• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KUALITAS TELUR IKAN BAUNG (Mystus nemurus) MELALUI PENAMBAHAN VITAMIN C DAN VITAMIN E PADA PAKAN INDUK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KUALITAS TELUR IKAN BAUNG (Mystus nemurus) MELALUI PENAMBAHAN VITAMIN C DAN VITAMIN E PADA PAKAN INDUK"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

THE IMPROVEMENT OF EGG QUALITY BY ADDING VITAMIN C AND E IN DIET OF CAT FISH (Mystus nemurus) BROODSTOCK

By Sudarmono

Cat fish cultivation has developed, but it’s not folowed by high production levels, because it is not supported by good quality production of seed. One way to increase the quality of eggs by improve of broodstock nutrition. Eggs quality affected by fatty acids available. Vitamin C and E an important to held maintain fatty acids availability as an energy source for larva development. The research to asses the influence dietary effect of vitamin C and E on the broodstock diet to improve the quality of eggs. This research used Completely Randomized Design (CRD) with five treatments, the addition of vitamins to feed (by adding vitamin C 3000 mg/kg feed and without vitamin E, vitamin C 2000 mg/kg and vitamin E 60 IU/kg feed, vitamin C 1500 mg/kg and vitamin E 120 IU/kg feed, vitamin E 240 IU/kg feed without vitamin C, and control) with three replications. The results showed the addition of vitamin C and E doesn’t give a significant effect to increase the quality of eggs.

Key words:

(2)

ABSTRAK

PENINGKATAN KUALITAS TELUR IKAN BAUNG (Mystus nemurus) MELALUI PENAMBAHAN VITAMIN C DAN VITAMIN E PADA

PAKAN INDUK Oleh Sudarmono

Usaha budidaya ikan baung telah berkembang, tetapi perkembangan budidaya ikan ini belum diikuti dengan tingkat produksi yang tinggi karena tidak didukung oleh produksi benih dengan kualitas yang baik. Salah satu cara untuk

meningkatkan kualitas telur ikan baung adalah dengan menyediakan kebutuhan nutrisi induk ikan baung melalui pemberian pakan yang tepat. Kualitas telur sangat dipengaruhi keberadaan asam lemak didalamnya. Vitamin C dan E mempunyai peranan sangat penting dalam menjaga ketersediaan asam lemak sebagai sumber energi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan larva. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan vitamin C dan E pada pakan induk terhadap peningkatan kualitas telur. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan penambahan vitamin pada pakan (penambahan Vitamin C 3000 mg/kg pakan dan tanpa vitamin E, vitamin C 2000 mg/kgdan vitamin E 60 IU/kg pakan, vitamin C 1500 mg/kg dan vitamin E 120 IU/kg pakan, vitamin E 240 IU/kg pakan dan tanpa vitamin C, serta kontrol) dengan tiga ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan vitamin C dan E tidak berpengaruh nyata dalam meningkatkan kualitas telur.

Kata kunci:

(3)

PENINGKATAN KUALITAS TELUR IKAN BAUNG (Mystus nemurus) MELALUI PENAMBAHAN VITAMIN C DAN E PADA PAKAN INDUK

(SKRIPSI)

Oleh Sudarmono 0614111060

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Kerangka Berpikir Peningkatan Kualitas Telur Ikan Baung (Mystus

nemurus) ... 6

Gambar 2.Kandungan Vitamin C Telur Ikan Baung ... 23

Gambar 3.Kandungan Vitamin E Telur Ikan Baung ... 23

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

MENGESAHKAN ... vi

SANWACANA ... vii

RIWAYAT HIDUP ... viii

PERSEMBAHAN ... ix

MOTTO ... x

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tujuan ... 3

1.3. Manfaat Penelitian ... 3

1.4. Perumusan Masalah ... 3

1.5. Hipotesis ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kebutuhan Nutrisi Ikan Baung ... 7

2.2. Vitamin ... 7

2.2.1. Peran Vitamin C ... 8

2.2.2. Peran Vitamin E ... 10

2.3. Kematangan Gonad Dan Peran Asam Lemak... 12

III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu Dan Tempat Penelitian ... 17

3.2. Alat Dan Bahan ... 17

3.3. Rancangan Penelitian ... 17

3.4. Prosedur Penelitian ... 18

3.5. Parameter Yang Diamati ... 19

3.5.1. Parameter Utama ... 19

3.5.2. Parameter Pendukung ... 20

3.5.3. Analisis Data ... 20

(6)

4.2. Pembahasan ... 25

V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan ... 27

5.2. Saran ... 27

DAFTAR PUSTAKA ... 28

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Apriantono, A. dan D. Fardiaz 1989. Analisa Pangan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Dirjen Pendidikan Tinggi PAU Pangan dan Gizi IPB. Bogor

Azwar ZI. 1997. Pengaruh ascorbicl fosfat magnesium sebagai sumber vitamin C terhadap perkembangan ovarium dan penampilan larva ikan nila

(Oreochromissp.) ⁅disertasi⁆. Bogor. Program Pascasarjana, InstitutPertanian Bogor.

BNF (British National Foundation). 1992. Unsaturated fatty acids. Nutritional and Physiological Significance. Chapman and Hall. 211 pp.

Effendie, M.I. 2002. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama. 163 hal. Furuita, H. H. Tanaka, T. Yamamoto, M. Shiraishi, and T. Takeuchi. 2000. Effects

of n-3 HUFA level in broodstock diet on the reproductive performance and egg and larva quality of the Japanese flounder, Paralichthys olivaceus. J. Aquaculture, 187: 387-398.

______________________________________________________. 2002. Effects of high levels n-3 HUFA in broodstock diet on the egg quality and egg fatty acid composition of the Japanese flounder, Paralichthys olivaceus.

Aquaculture, 210: 323-333.

Hardiantho, D., A. Sasongko, D. Hidayat, dan J. Purwanto. 2002. Pengelolaan induk ikan baung (Mystus nemurus C.V.) dalam mendukung program penebaran keperairan umum. Laporan kegiatan BBAT Sukabumi.7 hal. Hepher, B., 1990. Nutrition of pond fishes. Cambridge University Press.

Cambridge, New York. 388pp.

(8)

James M. May,2003. "Maturational Loss of the Vitamin C Transporter in Erythrocytes". Department of Medicine, Vanderbilt University School of Medicine.

Kamler, E. 1992. Early life history of fish. An energetic approach. Chapman and Hill. London. 267p.

Khaidir, A. 200. Pengaruh vitamin C dalam bentuk L-Askorbil-2-fosfat

Magnesium sebagai sumber vitamin C dalam pakan terhadap kualitast elur ikan patin (Pangasius hypuohthalmus).Tesis, Pasca sarjana, IPB. 62 hal.

Lagler, K. F., J.E. Bardach, K.K. Miller, and D.R.M. Passino. 1977. Ichthyology. Second edition. John Willey and Son’s. New York. 506p.

Lahnsteiner, F., B. Urbanyi, A. Horvarth, and T. Weismann. 2001. Bio-markers for egg quality determination in cyprinid fish. Aquaculture:195:331-352. Lee, S. K., Y. S. Kim, C. Y. Liang and Y. H. Song. 2003. Effects of dietary

vitamin E supplementation on color stability, lipid oxidation and reducing ability of Hanwoo (Korean cattle) beef during retail display. Asian-Aust. J. Anim. Sci. 16(10):1529-1534.

Li, P., X. Wang and D. M. III.Gatlin. 2008. RRR-[alpha]-Tocopheryl succinate is a less bioavailable source of vitamin E than allrac-[alpha]-tocopheryl acetate for red sea bream, Sciaenopsocellatus. J. Aquaculture 280:165-169. Lin, Y. H. and S. Y. Shiau. 2005. Dietary vitamin E requirement of grouper,

Epinephelus malabaricus, at two lipid levels, and their effects on immune responses. J.Aquaculture 248:235-244.

Makatutu D. 2002. Suplementasi vitamin C dalam pakan untuk memacu perkembangan gonad dan meningkatkan mutu telur ikan kerapu bebek (Epinephelus microdon).⁅tesis⁆. Bogor. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Masumoto TH, Hosokawa, Shimeno S. 1991. Ascorbic acid role in aquaculture nutrition. DN Akiyama, Tan RKH, (eds): Feed processing and nutrition workshop. Proceeding of the aquaculture 1991 September 19-25. Thailand- Indonesia. American Soybean Association, Republic of Singapore: 42-48. Masyamsir, 2001.Membuat Pakan Ikan Buatan. Depdiknas.

Mayes, P.A. 2003. Metabolisme asam lemak takjenuh dan eikosanoid, p.242-259. In: Murray, R.K., D.K. Granner, P.A. Mayes, V.W. Rodwell. (Eds).

(9)

Miyasaki T, Sato M,. Yoshinaka R Sakaguchi M. 1995. Effect of vitamin C on lipid and carnitine metabolism rainbow trout. Fish Sci 61 : 501–506. Mokoginta I., Jusadi D, Setiawati M, Takeuchi T, Suprayudi M. A. 2000. The

effect of different levels of dietary n-3 fatty acid on the egg quality of cat fish (Pangasius hypophthalmus). The Proceeding of The JSPS-DGHE

International Symposium on Fisheries Science in Tropical Area. August 21-25, Bogor – Indonesia. hlm: 252-256.

Muflikhah, N. 1993.Pematangan gonad dan pemijahan buatan ikan baung (Mystus nemurus). Sukamandi: Prosiding Seminar Hasil Penelitian Perikanan Air Tawar. Hal.243-247.

Naidu KA. 2003. Vitamin C in human health and disease is still mistery? An Overview. J.Nutri 2:7.

Palacios, H.F., M. S. Izquierdo, L. Robaina, A. Valencia, M. Salhi, and J.M. Vergara. 1995. Effect of n – 3 HUFA level in broodstock diets on egg

quality of gilthead sea bream (Sparus aurata L). Aquaculture, 132: 325-337. Pham, M. A. and K. J. Lee. 2007. Effects of dietary Cheongkukjang on liver

superoxide dismutase activity of parrot fish (Oplegnathus fasciatus). J. Aquacult. 20:132-139.

Syarizal.1998. Kadar optimum vitamin E (α-tokoperol) dalam pakan induk ikan lele (Clarias batrachus), ⁅tesis⁆. Bogor. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Sargent, J. R., Douglas R, Tocher, and J. Gordon Bell. 2002. The lipid, p. 181-257. In :Halver, J.E and Hardy, R.W (Eds). Fish nutrition.Third

Edition.USA : Academic Press.

Sinjal, H. J. 2007. Kajian penampilan reproduksi ikan lele (Clarias gariepinus) betina melalui penambahan Ascorbyl phosphate magnesium sebagai Sumber Vitamin C dan implantasi dengan Estradiol-17_. Institut Pertanian Bogor.

Sudarmadji. 1996. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Penerbit Liberty. Yogyakarta.

Sukendi. 2005. Pengaruh kombinasi penyuntikan hCG dan ekstrak kelenjar hipofisa ikan mas (Cyprinus carpio L) terhadap daya rangsang ovulasi dan kualitas telur ikan baung (Mystus nemurus CV). Jurnal Perikanan dan Kelautan, 102 : 75-81.

(10)

Tang, U. M., H. Alawi, dan R.M. Putra. 1999. Pematangan gonad ikan baung (Mystus nemurus) dengan pakan dan lingkungan yang berbeda. Hayati, 6:10-12p.

Tang, U. M. dan R. Affandi. 2000. Biologi Reproduksi Ikan. Bogor. 150 hal. Watanabe, T. 1988. Fish nutrition and mariculture. JICA. The General

Aquaculture Course. Dept. of Agriculture Bioscience. Tokyo University. 233p.

__________. 1991. Fish nutrition and mariculture. JICA. The General

Aquaculture Course. Dept of Agriculture Bioscience. Tokyo University.

(11)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Usaha budidaya ikan baung telah berkembang, tetapi perkembangan budidaya ikan ini belum diimbangi dengan tingkat produksi yang tinggi karena tidak didukung oleh produksi benih dengan kualitas yang baik. Hal ini disebabkan antara lain sulitnya mendapatkan induk matang gonad (telur yang siap

ditetaskan). Selain itu, beberapa peneliti menunjukkan bahwa daya tetas telur ikan baung masih rendah yaitu sebesar 34,5% (Muflikhah, 1993), 63,63% (Hardiantho dkk., 2002), dan 39% (Sukendi, 2005).

Sulitnya mendapatkan induk yang matang gonad dan derajat tetas telur yang rendah disebabkan karena ransum pakan yang kurang tepat dalam memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan gonad. Kurangnya sumber energi yang dibutuhkan, menjadi faktor utama penyebab gagalnya matang gonad dan rendahnya derajat tetas telur yang dihasilkan (Sukendi, 2005).

(12)

lemak, vitamin dan mineral. Agar induk ikan dapat mencapai hasil reproduksi yang maksimal, maka unsur nutrien pakan tersebut harus proporsional. Dari kelima unsur nutrien tersebut, vitamin C dan E

mempunyai peranan sangat penting dalam menjaga ketersediaan asam lemak sebagai sumber energi yang dibutuhkan untuk reproduksi (Khaidir, 2001).

Vitamin C pada proses embriogenesis berperan dalam metabolisme lemak, yaitu dalam reaksi biosintesis karnitin berfungsi mentransfer asam lemak rantai panjang dari sitosol ke mitokondria untuk dikonversi menjadi energi melalui proses oksidasi. Dengan demikian, kebutuhan energi selama proses tersebut berlangsung dapat dipasok dalam jumlah yang cukup sesuai

kebutuhan (makatutu, 2002). Vitamin E berfungsi sebagai antioksidan untuk melindungi asam lemak tidak jenuh pada fosfolipid dalam membran sel (Mokoginta et al., 2000).

Vitamin C penting bagi ikan karena mempunyai banyak fungsi dalam metabolisme tubuh (Masumoto et al., 1991), bahkan dapat sebagai faktor pembatas pertumbuhan bila terjadi defisiensi (James, 2003). Risiko defisiensi vitamin C pada ikan sangat besar karena umumnya ikan kurang mampu mensintesisnya dalam tubuh (Izquierdo et al., 2001).

(13)

tail, adanya penambahan vitamin E sebanyak 200 mg/kg pakan induk akan

menghasilkan jumlah larva yang tertinggi (Miyasaki et al. 1995).

Suplementasi pakan ikan sering dilakukan dengan penambahan sejumlah vitamin dan mineral untuk memenuhi kebutuhan penting berkenaan dengan aturan diet pakan ikan. Vitamin adalah mikronutrien yang paling utama dalam suplai asam lemak, kekurangan vitamin dapat mengakibatkan lemahnya pengolahan makanan, pertumbuhan terhambat, penurunan ketahanan dari stres dan rendah pencapaian reproduksi. Kecukupan kebutuhan vitamin dari calon induk baung, mempengaruhi secara positif pada pencapaian reproduksi ikan.

1.2. Tujuan

Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh penambahan vitamin C dan E pada pakan induk terhadap peningkatan kualitas telur ikan baung.

1.3. Manfaat

Penelitian diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah serta sebagai pedoman bagi pembudidaya ikan baung untuk meningkatkan kualitas telur dalam penambahan vitamin C dan E pada pakan induk ikan baung.

1.4. Perumusan Masalah

(14)

proses vitelogenesis sangat bergantung pada kualitas pakan yang diberikan. Material telur yang mengalami defisiensi gizi akan menimbulkan gangguan pada perkembangan larva dan akhirnya akan mengalami kematian (James, 2003).

Salah satu unsur mikronutrien yang penting dalam proses vitelogenesis dan embriogenesis adalah vitamin C. Pada proses vitelogenesis, vitamin C sebagai donor elektron dalam reaksi hidroksilasi biosintesis hormon steroid yang diperlukan bagi berlangsungnya proses tersebut. Selain itu, vitamin C juga berfungsi sebagai antioksidan yang akan melindungi kolesterol dari kerusakan akibat terjadinya proses oksidasi, sehingga kebutuhan kolesterol untuk proses biosintesis hormon estrogen dapat terpenuhi (Sinjal, 2007). Sumber energi dan nutrien esensial bagi perkembangan larva ikan ketika telur menetas bergantung pada materi bawaan yang telah dipersiapkan oleh induk (Makatutu, 2002).

Fungsi yang paling nyata dari vitamin E adalah sebagai antioksidan, terutama untuk melindungi asam lemak tidak jenuh pada fosfolipid dalam membran sel. Sementara itu diketahui pula pada ikan atlantik salmon bahwa α

-tokoferol, nama lain dari vitamin E, diangkut dari jaringan periferal ke gonad melalui hati bersama lipoprotein plasma (Mokoginta et al., 2000),

Penambahan vitamin E sebanyak 200 mg/kg pada pakan induk akan menghasilkan jumlah larva yang tertinggi (Mayes, 2003).

(15)
(16)

Bagan pembenihan ikan baung (Mystus nemurus)

Gambar 1.Kerangka Berpikir Peningkatan Kualitas Telur Ikan Baung (Mystus nemurus) melalui Penambahan vitamin C dan E pada Pakan Induk

1.5. Hipotesis

H0 =

τ

i =

τ

j= 0 : Pemberian tambahan vitamin C dan E dalam pakan induk

baung tidak dapat meningkatkan kualitas telur.

H1 ≠

τ

i ≠

τ

j≠ 0 : Pemberian tambahan vitamin C dan E dalam pakan induk

ikan baung dapat meningkatkan kualitas telur. Kualitas telur meningkat

Pembenihan Ikan

pakan

Nutrisi

Vitamin C Vitamin E

Metabolisme lemak Melindungi asam

(17)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kebutuhan Nutrisi Ikan Baung

Nutrisi yang harus ada pada ikan adalah protein, karbohidrat, lemak, mineral, dan vitamin. Sekitar 50 % dari kebutuhan kalori yang diperlukan oleh ikan berasal dari protein. Bahan ini berfungsi untuk membangun otot, sel-sel, dan jaringan tubuh, terutama bagi ikan-ikan muda. Kebutuhan protein sendiri bervariasi tergantung pada jenis ikannya, meskipun demikian, protein adalah unsur kunci yang diperlukan untuk pertumbuhan dan kesehatan pada seluruh jenis ikan. Pada umumnya kebutuhan ikan terhadap protein dapat

digolongkan secara garis besar sebagai berikut : 15 % sampai 30 % dari total pakan bagi ikan-ikan herbivora, dan 45% bagi ikan karnivora. Sedangkan untuk ikan-ikan muda diperlukan diet dengan kandungan protein 50 % (Masyamsir, 2001).

2.2.Vitamin

(18)

kita akan terganggu karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Gangguan kesehatan ini dikenal dengan istilah avitaminosis (Furuita et al. 2000).

Apabila ikan kekurangan vitamin, maka gejalanya adalah nafsu makan hilang, kecepatan tumbuh berkurang, warna abnormal, keseimbangan hilang, gelisah, hati melemah, mudah terserang bakteri, pertumbuhan sirip kurang sempurna dan pembentukan lendir terganggu. Supaya ikan tetap sehat, maka suplai vitamin harus kontinyu. Kebutuhan akan vitamin dipengaruhi oleh ukuran ikan, umur, kondisi lingkungan dan suhu air (Masyamsir, 2001).

2.2.1.Peran Vitamin C

Vitamin C adalah salah satu jenis vitamin yang larut dalam air dan

memiliki peranan penting dalam menangkal berbagai penyakit.Vitamin ini juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam

askorbat. Vitamin C termasuk golongan vitamin antioksidan yang mampu

menangkal berbagai radikal bebas ekstraselular. Beberapa karakteristiknya antara lain sangat mudah teroksidasi oleh panas, cahaya, dan logam. Vitamin C diperlukan untuk menjaga struktur kolagen, yaitu sejenis protein yang menghubungkan semua jaringan serabut, kulit, urat, tulang rawan, dan jaringan lain pada tubuh. Struktur kolagen yang baik dapat menyembuhkan patah tulang, memar, pendarahan kecil, dan luka ringan (Naidu, 2003).

Salah satu penelitian menunjukkan bahwa fungsi vitamin C adalah

(19)

dengan suplemen asam askorbat (vitamin C) 300 mg/100g dapat

meningkatkan ketahanan tubuh terhadap stres akibat kandungan oksigen terlarut rendah pada ikan japanes parrot. Vitamin C sangat penting dalam meningkatkan ketahanan tubuh karena vitamin C berperan menjaga bentuk reduksi ion Cu sebagai kofaktor yang dibutuhkan oleh enzim dopamin beta-hydroxylase dan menekan produksi noradrenalin dan adrenalin pada

proses cathecholamine (memacu produksi glukosa darah untuk dipakai sebagai energi). Apabila ketersediaan vitamin C pada tubuh optimal maka pada kondisi lingkungan yang tidak baik proses sintesis cathecholamine dapat berlangsung dengan baik, sehingga ikan mampu bertahan dari perubahan fisiologis dalam tubuhnya atau tidak terjadi stres (Masumoto et al., 1991).

Vitamin C tergolong pada senyawa yang larut dalam air dan mudah

teroksidasi selama proses pembuatan, penyimpanan, dan pemberian pakan. Salah satu sumber vitamin C yang stabil karena tahan terhadap oksidasi adalah L-ascorbyl-2-phosphate magnesium (APM). Bioaktivitasnya sebagai sumber vitamin C pada pakan tetap tinggi setelah melalui proses pembuatan pakan (Azwar, 1997).

(20)

untuk mengurangi kerusakan atau kehilangan dalam proses pembuatan pakan dan selama penyimpanan. Disamping dengan cara menghindarkan perlakuan yang dapat mengakibatkan kerusakan, dapat juga dilakukan dengan memberikan vitamin C dalam bentuk senyawa fosfat seperti askorbil fosfat magnesium atau askorbil fosfat kalsium yang lebih tahan terhadap perlakuan-perlakuan di atas (Azwar, 1997). Menggunakan asam askorbil fosfat magnesium sebagai sumber vitamin C dalam pakan ikan, asam askorbil fosfat dalam pakan ikan membuat vitamin C menjadi sangat stabil dan dapat meningkatkan kualitas vitamin tersebut.

2.2.2.Peran Vitamin E

Salah satu vitamin yang dapat berperan dalam meningkatkan reproduksi ikan adalah vitamin E. Fungsi yang paling nyata dari vitamin E adalah sebagai antioksidan, terutama untuk melindungi asam lemak tidak jenuh pada fosfolipid dalam membran sel. Sementara itu, diketahui pula pada ikan atlantik salmon bahwa α-tokoferol, nama lain dari vitamin E,

diangkut dari jaringan periferal ke gonad melalui hati bersama lipoprotein plasma (Mokoginta et al. 2000), hal ini menunjukkan adanya peran vitamin E pada proses reproduksi ikan.

Penelitian ikan atlantik salmon Salmo salar, dengan bobot lebih kurang 16.9 g, diberi pakan dasar semi murni yang mengandung kasein, dan d-α -tokoferol asetat 0 dan 15 mg/kg pakan, menyebabkan tingkat kematiannya 100% dan jika diberi 30 mg/kg pakan, ikan akan mengalami gejala

(21)

memperlihatkan kandungan hemoglobin darah rendah, volume dan jumlah sel darah merah meningkat dan bagian sel darah merah tidak matang. Kadar vitamin E 60 mg/kg pakan dapat memberikan kelangsungan hidup ikan yang tinggi.

Vitamin E berperan sangat penting untuk perkembangan gonad. Kadar vitamin E di telur dari ikan yellow tail yang terbaik adalah 186,6 sampai 243, mg/g bobot kering telur. Kadar vitamin E dalam telur tersebut berasal dari induk yang mendapatkan pakan yang mengandung vitamin E 124,1 sampai 471,8 mg/kg pakan. Vitamin ini juga dapat mempengaruhi komponen kimia lipid telur dan daya apung telur yellow tail (Lin, 2005).

(22)

2.3.Kematangan Gonad dan Peran Asam Lemak

Kematangan gonad ikan baung dimulai apabila telah mencapai panjang 215 mm dengan bobot 90g (Tang et al., 1999). Secara garis besar, perkembangan gonad ikan dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap pertumbuhan gonad ikan sampai ikan menjadi dewasa kelamin dan selanjutnya adalah

pematangan gamet. Tahap pertama berlangsung mulai ikan menetas hingga mencapai dewasa kelamin, dan tahap kedua dimulai setelah ikan mencapai dewasa, dan terus berkembang selama fungsi reproduksi masih tetap berjalan normal (Lagler et al., 1977). Lebih lanjut dikatakan bahwa kematangan gonad pada ikan tertentu dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor luar dan faktor dalam. Faktor luar antara lain dipengaruhi oleh suhu dan adanya lawan jenis, faktor dalam antara lain perbedaan spesies, umur serta sifat-sifat fisiologi lainnya.

Definisi kualitas telur yang umum digunakan adalah kemampuan telur untuk menghasilkan benih yang baik. Potensi telur untuk menghasilkan benih yang baik ditentukan oleh beberapa faktor, salah satu faktornya adalah faktor biokimia yang sangat dibutuhkan selama terjadi proses perkembangan telur. Jika faktor esensial ini tidak ada maka telur tidak berkembang dalam

beberapa stadia (Lahnsteiner, 2001).

(23)

parameter biokimia kualitas telur dapat digunakan. Hasil evaluasi biokimia kualitas telur sebelum fertilisasi mungkin dapat digunakan.

Material yang diperlukan selama perkembangan secara umum dapat dibagi menjadi 1) diperlukan secara langsung untuk sintesis jaringan embrionik, dan 2) digunakan untuk energi metabolisme (Tang dan Affandi, 2000). Lebih lanjut dikatakan bahwa jumlah total dan relatif berbagai nutrien yang diperlukan jelas bervariasi bergantung kepada faktor seperti waktu

pengeraman, ukuran ikan pada waktu menetas dan lamanya anak-anak ikan memerlukan persediaan bahan endogen sebelum menemukan semua

keperluan dari sumber lain.

Kadar protein, lipid dan karbohidrat berkorelasi positif terhadap

kelangsungan hidup larva. Protein merupakan komponen dominan kuning telur, sedangkan jumlah dan komposisinya menentukan besar kecilnya ukuran telur (Kamler, 1992). Hasil penelitian dari pemijahkan induk belanak garis (striped mullet) dalam beberapa fasilitas yang berbeda (air laut dan air payau

atau ditempatkan di dalam gedung serta di kolam air payau), menunjukkan kadar asam oleat, eikosanoat dan arakidonat yang berbeda kadarnya pada telur induk matang (Tamaru et al., 1991). Hal ini menunjukkan bahwa kondisi pematangan induk akan mempengaruhi kandungan kimia telur.

(24)

satu senyawa fosfolipid membran sel. Watanabe (1988) melaporkan bahwa lemak, selain sebagai sumber energi juga digunakan untuk struktur sel, dan mempertahankan integritas pada biomembran.

Lemak dan komposisi asam lemak dalam pakan induk telah diidentifikasi sebagai faktor utama dari nutrien yang menentukan keberhasilan reproduksi dan meningkatkan derajat kelangsungan hidup larva (Izquierdo et al., 2001). Lebih lanjut dikatakan bahwa pada beberapa spesies, HUFA dalam pakan induk dapat meningkatkan fekunditas, fertilisasi dan kualitas telur.

Fosfolipid disusun oleh gliserol, fosfat, asam lemak esensial dan non esensial terutama asam lemak dari kelompok HUFA (High Unsaturated Fatty Acid) dan PUFA (Poly Unsaturated Fatty Acid) berperan penting untuk kegiatan metabolisme, komponen membran, senyawa awal prostaglandin seperti tromboksan, prostasiklin dan leukotrin (BNF, 1992). Lebih lanjut dikatakan kadar lipid telur masak adalah sebasar 2-10% dari berat telur bergantung kepada spesiesnya. Telur yang mengandung lipid tinggi mempunyai banyak gelembung minyak berisi lipid netral (tryacyl gliserol dan wax ester). Lipid netral berfungsi sebagai energi metabolisme bagi embrio selama

(25)

Hubungan positif antara kelangsungan hidup dengan konsentrasi lipid total telur telah ditunjukkan pada udang cina (Penaeus chinensis) (Xu et al., 1993). Diyakini bahwa kadar asam lemak telur dapat meningkatkan daya tetas dan daya hidup larva. Dilaporkan bahwa induk ikan yang diberi pakan yang kekurangan asam lemak esensial (EFA) akan menghasilkan telur yang rendah daya tetasnya dan sebagian besar dari larva yang dihasilkan adalah abnormal. Pengaruh ini jelas terlihat pada pemberian pakan tanpa asam lemak esensial pada induk ikan red sea bream yang dilakukan 2-3 bulan sebelum dipijah.

Kualitas pemijahan sea bream dapat ditingkatkan dengan penambahan n-3HUFA sampai sebesar 1,6% (Palacios et al., 1995). Penelitian lain juga menunjukkan penambahan n-3 HUFA lebih besar dari 1% (1,5-2,0%) dalam pakan induk Japanese flounder, dapat meningkatkan normalitas dan derajat kelangsungan hidup larva (Furuitaet al., 2000). Proporsi n-3 HUFA

diharapkan lebih tinggi dalam pakan induk karena sangat terkait dengan kualitas telur terutama untuk meningkatkan daya tetasnya.

Dari hasil penelitian pada Japanese flounder, Furuita et al. (2002)

memperoleh proporsi n-3 HUFA tidak boleh lebih dari 32% (antara 20-25% dari total asam lemak) karena meningkatnya level n-3 HUFA dapat

(26)

dan dari induk yang mendapatkan asam lemak esensial, namun kematian embrio tertinggi dapat terjadi pada hari ke 8 dan ke 22 pada kelompok telur yang induknya tidak mendapatkan asam lemak essensial.

Berdasarkan pengamatan morfologi maka ternyata kegagalan pembelahan sel yang normal (sel tidak berkelompok) terjadi pada stadia ke 16 dan ke 32 sel, dan juga terjadi suatu hambatan perkembangan gastrulasi, dan pada akhirnya terjadi berbagai kelainan pada proses organogenesis. Selain gejala abnormal tersebut, vitelus pada kelompok larva yang berasal dari induk yang mendapat makanan tanpa asam lemak esensial lebih cepat habis dibandingkan dengan kelompok larva yang berasal dari induk yang mendapat makanan yang mengandung asam lemak esensial (50 hari - 60 hari). Dari hasil ini ternyata asam lemak mempunyai peranan yang sangat penting sampai

keperkembangan larva.

Kebutuhan asam lemak essensial pada ikan air tawar di daerah tropik dapat dipenuhi dari asam lemak linoleat (18:3n-6) atau linolenat (18:3n-3) atau kombinasi keduanya (Hepher, 1990). Selanjutnya dikatakan bahwa ikan ini mempunyai kemampuan untuk mengkonversi asam-asam lemak tadi menjadi asam lemak berantai karbon panjang C20 dan C22 dengan jalan

(27)

III. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni hingga Juli 2011, bertempat di Balai Benih Ikan Sentral Purbolinggo, Lampung Timur.

3.2.Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian antara lain: waring, mangkuk,

timbangan, syringe, jaring, kertas tissue, aerator, counter, cawan petri, kertas label, alat tulis.

Bahan yang digunakan dalam penelitian antara lain: ikan uji yaitu induk ikan baung, pakan ikan 781, vitamin C (ipi) dan vitamin E (nature E), akuabides, ovaprim.

3.3.Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima kombinasi perlakuan penambahan vitamin C dan E pada pakan dengan tiga ulangan, meliputi:

1. Penambahan vitamin C 3000 mg/kg pakan dan tanpa vitamin E.

(28)

4. Penambahan vitamin E 240 IU/kg pakan dan tanpa vitamin C. 5. Tanpa penambahan vitamin C dan vitamin E

Model linier Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang digunakan pada penelitian ini sebagai berikut:

Yij = µ + τij + εij

Keterangan:

Yij : nilai pengamatan satuan percobaan dari perlakuan pemberian vitamin C dan E ke-i pada ulangan ke-j.

µ : nilai tengah umum

τij : pengaruh perlakuan penambahan vitamin C dan E ke-i

εij : galat percobaan akibat perlakuan penambahan vitamin C dan E ke- i dan ulangan ke-j

3.4.Prosedur Penelitian

Sebelum induk ikan dimasukkan kedalam waring, dilakukan pemeriksaan jaring dari kerusakan. Penempatan jaring dikolam berdasarkan perlakuan yang dilakukan secara acak. Pembersihan sisa-sisa makanan dan kotoran di dasar jaring dilakukan setiap hari. Sebelum dilakukan percobaan, ikan uji diaklimatisasi selama 1 minggu. Selama periode aklimatisasi, ikan diberi pakan dari perlakuan kontrol sebanyak 2 % bobot tubuh per hari.

(29)

setiap hari pagi dan sore hari. Kandungan oksigen dan pH diukur sekali seminggu.

Pemijahan buatan dilakukan dengan penyuntikan ovaprim dengan dosis 1 ml/kg. Penyuntikan secara intramuscular dilakukan 1 kali, untuk penyuntikan dilakukan pada pukul 11.00 WIB, kemudian telur dikeluarkan dengan cara pengurutan pada pukul 19.30 WIB. Telur-telur hasil pengurutan ditampung pada mangkuk, kemudian dimasukkan dalam botol sampel.

Telur yang diovulasikan dihitung dengan menggunakan metode sampling berat. Untuk menentukan fekunditas relatif, yaitu dengan mengambil telur dan ditimbang 0,5 gram telur kemudian dihitung jumlah telurnya. Perlakuan ini dilakukan sebanyak 3 kali dan jumlah total telurnya dibagi tiga.

Sebelum dan sesudah telur dikeluarkan induk ditimbang untuk mendapatkan bobot induk yang kemudian akan dibandingkan dengan bobot telur. Sebanyak 20 % dari total telur yang diovulasikan dipakai untuk penetasan dan 20 % lagi digunakan untuk analisis vitamin C dan E dan kandungan proksimat telur.

3.5.Parameter Yang Diamati 3.5.1. Parameter Utama

Pakan yang telah diberi penambahan vitamin diberikan ke induk selama 30 hari. Induk dipelihara dalam wadah waring berukuran 1m2 dengan kepadatan 1 ekor/m2 dan pemberian pakan 2% dari berat induk.

(30)

utama dalam peningkatan kualitas telur. Pengujian asam lemak bebas menggunakan 5 gr sampel telur yang dihasilkan dan ditentukan menggunakan rumus :

% FFA =

X 100 (Apriantono, 1989)

Kandungan vitamin C dalam telur ditentukan dengan metode titrasi iodometri (Sudarmadji, 1996), dan kandungan vitamin E dalam telur

ditentukan dengan metode furter meyer (Apriantono, 1989), serta analisis protein dalam telur ditentukan dengan metode gunning (Sudarmadji, 1996) menggunakan rumus :

Pengujian parameter kimia seperti kandungan protein, vitamin C dan E dapat dilihat pada lampiran, dan pengujian ini dilakukan di

Laboratoruim THP Politeknik Negeri Lampung.

3.5.2. Parameter Pendukung Fekunditas

Fekunditas (F) adalah jumlah telur per satuan bobot atau panjang ikan. Dari telur yang dikeluarkan diambil 0,1 gram sebagai sampel,

kemudian jumlah telur dihitung satu per satu. Fekunditas dihitung dengan menggunakan rumus modifikasi dari Effendie (1979), yaitu:

(31)

Keterangan: F : Fekunditas

G : bobot telur total/gonado (g) X : jumlah telur sampel (butir) Q : bobot telur sampel (g) W : bobot tubuh induk (g) 3.5.3. Analisis Data

Data kualitas telur yang diperoleh dari penelitian ini kemudian

(32)

MOTTO

Boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu padahal

itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai

sesuatu padahal itu tidak baik bagimu. Allah SWT

mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.

( QS. Al-Baqarah; 216 )

Ilmu itu lebih baik dari pada harta, ilmu itu

menjanga engkau dan engkau menjaga harta, ilmu

itu penghukum (hakim) dan harta terhukum, harta

itu berkurang apabila dibelanjakan tetapi ilmu

bertambah bila dibelanjakan.

(Ali bin Abi Thalib)

Kesederhanaan adalah simbol kesuksesan

(sudarmono)

Fail early....

Fail frequency....

(33)

Judul Skripsi : PENINGKATAN KUALITAS TELUR IKAN BAUNG (Mystus nemurus) MELALUI

PENAMBAHAN VITAMIN C DAN E PADA PAKAN INDUK

Nama Mahasiswa : Sudarmono

Nomor Pokok Mahasiswa : 0614111060 Program Studi : Budidaya Perairan

Jurusan : Perikanan

Fakultas : Pertanian

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Tarsim, S.Pi., M.Si. Ir. Siti Hudaidah, M.Sc. NIP. 19761012 200012 1 001 NIP. 19640215 199603 2 001

2. Ketua Program Studi Budidaya Perairan

(34)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Tarsim, S.Pi., M.Si. ____________

Sekretaris : Ir. Siti Hudaidah, M.Sc. ____________

Penguji

Bukan Pembimbing : Wardiyanto, S.Pi., M.P. ____________

2. Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S. NIP. 19610826 198702 1 001

(35)
(36)

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Sudarmono

Nomor Pokok Mahasiswa : 0614111060

Fakultas : Pertanian

Jurusan : Perikanan

Program Studi : Budidaya Perairan

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang telah diajukan memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepengetahuan Saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis di acu dalam naskah ini disebut dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, November 2012 Yang menyatakan,

(37)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur kehadirat ALLAH SWT, kupersembahkan

karya ini sebagai tanda bakti dan cinta kasihku kepada:

Ibuku SARMI (alm.)seorang wanita tangguh, pantang

menyerah, sabar dalam membesarkan anak-anaknya dengan

penuh keiklasan. Semoga karya anakmu yang sederhana ini bisa

membuat ibu tersenyum serta bisa menjadi tabungan amal di

akhirat.

Ayahku DAYAT yang telah membesarkanku dengan penuh

ketegasan. Terimakasih atas tangan yang tak pernah berhenti

menadah untuk mendo’akanku, atas

kepercayaan dan tanggung

jawab yang diberikan, atas keegoisan yang menjadikanku

semakin mandiri, untuk cinta, kasih sayang, dan

pengorbananmu untukku.

All my friends, t

erima kasih atas do’a, motivasi dan

dukungannya, hanya Allah yang mampu membalasnya.

Spesial thanks to 42574 yang selalu ingin membuatku bahagia.

Semoga Allah membalas dengan sebaik-baiknya balasan.

Para Guru, dosen dan pembimbing.

(38)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kotabumi pada tanggal 07 Oktober 1987, anak ketiga dari lima bersaudara pasangan Bapak Dayat dan Ibu Sarmi.

Pendidikan formal yang ditempuh dimulai dari Sekolah Dasar di SD Negeri 1 Bratasena Adiwarna, lulus pada tahun 2000, Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Dente Teladas, lulus tahun 2003, Sekolah Menengah Atas di SMAN 2 Kotabumi, lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006 penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).

Selama kuliah, penulis aktif mengikuti organisasi yakni sebagai anggota Himpunan Mahasiswa Perikanan Unila (HIMAPERILA), Forum Studi Islam (FOSI) Fakultas Pertanian, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Lampung, Bina Rohani Islam Mahasiswa (BIROHMAH) Universitas Lampung, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim (KAMMI) komisariat EKSAKTA, CIKAL Indonesia masa depan, PARTAI KEADILAN SEJAHTERA.

(39)
(40)

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang tulus ikhlas kepada:

Tarsim, S.Pi., M.Si., Ir. Siti Hudaidah, M.Sc., Wardiyanto, S.Pi., M.P., Munti Sarida, S.Pi., pak Sugianto, dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga dengan bantuan dan dukungan yang diberikan mendapat balasan pahala di sisi Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat. Aamiin.

Bandar Lampung, November 2012 Penulis,

(41)

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Penambahan vitamin C dan E tidak memberikan pengaruh nyata dalam meningkatkan kualitas telur ikan baung.

5.2 Saran

Gambar

Gambar 1.Kerangka Berpikir Peningkatan Kualitas Telur Ikan Baung (Mystus nemurus) melalui Penambahan vitamin C dan E pada Pakan Induk

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan sifat dari penelitian ini adalah deskriptif, yaitu suatu penelitian yang dimaksudkan untuk memberikan data yang diteliti tentang pengusungan pasangan calon pada

Untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan tindakan kelas ini maka indikator yang dapat dilihat adalah: Penelitian ini difokuskan pada upaya meningkatan hasil belajar peserta didik

Dari keenam prinsip, shariah compliance merupakan indikator yang paling berpengaruh dalam implementasi shariah governance sehingga dalam penerapannya, para pengelola bank

Munculnya kenakalan yang terjadi pada remaja ini dikarenakan remaja kurang mendapat perhatian dari orang tua terhadap aktivitas yang dilakukan anak serta kurangnya

Dengan diketahuinya tingkat pengetahuan strategi dan taktik siswa peserta ekstrakurikuler sepakbola SMP N 1 Borobudur Kabupaten Magelang dalam bermain sepakbola

Untuk laju pertumbuhan riil yang diperoleh dari PDRB kelompok sektor atas dasar harga konstan 2000 maka tingkat pertumbuhan terbesar berdasarkan kelompok sektor pada tahun

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kebugaran jasmani antara siswa SMA Negeri 2 Balikpapan dan siswa SMA Negeri 3 Balikpapan yang mengikuti

Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah mendengarkan keterangan dari saksi-saksi Penggugat dan Tergugat yang mana masing-masing memberikan keterangan atas pengetahuannya sendiri