• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelolaan Pembungaan dan Pembuahan Apel (Malus sylvestris Mill.) di PT Kusuma Agrowisata, Batu, Malang, Jawa Timur.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengelolaan Pembungaan dan Pembuahan Apel (Malus sylvestris Mill.) di PT Kusuma Agrowisata, Batu, Malang, Jawa Timur."

Copied!
175
0
0

Teks penuh

(1)

DI PT KUSUMA AGROWISATA, BATU-MALANG

JAWA TIMUR

BAITURROHMAH

A24051966

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

(2)

BAITURROHMAH. Pengelolaan Pembungaan dan Pembuahan Apel (Malus sylvestris Mill.) di PT Kusuma Agrowisata, Batu, Malang, Jawa Timur. (Dibimbing oleh WINARSO D WIDODO).

Fase pembungaan pada tanaman apel merupakan fase yang paling rentan

selama masa pembuahan apel. Teknik dan manajemen budidaya yang tepat serta

pengetahuan tentang pengelolaan pembungaan dan pembuahan dapat diperoleh

dari kegiatan magang.

Pelaksanaan magang bertujuan untuk memperoleh pengalaman, melatih

keterampilan kerja, meningkatkan kemampuan manajerial mahasiswa,

meningkatkan kemampuan profesional dalam budidaya apel dan mempelajari

teknik pengelolaan pembungaan dan pembuahan apel di kebun PT Kusuma

Agrowisata, Batu, Malang, Jawa Timur. Selama kegiatan magang penulis bekerja

sebagai karyawan harian lepas selama dua bulan, pendamping pengawas selama

satu bulan, mengikuti kegiatan di departementrading selama sepuluh hari, dan di

departemen pemasaran agrowisata selama sepuluh hari.

Data yang diperoleh dari kegiatan magang berupa data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh dari pengamatan di lapangan, diskusi dengan staf

dan karyawan, dan hasil kerja penulis. Data sekunder diperoleh dari arsip

perusahaan dan studi pustaka.

Pengamatan dilakukan pada proses pembungaan sampai pembuahan.

Peubah yang diamati adalah saat bunga mekar serempak, jumlah bunga yang

muncul, jumlah pentil buah, dan diametar buah. Pengamatan pada pembungaan

dan diameter buah dilakukan pada tiga blok dan setiap blok diamati tiga pohon

contoh. Dari pohon contoh dipilih tiga cabang dan dari masing-masing cabang

dipilih dua ranting. Pengamatan dilakukan setiap hari untuk pembungaan dan

setiap minggu untuk diameter buah.

Kegiatan budidaya apel yang dilakukan selama kegiatan magang adalah

pemupukan, perompesan daun, pemangkasan, pelengkungan cabang, dan panen.

Selain itu dilakukan juga kegiatan pasca panen di departemen trading dan

(3)

pemberian zat pengatur tumbuh (ZPT), pengendalian hama dan penyakit, dan

penjarangan buah.

Selama fase pembungaan dilakukan pengamatan terhadap keadaan bunga

sampai menjadi buah. Pembungaan dan pembuahan apel dipengaruhi oleh kondisi

tanaman, kesuburan lahan dan kondisi iklim terutama curah hujan. Banyaknya

bunga yang muncul diduga dipengaruhi oleh kondisi tanaman. Kerontokan bunga

dan pentil buah dipengaruhi oleh kondisi tanaman dan curah hujan. Sedangkan

perkembangan buah dipengaruhi oleh umur tanaman.

Hasil pengamatan menunjukkan pembungaan pada apel terjadi 3-4 minggu

setelah rompes (MSR). Kerontokan bunga pada tanaman apel mencapai 91.97 %.

Setelah menjadi pentil buah, apel masih mengalami kerontokan. Kerontokan

pentil buah sampai umur 8 MSR adalah 28.88 %, sehingga dari total bunga yang

muncul hanya sekitar 5.72 % yang menjadi buah muda. Terdapat perbedaan

perkembangan buah antar blok yang di amati, karena perbedaan umur tanaman.

Perkembangan buah pada blok 3 lebih cepat dibanding blok 1 dan 2. Pada akhir

pengamatan diperoleh besar buah pada blok 1 dengan umur buah 4.5 bulan setelah

rompes (BSR) adalah 5.2 cm, pada blok 2 dengan umur 4 BSR adalah 4.89 cm

(4)

DI PT KUSUMA AGROWISATA, BATU-MALANG

JAWA TIMUR

Skripsi sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

BAITURROHMAH

A24051966

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

(5)

Penulis dilahirkan di Indramayu, Jawa Barat pada tanggal 10 Juni 1987.

Penulis merupakan anak ketiga dari Idris dan Nani Yeni.

Tahun 1999 penulis lulus dari SD Negeri Tegalurung II

Balongan-Indramayu, kemudian pada tahun 2002 penulis menyelesaikan studi di SLTP

Negeri I Balongan. Selanjutnya penulis lulus dari SMA Negeri I Sindang

Indramayu pada tahun 2005.

Tahun 2005 penulis diterima di IPB melalui USMI. Tahun 2006, penulis

memilih Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian sebagai

mayor dan Ekonomi Pertanian sebagai minor dari Departemen Ekonomi

Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

Tahun 2008/2009 dan 2009/2010 penulis menjadi asisten mata kuliah

Dasar-Dasar Agronomi dan pada tahun 2009/2010 penulis menjadi asisten mata

kuliah Pendidikan Agama Islam. Penulis juga aktif di Organisasi Kemahasiswaan.

Tahun 2006 sampai 2009, penulis aktif di Forum Komunikasi Rohis Departemen

(FKRD) yang merupakan Lembaga Dakwah Fakultas (LDF) Fakultas Pertanian

dan pada tahun 2008/2009, penulis menjadi staf Departemen Pertanian Badan

(6)

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas nikmat

dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan magang sebagai bahan penulisan

skripsi.

Skripsi dengan judul “Pengelolaan Pembungaan dan Pembuahan Apel

(Malus sylvestrisMill.) di PT Kusuma Agrowisata Batu, Malang, Jawa Timur” ini

diajukan sebagai salah satu syarat penyelesaian tugas akhir Program Sarjana

Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian

Bogor.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Dr. Ir. Winarso D Widodo, MS sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah

memberikan pengarahan, bimbingan, saran dan masukan hingga

terselesaikannya skripsi ini

2. Dr. Ir. Adiwirman, MS dan Ir. Ketty Suketi, MSi sebagai dosen penguji yang

telah memberikan banyak masukan untuk skripsi ini

3. Ir. Pieter Lontoh, MS sebagai dosen pembimbing akademik yang telah

membimbing dan mengarahkan penulis dalam menjalani perkuliahan ini

4. Seluruh staf pengajar Departemen Agronomi dan Hortikultura atas ilmu dan

bantuan yang telah diberikan

5. Kedua orang tuaku yang selalu mendo’akan, kedua kakakku dan seluruh keluargaku atas dukungan dan motivasinya selama ini

6. Ir. Edy Antoro sebagai pemilik perusahaan, Pak Wiyono sebagai kepala

bagian dan Pak Agus Sugiantoro sebagai pengawas lapang Departemen

Budidaya Tanaman Tahunan (BTT) serta seluruh staf dan karyawan PT

Kusuma Agrowisata atas bantuan dan kerja samanya selama penulis magang

7. Teman-teman magang di Malang : Niniek, Rere, dan Mia atas kerjasama dan

kebersamaannya

8. Teman-teman Agronomi dan Hortikultura angkatan 42 serta teman-teman

semua yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Bogor, Maret 2010

(7)

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Tujuan ... 2

TINJAUAN PUSTAKA Botani Apel ... 3

Syarat Tumbuh ... 4

Pembungaan dan Pembuahan ... 5

METODOLOGI Tempat dan Waktu ... 8

Metode Pelaksanaan ... 8

Pengumpulan Data ... 8

Pengamatan Pembungaan dan Pembuahan ... 9

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum PT Kusuma Agrowisata ... 10

Pengelolaan Pembungaan dan Pembuahan Apel ... 20

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 46

Saran ... 47

DAFTAR PUSTAKA ... 48

(8)

Nomor Halaman

1. Perkembangan Jumlah Tanaman Apel Produktif dan Produksi Apel

Kota Batu Tahun 2004-2008 ... 2

2. Jumlah Karyawan Divisi Agrowisata PT Kusuma Agrowisata ... 11

3. Jumlah Karyawan Departemen Budidaya Tanaman Tahunan ... 12

4. Jumlah Karyawan Harian lepas (KHL) Departemen Budidaya

Tanaman Tahunan ... 12

5. Rata-rata Kebutuhan Tenaga Kerja Budidaya Apel per Hektar ... 13

6. Luas Areal Budidaya Tanaman Tahunan dan Budidaya Tanaman

Semusim di Kusuma Agrowisata ... 17

7. Luas Areal Pertanaman Apel Wisata Petik Masing-masing Blok

di Kusuma Agrowisata ... 18

8. Realisasi Pemupukan Apel di Kusuma Agrowisata ... 21

9. Pedoman Pemupukan Apel Menurut Surachmat Kusumo ... 22

10. Pedoman Pemupukan Apel Menurut Sub Balai Penelitian

Hortikultura, Tlekung ... 22

11. Waktu Rompes dan Saat Bunga Mekar Serempak ... 33

12. Jumlah Bunga dan Persentase Bunga Rontok per Pohon ... 33

13. Rata-rata Jumlah Bakal Buah/Pentil dan Persentase Kerontokan

Bakal Buah/Pentil per Pohon sampai 8 MSR ... 34 14. Rata-rata Jumlah Bunga Muncul, Jumlah Buah Muda, dan Persentase

Buah Muda per Pohon sampai 8 MSR ... 36

15. Waktu Rompes, Waktu Awal Pengamatan, dan Umur Buah Awal

Pengamatan pada Masing-masing Blok ... 37

(9)

Nomor Halaman

1. Pelaksanaan Pemupukan ZA ... 23

2. Pelaksanaan Perompesan ... 25

3. Pemangkasan Produksi ... 27

4. Pemangkasan Peremajaan ... 28

5. Tanaman Hasil Pelengkungan Cabang ... 30

6. Pentil Buah Terserang Hama Ulat ... 38

7. Pelaksanaan Pengolesan dengan Nordox ... 40

8. Pelaksanaan Penyemprotan Pestisida denganPower Sprayer...40

9. Pelaksanaan Panen Apel ... 43

10. Pelaksanaan Penyortiran Buah Apel di Kebun ... 44

11. Buah Apel Ana Hasil Pengemasan ... 45

12. Pelaksanaan Pengepakan Buah Apel ... 45

(10)

Nomor Halaman

1. Jurnal Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian Lepas (KHL)

di PT Kusuma Agrowisata, Batu, Malang, Jawa Timur ... 52 2. Jurnal Kegiatan Magang sebagai Pendamping Pengawas

di PT Kusuma Agrowisata, Batu, Malang, Jawa Timur ... 55

3. Jurnal Kegiatan Magang sebagai StafTrading di PT Kusuma

Agrowisata, Batu, Malang, Jawa Timur ... 62

4. Jurnal Kegiatan Magang sebagai Staf Pemasaran Agrowisata

di PT Kusuma Agrowisata, Batu, Malang, Jawa Timur ... 63

5. Struktur Organisasi PT Kusuma Agrowisata, Batu, Malang,

Jawa Timur ... 64 6. Struktur Organisasi Divisi Agrowisata PT Kusuma Agrowisata,

Batu, Malang, Jawa Timur ... 65

7. Struktur Organisasi Departemen Budidaya Tanaman Tahunan (BTT)

PT Kusuma Agrowisata, Batu, Malang, Jawa Timur ... 66

8. Peta Lokasi Kusuma Agrowisata ... 67

9. Peta Areal Kusuma Agrowisata secara Keseluruhan ... 68

10. Data Curah Hujan dan Hari Hujan PT Kusuma Agrowisata

(Daerah Ngaglik) Tahun 1999-2008 ... 69

11. Peta Areal Pertanaman Apel di Kusuma Agrowisata ... 70

12. Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) dan Tambahan Unsur Hara yang

Digunakan di Kusuma Agrowisata ... 71

13. Pestisida yang digunakan di Departemen Budidaya Tanaman

(11)

DI PT KUSUMA AGROWISATA, BATU-MALANG

JAWA TIMUR

BAITURROHMAH

A24051966

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

(12)

BAITURROHMAH. Pengelolaan Pembungaan dan Pembuahan Apel (Malus sylvestris Mill.) di PT Kusuma Agrowisata, Batu, Malang, Jawa Timur. (Dibimbing oleh WINARSO D WIDODO).

Fase pembungaan pada tanaman apel merupakan fase yang paling rentan

selama masa pembuahan apel. Teknik dan manajemen budidaya yang tepat serta

pengetahuan tentang pengelolaan pembungaan dan pembuahan dapat diperoleh

dari kegiatan magang.

Pelaksanaan magang bertujuan untuk memperoleh pengalaman, melatih

keterampilan kerja, meningkatkan kemampuan manajerial mahasiswa,

meningkatkan kemampuan profesional dalam budidaya apel dan mempelajari

teknik pengelolaan pembungaan dan pembuahan apel di kebun PT Kusuma

Agrowisata, Batu, Malang, Jawa Timur. Selama kegiatan magang penulis bekerja

sebagai karyawan harian lepas selama dua bulan, pendamping pengawas selama

satu bulan, mengikuti kegiatan di departementrading selama sepuluh hari, dan di

departemen pemasaran agrowisata selama sepuluh hari.

Data yang diperoleh dari kegiatan magang berupa data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh dari pengamatan di lapangan, diskusi dengan staf

dan karyawan, dan hasil kerja penulis. Data sekunder diperoleh dari arsip

perusahaan dan studi pustaka.

Pengamatan dilakukan pada proses pembungaan sampai pembuahan.

Peubah yang diamati adalah saat bunga mekar serempak, jumlah bunga yang

muncul, jumlah pentil buah, dan diametar buah. Pengamatan pada pembungaan

dan diameter buah dilakukan pada tiga blok dan setiap blok diamati tiga pohon

contoh. Dari pohon contoh dipilih tiga cabang dan dari masing-masing cabang

dipilih dua ranting. Pengamatan dilakukan setiap hari untuk pembungaan dan

setiap minggu untuk diameter buah.

Kegiatan budidaya apel yang dilakukan selama kegiatan magang adalah

pemupukan, perompesan daun, pemangkasan, pelengkungan cabang, dan panen.

Selain itu dilakukan juga kegiatan pasca panen di departemen trading dan

(13)

pemberian zat pengatur tumbuh (ZPT), pengendalian hama dan penyakit, dan

penjarangan buah.

Selama fase pembungaan dilakukan pengamatan terhadap keadaan bunga

sampai menjadi buah. Pembungaan dan pembuahan apel dipengaruhi oleh kondisi

tanaman, kesuburan lahan dan kondisi iklim terutama curah hujan. Banyaknya

bunga yang muncul diduga dipengaruhi oleh kondisi tanaman. Kerontokan bunga

dan pentil buah dipengaruhi oleh kondisi tanaman dan curah hujan. Sedangkan

perkembangan buah dipengaruhi oleh umur tanaman.

Hasil pengamatan menunjukkan pembungaan pada apel terjadi 3-4 minggu

setelah rompes (MSR). Kerontokan bunga pada tanaman apel mencapai 91.97 %.

Setelah menjadi pentil buah, apel masih mengalami kerontokan. Kerontokan

pentil buah sampai umur 8 MSR adalah 28.88 %, sehingga dari total bunga yang

muncul hanya sekitar 5.72 % yang menjadi buah muda. Terdapat perbedaan

perkembangan buah antar blok yang di amati, karena perbedaan umur tanaman.

Perkembangan buah pada blok 3 lebih cepat dibanding blok 1 dan 2. Pada akhir

pengamatan diperoleh besar buah pada blok 1 dengan umur buah 4.5 bulan setelah

rompes (BSR) adalah 5.2 cm, pada blok 2 dengan umur 4 BSR adalah 4.89 cm

(14)

DI PT KUSUMA AGROWISATA, BATU-MALANG

JAWA TIMUR

Skripsi sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

BAITURROHMAH

A24051966

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

(15)

Penulis dilahirkan di Indramayu, Jawa Barat pada tanggal 10 Juni 1987.

Penulis merupakan anak ketiga dari Idris dan Nani Yeni.

Tahun 1999 penulis lulus dari SD Negeri Tegalurung II

Balongan-Indramayu, kemudian pada tahun 2002 penulis menyelesaikan studi di SLTP

Negeri I Balongan. Selanjutnya penulis lulus dari SMA Negeri I Sindang

Indramayu pada tahun 2005.

Tahun 2005 penulis diterima di IPB melalui USMI. Tahun 2006, penulis

memilih Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian sebagai

mayor dan Ekonomi Pertanian sebagai minor dari Departemen Ekonomi

Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

Tahun 2008/2009 dan 2009/2010 penulis menjadi asisten mata kuliah

Dasar-Dasar Agronomi dan pada tahun 2009/2010 penulis menjadi asisten mata

kuliah Pendidikan Agama Islam. Penulis juga aktif di Organisasi Kemahasiswaan.

Tahun 2006 sampai 2009, penulis aktif di Forum Komunikasi Rohis Departemen

(FKRD) yang merupakan Lembaga Dakwah Fakultas (LDF) Fakultas Pertanian

dan pada tahun 2008/2009, penulis menjadi staf Departemen Pertanian Badan

(16)

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas nikmat

dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan magang sebagai bahan penulisan

skripsi.

Skripsi dengan judul “Pengelolaan Pembungaan dan Pembuahan Apel

(Malus sylvestrisMill.) di PT Kusuma Agrowisata Batu, Malang, Jawa Timur” ini

diajukan sebagai salah satu syarat penyelesaian tugas akhir Program Sarjana

Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian

Bogor.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Dr. Ir. Winarso D Widodo, MS sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah

memberikan pengarahan, bimbingan, saran dan masukan hingga

terselesaikannya skripsi ini

2. Dr. Ir. Adiwirman, MS dan Ir. Ketty Suketi, MSi sebagai dosen penguji yang

telah memberikan banyak masukan untuk skripsi ini

3. Ir. Pieter Lontoh, MS sebagai dosen pembimbing akademik yang telah

membimbing dan mengarahkan penulis dalam menjalani perkuliahan ini

4. Seluruh staf pengajar Departemen Agronomi dan Hortikultura atas ilmu dan

bantuan yang telah diberikan

5. Kedua orang tuaku yang selalu mendo’akan, kedua kakakku dan seluruh keluargaku atas dukungan dan motivasinya selama ini

6. Ir. Edy Antoro sebagai pemilik perusahaan, Pak Wiyono sebagai kepala

bagian dan Pak Agus Sugiantoro sebagai pengawas lapang Departemen

Budidaya Tanaman Tahunan (BTT) serta seluruh staf dan karyawan PT

Kusuma Agrowisata atas bantuan dan kerja samanya selama penulis magang

7. Teman-teman magang di Malang : Niniek, Rere, dan Mia atas kerjasama dan

kebersamaannya

8. Teman-teman Agronomi dan Hortikultura angkatan 42 serta teman-teman

semua yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Bogor, Maret 2010

(17)

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Tujuan ... 2

TINJAUAN PUSTAKA Botani Apel ... 3

Syarat Tumbuh ... 4

Pembungaan dan Pembuahan ... 5

METODOLOGI Tempat dan Waktu ... 8

Metode Pelaksanaan ... 8

Pengumpulan Data ... 8

Pengamatan Pembungaan dan Pembuahan ... 9

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum PT Kusuma Agrowisata ... 10

Pengelolaan Pembungaan dan Pembuahan Apel ... 20

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 46

Saran ... 47

DAFTAR PUSTAKA ... 48

(18)

Nomor Halaman

1. Perkembangan Jumlah Tanaman Apel Produktif dan Produksi Apel

Kota Batu Tahun 2004-2008 ... 2

2. Jumlah Karyawan Divisi Agrowisata PT Kusuma Agrowisata ... 11

3. Jumlah Karyawan Departemen Budidaya Tanaman Tahunan ... 12

4. Jumlah Karyawan Harian lepas (KHL) Departemen Budidaya

Tanaman Tahunan ... 12

5. Rata-rata Kebutuhan Tenaga Kerja Budidaya Apel per Hektar ... 13

6. Luas Areal Budidaya Tanaman Tahunan dan Budidaya Tanaman

Semusim di Kusuma Agrowisata ... 17

7. Luas Areal Pertanaman Apel Wisata Petik Masing-masing Blok

di Kusuma Agrowisata ... 18

8. Realisasi Pemupukan Apel di Kusuma Agrowisata ... 21

9. Pedoman Pemupukan Apel Menurut Surachmat Kusumo ... 22

10. Pedoman Pemupukan Apel Menurut Sub Balai Penelitian

Hortikultura, Tlekung ... 22

11. Waktu Rompes dan Saat Bunga Mekar Serempak ... 33

12. Jumlah Bunga dan Persentase Bunga Rontok per Pohon ... 33

13. Rata-rata Jumlah Bakal Buah/Pentil dan Persentase Kerontokan

Bakal Buah/Pentil per Pohon sampai 8 MSR ... 34 14. Rata-rata Jumlah Bunga Muncul, Jumlah Buah Muda, dan Persentase

Buah Muda per Pohon sampai 8 MSR ... 36

15. Waktu Rompes, Waktu Awal Pengamatan, dan Umur Buah Awal

Pengamatan pada Masing-masing Blok ... 37

(19)

Nomor Halaman

1. Pelaksanaan Pemupukan ZA ... 23

2. Pelaksanaan Perompesan ... 25

3. Pemangkasan Produksi ... 27

4. Pemangkasan Peremajaan ... 28

5. Tanaman Hasil Pelengkungan Cabang ... 30

6. Pentil Buah Terserang Hama Ulat ... 38

7. Pelaksanaan Pengolesan dengan Nordox ... 40

8. Pelaksanaan Penyemprotan Pestisida denganPower Sprayer...40

9. Pelaksanaan Panen Apel ... 43

10. Pelaksanaan Penyortiran Buah Apel di Kebun ... 44

11. Buah Apel Ana Hasil Pengemasan ... 45

12. Pelaksanaan Pengepakan Buah Apel ... 45

(20)

Nomor Halaman

1. Jurnal Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian Lepas (KHL)

di PT Kusuma Agrowisata, Batu, Malang, Jawa Timur ... 52 2. Jurnal Kegiatan Magang sebagai Pendamping Pengawas

di PT Kusuma Agrowisata, Batu, Malang, Jawa Timur ... 55

3. Jurnal Kegiatan Magang sebagai StafTrading di PT Kusuma

Agrowisata, Batu, Malang, Jawa Timur ... 62

4. Jurnal Kegiatan Magang sebagai Staf Pemasaran Agrowisata

di PT Kusuma Agrowisata, Batu, Malang, Jawa Timur ... 63

5. Struktur Organisasi PT Kusuma Agrowisata, Batu, Malang,

Jawa Timur ... 64 6. Struktur Organisasi Divisi Agrowisata PT Kusuma Agrowisata,

Batu, Malang, Jawa Timur ... 65

7. Struktur Organisasi Departemen Budidaya Tanaman Tahunan (BTT)

PT Kusuma Agrowisata, Batu, Malang, Jawa Timur ... 66

8. Peta Lokasi Kusuma Agrowisata ... 67

9. Peta Areal Kusuma Agrowisata secara Keseluruhan ... 68

10. Data Curah Hujan dan Hari Hujan PT Kusuma Agrowisata

(Daerah Ngaglik) Tahun 1999-2008 ... 69

11. Peta Areal Pertanaman Apel di Kusuma Agrowisata ... 70

12. Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) dan Tambahan Unsur Hara yang

Digunakan di Kusuma Agrowisata ... 71

13. Pestisida yang digunakan di Departemen Budidaya Tanaman

(21)

Latar Belakang

Peranan buah-buahan cukup besar dalam upaya peningkatan gizi dan

kesehatan masyarakat. Sejalan dengan semakin meningkatnya pengetahuan

masyarakat akan pentingnya gizi bagi tubuh, permintaan buah-buahan terus

meningkat. Menurut Rukmana (2008), buah-buahan merupakan penyumbang

keanekaragaman dan kecukupan gizi yang cukup besar. Buah-buahan

mengandung karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin, asam, minyak yang

mudah menguap, pektin, air, serat, dan gula.

Salah satu jenis buah yang digemari masyarakat Indonesia adalah apel.

Apel merupakan buah temperate yang dapat dikembangkan di Indonesia. Di

daerah tropika buah ini dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 800-1200 m

dpl. Apel banyak digemari karena memiliki nilai gizi yang tinggi, rasa, aroma, dan

kerenyahan yang khas. Setiap 100 gr buah apel mengandung 85 gr air, 10-13.5 gr

karbohidrat, 10 mg kalsium, 10 mg fosfor, 0.2 mg besi, 150 mg kalium, 10 mg

vitamin A, B1, B2, B6, dan vitamin C. Kandungan protein dan lemaknya sangat

rendah dan nilai energinya 165-235 KJ (Kusumo dan Verheij, 1997).

Buah apel merupakan buah dengan permintaan impor terbesar

dibandingkan buah-buah impor lainnya. Volume impor apel Indonesia pada tahun

2003 sebesar 72 244 642 kg dan terus mengalami peningkatan sampai tahun 2005

menjadi sebesar 126 972 770 kg (Direktorat Jenderal Hortikultura, 2008 dan

Komarudin, 2005). Meningkatnya impor setiap tahunnya merupakan indikator

produksi dalam negeri belum dapat memenuhi permintaan buah apel yang terus

meningkat.

Pertanaman apel di Kota Batu, Malang, Jawa Timur (merupakan daerah

sentra apel di Indonesia) selama kurun waktu 5 tahun terakhir terus mengalami

penurunan. Jumlah pohon yang produktif pada tahun 2004 sebanyak 2 603 086

pohon dan mengalami penurunan sampai tahun 2008 menjadi 1 595 772 pohon

(Tabel 1). Sedangkan untuk produksi apel dari tahun 2004 sampai 2007 terus

(22)

mengalami penurunan produksi menjadi 868.10 ton (Dinas Pertanian Kota Batu,

2009).

Tabel 1. Perkembangan Jumlah Tanaman Apel Produktif dan Produksi Apel Kota Batu Tahun 2004-2008

Tahun Jumlah Tanaman Produktif (pohon)

Produksi (Ton) 2004

2005 2006 2007 2008

2 603 086 2 204 800 2 102 113 2 401 346 1 595 772

919.01 1 235.57 1 255.45 1 425.12 868.10

Sumber: Dinas Pertanian Kota Batu, 2009

Dengan demikian, perlu adanya upaya untuk meningkatkan kembali

produksi apel yang sudah ada. Teknik budidaya yang tepat dan manajemen

budidaya yang baik dapat meningkatkan produksi tanaman. Salah satu tahap yang

menentukan produksi adalah fase pembungaan. Fase pembungaan pada tanaman

apel merupakan fase yang paling rentan selama masa pembuahan apel.

Menurut Untung (1994), gagalnya pembuahan dapat disebabkan oleh

gugurnya bunga. Penyebab gugurnya bunga antara lain kandungan nitrogen dalam

tanah sedikit, kekeringan, hujan, dan penyemprotan pupuk daun saat tanaman

sedang berbunga. Kusumo dan Verheij (1997) menyatakan pembungaan pada

tanaman apel hasilnya rendah dari bunga yang muncul dan pembentukan buahnya

jelek pada musim hujan sedangkan pembungaan pada musim kemarau

menghasilkan pembentukan buah yang baik.

Teknik dan manajemen budidaya yang tepat serta pengetahuan tentang

pengelolaan pembungaan dan pembuahan dapat diperoleh dari kegiatan magang.

Tujuan

1. Memperoleh pengalaman dan melatih keterampilan kerja serta meningkatkan

kemampuan manajerial mahasiswa dalam pengelolaan perkebunan apel

2. Meningkatkan kemampuan profesional dalam memahami proses kerja secara

nyata dalam budidaya apel berdasarkan keadaan di lapangan

(23)

Botani

Tanaman apel berasal dari Asia Barat Daya. Dewasa ini tanaman apel telah

menyebar di seluruh dunia. Negara penghasil utama adalah Eropa Barat,

negara-negara bekas Uni Soviet, Cina, Amerika Serikat, Turki, Jepang, Iran, Australia,

dan Argentina (Ashari, 1995).

Menurut sistematikanya, tanaman apel diklasifikasikan sebagai berikut:

Divisi : Spermatophyta

Sub division : Angiospermae

Klas : Dicotyledone

Ordo : Rosales

Family : Rosaceae

Genus : Malus

Spesies :Malus sylvestris Mill

Apel berasal dari silangan Malus sylvestris Miller, Malus dasyphylla Borkh.,

Malus pumila Miller, dan beberapa jenis asal Asia. Lebih dari 1 000 kultivar

ditanam di seluruh dunia, terutama di daerah beriklim bukan tropik (Kusumo dan

Verheij, 1997)

Tanaman apel merupakan tanaman tahunan dengan tinggi dapat mencapai

10 m, tetapi sekarang dibentuk semak yang tingginya hanya 2-4 meter (Kusumo

dan Verheij, 1997). Tanaman mempunyai akar tunggang dan akar samping tidak

terlalu banyak, tetapi sistem perakaran kuat dan dalam. Apel berdaun tunggal,

berbulu kasar, dan tersebar melingkar di sepanjang cabang. Bentuk daun lonjong

dengan ujung meruncing dan warnanya hijau muda (Sunarjono, 2005). Pohon apel

berkayu keras dan kuat, kulit kayunya cukup tebal, warna kulit batang cokelat

muda sampai cokelat kekuning-kuningan dan setelah tua berwarna hijau

kekuning-kuningan sampai kuning keabu-abuan (Soelarso, 1997).

Bunga apel temasuk bunga sempurna. Bunga ini mempunyai

bagian-bagian yang lengkap yaitu putik, benangsari, mahkota, dan kelopak (Untung,

(24)

(Sunarjono, 2005). Bunga apel muncul secara berkelompok. Dalam satu tunas

terdapat 3-7 kuntum bunga yang bergerombol (Ashari, 1995; Mansyur, 2008).

Bunga apel bertangkai pendek, menghadap ke atas, dan bertandan. Bunga

tumbuh pada ketiak daun, mahkota bunganya berwarna putih sampai merah jambu

berjumlah 5 helai, menyelubungi benangsari pada badan buah, dan di

tengah-tengah bunga terdapat putik atau bakal buah (Soelarso, 1997). Pada semua

varietas, jumlah tangkai benangsari dan tangkai putik adalah sama yaitu antara

15-20 dan 5 sedangkan panjang tangkai benangsari dan panjang tangkai putik

bervariasi antara 0.5-1.2 cm dan panjang tangkai bunga antara 1.0-4.0 cm

(Sugiyatno dan Yuflosponto, 2007).

Buah apel berbentuk bulat hingga bulat telur, keras tetapi renyah, dan

kandungan air sedikit (Sunarjono, 2005). Kulit apel agak kasar dan tebal dengan

pori-pori buah kasar dan renggang, tetapi setelah tua menjadi halus dan mengkilat.

Warna buah hijau kemerah-merahan, hijau kekuning-kuningan, hijau

berbintik-bintik hingga merah tua. Warna kulit ini tergantung dari varietasnya (Soelarso,

1997).

Menurut Ashari (1995), bakal buah apel terbagi menjadi lima

kompartemen, masing-masing mengandung dua ruang bakal biji, dengan

demikian maksimal 10 biji akan terbentuk bila persarian dan dan pembuahan

terjadi dengan normal. Menururt Soelarso (1997), biji apel ada yang berbentuk

panjang dengan ujung meruncing, berbentuk bulat berujung tumpul, dan

gabungan dari keduanya.

Syarat Tumbuh

Tanaman apel di daerah tropika dapat menghasilkan buah yang baik pada

ketinggian 700-1200 m dpl. Tinggi tempat yang ideal adalah 1000-1200 m dpl.

Kondisi lingkungan yang memberi pengaruh baik adalah dataran tinggi kering

(Soelarso, 1997). Di daerah beriklim basah, pertumbuhan tanaman mengalami

banyak kendala dan rasa buah kurang manis. Di dataran rendah, tanaman tidak

(25)

Menurut Untung (1994), ketinggian tempat berhubungan erat dengan suhu

udara. Suhu maksimal tanaman apel adalah 27 oC dan suhu minimum sekitar 16 o

C, dengan kelembaban udara berkisar 75 % - 85 %.

Curah hujan yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman apel berkisar

antara 1 000-2 600 mm/tahun, dengan 3-4 bulan kering dan 6-7 bulan basah

(Kusumo, 1986). Curah hujan yang tinggi saat bunga mekar menyebabkan banyak

bunga gugur dan dan tidak dapat menjadi buah (Soelarso, 1997).

Intensitas sinar matahari sangat tergantung pada letak geografis, yaitu

ketinggian tempat dan cerah tidaknya cuaca (Untung, 1994). Tanaman apel

memerlukan sinar matahari yang cukup untuk pembungaan dan untuk

mendapatkan mutu buah yang baik. Cahaya yang dibutuhkan antara 50 % - 75 %

setiap harinya (Soelarso, 1997).

Tipe tanah yang cocok untuk pertumbuhan tanaman apel adalah yang

mempunyai bahan organik tinggi dan porositas baik (Sunarjono, 1990). Soelarso

(1997) menambahkan tanah tersebut harus mempunyai aerasi dan penyerapan air

baik sehingga pertukaran oksigen, pergerakan hara, dan kemampuan menyimpan

airnya optimal. Jenis tanah yang cocok untuk pertumbuhan tanaman apel adalah

latosol, andosol, dan regosol dengan pH 6-7.

Pembungaan dan Pembuahan

Kemampuan tanaman buah untuk berbunga dan berbuah dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain musim, lingkungan tumbuh, dan keadaan internal

tanaman. Faktor musim meliputi intensitas cahaya, lama penyinaran, kelembaban

dan suhu udara, angin, dan curah hujan. Lingkungan tumbuh meliputi unsur hara,

kadar air dalam tanah, dan mikroorganisme dalam tanah. Keadaan internal

tanaman meliputi umur tanaman, asal bibit, kesehatan tanaman, serta distribusi

karbohidrat dan hormon dalam jaringan tanaman (Rukmana, 2008).

Bunga tanaman buah-buahan dapat berbentuk bunga jantan, bunga betina,

atau bunga sempurna. Jika sudah masak, bunga jantan akan mengeluarkan serbuk

sari yang cukup banyak dari kepala sarinya. Satu kepala sari bunga apel,

(26)

Fase reproduktif terjadi pada pembentukan dan perkembangan

kuncup-kuncup bunga, bunga, buah dan biji. Fase ini berkaitan dengan proses (1)

pembuatan sel-sel yang secara relatif sedikit, (2) pendewasaan jaringan-jaringan,

(3) penebalan serabut-serabut, (4) pembentukan hormon-hormon yang diperlukan

untuk perkembangan kuncup bunga (primordia), (5) perkembangan kuncup

bunga, bunga, biji, dan alat-alat penyimpanan, (6) pembentukan koloid-koloid

hidrofilik (bahan yang dapat menahan air) (Harjadi, 1989).

Pembungaan merujuk pada kejadian-kejadian fisiologi dan morfologi.

Dalam kejadian fisiologi, transformasi primordia batang vegetatif menjadi

primordial bunga, yaitu suatu proses merubah diferensiasi dari daun, tunas, dan

jaringan batang ke jaringan yang membentuk organ reproduktif (pistil dan stamen)

dan bagian-bagian bunga tambahan (petal dan sepal). Proses transformasi dari

keadaan vegetatif menjadi reproduktif, prosesnya tidak dapat kembali dan

bagian-bagian bunga akan terus berkembang sampai anthesis(saat bunga mekar penuh).

Saat anthesis, meosis terjadi dan perkembangan tepung sari dan kantung embrio

sempurna. Kemudian terjadilah proses pembentukan buah (Harjadi, 1989).

Pembuahan adalah proses bersatunya inti sperma dari serbuk sari dengan

sel telur (Kusumo, 1986). Perkembangan buah dibagi atas empat fase yaitu (1)

inisiasi jaringan buah, (2) perkembangan pra-penyerbukan, (3) perkembangan

pasca-penyerbukan, dan (4) pematangan, pendewasaan, dan senescence (Harjadi,

1989).

Pembungaan dan pembuahan pada tanaman apel terjadi setelah proses

perompesan daun. Hasil penelitian Sugiyatno dan Yuflosponto (2007)

menyebutkan bahwa munculnya kuncup bunga apel manalagi yaitu 21 hari setelah

rompes (HSR) dan saat muncul kuncup bunga sampai bunga mekar membutuhkan

waktu 8 hari. Dari bunga mekar penuh sampai menjadi bakal buah membutuhkan

waktu 8 hari. Pertumbunhan dari bakal buah menjadi pentil buah membutuhkan

waktu 7 hari. Sedangkan masa pentil buah sampai menjadi buah siap panen

dibutuhkan waktu dua sampai tiga bulan.

Hasil penelitian Mansyur (2008) menyebutkan bahwa bunga apel di

(27)

buatan (rompes). Sebagian besar bunga muncul dan tumbuh dengan baik pada

bagian tajuk yang terkena cahaya matahari secara langsung.

(28)

Tempat dan Waktu

Kegiatan magang dilaksanakan di kebun PT. Kusuma Agrowisata, Batu,

Malang, Jawa Timur. Kegiatan magang dilaksanakan selama empat bulan mulai

dari tanggal 12 Februari 2009 sampai tanggal 12 Juni 2009.

Metode Pelaksanaan

Selama kegiatan magang penulis bekerja di lahan sebagai karyawan harian

lepas (KHL) selama dua bulan dan sebagai pendamping pengawas selama satu

bulan. Selain bekerja di lahan, penulis juga mengikuti kegiatan di departemen

trading selama sepuluh hari, dan di departemen pemasaran agrowisata selama

sepuluh hari.

Sebagai KHL, penulis bekerja secara langsung dalam kegiatan

pemupukan, perompesan daun, pemangkasan, pewiwilan, dan pelengkungan

cabang. Selain kegiatan perawatan dilakukan panen dan kegiatan pasca panen.

Kegiatan pasca panen dilakukan di departemen trading. Sebagai pendamping

pengawas penulis melakukan pengawasan dan mengorganisasikan pelaksanaan

kerja karyawan. Selama mengikuti kegiatan di departemen trading penulis

melakukan kegiatan penyortiran, pengemasan, pengepakan, dan penjualan produk

perusahaan. Sedangkan di departemen pemasaran agrowisata, penulis melakukan

kegiatan memasarkan agrowisata melalui telepon, membuat paket wisata, menjadi

penerima tamu, dan menjadi pemandu wisata. Selama kegiatan berlangsung

penulis mengisi jurnal harian magang yang dapat dilihat pada Lampiran 1 sampai

Lampiran 4.

Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan dalam kegiatan magang menggunakan

metode langsung (data primer) dan metode tidak langsung (data skunder). Data

primer diperoleh melalui pengamatan di lapangan, mengadakan diskusi dengan

(29)

magang. Data sekunder diperoleh dari arsip laporan manajemen perusahaan dan

dari hasil studi pustaka. Data yang diperoleh dari kegiatan magang dianalisis

dengan metode analisis deskriptif.

Pengamatan Pembungaan dan Pembuahan

Pengamatan dilakukan pada fase pembungaan sampai dengan pembuahan.

Pengamatan pembungaan dilakukan setiap hari sedangkan pengamatan diameter

buah dilakukan setiap minggu. Peubah yang diamati adalah saat bunga mekar

serempak, jumlah bunga yang muncul, jumlah pentil buah dan diametar buah.

Pengamatan pada pembungaan dan diameter buah masing-masing dilakukan pada

tiga blok dan setiap blok diamati tiga pohon contoh. Dari pohon contoh dipilih

tiga cabang dan dari masing-masing cabang dipilih dua ranting.

Data hasil pengamatan dianalisis dengan metode statistika menggunakan uji

t taraf 5% untuk membandingkan keragaman fase pembungaan dan pembuahan

(30)

KONDISI UMUM PT KUSUMA AGROWISATA Sejarah Perusahaan Kusuma Agrowisata

Kusuma Agrowisata dirintis pada tahun 1989. Pertama kali dikembangkan

budidaya apel sebagai lahan produksi yang kemudian hasilnya dipasarkan ke luar

kota. Namun, dalam hal pemasaran mengalami kendala sehingga mendorong

pemilik untuk mengupayakan suatu cara untuk meningkatkan nilai jual produk

dengan memperpendek rantai pemasaran. Pemilik mencoba untuk menjual secara

langsung kepada konsumen melalui sistem agrowisata.

Kusuma Agrowisata didirikan pada tanggal 20 Mei 1990. Nama Kusuma

Agrowisata berasal dari nama perusahaan PT Kusuma Satria Dinasasri

Wisatajaya. Kusuma Agrowisata adalah suatu obyek wisata yang memanfaatkan

komoditas pertanian sebagai obyek utamanya.

Awalnya Kusuma Agrowisata memiliki areal kebun seluas 8 hektar yang

ditanami apel dan jeruk. Pada tahun 1996, untuk menambah objek wisata agro

dibangungreen house untuk tanaman hias dan menanam kopi jenis arabika seluas

9 hektar. Selanjutnya Tahun 1998-2000 menambah jenis tanaman untuk wisata

agro yaitu stroberi dan membangun green house untuk tanaman sayur yang

dibudidayakan secara hidroponik diantaranya kangkung, sawi hijau, sawi daging,

baby kailan, dan sawi putih. Tanaman lain yang diusahakan di Kusuma

Agrowisata meliputi jambu biji merah, buah naga, rosella, paprika, dan tomat ceri.

Pada tahun 2002 didirikan Klinik agribisnis yang bertujuan sebagai pusat kajian

agribisnis untuk memberdayakan petani Indonesia. Klinik agribisnis bergerak

dalam bidang pelatihan-pelatihan, studi banding, seminar, kajian-kajian dan

memasyarakatkan wisata agro dikalangan masyarakat. Disamping itu klinik

agribisnis juga mengembangkan pertanian organik.

Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan

Kusuma Agrowisata berada di bawah PT Kusuma Satria Dinasasti Wisata

Jaya yang merupakan suatu badan usaha milik perorangan. Kusuma Agrowisata

(31)

menjalankan tugasnya direksi dibantu oleh seorang general manager. Divisi yang

ada di Kusuma Agrowisata ada empat yaitu divisi Agrowisata, hotel, villa

Kusuma Agrowisata, dan agroindustri. Masing-masing divisi dipimpin oleh

seorang manager yang bertanggung jawab terhadap kelancaran kerja divisi

(Lampiran 5). Dalam menjalankan tugasnya, manager dibantu oleh kepala bagian

yang membawahi setiap departemen yang ada dalam divisi tersebut.

Masing-masing divisi terbagi dalam beberapa departemen.

Divisi agrowisata terbagi menjadi tujuh departemen diantaranya

departemen keuangan dan administrasi (KUA), Budidaya Tanaman Tahunan

(BTT), Budidaya Tanaman Semusim (BTS), Klinik Agribisnis dan Agrowisata

(KAA), Pemasaran Agrowisata, Food and Beverage dan Entertainment (F & B

dan ENT), dantrading. Setiap departemen yang ada di divisi agrowisata dipimpin

oleh seorang kepala bagian dan seorang kepala bagian dibantu oleh seorang

asisten (Lampiran 6).

Setiap departemen yang ada di divisi agrowisata, memiliki jumlah

karyawan yang berbeda-beda. Pada departemen keuangan dan administrasi

(KUA) karyawan berjumlah 35 orang, budidaya tanaman tahunan (BTT) sebanyak

53 orang, budidaya tanaman semusim (BTS) sebanyak 20 orang, klinik agribisnis

dan agrowisata (KAA) sebanyak 14 orang, pemasaran agrowisata sebanyak 16

orang, Food & Beverage dan Entertainment sebanyak 25 orang, dan trading

sebanyak 15 orang (Tabel 2).

Tabel 2. Jumlah Karyawan Divisi Agrowisata PT Kusuma Agrowisata

Departemen Jumlah karyawan

Keuangan dan Administrasi (KUA) Budidaya Tanaman Tahunan (BTT) Budidaya Tanaman Semusim (BTS) Klinik Agribisnis dan Agrowisata (KAA) Pemasaran Agrowisata

Food&BeveragedanEntertainment Trading

35 53 20 14 16 25 15

Total 178

Sumber: Arsip Departemen Keuangan dan Administrasi 2009, diolah

Departemen budidaya tanaman tahunan yang menangani budidaya

(32)

wisata berjumlah 53 orang dengan sebaran mulai dari kepala bagian, pengawas

kebun, staf administrasi, dan karyawan harian lepas (Tabel 3 dan Lampiran 7).

Tabel 3. Jumlah Karyawan Departemen Budidaya Tanaman Tahunan

Jumlah Jabatan

Laki-laki Perempuan Total Kepala bagian

Sumber: Arsip Departemen Budidaya Tanaman Tahunan (BTT), 2009, diolah

Kepala bagian bertanggungjawab penuh terhadap manajemen pengelolaan

budidaya tanaman tahunan. Pengawas memiliki peran dalam membuat

perencanaan budidaya apel bersama kepala bagian dan melakukan pengawasan

terhadapa kerja karyawan di lapang. Staf administrasi berperan dalam perekapan

data karyawan, banyaknya pupuk dan pestisida yang masuk dan digunakan,

merekap gaji karyawan setiap minggunya, dan membuat laporan keuangan setiap

bulan.

Tabel 4. Jumlah Karyawan Harian Lepas (KHL) Departemen Budidaya Tanaman Tahunan

Jumlah Kelompok Tenaga

Laki-laki Perempuan Total Apel dan jeruk kebun dalam

Jambu

Jeruk kebun luar Kopi Kingsoe Kopi Karang ploso Kopi Serruk Apel Junggo

Banpam (tenaga keamanan)

13

Sumber: Arsip Departemen Budidaya Tanaman Tahunan (BTT), 2009, diolah

Karyawan harian lepas dibagi dalam delapan kelompok tenaga kerja

diantaranya tenaga apel dan jeruk kebun dalam, tenaga jambu, tenaga jeruk kebun

luar, tenaga kopi Kingsoe, tenaga kopi Karang Ploso, tenaga kopi Serruk, tenaga

(33)

mempunyai peranan masing-masing. Kelompok tenaga kerja apel dan jeruk kebun

dalam bertanggungjawab atas pekerjaan di budidaya apel dan jeruk yang ada di

dalam kebun agrowisata. Tenaga jambu bertanggungjawab atas pekerjaan

budidaya jambu, tenaga kopi Kingsoe, kopi Karang Ploso, dan kopi Serruk

bertanggungjawab atas pekerjaan budidaya kopi yang ada di Kingsoe, Karang

Ploso, dan Serruk. Tenaga kerja apel Junggo bertanggungjawab atas pekerjaan

budidaya apel yang ada di kebun Junggo. Sedangkan untuk tenaga bampam

adalah tenaga keamanan kebun.

Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam kegiatan budidaya tanaman apel

terbagi dalam masing-masing kegiatan budidaya yaitu dari pembuatan lubang

tanam sampai panen. Banyaknya tenaga kerja yang diperlukan dalam setiap

kegiatan budidaya ditentukan berdasarkan standar kerja perusahaan (Lampiran 1).

Rata-rata kebutuhan tenaga kerja per hektar dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Rata-rata Kebutuhan Tenaga Kerja Budidaya Apel per Hektar

Kegiatan Budidaya Kebutuhan Tenaga Kerja per Hektar (HOK) Pembuatan Lubang Tanam

Penanaman Pemupukan Pengapuran Perompesan Pemangkasan Penelungan

Pengendalian gulma PHPT

Penyiraman Pengolahan tanah Panen

55 22 25 5 110 110 39 10 100 20 6 16

Total 518

Pengelolaan tenaga kerja tingkat staf

Pengelolaan manajemen Budidaya Tanaman Tahunan (BTT) dipimpin

oleh seorang kepala bagian yang dibantu oleh seorang pengawas dan seorang staf

administrasi. Kepala bagian bertanggungjawab penuh terhadap manajemen

pengelolaan budidaya tanaman tahunan. Pelaksanaannya dibantu oleh pengawas

kebun dan staf administrasi. Tugas dan tanggung jawab kepala bagian adalah

(34)

disetujui, membuat rencana kerja tahunan, bulanan, dan harian, mengontrol

seluruh kegiatan kebun setiap hari dan memeriksa hasil laporan harian, dan

bertanggungjawab terhadap semua pelaksanaan kerja di kebun. Kepala bagian

juga mengarahkan pengawas dan staf administrasi dalam melaksanakan tugas dan

tanggungjawabnya.

Pengawas kebun sebagai bawahan langsung dari kepala bagian yang

bertanggungjawab atas pengelolaan kebun pada seluruh komoditas tanaman

tahunan yang ada yaitu apel, jeruk, jambu biji merah, buah naga dan kopi. Tugas

dan tanggung jawab pengawas kebun adalah menyiapkan kelengkapan alat dan

bahan, memberikan pengarahan kepada karyawan harian, mengawasi dan

mengontrol kerja karyawan, melakukan pengamatan di kebun, menganalisa

keadaan di lapang, dan mengawasi pelaksanaan pengendalian hama dan penyakit.

Setiap pagi, pengawas kebun mengarahkan karyawan dalam pembagian

kerja di masing-masing blok dan komoditas, mengawasi, menilai, dan

mengendalikan kerja di lapangan. Pengawasan dilakukan setiap hari dengan

mengelilingi seluruh blok dan komoditas sekaligus melakukan bimbingan teknis

tentang pelaksanaan kegiatan di lapang kepada karyawan.

Staf administrasi bertanggungjawab terhadap administrasi pengelolaan

kebun. Tugas dan tanggung jawab staf administrasi meliputi absensi karyawan,

menyiapkan keperluan kebun, menerima, memeriksa, dan mencatat penerimaan

dan pengiriman/pengeluaran barang, memeriksa hasil kerja yang diserahkan

pengawas, membuat laporan (pembukuan) dan melaksanakan kegiatan

administrasi lainnya. Dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya, staf

administrasi dibantu oleh seorang asisten staf yang berperan dalam pelaksanaan

administrasi.

Disamping melaksanakan kegiatan administrasi, seorang administrator ikut

berperan dalam pengawasan pengendalian hama dan penyakit, mengontrol

perkembangan tanaman khususnya terhadap hama dan penyakit yang menyerang,

dan merekomendasikan pengaplikasian bahan-bahan kimia untuk pengendalian

hama dan penyakit. Pengontrolan terhadap hama dan penyakit dilakukan setiap

(35)

Pengelolaan tenaga kerja di lapangan

Pekerja harus berada di depan kantor BTT pukul 06.00 pagi untuk

mendapat pengarahan dari pengawas. Asisten staf administrasi melakukan absensi

terhadap karyawan yang datang sementara pengawas menjelaskan kegiatan yang

akan dilakukan di kebun dan membagi karyawan ke dalam beberapa kegiatan

yang dilakukan pada hari itu. Pukul 06.30 pekerja sudah harus ada di areal yang

dikerjakan. Setiap hari kegiatan dilakukan selama enam jam yaitu mulai dari

pukul 06.00-12.30. Pekerja istirahat pukul 09.00-09.30 untuk sarapan dan

melanjutkan kegiatan lagi sampai pukul 12.30. Kegiatan pengelolaan lapangan

terdiri dari kegiatan pemupukan, perompesan, pemangkasan, penjarangan buah,

pengendalian HPT dan panen.

Kegiatan yang dilaksanakan di kebun dikerjakan dengan sistem kerja

harian dan sistem kerja borongan. Sistem kerja menentukan sistem pengupahan

yang berlaku di kebun. Pengupahan sistem kerja harian didasarkan pada jumlah

hari kerja yang diikuti oleh karyawan. Besar upah sistem harian sama untuk

semua kegiatan yaitu Rp 21 000 untuk karyawan laki-laki dan Rp 18 500 untuk

karyawan wanita. Apabila dilaksanakan lembur, sistem pengupahannya adalah

Rp 3 500 per jam berlaku untu karyawan laki-laki maupun wanita.

Sistem borongan dilakukan untuk menyelesaikan pekerjaan lebih cepat.

Karyawan ditargetkan menyelesaikan pekerjaan dengan hasil tertentu. Upah yang

diberikan sesuai dengan prestasi yang telah dicapai oleh karyawan. Sistem kerja

borongan biasanya dilakukan pada kegiatan perompesan, pengolahan tanah, dan

persiapan pemupukan (persipuk). Namun dari kegiatan tersebut tidak selalu

dengan sistem borongan. Kegiatan perompesan yang dilakukan secara borongan,

biasanya dilakukan oleh pekerja dari luar dengan upah sesuai dengan luas dan

banyaknya pohon. Kegiatan pengolahan tanah dilakukan oleh pekerja sementara

dengan sistem upah sesuai dengan luas lahan dan kegiatan persipuk dibayar sesuai

dengan banyaknya pohon yang telah dikerjakan. Untuk borongan persipuk upah

dibayar sesuai dengan jenis pohon, yaitu untuk TBM Rp 300/pohon dan TM

Rp 400/pohon. Dalam sehari biasanya pekerja dapat menyelesaikan persipuk

sebanyak 80-100 pohon. Dengan demikian sistem borongan pengupahannya lebih

(36)

Letak Geografis dan Administratif

Kusuma Agrowisata terletak pada ketinggian 680-1 700 m dpl. Kusuma

Agrowisata terletak di Kota Batu, Jawa Timur yang terletak sekitar 19 km dari

Kota Malang. Lokasi Kusuma Agrowisata berbatasan dengan Desa Pasanggrahan

di sebelah timur, Desa Sisir di sebelah barat, gunung Panderman di sebelah

selatan, dan di sebelah utara berbatasan dengan Desa Ngaglik. Secara keseluruhan

Kusuma Agrowisata ini terletak di Desa Ngaglik, Kota Batu, Kabupaten Malang,

propinsi Jawa Timur. Peta lokasi dan areal Kusuma Agrowisata secara

keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran 8 dan Lampiran 9.

Keadaan Tanah, Topografi, dan Iklim

Jenis tanah di Kusuma Agrowisata adalah andosol. Ketinggian tempat

900-1 000 meter dpl dengan kemiringan 900-15o-25o. Kelembaban udara 75 % - 85 % dan

suhu rata-rata 16 oC - 30 oC. Tipe iklim didasarkan pada klasifikasi Schmidt dan

Ferguson, yaitu berada pada bulan basah dan bulan kering dan termasuk kategori

tipe D. Berdasarkan data curah hujan Badan Metereologi dan Geofisika

Karangploso, selama kurun waktu 10 tahun terakhir, curah hujan Kusuma

Agrowisata adalah 1538.9 mm/tahun dengan rata-rata bulan basah 5.6 hari dan

bulan kering 5.5 hari (Lampiran 10).

Luas Areal Budidaya Tanaman

Luas areal budidaya tanaman di Kusuma Agrowisata pada tahun 2009

adalah 31.1 ha. Areal tersebut digunakan untuk tanaman tahunan dan tanaman

semusim. Tanaman tahunan meliputi apel sebagai komoditas utama, jeruk, jambu

biji merah, kopi, dan buah naga. Sedangkan tanaman semusim meliputi stroberi,

rosella, paprika dan tomat ceri dan hidroponik. Luas areal budidaya tanaman

tahunan dan budidaya tanaman semusim di Kusuma Agrowisata dapat dilihat pada

(37)

Tabel 6. Luas Areal Budidaya Tanaman Tahunan dan Budidaya Tanaman Semusim di Kusuma Agrowisata

Tanaman Luas Lahan (m2)

Areal Apel (TM dan TBM) Jeruk

Jambu biji merah Kopi

Buah naga Stroberi Rosella

Green house paprika

Green house tomat ceri

Hidroponik

71 891 66 000 34 000 90 000 16 000 20 000 8 500 3 893 350 1 134

Total 311 768

Sumber: Arsip Departemen Budidaya Tanaman, 2009, diolah

Lahan yang digunakan untuk pertanaman apel meliputi 7 areal yaitu areal

A terdiri 5 blok, areal B terdiri dari 4 blok, areal C terdiri 6 blok, areal D terdiri 3

blok, areal E terdiri 5 blok, areal F terdiri 6 blok, areal G terdiri 3 blok. Secara keseluruhan lahan yang digunakan untuk pertanaman apel terdiri dari 32 blok.

Tanaman apel yang ada dibedakan menjadi tanaman menghasilkan (TM) dan

tanaman belum menghasilkan (TBM). Peta areal pertanaman apel dapat dilihat

pada Lampiran 11 dan luas areal masing-masing blok dapat dilihat pada Tabel 7.

Lahan yang digunakan untuk pertanaman jeruk ada satu blok besar dengan

luas 6.6 ha. Lahan yang digunakan untuk pertanaman jambu biji merah terdiri atas

8 blok kecil dengan luas total adalah 3.4 ha. Untuk tanaman kopi di tanam pada

dua tempat yaitu di Batu (sebelah areal agrowisata apel) dan di daerah

Karangploso dengan luas total 9 ha, dan buah naga ditanam pada lahan seluas 1.6

ha berada di dalam kebun agrowisata.

Budidaya tanaman semusim meliputi stroberi dengan luas 2 ha, rosella

0.85 ha, paprika 3 893 m2, tomat ceri 350 m2, dan sayuran yang di tanam secara

hidroponik. Tanaman paprika, tomat ceri dan sayuran hidroponik di tanam di

dalam green house. Green house (GH) untuk paprika berjumlah 6 dengan nama

dan luasan masing-masing GH A seluas 984 m2, GH B seluas 1 100 m2, GH C

(38)

masing-masing 200 m2 dan 150 m2. Sedangkan green house untuk sayuran hidroponik

berjumlah 21 dengan luasan masing-masing 54 m2.

Tabel 7. Luas Areal Pertanaman Apel Wisata Petik Masing-masing Blok di Kusuma Agrowisata

Jumlah Tanaman Blok Tahun

Tanam TM TBM Total Luas (m

2

Sumber: Arsip Departemen Budidaya Tanaman Tahunan (BTT), 2009, diolah

Keadaan Tanaman

Tanaman apel di Kusuma Agrowisata merupakan tanaman apel yang

(39)

rome beauty (RB), ana, dan wanglin. Pada masing-masing blok, varietas yang

ditanam berbeda-beda. Varietas manalagi adalah yang paling mendominasi

pertanaman yang ada.

Tahun tanam tanaman apel bervariasi dari tahun 1991-2009. Secara umum

jarak tanam yang digunakan adalah 3 m x 3 m, walaupun ada juga yang jarak

tanamnya 3 m x 2.5 m dan 2.5 m x 2.5 m sehingga populasi rata-rata per

hektar-nya antara 1 111 – 1 500 pohon. Jika dilihat dari populasi tanaman apel di

Kusuma Agrowisata, secara umum sudah mendekati pada populasi tanaman

optimal yaitu 1 109 pohon/ha. Namun pada kenyataannya, di lapangan banyak

tanaman yang tidak berproduksi, terutama untuk tanaman bongkaran (tanaman

sulaman susulan dengan umur tanaman mendekati umur tanaman yang ada di

kebun). Pertumbuhan tanaman bongkaran tidak dapat menyesuaikan dengan

kondisi tanaman yang ada, bahkan tanaman ini banyak yang kering (mati) karena

sudah terlalu tua untuk dipindahkan. Sehingga akar sudah tidak dapat beradaptasi

dengan kondisi tanah yang ada.

Umur maksimal tanaman apel adalah 25-30 tahun. Setelah mencapai umur

tersebut, pohon harus dibongkar dan ditanami kembali dengan bibit apel yang

berkualitas. Sampai saat ini, umur tanaman apel tertua di Kusuma Agro adalah 18

tahun. Pada usia ini pohon apel masih berproduksi, namun produksi sudah tidak

optimal lagi bahkan sudah mulai menurun. Tanaman ini sudah banyak yang

dibongkar karena disamping produksinya yang sudah menurun juga terserang

(40)

PENGELOLAAN PEMBUNGAAN DAN PEMBUAHAN APEL DI PT KUSUMA AGROWISATA

Pemeliharaan tanaman apel dimulai sejak bibit ditanam. Pemeliharaan

dilakukan untuk menjaga agar tanaman tumbuh dan berkembang dengan baik

sampai tanaman siap untuk berproduksi. Setelah tanaman siap untuk berproduksi

perlu diperhatikan saat tanaman mulai muncul bunga. Munculnya bunga saat

tanaman berumur dibawah tiga tahun sebaiknya dibuang. Hal ini bertujuan agar

tanaman dapat maksimal pada perkembangan vegetatif.

Pemeliharaan yang dilakukan setelah penanaman bibit diantaranya

pemupukan, pemangkasan, dan pelengkungan cabang. Saat tanaman siap untuk

berproduksi, maka diperlukan pengelolaan yang tepat agar tanaman dapat

berproduksi optimal. Fase pembungaan pada buah apel merupakan fase yang

paling rentan dalam penentuan produksi. Oleh karena itu diperlukan teknik yang

tepat dalam pengelolaan pembungaan dan pembuahan apel. Pengelolaan

pembungaan dan pembuahan apel yang dilakukan di Kusuma Agrowisata meliputi

pemupukan, perompesan daun, pemangkasan, pelengkungan cabang, pemberian

zat pengatur tumbuh (ZPT), pengendalian hama dan penyakit, dan penjarangan

buah. Setelah masa pembungaan dan pembuahan selesai (buah telah masak) maka

buah siap untuk dipanen. Pemanenan dilakukan oleh pengunjung wisata

sedangkan karyawan melakukan panen pada buah sisa petikan pengunjung.

Penanganan pasca panen hanya dilakukan terhadap buah yang dipanen oleh

karyawan.

Pemupukan

Pemupukan adalah kegiatan memberikan unsur hara pada tanaman baik

melalui tanah maupun melalui daun. Hal ini disebabkan keadaan unsur hara yang

ada di dalam tanah dan tanaman tidak dapat memenuhi kebutuhan hara yang

diperlukan oleh tanaman.

Kegiatan pemupukan di Kusuma Agrowisata menggunakan pupuk organik

dan anorganik. Pemupukan organik dilakukan melalui tanah. Pupuk organik yang

(41)

kg per tanaman dan kompos dengan menggunakan sisa-sisa tanaman yang ada

disekitar pertanaman apel.

Pemupukan anorganik diaplikasikan melalui tanah dan daun. Pupuk

anorganik yang diaplikasikan melalui tanah biasanya berupa pupuk padat. Pupuk

padat yang digunakan yaitu pupuk ZA dan NPK. Pupuk yang diaplikasikan

melalui daun berupa pupuk yang dicairkan yaitu gandasil D, mamigro, mono

kalium phosphate (MKP) dan multi mikro.

Pemupukan dengan pupuk padat dibedakan atas dasar umur tanaman, yaitu

pada tanaman yang belum menghasilkan (TBM) dan tanaman yang sudah

menghasilkan (TM). Pemupukan pada TBM menggunakan pupuk ZA dengan

dosis yang berbeda berdasarkan umur tanaman, sedangkan pada TM

meng-gunakan pupuk majemuk NPK (15:15:15) (Tabel 8).

Tabel 8. Realisasi Pemupukan di Kusuma Agrowisata

Umur tanaman (tahun) Pupuk Dosis (gr/tanaman) 1

2 3 4

≥ 5

ZA ZA ZA ZA NPK

100 200 300 300 500

Sumber: Pengamatan di lapang

Menurut Kusumo (1986), jenis dan dosis pupuk yang digunakan pada

tanaman apel dibedakan untuk TBM dan TM. Jenis pupuk yang dibutuhkan oleh

TBM adalah lebih pada tersedianya unsur N untuk meransang pertumbuhan

vegetatif. Unsur N ini dapat diperoleh dari pupuk ZA. Sedangkan untuk TM

dibutuhkan tersedianya unsur N, P2O5, dan K2O. Ketiga unsur ini dapat diperoleh

dari pupuk NPK (15:15:15). Dosis pupuk yang digunakan dapat dilihat pada Tabel

9. Sedangkan menurut Sub Balai Penelitian Hortikultura Malang (1990),

(42)

Tabel 9. Pedoman Pemupukan Apel Menurut Surachmat Kusumo

Pupuk Buatan Umur

Jenis Pupuk Dosis (g/pohon)

Pupuk Kandang (blek minyak tanah) Saat tanam

Sumber: Kusumo (1986)

Tabel 10. Pedoman Pemupukan Apel Menurut Sub Balai Penelitian Hortikultura, Tlekung

Pupuk Buatan (g/pohon) Umur

(Tahun)

Pupuk Kandang

(blek minyak tanah) Urea ZA TSP ZK

1-2

Sumber: Soelarso (1996)

Pemupukan dilakukan saat perompesan daun dan pemangkasan produksi.

Menurut Untung (1994), umumnya pupuk diberikan setelah daun dirontokkan,

muncul bunga baru, atau setelah pemangkasan cabang yang sakit atau rusak.

Untuk pupuk kandang diberikan satu kali dalam setahun. Prinsip pemupukan

adalah dilakukan saat tanah tidak terlalu kering dan tidak ada air yang mengalir.

Karena jika kekurangan air, pupuk dapat membakar akar tanaman dan apabila ada

air yang mengalir, maka pupuk akan hanyut sebelum terserap oleh akar tanaman.

Pemupukan dilakukan pada pukul 06.00, hal ini bertujuan supaya efek dari

penguapan belum begitu besar. Pupuk diaplikasikan dengan cara disebar pada alur

(Gambar 1). Sebelum dilakukan pemupukan, dilakukan persiapan pemupukan,

yaitu dengan membuat alur pupuk. Bentuk alur yang dibuat adalah persegi empat

dengan kedalaman sekitar 10-20 cm dan selebar tajuk yaitu sekitar satu meter dari

(43)

cara pemberian pupuk padat diantaranya dengan dibuat larikan disebelah barisan

tanaman, disebar di seluruh lahan, dan secara melingkar. Soelarso (1996)

menambahkan, pemberian pupuk di sekeliling tanaman dengan membuat alur

sedalam 20 cm pada jarak selebar tajuk daun. Pupuk yang sudah diaplikasikan

ditutup dengan tanah.

Pemupukan anorganik cair diaplikasikan melalui daun. Pemberian pupuk

dilakukan berdasarkan monitoring dan kekurangan unsur hara. Aplikasi

pemupukan dilakukan bersamaan dengan aplikasi penyemprotan zat pengatur

tumbuh (ZPT) dan pestisida. Menurut Soepardi (1983), cara pemberian pupuk

berupa cairan yaitu dengan pemberian langsung pada tanah, pemberian dalam air

irigasi, dan penyemprotan pada tanaman.

Pupuk yang digunakan berupa unsur hara makro, unsur hara mikro yang

berfungsi untuk menambah unsur hara pada tanaman untuk pertumbuhan optimal.

Selain itu digunakan gandasil B dan gandasil D dengan dosis berdasarkan

kekurangan unsur hara. Gandasil B diaplikasikan bersamaan dengan aplikasi

penyemprotan ZPT yaitu setelah perompesan maupun saat pemangkasan produksi

sampai menjelang berbunga. Sedangkan gandasil D diaplikasikan bersamaan

dengan penyemprotan pestisida. Gandasil B diberikan lima sampai tujuh hari

sekali sampai menjelang berbunga sebanyak 4-5 kali, sedangkan gandasi D

diberikan 2.5 bulan setelah rompes sampai menjelang panen sebanyak 2-4 kali.

(44)

Standar kerja perusahaan untuk kegiatan pemupukan melalui tanah adalah

1 600 pohon/HOK. Prestasi kerja penulis dalam kegiatan pemupukan adalah 864

pohon dan prestasi karyawan adalah 1 320 pohon. Dengan demikian prestasi kerja

penulis dan karyawan dalam kegiatan pemupukan belum memenuhi standar kerja

perusahaan.

Secara umum pelaksanaan pemupukan di Kusuma Agrowisata sudah baik.

Pemberian pupuk anorganik padat yaitu ZA dengan dosis berdasarkan umur

tanaman dan NPK dengan dosis 500 g per pohon sudah memenuhi standar

pemupukan pada tanaman apel. Karena kenyataan di lapangan, pemupukan

dikombinasikan dengan pemberian pupuk organik yang dosisnya lebih tinggi dari

standar. Diharapkan pemberian pupuk organik yang berlebih ini dapat

menggantikan kekurangan unsur dari pupuk anorganik. Namun, perlu

diperhatikan pemberian pupuk pada TBM yaitu dengan kombinasi pemberiane

pupuk yang tepat.

Perompesan

Perompesan merupakan kegiatan merontokkan/menggugurkan daun apel.

Perompesan bertujuan untuk mematahkan dormansi mata tunas di daerah beriklim

sedang karena tanaman apel di negeri asalnya yang beriklim temperate berbunga

setelah musim gugur dimana seluruh daunnya gugur. Di daerah tropika,

perompesan merupakan salah satu cara terhadap ketidaksesuaian faktor iklim

daerah asal dengan daerah introduksi yang berpengaruh terhadap perilaku

tanaman. Menurut Sunarjono (1990), perompesan mendorong cepat tumbuhnya

tunas-tunas baru. Soelarso (1997) menambahkan, perompesan dapat menstimulasi

membukanya kuncup terminal dan lateral, kemudian diikuti dengan pembungaan

sekitar satu bulan berikutnya.

Perompesan dilakukan pada daun-daun yang telah tua. Menurut Soelarso

(1997), perompesan daun yang dilakukan sebelum waktunya menyebabkan

kebanyakan tunas tersebut akan tumbuh menjadi tunas vegetatif. Jika waktu

perompesan daun tepat, sekitar satu bulan sesudahnya tunas-tunas padat akan

berkembang menjadi tunas-tunas daun yang kemudian disusul dengan rangkaian

(45)

Perompesan daun dapat dilakukan secara manual dengan tangan atau

dengan menyemprotkan bahan kimia. Menurut Soelarso (1997), perompesan

secara manual menyebabkan meningkatnya biaya tenaga kerja dan mengakibatkan

luka yang memungkinkan tanaman menjadi peka terhadap serangan hama dan

penyakit. Perlakukan perompesan manual menyebabkan kandungan nitrogen di

dalam daun-daun hilang sebelum sempat disimpan di dalam jaringan kulit batang

sehingga penggunaan urea perlu untuk mensuplai nitrogen yang hilang tersebut.

Sedangkan perompesan yang dilakukan dengan menggunakan bahan kimia, dosis

harus tepat, karena konsentrasi yang tinggi dapat menimbulkan efek samping

(tanaman menjadi kering). Hasil penelitian Tegopati et al. (1987) menunjukkan

pemberian urea 10 % + ethrel 5 000 ppm yang diberikan dua kali selang seminggu

dapat menyebabkan gugur daun tanpa mengurangi hasil buah.

Perompesan daun di Kusuma Agrowisata dilakukan secara manual dengan

menggunakan tangan. Kegiatan ini biasanya dilakukan satu bulan setelah panen.

Perompesan dilakukan secara bergantian pada setiap blok dengan rentang waktu

2-4 minggu. Tetapi tidak menutup kemungkinan antar blok dapat dilakukan

perompeasan secara bersamaan tergantung dari kondisi pertanaman. Dari jadwal

perompesan yang sudah dibuat, diharapkan persediaan buah apel untuk lokasi

petik selalu ada setiap hari. Kegiatan perompesan dapat dilihat pada Gambar 2.

(46)

Standar kerja perusahaan untuk kegiatan perompesan adalah sepuluh

pohon besar per HOK. Prestasi kerja mahasiswa dalam kegiatan perompesan

adalah antara 4-6 pohon besar dan prestasi kerja karyawan 8-10 pohon. Prestasi

kerja penulis belum memenuhi standar perusahaan sedangkan karyawan rata-rata

sudah mencapai target.

Kegiatan perompesan yang dilakukan di Kusuma Agrowisata sudah baik.

Namun, untuk memelihara tanaman agar tidak terjadi luka dan mempertahankan

keberadaan unsur nitrogen dalam tanaman, maka perompesan setiap musim panen

dapat dikombinasikan antara perompesan secara manual dan perompesan dengan

menggunakan bahan-bahan kimia. Karena masing-masing jenis perompesan

mempunyai kelebihan dan kekurangan, sehingga kombinasi antara keduanya

diharapkan dapat menekan kekurangan yang ada.

Pemangkasan

Menurut Kusumo dan Verheij (1997), pemangkasan didefinisikan sebagai

kegiatan membuang pertumbuhan bagian yang tidak diinginkan agar merangsang

pertumbuhan bagian yang dikehendaki. Sedangkan menurut kamus The

Macquarie dalam Elliot dan Widodo (1996) menyebutkan bahwa pemangkasan

adalah tindakan memangkas (membuang) ranting, cabang, atau akar yang tidak

dikehendaki.

Menurut Elliot dan Widodo (1996) tujuan pemangkasan diantaranya

mengarahkan pertumbuhan tanaman, merangsang pembentukan bunga dan buah,

menghilangkan bagian tanaman yang tidak dikehendaki pada tajuk yang terlalu

rimbun atau bagian batang yang sakit, pecah, rusak, atau mati, memperpanjang

umur tanaman dan meremajakan tanaman yang telah tua. Jackson dan Palmer

(1999) menambahkan pemangkasan dapat meningkatkan sirkulasi udara karena

daerah tajuk tidak terlalu lebat.

Pemangkasan pada tanaman apel terdiri dari pemangkasan bentuk dan

pemangkasan pemeliharaan. Menurut Mansyur (2008) prinsip dasar pemangkasan

pada tanaman apel agar berproduksi optimal ialah membentuk kanopi yang luas,

(47)

Pemangkasan bentuk dilakukan pada tanaman yang belum menghasilkan

(TBM). Pemangkasan bentuk biasanya dilakukan sebelum perompesan daun.

Tinggi tanaman yang dipangkas adalah ± 80 cm dari tanah. Tujuan dari

pemangkasan bentuk adalah untuk memperoleh bentuk pohon yang rendah.

Pemangkasan pemeliharaan merupakan kelanjutan dari pemangkasan

bentuk. Pemangkasan pemeliharaan yang dilakukan diantaranya pemangkasan

produksi, pemangkasan ringan (wiwil) dan pemangkasan peremajaan atau sering

disebut pemangkasan berat.

Pemangkasan produksi dilakukan setelah perompesan daun. Tujuan dari

pemangkasan produksi adalah memacu pertumbuhan tunas-tunas yang akan

berproduksi sehingga dapat tumbuh dengan baik. Pemangkasan produksi

dilakukan pada mata tunas yang kecil, mata tunas yang mati, tunas daun dan

bunga yang sudah tumbuh sebelum waktu pemangkasan, dan tangkai-tangkai

bekas petikan buah. Selain itu dilakukan juga pemangkasan pada cabang yang

kurus, tidak produktif (tunas air), dan terserang penyakit. Pemangkasan produksi

dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Pemangkasan Produksi

Pemangkasan ringan sering disebut pewiwilan dilakukan karena

pertumbuhan tajuk terlalu rimbun. Tujuan dari pemangkasan ringan adalah agar

Gambar

Tabel 1. Perkembangan Jumlah Tanaman Apel Produktif dan Produksi Apel Kota Batu Tahun 2004-2008
Tabel 4. Jumlah Karyawan Harian Lepas (KHL) Departemen Budidaya Tanaman Tahunan
Tabel 5. Rata-rata Kebutuhan Tenaga Kerja Budidaya Apel per Hektar Kegiatan Budidaya Kebutuhan Tenaga Kerja per Hektar (HOK) Pembuatan Lubang Tanam
Tabel 6. Luas Areal Budidaya Tanaman Tahunan dan Budidaya Tanaman Semusim di Kusuma Agrowisata
+7

Referensi

Dokumen terkait