• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Debt Financing,Equity Financing dan Non Performing Financing Terhadap Profitabilitas Perbankan syariah (Studi Kasus Pada Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2010-2015)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Debt Financing,Equity Financing dan Non Performing Financing Terhadap Profitabilitas Perbankan syariah (Studi Kasus Pada Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2010-2015)"

Copied!
139
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH DEBT FINANCING, EQUITY FINANCING DAN NON PERFORMING FINANCING TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN

SYARIAH

(Studi Kasus Pada Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2010-2015)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh:

FEBRINA RIZKA ZAIBAH NIM: 1111046100006

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

(2)
(3)
(4)

iv LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Febrina Rizka Zaibah Nomor Induk Mahasiswa : 1111046100006 Fakultas : Syariah dan Hukum

Jurusan : Muamalat/ Perbankan Syariah Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain

3. Tidak menggunakan karya ilmiah orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa menyebut pemilik karya

4. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini

Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 1 September 2015 Yang menyatakan

(5)

v

PENGARUH DEBT FINANCING, EQUITY FINANCING DAN NON PERFORMING FINANCING TERHADAP

PROFITABILITAS PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa dan menguji pengaruh debt financing, equity financing, non performing financing terhadap profitabilitas perbankan syariah di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari www.bi.go.id dan www.ojk.go.id dengan menggunakan data statistik perbankan syariah dari tahun 2010 - April 2015. Dari data tersebut, mendominasinya

pembiayaan non bagi hasil seperti murabahah dan istishna’ dan rendahnya

pembiayaan dengan sistem bagi hasil seperti mudharabah dan musyarakah merupakan permasalahan menarik dan penting yang perlu dibahas dan diteliti pada perbankan syariah di Indonesia.Populasi dalam penelitian ini adalah perbankan syariah yang beroperasi di Indonesia. Data dianalisis menggunakan metode path analisis dengan menggunakan program software SPSS 22.

Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa (1) debt financing berpengaruh signifikan terhadap return on asset, (2) equity financing berpengaruh signifikan terhadap return on asset, (3) non performing financing berpengaruh signifikan terhadap return on asset, (4) dan return on equity berpengaruh terhadap return on asset.

(6)

vi

THE INFLUENCE OF DEBT FINANCING, EQUITY FINANCING AND NON PERFORMING FINANCING TOWARDS PROFITABILITY ISLAMIC BANK

INDONESIA. ABSTRACT

This purpose research aimed to analyze and to examine the hypothesis about the influence of debt financing, equity financing and non performing financing towards profitability islamic bank in Indonesia. This study used secondary data obtained from www.bi.go.id and www.idx.com using islamic banking statistics of the year 2010 – April 2015. From the data, dominate the financing of non profit-sharing as murabahah and istishna’ and low financing with profit-sharing system as mudharabah and musyarakah is an interesting and important issues that need to be discussed and researched on islamic banking in Indonesia.Populasi in this study is Islamic banking operations in Indonesia. Data were analyzed using path analysis using SPSS 22 software program

The results of this research indicate that (1) debt financing significantly influence to return on asset, (2) equity financing significantly influence to return on asset, (3) non performing financing significantly influence to return on asset, (4) dan return on equity significantly influence to return on assets.

(7)

vii

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul

Pengaruh Debt Financing, Equity Financing dan Non Performing Financing terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia (Studi Kasus pada Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2010-2015)”. Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, Sang Teladan yang telah membawa kita ke zaman kebaikan.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus di selesaikan sebagai syarat guna meraih gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) di Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, syukur Alhamdullilah penulis ucapkan atas kekuatan Allah SWT yang telah di anugerahkan. Selain itu, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua orang tuaku tercinta Papa dan Mama, terima kasih atas segala kasih sayang, doa, perhatian dan bimbingannya agar nantinya penulis menjadi anak yang berguna bagi Nusa dan Bangsa

(8)

viii

3. Bapak AM. Hasan Ali, M.A, selaku Ketua Jurusan Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak H. Abdurrauf, Lc., M.A, selaku Sekertaris Jurusan Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Ir. RR.Tini Anggraini, ST., M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah bersedia meluangkan waktunya, memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas ilmu yang tidak terhingga yang telah diberikan selama ini, semoga segala kebaikan dan ketulusan yang Ibu berikan menjadi amal shaleh.

6. Seluruh Dosen Fakultas Syariah dan Hukun Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang sangat luas kepada penulis selama perkuliahan, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan menjadi amal kebaikan bagi kita semua.

7. Seluruh Staf Tata Usaha serta karyawan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu peneliti dalam mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain.

8. Adam Rico Damori, Tryka Risa Ayu Adinda dan M. Rasyad Rizaldi. Abang dan adik-adikku yang telah menyemangati dan memberikan banyak motivasi

serta do’a terbaiknya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

(9)

ix

10.Mentari Faradiba, Putri Rizkia, Rika Pratiwi, Fanny Fatwati Putri, Sri Andriyani dan Syarifaeni Fahdiah yang selalu mendengarkan keluh kesah dan menemani penulis dalam mengerjakan skripsi.

11.Erawati Putri, Zazkia Amanda Azzahra, Rifa Rahmaniar, Hani Aqmarina dan Seluruh teman Muamalat/ Perbankan Syariah A temen seperjuangan yang selalu menemani penulis dalam mengerjakan skripsi.

12.Semua KKN Fajar Nusantara

13.Semua teman Muamalat/ Perbankan Syariah2011. 14.Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini maih jauh dari sempurna di karenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

(10)

x DAFTAR ISI

JUDUL...i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING...ii

LEMBAR PENGESAHAN MUNAQASYAH...iii

LEMBAR PERNYATAAN...iv

ABSTRAK...v

ABSTRACT...vi

KATA PENGANTAR...vii

DAFTAR ISI...x

DAFTAR TABEL...xiii

DAFTAR GAMBAR dan GRAFIK...xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 9

C. Batasan Masalah ... 10

D. Rumusan Masalah ... 10

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 11

F. Review Studi Terdahulu ... 13

G. Sistematika Penulisan ... 16

BAB II LANDASAN TEORI ... 18

A. Pembiayaan Bank Syariah ... 18

B. Tujuan Pembiayaan ... 19

C. Syarat-Syarat Pembiayaan ... 20

D. Debt Financing ... 24

(11)

xi

F. Non Performing Financing (NPF) ... ..31

G. Tingkat Profitabilitas Bank Syariah ... 36

a. Return on Equity ( ROE )………...………...36

b. Return on Assets (ROA)………..………....37

c. Hubungan Antar Variabel ROE dan ROA………..39

H. Kerangka Pemikiran ... 40

BAB III METODE PENELITIAN ... 42

A. Metode Penelitian... 42

B. Ruang Lingkup Penelitian ... 42

C. Populasi Penelitian ... 43

D. Metode Analisis Data ... 44

a. Variabel Endogen.………...45

b. Variabel Eksogen……….………...46

E. Hipotesis ... 47

F. Model – Model dalam Path Analysis ... 54

a. Model Regresi Linier Berganda……….………...54

b. Model Mediasi,………..……….………....55

c. Model gabungan antara regresi berganda dan mediasi ... 56

d. Model Kompleks ... 57

G. Langkah Analisis Path ... 59

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 62

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ... 62

B. Analisis Deskriptif ... 71

C. Analisis Jalur ( Path Analysis) ... 81

1. Menguji dan Memaknai Sub-Struktur I ... 82

a. Analisis Sub-Struktur I……….…………..…82

b. Hipotesis Sub-Struktur I……….………...….82

(12)

xii

d. Koefisien Jalur Persamaan………,,,……….85

2. Menguji dan Memaknai Sub-Struktur II………..……..….86

a. Analisis Sub-Struktur II………..………..86

b. Hipotesis Sub-Struktur II………..86

c. Koefisien Determinasi Struktur II………..…….…………..87

d. Koefisien Jalur Persamaan II...…..89

3. Perhitungan Pengaruh………107

a. Pengaruh langsung…..………108

b. Pengaruh tidak langsung……….108

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….…..110

A. Kesimpulan……….….110

B. Saran……….…....111

DAFTAR PUSTAKA………...………...112

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

1) Tabel 1.1 Penyaluran Pembiayaan pada BUS dan UUS 2) Tabel 1.2 Review Studi Terdahulu

3) Tabel 2.1 Kesehatan NPF Bank Syariah 4) Tabel 3.1 Interpretasi Koefisien Nilai r

5) Tabel 4.1 Jumlah BUS dan UUS Perbankan Syariah di Indonesia

6) Tabel 4.2 Koefisien Determinasi Struktur I 7) Tabel 4.3 Koefisien Jalur Persamaan I 8) Tabel 4.4 Koefisien Jalur Persamaan II 9) Tabel 4.5 Koefisien Determinasi Struktur I

10)Tabel 4.6 Koefisien Jalur Persamaan II

11)Tabel 4.7 Koefisien Jalur DF ke ROE 12)Tabel 4.8 Koefisien Jalur EF ke ROE 13)Tabel 4.9Kofisien Jalur NPF ke ROE

14)Tabel 4.10 Analisis Varian ( Annova ) Struktur I 15)Tabel 4.11 Koefisien Jalur DF ke ROA

16)Tabel 4.12 Koefisien Jalur NPF ke ROA 17)Tabel 4.13 Koefisien Jalur ROE ke ROA

18)Tabel 4.14 Analisis Varian ( Annova ) Struktur II 19)Tabel 4.15 Koefisien Jalur

20)Tabel 4.16 Koefisien Korelasi

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

1) Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran 2) Gambar 3.1 Struktur Jalur I dan II

3) Gambar 3.2 Path Analysis Model Regresi Berganda 4) Gambar 3.3 Path Analysis Model Mediasi

5) Gambar3.4 Path Analysis Model Gabungan Antara Regresi Linier Berganda dengan Mediasi

6) Gambar 3.5 Path Analysis Model Kompleks

7) Gambar 4.1 Struktur Hubungan Kausal X1, X2,X3 dan Yke Z 8) Gambar 4.2 Sub - Struktur 1

9) Gambar 4.3 Sub – Struktur II 10)Gambar 4.4 Struktur 1.

11)Gambar 4.5 Struktur II. Hubungan Kausal X1, X3 danYke Z 12)Gambar 4.6 Hasil Struktur I dan II

DAFTAR GRAFIK

1) Grafik 4.1. Debt Financing 2) Grafik 4.2. Equity Financing

3) Grafik 4.3. Non Performing Financing 4) Grafik 4.4 Return on Equity

(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bank adalah lembaga keuangan berfungsi sebagai intermediasi (financial intermediary) bagi masyarakat yang mempunyai dana berlebih (idle money) dengan masyarakat atau dunia usaha yang membutuhkan dana baik sebagai suatu bentuk pembiayaan maupun bentuk lain. Selain itu bank juga berfungsi bagi pembangunan perekenomian nasional (agent of development) dalam rangka meningkatkan pemerataan pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional.

Pada Pasal 1 ayat (2) UU No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.1 Jadi, bank mampu memobilisasi tabungan atau DPK dan menyalurkannya kepada pihak-pihak yang membutuhkan dalam bentuk pembiayaan atau kredit. Jika yang disalurkan merupakan kredit usaha maka akan meningkatkan investasi pada sektor riil dan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

1

(16)

2 Undang-Undang No. 21 tahun 2008 telah memberi peluang yang sangat baik bagi tumbuhnya perbankan syariah di Indonesia. Bank syariah sebagai

bank islam maka wajib memposisikan diri sebagai “uswatun hasanah” dalam

implementasi moral dan etika bisnis yang benar atau melaksanakan aktivitas ekonomi sesuai dengan syariah. Tujuan pemerintah mendirikan bank syariah tidak hanya untuk memberi alternatif perbankan non-riba bagi masyarakat muslim, namun juga untuk mengembangkan sektor riil. Akan tetapi, perkembangan industri perbankan syariah sampai saat ini masih terbilang sangat lambat karena total aset yang dimiliki oleh perbankan syariah hingga Februari 2014 masih dibawah 5% dari total pangsa pasar perbankan pada umumnya.2

Skema produk perbankan syariah ada dua kategori kegiatan ekonomi, yaitu produksi dan distribusi. Kategori pertama difasilitasi melalui skema profit sharing (mudharabah) dan partnership (musyarakah), sedangkan kegiatan distribusi manfaat hasil-hasil produk dilakukan melalui skema jual beli (murabahah) dan sewa menyewa ( ijarah).3 Berdasarkan sifat tersebut, kegiatan lembaga keuangan dan bank syariah dapat dikategorikan sebagai investment banking dan merchant/commercial banking. Artinya, bank syariah dapat melakukan aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan investasi (sektor

2

http://www.republika.co.id 3

(17)

3 riil) dan moneter. Pembiayaan di sektor riil dapat dilakukan dengan aktivitas pendanaan berbasis bagi hasil maupun dengan margin keuntungan untuk produk jual beli, sedangkan untuk sektor moneter, bank syariah melakukan aktivitas tabungan atau deposito dengan mekanisme bagi hasil.

Produk penyaluran dana atau pembiayaan dalam bank syariah dapat dibedakan menjadi debt financing dan equity financing.4 Produk debt financing mendasarkan pembiayaan pada prinsip jual beli dan prinsip sewa. Pembiayaan dengan prinsip jual beli terdiri dari murabahah, salam dan istishna’. Pembiayaan dengan prinsip sewa terdiri dari ijarah yang dilandasi adanya perpindahan manfaat. Sedangkan produk equity financing dengan prinsip bagi hasil terdiri dari musyarakah dan mudharabah. Produk yang menonjol adalah prinsip jual beli dan sewa. Hal ini disebabkan oleh karena risiko debt financing lebih rendah dibandingkan dengan equity financing.

Tabel 1.1 Penyaluran Pembiayaan pada BUS dan UUS (dalam juta Rp) (Tahun 2009-2013)5

Akad 2010 2011 2012 2013 2014 Rata-rata Debt

financing

44.9 43.5 87.3 122.0 921,1 52.9

4

Karim, A. A., 2005. Islamic Banking. Fiqh and Financial Analisys, ed 3. ( Jakarta: Raja Grafindo Persada 2010) hlm.97

5

(18)

4 Equity

financing

23.2 29.2 33.4 44.0 48.27 24.4

Sumber : Statistik Perbankan Syariah, Desember 2014, diolah

Berdasarkan tabel 1.1 Sejauh ini mayoritas portofolio pembiayaan bank syariah dan unit usaha syariah didominasi oleh debt financing (jual beli). Pada tabel 1.1 terlihat bahwa pangsa pembiayaan dengan skema equity financing (bagi hasil) jauh dibawah debt financing. Hingga akhir bulan Desember 2013 terjadi ketimpangan yang sangat terbesar, dimana pangsa pembiayaan mayoritas disalurkan pada debt financing mencapai 122.0 dalam juta Rp, sedangkan pangsa pembiayaan bagi hasil (equity financing) hanya sebesar mencapai 44.0 dalam juta Rp.

Total pembiayaan dengan prinsip bagi hasil selalu lebih rendah dari total pembiayaan dengan prinsip jual beli. Hal tersebut merupakan sebuah fenomena yang menarik dan diharapkan pembiayaan dengan prinsip bagi hasil lebih mendominasi karena pembiayaan dengan prinsip bagi hasil diharapkan lebih menggerakan sektor rill karena faktor capital (modal kerja) merupakan faktor yang aktif dalam pertumbuhan ekonomi.

(19)

5 Hal ini dikarenakan bank syariah adalah institusi keuangan yang berbasis aset (Assets-based) artinya, bank syariah bertransaksi berdasarkan aset riil dan bukan mengandalkan pada kertas kerja semata.6

Dalam operasional perbankan syariah, pihak bank lebih suka memberikan pembiayaan dalam bentuk debt financing dibandingkan equity financing karena pembiayaan dengan sistem bagi hasil (equity financing) memiliki risiko tinggi dalam hal kerugian yang dapat terjadi, hal tersebut pembiayaan dengan skema profit loss sharing masih kurang diminati oleh bank syariah relatif lebih berisiko karena tingkat return yang dihasilkan bisa saja positif atau negatif, tergantung pada hasil akhir bisnis yang dibiayai.7

Maka, kendala internal perbankan syariah masih terdapat masalah seperti pemahaman akan esensi perbankan syariah yang masih kurang, adanya orientasi bisnis dan usaha yang lebih diutamakan, kualitas serta kuantitas sumber daya yang belum memadai, sikap aversion to effort serta aversion to risk. Sedangkan kendala eksternal karena karakter pembiayaan bagi hasil yang memerlukan tingkat kejujuran yang sangat tinggi dari pihak yang mendapatkan pembiayaan. Untuk mendapatkan keyakinan yang

6

Nursella dan Ferry Idroes, 2013, “ analisa perbandingan tingkat risiko pembiayaan murabahah dengan risiko pembiayaan bagi hasil pada perbankan syariah ( studi kasus UUS Bank X)

7

(20)

6 memadai bahwa usaha yang akan dibiayai dengan sistem bagi hasil menguntungkan dan dalam kondisi bagus serta memiliki prospek yang bagus pula maka bank syariah harus melakukan penelitian yang cermat dan membutuhkan biaya yang tidak kecil. Inilah yang membuat bank syariah belum berani berekspansi dalam pembiayaan bagi hasil (equity financing).

Faktor yang menjadi sumber pendapatan utama bank syariah sampai saat ini adalah aset produktif dalam bentuk pembiayaan, jadi semakin banyak dana yang bisa disalurkan dalam pembiayaan berarti semakin tinggi earning assets, artinya dana yang dihimpun dari masyarakat dapat disalurkan dalam bentuk pembiayaan yang produktif sehingga tidak banyak asset yang menganggur. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemberian pembiayaan merupakan aktifitas terbesar sekaligus juga mempunyai risiko terbesar (high risk high return), maka pemberian pembiayaan harus adanya manajemen risiko yang ketat.

(21)

7 pembiayaan yang lebih tinggi dibanding bank konvensional terutama pada sistem profit loss sharing dan efek sistemik pembiayaan bermasalah bank terhadap perekonomian, maka perlu diteliti apakah pemilihan kebijakan pembiayaan, penetapan margin dan kondisi ekonomi memiliki pengaruh terhadap rasio NPF perbankan syariah.

Jadi, NPF mencerminkan risiko pembiayaan, semakin kecil NPF semakin kecil pula risiko pembiayaan yang ditanggung oleh bank syariah dan sebaliknya, jika risiko kredit yang ditanggung bank semakin tinggi, profitabilitas akan menurun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa NPF berpengaruh negatif terhadap ROA.

Sebagai lembaga yang penting dalam perekonomian, maka perlu adanya pengawasan kinerja yang baik oleh regulator perbakan. Salah satu indikator untuk menilai kinerja keuangan suatu bank adalah melihat tingkat profitabilitasnya. Hal ini terkait sejauh mana bank menjalankan usahanya secara efisien. Semakin tinggi profitabilitas suatu bank, maka semakin baik pula kinerja bank tersebut. Profitabilitas perbankan syariah di Indonesia tercermin pada Return on Equity dan Return on Assets.

(22)

8 memperoleh laba yang dinyatakan dalam persentase.8 Salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas adalah ROE dan ROA. Penggunaan Return On Equity sebagai indikator dari tingkat profitabilitas bank syariah karena dapat mengetahui kemampuan manajemen dalam mengelola capital yang tersedia untuk menghasilkan net income. Return On Equity mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan.9 Return On Equity mengukur berapa presentase laba bersih terhadap total ekuitas yang ada di perusahaan tersebut.

Sedangkan, ROA bertujuan untuk mengukur manajemen bank dalam memperoleh laba secara keseluruhan. ROA penting bagi bank karena digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan mamanfaatkan aktiva yang dimilikinya dan merupakan rasio antara laba sesudah pajak terhadap total aset. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank, dan semakin baik posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset.10

Jadi jika suatu perusahaan mempunyai ROE atau ROA yang tinggi maka perusahaan tersebut berpeluang besar dalam meningkatkan pertumbuhan. Tetapi jika total aktiva yang digunakan perusahaan tidak

8

Malayu S.P. Hasibuan, Dasar-dasar Perbankan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h.27. 9

Sawir, A. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan.( Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama 2001 ) h.20

10

(23)

9 memberikan laba maka perusahaan akan mengalami kerugian dan akan menghambat pertumbuhan. Menurut ketentuan Bank Indonesia, standar yang paling baik untuk Return On Assets dalam ukuran bank-bank Indonesia minimal 1,25%.

Oleh karena itu, berdasarkan permasalahan-permasalahan yang diuraikan diatas, penulis merasa penting untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Tingkat Debt Financing, Equity Financing, Non Performing Financing terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia (Studi Kasus Pada Perbankan Syariah Indonesia Tahun

2010-2015)”

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah diperlukan untuk memaparkan permasalahan yang ada pada objek yang akan diteliti sebelum dibuat pembatasan dan perumusannya, antara lain:

1. Bagaimana perkembangan penyaluran debt financing dan equity financing pada Perbankan Syariah di Indonesia

2. Bagaimana Perbankan Syariah dapat menghasilkan profitabilitas yang maksimal melalui debt financing dan equity financing .

(24)

10 4. Apakah equity financing (mudharabah dan musyarakah) memiliki NPF

yang tinggi pada Perbankan Syariah Indonesia.

5. Apakah return on assets yang diperoleh dari debt financing lebih besar daripada equity financing pada Perbankan Syariah Indonesia.

C. Batasan Masalah

Untuk memfokuskan penulisan dan memudahkan analisa, maka penulis perlu membuat batasan-batasan masalah. Batasan-batasan dalam penulisan ini adalah:

1. Hanya menggunakan data debt financing (komposisi pembiayaan

murabahah, istisnha’), equity financing (komposisi pembiayaan

mudharabah, musyarakah).

2. Menggunakan data rasio NPF, ROE dan ROA

3. Data yang digunakan adalah data dengan jangka wktu dari tahun 2010 sampai April 2015 pada perbankan syariah di Indonesia.

D. Rumusan Masalah

Adapun secara spesifik rumusan masalah yang akan diteliti dan dikaji dalam penelitian ini adalah:

(25)

11 (ROE)?

2. Apakah Debt Financing (DF), Equity Financing (EF), dan Non Performing Financing (NPF) secara simultan berpengaruh terhadap Return on Equity

(ROE) ?

3. Apakah Debt Financing ( DF ), Non Performing Financing (NPF), Return on Equity (ROE) secara parsial berpengaruh terhadap Return on Assets ( ROA )?

4. Apakah Debt Financing (DF), Non Performing Financing (NPF) dan Return on Equity (ROE) secara simultan berpengaruh terhadap Return on Assets (ROA)?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai penulis adalah :

1. Untuk mengetahui besarnya pengaruh Debt Financing (DF) Debt Financing ( DF ), Equity Financing ( EF ) dan Non Performing Financing (NPF) secara parsial berpengaruh terhadap Return on Equity (ROE).

(26)

12 3. Untuk mengetahui besarnya pengaruh Debt Financing (DF), Non Performing Financing (NPF) dan Return on Equity (ROE) secara parsial terhadap Return on Asset (ROA).

4. Untuk mengetahui besarnya pengaruh Debt Financing (DF), Non Performing Financing (NPF) dan Return on Equity (ROE) secara simultan terhadap Return on Assets (ROA).

Adapun manfaat dari penelitian yang dilakukan berkaitan dengan Return on Assets pada bank syariah beserta variabel yang mempengaruhinya adalah sebagai berikut:

1. Menambah wawasan, pengetahuan dan pemahaman bagi penulis khususnya, dan memberikan gambaran bagi masyarakat tentang pembiayaan diperbankan syariah.

2. Bagi perbankan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi bank-bank di Indonesia, khususnya bank syariah dalam usaha meningkatkan profitabilitas melalui pembiayaan.

3. Bagi Program Studi Muamalat/ Akademisi, hasil penelitian ini diharapkan bisa menambah khazanah ilmu pengetahuan, melengkapi informasi yang berharga khususnya dalam pemberian pembiayaan. 4. Menjadi masukan dan saran bagi para praktisi, akademisi dalam

(27)

13 F. Review Studi Terdahulu

Dalam penelitian atau pembuatan skripsi, terkadang ada tema yang berkaitan dengan penelitian yang dijalankan sekalipun arah tujuan yang diteliti berbeda. Dari penelitian ini, peneliti menemukan beberapa sumber kajian lain yang telah lebih dahulu membahas terkait analisis penyaluran pembiayaan terhadap Return on Assets :

Tabel 1.2 Review Studi Terdahulu NO Nama

Penulis/Judul/Tahun

Substansi Perbedaan dengan penulis

1.

Pamungkas Aji Prasetyo dan M. Burhan /Identifikasi Faktor yang Mempengaruhi rendahnya Pembiayaan Bagi Hasil Perbankan Syariah (Studi Kasus Bank Syariah BRI Cabang Malang) / Jurnal Ilmiah / Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Brawijaya, 2012

Pada penelitian ini dapat diketahui bahwa pembiayaan bagi hasil harus dilihat secara proporsional oleh semua stakeholders tahapanpertumbuhan bank syariah, termasuk regulator dalam mengeluarkan kebijakan, aspek kesesuaian dengan prinsip syariah. Metode kualitatif

Penulis menggunakan penelitian dengan metode kuantitatif dengan melihat komposisi pembiayaan yang disalurkan perbankan syariah terhadap profabilitas perbankan syariah di Indonesia dengan Rasio ROE dan ROA.

2. Siti Zahara, Islahuddin, dan Said Musnadi Pengaruh Debt Financing dan Equity Financing terhadap Kinerja Keuangan Bank

Pada penelitian ini pengaruh debt financing dan equity financing terhadap kinerja keuangan bank syariah sebesar

(28)

14 Syariah periode

2006-2010 (studi pada bank syariahyang beroperasi di Indonesia)/ jurnal akuntansi Volume 3, No.1 Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh , 2014

11,9% yang artinya masih faktor lain banyak faktor lain yang mempengaruhi kinerja keuangan bank. Metode analisis regresi.

variabel dependen dan debt financing, equity financing, NPF sebagai variable independen

3. Muhammad Dika Hidayat/ Pengaruh Debt Financing dan Equity Financing terhadap Profit Expense Ratio Perbankan Syariah ( padaBMI dan BSM/ Jurnal Ekonomi Syariah/ Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang 2012

Pada penelitian ini debt financing dan equity financing berpengaruh

signifikan terhadap profit expense ratio. Metode analisis regresi.

Variabel dependen profit expense ratio dan variabel independen debt financing dan equity financing sedangkan penulis Profabilitas bank syariah di Indonesia sebagai variabel dependen dan debt financing, equity financing, NPF sebagai variabel independen

4 Aris Sukamto/ Pengaruh Debt Financing dan Equity Financing terhadap Profit Expense Ratio Bank Bank Umum Syariah/ Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2010

Pada penelitian ini debt financing dan equity financing berpengaruh

signifikan terhadap profit expense ratio. Metode analisis regresi.

Variabel dependen profit expense ratio dan variabel independen debt financing dan equity financing sedangkan penulis rasio profitabilitas sebagai variabel dependen dan debt financing, equity financing, NPF sebagai variable independen

5 Reysha Utami/ Pengaruh Tingkat Debt Financing dan Equity Financing terhadap Profit Expense Ratio Bank Syariah Mandiri (BSM)/ Fakultas

Pada penelitian ini analisis regresi debt financing dan equity financing terhadap profit expense ratio. enggunakan uji t dan uji F Berdasarkan

(29)

15 Ekonomi Universitas

Gunadarma,2012

analisis regresi, dapat disimpulkan, secara parsial

financing, NPF sebagai variable independen

6

Arna Suryani/ Analisis Debt Financing dan Equity Financing terhadap Profit Expense Ratio pada Perbankan Syariah Jambi Periode 2003-2010/ Jurnal Ilmiah Vol.11 N0.3 Universitas Batanghari Jambi 2011

penelitian ini juga terbukti bahwa debt financing lebih mendominasi equity financing sehingga bank syariah mandiri belum cukup berani melakukan ekspansi equity finacing. Metode analisis regresi.

Variabel dependen profit expense ratio dan variabel independen debt financing dan equity financing sedangkan penulis rasio profitabilitas sebagai variabel dependen dan debt financing, equity financing, NPF sebagai variabel independen

7

Reza Lutfi/ Pengaruh NPF Equity Financing dan NPF Debt Financing Terhadap Profitabilitas Bank Syariah/ Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran Bandung, 2007

Pada penelitian ini debt financing dan equity financing berpengaruh

signifikan terhadap profitabilitas Bank Syariah. Metode analisis regresi.

Variabel dependen Profitabilitas dan Variabel independen NPF Equity Financing dan NPF Debt Financing sedangkan penulis rasio profitabilitas sebagai variabel dependen dan debt financing, equity financing, NPF sebagai

variable independen 8 Ghina Adilla Yudha,

Nunung Nurhayati/ Pengaruh Debt Financing dan Equity Financing terhadap Return on Assets Bank Umum Syariah diKota Bandung/ Jurnal ilmiah Akuntansi Universitas Islam Bandung 2014

Pada penelitian menunjukkan

bahwa debt

financing dan equity financing berpengaru h signifikan positif terhadap return on Assets bank umum syariah. Metode analisis regresi.

(30)

16 G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan penelitian ini merujuk pada Buku Pedoman Penulisan Skripsi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Syariah dan Hukum tahun 2012. Untuk mengetahui gambaran secara keseluruhan isi penulisan dalam penelitian ini, penyusun menguraikan secara singkat sebagai berikut:

BAB I: PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis menguraikan tentang masalah-masalah yang akan diteliti, yakni mengenai latar belakang masalah yang akan diteliti, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review studi terdahulu dan sistematika penulisan.

BAB II: LANDASAN TEORI

Pada bab ini diuraikan tentang Pembiayaan Bank Syariah, Debt Financing, Equity Financing, Non Performing Financing, Return on Equity, Return on Assets dan Kerangka teori.

BAB III: METODE PENELITIAN

Pada bab ini dikemukakan data penelitian dan metode yang digunakan untuk melakukan penelitian dan hipotesis penelitian.

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

(31)

17 BAB V. PENUTUP

(32)

18 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pembiayaan Bank Syariah

Pembiayaan adalah kegiatan penyediaan dana untuk investasi atau kerjasama permodalan antara koperasi dengan anggota, calon anggota, koperasi lain dan atau anggotanya, yang mewajibkan penerima pembiayaan itu untuk melunasi pokok pembiayaan yang diterima kepada pihak koperasi sesuai akad disertai dengan pembayaran sejumlah bagi hasil dan pendapatan atau laba dari kegiatan yang dibiayai atau penggunaan dana pembiayaan tersebut.11

Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dengan imbalan atau hasil. Perbedaan antara kredit yang diberikan oleh bank konvensional dengan pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah adalah terletak pada keuntungan, bagi bank konvensional keuntungan diperoleh melalui bunga. Sedangkan bagi bank berdasarkan prinsip syariah melalui bagi hasil dan perbeaan lainnya terdiri dari analisis pemberian pembiayaan beserta persyaratannya.

11

(33)

19 Pembiayaan dalam perbankan syariah atau istilah teknisnya aktiva produktif, menurut ketentuan Bank Indonesia adalah penanaman dana bank syariah baik dalam rupiah maupun valuta asing dalam bentuk pembiayaan, piutang, qardh, surat berharga syariah, penempatan, penyertaan modal, penyertaan modal, penyertaan modal sementara, komitmen dan kontijensi pada rekening administrative serta Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI).12

B. Tujuan Pembiayaan

Pada dasarnya terdapat dua fungsi yang saling berkaitan dari pembiayaan, yaitu:

1. Profitability, yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari pembiayaan berupa keuntungan yang diraih dari bagi hasil yang diperoleh dari usaha yang dikelola bersama nasabah. Oleh karena itu, bank hanya akan menyalurkan pembiayaan kepada usaha- usaha nasabah yang diyakini mampu dan mau mengembalikan pembiayaan yang telah diterimanya.

2. Safety, keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan harus benar-benar terjamin sehingga tujuan profitability dapat benar-benar tercapai tanpa hambatan yang berarti. Oleh karena itu, dengan keamanan ini dimaksudkan agar prestasi yang diberikan dalam bentuk modal, barang atau

12

(34)

20 jasa itu betul-betul terjamin pengembaliannya sehingga keuntungan (profitability) yang diharapkan dapat menjadi kenyataan.13

C. Syarat-Syarat Pembiayaan

Ada beberapa syarat-syarat penilaian pembiayaan yang sering dilakukan yaitu dengan analisis 5 C, analsis 7 P dan studi kelayakan. Kedua syarat ini 5 C dirinci lebih lanjut dalam syarat 7 P dan di dalam 7 P.

Syarat pemberian pembiayaan dengan analisis 5 C penbiayaan dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Character behaviour (karakter akhlaknya)

Karakter ini dapat dilihat dari interaksi kehidupan keluarga dan para tetangganya. Untuk mengetahui lebih dalam adalah dengan bertanya kepada tokoh masyarakat setempat maupun para tetangga tentang karakter/akhlaknya dari si calon penerima pembiayaan.

2. Condition of economy (kondisi usaha)

Usaha yang dijalankan calon anggota pembiayaan harus baik, dalam arti mampu mencukupi kehidupan hidup keluarganya, menutupi biaya operasi usaha dan kelebihan dari hasil usaha dapat menjadi penambah modal usaha untuk berkembang. Apalagi kelak mendapat pembiayaan

13

(35)

21 dari koperasi syariah maka usaha tersebut dapat tumbuh lebih baik dan akhirnya mampu untuk melunasi kewajibannya.

3. Capacity (kemampuan manajerial)

Calon anggota pembiayaan mempunyai kemampuan manajerial, handal dan tangguh dalam menjalankan usaha. Biasanya seorang wiraswasta sudah dapat mengatasi permasalahan yang mungkin timbul dari usahanya apabila sudah berjalan minimal dua tahun. Oleh karena itu kebijakan yang berlaku dikoperasi syariah sebaiknya apabila calon anggota pembiayaan tersebut belum menjalankan usaha sejenis minimal dua tahun maka tidak dapat diproses permohonan pembiayaannya.

4. Capital (modal)

Calon anggota pembiayaan harus mampu mengatur keuangannya dengan baik. Pengusaha harus dapat menyisihkan sebagian usahanya untuk menambah modal sehingga skala usahanya dapat ditingkatkan. Satu hal yang perlu diwaspadai adalah apabila usaha calon anggota pembiayaan yang sebagian besar terstruktur permodalannya berasal dari luar (bukan modal sendiri) maka hal ini akan menimbulkan kerawanan pembiayaan bermasalah.

5. Collateral (jaminan)

(36)

22 dibayarkan dari hasil keuntungan usahanya. Untuk mengatasi kemungkinan sulitnya pembayaran kembali kepada bank syariah maka perlu dikenakan jaminan. Pertama sebagai pengganti pelunasan pembiayaan apabila nasabah sudah tidak mampu lagi. Namun demikian bank syariah tidak dapat langsung mengambil alih jaminan tersebut, tetapi memberikan tangguh atau tenggang waktu untuk mencari alternative lain yang disepakati bersama dengan anggotanya melakukan tindakan wanprestasi.

Sedangkan penilaian dengan 7 P pembiayaan adalah sebagai berikut: 1. Personality

Menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya. Personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah. Personality hampir sama dengan character dari 5 C.

2. Party

(37)

23 3. Perpose

Untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil pembiayaan, termasuk jenis kredit yang diingkan nasabah. Tujuan pengambilan pembiayaan, pembiayaan bermacam-macam apakah tujuan untuk konsumtif atau tujuan produktif atau tujuan untuk perdagangan.

4. Prospect

Untuk menilai usaha nasabah dimasa yang akan datang apakah menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas pembiayaan yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan hanya bank yang rugi akan tetapi juga nasabah.

5. Payment

Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan pembiayaan yang telah diambil atau dari sumber mana saja dan untuk pengembalian pembiayaan yang diperolehnya. Semakin banyak sumber penghasilan debitur maka akan semakin baik. Sehingga jika salah satu usahanya merugi akan dapat ditutupi oleh sektor lain.

6. Profitability

(38)

24 atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan pembiayaan yang akan diperolehnya dari bank.

7. Protection

Tujuannya adalah bagaimana menjaga pembiayaan yang dikucurkan oleh bank namun melalui suatu perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi.

D. Debt Financing

Lembaga keuangan terutama perbankan syariah mendapatkan keuntungan dari pemberian pembiayaan kepada nasabah, baik dalam bentuk debt financing maupun equity financing. Debt financing merupakan pembiayaan dengan prinsip jual beli ada dua yaitu3:

1. Pengertian Murabahah

Pembiayaan murabahah merupakan salah satu prinsip jual beli yang dijalankan bank syariah tanpa mengenal riba. Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati14.

Dalam PSAK 102 Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (marjin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Akad ini merupakan salah satu bentuk natural certainty contracts, karena dalam murabahah ditentukan berapa required rate of profit .

14

(39)

25 Jadi, murabahah adalah suatu penjualan barang seharga barang tersebut ditambah keuntungan yang disepakati. Bank harus memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut biaya yang diperlukan. Murabahah umumnya dapat diterapkan pada produk pembiayaan untuk pembelian barang-barang investasi, baik domestik maupun luar negeri, seperti melalui letter of credit (L/C). Kalangan perbankan syariah di Indonesia banyak menggunakan murabahah secara berkelanjutan (roll over/evergreen) seperti untuk modal kerja, padahal sebenarnya murabahah adalah kontrak jangka pendek dengan sekali akad (one short deal). Murabahah tidak tepat diterapkan untuk modal kerja. Hal ini mengingat prinsip murabahah memiliki fleksibilitas yang sangat tinggi.

a. Syarat- syarat murabahah

Adapun syarat dalam akad murabahah yaitu: 1) Para pihak

a. Berwenang secara hukum

b. Ridha atau rela atau suka sama suka 2) Obyek

a. Ada secara fisik

(40)

26 d. Harga

e. Tidak berubah selama masa perjanjian f. Merupakan kesepakatan

2. Pengertian Istishna’

Dalam kamus Bahasa Arab Istishna’ berarti minta membuat (sesuatu).15 Istishna’ ialah kontrak / transaksi yang ditandatangani bersama antara pemesan dengan produsen untuk pembuatan suatu jenis barang tertentu atau suatu perjanjian jual beli dimana barang yang akan diperjual-belikan belum ada.16

Secara umum akad jual-beli Istishna’ yang dipraktekkan dalam bermuamalah ada dua macam, yaitu jual-beli Istishna’ dan Istishna’ paralel. Perbedaan pada keduanya yaitu terletak pada penggunaan sub-kontraktor, yakni bisa saja pembeli mengizinkan pembuat menggunakan sub-kontraktor untuk melaksanakan kontrak tersebut.

Dengan demikian, pembuat dapat membua kontrak Istishna’ kedua untuk memenuhi kewajibannya pada kontrak pertama. Kontrak baru ini

yang kemudian dikenal dengan Istishna’ paralel.17

a. Syarat-syarat dan Rukun Istishna’

15

Syarifuddin Anwar, Kamus al-Misbah: Arab-Indonesia, (Surabaya: Bina Iman, t.th.), h.258

16

Moh. Rifai, Konsep Perbankan Syariah, (Semarang: Wicaksana, 2002), hal.73

(41)

27

Sedangkan syarat istishna’ adalah:

a. Pihak yang berakad

b. Produsen/pembuat (shani’)

c. Pemesan/pembeli (mustashni’).

d. Mashnu’ (Barang/objek pesanan)

e. Harga jual (tsaman)

Adapun rukun Istishna’ adalah:

1. Produsen/ pembuat (shani’)

2. Pemesan/pembeli (mustashni’)

3. Proyek/Usaha/Barang/Jasa (mashnu’)

4. Harga (tsaman) 5. Shigat (Ijab qabul)

E. Equity Financing

Equity Financing (bagi hasil) adalah akad kerja sama antara bank sebagai pemilik modal dan nasabah sebagai pengelola modal untuk memperoleh keuntungan dan membagi keuntungan yang diperoleh berdasarkan nisbah yang disepakati. Pembiayaan dengan sistem bagi hasil ada macam berdasarkan prinsip mudharabah dan prinsip musyarakah.

(42)

28 sewaktu beniaga ke Syam. Sistem bagi hasil ini dalam prakteknya ada dua yaitu :

1. Pengertian Musyarakah

Musyarakah atau syirkah yaitu suatu perjanjian usaha antara dua atau beberapa pemilik modal untuk menyertakan modalnya pada suatu proyek dimana masing-masing pihak mempunyai hak untuk ikut serta, mewakilkan atau menggugurkan haknya dalam proyek18.

Musyarakah juga dapat diartikan penyertaan atau equity participation yang artinya akad kerja sama usaha patungan antara dua pihak atau lebih pemilik modal untuk membiayai suatu jenis usaha patungan antara dua pihak atau lebih pemilik modal untuk membiayai suatu jenis usaha dimana pendapatan keuntungan dibagi sesuai nisbah yang telah disepakati.

Musyarakah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan sedangkan risiko berdasarkan porsi kontribusi dana (psak 106, prgf 4).

a. Jenis Musyarakah

1. Musyarakah permanen adalah bagian dana setiap mitra ditentukan sesuai akad dan jumlahnya tetap hingga akhir masa akad.

18

(43)

29 2. Musyarakah menurun (musyarakah mutanaqisha) adalah bagian dana mitra akan dialihkan secara bertahap kepada mitra lainnya sehingga bagian dananya akan menurun dan pada akhir masa akad mitra lain tersebut akan menjadi pemilik penuh usaha tersebut.

b. Rukun dan Syarat Musyarakah

Adapun rukun dari akad musyarakah yaitu: 1. Pemodal

2. Pengelola 3. Modal

4. Nisbah keuntungan 5. Sighat atau akad

Sedangkan syarat dalam akad musyarakah yaitu:

1. Pemodal dan pengelola merupakan orang yang cakap hukum

2. Sighat penawaran dan penerimaan (ijab dan qabul) harus diucapkan oleh kedua belah pihak guna menunjukkan kemauan mereka untuk menyempurnakan kontrak.

3. Modal harus berbentuk uang tunai yang jelas jumlahnya. 2. Mudharabah

(44)

30 Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak, dimana pihak pertama sebagai pemilik modal dan pihak kedua sebagai pengelola modal, sedangkan keuntungan dibagi kedua belah pihak sesuai dengan kesepakatan yang tertuang dalam perjanjian19.

Mudharabah yaitu tenaga kerja dan pemilik modal bergabung bersama-sama sebagai mitra usaha untuk kerja20. Ia lebih menyoroti adanya kesejajaran antara pemilik modal dan pemilik tenaga untuk digabungkan melakukan usaha, karena itu mudharabah dapat menyelesaikan pertentangan antara tenaga kerja dan majikan.

Jadi, hal-hal pokok yang terdapat murabahah adalah: adanya pemilik modal (bank), adanya orang yang punya kapabiliti untuk usaha dan butuh modal, adanya kerjasama dan kesepakatan untuk usaha mencari keuntungan, keuntungan dibagi para pihak sesuai perjanjian, pemilik dana (bank) menanggung kerugianyang tidak disebabkan oleh pengelola, asalkan modal tidak berkurang.

a. Jenis Mudharabah

a. Mudharabah muthlaqah adalah mudharabah dimana pemilik dana memberikan kebebasan kepada pengelola dana dalam pengelolaan dan investasinya.

19M. Syafi’i Antonio. 2001.

Bank Syariah dari Teori Kepraktek, Jakarta: Gema Insani. Hlm.95

20

(45)

31 b. Mudharabah muqayyadah adalah mudharabah dimana pemilik dana memberikan batasan kepada pengelola dana, antara lain mengenai tempat, cara dan atau obyek investasi.

c. Mudharabah musytarakah adalah bentuk mudharabah dimana pengelola dana menyertakan modal atau dananya dalam kerjasama investasi.

F. Non Performing Financing (NPF)

Salah satu resiko yang sering dihadapi oleh bank adalah resiko tidak terbayarnya pembiayaan yang telah diberikan atau sering disebut resiko pembiayaan. Resiko pembiayaan umumnya timbul dari berbagai pembiayaan yang masuk dalam kategori bermasalah atau non performing financing.

NPF adalah pembiayaan bermasalah atau tidak perform yang disebabkan oleh faktor manajemen/ pengelolaan, kondisi ekonomi, maupun faktor-faktor lain.

(46)

32 Faktor penyebab munculnya NPF adalah default payment (kegagalan pembayaran yang dilakukan debitur kepada pemilik dana (kreditur). NPF jika tidak diantisipasi dengan manajemen pengelolaan pembiayaan yang optimal dengan menerapkan kehati-hatian dijabarkan dalam bentuk seleksi secara seksama terhadap calon debitur.

a. Kategori pembiayaan bermasalah

Pembiayaan menurut kualitasnya pada hakikatnya didasarkan atau risiko kemungkinan menurut lembaga keuangan syariah terhadap kondisi dan kepatuhan nasabah dalam memenuhi kewajiban-kewajiban untuk membayar bagi hasil, mengangsur serta melunasi pinjamannnya kepada bank. Jadi unsur utama dalam menentukan kualitas tersebut oleh waktu pembayaran bagi hasil, pembayaran angsuran, maupun pelunasan pokok pinjaman.

Ketidak lancaran nasabah membayar angsuran maupun bagi hasil/profit margin pembiayaan menyebabkan adanya kolektibilitas pembiayaan, secara umum kolektibilitas pembiayaan dikategorikan menjadi lima macam, yaitu:

(47)

33 Pembiayaan yang digolongkan ke dalam pembiayaan lancar apabila memenuhi kriteria antara lain:

a. Pembayaran angsuran pokok dan atau bagi hasil tepat waktu; b. Memiliki mutasi rekening yang aktif; atau

c. Bagian dari kredit yang dijamin dengan jaminan tunai (cash collateral).

2. Dalam perhatian khusus atau kolektibilitas 2

Pembiayaan yang digolongkan ke dalam pembiayaan perhatian khusus apabila memenuhi kriteria antara lain:

a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau pembiayaan yang belum melampui 90 hari; atau

b. Kadang kadang terjadi cerukan; c. Mutasi rekening relatif aktif; atau

d. Jarang terjadi pelanggaran terhadp kontrak yang diperjanjikan; atau e. Didukung oleh pinjaman baru.

3. Kurang lancar atau kolektibilitas 3

Pembiayaan yang digolongkan kurang lancar apabila memenuhi kriteria antara lain:

a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bagi hasil yang telah melampui 90 hari; atau

(48)

34 c. Frekuensi mutasi rekening relatif rendah; atau

d. Terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan lebih dari 90 hari; atau

e. Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi nasabah; atau f. Dokumentasi pinjaman yang lemah

4. Diragukan atau kolektibilitas 4

Pembiayaan yang digolongkan ke dalam pembiayaan diragukan apabila memenuhi kriteria antara lain:

a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga yang telah melampaui seratus delapan puluh hari; atau

b. Terjadi cerukan yang bersifat permanen;atau

c. Terjadi wanprestasi lebih dari seratus delapan puluh hari; d. Terjadi kapitalisasi bagi hasil; atau

e. Dokumentasi hukum yang lemah, baik untuk perjanjian pembiayaan maupun pengikatan jaminan.

5. Macet atau koektibilitas 5

Pembiayaan yang digolongkan ke dalam pembiayaan macet apabila memenuhi kriteria antara lain:

a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bagi hasil yang telah melampaui 270 hari; atau

(49)

35 c. Dari segi hukum maupun kondisi pasar , jaminan tidak dapat

dicairkan pada nilai wajar.21

Rasio NPF ditujukan untuk mengukur tingkat permasalahan pembiayaan yang dihadapi bank syariah. Dimana semakin tinggi rasio

ini menunjukkan kualitas pembiayaan bank syari’ah semakin buruk.

Nilai rasio ini kemudian dibandingkan dengan kriteria kesehatan NPF

bank syari’ah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia seperti yang

[image:49.610.131.525.99.584.2]

tertera dalam

Tabel 2.1

Kesehatan NPF Bank Syariah No. Nilai NPF Predikat

1 NPF = 2% Sehat

2 2% NPF 5% Sehat

3 5% NPF 8% Cukup sehat

4 8% NPF 12% Kurang Sehat

5 NPF 12% Tidak Sehat

Sumber: SE BI No 9/24/Dpbs Tanggal 30 Oktober 2007

Demikian juga Bank Indonesia menginstruksi Non Performing Financing dalam laporan tahunan perbankan nasional sesuai SE BI No. 9/24/Dpbs Tanggal 30 Oktober 2007 tentang sistem penilaian

21

(50)

36 kesehatan bank berdasarkan prinsip syari’ah yang dirumuskan sebagai berikut:

NPF =

x 100%

G. Tingkat Profitabilitas Bank Syariah

Tingkat profitabilitas bank syariah merupakan suatu kualitas yang dinilai berdasarkan keadaan/ kemampuan suatu bank syariah dalam menghasilkan laba. Selain itu merupakan hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan manajemen yang akan memberikan jawaban akhir tentang efektivitas manajemen perusahaan. Metode perhitungan profitabilitas perusahaan dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu: Operating Income Ratio, Operating Ratio, Net Profit Margin, Return On Investment, Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Return On Sales.

a. Return on Equity ( ROE )

ROE merupakan rasio yang biasanya dipakai untuk mengukur kinerja keuangan bank. Rasio ini berfungsi untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola capital yang ada untuk mendapatkan net income.22 Dari pandangan pemilik, ROE merupakan ukuran yang lebih penting karena mereflesikan kepentingan kepemilikan mereka.23 Jika dikaitkan dengan keuntungan

22

Kasmir, Manajemen Perbankan (Jakarta: Rajawali Pers, 010), h.298 23

(51)

37 bisnis syariah dalam ekonomi dapat dilihat dari sisi teori bahwa perusahaan sekarang ini menekankan pemaksimalan laba untuk pemegang saham.24 Jadi Return on Equity merupakan indikator yang amat penting bagi pemilik saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan

dengan pembayaran dividen. “apabila terjdi kenaikan rasio, berarti

terjadi kenaikan laba bersih dari bank bersangkutan.25 Rumus yang digunakan adalah:

ROE =

x 100%

Pada umumnya ROE menunjukan keuntungan yang akan dinikmati oleh pemegang saham. Adanya pertumbuhan ROE menunjukan prospek perusahaan yang semakin baik.

b. Return on Assets (ROA)

ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari penggunaan aktiva. Dengan kata lain, semakin tinggi rasio ini maka semakin baik produktivitas assets dalam memperoleh keuntungan bersih. Pembiayaan merupakan pendapatan bank dari segi penggunaan assets. Pembiayaan merupakan pendapatan bank dari sisi assets

24

Veithzal Rivai, dkk, Bank and Financial Institution Management, h.747 25

(52)

38 disebabkan bank syariah dalam menyalurkan dana pihak ketiga menggunakan pendekatan assets allocation approach dimana pengelompokkan sumber dana pihak ketiga baik itu tabungan, giro, dan deposito dibedakan jenis dan karakteristiknya.

Return on Assets (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas yang dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh laba (keuntungan) secara keseluruhan. Semakain besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset. Return on Assets merupakan perbandingan antara laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan.

(53)

39 total aktiva yang digunakan bank tidak memberikan laba maka bank akan mengalami kerugian dan akan menghambat pertumbuhan.

Return on Assets (ROA) merupakan perbandingan antara laba bersih sebelum pajak dibagi dengan total aktiva. Rumus ini digunakan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan sumber ekonomi yang berupa total aktiva untuk menciptakan keuntungan.

Rumus yang digunakan adalah :

Return on Assets (ROA): x 100%

c. Hubungan Antar Variabel ROE dan ROA

(54)

40 memanfaatkan ekuitas yang dimilikinya. ROE merupakan rasio antara laba setelah degan total ekuitas.

H. Kerangka Pemikiran

(55)

41 Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1

Pengaruh Tingkat Debt Financing, Equity Financing dan Non Performing Financing terhadap Profitabilitas pada Perbankan Syariah di Indonesia periode tahun 2010 sampai April 2015

Teori Pembiayaan dan Teori Profitabilitas

Debt Financing (X1)

Return on Equity (Y)

Equity Financing (X2)

Non Performing Financing (X3)

Return on Assets (Z)

AnalisisJalur

Hasil Penelitian dan Pembahasan

[image:55.610.106.552.106.736.2]
(56)

42 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu, yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan suatu metode. Dengan demikian, metode penelitian ialah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian.

Untuk memperoleh data-data yang digunakan penulis akan mengkaji Perbankan Syariah Indonesia dengan metode kuantitatif yaitu penulis melakukan pendekatan-pendekatan terhadap kajian empiris untuk mengumpulkan, menganalisa, dan menampilkan data dalam bentuk numerik daripada naratif.

B. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian penjelasan (explanatory research ) yaitu bagaimana variabel-variabel yang diteliti itu menjelaskan objek yang diteliti melalui data yang terkumpul.

(57)

43 1. Debt Financing (DF) data pembiayaan ini diperoleh dari statistik perbankan syariah yang diambil dari komposisi pembiayaan

murabahah dan istishna’pada tahun 2010 sampai April 2015.

2. Equity Financing (EF) data pembiayaan ini diperoleh dari satistik perbankan syariah yang diambil dari komposisi pembiayaan mudharabah dan musyarakah tahun 2010 sampai April 2015.

3. Non Performing Financing (NPF) data penelitian ini diperoleh dari statistik perbankan syariah yang diambil dari tahun 2010 sampai April 2015 dengan menggunakan data NPF Perbankan Syariah di Indonesia. 4. Return on Equity (ROE) data penelitian ini diambil dari tahun 2010 sampai April 2015 dengan menggunakan data ROE Perbankan Syariah di Indonesia.

5. Return on Assets (ROA) data penelitian ini diambil dari tahun 2010 sampai April 2015 dengan menggunakan data ROA Perbankan Syariah di Indonesia.

C. Populasi Penelitian

(58)

44 Data sekunder merupakan data yang dapat diperoleh dari pihak lain (sudah tersedia) atau diperoleh dari berbagai sumber, baik sumber internal maupun eksternal.

a. Laporan Keuangan Bank Syariah tentang penyaluran pembiayaan yang dipublikasikan oleh BI dan OJK

b. Daftar rasio keuangan yang dipublikasikan oleh BI dan OJK. 2. Library Research

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilengkapi pula dengan membaca dan mempelajari serta menganalisis literatur yang bersumber dari buku-buku dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan penelitian ini. Hal ini dilakukan untuk mendapat landasan teori dan konsep yang tersusun. Peneliti melakukan penelitian dengan membaca, mengutip bahan-bahan yang berkenaan dengan penelitian.

D. Metode Analisis Data

(59)

45 Analisis jalur merupakan pengembangan dari analisis regresi, sehingga analisis regresi dapat dikatakan sebagai bentuk khusus dari analisis jalur ( regression is special case of path analysis ). Analisis jalur digunakan untuk melukiskan dan menguji model hubungan antara variabel yang berbentuk sebab akibat (bukan hubungan interaktif). Dengan demikian dalam model hubungan antar variabel tersebut variabel eksogen (exogeneus), dan variabel dependen yang disebut variabel endogen (endogeneus)26.

Analsis jalur merupakan pengembangan dari model regresi yang digunakan untuk menguji kesesuaian (fit) dari matrik korelasi dari dua atau lebih model yang dibandingkan oleh si peneliti. Model biasanya digambarkan dengan lingkaran dan anak panah yang menunjukkan hubungan kausalitas. Regresi dilakukan untuk setiap variabel model dibandingkan dengan matrik korelasi hasil observasi variabel dan nilai goodness-of-fit dihitung. Model terbaik dipilih berdasarkan goodness-of-fit.27

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya sebagai berikut:

a. Variabel Endogen

Variabel endogen (endogenous variable) yaitu variabel yang menjadi pusat perhatian dalam penelitian atau variabel yang

26

Prof. Sugiyono. Metode dan Penelitian Bisnis. Alfabeta hal. 297 27

(60)

46 ditentukan didalam model dan diamati variasinya. Adapun variabel yang menjadi variabel endogen dalam penelitian ini yaitu Return on Equity (Y) dan Return on Assets (Z).

b. Variabel Eksogen

Variabel eksogen (exogenous variable) adalah variabel yang secara bebas berpengaruh terhadap variabel endogen dalam suatu model. Adapun variabel yang menjadi variabel eksogen dalam penelitian ini yaitu Debt Financing (X1), Equity Financing (X2), Non Performing Financing (X3).

Melalui analisis jalur ini akan ditemukan jalur mana yang paling tepat dan singkat suatu variabel independen menuju variabel dependen.

Penggunaan analisis jalur dalam analisis data penelitian didasarkan pada beberapa asumsi berikut, yaitu:

1) Hubungan antar variabel yang akan dianalisis berbentuk linear , aditif dan kausal.

2) Variabel-variabel residual tidak berkorelasi dengan variabel yang mendahuluinya, dan juga tidak berkorelasi dengan variabel lain.

(61)

47 4) Data setiap variabel yang dianalisis adalah data interval yang

berasal dari sumber yang sama.

E. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu pernyataan yang sifatnya masih sementara atau peryataan berdasarkan pada pengetahuan tertentu yang masih lemah dan harus dibuktikan kebenarannya. Dengan demikian hipotesis merupakan dugaan sementara yang nantinya akan diuji dan dibuktikan kebenarannya melalui analisa data.

1. Uji Hipotesis Penelitian Model 1

a. Pengujian Hipotesis Model 1 Secara Keseluruhan

Dalam pengujian secara keseluruhan ini akan diuji secara simultan seberapa besar pengaruh variabel Debt Fiancing (X1), Equity

Financing (X2), Non Performing Financing (X3) terhadap Return on

Equity (Y) sehingga menghasilkan rumusan sebagai berikut:

1. H0 : Debt Financing tidak berpengaruh signifikan terhadap Return on Equity

Ha : Debt Financing berpengaruh signifikan terhadap Return on Equity

(62)

48 Ha : Equity Financing berpengaruh signifikan terhadap Return on Equity

3. H0 : Non Performing Financing tidak berpengaruh signifikan terhadap Return on Equity

Ha : Non Performing Financing berpengaruh signifikan terhadap Return on Equity

4. H0 : Debt Financing, Equity Financing dan Non Performing Financing tidak berpengaruh signifikan terhadap Return on Equity

Ha : Debt Financing, Equity Financing dan Non Performing Financing berpengaruh signifikan terhadap Return on Equity

Dari rumusan hipotesis diatas, maka diketahui persamaan

struktural model 1 nilai pengaruh ρ dari variabel independen

terhadap variabel dependen diperoleh dari nilai beta ( β ) pada

analisis yang dilakukan sehingga membentuk struktur persamaan model 1 seperti dibawah ini:

Y = ρx1y X1 + ρx2y X2 + ρx3y X3 + ρy ε1

2. Pengujian Hipotesis Penelitian Model 2 a. Pengujian Model 2 Secara Keseluruhan

(63)

49 Financing (X2), Non Performing Financing (X3) terhadap Return on

Assets (Y2). Sehingga menghasilkan rumusan hipotesis sebagai

berikut :

5. H0 : Debt Financing tidak berpengaruh signifikan terhadap Return on Assets

Ha : Debt Financing berpengaruh signifikan terhadap Return on Assets

6. H0 : Non Performing Financing tidak berpengaruh signifikan terhadap Return on Assets

Ha : Non Performing Financing berpengaruh signifikan terhadap Return on Equity

7. H0 : Return on Equity tidak berpengaruh signifikan terhadap Return on Assets

Ha : Return on Equity berpengaruh signifikan terhadap Return on Equity

8. H0 : Debt Financing, Non Performing Financing dan Return on Equity tidak berpengaruh signifikan terhadap Return on Assets Ha : Debt Financing, Non Performing Financing dan Return on

Equity berpengaruh signifikan terhadap Return on Assets Dari rumusan hipotesis tersebut diatas, maka diketahui persamaan

(64)

50 terhadap variabel dependen diperoleh dari nilai beta (β) pada analisis regresi yang dilakukan sehingga membentuk dasar atau acuan struktur persamaan model 2 seperti dibawah ini

[image:64.610.117.527.116.477.2]

Z = ρx1z X1 + ρx3z X3 + ρyz Y + ρz ε2

Gambar 3.1 Struktur Jalur I dan II

7. Keahlian (X1) berpengaruh terhadap skeptisisme profesionditor Y)

Ha8: ρyx2 ≠ 0

8. Etika (X3) berpengaruh terhadap skeptisisme profesional (Y)

Ha9: ρyx3 ≠

Keterangan:

Pyx1 : Standarized coefficients, koefesien jalur pengaruh langsung X1 terhadap Y

Pyx2 : Standarized coeffecients, koefesien jalur pengaruh langsung X2 terhadap Y

Pyx3 : Standarized coeffecients, koefesien jalur pengaruh langsung X3 terhadap Y

Pzx1 : Standarized coeffecients, koefesien jalur pengaruh langsung X1 terhadap Z

Pzx3 : Standarized coeffecients, koefesien jalur pengaruh langsung X3 terhadap Z

PzY : Standarized coeffecients, koefesien jalur pengaruh langsung Y terhadap Z PyE1 : Besarnya pengaruh variable lain

Debt Financing (X1)

Equity Financing (X2)

Non Performing Financing (X3)

Return on Assetss(Z) Return on

(65)

51 PyE2 : Besarnya pengaruh variable lain

X1 : Variabel eksogen debt financing

X2 : Variabel ekso

Gambar

Tabel 2.1 Kesehatan NPF Bank Syariah
 Gambar 2.1 Pengaruh Tingkat Debt Financing, Equity Financing
Gambar 3.1
Tabel 3.1 Interpretasi Koefisien Nilai r
+7

Referensi

Dokumen terkait

“Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat

Animasi multimedia iklan layanan masyarakat ini sasarannya adalah penduduk yang mulai berusia 17 tahun dan belum mengetahui tata acara atau prosedur pembuatan

Data yang diambil meliputi pelayanan kefarmasian di puskesmas dengan indikator kepatuhan prosedur tetap (protap), waktu penyiapan obat, waktu penyerahan obat,

Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2009-2011 (2) Untuk menganalisis pengaruh likuid Current Ratio (CR), Debt to Equity

Wina Sanjaya (2011:48), mengatakan “dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas membentuk spiral yang dimulai dari merasakan adanya masalah menyusun perencanaan,

Pada umumnya mahasiswa yang mengikuti PBL lebih mampu memahami serta membaca soal dengan baik, sehingga mereka tidak mendapatkan kesulitan dalam membuat model

Dilihat dari proporsi penduduk bekerja menurut jam kerja, persentase tertinggi pada Februari 2019 adalah pekerja penuh (jam kerja minimal 35 jam per minggu) sebesar 60,36

Program Pengabdian Pengembangan Desa Mitra (PPDM) memberikan kontribusi berupa Peningkatan pengetahuan dan pemahaman tentang kesiapsiagaan dan mitigasi menghadapi