Jhojor Triwati N. Barasa : Pengaruh Debt To Equity Ratio (Der) Dan Debt To Asset Ratio (DAR) Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
SKRIPSI
PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO (DER) DAN DEBT TO ASSET
RATIO (DAR) TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN
PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH :
NAMA : JHOJOR TRIWATI N. BARASA
NIM : 050503143
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Jhojor Triwati N. Barasa : Pengaruh Debt To Equity Ratio (Der) Dan Debt To Asset Ratio (DAR) Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:
”Pengaruh Debt to Equity Ratio dan Debt to Asset Ratio Terhadap Nilai
Perusahaan Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia”.
Adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level program S-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Univesitas Sumatera Utara.
Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh universitas.
Medan, Juli 2009
Yang Membuat Pernyataan,
Jhojor Triwati N. Barasa : Pengaruh Debt To Equity Ratio (Der) Dan Debt To Asset Ratio (DAR) Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kupanjatkan hanya bagiMu Yesus Kristus atas segala berkat yang tiada terkira yang senantiasa Engkau berikan kepadaku dalam menyelesaikan skripsi ini. Kasih dan penyertaanMu sungguh luar biasa dalam setiap langkah kehidupanku. Biarlah setiap hari aku boleh bersyukur atas segala berkat yang Kau berikan.
Skripsi ini penulis persembahkan untuk keluargaku tercinta, keluarga yang sangat luar biasa, yang telah memberikan doa dan dukungannya, teristimewa kepada kedua orangtuaku K.S Barasa, SH dan St. L. br Habeahan, yang telah memberikan kasih sayang yang tiada terkira serta dukungan penuh kepada penulis sehingga penulisan skripsi ini bisa diselesaikan, dan tak lupa kepada kedua kakak saya, Sri Dewi Jelita Barasa, S.PAK / Syarifuddin Silaban, S.PAK dan Surya Ningsih Hertina Barasa serta kepada adik-adikku tersayang, Aprijhon Sutrisno Barasa dan Swardi Hot Tua Barasa.
Adapun judul skripsi ini adalah “Pengaruh Debt to Equity Ratio dan Debt to
Asset Ratio Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Perbankan Yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, yang ditujukan guna memenuhi salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.
Jhojor Triwati N. Barasa : Pengaruh Debt To Equity Ratio (Der) Dan Debt To Asset Ratio (DAR) Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
keterbatasan dan kemampuan penulis. Oleh karena itulah penulis selalu berusaha untuk memperbaiki diri lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Dengan keterbatasan yang penulis miliki selama menyusun skripsi ini, maka skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah bersedia meluangkan waktu dan tenaga, pikiran serta dukungannya baik secara moril dan materil. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tulus dan ikhlas kepada yang terhormat :
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Arifin Akhmad, M.Si, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak., selaku dosen pembimbing yang telah banyak membantu dan memberikan pengarahan kepada penulis dalam proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak Firman Syarif, SE, M.Si, Ak., selaku dosen penguji I dan Bapak Sambas Ade Kesuma, SE, M.Si, Ak. selaku dosen penguji II yang telah membantu penulis melalui saran dan kritik yang diberikan demi kesempurnaan skripsi ini.
5. Ibu Dra. Mutia Ismail, M.Si, selaku dosen wali yang telah banyak membantu penulis dalam konsultasi akademik selama perkuliahan.
Jhojor Triwati N. Barasa : Pengaruh Debt To Equity Ratio (Der) Dan Debt To Asset Ratio (DAR) Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
7. Untuk semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah membantu memberikan semangat dan dukungannya kepada penulis.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak. Semoga Tuhan senantiasa melimpahkan berkat dan karuniaNya. Amin.
Medan, Juli 2009 Penulis,
Jhojor Triwati N. Barasa : Pengaruh Debt To Equity Ratio (Der) Dan Debt To Asset Ratio (DAR) Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh debt to equity ratio dan debt to asset ratio terhadap nilai perusahaan (market value of equity) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2007.
Metode penelitian dalam skripsi ini adalah dengan menggunakan desain penelitian kausal, dengan jumlah sampel 19 perusahaan dari 30 perusahaan. Penelitian ini dilakukan untuk periode 2005 sampai dengan 2007. Jenis data yang dipakai adalah data sekunder. Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan metode analisis data yang terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda dengan uji t dan uji F pada level signifikansi 5% (α=0,05).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel debt to
equity ratio dan debt to asset ratio tidak berpengaruh terhadap market value of equity. Secara simultan, debt to equity ratio dan debt to asset ratio berpengaruh
secara signifkan terhadap market value of equity. Dimana 13.4% variasi dari perubahan market value of equity dapat dijelaskan oleh variasi dari kedua variabel independen, sedangkan sisanya sebesar 86.6% dijelaskan oleh variasi atau faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi.
Kata Kunci : Debt to Equity Ratio, Debt to Asset Ratio, Market Value of
vi
ABSTRACT
The purpose of this research is to examine the significant impact of Debt to Equity Ratio and Debt to Asset Ratio toward Market Value of Equity in bank companies which are listed since 2005 up to 2007.
The method of this scientific paper is a causal research design with 19 companies as a sample for every year from 30 companies. This research is done for 2005-2007 period. This research utilizes secondary data. The data which have already collected are processed with classic asumption test before hypothesis test. Hypothesis test in this research use multiple linier regression, with t test and with F test on 5% level of significant (α=0,05).
The result of this research show that in partial, Debt to Equity Ratio and Debt to Asset Ratio are not influence toward Market Value of Equity, as simultan Debt to Equity Ratio and Debt to Asset Ratio have a significant influence toward Market Value of Equity. 13.4% variation from Market Value of Equity change which can be explained by the two independent variable. Meanwhile, the remainder 86.6% explained by other variation or factor which not include in regression model.
vii
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
ABSTRAK ... v
ABSTRACT ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 4
C. Batasan Masalah ... 4
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis... 6
1. Struktur Modal ... 6
2. Nilai Perusahaan ... 11
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan ... 13
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 14
viii
1. Kerangka Konseptual ... 16
2. Hipotesis ... 17
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 18
B. Populasi dan Sampel ... 18
C. Jenis Data dan Sumber Data ... 20
D. Teknik Pengumpulan Data ... 20
E. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 21
F. Metode Analisis Data ... 22
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian... 28
B. Hasil Analisis Data Penelitian ... 29
1. Analisis Statistik Deskriptif ... 29
2. Pengujian Asumsi Klasik a. Uji Normalitas ... 31
b. Uji Multikolinearitas ... 33
c. Uji Heteroskedastisitas ... 34
d. Uji Autokorelasi ... 36
3. Pengujian Hipotesis a. Persamaan Regresi ... 37
b. Uji Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi ... 38
c. Uji t ... 39
ix
C. Pembahasan Hasil Penelitian... 41
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 43
B. Keterbatasan Penelitian ... 44
C. Saran ... 44
DAFTAR PUSTAKA ... 46
x
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu………... 15
Tabel 3.1 Proses Pemilihan Sampel………. 19
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Penelitian... 30
Tabel 4.2 Uji Normalitas... 31
Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas... 34
Tabel 4.4 Uji Autokorelasi ………... 36
Tabel 4.5 Hasil Analisis Regresi ……… 37
Tabel 4.6 Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi... 39
Tabel 4.7 Hasil Uji t………... 39
xi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1 Gambar 4.1
Kerangka Konseptual ……….. Grafik Histogram ………...
16 32 Gambar 4.2 Grafik Normal Probability Plot ………... 33 Gambar 4.3
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
Lampiran 1 Proses Pemilihan Sampel………. 48
Lampiran 2 Daftar Perusahaan Perbankan yang Menjadi Sampel... 49
Lampiran 3 Data Variabel Penelitian ……….. 50
Lampiran 4 Statistik Deskriptif Penelitian... 52
Lampiran 5 Hasil Uji Asumsi Klasik……….. 53
Lampiran 6 Hasil Uji Hipotesis (Uji t)……… 56
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak tahun 1997 berdampak terhadap seluruh aspek kehidupan. Dampak krisis ini masih terasa hingga saat ini. Sendi perekonomian negara mengalami kegoncangan. Hal ini menjadikan banyak perusahaan tidak mampu mengatasi permasalahan yang terjadi terutama masalah keuangan. Tersedianya keuangan atau dana yang cukup menjadi faktor utama bagi perusahaan untuk meningkatkan nilai perusahaan tersebut serta sekaligus melangsungkan hidupnya.
Fungsi keuangan merupakan salah satu fungsi penting dalam kegiatan perusahaan. Dalam mengelola keuangan, salah satu unsur yang perlu diperhatikan adalah seberapa besar perusahaan mampu memenuhi kebutuhan dana yang akan digunakan untuk operasi dan mengembangkan usahanya. Untuk pemenuhan kebutuhan dana ini perusahaan dapat memperoleh dari dalam perusahaan (internal
financing) atau dari luar perusahaan (external financing). Sumber pendanaan dari
dalam perusahaan adalah berupa pemanfaatan laba yang ditahan (retained
earning), yaitu laba yang tidak dibagikan sebagai dividen. Sedangkan sumber
pendanaan dari luar perusahaan diperoleh dengan melakukan pinjaman kepada pihak lain atau menjual sahamnya kepada masyarakat (go public) di pasar modal.
2
keuangan perusahaan di sisi kanan neraca, terdapat bagian yang menyangkut pembiayaan permanen, sering disebut struktur modal (capital structure), seperti hutang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa.
Salah satu alternatif kebijakan pendanaan adalah pendanaan dengan utang. Penggunaan utang dalam sumber pendanaan mempunyai keuntungan, yaitu dapat mengurangi jumlah pembayaran pajak karena beban bunga tetap yang ditimbulkan dari utang, berbeda dengan pembayaran dividen yang tidak dapat mengurangi pembayaran pajak. Di sisi lain, penggunaan utang juga mempunyai kerugian karena timbulnya ancaman akan biaya keagenan dan kebangkrutan. Menurut teori pertukaran (trade off theory) yang dikembangkan oleh Modigliani dan Miller (MM) tahun 1958, bila keuntungan pajak lebih besar dari biaya keagenan dan kebangkrutan, maka sebaiknya perusahaan menggunakan utang untuk memaksimalkan nilai perusahaan.
Struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang dapat memaksimumkan nilai perusahaan. Menurut teori trade off, posisi struktur modal di atas struktur modal optimalnya mengakibatkan setiap pertambahan utang akan menurunkan kinerja (nilai) perusahaan itu. Inilah yang menjadi tugas utama manajer keuangan yakni dapat menentukan target struktur modal yang optimal bagi perusahaan.
3
perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham, sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi. Pengeluaran investasi memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang, sehingga meningkatkan harga saham sebagai indikator nilai perusahaan (signaling theory). Meningkatnya permintaan akan saham tentu mengindikasikan kepercayaan pasar akan maksimalisasi nilai pemegang saham dikemudian hari. Poin utama yang dilihat oleh calon investor adalah tingkat pengembalian, dalam hal ini dividen. Jika calon investor melihat pengembalian yang diterimanya dikemudian hari memiliki nilai yang tinggi, maka permintaan mereka akan saham tersebut akan meningkat dan ini mengindikasikan bahwa nilai perusahaan tinggi di mata investor. Dengan kata lain, peningkatan dividen dilakukan untuk memperkuat posisi perusahaan dalam mencari tambahan dana. Dividen mengandung informasi atau sebagai isyarat (signal) akan prospek perusahaan.
Dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Silitonga (2008) mengenai pengaruh arus kas bersih dan struktur modal terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur terbuka di Indonesia, dimana variabel independen yang digunakan arus kas bersih dan rasio dalam struktur modal, yaitu Debt to Equity
Ratio (DER) serta variabel dependennya, nilai perusahaan yang diindikasikan
dengan Market Value of Equity (MVE), menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio
4
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah :
• Apakah Debt to Equity Ratio (DER) dan Debt to Asset Ratio (DAR) baik
secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap Market Value of
Equity (MVE)?
C. Batasan Masalah
Batasan dalam penelitian ini bertujuan untuk membatasi cakupan penelitian, yaitu:
1. Peneliti menggunakan Debt to Equity Ratio (DER) dan Debt to Asset
Ratio (DAR) sebagai variabel independen sedangkan variabel
dependennya adalah nilai perusahaan yang diukur dengan Market Value
of Equity (MVE),
2. Objek penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2007 dan melaporkan laporan keuangan selama periode tersebut,
5
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
• Untuk menguji apakah Debt to Equity Ratio (DER) dan Debt to Asset
Ratio (DAR) baik secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap
Market Value of Equity (MVE).
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi peneliti, calon investor, manajemen perusahaan, dan peneliti lainnya.
• Bagi peneliti, untuk menambah dan mengembangkan pengetahuan dan
wawasan khususnya mengenai pengaruh DER dan DAR terhadap nilai perusahaan,
• Bagi calon investor, dapat menjadi tambahan informasi demi ketepatan
keputusan investasi yang diambil,
• Bagi manajemen perusahaan, dapat menjadi bahan masukan dalam
upaya meningkatkan nilai perusahaan dengan naiknya nilai saham,
• Bagi peneliti lainnya, dapat menjadi bahan referensi dan dasar
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Struktur Modal
“Struktur modal (capital structure) merupakan komposisi pendanaan permanen perusahaan, yaitu bauran pendanaan jangka panjang perusahaan. Struktur modal merupakan bagian dari struktur keuangan dimana struktur keuangan mencerminkan kebijakan manajemen perusahaan dalam mendanai aktivanya”. (Sawir, 2004:2)
Tujuan pokok manajemen struktur modal adalah menciptakan suatu bauran atau kombinasi sumber dana permanen sedemikian rupa agar mampu memaksimalkan harga saham perusahaan dan agar tujuan manajemen keuangan untuk memaksimalkan nilai perusahaan tercapai. Bauran pendanaan yang ideal dan selalu diupayakan manajemen ini disebut struktur modal optimal. (Warsono, 2003:235)
Perusahaan dalam menentukan struktur modalnya pasti bertujuan untuk meminimalkan biaya modal yang akan dikeluarkan, karena biaya ini secara potensial akan mengurangi pembayaran dividen kepada para pemegang saham. Jika biaya modal ini dapat diminimalisir, jumlah dividen yang akan dibayarkan akan meningkat, dan hal ini tentunya dapat memaksimumkan harga saham.
7
juga memastikan bahwa sumber daya yang terbatas telah dialokasikan secara efisien, yang menguntungkan perekonomian. Kekayaan pemegang saham akan menjadi maksimal dengan memaksimalkan perbedaan antara nilai pasar saham dengan nilai buku saham bersangkutan. Ini dapat dicapai dengan membuat kebijakan struktur modal yang optimal, yaitu struktur modal yang meminimalisasi biaya modal sehingga menjaga pengembalian atas investasi tetap tinggi.
Perusahaan pada umumnya menghadapi permasalahan bagaimana mengatur kombinasi yang optimal antara pinjaman utang dan modal sendiri untuk memaksimalkan nilai perusahaan secara keseluruhan.
Empat faktor yang mempengaruhi keputusan struktur modal (Brigham, 2001: 6), yaitu:
1. Risiko bisnis, yakni risiko yang melekat pada operasi perusahaan apabila perusahaan tidak menggunakan hutang. Makin besar risiko bisnis perusahaan, maka makin rendah rasio hutang yang optimal.
2. Posisi pajak perusahaan, yakni dengan menggunakan hutang maka biaya bunga dapat dikurangkan dalam perhitungan pajak, sehingga menurunkan biaya hutang yang sesungguhnya.
3. Fleksibilitas keuangan atau kemampuan untuk menambah modal dengan persyaratan yang wajar dalam keadaan yang memburuk. Para manajer dana perusahaan mengetahui bahwa modal yang kuat diperlukan untuk operasi yang stabil dan pemilik modal lebih suka menanamkan modalnya pada perusahaan dengan posisi neraca yang baik bila keadaan perekonomian sulit.
4. Konservatisme atau agresivitas manajemen, yakni ada sebagian besar manajer lebih agresif dari yang lain, sehingga sebagian perusahaan lebih cenderung menggunakan hutang untuk meningkatkan laba, dimana hal ini tidak mempengaruhi struktur modal yang optimal, tetapi akan mempengaruhi struktur modal yang ditargetkan.
perusahaan-8
perusahaan berada dalam industri yang sama, seringkali mempunyai struktur modal yang berbeda.
Menurut Brigham (2001:5), kebijakan struktur modal melibatkan perimbangan (trade off) antara resiko dan tingkat pengembalian sebagai berikut:
a. menggunakan lebih banyak hutang berarti memperbesar risiko yang ditanggung pemegang saham,
b. menggunakan lebih banyak hutang juga memperbesar tingkat pengembalian yang diharapkan.
Risiko yang makin tinggi cenderung menurunkan harga saham tetapi meningkatkan tingkat pengembalian yang diharapkan akan menaikkan harga saham tersebut, karena itu struktur modal yang optimal harus berada pada keseimbangan antara risiko dan pengembalian yang memaksimumkan harga saham.
Dalam menentukan kebijakan struktur modal, manajemen berpegang pada beberapa teori di bawah ini:
a. Teori Pecking Order (Pecking Order Theory)
Teori Pecking Order dalam struktur modal dijelaskan dalam empat poin di bawah ini :
• Perusahaan menerapkan kebijaksanaan denda untuk kesempatan investasi.
• Perusahaan lebih suka mendanai kesempatan investasi dengan dana dari dalam dulu, lalu modal keuangan eksternal akan dicari.
• Saat pendanaan eksternal dibutuhkan, perusahaan pertama akan memilih menerbitkan sekuritas utang. Menerbitkan sekuritas jenis modal akan diterbitkan terakhir.
9
• konvertibel, modal preferen, dan modal biasa sebagai pilihan terakhir.
(Keown, 2000:57)
Dana internal lebih disukai karena memungkinkan perusahaan untuk tidak perlu lagi membuka diri dari pemodal luar, kalau bisa memperoleh sumber dana yang diperlukan tanpa memperolehnya dari pemodal luar sebagai akibat penerbitan saham baru. Dana eksternal lebih disukai dalam bentuk utang daripada modal sendiri dengan alasan : pertama, biaya emisi obligasi lebih murah daripada biaya emisi saham baru. Kedua, manajer khawatir penerbitan saham baru akan ditafsirkan sebagai akibat buruk dari pemodal, dan membuat harga saham akan turun. Jadi, urutan sumber pendanaan dengan mengacu pada pecking order theory adalah dana internal (fund internal), utang (debt), dan modal sendiri (equity).
b. Teori Signal (Signalling Theory)
Signalling theory is based on the assumption that information is not equally available to all paeties at the same time, and that information asymmetry is the rule. Information asymmetries can result in very low valuations or a sub-optimum investment policy. Signalling theory states that corporate financial decisions are signals sent by the company’s managers to investors in order to shake up these asymmetries. These signals are the cornerstone of financial communications policy.
Teori ini menyatakan bahwa perusahaan melakukan penyesuaian dividen untuk menunjukkan sinyal akan prospek perusahaan. Asumsi awal dalam investasi menyatakan bahwa manajemen dan investor memiliki informasi yang sama namun teori ini menjelaskan bahwa manajemen memiliki informasi yang lebih baik daripada investor luar. Hal ini disebut ketidaksamaan informasi (asymmetric
10
perusahaan, tapi dapat memperkirakannya dari keputusan struktur modal yang diambil. Perusahaan yang prospeknya baik tidak menghendaki pendanaan dengan penjualan saham baru, sebaliknya perusahaan dengan prospek yang buruk akan lebih memilih pendanaan dengan menerbitkan saham baru.
c. Teori Trade Off (Trade Off Theory)
Sejumlah argumentasi terdahulu mengarah pada perkembangan yang disebut dengan “Teori Trade Off dari Leverage”, dimana perusahaan menyeimbangkan manfaat dari pendanaan dengan utang dengan suku bunga dan biaya kebangkrutan yang lebih tinggi (Brigham, 2006:36).
Ringkasan teori trade off :
• Fakta bahwa bunga adalah beban pengurang pajak menjadikan utang lebih mudah daripada saham biasa atau saham preferen. Akibatnya secara tidak langsung pemerintah telah membayarkan sebagian biaya dari modal utang, atau dengan cara lain, utang memberikan manfaat perlindungan pajak. Jadi, penggunaan utang memberikan lebih banyak laba operasi perusahaan yang diterima oleh para investor. Karenanya semakin banyak perusahaan mempergunakan utang, semakin tinggi harga sahamnya. Menurut asumsi tulisan Modigliani-Miller dengan pajak, harga saham sebuah perusahaan akan mencapai nilai maksimal sepenuhnya jika perusahaan sepenuhnya menggunakan utang 100%. • Dalam dunia nyata, perusahaan jarang menggunakan utang 100%.
Alasan utama perusahaan membatasi penggunaan utangnya adalah untuk menjaga-jaga biaya yang berhubungan dengan kebangkrutan tetap rendah.
11
• Terdapat fakta bahwa banyak perusahaan besar yang sukses
menggunakan utang lebih sedikit daripada yang dinyatakan dalam teori ini. Hal ini mengarah pada teori pensinyalan (Brigham, 2006:37-38).
Teori ini juga merupakan salah satu teori dasar dalam pengambilan keputusan pendanaan karena teori ini menjelaskan pembayaran bunga yang dapat dikurangkan dari perhitungan pajak dapat meningkatkan nilai perusahaan sejalan dengan peningkatan hutang, selama posisi hutang dalam struktur modal masih berada di bawah target struktur modal optimal. Karena menurut teori struktur modal, jika posisi struktur modal telah berada di atas target struktur modal optimal, maka setiap pertambahan hutang akan menurunkan nilai perusahaan.
2. Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan dapat didefenisikan sebagai persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan dalam mengelola sumber daya pada tahun t yang tercermin pada harga saham tahun t+1 (Sujoko, 2007:44). Nilai perusahaan mencerminkan persepsi investor tentang kinerja perusahaan pada waktu yang lalu dan prospek masa depannya.
12
perusahaan, menurut pendekatan aktiva, adalah Market to Book Asset Ratio
(MBR), yaitu nilai pasar aktiva dibagi dengan nilai buku aktiva. Dalam penelitian
ini, indikator dari variabel nilai perusahaan yang digunakan adalah Market Value
of Equity (MVE).
Nilai perusahaan mencerminkan kemampuan manajemen pendanaan dalam menentukan target struktur modal (aktivitas pendanaan), kemampuan manajemen investasi dalam mengefektifkan penggunaan aktiva (aktivitas investasi) dan kemampuan manajemen operasi dalam mengefisienkan proses produksi dan distribusi (aktivitas operasi) perusahaan.
Perusahaan yang go public dapat diukur nilainya dengan melihat harga sahamnya, misalkan sebuah perusahaan menjual 100% sahamnya di pasar modal, maka nilai perusahaan adalah sebesar kapitalisasi saham yang beredar, tentunya dengan asumsi pasar modal yang efisien, dengan demikian apabila harga pasar saham meningkat berarti nilai perusahaan juga meningkat. Ini dapat dicapai dengan pengoptimalan kinerja perusahaan. Semua usaha itu akan tercermin dari pengembalian kepada pemegang saham dan harga saham yang semakin tinggi.
Menurut Brigham (2001 : 13), nilai perusahaan mungkin dapat dimaksimalkan bila dibentuk sebagai perseroan karena tiga alasan berikut ini:
1. Kewajiban yang terbatas mengurangi risiko yang ditanggung investor, dan sementara hal-hal lainnya dianggap konstan, semakin rendah risiko perusahaan, semakin tinggi nilainya.
2. Nilai perusahaan tergantung pada peluang pertumbuhannya, yang pada gilirannnya tergantung pada kemampuan perusahaan untuk mendapatkan modal. Karena perseroan dapat menarik modal dengan lebih mudah dibanding bentuk perusahaan lainnya, maka perseroan memiliki peluang pertumbuhan yang lebih baik.
13
Karena investasi dalam saham perseroan lebih likuid dibandingkan investasi serupa dalam perusahaan perseorangan atau persekutuan, maka hal ini dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Berdasarkan teori struktur modal, apabila posisi struktur modal berada di atas target struktur modal optimalnya, maka setiap pertambahan utang akan menurunkan nilai perusahaan. Penentuan target struktur modal optimal adalah salah satu dari tugas utama manajemen perusahaan sesuai dengan tugas utama manajemen keuangan.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan
Menurut Brigham (2001:17), jika ingin menaikkan nilai perusahaan, maka utang sebaiknya digunakan, sehingga rasio utang yang memaksimalkan nilai perusahaan adalah struktur modal yang optimal. Dengan kata lain, rasio utang (DER dan DAR) merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan.
a. Debt to Equity Ratio (DER)
Menurut Dendawijaya (2005 : 121), “DER adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menutup sebagian / seluruh hutang-hutangnya, baik jangka panjang maupun jangka pendek dengan dana yang berasal dari modal bank sendiri”.
14
b. Debt to Asset Ratio (DAR)
Rasio ini menekankan pada peran penting pendanaan utang bagi perusahaan dengan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh pendanaan utang. Rasio ini juga menyediakan informasi tentang kemampuan perusahaan dalam mangadaptasi kondisi pengurangan aktiva akibat kerugian tanpa mengurangi pembayaran bunga kepada kreditor. Nilai rasio yang tinggi menunjukkan peningkatan dari risiko pada kreditor (Darsono, 2005:54).
Jika perusahaan memperoleh pengembalian yang lebih besar atas aktiva yang dibiayai dengan dana pinjaman dibanding pembayaran bunga, maka pengembalian atas modal pemilik akan lebih besar yang pada akhirnya akan meningkatkan dan memaksimumkan kemakmuran pemilik perusahaan serta sekaligus meningkatkan nilai perusahaan.
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan topik ini, yaitu : 1. Silitonga (2008), meneliti pengaruh arus kas bersih dan struktur modal
terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur terbuka di Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa DER berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
15
3. Sujoko dan Soebiantoro (2007), meneliti pengaruh struktur kepemilikan
saham, leverage, faktor intern, dan faktor ekstern terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa leverage berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.
Rincian mengenai ketiga penelitian terdahulu tersebut dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
Nama Judul Variabel yang
16
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis
1. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual penelitian ini disajikan dalam gambar berikut :
Debt to Equity Ratio (DER)
(X1)
Ha (Market Value of Equity)
Debt to Asset Ratio (DAR) (Y)
(X2)
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Debt to Equity Ratio menunjukkan perbandingan antara hutang dengan
ekuitas. Rasio ini menggambarkan bagaimana perusahaan mengatur komposisi antara hutang dengan ekuitas. Debt to Asset Ratio menunjukkan banyaknya hutang yang digunakan perusahaan untuk membiayai seluruh aktiva yang dimilikinya. Hubungan antara DER dan DAR dengan nilai perusahaan adalah hubungan negatif dimana semakin tinggi rasio DER dan DAR maka nilai perusahaan akan menurun.
17
2. Hipotesis
Berdasarkan kerangka konseptual di atas, maka peneliti membuat hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:
Ha : Debt to Equity Ratio (DER) dan Debt to Asset Ratio (DAR) baik secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap Market Value of
18
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah desain kausal atau hubungan sebab akibat. Desain penelitian ini berguna untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya (Umar, 2003 : 30).
B. Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono (2004 : 72) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya.” Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2005 sampai dengan 2007, yaitu sebanyak 30 perusahaan.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2004 : 73). Sampel yang digunakan ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2004 : 78). Beberapa pertimbangan yang ditentukan adalah sebagai berikut:
19
2. Perusahaan tersebut tidak sedang berada dalam proses delisting pada
periode pengamatan, yaitu dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2007. 3. Perusahaan tersebut menerbitkan laporan keuangan yang lengkap dari
tahun 2005 sampai 2007.
4. Perusahaan tersebut menerbitkan data harga saham dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2008.
Berikut tabel proses pemilihan sampel dalam penelitian ini.
Tabel 3.1
Proses Pemilihan Sampel
No. Nama Perusahaan Kriteria Penentuan
20
Berdasarkan kriteria penarikan sampel yang telah dilakukan, terdapat 19 perusahaan yang dapat dijadikan sampel dalam penelitian ini. Oleh karena periode penelitian ini selama 3 tahun, yaitu dari tahun 2005-2007, maka diperoleh data observasi sebanyak 57.
C. Jenis Data dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dimana sumber data tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data sekunder untuk penelitian ini diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory
(ICMD) dan situs resmi Bursa Efek Indonesia, yaitu www.idx.co.id
1. informasi mengenai total utang, total ekuitas, dan total asset perusahaan dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2007,
Data yang dibutuhkan adalah informasi keuangan yang berhubungan dengan variabel penelitian, yaitu:
2. informasi mengenai jumlah saham beredar dan harga saham perusahaan dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2008,
D. Teknik Pengumpulan Data
21
E. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel independen (bebas), yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2004 : 33).
Yang termasuk variabel independen dalam penelitian ini adalah: a. Debt to Equity Ratio (DER)
Menurut Dendawijaya (2005 : 121), “DER adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menutup sebagian / seluruh hutang-hutangnya, baik jangka panjang maupun jangka pendek dengan dana yang berasal dari modal bank sendiri”.
DER menunjukkan perbandingan antara hutang dan ekuitas. Rasio ini
menggambarkan bagaimana perusahaan mengatur komposisi antara hutang dengan ekuitas. Bila perusahaan dapat mengatur kombinasi yang optimal antara pinjaman utang dan modal sendiri maka perusahaan dapat memaksimalkan nilai perusahaan.
Rasio ini dapat dihitung sebagai berikut:
DER = totaldebt totalequity
21
22
DAR menunjukkan banyaknya hutang yang digunakan perusahaan untuk
membiayai seluruh aktiva yang dimilikinya. Semakin tinggi rasio DAR, maka semakin tinggi pula nilai perusahaan, namun risiko keuangan juga semakin tinggi. Oleh sebab itu, peusahaan harus bisa mengatur keseimbangan antara manfaat dan pengorbanan dalam kaitannya dengan utang.
Rasio ini dapat dihitung sebagai berikut:
DAR = totaldebt
totalasset
2. Variabel dependen (terikat), yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2004 : 33).
Yang termasuk variabel dependen dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan yang diindikasikan dengan nilai pasar saham atau Market Value
of Equity (MVE) dengan mengalikan harga saham (SP) dengan volume
saham beredar (SV). Harga saham yang digunakan adalah harga rata-rata saham selama satu tahun.
MVE = SP × SV
F. Metode Analisis Data
23
analisis regresi. Kemudian dilakukan proses pengujian analisis F dan pengujian analisis t untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen berpengaruh secara parsial maupun simultan terhadap variabel dependen.
1. Pengujian Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2005:110).
Uji ini digunakan untuk mendapatkan kepastian terpenuhinya syarat normalitas yang akan menjamin dapat dipertanggungjawabkannya langkah-langkah analisis statistik sehingga kesimpulan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan. Menurut Ghozali (2005:110), ada dua cara mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu analisis grafik dan analisis statistik.
Analisis grafik dilakukan dengan melihat grafik histogram yang membandingkan data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal atau mengikuti kurva berbentuk lonceng dan grafik normal probabilty plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Dasar pengambilan keputusan normal probability plot tersebut adalah sebagai berikut :
24
2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogramnya tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Analisis statistik dilakukan dengan uji statistik Kolmogorov Smirnov Ghozali (2005:115). Pedoman pengambilan keputusan tentang data tersebut mendekati atau merupakan distribusi normal berdasarkan uji Kolmogorov Smirnov dapat dilihat dari :
a. bila nilai signifikan > 0,05 berarti distribusi data normal, b. bila nilai signifikan < 0,05 berarti distribusi data tidak normal.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi mempunyai korelasi antara variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebasnya (Ghozali, 2005:91). Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi menurut Ghozali (2005:91), dapat dilihat dari nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation
Factor). Menurut Ghozali (2005:92), nilai cut off yang umum dipakai untuk
25
c. Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Suatu model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2005:105). Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat dari grafik Scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen, yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka terjadi heterokedastisitas. Sebaliknya jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik yang menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2005:95).
Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dilakukan dengan menggunakan nilai uji Durbin Watson dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Bila nilai DW berada terletak antara batas atas atau Upper Bound (DU) dan (4 – DU), maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi.
26
3. Bila nilai DW lebih besar dari pada (4 – DL), maka koefisien autokorelasi
lebih kecil dari nol, berarti ada autokorelasi negatif.
4. Bila nilai DW terletak diantara batas atas (DU) dan batas bawah (DL) atau DW terletak antara (4 – DU) dan (4 – DL), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.
2. Pengujian Hipotesis
Langkah yang dilakukan setelah uji asumsi klasik adalah menganalisis data dengan metode analisis regresi berganda. Analisis ini digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen. Persamaannya adalah:
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Dimana:
Y = nilai pasar saham (MVE) a = konstanta
b1,b2 = koefisien regresi
X1 = Debt to Equity Ratio (DER)
X2 = Debt to Asset Ratio (DAR)
e = eror
27
a. Uji F
Uji F digunakan untuk menguji pengaruh DER dan DAR secara simultan terhadap MVE. Uji ini dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :
Jika nilai F-hitung > F-tabel, maka Ha diterima Jika nilai F-hitung < F-tabel, maka Ha ditolak
b. Uji t
Uji t digunakan untuk menguji pengaruh DER dan DAR secara parsial terhadap MVE. Uji ini dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :
28
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Data Penelitian
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft excel, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis yang menggunakan regresi berganda. Pengujian asumsi klasik dan regresi berganda dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 16. Prosedur dimulai dengan memasukkan variabel-variabel penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan
output-output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan. Berdasarkan kriteria
yang telah ditetapkan, diperoleh 19 perusahaan yang memenuhi kriteria dan dijadikan sampel dalam penelitian ini dan diamati selama periode 2005-2007 (3 tahun), sehingga jumlah sampel menjadi sebanyak 57.
29
MVE terendah dimiliki oleh Bank Eksekutif Internasional Tbk., yaitu sebesar Rp. 55,335,000,000.
Pada tahun 2006 nilai DER tertinggi dimiliki oleh Bank Artha Graha Internasional Tbk., yaitu sebesar 19.04 dan nilai DER terendah dimiliki oleh Bank Pan Indonesia Tbk., yaitu sebesar 5.05. Nilai DAR tertinggi dimiliki oleh Bank Artha Graha Internasional Tbk., yaitu sebesar 0.95 sedangkan nilai DAR terendah dimiliki oleh Bank Pan Indonesia Tbk., yaitu sebesar 0.82. Nilai MVE tertinggi dimiliki oleh Bank Rakyat Indonesia Tbk., yaitu sebesar Rp. 81,457,614,710,000 dan nilai MVE terendah dimiliki oleh Bank Eksekutif Internasional Tbk., yaitu sebesar Rp. 65,100,000,000.
Pada tahun 2007 nilai DER tertinggi dimiliki oleh Bank Artha Graha Internasional Tbk., yaitu sebesar 16.86 dan nilai DER terendah dimiliki oleh Bank Mayapada Tbk., yaitu sebesar 3.75. Nilai DAR tertinggi dimiliki oleh Bank Kesawan Tbk. dan Bank Artha Graha Internasional Tbk., yaitu sebesar 0.94 sedangkan nilai DAR terendah dimiliki oleh Bank Mayapada Tbk., yaitu sebesar 0.79. Nilai MVE tertinggi dimiliki oleh Bank Central Asia Tbk., yaitu sebesar Rp. 88,031,622,960,000 dan nilai MVE terendah dimiliki oleh Bank Eksekutif Internasional Tbk., yaitu sebesar Rp. 66,592,500,000.
B. Hasil Analisis Data Penelitian
1. Analisis Statistik Deskriptif
30
penulis melakukan transformasi data terhadap variabel ini menjadi bentuk logaritma natural guna menyamakan data.
Berikut ini merupakan data statistik secara umum dari seluruh data yang digunakan :
Tabel 4.1
Statistik Deskriptif Penelitian Descriptive Statistic
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
DER 57 3.75 20.15 10.4649 3.50062
DAR 57 .79 .95 .9023 .02964
LN_MVE 57 24.74 32.11 28.8329 2.26135
Valid N (listwise) 57
Dari tabel 4.4 di atas, dapat dijelaskan bahwa :
1. Variabel DER memiliki nilai minimum sebesar 3.75 dan nilai maksimum sebesar 20.15. Nilai rata-rata yang diperoleh adalah 10.4649 dengan jumlah sampel sebanyak 57.
2. Variabel DAR memiliki nilai minimum sebesar 0.79 dan nilai maksimum sebesar 0.95. Nilai rata-rata yang diperoleh adalah 0.9023 dengan jumlah sampel sebanyak 57.
31
2. Pengujian Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membuat hipotesis:
H0 : Data residua l berdistribusi normal H1 : Data residual tidak berdistribusi normal
Apabila nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima, sedangkan jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak.
Tabel 4.2 Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 57
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 2.10474115
Most Extreme Differences Absolute .115
Positive .072
Negative -.115
Kolmogorov-Smirnov Z .869
Asymp. Sig. (2-tailed) .437
a. Test distribution is Normal
32
Gambar 4.1 Uji Normalitas Grafik Histogram
33
Gambar 4.2
Grafik Normal Probability Plot
Demikian pula dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot. Pada grafik normal plot, terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya agak mendekati dengan garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi terdistribusi secara normal.
b. Uji Multikolinearitas
34
tingkat kolinearitas yang masih dapat ditolerir, yaitu: Tolerance > 0.10 dan
Variance Inflation Factor (VIF) < 10. Berikut disajikan tabel hasil pengujian:
Tabel 4.3
a. Dependent Variable : LN_MVE
Dari tabel 4.6 di atas, dapat dilihat bahwa angka tolerance DER dan DAR > 0,10, yaitu 0.231 yang berarti tidak terjadi korelasi antar variabel independen.dan VIF-nya < 10, yaitu 4.329. Ini mengindikasikan bahwa tidak terjadi multikolinearitas di antara variabel independen dalam penelitian.
c. Uji Heteroskedastisitas
Dalam penelitian ini, untuk mengetahui apakah dalam penelitian terjadi Heteroskedastisitas, dapat dilihat dengan grafik Scatterplot.
Dasar pengambilan keputusannya adalah:
1) jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas,
35
Berikut ini dilampirkan grafik Scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas dengan mengamati penyebaran titik-titik pada gambar.
Gambar 4.3
Scatterplot
36
d. Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang
tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering ditemukan pada
time series.
Dalam penelitian ini. gejala autokorelasi dideteksi dengan menggunakan
Durbin-Watson Test. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokolerasi:
Tidak ada autokolerasi, positif atau negatif : du < d < 4 – du atau 1.641 < d < 2.359.
a. Predictors: (Constant), DAR, DER b. Dependent Variable: LN_MVE
Tabel 4.7 memperlihatkan nilai statistik D-W sebesar 2,116. Angka ini terletak diantara 1,641 dan 2,359 (1,641 < 2,116 < 2,359). Dari pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi.
3. Pengujian Hipotesis
Dari hasil pengujian asumsi klasik dapat disimpulkan bahwa model regresi yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang Best
37
menguji hipotesis, peneliti menggunakan analisis regresi berganda. Berdasarkan pengolahan data, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Persamaan Regresi
Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linear, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, melalui pengaruh DER dan DAR terhadap MVE. Hasil regresi dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini:
Tabel 4.5 Hasil Analisis Regresi
Coefficients(a)
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 31.599 16.602 1.903 .062
DER -.234 .170 -.362 -1.372 .176
DAR -.357 20.105 -.005 -.018 .986
a. Dependent Variable: LN_MVE
Berdasarkan tabel di atas, didapatlah persamaan regresi sebagai berikut:
MVE = 31. 599 – 0.234DER - 0.357 DAR
Adapun interpretasi dari persamaan di atas adalah :
a. Konstanta (a) sebesar 31.599, menyatakan bahwa jika variabel independen dianggap konstan, maka MVE sebesar 31.599.
38
c. Koefisien DAR (b2) = -0.357, ini menunjukkan bahwa apabila terjadi
peningkatan DAR sebesar 1%, maka akan menurunkan MVE sebesar 0.357, dengan asumsi variabel lainnya tetap atau sama dengan nol.
b. Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi
Nilai koefisien korelasi (R) menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada di atas 0.5 dan mendekati 1.
Koefisien determinasi (R square) menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R square adalah nol sampai dengan satu. Apabila nilai R square semakin mendekati satu, maka variabel-variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R square, maka kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen semakin terbatas. Nilai R square memiliki kelemahan yaitu
39
Tabel 4.6
Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi
Model Summaryb
a. Predictors: (Constant), DAR, DER b. Dependent Variable: LN_MVE
Pada model summary di atas, angka R sebesar 0,366 menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara MVE dengan DER dan DAR adalah tidak begitu kuat karena berada di bawah 0.5. Angka R square atau koefisien determinasi adalah 0,134. Angka ini mengindikasikan bahwa 13.4% variasi atau perubahan dalam MVE dapat dijelaskan oleh variasi variabel DER dan DAR. Sedangkan sisanya sebesar 86.6% dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian.
c. Uji t (t test)
Hasil dari pengolahan data, adalah sebagai berikut:
Tabel 4.7 Hasil Uji t Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 31.599 16.602 1.903 .062
DER -.234 .170 -.362 -1.372 .176
DAR -.357 20.105 -.005 -.018 .986
40
Dari tabel regresi dapat dilihat besarnya t hitung untuk variabel DER sebesar 1.372 dengan nilai signifikan 0,176. Hasil uji statistik tersebut dapat menyimpulkan t hitung adalah 1.372 sedangkan t tabel adalah 2.004879 (t- tabel = ( ,0.05 : df,54 = 2.004879)) sehingga t hitung < t tabel (1.372 < 2.004879). Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka >0,05 (0,176 > 0,05), maka Ha ditolak, artinya bahwa secara parsial DER tidak berpengaruh terhadap MVE. Tabel diatas juga menunjukkan besarnya t hitung untuk variabel DAR sebesar 0.018 sedangkan t tabel adalah 2.004879, sehingga t hitung < t tabel (0.018 < 2.004879). Signifikansi 0.986 menyimpulkan bahwa sig penelitian >0,05 (0,986 > 0,05), maka Ha ditolak, artinya bahwa secara parsial DAR tidak berpengaruh terhadap MVE.
d. Uji F (F test)
Berdasarkan pengolahan data, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.8
a. Predictors: (Constant), DAR, DER b. Dependent Variable: LN_MVE
41
DAR berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap MVE karena F hitung > F tabel (4.167 > 3.168246) dan signifikan penelitian < 0,05 (0,021 < 0,05).
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil pengujian secara individu (parsial) dengan uji t menunjukkan bahwa kedua variabel independen (DER dan DAR) tidak memiliki pengaruh terhadap MVE yang ditunjukkan oleh nilai signifikansi t pada variabel DER (0.176) > 0.05 dan t hitung 1.372 < t tabel 2.004879 sedangkan nilai signifikansi t pada variabel DAR (0.986) > 0.05 dan t hitung 0.018 < t tabel 2.004879. Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Sujoko dan Ugy Soebiantoro (2007) yang menyimpulkan bahwa DER berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan serta tidak mendukung hasil penelitian Silitonga (2008) yang menyimpulkan bahwa DER berpengaruh positif dan signifikan terhadap MVE. Perbedaan hasil penelitian ini dengan hasil penelitian terdahulu adalah karena penelitian ini menggunakan perusahaan perbankan sebagai sampel sedangkan penelitian terdahulu menggunakan perusahaan manufaktur, dimana perusahaan perbankan lebih banyak menggunakan utang untuk menjalankan kegiatannya dibandingkan perusahaan manufaktur.
42
43
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji apakah Debt to Equity Ratio dan Debt to Asset Ratio berpengaruh terhadap Market Value of Equity baik secara parsial maupun simultan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode pengamatan dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2007. Dari hasil analisis yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Secara parsial, penelitian ini menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio dan
Debt to Asset Ratio tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang dalam
hal ini diukur melalui Market Value of Equity.
2. Secara simultan, penelitian ini menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio dan Debt to Asset Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
44
B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang memerlukan perbaikan dan pengembangan dalam penelitian-penelitian berikutnya. Keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini adalah :
1. Penelitian hanya mengambil dua variabel independen sehingga hasil penelitian ini belum dapat menjelaskan semua variabel yang mempengaruhi nilai perusahaan.
2. Periode pengamatan dalam penelitian ini hanya 3 (tiga) tahun, yaitu dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2007.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti mencoba memberikan beberapa saran untuk peneliti selanjutnya maupun masukan bagi pihak manajemen perusahaan serta investor dan calon investor.
1. Bagi Perusahaan
Untuk meningkatkan kepercayaan pemegang saham terhadap perusahaan, maka perusahaan harus mampu menunjukkan kinerja perusahaan yang bagus dan menyampaikan informasi yang cukup kepada investor mengenai perkembangan perusahaan.
2. Bagi Investor dan Calon Investor
Sebelum melakukan investasi sebaiknya para investor terlebh dahulu harus mengetahui kinerja perusahaan tersebut.
45
Peneliti selanjutnya disarankan untuk :
a. menggunakan lebih banyak variabel independen lainnya yang mempengaruhi nilai perusahaan, seperti tingkat suku bunga, keadaan pasar modal, tingkat profitabilitas, pembayaran dividen, ukuran perusahaan.
46
DAFTAR PUSTAKA
Brigham, Eugene dan Joel F. Houston. 2001. Manajemen Keuangan. Edisi kedelapan, Buku Kedua, Alih Bahasa Dodo Suharno, Herman Wibowo: Editor, Yanti Sumiharti, Wisnu Chandra Kridhaji, Penerbit Erlangga: Jakarta.
Darsono dan Ashari. 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan, Penerbit Andi: Yogyakarta.
Dendawijaya, Lukman. 2005. Manajemen Perbankan,Edisi 2, Penerbit Ghalia: Jakarta.
Erlina, 2008. Pengaruh Set Kesempatan Investasi terhadap Nilai Perusahaan:Peran Kebijakan Perusahaan dan Kepemilikan Manajerial, USU Press: Medan.
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Jurusan Akuntansi, 2004, Buku
Petunjuk Teknik Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi:
Medan.
Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi Ketiga, Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang.
Harahap, Sofyan S, 2004. Analisis kritis atas Laporan Keuangan, PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Horne, James C. Van, John M. Wachowicz. 2005. Prinsip-prinsip Manajemen
Keuangan, Edisi 12, Penerbit Salemba Empat: Jakarta.
Keown, Arthur. J. et.al. 2000. Basic Financial Management, Alih Bahasa Chaerul D dan Dwi Sulistyorini, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Buku 2, Salemba Empat: Jakarta.
Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, Salemba Empat: Jakarta.
Sawir, Agnes. 2004. Kebijakan Pendanaan dan Restrukturisasi Perusahaan, PT. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
Silitonga, Luga Kristina. 2008. Pengaruh Arus Kas Bersih dan Struktur Modal
47
Sugihen, Syafruddin Ginting, 2003. Pengaruh Struktur Modal terhadap
Produktivitas Aktivitas Kinerja Keuangan serta Nilai Perusahaan Industri Manufaktur di Indonesia. Disertasi. Program Pasca Sarjana Universitas Air langga, Surabaya (tidak dipublikasikan).
Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis, CV Alfabeta: Bandumg.
Suharyadi, Purwanto S.K. 2004. StatistikaUntuk Ekonomi dan Keuangan Modern, Edisi 1, Penerbit Salemba Empat: Jakarta.
Sujoko, dan Ugy Soebiantoro, 2007. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham,
Leverage, Faktor Intern, dan Faktor Ekstern terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi ,
Universitas Kristen Petra.
Syahyunan. 2004. Manajemen Keuangan, USU Press: Medan.
Umar, Husein. 2003. Riset Akuntansi, PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta. Warsono. 2003. Manajemen Keuangan Perusahaan, Jilid 1, Banyumedia:
Malang.
Wild, John J., K.R. Subramanyam, dan Robert F. Halsey, 2005. Financial
Statement Analysis, Alih Bahasa Yavini S. Bachtiar, S. Nurwahyu
Harahap, Analisis Laporan Keuangan, Edisi Delapan, Buku Satu, PT Salemba Empat: Jakarta.
48
Lampiran 1
Proses Pemilihan Sampel
No. Nama Perusahaan Kriteria
Penentuan Sampel
30 Bank Windu Kentjana Internasional Tbk.
49
Lampiran 2
Daftar Perusahaan Perbankan yang Menjadi Sampel
No. Kode Nama Perusahaan Tgl.
Berdiri
Tgl. Listing
50
Lampiran 3
Data Variabel Penelitian
Data Variabel Independen (DER dan DAR)
Tahun 3 Bank Negara Indonesia
Tbk.
11.42 0.92 10.45 0.91 9.65 0.91
4 Bank Nusantara Parahyangan Tbk
16.35 0.94 10.98 0.92 11.11 0.92
5 Bank Rakyat Indonesia Tbk. 14 Bank Victoria Internasional
51
Lampiran 3 (lanjutan)
Data Variabel Dependen (MVE) dalam Rp. 000,-
Tahun 14 Bank Victoria Internasional
52
Lampiran 4
Statistik Deskriptif Penelitian
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
DER 57 3.75 20.15 10.4649 3.50062
DAR 57 .79 .95 .9023 .02964
LN_MVE 57 24.74 32.11 28.8329 2.26135
53
Lampiran 5 Hasil Uji Asumsi Klasik
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 57
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 2.10474115
Most Extreme Differences Absolute .115
Positive .072
Negative -.115
Kolmogorov-Smirnov Z .869
Asymp. Sig. (2-tailed) .437
54
Lampiran 5 (Lanjutan)
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
DER .231 4.329
DAR .231 4.329
55
Lampiran 5 (Lanjutan) Hasil Uji Heteroskedastisitas
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .366a .134 .102 2.14336 2.116
a. Predictors: (Constant), DAR, DER
b. Dependent Variable: LN_MVE
56
Lampiran 6
Hasil Uji Hipotesis (Uji t)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 31.599 16.602 1.903 .062
DER -.234 .170 -.362 -1.372 .176
DAR -.357 20.105 -.005 -.018 .986
a. Dependent Variable: LN_MVE
Hasil Uji Hipotesis (Uji F)
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 38.291 2 19.145 4.167 .021a
Residual 248.076 54 4.594
Total 286.367 56