• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Pola Asuh Orang Tua terhadap Perkembangan Anak Balita di Posyandu Sakura Ciputat Timur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Pola Asuh Orang Tua terhadap Perkembangan Anak Balita di Posyandu Sakura Ciputat Timur"

Copied!
248
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP

PERKEMBANGAN ANAK BALITA DI POSYANDU

SAKURA CIPUTAT TIMUR

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Oleh :

REFI YULITA

NIM : 1110104000007

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)
(3)

iii

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES SCHOOL OF NURSING

SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY OF JAKARTA

Undergraduate Thesis, Juli 2014

Refi Yulita, NIM. 1110104000007

The Relationship between Parenting Style and Children 1-5 Years Old Growth in Posyandu Sakura Ciputat Timur

xvii + 58 pages + 18 tables + 2 figures + 8 appendixes

Parenting style is one factor influencing 1-5 years old growing child. Children 1-5 years old give the positive parenting by their own parents will have normal growth according to their ages. This study aims to know the relationship between parenting style and children 1-5 years old growth. This study in Posyandu Sakura Ciputat Timur. The samples are 59 respondents by using total sampling technique. This research is quantitative with cross sectional approach. This study is using questionnaire to collects data. The result show that 17 respondents (29%) have positive parenting style and have normal growth, 12 respondents (20%) have positive parenting style and have abnormal growth, 17 respondents (29%) have negative parenting style and normal growth, 13 respondents (22%) have negative parenting style and have abnormal growth. This study was using Chi Square test and show P value 0.879. There are no relationship between parenting style and young children growth. Researchers suggest that Posyandu can provide more health education about good parenting and how to achieve optimal growing child.

(4)

iv

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi, Juli 2014

Refi Yulita, NIM. 1110104000007

Hubungan Pola Asuh Orang Tua terhadap Perkembangan Anak Balita di Posyandu Sakura Ciputat Timur

xvii + 58 halaman + 18 tabel + 2 gambar + 8 lampiran

Pola asuh orang tua merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan anak balita. Anak balita yang mendapatkan pola asuh positif dari orang tuanya diprediksi dapat terhindar dari penyimpangan perkembangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan pola asuh orang tua terhadap perkembangan anak balita. Penelitian ini dilaksanakan di Posyandu Sakura Ciputat Timur. Sampel penelitian digunakan sebanyak 59 orang dengan teknik sampel jenuh. Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan metode pendekatan cross sectional. Pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola asuh orang tua yang positif dengan perkembangan anak yang normal sebanyak 17 orang (29%), pola asuh orang tua yang positif dengan perkembangan anak yang menyimpang sebanyak 12 orang (20%), pola asuh orang tua yang negatif dengan perkembangan anak yang normal sebanyak 17 orang (29%), dan pola asuh orang tua yang negatif dengan perkembangan anak yang menyimpang sebanyak 13 orang (22%). Teknik analisa data yang digunakan adalah dengan chi squaredan didapatkan pvaluesebesar 0,879. Hal ini menunjukkan tidak terdapat hubungan antara pola asuh orang tua terhadap perkembangan anak balita. Peneliti menyarankan agar pihak posyandu dapat memberikan pendidikan kesehatan yang lebih kepada para Ibu tentang pola asuh yang baik dan bagaimana cara mencapai perkembangan anak yang optimal.

(5)
(6)
(7)
(8)

viii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Refi Yulita

Tempat, tanggal lahir : Bukittinggi, 6 Juli 1992

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Jl. Bundo Kanduang, Batusangkar, Sumatera Barat

HP : 081363321100

E-mail : lovitaera@yahoo.com/ nersrefy@gmail.com Fakultas/Jurusan : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan / Program

Studi Ilmu Keperawatan

PENDIDIKAN

1. TK Al-Hidayah 1997-1998

2. SD 34 Sungai Tarab 1998-2004

3. SMP 1 Batusangkar 2004-2007

4. SMA 1 Batusangkar 2007-2010

5. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2010-sekarang

ORGANISASI

1. Drum Band SMP 1 Batusangkar 2005-2006

2. PMR SMP 1 Batusangkar 2005-2006

3. Drum Band SMA 1 Batusangkar 2007-2008

4. FSI SMA 1 Batusangkar 2008-2009

5. KOMDA FKIK UIN Jakarta 2010-2012

6. BEM IK UIN Jakarta 2012-2013

7. KAMMI MedSos UIN Jakarta 2011-2012

8. KAMMI Daerah Tangsel 2013-sekarang

9. BEM FKIK CFE

2013-sekarang

10 .

(9)
(10)

Nikmat paling berharga yang Dia berikan untukku adalah lahir dar KaruniaNya yang tak pernah ku tepis indahnya adal

Syukur selalu kuucapkan pada Alloh saat

Kar ya ini kuper sembahkan unt uk t iga or ang yang ku

Skripsi ini tak akan seban

Kum pulan kertas ini tak jua sebanding jika ku

Terim alah bukti kelulusanku ini duhai yang kucinta karena

# Selalu kuingat untaian hati alm.

" Teruslah bergerak,

Teruslah berlari,

Teruslah berjalan, hingga kel

Teruslah bertahan,

Tetaplah berjaga, hingga kele

ix1

P E R S E M B A H A N

Nikmat paling berharga yang Dia berikan untukku adalah lahir dari rahimmu, KaruniaNya yang tak pernah ku tepis indahnya adalah menjadi bidadari sholihahmu,

Syukur selalu kuucapkan pada Alloh saatku dinobatkan menjadi seorang kakak yang mempunyai adek sholih sepertimu, Brother

Kar ya ini kuper sembahkan unt uk t iga or ang yang kucint a kar enaNya Mama, Papa dan Put r a

ini tak akan sebanding dengan pengorbananm u

Kum pulan kertas ini tak jua sebanding jika kukum pulkan keringat juangm u untuk

Terim alah bukti kelulusanku ini duhai yang kucinta karenaNya inspirasiku, duhai penyem angat jiwaku

Deretan kertas putih ini sem oga penuh akan

# Selalu kuingat untaian hati alm. Ust Rahmat Abdullah

" Teruslah bergerak, hingga kelelahan itu lelah mengikutimu.

Teruslah berlari, hingga kebosanan itu bosan mengejarmu.

Teruslah berjalan, hingga keletihan itu letih ber

Teruslah bertahan, hingga kefuturan itu futur meny ertaimu.

Tetaplah berjaga, hingga kelesuan itu lesu menemanimu."

# Terimakasih Yaa lahir dari rahimmu, Mama enjadi bidadari sholihahmu, Papa menjadi seorang kakak yang adek sholih sepertimu, Brother

ucint a kar enaNya

pengorbananm u, Mam a um pulkan keringat juangm u untukku, Papa

enaNya, duhai inspirasiku, duhai penyem angat jiwaku

Deretan kertas putih ini sem oga penuh akan m akna

hingga kelelahan itu lelah mengikutimu.

mengejarmu.

bersamamu.

hingga kefuturan itu futur meny ertaimu.

hingga kelesuan itu lesu menemanimu."

(11)

x

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaykum warohmatullohi wabarokatuh

Puji dan syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia

serta ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi dengan judul

“Hubungan Pola Asuh Orang Tua terhadap Perkembangan Anak Balita di

Posyandu Sakura Ciputat Timur”.

Proposal skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar

Sarjana Keperawatan (S.Kep) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta

menerapkan ilmu yang didapatkan oleh penulis dalam perkuliahan. Penulis telah

berusaha untuk menjadikan tulisan ilmiah yang rapi dan sistematik sehingga

dapat dipahami oleh pembaca. Penulis menyadari bahwa penulisan proposal

skripsi ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu dengan kerendahan hati dan

tangan terbuka penulis mengharapkan saran dan kritik yang berguna untuk

penyempurnaan proposal skripsi ini.

Penyusunan proposal skripsi ini banyak berbagai pihak yang telah

memberikan dorongan/motivasi, bantuan serta masukan, sehingga dalam

kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Komarudin Hidayat selaku Rektor Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Prof. Dr. dr. MK Tadjudin Sp.And selaku Dekan FKIK

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep, M.KM selaku Ketua Program

Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

4. Ibu Eni Nur’aini Agustini, S.Kep, M.Sc selaku Sekretaris Program Studi

Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Jamaluddin, S.Kep, M.Kes selaku Pembimbing Akademik.

(12)

xi

Ns, Sp. Kep. Mat selaku pembimbing 2 yang dengan sabar membimbing dan

memberi pengarahan kepada penulis.

7. Bapak/Ibu dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu

pengetahuan kepada penulis serta seluruh staf dan karyawan di

lingkungan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Keluarga tercinta yaitu Ayah penulis Yunimal Apri, S.Sos, Ibu penulis

Era Lovita, S.Sos, dan Adik penulis Dian Purnama Putra.

9. Sahabat-sahabat penulis yaitu Reno Ramalia, Hervina, Lily Camelia,

Novitasari, dan seluruh teman-teman P S I K angkatan 2010, serta sahabat

seperjuangan ILMIKI, KAMMI dan BEM FKIK yang telah memberikan

semangat, dukungan, dan dorongan kepada penulis. Semua pihak yang telah

membantu selesainya proposal skripsi ini baik dalam persiapan, dan

pelaksanaan yang tidak dapat disebutkan satu persatu dalam kesempatan

ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan proposal skripsi ini jauh dari

kesempurnaan, namun penulis berharap tulisan ini dapat bermanfaat bagi

yang memerlukannya.

Wassalamu’alaykum Warohmatullahi Wabarokatuh

Jakarta, Juli 2014

(13)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ... i

Pernyataan Keaslian Karya ... ii

Abstract ... iii

Abstrak ... iv

Pernyataan Persetujuan ... v

Lembar Pengesahan ... vi

Daftar Riwayat Hidup ... viii

Lembar Persembahan ... ix

Kata Pengantar ... x

Daftar Isi ... xii

Daftar Tabel ... xv

Daftar Bagan ... xvi

Daftar Lampiran ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Pertanyaan Penelitian ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perkembangan Anak ... 8

B. Pola Asuh Orang Tua ... 12

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Anak ... 15

(14)

xiii

... 23

E. Penilaian Perkembangan Anak ... 25

F. Kerangka Teori 29 BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN HIPOTESIS A. Kerangka Konsep ... 30

B. Hipotesis Penelitian ... 31

C. Definisi Operasional ... 32

BAB IV METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ... 33

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 33

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel... 34

D. Instrumen Penelitian ... 35

E. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 37

F. Tahap Pengambilan Data ... 38

G. Pengolahan Data ... 39

H. Teknik Analisa Data ... 41

I. Etika Penelitian ... 42

BAB V HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian ... 44

B. Hasil Analisis Univariat ... 45

C. Hasil Analisis Bivariat ... 48

BAB VI PEMBAHASAN A. Analisis Univariat ... 50

B. Analisis Bivariat ... 53

(15)

xiv BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 56

B. Saran ... 57

Daftar Pustaka

(16)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

2.1 Perbandingan Pola Asuh Positif dan Negatif

14

3.1 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan (Lingkungan)

17

3.2 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan (Biologi)

19

3.3 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan (Hubungan

Interpersonal)

21

2.5 Perkembangan Keterampilan pada Bayi 0-1 Tahun

25

2.6 Perkembangan Keterampilan pada Anak 1-2 Tahun

26

2.7 Perkembangan Keterampilan pada Anak 2-5 Tahun

27

3.1 Definisi Operasional

32

4.1 Daftar Jumlah Anak Balita di Posyandu Sakura Ciputat Timur

34

4.2 Kisi-Kisi Kuesioner

36

4.3 Hasil Uji Reabilitas Instrumen

38

5.1 Karakteristik Balita Berdasarkan Jenis Kelamin

45

5.2 Distribusi Frekuensi Gambaran Pekerjaan Orang Tua

46

5.3 Distribusi Frekuensi Gambaran Pendidikan Orang Tua

46

5.4 Distribusi Frekuensi Gambaran Lama Interaksi Anak dengan

Orang Tua

47

5.5 Distribusi Frekuensi Gambaran Pola Asuh Orang Tua

47

5.6 Distribusi Frekuensi Gambaran Perkembangan Anak Balita

48

5.7 Hubungan Pola Asuh Orang Tua terhadap Perkembangan Anak

Balita

(17)

xvi

DAFTAR BAGAN

Halaman

2.1 Kerangka Teori

29

(18)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumen Perizinan

Lampiran 2.

Inform Consent

Lampiran 3. Kuesioner Penelitian

Lampiran 4. Tabulasi Data

Lampiran 5. Hasil Uji Validitas dan Reabilitas

Lampiran 6. Hasil Olahan SPSS Univariat

(19)
(20)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap anak berhak mendapatkan kehidupan yang layak karena

masa depan dunia tergantung kepada mereka. 10 Juta bayi dilahirkan ke

dunia ini setiap tahunnya dan mereka akan berkembang menjadi dewasa

nantinya. Banyak dari mereka yang tidak mendapatkan hak dalam hal

kasih sayang, gizi, perlindungan dan keamanan, serta kebutuhan untuk

tumbuh dan berkembang. Berkisar10 juta anak meninggal sebelum usia

10 tahun dan lebih dari 200 juta anak tidak berkembang sesuai potensi

mereka karena adanya kesalahan dalam pengasuhan yang merupakan

kebutuhan dasar anak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal

(UNICEF, 2010 dalam Hasinuddin & Fitriah, 2011).

Kualitas hubungan seorang anak dengan orang tuanya sangatlah

penting dan berpengaruh terhadap perkembangan anak, termasuk

bagaimana kesehatan mentalnya, gaya hidup terkait kesehatannya,

konsumsi rokok dan alkohol, kelahiran, cedera, kesehatan fisik,

keterampilan sosial, dan pencapaian pendidikannya (Simkiss dkk, 2013).

Tahun pertama usia seorang anak merupakan waktu yang sangat penting

dan sangat berpengaruh terhadap perkembangannya. Pada saat inilah

penting untuk merencanakan terkait dengan perkembangan seorang anak

(21)

2

Pola asuh merupakan interaksi anak dan orang tua yang

mendidik, membimbing, dan mendisplinkan serta melindungi anak untuk

mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam

masyarakat (Edwards, 2006). Interaksi anak dengan orang dewasa dan

sesamanya di lingkungan keluarga dapat menstimulasi perkembangan

anak tersebut. Contohnya, interaksi anak dengan ibu yang merupakan

interaksi yang paling efektif untuk menjalin kedekatan dengan anak, serta

berpengaruh kepada perkembangan anak. Interaksi ini dapat

mempengaruhi perkembangan persepsi, membimbing serta dapat

mengendalikan perilaku anak-anak tersebut. Selain itu, juga membantu

mendapatkan pengetahuan dan keterampilan diri mereka di

lingkungannya (Andrade dkk, 2005).

Pengasuhan keluarga selama lima tahun pertama kehidupan sangat

berpengaruh terhadap 4 domain perkembangan yaitu motorik, kognitif,

bahasa, dan sosial-emosional anak. Berbagai aspek inilah yang sangat

berpengaruh terhadap perkembangan dan perilaku anak di masa

mendatang (Lamb dkk dalam Kariger dkk, 2012). Anak dapat dikatakan

mengalami keterlambatan perkembangan secara menyeluruh ketika anak

mengalami keterlambatan pada lebih dari dua domain perkembangan

(Ngurah dkk 2008).

Kelangsungan hidup dan tumbuh kembang anak sangat

bergantung pada kasih sayang dan perhatian yang diberikan terhadap

(22)

3

(keluarga dan masyarakat), akan menentukan kualitas pribadinya

dan mewarnai kehidupannya di masa mendatang. Peran aktif orang

tua adalah usaha langsung terhadap anak, dan peran lain yang

penting adalah dalam menciptakan lingkungan (Dewi & Pujiastuti,

2012).

Rahayu (2013) dengan penelitian yang dilakukan di desa Pandak,

kecamatan Baturraden, kabupaten Banyumas menyatakan bahwa dalam

banyak penelitian menunjukkan kecerdasan anak usia nol sampai empat

tahun terbangun 50% dari total kecerdasan yang akan dicapai pada usia

18 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa usia empat tahun pertama adalah

masa-masa paling menentukan dalam membangun kecerdasan anak

dibanding masa-masa sesudahnya. Apabila tidak mendapat rangsangan

yang maksimal pada usia tersebut, maka potensi tumbuh kembang anak

tidak akan teraktualisasikan secara optimal atau mengalami gangguan

perkembangan emosi, sosial, mental, intelektual dan moral.

Masa balita merupakan masa terpenting dalam tumbuh kembang

anak karena pada masa ini adalah masa pertumbuhan dasar yang

akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya.

Selain itu masa balita merupakan masa kritis, dimana diperlukan

stimulasi yang berguna agar dapat berkembang sehingga perlu mendapat

perhatian dari lingkungan terutama keluarga sehingga apabila

keluarga atau lingkungan tidak mendukung justru akan menghambat

(23)

4

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fatimah (2011)

menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pola asuh orang tua

dengan perkembangan anak di R.A Darussalam Desa Sumber Mulyo

Jogoroto, Jombang dengan nilai signifikansi sebesar 0,002 atau P < 0,05 dan

penelitian yag dilakukan oleh Dewi dan Pujiastuti (2012) juga menunjukkan

adanya hubungan antara pola asuh orang tau terhadap pekembangan

perkembangan anak usia prasekolah di TK Kartika X-9 Cimahi dengan

nilai signifikansi sebesar 0,013 atau P < 0,05.

Penelitian yang akan peneliti lakukan berbeda dengan penelitian

sebelumnya, variabel peneliti yaitu pola asuh orang tua yang meliputi

pola asuh positif dan negatif serta perkembangan anak balita. Penelitian

ini akan dilaksanakan di Posyandu Kota Tangerang Selatan. Survey yang

peneliti lakukan pada Posyandu di wilayah kerja Ciputat Timur kota

Tangerang Selatan menunjukkan bahwa pada posyandu Sakura terdapat

beberapa penyimpangan perkembangan pada anak balita. Survey ini

dilakukan terhadap dua orang anak balita dengan menggunakan

instrument Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP). Hasil survey

ini adalah dari dua balita menunjukkan adanya penyimpangan

perkembangan di dua poin perkembangan yaitu motorik halus dan

motorik kasar. Oleh karena itu, maka peneliti ingin mengetahui lebih

dalam tentang perkembangan anak balita disana dan menghubungkan

kepada salah satu faktor yang mempengaruhinya yaitu pola asuh orang

(24)

5

B. Perumusan Masalah

Lebih kurang 10 juta anak yang meninggal sebelum usia 10 tahun

dan lebih dari 200 juta anak tidak berkembang sesuai potensi mereka

karena adanya kesalahan dalam pengasuhan merupakan fenomena yang

cukup menjadi perhatian kita, terutama bagi orang tua dalam

memberikan pengasuhan yang maksimal kepada anak.

Jumlah anak yang lahir setiap tahunnya adalah tanggung jawab

kita semua, dan orang tua merupakan individu yang paling bertanggung

jawab dalam tugas perkembangan seorang anak. Hasil studi pendahuluan

yang dilakukan pada dua orang balita di wilayah Posyandu Sakura

Ciputat Timur didapatkan bahwa terdapat penyimpangan perkembangan

di dua poin perkembangan yang akan diteliti oleh peneliti yaitunya

penyimpangan perkembangan pada poin motorik halus dan motorik

kasar, dengan demikian masalah penelitian ini adalah apakah terdapat

hubungan antara pola asuh orang tua dengan perkembangan anak balita

di Posyandu Sakura Ciputat Timur.

C. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, maka

pertanyaan penelitian yang dikembangkan untuk menjawab masalah

(25)

6

1. Bagaimana karakterisitik dari responden di Posyandu Sakura Ciputat

Timur?

2. Bagaimana pola asuh orang tua terhadap anak balita di Posyandu

Sakura Ciputat Timur?

3. Bagaimana perkembangan anak balita di Posyandu Sakura Ciputat

Timur?

4. Bagaimana hubungan pola asuh orang tua terhadap perkembangan

anak balita di Posyandu Sakura Ciputat Timur?

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan pola asuh orang tua terhadap

perkembangan anak balita di Posyandu Sakura Ciputat Timur.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui karakterisitik responden, yaitu orang tua yang

mempunyai anak balita di Posyandu Sakura Ciputat Timur

b. Untuk mengetahui gambaran pola asuh orang tua terhadap anak

balita di Posyandu Sakura Ciputat Timur

c. Mengkaji perkembangan anak balita di Posyandu Sakura Ciputat

Timur

d. Mengidentifikasi hubungan pola asuh orang tua terhadap

(26)

7

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Ilmu Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

ilmu pengetahuan, serta menjadi landasan dalam pengembangan

evidance basedilmu keperawatan, khususnya keperawatan anak dan

keluarga.

2. Bagi Posyandu

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi yang

bermanfaat oleh Posyandu, terutama bagi Ayah dan Ibu dari anak

yang bersangkutan, sehingga dapat memberikan pola asuh yang

positif terhadap anak.

3. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat dijadikan data awal pengembangan

(27)
(28)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perkembangan Anak

Istilah tumbuh kembang mencakup dua peristiwa yang berbeda, namun

berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Pertumbuhan (growth) merupakan

perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun

individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat, ukuran panjang, umur tulang

dan keseimbangan metabolik. Perkembangan (development) adalah

bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih

kompleks pada pola yang teratur dan sebagai hasil dari proses pematangan.

(April, 2009). Perkembangan juga berarti “mekar terbuka atau membentang;

menjadi; menjadi besar, luas dan banyak, serta menjadi bertambah sempurna

dalam hal kepribadian, pikiran, pengetahuan, dan sebagainya (Tim Penyusun

Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 2001 dalam April 2009).

Proses tumbuh kembang anak berlangsung secara alamiah, yang

dalam proses tersebut sangat berkaitan pada hubungan dengan orang tua.

Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Masa balita

merupakan pertumbuhan dasar akan mempengaruhi dan menentukan

perkembangan anak selanjutnya. Masa balita terjadi perkembangan

kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional, dan

intelegensi berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan

(29)

9

dibentuk pada masa ini. Pada masa periode kritis ini, diperlukan rangsangan

atau stimulasi yang berguna agar potensinya berkembang. Perkembangan anak

akan optimal bila interaksi sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap

perkembangannya, bahkan sejak bayi masih dalam kandungan (Kania, 2006)

Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling

berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagaiberikut:

1. Perkembangan merupakan “ Never Ending Process

2. Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi .

3. Perkembangan itu mengikuti pola atau arah tertentu

4. Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan

5. Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas

6. Setiap individu yang normal akan mengalami tahapan/ fase

perkembangan. (April, 2009).

Perkembangan merupakan bertambahnya struktur dan fungsi tubuh

yang lebih komplek dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan

bahasa serta sosialisasi dan kemandirian. Aspek-aspek perkembangan yang

dapat dipantau meliputi gerak kasar, gerak halus, kemampuan bicara dan

bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian (Depkes, 2006)

1) Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan

kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan

otot-otot besar, seperti duduk, berdiri, dan sebagainya.

2) Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan

(30)

10

tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan

koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu, menjimpit, menulis

dan sebagainya.

3) Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan dengan

kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, berbicara,

berkomunikasi, mengikuti perintah dan sebagainya.

4) Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan

kemampuan mandiri anak (makan sendiri, membereskan mainan selesai

bermain), berpisah dengan ibu/pengasuh anak, bersosialisasi dan

berinteraksi dengan lingkungannya, dan sebagainya.

Ciri-ciri perkembangan pada masa balita menurut Departemen

Kesehatan Republik Indonesia (2006) pada tiga tahun pertama kehidupan

ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak masih

berlangsung dan terjadi pertumbuhan serabut-serabut saraf dan

cabang-cabangnya, sehingga terbentuk jaringan saraf dan otak yang komplek. Jumlah

dan pengaturan hubungan antar sel saraf ini akan mempengaruhi segala kinerja

otak, mulai dari kemampuan belajar berjalan, mengenal huruf, hingga

bersosialisasi. Kecepatan pertumbuhan pada masa balita akan mulai menurun

dan terdapat kemajuan dalam perkembangan motorik dan fungsi ekskresi serta

perkembangan kemampuan bicara dan bahasa, kreatifitas, kesadaran sosial,

(31)

11

Anak di bawah lima tahun (Balita) merupakan masa terbentuknya dasar

kepribadian manusia, kemampuan penginderaan, berpikir, keterampilan

berbahasa dan berbicara, bertingkah laku sosial dan lain sebagainya. Anak

balita merupakan kelompok tersendiri yang dalam perkembangan dan

pertumbuhannya memerlukan perhatian yang lebih khusus. Apabila

perkembangan dan pertumbuhan pada masa balita ini mengalami gangguan, hal

ini akan berakibat terganggunya persiapan terhadap pembentukan anak yang

berkualitas. Balita terbagi dalam dua kategori berdasarkan karakteristik, yaitu

anak usia satu sampai tiga tahun (batita) dan anak usia prasekolah (Uripi,

2004).

Perkembangan anak di masa prasekolah sangat penting. Menurut

Sumardi.I.S. (2005) masa prasekolah merupakan masa emas (golden age)

dimana anak berusia 0–6 tahun, rentang usia ini sangat menentukan

pertumbuhan dan perkembangan anak pada kehidupan selanjutnya.

Menurut nursalam (2005) perkembangan adalah bertambahnya

kemampuan dan struktur atau fungsi tubuh yang lebih kompleks

dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan, dan diramalkan sebagai hasil dari

proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-organ, dan sistemnya yang

(32)

12

B. Pola Asuh Orang Tua

Pola asuh orang tua dalam perkembangan anak merupakan cara

yang digunakan dalam proses interaksi berkelanjutan antara orang tua dan

anak untuk membentuk hubungan yang hangat, dan memfasilitasi anak

untuk mengembangkan kemampuan anak yang meliputi perkembangan

motorik halus, motorik kasar, bahasa, dan kemampuan sosial sesuai dengan

tahap perkembangannya (Kurniawati dkk, 2011).

Menurut Baumrind (1971) dalam Apriany (2006) pola asuh

orangtua terdiri dari 2 dimensi yaitu parent warmth (dimensi kehangatan)

dan parent control (dimensi kendali) yang saling berhubungan dan

saling mempengaruhi satu sama lain. Dimensi kehangatan menunjukkan

b a hwa respon dan afeksi pada anak. Sedangkan dimensi kendali adalah

aspek dimana orangtua mengendalikan perilaku anak untuk memastikan

bahwa peraturan mereka dipatuhi.

Berdasarkan kedua dimensi di atas, maka terdapat empat

kategori pola asuh orangtua yaitu permissive, authoritarian,

authoritative, dan neglectfull. Orangtua yang menerapkan pola asuh

authoritative memperlihatkan kehangatan tetapi keras, menjungjung

tinggi kemandirian tetapi menuntut tanggungjawab akan sikap anak.

Pada pola asuh authoritarian, orangtua menjungjung tinggi kepatuhan,

kenyamanan dan disiplin yang berlebihan/orangtua lebih menekankan

pemberian hukuman terhadap kesalahan, tanya jawab verbal dan

(33)

13

menerima, murah hati dan agak pasif dalam hal kedisiplinan,

menerima seluruh tingkah laku yang ditampilkan anak, mengabulkan

setiap permintaan anak/terlalu memberikan perhatian yang berlebihan

tanpa menegakkan otoritasnya sebagai orangtua. Sedangkan pola asuh

neglectfull, orangtua memberikan kendali dan afeksi yang rendah pada

anaknya, mereka membiarkan anak mengambil keputusan sendiri,

orangtua dan anak tidak ada kedekatan emosi dan orangtua cenderung

mengabaikan kesejahteraan anak (Maccoby, 1980 dalam Apriany, 2006).

Muthmainnah (2012) menjelaskan bahwa pola asuh orang tua

dikatakan positif ketika orang tua mampu untuk bersikap positif kepada

anak yang akan menumbuhkan konsep dan pemikiran yang positif serta

sikap menghargai diri sendiri. Dan dikatakan pola asuh negatif bila orang tua

sering melakukan hal-hal yang negatif, seperti suka memukul,

mengabaikan, kurang memperhatikan, melecehkan, menghina, bersikap

tidak adil, tidak pernah memuji, suka marah-marah, dsb - dianggap sebagai

hukuman akibat kekurangan, kesalahan atau pun kebodohan dirinya. Sikap

negatif orang tua akan mengundang pertanyaan pada anak, dan

menimbulkan asumsi bahwa dirinya tidak cukup berharga untuk dikasihi,

untuk disayangi dan dihargai, dan semua itu akibat kekurangan yang ada

padanya sehingga orang tua tidak memberikan kasih sayang.

Markie dkk (2002) dalam Muchtar (2011) mendefinisikan Positive

Parentingadalah pendekatan pola asuh yang bertujuan untuk mengembangkan

(34)

14

anak. Pola asuh ini dikembangkan berdasarkan komunikasi yang baik dan juga

perhatian yang positif untuk membantu anak agar berkembang.

Anak-anak yang diasuh dengan pendekatan pola asuh positif

kemungkinan besar akan berkembang baik, memiliki kemampuan baik, dan

selalu merasa nyaman akan dirinya sendiri atas segala hasil yang telah

dicapainya. Pendekatan dengan pola asuh yang positif akan mengembangkan

kebiasaan baik yang merupakan landasan dalam mengembangkan karakter

yang positif. (Muchtar, D.H. 2011)

Menurut Nelsen & Lisa (2003) dalam buku Muchtar (2011), berikut ini

[image:34.612.127.544.50.724.2]

perbandingan pola asuh negatif dan pola asuh positif :

Tabel 2.1 Perbandingan Pola Asuh Positif dan Negatif

Pola Asuh Negatif Pola Asuh Positif

1. Melihat dan memberlakukan anak sebagai “hak milik” 2. Berusaha untuk membentuk

anak sesuai dengan keinginan orang tua

3. Menjadi teman yang tidak menyenangkan dan menekankan kalau orang tua tidak bisa menjadi teman bagi anak 4. Mengalah terhadap keinginan

anak atau orang tua 5. Kontrol

6. Mencoba untuk sempurna 7. Memberikan hukuman 8. Sangat melindungi

9. Menghindari perasaan terutama emosi negatif

10. Membetulakan atau mencari jalan keluar untuk anak 11. Selalu berpikir dari kacamata

orang tua

12. Selalu merasa khawatir atau takut

1. Melihat dan memberlakukan anak sebagai “titipan”

2. Mengasuh dan mengembangkan anak supaya anak menjadi dirinya sendiri

3. Sangat menghormati dan mendukung anak

4. Selalu tegas dan tetap fokus pada usaha untuk mencari faktor penyebab dan mencari solusi 5. Membimbing

6. Mengajarkan dan mendidik bahwa kesalahan dan kegagalan adalah keadaan agar kita dapat mengambil pelajaran untuk menjadi lebih baik

7. Melibatkan anak untuk mencari jalan keluar yang terbaik

8. Menawarkan pengawasan yang pada tempatnya

(35)

15

13. Selalu merasa kesal jika naak berprilaku tidak sesuai dengan keinginan orang tua

14. Mempunyai ersepsi bahwa kecerdasan intelektual adalah faktor utama yang akan

membuat anak sukses kemudian hari

10. Mengajarkan yang berguna dalam kehidupan

11. Berusaha masuk ke dunia anak 12. Menaruh kepercayaan dan

keyakinan pada anak

13. Berusaha agaranak belajar dari prilaku atau kejadian yang tidak menyenangkan

14. Memiliki persepsi bahwa kecerdasan intelektual membuat anak menjadi mampu dan kecerdasan emosionallah yang membuat anak sukses dan mampu meraih sgala potensi yang ada dalam dirinya.

Sumber: Nelsen & Lisa (2003) dalam buku Muchtar (2011)

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Anak

Untuk membantu para profesional menilai faktor yang mempengaruhi

perkembangan anak, mereka telah dikelompokkan ke dalam empat bidang

yaitunya:

a) Environmental factors(Rumah, penghasilan, pekerjaan, pendidikan)

b) Biological factors (Jenis kelamin, kesehatan umum, kesehatan mental,

praktek kesehatan)

c) Interpersonal relationships (Kedekatan, pola asuh orang tua, jaringan

sosial)

Interaksi dengan yang manusia lain merupakan suatu hal yang sangat

penting bagi seorang anak. Kontak mata, senyuman, memberikan

lingkungan untuk mereka agar dapat berkomunikasi lebih lanjut, adanya

(36)

16

pengasuh akan membatu mengembangkan dunia mereka dalam

berkomunikasi atau berhubungan dengan orang lain.(Field dkk, 2007)

d) Early environments and experiences (Pengalaman dan lingkungan

sebelumnya)

(37)
[image:37.792.72.739.21.455.2]

17

Tabel 2.2 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan (Lingkungan)

Faktor atau Kondisi Anak Keluarga Lingkungan terdekat Lingkungan masyarakat

Rumah Ruangan bermain untuk

anak ada/tidak

Keadaan rumah padat/tidak

Ruangan hijau untuk bermain anak ada/tidak

Bangunan masyaratakat di sekitar rumah ada/tidak

Anak berada di rumah dalam keadaan aman/tidak

Kondisi rumah sehat/tidak

Lingkungan sekitar bebas dari kejahatan/ tidak

Lingkungan di sekitar memudahkan untuk mencari penghasilan/tidak.

Penghasilan Pakaian anak

memadai/tidak

Keluarga mengalami tekanan keuangan/tidak

Ada program komunitas yang murang untuk keluarga /tidak

Ada subsidi atau bantuan sosial/tidak

Gizi untuk anak cukup/tidak

Keluarga bergantung kepada satu orang dewasa yang berpenghasilan/ tidak

Ada tempat membeli makan yang aman/tidak

Ada subsidi untuk makanan/tidak

Pekerjaan Ketika orang tua bekerja,

anak dititipkan kepada penitipan anak yang berkualitas/tidak

Orang tua stres/tidak ketika anak dititipkan

Lingkungan sekitar termasuk banyak yang bekerja/tidak

(38)

18

Memadai/tidak pekerjaan individu dalam sebuah keluarga

Keluarga butuh lebih banyak usaha agar pekerjaannya bermakna/ tidak

Pendidikan

Seseorang membaca dan bermain dengan anak/tidak

Tingkat pendidikan dari anggota keluarga

Ada/tidak dorongan dari masyarakat agar orang tua memberikan

pendidikan yang memadai untuk anaknya

Ada/tidak program di masyarakat yang mendukung pendidikan

Anak memiliki buku-buku dan mainan yang merangsang

perkembangan/ tidak

Keluarga membantu anak untuk mengembangkan kemampuan anak/tidak

Ada/tidak tingkatan dalam memperoleh pendidikan dalam masyarakat

Anak mengikuti

pendidikan usia dini yang berkualitas/tidak

Keluarga memiliki akses ke program

pendidikan/tidak

Ada/tidak kebijakan untuk pendidikan anak usia dini

Sumber: Shanker, Blair & Diamond, 2008

(39)
[image:39.792.76.757.21.466.2]

19

Tabel 2.3 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan (Faktor Biologi)

Faktor atau Kondisi Anak Keluarga Lingkungan terdekat Lingkungan masyarakat

Jenis kelamin Laki-laki/Perempuan Pernah mengalami kekerasan

dalam keluarga/tidak

Ada laki-laki atau perempuan yang berpengaruh di lingkungan/tidak

Ada pengakuan laki-laki setara dengan perempuan/tidak

Kesehatan umum Berat badan ketika lahir sehat/tidak

Kehamilan dari ibu yang normal/tidak

Asupan nutrisi yang kuat selama trimester pertama ketika di dalam perit ibu

Ada//tidak pelayanan kesehatan terdekat

Anak dalam keadaan sakit/tidak

Ada anggota keluarga yang sakit/tidak.

Ada/tidak dukungan masyarakat terhadap individu yang cacat

Ada/tidak dukungan masyarakat untuk keluarga yang mengalami kcacatan

Kesehatan mental

Lingkungan anak sangat hangat akan kasih sayang/tidak

Kesehatan ibu ketika memiliki anak

Ada program untuk mendukung kesehatan mental ibu selama kehamilan dan setelah melahirkan/tidak

Ada dukungan masyarakat terjadap kesehatan mental ibu hamil/tidak

Pengasuh anak konsisten dan responsif atau tidak

Keluarga mengalami trauma, penyalahgunaan obat atau

Ada/tidak dukungan program dari lingkungan sekitang tentang

(40)

20

kesehatan mental/tidak keterampilan koping mengurangi stigma negatif

tentang kesehatan mental

Praktek kesehatan Ada/tidak pola makan, tidur dan bermain anak

Keluarga mengatir secara aktif gizi, tidur dan bermain anak/tidak

Ada/tidak komunitas yang

memberikan informasi tentang gizi, tidur, dan aktifitas anak

Anak diberikan ASI/tidak Paham/tidak keluarga tentang ASI

Ada dukungan/tidak dari lingkungan sekitar untuk memberikan ASI kepada anak

Anak diberikan ASI eksklusif selama 6 bulan/tidak

Anak olah raga stiap hari/tidak

Anggota keluarga mendorong anak untuk berolah raga/tidak

Ada/tidak program masyarakat untuk mendukung aktifitas fisik untuk anak

Ada bayaran/tidak untuk aktifitas fisik di sekolah anak

Anak dikenalkan untuk menjaga kebersihan mulut/tidak

Anak didorong untu\k membersihkan gigi/tidak

Mudah/tidak mendapatkan informasi tentang pentingnya kesehatan gigi dan mulut untuk anak

Sumber: Shanker, Blair & Diamond, 2008

(41)
[image:41.792.71.747.21.463.2]

21

Tabel 2.4 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan (Faktor Interpersonal)

Faktor atau Kondisi Anak Keluarga Lingkungan terdekat Lingkungan masyarakat

Kedekatan Dekat/tidak anak dengan

pengasuhnya

Responsif /tidak pengasuh dari anak kita

Ada program/tidak dari masyarakat tentang kedekatan anak denga orang tua

Pengasuh memberikan dukungan finansial/tidak kepada anak

Pola asuh orang tua Anak mendapatkan pola asuh yang baik/tidak

Orang tua memberikan pengasuhan yang baik/tidak

Ada/tidak program tentang cara pengasuhan yang baik untuk anak

Hak-hak dan tanggung jawab orang tua diakui di tempat kerja/tidak

Jaringan sosial

Ada/tidak ada hubungan anak dengan orang dewasa lain

Keluarga memiliki banyak jaringan sosial/tidak

Di lingkungan masyarakat ada/tidak, kelompok-kelompok dengan

kepentingan tertentu (Misal : Kelompok agama, budaya, dll)

Ada dukungan masyarakat/ tidak dalam mengembangakan kelpompok-kelompok dengan berbagai kepentingan tersebut

Anak memiliki teman sebaya/tidak

Anak diterima dalam keluarga/tidak

Ada/tidak perlakuan yang sama terhadap semua keluarga dari masyarakat sekitar

Ada/tidak dukungan masyarakat terhadap hak azazi manusia

(42)

22

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pola asuh anak menurut

Edward (2006) adalah :

a. Tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan dan pengetahuan orang tua serta pengalamannya

sangat berpengaruh dalam mengasuh anak.

b. Lingkungan

Lingkungan banyak mempengaruhi perkembangan anak, maka tidak

mustahil jika lingkungan juga ikut mewarnai pola-pola pengasuhan yang

diberikan orang tua terhadap anak.

c. Budaya

Sering kali orang tua mengikuti cara-cara yang dilakukan oleh

masyarakat dalam mengasuh anak, kebiasaan-kebiasaan masyarakat

disekitarnya dalam mengasuh anak. Karena pola-pola tersebut

dianggapnya berhasil dalam mendidik anak kearah kematangan. Orang

tua mengharapkan kelak anaknya dapat diterima di masyarakat dengan

baik, oleh karena itu kebudayaan atau kebiasaan masyarakat dalam

mengasuh anak juga mempengaruhi setiap orang tua dalam memberikan

(43)

23

D. Hubungan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perkembangan Anak Balita

Pengasuhan dalam keluarga sangatlah penting untuk perkembangan anak di

masa mendatang. Pengasuhan ini termasuk pengasuhan di aspek psikososial yang

mengarah kepada perkembangan yang positif. Indikator-indikator yang mempengaruhi

perkembangan yang positiflah yang dibutuhkan untuk menilai seberapa jauh

pengasuhan yang diberikan oleh keluarga atau bagaimana penerapan nilai-nilai budaya

dalam keluarga tersebut. Pengasuhan dalam keluarga merupakan serangkaian tindakan

atau aktivitas yang diperankan oleh pengasuh dalam keluarga di lingkungannya , atau

kondisi lingkungan yang diatur oleh pengasuh agar anak mampu untuk beradaptasi

sehingga apa yang menjadi tujuan dari pengasuhan tersebut dapat tercapai.(Kariger

dkk, 2012).

Untuk mendukung beberapa teori, maka para peneliti melakukan

penelitian yang membahas tentang perkembangan anak yang dipengaruhi oleh

status perkawinan, hubungan antara oerang tua dan anak, dan hubungan anak

dengan saudaranya. (Groenendyk & Brenda 2007)

Baru-baru ini, ada peneliti yang sudah menekankan akan pentingnya

interaksi dalam sebuah keluarga. Diantaranya pengasuhan yang dilakukan oleh

ayah dan ibu. Kesimpulan dari penelitian ini adalah interaksi ini berpengarug

langsung terhadap perkembangan anak. (Groenendyk & Brenda 2007)

Pengasuhan dalam keluarga mengacu kepada prilaku atau nilai-nilai yang

diberikan oleh ayah dan ibu berupa pemberian dukungan satu sama lain atau

juga bisa tidak adanya dukungan yang diberikan oleh orang tua tergantung

(44)

24

Pencarian perhatian oleh anak merupakan cara mereka dalam

menunjukkan harapan-harapan mereka tentang dunia sosial mereka. Menurut

teori kedekatan internal adalah anak-anak mempunyai keinginan kepada orang

tuanya agar diberikan respon saat mereka mengharapkan suatu hal ketika

diberikan perawatan dalam keluarganya. Adanya respon orang tua terhadap

harapan-harapan anak dapat mengajarkan mereka tentang adanya sebuah hubungan

timbal balik atau adanya komunikasi yang dua arah (Pierre & Forman, 2012)

Teori kedekatan ini sudah diprediksi dan menunjukkan bahwa anak yang

berusia 2 tahun secara positif dapat termotivasi untuk bekerjasama dengan

teman-teman bermainnya dalam menyelesaikan tugasnya, atau sebuah solusi

dari permasalahan didapat ketika adanya orang tua yang selalu siap untuk

membantu mereka (Pierre & Forman, 2012)).

Menurut Marcobby, hubungan timbal balik antara anak dan orang tua

akan membantu anak dalam mengembangkan respon yang diberikan orang

tuanya, dimana peran orang tua menjadi fokus uatama dalam memberikan

respon (Pierre&Forman, 2012). Dengan respon yang diberikan orang tua dalam

berkolaborasi dengan anknya, anak juga belajar tentang cara memberi respon

yang sama. Kolaborasi antara anak dan orang tua ini bukanlah untuk

mengekang anak terhadap respon yang ada, tapi dengan repon yang diberikan

orang tua, anak mampu untuk berfikir lebih luas dan terarah, sehingga adanya

interaksi yang menyenangkan bagi anak, adalah kewajiban orang tua merepon

anaknya dengan tanpa paksaan, sehingga orang tua dan anak dapat saling

(45)

25

E. Penilaian Perkembangan Anak

1. Penilaian Cepat Perkembangan pada Umur Tertentu

Muhaimin (2003) menjelaskan bahwa penting untuk dapat menilai

perkembangan secara cepat pada semua umur. Tabel di bawah ini

memperlihatkan rentang umur normal saat anak mencapai kemampuan

tertentu yang dapat diukur dengan alat sederhana (kubus kayu berukuran 1

inci, crayon, kertas, buku gambar). Jika tampak adanya keterlambatan,

diperlukan pemeriksaan klinis dan perkembangan secara lengkap dan

terencana.

Tabel 2.5 Perkembangan Keterampilan pada Bayi 0 – 1 tahun Usia (Bulan) Keterampilan yang

dicapai 50 %

Keterampilan yang dicapai 100 % Motorik Kasar

Tengkurap, kepala ditegakkan dengan sudut 45°

1.0 2.4

Duduk dengan dipegangi, kepada tegak 2.2 3.8

Dibantu untuk duduk, kepala tidak goyah 4.1 5.6

Berguling 5.0 8.0

Duduk tanpa bantuan 6.8 8.3

Dibantu untuk berdiri 9.5 12.5

Berjalan sambil memegang furnitur 10.2 13.1

Motorik halus

Menyatukan tangan 1.9 3.6

Meraih objek yang diletakkan di tangan 2.6 4.1

Menggapai objek 4.2 5.9

Memindahkan kubus dari tangan ke tangan

6.7 9.8

Menepukkan kubus dari tangan ke tangan

9.0 12.5

Menjepit bola kecil 10.0 13.3

Bahasa

Bersuara – tidak menangis 0.5 1.7

Tertawa 2.0 2.8

“Papa”/”Mama” (Tidak spesifik) 6.8 9.4

[image:45.612.127.545.64.719.2]
(46)

26

Sosial

Senyum berdasarkan respon 0.8 1.6

Makan biskuit sendiri 5.5 7.4

Main pat-a-cake 9.0 12.5

Minum dari gelas terbuka 11.5 16.4

[image:46.612.127.549.40.553.2]

Sumber: Muhaimin (2003)

Tabel 2.6 Perkembangan Keterampilan pada Bayi 1 – 2 tahun Usia (Bulan) Keterampilan yang

dicapai 50 %

Keterampilan yang dicapai 100 % Motorik Kasar

Berdiri sendiri secara baik 12.7 16.1

Berjalan lima langkah 13.5 16.8

Menaiki tangga sambil berpegangan 16.8 21.1

Motorik halus

Menyusun menara dari dua kubus 13.8 18.6

Menulis secara spontan 13.8 18.9

Menyusun menara dari empat kubus 19.0 24.0

Bahasa

Tiga kata selain Mama/papa 12.3 16.5

Menunjuk salah satu anggotabadan 17.5 23.7

Menggaubungkan dua akata yang berbeda

17.7 24.0

Merespon perintah sederhana tanpa isyarat

18.6 2.7 thn

Menyebutkan nama suatu gambar 20.0 2.2 thn

Sosial

Minum dari gelas yang terbuka 11.5 16.4

Menggunakan sendok, tumpah sedikit 14.5 19.0

Membantu di dalam rumah, tugas sederhana

17.1 22.2

(47)
[image:47.612.128.547.41.672.2]

27

Tabel 2.7 Perkembangan Keterampilan pada Bayi 2 – 5 Tahun

Usia (Tahun)

Keterampilan yang dicapai 50 %

Keterampilan yang dicapai 100 % Motorik Kasar

Berdiri seimbang dengan satu kaki selama 1 detik

2.6 3.9

Melompat dengan satu kaki 3.6 4.6

Berdiri seimbang degan satu kaki selama 5 detik

3.7 4.7

Menaiki tangga seperti orang dewasa 3 4

Berjalan ke depan dengan cara tumit ke ibu jari

4.6 5.7

Motorik halus

Menyusun delapan kubus ke atas 2.3 3.1

Meniru garis vertikal 2.5 3.4

Meniru jempatan tiga-kubus 2.9 3.6

Menyalin gambar lingkaran 3.0 3.7

Menyalin gambar silang 3.7 4.8

Menggambar manusia-tiga bagian 3.8 4.8

Meniru kotak 4.1 5.4

Menggambar manusia-enam bagian 4.6 6.1

Menyalin gambar kotak 4.7 6.3

Bahasa

Merujuk diri sendiri dengan nama 2

Menggunakan kata jamak 2.3 3.0

Memberikan nama pertama dan nama terakhir

2.6 3.5

Menggunakan kata saya, aku, kamu 2.5

Mengerti kata dalam, atas, bawah 3.1 4.2

Mengenali keluarga 3

Mengenali sebagian besar orang asing 4

Menggunakan kata kenapa, dan kapan 4

Kalimat panjang dengan kata penghubung (Sehingga, karena)

4

Sosial

Mencuci dan mengeringkan tangan 2.0 3.1

Mengancingkan pakaian 3.7 4.9

Berpakaian tanpa pengawasan 4.0 5.5

Berpakaian dengan pengawasan 2.9 3.8

(48)

28

2. Penilaian Perkembangan Anak dengan Kuisioner Pra Skrining Pertumbuhan

(KPSP)

Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) merupakan salahsatu

alat skrining yang diwajibkan oleh Departemen Kesehatan untuk digunakan

di tingkat pelayanan kesehatan primer. KPSP sangat mudah digunakan baik

oleh petugas kesehatan bahkan bagi guru TK (Taman Kanak-kanak), guru

PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), maupun orangtua untuk mendeteksi dini

adanya kelainan perkembangan anak sejak usia 3 bulan sehingga dengan

cepat dapat dilakukan intervensi dini (Ariani, 2012).

Pemeriksaan perkembangan anak menggunakan KPSP bertujuan

untuk mengetahui perkembangan s e o r a n g anak, dengan hasil normal atau

ada penyimpangan.

Jadwal skrining / pemeriksaan KPSP adalah pada umur 3, 6, 9,

12, 15, 18, 21, 24, 30,36, 42, 48, 54, 60, 66 dan 72 bulan. Jika anak

belum mencapai umur skrining tersebut, minta ibu datang kembali pada

umur skrining yang terdekat untuk pemeriksaan rutin. Misalnya bayi umur

7 bulan, diminta datang kembali untuk skrining pada umur 9 bulan.

Apabila orang tua datang dengan keluhan anaknya mempunyai masalah

tumbuh kembang sedangkan umur anak bukan umur skrining maka

pemeriksaan menggunakan KPSP untuk umur skrining terdekat yang

(49)

29

p

Keterangan :

: Berkaitan dengan penelitian : Tidak berkaitan dengan penelitian Fakt or-Fakt or yang

M empengaruhi Perkembangan Anak

Lingkungan Biologi

Pengalaman dan lingkungan sebelumnya Hubungan antar

personal

a. Gender b. General healt h c. M ent al healt h d. Healt h pract ise

a. Housing b. Income c. Employment d. Educat ion

Perkembangan anak :

 Normal

 M enyimpang Pola asuh posit if

Pola asuh negat if Hubungan sosial

Pola asuh orang t ua Kelekat an

(50)
(51)

30

BAB III

KERANGKA KONSEP , HIPOTESIS PENELITIAN, DAN

DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Penelitian ini meneliti variabel yang berisi pola asuh orang tua

dan perkembangan anak balita, perkembangan anak mencakup

perkembangan bahasa, motorik halus, motorik kasar dan perkembangan

sosial. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak dibagi

menjadi empat, yaitunya: Lingkungan, biologi, hubungan antar personal

(Pola asuh orang tua) dan pengalaman. Sedangkan pola asuh disini

meliputi pola asuh positif dan pola asuh negatif.

Bagan 3.1 Korelasi antara variabel Independen dan Dependen

Pola asuh orang tua Perkembangan anak

balita

(52)

31

B. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu pernyataan yang merupakan jawaban

sementara peneliti terhadap pertanyaan penelitian (Dahlan, 2008).

Berdasarkan kerangka konsep penelitian, hipotesis yang muncul adalah :

Ha: Terdapat hubungan antara pola asuh orang tua tetadap

perkembangananak balita.

C. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara

operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga

memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran

secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena. Definisi operasional

ditentukan berdasarkan parameter yang dijadikan ukuran dalam penelitian.

Sedangkan cara pengukuran merupakan cara dimana variabel dapat diukur

(53)
[image:53.792.101.749.13.523.2]

32

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala

1 Pendidikan akhir Pendidikan terakhir orang tua Kuisioner A 1. Dasar

2. Menengah 3. Atas

Ordinal

2 Pekerjaan Aktivitas keseharian orang tua Kuisioner A 1. Tidak bekerja

2. Bekerja

Nominal

3 Lama interaksi

orang tua dengan anak

Waktu yang dihabiskan orang tua untuk berinteraksi dengan anak

Kuisioner A Penilaian

1. Interaksi baik

Lama interaksi > 3 jam 2. Interaksi kurang baik

Lama interaksi < 3 jam Sumber: Hartono (2012)

Ordinal

4 Pola asuh orang tua Cara orang tua dalam memberikan pengasuhan kepada anak usia 1 – 3 tahun yang bertujuan untuk mengembangkan dan mengelola prilaku anak saat ini dan masa mendatang. Kuisioner dengan 14 pernyataan menggunakan skala likert (Kuisioner B) Penilaian:

1. Pola asuh positif , jika,

Skor positif > skor negatif 2. Pola asuh negatif ,

jika,

Skor negatif > skor positif

Modifikasi Nelsen & Lisa (2003) dan Likert (2014)

Ordinal

5 Perkembangan anak

Bertambahnya kemampuan (skill) anak usia 1 – 3 tahun dalam hal struktur dan fungsi tubuh yang yang meliputi perkembangan motorik halus, motorik kasar, sosial dan bahasa.

KPSP dengan 9 dan 10 pernyataan (Kuisioner C)

Penilaian:

1. Perkembangan anak sesuai (S) jika skor 9 - 10

2. Perkembangan anak kemungkinan ada penyimpangan jika skor kurang atau sama dengan 6

Sumber : Depkes RI (2006)

(54)
(55)

33

BAB

IV

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian

kuantitatif yang menggunakan desain penelitian cross sectional. Rancangan

penelitian cross sectional merupakan rancangan penelitian yang pengukuran

dan pengamatannya dilakukan secara simultan pada satu saat /sekali waktu

(Hidayat, 2007).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 2-4 Juni 2014. Penelitian ini

dilakukan pada Posyandu Sakura, yang merupakan wilayah kerja Puskesmas

Ciputat Timur di kota Tangerang Selatan. Alasan penelitian ini dilakukan di

Posyandu Sakura adalah karena terdapat banyak anak balita disana, dan dari

keterangan salah seorang Kelompok Kerja (POKJA) 4 Kelurahan Rempoa

terdapat kasus perkembangan anak balita yang menyimpang, serta hasil studi

pendahuluan yang sudah dilakukan oleh peneliti, bahwa terdapat

penyimpangan perkembangan disana.

Salah satu hal yang mempengaruhi perkembangan anak adalah pola

asuh orang tua. Karena hal tersebut peneliti ingin mengetahui bagaimana

hubungan pola asuh orang tua terhadap perkembangan anak usia balita

(56)

34 C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah seluruh subjek atau objek dengan karakteristik

tertentu yang akan diteliti (Hidayat, 2007). Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh balita yang ada di Posyandu Sakura Ciputat Timur yang

berjumlah 59 anak balita.

Daftar jumlah anak balita di Posyandu Sakura Ciputat Timur pada

[image:56.612.134.546.45.445.2]

tahun 2014 tercantum dalam Tabel 4.1

Tabel 4.1 Daftar Jumlah Anak Balita di Posyandu Sakura Ciputat Timur pada Tahun 2014

No. Usia Jumlah anak

1 1-2 tahun 23 orang

2 3-5 tahun 36 orang

Sumber : Posyandu Sakura CiputatTimur

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti atau

sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat,

2007). Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan

sampel para orang tua yang memiliki anak dengan usia berkisar 1–5

tahun. Kriteria sampel meliputi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi

dimana kriteria tersebut menentukan dapat atau tidaknya sampel tersebut

digunakan. Kriteria inklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian

(57)

35 Kriteria inklusi sampel dalam penelitian ini antara lain:

a. Orang tua yang memiliki anak usia balita

b. Anak yang terdata di Posyandu Sakura, wilayah kerja Ciputat Timur

c. Bersedia menjadi responden

Kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian

tidak dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai

sampel penelitian yang penyebabnya adalah :

a. Menolak menjadi responden

b. Terdapat keadaan yang tidak memungkinkan untuk dilakukan

penelitian

c. Terdapat keadaan atau penyakit yang mengganggu pengukuran

maupun interpretasi hasil penelitian

(Hidayat, 2008)

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah

menggunakan teknik sampling jenuh. Cara pengambilan sampel ini adalah

dengan mengambil semua anggota populasi yang ada (Hidayat, 2008). Jadi,

jumlah sampel yang digunakan adalah 59 orang anak.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan oleh peneliti

untuk mengobservasi, mengukur atau menilai suatu fenomena (Dharma,

2011). Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti menggunakan

(58)

36 1. Kuesioner A yang berisi tentang identitas responden, berupa inisial nama

orang tua, umur orang tua, pekerjaan orang tua, pendidikan akhir, inisial

nama anak, umur anak, dan jenis kelamin anak.

2. Kuesioner B berisikan tentang pola asuh orang tua. Kuesioner ini terdiri

dari 7 pernyataan positif dan 7 pernyataan negatif. Skala yang digunakan

adalah skala likert. Kuesioner pola asuh orang tua dengan skala likert ini

dibuat dengan pilihan SS yaitu “Sangat Sesuai”, S yaitu “sesuai”, TS yaitu

“tidak sesuai” dan STS yaitu “Sangat Tidak Sesuai”. Skor yang diberikan

untuk pilihan SS sama dengan 4, S sama dengan 3, TS sama dengan 2 dan

[image:58.612.134.548.43.493.2]

untuk STS sama dengan 0.

Tabel 4.2 Kisi-Kisi Kuesioner tentang Pola Asuh

Variabel Nomor Item

Pola Asuh Favorable Favorable

1,2,3,4,5,6,7 8,9,10,11,12,13,14

3. Kuesioner C yaitu KPSP, yang berisi 9-10 pertanyaan tentang

kemampuan perkembangan yang telah dicapai anak. Sasaran KPSP

anak adalah a n a k u s i a 0-72 bulan. Yang akan digunakan pada

penelitian ini adalah anak usia 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 45, 60 bulan

untuk seluruh aspek yang ada, yaitunya motorik halus, motorik kasar,

(59)

37 Interpretasi KPSP meliputi :

a. Jawaban Ya : Orang tua anak menjawab: anak bisa atau

pernah atau sering atau kadang-kadang melakukannya.

b. Jawaban Tidak : Orang tua menjawab: anak belum pernah

melakukan atau tidak pernah atau ibu/pengasuh anak tidak tahu.

Interpretasi hasil KPSP dengan jawaban Ya adalah :

a. 9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan

tahap perkembangannya (S)

b. 8 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P)

E. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas di Posyandu

Melati, pada tanggal 27 Mei 2014. Uji validitas dilakukan di Posyandu ini

dikarenakan memiliki karakteristik yang sama dengan Posyandu tempat

penelitian yang akan dilakukan.

Peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas sebelum melakukan

penelitian untuk mendapatkan instrumen yang dapat diterima sesuai

standar (Hidayat, 2008).

1. Hasil Validitas Instrumen

Hasil uji validitas untuk pola asuh orang tua terdapat pernyataan

tidak valid sebanyak 2 pernyatan yaitu pernyataan pada nomor 1 dan

6. Pada saat penelitian peneliti tidak langsung mengeluarkan dua

pernyataan ini karena akan diuji kembali validitasnya setelah

(60)

38 2. Hasil Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas merupakan langkah yang dilakukan setelah

melakukan validitas instrument. Dalam penelitian ini digunakan

metode Cronbach Alpha untuk mengukur reliabilitas instrument pola

asuh orang tua. Salah satu keuntungan dari metode ini adalah dapat

dihitung dengan hanya melakukan pengukuran satu waktu (satu kali)

dan tepat digunakan untuk skala likert (Dharma, 2011). Hasil

[image:60.612.136.545.42.435.2]

pengujian reliabilitas instrumen dirangkum dalam Tabel 4.3

Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Variabel Alpha Cronbach Keputusan

Pola asuh Positif 0,741 Reliabel

Negatif 0,741 Reliabel

F. Tahapan Pengambilan Data

Penelitian ini akan mengambil data mengenai pola asuh orang tua

dan perkembangan anak usia bawah tiga tahun. Penelitian ini mengambil data

dengan cara:

1. Peneliti mempersiapkan surat menyurat terkait dengan izin penelitian

di taman penitipan anak ke kampus FKIK UIN Jakarta.

2. Peneliti menyerahkan surat izin penelitian ke Dinas Kesehatan

(Dinkes) Kota Tangerang Selatan (Tangsel)

3. Peneliti menunggu persetujuan Dinkes Tangsel. Setelah itu langsung

(61)

39 4. Peneliti mengikuti Rapat koordinasi rutin Posyandu kelurahan

Rempoa, rekomendasi dari penanggung jawab ibu dan anak kecamatan

Ciputat Timur

5. Setelah mengikuti Rapat koordinasi rutin, peneliti mendapatkan dua

opsi tempat untuk dilakukan pengujian validitas dan penelitian.

6. Peneliti mempersiapkan segala kebutuhan untuk penelitian

7. Mengunjungi tempat yang sudah ditentukan yaitu Posyandu Sakura

8. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan kembali ke pihak Posyandu

yang dikunjungi

9. Peneliti meminta persetujuan kepada orang tua yang memiliki anak

usia balita.

10. Peneliti menyebarkan kuisioner kepada orang tua serta mengobservasi

dan memberikan perlakukan kepada anak balita sesuai dengan data

yang diberikan oleh kader Posyandu.

11. Peneliti mengumpulkan kuisioner yang telah diisi oleh responden

12. Peneliti mengolah kuisioner dan data yang sudah dikumpulkan dan

memasukkan ke dalam laporan penelitian.

G. Pengolahan Data

Dalam proses pengolahan data, peneliti menggunakan

langkah-langkah pengolahan data menurut Hidayat (2008) diantaranya:

1. Pengolahan data(Editing)

Editing yaitu memeriksa kembali kebenaran data atau formulir

(62)

40 tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul untuk

memastikan bahwa data yang terkumpul sesuai dengan kebutuhan

penelitian.

2. Pengkodean data(Coding)

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka)

terhadap data yang terdiri atasa kategori. Pemberian kode ini sangat

penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan komputer.

Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya

dalam satu buku(code book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi

dan arti suatu kode dari suatu variabel.

Data yang sudah terkumpul, sebelum dimasukkan ke dalam

komputer diberikan kode dalam setiap pernyataan. Kuesioner pola

asuh orang tua diberikan kode pernyataan nomor satu menjadi 1,

pernyataan nomor 2 menjadi 2, dan seterusnya hingga akhir pernyataan

yaitu sampai 14. Sedangkan kuisioner perkembangan anak balita

diberikan kode pernyataan nomor 1 menjadi A, pernyataan nomor 2

menjadi B, hingga akhir pernyataan yaitu sampai J.

3. Pemasukan data(Entry)

Data entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah

dikumpulkan ke dalam program computer statistik untuk dapat di

(63)

41 Tahapan ini adalah proses memasukkan data responden mulai

dari kuesioner A hingga kuesioner C. Masing-masing diisi sesuai

dengan isian responden.

4. Pembersihan Data (Cleaning)

Proses pengecekkan kembali data-data yang telah dimasukkan

untuk melihat ada tidaknya kesalahan, terutama kesesuaian

pengkodean yang dilakukan. Apabila terjadi kesalahan maka data

tersebut akan segera diperbaiki sehingga sesuai dengan hasil

pengumpulan data yang dilakukan.

H. Teknik Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisis univariat adalah mendeskripsikan setiap variabel

yang diteliti, diagnosis asumsi statistik lanjut deteksi nilai

ekstrim/outlier (Amran, 2012). Analisa univariat pada penelitian ini

dilakukan untuk mengetahui berbagai karakteristik responden, mulai

dari pendidikan responden, pekerjaan, lama interaksi responden

dengan anak balita, jenis kelamin anak balita, pola asuh responden

serta perkembangan anak balita.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan dengan uji Chi-Square. Uji ini

digunakan untuk menguji hubungan antara variabel independen dan

(64)

42 penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan pola asuh orang

tua dengan perkembangan anak balita.

I. Etika Penelitian

Penelitian ini menggunakan subjek manusia, maka peneliti harus

memahami hak dasar manusia. Manusia memiliki kebebasan dalam

menentukan dirinya, sehingga penelitian yang dilakukan benar-benar

menjunjung kebebasan manusia. Masalah etika penelitian keperawatan

sangat penting karena penelitian keperawatan berhubungan langsung dengan

manusia. Masalah etika yang harus diperhatikan dalam proses penelitian

adalah sebagai berikut (Hidayat, 2007 & Dahlan, 2008) :

1. Lembar persetujuan (Informed consent)

Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang

diteliti untuk ketersediaannya menjadi responden penelitian.

Persetujuan dari responden merupakan hak dari responden yang

sebelumnya sudah diberitahunkan oleh peneliti mengenai tujuan

penelitian, prosedur pelaksanaan, manfaat penelitian, dan kerahasiaan

responden. Lembar persetujuan ini ditandantangani oleh responden

yang bersedia menjadi responden penelitian.

2. Tanpa nama (Anonymity)

Penelitian ini tidak mencantumkan nama responden pada

lembar pengumpulan data yang diisi oleh responden, tetapi

mengurutkan nomor pada lembar pengumpulan data yang

(65)

43 3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Penelitian ini memberikan jaminan kerahasiaan teradap hasil

penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya.

4. Prinsip keadilan, mnfaat dan menghormati orang lain

Penelitian ini dilakukan dengan memenuhi prinsip keadilan,

Gambar

Tabel 2.1 Perbandingan Pola Asuh Positif dan Negatif
Tabel 2.2 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan (Lingkungan)
Tabel 2.3 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan (Faktor Biologi)
Tabel 2.4 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan (Faktor Interpersonal)
+7

Referensi

Dokumen terkait

MATEMATIKA.. Operasi Hitung Bilangan ... Bilangan Ribuan ... Perkalian dan Pembagian Bilangan ... Kelipatan dan Faktor Bilangan ... Segitiga dan Jajaran Genjang ...

Selain membuat produk model jadi berupa slide video tentang musik daerah Minangkabau yang bisa dimanfaatkan untuk pembelajaran seni budaya musik di sekolah, tulisan ini

[r]

Berdasarkan keputusan Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Nomor: 015/Pokja-FAH/X/2016 tanggal 05 Oktober 2016 tentang Penetapan Pemenang Pengadaan

1) Kelompok fauna daratan / terestrial yang umumnya menempati bagian atas pohon mangrove, terdiri atas: insekta, ular, primata, dan burung. Kelompok ini tidak memiliki sifat

Di dalam sistem ini, pemain dapat melihat hasil kerjanya dalam permainan ini yang berupa Trophy yang diperoleh dari pencapaiannya di Story Mode dan juga High Score yang

[r]

Ibnu Khaldun (1332-1406 M) melihat peradaban sebagai organisasi sosial manusia, kelanjutan dari proses tamaddun (semacam urbanisasi), lewat ashabiyah (group feeling),