• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan promosi Cireng keraton

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan promosi Cireng keraton"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN PROMOSI CIRENG KERATON

DK 38315/ Tugas Akhir Semester II 2014-2015

Oleh :

Ryan Hidayat 51911052

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt, yang telah memberikan segala karunia dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir yang berjudul “PERANCANGAN PROMOSI CIRENG KERATON”. Laporan ini diajukan sebagai salah satu syarat bagi penulis untuk memenuhi syarat kelulusan di Universitas Komputer Indonesia.

Laporan ini memberikan penjelasan mengenai masalah dan solusi perusahaan Cireng Keraton. Penulis menyadari bahwa Laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan dikarenakan adanya keterbatasannya pengetahuan dan kemampuan penulis. Penulis sangat berharap semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantu dalam pelaksanaan tugas akhir ini dan dalam penyusunan laporan ini.

Bandung, 7 Juli 2015

(5)

Abstrak

PERANCANGAN PROMOSI CIRENG KERATON

Oleh:

Ryan Hidayat 51911052

Program Studi Desain Komunikasi Visual

Cireng adalah kudapan yang terbuat dari aci atau tepung tapioka lalu di goreng. Makanan ini merupakan salah satu dari beberapa makanan khas daerah Bandung, makanan yang satu ini cukup digemari oleh masyarakat sampai sekarang, hal ini dibuktikan bahwa masih banyaknya pedagang yang menyediakan cireng di pingir-pinggir jalan. Banyak pedagang cireng berfikir mencari ide untuk membuat cireng mereka mempunyai ciri khas tersendiri, salah satu dari pedagang memiliki ide untuk mengkreasikan cireng dengan menambah varian rasa di dalamnya.

Cireng Keraton adalah salah satu dari sekian banyaknya usaha cireng isi yang ada di Bandung. Perusahaan ini dirikan oleh Nurhayati selaku pemilik di perusahaan tersebut pada tahun 2006. Masalahnya sampai saat ini warga Bandung sendiri kurang mengenal produk dari ibu Nurhayati yaitu Cireng Keraton. Oleh karena itu, diperlukannya media promosi untuk memperkenalkan Cireng Keraton kepada masyarakat Bandung.

(6)

Abstract

DESIGNING PROMOTION OF CIRENG KERATON

By:

Ryan Hidayat 51911052

Study Programe Visual Communication Design

Cireng is a snack made from aci or tapioca flour and fried . Food is one of the

few regional specialties Bandung , the food is quite favored by the people until

now , it is proved that there are many traders who provide cireng in - roadside

verges . Many traders think cireng looking for ideas to make their cireng has its

own characteristics , one of the traders had the idea for the creation of cireng by

adding flavors in it .

Cireng palace is one of the many businesses cireng contents in Bandung . The

company was founded by Nurhayati as the owner of the company in 2006. The

problem until now residents of Bandung itself is less familiar with the products of

the mother Nurhayati is Cireng palace . Therefore , the need for a media

campaign to introduce the palace to the public Cireng Bandung.

(7)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINILITAS ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

I.2 Identifikasi Masalah ... 3

I.3 Rumusan Masalah ... 3

I.4 Batasan Masalah ... 3

I.5 Tujuan Perancangan ... 4

BAB II MEDIA PROMOSI DAN PROMOSI CIRENG KERATON II.1 Landasan teori ... 5

II.1.2 Definisi Media Promosi ... 5

II.1.3 Bauran Promosi ... 5

II.1.4 Jenis-Jenis Promosi ... 5

II.1.5 Fungsi Promosi ... 6

II.1.6 Faktor Penting Saat Memilih Media Promosi ... 6

II.2 Objek Penelitian ... 7

II.2.1 Cireng ... 7

II.2.2 Sejarah Perusahaan ... 8

(8)

II.3 Analisa ... 18

II.3.1 Permasalahan Cireng Keraton ... 18

II.4 Target Audien ... 23

II.5 Perancangan Media Promosi Melalui Media Billboard ... 24

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1 Strategi Perancangan ... 26

III.1.1 Tujuan Komunikasi ... 26

III.1.2 Pendekatan Komunikasi ... 26

III.1.3 Materi Pesan ... 27

III.1.4 Gaya Bahasa ... 27

III.1.5 Khalayak Sasaran Perancangan ... 28

III.1.6 Strategi Kreatif ... 29

III.1.7 Strategi Media ... 30

III.1.8 Strategi Distribusi dan Waktu Penyebaran Media ... 31

III.2 Konsep Visual ... 32

III.2.1 Format Desain ... 32

III.2.2 Tata Letak (Layout) ... 32

III.2.3 Huruf ... 33

III.2.4 Ilustrasi ... 34

III.2.5 Warna ... 35

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Indonesia adalah Negara besar dengan pulau-pulau yang di kelilingi oleh lautan antara lain, Pulau Sumatra, Pulau Jawa, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, dan masih banyak lagi. Dalam setiap pulau terdapat beragam kekayaan alam dan kebudayaan yang berbeda-beda. Keragaman budaya di Indonesia dapat terlihat dalam berbagai hal musik, tarian, rumah adat, pakaian adat, tatakrama, dan masih banyak lagi. Namun 1 hal yang juga tidak terlupakan yaitu makanan tradisional atau makanan khas yang di miliki oleh masing-masing setiap budaya. Menurut Ibrahim Indrawijaya (seperti di kutip Mochammad Dhea 2013) Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.

Bandung adalah kota besar yang memiliki kekayaan wisata dan juga di kenal

sebagai kota dengan berbagai macam makanan yang unik dan inovatif, maka tidak

heran jika Bandung di kenal dengan surga nya wisata kuliner. Namun tidak

ketinggalan Bandung juga memiliki makanan khas yang di tawarkan seperti

peyeum, oncom raos, cilok, combro, wajit, dan khususnya makanan tradisional

cireng Bandung. Cireng merupakan salah satu dari sekian banyak makanan

tradisional yang ada di Indonesia, keberadaan cireng sebagai salah satu

warisan budaya sunda yang memberikan ciri khas kebudayaan tersendiri yang kini masih terus dilestarikan, dengan ciri khas tekstur, sambal dan dari penamaan yaitu cireng (aci/tepung tapika yang di goreng) yang sampai saat ini masih di gemari oleh masyarakat Bandung. Hal ini terbukti bahwa masih banyaknya pedagang cireng di pinggir yang masih menyajikan makanan ini sampai sekarang.

(10)

masing-masing. Hal ini menjadi salah satu nilai lebih bagi para pedagang atau penjual, supaya setiap konsumen yang datang tidak bosan dengan rasa yang biasa-biasa saja. Agar konsumen selalu mengingat keunikan rasa, para pedagang atau penjual memiliki strategi yaitu membedakan rasa yang memiliki ciri khas yang di jadikan untuk daya tarik tersendiri untuk para kosumen. Citarasa yang berbeda membuat orang mencari sesuatu yang khas untuk di sajikan. Maka dari itu bisnis kuliner saat ini sangat menggiurkan.

Di jl. tulip ii no.5 gempol sari indah Bandung terdapat produksi cireng yang bernama Cireng Keraton. Usaha ini didirikan menurut fenomena yang ada.

Menurut Nurhayati selaku pemilik usaha cireng keraton , cireng keraton adalah

bentuk dari cireng tradisional yang di inovasikan menjadi makanan yang unik dan

inovatif. Dengan memberikan varian rasa pada isi cireng dan pemasaran yang

menempatkan lokasi penjualannya pada tempat-tempat yang memberikan gaya

hidup seperti Mall dan Food cort. Karena selain untuk memberikan gaya hidup

bagi para kosumen, hal ini di percaya mampu mengangkat citra cireng yang

tadinya lekat dengan kalangan menengah kebawah.

Pada tahun 2006 ibu Nurhayati mendirikan usaha kuliner ini, dengan memberi

nama Cireng Keraton. Alasan awal mula penamaan Cireng Keraton adalah lebih

mudah diucapkan sekaligus diingat. Terlebih lagi, keraton yang identik dengan

kalangan atas dianggap mampu mengangkat citra cireng yang terlanjur lekat

dengan jajanan rakyat kecil. “Keraton” yang kesannya kelas tinggi, dan keraton

dipakai karena pemilik adalah orang suku jawa.

Produk yang seimbang antara harga dan kualitas menjadi alasan perusahaan

Cireng Keraton ini untuk menargetkan konsumennya untuk kalangan menengah

keatas. Alasan Cireng Keraton menargetkan pemasarannya untuk masyarakat

kalangan menengah keatas adalah karena Cireng Keraton tidak ingin memonopoli

pasar khususnya produk Cireng. Maksud dari tidak ingin memonopoli pasar

adalah terdapat penjual cireng kaki lima yang harganya di sesuaikan dengan

kemampuan daya beli masyarakat kalangan menengah kebawah. Meskipun dari

(11)

kalangan menengah keatas saja. Produksi Cireng Keraton dari ibu Nurhayati ini

ternyata kurang di kenal oleh masyarakat Bandung kalangan menengah keatas.

Meskipun sudah melakukan promosi melalui media Radio dan Website,

banyaknya pedagang lain dan kurang meluasnya ruko penjualan membuat cireng

ini kurang di kenal. Maka dari itu di perlukan cara untuk memperkenalkan Cireng

Keraton agar masyarakat lebih tertarik dan bahkan menyukai makanan ini.

Peranan seorang desainer sangat diperlukan, terlebih dalam pembuatan desain untuk memperkenalkan ke khalayak agar tertarik untuk lebih mengenal bahkan membeli Cireng keraton. Berdasarkan hal tersebut maka promosi Cireng Keraton inilah yang akan dijadikan kasus dalam tugas akhir.

1.1Identifikasi Masalah

Ada pun uraian permasalahanya adalah sebagai berikut :

 Kurang nya media promosi yang menunjang sehingga banyak masyarakat

Bandung menengah keatas yang tidak mengetahui Cireng Keraton.

 Perlunya sebuah media yang bisa memberikan atau mendukung promosi Cireng Keraton.

1.2Rumusan Masalah

 Bagaimana perancangan media promosi untuk memperkenalkan Cireng

Keraton kepada masyarakat Bandung kalangan menengah keatas.

1.3Batasan Masalah

Agar perancangan lebih fokus dan tidak meluas dari pembahasan yang dimaksud,

dalam makalah ini penulis membatasinya pada ruang lingkup penelitian sebagai

berikut :

 Cireng isi yang menjadi obyek penelitian hanya Cireng Keraton.

(12)

1.4Tujuan Dan Manfaat Penelitian

 Memberi informasi mengenai produk cireng keraton.

 Agar masyarakat Bandung mengenal cireng keraton sekaligus merangsang seseorang untuk mempengaruhi agar mau mencoba produk atau bahkan

(13)

BAB II

MEDIA PROMOSI DAN PERANCANGAN PROMOSI CIRENG KERATON

II.1 Landasan Teori

II.1.2 Definisi Media Promosi

Promosi merupakan kegiatan terpenting, yang berperan aktif dalam memperkenalkan,

memberitahukan dan mengingatkan kembali manfaat suatu produk agar mendorong

konsumen untuk membeli produk yang dipromosikan tersebut. Untuk mengadakan

promosi, setiap perusahaan harus dapat menentukan dengan tepat alat promosi

manakah yang dipergunakan agar dapat mencapai keberhasilan dalam penjualan. Hal

ini dikuatkan dengan teori dari Frank Jefkins (1994:84) yang menyatakan bahwa

promosi adalah kegiatan yang dapat lebih merangsang seseorang untuk membeli atau

sekedar mencoba suatu produk.

II.1.3 Bauran Promosi

Kotler (seperti dikutip Tri Erlangga 2014) Bauran Promosi merupakan salah satu strategi pemasaran yang efektif untuk memasarkan suatu produk. Bauran promosi

merupakan gabungan dari berbagai jenis promosi yang ada, seorang pemasar harus

mengembangkan program komunikasi yang efektif yang ditujukan kepada konsumen

untuk mengkomunikasikan informasi yang ada dan di rancang untuk menghasilkan

tindakan konsumen yang mengarah kepada hasil yang maksimal. Bauran promosi

mencakup empat elemen, yaitu : iklan (advertising), promosi penjualan (sales

promotion), publikasi/humas, dan personal selling.

II.1.4 Jenis-jenis Promosi

Kotler (seperti dikutip Tri Erlangga 2014) Promosi bertujuan untuk menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk serta mengingatkan pelangggan tentang perusahaan dan

bauran pemasarannya. Promosi memperkenalkan atau menginformasikan kepada

konsumen bahwa saat ini ada produk baru yang tidak kalah dengan produk yang lama.

(14)

terpengaruh dan terbujuk sehingga beralih ke produk tersebut. Dan promosi di bagi

menjadi 4 yaitu

a. Advertising (Periklanan) Cara Penyajian iklan yang melalui media massa cetak

maupun media elektronik. Agar ikan yang akan disampaikan menarik target sasaran.

b. Personal Selling (Penjualan Pribadi) Mempromosikan suatu produk yang sekaligus

disertai penjualan produk pada waktu dilakukannya promosi.

c. Sales Promotion (Promosi Penjualan) Suatu moment atau event yang sengaja

digelar, untuk mempromosikan sutu produk dengan teknik yang relatif demonstratif

dan aktratif guna menarik perhatian pembeli.

d. Publicity (Publisitas) Memberikan informasi yang positif terhadap masyarakat

melalui media massa, agar mengguntungkan perusahaan terutama jumlah penjulan

produk.

II.1.5 Fungsi Promosi

Fungsi promosi adalah suatu proses atau tindakan yang di lakukan untuk merangasang

seseorang untuk membeli atau sekedar mencoba suatu produk frank jefkins (1995:84).

II.1.6 3 Faktor Penting Saat Memilih Media Promosi

Kotler (seperti dikutip Tri Erlangga 2014) untuk memilih media Promosi harus memperhatikan tiga faktor yaitu:

 Reach (jangkauan) yaitu dapat diketahuinya jumlah orang yang melihat iklan dari media tersebut.

 Frequency (frekuensi) yaitu banyaknya rata-rata orang melihat paparan iklan dari media tersebut.

 Impact (pengaruh) yaitu nilai kualitatif suatu paparan melalui media tertentu. Menurut frank jefkins (1995:84) Kategori media terdiri dari dua yaitu:

a. Above The Line (lini atas) Pada umumnya bertujuan untuk membangun merek,

mempengaruhi konsumen dan membangun citra unik bagi suatu merek. Above The

(15)

kategori Above The Line seperti media televisi, video, bioskop, media luar ruang dan

transportasi.

b. Below The Line (lini bawah) Pada umunya bertujuan untuk membina hubungan dan

kegiatan langsung antara produk dan konsumen. Below The Line memiliki jangkuan

tidak luas / personal, tak perlu jaringan. Ada bebrapa contoh yang menjadi kategori

Below The Line seperti literatur, point of sale, sky ads, body ads dan gifts

II.2 Objek Penelitian

II.2.1 Cireng

Menurut Nurhayati selaku pemilik usaha cireng keraton, cireng adalah makanan

tradisional dari adat sunda yang bahan dasarnya dari aci atau tepung kanji. Aci yang di

campur dengan air sehingga menjadi adonan ini lalu kemudian di goreng, setelah di

goreng cireng ini siap di sajikan. Umum nya masyarakat menyajikan atau menikmati

cireng dengan sambel.

Gambar II.1 : Cireng

Sumber : http://cara.mediawp-contentuploads

(16)

II.2.2 Sejarah Perusahaan

Melihat cireng sangat digemari oleh masyarakat, hal ini membuat para pedagang cireng

berlomba-lomba untuk menarik konsumen dengan cara menyajikan cireng dalam

berbagai macam menu atau dengan ciri khas masing-masing, supaya para konsumen

tidak bosan dengan rasa cireng yang biasa-biasa saja. Citarasa yang berbeda membuat

orang mencari sesuatu yang khas untuk di sajikan.

(17)

Gambar II.2 : Pabrik Cireng Keraton

Sumber : Cireng Keraton

Gambar II.3 : Website Cireng Keraton

(18)

II.2.3 Profil Cireng Keraton

Nama Perusahaan : Cv. Cahaya Utama

Alamat Perusahaan : Jalan Tulip ii no.5 Kelurahan Gempolsari Kecamatan

Bandung Kulon Kota Bandung

Nama Pemilik : Nurhayati S.Pd.

Jenis Usaha : Perdagangan Barang Dan Jasa

Logo Dan Arti Logo :

Gambar II.4 : Logo Dan Arti Logo

Sumber : Cireng Keraton

Berikut lampiran Surat Izin Usaha, Surat Registrasi Produk Dan Sertifikat Penyuluhan

(19)

Gambar II.5 : Surat Izin Usaha Perusahaan

Sumber : Cireng Keraton

Gambar II.6 : Surat Registrasi Produk

(20)

Gambar II.7 : Sertifikat Penyuluhan Keamanan Pangan

Sumber : Cireng Keraton

A. Produksi Cireng Keraton

Pabrik ini mempunyai 20 karyawan yang bekerja setiap hari nya dan memproduksi

antara 500 sampai 1000 biji/hari tergantung pemesanan.

Gambar II.8 : Proses Pembuatan Cireng Keraton

(21)

Gambar II.9 : Isian Rasa Cireng Keraton

Sumber : Cireng Keraton

Gambar II.10 : Produk Jadi

Sumber : Cireng Keraton

B. Lokasi Penjualan

Perusahaan ini mempunyai 3 ruko atau lokasi penjualan yang berada di mall-mall dan

factory outlet yang ada di Bandung. Antara lain di mall citylink yang berada di jalan

peta, mall btc (bandung trade centre) di jalan pasteur dan factory outlet heritage yang

ada di jalan riau. Tempat-tempat penjualan beroperasi antara dari jam 9 pagi sampai

(22)

tempat yang ramai, tempat berkumpulnya keluarga dan melepas penat setelah 6hari

bekerja, selain itu Nurhayati bermaksud untuk mengangkat cireng ketingkat yang lebih

tinggi supaya cireng tidak terus menerus lekat dengan masyarakat kalangan menengah

kebawah atau agar tidak terkesan makanan murahan. Berikut adalah gambar tempat

berdagang cireng keraton :

(23)

Gambar II.12 : Ruko penjualan Di Btc (Bandung Trade centre)

Sumber : Dokumen Pribadi [2015]

Gambar II.13 : Ruko Penjualan Di heritage

Sumber : Dokumen Pribadi [2015]

C. Kemasan Cireng Keraton

Marianne Rosner Klimchuk dan Sandra A. Krasovec (seperti di kutip Mega Merlina 2010) menjelaskan bahwa mengemas merupakan tindakan membungkus atau menutup suatu barang atau sekelompok barang. Sedangkan kemasan, mengacu pada objek fisik itu sendiri-karton, container, atau bungkusan.

Dalam penjualannya, cireng keraton memiliki kemasan untuk pembungkus produknya

agar terkesan menarik dan supaya cireng bisa terhindar dari kotoran dan kerusakan saat

di antar atau di bawa pulang oleh konsumen yang telah membeli. Berikut kemasan

(24)

Gambar II.14 : Kemasan Cireng Keraton

Sumber : Dokumen Pribadi [2015]

Gambar II.15 : Kemasan Kertas Cireng Keraton

(25)

D. Jenis Rasa Cireng Keraton

Cireng Keraton lebih berbeda dengan cireng-cireng lain terutama mutu, kemasan, dan

bahan pembuatan yang tidak memakai bahan campuran dan bahan pengawet, dari segi

rasa Cireng Keraton memang lebih unik di banding merek cireng isi lainnya, cireng

keraton menentukan rasa seperti makanan eropa, yang dimaksud dengan rasa adalah

rasa pizza, ayam teriyaki dan barbeque. Selain dilihat dari segi rasa, cireng keraton

juga mempunyai keunggulan yaitu cireng keraton tidak menyerap minyak saat di

goreng, sehingga yang di makan konsumen adalah cireng sesungguhnya dalam arti

bukan makan minyak. Adapun dari rasa-rasa cireng keraton adalah sebagai berikut:

Sosis Pedas, Ayam Pedas, Oncom Pedas, Sapi Pedas, Baso Pedas, Pizza, Ayam

Teriyaki, Keju, Barbeque dan Kedap (Keju Dagung Asap)

Gambar II.16 : Menu rasa cireng keraton

Sumber: Cireng Keraton

E. Harga

Cireng keraton menawarkan 2 macam cara penjualan, yaitu di jual matang dan di jual

mentah. Berdasarkan hasil wawancara yang telah di lakukan menyatakan bahwa

pemilik cireng ini menjual cireng matang atau pun mentah dengan harga yang sama

yaitu 5.000 (lima ribu rupiah). Untuk menambah keuntungan pemilik cireng keraton

(26)

datang ke ruko penjualan, Biaya jasa delivery (pesan antar) ini di tanggung konsumen

dalam arti konsumen yang membayar jasa pengantar. Biaya antar ini tergantung tingkat

seberapa jauh alamat konsumen. Biaya delivery (pesan antar) antara 10.000 (sepuluh

ribu) sampai maksimal 20.000 (dua puluh ribu).

F. Positioning

Menurut Nurhayati pemilik cireng keraton, cireng keraton memposisikan usaha ini

sebagai makanan yang terjamin kesehatanya (makanan sehat), karena dalam proses

pembuatannya cireng keraton selalu memakai bahan yang masih segar, kebersihan

yang terjaga dan tidak memakai bahan pengawet apapun.

G. Visi Dan Misi Cireng keraton

 Ingin memajukan makanan tradisional ke tingkat yang lebih tinggi.  Supaya cireng dapat di nikmati dan di kenal semua masyarakat Indonesia.

II.3 Analisa

II.3.1 Permasalahan Cireng Keraton A.Hasil Wawancara

(27)

Gambar II.17 : Proses wawancara

Sumber: Dokumen Pribadi

Mall lebih sering dikunjungi oleh masyarakat pada waktu akhir pekan. Karena akhir pekan merupakan waktu yang efektif untuk berkumpul dengan keluarga dan melepas penat setelah satu minggu bekerja. Tempat ini dipilih untuk pemasaran karena mall optimis dapat menaikkan nilai atau derajat dari Cireng Keraton itu sendiri.

A.Data Lapangan

Menurut Booch (2005) (yang di kutip Widuri Raharja 2011) diagram adalah suatu representasi melalui gambar atau grafik yang yang berguna untuk menerangkan sesuatu

(28)

Gambar II.18 : Presentase Data Kuisioner

Sumber : Dokumen Pribadi

Dari data yang telah di peroleh melalui kuisioner di Mall BIP (Bandung Indah Plaza)

yang di lakukan pada tanggal 25-28 juni 2015 kepada warga Bandung kalangan

menengah keatas usia 25-35 tahun. Dari 50 responden, 41 responden menyatakan

tidak mengetahui cireng keraton dan 9 responden menyatakan mengetahui cireng

keraton.

B.Analisa Data (SWOT)

Tabel II.1 Analisa Data SWOT

Kekuatan Kelamahan

Kualitas mutu, rasa dan kebersihan di

jamin.

Tempat jualan mempunyai gaya hidup

atau tingkat gengsi yang tinggi.

Harga terjangkau untuk produk

berkualitas tinggi.

Produk tidak menyerap minyak

sehingga yang di makan konsumen

adalah cireng sesungguhnya dalam arti

bukan makan minyak.

Kurangnya media informasi

(29)

C.

Analisa 5W 1H (What, who, where, when, why, how)

Menurut Sugimoto dan Beak (2011) menyatakan bahawa 5W 1H dapat di terapkan untuk menjelaskan suatu peristiwa atau mencari suatu permasalahan yang terjadi. Hal ini yang menjadi alasan kenapa analisa ini menggunakan metode 5W 1H.

Masalah yang ada dianalisa menggunakan metode pertanyaan Kipling atau yang lebih dikenal dengan 5W+1H (What, who, where, when, why, how).

A.What (Apa)

Apa yang menjadi persoalan utama?

Cireng Keraton kurang di kenal masyarakat Bandung kalangan menengah keatas.

Apa inti masalah dari persoalan tersebut?

Kurangnya media promosi yang menunjang.

Apa yang harus dilakukan untuk menangani masalah tersebut?

Merancang media promosi yang sesuai untuk kalangan menengah keatas untuk memperkenalkan dan meningkatkan penjualan.

B.Who (Siapa)

Siapa yang terlibat dan perlu dilibatkan dalam persoalan ini?

Masyarakat Bandung kalangan menengah keatas.

Memiliki rasa makanan eropa.

Peluang Ancaman

Kota bandung sebagai kota wisata.

Bertempat di tempat yang ramai seperti

Mall-Mall.

Tempat mudah di jangkau.

Melayani delivery (pesan antar).

Banyak kompetitor.

Kurang di kenal masyarakat

bandung.

Banyaknya kuliner yang semakin

(30)

Untuk siapa solusi permasalahan ini dibuat?

Untuk masyarakat Bandung khususnya di usia 25-35 tahun kalangan menengah keatas.

C.When (Kapan)

Kapan persoalan tersebut muncul?

Ketika bermunculan Berbagai jenis merk cireng isi di Bandung

Kapan solusi permasalahan tersebut seharusnya diterapkan?

Pada saat pertama kali Cireng Keraton memasarkan produknya.

D.Where (Dimana)

Dimana masalah ini terjadi? Di Jawa Barat di Kota Bandung.

Dimana solusi permasalahan tersebut seharusnya diterapkan?

Di kota Bandung.

E.Why (Kenapa)

Kenapa masalah ini timbul?

Kurangnya media promosi yang menunjang.

Kenapa solusi ini perlu diterapkan?

Untuk memperkenalkan Cireng Keraton kepada Masyarakat Bandung.

F.How (Bagaimana)

Bagaimana solusi permasalahan tersebut dibuat?

(31)

II.4 Target Audience A.Demografis

 Usia: 25-35 tahun

Untuk target pasar pada saat ini adalah rentang usia 25-35 Tahun kelas menengah keatas. Di mana pada rentang usia tersebut merupakan usia di mana target pasar dapat dikatakan mapan dan juga memiliki ketertarikan yang tinggi terhadap kuliner unik dan inovatif. Selain itu, rentang usia tersebut juga dinilai tepat dengan tawaran produk karena secara general target pasar tersebut mengutamakan penampilan dari produk yang ditawarkan serta gengsi tinggi pada saat mengkonsumsinya dan hal ini di kuatkan oleh Dr. H. Mulyadi Nitisusatro 2013:103 yang menyatakan bahwa masyarakat yang pendapatannya tinggi cenderung membelajankan uangnya untuk membeli barang atau jasa yang harganya juga tinggi.

 Jenis kelamin: Laki-laki dan perempuan

Dalam lingkup pendidikan, baik pada acuan kurikulum tidak ada pembedaan bobot suatu mata pelajaran antara laki-laki dan perempuan.

 Status Ekonomi : Menengah keatas

Penjualan ditargetkan untuk kalangan menengah keatas karena cireng sebelumnya hanya dijual dipinggiran jalan dan hanya familiar oleh masyarakat kalangan menengah kebawah. Dikarenakan tujuan adalah agar cireng tetap dikonsumsi dan mengangkat cireng yang tadinya hanya jajanan rakyat kecil. Untuk itu Cireng Keraton memposisikan diri dengan mengemas cireng untuk dikonsumsi kalangan menengah keatas. Kalangan menengah keatas lebih cenderung pada gaya hidup, gengsi yang tinggi dan kualitas makanan. Oleh karena itu Cireng Keraton menjawabnya dengan menginovasikan cireng dengan isian rasa dan menjualnya di Mall.

B.Psikografis

(32)

kualitas apapun termasuk makanan yang dikonsumsi, terlebih bagi yang sudah berkeluarga. Jaminan kualitas kesehatan bagi keluarga adalah yang utama. Dan kualitas tinggi ini dipercaya dapat didapatkan dari sesuatu yang berharga tinggi dan barang dengan kualitas tinggi didapatkan dari tempat yang bergaya hidup tinggi.

C.Geografis

 Wilayah Jawa barat Kota Bandung

II.5 Perancangan Media Promosi Melalui Media Billboard

Kalangan menengah keatas adalah pribadi yang sibuk menekuni profesi yang digelutinya. Setiap hari mereka sibuk dari pagi hingga sore bahkan tidak sedikit juga bahkan hingga larut malam. Di waktu berangkat dan pulang kerja sebagian waktu mereka terpotong saat di jalan raya karena melihat Bandung tidaklah jauh beda dengan kota-kota lain yang terkenal akan kemacetan. Hal ini menyebabkan kurangnya waktu bagi masyarakat untuk menerima informasi khususnya tentang produk Cireng Keraton. Seperti yang sudah di jelaskan sebelumnya bahwa Cireng Keraton telah mempromosikan melalui media website namun tidak banyak orang yang mengetahui alamat website tersebut. Meskipun masyarakat dapat menggunakan internet dalam genggaman yang terdapat pada teknologi smartphone mereka namun kurangnya informasi menjadi alasan kenapa website kurang diketahui.

(33)
(34)

BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

III.1 Strategi Perancangan

Dengan adanya permasalahan-permasalahan yang telah dijelaskan di bab sebelumnya dan batasan masalah yang telah di fokuskan maka didapatkan sebuah solusi yang bisa menjawab permasalahan tersebut dengan media yang telah dipilih yaitu media promosi melalui billboard. Strategi yang akan dirancang dalam membuat informasi tentang cireng keraton akan dibuat berdasarkan segmentasi yang dituju yaitu masyarakat bandung kalangan menengah keatas dengan target usia 25-35 tahun sebagai objek utama. Dengan penyampaian yang diharapkan agar segmentasi yang dituju bisa menangkap pesan informasi yang disampaikan lewat media ini.

III.1.1 Tujuan Komunikasi

Tujuan komunikasi yang di sampaikan ini yaitu bertujuan untuk memperkenalkan produk dan mendorong konsumen agar mengunjungi website Cireng Keraton untuk mendapatkan informasi produk sekaligus mengubah atau mempengaruhi segmentasi yang dituju dengan harapan sifat persuasif sudah mencapai tingkat konatif yaitu tahap dimana segmentasi yang dituju mau melakukan sesuatu yang disampaikan dalam informasi ini.

III.1.2 Pendekatan Komunikasi

Perancangan media promosi ini menggunakan dua metode pendekatan, yaitu ; A.Pendekatan Visual

(35)

Gambar III.1 Referensi visual I

Sumber : https://c1.staticflickr.com/3/2852/10932736376_0420c5aa71_b.jpg [4 agustus 2015]

B.Pendekatan Verbal

Pendekatan verbal dalam strategi perancangan ini menggunakan penyampaian dengan gaya bahasa Indonesia yang secara formal, mengingat target audien yaitu usia 25-35 kalangan menegah keatas, hal ini bertujuan supaya pesan yang disampaikan akan terlihat sopan, selain itu hal tersebut ditujukan agar penyampaian komunikasi menjadi efektif dan efisien serta pesan yang dituju dapat dekat oleh penerima pesan.

III.1.3 Materi Pesan

Materi pesan yang akan disampaikan dalam promosi ini adalah informasi dan bujukan. Yaitu memberkan informasi tentang produk dan jenis-jenis produk dan juga bujukan atau untuk mempengaruhi agar supaya mau mencoba atau bahkan menyukai

III.1.4 Gaya Bahasa

(36)

Bahasa sunda. Namun Bahasa Indonesia adalah Bahasa yang di gunakan oleh setiap warga Indonesia. Ini bertujuan supaya lebih mudah di pahami apa isi pesan yang di sampaikan di dalam iklan tersebut.

III.1.5 Khalayak Sasaran Perancangan a. Consumer Insight

Tabel 3.1 : consumer insight Myth

(keyakinan)

Membuktikan sendiri dengan cara mencoba.

Envirovment (lingkungan)

Lingkungan yang ramai, nyaman dan mempunyai tingkat gengsi yang dicari untuk digunakan tempat penjualannya.

Purchase Behavior (perilaku dalam membeli)

Mendengar dari teman dan teryakinkan lalu mencoba

Habbit (kebiasaan)

Dimulai dengan bangun bangun tidur, bekerja, makan, berbelanja,jalan-jalan sambil mengobrol.

Attitude (perilaku)

Mengikuti gaya hidup, peduli kesehatan, pencinta kuliner dan memiliki ketertarikan pada produk yang unik dan inovatif.

Psikograf (kesukaan)

Berkumpul bersama keluarga

b. Journey

(37)

target audien. Consumer journey ini lah yang nantinya akan digunakan untuk aplikasi dari media yang telah dibentuk.

Tabel III.2 Consumer journey

III.1.6 Strategi Kreatif A.Copywriting

Dilihat dari permasalahan yang ada yaitu mengenai promosi Cireng Keraton yang di targetkan untuk kosumen yang memiliki daya kuliner yang tinggi terhadap makanan yang unik dan novatif. Strategi Kreatif promosi Cireng Keraton yaitu dengan membuat sebuah headline. headline yang dibuat berhubungan dengan kepuasan soal rasa Cireng Keraton karena rasa yang terdapat di dalam Cireng Keraton tidak terdapat campuran penambah rasa dalam artian rasa yang timbul dalam Cireng Keraton adalah rasa yang murni dari bahan yang alami yang masih segar. Berdasarkan uraian tersebut maka dipilihnya headline “terbaik soal rasa” ini dipilih karena ingin menunjukan bahwa Cireng Keraton adalah Cireng yang nomer satu soal rasa di banding cireng-cireng isi yang lain.

B.Visualisasi

(38)

Gambar III.2 Referensi Visual 2

Sumber: https://m2.behance.net/rendition/pm/10323955/disp/ 0f08838162e6480fe337d002c7cd163d.jpg (22 juni 2015)

III.1.7 Strategi Media

Perancangan media ini bertujuan untuk menyampaikan pesan dan strategi kreatif yang telah dirancang agar tepat sasaran sesuai dengan target market yang dituju, serta dapat menjadi solusi bagi permasalahan yang sedang dihadapi. Untuk menyampaikan isi pesan yang informatif dan tepat kepada khalayak sasaran promosi yang dituju dan mencapai tujuan yang diharapkan, serta mempertimbangkan sistem strategi komunikasi yang dibuat, maka harus dipilih media utama dan media pendukungnya.

a. Media Utama

(39)

b. Media Pendukung

Adapun Media Pendukung akan di bagi menjadi 2 jenis yaitu media pendukung yang sifatnya online (di pasang di internet) dan media pendukung offline (tidak melalui internet)

 Media pendukung online antara lain yaitu banner pada website yang menyediakan ruang untuk pemasangan iklan.

 Media pendukung offline antara lain flyer yang akan diberikan kepada para pengunjung mall-mall yang terdapat ruko Cireng Keraton di dalamnya, selain flyer ada juga poster, iklan di koran, majalah dan stiker yang berguna untuk menjadi penanda konsumen yang sudah membeli produk.

III.1.8 Strategi Distribusi dan Waktu Penyebaran Media a. Strategi Distribusi

Agar pesan yang ingin disampaikan lebih dapat menjangkau sasaran, dalam penyebaran promosi ini media akan dipasang di jalan-jalan protokol seperti pusat kota, pintu masuk tol agar masyarakat dari luar kota dapat mengetahui Cireng Keraton.

b. Jadwal distribusi

Gambar III.3 Bagan waktu penyebaran media Sumber : dokumen pribadi [2015]

(40)

Seperti yang terlihat media billboard disebarkan pada bulan pertama setelah perancangan mengingat arus balik mudik sangat memadati jalanan maka dari itu segera diterapka untuk memasang media iklan ini. Bulan berikutnya mulai disebarkan flyer dan poster yang bersifat persuasive (mengajak), dan bulan 3 bulan berikutnya disebarkan iklan majalah, iklan Koran, web banner dan stiker yang bersifat reminding (mengingatkan).

III.2 Kosep Visual III.2.1 Format Desain

Bilboard merupakan media utama dalam kampanye ini, format desain yang akan digunakan yaitu Landscape. Format Landscape dapat mudah di lihat secara keseluruhan saat mengendarai mobil, dan format ini kebanyakan sering di pakai billboard-billboard yang ada sehingga orang tidak asing lagi dalam format landscape. Untuk media pendukung lainnya format yang digunakan yaitu potrait dan landscape, pemilihan format ini disesuaikan dengan penempatan dari media itu sendiri.

III.2.2 Tata Letak (layout)

(41)

Gambar III.4 skema layout Sumber : dokumen pribadi [2015] III.2.3 Huruf

Pemilihan tipe huruf dalam sebuah perancangan iklan sangatlah penting karena pemilihan huruf yang sesuai mampu memberikan kesan yang ingin disampaikan. Huruf yang di gunakan dalam iklan ini adalah jenis huruf Calibri menggunakan typeface Calibri Bold dan Light, dan menggunakan jenis huruf Bazooka Regular agar terlihat lebih dinamis, dengan typeface italic agar mengartikan bahwa penyajian makanan ini cepat.

Gambar III.5 Font calibri Sumber : dokumen pribadi [2015]

(42)

Sumber : dokumen pribadi [2015]

Gambar III.6 Calibri light Sumber : dokumen pribadi [2015]

Gambar III.7 Font bazooka regular Sumber : dokumen pribadi [2015] III.2.4 illustrasi

(43)

Gambar III.8 Foto Produk Cireng Sumber : dokumen pribadi [2015]

III.2.5 Warna

Warna yang di pakai pada iklan ini adalah warna Cmyk yang mencolok, karena agar supaya lebih bisa di lihat dari kejauhan, warna hijau menunjukan bahan yang di pakai adalah bahan yang masih segar (fresh), warna kuning menunjukan kesenangan dan warna merah mengartikan rasa cireng keraton kebanyakan pedas. Berikut adalah warna-warna yang di pakai :

(44)

BAB IV

TEKNIS PRODUKSI DAN APLIKASI MEDIA

IV.1 Pra Produksi

Pada bab ini akan dibahas mengenai teknis produksi media yang digunakan dalam usaha untuk memperkenalkan Cireng Keraton. Terdapat beberapa langkah yang di pakai dalam tahap produksi pada media iklan ini yaitu:

 Pemotretan produk

Pengambilan atau Pemotretan foto produk ini untuk nantinya digunakan sebagai media iklan yang akan di buat.

Gambar IV.1 Pemotretan Produk Sumber : Dokumen pribadi [2015]

 Pengolahan Gambar

(45)

Gambar IV.2 Proses Pengeditan Sumber : Dokumen pribadi [2015]  Hasil ahir

Setelah melalui proses-proses sebelumnya maka di dapatkan visual yang diinginkan. Media-media yang dipilih dirancang sesuai dengan tema iklan dan visual disesuaikan dengan bentuk dan ukuran media, setelah itu media tersebut mulai dicetak dan diaplikasikan.

Gambar IV.3 Hasil Ahir Sumber : Dokumen pribadi [2015]

4.2 Teknik Produksi

(46)

4.2.1 Media Utama

Media utama yang dipilih adalah media billboard. Melihat dari bentuk yang besar dan penempatannya di ruas-ruas jalan billboard cukup mengundang perhatian pengguna jalan, terlebih lagi di jalan yang sering mengalami kemacetan. Bentuknya yang besar dan cukup mengundang perhatian bukan berati billboard tidak mempunyai kekurangan/kelemahan. Media ini memiliki kekurangan yaitu tingkat keterbacaannya rendah, karena pengguna jalan akan melihat billboard secara sekilas. Sehingga pesan yang disampaikan harus singkat dan tepat.

Ukuran : 6 x 3 meter

Tipe : frontlite (penerangan dari depan) Teknik Produksi : Digital printing

Gambar IV.4 Media Billboard Sumber : dokumen pribadi [2015]

4.2.2 Media Pendukung  Poster

(47)

dengan billboard, media ini juga dirancang sebagai memperkenalkan dan mendorong konsumen untuk mengunjungi website Cireng Keraton.

Ukuran : A4

Material : Art paper 260 gr Teknik Produksi : Cetak offset

Gambar IV.5 Media Poster Sumber : document pribadi [2015]

Flyer

Desain flyer ini menggunakan ukuran 15 cm x 20 cm agar mempermudah penyebaran, dengan tampilan depan dan belakang. Bagian depan terdapat jenis-jenis rasa Cireng Keraton. Dibagian belakang terdapat sedikit penjelasan mengenai Cireng Keraton.

(48)

Gambar IV.6 Media Flyer Sumber : dokumen pribadi [2015]

 Iklan Koran

Meski di zaman yang serba internet ini, ternyata tidak semua orang memakai internet untuk mencari informasi, namun masih banyak juga orang yang masih menggunakan Koran atau surat kabar untuk menggali informasi. Hal menjadi alasan kenapa Koran di pakai kedalam salah satu media untuk menempatkan iklan ke dalam Koran.

Ukuran : A3

(49)

Gambar IV.7 Banner Iklan Di Koran Sumber : dokumen pribadi [2015]

(50)

 Iklan Majalah

Tidak jauh berbeda dengan Koran majalahpun sampai sekarang masih banyak di gemari masyarakat bahkan tidak sedikit juga yang masih berlangganan membeli majalah. Hal ini juga menjadi alasan kenapa iklan produk ini di pasang di media majalah.

Ukuran : A4

Material : Art paper 150gr Teknik Produksi : Cetak Offset

Gambar IV.9 Iklan Di Majalah Sumber : dokumen pribadi  Stiker

Setiap pelanggan atau kosumen yang telah membeli Cireng Keraton akan diberi stiker, selain sebagai tanda sudah membeli, stiker ini juga digunakan sebagai media promosi. Apabila stiker yang diberikan kepada konsumen dan jika sticker ini dipasang di kendaraan maka secara tidak langsung pengguna jalan tersebut telah ikut serta mengiklankan produk Cireng Keraton.

Ukuran : 14 x 8 cm Material : Stiker vinyl

(51)

Gambar IV.10 Iklan Stiker Sumber : dokumen pribadi

 Web Banner

Banner internet merupakan media yang jangkauannya paling luas dan dapat cepat sampai kepada khalayak masyarakat karena dapat di akses oleh siapa saja. Visualisasi yang ditampilkan pada banner ini diaplikasikan pada website social media dan website hiburan seperti youtube.

Ukuran : 192 x 136 pixel Material : -

Teknik Produksi : Adobe Photoshop

(52)

Gambar IV.12 Iklan Youtube Sumber : dokumen pribadi [2015]

(53)

DAFTAR PUSTAKA A. Sumber Buku

Indrawan, R. & Yaniawati R.P. (2014). Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Campuran Untuk Manajemen, Pembangunan, dan Pendidikan, Bandung: Penerbit PT Refika Aditama

Jefkins, F. (1994). Periklanan, Jakarta: Erlangga

Nitisusatro, M. (2013). Perilaku Konsumen Dalam Perspektif Kewirausahaan, Bandung: Alfabeta

Sarwono, J., & Lubis, H. (2007). Metode Riset Untuk Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: ANDI.

Shimp, T.A. (2003). Periklanan Promosi, Jakarta: Penerbit Erlangga

B. Sumber Jurnal Akademik

Kotler, P. (2001). Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan Implementasi, dan Kontrol: Perancangan Media Promosi Foker Cake Untuk Perayaan Natal, Makalah Tugas Ahir, 5-6

(54)
(55)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Ryan Hidayat

Nim : 51911052

Alamat : Jl. Raden Intan Desa Bandar Agung

Lampung Timur

Tempat/Tanggal Lahir : Baturaja, 11 April 1992

Sekolah : SDN1 Raja Basa Baru

SLTP Paguyuban Bandar Agung SMK Praja Utama

S1 (Universitas Komputer Indonesia Bandung)

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Gambar

Gambar II.1 : Cireng
Gambar II.2 : Pabrik Cireng Keraton
Gambar II.4 : Logo Dan Arti Logo
Gambar II.5 : Surat Izin Usaha Perusahaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

bertujuan agar konsumen yang melihat tertarik atau ingin mengunjungi wisata alam arung jeram Bosamba sehingga akan meneruskan untuk membaca apa informasi yang ada pada

Untuk menentukan keyword dan konsep pada penelitian ini yang berjudul perancangan komunikasi visual Keraton Sumenep melalui buku fotografi sebagai upaya mengenalkan

Alma 2006 juga menjelaskan promosi merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mempengaruhi konsumen agar mereka dapat menjadi kenal dengan produk yang ditawarkan sebuah perusahaan

Penelitian ini bertujuan menjelaskan faktor-faktor yang bisa mendorong konsumen untuk melakukan pembelian impulsif pada saat mengunjungi website dari e-commerce

Dengan adanya internet para pebisnis hanya membuat suatu website untuk membuat toko secara online (online shop), memperkenalkan toko, dan juga memperkenalkan

Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan dari promosi penjualan untuk. memperkenalkan produk baru, merangsang/mendorong

Gambar 9 Konsep Sketsa Desain Website (Sumber: Hasil Olahan Peneliti) Konsep desain website yang digunakan untuk menggambarkan bagian pada website Profil Keraton

Pada tahap ini, dimana perusahaan memberikan informasi mengenai produk – produk yang ditawarkan oleh perusahaan agar pelanggan mengunjungi website tersebut dan