• Tidak ada hasil yang ditemukan

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tiga Varietas Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas L.) Terhadap Pemberian Berbagai Dosis Bokashi Jerami Padi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Respons Pertumbuhan dan Produksi Tiga Varietas Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas L.) Terhadap Pemberian Berbagai Dosis Bokashi Jerami Padi"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

25 cm 200 cm

10 cm

100 cm

30 cm 25 cm

(2)

30 cm

50 cm

30 cm

Blok I Blok II Blok III

V1J0 V3J3 V3J2

V2J3 V1J3 V3J1 V1J1 V3J2 V2J0 V1J2 V3J3 V1J3 V1J0 V1J2 V3J1 V1J1 V3J2 V2J1 V2J2 V1J0 V1J2 V1J3 V1J1 V2J2 V3J1 V3J3 V2J0

V3J0 V2J3 V3J0

V2J2 V3J0 V2J1

V2J1 V2J0 V2J3

Lampiran 2. Bagan plot penelitian

U

(3)

No

. Pelaksanaan Penelitian

Minggu Ke-

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1. Persiapan lahan X

2. Persiapan bibit X

3. Pembuatan bokashi jerami X 4. Pengaplikasian bokashi jerami X

5. Penanaman X

6. Pemeliharaan tanaman

Penyiraman Disesuaikan dengan kondisi lapangan

Penyulaman X

Pemupukan X X X X X X X X X

Penyiangan Disesuaikan dengan kondisi lapangan

Pembumbunan X X X X X

Pengendalian hama dan penyakit Disesuaikan dengan kondisi lapangan

7. Panen X

8. Pengamatan parameter

Pertambahan panjang tanaman (cm) X X X X X X X X X X

Panjang umbi per sampel (cm) X

Jumlah umbi (umbi) X

Bobot umbi per sampel (g) X

Bobot umbi per plot (g) X

(4)

Lampiran 4. Kebutuhan Bokashi untuk Tanaman Ubi Jalar

Jarak Tanam : 30 x 30 cm

Luas Lahan : 16 m x 8 m = 128 m2

Luas Plot : 2 m x 1 m = 2 m2

Dosis Bokashi untuk Perlakuan 1 : 5 ton/ha Dosis Bokashi untuk Perlakuan 2 : 10 ton/ha Dosis Bokashi untuk Perlakuan 3 : 15 ton/ha

Maka dikonversikan ke lahan dengan ukuran plot 2 m x 1 m adalah : Kebutuhan Bokashi untuk Perlakuan 1 : 2 m2

10000 m2

x 5000 kg = 1 Kg/Plot

Kebutuhan Bokashi untuk Perlakuan 2 : 2 m2 10000 m2

x 10000 kg = 2 Kg/Plot

Kebutuhan Bokashi untuk Perlakuan 3 : 2 m2 10000 m2

(5)

Lampiran 5. Deskripsi varietas ubi jalar ANTIN 1

Nama Klon Harapan : MSU 01022-12

Asal : Turunan dari hasil persilangan

bersari bebas dari varietas

samarinda (lokal blitar) dan kinta (lokal papua)

Tipe tanaman : Menyebar

Umur panen : 4-5 bulan

Diameter buku ruas : Tipis Panjang buku ruas : Pendek

Warna dominan sulur : Hijau dengan beberapa bercak ungu Warna sekunder sulur : Ungu pada buku-buku

Bentuk kerangka daun : Segitiga sama sisi Ukuran daun dewasa : Sedang

Warna tulang daun permukaan bawah : Semua tulang daun berwarna ungu Warna helaian daun dewasa : Hijau

Warna helaian daun muda : Hijau bagian atas ungu bagian bawah

Pigmentasi pada tangkai daun : Hijau bercak ungu sepanjang tangkai

Panjang tangkai daun : Pendek

Bentuk umbi : Bulat telur lebar pada pangkal umbi(obovate)

Susunan pertumbuhan umbi : Terbuka

Panjang tangkai umbi : Pendek

Warna kulit umbi : Putih

Warna dominan daging umbi : Ungu Warna sekunder daging umbi : Putih

Penyebaran sekunder warna daging umbi : Menutup sebagian besar daging umbi

Rasa umbi : Enak

Kandungan nutrisi umbi

- Bahan kering :

31,55%

- Serat : 2,29%

- Gula total : 1,73%

- Amilosa : 25,21%

- Abu : 3,41%

- Antosianin : 33,89 mg/100g

Ketahanan terhadap hama/penyakit : Agak tahan penyakit kudis (Sphaceloma batatas) dan agak tahan boleng

(Cylas formicarius)

(6)

Potensi hasil : 33,2t/ha

Keterangan lain : Toleran kekeringan warna umbi menarik, sangat cocok untuk keripik

dan di tanam di tanah tegalan sawah.

Pemulia : M, Yusuf, St. A Rahayuningsih dan

T.S Wahyuni

Peneliti : Erliana Ginting, Sri Wahyuni,

Sumartini

(7)

ANTIN 2 Dilepas Tanggal : 14 Juli 2014

SK Mentan : 232/PVHP/2014

Nama klon harapan : RIS 03063-05

Asal : Hasil persilangan dari samarinda dengan klon MSU 01008-16

Tipe tanaman : Semi kompak

Umur panen : 16-18 MST

Diameter buku ruas : Tipis

Panjang buku ruas : Pendek

Warna dominan sulur : Hijau dengan sedikit bercak ungu Warna sekunder sulur : Ungu pada buku-buku

Bentuk daun dewasa

- Bentuk kerangka daun : Cuping

- Kedalaman cuping daun : Berlekuk dangkal - Jumlah cuping : Bercuping tiga - Bentuk cuping pusat : Agak melingkar Ukuran daun dewasa : Sedang

Warna tulang daun permukaan bawah

- Warna helai daun : Hijau

- Warna tulang daun utama : Sebagian warna ungu Pigmentasi dan panjang tangkai daun

- Pigmentasi pada tangkai daun : Ungu - Panjang tangkai daun : Pendek

Bentuk umbi : Elip panjang

Susunan pertumbuhan umbi : Terbuka Panjang tangkai umbi : Pendek

Warna kulit umbi : Ungu kemerahan Warna daging umbi : Ungu

Rasa umbi : Enak dan agak manis

Kandungan / kadar

- Bahan kering : 32,6%

- Serat (basis kering) : 0,9% - Gula reduksi (basis kering) : 0,4% - Pati (basis basah) : 22,2% - Protein (basis basah) : 0,6%

- Vitamin C (basis basah) : 22,1 mg/100 gram - betakarotin (basis basah) : 130,2 μg/100 gram

Ketahanan terhadap hama :Agak tahan penyakit kudis (Sphaceloma batatas) dan agak tahan

hama boleng (Cylas formicarius) Rata-rata hasil : 24,5 ton/ha

(8)

: kadar antosianin tinggi, rasa enak, cocok ditanam pada lahan tegalan dari sawah sesudah tanaman padi

Pemulia : M. Jusuf, St.A. Rahayuningsih, Tinuk Sri Wahyuni, Joko Restuono, dan Gatot Santoso

(9)

ANTIN 3 Dilepas Tanggal : 14 Juli 2014

SK Mentan : 233/PVHP/2014

Nama klon harapan : MSU 03028-10

Asal : Hasil persilangan dari induk betina MSU 03028 dengan klon induk betina MSU 01008-16

Tipe tanaman : Semi kompak

Umur panen : 16-18 MST

Diameter buku ruas : Tipis

Panjang buku ruas : Pendek

Warna dominan sulur : Hijau dengan sedikit bercak ungu Warna sekunder sulur : Ungu pada buku-buku

Bentuk daun dewasa

- Bentuk kerangka daun : berbentuk cuping - Kedalaman cuping daun : Berlekuk dangkal - Jumlah cuping : Bercuping tiga - Bentuk cuping pusat : Agak elips Ukuran daun dewasa : Sedang Warna tulang daun permukaan bawah

- Warna helai daun : Hijau - Warna tulang daun utama : Hijau bagian atas Pigmentasi dan panjang tangkai daun

- Pigmentasi pada tangkai daun : Hijau dengan bercak ungu - Panjang tangkai daun : Pendek

Bentuk umbi : bulat telur lebar pada pangkal umbi Susunan pertumbuhan umbi : Terbuka

Panjang tangkai umbi : Pendek

Warna kulit umbi : Ungu

Warna daging umbi : Ungu

Rasa umbi : Enak

Kandungan / kadar

- Bahan kering : 31,5%

- Serat (basis kering) : 22,9% - Gula reduksi (basis kering) : 1,73% - Protein (basis basah) : 25,21%

- abu : 3,41%

- antosianin : 33.89mg/100g

Ketahanan terhadap hama :Agak tahan penyakit kudis (Sphaceloma batatas) dan agak tahan

hama boleng (Cylas formicarius)

Rata-rata hasil : 25 ton/ha

Potensi hasil : 35 ton/ha

(10)

: kadar antosianin tinggi, rasa enak, cocok ditanam pada lahan tegalan dari sawah sesudah tanaman padi

Pemulia : M. Jusuf, St.A. Rahayuningsih, Tinuk Sri Wahyuni, Joko Restuono, dan Gatot Santoso

(11)

Lampiran 6. Hasil Analisis Tanah

PT. NUSA PUSAKA KENCANA ANALYTICAL & QC LABORATORY

P.O BOX 35 BAHILANG ESTATE-TEBING TINGGI NORTH SUMATERA UTARA

Telp. (0621) 21511 - Fax. (0621) 22070

Jenis Contoh : Analisis Tanah Jumlah Contoh : 1 (satu) Contoh Kemasan : Tas Plastik Tanggal Terima : 27 Maret 2015 Tanggal Analisis : 13 juli 2015

No. JENIS ANALISIS NILAI METODE

1 pH (H2O) 6,49 Elektrometry

2 C-Organik (%) 1,12 Spectrophotometry

3 N-Total (%) 0,16 Kjeldahl

4 Ca (%) 0,57 AAS

(12)

Lampiran 7. Hasil Analisis Bokashi Jerami Padi

PT. NUSA PUSAKA KENCANA ANALYTICAL & QC LABORATORY

P.O BOX 35 BAHILANG ESTATE-TEBING TINGGI NORTH SUMATERA UTARA

Telp. (0621) 21511 - Fax. (0621) 22070

Jenis Contoh : Bokashi Jerami Padi Jumlah Contoh : 1 (satu) Contoh Kemasan : Tas Plastik Tanggal Terima : 27 Maret 2015 Tanggal Analisis : 06 April 2015

No. JENIS ANALISIS NILAI METODE

1 pH (H2O) 8,24 Elektrometry

2 C-Organik (%) 5,25 Spectrophotometry

3 N-Total (%) 0,53 Kjeldahl

4 P2O5-Total (%) 0,07 AAS

(13)

Lampiran 8. Data Pertambahan Panjang tanaman 1 MST (cm)

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

V1J0 1.29 1.11 1.03 3.44 1.15

V1J1 1.29 0.99 1.18 3.46 1.15

V1J2 1.54 0.90 1.15 3.59 1.20

V1J3 1.72 1.84 1.25 4.82 1.61

V2J0 1.52 0.93 1.13 3.59 1.20

V2J1 1.58 1.12 1.13 3.82 1.27

V2J2 1.06 0.99 1.04 3.09 1.03

V2J3 1.57 1.04 1.50 4.11 1.37

V3J0 1.12 1.09 1.06 3.27 1.09

V3J1 1.12 1.13 1.09 3.34 1.11

V3J2 0.98 0.89 1.39 3.26 1.09

V3J3 0.95 1.05 1.43 3.43 1.14

Total 15.75 13.09 14.38 43.22

Rataan 1.31 1.09 1.20 1.20

Lampiran 9. Sidik Ragam Pertambahan Panjang Tanaman 1 MST

SK db JK KT F Hit. F 0.05 Ket

Blok 2 0.30 0.15 3.41 3.44 tn

V 2 0.17 0.09 1.99 3.44 tn

J 3 0.38 0.13 2.96 3.05 tn

Linear 1 0.17 0.17 3.91 4.30 tn

Kuadratik 1 0.12 0.12 2.78 4.30 tn

Kubik 1 0.09 0.09 2.18 4.30 tn

V x J 6 0.25 0.04 0.96 2.55 tn

Galat 22 0.95 0.04

Total 35 2.05 0.06

(14)

Lampiran 10. Data Pertambahan Panjang Tanaman 2 MST (cm)

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

V1J0 2.42 2.18 1.71 6.31 2.10

V1J1 1.11 2.67 3.38 7.16 2.39

V1J2 2.54 2.63 3.08 8.25 2.75

V1J3 2.61 3.07 3.15 8.83 2.94

V2J0 2.39 2.23 2.79 7.42 2.47

V2J1 2.38 2.92 1.50 6.81 2.27

V2J2 2.27 1.80 2.34 6.42 2.14

V2J3 3.42 1.68 1.94 7.04 2.35

V3J0 1.97 1.36 1.34 4.67 1.56

V3J1 1.84 1.56 1.31 4.71 1.57

V3J2 1.72 2.55 1.36 5.63 1.88

V3J3 2.27 2.09 2.00 6.37 2.12

Total 26.92 26.75 25.92 79.60

Rataan 2.24 2.23 2.16 2.21

Lampiran 11. Sidik Ragam Pertambahan Panjang Tanaman 2 MST

SK Db JK KT F Hit. F 0.05 Ket

Blok 2 0.05 0.02 0.07 3.44 tn

V 2 3.67 1.83 5.33 3.44 *

J 3 1.04 0.35 1.01 3.05 tn

Linear 1 0.96 0.96 2.79 4.30 tn

Kuadratik 1 0.08 0.08 0.22 4.30 tn

Kubik 1 0.01 0.01 0.02 4.30 tn

V x J 6 1.06 0.18 0.51 2.55 tn

Galat 22 7.56 0.34

Total 35 13.37 0.38

FK = 175.99

(15)

Lampiran 12. Data Pertambahan Panjang tanaman 3 MST (cm)

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

V1J0 3.42 2.88 2.88 9.18 3.06

V1J1 2.47 3.30 3.30 9.06 3.02

V1J2 3.12 4.32 4.32 11.76 3.92

V1J3 3.79 2.95 2.95 9.68 3.23

V2J0 4.30 3.39 3.39 11.09 3.70

V2J1 4.53 3.69 3.69 11.91 3.97

V2J2 3.17 3.77 3.77 10.71 3.57

V2J3 4.10 0.82 0.82 5.73 1.91

V3J0 5.66 0.96 0.96 7.58 2.53

V3J1 4.07 1.86 1.86 7.79 2.60

V3J2 3.87 4.76 4.76 13.40 4.47

V3J3 1.86 2.83 2.83 7.52 2.51

Total 44.36 35.52 35.52 115.40

Rataan 3.70 2.96 2.96 3.21

Lampiran 13. Sidik Ragam Pertambahan Panjang Tanaman 3 MST

SK db JK KT F Hit. F 0.05 Ket

Blok 2 4.33 2.17 1.88 3.44 tn

V 2 0.60 0.30 0.26 3.44 tn

J 3 9.47 3.16 2.74 3.05 tn

Linear 1 0.32 0.32 0.28 4.30 tn

Kuadratik 1 5.33 5.33 4.62 4.30 *

Kubik 1 3.82 3.82 3.31 4.30 tn

V x J 6 8.26 1.38 1.19 2.55 tn

Galat 22 25.38 1.15

Total 35 48.04 1.37

FK = 369.93

(16)

Lampiran 14. Data Pertambahan Panjang Tanaman 4 MST (cm)

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

V1J0 5.94 4.95 4.95 15.85 5.28

V1J1 4.04 6.14 6.14 16.32 5.44

V1J2 6.16 5.39 5.39 16.95 5.65

V1J3 6.62 2.67 2.67 11.96 3.99

V2J0 4.42 5.00 5.00 14.42 4.81

V2J1 5.38 5.20 5.20 15.77 5.26

V2J2 6.08 5.72 5.72 17.53 5.84

V2J3 3.67 3.45 3.45 10.56 3.52

V3J0 6.20 4.68 4.68 15.56 5.19

V3J1 6.84 5.02 5.02 16.87 5.62

V3J2 3.80 6.43 6.43 16.66 5.55

V3J3 2.96 4.75 4.75 12.45 4.15

Total 62.13 59.39 59.39 180.90

Rataan 5.18 4.95 4.95 5.03

Lampiran 15. Sidik Ragam Pertambahan Panjang Tanaman 4 MST

SK db JK KT F Hit. F 0.05 Ket

Blok 2 0.42 0.21 0.18 3.44 tn

V 2 0.52 0.26 0.23 3.44 tn

J 3 17.14 5.71 5.06 3.05 *

Linear 1 5.13 5.13 4.53 4.30 *

Kuadratik 1 10.34 10.34 9.15 4.30 *

Kubik 1 1.68 1.68 1.48 4.30 tn

V x J 6 0.84 0.14 0.12 2.55 tn

Galat 22 24.87 1.13

Total 35 43.79 1.25

FK = 909.04

(17)

Lampiran 16. Data Pertambahan Panjang Tanaman 5 MST (cm)

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

V1J0 6.64 5.80 5.80 18.23 6.08

V1J1 5.37 5.05 5.05 15.47 5.16

V1J2 5.90 5.36 5.36 16.61 5.54

V1J3 6.69 6.65 6.65 20.00 6.67

V2J0 4.13 6.02 6.02 16.17 5.39

V2J1 9.83 6.20 6.20 22.22 7.41

V2J2 7.20 5.77 5.77 18.74 6.25

V2J3 7.04 4.88 4.88 16.81 5.60

V3J0 8.83 5.63 5.63 20.09 6.70

V3J1 7.47 5.63 5.63 18.72 6.24

V3J2 5.28 5.49 5.49 16.27 5.42

V3J3 3.28 6.27 6.27 15.82 5.27

Total 77.64 68.75 68.75 215.15

Rataan 6.47 5.73 5.73 5.98

Lampiran 17. Sidik Ragam Pertambahan Panjang Tanaman 5 MST

SK db JK KT F Hit. F 0.05 Ket

Blok 2 4.39 2.19 1.79 3.44 tn

V 2 0.63 0.32 0.26 3.44 tn

J 3 1.49 0.50 0.41 3.05 tn

Linear 1 0.60 0.60 0.49 4.30 tn

Kuadratik 1 0.02 0.02 0.02 4.30 tn

Kubik 1 0.87 0.87 0.71 4.30 tn

V x J 6 13.91 2.32 1.89 2.55 tn

Galat 22 27.05 1.23

Total 35 47.48 1.36

FK = 1285.81

(18)

Lampiran 18. Data Pertambahan Panjang Tanaman 6 MST (cm)

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

V1J0 23.55 41.23 36.55 101.33 33.78

V1J1 25.30 44.25 33.08 102.63 34.21

V1J2 39.08 50.50 29.45 119.03 39.68

V1J3 47.43 35.78 22.28 105.48 35.16

V2J0 29.43 37.63 19.25 86.30 28.77

V2J1 45.90 34.63 35.33 115.85 38.62

V2J2 34.90 28.75 30.35 94.00 31.33

V2J3 36.68 31.05 46.73 114.45 38.15

V3J0 48.15 50.30 32.85 131.30 43.77

V3J1 45.93 38.08 47.58 131.58 43.86

V3J2 35.28 34.28 38.13 107.68 35.89

V3J3 46.23 43.53 37.80 127.55 42.52

Total 457.83 469.98 409.35 1337.15

Rataan 38.15 39.16 34.11 37.14

Lampiran 19. Sidik Ragam Pertambahan Panjang Tanaman 6 MST

SK db JK KT F Hit. F 0.05 Ket

Blok 2 171.47 85.73 1.36 3.44 tn

V 2 356.28 178.14 2.82 3.44 tn

J 3 93.67 31.22 0.49 3.05 tn

Linear 1 17.61 17.61 0.28 4.30 tn

Kuadratik 1 0.53 0.53 0.01 4.30 tn

Kubik 1 75.53 75.53 1.20 4.30 tn

V x J 6 320.51 53.42 0.85 2.55 tn

Galat 22 1390.05 63.18

Total 35 2331.97 66.63

FK = 49665.84

(19)

Lampiran 20. Data Pertambahan Panjang Tanaman 7 MST (cm)

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

V1J0 30.00 30.53 34.25 94.78 31.59

V1J1 31.70 38.78 32.05 102.53 34.18

V1J2 38.75 32.10 42.95 113.80 37.93

V1J3 51.33 52.28 44.38 147.98 49.33

V2J0 36.88 45.23 32.15 114.25 38.08

V2J1 30.43 47.38 32.18 109.98 36.66

V2J2 32.70 44.08 42.93 119.70 39.90

V2J3 34.43 34.33 41.58 110.33 36.78

V3J0 38.33 32.25 31.18 101.75 33.92

V3J1 41.18 33.88 42.88 117.93 39.31

V3J2 36.15 42.05 38.08 116.28 38.76

V3J3 38.65 46.35 35.88 120.88 40.29

Total 440.50 479.20 450.45 1370.15

Rataan 36.71 39.93 37.54 38.06

Lampiran 21. Sidik Ragam Pertambahan Panjang Tanaman 7 MST

SK Db JK KT F Hit. F 0.05 Ket

Blok 2 67.31 33.66 1.24 3.44 tn

V 2 0.97 0.49 0.02 3.44 tn

J 3 283.36 94.45 3.47 3.05 *

Linear 1 280.13 280.13 10.28 4.30 *

Kuadratik 1 2.64 2.64 0.10 4.30 tn

Kubik 1 0.60 0.60 0.02 4.30 tn

V x J 6 360.80 60.13 2.21 2.55 tn

Galat 22 599.21 27.24

Total 35 1311.66 37.48

FK = 52147.53

(20)

Lampiran 22. Data Pertambahan Panjang Tanaman 8 MST (cm)

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

V1J0 35.98 28.20 24.98 89.15 29.72

V1J1 29.75 27.40 40.25 97.40 32.47

V1J2 17.65 39.23 38.70 95.58 31.86

V1J3 35.33 46.73 33.95 116.00 38.67

V2J0 26.08 36.05 36.33 98.45 32.82

V2J1 25.48 47.53 28.70 101.70 33.90

V2J2 33.08 28.10 34.45 95.63 31.88

V2J3 26.03 27.55 43.60 97.18 32.39

V3J0 35.55 33.45 39.35 108.35 36.12

V3J1 36.60 31.08 36.00 103.68 34.56

V3J2 33.65 35.35 44.30 113.30 37.77

V3J3 29.23 43.93 42.63 115.78 38.59

Total 364.38 424.58 443.23 1232.18

Rataan 30.36 35.38 36.94 34.23

Lampiran 23. Sidik ragam Pertambahan Panjang Tanaman 8 MST

SK Db JK KT F Hit. F 0.05 Ket

Blok 2 283.03 141.52 2.90 3.44 tn

V 2 116.45 58.22 1.19 3.44 tn

J 3 69.29 23.10 0.47 3.05 tn

Linear 1 56.36 56.36 1.15 4.30 tn

Kuadratik 1 8.63 8.63 0.18 4.30 tn

Kubik 1 4.30 4.30 0.09 4.30 tn

V x J 6 99.32 16.55 0.34 2.55 tn

Galat 22 1073.84 48.81

Total 35 1641.93 46.91

FK = 42173.76

(21)

Lampiran 24. Data Pertambahan Panjang Tanaman 9 MST (cm)

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

V1J0 22.88 57.98 41.20 122.05 40.68

V1J1 25.55 57.03 43.95 126.53 42.18

V1J2 42.93 49.38 43.95 136.25 45.42

V1J3 52.80 55.65 40.03 148.48 49.49

V2J0 24.63 28.13 32.13 84.88 28.29

V2J1 28.30 47.53 49.38 125.20 41.73

V2J2 37.90 40.23 32.88 111.00 37.00

V2J3 45.43 32.53 47.18 125.13 41.71

V3J0 40.48 52.58 42.15 135.20 45.07

V3J1 37.88 39.95 42.78 120.60 40.20

V3J2 43.84 42.60 50.20 136.64 45.55

V3J3 47.73 42.98 50.05 140.75 46.92

Total 450.31 546.53 515.85 1512.69

Rataan 37.53 45.54 42.99 42.02

Lampiran 25. Sidik Ragam Pertambahan Panjang Tanaman 9 MST

SK Db JK KT F Hit. F 0.05 Ket

Blok 2 402.60 201.30 2.97 3.44 tn

V 2 420.91 210.46 3.11 3.44 tn

J 3 297.23 99.08 1.46 3.05 tn

Linear 1 289.40 289.40 4.27 4.30 tn

Kuadratik 1 0.00 0.00 0.00 4.30 tn

Kubik 1 7.83 7.83 0.12 4.30 tn

V x J 6 277.91 46.32 0.68 2.55 tn

Galat 22 1490.54 67.75

Total 35 2889.20 82.55

FK = 63561.55

(22)

Lampiran 26. Data Pertambahan Panjang Tanaman 10 MST (cm)

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

V1J0 33.80 44.93 37.70 116.43 38.81

V1J1 42.50 47.43 44.38 134.30 44.77

V1J2 42.20 43.28 45.00 130.48 43.49

V1J3 67.40 47.80 48.05 163.25 54.42

V2J0 23.43 74.23 45.20 142.85 47.62

V2J1 34.40 53.80 43.73 131.93 43.98

V2J2 43.33 50.88 42.20 136.40 45.47

V2J3 33.28 57.50 37.13 127.90 42.63

V3J0 34.58 45.15 48.85 128.58 42.86

V3J1 33.80 48.93 41.00 123.73 41.24

V3J2 39.28 40.88 46.55 126.70 42.23

V3J3 42.70 35.63 46.78 125.10 41.70

Total 470.68 590.40 526.55 1587.63

Rataan 39.22 49.20 43.88 44.10

Lampiran 27. Sidik Ragam Pertambahan Panjang Tanaman 10 MST

SK Db JK KT F Hit. F 0.05 Ket

Blok 2 598.14 299.07 3.42 3.44 tn

V 2 80.01 40.00 0.46 3.44 tn

J 3 57.30 19.10 0.22 3.05 tn

Linear 1 43.83 43.83 0.50 4.30 tn

Kuadratik 1 11.76 11.76 0.13 4.30 tn

Kubik 1 1.71 1.71 0.02 4.30 tn

V x J 6 374.52 62.42 0.71 2.55 tn

Galat 22 1922.75 87.40

Total 35 3032.71 86.65

FK = 70015.37

(23)

Lampiran 28. Data Jumlah Umbi Per Sampel (umbi)

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

V1J0 1.00 1.25 1.25 3.50 1.17

V1J1 1.00 1.00 1.25 3.25 1.08

V1J2 1.50 1.00 1.25 3.75 1.25

V1J3 1.00 1.25 1.25 3.50 1.17

V2J0 1.00 1.00 1.50 3.50 1.17

V2J1 2.00 1.00 2.00 5.00 1.67

V2J2 2.25 1.00 1.50 4.75 1.58

V2J3 1.00 1.75 1.25 4.00 1.33

V3J0 1.25 1.50 1.50 4.25 1.42

V3J1 1.00 1.00 1.25 3.25 1.08

V3J2 1.00 1.00 1.00 3.00 1.00

V3J3 1.00 1.00 1.00 3.00 1.00

Total 15.00 13.75 16.00 44.75

Rataan 1.25 1.15 1.33 1.24

Lampiran 29. Sidik Ragam Jumlah Umbi Per Sampel (umbi)

SK Db JK KT F Hit. F 0.05 Ket

Blok 2 0.21 0.11 1.14 3.44 tn

V 2 0.69 0.35 3.73 3.44 *

J 3 0.07 0.02 0.27 3.05 tn

Linear 1 0.03 0.03 0.30 4.30 tn

Kuadratik 1 0.04 0.04 0.47 4.30 tn

Kubik 1 0.00 0.00 0.03 4.30 tn

V x J 6 0.80 0.13 1.43 2.55 tn

Galat 22 2.04 0.09

Total 35 3.81 0.11

FK = 55.63

(24)

Lampiran 30. Data Panjang Umbi Per Sampel (cm)

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

V1J0 13.25 12.25 13.88 39.38 13.13

V1J1 11.00 27.63 9.19 47.81 15.94

V1J2 10.63 11.25 8.69 30.56 10.19

V1J3 8.75 10.75 11.69 31.19 10.40

V2J0 20.00 19.88 14.20 54.08 18.03

V2J1 17.95 21.63 19.95 59.53 19.84

V2J2 16.54 21.63 16.20 54.37 18.12

V2J3 23.75 21.25 16.45 61.45 20.48

V3J0 20.38 23.00 22.06 65.44 21.81

V3J1 12.25 9.50 15.94 37.69 12.56

V3J2 12.75 14.75 13.88 41.38 13.79

V3J3 13.83 13.75 14.88 42.45 14.15

Total 181.07 207.25 176.99 565.31

Rataan 15.09 17.27 14.75 15.70

Lampiran 31. Sidik Ragam Panjang Umbi Per Sampel (cm)

SK Db JK KT F Hit. F 0.05 Ket

Blok 2 44.94 22.47 1.81 3.44 tn

V 2 270.15 135.08 10.89 3.44 *

J 3 65.18 21.73 1.75 3.05 tn

Linear 1 45.12 45.12 3.64 4.30 tn

Kuadratik 1 14.24 14.24 1.15 4.30 tn

Kubik 1 5.82 5.82 0.47 4.30 tn

V x J 6 173.97 28.99 2.34 2.55 tn

Galat 22 272.93 12.41

Total 35 827.18 23.63

FK = 8876.94

(25)

Lampiran 32. Data Bobot Umbi Per Sampel (g)

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

V1J0 7.79 141.44 6.40 155.63 51.88

V1J1 7.54 7.62 7.45 22.61 7.54

V1J2 9.32 8.87 8.20 26.39 8.80

V1J3 7.17 7.18 7.01 21.36 7.12

V2J0 5.79 9.52 8.52 23.83 7.94

V2J1 14.31 7.63 12.97 34.91 11.64

V2J2 12.85 10.83 5.74 29.42 9.81

V2J3 7.72 11.60 11.76 31.09 10.36

V3J0 4.44 4.62 4.23 13.29 4.43

V3J1 4.69 5.49 5.44 15.61 5.20

V3J2 9.91 11.88 8.39 30.18 10.06

V3J3 10.48 10.47 10.79 31.74 10.58

Total 102.02 237.14 96.89 436.05

Rataan 8.50 19.76 8.07 12.11

Lampiran 33. Sidik Ragam Bobot Umbi Per Sampel (g)

SK Db JK KT F Hit. F 0.05 Ket

Blok 2 1054.35 527.17 1.05 3.44 tn

V 2 846.25 423.13 0.84 3.44 tn

J 3 1049.58 349.86 0.70 3.05 tn

Linear 1 543.65 543.65 1.08 4.30 tn

Kuadratik 1 385.60 385.60 0.77 4.30 tn

Kubik 1 120.33 120.33 0.24 4.30 tn

V x J 6 3436.17 572.69 1.14 2.55 tn

Galat 22 11056.94 502.59

Total 35 17443.29 498.38

FK = 5281.76

(26)

Lampiran 34. Data Bobot Biomassa Tanaman Per Sampel (g)

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

V1J0 27.79 28.61 31.60 88.00 29.33

V1J1 31.09 30.39 32.20 93.68 31.23

V1J2 36.04 27.77 38.33 102.14 34.05

V1J3 37.67 35.87 38.07 111.61 37.20

V2J0 27.88 30.35 23.60 81.84 27.28

V2J1 24.89 32.13 36.28 93.29 31.10

V2J2 39.22 24.84 18.84 82.91 27.64

V2J3 24.81 25.55 28.96 79.32 26.44

V3J0 25.03 34.16 33.70 92.88 30.96

V3J1 33.08 31.85 32.25 97.17 32.39

V3J2 25.38 25.12 38.84 89.33 29.78

V3J3 33.27 22.61 32.61 88.49 29.50

Total 366.15 349.23 385.26 1100.65

Rataan 30.51 29.10 32.11 30.57

Lampiran 35. Sidik Ragam Bobot Biomassa Tanaman Per Sampel (g)

SK Db JK KT F Hit. F 0.05 Ket

Blok 2 54.15 27.08 1.01 3.44 tn

V 2 140.64 70.32 2.63 3.44 tn

J 3 28.22 9.41 0.35 3.05 tn

Linear 1 9.03 9.03 0.34 4.30 tn

Kuadratik 1 7.46 7.46 0.28 4.30 tn

Kubik 1 11.73 11.73 0.44 4.30 tn

V x J 6 131.34 21.89 0.82 2.55 tn

Galat 22 587.15 26.69

Total 35 941.50 26.90

FK = 33650.65

(27)

Lampiran 36. Data Bobot Umbi per Plot

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

V1J0 305.70 311.40 295.60 912.70 304.23

V1J1 303.50 308.10 319.30 930.90 310.30

V1J2 436.52 446.72 436.79 1320.03 440.01

V1J3 300.80 279.80 274.90 855.50 285.17

V2J0 182.32 222.22 342.12 746.66 248.89

V2J1 1053.00 870.60 800.60 2724.20 908.07

V2J2 812.70 638.40 639.40 2090.50 696.83

V2J3 300.95 275.45 336.85 913.25 304.42

V3J0 125.10 119.60 132.00 376.70 125.57

V3J1 114.60 111.20 110.90 336.70 112.23

V3J2 494.00 537.20 585.20 1616.40 538.80

V3J3 548.70 578.20 535.50 1662.40 554.13

Total 4977.89 4698.89 4809.16 14485.94

Rataan 414.82 391.57 400.76 402.39

Lampiran 37. Sidik Ragam Bobot Umbi per Plot

SK Db JK KT F Hit. F 0.05 Ket

Blok 2 3290.84 1645.42 0.50 3.44 tn

Perlakuan 11 1833886.40 166716.95 50.62 2.26 *

V 2 338679.63 169339.81 51.42 3.44 *

J 3 518023.19 172674.40 52.43 3.05 *

Linear 1 151403.20 151403.20 45.97 4.30 * Kuadratik 1 350369.29 350369.29 106.39 4.30 *

Kubik 1 16250.70 16250.70 4.93 4.30 *

V x J 6 977183.58 162863.93 49.45 2.55 *

Galat 22 72453.93 3293.36

Total 35 1909631.17 54560.89

FK = 5828957.16

(28)

Lampiran 38. Data Rataan Bobot Umbi (g)

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

V1J0 7.79 5.94 6.11 19.85 6.62

V1J1 7.54 7.62 6.96 22.12 7.37

V1J2 7.90 8.87 7.61 24.38 8.13

V1J3 8.67 8.66 9.55 26.88 8.96

V2J0 5.79 9.52 9.08 24.40 8.13

V2J1 10.72 7.63 8.84 27.19 9.06

V2J2 9.50 12.08 4.84 26.41 8.80

V2J3 7.72 10.67 11.95 30.34 10.11

V3J0 4.15 4.08 3.70 11.93 3.98

V3J1 5.94 5.49 5.07 16.50 5.50

V3J2 9.17 13.63 8.39 31.18 10.39

V3J3 10.48 10.47 10.79 31.74 10.58

Total 95.36 104.66 92.88 292.91

Rataan 7.95 8.72 7.74 8.14

Lampiran 39. Sidik Ragam Rataan Bobot Umbi (g)

SK Db JK KT F Hit. F 0.05 Ket

Blok 2 6.43 3.21 1.11 3.44 tn

V 2 14.46 7.23 2.51 3.44 tn

J 3 74.46 24.82 8.61 3.05 *

Linear 1 72.89 72.89 25.29 4.30 *

Kuadratik 1 0.19 0.19 0.07 4.30 tn

Kubik 1 1.38 1.38 0.48 4.30 tn

V x J 6 43.45 7.24 2.51 2.55 tn

Galat 22 63.42 2.88

Total 35 202.22 5.78

(29)

Lampiran 40. Data Indeks Panen

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

V1J0 0.77 0.76 0.75 2.28 0.76

V1J1 0.75 0.75 0.75 2.25 0.75

V1J2 0.75 0.78 0.74 2.27 0.76

V1J3 0.73 0.73 0.73 2.20 0.73

V2J0 0.76 0.79 0.79 2.34 0.78

V2J1 0.87 0.76 0.80 2.43 0.81

V2J2 0.79 0.84 0.77 2.40 0.80

V2J3 0.78 0.82 0.80 2.40 0.80

V3J0 0.73 0.72 0.72 2.17 0.72

V3J1 0.72 0.74 0.73 2.19 0.73

V3J2 0.80 0.83 0.74 2.37 0.79

V3J3 0.77 0.82 0.78 2.37 0.79

Total 9.23 9.34 9.08 27.66

Rataan 0.77 0.78 0.76 0.77

Lampiran 41. Sidik Ragam Indeks Panen

SK Db JK KT F Hit. F 0.05 Ket

Blok 2 0.003 0.001 2.00 3.44 tn

V 2 0.016 0.008 10.75 3.44 *

J 3 0.004 0.001 1.83 3.05 tn

Linear 1 0.003 0.003 4.04 4.30 tn

Kuadratik 1 0.001 0.001 0.83 4.30 tn

Kubik 1 0.000 0.000 0.64 4.30 tn

V x J 6 0.011 0.002 2.48 2.55 tn

Galat 22 0.016 0.001

Total 35 0.049 0.001

FK = 21.25

(30)
(31)

Badan Pusat Statistik. 2014. Data Produksi Tanaman Ubi Jalar 2011-2014. Sumatera Utara. Medan.

BALITKABI. 2012. Ubi Jalar Varietas Antin-1.Direktorat Jendral Tanaman Pangan. Malang.

. 2013. Antin-2 dan 3, VUB Ubijalar Ungu Kaya Antosianin, Pangan Sehat dan Menyehatkan. Direktorat Jendral Tanaman Pangan. Malang.

BPTP. 2013. Pemanfaatan Jerami Padi Sebagai Pupuk Organik. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (Bptp). Jawa Barat.

Deputi Menegristek. 2008. Ubi Jalar / Ketela Rambat (Ipomoea batatas). Kantor Deputi Menegrestik Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi MIG Corp. http://warintek.ristek.go.id [02 Maret 2015].

Dinas Pertanian Tanaman Pangan. 2012. Petunjuk Teknis Pengolahan Produksi Ubi Jalar. Provinsi Jawa Barat.

Djunedi, A. 2009. Pengaruh Jenis dan Dosis Pupuk Bokashi Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kacang Panjang (Vigna sinensis L.). Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo. Madura.

Ginting, E., J. Utomo., R. Yulifianti., M. Jusuf. 2011. Potensi Ubi jalar Ungu sebagai Pangan Fungsional. Iptek Tanaman Pangan Vol. 6 No. 1 – 2011.

Hardoko., L. Hendarto., T.M. Siregar. 2010. Pemanfaatan Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas L. Poir) Sebagai Pengganti Sebagian Tepung Terigu dan Sumber Antioksidan Pada Air Tawar. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan. Vol. XXI No. 1 Tahun 2010.

Jayanto, A. 2009. Budidaya Ubi Jalar. Kantor Deputi Meneristek Bidang Pendayagunaan dan Permasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.MIG GROUP.

Jedeng, I. W. 2011. Pengaruh Jenis dan Dosis Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Varietas Lokal Ungu.

Juanda, D dan B. Cahyono. 2000. Ubi Jalar. Budidaya dan analisis usaha tani. Kanisius.82 hal.

Koswara, S. 2013. Teknologi Pengolahan Umbi-Umbian.Tropical Plant Curiculum Project.Bogor Agricultural University, Bogor.

(32)

Mulyadi, A. 2003. Karakteristik Kompos dari Bahan Tanaman Kaliandra, Jerami Padi dan Sampah Sayuran. Skripsi. Fakultas Pertanian IPB. Bogor.

Pangaribuan, D., H. O.L. Pratiwi, Lismawanti. 2011. Pengurangan Pemakaian Pupuk Anorganik dengan Penambahan Bokashi Serasah Tanaman pada Budidaya Tanaman Tomat. Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Lampung.

Rubatzky G.E dan M. Yamaguchi. 1998. Sayuran Dunia. Penerbit ITB Bandung. Rukmana, R. 1997. Ubi Jalar Budidaya dan Pasca Panen. Kanisius, Yogyakarta. Saleh, N. 2011. Peningkatan Produksi dan Kualtas Umbi-Umbian. Balitkabi.

Malang.

Sedjati, S. 2010. Kajian Pemberian Bokashi Jerami Padi dan Pupuk P Pada Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.). Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Muria Kudus

Setiani, W. Pengaruh Jenis dan Waktu Pemberian Bokashi Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea Mays L.) Varietas Super Sweet. Fakultas Pertanian Universitas 17 Agustus 1945. Samarinda.

Sonhaji, A. 2000. Mengenal dan Bertanam Ubi Jalar. Gaza publishing. Bandung. Suparman. 2006. Bercocok Tanam Ubi Jalar. Azka Press, Bandung.

(33)

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di lahan masyarakat Desa Pasar Kawat Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang dengan ketinggian tempat ± 25 meter di atas permukaan laut, mulai bulan Juni 2015 sampai dengan November 2015.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan ialah bibit setek batang ubi jalar varietas Antin 1, ubi jalar varietas Antin 2 dan ubi jalar varietas Antin 3 sebagai objek yang akan diamati, pupuk cair organik sebagai tambahan sumber unsur hara bagi tanaman, bokashi jerami padi sebagai perlakuan yang akan diaplikasikan pada tanaman ubi jalar, air untuk menyiram tanaman.

Alat yang digunakan yaitu cangkul, pisau/cutter, pacak sampel, meteran, timbangan analitik, dan gembor.

Metode Penelitian

Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 2 faktor :

Faktor I : Varietas Ubi Jalar (V) terdiri dari 3 jenis, yaitu : V1 : Antin 1

V2 : Antin 2

V3 : Antin 3

Faktor II : Dosis Bokashi Jerami Padi terdiri dari 4 taraf, yaitu : J0 : 0 ton/ha (0 kg/plot)

J1 : 5 ton/ha (1 kg/plot)

(34)

J3 : 15 ton/ha (3 kg/plot)

Sehingga diperoleh 12 kombinasi perlakuan, yaitu :

V1J0 V2J0 V3J0

V1J1 V2J1 V3J1

V1J2 V2J2 V3J2

V1J3 V2J3 V3J3

Jumlah ulangan (Blok) : 3 ulangan

Jumlah plot : 36 plot

Jumlah tanaman per plot : 6 tanaman Jumlah tanaman seluruhnya : 216 tanaman Jumlah sampel per plot : 4 tanaman Jumlah sampel seluruhnya : 144 tanaman Jarak antar plot : 30 cm Jarak antar blok : 50 cm

Ukuran Plot : 200 x 100 cm

Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam dengan model linear sebagai berikut :

Yijk= μ + ρi+ αj+ βk+ (αβ)jk + εijk

i = 1, 2, 3 (r) j = 1, 2, 3 (f) k= 1, 2, 3, 4 (f) dimana :

Yijk : Data hasil pengamatan dari unit percobaan blok ke-i dengan perlakuan

Varietas ubi jalar taraf ke-j dan dosis bokashi jerami padi taraf ke-k μ : Nilai tengah

(35)

βk : Efek perlakuan dosis bokashi jerami padi pada taraf ke-k

(αβ)jk : Efek interaksi dari varietas ubi jalar pada taraf ke-j dan perlakuan dosis

bokashi jerami padi pada taraf ke-k

εijk : Galat dari blok ke-i, varietas ubi jalar pada taraf ke-j dan perlakuan dosis

bokashi jerami padi pada taraf ke-k

(36)

PELAKSANAAN PENELITIAN Persiapan Lahan

Lahan penanaman yang digunakan terlebih dahulu dibersihkan dari gulma di areal tersebut. Kemudian lahan diolah dan digemburkan dengan menggunakan cangkul dengan kedalaman olah 20 cm. setelah itu dibuat plot-plot dengan ukuran panjang 200 cm, lebar 100 cm, dan tinggi 30 cm dengan jarak antar blok 50 cm dan jarak antar plot 30 cm. Pada sekeliling daerah dibuat parit drainase sedalam 30 cm untuk menghindari adanya genangan air di sekitar areal penelitian.

Pembuatan Bedengan

Pembuatan bedengan dilakukan pada saat setelah dilakukan persiapan lahan dengan ukuran 200 cm x 100 cm dengan jarak antar plot 30 cm dan jarak antar blok 50 cm dengan media tanam yang digunakan adalah tanah lahan yang sudah digemburkan dan dicampur dengan kompos.

Pembuatan Bokashi Jerami Padi

(37)

Bibit yang digunakan adalah varietas Antin-1, Antin-2, Antin-3 berasal dari Balitkabi Malang panjang stek pucuk 25 cm dan ukuran bibit relatif sama. Pengaplikasian Bokashi Jerami Padi

Pengaplikasian bokashi jerami padi dilakukan sesuai dengan dosis yaitu 0 kg/plot, 1 kg/plot, 2 kg/plot, 3 kg/plot. Pengaplikasian bokashi jerami padi dilakukan dengan cara ditabur kemudian dicampurkan ke tanah dengan cara dicangkul sampai merata. Di aplikasikan 1 minggu sebelum stek ubi jalar akan di tanam.

Penanaman

Stek pucuk ditanam tegak lurus dengan pangkal stek dibenamkan (1/3 bagian stek) sehingga tinggi 2/3 bagian stek di atas tanah, jarak tanam yang

digunakan adalah 30 x 30 cm. Setiap lubang ditanami dengan 1 stek. Pemeliharaan Tanaman

Penyiraman

Penyiraman dilakukan setiap hari yaitu pagi atau sore hari tergantung kondisi cuaca. Penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor.

Penyulaman

Penyulaman dilakukan apabila ada setek yang rusak atau tidak tumbuh pada saat 2-3 MST setelah penanaman di lapangan.

Pemupukan

(38)

Pengangkatan Batang

Pengangkatan batang bertujuan mencegah terbentuknya umbi-umbi kecil. Pengangkatan atau pembalikan batang dilakukan pada umur 50 HST atau spengangkatan batang dilakukan berdasarkan pengamatan adanya akar yang tumbuh pada ruas-ruas batang.

Penyiangan dan Pembumbunan

Penyiangan dilakukan untuk mengendalikan gulma sekaligus menggemburkan tanah. Tumbuhan pengganggu perlu dikendalikan agar tidak menjadi saingan bagi tanaman utama dalam hal penyerapan unsur hara serta untuk mencegah serangan hama dan penyakit. Penyiangan dilakukan secara manual dengan mencabut gulma agar perakaran tanaman tidak terganggu. Pembumbunan dilakukan pada umur 4 MST hingga 8 MST dengan interval satu minggu.

Pengendalian hama dan penyakit

Pengendalian hama dan penyakit tanaman dilakukan dengan cara manual dengan mencabut tanaman yang terkena penyakit dan diganti dengan tanaman transplanting, sedangkan pada tanaman yang terkena penyakit menjelang tanaman panen tidak diganti dengan tanaman transplanting. Penyemprotan insektisida dan fungisida dilakukan sesuai dengan kondisi di lapangan yaitu apabila terjadi serangan hama dan penyakit pada tanaman.

Panen

(39)

Umbi dipotong dari pangkal batang tanaman. Parameter Pengamatan

Pertambahan panjang tanaman (cm)

Pertambahan panjang tanam diukur mulai pangkal batang (diatas permukaan tanah) hingga ujung yang diluruskan, dan dilakukan pada 1 MST sampai 10 MST yaitu 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 MST. Kemudian dihitung selisihnya.

Panjang umbi per sampel (cm)

Panjang umbi per sampel dihitung dengan menghitung panjang umbi setelah panen. Kriteria umbi yang dihitung adalah umbi yang sudah membengkak dan bentuknya lebih besar dari akar.

Jumlah umbi per sampel (umbi)

Jumlah umbi di hitung dengan menghitung jumlah umbi yang didapat setelah di panen.

Bobot umbi per sampel (g)

Bobot umbi (g) di timbang dengan menggunakan timbangan setelah panen. Bobot umbi ditimbang setelah umbi dibersihkan dari akar dan kotoran-kotoran yang menempel.

Bobot umbi per plot (g)

(40)

Bobot biomassa tanaman (g)

Bobot biomassa tanaman per sampel ditimbang dengan timbangan setelah tajuk dan akarnya dipisahkan dari umbi serta dibersihkan dari tanah yang dilakukan setelah panen.

Rataan bobot umbi

Rataan bobot umbi di hitung dengan rumus sebagai berikut : Rataan bobot umbi = Bobot umbi

Jumlah umbi (Wandana, 2012).

Indeks panen

Indeks panen dihitung dengan rumus sebagai berikut : Indeks Panen = Bobot umbi per sampel

(41)

Hasil

Berdasarkan hasil analisis sidik ragam (lampiran 6-35) diketahui bahwa perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap parameter panjang umbi per sampel, jumlah umbi per sampel, bobot umbi per plot, indeks panen. Perlakuan pemberian bokashi jerami padi berpengaruh nyata terhadap parameter pertambahan panjang tanaman, bobot umbi per plot dan rataan bobot umbi per plot. Interaksi perlakuan varietas dan pemberian bokashi jerami padi berpengaruh tidak nyata terhadap semua parameter pengamatan.

Pertambahan panjang tanaman (cm)

Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam (lampiran 6-25), diketahui bahwa perlakuan varietas berpengaruh tidak nyata terhadap pertambahan panjang tanaman, pemberian berbagai dosis bokashi jerami padi berpengaruh nyata terhadap pertambahan panjang tanaman pada umur 4 MST dan 7 MST serta interaksi antara perlakuan varietas dengan pemberian berbagai dosis bokashi jerami padi berpengaruh tidak nyata terhadap parameter pertambahan panjang tanaman.

(42)
[image:42.595.111.518.263.677.2]

Tabel 1. Pertambahan panjang tanaman 4-7 MST dengan perlakuan varietas dan pemberian berbagai dosis bokashi jerami padi

MST Varietas

Dosis Bokashi Jerami

Rataan 0 kg/plot (J0) 1 kg/plot (J1) 2 kg/plot (J2) 3 kg/plot (J3) ….…………..….cm……… 4

Antin 1 (V1) 29.36 31.74 31.80 19.82 28.18

Antin 2 (V2) 25.12 28.12 34.12 12.99 25.09

Antin 3 (V3) 28.11 32.97 32.78 17.48 27.83

Rataan 27.53ab 30.94a 32.90a 16.76b 27.03

5

Antin 1 (V1) 36.88 28.05 30.33 44.51 34.94

Antin 2 (V2) 29.78 57.45 39.37 33.49 40.02

Antin 3 (V3) 47.55 39.45 29.60 29.50 36.53

Rataan 38.07 41.65 33.10 35.83 37.16

6

Antin 1 (V1) 33.78 34.21 39.68 35.16 35.70

Antin 2 (V2) 28.77 38.62 31.33 38.15 34.22

Antin 3 (V3) 43.77 43.86 35.89 42.52 41.51

Rataan 35.44 38.89 35.63 38.61 37.14

7

Antin 1 (V1) 31.59 34.18 37.93 49.33 38.26

Antin 2 (V2) 38.08 36.66 39.90 36.78 37.85

Antin 3 (V3) 33.92 39.31 38.76 40.29 38.07

Rataan 34.53c 36.71b 38.86ab 42.13a 38.06 Keterangan : Angka yang diikuti notasi yang sama pada baris atau kelompok kolom yang sama

(43)

pemberian berbagai dosis bokashi jerami padi menghasilkan rataan pertambahan panjang tanaman tertinggi pada perlakuan J2 (2 kg/plot) yakni 32.90 cm, berbeda tidak nyata dengan perlakuan J1 (1 kg/plot) yakni 30.94 cm, berbeda tidak nyata

dengan perlakuan J0 (0 kg/plot) yakni 27.53 cm, dan terendah pada perlakuan J3 (3 kg/plot) yakni 16.76 cm.

Dari data pengamatan 7 MST (Tabel 1), dapat diketahui bahwa perlakuan pemberian berbagai dosis bokashi jerami padi menghasilkan rataan pertambahan panjang tanaman tertinggi pada perlakuan J3 (3 kg/plot) yakni 42.13 cm, berbeda tidak nyata dengan perlakuan J2 (2 kg/plot) yakni 38.86 cm, berbeda tidak nyata dengan perlakuan J1 (1 kg/plot) yakni 36.71 cm, dan terendah pada perlakuan J0 (0 kg/plot) yakni 34.53 cm.

[image:43.595.112.491.465.740.2]
(44)

Gambar 1 : hubungan pertambahan panjang tanaman 7 MST dengan pemberian dosis bokashi jerami padi

Gambar 1 menunjukkan terdapat hubungan linier positif antara pertambahan panjang tanaman dan pemberian dosis bokashi jerami padi yang berarti dosis bokashi jerami padi 3 kg/plot dapat meningkatkan pertambahan panjang tanaman.

Panjang Umbi Per Sampel (cm)

Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam (lampiran 28 dan 29), diketahui bahwa perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap panjang umbi per sampel, pemberian berbagai dosis bokashi jerami padi berpengaruh tidak nyata terhadap panjang umbi per sampel, serta interaksi varietas dan berbagai dosis bokashi jerami padi berpengaruh tidak nyata terhadap panjang umbi per sampel.

Panjang umbi per sampel pada perlakuan varietas dan pemberian berbagai dosis bokashi jerami padi dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Panjang umbi per sampel dengan perlakuan varietas dan pemberian berbagai dosis bokashi jerami padi

Varietas

Dosis Bokashi Jerami

Rataan 0 kg/plot

(J0)

1 kg/plot (J1)

2 kg/plot (J2)

3 kg/plot (J3)

..…………....…..cm………..

Antin 1 (V1) 13.13 15.94 10.19 10.40 12.41b

Antin 2 (V2) 18.03 19.84 18.12 20.48 19.12a

Antin 3 (V3) 21.81 12.56 13.79 14.15 15.58b

[image:44.595.111.514.551.739.2]
(45)

menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α=5%

Dari data pengamatan Tabel 2, dapat diketahui bahwa perlakuan varietas

menghasilkan rataan panjang umbi per sampel tertinggi pada perlakuan V2 (Antin 2) yakni 19.12 cm, berbeda nyata dengan perlakuan V3 (Antin 3) yakni

15.58 cm dan V1 (Antin 1) yakni 12.41 cm.

Jumlah Umbi Per Sampel (umbi)

Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam (lampiran 26 dan 27), diketahui bahwa perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap jumlah umbi per sampel sedangkan pemberian berbagai dosis bokashi jerami padi dan interaksi perlakuan varietas dan pemberian berbagai dosis bokashi jerami padi berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah umbi per sampel.

[image:45.595.109.520.654.719.2]

Jumlah umbi per sampel pada perlakuan varietas dan pemberian berbagai dosis bokashi jerami padi dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Jumlah umbi per sampel dengan perlakuan varietas dan pemberian berbagai dosis bokashi jerami padi

Varietas

Dosis Bokashi Jerami

Rataan 0 kg/plot

(J0)

1 kg/plot (J1)

2 kg/plot (J2)

3 kg/plot (J3)

(46)

Antin 1 (V1) 1.17 1.08 1.25 1.17 1.17b

Antin 2 (V2) 1.17 1.67 1.58 1.33 1.44a

Antin 3 (V3) 1.42 1.08 1.00 1.00 1.13c

Rataan 1.25 1.28 1.28 1.17 1.24

Keterangan : Angka yang diikuti notasi yang sama pada baris atau kelompok kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α=5%

Dari data pengamatan Tabel 3, dapat diketahui bahwa perlakuan varietas menghasilkan rataan jumlah umbi per sampel tertinggi pada perlakuan V2 (Antin 2) yakni 1.44, berbeda nyata dengan perlakuan V1 (Antin 1) yakni 1.17, dan berbeda nyata dengan perlakuan V3 (Antin 3) yakni 1.13.

Bobot Umbi Per Sampel (g)

Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam (lampiran 30 dan 31), diketahui bahwa perlakuan varietas berpengaruh tidak nyata terhadap bobot umbi per sampel sedangkan pemberian berbagai dosis bokashi jerami padi berpengaruh tidak nyata terhadap bobot umbi per sampel dan interaksi perlakuan varietas dan pemberian berbagai dosis bokashi jerami padi berpengaruh tidak nyata terhadap bobot umbi per sampel.

(47)

berbagai dosis bokashi jerami padi

Varietas

Dosis Bokashi Jerami

Rataan 0 kg/plot

(J0)

1 kg/plot (J1)

2 kg/plot (J2)

3 kg/plot (J3) ………….…………..g……….…..

Antin 1 (V1) 59.80 56.43 77.34 50.44 61.00

Antin 2 (V2) 76.84 164.65 112.78 120.20 118.62

Antin 3 (V3) 19.48 29.02 103.80 112.87 66.29

Rataan 52.04 83.37 97.97 94.50 81.97

Dari data pengamatan Tabel 4, dapat diketahui bahwa perlakuan varietas menghasilkan rataan bobot umbi per sampel tertinggi pada perlakuan V2 (Antin 2) yakni 118.62 g, dan terendah pada perlakuan V1 (Antin 1) yakni 61.00 g, sedangkan perlakuan pemberian berbagai dosis bokashi jerami padi menghasilkan rataan tertinggi pada perlakuan J2 (2 kg/plot) yakni 97.97 g, dan terendah pada perlakuan J0 (0 kg/plot) yakni 52.04 g.

Bobot Biomassa Tanaman Per Sampel (g)

Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam (lampiran 32 dan 33), diketahui bahwa, perlakuan varietas, pemberian berbagai dosis bokashi jerami padi, serta interaksi berbagai dosis bokashi jerami padi dan varietas berpengaruh tidak nyata terhadap bobot biomassa tanaman per sampel.

[image:47.595.116.511.121.305.2]
(48)
[image:48.595.110.514.120.307.2]

Tabel 5. Bobot biomassa tanaman per sampel dengan perlakuan varietas dan pemberian berbagai dosis bokashi jerami padi

Varietas

Dosis Bokashi Jerami

Rataan 0 kg/plot

(J0)

1 kg/plot (J1)

2 kg/plot (J2)

3 kg/plot (J3)

………....g………..

Antin 1 (V1) 912.50 1030.00 1195.83 1433.33 1142.92

Antin 2 (V2) 816.03 1054.66 927.34 727.03 881.26

Antin 3 (V3) 998.33 1114.17 952.50 924.17 997.29

Rataan 908.95 1066.28 1025.23 1028.18 1007.16

Dari data pengamatan Tabel 5, dapat diketahui bahwa perlakuan varietas menghasilkan rataan bobot biomassa tanaman per sampel tertinggi pada perlakuan V1 (Antin 1) yakni 1142.92 g, dan terendah pada perlakuan V2 (Antin 2) yakni 881.26 g, sedangkan pemberian berbagai dosis bokashi jerami padi menghasilkan rataan tertinggi pada perlakuan J1 (1 kg/plot) yakni 1066.26 g, dan terendah pada perlakuan J0 (0 kg/plot) yakni 908.95 g.

Bobot Umbi Per Plot (g)

(49)
[image:49.595.114.512.187.371.2]

bokashi jerami padi dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Bobot umbi per plot dengan perlakuan varietas dan pemberian berbagai dosis bokashi jerami padi

Varietas

Dosis Bokashi Jerami

Rataan 0 kg/plot

(J0)

1 kg/plot (J1)

2 kg/plot (J2)

3 kg/plot (J3)

….………..g………

Antin 1 (V1) 304.23e 310.30e 440.01d 285.17e 334.93

Antin 2 (V2) 248.89 908.07a 696.83b 304.42 539.55

Antin 3 (V3) 125.57f 112.23f 538.80c 554.13c 332.68

Rataan 226.23 443.53 558.55 381.24 402.39

Keterangan : Angka yang diikuti notasi yang sama pada baris atau kelompok kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α=5%

Tabel 6 menunjukkan bahwa bobot umbi per plot tanaman ubi jalar terberat pada perlakuan varietas Antin 2 dengan kombinasi kompos jerami padi 1 kg/plot yang berbeda nyata dengan perlakuan lain.

(50)

Rataan Bobot Umbi (g)

Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam (lampiran 36 dan 37), diketahui bahwa perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap terhadap bobot umbi per plot, pemberian berbagai dosis bokashi jerami padi berpengaruh nyata terhadap bobot umbi per plot, serta interaksi berbagai dosis bokashi jerami padi dan varietas berpengaruh tidak nyata terhadap bobot biomassa tanaman per sampel.

[image:50.595.110.511.512.696.2]

Bobot umbi per plot pada perlakuan varietas dan pemberian berbagai dosis bokashi jerami padi dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Rataan bobot umbi per plot dengan perlakuan varietas dan pemberian berbagai dosis bokashi jerami padi

Varietas

Dosis Bokashi Jerami

Rataan 0 kg/plot

(J0)

1 kg/plot (J1)

2 kg/plot (J2)

3 kg/plot (J3)

………..…..g………..

Antin 1 (V1) 54.57 58.70 66.71 46.65 56.66

Antin 2 (V2) 72.86 119.38 79.36 101.12 93.18

Antin 3 (V3) 16.47 30.45 89.37 89.09 56.34

Rataan 47.97c 69.51b 78.48a 78.96a 68.73

(51)

pemberian berbagai dosis bokashi jerami padi menghasilkan rataan rataan bobot umbi per plot tertinggi pada perlakuan J3 (3 kg/plot) yakni 78.96 g, berbeda tidak nyata dengan perlakuan J2 (2 kg/plot) yakni 78.84 g, berbeda tidak nyata dengan perlakuan J1 (1 kg/plot) yakni 69.51 g, dan terendah pada perlakuan J0 (0 kg/plot) yakni 47.97 g.

Gambar hubungan rataan bobot umbi per plot dengan pemberian dosis bokashi jerami padi dapat dilihat pada Gambar 3.

gambar 3 : hubungan rataan bobot umbi per plot dengan pemberian dosis bokashi jerami padi

Gambar 3 menunjukkan terdapat hubungan linier positif antara rataan bobot umbi per plot dan dosis bokashi jerami padi yang berarti dosis bokashi jerami padi 3 kg/plot dapat meningkatkan rataan bobot umbi per plot.

Indeks Panen

[image:51.595.114.523.298.529.2]
(52)

Sedangkan pemberian berbagai dosis bokashi jerami padi berpengaruh tidak nyata terhadap indeks panen, serta interaksi berbagai dosis bokashi jerami padi dan varietas berpengaruh tidak nyata terhadap indeks panen.

[image:52.595.115.520.281.439.2]

Indeks panen ubi jalar pada perlakuan varietas dan pemberian berbagai dosis bokashi jerami padi dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Indeks panen ubi jalar dengan perlakuan varietas dan pemberian berbagai dosis bokashi jerami padi

Varietas

Dosis Bokashi Jerami

Rataan 0 kg/plot

(J0)

1 kg/plot (J1)

2 kg/plot (J2)

3 kg/plot (J3)

Antin 1 (V1) 0.08 0.06 0.07 0.04 0.06c

Antin 2 (V2) 0.11 0.16 0.15 0.14 0.14a

Antin 3 (V3) 0.02 0.03 0.13 0.13 0.08b

Rataan 0.07 0.09 0.11 0.10 0.09

Keterangan : Angka yang diikuti notasi yang sama pada baris atau kelompok kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α=5%

(53)

Pertumbuhan dan produksi ubi jalar pada perlakuan varietas

Berdasarkan hasil analisis sidik ragam diketahui bahwa perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap parameter panjang umbi per sampel, jumlah umbi per sampel, bobot umbi per plot, indeks panen.

Perlakuan varietas menunjukkan pengaruh yang nyata pada varietas V2 (Antin 2) terhadap parameter panjang umbi per sampel, jumlah umbi per sampel, bobot umbi per plot dan indeks panen. Hal ini diduga karena varietas Antin 2 mampu meningkatkan produksi tanaman ubi jalar. Hal ini sesuai dengan deskripsi tanaman, yakni Antin 2 memiliki potensi hasil umbi tinggi 37,1 t/ha, kandungan antosianin 130,19 mg/100 b (bb), bahan kering umbi 32,6%, agak tahan hama boleng dan penyakit kudis serta memiliki rasa enak.

Suatu umbi dapat dikatakan berkualitas jika umbi hasil dari pertanaman ubi jalar tersebut berukuran besar dan berbentuk bulat atau bulat lonjong dan tidak terlalu banyak lekukan serta kondisi daripada umbi tersebut baik yakni tidak ada luka pada kulit umbi. Dari hasil pengamatan visual, dapat dilihat bahwa beberapa ubi jalar varietas Antin 2 memenuhi kriteria umbi yang berkualitas baik. Hal ini sesuai dengan pernyataan Juanda dan Cahyono (2000) bahwa bentuk dan ukuran umbi merupakan salah satu kriteria untuk menentukan harga jual di pasaran. Bentuk umbi yang rata (bulat dan bulat lonjong) dan tidak banyak lekukan termasuk umbi yang berkualitas baik.

(54)

Berdasarkan hasil pengamatan dari sidik ragam diketahui bahwa perlakuan pemberian bokashi jerami padi berpengaruh nyata terhadap parameter pertambahan panjang tanaman, bobot umbi per plot dan rataan bobot umbi per plot.

Pada parameter pertambahan panjang tanaman pada umur 4 dan 7 MST, bobot umbi per plot dan rataan bobot umbi per plot, perlakuan pemberian bokashi jerami padi berpengaruh nyata pada perlakuan J3 (3 kg/plot) dan terendah pada perlakuan J0 (0 kg/plot). Hal ini dikarenakan bokashi mengandung unsur hara K yang cukup tinggi yang dibutuhkan dalam pertumbuhan tanaman ubi jalar (lampiran 6) penambahan bahan organik bokashi jerami padi dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman ubi jalar. Hal ini sesuai dengan pernyataan Djunaedi (2009) yang menyatakan bahwa Penambahan bahan organik (bokashi) ke dalam tanah dapat meningkatkan kandungan bahan organik dan unsur hara tanah. Hal ini karena semakin banyak dosis pupuk bokashi yang diberikan, maka N yang terkandung di dalam pupuk bokashi juga semakin banyak yang diterima oleh tanah. Unsur N merupakan unsur hara yang sangat penting karena merupakan unsur yang paling banyak dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Nitrogen berfungsi sebagai penyusun asam-asam amino, protein komponen pigmen klorofil yang penting dalam proses fotosistesis. Sebaliknya jika kekurangan N menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman terganggu dan hasil menurun yang disebabkan oleh terganggunya pembentukan klorofil yang sangat penting untuk proses fotosintesis.

(55)
(56)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Varietas ubi jalar memberikan respons dalam meningkatkan produksi ubi jalar pada panjang umbi per sampel, jumlah umbi per sampel, bobot umbi per plot, indeks panen dimana varietas yang terbaik adalah Antin 2.

2. Pemberian bokashi jerami padi meningkatkan pertumbuhan ubi jalar pada pertambahan panjang tanaman umur 7 MST, pemberian bokashi jerami padi meningkatkan produksi ubi jalar pada bobot umbi per plot dan rataan bobot umbi per plot dimana dosis bokashi jerami padi yang terbaik adalah 3 kg/plot (15 ton/ha).

3. Interaksi perlakuan varietas dan pemberian bokashi jerami padi memberikan respon dalam meningkatkan produksi tanaman ubi jalar yaitu palda bobot umbi per plot dimana kombinasi terbaik pada varietas Antin 2 dan bokashi jerami padi 1 kg/plot (V2J1).

Saran

(57)

Botani Tanaman

Adapun sistematika tanaman ubi jalar menurut Rukmana (1997) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae, Divisi : Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae , Kelas : Dicotyledonae, Ordo : Convolvulales, Famili : Convolvulaceae, Genus : Ipomoea, Spesies : Ipomoea batatas L.

Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur hara yang ada dalam tanah, sedangkan akar lumbung berfungsi sebagai tempat untuk menimbun sebagian makanan yang nantinya akan terbentuk umbi. Kedalaman tanah akar tidak lebih dari 45 cm. Biasanya sekitar 15 persen dari seluruh akarnya yang terbentuk akan menebal dan membentuk akar lumbung yang tumbuh agak dangkal. Ukuran umbi meningkat selama daun masih aktif (Sonhaji, 2007).

Batang tanaman berbentuk bulat, tidak berkayu, berbuku - buku dan tipe pertumbuhannya tegak atau merambat (menjalar). Panjang tanaman bertipe tegak antara 1m–2m, sedangkan pada tipe merambat (menjalar) antara 2m–3m. ukuran batang dibedakan atas 3 macam yaitu besar, sedang, kecil. Warna batang biasanya hijau tua sampai keungu–unguan (Rukmana, 1997). Daun ubi jalar bentuknya berbeda-beda tergantung varietasnya. Tangkai daun melekat pada buku-buku batang (Suparman, 2007).

(58)

pagi hari, dan menutup serta layu dalam beberapa jam. Penyerbukan dilakukan oleh serangga. Biji terdapat dalam kapsul, sebanyak 1-4 biji. Biji matang berwarna hitam, bentuknya memipih, dan keras, dan biasanya memerlukan

pengausan (skarifikasi) untuk membantu perkecambahan (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

Buah pada ubi jalar berkotak tiga yang terbentuk setelah terjadi penyerbukan. Satu bulan setelah terjadi penyerbukan buah ubi jalar sudah masak, didalam buah terdapat biji yang sangat ringan. Biji buah memiliki kulit yang keras yang akan digunakan untuk perbanyakan tanaman secara generatif untuk menghasilkan varietas ubi jalar yang baru (Juanda dan Cahyono, 2000).

Syarat Tumbuh Iklim

Di Indonesia tanaman ubi jalar dapat ditanam mulai dari pantai sampai ke pegunungan dengan ketinggian 1700 meter di atas permukaan laut (dpl), suhu rata-rata 27°C dan lama penyinaran 11 – 12 jam per hari. Tanaman ubi jalar membutuhkan intensitas sinar matahari yang sama dengan tanaman padi atau setara dengan tanaman jagung dalam ketahanannya terhadap kekeringan. Ubi jalar dapat di tanam pada kelembaban yang sama dengan kelembaban yang dibutuhkan oleh jagung. Tanaman ubi jalar dapat tumbuh subur apabila iklim panas dan lembab. Ubi jalar memerlukan paling sedikit empat bulan musim panas dan jumlah sinar yang cukup selama periode pertumbuhannya (Jedeng, 2011).

(59)

(pegunungan) berketinggian 1000 meter di atas pemukaan laut (dpl), ubi jalar masih dapat tumbuh dengan baik, tetapi umur panen menjadi panjang dan hasilnya rendah (Rukmana, 1997).

Kelembaban berpengaruh terhadap laju transpirasi. Jika kelembaban udara lingkungan di sekitar tumbuhan tinggi maka difusi air dalam ruang udara pada tumbuhan akan berlangsung lambat. Sebaliknya, jika kelembaban di sekitar tumbuhan rendah, difusi air dalam ruang udara pada tumbuhan berlangsung cepat (Lakitan, 2007).

Tanah

Ubi jalar dapat tumbuh diberbagai jenis tanah, namun hasil terbaik akan didapat bila ditanam pada tanah lempung berpasir yang kaya akan bahan organik dengan 7 drainase yang baik. Perkembangan umbi akan terhambat oleh struktur tanah bila ditanam pada tanah lempung berat, sehingga dapat mengurangi hasil dan bentuk umbinya sering berbenjol - benjol dan kadar seratnya tinggi. Apabila ditanam pada lahan yang sangat subur akan banyak tumbuh daun tetapi hasil umbinya sangat sedikit. Derajat kemasaman (pH) tanah yang baik untuk pertumbuhan ubi jalar berkisar antara 5,5 - 7,5. pH tanah optimum untuk pertumbuhan tanaman ubi jalar adalah 6,1 - 7,7 akan tetapi ubi jalar masih tahan tumbuh pada pH tanah yang relative rendah (Jedeng, 2011).

(60)

hama penggerek (Cylas sp.). sebaliknya, bila ditanam pada tanah yang mudah becek atau drainase yang jelek, dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman ubi jalar kerdil, ubi mudah busuk, kadar serat tinggi, dan bentuk ubi benjol (Deputi Menegristek, 2008).

Tanaman ini dapat diusahakan di berbagai tempat, baik dataran rendah maupun dataran tinggi/pegunungan, serta di segala macam tanah. Tetapi yang paling cocok dan potensial, dengan hasil produksi yang bagus dan tinggi adalah di tanah pasir berlempung yang gembur dan halus. Tanah dengan pH 5.6-6.6 lebih disukai untuk pertumbuhannya (Koswara, 2013).

Varietas Ubi Jalar

Ubi jalar ungu jenis Ipomoea batatas L. memiliki warna ungu yang cukup pekat pada daging ubinya, sehingga banyak menarik perhatian. Warna ungu pada ubi jalar disebabkan oleh adanya pigmen ungu antosianin yang menyebar dari bagian kulit sampai dengan daging ubinya. Konsentrasi antosianin inilah yang menyebabkan beberapa jenis ubi ungu mempunyai gradasi warna ungu yang berbeda. Secara nutrisi, ubi jalar pada umumnya didominasi oleh karbohidrat yang dapat mencapai 27,9% dengan kadar air 68,5%, sedang dalam bentuk tepung karbohidratnya mencapai 85,26% dengan kadar air 7,0% (Hardoko et al., 2010).

(61)

kedelai hitam, beras hitam dan terong ungu (Ginting et al, 2011).

Varietas atau kultivar atau klon ubi jalar yang ditanam di berbagai daerah jumlahnya cukup banyak, antara lain: lampeneng, sawo, cilembu, rambo, SQ-27, jahe, kleneng, gedang, tumpuk, georgia, layang-layang, karya, daya, borobudur, prambanan, mendut, dan kalasan. Varietas yang digolongkan sebagai varietas unggul harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: Berdaya hasil tinggi, di atas 30 ton/hektar, berumur pendek (genjah) antara 3-4 bulan, rasa ubi enak dan manis, tahan terhadap hama penggerek ubi (Cylas sp.) dan penyakit kudis oleh cendawan Elsinoe sp., kadar karotin tinggi di atas 10 mg/100 gram, keadaan serat ubi relatif rendah (Jayanto, 2009).

(62)

hati, anti-hipertensi dan menurunkan kadar gula darah (anti-hiperglisemik). Varietas ubi jalar ini berpotensl dikembangkan secara komersial oleh industri pangan dan olahan termasuk untuk penyediaan bahan baku farmasi (BALITKABI, 2012).

Sampai saat ini Indonesia sudah merilis 23 varietas unggul ubi jalar namun belum memiliki varietas ubi jalar ungu (kadar antosianin tinggi). Varietas ubijalar ungu (kaya antosianin) yang berkembang di masyarakat saat ini adalah Ayamurasaki, introduksi dari Jepang yang beredar secara illegal karena belum dirilis secara resmi (BALITKABI, 2013).

Antin-2 dengan kode klon RIS 03063-05 berasal dari hasil persilangan terkendali antara klon MSU 01008-16 dengan varietas lokal Samarinda (lokal Blitar). Antin 2 memiliki potensi hasil umbi tinggi 37,1 t/ha, kandungan antosianin 130,19 mg/100 b (bb), bahan kering umbi 32,6%, agak tahan hama boleng dan penyakit kudis serta memiliki rasa enak. Antin-3 dengan kode klon MSU 03028-10 berasal dari salah satu turunan hasil persilangan bebas dari induk betina MSU 03028. Potensi hasil umbi Antin 3 adalah 30,6 t/ha, memiliki kandungan antosianin yang sangat tinggi yaitu 150,67 mg/100 g (bb), kadar bahan kering 29,7%, agak tahan hama boleng dan penyakit kudis serta memiliki rasa enak, manis dan agak pahit, rasa pahit ini berkorelasi dengan kandungan antosianin yang sangat tinggi (BALITKABI, 2013).

(63)

panjang, memiliki warna kulit umbi merah ungu dengan warna daging ungu tua. Varietas Antin 3 memiliki kadar bahan kering yang cukup tinggi yaitu 29,65 % dan juga memiliki rasa umbi yang enak, manis dan agak pahit (BALITKABI, 2013).

Bokashi Jerami Padi

Ada beberapa sampah organik yang bisa digunakan sebagai bahan dasar pembuatan bokashi dan salah satunya adalah jerami padi. Jerami padi mengandung beberapa unsur organik esensial yang dibutuhkan oleh tanaman (Wulandari, et al, 2013). Bokashi jerami padi merupakan hasil olahan jerami padi dengan EM-4, yang cukup potensial sebagai bahan organik. Pemberian bokashi jerami padi dan pupuk P diharapkan akan meningkatkan ketersediaan P, meningkatkan kesuburan fisik, kimia, dan biologi tanah, sehingga dapat meningkatkan hasil kacang tanah (Sedjati, 2010).

Di dalam jerami terdapat beberapa unsur hara yang berguna untuk tanaman seperti Nitrogen dan Kalium sehingga dapat membantu menggantikan pupuk Urea dan KCl. Dengan mengembalikan jerami padi ke lahan sawah, petani dapat menghemat biaya pupuk karena tidak perlu lagi memberikan pupuk Urea dan KCl. Satu ton jerami padi dapat diperoleh ½ ton sampai 2/3 ton kompos. Dengan demikian jika kita ingin membuat 1 ton kompos, maka bahan baku jerami yang disiapkan sekitar 1,5-2 ton jerami. Kandungan beberapa unsur hara untuk 1 ton kompos jerami padi adalah : unsur makro Nitrogen (N) 2,11 %, Fosfor (P2O5)

0,64%, Kalium (K2O) 7,7%, Kalsium (Ca) 4,2%, serta unsur mikro Magnesium

(64)

kandungan hara setara dengan 41,3 kg Urea, 5.8 kg SP36, dan 89,17 kg KCl per ton kompos atau total 136,27 kg NPK per ton kompos kering. Jumlah hara ini kurang lebih dapat memenuhi lebih dari setengah kebutuhan pupuk kimia petani (BPTP, 2013).

Jerami padi merupakan salah satu limbah pertanian yang berpotensi sebagai penambah unsur hara apabila dikembalikan ke dalam tanah. Sampai saat ini, penanganan limbah jerami padi oleh petani sebagian besar dilakukan dengan cara dibakar dan abunya digunakan sebagai pupuk. Penanganan limbah dengan cara dibakar mengakibatkan beberapa unsur hara seperti C dan S menjadi hilang dan apabila dilakukan secara terus-menerus dapat menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan sekitarnya. Nilai jerami padi sebagai pupuk umumnya terlupakan. Pembakaran jerami merupakan kegiatan yang umum dilakukan di banyak negara, disebabkan sulitnya mencampur jerami dalam jumlah besar ke dalam tanah. Jerami padi memiliki dinding sel yang terdiri dari 39.7 % selulosa dalam berat kering, 25.2% hemiselulosa dan 4.8% lignin. Pada sekam padi mengandung mineral silika (SiO2) sebesar 23.96% dan pada bagian jerami

mengandung 4-9% silica (Mulyadi, 2003).

(65)

perkembangan tanaman terganggu dan hasil menurun yang disebabkan oleh terganggunya pembentukan klorofil yang sangat penting untuk proses fotosintesis (Djunaedi, 2009).

Nisbah C/N kompos yang stabil antara 10 sampai 30 . Dari segi penyediaan hara maka bahan organik dengan nisbah C/N rendah dikatakan bermutu tinggi karena lebih mudah terdekomposisi dan cepat menyediakan hara tanpa menimbulkan immobilisasi hara. Bahan organik jerami padi dapat memperbaiki sifat biologi tanah sehingga tercipta lingkungan yang lebih baik bagi perakaran tanaman. Selain itu bahan organik jerami padi dapat mensuplai unsur hara terutama K. Jerami padi secara tidak langsung mengandung N dan C yang menyediakan substra

Gambar

Tabel 1. Pertambahan panjang tanaman 4-7 MST dengan perlakuan varietas dan pemberian berbagai dosis bokashi jerami padi
Gambar hubungan pertambahan panjang tanaman 7 MST dengan
Tabel 2. Panjang umbi per sampel dengan perlakuan varietas dan pemberian berbagai dosis bokashi jerami padi
Tabel 3. Jumlah umbi per sampel dengan perlakuan varietas dan pemberian berbagai dosis bokashi jerami padi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal ini kita dapat menggunakan komputer dengan memanfaatkan berbagai fasilitas yang ada untuk mengoperasikan otomatisasi lampu ini. Otomatisasi lampu ini dapat dilakukan

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik

Dalam Penulisan Ilmiah ini penulis membahas tentang bagaimana membuat modul interaktif Bahasa Rakitan Assembler dengan menggunakan Macromedia Flash MX. Seiring dengan

selamanya, yang diberikan oleh Pemerintah dan diterbitkan oleh Instansi Pelaksana (Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Payakumbuh) kepada setiap

Penyaluran program beasiswa, pendanaan riset dan rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak karena bencana alam diarahkan untuk sasaran strategis Kredibilitas LPDP sebagai

Nomor 48 Tahun 2006 tentang Tunjangan Jabatan Fungsional Pranata. Nuklir, dicabut dan dinyatakan

Pelayanan yang diberikan LPDP terdiri atas layanan pengembangan DPPN, dalam bentuk investasi pada instrumen deposito dan obligasi dan layanan penyaluran

sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2006. tentang Tunjangan Jabatan Fungsional Arsiparis