• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas III A MIN Ciputat Tangerang Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas III A MIN Ciputat Tangerang Selatan"

Copied!
281
0
0

Teks penuh

(1)

KELAS III A MIN CIPUTAT TANGERANG SELATAN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh

RISA AFRIYANTI

NIM 1110018300053

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

KBLAS

III

A

MIN CIPUTAT

TANGERANG

SELATAN

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat

Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Risa Afriyanti 11100183000s3

NrP. 19700606 199702

I

002

PROGRAM

STUDT

PENDIDIKAN

GURU

MADRASAH

IBTTDATYAH

FAKULTAS

ILMU

TARBIYAH

DAN

KEGURUAI\

UNIVERSITAS

ISLAM

NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH

JAKARTA

(3)

Skripsi berjudul Penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III

A MIN Ciputat

Tangerang Selatan disusun oleh Risa Afriyanti, NIM. I I10018300053, Program Studi Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas

llmu Tarbiyah

dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas,

Jakarta,3 Oktober 2014

Yang Mengesahkan, Dosen Pembimbing Skripsi

(4)

Skripsi berjudul Penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III A MIN Ciputat Tangerang Selatan disusun oleh RISA AFRIYANTI Nomor Induk Mahasiswa I I10018300053, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. dan

telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal l5 Oktober 2014 di

hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Sl (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

Jakarta, 15 Oktober 2014

Panitia Ujian Munaqasah

Tanggal Tanda Tangan

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Prodi PGMI)

Dr. Fauzan. M.A

NrP. 19761 1 07 200701 1 01 3

Sekretaris (Sekretaris Prodi PGMI)

Asep Ediana Latip. M.Pd NIP.19810623 200912 1 003

Penguji I

Takiddin. M.Pd

NrP.1983120620r

l0l

I 005

Penguji

ll

Dindin Ridwanudin. M.Pd NIP.l977l 121 201101 I 001

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan K

QQ!!.L,

t

/*/^tt

nb

2z /

z-o(

1"

Mengetahui,

(5)

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama

: Risa Afriyanti

NIM

: 1110018300053

Program

Studi

: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Alamat

: Jl. Bungan Cempaka No. 62 Rt. 014/02 Cipete Selatan

Cilandak, Jakarta Selatan 12410

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skipsi yang berjudul Penggunaan Lembar

Kerja Siswa

(LKS) Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar

IPS

Pada Siswa Kelas

III A

MIN

Ciputat

Tangerang Selatan adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:

Nama

NIP

Dosen Jurusan

Demikian surat menerima segala

sendiri.

: Dr. Muhamad

Aril

M.Pd

:19700606 199702

|

002

: Pendidikan IPS

pernyataan

ini

saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap

konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya

Jakarta,3 Oktober 2014 Yang Menyatakan

(6)

iv

Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III A MIN Ciputat Tangerang Selatan. Skripsi, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa setelah diterapkannya lembar kerja siswa dalam proses pembelajaran IPS. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III A MIN Ciputat Tangerang Selatan tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 40 siswa. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, pada tiap siklusnya terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan yakni teknik kualitatif dan kuantitatif. Teknik analisis data kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran di kelas berupa observasi dan hasil catatan lapangan. Sedangkan teknik analisis data kuantitatif dengan menggunakan hasil tes setiap siklus. Siklus akan berhenti jika indikator keberhasilan telah tercapai.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan lembar kerja siswa dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS siswa. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar IPS siswa dari siklus I ke siklus II. Peningkatan aktivitas belajar siswa ditunjukan dari rata-rata persentase aktivitas belajar siswa pada lembar observasi siklus I sebesar 53,13% dengan kategori kurang aktif dan meningkat pada siklus II mencapai 85,76% dengan kategori aktif. Sedangkan peningkatan hasil belajar siswa ditunjukan dari tes akhir siklus pada siklus I diperoleh nilai rata-rata 69 dengan tingkat ketuntasan hanya mencapai 82,5%, nilai rerata n-gain sebesar 0,49. Kemudian meningkat pada tes akhir siklus II dengan nilai rata-rata 82,25 dengan tingkat ketuntasan mencapai 100% dan nilai rerata n-gain

menjadi 0,65. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan lembar kerja siswa berhasil meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS siswa.

(7)

v

Learning Outcomes At the Social Studies Class III A MIN Ciputat South Tangerang. Thesis, Education Program Elementary School Teacher, Faculty of Tarbiyah and Teaching, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta.

Classroom Action Research aims to improve the activity and student learning outcomes after the implementation worksheets Social Studies students in the learning process. The subjects were students of class III A MIN Ciputat South Tangerang 2013/2014 school year, amounting to 40 students. This study was conducted in two cycles, each cycle consisting of four phases: planning, action, observation, and reflection. Data collection techniques used the qualitative and quantitative techniques. Qualitative data analysis techniques are used to describe the implementation of learning in the classroom in the form of observations and the results of field notes. While the quantitative data analysis techniques using the results of each test cycle. The cycle will stop if an indicator of success has been achieved.

The results showed that the use of worksheets and activities students can improve students' learning outcomes sosial studies. This is evidenced by an increase in activity and the results of social studies students from the first cycle to the second cycle. Improved student learning activities shown on the average percentage of student learning activities in observation sheet first cycle of 53.13% with less active category and increased in the second cycle reached 85.76% with the active category. While improving student learning outcomes of the test indicated the end of the cycle in the first cycle obtained average value 69 with completeness level reached only 82.5%, the average value of n-gain 0,49. Then increased at the end of the second cycle tests with an average value of 82.25 with a level of completeness reaches 100% and the average value of n-gain to 0,65. The results of this study it can be concluded that the use of worksheets students successful in increasing the activity and results of social studies students.

(8)

iv

Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III A MIN Ciputat Tangerang Selatan. Skripsi, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa setelah diterapkannya lembar kerja siswa dalam proses pembelajaran IPS. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III A MIN Ciputat Tangerang Selatan tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 40 siswa. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, pada tiap siklusnya terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan yakni teknik kualitatif dan kuantitatif. Teknik analisis data kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran di kelas berupa observasi dan hasil catatan lapangan. Sedangkan teknik analisis data kuantitatif dengan menggunakan hasil tes setiap siklus. Siklus akan berhenti jika indikator keberhasilan telah tercapai.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan lembar kerja siswa dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS siswa. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar IPS siswa dari siklus I ke siklus II. Peningkatan aktivitas belajar siswa ditunjukan dari rata-rata persentase aktivitas belajar siswa pada lembar observasi siklus I sebesar 53,13% dengan kategori kurang aktif dan meningkat pada siklus II mencapai 85,76% dengan kategori aktif. Sedangkan peningkatan hasil belajar siswa ditunjukan dari tes akhir siklus pada siklus I diperoleh nilai rata-rata 69 dengan tingkat ketuntasan hanya mencapai 82,5%, nilai rerata n-gain sebesar 0,49. Kemudian meningkat pada tes akhir siklus II dengan nilai rata-rata 82,25 dengan tingkat ketuntasan mencapai 100% dan nilai rerata n-gain

menjadi 0,65. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan lembar kerja siswa berhasil meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS siswa.

(9)

v

Learning Outcomes At the Social Studies Class III A MIN Ciputat South Tangerang. Thesis, Education Program Elementary School Teacher, Faculty of Tarbiyah and Teaching, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta.

Classroom Action Research aims to improve the activity and student learning outcomes after the implementation worksheets Social Studies students in the learning process. The subjects were students of class III A MIN Ciputat South Tangerang 2013/2014 school year, amounting to 40 students. This study was conducted in two cycles, each cycle consisting of four phases: planning, action, observation, and reflection. Data collection techniques used the qualitative and quantitative techniques. Qualitative data analysis techniques are used to describe the implementation of learning in the classroom in the form of observations and the results of field notes. While the quantitative data analysis techniques using the results of each test cycle. The cycle will stop if an indicator of success has been achieved.

The results showed that the use of worksheets and activities students can improve students' learning outcomes sosial studies. This is evidenced by an increase in activity and the results of social studies students from the first cycle to the second cycle. Improved student learning activities shown on the average percentage of student learning activities in observation sheet first cycle of 53.13% with less active category and increased in the second cycle reached 85.76% with the active category. While improving student learning outcomes of the test indicated the end of the cycle in the first cycle obtained average value 69 with completeness level reached only 82.5%, the average value of n-gain 0,49. Then increased at the end of the second cycle tests with an average value of 82.25 with a level of completeness reaches 100% and the average value of n-gain to 0,65. The results of this study it can be concluded that the use of worksheets students successful in increasing the activity and results of social studies students.

(10)

vi

Assalamualaikum Wr.Wb.

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beserta salam semoga tercurah pada Nabi junjungan kita Nabi Muhammad Saw, kepada keluarga dan sahabat-sahabatnya.

Skripsi yang berjudul ”Penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III A MIN Ciputat

Tangerang Selatan” ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa selama pembuatan dan penulisan skripsi ini kemampuan dan pengetahuan penulis sangat terbatas, maka dengan adanya bimbingan, pengarahan dan dukungan dari berbagai pihak sangat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sangat tulus memberikan dukungan dan motivasi dalam segi apapun kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, terutama kepada:

1. Nurlena Rifa’I, M.A., Ph. D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

2. Dr. Fauzan, M.A, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

(11)

vii

penuh kesabaran dan keikhlasan untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen Program studi PGMI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.

6. Pimpinan dan Staf Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan Uin Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis dalam menyediakan serta memberikan pinjaman literatur yang dibutuhkan.

7. Teristimewa untuk kedua orangtuaku tercinta, Ayahanda (Syarifuddin) dan ibunda (Dra. Nabilla) yang tak henti-hentinya mendoakan, melimpahkan kasih sayang, dan memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis. Adikku tersayang Muhammad Anas Mauludy serta seluruh keluarga yang menjadi kekuatan bagi penulis untuk tetap semangat dalam mengejar dan meraih cita-cita. 8. Dra. Inti Farhati, M.A, selaku Kepala Sekolah MIN Ciputat yang telah

memberikan izin dan kesempatan penulis untuk melaksanakan penelitian.

9. Dahliatul Pitriawati, S.Sos, selaku Guru Bidang Studi Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah membantu penulis dalam proses penelitian dan dalam pengambilan data.

10.Ahmad Zaki, S.Kom.I yang tidak pernah berhenti memberikan doa dan motivasi yang tinggi untuk menyelesaikan skripsi ini.

(12)

viii semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

13.Semua pihak yang telah banyak memberikan doa, bimbingan, dukungan, serta pendapat yang sangat bermanfaat bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah SWT dapat menerima sebagai amal kebaikan atas jasa baik yang diberikan kepada penulis. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan-kekurangan karena terbatasnya kemampuan penulis. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi khasanah ilmu pengetahuan.

Wasalamualaikum Wr.Wb.

Jakarta, 3 Oktober 2014 Penulis

(13)

ix

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ... i

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA SIDANG MUNAQASAH…….. ii

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Area dan Fokus Masalah ... 6

C. Pembatasan Fokus Masalah ... 6

D. Perumusan Masalah Penelitian ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN A. Deskripsi Teoritik ... 9

1. Hakikat Lembar Kerja Siswa ... 9

a. Pengertian LKS ... 9

b. Macam-macam Bentuk LKS ... 11

c. Fungsi LKS ... 12

(14)

x

g. Syarat Penyusunan LKS ... 16

2. Hakikat Aktivitas Belajar ... 17

a. Definisi Belajar ... 17

b. Teori-teori Belajar ... 19

c. Pengertian Aktivitas Belajar ... 22

d. Jenis-jenis Aktivitas dalam Belajar ... 23

e. Nilai Aktivitas dalam Pengajaran ... 26

3. Hakikat Hasil Belajar ... 27

a. Definisi Hasil Belajar ... 27

b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 29

4. Hakikat Pendidikan IPS ... 30

a. Definisi Pendidikan IPS ... 30

b. Karakteristik Pendidikan IPS ... 31

c. Fungsi Dan Tujuan IPS ... 32

B. Hasil Penelitian Yang Relevan ... 34

C. Hipotesis Penelitian ... 36

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 37

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ... 37

C. Subjek Penelitian ... 39

D. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian ... 39

E. Tahapan Intervensi Tindakan ... 39

F. Hasil Intervensi Tindakan Yang Diharapkan ... 41

G. Data dan Sumber Data ... 42

H. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 43

1. Teknik Pengumpulan Data ... 43

(15)

xi

BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 55

1. Observasi Pra Penelitian ... 55

2. Tindak Pembelajaran Siklus I ... 56

3. Tindak Pembelajaran Siklus II ... 66

B. Analisis Data ... 73

C. Pembahasan Hasil Penelitian... 86

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 89

(16)

xii

Halaman

Tabel 1.1 : Nilai Raport Siswa Kelas IIIA MIN Ciputat ... 4

Tabel 3.1 : Jadwal Kegiatan Penelitian ... 37

Tabel 3.2 : Tahapan Intervensi Tindakan ... 39

Tabel 3.3 : Kategori Aktivitas belajar Siswa ... 42

Tabel 3.4 : Data Dan Sumber Data ... 43

Tabel 3.5 : Kisi-kisi Soal Tes Siklus I... 44

Tabel 3.6 : Kisi-kisi Soal Tes Siklus II ... 45

Tabel 3.7 : Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Belajar IPS Siswa ... 46

Tabel 3.8 : Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru ………... 47

Tabel 3.9 : Kisi-kisi Lembar Observasi Kegiatan Proses Pembelajaran .. 47

Tabel 3.10 : Kriteria Reliabilitas ... 49

Tabel 3.11 : Kriteria Tingkat Kesukaran Soal ... 50

Tabel 3.12 : Kriteria Daya Pembeda ... 51

Tabel 3.13 : Kriteria Normal Gain ... 54

Tabel 4.1 : Hasil Catatan Lapangan Siklus I ... 61

Tabel 4.2 : Tindakan Perbaikan Siklus I ... 65

Tabel 4.3 : Hasil Catatan Lapangan Siklus II ... 71

(17)

xiii

Tabel 4.9 : Hasil Observasi Terhadap Proses Pembelajaran Pada Siklus II 81

Tabel 4.10 : Skor Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I ... 82

Tabel 4.11 : Persentase Pencapaian KKM Pada Siklus I ... 83

Tabel 4.12 : Skor Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II ... 84

(18)

xiv

(19)

xv

Lampiran 1 : Kisi-kisi Instrumen Uji Coba Penelitian Siklus I Lampiran 2 : Instrumen Uji Coba Penelitian Siklus I

Lampiran 3 : Kunci Jawaban Instrumen Uji Coba Penelitian Siklus I Lampiran 4 : Instrumen Penelitian Siklus I

Lampiran 5 : Kunci Jawaban Instrumen Penelitian Siklus I Lampiran 6 : Kisi-kisi Instrumen Uji Coba Penelitian Siklus II Lampiran 7 : Instrumen Uji Coba Penelitian Siklus II

Lampiran 8 : Kunci Jawaban Instrumen Uji Coba Penelitian Siklus II Lampiran 9 : Instrumen Penelitian Siklus II

Lampiran 10 : Kunci Jawaban Instrumen Penelitian Siklus II

Lampiran 11 : Analisis Validitas Butir Soal Instrumen Penelitian Siklus I Lampiran 12 : Reliabilitas Instrumen Penelitian Siklus I

Lampiran 13 : Tingkat Kesukaran Instrumen Penelitian Siklus I Lampiran 14 : Daya Pembeda Instrumen Penelitian Siklus I

Lampiran 15 : Analisis Validitas Butir Soal Instrumen Penelitian Siklus II Lampiran 16 : Reliabilitas Instrumen Penelitian Siklus II

(20)

xvi

Lampiran 23 : Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Belajar IPS Siswa Pada Siklus I Lampiran 24 : Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Belajar IPS Siswa Pada Siklus I

(asli)

Lampiran 25 : Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Belajar IPS Siswa Pada Siklus II Lampiran 26 : Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Belajar IPS Siswa Pada Siklus II

(asli)

Lampiran 27 : Hasil Observasi Terhadap Guru Pada Siklus I Lampiran 28 : Hasil Observasi Terhadap Guru Pada Siklus II

Lampiran 29 : Hasil Observasi Terhadap Proses Pembelajaran IPS Pada Siklus I Lampiran 30 : Hasil Observasi Terhadap Proses Pembelajaran IPS Pada Siklus II Lampiran 31 : Hasil Catatan Lapangan Siklus I

Lampiran 32 : Hasil Catatan Lapangan Siklus II

Lampiran 33 : Skor Hasil Belajar IPS Siswa Pada Siklus I Lampiran 34 : Skor Hasil Belajar IPS Siswa Siklus II

Lampiran 35 : Hasil Wawancara Dengan Guru Sebelum Tindakan Lampiran 36 : Hasil Wawancara Dengan Siswa Sebelum Tindakan Lampiran 37 : Profil Madrasah Ibtidaiyah Negeri Ciputat

Lampiran 38 : RPP Siklus I Lampiran 39 : RPP Siklus II

(21)
(22)

1 A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu bagian yang penting bagi kehidupan manusia. Melalui pendidikan manusia dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan berwawasan luas. Sementara itu, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara”.1

Menurut pasal tersebut sudah jelas bahwa begitu pentingnya pendidikan sehingga peserta didik dituntut untuk aktif mengembangkan potensi dirinya agar mencapai perubahan dalam dirinya. Perubahan tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif), nilai dan sikap (afektif) maupun keterampilan (psikomotor). Akan tetapi banyak sekali masalah pendidikan yang dirasakan saat ini terutama menyangkut mutu pendidikan. Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, banyak hal yang telah dilakukan oleh pemerintah, seperti penyempurnaan kurikulum, penyediaan sarana dan prasarana, serta meningkatkan kualitas pengajaran di kelas dengan berbagai pendekatan dan metode. Sampai saat ini pemerintah mampu meningkatkan kuantitas anak yang bersekolah, tetapi belum mampu meningkatkan kualitasnya. Hal ini disebabkan karena usaha pembaharuan pendidikan masih dibelenggu oleh kerangka berfikir yang mengkaitkan beberapa aspek proses pendidikan secara kaku, baik menyangkut bahan pengajaran maupun proses belajar mengajar. Upaya peningkatan mutu

1

(23)

pendidikan melalui peningkatan kualitas proses belajar mengajar harus diarahkan kepada peningkatan kemampuan guru melibatkan siswa di dalam kegiatan pembelajaran. Dengan demikian guru diharapkan berbuat sedemikian rupa, satu diantaranya dapat menggunakan alat pembelajaran yang sesuai dalam pembelajaran IPS.

Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik dapat diarahkan untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, nilai dan pemahaman konsep yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari agar peserta didik dapat menjadi warga Negara yang berpartisipasi aktif dalam masyarakat yang demokratis. Mata pelajaran IPS merupakan mata pelajaran yang kompleks sehingga penyampaian materi secara konvensional saja tidak cukup. Seorang guru dalam menyampaikan pelajaran kepada siswanya memerlukan alat bantu pembelajaran yang dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran dan terkuasainya materi yang diajarkan.

Namun kenyataannya berdasarkan pengamatan yang dilakukan di kelas III A MIN Ciputat tahun ajaran 2013/2014, dalam kegiatan pembelajaran IPS aktivitas siswa masih kurang, hal ini tampak pada saat aktivitas kegiatan belajar mengajar berlangsung, selama proses pembelajarannya siswa tidak mendapatkan pengalaman belajarnya sendiri. Situasi belajar di dalam kelas yang masih monoton dan satu arah, dimana guru berceramah dan siswa pasif mendengarkan informasi yang disampaikan guru. Sehingga tidak muncul interaksi dalam proses pembelajaran. Hal ini membuat siswa tidak terbiasa bertanya, mengeluarkan pendapat, berdebat dan perilaku belajar aktif lainnya.

(24)

Gambar 1.1

Kerucut Pengalaman Belajar2

Pembelajaran IPS dikelas terlihat tidak kondusif, banyak beberapa siswa yang sibuk dengan aktivitasnya sendiri yang tidak mendukung kegiatan belajar mengajar seperti ada yang mengobrol, ada yang mengantuk dan ada yang bercanda. Guru pun tampak kelelahan ketika menjelaskan materi IPS hal ini disebabkan karena guru kurang mengembangkan aktivitas siswa dalam pembelajaran.

Bahan ajar dan sumber belajar yang digunakan juga masih kurang. Dalam proses pembelajarannya siswa hanya memiliki satu buku sebagai sumber belajar. Guru juga tidak terbiasa menggunakan lembar kerja siswa (LKS). Padahal LKS merupakan salah satu sarana yang baik dipakai untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam belajar.3 Penggunaan LKS dalam proses belajar mengajar juga dapat mengubah pola guru dalam mengajar, yaitu dari berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa. Pembelajaran yang berpusat pada guru, hanya menghasilkan satu arah dimana guru menerangkan, mendikte, dan sebagainya, sedangkan siswa mendengar, mencatat dan mematuhi semua perintah guru. Namun dengan pembelajaran yang berpusat pada siswa, maka akan menghasilkan interaksi antara siswa dengan guru, dan antara siswa dengan siswa. Dengan mengalami langsung apa yang sedang dipelajari, siswa akan mengaktifkan lebih banyak indera dari pada hanya mendengarkan orang lain atau guru menjelaskan. Selama ini LKS yang

2

Mansur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet. Ke-6, Ed. I, h. 75.

3

Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011), Cet. Ke-10, h. 74. Modus Verbal Visual Berbuat Baca Dengar Lihat Lihat dan Dengar

Katakan Katakan dan Lakukan Yang diingat :

(25)

digunakan hanya berupa soal-soal yang berasal dari buku paket yang dimiliki siswa. Bahkan guru pun tidak terbiasa menyusun LKS itu sendiri, padahal yang mengetahui kebutuhan siswa adalah guru. Kondisi ini akhirnya berdampak terhadap rendahnya hasil belajar siswa dalam penguasaan materi dan bahan pengajaran yang sedang dipelajari. Selain itu diperoleh informasi bahwa beberapa hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS belum mencapai harapan atau kriteria ketuntasan minimal (KKM).4 Adapun hasil belajar IPS siswa kelas III A pada nilai raport dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.1

Nilai Raport IPS Siswa Kelas III A MIN Ciputat5

No Nilai Raport Keterangan

1 Nilai Tertinggi 94

2 Nilai Terendah 44

3 Rata-rata 68,78

4 Tuntas 25 (62,5%)

5 Belum Tuntas 15 (37,5%)

Jumlah Siswa 40

Berdasarkan hasil belajar IPS di atas, masih ada beberapa siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM yaitu 68. Dari jumlah 40 siswa kelas III A, hanya ada 25 atau sebanyak 62,5% siswa yang nilainya mencapai KKM, menurut hasil observasi awal dan keterangan guru IPS kelas III A, beberapa kemungkinan penyebab rendahnya hasil belajar IPS tersebut dikarenakan dalam proses pembelajaran masih menggunakan metode ceramah sehingga suasana pembelajaran yang berlangsung terlihat kurang kondusif dan tidak melibatkan keaktifan siswa pada proses pembelajarannya, sehingga pembelajaran IPS tidak efektif.

4

Dahliatul Pitriawati, Hasil wawancara dengan guru bidang studi IPS, 22 Januari 2014, pkl. 09.00 WIB.

5

(26)

Dalam pembelajaran IPS diperlukan juga efektifitas. Efektifitas belajar IPS adalah hasil akhir yang diterima setelah mengalami proses belajar mengajar IPS. Pada saat ini antusias siswa dalam belajar mata pelajaran IPS masih rendah, siswa mengganggap pelajaran IPS membosankan karena banyaknya materi-materi yang harus mereka pahami, selain itu kurangnya keterampilan guru dalam memakai sumber belajar, keterlibatan siswa dalam aktivitas pembelajaran juga masih kurang, padahal keterlibatan siswa dalam aktivitas pembelajaran berpengaruh juga terhadap prestasi belajarnya. Melibatkan siswa secara maksimal dalam aktivitas pembelajaran dapat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran. Guru yang baik semestinya memprioritaskan aspek keaktifan siswanya dalam belajar. Guru dituntut untuk memancing dan merangsang siswanya aktif dalam pembelajaran. Jadi, selama pembelajaran aktivitas siswa tidak hanya sebatas mendengarkan saja, tetapi juga mengemukakan pendapat, analisis, menyimpulkan, dan menaruh minat yang tinggi terhadap belajarnya.

Untuk mengatasi masalah itulah maka diperlukan penelitian tindakan kelas. Suharsimi Arikunto mengatakan bahwa: “Tindakan kelas merupakan suatu perencanaan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan. Tindakan tersebut diberikan guru atau arahan dari guru yang dilakukan oleh

siswa”.6

Untuk memperbaiki hal tersebut maka diperlukan suatu tindakan untuk memperbaiki mutu praktik pembelajaran dikelas. Atas dasar itulah peneliti memilih menggunakan lembar kerja siswa (LKS) dalam proses pembelajaran IPS melalui penelitian tindakan kelas.

LKS dapat pula dijadikan sumber belajar untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Dengan adanya aktivitas dalam belajar maka, siswa dapat terkembangkan potensi belajarnya. Apabila potensi belajar meningkat, maka hasil belajar meningkat dan tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan optimal karena dalam lembar kerja tersebut ada tuntutan yang harus dikerjakan oleh siswa seperti latihan-latihan soal dan ada sedikit materi untuk membahas dan memecahkan masalah yang harus dikerjakan oleh siswa.

6 Jani, “

(27)

Dengan seringnya siswa berlatih mengerjakan soal-soal latihan maka wawasan dan kemampuan-kemampuan analisis memecahkan masalah serta daya kreativitas mereka akan bertambah dan apabila siswa dilibatkan penuh pada kegiatan pembelajaran seperti memecahkan suatu persoalan maka aktivitas dalam proses pembelajaranpun akan terlihat, sehingga lembar kerja siswa (LKS) dapat meningkatkan aktivitas dan menambah wawasan bagi siswa untuk meningkatkan hasil belajar.

Berdasarkan analisis di atas penulis berinisiatif untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan “Penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) Untuk Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III A MIN Ciputat Tangerang

Selatan’’.

B. Identifikasi Fokus Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:

1. Proses pembelajaran IPS yang masih monoton.

2. Suasana kelas tindak kondusif selama proses pembelajara IPS berlangsung.

3. Siswa menganggap pembelajaran IPS menjenuhkan dan membosankan. 4. Sumber belajar dan bahan ajar yang digunakan masih kurang.

5. LKS dalam proses pembelajaran masih kurang.

6. Aktivitas dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran IPS masih kurang.

7. Hasil belajar siswa rendah pada mata pelajaran IPS.

C. Pembatasan Fokus Masalah

(28)

1. Aktivitas dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran IPS masih kurang.

2. Hasil belajar siswa rendah pada mata pelajaran IPS.

Untuk mengatasi masalah di atas, peneliti akan menggunakan lembar kerja siswa (LKS) berstruktur untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS pada siswa kelas III A MIN Ciputat Tangerang Selatan.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan fokus masalah di atas, maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah penggunaan lembar kerja siswa (LKS) dapat meningkatkan aktivitas belajar IPS pada siswa kelas III A MIN Ciputat Tangerang Selatan?

2. Apakah penggunaan lembar kerja siswa (LKS) dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas III A MIN Ciputat Tangerang Selatan?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian tindakan kelas ini dilakukan adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS siswa kelas III A MIN Ciputat Tangerang Selatan setelah diterapkannya LKS dalam proses pembelajaran.

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak, antara lain:

1. Bagi siswa

Dapat memudahkan siswa untuk memahami pembelajaran IPS, sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS siswa.

2. Bagi Guru

(29)

3. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran IPS di sekolah. 4. Bagi Peneliti

(30)

9

PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN

A. Deskripsi Teoritik

1. Hakikat Lembar Kerja Siswa (LKS)

a. Pengertian LKS

Guru dalam pembelajaran menggunakan alat bantu yang paling sederhana yaitu lembar kerja siswa. Kata LKS terdiri dari tiga bagian yaitu lembar, kerja, dan siswa. Dalam kamus bahasa Indonesia, lembar berarti helai, kerja berarti melakukan, dan siswa berarti murid atau pelajar untuk tingkat sekolah dasar sampai sekolah menengah. Jadi, LKS berarti helai bagi siswa untuk melakukan kegiatan.1

Abdul Majid mengatakan bahwa, “Lembar Kegiatan Siswa (Student Work Sheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan biasanya berupa petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan tugas.”2

Berdasarkan definisi di atas, dalam pembelajarannya guru menggunakan alat bantu agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai dengan baik. Salah satunya yaitu dengan menggunakan lembar kegiatan siswa. Lembar kegiatan siswa ini berisi petunjuk dan langkah-langkah untuk menyelesaikan tugas. Dalam menyelesaikan tugas ini pada lembar kegiatan harus jelas kompetensi dasar yang akan dicapainya dan dapat digunakan pada semua mata pelajaran yang ada di SD/MI. Tugas-tugas yang ada pada kegiatan siswa ini tidak akan dapat dikerjakan oleh peserta didik manakala peserta didik tidak ditunjang dengan buku lain atau referensi lain yang terikat dengan materi tugas yang ada pada lembar kegiatan siswa tersebut.

1

Dapertemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), Cet. Ke-1. Ed. IV.

2

Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Strandar Kompetensi Guru,

(31)

Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu alat bantu pembelajaran. Sebagai alat bantu pembelajaran LKS pun dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS. Karena dengan berlatih LKS maka siswa dapat memperdalam pemahamannya dan melatih siswa untuk berpikir memecahkan masalah. LKS pun termasuk dalam perencanaan pembelajaran.

Suryosubroto mendefinisikan bahwa “Lembar Kerja merupakan lembaran yang digunakan untuk mengerjakan tugas yang harus dikerjakan.”3Sedangkan Trianto mendefinisikan bahwa “Lembar Kerja Siswa adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan dan pemecahan masalah.”4 Lembar kerja siswa dapat berupa panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif maupun panduan untuk mengembangkan semua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan eksperimen atau demonstrasi.

Menurut pendapat di atas lembar kerja siswa juga dapat dijadikan sebagai latihan siswa dalam aspek kognitif karena seringnya siswa menjawab soal latihan-latihan yang ada dalam LKS membuat siswa ingat dengan apa yang dikerjakan dan dijawabnya asalkan siswa menjawab soal-soal yang ada di LKS itu dengan baik dan benar. LKS dapat dijadikan panduan dalam pembelajaran yang dikembangkan melalui RPP sesuai dengan materi dan kompetensi yang diajarkan.

Menurut pengertian di atas, LKS dapat berwujud lembaran yang berisi tugas-tugas guru yang disesuaikan dengan kompetensi dasar dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Dengan kata lain LKS dapat dijadikan panduan siswa untuk mempermudah siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Definisi lain tentang Lembar Kerja Siswa adalah:

Berisi tugas-tugas atau soal-soal yang diberikan kepada para siswa sebagai sarana untuk berlatih dan memperdalam pemahaman. Kumpulan soal-soal biasanya berupa soal-soal

3

Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovativ Kontemporer, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet. Ke-1, h. 233.

4

(32)

ulangan harian, mid semester, dan akhir semester, juga bisa berupa bank soal yang disusun bersama guru serumpun, baik pada tingkat sekolah maupun daerah (kabupaten atau profinsi).5

Menurut pengertian di atas, LKS adalah lembar kerja yang berisi tugas-tugas atau soal-soal yang harus diselesaikan oleh siswa untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh guru berdasarkan kompetensi yang telah ditetapkan. Dapat juga LKS dijadikan sebagai alat misalnya untuk mengambil nilai harian, mid semester, dan akhir semester. Lembar kerja ini sangat membantu guru dan dalam pembuatannya harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku dan tidak menyimpang dari materi yang dijarkan.

Menurut Roestiyah LKS merupakan:

Lembaran yang digunakan oleh guru untuk memberikan latihan atau tugas kepada para siswa. Latihan terebut dilakukan agar siswa memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari. Latihan yang praktis, mudah dilakukan, serta teratur melaksanaannya membina anak dalam meningkatkan penguasaan keterampilan itu, bahkan mungkin siswa dapat memiliki ketangkasan itu dengan sempurna.6 Jadi, dapat disimpulkan bahwa lembar kerja siswa (LKS) adalah sebuah alat pembelajaran yang digunakan guru untuk siswa yang memuat tugas-tugas atau soal-soal, materi, atau langkah kerja yang bersumber dari bahan yang telah dijelaskan oleh guru atau telah dipelajari siswa, yang disusun secara terartur dan sistematissehingga siswa dapat mengikutinya dengan mudah dan memungkinkan siswa untuk belajar sendiri yang dapat digunakan sebagai umpan balik bagi guru terhadap hasil belajar siswa.

b. Macam-macam Bentuk LKS

Muslimin Ibrahim mengatakan dalam buku Iif Khoiru Ahmadi bahwa lembar kegiatan siswa dibagi dalam dua macam, yaitu:

5

Zainal Arifin Ahmad, Perencanaan Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani Pedagogia, 2012), Cet. Ke-1, h. 140.

6

(33)

1) Lembar kegiatan siswa tak berstruktur yaitu lembar kegiatan yang berisi sarana melatih, mengembangkan keterampilan dan menemukan konsep dalam suatu tema. 2) Lembar kegiatan siswa berstruktur yaitu lembar kegiatan

siswa yang dirancang membimbing siswa dalam suatu proses belajar mengajar dengan atau tanpa bimbingan guru. Lembar kegiatan ini dimaksudkan untuk mengaktifkan siswa, membantu siswa menemukan dan mengembangkan konsep, menjadi alternatif cara penyajian materi pelajaran yang menekankan keaktifan siswa serta memotiviasi siswa.7

Jadi, LKS yang digunakan dalam penelitian ini adalah LKS berstruktur karena LKS berstruktur menekankan pada keaktifan siswa sesuai apa yang penelitian ini harapkan yakni mengaktifkan siswa pada proses pembelajaran IPS agar hasil belajar siswa meningkat. c. Fungsi LKS

Bagi Guru LKS memiliki fungsi untuk menuntun siswa akan berbagai kegiatan yang perlu diberikannya serta mempertimbangkan proses berfikir bagaimana yang akan ditumbuhkan pada diri siswa.8

Keuntungan adanya lembar kegiatan adalah memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran, bagi siswa akan belajar mandiri dan belajar memahami dan menjalankan suatu tugas tertulis.9

Fungsi LKS dalam proses belajar mengajar ada dua, yaitu:

1) Dari segi siswa: LKS berfungsi sebagai sarana belajar yang baik di kelas, diruang praktek maupun di luar kelas sehingga siswa berpeluang besar untuk mengembangkan kemampuan, menerapkan pengetahuan, malatih keterampilan, memproses sendiri untuk mendapatkan perolehannya.

2) Dari segi guru: melalui LKS, guru dalam menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar sudah

menerapkan metode “membelajarkan siswa” dengan kadar

7

Iif Khoiru Ahmadi, Pengembangan Pembelajaran IPS Terpadu, (Jakarta:Prestasi Pustakarya,2011), Cet. Ke- 1, h. 56.

8

Lalu Muhammad Azhar, Proses Belajar MengajarPola C.B.S.A, (Surabaya: Usaha Naional, 1993), h . 78.

9

(34)

SAL (Student Active Learning) yang tinggi.10

Dari pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa dalam proses belajar mengajar lembar kerja siswa berfungsi bagi guru lembar kerja siswa berfungsi untuk mempermudah siswa dalam memahami materi-materi yang akan disampaikan oleh guru. Sedangkan bagi siwa lembar kerja siswa berfungsi untuk melatih siswa berfikir secara sistematis, melatih siswa untuk mengemukakan pendapat secara tertulis, dan bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan oleh guru.

d. Tujuan Penggunaan LKS

Tujuan dibentuknya LKS bagi siswa antara lain untuk mengaktifkan siswa dan membantu siswa mengembangkan keterampilan proses. Jadi dalam pemberian LKS harus mempertimbangkan beberapa aspek, tidak boleh hanya mempertimbangkan aspek kemudahan saja.

Tujuan penggunaan LKS siswa oleh guru dikelas adalah:

1) Melatih para siswa lebih mendalami ilmu yang telah dipelajari, agar tercipta dasar pengetahuan yang lebih baik untuk belajar pada tahap berikutnya. Rangkuman yang terdapat dalam LKS sangat membantu siswa untuk mendalami atau memahami kembali ilmu yang telah atau akan dipelajari.

2) Melatih siswa untuk bekerja sungguh-sungguh dengan cermat serta berpikir jujur, sistematis, rasional dalam sistem kerja yang praktis. Latihan-latihan yang ada dapat melataih siswa untuk lebih bersungguh-sungguh dalam belajar, dan juga bersikap jujur dengan tidak hanya melihat pekerjaan teman mereka saja, tetapi mereka dituntut untuk mengerjakan tugas itu sendiri.

3) Melatih para siswa membuat laporan praktis percobaan sekaligus menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang persoalan yang sudah dipraktekkan.11

10

Fikarsul,MakalahLembarKerjaSiswa”,

http://fikarsul10.blogspot.com/2012/06/makalah-lks.html, diakses pada tanggal 26 Januari 2014,

pkl 15.00 WIB. 11

(35)

Dengan demikian tujuan lembar kerja siswa ini sesuai bagi syarat pelajaran yaitu siswa aktif berbuat dan berfikir dalam belajar, dan menemukan sendiri jawaban dari pertanyaan dan permasalahan, dan melatih keberanian mengemukakan pendapat secara tertulis. e. Manfaat LKS dalam Pembelajaran

Peran LKS sangat besar dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam belajar dan penggunaannya dalam pembelajaran IPS dapat membantu guru untuk mengarahkan siswanya menemukan konsep-konsep melalui aktifitasnya sendiri. Disamping itu LKS juga dapat mengembangkan ketrampilan proses, meningkatkan aktifitas siswa dan dapat mengoptimalkan hasil belajar. Adapun manfaat LKS secara umum adalah:

1) Membantu guru dalam menyusun rencana pembelajaran. 2) Mengaktifkan peserta didik dalam proses belajar

mengajar.

3) Sebagai pedoman guru dan peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis.

4) Membantu peserta didik memperoleh catatan dari materi yang akan dipelajari melalui kegiatan belajar.

5) Membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis.

6) Melatih peserta didik untuk menemukan dan mengembangkan keterampilan proses.

7) Mengaktifkan peserta didik dalam mengembangkan konsep.12

Sedangkan manfaat LKS secara khusus adalah sebagai berikut:

1) Untuk tujuan latihan. Siswa diberikan serangkaian tugas/aktivitas latihan. Lembar kerja seperti ini sering digunakan untuk memotivasi siswa ketika sedang melakukan tugas latihan.

2) Untuk menerangkan penerapan (aplikasi).Siswa dibimbing untuk menuju suatu metode penyelesaian soal dengan kerangka penyelesaian dari serangkaian soal-soal tertentu.

12

(36)

Hal ini bermanfaat ketika kita menerangkan penyelesaian soal aplikasi yang memerlukan banyak langkah. Lembaran kerja ini dapat digunakan sebagai pilihan lain dari metode tanya jawab, dimana siswa dapat memeriksa sendiri jawaban pertanyaan itu.

3) Untuk kegiatan penelitian. Siswa ditugaskan untuk mengumpulkan data tertentu, kemudian menganalisis data tersebut.

4) Untuk penemuan.Dalam lembaran kerja ini siswa dibimbing untuk menyelidiki suatu keadaan tertentu, agar menemukan pola dari situasi itu dan kemudian menggunakan bentuk umum untuk membuat suatu perkiraan. Hasilnya dapat diperiksa dengan observasi dari contoh yang sederhana.

5) Untuk penelitian hal yang bersifat terbuka. Penggunaan lembaran kerja siswa ini mengikutsertakan sejumlah siswa dalam penelitian dalam suatu bidang tertentu.13

f. Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan LKS

Setiap media yang digunakan dalam proses belajar mengajar pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan penggunaan LKS menurut Pandoyo dalam buku Hamdani ada 3 yaitu:

1) Meningkatkan efektifitas belajar.

2) Mendorong siswa mampu bekerja sendiri.

3) Membimbing siswa secara baik kearah pengembangan konsep.14 Berdasarkan pengertian di atas kelebihan LKS yaitu meningkatkan efektivitas belajar. Hal ini disebabkan karena siswa yang mengisi latihan-latihan yang ada pada LKS dan mengurangi siswa untuk mengobrol dan bercanda. LKS mendorong siswa bekerja sendiri dengan soal-soal yang sudah diberikan guru. Oleh karena itu siswa menjadi mandiri dengan sendirinya. LKS juga membuat siswa lebih baik lagi dalam pengembangan konsep. Karena seringnya latihan-latihan soal siswa pengetahuannya jadi bertambah dan pemahaman konsepnyapun mekin meningkat. Dengan meningkatnya

13

Iierrr, Pembuatan Lembar Kerja Siswa, http://iierrrr.blogspot.com/2012/05/ pembuatan-lks-lembar-kerja-siswa.html, diakses pada tanggal 26 Januari 2014, pkl 15.00 WIB.

14

(37)

pemahamannya, maka membuat siswa aktif dan kreatif.

Sedangkan kekurangan dari penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah:

1) Adanya kekhawatiran karena guru hanya mengandalkan media LKS tersebut untuk memanfaatkannya untuk kepentingan pribadi. Misalnya siswa disuruh mengerjakan LKS kemudian guru meninggalkan siswa dan kembali membahas LKS itu.

2) LKS yang dikeluarkan tidak sesuai dengan kurikulum. 3) Menimbulkan pembelajaran yang membosankan bagi

siswa jika tidak dipadukan dengan media lain.

4) LKS hanya bisa menampilakan gambar diam tidak bisa bergerak, sehingga siswa terkadang kurang dapat memahami materi dengan cepat.15

g. Syarat Penyusunan LKS

Dalam pembuatan lembar kerja siswa perlu diperhatikan beberapa syarat dan hal-hal yang penting, diantaranya sebagai berikut:

1) Kesesuaian terhadap: a) Standar Kompetensi b) Kompetensi Dasar c) Indikator

2) Penjabaran Materi:

a) Kesesuaian dengan tujuan b) Kebenaran Konsep

c) Bahasa d) Gambar 3) Urutan Kegatan:

a) Mudah diikuti b) Alurnya logis

c) Mendorong Partisipasi siswa

d) Memotivasi siswa dalam bekerja sama16 Selain itu syarat LKS yang harus dipenuhi adalah:

1) Syarat didaktis, meliputi:

a) Memperhatikan adanya perbedaan individual.

b) Menekankan pada proses untuk menemukan konsep sehingga petunjuk bagi siswa untuk mencari tahu kesimpulan dari materi yang dari materi yang sedang

15

Sutini, “Penggunaan LKS dalam Pelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Pada Pokok Bahasan FPB dan KPK”,Skripsipada Fakultas Tarbiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012, h. 17.

16

(38)

dipelajari.

c) Memiliki variasi stimulus, seperti kegiatan menulis, menggambar,berdiskusi,menggunakan alat/instrument dalam pembelajaran dan observasi.

d) Dapat mengembangkan kemampuan komunikasi sosial, emosional, moral, dan estetika pada diri siswa. 2) Syarat konstruksi, meliputi:

a) Penggunaan bahasa yang sesuai dengan tingkat kedewasaan siswa.

b) Menggunakan struktur kalimat yang jelas. c) Memiliki tata urutan yang sesuai dengan tingkat

kemampuan siswa.

d) Menghindarkan bentuk pertanyaan yang terlalu terbuka.

e) Tidak mengacu pada buku sumber diluar kemampuan siswa.

f) Menyediakan ruangan yang cukup untuk memberi keleluasaan siswa menulis maupun menggambar. g) Menggunakan kalimat yang sederhana, pendek, dan

jelas.

h) Menggunakan lebih banyak ilustrasi dari kata-kata. i) Dapat digunakan bagi semua siswa baik yang lamban

maupun yang cepat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

j) Memiliki tujuan belajar yang jelas.

k) Memberikan manfaat sebagai sumber motivasi. l) Mempunyai identitas untuk memudahkan

administrasinya. 3) Syarat teknis, meliputi:

a) Tulisan b) Gambar c) Penampilan17 2. Hakikat Aktivitas Belajar Siswa

a. Definisi Belajar

Belajar merupakan istilah yang tidak asing lagi dalam kehidupan manusia sehari-hari. Belajar merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia untuk mengembangkan dirinya dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan

17

Vina Fauziah, “Analisis Lembar Kerja Siswa IPA Terpadu SMP Negeri Kelas VIII Semester I Yang Digunakan SMP Negeri di Kota SubangTahun Pelajaran 2011-2012,” Skripsi

(39)

tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Burton mengatakan bahwa, “Belajar adalah suatu perubahan dalam diri individu sebagai hasil interaksinya dengan lingkungannya untuk memenuhi kebutuhan dan menjadikannya lebih mampu melestarikan lingkungannya secara memadai.”18

Dalam pengertian ini terdapat kata “perubahan” yang berarti

bahwa seseorang yang telah mengalami proses belajar mengajar akan mengalami perubahan tingkah laku, baik dalam aspek pengetahuannya, keterampilannya, maupun dalam sikapnya. Perubahan tingkah laku dalam aspek pengetahuan ialah, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dari bodoh menjadi pintar, dalam aspek keterampilan ialah, dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak terampil menjadi terampil, dalam aspek sikap ialah, dari ragu-ragu menjadi yakin, dari tidak sopan menjadi sopan. Hal ini merupakan salah satu kriteria keberhasilan belajar yang ditandai oleh terjadinya perubahan perilaku pada diri individu yang belajar.

Pengertian belajar juga dapat didefinisikan sebagai berikut:

“Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.”19

Belajar adalah proses perubahan dari belum mampu menjadi mampu, terjadi dalam jangka waktu tertentu. Perubahan yang terjadi harus secara relatif bersifat menetap dan tidak hanya terjadi pada perilaku yang saat ini Nampak, tetapi perilaku yang mungkin terjadi di masa mendatang. Oleh karena itu, perubahan-perubahan terjadi karena pengalaman.

18

Anisah Basleman, Teori Belajar Orang Dewasa, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h. 7.

19

(40)

Menurut James O. Whittaker,“belajar adalah sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau dirubah melalui latihan atau pengalaman.”20

Skinner berpandangan bahwa, “Learning is a pocessof progressive behavior adaptation.”Dari definisi tersebut dapat

dikemukakan bahwa “belajar itu merupakan suatu proses adaptasi

perilaku yang bersifat progresif. Dari adanya belajar bersifat progresif, adanya keadaan yang lebih baik dari keadaan yang sebelumnya”.21

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang mengacu pada perubahan perilaku, yang awalnya belum mampu menjadi mampu, dan dapat membuahkan hasil melalui suatu proses seperti pengalaman, maupun latihan-latihan, baik yang dialami secara langsung ataupun yang sengaja dirancang dengan maksud untuk memperbaiki kedaan sebelumnya.

b. Teori-Teori Belajar

Teori ialah pendapat yang dikemukakan oleh seorang ahli. Pendapat ahli yang bersifat teoritis itu berisi konsep dan prinsip. Setiap teori belajar dirumuskan berdasarkan kajian tentang perilaku individu dalam proses belajar. Kajian tersebut pada intinya menyangkut dua hal:

1) Konsep yang menganggap bahwa otak manusia terdiri atas sejumlah kemampuan potensial (daya-daya).

2) Konsep yang menganggap bahwa manusia merupakan suatu sistem energi yakni suatu sistem tenaga yang dinamis yang berupaya memelihara keseimbangan dan merespon sistem energi lain sehingga ia dapat berinteraksi melalui organ rasa.22

Dengan demikian, teori-teori belajar yang dimaksud diartikan dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip tentang belajar. Berikut merupakan macam-macam teori belajar:

20

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), Cet. Ke-3. Ed. 2, h. 12.

21

Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: Andi Offset, 2004), h. 106. 22

(41)

1) Teori Gestalt

Menurut para ahli psikologi Gestalt, manusia itu bukanlah hanya sekedar makhluk reaksi yang hanya berbuat atau beraksi jika ada perangsang yang mempengaruhinya.23 Oleh karena itu, menurut teori Gestalt, sebagai pribadi, manusia tidak secara langsung bereaksi kepada suatu perangsang, dan tidak pula reaksinya itu dilakukan secara membabi buta. Reaksi manusia terhadap dunia luar tergantung kepada bagaimana ia menerima stimuli dan bagaimana serta apa motif-motif yang ada padanya.

Dengan demikian maka belajar menurut teori Gestalt bukan hanya sekedar merupakan proses asosiasi antara stimulus-respon yang makin lama makin kuat karena adanya latihan-latihan atau ulangan-ulangan. Belajar terjadi jika ada pengertian yang muncul apabila seseorang setelah beberapa saat memahami suatu masalah, tiba-tiba muncul adanya suatu kejelasan, kemudian dipahami sangkut pautnya dan dimengerti maknanya

2) Teori Belajar Menurut Lewin

Pandangan Kurt Lewin tentang belajar bertolak dari penemuan Gestalt, Kurt Lewin mengembangkan suatu teori belajar

“cognitive field” dengan menaruh perhatian kepada kepribadian

dan psikologi sosial. Ia berpendapat bahwa tingkah laku merupakan hasil interaksi antar kekuatan-kekuatan, baik yang dari dalam diri individu seperti tujuan, kebutuhan, tekanan kejiwaan, maupun dari luar individuseperti tantangan dan permasalahan.24

Dengan demikian menurut teori Lewin belajar berlangsung sebagai akibat dari perubahan dalam struktur kognitif. Dimana perubahan struktur kognitif itu adalah hasil dari dua macam

23

M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remadja Karya CV, 1985), Cet. Ke-2, h. 99.

24

(42)

kekuatan satu dari struktur medan kognisi itu sendiri, yang lainnya dari kebutuhan dan motivasi internal individu.

3) Teori Belajar Menurut Piaget

Pendapat Piaget mengenai perkembangan proses belajar pada anak-anak adalah sebagai berikut:

a) Anak mempunyai struktur mental yang berbeda dengan orang dewasa.

b) Perkembangan mental pada anak melalui tahapan-tahapan tertentu, menurut semua urutan yang sama bagi semua anak.

c) Walaupun berlangsungnya tahap-tahapan perkembangan itu melalui suatu urutan tertentu, tetapi jangka waktu untuk berlatih dari satu tahap ke tahap yang lain tidaklah selalu sama pada setiap anak.

d) Perkembangan mental anak dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu:

 Kemasakan

 Pengalaman

 Interaksi sosial

Equilibration(proses dari ketiga faktor di atas bersama-sama untuk membangun dan memperbaiki struktur mental).25

4) Teori Belajar R. Gagne

Gagne memberikan dua definisi terhadap masalah belajar, yaitu:

a) Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku.

b) Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi.26

Hampir semua ahli mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. Dalam uraian ini guna melengkapi dan memperluas pandangan kita tentang belajar. Maka, belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu. Hasil belajar

25

Slameto, op. cit.,h. 12-13. 26

(43)

bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengertian yang sangat berbeda dengan pengertian lamatentang belajar, yang menyatakan bahwa belajar adalah memperoleh pengetahuan, bahwa belajar adalah latihan-latihan pembetukan kebiasaan secara otomatis. c. Pengertian Aktivitas Belajar

Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak

ada aktivitas.”27

Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar. Dengan adanya aktivitas dapat mewujudkan siswa yang aktif dan bukan siswa yang pasif.

Belajar pada hakekatnya dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Belajar itu dilakukan dimana saja secara formal maupun dilakukan di alam sekitar. Lain halnya dengan Sardiman AM, yang

menganggap bahwa “Sekolah adalah salah satunya pusat kegiatan belajar karena sekolah merupakan arena untuk mengembangkan aktivitas.”28

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Aktivitas artinya

“kegiatan/keaktifan”. Segala kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktivitas.29 Aktivitas dalam belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan sehari-hari di dalam kelas atau dalam istilah kata proses belajar mengajar. Aktivitas dalam belajar dilakukan bila keduanya hadir, adanya guru dan siswa. Aktivitas itu sendiri berupa: kehadiran, pembahasan materi pelajaran, adanya diskusi antara guru dan siswa, dan lain sebagainya.

Dalam proses pembelajaran terjadi interaksi antara guru dan peserta didik. Interaksi tersebut menimbulkan aktivitas. Beberapa

27

Sardiman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), Cet. Ke-19, Ed. I, h. 95.

28

Ibid., h. 100. 29

(44)

pandangan mengenai konsep aktivitas belajar antara lain:

1) Siswa adalah suatu organisme yang hidup, di dalam dirinya beraneka ragam kemungkinan dan potensi yang hidup yang berkembang. Di dalam diriya terdapat prinsip, keinginan untuk berbuat, dan bekerja sendiri. Prinsip inilah yang mengendalikan tingkah laku siswa.

2) Setiap siswa memiliki berbagai kebutuhan, meliputi kebutuhan jasmani, rohani, dan sosial. Kebutuhan menimbulkan dorongan untuk berbuat. Setiap saat kebutuhan dapat berubah dan bertambah, sehingga variasinya semakin banyak dan beraneka ragam pula.30 Dari pengertian aktivitas di atas, penulis menyimpulkan bahwa aktivitas merupakan inti dari suatu proses belajar. Karena belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang. Dapat dikatakan bahwa aktivitas merupakan asas yang terpenting karena belajar merupakan suatu kegiatan. Tanpa kegiatan atau bergerak tak mungkin seorang dikatakan belajar. Aktvitas belajar itu adalah aktivitas yang bersifat fisik/jasmani maupun mental/rohani. Kaitan antara keduanya akan menimbulkan aktivitas belajar yang optimal. d. Jenis-jenis Aktivitas dalam Belajar

Sekolah adalah salah satu pusat kegiatan belajar. Dengan demikian, di sekolah merupakan arena untuk mengembangkan aktivitas. Oleh sebab itu, banyak jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa di sekolah. Aktivitas siswa tidak cukup untuk mendengarkan dan mencatat seperti yang lazim terdapat di sekolah-sekolah tradisional. Paul B. Diedrich membuat daftar yang berisi 177 macam kegiatan siswa yang antara lain dapat digolongkan sebagai berikut:

1) Visual activities

Membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.

2) Oral activities

30

(45)

Menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran,mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi,interupsi.

3) Listening activities

Mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato. 4) Writing activities

Menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin. 5) Drawing activities

Menggambar, membuat grafik, peta, diagram. 6) Motor activities

Melakukan percobaan, membuat konstruksi, modelmereparasi, bermain, berkebun, beternak.

7) Mental activities

Menanggap, mengingat, memecahkan soal, menganalisa,melihat hubungan, mengambil keputusan. 8) Emotional activities

Menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat,bergairah, berani, tenang, gugup.31

Jadi klarifikasi aktivitas seperti diuraikan di atas, menunjukan bahwa aktivitas di sekolah cukup kompleks dan bervariasi. Kalau berbagai macam kegiatan tersebut dapat diciptakan di sekolah, tentu sekolah-sekolah akan lebih dinamis. Tidak membosankan dan benar-benar menjadi pusat aktivitas belajar yang maksimal.

Sedangkan secara lebih sederhana, contoh berbagai aktivitas belajar yaitu:

1) Mendengarkan

Mendengarkan adalah salah satu aktivitas belajar. Setiap orang yang belajar di sekolah pasti ada aktivitas mendengarkan.

2) Memandang

Memandang adalah mengarahkan penglihatan ke suatu objek. Aktivitas memandang berhubungan erat dengan mata. Karena dalam memandang itu matalah yang memegang peranan penting.

3) Meraba, membau, mencicipi,/mengecap

Aktivitas meraba, membau, mencicipi adalah indera manusia yang dapat dijadikan sebagai alat untuk kepentingan belajar.

4) Menulis atau mencatat

Menulis atau mencatat merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari aktivitas belajar.

31

(46)

5) Membaca

Aktivitas membaca adalah aktivitas yang paling banyak dilakukan selama belajar di sekolah.

6) Membuat ikhtisar atau ringkasan dan menggaris bawahi Ikhtisar atau ringkasan memang dapat membantu dalam hal mengingat gatau mencari kembali materi dalam buku untuk masa-masa yang akan datang.

7) Mengamati tabel-tabel, diagram-diagram dan bagan-bagan Aktivitas mengamati tabel-tabel, diagram-diagram, atau bagan-bagan jangan diabaikan untuk diamati, karena ada hal-hal tertentu yang tidak termasuk dalam penjelasan melalui tulisan.

8) Menyusun paper atau kertaskerja

Dalam menyusun paper tidak bisa sembarangan, tetapi harus metodologis dan sistematis.

9) Mengingat

Mengingat merupakan gejala psikologis, perbuatan mengingat dilakukan bila seseorang sedang mengingat-ingat kesan yang telah di punyai.

10)Berpikir

Berpikir termasuk aktivitas belajar. Dengan berpikir orang memperoleh penemuan baru, setidak-tidaknya orang menjadi tahu tentang hubungan antar sesuatu.

11)Latihan atau praktek

Latihan merupakan cara yang baik untuk memperkuat ingatan. Dengan banyak latihan kesan-kesan yang diterima lebih fungsional. Dengan demikian, aktivitas latihan dapat mendukung belajar yang optimal.32

Dari contoh-contoh di atas, perlu diperhatikan bahwa peserta didik belajar dengan gaya mereka masing-masing. Sehingga kepekaan dan keahlian guru dalam menentukan strategi pembelajaran sangat penting agar aktivitas belajar siswa dapat optimal. Prinsip aktivitas yang diuraikan di atas didasarkan pada pandangan psikologis bahwa segala pengetahuan harus diperoleh melalui pengamatan (mendengar, melihat, dan sebagainya) sendiri dan pengalaman sendiri.

Berdasarkan terori aktivitas belajar penulis menyimpulkan indikator aktivitas belajar yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

32

(47)

1) Visual activities

Aktivitas siswa memperhatikan penjelasan guru. 2) Oral activities

a) Aktivitas siswa menanyakan materi yang belum dipahami kepada guru.

b) Aktivitas siswa merespon atau menjawab pertanyaan guru.

c) Aktivitas keterlibatan siswa dalam diskusi kelompok. 3) Mental activities

Aktivitas siswa menjawab atau memecahkan persoalan pada LKS.

4) Emotional Activities

Aktivitas keberanian siswa dalam mempresentasikan hasil diskusi.

e. Nilai Aktivitas dalam Pengajaran

Aktifitas belajar siswa merupakan salah satu aspek yang penting diperhatikan untuk mencapai tujuan yang diinginkan pada proses pembelajaran. Sehingga, suatu aktifitas memiliki nilai bagi pengajaran dikarenakan:

1) Para siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri.

2) Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara integral.

3) Memupuk kerjasama yang harmonis di kalangan siswa. 4) Para siswa bekerja menuntut minat dan kemampuan sendiri. 5) Memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar

menjadi demokratis.

6) Mempererat hubungan sekolah dan masyarakat, dan hubungan anatar orang tua dan guru.

7) Pengajaran diselenggarakan secara realistis dan konkret. 8) Pengajaran di sekolah menjadi hidup sebagaimana aktivitas

dalam kehidupan di masyarakat.33

Nilai-Nilai aktivitas tersebut di atas menegaskan kembali bahwa

33

(48)

pembelajaran tidak berpusat pada guru saja melainkan siswa dituntut aktif dalam proses belajar dengan menggunakan seluruh alat inderanya. Dengan demikian, pengajaran yang menjadikan aktivitasnya sebagai acuannya dapat berdampak positif bagi hasil belajar siswa.

3. Hasil Belajar

a. Definisi Hasil Belajar

Setiap proses belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik akan menghasilkan hasil belajar. Untuk itu hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yakni hasil dan

belajar. Dedy Sugono mengatakan bahwa “Hasil adalah sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dsb) oleh usaha, sedangkan belajar adalah proses perubahan tingkah laku, sehingga hasil belajar dapat diartikan sebagai sesuatu yang diadakan oleh usaha merubah tingkah laku.”34 Bila dikaitkan dengan belajar berarti hasil menunjukan sesuatu yang dicapai oleh seseorang yang belajar dalam selang waktu.

Hasil belajar juga dapat diartikan sebagai prestasi yang dapat dihasilkan oleh anak dalam usaha belajarnya, dalam tingkat yang sangat menggembirakan, prestasi tersebut dapat dicapai dengan beberapa cara, dimana cara tersebut dapat ditempuh melalui beberapa usaha.35

Menurut Nasution, “Hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar mengajar dan biasanya ditunjukan dengan nilai tes yang diberikan guru.”36

Pendapat yang sama dikemukakan oleh Dimyati yang mengatakan bahwa, “Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar

34

Litera Turki, Pengertian Hasil Belajar, http://literaturki.blogspot.com/2012/09/ pengertian-hasil-belajar.html, diakses pada tanggal 26 Januari 2014, pkl 15.00 WIB.

35Munawir, “Beberapa Faktor Pendukung Dalam

Menghantar Keberhasilan Belajar”,

Cendikia Jurnal Kependidikan dan Kemasyarakatan, Vol.4, No. 2, Juli-Desember 2006, h. 23. 36

(49)

diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.”37

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar ialah perubahan sikap atau perilaku siswa akibat menjalani proses belajar dan perubahan tingkah laku siswa tersebut disebabkan karena dia mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar.

Menurut Sujana, “Hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran, berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan, maupun tes perbuatan.”38

Humalik mengatakan bahwa, “Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku subjek yang meliputi kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor dalam situasi tertentu berkat pengalamannya berulang-ulang.”

Bloom juga menyatakan bahwa hasil

Gambar

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian
Tabel 3.2 Tahapan Intervensi Tindakan
Tabel 3.3 Kategori Aktivitas Belajar Siswa
Tabel 3.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

“Hah! Serius? Waw! Ini keren banget! Gue inget banget kejadian yang lo pingsan di Lawu itu. Tiba- ba aja si cowok yang gue lupa namanya itu gen- dong lo sampai ke tenda kita.

Syukur Alhamdulillah peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmad, taufiq, hidayah serta inayahNya yang telah dilimpahkan kepada peneliti, sehingga peneliti dapat

Berdasarkan rumusan masalah, cara untuk membuat sistem pemberian pakan pada kandang kucing adalah dengan berbagai peralatan seperti ATMega16, relay , motor dc ,

Pada luka insisi operasi dilakukan infiltrasi anestesi local levobupivakain pada sekitar luka karena sekresi IL-10 akan tetap dipertahankan dibandingkan tanpa

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Program

Nasabah berkewajiban membayar sisa harga jual yang belum dilunasi, pembayaran ini dilakukan secara angsuran sesuai dengan jangka waktu kemampuan bayar calon nasabah yang

Misal sobat punya dua himpunan cowok ganteng dengan himpunan cewek jelek, kemudia sobat kaitkan anggota himpunan cowok ganteng dengan cewek jelek berdasarkan suatu hubungan

Hubungan antara Status Kepegawaian dengan Kesesuaian Kode Diagnosis pada Lembar Poliklinik dan Software INA- CBGs Pasien Rawat Jalan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta