• Tidak ada hasil yang ditemukan

Respons Pertumbuhan dan Produksi Kedelai (Glycine max (L.) Merill) Terhadap Aplikasi Pupuk Kandang Sapi dan Pupuk Organik Cair

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Respons Pertumbuhan dan Produksi Kedelai (Glycine max (L.) Merill) Terhadap Aplikasi Pupuk Kandang Sapi dan Pupuk Organik Cair"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran . Hasil Analisis Pupuk Organik Cair

PT. NUSA PUSAKA KENCANA ANALYTICAL & QC LABORATORY

P.O BOX 35 BAHILANG ESTATE-TEBING TINGGI NORTH SUMATERA UTARA

Telp. (0621) 21511 - Fax. (0621) 22070

Jenis Contoh : Pupuk Cair (Kotoran sapi) Jumlah : 1 (satu) Contoh

Kemasan : Botol Plastik Tanggal Terima : 27 Maret 2015 Tanggal Analisis : 07 April 2015

No. JENIS ANALISIS NILAI METODE

1 pH (H2O) 3.34 Elektrometry

2 C-Organik (%) 1.66 Spectrophotometry

3 N-Total (%) 0,20 Kjeldahl

4 P2O5-Total (%) 0,03 AAS

(2)

Lampiran 8. Data Tinggi Tanaman 2 MST

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

Lampiran 9. Sidik ragam Tinggi Tanaman 2 MST

(3)

Lampiran 10. Data Tinggi Tanaman 3 MST

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

Lampiran 11. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 3 MST

(4)

Lampiran 12. data Tinggi Tanaman 4 MST

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

Lampiran 13. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 4 MST

(5)

Lampiran 14. data Tinggi Tanaman 5 MST

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

Lampiran 15. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 5 MST

(6)

Lampiran 16 Data Tinggi Tanaman 6 MST

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

Lampiran 17. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 6 MST

(7)

Lampiran 18. Data Diameter Batang

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

Lampiran 19. Sidik Ragam Data Diameter Batang

(8)

Lampiran 20. Data Pengamatan Berat Kering Akar

Lampiran 21. Sidik Ragam Data Berat Kering Akar

(9)

Lampiran 22. Data Pengamatan Berat Kering Tajuk

Lampiran 23.Sidik Ragam Data Pengamatan Berat Kering Tajuk

(10)

Lampiran 46. Data Pengamatan Umur Berbunga

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

Lampiran 47.Sidik Ragam Data Pengamatan Umur Berbunga

(11)

Lampiran 48.Data Pengamatan Umur panen

Lampiran 49 .Sidik Ragam Data Pengamatan Umur panen

(12)

Lampiran 50. Data Jumlah cabang Produktif

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

Lampiran 51.Sidik Ragam Data Jumlah cabang Produktif

(13)

Lampiran 52 Data Pengamatan Jumlah polong berisi Per Tanaman

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

Lampiran 53.Sidik Ragam Data Pengamatan Jumlah polong berisi Per Tanaman

(14)

Perlakua

Lampiran 55.Sidik Ragam Data pengamatan jumlah polong hampa Per Tanaman

(15)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

Lampiran 57.Sidik Ragam Data pengamatan biji kering sampel

SK db JK KT F Hit. F.05 Ket.

(16)

Perlakua

Total 2428.69 2622.74 32421.9

7 37473.40

Rataan 202.39 218.56 2701.83 104.09

Lampiran 59.Sidik Ragam Data Bobot kering Biji per plot

(17)

Lampiran 60. Data Pengamatan Bobot kering Biji 100

(18)
(19)

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, E. 2007. Pengaruh Dosis dan Frekuensi Pemberian Pupuk Organik Cair Terhadap PertumbuhanDanHasil Buncis (Phaseolus vulgaris L.) Dataran Rendah, Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol. 7 No.1, p: 43-53 .

Andrianto, T,T,. dan N, Indarto, 2004. Budidaya dan Analisis Usaha Tani Kedelai, Kacang hijau, kacang panjang. Absolute, Yogyakarta.

Badan Litbang Pertanian. 2014. Kedelai. Dikutip dari

pada Tanggal

2 Maret 2015.

Dartius., Ardi., B. Lakitan,. D. Suryati., Hadiyono., J. Sofyan., A. Aswad., S. Sagiman., W. Hanolo dan Z.R. Djafar. 1991. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Negeri Wilayah Barat. Palembang.

Departemen Pertanian, 1996. Budidaya Tanaman Palawija Pendukung Program Makan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) Jagung, Kedelai, Kacan Tanah, Sorgum, Ubi Kayu, Sagu, Talas. Departemen Pertanian, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Hortikultura. Hal : 11.

Food and Agriculture Policy Research Institute. 2009 . World Agricultural Outlook, FAO, Rome.

Hardjowigeno, Sarwono.2007.Ilmu Tanah.Jakarta : Akademika Pressindo.

Hartatik, W dan L. R. Widowati., 2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian, Balitbang Pertanian. Bandung.

Hidajat, O.O., 1985 dalam Tetti H. 2009. Kedelai. Institut Pertanian Bogor dan Balai Penelitian Tanaman Pangan Bogor : Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor. Hal : 73, 77-78, dan 82.

Irwan, A. W., 2006. Budidaya Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merill). Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian. Universitas Padjadjaran. Jatinagor

Jumrawati. 2008. Efektifitas inokulasi Rhizobium sp. terhadap pertumbuhan danhasil tanaman kedelai pada tanah jenuh air. Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Tengah.

(20)

Sari, D. K., 2013. Respons Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max(L.) Merril) dengan Pemberian Pupuk Cair.Skripsi. Universitas Sumatera Utara

Sulaeman, S. 2005. Petunjuk Teknis Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air, dan Pupuk. BadanPenelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian, Bogor .

Sumarno dan A. G. Manshuri, 2007.Persyaratan Tumbuh dan Wilayah Produksi Kedelai di Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor, dalam Sumarno, Suyamto, A. Widjono, Hermanto, dan H. Kasim, 2007. Kedelai Teknik Produksi dan Pengembangan.Badan Penelitian dan Pusat Pengembangan Pertanian.Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor.

Suprapto, H; Machmud, M;Soewito, T;Pasaribu, D; Sutrisno; Adang, K; Nono, M;., 1992. Hasil Penelitian Tanaman Pangan. Balai Penelitian Tanaman Pangan, Bogor .

Taufika, R. 2011. Pengujian Beberapa Dosis Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Wortel (Daucus CarotaL.). Kabupaten Lima Puluh Koto. Jurnal Tanaman Hortikultura van Steenis, C. G. G. J., den Hoed, D.,Bloembergen, S., dan Eyma, P.J., 2003. Flora Untuk Sekolah di Indonesia. Edisi Kesembilan. PT Pradnya Paramita. Jakarta.

(21)

BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di lahan masyarakat Jl.Setia Budi Simp.Selayang Medan dengan ketinggian tempat ± 25 meter di atas permukaan laut, mulai bulan Desember 2015 sampai dengan Maret 2016.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih kedelai varietas Grobogan, pupuk kandang sapi, pupuk organik cair produksi kelompok tani Mekar Pasar Kawat (Bahan pembuatan POC tersaji pada lampiran), pupuk P (TSP) , air, dan pestisida nabati, dan bahan lain yang mendukung penelitian ini..

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, pacak sampel, gembor, meteran, timbangan, kalkulator, jangka sorong digital, alat tulis dan alat-alat lain yang mendukung pelaksanaan penelitian ini.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan 2 faktor perlakuan yaitu :

Faktor I : Pemberian Pupuk kandang sapi (P) dengan 4 taraf , yaitu : P0:0 ton/ha

P1: 4 ton/ha P2: 8 ton/ha P3 : 12 ton/ ha

Faktor II Konsentrasi Pupuk Organik Cair, yaitu : C1 = 40 ml

(22)

C3 = 80 ml

Maka Diperoleh 12 Kombinasi, yaitu :

PoC1 P 1C1 P 2C1 P3C1 P 0C2 P 1C2 P 2C2 P3C2 P 0C3 P 1C3 P 2C3 P 3C3 Jumlahulangan (Blok) : 3 ulangan

Jumlahplot : 36 plot

Ukuran plot : 160 cm x 180 cm

Jumlah tanaman per plot : 36 tanaman

Jarak tanam : 40cm x 20cm

Jumlah tanaman seluruhnya : 1296 tanaman Jumlah sampel per plot : 5 tanaman Jumlah sampel seluruhnya : 180 tanaman Jarak antar plot : 50 cm Jarak antar blok : 100 cm

Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam dengan model linear aditif sebagai berikut :

Yijk= µ + ρi + αj + βk + (αβ)jk+ εijk i = 1,2,3 j = 1,2,3,4 k = 1,2,3 Dimana:

Yijk : Hasil pengamatan pada blokke-i akibat perlakuan Pemberian Pupuk Kandang Sapi (P) jenis ke-j dan Pemberian Pupuk Organik Cair (C) pada jenis ke-k

(23)

ρi : Efek dari blok ke-i

αj : Efek Pemberian Pupul Kandang Sapi (P) pada jenis ke-j

βk : Efek Pemberian Pupuk organik cair (C) pada jenis ke-k

(αβ)jk : Interaksi antara Pemberian Pupuk Kandang Sapi (P) taraf ke-j dan Pemberian Pupuk organik cair (C) jenis ke-k

εijk :Galat dari blok ke-i, Pemberian Pupuk Kandang Sapi (P) ke-j dan Pupuk organik cair (C) taraf ke-k

(24)

PELAKSANAAN PENELITIAN

Persiapan Lahan

Diukur areal pertanaman yang akan digunakan, dibersihkan dari gulma yang tumbuh pada areal tersebut. Kemudian dibuat plot percobaan dengan ukuran 160 cm x 180 cm. Dibuat parit drainase dengan jarak antar plot 50 cm dan jarak antar ulangan 50 cm.

Persiapan Pupuk Kandang Sapi

Pupuk kandang yang digunakan adalah pupuk kandang sapi yang diambil dari peternakan sapikemudian disimpan pada tempat yang tertutup agar bahan organik dalam pupuk kandang terdekomposisi.

Aplikasi Pupuk Kandang Sapi

Pemberian beberapa pupuk kandang dilakukan 2 minggu sebelum tanam, sesuai perlakuan dengan cara disebar merata di permukaan dan dicampur dengan tanah.

Penanaman

Cara tanam yang terbaik untuk memperoleh produktivitas tinggi yaitu dengan membuat jarak tanam 40 cm x 20 cm. Lubang tanam memakai tugal dengan kedalaman antara 1,5 – 2 cm. Setiap lubang tanam diisi sebanyak 2 biji dan ditutup dengan cara ditabur kemudian dicampurkan ke tanah dengan cara dicangkul sampai dengan tanah .

Aplikasi Pupuk Organik Cair

(25)

Penjarangan

Penjarangan dilakukan setelah 2 minggu setelah tanam (MST) dengan meninggalkan 1 tanaman.

Pemeliharaan Tanaman Penyiraman

Penyiraman dilakukan sesuai dengan kondisi di lapangan.Penyiraman dilakukan pagi atau sore hari.Penyiraman disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Penyiangan

Penyiangan dilakukan dengan tujuan untuk menghindari persaingan antara gulma dengan tanaman. Penyiangan gulma dilakukan dengan cara manual di sekitar lubang tanaman atau menggunakan cangkul untuk membersihkan gulma yang ada di lahan penelitian. Penyiangan disesuaikan dengan kondisi lapangan. Penyulaman

Penyulaman dilakukan untuk menggantikan tanaman yang mati dengan tanaman cadangan yang masih hidup.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan menyemprotkan perstisida nabati disemprotkan pada tanaman yang terserang penyakit.

Panen

(26)

Peubah Amatan Tinggi Tanaman (cm)

Tinggi tanaman diukur mulai dari pangkal batang sampai dengan titik tumbuh tanaman dengan menggunakan meteran. Pengukuran tinggi tanaman dilakukan pada interval waktu 2 MST sampai 6 MST

Diameter Batang (mm)

Diameter batang diukur pada bagian batang bawah pada ketinggian 1 cm diatas permukaan tanah dengan menggunakan jangka sorong. Pengukuran dilakukan pada akhir fase vegetatif (6 MST).

Umur Berbunga (hari)

Pengamatan umur berbunga dilakukan dengan cara menghitung umur tanaman mulai saat tanam sampai tanaman memasuki fase generatif, yaitu munculnya bunga pada tanaman. Umur berbunga dihitung bila bunga muncul sebanyak 75% dari jumlah tanaman dan kisaran berbunga 31-36 HST.

Bobot Kering Tajuk (g)

Tajuk yang diukur adalah tajuk yang sudah dipisahkan dari akar dan dibersihkan dari kotoran yang lalu dioven dengan suhu 800 C hingga bobotnya konstan, lalu ditimbang dengan timbangan analitik. Pengukuran dilakukan dengan cara destruksi tajuk pada 6 MST.

Bobot Kering Akar (g)

(27)

Umur Panen (hari)

Pengamatan umur panen dilakukan dengan cara menghitung umur tanaman mulai saat tanam sampai tanaman memasuki fase penuaan, yaitu tanaman siap dipanen. Umur panen dihitung bila polong dan tanaman mengalami penuaan sebanyak 75% dari jumlah tanaman, dengan polong berwarna coklat ataupun coklat kekuningan.

Jumlah Cabang Produktif (cabang)

Jumlah cabang produktif yang dihitung adalah cabang yang berasal dari batang utama pada setiap tanaman. Pengamatan dilakukan akhir masa generatif (saat panen).

Jumlah Polong Berisi (polong)

Jumlah polong dihitung pada setiap tanaman yaitu polong yang telah berisi, dilakukan pada saat tanaman dipanen.

Jumlah Polong Hampa (polong)

Jumlah polong hampa dihitung pada setiap tanaman yaitu polong yang tidak berisi/hampa, dilakukan pada saat tanaman dipanen.

Bobot Kering Biji per Sampel Tanaman (g)

Biji kedelai dilepaskan dari polongnya dan dijemur dibawah sinar matahari selama 2-3 hari kemudian ditimbang tiap tanaman.

Bobot Kering Biji / Plot (g)

(28)

Bobot Kering 100 Biji (g)

(29)

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Tinggi Tanaman (cm)

Data pengamatan tinggi tanaman kedelai menunjukan bahwa perlakuan pupuk kandang sapi berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada 3-5 MST, perlakuan POC berpengaruh nyata pada 3 MST dan interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman .

Tabel 1. Tinggi tanaman kedelai 2-6 MST pada pemberian Pupuk kandang sapi dan POC

(30)

Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa pemberian pupuk kandang sapi 4 t/ha meningkatkan tinggi tanaman pada 2-6 MST dibandingkan perlakuan lainnya. Perlakuan pemberian POC berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada pemberian POC dengan dosis 60 ml/l tidak berbeda nyata dengan pemberian POC dengan dosis dengan dosis 80 ml/l dan berbeda nyata terhadap pemberian POC dengan dosis 40 ml/l.

Gambar 1. Tinggi tanaman kedelai 3 MST pada pemberian POC

(31)

Diameter Batang (mm)

Data pengamatan diameter batang kedelai dapat dilihat pada Lampiran 18 dan 19 yang menunjukan bahwa pemberian Pupuk kandang sapi berpengaruh tidak nyata terhadap diameter batang sedangkan pemberian POC berpengaruh nyata dan interaksi antara POC dan pupuk kandang sapi berpengaruh tidak nyata terhadap diameter batang.

Tabel 2. Diameter tanaman kedelai pada pemberian Pupuk kandang sapi dan POC Pupuk kandang

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris dan waktu pengamatan yang samamenunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α = 5%

(32)

Umur Berbunga (hari)

Data pengamatan umur berbunga kedelai dapat dilihat pada Lampiran 46 sampai 47 yang menunjukan bahwa perlakuan pupuk kandang sapi dan POCserta interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap umur berbunga.

Tabel 7. Umur berbunga tanaman kedelai pada pemberian Pupuk kandang sapi dan POC

Berdasarkan Tabel 7 terlihat bahwa pemberian tanpa Pupuk Kandang Sapi memperlambat umur berbunga dibandingkan perlakuan lainnya. sedangkan pemberian POC 60 ml/l mempercepat umur berbunga dibandingkan perlakuan lainnya.

Berat Kering Akar (g)

(33)

Tabel 8. Berat kering akar tanaman kedelai pada pemberian Pupuk Kandang Sapi dan POC

Pupuk kandang sapi (P) (t/ha)

POC(ml/l)

Rataan

C1(40) C2(60) C3(80)

………...………g…..………..…...

P0 (0) 0.34 0.47 0.49 0.43

P1 (4) 0.44 1.09 0.52 0.69

P2 (8) 0.42 0.45 0.81 0.56

P3 (12) 0.45 0.59 0.68 0.58

Rataan 0.41 0.65 0.63

Berdasarkan Tabel 8 terlihat bahwa perlakuan pupuk kandang sapi 4 t/ha memiliki berat kering akar tertinggi dibandingkan perlakuan lainnya. sedangkan pemberian POC 60 ml/l memiliki berat kering tertinggi perlakuan lainnya.

Berat Kering Tajuk (g)

Data pengamatan diameter batang kedelai dapat dilihat pada Lampiran 25 dan 26 yang menunjukan bahwa perlakuan pupuk kandang sapi dan pemberian POC serta interaksinya tidak berpengaruh nyata terhadap berat kering tajuk.

(34)

Pupuk kandang

Berdasarkan Tabel 9 terlihat bahwa perlakuan pupuk kandang sapi 8 t/ha memiliki berat kering tajuk tertinggi dibandingkan perlakuan lainnya. sedangkan pemberian POC 80 ml/l memiliki berat kering tertinggi dibandingkan perlakuan lainnya.

Umur Panen (hari)

Data pengamatan umur berbunga kedelai dapat dilihat pada Lampiran 48 sampai 49 yang menunjukan bahwa perlakuan pupuk kandang sapi dan POC serta interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap umur berbunga.

(35)

P1 (4) 79.33 78.67 80.00 79.33

P2 (8) 79.33 79.33 80.00 79.56

P3 (12) 79.33 80.00 78.67 79.33

Rataan 79.00 79.17 79.50

Berdasarkan Tabel 10 terlihat bahwa pemberian tanpa pupuk kandang sapi mempercepat umur panen dibandingkan perlakuan lainnya. sedangkan pemberian POC 80 ml/l mempercepat umur panen dibandingkan perlakuan lainnya.

Jumlah Cabang Produktif (cabang)

Data pengamatan jumlah cabang produktif kedelai dapat dilihat pada Lampiran 48 sampai 49 yang menunjukan bahwa perlakuan pupuk kandang sapi dan POC cair berpengaruh tidak nyata serta interaksi keduanya berpengaruh nyata terhadap jumlah cabang produktif .

Tabel 11. Jumlah cabang produktif pada pemberian Pupuk kandang sapi dan POC Pupuk kandang

(36)

Berdasarkan Tabel 11 terlihat bahwa pemberian tanpa pupuk kandang sapi meningkatkan Jumlah cabang produktif dibandingkan dengan perlakuan lainnya. sedangkan pemberian POC40 ml/l meningkatkan jumlah cabang produktif dibandingkan perlakuan lainnya.

Gambar 3. Jumlah Jumlah cabang produktif pada pemberian POC.

(37)

Jumlah Polong Berisi per Tanaman (polong)

Data pengamatan Jumlah polong berisi per tanaman kedelai dapat dilihat pada Lampiran 52 sampai 53 yang menunjukan bahwa perlakuan POC berpengaruh nyata dan pupuk kandang sapi serta interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap Jumlah polong berisi per tanaman

Tabel 12. Jumlah polong berisi per tanaman pada pemberian Pupuk kandang sapi dan POC

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada barisyang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α = 5%

Berdasarkan Tabel 12 terlihat bahwa pemberian pupuk kandang sapi 8 t/ha meningkatkan jumlah polong berisi per tanaman dibandingkan perlakuan lainnya.sedangkan pemberian POC 40 ml/l meningkatkan jumlah polong berisi per tanaman dibandingkan perlakuan lainnya.

Jumlah Polong Hampa per Tanaman (polong)

(38)

sapi dan pupuk organik cair serta interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap Jumlah polong hampa per tanaman.

Tabel 13. Jumlah polong hampa per tanaman pada pemberian Pupuk kandang sapi dan POC

Pupuk kandang sapi (P) (t/ha)

POC(ml/l)

Rataan

C1(40) C2(60) C3(80)

………polong…..….……..…...

P0 (0) 2.00 2.80 2.80 2.53

P1 (4) 3.20 1.93 1.67 2.27

P2 (8) 3.00 2.33 1.93 2.42

P3 (12) 2.13 1.53 2.20 1.96

Rataan 2.58 2.15 2.15

Berdasarkan Tabel 13 terlihat bahwa tanpa pemberian pupuk kandang sapi meningkatkan jumlah polong hampa per tanaman dibandingkan perlakuan lainnya sedangkan pemberian POC 60 ml/l menurunkan jumlah polong hampa per tanaman dibandingkan perlakuan lainnya

(39)

Bobot Kering Biji per Sampel (g)

Data pengamatan bobot kering biji per sampel kedelai dapat dilihat pada Lampiran 56 sampai 57 yang menunjukan bahwa perlakuan pupuk kandang sapi dan pupuk organik cair serta interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap bobotkering biji per sampel.

Tabel 14. Bobot kering Biji per sampel pada pemberian Pupuk kandang sapi dan POC

Berdasarkan Tabel 14 terlihat bahwa tanpa pemberian pupuk kandang sapi memberikan jumlah tertinggi bobot kering biji per sampel dibandingkan dengan perlakuan lainnya.sedangkan pemberian POC40 ml/l memberikan jumlah tertinggi bobot kering biji per sampel dibandingkan perlakuan lainnya.

Bobot Kering Biji Per Plot (g)

(40)

dan POC serta interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap bobot kering biji per plot.

Tabel 15. Bobot kering biji per plot terhadap pemberian pupuk kandang sapidan POC

Berdasarkan Tabel 15 terlihat bahwa pemberian pupuk kandang sapi 8 t/ha memberikan jumlah tertinggi bobot kering biji per plot dibandingkan perlakuan lainnya. sedangkan pemberian POC 40 ml/l memberikan jumlah tertinggi bobot kering biji per plot yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya.

Bobot 100 Biji Kering (g)

(41)

Tabel 16. Bobot 100 biji kering pada pemberian Pupuk kandang sapi dan POC Pupuk kandang

sapi (P) (t/ha)

POC(ml/l)

Rataan

C1(40) C2(60) C3(80)

……….………g….………...….…...

P0 (0) 14.80 19.87 18.99 18.81

P1 (4) 20.70 19.29 19.18 19.72

P2 (8) 18.33 18.70 18.69 18.57

P3 (12) 19.52 18.24 17.98 18.58

Rataan 19.03 19.03 18.71

(42)

Pembahasan

Pemberian Pupuk Kandang Sapi Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kedelai

Berdasarkan hasil sidik ragam diketahui bahwa perlakuan pupuk kandang sapi berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 3-5 MST(Tabel 1). Tinggi tanaman tertinggi diperoleh pada perlakuan pemberian pukan 4 t/ha dan terendah pada perlakuan tanpa pupuk kandang sapi pada 2-6 MST. Hal ini dikarenakan pupuk kandang sapi mampu meningkatkan ketersediaan unsur hara yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Hal ini sesuai dengan pernyataan Melati dan Andriyani (2005) yang menyatakan bahwa diantara jenis pupuk kandang, pupuk kandang sapilah yang mempunyai kadar serat yang tinggi seperti selulosa, pupuk kandang sapi dapat memberikan beberapa mamfaat yaitu menyediakan unsur hara makro dan mikro bagi tanaman, menggemburkan tanah, memperbaiki tekstur tanah, meningkatkan porositas dan komposisi mikroorganisme dalam tanah, memudahkan pertumbuhan akar tanaman.

(43)

rhizobium untuk mengikat nitrogen bebas dari udara, ditambah pupuk kandang sapi juga memiliki unsur hara nitrogen walau dalam jumlah yang sedikit.Zulkarnain (2009) menyatakan pupuk kandang merupakan kotoran padat dan cair dari hewan ternak baik ternak ruminansia ataupun ternak unggas. Sebenarnya, keunggulan pupuk kandang tidak terletak pada kandungan unsur hara karena sesungguhnya pupuk kandang memiliki kandungan hara yang rendah. Kelebihannya adalah pupuk kandang dapat meningkatkan humus, memperbaiki struktur tanah, dan meningkatkan kehidupan mikroorganisme pengurai.

Pemberian Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kedelai

Berdasarkan hasil sidik ragam diketahui bahwa perlakuan POC berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada 3 MST, tanaman tertinggi pada perlakuan pupuk organik cair dosis 60 ml/l (21.25 cm) dan terendah (16,86 cm) dengan dosis 40 ml/l. Hal ini dikarenakan POC mengandung N,P dan K yang memenuhi kebutuhan hara pada tanaman (Analisis POC tersaji pada Lampiran 6). Hal ini sesuai dengan Poerwowidodo (1993) yang menyatakan bahwa unsur hara nitrogen, fosfor dan kalium serta unsur mikro yang terkandung dalam pupuk organik cair akan meningkatkan aktivitas fotosintesis tumbuhan dan perpanjangan sel sehingga meningkatkan luas daun dan pertambahan tinggi tanaman, unsur hara tersebut dapat membantu pertumbuhan dan produksi tanaman.

(44)

Syam (1992) yang menyatakan bahwa Pupuk organik memiliki unsur hara makro dan mikro yang relatif banyak seperti N, P, K, Ca, Mg dan S serta pemberian POC dapat menyebabkan terdorongnya atau terpacunya sel di ujung batang untuk segera mengadakan pembelahan dan perbesaran.

Pada peubah amatan jumlah polong berisi diketahui bahwa perlakuan pupuk organik cair berpengaruh nyata terhadap jumlah polong berisi. Jumlah polong berisi tertinggi terdapat pada perlakuan40 ml/l (41.41 g/hari) dan terendah 60 ml/l (27.80 g/hari).POC yang digunakan mengandung unsur hara Nitrogen, Fosfor dan Kalium yang berguna diperlukan selama proses pengisian biji berlangsung.Sari (2013) mengatakan bahwa pemberian pupuk organik cair yang mengandung nitrogen, fosfor dan kalium mampu memperbaiki pertumbuhan vegetatif tanaman melalui peningkatan total luas daun dan jumlah klorofil yang dalam hal ini berhubungan langsung dengan proses fotosintesis dan peningkatan hasil produksi melalui akumulasi fotosintat pada biji.

Pemberian Pupuk Kandang Sapi dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kedelai

(45)

pupuk yang mengandung kotoran sapi selain memperbaiki kondisi tanah juga mampu mensuplai unsur hara yang dibutuhkan tanaman sehingga pada dosis 10 t/ha memberikan hasil yang terbaik. Unsur phospat yang terdapat pada POC mampu mempercepat pendewasaan tanaman sehingga pada dosis 40 ml/l memberikan jumlah cabang produktif dan jumlah polong yang lebih baik. Indikasi ini menunjukkan bahwa pemberian pupuk yang mengandung kotoran sapi didalam tanah, dapat memperbaiki kondisi tanah sehingga menguntungkan pertumbuhan tanaman terutama pengelolaan bahan organik dan meningkatkan kehidupan biologi tanah, dan optimalisasi ketersediaan dan keseimbangan daur hara, melalui fiksasi nitrogen, penyerapan hara, penambahan dan daur pupuk dari luar.

(46)

kotoran hewan dengan sisa makanan dan alas tidur hewan. Campuran ini

mengalami pembusukan hingga tidak berbentuk seperti asalnya lagi dan memiliki

kandungan hara yang cukup untuk menunjangpertumbuhan tanaman.Didukung

(47)

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Pemberian pupuk kandang sapi 4 t/ha meningkatkan tinggi tanaman 2 – 6 MST, berat kering akar, dan bobot 100 biji.

2. Pemberian POC 60ml/l meningkatkan tinggi tanaman 3 MST, diameter batang, dan jumlah polong berisi.

3. Interaksi pemberian pupuk kandang sapi 0 t/ha dan pupuk organik cair 40 ml/L berpengaruhnyata terhadap jumlah cabang produktif.

Saran

(48)

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman

Menurut van Steenis (2003), tanaman kedelai diklasifikasikan ke dalam Kingdom Plantae dengan divisi Spermatophyta. Kedelai merupakan tanaman berbiji terbuka yaitu dengan subdivisi Angiospermae. Tanaman kedelai termasuk ke dalam kelas Dicotyledonae, berordo Polypetales dengan famili Papilionaceae (Leguminosae). Nama spesies dari tanaman ini adalah Glycinemax (L.) Merill dengan genus Glycine.

Sistem perakaran kedelai terdiri dari dua macam, yaitu akar tunggang dan akar sekunderyang tumbuh dari akar tunggang. Selain itu kedelai juga seringkali membentuk akar adventif yang tumbuh dari bagian bawah hipokotil. Pada umumnya, akar adventif terjadi karena cekaman tertentu, misalnya kadar air tanah yang terlalu tinggi (Irwan, 2006).

Pertumbuhan batang kedelai dibedakan menjadi dua tipe, yaitu tipedeterminate dan indeterminate. Perbedaan sistem pertumbuhan batang ini didasarkan atas keberadaan bunga pada pucuk batang. Pertumbuhan batang tipe determinate ditunjukkan dengan batang yang tidak tumbuh lagi pada saat tanaman mulai berbunga.Sementara pertumbuhan batang tipe indeterminate dicirikan bila pucuk batang tanaman masih bisa tumbuh daun, walaupun tanaman sudah mulai berbunga.Disamping itu, adavarietas hasil persilangan yang mempunyai tipe batang mirip keduanya sehingga dikategorikan sebagai semi-determinate atau semi indeterminate(Irwan, 2006).

(49)

daun tunggal dan daun bertangkai tiga (trifoliate leaves)yang tumbuh selepas masa pertumbuhan (Andrianto dan Indarto, 2004).

Tanaman kedelai di Indonesia yang mempunyai panjang hari rata-rata sekitar 12 jam dan suhu udara yang tinggi (>30°C), sebagian besar mulai berbunga pada umur antara 5-7 minggu. Tanaman kedelai termasuk peka terhadap perbedaan panjang hari, khususnya saat pembentukan bunga. Periode berbunga pada tanaman kedelai cukup lama yaitu 3-5 minggu untuk daerah subtropik dan 2-3 minggu di daerah tropik, seperti di Indonesia.jumlah bunga pada tipe batang determinate umumnya lebih sedikit dibandingkan pada batang tipe indeterminate. Warna bunga yang umum pada berbagai varietas kedelai hanya dua, yaitu putih dan ungu (Irwan, 2006).

Polong kedelai pertama kali terbentuk sekitar 7-10 hari setelah munculnya bunga pertama. Panjang polong muda sekitar 1 cm. Jumlah polong yang terbentuk pada setiap ketiak tangkai daun sangat beragam,antara 1-10 buah dalam setiap kelompok. Pada setiap tanaman, jumlah polong dapat mencapai lebih dari 50, bahkan ratusan. Kecepatan pembentukan polong dan pembesaran biji akan semakin cepat setelahproses pembentukan bunga berhenti. Ukuran dan bentuk polong menjadimaksimal pada saat awal periode pemasakan biji.Hal ini kemudian diikutioleh perubahan warna polong, dari hijau menjadi kuning kecoklatan padasaat masak (Hidajat, 1985).

(50)

Syarat Tumbuh Iklim

Indonesia mempunyai iklim tropis yang cocok untuk pertumbuhan kedelai karena kedelai menghendaki cuaca yang cukup panas. Pada. umumnya pertumbuhan kedelai sangat ditentukan oleh ketinggian tempat dan biasanya akan tumbuh baik pada ketinggian tidak lebih dari 500 m di atas permukaan air laut.Suhu yang dikehendaki tanaman kedelai antara 21-34ºC, akan tetapi suhu optimum bagi pertumbuhan tanaman kedelai 23-27ºC. Pada proses perkecambahan benih kedelai memerlukan suhu yang cocok sekitar 30ºC (Wardiyono, 2008).

Apabila tanah cukup lembab dan suhunya ada di atas 210C biji berkecambah lebih cepat. Biasanya pada suhu ini tanaman akan muncul di atas permukaan tanah sekitar 5 hari setelah waktu tanam. Suhu yang rendah dan kelembaban tanah yang sangat tinggi menghambat perkecambahan dan menyebabkan busuknya biji (Irwan, 2006).

Tanaman kedelai dapat tumbuh baik di daerah yang memiliki curah hujan sekitar 100-400 mm/bulan. Sedangkan untuk mendapatkan hasil optimal, tanaman kedelai membutuhkan curah hujan antara 100-200 mm/bulan (Departemen Pertanian, 1996).

Tanah

(51)

organik tanah sedang-tinggi (3-4%) sangat mendukung pertumbuhan tanaman, apabila hara tanahnya cukup (Sumarno dan Manshuri, 2007).

Untuk dapat tumbuh baik kedelai menghendaki tanah yang subur, gembur dan kaya akan humus atau bahan organik. Bahan organik yang cukup dalam tanah akan memperbaiki daya olah dan juga merupakan sumber makanan bagi jasad renik yang akhirnya akan membebaskan unsur hara untuk pertumbuhan tanaman (Irwan, 2006).

Toleransi keasaman tanah sebagai syarat tumbuh bagi kedelai adalah pH 5,8-7,0 optimum pada pH 6,8. Pada pH kurang dari 5,5 pertumbuhannya

sangat terhambat karena keracunan aluminium. Pertumbuhan bakteri bintil dan proses nitrifikasi (proses oksidasi amoniak menjadi nitrit atau proses pembusukan) akan berjalan kurang baik (Suprapto, 1992).

Pupuk Kandang Sapi

Pupuk kandang didefinisikan sebagai semua produk buangan dari binatang peliharaan yang dapat digunakan untuk menambah hara dalam tanah, memperbaiki sifat fisik, dan biologi tanah. Apabila dalam memelihara ternak tersebut diberi alas sepert sekam pada ayam , jerami pada sapi, kerbau dan kuda, maka alas tersebut akan dicampur menjadi kesatuan dan disebut sebagai pukan pula. Beberapa petani di beberapa daerah memisahkan antara pukan padat dan cair ( Hartatik dan Widowati, 2010).

(52)

memberikan kemudahan bagi pengolahan tanah serta sifat olah lain yang baik (Sutejo, 2002).

Bahan organik tidak hanya berperan dalam membantu ketersediaan unsur hara di dalam tanah tetapi juga turut membantu dalam perbaikan sifat fisik dan biologi tanah. Penambahan bahan organik ke dalam tanah akan menjadi sumber energi dan makanan untuk bermacam-macam mikroorganisme di dalam tanah (Melati dan Andriyani, 2005).

Diantara jenis pupuk kandang, pupuk kandang sapilah yang mempunyai kadar serat yang tinggi seperti selulosa, pupuk kandang sapi dapat memberikan beberapa mamfaat yaitu menyedediakan unsur hara makro dan mikro bagi tanaman, menggemburkan tanah, memperbaiki tekstur tanah , meningkatkan porositas dan komposisi mikroorganisme dalam tanah, memudahkan pertumbuhan akar tanaman. Untuk memaksimalkan penggunaan pupuk kandang sapi harus dilakukan pengomposan dengan rasion C/N dibawah 20 (Melati dan Andriyani, 2005).

Pupuk Organik Cair

Menurut Parnata (2004), pupuk organik cair adalah pupuk yang kandungan bahan kimianya maksimum 5% karena itu, kandungan N, P dan K pupuk organik cair relativ rendah. Pupuk organik cair memiliki beberapa keuntungan yaitu mengandung zat tertentu seperti mikroorganisme yang jarang terdapat pada pupuk organik padat, pupuk organik cair dapat mengaktifkan unsur hara yang ada dalam pupuk organik padat.

(53)

dikatakan bahwa pupuk organik merupakan salah satu bahan yang sangat penting dalam upaya memperbaiki kesuburan tanah secara aman, dalam arti produk pertanian yang dihasilkan terbebas dari bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan manusia sehingga aman dikonsumsi.

Untuk memudahkan unsur hara dapat diserap tanah dan tanaman bahan organikdapat dibuat menjadi pupuk cair terlebih dahulu.Pupuk cair menyediakan nitrogen dan unsur mineral lainnya yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman, seperti halnya pupuk nitrogen kimia.Kehidupan binatang di dalam tanah juga terpacu dengan penggunaan pupuk cair.

Pupuk cair lebih mudah terserap oleh tanaman karena unsur-unsur di dalamnya sudah terurai.Tanaman menyerap hara terutama melalui akar, namun daun juga punya kemampuan menyerap hara. Sehingga ada manfaatnya apabila pupuk cair tidak hanya diberikan di sekitar tanaman, tapi juga di bagiandaun-daun(Suhedi,1995).

Pupuk organik cair selain dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah, membantu meningkatkan produksi tanaman, meningkatkan kualitas produktanaman, mengurangi penggunaan pupuk anorganik dan sebagai alternatif penggantipupuk kandang (Indrakusuma, 2000).

(54)

Pemberian pupuk organik cair merupakan salah satu cara mengatasi defisiensi unsur hara makro maupun mikro (Parnata, 2004). Menurut Sutedjo dan Kartasapoetra (1993), pupuk organik cair merupakan hasil akhir dari perubahan atau penguraian bagian-bagian atau sisa-sisa tanaman atau binatang misalnya pupuk kandang, pupuk hijau, kompos dan sebagainya. Pupuk organik mempunyai fungsi untuk menggemburkan lapisan tanah permukaan, meningkatkan populasi jasad renik,mempertinggi daya serap dan daya simpanair yang keseluruhannya meningkatkan kesuburan tanah. Pupuk organik cair merupakan larutan yang mengandung satu atau lebih bentuk hara yang larut dalam air.

Menurut Lingga dan Marsono (2001), kelebihan pemakaian pupuk daun dibanding pupuk akar adalah :

a. Pupuk daun dapat memberikan hara sesuai kebutuhan tanaman, hara yang dibutuhkan tanaman memang relatif sedikit tetapi bersifat kontinyu, oleh karena itu pupuk daun diberikan lebih sering tetapi dosisnya rendah. b. Pupuk yang diberikan kedalam tanah tidak seluruhnya mencapai akar

tanaman karena adanya beberapa kendala, baik dari sifat kimia atau sifat fisik tanah.

c. Kelarutan pupuk daun lebih baik dibandingkan pupuk akar. d. Pemberiannya dapat lebih merata.

e. Kepekatan dapat diatur sesuai pertumbuhan tanaman.

(55)

tanaman terganggu, sedangkan bila suatu unsur berlebihan dapat membawa akibat yang negatif (Rinsema, 1983).

Pemberian pupuk organik cair yang mengandung nitrogen, fosfor dan kalium mampu memperbaiki pertumbuhan vegetatif tanaman melalui peningkatan total luas daun dan jumlah klorofil yang dalam hal ini berhubungan langsung dengan proses fotosintesis dan peningkatan hasil produksi melalui akumulasi fotosintat pada biji (Sari,2013).

Interaksi varietas dan pemberian pupuk organik cair berpengaruh nyata terhadap jumlah cabang produktif dan bobot kering 100 biji. Jumlah cabangproduktif tertinggi terdapat pada Anjasmoro yang diberi 20 cc pupuk organik cair, sedangkan bobot kering 100 biji tertinggi pada Detam 1 tanpa aplikasi pupuk organik cair (Sari, 2013).

Nitrogen yang terkandung dalam pupuk organik cair berperan sebagaipenyusun protein sedangkan fosfor dan kalsium berperan dalam memacupembelahan jaringan meristem dan merangsang pertumbuhan akar danperkembangan daun.Kalium mengatur kegiatan membuka danmenutupnya stomata. Pengaturan stomata yang optimal akan mengendalikantranspirasi tanaman dan meningkatkan reduksi karbondioksida yang akan diubahmenjadi karbohidrat. Unsur hara nitrogen, fosfor dan kalium serta unsur mikroyang terkandung dalam pupuk organik cair akan meningkatkan aktivitasfotosintesis tumbuhan sehingga meningkatkan karbohidrat yang dihasilkansebagai cadangan makanan (Poerwowidodo, 1993).

(56)

pembentukan bintil akar pada tanaman leguminosae sehingga meningkatkan kemampuan fotosintesis tanaman dan penyerapan nitrogen dari udara. 2) dapat meningkatkan vigor tanaman sehingga tanaman menjadi kokoh dan kuat, meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekeringan, cekaman cuaca dan serangan patogen penyebab penyakit. 3) merangsang pertumbuhan cabang produksi. 4)meningkatkan pembentukan bunga dan bakal buah, dan 5) mengurangi gugurnya daun, bunga dan bakal buah ( Ambarwati, 2007).

Fungsi pupuk organik cair terhadap sifat kimia yaitu meningkatkan kapasitas tukar kation,meningkatkan ketersediaan unsur hara, dan meningkatkan proses pelapukan bahanmineral. Adapun terhadap sifat biologi yaitu menjadikan sumber makanan bagimikroorganisme tanah seperti fungi, bakteri, serta mikroorganisme menguntungkan lainnya, sehingga perkembangannya menjadi lebih cepat.Kelebihan pupuk organik yang berbentuk cair adalah penyerapan unsur hara oleh tanaman jugalebih mudah. Secara tradisional, petani telah

(57)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Kedelai merupakan salah satu sumber protein nabati dan komoditas pertanian penting Indonesia. Kebutuhan kedelai dari tahun ke tahun terus meningkat. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi kedelai nasional tahun 2014 sebanyak mencapai 892,6 ribu ton biji kering, naik 14,44 persen atau 112,61 ribu ton dibanding 2013 sebesar 779,99 ribu ton. Data dari Dewan Kedelai Nasional menyebutkan kebutuhan konsumsi kedelai dalam negeri tahun 2014 sebanyak 2,4 juta ton sedangkan sasaran produksi kedelai tahun 2014 hanya 892,6 ribu ton. Masih terdapat kekurangan pasokan (defisit) sebanyak satu juta ton lebih (Badan Litbang Pertanian, 2014).

Untuk mengatasi kekurangan pasokan kedelai maka diperlukan suatu usaha untuk meningkatkan produksi kedelai nasional dan khususnya produksi kedelai yang ada di Sumatera Utara. Rendahnya produksi kedelai Indonesia salah satunya dikarenakan belum maksimalnya pengetahuan petani dalam penggunaan teknologi produksi yang mendukung pertanian berkelanjutan dan semakin berkurangnya sumber daya lahan yang subur karena penggunaan pupuk anorganik secara terus menerus (Jumrawati, 2008).

(58)

Pupuk kandang merupakan salah satu jenis pupuk yang bisa digunakan untuk menambah hara dalam tanah. Pupuk kandang tidak hanya mengandung unsur hara makro seperti nitrogen (N), fosfat (P), dan kalium (K), namun pupuk kandang juga mengandung unsur hara mikro seperti kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan mangan (Mn) yang dibutuhkan tanaman serta berperan dalam keseimbangan hara dalam tanah, karena pupuk kandang berpengaruh untuk jangka waktu yang cukup lama.

Selain pemberian pupuk kandang, penggunaan pupuk organik cair juga diperlukan untuk meningkatkan produksi kedelai. Pupuk organik cair memiliki kelebihan karna hara yang terkandung dalam pupuk lebih cepat diserap oleh tanaman. Selain itu penggunaan pupuk organik cair tidak merusak lingkungan meskipun digunakan berkali-kali. Pupuk organik cair dapat digunakan menjadi solusi karna mahalnya pupuk anorganik saat ini.

Pupuk organik cair merupakan salah satu jenis pupuk yang banyak beredar di pasaran. Pupuk organik cair kebanyakan diaplikasikan melalui daun yang mengandung hara makro dan mikro esensial (N, P, K, S Ca, Mg, B,Mo, Cu, Fe, Mn, dan bahan organik). Pupuk organik cair mempunyai beberapa manfaat diantaranya dapat mendorong dan meningkatkan pembentukan klorofil daun (Taufika, 2011).

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh pupuk kandang sapi dan pupuk organik cair terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merill ).

(59)

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui respons pertumbuhan dan produksi kedelai (Glycine max L. (Merill)) terhadap aplikasi pupuk kandang sapi dan pupuk

organik cair.

Hipotesis Penelitian

Ada respons yang nyata terhadap pertumbuhan dan produksi kedelai terhadap aplikasi pupuk kandang sapi dan pupuk organik cair serta interaksi kedua faktor tersebut keduanya.

Kegunaan Penelitian

(60)

i oleh T. IRMANSYAH dan YAYA HASANAH.

Produksi kedelai nasional mengalami penurunan setiap tahunnya. Rendahnya produksi kedelai Indonesia salah satunya dikarenakan belum maksimalnya pengetahuan petani dalam penggunaan teknologi produksi yang mendukung pertanian berkelanjutan. Banyak cara yang digunakan untuk memenuhi ketersediaan unsur hara dalam tanah salah satunya adalah melalui pemupukan. Tujuan penelitian yakni untuk mengetahui respons pertumbuhan dan produksi kedelai terhadap aplikasi pupuk kandang sapi dan pupuk organik cair. Penelitian dilaksanakan di Jalan Setia Budi, Simpang Pemda, Kecamatan Medan Selayang pada Januari - Maret 2016, menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan dua faktor yaitu Pupuk Kandang Sapi (0, 4, 8, 12 t/ha) dan Pupuk Organik Cair (20, 40, 60 ml/l). Peubah yang diamati adalah tinggi tanaman, diameter batang, berat kering akar, berat kering tajuk, umur berbunga, umur panen, jumlah cabang produktif, jumlah polong berisi per tanaman, jumlah polong hampa per tanaman, bobot kering biji per tanaman, bobot kering biji per plot, bobot 100 biji kering.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang sapi meningkatkan tinggi tanaman 2 – 6 MST, berat kering akar, dan bobot 100 biji. pemberian pupuk organik cair meningkatkan tinggi tanaman 3 MST, diameter batang, dan jumlah polong berisi. Interaksi pemberian pupuk kandang sapi dan pupuk organik cair berpengaruh nyata terhadap jumlah cabang produktif.

(61)

YAYA HASANAH.

National soybean production has decreased each year. The low production of soybean Indonesia one of them because there is not maximal knowledge of farmers in the use of technologies that support sustainable agricultural.Increased public awareness of healthy living and back to nature increase the empowerment oforganic farming systems. The objective of the research is to determine the response of growth and production of soybean on application of cow manure and liquid organic fertilizer. The experiment was conducted in Setia Budi street, Simpang Pemda, District of Medan Selayang on January to March 2016, using a factorial randomized block design with two factors, the first factor is cow manure (0, 4, 8, 12t/ha) and the second factor is liquid organic fertilizer (20, 40, 60 ml / l). Observed were plant height, stem diameter, root dry weight, shoot dry weight, age of flowering, age of harvesting, the number of pods per plant lists, the number of empty pods per plant, seeds per plant dry weight, dry weight of seeds per plots, the dry weight of 100 seeds. The results showed that application of cow manure increased the plant height 2-6 MST, root dry weight, and the dry weight of 100 seeds. liquid organic fertilizer increasing the plant height 3 MST, stem diameter, and the number of pods per plant lists. The intraction increase the number of pods per plant lists.

(62)

1

SKRIPSI

OLEH: HENDRI TAMBA

110301189

AGROEKOTEKNOLOGI - BPP

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

(63)

SKRIPSI

OLEH: HENDRI TAMBA

110301189

AGROEKOTEKNOLOGI - BPP

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Dapat Melaksanakan Penelitian Di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

(64)

3

NIM : 110301189

Program Studi : Agroekoteknologi

Minat : Budidaya Pertanian Perkebunan

Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing

(Ir. T. Irmansyah, MP.) (Dr. Ir. Yaya Hasanah, M.Si.) Ketua Anggota

Mengetahui,

(65)

oleh T. IRMANSYAH dan YAYA HASANAH.

Produksi kedelai nasional mengalami penurunan setiap tahunnya. Rendahnya produksi kedelai Indonesia salah satunya dikarenakan belum maksimalnya pengetahuan petani dalam penggunaan teknologi produksi yang mendukung pertanian berkelanjutan. Banyak cara yang digunakan untuk memenuhi ketersediaan unsur hara dalam tanah salah satunya adalah melalui pemupukan. Tujuan penelitian yakni untuk mengetahui respons pertumbuhan dan produksi kedelai terhadap aplikasi pupuk kandang sapi dan pupuk organik cair. Penelitian dilaksanakan di Jalan Setia Budi, Simpang Pemda, Kecamatan Medan Selayang pada Januari - Maret 2016, menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan dua faktor yaitu Pupuk Kandang Sapi (0, 4, 8, 12 t/ha) dan Pupuk Organik Cair (20, 40, 60 ml/l). Peubah yang diamati adalah tinggi tanaman, diameter batang, berat kering akar, berat kering tajuk, umur berbunga, umur panen, jumlah cabang produktif, jumlah polong berisi per tanaman, jumlah polong hampa per tanaman, bobot kering biji per tanaman, bobot kering biji per plot, bobot 100 biji kering.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang sapi meningkatkan tinggi tanaman 2 – 6 MST, berat kering akar, dan bobot 100 biji. pemberian pupuk organik cair meningkatkan tinggi tanaman 3 MST, diameter batang, dan jumlah polong berisi. Interaksi pemberian pupuk kandang sapi dan pupuk organik cair berpengaruh nyata terhadap jumlah cabang produktif.

(66)

ii

YAYA HASANAH.

National soybean production has decreased each year. The low production of soybean Indonesia one of them because there is not maximal knowledge of farmers in the use of technologies that support sustainable agricultural.Increased public awareness of healthy living and back to nature increase the empowerment oforganic farming systems. The objective of the research is to determine the response of growth and production of soybean on application of cow manure and liquid organic fertilizer. The experiment was conducted in Setia Budi street, Simpang Pemda, District of Medan Selayang on January to March 2016, using a factorial randomized block design with two factors, the first factor is cow manure (0, 4, 8, 12t/ha) and the second factor is liquid organic fertilizer (20, 40, 60 ml / l). Observed were plant height, stem diameter, root dry weight, shoot dry weight, age of flowering, age of harvesting, the number of pods per plant lists, the number of empty pods per plant, seeds per plant dry weight, dry weight of seeds per plots, the dry weight of 100 seeds. The results showed that application of cow manure increased the plant height 2-6 MST, root dry weight, and the dry weight of 100 seeds. liquid organic fertilizer increasing the plant height 3 MST, stem diameter, and the number of pods per plant lists. The intraction increase the number of pods per plant lists.

(67)

dari Bapak A.Tamba dan Ibu R.Banjarnahor.

Tahun 2010, penulis lulus dari SMA Negeri 1 Pollung dan pada tahun 2011, penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara melalui jalur Ujian Masuk Bersama (UMB).

(68)

iv

atas berkat dan rahmat-Nya Penulis dapat menyelesaikan Usulan Penelitian ini dengan tepat pada waktunya.

Adapun judul dari Skripsi ini yaitu “Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine Max (L.) Merill) Terhadap Aplikasi Pupuk Kandang Sapi Dan Pupuk Organik Cair” yang merupakan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana di Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. T. Irmansyah, MP. selaku ketua komisi pembimbing dan Ibu Dr. Ir. Yaya Hasanah, M.Si. selaku anggota komisi pembimbing yang telah banyak membantu Penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.

Penuis menyadari bahwa Skripsi ini masih belum sempurna, maka dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat Penulis harapkan demi kesempurnaan Skripsi ini. Akhir kata harapan Penulis, semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juni 2016

(69)

ABSTRACT……… ii

Persiapan Pupuk Kandang Sapi... 16

Aplikasi Pupuk Kandang Sapi ... 16

Penanaman Benih... 16

Aplikasi Pupuk Organik Cair ... 16

Penjarangan ... 17

Pemeliharaan Tanaman ... 17

Penyiraman ... 17

(70)

vi

Peubah Amatan ... 18

Tinggi Tanaman(cm) ... 18

Diameter Batang (mm) ... 18

Umur berbunga (Hari) ... 20

Umur Panen (Hari) ... 20

Bobot Kering Tajuk(g) ... Bobot Kering Akar(g) ... Umur Panen... Jumlah Cabang Produktif (cabang) ... 21

Jumlah Polong Berisi (polong) ... 21

Jumlah Polong Hampa (polong) ... 21

Bobot Kering Biji per sampel (g) ... 21

Bobot Biji Per Plot (g) ... 21

Bobot Kering 100 Biji (g) ... 21

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil... ... 21

Pembahasan…... 33

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan... ... 38

Saran... 38 DAFTAR PUSTAKA

(71)

1. Tinggi tanaman (cm) 2-6 MST pada pemberian pupuk kandang sapi dan POC………... 22 2. Diameter batang (mm) pada pemberian pupuk kandang sapi dan

POC………... 24 3. Umur berbunga (hari) pada pemberian pada pemberian pupuk kandang sapi dan

POC... 25 4. Berat kering akar (g) pada pemberian pada pemberian pupuk kandang sapi dan

POC... 26 5. Bobot kering tajuk (g) pada pemberian pada pemberian pupuk kandang sapi dan

POC... 26 6. Umur panen (hari) pada pemberian pada pemberian pupuk kandang sapi dan

POC... 27 7. Jumlah cabang produktif (cabang) pada pemberian pada pemberian pupuk

kandang sapi dan POC... 28 8. Jumlah polong berisi per tanaman (polong) pada pemberian pada pemberian

pupuk kandang sapi dan POC... 28 9 Jumlah polong hampa per tanaman (polong) pada pemberian pada pemberian

pupuk kandang sapi dan POC... 30 10. Bobot kering biji per sampel (g) pada pemberian pada pemberian pupuk

kandang sapi dan POC... 32 11. Bobot kering biji per plot (g) pada pemberian pada pemberian pupuk kandang

sapi dan POC... 32

(72)

viii

1. Tinggi tanaman 3 MST pada pemberian POC... 23

2. Tinggi tanaman kedelai 3 MST pada pemberian Pupuk Kandan Sapi ... 23

3. Jumlah cabang produktif pada pemberian Pupuk Kandang Sapi ... 28

4. Jumlah cabang produktif pada pemberian POC………... 28

(73)

1. Deskripsi kedelai varietas grobogan………... 46

2. Bagan penanaman pada plot……….. 47

4. Bagan plot penelitian……….. 48

5. Jadwal kegiatan pelaksanaan penelitian………. 49

6. Hasil analisis tanah………. 50

7. Hasil analisis pupuk organik cair ……….………. 51

8. Hasil analisis Pupuk kandang sapi……….. 52

9. Data pengamatan tinggi tanaman 2 MST (cm)... 33

9. Sidik ragam tinggi tanaman 2 MST... 34

10. Data pengamatan tinggi tanaman 3 MST (cm)... 35

11. Sidik ragam tinggi tanaman 3 MST... 36

12. Data pengamatan tinggi tanaman 4 MST (cm)... 37

13. Sidik ragam tinggi tanaman 4 MST... 37

14. Data pengamatan tinggi tanaman 5 MST (cm)... 38

15. Sidik ragam tinggi tanaman 5 MST... 38

16. Data pengamatan tinggi tanaman 6 MST (cm)... 39

17. Sidik ragam tinggi tanaman 6 MST... 39

18. Data pengamatan diameter batang (mm)... 40

19. Sidik ragam diameter batang... 40

20. Data pengamatan umur berbunga (hari)... 41

21. Sidik ragam umur berbunga (hari)………...41

(74)

x

25. Sidik ragam bobot kering akar (g)……….43

26.Data bobok kering tajuk (g)………44

27. Sidik ragam bobot kering tajuk (g)………44

28. Data pengamatan jumlah cabang produktif (cabang)...45

29. Sidik ragam jumlah cabang produktif (cabang)...45

30. Data pengamatan jumlah polong berisi tanaman sampel (polong)...46

31. Sidik ragam jumlah polong berisi tanaman sampel...46

32. Data pengamatan jumlah polong hampa tanaman sampel (polong)...47

33. Sidik ragam jumlah polong hampa tanaman sampel...47

34. Data pengamatan bobot biji kering tanaman sampel (g)...48

35. Sidik ragam bobot biji kering tanaman sampel...48

36. Data pengamatan bobot biji kering per plot (g)...49

37. Sidik ragam bobot biji kering per plot...49

38. Data pengamatan bobot 100 biji kering per plot (g)...50

Gambar

Tabel 1. Tinggi tanaman kedelai 2-6 MST pada pemberian Pupuk kandang sapi
Gambar 2. Tinggi tanaman kedelai 3 MST pada pemberian Pupuk Kandang Sapi
Tabel 2. Diameter tanaman kedelai pada pemberian Pupuk kandang sapi dan POC
Tabel 7. Umur berbunga tanaman kedelai pada pemberian Pupuk kandang sapi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Akan tetapi kenaikan tertinggi pada penggabungan CAI + HCS, dengan adanya tambahan udara dingin dengan partikel udara lebih rapat dari CAI TTC yang mengandung uap Hydrocarbon

Tahun 2018 tentang Jumlah Rukun Tetangga dan Rukun Warga Se-Kota Yogyakarta Periode 2018 – 2021 sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Walikota Yogyakarta Nomor

a. Mahasiswa tidak diikutsertakan dalam kegiatan yang diadakan oleh Balai Pengembangan Multimedia Pendidikan dan Kebudayaan sehingga kurangnya program

Melihat permasalahan di atas, maka muncul rasa keinginantahuan mengenai masalah karakteristik bentuk dan warna dalam lukisan pada peserta didik kelas XI Jurusan

Hal tersebut akan menimbulkan sikap dan perilaku yang beresiko bila remaja mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi yang tidak tepat (Depkes RI,

Jaminan fidusia adalah hak jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud dan benda tidak bergerak khususnya bangunan yang tidak dapat

Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa hipotesis 1 yang menyatakan bahwa tekanan ketaatan, kompleksitas tugas, dan keahlian audit berpengaruh signifikan terhadap audit

Perumusan masalah untuk mengidentifikasi persoalan terkait persetujuan tindakan kedokteran adalah, bagaimana pemahaman dokter terhadap Persetujuan Tindakan Kedokteran