping adanya Badan Pengawas Pasar Modal seperti telah
diuraikan di atas, terdapat tiga pilar utama penyelenggara sistem perdagangan efek di
pasar sekunder, yaitu Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP) dan
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP) yang diatur agar masing-masing
dapat menjalankan fungsinya, sehingga perdagangan dapat dilakukan secara teratur,
wajar dan efisien.
Tata penelitian dan atau perizinan serta operasionalisasi ketiga lembaga
tersebut ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 Tentang
Penyelenggaraan Kegiata di Bidang Pasar Modal.
a. Bursa Efek
Bursa efek adalah pilihan yang menyelenggarakan dan menyediakan
sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli
efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantara
mereka. Perdagangan efek secara teratur, wajar dan efisien adalah suatu
perdagangan yang diselenggarkan berdasarkan suatu aturan yang jelas
dan dilaksanakan secara konsisten. Ketentuan yang dikeluarkan oleh
bursa efek mempunyai kekuatan yang mengikat yang wajib ditaati oleh
anggota bursa efek, emiten yang efeknya tercatat di bursa efek tersebut,
Penyelesaian, kustodian atau pihak lain yang mempunyai hubungan
kerja secara kontraktual dengan bursa efek.
b. Lembaga Kliring dan Penjaminan
Lembaga Kliring dan Penjamin merupakan pihak yang
menyelenggarakan jasa kliring dan penjamin penyelesaian transaksi
bursa. Lembaga ini pada dasarnya merupakan kelanjutan dari kegiatan
bursa efek, namun mengingat kegiatan tersebut juga menyangkut dana
masyarakat, LKP harus memenuhi persyaratan teknis tertentu agar
penyelesaian transaksi dapat dilaksanakan secara teratur, wajar dan
efisien. Kegiatan kliring merupakan suatu proses yang digunakan untuk
menetapkan hak dan kewajiban para anggota bursa efek atas transaksi
yang mereka lakukan, sehingga mereka mengetahui hak dan
kewajibannya masing-masing.
c. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian adalah pihak yang
menyelenggarakan kegiatan kustodian sentral bagi bank kustodian,
perusahaan efek dan pihak lain. Agar para pihak yang terkait dengan
kegiatn LPP terlindungi, maka seperti halnya LKP, Undang- undang
mewajibkan kepada LPP untuk menerbitkan peraturan mengenai hak
dan kewajiban pemakai jasa LPP dan peraturan tersebut wajib
2.2 Struktur Pasar Modal
2.2.1 Pengertian Struktur Modal
Di dalam pasar modal tentunya terdapat struktur pasar modal yang
menjelaskan apakah ada pengaruhnya perubahan struktur modal terhadap nilai
perusahaan. Dengan kata lain, kalau perubahan struktur modal tidak merubah nilai
perusahaan, berarti bahwa tidak ada struktur modal yang terbaik. Semua struktur
modal adalah baik. Tetapi kalau dengan merubah struktur modal ternyata nilai
perusahaan berubah lebih baik, maka akan diperoleh struktur modal yang terbaik.
Struktur modal yang dapat memaksimumkan nilai perusahaan, atau harga saham
adalah struktur modal yang terbaik.
Menurut J. Fred Weston and Thomas E Copeland (1996) menyatakan bahwa
struktur modal adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari utang jangka panjang,
saham preferan dan modal pemegang saham.
Menurut Fank J Fabozzi and Pamela Peterson (2000) capital struktur is the
combination of debt and equity.
Menurut Brealey, et.al (2007:6) struktur modal merupakan pilihan antara
pendanaan utang atau ekuitas.
Menurut Ahmad Rodoni dan Herni Ali (2010) adalah proposi dalam
menentukan pemenuhan kebutuhan belanja perusahaan dimana dana yang diperoleh
yang terdiri dari dua sumber utama yakni yang berasal dari dalam perusahaan dan
luar perusahaan.
Struktur modal menunjukkan proporsi atas penggunaan hutang untuk
membiayai investasinya, sehingga dengan mengetahui struktur modal investor dapat
mengetahui keseimbangan antara resiko dan tingkat pengembangan investasinya.
Berdasarkan beberapa referensi di atas, peneliti menyimpulkan bahwa struktur
modal adalah pembiayan yang berasal dari pendanaan utang atau ekuitas dalam
menentukan pemenuhan kebutuhan belanja perusahaan.
2.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
Menurut Dr. Suad Husnan, pemilihan struktur modal dipengaruhi oleh
berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah :
a. Lokasi Distribusi Keuntungan
Yang dimaksud dengan lokasi distribusi keuntungan adalah seberapa
besar nilai yang diharapkan (expected value) dari keuntungan operasi
perusahaan. Semakin besar expected value keuntungan, semakin kecil
perusahaan menderita kerugian. Para pemodal mengambil keputusan
untuk menerbitkan obligasi sebagai signal bahwa perusahaan akan
menghadapi kesempatan investasi yang sangat menguntungkan.
Stabilitas penjualan, yang pada akhirnya mempengaruhi stabilitas
keuntungan, juga merupakan faktor yang mempengaruhi rasio hutang
yang dipergunakan perusahaan. Semakin stabil keuntungan, yang
berarti semakin sempit penyebarannya. Semakin stabil keuntungan,
semakin besar kemungkinan perusahaan mampu memenuhi kewajiban
finansialnya. Dengan demikian maka perusahaan akan semakin berani
menggunakan hutang. Perusahaan yang mempunyai keuntungan
operasi yang stabil akan mempunyai beta aktiva yang rendah. Dengan
demikian, perusahaan akan berani menggunakan leverage yang lebih
besar.
c. Kewajiban Deviden
Apabila perusahaan cenderung membagikan deviden yang besarnya
tetap, maka pembayarn deviden tersebut akan merupakan beban tetap
bagi perusahaan. Dengan demikian maka perusahaan yang menggunakn
leverage yang tinggi akan sulit untuk mempertahankan pembayaran
deviden yang tetap tersebut. Hal ini disebabkan karena leverage yang
tinggi juga akan menimbulkan beban tetap yang tinggi pula.
d. Pengendalian
Pemilik perusahaan mungkin memilih menggunakan hutang hanya
karena tidak ingin kehilangan kendali atas perusahaan tersebut.
proporsi kepemilikan pemegang saham yang lama akan berkurang,
kecuali ia juga dapat membeli saham baru tersebut dengan proporsi
yang sama. Masalahnya adalah bahwa mungkin sekali pemegang
saham yang lama memang tidak mempunyai uang yang cukup, padahal
perusahaan memerlukan dana tambahan. Dalam situasi seperti ini
mungkin saja pemilik memutuskan untuk menerbitkan obligasi dengan
maksud agar tidak kehilangan kendali atas perusahaan.
e. Risiko Kebangkrutan
Apabila perusahaan dihadapkan pada meningkatnya tingkat bunga
pinjaman sewaktu perusahaan akan menggunakan hutang yang makin
besar, maka hal ini berarti bahwa calon pembeli obligasi mulai
memasukkan risiko kebangkrutan dalam analisis mereka. Dengan
demikian, perusahaan mungkin berpendapat untuk lebih baik tidak
melanggar batas pinjaman yang masih dirasa aman.
2.3 Saham
2.3.1 Pengertian Saham
Saham merupakan salah satu instrumen dalam pasar modal. Terdapat
beberapa pengertian saham. Menurut Drs. M. Paulus, saham adalah tanda penyertaan
modal pada suatu perusahaan perseroan terbatas dengan manfaat yang dapat
Menurut Mohammad Samsul, saham merupakan tanda bukti memiliki
perusahaan di mana pemiliknya disebut juga sebagai pemegang saham (shareholder
atau stockholder). Bukti bahwa seseorang atau suatu pihak dapat dianggap sebagai
pemegang saham adalah apabila mereka sudah tercatat sebagai pemegang saham
dalam buku yang disebut Daftar Pemegang Saham (DPS).
Menurut Dr. Suad Husnan, saham merupakan surat tanda kepemilikan.
Apabila saham terebut diperjualbelikan di bursa, maka mungkin sekali harganya
berbeda dengan nilai buku saham tersebut.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, menurut peneliti, saham adalah tanda
bukti yang dipegang oleh shareholder sebagai bukti atas kepemilikan atas suatu
perusahaan.
Beberapa manfaat yang diperoleh atas kepemilikan saham menurut
Drs.M.Paulus adalah :
a. Deviden, yaitu bagian dari keuntungan perusahaan yang dibagikan
kepada pemilik saham;
b. Capital gain, adalah keuntungan yang diperoleh dari selisih harga jual
dengan harga belinya;
c. Manfaat non finansial antara lain berupa konsekuensi atas kepemilikan
saham berupa kekuasaan, kebanggaan dam khususnya hak suara dalam
Saham memiliki tiga macam nilai yaitu nilai nominal, nilai efektif dan nilai
intrinsik (Panji Anoraga dan Piji Pakarti,2001:56) yang dapat dijelaskan sebagai
berikut :
a. Nilai nominal, yaitu nilai yang tercantum dalam saham tersebut;
b. Nilai efektif, yaitu nilai yang tercantum dalam kurs resmi kalau saham
tersebut diperdagangkan di bursa;
c. Nilai intrinsik, yaitu nilai ekonomis saham.
2.3.2 Jenis-jenis Saham
Saham dapat dibagai beberapa jenis, menurut Drs. M.Paulus di dalam
bukunya “Pengantar Pasar Modal” saham dapat dibagi menjadi :
Berdasarkan fungsinya nilai suatu saham dapat dibedakan menjadi tiga jenis
nilai, yaitu :
a. Nilai nominal, yaitu nilai yang tercantum pada saham untuk tujuan
akuntansi, namun tidak digunakan untuk mengukur sesuatu. Dalam hal
ini jumlah saham yang dikeluarkan oleh perseroan dikaitkan dengan
nilai nominalnya adalah modal disetor penuh bagi suatu perseroan, dan
di dalam pencatatan akuntansi dicatat sebagai modal ekuitas perseroan
di dalam neraca.
b. Harga dasar, pada hakikatnya harga dasar adalah harga perdana dan
c. Harga pasar, adalah harga pada pasar yang senyatanya (riil) dan
merupakan harga yang paling mudah ditentukan, karena merupakan
harga dari suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung, dan jika
pasar sudah ditutup maka harga pasar tersebut adalah harga
penutupnya. Harga pasar tersebut yang sesungguhnya menyatakan
naik-turunnya suatu harga saham dan setiap hari diumumkan di media
massa.
Berdasarkan cara peralihannya, saham dapat dibedakan menjadi saham atas
unjuk dan saham atas nama :
a. Saham Atas Unjuk (brearer stocks) adalah saham yang tidak ditulis
nama pemiliknya agar mudah dipindahtangankan dari suatu investor ke
investor lain, sehingga wujudnya mirip dengan uang. Pemegang saham
atas unjuk secara hukum dianggap sebagai pemilik dan berhak ikut
hadir dan mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS). Pemilik saham ini harus berhati-hati dalam membawa dan
menyimpannya, karena jika hilang tidak dapat dimintakan duplikat atau
saham pengganti;
b. Saham Atas Nama (registered stocks) adalah saham yang ditulis
dengan jelas nama pemiliknya dan cara peralihannya harus melalui
prosedur tertentu, yaitu dengan dokumen peralihan dan nama
pemegang saham. Apabila sertifikat saham ini hilang, maka pemilik
dapat meminta penggantian karena namanya sudah ada di dalam buku
perusahaan.
Ditinjau dari segi manfaatnya, saham dapat digolongkan ke dalam saham
biasa dan saham preferensi sebagaimana diuraikan berikut ini :
a. Saham biasa (common stock) adalah saham yang menempatkan
pemiliknya paling junior terhadap pembagian deviden dan hak atas
harta kekayaan perusahaan jika perusahaan dilikuidasi. Saham ini
biasanya mempunyai harga nominal yang ditetapkan oleh emiten atau
disebut nilai pari (par value) yang berbeda dengan harga perdana
(primary price) atau harga sebelum saham dicatatkan (listed) di bursa
efek. Jika harga saham terjual dengan harga perdana yang lebih tinggi
dari harga nominalnya maka selisihnya disebut agio saham. Saham
biasa terdiri dari
1) Blue chip stock, yakni saham biasa dari suatu perusahan yang
mempunyai reputasi tinggi, sebagi leader dari perusahan sejenisnya.
2) Income stock, yakni saham dari suatu emiten yang dapat membayar
deviden lebih tinggi dari rata-rata deviden yang diberikan pada
3) Growth stock, yakni saham-saham dari emiten yang memiliki
pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai leader perusahaan
sejenis yang mempunyai reputasi tinggi.
4) Speculative stock, yakni saham dari emiten yang tidak bisa secara
konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi
mempunyai kemampuan penghasilan yang tinggi di masa
mendatang meskipun belum pasti.
5) Counter cuclical stock, yakni saham yang tidak terpengaruh oleh
kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum.
b. Saham preferen (preferred stocks). Sebagaimana dalam praktek di
Amerika, saham jenis ini adalah saham yang berbentuk gabungan
antara obligasi dengan saham biasa, karena dapat menghasilkan
pendapatan tetap seperti bunga obligasi, tetapi juga dapat tidak
mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor. Saham preferen
serupa dengan saham biasa karena :
1) Mewakili kepemilikan ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh
tempo yang tertulis di atas lembaran saham tersebut;
2) Membayar deviden.
1) Ada klaim atas laba dan aktiva sebelumnya;
2) Devidennya tetap selama berlaku (hidup) dari saham;
3) Memiliki hak tebus dan dapat dipertukarkan (convertible) dengan
saham biasa.
Terdapat beberapa jenis saham preferensi antara lain :
1) Cumulative preferred stock, saham jenis ini memberikan hak
kepada pemiliknya atas pembagian deviden yang sifatnya kumulatif
dalam suatu persentasi atau jumlah tertentu.
2) Non cumulative preferred stock, pemegang saham jenis ini
mendapat prioritas dalam pembagian deviden sampai pada suatu
presentasi atau jumlah tertentu, tetapi tidak bersifat kumulatif.
3) Participating preferred stock, pemilik saham jenis ini selain
memperoleh deviden tetap seperti yang ditentukan, juga
memperoleh ekstra deviden apabila perusahaan dapat mencapai
sasaran yang telah ditetapkan.
4) Convertible preferred stock, pemegang saham istimewa mempunyai
hak lebih dibanding pemegang saham lainnya. Hal itu terutama
2.4 Laporan Keuangan
2.4.1 Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan laporan yang disusun secara sistematis tentang
kinerja dan posisi keuangan suatu lembaga/organisasi/perusahaan dalam suatu
periode tertentu (Drs. Mursyidi, S.E, M.Si.,2010:121). Ini menunjukkan bahwa
laporan keuangan dapat dijadikan acuan untuk menilai kinerja lembaga yang
menerbitkan laporan keuangan tersebut, dan kemampuan keuangan suatu
organisasi/perusahaan.
Laporan keuangan merupakan sarana yang digunakan untuk mengetahui
perkembangan perusahaan secara periodik. Semakin cepat emiten menerbitkan
laporan keuangan secara periodik, baik sesudah ataupun sebelum diaudit oleh Kantor
Akuntan Publik, semakin berguna bagi investor. Laporan keuangan yang diterbitkan
dalam waktu satu sampai tiga bulan setelah tanggal laporan keuangan masih efektif
bagi investor. Penerbitan laporan keuangan setelah tiga bulan sudah dianggap basi
untuk pengambilan keputusan jangka pendek, tetapi mungkin masih berguna untuk
keputusan jangka panjang (Mohammad Samsul, 2006:128).
Selain itu laporan keuangan merupakan produk dari manajemen dalam rangka
mempertanggungjawabkan penggunaan sumber daya dan sumber dana yang
dipercayakan perusahaan kepada pihak manajemen.
Informasi yang ada dalam laporan keuangan bersifat umum, tidak sepenuhnya
dapat memenuhi kebutuhan informasi setiap pemakai, namun informasi yang
disampaikan masih dalam kategori memadai untuk pengambilan kebijakan. Oleh
karena itu, laporan keuangan yang disajikan dapat memenuhi penyediaan informasi
yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan.
Berikut para pemakai laporan keuangan beserta kegunaannya dapat dijelaskan
sebagai berikut (Sofyan Syafri Hrp,2010:120) :
a. Pemegang Saham, ingin mengetahui kondisi keuangan perusahaan,
asset, utang, modal, hasil, biaya dan laba. Ia juga ingin melihat prestasi
perusahaan dalam pengelolaan manajemen yang diberikan amanah.
Mengetahui jumlah deviden yang akan diterima, jumlah pendapatan per
saham, jumlah laba yang ditahan, serta mengetahui perkembangan
perusahaan.
b. Investor, dalam hal tertentu juga sama seperti pemegang saham. Bagi
investor potensial ia akan melihat kemungkinan potensi keuntungan
yang akan diperoleh dari perusahaan yang dilaporkan.
c. Analis Pasar Modal, selalu melakukan baik analisis tajam dan lengkap
berpotensi masuk pasar modal. Ia ingin mengetahui nilai perusahaan,
kekuatan dan posisi keuangan perusahaan.
d. Manajer, ingin mengetahui situasi ekonomis perusahaan yang
dipimpinnya. Seorang manajer selalu dihadapkan kepada seribu satu
masalah yang memerlukan keputusan yang tepat, ia harus mengetahui
selengkap-lengkapnya kondisi keuangan perusahaan baik posisi semua
pos nerasa, laba/rugi, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, break even,
laba kotor dan lainnya.
e. Karyawan dan Serikat Pekerja, perlu mengetahui kondisi keuangan
perusahaan untuk menetapkan apakah ia masih terus bekerja di situ atau
pindah. Ia juga perlu mengetahui hasil usaha perusahaan supaya ia bisa
menilai apakah penghasilan yang diterimanya adil atau tidak.
f. Instansi Pajak. Perusahaan selalu memiliki kewajiban pajak, baik Pajak
Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Pajak
Pembangunan dan lain sebagainya. Semua kewajiban pajak ini
mestinya akan tergambarkan dalam laporan keuangan, dengan
demikian instansi pajak (fiskus) dapat menggunakan laporan keuangan
sebagai dasar menentukan kebenaran perhitungan pajak, pembayaran
pajak, restitusi dan juga untuk dasar penindakan.
g. Pemberi Dana (Kreditor), sama dengan pemegang saham dan investor,
mengetahui informasi tentang situasi dan kondisi perusahaan baik yang
sudah diberi pinjaman maupun yang akan diberi pinjaman. Bagi yang
sudah diberikan laporan keuangan dapat menyajikan informasi tentang
penggunaan dana yang diberikan, kondisi keuangan seperti likuidasi,
solvabilitas, rentabilitas perusahaan. Bagi perusahaan calon debitur
laporan keuangan dapat menjadi sumber informasi untuk menilai
kelayakan perusahaan untuk menerima kredit yang akan diluncurkan.
h. Supplier, hampir sama dengan kreditur. Laporan keuangan bisa menjadi
informasi untuk mengetahui apakah perusahaan layak diberikan
fasilitas kredit, seberapa lama akan diberikan dan sejauh mana potensi
risiko yang dimiliki perusahaan.
i. Pemerintah atau Lembaga Pengatur Resmi, sangat membutuhkan
laporan keuangan. Karena ia ingin mengetahui apakah perusahaan telah
mengikuti peraturan yang telah ia tetapkan. Untuk memastikan apakah
perusahaan telah menaati standar laporan yang telah ditetapkan atau
belum.
j. Langganan atau Lembaga Konsumen, dalam era modern seperti
sekarang ini khususnya di negara maju benar-benar raja. Dengan
konsep ekonomi pasar dan ekonomi persaingan, konsumen sangat
diuntungkan. Ia berhak mendapat layanan memuaskan dengan harga
praktik yang merugikan baik dari segi kualitas, kuantitas, harga dan lain
sebagainya.
k. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Saat ini sudah banyak terdapat
jenis LSM. Untuk LSM tertentu bisa saja memerlukan laporan
keuangan misalnya LSM yang bergerak melindungi konsumen,
lingkungan, serikat pekerja. LSM seperti ini membutuhkan laporan
keuangan untuk menilai sejauh mana perusahaan merugikan pihak
tertentu yang dilindunginya.
l. Peneliti/Akademisi. Bagi peneliti maupun akademisi laporan keuangan
sangat penting, sebagai data primer dalam melakukan penelitian
terhadap topik tertentu yang berkaitan dengan laporan keuangan atau
perusahaan. Laporan keuangan menjadi bahan dasar yang diolah untuk
mengambil kesimpulan dari suatu hipotesis.
2.4.3 Jenis Laporan Keuangan
Adapun beberapa jenis laporan keuangan yang lazim dikenal (Sofyan Syafri
Hrp, 2010:107) adalah :
a. Laporan Neraca
Laporan neraca disebut juga laporan posisi keuangan perusahaan.
Laporan ini menggambarkan posisi aktiva, kewajiban dan modal pada
saat tertentu. Laporan ini bisa disusun setiap saat dan merupakan
asset (harta, aktiva); liabilities ( kewajiban/utang ); owners’ Equity
(modal pemilik)
b. Laporan Laba /Rugi
FASB Statement mendefinisikan laba/rugi akuntansi adalah sebagai
suatu perubahan dalam equity dari suatu entity selama suatu periode
tertentu yang diakibatkan oleh transaksi dan kejadian atau peristiwa
yang berasal dari bukan pemilik. Isi dari Laporan Laba/Rugi antara lain
revenue (hasil); expense (biaya); gains (keuntungan dari transaksi
tertentu yang sifatnya insidentil); loses (rugi dari transaksi tertentu yang
sifatnya insidentil).
c. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan kas dan setara kas dan kebutuhan perusahan dalam
memanfaatkan dana tersebut (Syahnunan, SE, M.Si, 2004:28), yang
diklasifikasikan sebagai aktifitas operasi, aktifitas investasi, aktifitas
pendanaan.
d. Daftar Pendukung (Supporting Statement)
Biasanya terdapat jenis laporan keuangan lain, daftar ini merupakan
daftar pendukung dari laporan keuangan utama.
Tujuan umum laporan keuangan dapat dinyatakan sebagai berikut (IAI, 1994)
:
a. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai
aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.
b. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai
perubahan dalam aktiva neto (aktiva dikurangi kewajiban) suatu
perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka memperoleh
laba.
c. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai
laporan di dalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan
laba.
d. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan
dalam aktiva dan kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi
mengenai aktivitas investasi dan pembiayaan.
e. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang
berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan
pemakai laporan, seperti informasi mengenai kebijakan akuntansi yang
dianut perusahaan.
Informasi keuangan akan bermanfaat bila dipenuhi kelima kualitas berikut:
a. Relevan, suatu informasi harus dihubungkan dengan maksud
kepetusan, informasi demikian tidak akan ada gunanya, walaupun
kualitas lainnya tidak terpenuhi. Dalam mempertimbangkan relevansi
suatu informasi yang bertujuan umum, perhatian difokuskan pada
kebutuhan umum pemakai, dan bukan pada kebutuhan khusus pihak
tertentu.
b. Dapat Dimengerti. Informasi harus dapat dimengerti oleh pemakainya,
dan dinyatakan dalam bentuk dan dengan istilah yang ditentukan
dengan batas pengertian para pamakai. Dalam hal ini, dari pihak
pemakai juga diharapkan adanya pemakaian/pengetahuan mengenai
aktivitas ekonomi perusahaan, proses akuntansi keuangan, serta
istilah-istilah teknis yang digunakan dalam laporan keuangan.
c. Daya Uji. Pengukuran tidak dapat sepenuhnya lepas dari pertimbangan
dan pendapatan yang subjektif. Hal ini berhubungan dengan
keterlibatan manusia di dalam proses pengukuran dan penyajian
informasi, sehingga proses tersebut tidak lagi berlandaskan pada
realitas objektif semata. Dengan demikiannya untuk meningkatkan
manfaatnya, informasi harus dapat diuji kebenarannya oleh para
pengukur yang independen dengan menggunakan metode pengukuran
yang sama.
d. Netral. Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan
boleh ada usaha untuk menyajikan informasi yang menguntungkan
beberapa pihak, sementara hal tersebut akan merugikan pihak lain yang
mempunyai kepentingan yang berlawanan.
e. Tepat Waktu. Informasi harus disampaikan sedini mungkin untuk dapat
digunakan sebagai dasar untuk membantu dalam pengambilan
keputusan ekonomi dan untuk menghindari tertundanya pengambilan
keputusan tersebut.
2.5 Analisis Rasio Keuangan
2.5.1 Pengertian Rasio Keuangan
Menurut Sofyan Syafri Hrp (2010:297) rasio keuangan adalah angka yang
diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya
yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Rasio keuangan sangat
penting dalam melakukan analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan. Rasio
keuangan ini hanya menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan
antara pos tertentu dengan pos lainnya. Dengan penyederhanaan ini kita dapat menilai
secara cepat hubungan antara pos tadi dan dapat membandingkannya dengan rasio
lain sehingga kita dapat memperoleh informasi dan memberikan penilaian.
Tetapi, harus diingat bahwa, rasio merupakan alat untuk menyediakan
pandangan yang mendasari terhadap suatu kondisi. Rasio merupakan salah satu titik
awal, bukan titik akhir. Rasio yang diinterprestasikan dengan benar
2.5.2 Kelemahan Analisis Rasio
Analisis rasio memiliki beberapa kelemahan atau keterbatasan yang harus
disadari sewaktu penggunaannya. Adapun kelemahan atau keterbatasan analisis rasio
antara lain adalah (Syahunan, SE, M.Si, 2004:82) :
a. Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dari perusahaan
yang dianalisis apabila perusahaan tersebut bergerak di beberapa
bidang usaha.
b. Perbedaan mode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang
berbeda, misalnya perbedaan metode penyusutan atau metode penilaian
persediaan.
c. Rasio keuangan disusun dari data akuntansi dan data tersebut
dipengaruhi oleh cara penafsiran yang berbeda dan bahkan bisa
merupakan hasil manipulasi.
d. Informasi rata-rata industri adalah data umum dan hanya merupakan
perkiraan.
2.5.3 Jenis-jenis Rasio Keuangan
Jenis rasio keuangan akan dianalisis, dapat dikelompokkan menjadi
(Syahunan, SE, M.Si, 2004:83) :
a. Rasio Likuiditas (liquidity ratio) adalah rasio yang digunakan untuk
mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
untuk mengukur likuiditas yaitu current ratio, quick ratio, cash ratio
dan net working capital.
b. Rasio Leverage (leverage ratio), digunakan untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh hutang-hutangnya atau
dengan kata lain rasio ini dapat pula digunakan untuk mengetahui
bagaimana perusahaan mendanai kegiatan usahanya apakah lebih
banyak menggunakan utang atau ekuitas. Rasio leverage yang
umumnya dipakai antara lain adalah debt ratio, debt to equity ratio,
time interest earned ratio, fixed charge coverage ratio dan debt service
coverage.
c. Rasio Aktivitas (activity ratio), merupakan rasio yang digunakan untuk
mengetahui seberapa efektif menajemen perusahan menggunakan
aktiva yang dimilikinya dalam melaksanakan kegiatan perusahaan.
Rasio aktivitas yang umum digunakan, yaitu average collection period,
inventory turn-over, fixed asset turn-over dan total asset turn-over.
d. Rasio Profitabilitas (profitability ratio), digunakan untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau seberapa efektif
pengelolaan perusahaan oleh manajemen. Rasio profitabilitas yang
sering digunakan yaitu gross profit margin, operating profit margin,
e. Rasio Saham Biasa (common stock ratio), menunjukkan bagian laba
dari laba perusahaan, deviden dan modal yang dibagikan pada setiap
saham. Rasio saham biasa yang sering digunakan yaitu price earning
ratio, earnings per share, dividend per share, dividend yield, pay-out
ratio, book value per share dan price book value.
2.5.4 Pengukuran Dalam Analisis Rasio
Terdapat beberapa rasio yang digunakan dalam mengukur saham suatu
perusahaan. Dan, di dalam penelitian ini rasio yang digunakan untuk mengukur
saham suatu perusahaan adalah Net Profit Margin (NPM) dan Return On Equity
(ROE) yang berasal dari rasio profitabilitas, Price Book Value (PBV) dan Earning
Per Share (EPS) yang berasal dari rasio saham biasa.
a. Net Profit Margin (NPM)
Net Profit margin mengindikasikan kemampuan dari manajemen dalam
melakukan kegiatan bisnis melalui cost recovery (Helfert,1994). Net
profit margin mengukur seberapa besar keuntungan bersih perusahaan
dari setiap penjualan yang dilakukan. Net income (keuntungan bersih)
dari perusahaan, merupakan keuntungan yang siap dibagikan menjadi
deviden dan laba yang ditahan. Pembagian deviden sangat berkaitan
dengan investor menenpatkan dananya di perusahaan, karena
keuntungan dari kegiatan di pasar modal salah satunya adalah investor
Sedangkan laba ditahan mengisyaratkan kegiatan perusahaan yang
terus berkembang, karena laba yang ditahan nantinya akan digunakan
untuk melakukan pengembangan perusahaan.
Oleh karena itu, nilai NPM yang tinggi akan mengindikasikan
keuntungan perusahaan yang tinggi pula dan kegiatan perusahaan yang
tinggi. Menurut Syahyunan (2004) rumus untuk mengetahui nilai Net
Profit Margin (NPM) adalah:
���������������=���������� ���������
b. Return on Equity (ROE)
Return on Equity merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang
saham perusahaan (Syahyunan,2004). Dapat dikatakan bahwa rasio ini
menunjukkan seberapa besar keuntungan yang menjadi hak stockholders.
Investor akan tertarik terhadap suatu saham yang memberikan return atau
keuntungan yang besar. Jadi rasio ini sering dipakai oleh para investor
dalam pengambilan keputusan pembelian saham atau perusahaan.
untuk dibeli. Sehingga akan menyebabkan permintaan akan meningkat
dan selanjutnya harga saham akan naik. Dengan demikian, ROE akan
mempengaruhi perubahan harga. Hal tersebut berpengaruh terhadap
perubahan harga, menurut Edi dan Fransisca (2003).
Rumus yang digunakan untuk menghitung ROE adalah :
��������������=���������� �����
c. Price Book Value (PBV)
Price Book Value (PBV) menggambarkan seberapa besar pasar
menghargai nilai buku saham suatu perusahaan atau bisa juga digunakan
untuk mengukur tingkat kelemahan dari suatu saham. Semakin tinggi
rasio ini berarti pasar percaya akan prospek suatu perusahaan, sehingga
mengakibatkan harga saham dari perusahaan tersebut meningkat juga.
Begitu juga sebaliknya, jika PBV rendah akan berdampak pada
rendahnya kepercayaan pasar terhadap prospek perusahaan yang
berakibat pada turunnya permintaan saham dan selanjutnya berimbas pula
dengan menurunya harga saham dari perusahaan tersebut (Darmadji dan
Fakhruddin, 2001).
��������������= ���������� �����������������
d. Earnings Per Share (EPS)
Earnings Per Share merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar
kemampuan per lembar saham dalam menghasilkan laba. Saham dengan
return tertinggi pada umumnya memiliki pendapatan yang lebih besar
daripada yang diperkirakan, sedangkan saham dengan return terendah
memiliki pendapatan di bawah perkiraan.
Menurut Darmadji dan Fakhrudin, EPS dapat dirumuskan sebagai berikut
:
����������������= ���������� ������������������
2.6 Tinjauan Penelitiian Terdahulu
Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang membahas mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham. Penelitian terdahulu juga mendukung
[image:55.612.106.534.621.705.2]penelitian ini. Beberapa penelitian tersebut adalah :
Table 2.1 Penelitian Terdahulu No. Nama
Peneliti dan Tahun
Penelitian
Judul Penellitian
1 Antok Budi Prastyo (2012)
Pengaruh
ROA, ROE, NPM, EPS dan DTAR Terhadap Harga Saham Perusahaan Pertambangan Tahun 2005-2009
Variabel Independen :
Return On Asset (ROA),
Return On Equity (ROE),
Net Profit Margin
(NPM), Earnings Per
Share (EPS) dan Debt To
Total Asset Ratio
(DTAR)
Variabel Dependen :
Harga Saham EPS memiliki pengaruh yang signifikan pada harga saham, sedangkan ROA, ROE, NPM dan DTAR tidak memiliki
pengaruh
terhadap harga saham.
2 Tiara Rachman Putri (2011) Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Harga Saham pada Perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia
Variabel Independen :
Debt To Equity Ratio
(DER), Return On Asset
(ROA), Return On Equity
(ROE) dan Earnings Per
Share
(EPS)
Variabel Dependen :
Harga Saham
ROA dan EPS berpengaruh
positif terhadap harga saham dan secara simultan menunjukkan
variabel DER, ROA, ROE dan EPS berpengaruh signifikan
terhadap harga saham.
3 Marzuki (2010) Pengaruh Rasio Keuangan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terhadap Harga Saham di Bursa Efek
Variabel Independen : Price Earning Ratio
(PER), Price to Book
Value (PBV), Debt To
Total Asset (DTA) dan
Earnings Per Share
(EPS)
Penelitian ini membuktikan
secara simultan EPS, PER, PBV
dan DTA berpengaruh
(BEI).
Variabel Dependen :
Harga Saham
secara signifikan dan positif terhadap harga saham.
2.7 Kerangka Konseptual
Variabel bebas (variable independent) pada penelitian ini adalah Net Profit
Margin (NPM), Return On Equity (ROE), Price Book Value (PBV) dan Earnings Per
Share (EPS). Variabel terikat (variable dependent) dalam penelitian ini adalah harga
saham. Kerangka konseptual yang dirancang dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
H1 H2 H3 H4
[image:57.612.115.509.350.610.2]H5
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Seperti yang dipaparkan pada gambar 2.1 di atas, penelitian ini terdiri dari 4
jenis variabel independen yaitu NPM, ROE, PBV dan EPS. Keempat variabel Return on Assets (X2)
Asset Turnover (X4) Debt to Equity Ratio (X3)
Net Profit Margin (X1)
tersebut merupakan asosiasi dari rasio profitabilitas dan rasio saham biasa. Dengan
meneliti rasio-rasio tersebut, maka dapat dirangkum suatu penilaian atas laporan
keuangan atas perusahaan-perusahaan perbankan sehingga dapat menggambarkan
perkembangan kondisi dan kinerja perusahaan yang bersangkutan. Informasi yang
disajikan akan mempengaruhi permintaan dan penawaran saham perusahan yang
terjadi di pasar modal dikarenakan pihak-pihak yang berkepentingan akan
menggunakan informasi tersebut sebagai media untuk menganalisis dan memprediksi
keuntungan atau kerugian yang akan diperolehnya. Jadi, untuk mempertahankan
fluktuasi sahamnya tetap stabil dan cenderung mengikat, perusahaan perlu
menunjukkan rasio-rasio keuangan yang baik pula.
2.8 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah sebelumnya, maka hipotesis penelitian ini
adalah terdapat pengaruh positif dari NPM, ROE, PBV dan EPS terhadap
meningkatnya harga saham yang dilakukan perusahaan terhadap perubahan harga
saham perusahaan pada perusahaan perbankan di Indonesia.
H1 = Net Profit Margin (NPM) berpengaruh terhadap Harga Saham.
H2 = Return On Equity (ROE) berpengaruh terhadap Harga Saham.
H3 = Price to Book Value (PBV) berpengaruh terhadap Harga Saham.
H4 = Earning Per Share (EPS) berpengaruh terhadap Harga Saham.
H5 = Net Profit Margin, Return On Equity, Price Book Value dan Earnings Per
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian kali ini adalah menganalisis pengaruh Net Profit
Margin (NPM) , Return On Equity (ROE), Price Book Value (PBV) dan Earnings
Per Share (EPS) terhadap Harga Saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam kurung waktu mulai dari tahun 2009 sampai tahun
2011.
3.2 Jadwal Penelitian Data
[image:59.612.111.536.463.603.2]Jadwal penelitian yang direncanakan adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
Tahapan Penelitian
Februari 2013
Maret
2013 April 2013 Mei 2013 Juni 2013
Juli 2013
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 Penetapan Judul Pengumpulan Data Penyelesaian
Proposal Penelitian Pengolaan dan
Analisis Data Penyelesaian Skripsi
3.3 Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan jenis data sekunder. Menurut Umar (2003:60)
bentuk tabel, grafik, diagram, gambar dan sebagainya, sehingga lebih informatif jika
digunakan oleh pihak lain, data ini digunakan untuk proses lebih lanjut, misalnya
laporan keuangan, seperti neraca dan laba-rugi yang akan diolah untuk mengetahui
kinerja perusahaan.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data-data
sekunder berupa Laporan Keuangan Bank selama periode 2009 – 2011. Data