HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP
PERKEMBANGAN ANAK BALITA DI POSYANDU
SAKURA CIPUTAT TIMUR
SkripsiDiajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Oleh :
REFI YULITA
NIM : 1110104000007
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
iii
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES SCHOOL OF NURSING
SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY OF JAKARTA
Undergraduate Thesis, Juli 2014
Refi Yulita, NIM. 1110104000007
The Relationship between Parenting Style and Children 1-5 Years Old Growth in Posyandu Sakura Ciputat Timur
xvii + 58 pages + 18 tables + 2 figures + 8 appendixes
Parenting style is one factor influencing 1-5 years old growing child. Children 1-5 years old give the positive parenting by their own parents will have normal growth according to their ages. This study aims to know the relationship between parenting style and children 1-5 years old growth. This study in Posyandu Sakura Ciputat Timur. The samples are 59 respondents by using total sampling technique. This research is quantitative with cross sectional approach. This study is using questionnaire to collects data. The result show that 17 respondents (29%) have positive parenting style and have normal growth, 12 respondents (20%) have positive parenting style and have abnormal growth, 17 respondents (29%) have negative parenting style and normal growth, 13 respondents (22%) have negative parenting style and have abnormal growth. This study was using Chi Square test and show P value 0.879. There are no relationship between parenting style and young children growth. Researchers suggest that Posyandu can provide more health education about good parenting and how to achieve optimal growing child.
iv
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi, Juli 2014
Refi Yulita, NIM. 1110104000007
Hubungan Pola Asuh Orang Tua terhadap Perkembangan Anak Balita di Posyandu Sakura Ciputat Timur
xvii + 58 halaman + 18 tabel + 2 gambar + 8 lampiran
Pola asuh orang tua merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan anak balita. Anak balita yang mendapatkan pola asuh positif dari orang tuanya diprediksi dapat terhindar dari penyimpangan perkembangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan pola asuh orang tua terhadap perkembangan anak balita. Penelitian ini dilaksanakan di Posyandu Sakura Ciputat Timur. Sampel penelitian digunakan sebanyak 59 orang dengan teknik sampel jenuh. Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan metode pendekatan cross sectional. Pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola asuh orang tua yang positif dengan perkembangan anak yang normal sebanyak 17 orang (29%), pola asuh orang tua yang positif dengan perkembangan anak yang menyimpang sebanyak 12 orang (20%), pola asuh orang tua yang negatif dengan perkembangan anak yang normal sebanyak 17 orang (29%), dan pola asuh orang tua yang negatif dengan perkembangan anak yang menyimpang sebanyak 13 orang (22%). Teknik analisa data yang digunakan adalah dengan chi squaredan didapatkan pvaluesebesar 0,879. Hal ini menunjukkan tidak terdapat hubungan antara pola asuh orang tua terhadap perkembangan anak balita. Peneliti menyarankan agar pihak posyandu dapat memberikan pendidikan kesehatan yang lebih kepada para Ibu tentang pola asuh yang baik dan bagaimana cara mencapai perkembangan anak yang optimal.
viii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Refi Yulita
Tempat, tanggal lahir : Bukittinggi, 6 Juli 1992
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Alamat : Jl. Bundo Kanduang, Batusangkar, Sumatera Barat
HP : 081363321100
E-mail : lovitaera@yahoo.com/ nersrefy@gmail.com Fakultas/Jurusan : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan / Program
Studi Ilmu Keperawatan
PENDIDIKAN
1. TK Al-Hidayah 1997-1998
2. SD 34 Sungai Tarab 1998-2004
3. SMP 1 Batusangkar 2004-2007
4. SMA 1 Batusangkar 2007-2010
5. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2010-sekarang
ORGANISASI
1. Drum Band SMP 1 Batusangkar 2005-2006
2. PMR SMP 1 Batusangkar 2005-2006
3. Drum Band SMA 1 Batusangkar 2007-2008
4. FSI SMA 1 Batusangkar 2008-2009
5. KOMDA FKIK UIN Jakarta 2010-2012
6. BEM IK UIN Jakarta 2012-2013
7. KAMMI MedSos UIN Jakarta 2011-2012
8. KAMMI Daerah Tangsel 2013-sekarang
9. BEM FKIK CFE
2013-sekarang
10 .
Nikmat paling berharga yang Dia berikan untukku adalah lahir dar KaruniaNya yang tak pernah ku tepis indahnya adal
Syukur selalu kuucapkan pada Alloh saat
Kar ya ini kuper sembahkan unt uk t iga or ang yang ku
Skripsi ini tak akan seban
Kum pulan kertas ini tak jua sebanding jika ku
Terim alah bukti kelulusanku ini duhai yang kucinta karena
# Selalu kuingat untaian hati alm.
" Teruslah bergerak,
Teruslah berlari,
Teruslah berjalan, hingga kel
Teruslah bertahan,
Tetaplah berjaga, hingga kele
ix1
P E R S E M B A H A N
Nikmat paling berharga yang Dia berikan untukku adalah lahir dari rahimmu, KaruniaNya yang tak pernah ku tepis indahnya adalah menjadi bidadari sholihahmu,
Syukur selalu kuucapkan pada Alloh saatku dinobatkan menjadi seorang kakak yang mempunyai adek sholih sepertimu, Brother
Kar ya ini kuper sembahkan unt uk t iga or ang yang kucint a kar enaNya Mama, Papa dan Put r a
ini tak akan sebanding dengan pengorbananm u
Kum pulan kertas ini tak jua sebanding jika kukum pulkan keringat juangm u untuk
Terim alah bukti kelulusanku ini duhai yang kucinta karenaNya inspirasiku, duhai penyem angat jiwaku
Deretan kertas putih ini sem oga penuh akan
# Selalu kuingat untaian hati alm. Ust Rahmat Abdullah
" Teruslah bergerak, hingga kelelahan itu lelah mengikutimu.
Teruslah berlari, hingga kebosanan itu bosan mengejarmu.
Teruslah berjalan, hingga keletihan itu letih ber
Teruslah bertahan, hingga kefuturan itu futur meny ertaimu.
Tetaplah berjaga, hingga kelesuan itu lesu menemanimu."
# Terimakasih Yaa lahir dari rahimmu, Mama enjadi bidadari sholihahmu, Papa menjadi seorang kakak yang adek sholih sepertimu, Brother
ucint a kar enaNya
pengorbananm u, Mam a um pulkan keringat juangm u untukku, Papa
enaNya, duhai inspirasiku, duhai penyem angat jiwaku
Deretan kertas putih ini sem oga penuh akan m akna
hingga kelelahan itu lelah mengikutimu.
mengejarmu.
bersamamu.
hingga kefuturan itu futur meny ertaimu.
hingga kelesuan itu lesu menemanimu."
x
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaykum warohmatullohi wabarokatuh
Puji dan syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia
serta ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi dengan judul
“Hubungan Pola Asuh Orang Tua terhadap Perkembangan Anak Balita di
Posyandu Sakura Ciputat Timur”.
Proposal skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar
Sarjana Keperawatan (S.Kep) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta
menerapkan ilmu yang didapatkan oleh penulis dalam perkuliahan. Penulis telah
berusaha untuk menjadikan tulisan ilmiah yang rapi dan sistematik sehingga
dapat dipahami oleh pembaca. Penulis menyadari bahwa penulisan proposal
skripsi ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu dengan kerendahan hati dan
tangan terbuka penulis mengharapkan saran dan kritik yang berguna untuk
penyempurnaan proposal skripsi ini.
Penyusunan proposal skripsi ini banyak berbagai pihak yang telah
memberikan dorongan/motivasi, bantuan serta masukan, sehingga dalam
kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Komarudin Hidayat selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Prof. Dr. dr. MK Tadjudin Sp.And selaku Dekan FKIK
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep, M.KM selaku Ketua Program
Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
4. Ibu Eni Nur’aini Agustini, S.Kep, M.Sc selaku Sekretaris Program Studi
Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Jamaluddin, S.Kep, M.Kes selaku Pembimbing Akademik.
xi
Ns, Sp. Kep. Mat selaku pembimbing 2 yang dengan sabar membimbing dan
memberi pengarahan kepada penulis.
7. Bapak/Ibu dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu
pengetahuan kepada penulis serta seluruh staf dan karyawan di
lingkungan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Keluarga tercinta yaitu Ayah penulis Yunimal Apri, S.Sos, Ibu penulis
Era Lovita, S.Sos, dan Adik penulis Dian Purnama Putra.
9. Sahabat-sahabat penulis yaitu Reno Ramalia, Hervina, Lily Camelia,
Novitasari, dan seluruh teman-teman P S I K angkatan 2010, serta sahabat
seperjuangan ILMIKI, KAMMI dan BEM FKIK yang telah memberikan
semangat, dukungan, dan dorongan kepada penulis. Semua pihak yang telah
membantu selesainya proposal skripsi ini baik dalam persiapan, dan
pelaksanaan yang tidak dapat disebutkan satu persatu dalam kesempatan
ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan proposal skripsi ini jauh dari
kesempurnaan, namun penulis berharap tulisan ini dapat bermanfaat bagi
yang memerlukannya.
Wassalamu’alaykum Warohmatullahi Wabarokatuh
Jakarta, Juli 2014
xii
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ... i
Pernyataan Keaslian Karya ... ii
Abstract ... iii
Abstrak ... iv
Pernyataan Persetujuan ... v
Lembar Pengesahan ... vi
Daftar Riwayat Hidup ... viii
Lembar Persembahan ... ix
Kata Pengantar ... x
Daftar Isi ... xii
Daftar Tabel ... xv
Daftar Bagan ... xvi
Daftar Lampiran ... xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 5
C. Pertanyaan Penelitian ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 6
E. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perkembangan Anak ... 8
B. Pola Asuh Orang Tua ... 12
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Anak ... 15
xiii
... 23
E. Penilaian Perkembangan Anak ... 25
F. Kerangka Teori 29 BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN HIPOTESIS A. Kerangka Konsep ... 30
B. Hipotesis Penelitian ... 31
C. Definisi Operasional ... 32
BAB IV METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ... 33
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 33
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel... 34
D. Instrumen Penelitian ... 35
E. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 37
F. Tahap Pengambilan Data ... 38
G. Pengolahan Data ... 39
H. Teknik Analisa Data ... 41
I. Etika Penelitian ... 42
BAB V HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian ... 44
B. Hasil Analisis Univariat ... 45
C. Hasil Analisis Bivariat ... 48
BAB VI PEMBAHASAN A. Analisis Univariat ... 50
B. Analisis Bivariat ... 53
xiv BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 56
B. Saran ... 57
Daftar Pustaka
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
2.1 Perbandingan Pola Asuh Positif dan Negatif
14
3.1 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan (Lingkungan)
17
3.2 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan (Biologi)
19
3.3 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan (Hubungan
Interpersonal)
21
2.5 Perkembangan Keterampilan pada Bayi 0-1 Tahun
25
2.6 Perkembangan Keterampilan pada Anak 1-2 Tahun
26
2.7 Perkembangan Keterampilan pada Anak 2-5 Tahun
27
3.1 Definisi Operasional
32
4.1 Daftar Jumlah Anak Balita di Posyandu Sakura Ciputat Timur
34
4.2 Kisi-Kisi Kuesioner
36
4.3 Hasil Uji Reabilitas Instrumen
38
5.1 Karakteristik Balita Berdasarkan Jenis Kelamin
45
5.2 Distribusi Frekuensi Gambaran Pekerjaan Orang Tua
46
5.3 Distribusi Frekuensi Gambaran Pendidikan Orang Tua
46
5.4 Distribusi Frekuensi Gambaran Lama Interaksi Anak dengan
Orang Tua
47
5.5 Distribusi Frekuensi Gambaran Pola Asuh Orang Tua
47
5.6 Distribusi Frekuensi Gambaran Perkembangan Anak Balita
48
5.7 Hubungan Pola Asuh Orang Tua terhadap Perkembangan Anak
Balita
xvi
DAFTAR BAGAN
Halaman
2.1 Kerangka Teori
29
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumen Perizinan
Lampiran 2.
Inform Consent
Lampiran 3. Kuesioner Penelitian
Lampiran 4. Tabulasi Data
Lampiran 5. Hasil Uji Validitas dan Reabilitas
Lampiran 6. Hasil Olahan SPSS Univariat
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap anak berhak mendapatkan kehidupan yang layak karena
masa depan dunia tergantung kepada mereka. 10 Juta bayi dilahirkan ke
dunia ini setiap tahunnya dan mereka akan berkembang menjadi dewasa
nantinya. Banyak dari mereka yang tidak mendapatkan hak dalam hal
kasih sayang, gizi, perlindungan dan keamanan, serta kebutuhan untuk
tumbuh dan berkembang. Berkisar10 juta anak meninggal sebelum usia
10 tahun dan lebih dari 200 juta anak tidak berkembang sesuai potensi
mereka karena adanya kesalahan dalam pengasuhan yang merupakan
kebutuhan dasar anak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal
(UNICEF, 2010 dalam Hasinuddin & Fitriah, 2011).
Kualitas hubungan seorang anak dengan orang tuanya sangatlah
penting dan berpengaruh terhadap perkembangan anak, termasuk
bagaimana kesehatan mentalnya, gaya hidup terkait kesehatannya,
konsumsi rokok dan alkohol, kelahiran, cedera, kesehatan fisik,
keterampilan sosial, dan pencapaian pendidikannya (Simkiss dkk, 2013).
Tahun pertama usia seorang anak merupakan waktu yang sangat penting
dan sangat berpengaruh terhadap perkembangannya. Pada saat inilah
penting untuk merencanakan terkait dengan perkembangan seorang anak
2
Pola asuh merupakan interaksi anak dan orang tua yang
mendidik, membimbing, dan mendisplinkan serta melindungi anak untuk
mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam
masyarakat (Edwards, 2006). Interaksi anak dengan orang dewasa dan
sesamanya di lingkungan keluarga dapat menstimulasi perkembangan
anak tersebut. Contohnya, interaksi anak dengan ibu yang merupakan
interaksi yang paling efektif untuk menjalin kedekatan dengan anak, serta
berpengaruh kepada perkembangan anak. Interaksi ini dapat
mempengaruhi perkembangan persepsi, membimbing serta dapat
mengendalikan perilaku anak-anak tersebut. Selain itu, juga membantu
mendapatkan pengetahuan dan keterampilan diri mereka di
lingkungannya (Andrade dkk, 2005).
Pengasuhan keluarga selama lima tahun pertama kehidupan sangat
berpengaruh terhadap 4 domain perkembangan yaitu motorik, kognitif,
bahasa, dan sosial-emosional anak. Berbagai aspek inilah yang sangat
berpengaruh terhadap perkembangan dan perilaku anak di masa
mendatang (Lamb dkk dalam Kariger dkk, 2012). Anak dapat dikatakan
mengalami keterlambatan perkembangan secara menyeluruh ketika anak
mengalami keterlambatan pada lebih dari dua domain perkembangan
(Ngurah dkk 2008).
Kelangsungan hidup dan tumbuh kembang anak sangat
bergantung pada kasih sayang dan perhatian yang diberikan terhadap
3
(keluarga dan masyarakat), akan menentukan kualitas pribadinya
dan mewarnai kehidupannya di masa mendatang. Peran aktif orang
tua adalah usaha langsung terhadap anak, dan peran lain yang
penting adalah dalam menciptakan lingkungan (Dewi & Pujiastuti,
2012).
Rahayu (2013) dengan penelitian yang dilakukan di desa Pandak,
kecamatan Baturraden, kabupaten Banyumas menyatakan bahwa dalam
banyak penelitian menunjukkan kecerdasan anak usia nol sampai empat
tahun terbangun 50% dari total kecerdasan yang akan dicapai pada usia
18 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa usia empat tahun pertama adalah
masa-masa paling menentukan dalam membangun kecerdasan anak
dibanding masa-masa sesudahnya. Apabila tidak mendapat rangsangan
yang maksimal pada usia tersebut, maka potensi tumbuh kembang anak
tidak akan teraktualisasikan secara optimal atau mengalami gangguan
perkembangan emosi, sosial, mental, intelektual dan moral.
Masa balita merupakan masa terpenting dalam tumbuh kembang
anak karena pada masa ini adalah masa pertumbuhan dasar yang
akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya.
Selain itu masa balita merupakan masa kritis, dimana diperlukan
stimulasi yang berguna agar dapat berkembang sehingga perlu mendapat
perhatian dari lingkungan terutama keluarga sehingga apabila
keluarga atau lingkungan tidak mendukung justru akan menghambat
4
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fatimah (2011)
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pola asuh orang tua
dengan perkembangan anak di R.A Darussalam Desa Sumber Mulyo
Jogoroto, Jombang dengan nilai signifikansi sebesar 0,002 atau P < 0,05 dan
penelitian yag dilakukan oleh Dewi dan Pujiastuti (2012) juga menunjukkan
adanya hubungan antara pola asuh orang tau terhadap pekembangan
perkembangan anak usia prasekolah di TK Kartika X-9 Cimahi dengan
nilai signifikansi sebesar 0,013 atau P < 0,05.
Penelitian yang akan peneliti lakukan berbeda dengan penelitian
sebelumnya, variabel peneliti yaitu pola asuh orang tua yang meliputi
pola asuh positif dan negatif serta perkembangan anak balita. Penelitian
ini akan dilaksanakan di Posyandu Kota Tangerang Selatan. Survey yang
peneliti lakukan pada Posyandu di wilayah kerja Ciputat Timur kota
Tangerang Selatan menunjukkan bahwa pada posyandu Sakura terdapat
beberapa penyimpangan perkembangan pada anak balita. Survey ini
dilakukan terhadap dua orang anak balita dengan menggunakan
instrument Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP). Hasil survey
ini adalah dari dua balita menunjukkan adanya penyimpangan
perkembangan di dua poin perkembangan yaitu motorik halus dan
motorik kasar. Oleh karena itu, maka peneliti ingin mengetahui lebih
dalam tentang perkembangan anak balita disana dan menghubungkan
kepada salah satu faktor yang mempengaruhinya yaitu pola asuh orang
5
B. Perumusan Masalah
Lebih kurang 10 juta anak yang meninggal sebelum usia 10 tahun
dan lebih dari 200 juta anak tidak berkembang sesuai potensi mereka
karena adanya kesalahan dalam pengasuhan merupakan fenomena yang
cukup menjadi perhatian kita, terutama bagi orang tua dalam
memberikan pengasuhan yang maksimal kepada anak.
Jumlah anak yang lahir setiap tahunnya adalah tanggung jawab
kita semua, dan orang tua merupakan individu yang paling bertanggung
jawab dalam tugas perkembangan seorang anak. Hasil studi pendahuluan
yang dilakukan pada dua orang balita di wilayah Posyandu Sakura
Ciputat Timur didapatkan bahwa terdapat penyimpangan perkembangan
di dua poin perkembangan yang akan diteliti oleh peneliti yaitunya
penyimpangan perkembangan pada poin motorik halus dan motorik
kasar, dengan demikian masalah penelitian ini adalah apakah terdapat
hubungan antara pola asuh orang tua dengan perkembangan anak balita
di Posyandu Sakura Ciputat Timur.
C. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, maka
pertanyaan penelitian yang dikembangkan untuk menjawab masalah
6
1. Bagaimana karakterisitik dari responden di Posyandu Sakura Ciputat
Timur?
2. Bagaimana pola asuh orang tua terhadap anak balita di Posyandu
Sakura Ciputat Timur?
3. Bagaimana perkembangan anak balita di Posyandu Sakura Ciputat
Timur?
4. Bagaimana hubungan pola asuh orang tua terhadap perkembangan
anak balita di Posyandu Sakura Ciputat Timur?
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan pola asuh orang tua terhadap
perkembangan anak balita di Posyandu Sakura Ciputat Timur.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui karakterisitik responden, yaitu orang tua yang
mempunyai anak balita di Posyandu Sakura Ciputat Timur
b. Untuk mengetahui gambaran pola asuh orang tua terhadap anak
balita di Posyandu Sakura Ciputat Timur
c. Mengkaji perkembangan anak balita di Posyandu Sakura Ciputat
Timur
d. Mengidentifikasi hubungan pola asuh orang tua terhadap
7
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Ilmu Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
ilmu pengetahuan, serta menjadi landasan dalam pengembangan
evidance basedilmu keperawatan, khususnya keperawatan anak dan
keluarga.
2. Bagi Posyandu
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi yang
bermanfaat oleh Posyandu, terutama bagi Ayah dan Ibu dari anak
yang bersangkutan, sehingga dapat memberikan pola asuh yang
positif terhadap anak.
3. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat dijadikan data awal pengembangan
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perkembangan Anak
Istilah tumbuh kembang mencakup dua peristiwa yang berbeda, namun
berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Pertumbuhan (growth) merupakan
perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun
individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat, ukuran panjang, umur tulang
dan keseimbangan metabolik. Perkembangan (development) adalah
bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks pada pola yang teratur dan sebagai hasil dari proses pematangan.
(April, 2009). Perkembangan juga berarti “mekar terbuka atau membentang;
menjadi; menjadi besar, luas dan banyak, serta menjadi bertambah sempurna
dalam hal kepribadian, pikiran, pengetahuan, dan sebagainya (Tim Penyusun
Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 2001 dalam April 2009).
Proses tumbuh kembang anak berlangsung secara alamiah, yang
dalam proses tersebut sangat berkaitan pada hubungan dengan orang tua.
Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Masa balita
merupakan pertumbuhan dasar akan mempengaruhi dan menentukan
perkembangan anak selanjutnya. Masa balita terjadi perkembangan
kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional, dan
intelegensi berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan
9
dibentuk pada masa ini. Pada masa periode kritis ini, diperlukan rangsangan
atau stimulasi yang berguna agar potensinya berkembang. Perkembangan anak
akan optimal bila interaksi sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap
perkembangannya, bahkan sejak bayi masih dalam kandungan (Kania, 2006)
Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling
berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagaiberikut:
1. Perkembangan merupakan “ Never Ending Process ”
2. Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi .
3. Perkembangan itu mengikuti pola atau arah tertentu
4. Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan
5. Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas
6. Setiap individu yang normal akan mengalami tahapan/ fase
perkembangan. (April, 2009).
Perkembangan merupakan bertambahnya struktur dan fungsi tubuh
yang lebih komplek dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan
bahasa serta sosialisasi dan kemandirian. Aspek-aspek perkembangan yang
dapat dipantau meliputi gerak kasar, gerak halus, kemampuan bicara dan
bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian (Depkes, 2006)
1) Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan
otot-otot besar, seperti duduk, berdiri, dan sebagainya.
2) Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan
10
tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan
koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu, menjimpit, menulis
dan sebagainya.
3) Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, berbicara,
berkomunikasi, mengikuti perintah dan sebagainya.
4) Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan mandiri anak (makan sendiri, membereskan mainan selesai
bermain), berpisah dengan ibu/pengasuh anak, bersosialisasi dan
berinteraksi dengan lingkungannya, dan sebagainya.
Ciri-ciri perkembangan pada masa balita menurut Departemen
Kesehatan Republik Indonesia (2006) pada tiga tahun pertama kehidupan
ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak masih
berlangsung dan terjadi pertumbuhan serabut-serabut saraf dan
cabang-cabangnya, sehingga terbentuk jaringan saraf dan otak yang komplek. Jumlah
dan pengaturan hubungan antar sel saraf ini akan mempengaruhi segala kinerja
otak, mulai dari kemampuan belajar berjalan, mengenal huruf, hingga
bersosialisasi. Kecepatan pertumbuhan pada masa balita akan mulai menurun
dan terdapat kemajuan dalam perkembangan motorik dan fungsi ekskresi serta
perkembangan kemampuan bicara dan bahasa, kreatifitas, kesadaran sosial,
11
Anak di bawah lima tahun (Balita) merupakan masa terbentuknya dasar
kepribadian manusia, kemampuan penginderaan, berpikir, keterampilan
berbahasa dan berbicara, bertingkah laku sosial dan lain sebagainya. Anak
balita merupakan kelompok tersendiri yang dalam perkembangan dan
pertumbuhannya memerlukan perhatian yang lebih khusus. Apabila
perkembangan dan pertumbuhan pada masa balita ini mengalami gangguan, hal
ini akan berakibat terganggunya persiapan terhadap pembentukan anak yang
berkualitas. Balita terbagi dalam dua kategori berdasarkan karakteristik, yaitu
anak usia satu sampai tiga tahun (batita) dan anak usia prasekolah (Uripi,
2004).
Perkembangan anak di masa prasekolah sangat penting. Menurut
Sumardi.I.S. (2005) masa prasekolah merupakan masa emas (golden age)
dimana anak berusia 0–6 tahun, rentang usia ini sangat menentukan
pertumbuhan dan perkembangan anak pada kehidupan selanjutnya.
Menurut nursalam (2005) perkembangan adalah bertambahnya
kemampuan dan struktur atau fungsi tubuh yang lebih kompleks
dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan, dan diramalkan sebagai hasil dari
proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-organ, dan sistemnya yang
12
B. Pola Asuh Orang Tua
Pola asuh orang tua dalam perkembangan anak merupakan cara
yang digunakan dalam proses interaksi berkelanjutan antara orang tua dan
anak untuk membentuk hubungan yang hangat, dan memfasilitasi anak
untuk mengembangkan kemampuan anak yang meliputi perkembangan
motorik halus, motorik kasar, bahasa, dan kemampuan sosial sesuai dengan
tahap perkembangannya (Kurniawati dkk, 2011).
Menurut Baumrind (1971) dalam Apriany (2006) pola asuh
orangtua terdiri dari 2 dimensi yaitu parent warmth (dimensi kehangatan)
dan parent control (dimensi kendali) yang saling berhubungan dan
saling mempengaruhi satu sama lain. Dimensi kehangatan menunjukkan
b a hwa respon dan afeksi pada anak. Sedangkan dimensi kendali adalah
aspek dimana orangtua mengendalikan perilaku anak untuk memastikan
bahwa peraturan mereka dipatuhi.
Berdasarkan kedua dimensi di atas, maka terdapat empat
kategori pola asuh orangtua yaitu permissive, authoritarian,
authoritative, dan neglectfull. Orangtua yang menerapkan pola asuh
authoritative memperlihatkan kehangatan tetapi keras, menjungjung
tinggi kemandirian tetapi menuntut tanggungjawab akan sikap anak.
Pada pola asuh authoritarian, orangtua menjungjung tinggi kepatuhan,
kenyamanan dan disiplin yang berlebihan/orangtua lebih menekankan
pemberian hukuman terhadap kesalahan, tanya jawab verbal dan
13
menerima, murah hati dan agak pasif dalam hal kedisiplinan,
menerima seluruh tingkah laku yang ditampilkan anak, mengabulkan
setiap permintaan anak/terlalu memberikan perhatian yang berlebihan
tanpa menegakkan otoritasnya sebagai orangtua. Sedangkan pola asuh
neglectfull, orangtua memberikan kendali dan afeksi yang rendah pada
anaknya, mereka membiarkan anak mengambil keputusan sendiri,
orangtua dan anak tidak ada kedekatan emosi dan orangtua cenderung
mengabaikan kesejahteraan anak (Maccoby, 1980 dalam Apriany, 2006).
Muthmainnah (2012) menjelaskan bahwa pola asuh orang tua
dikatakan positif ketika orang tua mampu untuk bersikap positif kepada
anak yang akan menumbuhkan konsep dan pemikiran yang positif serta
sikap menghargai diri sendiri. Dan dikatakan pola asuh negatif bila orang tua
sering melakukan hal-hal yang negatif, seperti suka memukul,
mengabaikan, kurang memperhatikan, melecehkan, menghina, bersikap
tidak adil, tidak pernah memuji, suka marah-marah, dsb - dianggap sebagai
hukuman akibat kekurangan, kesalahan atau pun kebodohan dirinya. Sikap
negatif orang tua akan mengundang pertanyaan pada anak, dan
menimbulkan asumsi bahwa dirinya tidak cukup berharga untuk dikasihi,
untuk disayangi dan dihargai, dan semua itu akibat kekurangan yang ada
padanya sehingga orang tua tidak memberikan kasih sayang.
Markie dkk (2002) dalam Muchtar (2011) mendefinisikan Positive
Parentingadalah pendekatan pola asuh yang bertujuan untuk mengembangkan
14
anak. Pola asuh ini dikembangkan berdasarkan komunikasi yang baik dan juga
perhatian yang positif untuk membantu anak agar berkembang.
Anak-anak yang diasuh dengan pendekatan pola asuh positif
kemungkinan besar akan berkembang baik, memiliki kemampuan baik, dan
selalu merasa nyaman akan dirinya sendiri atas segala hasil yang telah
dicapainya. Pendekatan dengan pola asuh yang positif akan mengembangkan
kebiasaan baik yang merupakan landasan dalam mengembangkan karakter
yang positif. (Muchtar, D.H. 2011)
Menurut Nelsen & Lisa (2003) dalam buku Muchtar (2011), berikut ini
[image:34.612.127.544.50.724.2]perbandingan pola asuh negatif dan pola asuh positif :
Tabel 2.1 Perbandingan Pola Asuh Positif dan Negatif
Pola Asuh Negatif Pola Asuh Positif
1. Melihat dan memberlakukan anak sebagai “hak milik” 2. Berusaha untuk membentuk
anak sesuai dengan keinginan orang tua
3. Menjadi teman yang tidak menyenangkan dan menekankan kalau orang tua tidak bisa menjadi teman bagi anak 4. Mengalah terhadap keinginan
anak atau orang tua 5. Kontrol
6. Mencoba untuk sempurna 7. Memberikan hukuman 8. Sangat melindungi
9. Menghindari perasaan terutama emosi negatif
10. Membetulakan atau mencari jalan keluar untuk anak 11. Selalu berpikir dari kacamata
orang tua
12. Selalu merasa khawatir atau takut
1. Melihat dan memberlakukan anak sebagai “titipan”
2. Mengasuh dan mengembangkan anak supaya anak menjadi dirinya sendiri
3. Sangat menghormati dan mendukung anak
4. Selalu tegas dan tetap fokus pada usaha untuk mencari faktor penyebab dan mencari solusi 5. Membimbing
6. Mengajarkan dan mendidik bahwa kesalahan dan kegagalan adalah keadaan agar kita dapat mengambil pelajaran untuk menjadi lebih baik
7. Melibatkan anak untuk mencari jalan keluar yang terbaik
8. Menawarkan pengawasan yang pada tempatnya
15
13. Selalu merasa kesal jika naak berprilaku tidak sesuai dengan keinginan orang tua
14. Mempunyai ersepsi bahwa kecerdasan intelektual adalah faktor utama yang akan
membuat anak sukses kemudian hari
10. Mengajarkan yang berguna dalam kehidupan
11. Berusaha masuk ke dunia anak 12. Menaruh kepercayaan dan
keyakinan pada anak
13. Berusaha agaranak belajar dari prilaku atau kejadian yang tidak menyenangkan
14. Memiliki persepsi bahwa kecerdasan intelektual membuat anak menjadi mampu dan kecerdasan emosionallah yang membuat anak sukses dan mampu meraih sgala potensi yang ada dalam dirinya.
Sumber: Nelsen & Lisa (2003) dalam buku Muchtar (2011)
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Anak
Untuk membantu para profesional menilai faktor yang mempengaruhi
perkembangan anak, mereka telah dikelompokkan ke dalam empat bidang
yaitunya:
a) Environmental factors(Rumah, penghasilan, pekerjaan, pendidikan)
b) Biological factors (Jenis kelamin, kesehatan umum, kesehatan mental,
praktek kesehatan)
c) Interpersonal relationships (Kedekatan, pola asuh orang tua, jaringan
sosial)
Interaksi dengan yang manusia lain merupakan suatu hal yang sangat
penting bagi seorang anak. Kontak mata, senyuman, memberikan
lingkungan untuk mereka agar dapat berkomunikasi lebih lanjut, adanya
16
pengasuh akan membatu mengembangkan dunia mereka dalam
berkomunikasi atau berhubungan dengan orang lain.(Field dkk, 2007)
d) Early environments and experiences (Pengalaman dan lingkungan
sebelumnya)
17
Tabel 2.2 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan (Lingkungan)
Faktor atau Kondisi Anak Keluarga Lingkungan terdekat Lingkungan masyarakat
Rumah Ruangan bermain untuk
anak ada/tidak
Keadaan rumah padat/tidak
Ruangan hijau untuk bermain anak ada/tidak
Bangunan masyaratakat di sekitar rumah ada/tidak
Anak berada di rumah dalam keadaan aman/tidak
Kondisi rumah sehat/tidak
Lingkungan sekitar bebas dari kejahatan/ tidak
Lingkungan di sekitar memudahkan untuk mencari penghasilan/tidak.
Penghasilan Pakaian anak
memadai/tidak
Keluarga mengalami tekanan keuangan/tidak
Ada program komunitas yang murang untuk keluarga /tidak
Ada subsidi atau bantuan sosial/tidak
Gizi untuk anak cukup/tidak
Keluarga bergantung kepada satu orang dewasa yang berpenghasilan/ tidak
Ada tempat membeli makan yang aman/tidak
Ada subsidi untuk makanan/tidak
Pekerjaan Ketika orang tua bekerja,
anak dititipkan kepada penitipan anak yang berkualitas/tidak
Orang tua stres/tidak ketika anak dititipkan
Lingkungan sekitar termasuk banyak yang bekerja/tidak
18
Memadai/tidak pekerjaan individu dalam sebuah keluarga
Keluarga butuh lebih banyak usaha agar pekerjaannya bermakna/ tidak
Pendidikan
Seseorang membaca dan bermain dengan anak/tidak
Tingkat pendidikan dari anggota keluarga
Ada/tidak dorongan dari masyarakat agar orang tua memberikan
pendidikan yang memadai untuk anaknya
Ada/tidak program di masyarakat yang mendukung pendidikan
Anak memiliki buku-buku dan mainan yang merangsang
perkembangan/ tidak
Keluarga membantu anak untuk mengembangkan kemampuan anak/tidak
Ada/tidak tingkatan dalam memperoleh pendidikan dalam masyarakat
Anak mengikuti
pendidikan usia dini yang berkualitas/tidak
Keluarga memiliki akses ke program
pendidikan/tidak
Ada/tidak kebijakan untuk pendidikan anak usia dini
Sumber: Shanker, Blair & Diamond, 2008
19
Tabel 2.3 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan (Faktor Biologi)
Faktor atau Kondisi Anak Keluarga Lingkungan terdekat Lingkungan masyarakat
Jenis kelamin Laki-laki/Perempuan Pernah mengalami kekerasan
dalam keluarga/tidak
Ada laki-laki atau perempuan yang berpengaruh di lingkungan/tidak
Ada pengakuan laki-laki setara dengan perempuan/tidak
Kesehatan umum Berat badan ketika lahir sehat/tidak
Kehamilan dari ibu yang normal/tidak
Asupan nutrisi yang kuat selama trimester pertama ketika di dalam perit ibu
Ada//tidak pelayanan kesehatan terdekat
Anak dalam keadaan sakit/tidak
Ada anggota keluarga yang sakit/tidak.
Ada/tidak dukungan masyarakat terhadap individu yang cacat
Ada/tidak dukungan masyarakat untuk keluarga yang mengalami kcacatan
Kesehatan mental
Lingkungan anak sangat hangat akan kasih sayang/tidak
Kesehatan ibu ketika memiliki anak
Ada program untuk mendukung kesehatan mental ibu selama kehamilan dan setelah melahirkan/tidak
Ada dukungan masyarakat terjadap kesehatan mental ibu hamil/tidak
Pengasuh anak konsisten dan responsif atau tidak
Keluarga mengalami trauma, penyalahgunaan obat atau
Ada/tidak dukungan program dari lingkungan sekitang tentang
20
kesehatan mental/tidak keterampilan koping mengurangi stigma negatif
tentang kesehatan mental
Praktek kesehatan Ada/tidak pola makan, tidur dan bermain anak
Keluarga mengatir secara aktif gizi, tidur dan bermain anak/tidak
Ada/tidak komunitas yang
memberikan informasi tentang gizi, tidur, dan aktifitas anak
Anak diberikan ASI/tidak Paham/tidak keluarga tentang ASI
Ada dukungan/tidak dari lingkungan sekitar untuk memberikan ASI kepada anak
Anak diberikan ASI eksklusif selama 6 bulan/tidak
Anak olah raga stiap hari/tidak
Anggota keluarga mendorong anak untuk berolah raga/tidak
Ada/tidak program masyarakat untuk mendukung aktifitas fisik untuk anak
Ada bayaran/tidak untuk aktifitas fisik di sekolah anak
Anak dikenalkan untuk menjaga kebersihan mulut/tidak
Anak didorong untu\k membersihkan gigi/tidak
Mudah/tidak mendapatkan informasi tentang pentingnya kesehatan gigi dan mulut untuk anak
Sumber: Shanker, Blair & Diamond, 2008
21
Tabel 2.4 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan (Faktor Interpersonal)
Faktor atau Kondisi Anak Keluarga Lingkungan terdekat Lingkungan masyarakat
Kedekatan Dekat/tidak anak dengan
pengasuhnya
Responsif /tidak pengasuh dari anak kita
Ada program/tidak dari masyarakat tentang kedekatan anak denga orang tua
Pengasuh memberikan dukungan finansial/tidak kepada anak
Pola asuh orang tua Anak mendapatkan pola asuh yang baik/tidak
Orang tua memberikan pengasuhan yang baik/tidak
Ada/tidak program tentang cara pengasuhan yang baik untuk anak
Hak-hak dan tanggung jawab orang tua diakui di tempat kerja/tidak
Jaringan sosial
Ada/tidak ada hubungan anak dengan orang dewasa lain
Keluarga memiliki banyak jaringan sosial/tidak
Di lingkungan masyarakat ada/tidak, kelompok-kelompok dengan
kepentingan tertentu (Misal : Kelompok agama, budaya, dll)
Ada dukungan masyarakat/ tidak dalam mengembangakan kelpompok-kelompok dengan berbagai kepentingan tersebut
Anak memiliki teman sebaya/tidak
Anak diterima dalam keluarga/tidak
Ada/tidak perlakuan yang sama terhadap semua keluarga dari masyarakat sekitar
Ada/tidak dukungan masyarakat terhadap hak azazi manusia
22
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pola asuh anak menurut
Edward (2006) adalah :
a. Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan dan pengetahuan orang tua serta pengalamannya
sangat berpengaruh dalam mengasuh anak.
b. Lingkungan
Lingkungan banyak mempengaruhi perkembangan anak, maka tidak
mustahil jika lingkungan juga ikut mewarnai pola-pola pengasuhan yang
diberikan orang tua terhadap anak.
c. Budaya
Sering kali orang tua mengikuti cara-cara yang dilakukan oleh
masyarakat dalam mengasuh anak, kebiasaan-kebiasaan masyarakat
disekitarnya dalam mengasuh anak. Karena pola-pola tersebut
dianggapnya berhasil dalam mendidik anak kearah kematangan. Orang
tua mengharapkan kelak anaknya dapat diterima di masyarakat dengan
baik, oleh karena itu kebudayaan atau kebiasaan masyarakat dalam
mengasuh anak juga mempengaruhi setiap orang tua dalam memberikan
23
D. Hubungan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perkembangan Anak Balita
Pengasuhan dalam keluarga sangatlah penting untuk perkembangan anak di
masa mendatang. Pengasuhan ini termasuk pengasuhan di aspek psikososial yang
mengarah kepada perkembangan yang positif. Indikator-indikator yang mempengaruhi
perkembangan yang positiflah yang dibutuhkan untuk menilai seberapa jauh
pengasuhan yang diberikan oleh keluarga atau bagaimana penerapan nilai-nilai budaya
dalam keluarga tersebut. Pengasuhan dalam keluarga merupakan serangkaian tindakan
atau aktivitas yang diperankan oleh pengasuh dalam keluarga di lingkungannya , atau
kondisi lingkungan yang diatur oleh pengasuh agar anak mampu untuk beradaptasi
sehingga apa yang menjadi tujuan dari pengasuhan tersebut dapat tercapai.(Kariger
dkk, 2012).
Untuk mendukung beberapa teori, maka para peneliti melakukan
penelitian yang membahas tentang perkembangan anak yang dipengaruhi oleh
status perkawinan, hubungan antara oerang tua dan anak, dan hubungan anak
dengan saudaranya. (Groenendyk & Brenda 2007)
Baru-baru ini, ada peneliti yang sudah menekankan akan pentingnya
interaksi dalam sebuah keluarga. Diantaranya pengasuhan yang dilakukan oleh
ayah dan ibu. Kesimpulan dari penelitian ini adalah interaksi ini berpengarug
langsung terhadap perkembangan anak. (Groenendyk & Brenda 2007)
Pengasuhan dalam keluarga mengacu kepada prilaku atau nilai-nilai yang
diberikan oleh ayah dan ibu berupa pemberian dukungan satu sama lain atau
juga bisa tidak adanya dukungan yang diberikan oleh orang tua tergantung
24
Pencarian perhatian oleh anak merupakan cara mereka dalam
menunjukkan harapan-harapan mereka tentang dunia sosial mereka. Menurut
teori kedekatan internal adalah anak-anak mempunyai keinginan kepada orang
tuanya agar diberikan respon saat mereka mengharapkan suatu hal ketika
diberikan perawatan dalam keluarganya. Adanya respon orang tua terhadap
harapan-harapan anak dapat mengajarkan mereka tentang adanya sebuah hubungan
timbal balik atau adanya komunikasi yang dua arah (Pierre & Forman, 2012)
Teori kedekatan ini sudah diprediksi dan menunjukkan bahwa anak yang
berusia 2 tahun secara positif dapat termotivasi untuk bekerjasama dengan
teman-teman bermainnya dalam menyelesaikan tugasnya, atau sebuah solusi
dari permasalahan didapat ketika adanya orang tua yang selalu siap untuk
membantu mereka (Pierre & Forman, 2012)).
Menurut Marcobby, hubungan timbal balik antara anak dan orang tua
akan membantu anak dalam mengembangkan respon yang diberikan orang
tuanya, dimana peran orang tua menjadi fokus uatama dalam memberikan
respon (Pierre&Forman, 2012). Dengan respon yang diberikan orang tua dalam
berkolaborasi dengan anknya, anak juga belajar tentang cara memberi respon
yang sama. Kolaborasi antara anak dan orang tua ini bukanlah untuk
mengekang anak terhadap respon yang ada, tapi dengan repon yang diberikan
orang tua, anak mampu untuk berfikir lebih luas dan terarah, sehingga adanya
interaksi yang menyenangkan bagi anak, adalah kewajiban orang tua merepon
anaknya dengan tanpa paksaan, sehingga orang tua dan anak dapat saling
25
E. Penilaian Perkembangan Anak
1. Penilaian Cepat Perkembangan pada Umur Tertentu
Muhaimin (2003) menjelaskan bahwa penting untuk dapat menilai
perkembangan secara cepat pada semua umur. Tabel di bawah ini
memperlihatkan rentang umur normal saat anak mencapai kemampuan
tertentu yang dapat diukur dengan alat sederhana (kubus kayu berukuran 1
inci, crayon, kertas, buku gambar). Jika tampak adanya keterlambatan,
diperlukan pemeriksaan klinis dan perkembangan secara lengkap dan
terencana.
Tabel 2.5 Perkembangan Keterampilan pada Bayi 0 – 1 tahun Usia (Bulan) Keterampilan yang
dicapai 50 %
Keterampilan yang dicapai 100 % Motorik Kasar
Tengkurap, kepala ditegakkan dengan sudut 45°
1.0 2.4
Duduk dengan dipegangi, kepada tegak 2.2 3.8
Dibantu untuk duduk, kepala tidak goyah 4.1 5.6
Berguling 5.0 8.0
Duduk tanpa bantuan 6.8 8.3
Dibantu untuk berdiri 9.5 12.5
Berjalan sambil memegang furnitur 10.2 13.1
Motorik halus
Menyatukan tangan 1.9 3.6
Meraih objek yang diletakkan di tangan 2.6 4.1
Menggapai objek 4.2 5.9
Memindahkan kubus dari tangan ke tangan
6.7 9.8
Menepukkan kubus dari tangan ke tangan
9.0 12.5
Menjepit bola kecil 10.0 13.3
Bahasa
Bersuara – tidak menangis 0.5 1.7
Tertawa 2.0 2.8
“Papa”/”Mama” (Tidak spesifik) 6.8 9.4
[image:45.612.127.545.64.719.2]26
Sosial
Senyum berdasarkan respon 0.8 1.6
Makan biskuit sendiri 5.5 7.4
Main pat-a-cake 9.0 12.5
Minum dari gelas terbuka 11.5 16.4
[image:46.612.127.549.40.553.2]Sumber: Muhaimin (2003)
Tabel 2.6 Perkembangan Keterampilan pada Bayi 1 – 2 tahun Usia (Bulan) Keterampilan yang
dicapai 50 %
Keterampilan yang dicapai 100 % Motorik Kasar
Berdiri sendiri secara baik 12.7 16.1
Berjalan lima langkah 13.5 16.8
Menaiki tangga sambil berpegangan 16.8 21.1
Motorik halus
Menyusun menara dari dua kubus 13.8 18.6
Menulis secara spontan 13.8 18.9
Menyusun menara dari empat kubus 19.0 24.0
Bahasa
Tiga kata selain Mama/papa 12.3 16.5
Menunjuk salah satu anggotabadan 17.5 23.7
Menggaubungkan dua akata yang berbeda
17.7 24.0
Merespon perintah sederhana tanpa isyarat
18.6 2.7 thn
Menyebutkan nama suatu gambar 20.0 2.2 thn
Sosial
Minum dari gelas yang terbuka 11.5 16.4
Menggunakan sendok, tumpah sedikit 14.5 19.0
Membantu di dalam rumah, tugas sederhana
17.1 22.2
27
Tabel 2.7 Perkembangan Keterampilan pada Bayi 2 – 5 Tahun
Usia (Tahun)
Keterampilan yang dicapai 50 %
Keterampilan yang dicapai 100 % Motorik Kasar
Berdiri seimbang dengan satu kaki selama 1 detik
2.6 3.9
Melompat dengan satu kaki 3.6 4.6
Berdiri seimbang degan satu kaki selama 5 detik
3.7 4.7
Menaiki tangga seperti orang dewasa 3 4
Berjalan ke depan dengan cara tumit ke ibu jari
4.6 5.7
Motorik halus
Menyusun delapan kubus ke atas 2.3 3.1
Meniru garis vertikal 2.5 3.4
Meniru jempatan tiga-kubus 2.9 3.6
Menyalin gambar lingkaran 3.0 3.7
Menyalin gambar silang 3.7 4.8
Menggambar manusia-tiga bagian 3.8 4.8
Meniru kotak 4.1 5.4
Menggambar manusia-enam bagian 4.6 6.1
Menyalin gambar kotak 4.7 6.3
Bahasa
Merujuk diri sendiri dengan nama 2
Menggunakan kata jamak 2.3 3.0
Memberikan nama pertama dan nama terakhir
2.6 3.5
Menggunakan kata saya, aku, kamu 2.5
Mengerti kata dalam, atas, bawah 3.1 4.2
Mengenali keluarga 3
Mengenali sebagian besar orang asing 4
Menggunakan kata kenapa, dan kapan 4
Kalimat panjang dengan kata penghubung (Sehingga, karena)
4
Sosial
Mencuci dan mengeringkan tangan 2.0 3.1
Mengancingkan pakaian 3.7 4.9
Berpakaian tanpa pengawasan 4.0 5.5
Berpakaian dengan pengawasan 2.9 3.8
28
2. Penilaian Perkembangan Anak dengan Kuisioner Pra Skrining Pertumbuhan
(KPSP)
Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) merupakan salahsatu
alat skrining yang diwajibkan oleh Departemen Kesehatan untuk digunakan
di tingkat pelayanan kesehatan primer. KPSP sangat mudah digunakan baik
oleh petugas kesehatan bahkan bagi guru TK (Taman Kanak-kanak), guru
PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), maupun orangtua untuk mendeteksi dini
adanya kelainan perkembangan anak sejak usia 3 bulan sehingga dengan
cepat dapat dilakukan intervensi dini (Ariani, 2012).
Pemeriksaan perkembangan anak menggunakan KPSP bertujuan
untuk mengetahui perkembangan s e o r a n g anak, dengan hasil normal atau
ada penyimpangan.
Jadwal skrining / pemeriksaan KPSP adalah pada umur 3, 6, 9,
12, 15, 18, 21, 24, 30,36, 42, 48, 54, 60, 66 dan 72 bulan. Jika anak
belum mencapai umur skrining tersebut, minta ibu datang kembali pada
umur skrining yang terdekat untuk pemeriksaan rutin. Misalnya bayi umur
7 bulan, diminta datang kembali untuk skrining pada umur 9 bulan.
Apabila orang tua datang dengan keluhan anaknya mempunyai masalah
tumbuh kembang sedangkan umur anak bukan umur skrining maka
pemeriksaan menggunakan KPSP untuk umur skrining terdekat yang
29
p
Keterangan :
: Berkaitan dengan penelitian : Tidak berkaitan dengan penelitian Fakt or-Fakt or yang
M empengaruhi Perkembangan Anak
Lingkungan Biologi
Pengalaman dan lingkungan sebelumnya Hubungan antar
personal
a. Gender b. General healt h c. M ent al healt h d. Healt h pract ise
a. Housing b. Income c. Employment d. Educat ion
Perkembangan anak :
Normal
M enyimpang Pola asuh posit if
Pola asuh negat if Hubungan sosial
Pola asuh orang t ua Kelekat an
30
BAB III
KERANGKA KONSEP , HIPOTESIS PENELITIAN, DAN
DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
Penelitian ini meneliti variabel yang berisi pola asuh orang tua
dan perkembangan anak balita, perkembangan anak mencakup
perkembangan bahasa, motorik halus, motorik kasar dan perkembangan
sosial. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak dibagi
menjadi empat, yaitunya: Lingkungan, biologi, hubungan antar personal
(Pola asuh orang tua) dan pengalaman. Sedangkan pola asuh disini
meliputi pola asuh positif dan pola asuh negatif.
Bagan 3.1 Korelasi antara variabel Independen dan Dependen
Pola asuh orang tua Perkembangan anak
balita
31
B. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu pernyataan yang merupakan jawaban
sementara peneliti terhadap pertanyaan penelitian (Dahlan, 2008).
Berdasarkan kerangka konsep penelitian, hipotesis yang muncul adalah :
Ha: Terdapat hubungan antara pola asuh orang tua tetadap
perkembangananak balita.
C. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara
operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga
memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran
secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena. Definisi operasional
ditentukan berdasarkan parameter yang dijadikan ukuran dalam penelitian.
Sedangkan cara pengukuran merupakan cara dimana variabel dapat diukur
32
Tabel 3.1 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala
1 Pendidikan akhir Pendidikan terakhir orang tua Kuisioner A 1. Dasar
2. Menengah 3. Atas
Ordinal
2 Pekerjaan Aktivitas keseharian orang tua Kuisioner A 1. Tidak bekerja
2. Bekerja
Nominal
3 Lama interaksi
orang tua dengan anak
Waktu yang dihabiskan orang tua untuk berinteraksi dengan anak
Kuisioner A Penilaian
1. Interaksi baik
Lama interaksi > 3 jam 2. Interaksi kurang baik
Lama interaksi < 3 jam Sumber: Hartono (2012)
Ordinal
4 Pola asuh orang tua Cara orang tua dalam memberikan pengasuhan kepada anak usia 1 – 3 tahun yang bertujuan untuk mengembangkan dan mengelola prilaku anak saat ini dan masa mendatang. Kuisioner dengan 14 pernyataan menggunakan skala likert (Kuisioner B) Penilaian:
1. Pola asuh positif , jika,
Skor positif > skor negatif 2. Pola asuh negatif ,
jika,
Skor negatif > skor positif
Modifikasi Nelsen & Lisa (2003) dan Likert (2014)
Ordinal
5 Perkembangan anak
Bertambahnya kemampuan (skill) anak usia 1 – 3 tahun dalam hal struktur dan fungsi tubuh yang yang meliputi perkembangan motorik halus, motorik kasar, sosial dan bahasa.
KPSP dengan 9 dan 10 pernyataan (Kuisioner C)
Penilaian:
1. Perkembangan anak sesuai (S) jika skor 9 - 10
2. Perkembangan anak kemungkinan ada penyimpangan jika skor kurang atau sama dengan 6
Sumber : Depkes RI (2006)
33
BAB
IVMETODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif yang menggunakan desain penelitian cross sectional. Rancangan
penelitian cross sectional merupakan rancangan penelitian yang pengukuran
dan pengamatannya dilakukan secara simultan pada satu saat /sekali waktu
(Hidayat, 2007).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 2-4 Juni 2014. Penelitian ini
dilakukan pada Posyandu Sakura, yang merupakan wilayah kerja Puskesmas
Ciputat Timur di kota Tangerang Selatan. Alasan penelitian ini dilakukan di
Posyandu Sakura adalah karena terdapat banyak anak balita disana, dan dari
keterangan salah seorang Kelompok Kerja (POKJA) 4 Kelurahan Rempoa
terdapat kasus perkembangan anak balita yang menyimpang, serta hasil studi
pendahuluan yang sudah dilakukan oleh peneliti, bahwa terdapat
penyimpangan perkembangan disana.
Salah satu hal yang mempengaruhi perkembangan anak adalah pola
asuh orang tua. Karena hal tersebut peneliti ingin mengetahui bagaimana
hubungan pola asuh orang tua terhadap perkembangan anak usia balita
34 C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah seluruh subjek atau objek dengan karakteristik
tertentu yang akan diteliti (Hidayat, 2007). Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh balita yang ada di Posyandu Sakura Ciputat Timur yang
berjumlah 59 anak balita.
Daftar jumlah anak balita di Posyandu Sakura Ciputat Timur pada
[image:56.612.134.546.45.445.2]tahun 2014 tercantum dalam Tabel 4.1
Tabel 4.1 Daftar Jumlah Anak Balita di Posyandu Sakura Ciputat Timur pada Tahun 2014
No. Usia Jumlah anak
1 1-2 tahun 23 orang
2 3-5 tahun 36 orang
Sumber : Posyandu Sakura CiputatTimur
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti atau
sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat,
2007). Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan
sampel para orang tua yang memiliki anak dengan usia berkisar 1–5
tahun. Kriteria sampel meliputi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi
dimana kriteria tersebut menentukan dapat atau tidaknya sampel tersebut
digunakan. Kriteria inklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian
35 Kriteria inklusi sampel dalam penelitian ini antara lain:
a. Orang tua yang memiliki anak usia balita
b. Anak yang terdata di Posyandu Sakura, wilayah kerja Ciputat Timur
c. Bersedia menjadi responden
Kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian
tidak dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai
sampel penelitian yang penyebabnya adalah :
a. Menolak menjadi responden
b. Terdapat keadaan yang tidak memungkinkan untuk dilakukan
penelitian
c. Terdapat keadaan atau penyakit yang mengganggu pengukuran
maupun interpretasi hasil penelitian
(Hidayat, 2008)
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah
menggunakan teknik sampling jenuh. Cara pengambilan sampel ini adalah
dengan mengambil semua anggota populasi yang ada (Hidayat, 2008). Jadi,
jumlah sampel yang digunakan adalah 59 orang anak.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan oleh peneliti
untuk mengobservasi, mengukur atau menilai suatu fenomena (Dharma,
2011). Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti menggunakan
36 1. Kuesioner A yang berisi tentang identitas responden, berupa inisial nama
orang tua, umur orang tua, pekerjaan orang tua, pendidikan akhir, inisial
nama anak, umur anak, dan jenis kelamin anak.
2. Kuesioner B berisikan tentang pola asuh orang tua. Kuesioner ini terdiri
dari 7 pernyataan positif dan 7 pernyataan negatif. Skala yang digunakan
adalah skala likert. Kuesioner pola asuh orang tua dengan skala likert ini
dibuat dengan pilihan SS yaitu “Sangat Sesuai”, S yaitu “sesuai”, TS yaitu
“tidak sesuai” dan STS yaitu “Sangat Tidak Sesuai”. Skor yang diberikan
untuk pilihan SS sama dengan 4, S sama dengan 3, TS sama dengan 2 dan
[image:58.612.134.548.43.493.2]untuk STS sama dengan 0.
Tabel 4.2 Kisi-Kisi Kuesioner tentang Pola Asuh
Variabel Nomor Item
Pola Asuh Favorable Favorable
1,2,3,4,5,6,7 8,9,10,11,12,13,14
3. Kuesioner C yaitu KPSP, yang berisi 9-10 pertanyaan tentang
kemampuan perkembangan yang telah dicapai anak. Sasaran KPSP
anak adalah a n a k u s i a 0-72 bulan. Yang akan digunakan pada
penelitian ini adalah anak usia 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 45, 60 bulan
untuk seluruh aspek yang ada, yaitunya motorik halus, motorik kasar,
37 Interpretasi KPSP meliputi :
a. Jawaban Ya : Orang tua anak menjawab: anak bisa atau
pernah atau sering atau kadang-kadang melakukannya.
b. Jawaban Tidak : Orang tua menjawab: anak belum pernah
melakukan atau tidak pernah atau ibu/pengasuh anak tidak tahu.
Interpretasi hasil KPSP dengan jawaban Ya adalah :
a. 9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan
tahap perkembangannya (S)
b. 8 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P)
E. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas di Posyandu
Melati, pada tanggal 27 Mei 2014. Uji validitas dilakukan di Posyandu ini
dikarenakan memiliki karakteristik yang sama dengan Posyandu tempat
penelitian yang akan dilakukan.
Peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas sebelum melakukan
penelitian untuk mendapatkan instrumen yang dapat diterima sesuai
standar (Hidayat, 2008).
1. Hasil Validitas Instrumen
Hasil uji validitas untuk pola asuh orang tua terdapat pernyataan
tidak valid sebanyak 2 pernyatan yaitu pernyataan pada nomor 1 dan
6. Pada saat penelitian peneliti tidak langsung mengeluarkan dua
pernyataan ini karena akan diuji kembali validitasnya setelah
38 2. Hasil Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas merupakan langkah yang dilakukan setelah
melakukan validitas instrument. Dalam penelitian ini digunakan
metode Cronbach Alpha untuk mengukur reliabilitas instrument pola
asuh orang tua. Salah satu keuntungan dari metode ini adalah dapat
dihitung dengan hanya melakukan pengukuran satu waktu (satu kali)
dan tepat digunakan untuk skala likert (Dharma, 2011). Hasil
[image:60.612.136.545.42.435.2]pengujian reliabilitas instrumen dirangkum dalam Tabel 4.3
Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
Variabel Alpha Cronbach Keputusan
Pola asuh Positif 0,741 Reliabel
Negatif 0,741 Reliabel
F. Tahapan Pengambilan Data
Penelitian ini akan mengambil data mengenai pola asuh orang tua
dan perkembangan anak usia bawah tiga tahun. Penelitian ini mengambil data
dengan cara:
1. Peneliti mempersiapkan surat menyurat terkait dengan izin penelitian
di taman penitipan anak ke kampus FKIK UIN Jakarta.
2. Peneliti menyerahkan surat izin penelitian ke Dinas Kesehatan
(Dinkes) Kota Tangerang Selatan (Tangsel)
3. Peneliti menunggu persetujuan Dinkes Tangsel. Setelah itu langsung
39 4. Peneliti mengikuti Rapat koordinasi rutin Posyandu kelurahan
Rempoa, rekomendasi dari penanggung jawab ibu dan anak kecamatan
Ciputat Timur
5. Setelah mengikuti Rapat koordinasi rutin, peneliti mendapatkan dua
opsi tempat untuk dilakukan pengujian validitas dan penelitian.
6. Peneliti mempersiapkan segala kebutuhan untuk penelitian
7. Mengunjungi tempat yang sudah ditentukan yaitu Posyandu Sakura
8. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan kembali ke pihak Posyandu
yang dikunjungi
9. Peneliti meminta persetujuan kepada orang tua yang memiliki anak
usia balita.
10. Peneliti menyebarkan kuisioner kepada orang tua serta mengobservasi
dan memberikan perlakukan kepada anak balita sesuai dengan data
yang diberikan oleh kader Posyandu.
11. Peneliti mengumpulkan kuisioner yang telah diisi oleh responden
12. Peneliti mengolah kuisioner dan data yang sudah dikumpulkan dan
memasukkan ke dalam laporan penelitian.
G. Pengolahan Data
Dalam proses pengolahan data, peneliti menggunakan
langkah-langkah pengolahan data menurut Hidayat (2008) diantaranya:
1. Pengolahan data(Editing)
Editing yaitu memeriksa kembali kebenaran data atau formulir
40 tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul untuk
memastikan bahwa data yang terkumpul sesuai dengan kebutuhan
penelitian.
2. Pengkodean data(Coding)
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka)
terhadap data yang terdiri atasa kategori. Pemberian kode ini sangat
penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan komputer.
Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya
dalam satu buku(code book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi
dan arti suatu kode dari suatu variabel.
Data yang sudah terkumpul, sebelum dimasukkan ke dalam
komputer diberikan kode dalam setiap pernyataan. Kuesioner pola
asuh orang tua diberikan kode pernyataan nomor satu menjadi 1,
pernyataan nomor 2 menjadi 2, dan seterusnya hingga akhir pernyataan
yaitu sampai 14. Sedangkan kuisioner perkembangan anak balita
diberikan kode pernyataan nomor 1 menjadi A, pernyataan nomor 2
menjadi B, hingga akhir pernyataan yaitu sampai J.
3. Pemasukan data(Entry)
Data entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah
dikumpulkan ke dalam program computer statistik untuk dapat di
41 Tahapan ini adalah proses memasukkan data responden mulai
dari kuesioner A hingga kuesioner C. Masing-masing diisi sesuai
dengan isian responden.
4. Pembersihan Data (Cleaning)
Proses pengecekkan kembali data-data yang telah dimasukkan
untuk melihat ada tidaknya kesalahan, terutama kesesuaian
pengkodean yang dilakukan. Apabila terjadi kesalahan maka data
tersebut akan segera diperbaiki sehingga sesuai dengan hasil
pengumpulan data yang dilakukan.
H. Teknik Analisis Data
1. Analisis Univariat
Analisis univariat adalah mendeskripsikan setiap variabel
yang diteliti, diagnosis asumsi statistik lanjut deteksi nilai
ekstrim/outlier (Amran, 2012). Analisa univariat pada penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui berbagai karakteristik responden, mulai
dari pendidikan responden, pekerjaan, lama interaksi responden
dengan anak balita, jenis kelamin anak balita, pola asuh responden
serta perkembangan anak balita.
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan dengan uji Chi-Square. Uji ini
digunakan untuk menguji hubungan antara variabel independen dan
42 penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan pola asuh orang
tua dengan perkembangan anak balita.
I. Etika Penelitian
Penelitian ini menggunakan subjek manusia, maka peneliti harus
memahami hak dasar manusia. Manusia memiliki kebebasan dalam
menentukan dirinya, sehingga penelitian yang dilakukan benar-benar
menjunjung kebebasan manusia. Masalah etika penelitian keperawatan
sangat penting karena penelitian keperawatan berhubungan langsung dengan
manusia. Masalah etika yang harus diperhatikan dalam proses penelitian
adalah sebagai berikut (Hidayat, 2007 & Dahlan, 2008) :
1. Lembar persetujuan (Informed consent)
Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang
diteliti untuk ketersediaannya menjadi responden penelitian.
Persetujuan dari responden merupakan hak dari responden yang
sebelumnya sudah diberitahunkan oleh peneliti mengenai tujuan
penelitian, prosedur pelaksanaan, manfaat penelitian, dan kerahasiaan
responden. Lembar persetujuan ini ditandantangani oleh responden
yang bersedia menjadi responden penelitian.
2. Tanpa nama (Anonymity)
Penelitian ini tidak mencantumkan nama responden pada
lembar pengumpulan data yang diisi oleh responden, tetapi
mengurutkan nomor pada lembar pengumpulan data yang
43 3. Kerahasiaan (Confidentiality)
Penelitian ini memberikan jaminan kerahasiaan teradap hasil
penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya.
4. Prinsip keadilan, mnfaat dan menghormati orang lain
Penelitian ini dilakukan dengan memenuhi prinsip keadilan,