• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BAURAN PEMASARAN ECERAN (RETAIL MARKETING MIX APPLICATION) TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN INDOMARET DAN ALFAMART ( Studi Kasus pada Indomaret dan Alfamart Jl. KH. Ghalib Pringsewu )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH BAURAN PEMASARAN ECERAN (RETAIL MARKETING MIX APPLICATION) TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN INDOMARET DAN ALFAMART ( Studi Kasus pada Indomaret dan Alfamart Jl. KH. Ghalib Pringsewu )"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH BAURAN PEMASARAN ECERAN (RETAIL MARKETING MIX APPLICATION) TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN INDOMARET DAN

ALFAMART

( Studi Kasus pada Indomaret dan Alfamart Jl. KH. Ghalib Pringsewu )

Oleh

Rani Martania

Besarnya pasar minimarket akibat telah terjadinya peralihan pola belanja masyarakat dari pasar tradisional ke ritel modern menjadikan menjadikan dua pemain utama Indomaret dan Alfamart, semakin mengukuhkan sayapnya di bisnis ini. Tak bisa dipungkiri, persaingan Indomaret dan Alfamart memang jelas terlihat dan makin sengit ketika banyak dijumpai gerai mereka yang berdekatan seperti kasus yang terjadi di Indomaret dan Alfamart di Jl. KH. Ghalib Pringsewu.

Masalah dalam penelitian ini adalah persaingan antara Indomaret dan Alfamart dengan warung - warung, toko dan pasar tradisional terdekat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bauran pemasaran eceran (retail marketing mix

(2)

Pringsewu yang pernah berkunjung dan melakukan pembelian. Metode analisis data secara kuantitatif menggunakan analisis regresi binary logistik.

Berdasarkan hasil penelitian di Indomaret Jl. KH. Ghalib Pringsewu diperoleh nilai Nagelkerke (R2) sebesar 0.267 berarti bahwa seluruh variabel bauran pemasaran eceran (retail marketing mix application) mampu mempengaruhi kepuasan pelanggan (Y) sebesar 26.7 % sedangkan sisanya 73.3 % dipengaruhi oleh variabel lain di luar model sehingga hipotesis yang diajukan dapat diterima. Hasil analisis data

menunjukkan bahwa variabel customer service (P = 0,002) merupakan variabel yang paling signifikan dibandingkan variabel lainnya sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel customer service berpengaruh dominan terhadap kepuasan pelanggan dibandingkan dengan variabel lain.

Berdasarkan hasil penelitian di Alfamart Jl. KH. Ghalib Pringsewu diperoleh nilai Nagelkerke (R2) sebesar 0.106 berarti bahwa seluruh variabel bauran pemasaran eceran (retail marketing mix application) mampu mempengaruhi kepuasan pelanggan (Y) sebesar 10.6 % sedangkan sisanya 89.4 % dipengaruhi oleh variabel lain di luar model sehingga hipotesis yang diajukan dapat diterima. Hasil analisis data

(3)
(4)

competition was clearly visible and increasingly fierce when many found their outlets nearby as was the case in Indomaret and Alfamart on Jl. KH. Ghalib Pringsewu.

The problem in this research is competition between Indomaret and Alfamart with stalls - stalls, shops and traditional market nearby. This study aims to find out the influence of retail marketing mix (retail marketing mix applications) on customer satisfaction and Alfamart Indomaret Jl. KH. Ghalib Pringsewu. The sampling method used in this study was accidental sampling. Samples taken in this study were 100 respondents, 50

consumers and 50 consumers Indomaret Alfamart Jl. KH. Ghalib Pringsewu who have visited and make a purchase. Quantitative methods of data analysis using binary logistic regression analysis.

Based on those results Indomaret Jl. KH. Ghalib Pringsewu obtained value of Nagelkerke (R2) of 0267 means that all retail marketing mix variables (retail marketing mix

application) capable of influencing customer satisfaction (Y) equal to 26.7% while the remaining 73.3% were influenced by other variables outside the model so that the hypothesis can be accepted . Results of data analysis shows that the variable customer service (P = 0.002) represents the most significant variable than other variables so it can be concluded that the dominant variables affect customer service to customer satisfaction compared with other variables.

Based on those results Alfamart Jl. KH. Ghalib Pringsewu obtained value of Nagelkerke (R2) of 0106 means that all retail marketing mix variables (retail marketing mix

(5)

I. PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Usaha atau bisnis ritel di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat beberapa tahun terakhir ini dengan berbagai format serta jenisnya termasuk minimarket. Hal ini sebagai akibat dari adanya perkembangan usaha manufaktur dan peluang pasar yang cukup terbuka, maupun upaya pemerintah untuk

mendorong perkembangan bisnis ritel.

Sebagai negara dengan penduduk terbesar keempat di dunia, Indonesia merupakan daya tarik bagi para pengusaha ritel (Suhata, 2003). Bisnis ritel merupakan bagian dari saluran distribusi yang memegang peranan penting dalam rangkaian kegiatan pemasaran dan merupakan perantara serta penghubung antara kepentingan

produsen dan konsumen.

Menurut Kotler (2003:535) sebagai berikut “Retailing includes all the activities involvedin selling goods or services directly to final consumers for personal,

(6)

dengan jelas peluang maupun persaingan bisnis ritel di Indonesia sangat terbuka. Konsumen mulai kritis untuk memilih dan mengambil keputusan dalam

menentukan toko dan jenis ritel dalam memenuhi kebutuhannya dan telah terjadi perubahan pola berbelanja pada masyarakat perkotaan dengan munculnya kecenderungan konsumen lebih menyukai berbelanja pada ritel-ritel modern dibandingkan ritel tradisional.

Menurut hasil sigi konsumen yang dilakukan oleh AC Nielsen dan dikutip pada Pilar Bisnis (Juli, 2003), terjadi peralihan pola belanja di mana sekitar 24 % konsumen kini cenderung untuk berbelanja di pasar modern (untuk diperkotaan jumlahnya mencapai 41 %). Pada 12 kota besar di Indonesia, konsumen memilih pasar modern melebihi pasar tradisional yaitu sebesar 53 %. Lebih lanjut, masih berdasarkan hasil penelitian AC Nielsen dan dikutip dalam Tempo (Mei, 2003) menunjukkan bahwa kontribusi pasar tradisional terhadap penjualan barang konsumsi menurun dari 84,1 % tahun 1999 menjadi 74,4 % di tahun 2002. Sebaliknya Supermarket mengalami kenaikan dari 3 % tahun 1999 menjadi 20,1 % pada tahun 2002. Disini terlihat bahwa pasar tradisional akan perlahan - lahan tergeser oleh industri ritel modern.

Besarnya pasar minimarket menjadikan dua pemain utama, Indomaret dan Alfamart, semakin mengukuhkan sayapnya di bisnis ini. Indomaret dan Alfamart berusaha mendekatkan diri ke konsumen lewat tempat - tempat potensial dari sisi kelayakan bisnis. Tak bisa dipungkiri, persaingan Indomaret dan Alfamart

(7)

terjadi di Indomaret dan Alfamart di Jl. KH. Ghalib Pringsewu. Dari sisi layanan, keduanya menjadikan gerai - gerainya bukan hanya sebagai tempat belanja belaka, tapi juga menawarkan layanan dan kualitas produk yang Iebih baik (dibandingkan pasar tradisional).

Indomaret merupakan jaringan minimarket yang menyediakan kebutuhan pokok dan kebutuhan sehari - hari dengan luas penjualan kurang dari 200 m². Dikelola oleh PT Indomarco Prismatama, cikal bakal pembukaan Indomaret di Kalimantan dan toko pertama dibuka di Ancol, Jakarta Utara.

Tahun 1997 perusahaan mengembangkan bisnis gerai waralaba pertama di Indonesia, setelah Indomaret teruji dengan lebih dari 230 gerai. Pada Mei 2003 Indomaret meraih penghargaan “Perusahaan Waralaba 2003″ dari Presiden

Megawati Soekarnoputri.

Hingga Desember 2009 Indomaret mencapai 3892 gerai. Dari total itu 2156 gerai adalah milik sendiri dan sisanya 1736 gerai waralaba milik masyarakat, yang tersebar di kota - kota di Jabotabek, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jogjakarta, Bali dan Lampung. Di DKI Jakarta terdapat sekitar 488 gerai.

Indomaret mudah ditemukan di daerah perumahan, gedung perkantoran dan fasilitas umum karena penempatan lokasi gerai didasarkan pada motto “mudah dan hemat”.

(8)

merupakan salah satu aset bisnis yang sangat menjanjikan. Keberadaan Indomaret diperkuat oleh anak perusahaan di bawah bendera grup INTRACO, yaitu

Indogrosir, BSD Plaza dan Charmant.

(Sumber: http://indomaret.co.id/about/. Diakses Tanggal 6 Februari 2010.)

Indomaret gerai Jl. KH.Ghalib berdiri pada Bulan Desember 2008 dan merupakan gerai ketiga di Kecamatan Pringsewu. (Sumber : Manajemen Indomaret gerai Jl. KH. Ghalib Pringsewu).

PT Sumber Alfaria Trijaya (SAT) atau Alfamart memulai sejarahnya di Indonesia pada bulan Oktober 1999. Toko pertama dibuka dengan nama Alfa Minimart di Jl. Beringin Raya, Karawaci, Tangerang. Pada 1 Agustus 2002 kepemilikan beralih ke PT Sumber Alfaria Trijaya dan tanggal 1 Januari 2003 nama “Alfa Minimart” diganti menjadi Alfamart”. Jumlah Toko Alfamart mencapai lebih dari 2266 hingga Desember 2007. Alfamart merupakan perusahaan jasa

distributor eceran yang menyediakan kebutuhan pokok dan sehari - hari dengan luas kurang dari 250 m². Fokus terhadap konsumen diterjemahkan melalui visi ”Menjadi jaringan distribusi retail terkemuka yang dimiliki oleh masyarakat luas,

berorientasi kepada pemberdayaan pengusaha kecil, pemenuhan kebutuhan dan harapan konsumen, serta mampu bersaing secara global”.

(Sumber: http://203.130.233.71/alfamartku/content/view/9/50/. Diakses Tanggal 6 Februari 2010.)

(9)

Persaingan untuk memperebutkan konsumen di bisnis ritel pun semakin ketat antara Indomaret dan Alfamart. Realitas kompetitifnya adalah masing - masing perusahaan tersebut harus bekerja sekeras mungkin untuk menarik konsumen. Oleh karena itu strategi yang jitu sangat diperlukan untuk memperebutkan konsumen.

Aplikasi bauran pemasaran ternyata dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan (Omar, 1999). Jika kepuasan pelanggan terwujud maka loyalitas pada toko juga dapat terwujud. Selain itu ditekankan bahwa loyalitas pada toko adalah faktor penting dalam kesuksesan perdagangan eceran dan kemampuan toko untuk bertahan. Selain itu pada era pasar moderen saat ini, loyalitas terhadap sebuah toko dapat ditentukan langsung oleh ekspektasi pelanggan terhadap produk dan jasa yang ditawarkan atau juga aplikasi bauran pemasaran eceran yang diterapkan (Omar, 1999:Chang dan Tu, 2005).

Indomaret dan Alfamart menerapkan bauran pemasaran eceran (retail marketing mix) dalam kegiatan bisnisnya seperti mempertimbangkan store location yang tepat, product characteristic dengan memfokuskan pada barang keperluan sehari - hari, customer service seperti disediakan suara pelanggan dan karyawan yang siap melayani dan membantu pengunjung, retailcommunication dengan adanya

(10)

interior mempunyai keunikan dengan barang - barang tertentu yang dijual dikelompokan pada tiap rak sesuai fungsi dan manfaatnya, visual merchandising seperti terdapat beberapa produk baru atau promo yang ditempatkan di rak dengan dilengkapi brosur dan poster - poster dengan pelayanan simpatik.

Kepuasan pelanggan merupakan kunci sukses perusahaan untuk dapat memenangkan persaingan terutama dalam bisnis ritel. Maka strategi penerapan bauran pemasaran eceran (retail marketing mix application) antara perusahaan ritel yang satu dengan yang lain pun berbeda. Jadi untuk dapat mengetahui sejauh mana penerapan bauran pemasaran eceran (retail marketing mix application) dalam mempengaruhi kepuasan pelanggan, maka penulis tertarik untuk meneliti dan menulis skripsi dengan judul “PENGARUH BAURAN PEMASARAN ECERAN (RETAIL MARKETING MIX APPLICATION) TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN INDOMARET DAN ALFAMART JL. KH.GHALIB PRINGSEWU”

1.2Permasalahan

Indomaret dan Alfamart adalah dua perusahaan ritel yang berusaha memenangkan persaingan dengan menerapkan strategi bauran pemasaran eceran ( retail

marketing mix ) yang tepat untuk dapat memenuhi kepuasan pelanggan dalam rangka menguasai pasar.

(11)

Indomaret juga melayani jasa pengiriman uang melalui Western Union serta bekerjasama dengan Telkomsel melalui sistem pembayaran T-Cash. Alfamart memprediksi kenaikan penjualan di 3.000 gerai meningkat 20 % dengan menyelenggarakan program customer reward impian 1 miliar.

Persaingan ini juga berlaku di Indomaret dan Alfamart Jl. KH. Ghalib Pringsewu dimana terdapat gerai mereka yang berseberangan, terdapat 1 gerai Indomaret dan 1 gerai Alfamart lagi di Jl. KH. Ghalib Pringsewu, selain itu terdapat beberapa warung dan toko tradisional disekitar lokasi penelitian, letak pasar tradisional juga berada tidak jauh dari lokasi penelitian. Hal tersebut merupakan masalah yang dihadapi Indomaret maupun Alfamart Jl. KH. Ghalib Pringsewu yang merupakan lokasi penelitian untuk memperebutkan konsumen dan menciptakan kepuasan pelanggan.

Dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut:

”Apakah bauran pemasaran eceran (retail marketing mix application) berpengaruh

terhadap kepuasan pelanggan Indomaret dan Alfamart Jl. KH. Ghalib Pringsewu”.

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh bauran pemasaran eceran (retail marketing mix application) terhadap kepuasan pelanggan Indomaret dan Alfamart Jl. KH. Ghalib Pringsewu.

(12)

application) yang paling dominan mempengaruhi kepuasan pelanggan Indomaret dan Alfamart Jl. KH. Ghalib Pringsewu.

3. Untuk membandingkan antara bauran pemasaran eceran (retail marketing mix application) yang dilakukan Indomaret dan bauran pemasaran eceran (retail marketing mix application) yang dilakukan Alfamart Jl. KH. Ghalib

Pringsewu.

1.4Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis maupun empiris, yaitu sebagai berikut:

Manfaat Teoritis

1. Sebagai salah satu bagian dari pengembangan konsep perilaku pelanggan, khususnya pada pelanggan toko eceran (retail store) moderen.

2. Sebagai masukan dalam pengembangan ilmu pemasaran, terutama pada bidang strategi pemasaran.

Manfaat Empiris

1. Untuk perusahaan pengecer, dapat digunakan sebagai informasi dalam memahami perilaku pelanggannya.

2. Untuk manajemen toko moderen, dapat digunakan untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggannya.

(13)

1.5Kerangka Pemikiran

Menurut Kotler dan Armstrong (2008:77) usaha eceran (retailing) meliputi semua kegiatan yang mencakup penjualan produk atau jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi atau nonbisnis konsumen. Banyak lembaga - produsen, pedagang grosir, dan pengecer melakukan pengeceran. Tetapi sebagian besar pengeceran dilakukan oleh pengecer : bisnis yang penjualannya terutama berasal dari pengeceran.

Kotler dan Armstrong (2008:78) mengklasifikasikan toko eceran berdasarkan lini produknya sebagai berikut:

1. Toko Khusus

Toko eceran yang menjual lini produk sempit dengan pilihan mendalam dalam lini tersebut.

2. Departement Store

Organisasi eceran yang menjual ragam lini produk luas. Masing - masing lini dioperasikan sebagai departemen terpisah yang dikelola oleh pembeli atau pedagang khusus.

3. Pasar Swalayan

Toko swalayan besar, biaya rendah, marjin rendah, volume tinggi, yang menjual beragam produk bahan pangan dan rumah tangga.

4. Toko Kelontong

(14)

5. Superstore

Toko yang jauh lebih besar daripada pasar swalayan yang biasa menawarkan pilihan luas produk makanan, produk nonmakanan, dan jasa yang dibeli secara rutin.

Aplikasi bauran pemasaran eceran (retail marketing mix application) menurut Omar (1999) terdiri dari :

1. Store Location

2. Product Characteristic 3. Customer Service 4. Retail Communication 5. In-Store Ambience

6. Retail Price Consideration 7. Store Design

8. Visual Merchandising

Semua yang disebutkan dapat dilakukan perusahaan atau toko modern dalam menciptakan sinergi bauran pemasaran ecerannya.

(15)

danmenggugah minat beli, melengkapi kegiatanpenjualan dan informasi produk seperti dengan brosurdan poster - poster, menjamin ketersediaan barang,

meningkatkan penambahan penjualan melalui rangsangan pembelian atau dengan mengingatkan si pembeli apa yang akan didapat berdasarkan sloganproduk tersebut.

Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction)

Untuk menentukan kebutuhan dan keinginan pelanggan yang akan dipuaskan bukanlah hal yang mudah, hal ini disebabkan karena kebutuhan dan keinginan pelanggan selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Jika pelanggan merasa puas, maka ada kecenderungan untuk melakukan pembelian ulang. Kurtz and Boone (1995:46), customer satisfaction is the ability of goods or services to meet or exceed buyer need and expectations. Jika saatpelanggan membeli dan menggunakan suatu produk,dan mampu memenuhi bahkan melampaui kebutuhandan harapannya, maka akan terjadi kepuasan.

Kotler(2000:36), customer satisfaction is a person’s feelings of pleasure or disappointment resulting from comparing a product perceived performances (or

outcome) in relation to his or her expectations. Kepuasan konsumen atau

(16)

Gambar 1. Kerangka Pemikiran.

1.6Hipotesis

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, dan kerangka pemikiran yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan penulis yaitu :

1. Bauran pemasaran eceran (retail marketing mix) berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan Indomaret Jl. KH. Ghalib Pringsewu.

2. Bauran pemasaran eceran (retail marketing mix) berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan Alfamart Jl. KH. Ghalib Pringsewu.

Bauran Pemasaran Eceran (Retail Marketing Mix Application)

(X)

6. Retail Price Consideration 7. Store Design

produk pada orang lain. 3. Menggunakan lini produk

(17)

II. LANDASAN TEORI

2.1Pengertian Pemasaran

Pemasaran memiliki arti yang sama sekali berbeda dengan penjualan. Pemasaran merupakan sutu kegiatan jual beli yang didalamnya meliputi kegiatan penyaluran barang dan jasa dari produsen kepada konsumen.

Menurut Philip Kotler (2000:9) pemasaran adalah:

“Suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan

menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain”.

Berdasarkan definisi di atas, maka pengertian pemasaran merupakan segala kegiatan usaha manajemen yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan untuk mencapai kepuasan. Dengan memberikan kepuasan, maka konsumen akan setia, sehingga melakukan pembelian berulang - ulang.

2.2Eceran (Retailing)

Menurut Philip Kotler & Gery Amstrong (2008:77) pengeceran (retailing) meliputi semua kegiatan yang mencakup penjualan produk atau jasa secara

(18)

Tetapi sebagian besar pengeceran dilakukan oleh pengecer : bisnis yang penjualannya terutama berasal dari pengeceran.

Toko eceran mempunyai berbagai bentuk dan ukuran, dan jenis pengecer baru terus bermunculan. Tipe toko eceran yang paling penting adalah :

1. Toko Khusus

Menjual lini produk sempit dengan pilihan mendalam, seperti toko busana, toko perlengkapan olah raga, toko perabot, toko bunga, dan toko buku. Toko pakaian adalah toko lini tunggal, toko pakaian pria adalah toko lini terbatas, dan toko kaos pria adalah toko super khusus.

2. Departement Store

Menjual beberapa lini produk biasanya pakaian, perabot rumah tangga, dan barang - barang rumah tangga dengan masing - masing lini dioperasikan sebagai departemen terpisah yang dikelola oleh pembeli atau pedagang khusus.

3. Pasar Swalayan

Operasi swalayan yang relatif besar, biaya rendah, margin rendah, volume tinggi, yang dirancang untuk melayani seluruh kebutuhan konsumen akan produk bahan pangan dan rumah tangga.

4. Toko Kelontong

Toko relatif kecil yang terletak di dekat daerah pemukiman, jam bukanya lama, tujuh hari seminggu, dan menjual lini terbatas produk kelontong denagn tingkat perputaran tinggi pada harga yang sedikit lebih mahal.

(19)

Menjual barang standar pada harga murah dengan marjin rendah dan volume tinggi.

6. Pengecer Off-Price

Menjual barang - barang yang dibeli dengan harga sedikit lebih rendah daripada harga grosir dan dijual dengan harga lebih murah dari harga eceran, seringkali barang - barang sisa produksi (leftover), barang lebih, dan cacat yang didapat dengan harga yang sangat murah dari pabrik atau pengecer lain. 7. Superstore

Toko sangat besar yang biasanya bertujuan memenuhi seluruh kebutuhan konsumen akan produk makanan dan nonmakanan yang dibeli secara rutin. Termasuk pembunuh kategori, yang menjual pilihan mendalam kategori tertentu dan memiliki staf yang berpengetahuan.

2.3Waralaba (Franchise)

(20)

persiapan gerai, pelatihan, promosi, pasokan barang, dan lain - lain yang diperjanjikan.

2.4Bauran Pemasaran Eceran (Retail Marketing Mix)

Menurut Omar (1999) aplikasi bauran pemasaran eceran (retail marketing mix application) terdiri dari: storelocation, product characteristic, customer service, retail communication, in-store ambience, retail price consideration, store design,

visual merchandising. Semua yang disebutkan dapat dilakukan perusahaan atau toko moderen dalam menciptakan sinergi bauran pemasaran ecerannya.

Gilbert (2003) menyatakan bahwa promosi dapat saja merangsang pelanggan mengunjungi toko, tetapi tampilan atau penataan produk oleh pengecer akan membuat perbedaan pada tingkat penjualan. Visual merchandising terdiri dari visual materials dan window displays. Visual merchandising adalah suatu

presentasi non personal dan pameran barangdagangan, dengan penjelasan rinci. Pendekatan ini untuk mendapatkan kepastian mengenai penampilan produk secara optimal, memperlengkapi pameran yang akan meningkatkan penyajian produk dan menggugah minat beli, melengkapi kegiatan penjualan dan informasi produk seperti dengan brosur dan poster - poster, menjamin ketersediaan barang,

(21)

Menurut Bellenger and Goldstrucker (1983:84-86), bauran eceran terdiri dari lima atribut untuk kegiatan operasi usaha eceran yang dapat dikendalikan oleh

pengecer suatu badan usaha yang terdiri dari: physical facilities (fasilitas fisik), merchandise (produk), picing (harga), promotion (promosi) dan service (layanan).

2.4.1Store Location

Menurut Hendry Ma’aruf (2005:117) lokasi adalah faktor yang sangat penting dalam bauran pemasaran ritel (ritail marketing mix), pada lokasi yang tepat, sebuah gerai akan lebih sukses dibanding gerai lainnya yang berlokasi kurang strategis, meskipun keduanya menjual produk yang sama, oleh pramuniaga yang sama banyak dan terampil, dan sama - sama punya setting atau ambience yang bagus.

Sebelum suatu toko atau pusat perbelanjaan didirikan, langkah pertama adalah mempelajari suatu area agar investasi yang ditanamkan dapat menguntungkan. Area perdagangan adalah suatu wilayah dimana beberapa perusahaan menjual barang atau jasa secara menguntungkan.

2.4.2Product Characteristic

Menurut Christina Whidya Utami (2007:112) citra toko atau ritel dapat dibangun berdasarkan karakteristik barang dagangan yang dipajang atau ditawarkan untuk dibeli pelanggan. Ritel harus memutuskan karakteristik barang dagangan yang dipilih untuk ditawarkan pada pelanggan.

(22)

saat membeli consumer good, seperti pakaian), atau impulse good (yaitu pembelian barang dagangan yang biasanya tanpa rencana) dengan demikian karakteristik barang dagangan seperti (hard, soft, basic, fashion, dan seterusnya) akan membantu ritel menentukan bagaimana membangun citra dan reputasi bisnisnya.

2.4.3Customer Service

Pelayanan eceran bertujuan memfasilitasi para pembeli saat mereka belanja di gerai. Hal - hal yang dapat memfasilitasi para pembeli terdiri atas layanan pelanggan, personal selling, layanan transaksi berupa cara pembayaran yang mudah, layanan keuangan dan fasilitas lainya seperti toilet, telepon umum dan sarana parkir.

Menurut Hendry Ma’aruf (2005:218) ada tiga unsur yang terdapat dalam suatu barang dan jasa yang dibeli, yaitu unsur inti, unsur tidak terlihat, dan usur fasilitas yang mendukung :

1. Inti adalah alasan utama seorang konsumen datang ke sebuah gerai ritel yaitu “mendapatkan barang ditempat yang nyaman, aman, menyenangkan”.

2. Faktor intangible yang mendukung terwujudnya keinginan konsumen yaitu dalam wujud merchandise rak yang tertata rapi dan bersih ada pendingin, pramuniaga dan lainya.

3. Faktor tambahan yang mendukung aspek inti dan tangible adalah: fasilitas seperti food corner dan gift wrapping atau jasa pembungkusan kado dan lainnya.

(23)

Menurut Christina Whidya Utami (2007:112) komunikasi merupakan landasan bagi keberhasilan strategi promosi secara umum yang dapat dilakukan oleh ritel. Banyak hal yang dapat dikomunikasikan oleh ritel kepada pelanggan sasarannya. Namun, hal utama yang harus dikomunikasikan kepada pelanggan adalah

keberadaan merek. Merek adalah nama atau simbol pembeda, seperti misalnya logo, yang mengidentifikasikan produk atau jasa yang ditawarkan oleh penjual dan membedakan produk atau jasa yang ditawarkan oleh penjual dan

membedakan produk atau jasa itu dari atau dengan penawaran pesaing. Dalam konteks bisnis ritel, merek dapat diartikan sebagai merek ritel itu sendiri ataupun merek produk atau barang dagangan yang dijual atau ditawarkan oleh pihak ritel. RetailCommunication juga dapat dilakukan melalui penerbitan katalog dan keanggotaan melalui program kartu belanja.

2.4.5Retail Price Consideration

Implementasi strategi harga yang dapat dipergunakan peritel menurut Hendry Ma’aruf (2005:174):

1. Penetapan harga secara customary pricing adalah harga yang tetap tidak berubah untuk periode tertentu contohnya koran.

2. Penetapan harga ganjil seperti Rp 99.999.

(24)

4. Penetapan harga paket adalah harga yang didiskon untuk penjualan lebih dari satu itemnya misal harga 1 item Rp 5.000 jika dijual 2 langsung harganya menjadi Rp 9700.

5. Price lining (harga bertingkat) penetapan harga secara bertingkat dengan batas atas dan batas bawah

2.4.6Store Design  In Store Ambience

Menurut Ma’ruf (2006:203) Unsur - unsur suasana dalam toko terdiri dari:

1. Desain toko, mencakup:

a. Eksterior merupakan wajah dari sebuah toko. Menurut Berman dan Evan dalam Ma’ruf (2006:604) unsur - unsur dalam eksterior adalah:

Store front : desain eksternal yang menunjukkan ciri khas dari

perusahaan, baik berupa gaya, struktur, maupun bahan.

Marquee: simbol baik yang hanya berupa tulisan beserta gambar

maupun yang diwujudkan dalam tiga dimensi.

 Pintu masuk: gerai menengah dan besar memiliki sedikitnya dua pintu,

yaitu pintu utama dan pintu akses dari lahan parkir.

 Jalan masuk: jalan masuk bisa dibuat lebar, sedang, atau sempit. Itu

bergantung dari kebijakan yang dianut peritel. Jika kebijakan yang dianut “ingin menyenangkan dan melayani” maka lebar jalan diatur

(25)

efisiensi” maka lebar jalan akan diatur cukup untuk dua orang berjalan

berjalan secara pas-pasan.

b. Ambience yaitu suasana dalam toko yang menciptakan perasaan tertentu dalam diri pelanggan yang ditimbulkan dari penggunaan unsur-unsur desain interior, pengaturan cahaya, tata suara, dan sistem pengaturan udara. Ambience dapat tercipta melalui aspek-aspek berikut ini:

Visual: berkaitan dengan pandangan seperti warna, cahaya, ukuran,

bentuk

Tactile: berkaitan dengan sentuhan tangan atau kulit yang diwujudkan

dalam permukaan yang empuk, lembut, kasar, atau berupa udara yang sejuk atau dingin.

Olfactory: yang berkaitan dengan bebauan/aroma

Aural: yamg berkaitan dengan suara

2. Perencanaan toko, mencakup: a. Tata letak (layout), terdiri dari:

Gridion lay-out: pola lurus seperti gambar berikut ini banyak dipakai

gerai seperti minimarket, supermarket, dan hypermarket. Pola lurus menguntungkan dalam hal kesan efisien, lebih banyak menampung barang yang dipamerkan, mempermudah konsumen untuk menghemat waktu belanja, dan kontrol lebih mudah.

(26)

Sumber: Ma’ruf (2006:209)

Free flow lay-out: pola arus bebas seperti gambar dibawah. Untuk

gerai ritel besar seperti department store tata letak ini disebut juga sebagai tata letak lengkung (curving lay-out) karena polanya berbelok atau melengkung dengan potongan berupa gang yang memungkinkan pengunjung gerai ritel bebas berbelok sama bebasnya dengan gerai ritel kecil yang memakai free flow lay-out. Tata letak dengan pola ini menguntungkan dalam hal memberi kesan bersahabat dan mendorong konsumen untuk bersantai dalam memilih.

Gambar 3. Tata Letak Aliran Bebas (Free Flow Lay-out)

Sumber: Ma’ruf (2006:209)

Boutique lay-out: tata letak butik merupakan versi yang sama dengan

(27)

-masing department diatur seolah - olah toko speciailty yang berdiri sendiri. Tata letak ini menjadi mahal karena pengaturannya

disesuaikan dengan target market yang berbeda - beda dalam gerai yang sama. Namun, karena margin laba butik lebih tinggi daripada department store biasa, mahalnya penataan demikian tertutup oleh keuntungan yang diraih.

Guided shopper flows: tata letak arus berpenuntun terbilang tata letak

yang sedikit dianut. Tata letak ini membuat pelanggan dapat “digiring” melalui jalan yang diciptakan sehingga salah satu kerugiannya adalah kelelahan sebagian pelanggan. Tetapi, keuntungan bagi pelanggan mereka mendapatkan suguhan pilihan produk dalam ragam dan jumlah item yang besar.

b. Alokasi ruang

Menurut Berman dan Evan dalam Ma’ruf (2006:211) alokasi ruang

terbagi ke dalam beberapa jenis ruang atau area, yaitu:

Selling space adalah ruang atau area penempatan barang yang akan

diambil konsumen.

Merchandise space adalah ruang/area untuk menempatkan barang

persediaan.

Customer space adalah area untuk berbagai keperluan pembelian

seperti ruang pas, bangku untuk istirahat sejenak, toilet, dan gang/jalan untuk lalu lalang.

Personnel space adalah ruang untuk para karyawan berganti

(28)

2.4.7Visual Merchandising

Penyajian Merchandise berkenaan dengan teknik penyajian barang-barang dalam gerai ritel untuk menciptakan situasi dan suasana tertentu. Menurut Ma’ruf (2006:214) teknik penyajian atau teknik display terdiri dari:

1. Display terbuka, yaitu penataan yang dimaksudkan untuk menciptakan kedekatan antara konsumen dan merchandise. Konsumen cenderung berhenti untuk melihat dan menyentuh sehingga kemungkinannya mereka berbelanja menjadi meningkat. Display seperti ini banyak digunakan oleh department store dan fashion store.

2. Display gabungan (assortment display) yaitu menyajikan banyak ragam merchandise.

3. Display lengkap (ensemble display) yaitu menyajikan secara lengkap produk-produk yang saling berkaitan dan saling mendukung. Contohnya suatu merek jins tertentu yang di display secara lengkap (kemeja dan celana) plus

aksesorinya seperti ikat pinggang, sepatu, kaos kaki, dll.

4. Display tema (theme-setting), yaitu memperagakan produk yang dikaitkan dengan tema - tema yang sedang berlangsung dan diciptakan untuk

memproyeksikan suasana terkait, baik secara lokal (misalnya pesta seni kota setempat), nasional (saperti libur sekolah) bahkan secara internasional (seperti Tahun Baru, Natal, Idul Fitri)

(29)

6. Display yang didominasi kategori produk, yaitu display mencakup segala ukuran, segala warna atau jenis gunanya untuk memberi kesan peritel yang bersangkutan memiliki keragaman dan kedalaman kategori produk yang dijualnya.

7. Power aisles, yaitu sedikit item tetapi jumlahnya/volumenya besar

ditempatkan di suatu gang untuk memberi kesan bahwa harga item itu rendah. Teknik ini biasa dipakai oleh gerai ritel besar.

8. Nama atau konsesi, yaitu display yang menawarkan koleksi produk merek tertentu atau merek private.

9. Display lemari (case display) semacam rak barang tapi untuk jenis seperti CD musik, buku, barang - barang yang besar.

10.Display keaslian kemasan/packaging(cut case) yaitu kotak atau dus tempat barang yang dipotong sebagiannya dan dijadikan sebagai display. Tapi cara ini hanya digunakan untuk menimbulkan citra orisinalitas packaging.

11.Teknik tertentu seperti penempatan produk pada posisi yang favorit seperti display diujung jalan, posisi sebatas tinggi mata, dan dikonter kasir.

2.5Membangun Hubungan : Nilai dan Kepuasan Pelanggan

(30)

(customer perceived value) tertinggi-evaluasi pelanggan tentang perbedaan antara semua keuntungan dan biaya tawaran pasar dibandingkan dengan penawaran pesaing. Pelanggan seringkali tidak menilai nilai produk dan biaya secara akurat atau objektif. Mereka bertindak berdasarkan nilai anggapan.

(31)
(32)

III. METODE PENELITIAN

3.1Metode Pengumpulan Data

3.1.1Penelitian Pustaka

Penelitian dilakukan dengan mempelajari bahan bacaan, buku dan sumber lain yang berkaitan dengan penelitian.

3.1.2Penelitian Lapangan

Penelitian dilakukan melalui penyebaran kuesioner secara langsung kepada responden yaitu konsumen di Gerai Indomaret dan Alfamart Jl. KH. Ghalib

Pringsewu dan dalam proses pengisian kuesioner peneliti mendampingi responden. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah konsumen yang pernah berbelanja paling sedikit dua kali di Gerai Indomaret dan Alfamart Jl. KH. Ghalib Pringsewu. Penelitian dilakukan selama 14 hari yaitu pada tanggal 15 sampai dengan 28 Maret 2010.

3.2Metode Penentuan Populasi dan Sampel

(33)

(Suprapto, 2001:87). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah konsumen yang berbelanja di Indomaret dan Alfamart Jl. KH. Ghalib Pringsewu, oleh karena tu populasi ini merupakan populasi tak terbatas karena tidak dapat diketahui secara pasti jumlah sebenarnya dari konsumen yang datang berbelanja ke Indomaret dan

Alfamart.

Sampel adalah sebagian individu yang diteliti, yang dipandang dapat menggambarkan secara representatif mengenai keadaan populasi (Arikunto, 2002:109). Penelitian ini tidak melibatkan seluruh individu mengingat populasi begitu besar dan sampelyang diambil dianggap telah mampu mewakili secara keseluruhan. Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa agar dapat diperoleh sampel yang menggambarkan populasi yang sebenarnya.

Mengingat identitas populasi sudah diketahui, maka prosedur pencarian responden dilakukan berdasar accidental sampling, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti yang dijumpai ditempat tertentu, bila dipandang konsumen yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono,1997 : 64).

(34)

sampai dengan 20 Maret 2010 di Gerai Indomaret dan Alfamart Jl. KH. Ghalib Pringsewu.

3.3Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini dikemukakan dalam rangka membantu menjelaskan pokok subyek dan batasan pengertian untuk variabel - variabel tersebut. Variabel yang digunakan dalam penelitian adalah :

3.3.1Variabel Independen (X)

Variabel bebas atau independent variable (X) adalah variabel yang tidak tergantung pada variabel lainnya, artinya dapat berdiri sendiri. Dalam penelitian ini variabel independennya adalah bauran pemasaran eceran (retail marketing mix application), yaitu meliputi :

1. StoreLocation dengan indikatornya lokasi yang strategis, kemudahan akses, transportasi umum dan tempat parkir.

2. Product Characteristic dengan indikatornya ketersedian produk, ketersedian jumlah barang, ketersedian jenis barang, dan kualitas produk.

3. Customer Service dengan indikatornya kesiapan karyawan, pengetahuan karyawan, jumlah karyawan dan layanan suara pelanggan.

4. Retail Communication dengan indikatornya penerbitan katalog, fasilitas kartu keanggotaan, pemasangan spanduk dan penawaran produk di kasir.

(35)

6. Retail Price Consideration dengan indikatornya pertimbangan harga eceran pesaing, kesesuaian harga pada etalase/rak dengan harga pada kasir, program diskon dan potongan harga, diskon member card.

7. Store Design dengan indikatornya ruangan yang nyaman, kesesuaian luas area/toko, penataan etalase dan pengelompokan barang.

8. Visual Merchandising dengan indikator promo sesuai dengan event yang sedang berlangsung, penempatan produk baru atau promo pada rak terdepan, counter tersendiri atau ditawarkan oleh kasir pada saat transaksi pembayaran.

3.3.2Variabel Dependen (Y)

Variabel terikat atau dependent variable (Y) yaitu variabel yang tidak dapat berdiri sendiri, bergantung pada variabel lain. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kepuasan pelanggan Indomaret dan Alfamart Gerai Jl. KH. Ghalib Pringsewu.

3.4Pengukuran Variabel

Teknik pengukuran data ordinal yang diperoleh dari kuesioner yang diolah menggunakan skala Likert. Seperti diungkapkan oleh Sugiyono (2003:15) bahwa “Data Ordinal adalah data yang berbentuk rangking atau peringkat, dan jarak antara

satu data dengan data yang lain tidak sama.”. Sedangkan menurut Sugiyono (2003:86) “Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat, persepsi, seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial ”. Untuk

(36)

alternatif jawaban yang disusun bertingkat dengan pemberian bobot nilai (skor) sebagai berikut:

Pembobotan Jawaban Kuesioner a. Sangat setuju = 5

b. Setuju = 4

c. Ragu-ragu = 3 d. Tidak setuju = 2 e. Sangat tidak setuju = 1

3.5Pengujian Alat Instumen

3.5.1Uji Validitas

Digunakan untuk menunjukkan sejauh mana kuesioner dapat mengukur kepuasan pelanggan. Dalam penelitian ini uji validitas dilakukan dengan bantuan program SPSS 13 menggunakan analisis faktor. Analisis faktor merupakan salah satu bagian dari analisis multivariat (analisis yang melibatkan banyak variabel).

(37)

Menurut Imam Ghozali (2006: 272) pernyataan dikatakan valid apabila faktor loadingnya diatas 0,50. Berdasarkan pendapat Imam Ghozali tersebut maka pernyataan dalam penelitian ini valid dan dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut.

3.5.2Uji Reliabilitas

Menurut Muhammad Idrus (2007:151) reliabilitas adalah keajegan instrumen saat digunakan kapan saja dan siap saja maka akan cenderung menghasilkan data yang sama atau hampir sama dengan yang sebelumnya. Dalam penelitian ini digunakan teknik uji reliabilitas internal dengan rumus Alpha Croanbach, yaitu :

r

xy

r = Koefisien kereliabelan atau reabilitas instrument 

xy

r Koefisien korelasi product moment

Dengan tingkat kesalahan = 5 % (tingkat kepercayaan 95 %) maka :

Bila rhitung > rtabel, berarti kuesioner tersebut dinyatakan reliabel.

(38)

3.6Metode Analisis Data

3.6.1Analisis Kualitatif

Data kualitatif yaitu data penelitian yang bukan angka, yang sifatnya tidak dapat dihitung berupa informasi atau penjelasan yang didasarkan pada pendekatan teoritis dan penilaian logis. Analisis ini dilakukan dengan cara menganalisis permasalahan dan mencari jalan pemecahan masalah dengan menggunakan data yang terkumpul dari hasil kuesioner yang dihubungkan dengan teori pemasaran atau pendekatan -pendekatan yang berkaitan dengan bauran pemasaran eceran (retail marketing mix) dan kepuasan pelanggan.

3.6.2Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif adalah analisis dengan menggunakan pendekatan atau rumus statistik. Dalam penelitian ini analisis kuantitatif yang digunakan yaitu analisis

regresi logistik dengan nagelkerkeR square (R2), uji model logistik secara parsial (uji wald), dan exp (B)/odd ratio. Perhitungan regresi dan perhitungan lain yang

(39)

Analisis regresi logistik digunakan untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang positif dari variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) dengan model regresi sebagai berikut :

Y = log 

  

 

Pi Pi

1 = β+ β1X1+ β2X2+ β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + β7X7 +β8X8 +Ui Sumber : http:// www.geocities.com/ bagusco4/logistik-solver.html

Dimana :

y = 1 jika responden puas = 0 jika responden tidak puas X1 = Storelocation

X2 = Product characteristic X3 = Customer service X4 = Retail communication X5 = In-store ambience

X6 = Retail price consideration X7 = Store design

(40)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1. Gambaran Umum PT Indomarco Prismatama

Indomaret merupakan jaringan minimarket yang menyediakan kebutuhan pokok dan

kebutuhan sehari - hari dengan luas penjualan kurang dari 200 m2. Dikelola oleh PT Indomarco Prismatama, cikal bakal pembukaan Indomaret di Kalimantan dan toko pertama dibuka di Ancol, Jakarta Utara. Tahun 1997 perusahaan mengembangkan bisnis gerai waralaba pertama di Indonesia, setelah Indomaret teruji dengan lebih dari 230 gerai. Pada Mei 2003 Indomaret meraih penghargaan “Perusahaan Waralaba 2003″ dari Presiden Megawati Soekarnoputri. Hingga Desember 2009 Indomaret

mencapai 3892 gerai. Dari total itu 2156 gerai adalah milik sendiri dan sisanya 1736 gerai waralaba milik masyarakat, yang tersebar di kota-kota di Jabotabek, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jogjakarta, Bali dan Lampung. Di DKI Jakarta terdapat sekitar 488 gerai. Indomaret mudah ditemukan di daerah perumahan, gedung perkantoran dan fasilitas umum karena penempatan lokasi gerai didasarkan pada motto “mudah dan hemat”. Lebih dari 3.500 jenis produk makanan dan nonmakanan

(41)

mutakhir, Indomaret merupakan salah satu aset bisnis yang sangat menjanjikan. Keberadaan Indomaret diperkuat oleh anak perusahaan di bawah bendera grup INTRACO, yaitu Indogrosir, BSD Plaza dan Charmant. Visi Indomaret

Menjadi aset nasional dalam bentuk jaringan ritel waralaba yang unggul dalam

persaingan global. Motto Indomaret

Mudah & Hemat Pemasaran Dan Promosi Sasaran pasar Indomaret adalah konsumen semua kalangan masyarakat. Lokasi gerai yang strategis dimaksudkan untuk memudahkan Indomaret melayani sasaran

demografisnya yaitu keluarga. Strategi pemasaran Indomaret diintegrasikan dengan kegiatan promosi. Secara berkala Indomaret menjalankan program promosi dengan berbagai cara, seperti memberikan harga khusus, undian berhadiah maupun hadiah langsung.

4.1.2. Gambaran Umum PT Sumber Alfaria Trijaya

PT. Sumber Alfaria Trijaya (SAT) atau Alfamart merupakan perusahaan nasional yang bergerak dalam bidang perdagangan umum dan jasa eceran yang menyediakan kebutuhan pokok dan sehari-hari. Alfamart dapat dimiliki masyarakat luas dengan cara kemitraan.

(42)

Sejarah Perusahaan

27 Juni 1999 PT Alfa Mitramart Utama (AMU) didirikan.

Pemegang saham :

PT Alfa Retailindo, Tbk = 51%

PT Lancar Distrindo = 49% 18 Oktober 1999 Toko pertama dibuka dengan nama "Alfa Minimart" di Jl. Beringin Raya, Karawaci, Tangerang. 1 Agustus 2002

Kepemilikan beralih ke PT Sumber Alfaria Trijaya. Pemegang Saham:

PT HM Sampoerna, Tbk = 70%

PT Sigmantara Alfindo = 30% 1 Januari 2003 Nama "Alfa Minimart" diganti menjadi "Alfamart".

Visi "Menjadi berorientasi kepada pemberdayaan pengusaha kecil, pemenuhan kebutuhan dan harapan konsumen, serta mampu bersaing secara global".

Misi

 Memberikan kepuasan kepada pelanggan / konsumen dengan berfokus pada

produk dan pelayanan yang berkualitas unggul.

(43)

 Selalu menjadi yang terbaik dalam segala hal yang dilakukan dan selalu

menegakkan tingkah laku / etika bisnis yang tertinggi.

 Ikut berpartisipasi dalam membangun negara dengan menumbuh-kembangkan

jiwa wiraswasta dan kemitraan usaha.

 Membangun organisasi global yang terpercaya, tersehat dan terus bertumbuh dan

bermanfaat bagi pelanggan , pemasok, karyawan, pemegang saham dan masyarakat pada umumnya.

Budaya

 Integritas yang tinggi.

 Inovasi untuk kemajuan yang lebih baik.  Kualitas & Produktivitas yang tertinggi.  Kerjasama Team.

 Kepuasan pelanggan melalui standar pelayanan yang terbaik.

Segmentasi

Alfamart merupakan perusahaan jasa distributor eceran yang menyediakan kebutuhan pokok dan sehari-hari dengan luas kurang dari 250 m².

(44)

Demografi

 Ibu rumah tangga  Anak-anak

 Kelas menengah (SES B & C)jaringan distribusi retail terkemuka yang dimiliki

oleh masyarakat luas

Psikografi

 Kenyamanan

 Lingkungan yang ramah

 Memilih sendiri sebelum membeli

Motto

"Belanja Puas, Harga Pas"

4.2Uji Validitas dan Reliabilitas Daftar Pertanyaan

4.2.1. Uji Validitas

(45)

Tabel 1. Hasil Uji Validitas Daftar Pernyataan

Variabel

Bauran Pemasaran Eceran

(Retail Marketing Mix) Item Pernyataan Nilai Faktor Loading Keterangan

Store Location (X1) X1.1 0.772 Valid

X1.2 0.747 Valid

X1.3 0.767 Valid

X1.4 0.856 Valid

Product Characteristic (X2) X2.1 0.714 Valid

X2.2 0.789 Valid

X2.3 0.854 Valid

X2.4 0.795 Valid

Customer Service (X3) X3.1 0.727 Valid

X3.2 0.728 Valid

X3.3 0.714 Valid

X3.4 0.794 Valid

Retail Communication (X4) X4.1 0.748 Valid

X4.2 0.716 Valid

X4.3 0.820 Valid

X4.4 0.705 Valid

In-Store Ambiance (X5) X5.1 0.846 Valid

X5.2 0.792 Valid

X5.3 0.822 Valid

X5.4 0.779 Valid

(46)

X6.2 0.870 Valid

X6.3 0.842 Valid

X6.4 0.753 Valid

Store Design (X7) X7.1 0.880 Valid

X7.2 0.720 Valid

X7.3 0.748 Valid

X7.4 0.733 Valid

Visual Merchandising (X8) X8.1 0.721 Valid

X8.2 0.813 Valid

X8.3 0.720 Valid

X8.4 0.762 Valid

Sumber : Lampiran 3

Berdasarkan Tabel 1 seluruh nilai faktor loading semua butir pernyataan diatas 0,50.

4.2.2. Uji Reliabilitas

Setelah melakukan uji validitas, kemudian dilakukan uji reliabilitas terhadap butir - butir pernyataan dengan menggunakan koefisien Alpha Croanbach untuk

(47)

Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas Daftar Pernyataan

Variabel

Bauran Pemasaran Eceran (Retail Marketing Mix)

Nilai Alpha Croanbachs Store Location (X1) 0.906

Product Characteristic (X2) 0.909

Customer Service (X3) 0.882

Retail Communication (X4) 0.883

In-Store Ambiance (X5) 0.711

Retail Price Consideration (X6) 0.713

Store Design (X7) 0.889

Visual Merchandising (X8) 0.888

Sumber : Lampiran 3

Berdasarkan tabel diatas dapat diambil kesimpulan bahwa instrumen penelitian berupa kuesioner yang digunakan adalah reliabel dengan tingkat kereliabelan tinggi karena nilai Alpha Croanbachs melebihi nilai r tabel, seperti diketahui bahwa dengan N = 30 maka nilai r tabel (5%) = 0,361 (Lampiran 6).

4.3Analisis Kualitatif

(48)

4.3.1Indentitas Responden Indomaret dan Alfamart

a. Usia Responden Indomaret dan Alfamart

Tabel 3 berikut ini menunjukan tingkat usia konsumen Indomaret Jl. KH. Ghalib Pringsewu yang menjadi responden dalam penelitian.

Tabel 3. Jumlah Respoden Indomaret Berdasarkan Kelompok Usia

Kelompok Usia Jumlah (%)

< 20 tahun 3 6

Antara 20 – 25 tahun 15 30

Antara 26 – 35 tahun 20 40

Antara 36 – 45 tahun 7 14

> 40 tahun 5 10

Jumlah 50 100

Sumber : Data diolah, 2010

Tabel 3 diatas menunjukan 6 % responden berasal dari kelompok usia kurang dari 20 tahun, 30 % berasal dari kelompok usia antara 20 - 25 tahun, 40 % responden berasal dari kelompok usia antara 26 - 35 tahun, 14 % berasal dari kelompok usia antara 36 - 45 tahun dan 10 % responden berasal kelompok usia > 40 tahun.

Tabel 4 berikut ini menunjukan tingkat usia konsumen Alfamart Jl. KH. Ghalib Pringsewu yang menjadi responden dalam penelitian.

Tabel 4. Jumlah Respoden Alfamart Berdasarkan Kelompok Usia

Kelompok Usia Jumlah (%)

< 20 tahun 7 14

Antara 20 – 25 tahun 11 22

Antara 26 – 35 tahun 23 46

(49)

> 40 tahun 3 6

Jumlah 50 100

Sumber : Data diolah, 2010

Tabel 4 diatas menunjukan 14 % responden berasal dari kelompok usia kurang dari 20 tahun, 22 % berasal dari kelompok usia antara 20 - 25 tahun, 46 % responden berasal dari kelompok usia antara antara 26 - 35 tahun, 12 % berasal dari kelompok usia antara 36 - 45 tahun dan 6 % berasal dari kelompok usia > 40 tahun.

b. Pendidikan Terakhir Responden Indomeret dan Alfamart

Tabel 5 berikut ini menjelaskan tentang pendidikan terakhir konsumen Indomaret Jl. KH. Ghalib Pringsewu yang menjadi responden dalam penelitian.

Tabel 5. Jumlah Responden Indomaret Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Tingkat Pendidikan Jumlah (%)

SD 2 4

SMP 5 10

SMA 30 60

D1/D2/D3 3 6

S-I/S-2 10 20

Jumlah 50 100

Sumber : Data Diolah, 2010

Berdasarkan Tabel 5 diatas, responden Indomaret Jl. KH. Ghalib Pringsewu

terbanyak dengan pendidikan terakhir SMA sebesar 60 %, 20 % dengan pendidikan terakhir S-I/S-2, 10 % dengan pendidikan terakhir SMP, 6 % dengan pendidikan terakhir D1/D2/D3 dan 4 % dengan pendidikan terakhir SD.

(50)

Tabel 6. Jumlah Responden Alfamart Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Tingkat Pendidikan Jumlah (%)

SD 5 10

Sumber : Data Diolah, 2010

Berdasarkan Tabel 6 diatas, responden Alfamart Jl. KH. Ghalib Pringsewu terbanyak dengan pendidikan terakhir SMA sebesar 50 %, 20 % responden yang pendidikan terakhirnya SMP, 14 % responden yang pendidikan terakhirnya S-I/S-2, 10 % responden yang pendidikan terakhirnya SD dan 6 % responden yang pendidikan terakhirnya D1/D2/D3.

c. Pekerjaan Responden Indomeret dan Alfamart

Tabel 7 berikut ini menjelaskan tentang pekerjaan konsumen Indomaret Jl. KH. Ghalib Pringsewu yang menjadi responden dalam penelitian.

Tabel 7. Jumlah Responden Indomaret Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Responden Jumlah (%)

Pelajar/Mahasiswa 10 20

PNS/TNI/Pensiun 14 28

Pegawai Swasta 7 14

Ibu Rumah Tangga 11 22

Dan lain-lain 8 16

Jumlah 50 100

(51)

Berdasarkan Tabel 7 diatas, pekerjaan responden Indomaret Jl. KH. Ghalib

Pringsewu terbanyak yaitu sebesar 28 % adalah PNS/TNI/Pensiun sedangkan 22 % responden pekerjaannya sebagai ibu rumah tangga, 20 % responden pekerjaannya pelajar/mahasiswa, 16 % responden pekerjaannya lain - lain seperti wiraswata, buruh, dan honorer dan 14 % responden pekerjaannya sebagai pegawai swasta.

Tabel 8 berikut ini menjelaskan tentang pekerjaan konsumen Alfamart Jl. KH. Ghalib Pringsewu yang menjadi responden dalam penelitian.

Tabel 8. Jumlah Responden Alfamart Berdasarkan Pekerjaan

Tingkat pendidikan Jumlah (%)

Pelajar/Mahasiswa 6 12

PNS/TNI/Pensiun 8 16

Pegawai Swasta 5 10

Ibu Rumah Tangga 22 44

Dan lain-lain 9 18

Jumlah 50 100

Sumber : Data Diolah, 2010

Berdasarkan Tabel 8 diatas, pekerjaan responden Alfamart Jl. KH. Ghalib Pringsewu terbanyak yaitu sebesar 44 % adalah ibu rumah tangga, 18 % lain - lain seperti wiraswata, buruh, dan honorer, 16 % adalah PNS/TNI/Pensiun, 12 % adalah pelajar atau mahasiswa sedangkan 10 % responden pekerjaannya sebagai karyawan swasta.

d. Tingkat Pengeluaran Responden Indomeret dan Alfamart

(52)

Tabel 9. Jumlah Responden Indomaret Berdasarkan Tingkat Pengeluaran Perbulannya

Tingkat Pengeluaran Jumlah (%)

< Rp 500.000,- 10 20

Sumber : Data Diolah, 2010

Tabel 9 diatas menunjukan responden dengan tingkat pengeluaran terbanyak

perbulannya sebesar 40 % yaitu pada Rp 1.000.000,- - Rp 2.000.000,-. 26 % tingkat pengeluaran perbulan responden yaitu Rp 500.000,- - Rp 1.000.000,-. 20 %

responden memiliki tingkat pengeluaran kurang dari Rp. 500.000,- . 10 % responden memiliki tingkat pengeluaran sebesar Rp 2.000.000,- - Rp 3.000.000,- dan hanya 4 % responden yang memiliki tingkat pengeluaran sebesar lebih dari Rp.3.000.000,-.

Tabel 10 berikut ini menjelaskan tentang biaya rata-rata sebulan pengeluaran konsumen Alfamart Jl. KH. Ghalib Pringsewu yang menjadi responden dalam penelitian.

Tabel 10. Jumlah Responden Alfamart Berdasarkan Tingkat Pengeluaran Perbulannya

Tingkat pendidikan Jumlah (%)

(53)

Sumber : Data Diolah, 2010

Tabel 10 diatas menunjukan responden dengan tingkat pengeluaran terbanyak perbulannya sebesar 36 % yaitu pada Rp 1.000.000,- - Rp 2.000.000,-. 22 % tingkat pengeluaran perbulan responden yaitu kurang dari Rp. 500.000. 18 % responden memiliki tingkat pengeluaran Rp 500.000,- - Rp 1.000.000,- . 14 % responden memiliki tingkat pengeluaran sebesar Rp 2.000.000,- - Rp 3.000.000,- dan hanya 10 % responden yang memiliki tingkat pengeluaran lebih dari Rp.3.000.000,-.

4.3.2Variabel Bauran Pemasaran Eceran (Retail Marketing Mix Application) Indomaret dan Alfamart Jl. KH. Ghalib Pringsewu

Variabel Bauran Pemasaran Eceran (Retail Marketing Mix Application) digolongkan menjadi delapan sub variabel, yaitu variabel storelocation, product characteristic, customer service, retail communication, in-store ambience, retail price

consideration, store design, dan visual merchandising. Analisis kualitatif

(54)

a. Store Location Indomaret dan Alfamart Jl. KH. Ghalib Pringsewu

Tabel 11. Distribusi Frekuensi Pernyataan Responden Tentang Store Location Indomaret Jl. KH. Ghalib Pringsewu

No Pernyataan Responden Jawaban Responden

SS S N TS STS

2 Akses menuju Indomaret

Jl. KH. Ghalib mudah.

28 56 22 44 - - - - - -

3 Terdapat transportasi

umum menuju ke

Indomaret Jl. KH. Ghalib.

24 48 26 52 - - - - - -

4 Indomaret Jl. KH. Ghalib

memiliki tempat parkir yang memadai.

19 38 25 50 5 10 1 2 - -

Sumber : Data Diolah, 2010

Berdasarkan jawaban responden diatas sebaiknya Indomaret JL. KH. Ghalib

Pringsewu memperbaiki sarana parkir karena terdapat 5 responden yang menyatakan netral dan 1 responden yang menyatakan tidak setuju bahwa Indomaret Jl. KH. Ghalib memiliki tempat parkir yang memadai. Sedangkan lokasi, akses dan transportasi menuju ke Indomaret sudah cukup baik.

Tabel 12. Distribusi Frekuensi Pernyataan Responden Tentang Store Location Alfamart Jl. KH. Ghalib Pringsewu

No Pernyataan Responden Jawaban Responden

SS S N TS STS

2 Akses menuju Alfamart Jl.

KH. Ghalib mudah.

(55)

3 Terdapat transportasi umum menuju ke Alfamart Jl. KH. Ghalib.

Sumber : Data Diolah, 2010

Berdasarkan jawaban responden diatas sebaiknya Alfamart JL. KH. Ghalib

Pringsewu memperbaiki sarana parkir karena terdapat 4 responden yang menyatakan netral. Sedangkan lokasi dan akses menuju Alfamart sudah cukup baik.

b. Product Characteristic Indomaret dan Alfamart Jl. KH. Ghalib Pringsewu

Tabel 13. Distribusi Frekuensi Pernyataan Responden Tentang Product Characteristic Indomaret Jl. KH. Ghalib Pringsewu

No Pernyataan Responden Jawaban Responden

SS S N TS STS

F % F % F % F % F %

1 Produk yaitu berupa

barang keperluan sehari - hari selalu tersedia di Indomaret Jl. KH. Ghalib.

15 30 34 68 1 2 - - - -

2 Jumlah barang yang anda

butuhkan selalu tersedia di Indomaret Jl. KH. Ghalib.

15 30 35 70 - - - - - -

3 Jenis barang yang anda

butuhkan selalu tersedia di Indomaret Jl. KH. Ghalib.

Sumber : Data Diolah, 2010

Berdasarkan jawaban responden diatas sebaiknya Indomaret JL. KH. Ghalib

(56)

dan kualitas produk karena terdapat 1 responden yang menyatakan netral. Sedangkan persediaan jumlah barang dan jenis barang yang dibutuhkan pelanggan sudah cukup baik dan perlu lebih ditingkatkan lagi.

Tabel 14. Distribusi Frekuensi Pernyataan Responden Tentang Product Characteristic Alfamart Jl. KH. Ghalib Pringsewu

No Pernyataan Responden Jawaban Responden

SS S N TS STS

F % F % F % F % F %

1 Produk yaitu berupa barang

keperluan sehari - hari selalu tersedia di Alfamart Jl. KH. Ghalib.

16 32 34 68 - - - - - -

2 Jumlah barang yang anda

butuhkan selalu tersedia di Alfamart Jl. KH. Ghalib.

18 36 29 58 2 4 1 2 - -

3 Jenis barang yang anda

butuhkan selalu tersedia di Alfamart Jl. KH. Ghalib.

12 24 37 74 1 2 - - - -

4 Alfamart Jl. KH. Ghalib

selalu menjual produk dengan kualitas baik.

39 78 11 22 - - - - - -

Sumber : Data Diolah, 2010

(57)

c. Customer Service Indomaret dan Alfamart Jl. KH. Ghalib Pringsewu

Tabel 15. Distribusi Frekuensi Pernyataan Responden Tentang Customer Service Indomaret Jl. KH. Ghalib Pringsewu

No Pernyataan Responden Jawaban Responden

SS S N TS STS

F % F % F % F % F %

1 Karyawan Indomaret Jl.

KH. Ghalib selalu siap sedia membantu dan melayani konsumen.

17 34 32 64 1 2 - - - -

2 Karyawan Indomaret Jl.

KH. Ghalib memiliki pengetahuan tentang produk.

21 42 29 58 - - - - - -

3 Jumlah karyawan

Indomaret Jl. KH. Ghalib memadai.

15 30 34 68 1 2 - - - -

4 Terdapat layanan suara

pelanggan Indomaret.

23 46 26 52 1 2 - - - -

Sumber : Data Diolah, 2010

(58)

Tabel 16. Distribusi Frekuensi Pernyataan Responden Tentang Customer Service Alfamart Jl. KH. Ghalib Pringsewu

No Pernyataan Responden Jawaban Responden

SS S N TS STS

F % F % F % F % F %

1 Karyawan Alfamart Jl.

KH. Ghalib selalu siap sedia membantu dan melayani konsumen.

16 32 34 68 - - - - - -

2 Karyawan Alfamart Jl.

KH. Ghalib memiliki pengetahuan tentang produk yang dijual di gerai.

11 22 39 78 - - - - - -

3 Jumlah karyawan Alfamart

Jl. KH. Ghalib memadai.

8 16 40 80 2 4 - - - -

4 Terdapat layanan suara

pelanggan Alfamart.

13 26 33 66 4 8 - - - -

Sumber : Data Diolah, 2010

Berdasarkan jawaban responden diatas sebaiknya Alfamart JL. KH. Ghalib Pringsewu menambah jumlah karyawan karena terdapat 2 responden menyatakan netral. Selain itu Alfamart juga perlu mengkomunikasikan keberadaan suara

(59)

d. Retail Communication Indomaret dan Alfamart Jl. KH. Ghalib Pringsewu

Tabel 17. Distribusi Frekuensi Pernyataan Responden Tentang Retail Communication Indomaret Jl. KH. Ghalib Pringsewu

No Pernyataan Responden Jawaban Responden

SS S N TS STS depan pintu masuk toko sebagai media promosi.

22 44 28 56 - - - - - -

4 Karyawan Indomaret Jl.

KH. Ghalib menawarkan produk promo pada saat pelanggan melakukan transaksi pembayaran di kasir.

16 32 33 66 1 2 - - - -

Sumber : Data Diolah, 2010

(60)

Tabel 18. Distribusi Frekuensi Pernyataan Responden Tentang Retail Communication Alfamart Jl. KH. Ghalib Pringsewu

No Pernyataan Responden Jawaban Responden

SS S N TS STS depan pintu masuk toko sebagai media promosi.

10 20 40 80 - - - - - -

4 Karyawan Alfamart Jl. KH.

Ghalib menawarkan produk promo pada saat pelanggan melakukan transaksi pembayaran di kasir.

9 18 38 76 3 6 - - - -

Sumber : Data Diolah, 2010

Berdasarkan jawaban responden diatas sebaiknya Alfamart JL. KH. Ghalib

Pringsewu memberikan katalog belanja secara berkala karena terdapat 2 responden menyatakan netral. Karyawan Alfamart sebaiknya selalu menawarkan fasilitas kartu keanggotaan kepada setiap pelanggan karena terdapat 1 responden menyatakan netral. Karyawan Alfamart sebaiknya selalu menawarkan produk promo pada saat pelanggan melakukan transaksi pembayaran di kasir karena terdapat 3 responden yang

(61)

e. In-Store Ambience Indomaret dan Alfamart Jl. KH. Ghalib Pringsewu

Tabel 19. Distribusi Frekuensi Pernyataan Responden Tentang In-Store Ambience Indomaret Jl. KH. Ghalib Pringsewu

No Pernyataan Responden Jawaban Responden

SS S N TS STS

F % F % F % F % F %

1 Desain interior Indomaret

Jl. KH. Ghalib menarik.

17 34 30 60 1 2 2 4 - -

2 Pengaturan cahaya

Indomaret Jl. KH. Ghalib tepat.

16 32 33 66 - - 1 2 - -

3 Pengaturan tata

suara/musik Indomaret Jl. KH. Ghalib baik.

15 30 33 66 2 4 - - - -

4 Pengaturan sistem

pengaturan udara

Indomaret Jl. KH. Ghalib nyaman.

24 48 24 48 1 2 1 2 - -

Sumber : Data Diolah, 2010

(62)

Tabel 20. Distribusi Frekuensi Pernyataan Responden Tentang In-Store Ambience Alfamart Jl. KH. Ghalib Pringsewu

No Pernyataan Responden Jawaban Responden

SS S N TS STS

F % F % F % F % F %

1 Desain interior Alfamart

Jl. KH. Ghalib menarik.

7 14 38 76 5 10 - - - -

2 Pengaturan cahaya

Alfamart Jl. KH. Ghalib tepat.

9 18 40 80 1 2 - - - -

3 Pengaturan tata

suara/musik Alfamart Jl. KH. Ghalib baik.

9 18 38 76 3 6 - - - -

4 Pengaturan sistem

pengaturan udara Alfamart Jl. KH. Ghalib nyaman.

16 32 29 58 3 6 2 4 - -

Sumber : Data Diolah, 2010

(63)

f. Retail Price Consideration Indomaret dan Alfamart Jl. KH. Ghalib Pringsewu

Tabel 21. Distribusi Frekuensi Pernyataan Responden Tentang Retail Price Consideration Indomaret Jl. KH. Ghalib Pringsewu

No Pernyataan Responden Jawaban Responden

SS S N TS STS

F % F % F % F % F %

1 Harga barang yang

ditawarkan Indomaret Jl. KH. Ghalib sesuai dengan harga pasar saat ini.

12 24 34 68 4 8 - - - -

2 Harga barang yang tertera

pada rak/etalase Indomaret Jl. KH. Ghalib sesuai dengan harga yang

4 Pelanggan yang memiliki

Indomaret Card

mendapatkan potongan harga untuk item - item tertentu.

15 30 35 70 - - - - - -

Sumber : Data Diolah, 2010

Berdasarkan jawaban responden diatas sebaiknya Indomaret JL. KH. Ghalib

(64)

untuk item - item tertentu bagi pelanggan yang memiliki Indomaret Card perlu dipertahankan

Tabel 22. Distribusi Frekuensi Pernyataan Responden Tentang Retail Price Consideration Alfamart Jl. KH. Ghalib Pringsewu

Sumber : Data Diolah, 2010

Berdasarkan jawaban responden diatas sebaiknya Alfamart JL. KH. Ghalib Pringsewu menyesuaikan harga barang yang ditawarkan dengan harga pasar, meninjau kembali frekuensi program diskon dan potongan harga kepada konsumen serta program diskon dan potongan harga bagi pemegang kartu AKU karena terdapat 1 pelanggan yang menyatakan netral. Sedangkan kesesuaian harga pada rak/etalase dengan harga yang dibayarkan di kasir perlu dipertahankan.

No Pernyataan Responden Jawaban Responden

SS S N TS STS

F % F % F % F % F %

1 Harga barang yang

ditawarkan Alfamart Jl. KH. Ghalib sesuai dengan harga pasar saat ini.

17 34 32 64 1 2 - - - -

2 Harga barang yang tertera

pada rak/etalase Alfamart Jl. KH. Ghalib sesuai dengan harga yang

4 Pelanggan yang memiliki

kartu AKU mendapatkan potongan harga untuk item - item tertentu.

(65)

g. Store Design Indomaret dan Alfamart Jl. KH. Ghalib Pringsewu

Tabel 23. Distribusi Frekuensi Pernyataan Responden Tentang Store Design Indomaret Jl. KH. Ghalib Pringsewu

No Pernyataan Responden Jawaban Responden

SS S N TS STS

F % F % F % F % F %

1 Ruangan yang didesain

Indomaret Jl. KH. Ghalib cukup nyaman untuk berbelanja bagi konsumen.

13 26 36 72 1 2 - - - -

2 Luas area/toko Indomaret

Jl. KH. Ghalib sesuai dengan jumlah barang yang dijual.

21 42 28 56 1 2 - - - -

3 Penataan etalase

Indomaret Jl. KH. Ghalib menarik dan teratur.

15 30 35 70 - - - - - -

4 Produk yang dijual

Indomaret Jl. KH. Ghalib ditata dan dikelompokkan pada tiap rak sesuai fungsi dan manfaatnya.

18 36 29 58 3 6 - - - -

Sumber : Data Diolah, 2010

Berdasarkan jawaban responden diatas sebaiknya Indomaret JL. KH. Ghalib

Gambar

Tabel 1. Hasil Uji Validitas Daftar Pernyataan
Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas Daftar Pernyataan
Tabel 3. Jumlah Respoden Indomaret Berdasarkan Kelompok Usia
Tabel 6 berikut ini menjelaskan tentang pendidikan terakhir konsumen Alfamart Jl.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Oleh sebab itu membuat penulisan ilmiah yang ruang lingkupnya tidak jauh dari internet, yaitu tentang website penyedia informasi busana kebaya. Penulisan ilmiah ini, ditujukan

Syukur Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “ Pengaruh Semangat Kerja Terhadap Komitmen Organisasi Pada Karyawan bagian

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Perpustakaan dan Ilmu

 Bila bahan main sudah dirapikan kembali, satu orang guru membantu anak membereskan baju anak, sedangkan guru lainnya dibantu orangtua membereskan semua

Pada suhu 200 DC terjadi selisih nilai yang terbesar antara efisiensi penyerapan uranium daD molibdenum atau dengan kata lain nilai faktor pemisahan (U ,Mo )

Dalam hal pekerjaan sudah saya lakukan sejak masih duduk dibangku sekolah, karena melihat keadaan orang tua yang sangat memprihatinkan saya ikut membantu orang

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan sifat penelitian deskriptif-analitik-eksploratif. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan ilmu

Di lain pihak, Yayasan Masjid Umar Bin Khattab Magelang diharapkan dapat melakukan kerjasama dengan berbagai organisasi keagamaan di wilayah Kecamatan Grabag secara