• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Media Informasi Tentang Alat Keselamatan Di Kereta Api

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Media Informasi Tentang Alat Keselamatan Di Kereta Api"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN MEDIA INFORMASI TENTANG ALAT KESELAMATAN DI KERETA API

DK 38315/Tugas Akhir Semester II 2014-2015

Oleh:

Yonanda Galih Warie 51911129

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)
(3)

iii KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah swt, karena hanya dengan rahmat dan inayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan karya Tugas Akhir yang berjudul “PERANCANGAN MEDIA INFORMASI TENTANG ALAT KESELAMATAN DI KERETA API” ini.

Laporan ini disusun sebagai pengantar karya Tugas Akhir di jurusan Desain Komunikasi Visual Fakultas Desain UNIKOM. Dalam menyelesaikan laporan ini, penulis tentunya tidak lepas dari pihak-pihak yang selalu memberikan dukungan serta bantuan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

Irwan Tarmawan, M.Ds, sebagai koordinator Tugas Akhir, Jiwa Utama, M.Ds, selaku pembimbing dalam Mata Kuliah Tugas Akhir ini dan keluarga yang tak ada hentinya memberikan semangat serta doa.

Dalam menyelesaikan laporan ini, penulis juga tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak, agar penulis dapat melakukan perbaikan lebih lanjut dimasa mendatang.

Bandung, Agustus 2015

(4)

iv Abstrak

PERANCANGAN MEDIA INFORMASI TENTANG ALAT KESELAMATAN DI KERETA API

Oleh:

Yonanda Galih Warie 51911129

Program Studi Desain Komunikasi Visual

Kereta api merupakan salah satu alat transportasi yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Sebagai perusahaan yang mengelola jasa layanan kereta api, sudah menjadi kewajiban bagi PT KAI (Kereta Api Indonesia) untuk memberikan pelayanan yang terbaik untuk para pengguna jasanya. Salah satunya adalah dengan memberikan rasa aman dan nyaman.

PT KAI sudah menyediakan berbagai fasilitas demi tercapainya rasa aman dan nyaman tersebut, termasuk alat keselamatan. Alat keselamatan tersebut dapat digunakan oleh penumpang kereta api apabila sewaktu-waktu terjadi keadaan darurat atau bahaya. Namun tidak semua penumpang mengetahui tentang tata cara menggunakan alat keselamatan tersebut.

Oleh karena itu, fasilitas seperti alat keselamatan juga harus dibarengi dengan media informasi yang baik, agar setiap penumpang dapat memahami tata cara penggunaan alat keselamatan tersebut apabila sewaktu-waktu terjadi kondisi yang darurat atau bahaya dalam kereta api.

(5)

v Abstract

THE DESIGNING OF INFORMATION MEDIA ABOUT SAFETY

EQUIPMENT ON RAILWAY

By:

Yonanda Galih Warie 51911129

Study Programme Visual Communication Design

Railway is one of the most widely transportation used by Indonesian peoples. As

the company that manages the service of railway, has become a liability for PT

KAI (Indonesia Railway Company) to provide the best service for its customer.

One of the ways is by giving the feel of safety and comfort.

PT KAI has provided many kind of facilities to reach that purpose, includes

providing safety equipments. Safety equipments can be used by railway

passengers on emergency or dangerous situation. But unfortunately, not all of the

passengers know how to use those safety equipments.

Because of that, facilities such as safety equipments are also need to be

accompanied by good information media, so that every passenger knows how to

use those safety equipments in emergency or dangerous situation.

(6)

vi DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

KOSAKATA/GLOSARY ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

BAB II PERANCANGAN MEDIA INFORMASI TENTANG ALAT KESELAMATAN DI KERETA API ... 3

II.2.4 Peralatan Keselamatan Kereta Api ... 10

II.2.5 Data Lapangan ... 13

(7)

vii

II.4 Target Audience ... 17

II.5 Ringkasan dan Solusi ... 17

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL ... 18

III.1 Strategi Perancangan ... 18

III.1.2 Tujuan Komunikasi ... 18

III.1.3 Pendekatan Komunikasi ... 18

III.1.4 Materi Pesan ... 19

III.1.5 Gaya Bahasa ... 19

III.1.6 Khalayak Sasaran Perancangan ... 19

III.1.7 Strategi Kreatif ... 20

III.1.8 Strategi Media ... 25

III.1.9 Strategi Distribusi dan Waktu Penyebaran Media ... 27

(8)

viii DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 Anatomi infografis ... 4

Gambar II.2 Contoh infografis statis ... 5

Gambar II.3 Potongan gambar dari contoh infografis bergerak ... 6

Gambar II.4 Contoh infografis interaktif ... 7

Gambar II.5 Alat Pemadam Api Ringan (APAR) ... 10

Gambar III.1 Infografis yang terdiri atas gambar dan tulisan ... 18

Gambar III.2 Storyboard instruksi Alat Pemadam Api ... 22

Gambar III.3 Storyboard instruksi Palu Pemecah Kaca ... 22

Gambar III.4 Storyboard instruksi Rem Bahaya ... 23

Gambar III.5 Storyboard instruksi Rem Tangan/Parkir ... 23

Gambar III.6 Storyboard instruksi Katub Darurat ... 23

Gambar III.7 Referensi visual 1 ... 24

Gambar III.8 Referensi visual 2 ... 24

Gambar III.9 Referensi visual 3 ... 24

Gambar III.10 Contoh instruksi penggunaan alat keselamatan dalam bentuk sticker yang digunakan KRL ... 25

Gambar III.11 Bagan waktu penyebaran media ... 27

Gambar III.12 Contoh layout yang menggunakan 2 kolom grid ... 29

Gambar III.13 Contoh layout yang menggunakan 3 kolom grid ... 29

Gambar III.14 Helvetica Rounded Bold ... 30

Gambar III.15 Helvetica Bold ... 30

Gambar III.16 Helvetica Reguler ... 30

Gambar III.17 Alat pemadam api digambarkan dengan gaya flat desain ... 31

Gambar III.18 Rem Tangan digambarkan dengan gaya flat desain ... 31

(9)

ix

Gambar III.20 Warna merah, menandakan informasi penting... 32

Gambar IV.1 Sketsa perancangan infografis ... 33

Gambar IV.2 Tahap digitalisasi perancangan infografis menggunakan Adobe Illustrator ... 33

Gambar IV.3 Tahap layouting dan pemberian teks menggunakan Adobe Photoshop ... 34

Gambar IV.4 Infografis penggunaan Alat Pemadam Api di kereta api ... 34

Gambar IV.5 Infografis penggunaan Palu Pemecah Kaca di kereta api ... 35

Gambar IV.6 Infografis penggunaan Rem Bahaya di kereta api ... 35

Gambar IV.7 Infografis penggunaan Rem Tangan/Parkir di kereta api ... 35

Gambar IV.8 Infografis penggunaan Katub Darurat di kereta api ... 36

Gambar IV.9 Infografis letak alat keselamatan di kereta api ... 36

Gambar IV.10 Ukuran cetak masing-masing infografis penggunaan alat keselamatan di kereta api ... 37

Gambar IV.11 Ukuran cetak infografis lokasi alat keselamatan di kereta api . 38 Gambar IV.12 Aplikasi infografis Alat Pemadam Api ... 38

Gambar IV.13 Aplikasi infografis Palu Pemecah Kaca ... 39

Gambar IV.14 Aplikasi infografis Rem Bahaya ... 39

Gambar IV.15 Aplikasi infografis Rem Tangan/Parkir ... 39

Gambar IV.16 Aplikasi infografis letak alat keselamatan ... 40

Gambar IV.17 Ukuran cetak dan aplikasi x-banner ... 40

Gambar IV.18 Potongan scene video infografis ... 41

Gambar IV.19 Aplikasi video infografis di stasiun... 41

Gambar IV.20 Desain brosur ... 42

Gambar IV.21 Aplikasi brosur ... 42

Gambar IV.22 Desain poster ... 43

Gambar IV.23 Desain e-flyer ... 43

Gambar IV.24 Penyebaran e-flyer melalui sosial media ... 44

Gambar IV.25 Ukuran total sampul kalender ... 44

Gambar IV.26 Ukuran isi kalender (depan dan belakang) ... 45

Gambar IV.27 Aplikasi kalender untuk penumpang ... 45

(10)
(11)

xi DAFTAR TABEL

Tabel II.1 Jumlah Korban Kecelakaan Kereta Api Tahun 2009 – 2013 ... 9 Tabel II.2 Jumlah Kecelakaan Kereta Api Tahun 2009 – 2013 ... 10 Tabel II.3 Pengetahuan calon penumpang mengenai alat

(12)

xii DAFTAR LAMPIRAN

(13)

xiii KOSAKATA/GLOSARY

E-Flyer: Flyer dalam bentuk digital

Space: Ruang

Layout: Tata letak

Typeface: Karakter-karakter (huruf) yang didesain khusus untuk digunakan

bersama-sama. Karakter ini memiliki desain dan proporsi yang serupa dan konsisten (Rustan, 2011, h.18)

(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Seiring berkembagnya zaman, mobilitas manusia pun semakin tinggi. Hal tersebut menjadikan alat transportasi tergolong ke dalam salah satu kebutuhan utama manusia. Salah satu alat transportasi yang sampai saat ini masih sering digunakan adalah kereta api.

Tanggal 28 September 1945 ditetapkan sebagai Hari Kereta Api sekaligus hari dibentuknya Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI) yaitu perusahaan yang mengelola perkeretaapian Indonesia. Dalam perkembangannya, DKARI beberapa kali mengalami pergantian nama, hingga saat ini namanya menjadi PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau PT KAI.

Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang transportasi publik, PT KAI tentunya harus selalu meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan. Salah satunya adalah dengan terus menjaga dan mengembangkan sarana dan prasarana yang dimiliki. Dari sekian banyak sarana yang ada, peralatan keselamatan merupakan salah satu yang terpenting.

PT KAI sudah melengkapi kereta api dengan beberapa peralatan keselamatan yang dapat digunakan oleh penumpangnya dalam keadaan tertentu, diantaranya: Alat Pemadam Api Ringan (APAR), Rem Bahaya, Palu Pemecah kaca, dan Katub Darurat. Namun, masih banyak penumpang kereta api yang belum mengetahui cara menggunakan atau bahkan letak dari peralatan keselamatan tersebut. Hal itu merupakan fenomena yang merisaukan mengingat pentingnya peralatan keselamatan tersebut untuk digunakan dalam situasi yang berbahaya dan darurat.

(15)

2 penggunaan peralatan keselamatan dalam bentuk tulisan, berbeda dengan kereta api kelas bisnis dan eksekutif serta anak perusahaannya sendiri yaitu PT KAI Commuter Jabodetabek (PT KCJ) yang sudah mencantumkan tata cara penggunaan peralatan keselamatan melalui tulisan dan gambar.

Oleh karena itu, media informasi yang efektif juga dibutuhkan untuk mendukung sosialisasi tentang peralatan keselamatan pada kereta api guna terwujudnya transportasi yang aman dan nyaman.

I.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan, dapat diidentifikasi masalah yaitu: Belum ada media informasi yang efektif mengenai tata cara menggunakan alat keselamatan pada kereta api kelas ekonomi sehingga banyak penumpang yang masih belum tahu mengenai hal tersebut.

I.3 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang timbul yaitu: Bagaimana merancang media informasi yang efektif mengenai tata cara menggunakan alat keselamatan pada kereta api kelas ekonomi untuk para penumpang?

I.4 Batasan Masalah

Masalah dibatasi pada perancangan media informasi untuk gerbong kereta api kelas ekonomi saja, mengingat pada gerbong kelas bisnis dan eksekutif sudah ada instruksi yang jelas yang diletakkan di dekat peralatan keselamatan.

I.5 Tujuan Perancangan

(16)

3 BAB II

PERANCANGAN MEDIA INFORMASI TENTANG ALAT KESELAMATAN DI KERETA API

II.1 Landasan Teori

Dalam melakukan perancangan media informasi tentang alat keselamatan di kereta api ini, ada beberapa landasan teori yang digunakan. Diantaranya yaitu teori tentang media informasi dan infografis.

II.1.1 Media Informasi

Sutopo (seperti dikutip Regina, 2014) media adalah perantara komunikasi antara komunikator (pengirim pesan) dan komunikan (penerima pesan). Sedangkan informasi dapat diartikan sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk lain yang lebih berguna dan lebih bermanfaat bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian nyata untuk kemudian digunakan dalam pengambilan keputusan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa media informasi berarti alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan berupa hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna untuk khalayak, yang kemudian dapat digunakan dalam pengambilan keputusan. Media informasi dalam perannya sebagai alat penyampai pesan, haruslah tepat sasaran, agar pesan dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan itu sendiri, atau dalam hal ini khalayak.

II.1.2 Infografis

(17)

4 Secara lebih formal, infografis didefinisikan sebagai visualisasi data atau ide-ide yang mencoba untuk menyampaikan informasi kompleks untuk khalayak dengan cara yang dapat dengan cepat dikonsumsi dan mudah dipahami (Smiciklas, 2012, h.3).

Gambar II.1 Anatomi infografis

Sumber: Smiciklas (2012)

Infografis dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan formatnya, yaitu infografis statis, infografis bergerak dan infografis interaktif (Lankow, 2012, h.13).

Infografis Statis

Biasanya berisi informasi tetap. Interaksi pengguna mencakup melihat dan membaca. Yang ditampilkan ialah gambar diam. Kebanyakan bersifat naratif, namun bisa juga bersifat eksploratif. Ada tiga jenis utama konten infografis statis, antara lain:

- Laporan dan presentasi.

(18)

5 Gambar II.2 Contoh infografis statis

Sumber: Lankow (2012)

Infografis Bergerak

(19)

6 Gambar II.3 Potongan gambar dari contoh infografis bergerak

Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=xekEXM0Vonc

(20)

7 • Infografis Interaktif

Dalam infografis Interaktif, informasi dapat bersifat tetap, namun dapat juga bersifat dinamis. Interaksi pengguna terdiri atas mengklik, mencari data secara spesifik, secara aktif membentuk konten yang disajikan, dan memilih informasi mana yang diakses dan divisualisasikan.

Gambar II.4 Contoh infografis interaktif

Sumber: http://sarahjustine.com/wpcontent/uploads/2013/12/ukenergy.jpg

(9 Juni 2015)

Dalam merancang infografis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu informasi atau data, layout, ilustrasi, tipografi, dan warna.

- Informasi, yaitu pengetahuan dalam bentuk kata-kata, angka-angka, atau konsep yang dapat dikomunikasikan. Sedangkan data adalah informasi yang dapat dikuantifikasi.

- Layout, pada dasarnya dapat dijabarkan sebagai tata letak elemen-elemen

desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk medukung konsep atau pesan yang dibawanya. Me-layout adalah salah satu proses/tahapan kerja dalam desain (Rustan, 2009, h.0).

(21)

8 sebuah benda atau untuk menambahkan daya tarik estetis (Lankow, 2014, h.19).

- Tipografi, secara garis besar dapat diartikan sebagai sebuah disiplin ilmu tentang tata cara memilih dan mengelola huruf (Supriyono, 2010, h.19). Pemilihan jenis dan karakter huruf, serta cara pengelolaannya akan sangat menentukan keberhasilan desain.

- Warna, merupakan salah satu elemen visual yang dapat dengan mudah menarik perhatian pembaca. Namun, pemilihan warna yang kurang tepat dapat merusak citra, mengurangi nilai keterbacaan, dan bahkan dapat menghilangkan gairah baca (Supriyono, 2010, h.70).

II.2 Objek Penelitian

Objek utama dalam penelitian ini yaitu alat keselamatan yang ada di kereta api. Data penelitian diperoleh melalui studi literatur, riset langsung di lapangan, dan juga melalui internet.

II.2.1 Kereta Api

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2007 Tentang Perkeretaapian, pasal 1 ayat 2, menjelaskan bahwa kereta api sebagai sarana perkeretaapian dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan sarana perkeretaapian lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak di jalan rel yang terkait dengan perjalanan kereta api.

(22)

9 II.2.2 PT Kereta Api Indonesia

PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau PT KAI adalah Kereta Api Indonesia meliputi angkutan penumpang dan barang. Pada akhir investor swasta maupun pemerintah daerah diberi kesempatan untuk mengelola jasa angkutan kereta api Api Indonesia melakukan pemisahan Divisi Jabodetabek menjadi PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) untuk mengelola sekitarnya (http://id.wikipedia.org). Saat ini PT KAI memiliki 469 unit lokomotif, dan 5758 unit gerbong yang siap beroperasi (laporan tahunan PT KAI tahun 2013).

II.2.3 Data Kecelakaan Kereta Api Tahun 2009 – 2013

Berikut ini adalah data kecelakaan kereta api yang diperoleh dari situs resmi Direktorat Jenderal Perkeretaapian

Tabel II.1 Jumlah Korban Kecelakaan Kereta Api Tahun 2009 – 2013

(23)

10

5. Banjir / Longsor 8 6 1 4 7

6. Lain-lain 8 4 6 2 6

Total 90 68 55 31 39

Tabel II.2 Jumlah Kecelakaan Kereta Api Tahun 2009 – 2013

Sumber: http://djka.dephub.go.id/statistik (2015)

II.2.4 Peralatan Keselamatan Kereta Api

Dalam Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia tahun 2014, pada lampirannya dinyatakan bahwa standar pelayanan minimum dalam perjalanan, kereta api harus dilengkapi fasilitas keselamatan dan keamanan. Yaitu untuk memberikan rasa aman dan menjamin keselamatan bagi pengguna jasa kereta api. Fasilitas yang dapat digunakan oleh para penumpang diantaranya adalah Alat Pemadam Api Ringan (APAR), Rem Darurat, dan Alat Pemecah Kaca. Alat-alat keselamatan tersebut ada pada setiap gerbong dan setiap kereta PT KAI.

Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

Gambar II.5 Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

Sumber: PPKA Daop 2 Bandung (2015)

(24)

11 untuk mengeluarkan isi dari alat tersebut. Maju secara hati-hati dan semprotkan dari samping ke samping.

Rem Darurat

Pada kereta api milik PT KAI terdapat 3 peralatan keselamatan yang berfungsi sebagai rem darurat, yaitu:

- Rem Tangan/Parkir

Gambar II.6 Rem Tangan/Parkir

Sumber: PPKA Daop 2 Bandung (2015)

Letak rem ini berada di atas jendela dekat toilet atau di bordes, untuk rem bahaya yang ada di bordes cara penggunaanya memutarnya searah jarum jam. Dan untuk rem bahaya yang ada di kabin kereta letaknya diatas jendela dekat toilet, cara penggunaanya dengan memutar tuas tersebut.

- Rem Bahaya

Gambar II.7 Rem Bahaya

(25)

12 Sedangkan Rem Bahaya terdapat di dekat kursi penumpang. Cara menggunakannya yaitu dengan menggeser kaca pelindung rem bahaya ke kanan, lalu tarik tuas yang ada didalamnya.

- Katub Darurat

Gambar II.8 Katub Darurat

Sumber: PPKA Daop 2 Bandung (2015)

Letak Katub Darurat ini berada di kabin kereta diatas jendela yang bertuliskan “Katub Darurat” di nomor tempat duduk 23D 23E. Cara penggunaanya dengan membuka pelindung alat ini. Lalu membuka segel yang terpasang di keran katub dan tarik Katub ke arah atas.

Palu Pemecah Kaca

Gambar II.9 Palu Pemecah Kaca

(26)

13 Dalam keadaan darurat palu ini bisa memecahkan kaca untuk keluar dari kereta jika pintu macet atau tidak bisa dibuka. Letak Palu Pemecah Kaca berada di dalam kabin kereta, diatas jendela tempat duduk yang bernomorkan 19D 19E. Cara penggunaanya adalah dengan membuka kaca pelindung palu tersebut dengan menggeser kacanya ke arah kanan, ambil palunya lalu pecahkan kaca untuk keluar dari kereta.

II.2.5 Data Lapangan

Untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan calon penumpang kereta api mengenai alat keselamatan yang ada di kereta api, dilakukan survei dengan cara menyebar kuisioner di sebuah stasiun. Penentuan sampel dilakukan menggunakan rumus Slovin (seperti dikutip Sarwono, 2007) yaitu:

n = �

1 +��2

dimana:

n = ukuran sampel N = ukuran populasi

e = toleransi tingkat kesalahan

Survei dilakukan di stasiun Bandung. Ukuran populasi ditetapkan dari jumlah calon penumpang kereta api pada satu waktu di stasiun tersebut, yaitu sekitar 200 orang. Sementara toleransi tingkat kesalahan yang digunakan yaitu sebesar 10% atau 0,1, maka:

(27)

14 yang tidak tahu cara

menggunakannya

Tabel II.3 Pengetahuan calon penumpang mengenai alat keselamatan di kereta api

Sumber: Dokumentasi Pribadi (2015)

Dari survei yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa masih banyak calon penumpang yang belum mengetahui tentang cara menggunakan alat keselamatan di kereta api.

II.3 Analisa

Masalah yang ada dianalisa menggunakan metode pertanyaan Kipling atau yang lebih dikenal dengan 5W+1H (what, who, where, when, why, how). Metode ini melibatkan pemikiran investigasi, sehingga dengan aplikasi pertanyaan yang benar akan menghasilkan analisa permasalahan yang lengkap sehingga solusi yang dicapai akan tepat dan efisien.

What (Apa)

- Apa yang menjadi inti permasalahan?

Banyak masyarakat pengguna jasa layanan kereta api yang belum mengetahui tentang cara menggunakan peralatan keselamatan yang ada di kereta api.

- Apa yang membuat permasalahan ini penting?

(28)

15 ada di kereta api merupakan hal yang sangat penting, guna meminimalisir dampak atau mencegah kecelakaan kereta api.

Who (Siapa)

- Siapa yang terlibat dan perlu dilibatkan dalam persoalan ini?

Masyarakat perngguna jasa layanan kereta api, PT Kereta Api Indonesia sebagai penyedia jasa layanan kereta api itu sendiri.

- Untuk siapa solusi permasalahan ini dibuat?

Untuk masyarakat pengguna jasa layanan kereta api.

When (Kapan)

- Kapan masalah ini timbul?

Sebenarnya masalah ini sudah timbul sejak lama. Karena hingga saat ini, masih banyak penumpang kereta api yang belum paham mengenai peralatan keselamatan yang ada di kereta api. Hal tersebut diperkuat dengan kesaksian Ririn, salah seorang pramugari Kereta Api Malabar yang mengalami kecelakaan pada tanggal 4 April 2014 di Tasikmalaya akibat longsor yang terjadi. Saat detik-detik terjadinya kecelakaan, hanya Ririn yang berinisiatif mengaktifkan rem bahaya. Hingga dampak kecelakaan pun berhasil diminimalisir.

- Kapan solusi permasalahan ini dibutuhkan?

Sesegera mungkin, mengingat pentingnya pemahaman para penumpang tentang peralatan keselamatan yang ada di kereta api.

Where (Dimana)

- Dimana masalah ini terjadi?

(29)

16 Daop I dikelola oleh PT KCJ. PT KCJ sudah melengkapi gerbongnya (kereta KRL) dengan instruksi yang jelas tentang penggunaan alat keselamatan.

Gambar II.10 Instruksi tata cara penggunaan alat keselamatan di KRL

Sumber:

http://assets.kompasiana.com/statics/files/2014/02/1392382372314623853.jpg (15

Juni 2015)

Why (Kenapa)

- Kenapa masalah ini timbul?

Berdasarkan survei yang sudah dilakukan di Stasiun Bandung, diperoleh informasi bahwa banyak penumpang kereta api yang tidak mengetahui tentang fungsi dan cara penggunaan peralatan keselamatan yang ada di kereta api, dikarenakan PT KAI masih kurang optimal dalam melaksanakan sosialisasi tentang peralatan keselamatan tersebut.

How (Bagaimana)

- Bagaimana cara mengatasi permasalahan ini?

(30)

17

II.4 Target Audience

Yang menjadi target audience-nya adalah seluruh masyarakat pengguna jasa layanan kereta api yang dikelola oleh PT KAI. Dengan umur 17 tahun keatas, mengingat beberapa peralatan keselamatan kereta api itu sendiri yang terletak agak tinggi sehingga diperlukan orang dewasa atau paling tidak masa remaja akhir untuk mengoperasikan peralatan keselamatan kereta api tersebut.

II.5 Ringkasan dan Solusi

(31)

18 BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

III.1 Strategi Perancangan

Strategi yang digunakan dalam perancangan media informasi tentang alat keselamatan di kereta api ini disusun dengan menentukan tujuan komunikasi, pendekatan komunikasi, materi pesan, gaya bahasa, khalayak sasaran, strategi kreatif serta strategi media.

III.1.1 Tujuan Komunikasi

Secara garis besar tujuan komunikasi dalam perancangan ini yaitu untuk menginformasikan kepada masyarakat pengguna jasa layanan kereta api tentang alat keselamatan yang ada di kereta api. Tujuan lebih jauhnya lagi yaitu untuk menciptakan rasa aman dan nyaman pada saat menggunakan jasa layanan kereta api.

III.1.2 Pendekatan Komunikasi

Pendekatan komunikasi dilakukan secara visual dan juga verbal. Mengingat informasi yang akan disampaikan merupakan informasi yang tergolong penting, maka selain disajikan melalui gambar, informasi mengenai alat keselamatan kereta api juga akan dilengkapi tulisan dengan tujuan untuk memperjelas gambar. Dengan demikian, sasaran akan menerima pesan yang disampaikan secara utuh.

Gambar III.1 Infografis yang terdiri atas gambar dan tulisan

Sumber:

(32)

19 III.1.3 Materi Pesan

Materi pesan yang terdapat dalam perancangan ini bersifat informatif dan edukatif. Yaitu berupa informasi mengenai dalam kondisi seperti apa alat keselamatan tersebut harusnya digunakan, lalu informasi tentang letak alat keselamatan pada masing-masing gerbong kereta api, dan juga instruksi atau tata cara penggunaan alat-alat keselamatan tersebut.

III.1.4 Gaya Bahasa

Gaya bahasa yang digunakan bersifat formal. Tidak menggunakan istilah asing, mengingat instruksi tentang alat keselamatan harus dimengerti oleh semua penumpang kereta api. Selain itu, instruksi juga dikemas secara singkat namun tetap jelas.

III.1.5 Khalayak Sasaran Perancangan

Khalayak sasaran perancangan terdiri atas segmentasi serta consumer journey.

A. Segmentasi

Segmentasi tersusun atas aspek demografis, geografis, dan psikografis.

Demografis

- Usia :17 – 35 tahun

- Jenis Kelamin :Laki-laki dan perempuan - Pekerjaan :Semua golongan

Geografis

(33)

20 • Psikografis

Pribadi yang tenang dan waspada, mengingat informasi yang disampaikan berupa informasi tentang alat keselamatan, sehingga dibutuhkan tingkat ketenangan dan kewaspadaan yang tinggi ketika mengoperasikan alat keselamatan tersebut dalam keadaaan darurat.

B. Consumer Journey

Waktu Tempat Kegiatan

Pagi

Rumah Sarapan, bersiap-siap beraktivitas Stasiun Menunggu, duduk

Kereta Duduk

Siang Kantin Makan siang

Sore

Sekolah, kampus, kantor

Berjalan pulang

Stasiun Menunggu, duduk Kereta Duduk

Stasiun Berjalan

Malam Rumah Makan malam, nonton televisi Tabel III.1 Consumer journey

Sumber: Dokumentasi pribadi (2015)

III.1.6 Strategi Kreatif

(34)

21

Copywriting

Copywriting yang digunakan dalam perancangan ini, sebagian besar

merupakan kalimat perintah jelas dan sederhana seperti “Tarik tuas rem bahaya” atau “Buka kaca pelindung palu pemecah kaca kearah kanan”, dengan demikian penumpang yang membacanya akan dapat langsung memahami pesan yang disampaikan.

Storyline

Berikut ini adalah storyline yang dibuat untuk masing-masing perancangan instruksi alat keselamatan:

- Alat Pemadam Api

1) Menekan tombol “PUSH” pada lemari Alat Pemadam Api

2) Membuka lemari Alat Pemadam Api, lalu mengeluarkan Alat Pemadam Api

3) Menarik pin yang terdapat pada tuas Alat Pemadam Api

4) Mengarahkan ujung selang Alat Pemadam Api pada api yang menyala 5) Menekan tuas Alat Pemadam Api secara perlahan

6) Semprotkan Alat Pemadam Api dari sisi ke sisi hingga api padam

- Palu Pemecah Kaca

1) Membuka kaca penutup Palu Pemecah Kaca 2) Mengambil Palu Pemecah Kaca

3) Memecahkan kaca jendela

- Rem Bahaya

1) Membuka kaca penutup Rem Bahaya 2) Menarik tuas Rem Bahaya

- Rem Tangan

(35)

22 - Katub Darurat

1) Membuka kaca penutup Katub Darurat 2) Melepas segel pada keran katub darurat 3) Menarik tuas Katub Darurat kearah atas

Storyboard

Adapun storyboard atau sketsa visual yang digunakan dalam perancangan media informasi tentang alat keselamatan di kereta api ini, antara lain:

Gambar III.2 Storyboard instruksi Alat Pemadam Api

Sumber: Dokumentasi pribadi (2015)

Gambar III.3 Storyboard instruksi Palu Pemecah Kaca

(36)

23 Gambar III.4 Storyboard instruksi Rem Bahaya

Sumber: Dokumentasi pribadi (2015)

Gambar III.5 Storyboard instruksi Rem Tangan/Parkir

Sumber: Dokumentasi pribadi (2015)

Gambar III.6 Storyboard instruksi Katub Darurat

Sumber: Dokumentasi pribadi (2015)

Visualisasi

(37)

24 Gambar III.7 Referensi visual 1

Sumber:

Gambar III.8 Referensi visual 2

Sumber

Gambar III.9 Referensi visual 3

Sumber

(38)

25 III.1.7 Strategi Media

Media yang digunakan berasal dari analisa consumer journey, terdiri atas media utama dan media pendukung.

A. Media Utama

Media yang digunakan sebagai media utama yaitu sticker yang ditempel di dalam gerbong kereta, didekat kursi penumpang, serta di dekat alat keselamatan.

Gambar III.10 Contoh instruksi penggunaan alat keselamatan

dalam bentuk sticker yang digunakan KRL

Sumber

(39)

26 B. Media Pendukung

Media yang digunakan sebagai media pendukung antara lain:

X-Banner

X-banner akan diletakkan didekat pintu masuk stasiun, sehingga setiap

calon penumpang diharapkan melihat x-banner tersebut.

Video Infografis

Video infografis tentang alat keselamatan kereta api akan ditampilkan pada layar LCD di tempat tunggu calon penumpang.

Brosur

Brosur akan disediakan pada setiap loket pembelian tiket, dengan demikian, calon penumpang kereta api dapat mengambilnya setelah membeli tiket.

Poster

Poster akan dipajang di dalam stasiun, dekat bagian informasi, sehingga penumpang yang sedang melihat jadwal keberangkatan juga dapat melihat poster tentang alat keselamatan ini.

E-Flyer

E-flyer akan disebar melalui internet, baik melalui website maupun sosial

media yang dikelola oleh PT KAI sendiri maupun oleh akun Paguyuban Pecinta Kereta Api. Dengan demikian media ini akan tersebar dengan luas.

Kalender

(40)

27 • Buku Catatan

Media ini dibuat untuk para penumpang yang gemar menulis atau menggambar. Akan disediakan di loket pembelian tiket,

III.1.8 Strategi Distribusi dan Waktu Penyebaran Media

Agar penerapan rancangan media informasi ini berjalan dengan efektif, perlu direncanakan strategi distribusi serta waktu penyebaran media. Berikut ini merupakan skema distribusi dan penyebarannya:

Strategi Distribusi

Seluruh media tersebut akan disebarkan secara serentak ke setiap daerah operasi kereta api, langsung oleh PT KAI dengan bantuan Paguyuban Pecinta Kereta Api masing-masing daerah operasi kereta api. Dengan demikian distribusi media akan terlaksana lebih cepat.

Waktu Penyebaran Media

Gambar III.11 Bagan waktu penyebaran media

Sumber: Dokumentasi pribadi (2015)

(41)

28 III.2 Konsep Visual

Adapun konsep visual dari perancangan media informasi tentang alat keselamatan di kereta api ini, antara lain: format desain, layout atau tata letak, huruf, ilustrasi, dan warna.

III.2.1 Format Desain

Format desain secara keseluruhan disajikan dalam bentuk infografis. Infografis dipilih karena dianggap sebagai format desain paling efektif dalam perancangan ini. Infografis banyak ditemui di kehidupan sehari-hari. Baik dalam buku literatur, di internet, maupun di koran. Dengan demikian, infografis sudah akrab dengan masyarakat sehingga infografis akan dapat dengan mudah diterima dan dimengerti.

Alasan lainnya, peneliti menemukan bahwa orang-orang yang mengikuti arahan melalui ilustrasi dan teks melakukannya lebih baik 323% dari pada orang-orang yang mengikuti arahan tanpa ilustrasi (http://neomam.com). Infografis akan dicetak dalam bentuk sticker. Sedangkan ukurannya disesuaikan dengan space kosong sekitar tempat duduk penumpang dan sekitar alat-alat keselamatan di kereta api.

III.2.2 Tata Letak

(42)

29 Gambar III.12 Contoh layout yang menggunakan 2 kolom grid

Sumber: Dokumentasi pribadi (2015)

Gambar III.13 Contoh layout yang menggunakan 3 kolom grid

Sumber: Dokumentasi pribadi (2015)

III.2.3 Huruf

Font yang digunakan dalam perancangan ini adalah Helvetica Rounded.

Menggunakan typeface Helvetica Rounded Bold untuk headline atau judul. Sedangkan untuk body text menggunakan font Helvetica dengan typeface Helvetica Bold dan Helvetica Reguler. Selain untuk menambah nilai estetis, ketiga

(43)

30 Gambar III.14 Helvetica Rounded Bold

Sumber: Dokumentasi pribadi (2015)

Gambar III.15 Helvetica Bold

Sumber: Dokumentasi pribadi (2015)

Gambar III.16 Helvetica Reguler

Sumber: Dokumentasi pribadi (2015)

III.2.4 Ilustrasi

(44)

31 perancangan ini, ilustrasi atau gambar yang digunakan merupakan representasi dari objek yang sesungguhnya, namun digambarkan dalam gaya flat desain.

Gambar III.17 Alat pemadam api digambarkan dengan gaya flat desain

Sumber: Dokumentasi pribadi (2015)

Gambar III.18 Rem Tangan digambarkan dengan gaya flat desain

Sumber: Dokumentasi pribadi (2015)

Dibalik nilai estetiknya, Flat desain memiliki tujuan fungsional bagi yang sasarannya. Desain yang minimalis dianggap akan langsung menarik perhatian (www.tupperware.co.id). Dengan demikian, diharapkan orang yang melihatnya dapat dengan cepat memahami pesan yang disampaikan.

III.2.5 Warna

(45)

32 Gambar III.19 Warna yang digunakan dalam perancangan

Sumber: Dokumentasi pribadi (2015)

Selain warna-warna itu, digunakan warna merah yang mencolok, untuk menarik perhatian sekaligus mengisyaratkan bahwa ini adalah informasi yang penting.

Gambar III.20 Warna merah, menandakan informasi penting

(46)

33 BAB IV

TEKNIS PRODUKSI DAN APLIKASI MEDIA

IV.1 Media Utama

Berikut ini merupakan tahapan produksi, final artwork atau hasil akhir, teknis produksi, serta aplikasi dari media utama.

IV.1.1 Tahapan Produksi

Tahapan produksi dari media utama terdiri atas tahap sketsa, tahap digitalisasi, tahap pengaturan layout atau tata letak, serta pemberian teks.

1) Sketsa

Alat keselamatan digambar tahap demi tahap menggunakan pensil 2B pada kertas sketchbook.

Gambar IV.1 Sketsa perancangan infografis

Sumber: Dokumentasi pribadi (2015)

2) Digitalisasi

Gambar IV.2 Tahap digitalisasi perancangan infografis

menggunakan Adobe Illustrator

(47)

34 Gambar hasil sketsa di scan lalu digambar ulang secara digital menggunakan Adobe Illustrator.

3) Layouting dan pemberian teks

Objek hasil digitalisasi menggunakan Adobe Illustrator di-export ke Adobe Photoshop untuk kemudian diatur tata letak/layout-nya dan diberikan teks.

Gambar IV.3 Tahap layouting dan pemberian teks menggunakan Adobe Photoshop

Sumber: Dokumentasi pribadi (2015)

IV.1.2 Final Artwork

Berikut ini merupakan final artwork atau hasil akhir dari perancangan media informasi tentang alat keselamatan di kereta api.

Gambar IV.4 Infografis penggunaan Alat Pemadam Api di kereta api

(48)

35 Gambar IV.5 Infografis penggunaan Palu Pemecah Kaca di kereta api

Sumber: Dokumentasi pribadi (2015)

Gambar IV.6 Infografis penggunaan Rem Bahaya di kereta api

Sumber: Dokumentasi pribadi (2015)

Gambar IV.7 Infografis penggunaan Rem Tangan/Parkir di kereta api

(49)

36 Gambar IV.8 Infografis penggunaan Katub Darurat di kereta api

Sumber: Dokumentasi pribadi (2015)

Gambar IV.9 Infografis letak alat keselamatan di kereta api

Sumber: Dokumentasi pribadi (2015)

IV.1.3 Teknis Produksi

(50)

37 Gambar IV.10 Ukuran cetak masing-masing infografis

penggunaan alat keselamatan di kereta api

(51)

38 Gambar IV.11 Ukuran cetak infografis lokasi

alat keselamatan di kereta api

Sumber: Dokumentasi pribadi (2015)

IV.1.4 Aplikasi Media

Berikut ini adalah gambaran ketika media diaplikasikan ke dalam kereta:

Gambar IV.12 Aplikasi infografis Alat Pemadam Api

(52)

39 Gambar IV.13 Aplikasi infografis Palu Pemecah Kaca

Sumber: Dokumen PPKA Daop 2 Bandung (2015)

Gambar IV.14 Aplikasi infografis Rem Bahaya

Sumber: Dokumen PPKA Daop 2 Bandung (2015)

Gambar IV.15 Aplikasi infografis Rem Tangan/Parkir

(53)

40 Gambar IV.16 Aplikasi infografis letak alat keselamatan

Sumber: Dokumentasi pribadi (2015)

IV.2 Media Pendukung

Berikut ini merupakan rancangan dan aplikasi dari media pendukung yang digunakan.

X-Banner

X-Banner akan diproduksi menggunakan teknik digital printing, dengan

ukuran 60 cm x 160 cm, menggunakan bahan Flexy Korea, sehingga dapat digunakan baik untuk kepentingan indoor maupun outdoor.

Gambar IV.17 Ukuran cetak dan aplikasi x-banner

(54)

41 • Video Infografis

Video infografis dibuat dengan resolusi 1280 x 720px dengan format .avi.

Gambar IV.18 Potongan scene video infografis

Sumber: Dokumentasi pribadi (2015)

Gambar IV.19 Aplikasi video infografis di stasiun

Sumber: Dokumentasi pribadi (2015)

Brosur

(55)

42 Gambar IV.20 Desain brosur

Sumber: Dokumentasi pribadi (2015)

Gambar IV.21 Aplikasi brosur

Sumber: Dokumentasi pribadi (2015)

Poster

(56)

43 Gambar IV.22 Desain poster

Sumber: Dokumentasi pribadi (2015)

E-Flyer

E-Flyer dibuat dengan bentuk persegi atau kotak, dengan resolusi 500 x 500

px.

Gambar IV.23 Desain e-flyer

(57)

44 Gambar IV.24 Penyebaran e-flyer melalui sosial media

Sumber: Dokumentasi pribadi (2015)

Kalender

Kalender akan diproduksi menggunakan teknik cetak offset menggunakan art paper untuk sampul, dan kertas hvs untuk isinya. Dirancang agar dapat dilipat,

dengan ukuran sebagai berikut:

Gambar IV.25 Ukuran total sampul kalender

(58)

45 Gambar IV.26 Ukuran isi kalender (depan dan belakang)

Sumber: Dokumentasi pribadi (2015)

Gambar IV.27 Aplikasi kalender untuk penumpang

Sumber: Dokumentasi pribadi (2015)

Buku Catatan

(59)

46 Gambar IV.28 Sampul depan dan belakang buku catatan

Sumber: Dokumentasi pribadi (2015)

Gambar IV.29 Halaman yang digunakan sebagai sekat buku

Sumber: Dokumentasi pribadi (2015)

Gambar IV.30 Aplikasi buku catatan untuk penumpang

(60)

47 DAFTAR PUSTAKA

Sumber buku:

Lankow, J., Ritchie, J., & Crooks, R.(2012). Infographics: The Power of Visual Storytelling. New Jersey: Wiley.

Rustan, S. (2008). Layout, Dasar &Penerapannya. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Rustan, S. (2011). Font & Tipografi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sarwono, J., & Lubis, H. (2007). Metode Riset Untuk Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: ANDI.

Smiciklas, M. (2012). The Power of Infographics. Indianapolis:Pearson Education, Inc.

Supriyono, R. (2010). Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: ANDI.

Sumber makalah:

Regina, L. (2014). Perancangan Multimedia Interaktif Tentang Menjaga dan Merawat Kualitas Sperma. Tugas akhir tidak diterbitkan. Bandung: Universitas

Komputer Indonesia.

Sumber dokumen pemerintah:

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72. (2009). Tersedia di: http://hukum.unsrat.ac.id [19 Mei 2015]

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 tentang Perkeretaapian. (2007). Tersedia di: http://djka.dephub.go.id [21 April 2015]

Sumber halaman internet:

Anonim. (2013). Interactive Infographic – 13 Reasons Why Your Brain Craves Infographic. Tersedia di: http://www.neomam.com/interactive/13reasons/ [2

Mei 2015]

Anonim. (2013). Welcome, Flat Design!. Tersedia di:

(61)

48 Aliffianiko, A. (2015). Kereta Api Indonesia. Tersedia di:

(62)
(63)

Lampiran C

Data Riwayat Hidup

Data Pribadi

Nama : Yonanda Galih Warie Jenis kelamin : Laki-laki

Tempat, tanggal lahir : Tegal, 4 Januari 1994 Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Alamat lengkap : Perumahan Bumi Metro Blok C1 No. 15, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi

Telepon : 081220269747

E-mail : yonandagalih@gmail.com

Pendidikan

1999 – 2005 : SD Negeri Pakujajar CBM - Sukabumi 2005 - 2008 : SMP Muhammadiyah 1 - Sukabumi 2008 – 2011 : SMA Negeri 1 Cibadak - Sukabumi

Gambar

Gambar III.1 Infografis yang terdiri atas gambar dan tulisan
Tabel III.1 Consumer journey
Gambar III.5 Storyboard instruksi Rem Tangan/Parkir
Gambar III.8 Referensi visual 2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pemasangan DVB receiver dan antena satelit parabola dapat juga dilakukan pada apartemen Mediterania Garden Residences Tower A lantai 32 untuk dihubungkan kepada PC router utama,

Setelah memahami pengertian umum dan khusus kejahatan terhadap kemanusiaan dalam surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum Ad Hoc, fakta-fakta hukum yang terungkap dalam persidangan (

Karawitan mem iIi k i dua si stem nada yang d i pcrcaya asli I ndoncsia, ya itu slendro dan pelog. Penggunaan laras slendro atau pelog adalah salah satu unsur

Walaupun pekerdjaan dari Panitia Pembaharuan Peraturan Beton Bertulang Indonesia sangat dipermudah oleh adanja rekomendasi-rekomendasi badan-badan International seperti FIP- CEB

Nasabah memperlihatkan kode voucher pada histori transaksi akun Mandiri Fiestapoin Nasabah kepada kasir saat ingin melakukan pembayaran. Kapan Nasabah dapat mengikuti program

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, disimpulakan bahwa (1) aktivitas pembelajaran PKn padaaktivitas fisikdengan menggunakan metode bermain peran pada siswa

3.2 Keuntungan dan kerugian terhadap logo yang didaftarkan dengan logo yang tidak didaftarkan guna memperoleh perlindungan secara hukum Sebuah logo dari merek atas