• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan dan Sikap Pasangan Usia Subur Tentang Infertilitas di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengetahuan dan Sikap Pasangan Usia Subur Tentang Infertilitas di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2010"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

PENGETAHUAN DAN SIKAP PASANGAN USIA SUBUR

TENTANG INFERTILITAS DI LINGKUNGAN I KELURAHAN

KEMENANGAN TANI KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN

TAHUN 2010

KRISTIN NATALIA NAPITUPULU

NIM : 095102072

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Judul : Pengetahuan dan Sikap Pasangan Usia Subur Tentang Infertilitas di

Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan

Tuntungan Tahun 2010.

Nama : Kristin Natalia Napitupu lu

Nim : 095102072

Program Studi : D-IV Bidan Pendidik

Pembimbing Penguji

……… ……… Penguji I

( Nur Asnah Sitohang, SKep, Ns, M.Kep ) ( dr. Zulkifli, Msi )

………. Penguji

II ( dr. Christoffel L. Tobing, SpOG ( K )

………... Penguji

III ( Nur Asnah Sitohang, SKep, Ns, M. Kep )

Program D-IV Bidan Pendidik telah menyetujui Karya Tulis Ilmiah ini sebagai bagian

dari persyaratan kelulusan untuk Sarjana Sains Terapan untuk D-IV Bidan Pendidik.

... ... ( Nur Asnah Sitohang, SKep, Ns, M.Kep ) ( dr. Murniati Manik, MSc, SpKK ) NIP. 197 405 052 002 122 001 NIP. 130 810 201

Koordinator Ketua Pelaksana

(3)

LEMBAR PERNYATAAN

PENGETAHUAN DAN SIKAP PASANGAN USIA SUBUR TENTANG INFERTILITAS DI LINGKUNGAN I KELURAHAN KEMENANGAN TANI

KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN TAHUN 2010

Karya Tulis Ilmiah

Dengan ini saya menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini tidak terdapat karya orang

lain yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan dan sepenjang

sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat orang lain atau diterbitkan

orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam Karya Tulis Ilmiah ini dan

disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Juni 2010

Yang menyatakan

(4)

CURRICULUM VITAE

I. Data Pribadi

Nama : Kristin Natalia Napitupulu

Tempat/Tanggal Lahir : Duri, 28 Desember 1987

Jenis Kelamin : Perempuan

Anak Ke : 5 ( lima ) dari 5 Bersaudara

Agama : Kristen Protestan

Pekerjaan : Staf Dosen Akbid Darmo Medan

Alamat : Jl. Tali Air no. 23 Medan

II. Data Orang Tua

Nama Ayah : P. Napitupulu

Pekerjaan : Wiraswasta

Nama Ibu : M. Siagian

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jl. Yos Sudarso no.2 Minas-Riau

III. Data Pendidikan

1. Tahun 1998-2000 : SD Negeri 042 Mandau-Duri

2. Tahun 2000-2003 : SMP Negeri 1 Minas-Riau

3. Tahun 2003-2005 : SMU Negeri 1 Minas-Riau

(5)

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, JUNI 2010 Kristin Natalia Napitupulu

Pengetahuan dan Sikap Pasangan Usia Subur Tentang Infertilitas di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2010

vii + 38 hal + 7 tabel + 9 lampiran

Abstrak

Infertilitas ( kemandulan ) adalah pasangan suami-istri yang menjalani hubungan

seksual secara teratur ( 2-3 kali seminggu ) tanpa kontrasepsi selama 12 bulan dan tidak terjadi kehamilan. Infertilitas dapat disebabkan 40% dari pihak suami, 40% dari istri dan 20% dari kedua belah pihak. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap pasangan usia subur tentang infertilitas di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan besar sampel sebanyak 30 pasangan usia subur dengan metode pengambilan sampel total sampling. Dari hasil penelitian diperoleh, suami berumur 26-35 tahun sebanyak 22 orang (73,3%), istri berumur 26-30 tahun sebanyak 14 orang (46,7%), pendidikan suami terbanyak SLTA sebanyak 17 orang (56,7%), pendidikan istri terbanyak SLTA sebanyak 13 orang (43,3%), pekerjaan suami terbanyak pegawai negeri sipil (PNS) sebanyak 18 orang (60%), pekerjaan istri terbanyak ibu rumah tangga sebanyak 23 orang (76,7%), sumber informasi yang didapat suami mengenai infertilitas terbanyak berasal dari tenaga kesehatan seperti bidan dan matri kesehatan sebanyak 21 orang (70%), sumber informasi yang didapat istri terbanyak berasal dari tenaga kesehatan seperti bidan dan mantri kesehatan sebanyak 23 orang (76,7%). Berdasarkan pengetahuan pasangan usia subur menunjukkan mayoritas pasangan usia subur mempunyai pengetahuan cukup tentang

infertilitas yaitu suami sebanyak 19 orang (63,3%), istri sebanyak 16 orang (53,3%).

Berdasarkan sikap pasangan usia subur menunjukkan seluruh pasangan usia subur mempunyai sikap positif tentang infertilitas yaitu suami sebanyak 30 orang (100%), istri sebanyak 30 orang (100%). Dengan demikian penyampaian informasi dan penyuluhan kesehatan oleh tenaga kesehatan masih diperlukan untuk memberikan pengetahuan dan sikap yang baik tentang infertilitas.

Kata kunci : Pengetahuan, Sikap, Infertilitas

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat

dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan

judul ” Pengetahuan dan Sikap Pasangan Usia Subur Tentang Infertilitas di Lingkungan

I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2010 ”.

Peneliti menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna baik

dari isi maupun dari susunan bahasa. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan adanya

saran dan masukan untuk perbaikan.

Pada kesempatan ini, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada semua

pihak yang telah membantu dan membimbing peneliti dalam menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah ini yaitu :

1. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera

Utara

2. dr. Murni Manik, M.Sc, Sp.KK selaku Ketua Program Studi D-IV Bidan

Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

3. Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep selaku dosen pembimbing materi dalam

penelitian Karya Tulis Ilmiah yang telah memberikan arahan dan bimbingan.

4. dr. Zulkifli, M.Si selaku dosen penguji I yang telah memberikan masukan dalam

penelitian ini

5. dr. Christoffel L.Tobing, Sp.OG (K) selaku dosen penguji II yang telah

memberikan masukan dalam penelitian ini

(7)

6. Seluruh dosen, staf, dan pegawai administrasi program D-IV Bidan Pendidik

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah membantu dalam

penelitian ini

7. Arih Sembiring, SE selaku kepala Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani

Kecamatan Medan Tuntungan yang telah memberikan kesempatan kepada

peneliti selama melaksanakan penelitian

8. Kepada kedua otang tuaku P. Napitupulu / M. Siagian yang telah memberikan

bantuan baik dalam doa, moril maupun materil sehingga Karya Tulis Ilmiah ini

dapat diselesaikan.

Akhir kata peneliti mengucapkan terima kasih atas semua bantuan yang

diberikan, semoga dapat bermanfaat.

Medan, Juni 2010

Peneliti

(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I. Pendahuluan ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

1. Tujuan Umum... 3

2. Tujuan Khusus ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II. Tinjauan Pustaka ... 5

A. Pengetahuan ... 5

1. Defenisi Pengetahuan ... 5

2. Tingkatan Pengetahuan ... 5

B. Sikap ... 6

1. Defenisi Sikap ... 6

2. Tingkatan Sikap ... 6

C. Infertilitas ... 6

1. Defenisi Infertilitas ... 6

2. Etiologi ... 7

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Infertilitas ... 8

4. Pemeriksaan Pasangan Infertiltas ... 8

5. Pengobatan Infertilitas ... 9

(9)

BAB III. Kerangka Konsep ... 12

A. Kerangka Konsep ... 12

B. Defenisi Operasional ... 13

BAB IV. Metodologi Penelitian ... 15

A. Desain Penelitian ... 15

B. Populasi dan Sampel ... 15

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 16

D. Pertimbangan Etik Penelitian ... 16

E. Instrumen Penelitian ... 17

F. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 19

G. Prosedur Pengumpulan Data ... 19

H. Analisis Data ... 21

BAB V. Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 22

A. Hasil Penelitian ... 22

1. Karakteristik Responden ... 22

2. Pengetahuan Suami ... 25

3. Pengetahuan Istri ... 26

4. Sikap Suami... 28

5. Sikap Istri ... 29

B. Pembahasan ... 31

1. Pengetahuan Pasangan Usia Subur Tentang Infertilitas ... 31

2. Sikap Pasangan Usia Subur Tentang Infertilitas ... 33

BAB VI. Kesimpulan dan Saran ... 35

A. Kesimpulan ... 35

B. Saran ... 36

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Pasangan Usia

Subur Tentang Infertilitas Tahun 2010 ... 23

Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pertanyaan Pengetahuan Suami

Tentang Infertilitas Tahun 2010 ... 25

Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pertanyaan Pengetahuan Istri

Tentang Infertilitas Tahun 2010 ... 26

Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Pasangan Usia

Subur Tentang Infertilitas Tahun 2010 ... 27

Tabel 5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Pernyataan Sikap Suami

Tentang Infertilitas Tahun 2010 ... 28

Tabel 5.6 Distribusi Responden Berdasarkan Pernyataan Sikap Istri Tentang

Infertilitas Tahun 2010 ... 29

Tabel 5.7 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Pasangan Usia Subur

Tentang Infertilitas Tahun 2010 ... 30

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 2 : Kuisioner

Lampiran 3 : Lembar Conten Validity Indeks

Lampiran 4 : Surat Pernyataan Editor Bahasa Indonesia

Lampiran 5 : Surat Izin Penelitian

Lampiran 6 : Surat Balasan Penelitian

Lampiran 7 : Lembar Konsul

Lampiran 8 : Time Tabel

(12)

LEMBAR KONSULTASI KARYA TULIS ILMIAH PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FK USU

Nama Mahasiswa : Kristin Natalia Napitupulu Nama Pembimbing

: Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep

NIM : 095102072 NIP : 197 405 052 002 122

001 Judul KTI : Pengetahuan dan sikap

pasangan usia subur tentang infertilitas di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan

Materi Saran / Perbaikan Paraf Dosen Paraf

Mahasiswa Senin,

14-9-2009

Pengajuan Judul ACC Judul

Senin, 21-9-2009

Pengajuan BAB I Perbaikan BAB I

Sabtu, 26-9-2009

Pengajuan BAB I, II Perbaikan BAB I, II

Sabtu,

Pengajuan BAB III Perbaikan BAB III

Kamis,

Pengajuan BAB IV Perbaikan BAB IV

Kamis, 05-11-2009

Pengajuan BAB IV ACC BAB IV

Senin, 29-02-2010

Perbaikan Proposal Perbaikan BAB I, BAB II, III, Kuisoner

Senin, 03-05-2010

Pengajuan BAB V, VI Perbaikan BAB V, VI

Rabu, 09-06-2010

(13)

PERNYATAAN PERSETUJUAN SIDANG KTI

NAMA : Kristin Natalia Napitupulu

NIM : 095102072

JUDUL : Pengetahuan dan Sikap Pasangan Usia Subur Tentang Infertilitas di

Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan

Tuntungan Tahun 2010

Menyatakan bahwa mahasiswa tersebut di atas disetujui untuk mengikuti ujian sidang

hasil KTI

Medan, Juni 2010

Pembimbing

(14)

Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Saya yang bernama Kristin Natalia Napitupulu / 095102072 adalah mahasiswa

D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saat ini saya sedang melakukan

penelitian tentang ” Pengetahuan dan Sikap Pasangan Usia Subur Tentang Infertilitas

di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan ”.

Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di

Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU.

Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan bapak dan ibu untuk menjadi

responden dalam penelitian ini. Selanjutnya, saya mohon kesediaan bapak dan ibu

dalam melakukan pelaksanaan tentang tujuan penelitian saya. Jika, bapak dan ibu

bersedia silahkan tanda tangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesediaan bapak

dan ibu.

Partisipasi Bapak dan Ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga bapak

dan ibu bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa ada saksi apapun. Identitas

pribadi bapak dan ibu dan semua informasi yang bapak dan ibu berikan akan

dirahasiakan dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian ini.

Terima kasih atas partisipasi bapak dan ibu dalam penelitian ini.

Medan, Januari 2010

Peneliti Responden

(15)

SURAT PERNYATAAN EDITOR BAHASA INDONESIA

NAMA : Kristin Natalia Napitupulu

NIM : 095102072

JUDUL KTI : Pengetahuan dan Sikap Pasangan Usia Subur Tentang Infertilitas di

Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan

Tuntungan Tahun 2010.

Menyatakan bahwa mahasiswa tersebut telah melakukan pengeditan bahasa indonesia

yang telah sesuai dengan kaidah Ejaan Yang Disempurnakan ( EYD ) dalam Karya

Ilmiah.

Medan, Juni 2010

Diuji oleh,

Drs. Syahrial Isa, S.U.

Nip. 194705031974121001

(16)

i

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, JUNI 2010 Kristin Natalia Napitupulu

Pengetahuan dan Sikap Pasangan Usia Subur Tentang Infertilitas di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2010

vii + 38 hal + 7 tabel + 9 lampiran

Abstrak

Infertilitas ( kemandulan ) adalah pasangan suami-istri yang menjalani hubungan

seksual secara teratur ( 2-3 kali seminggu ) tanpa kontrasepsi selama 12 bulan dan tidak terjadi kehamilan. Infertilitas dapat disebabkan 40% dari pihak suami, 40% dari istri dan 20% dari kedua belah pihak. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap pasangan usia subur tentang infertilitas di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan besar sampel sebanyak 30 pasangan usia subur dengan metode pengambilan sampel total sampling. Dari hasil penelitian diperoleh, suami berumur 26-35 tahun sebanyak 22 orang (73,3%), istri berumur 26-30 tahun sebanyak 14 orang (46,7%), pendidikan suami terbanyak SLTA sebanyak 17 orang (56,7%), pendidikan istri terbanyak SLTA sebanyak 13 orang (43,3%), pekerjaan suami terbanyak pegawai negeri sipil (PNS) sebanyak 18 orang (60%), pekerjaan istri terbanyak ibu rumah tangga sebanyak 23 orang (76,7%), sumber informasi yang didapat suami mengenai infertilitas terbanyak berasal dari tenaga kesehatan seperti bidan dan matri kesehatan sebanyak 21 orang (70%), sumber informasi yang didapat istri terbanyak berasal dari tenaga kesehatan seperti bidan dan mantri kesehatan sebanyak 23 orang (76,7%). Berdasarkan pengetahuan pasangan usia subur menunjukkan mayoritas pasangan usia subur mempunyai pengetahuan cukup tentang

infertilitas yaitu suami sebanyak 19 orang (63,3%), istri sebanyak 16 orang (53,3%).

Berdasarkan sikap pasangan usia subur menunjukkan seluruh pasangan usia subur mempunyai sikap positif tentang infertilitas yaitu suami sebanyak 30 orang (100%), istri sebanyak 30 orang (100%). Dengan demikian penyampaian informasi dan penyuluhan kesehatan oleh tenaga kesehatan masih diperlukan untuk memberikan pengetahuan dan sikap yang baik tentang infertilitas.

Kata kunci : Pengetahuan, Sikap, Infertilitas

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Infertilitas (kemandulan) adalah pasangan suami-istri yang menjalani hubungan

seksual secara teratur (2-3 kali seminggu) tanpa perlindungan selama 12 bulan dan tidak

terjadi kehamilan (Llewellyn. D, 2002, hal. 234).

Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan, sekitar 50-80 juta pasangan

mengalami kesulitan mendapatkan keturunan. Masalah ketidaksuburan

(infertilitas) ini tentu merisaukan, tidak hanya bagi pasangan suami-istri, juga

keluarganya. Diperkirakan sekitar 10-15 % pasangan usia subur mengalami masalah

infertilitas (Yan. I, 2008, http://www.infertilitas.com, diperoleh tanggal 28 Agustus

2008).

Di Indonesia, angka kejadian perempuan infertil 15 % pada usia 30-34 tahun,

meningkat 30 % pada usia 35-39 tahun dan 64 % pada usia 40-44 tahun. Berdasarkan

survei kesehatan rumah tangga tahun 1996, diperkirakan ada 3,5 juta pasangan (7 juta

orang) yang infertil. kini, para ahli memastikan angka infertilitas telah meningkat

mencapai 15-20 % dari sekitar 50 juta pasangan di Indonesia

pasangan usia subur.com, diperoleh tanggal 6 April 2009).

Soetomo (2006) menjelaskan bahwa penyebab infertilitas adalah 40 % dari

faktor suami, 40 % dari faktor istri dan 20 % adalah karena faktor hubungan di antara

(18)

Indra (2008) mengatakan seorang dinyatakan infertil atau kurang subur jika

dalam satu tahun pernikahan dengan hubungan suami-istri usia produktif ( di bawah 35

tahun ) secara teratur tanpa alat kontrasepsi tetapi belum juga hamil (Wikipedia, 2006,

Kegagalan mempunyai anak pada pasangan suami istri akan menyebabkan rasa

sedih yang mendalam, membuat perasaan bersalah dam membuat stress. Stress berperan

besar menyumbang angka kemungkinan infertilitas, yaitu sebesar 15-20 %. Ketika

seseorang mengalami kondisi jiwa demikian bisa menyebabkan gangguan ovulasi

spermatogenesis, spasme tuba fallopi dan disfungsi seksual yaitu menurunnya frekuensi

hubungan suami istri. Aspek gaya hidup ternyata juga menyumbang 15-20 % pengaruh

terhadap angka kejadian infertilitas. Salah satu trend seperti menunda usia perkawinan

demi mengejar karier yang cukup marak beberapa tahun belakangan ini. Padahal tingkat

kesuburan wanita akan menurun mulai usia 35 tahun (Yan.I, 2008,

infertilitas hambat hadirnya momongan.com, diperoleh tangga l 28 Agustus 2008).

Dari survei pendahuluan pada tanggal 23 November 2009 di Lingkungan I

Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, peneliti mendapat

informasi dari seorang kader bahwa di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani

Kecamatan Medan Tuntungan ada 30 pasangan suami istri yang belum mempunyai anak

(19)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan hal tersebut dengan adanya fenomena, peneliti tertarik melakukan

penelitian yang berjudul “ Pengetahuan dan Sikap Pasangan Usia Subur Tentang

Infertilitas di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan

Tuntungan“.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap pasangan usia subur tentang

infertilitas di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengidentifikasi karakteristik pasangan usia subur tentang infertilitas

di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan

b. Untuk mengidentifikasi pengetahuan pasangan usia subur tentang infertilitas

di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan.

c. Untuk mengidentifikasi sikap pasangan usia subur tentang infertilitas di

(20)

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Masyarakat

Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dan informasi bagi masyarakat

untuk menambah pengetahuan tentang infertilitas

2. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat menambah wawasan, pengetahuan bagi peneliti dalam

melakukan penelitian mengenai pengetahuan dan sikap pasangan usia subur tentang

infertilitas di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan.

3. Bagi Tenaga Kesehatan

Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dan informasi bagi tenaga

kesehatan lainnya diseluruh lapisan masyarakat untuk dapat meningkatkan pelayanan

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui

panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan

raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga

(Notoatmodjo. S, 2007, hal. 139).

2. Tingkatan Pengetahuan

(a) Tahu (know) diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan dalam tingkat ini adalah mengingat

kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau ransangan

yang telah diterima; (b) Memahami (comprehension) diartikan sebagai suatu

kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar; (c) Aplikasi (aplication) diartikan

sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau

kondisi real (sebenarnya); (d) Analisis (analysis) adalah suatu kemampuan untuk

menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih

didalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain; (e) Sintesis

(22)

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru; (f)

Evaluasi (evaluation) ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasiatau

penilaian terhadap suatu materi atau objek.

B. Sikap

1. Defenisi Sikap

Sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap

suatu stimulus atau objek (Notoatmodjo. S, 2007, hal. 142).

2. Tingkatan Sikap

(a) Menerima (receiving) diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan. Misalnya sikap orang terhadap gizi dapat dilihat dari kesediaan

dan perhatian orang itu terhadap ceramah-ceramah tentang gizi; (b) Merespon

(responding) memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan

tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap; (c) Menghargai (valuing)

mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu

indikasi sikap tingkat tiga; (d) tanggungjawab (responsible) bertanggungjawab atas

segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling

tinggi.

C. Infertilitas

1. Defenisi Infertilitas

Infertilitas (kemandulan) adalah pasangan yang menjalani hubungan seksual secara

teratur (2-3 kali seminggu) tanpa perlindungan selama 12 bulan dan tidak terjadi

kehamilan (Llewellyn. D, 2002, hal. 234).

(23)

(a) Infertilitas Primer, bila pasangan tersebut belum pernah memiliki keturunan

walaupun bersenggama secara teratur (2-3 kali seminggu) tanpa menggunakan alat

kontrasepsi; (b) Infertilitas Sekunder, bila pasangan tersebut sudah pernah memiliki

anak, dan tidak memiliki anak lagi walaupun bersenggama secara teratur

(2-3 kali seminggu) tanpa menggunakan alat kontrasepsi

(Prawirohardjo. S, 2002, hal. 497).

2. Etiologi

a. Pada Wanita : (1) infeksi vagina sehingga meningkatkan keasaman vagina yang

akan membunuh sperma dan pengerutan vagina yang akan menghambat transportasi

sperma kevagina; (2) kelainan pada serviks akibat defisiensi hormone estrogen yang

mengganggu pengeluaran mukus serviks. Apabila mukus sedikit di serviks, perjalanan

sperma kedalam rahim terganggu. Selain itu bekas operasi pada serviks yang

menyisakan jaringan parut juga dapat menutup serviks sehingga sperma tidak dapat

masuk ke rahim; (3) kelainan pada uterus, misalnya diakibatkan oleh malformasi uterus

yang mengganggu pertumbuhan fetus, mioma uteri dan adhesiuterus yang menyebabkan

terjadinya gangguan suplai darah untuk perkembangan fetus dan akhirnya terjadi abortus

berulang; (4) kelainan tuba fallopi akibat infeksi yang mengakibatkan adhesi tuba fallopi

dan terjadi obstruksi sehingga ovum dan sperma tidak dapat bertemu; (5) gangguan

ovulasi ini dapat terjadi karena ketidakseimbangan hormonal seperti adanya hambatan

pada sekresi hormone FSH dan LH yang memiliki pengaruh besar terhadap ovulasi; (6)

lingkungan paparan radiasi dalam dosis tinggi, asap rokok, gas anastesi, zat kimia dan

pestisida dapat menyebabkan toksin pada seluruh bagian tubuh termasuk organ

(24)

b. Pada Pria : (1) abnormalitas sperma: morfologi, motilitas; (2) abnormalitas

ejakulasi; (3) abnormalitas ereksi; (4) abnormalitas cairan semen : perubahan PH dan

perubahan komposisi kimiawi; (5) infeksi pada saluran genital yang meninggalkan

jaringan parut sehingga terjadi penyempitan pada obstruksi pada saluran genital

(Wikipedia, 2006,

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi infertilitas

Faktor laki-laki produksi sperma cacat, kesulitan inseminasi (30-40 %), faktor

ovulasi (5-25 %), faktor tuba atau uterus (15-25 %), faktor serviks atau imunologik

(5-10 %), tidak dapat dijelaskan setelah investigasi (10-25 %)

(Llewellyn. D, 2002, hal 234)

Yan (2009) mengatakan sepasang suami-istri dikatakan infertil jika (1) tidak

hamil setelah 12 bulan melakukan hubungan intim secara rutin (1-3 kali seminggu) dan

bebas kontrasepsi bila perempuan berumur kurang dari 34 tahun; (2) tidak hamil setelah

6 bulan melakukan hubungan intim secara rutin (1-3 kali seminggu) dan bebas

kontrasepsi bila perempuan berumur lebih dari 35 tahun; (3) perempuan yang bisa hamil

namun tidak sampai melahirkan sesuai waktunya (37-42 minggu)

4. Pemeriksaan Pasangan Infertilitas

Setiap pasangan infertil harus diperlakukan sebagai satu kesatuan. Ini berarti

kalau istri saja sedangkan suaminya tidak mau diperiksa, maka pasangan itu tidak bisa

diperiksa. Adapun syarat pemeriksaan pasangan infertil adalah sebagai berikut: (a) istri

yang berumur antara 20-30 tahun baru akan diperiksa setelah berusaha untuk mendapat

anak selama 12 bulan. Pemeriksaan dapat dilakukan lebih dini apabila : pernah

(25)

mengalami peradangan rongga panggul, pernah mengalami bedah ginekologi; (b) Istri

yang berumur antara 31-35 tahun dapat diperiksa pada kesempatan pertama pasangan itu

datang kedokter; (c) Istri pasangan infertil yang berumur antara 36-40 tahun hanya

dilakukan pemeriksaan infertilitas jika belum memiliki anak dari perkawinan ini; (d)

Pemeriksaan infertilitas tidak dilakukan pada pasangan infertil yang salah satu anggota

pasangannya mengidap penyakit yang dapat membahayakan kesehatan istri

( Prawirohardjo. S, 2002, hal. 500 ).

5. Pengobatan Infertilitas

a. Infertilitas laki-laki

Azoospermia merupakan penghalang absolut bagi kehamilan, dan lazimnya tidak

terjadi kehamilan pada pasangan yang laki-lakinya mengalami oligospermia berat.

Untuk pasangan ini, inseminasi semen donor merupakan pilihan. Dengan menggunakan

inseminasi donor setiap bulan selama 12 bulan, akan memungkinkan lebih dari 65 %

wanita menjadi hamil.

Perbaikan pada jumlah sperma laki-laki penderita oligospermia yang tidak berat

telah diusahakan dengan menggunakan testosteron bentuk oral mestrolon) dan yang

lebih baru, klomifen yang diberikan sekurang-kurangnya 12 minggu, tetapi disangsikan

apakah ada perbaikan yang nyata atau apakah angka kehamilan lebih tinggi dari pada

yang terjadi secara kebetulan. Alternatif yang menarik adalah mengambil konsentrat

sampel semen dan membuahi beberapa ovum dengan menggunakan teknik Fertilitas In

(26)

b. Infertilitas perempuan

- Kerusakan tuba

Terdapat dua pilihan dan mana yang dipilih bergantung pada keparahan

kerusakan tuba dan keinginan pasien. Pendekatan pertama adalah mengusahakan

membuat tuba fallopi menjadi paten, dengan menggunakan pembedahan mikro. Jika

ujung fimbria tuba saja yang terhambat, dapat dilakukan salfingotomi atau fimbriolisis.

Hasilnya memungkinkan 40 % wanita hamil dalam waktu 2 tahun setelah operasi.

Kerusakan tuba yang lebih besar memerlukan anastomosis tuba, dengan angka

keberhasilan tidak lebih dari 20 %, sedangkan melepaskan kembali ligasi tuba diikuti

dengan angka kehamilan 60 %.

Karena hasil yang relatif buruk (kecuali pelepasan kembali ligasi tuba),

pendekatan alternatif, dengan IVF telah dianjurkan oleh beberapa ahli ginekologi.

Mereka menyatakan bahwa prosedur ini kurang invasif , resiko kehamilan ektopik lebih

kecil dan kemungkinan melahirkan anak sehat lebih besar.

- Teknologi bantuan reproduksi yang baru

Teknologi-teknologi ini, IVF dan variannya menambah dimensi baru untuk

pengobatan pasangan infertil. Telah banyak kemajuan yang dilakukan untuk mengurangi

rasa nyeri yang ditimbulkan. Prosedur ini adalah sebagai berikut : (1) wanita diberi obat

perangsang ovulasi untuk menghasilkan superovulasi; (2) sel telur diambil dari ovarium

melalui jalur transvagina di bawah pengarahan ultrason; (3) sel telur dipersiapkan untuk

pembuahan dan hanya dipilih sel telur yang ‘ baik’; (4) sperma ditambahkan in vitro

pada sel telur yang terpilih; (5) dua atau tiga sel telur yang dibuahi dipindahkan ke

dalam uterus atau kedalam tuba fallopi dengan menggunakan tehnik yang disebut

(27)

Angka keberhasilan dari sekali prosedur IVF, dalam arti bayi hidup dan sehat

adalah kira-kira 10 %, sedangkan sekali prosedur GIFT berhasil kira-kira 20%. Jika

masing-masing prosedur diulangi sebanyak 5 kali, angka menghasilkan bayi hidup

kumulatif dengan IVF adalh 40 % dan dengan GIFT adalah 50 %.

- Penolakan serviks (infertilitas imunologik)

Metode pengobatan yang paling tua pada laki-laki adalah menggunakan kondom

selama 6 bulan dengan harapan antibodi antisperma dapat hilang. Pengobatan lain bagi

laki-laki adalah menggunakan kortikosteroid dosis rendah (prednisone 20 mg dua kali

sehari pada 10 hari pertama siklus menstruasi wanita) selama 3 bulan, menggunakan

sperma yang telah dicuci yang dimasukkan kedalam rongga uterus, atau menggunakan

teknik IVF atau GIFT. Masing-masing pengobatan tersebut belum dievaluasi dengan

baik dan nampaknya banyak kehamilan dapat terjadi sekalipun tidak diberikan

pengobatan.

- Infertilitas yang tidak dapat dijelaskan

Pendapat sekarang mengenai pengobatan pada pasangan yang didiagnosis

sebagai infertilitas yang tidak dapat dijelaskan masih membingungkan. Jika tidak diberi

pengobatan, melainkan dengan keyakinan bahwa tidak ada penyebab infertilitas, lebih

dari 40 % wanita akan hamil dalam waktu 3 tahun. Namun, jika pasangan menginginkan

atau jika wanita berusia lebih dari 35 tahun, dapat dipilih IVF atau GIFT segera setelah

diagnosis, daripada menunda selama 3 tahun.

- Angka keberhasilan dengan pengobatan

Empat dari setiap sepuluh pasangan yang diobati untuk infertilitas akan

memperoleh bayi sehat. Pada kebanyakan kasus, kehamilan terjadi karena pengobatan,

(28)

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah abstraksi dari suatu realita agar dapat dikomunikasikan

dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antar variabel, baik variabel

yang diteliti maupun yang tidak diteliti (Nursalam, 2002, hal. 55).

Adapun kerangka konsep untuk penelitian yang berjudu l Pengetahuan dan Sikap

Pasangan Usia Subur Tentang Infertilitas di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani

Kecamatan Medan Tuntungan dijelaskan dalam bentuk skema sebagai berikut :

Pengetahuan dan Sikap Pasangan Usia Subur

Infertilitas :

- Defenisi Infertilitas - Penyebab Infertilitas - Penanganan Infertilitas

- Faktor-faktor yang mempengaruhi infertilitas

- Angka keberhasilan infertiltas dengan pengobatan

(29)

B. Defenisi Operasional

No Variabel Defenisi Operasional

Alat Ukur

Cara Ukur Hasil Ukur Skala

1 Pengetahuan Hasil dari tahu, yang terjadi

Kuesioner Wawancara 1.Kurang : bila responden benar

Kuesioner Wawancara 1. Negatif : bila responden

Kuesioner Wawancara 1. 21-25 Tahun 2. 26-30 Tahun 3. 31-35 Tahun

(30)

Tuntungan

terhitung mulai saat

dilakukannya penelitian. 4 Pendidikan Jenjang

pendidikan yang

Kuesioner Wawancara 1.Pendidikan dasar : TK dan

Kuesioner Wawancra 1.Ibu rumah tangga

(31)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat penelitian

deskriptif dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengidentifikasi

pengetahuan dan sikap pasangan usia subur tentang infertilitas di Lingkungan I

Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan bulan Januari – Mei 2010.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasangan usia subur yang infertil

yang ada di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan

dengan usia 20-35 tahun yang tidak mempunyai anak setelah 12 bulan menikah tanpa

menggunakan kontrasepsi. Jumlah populasi hingga bulan November 2009 sebanyak 30

pasangan usia subur.

2. Sampel

Sampel terdiri atas bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai

subjek penelitian. Sampel dalam penelitian ini adalah total sampling yaitu seluruh

populasi akan menjadi objek penelitian. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah

(32)

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani

Kecamatan Medan Tuntungan. Alasan pemilihan Lingkungan I Kelurahan Kemenangan

Tani Kecamatan Medan Tuntungan sebagai lokasi penelitian adalah Lingkungan I

Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan memiliki 30 orang

pasangan usia subur dengan usia 20-35 tahun yang belum memiliki keturunan setelah 12

bulan menikah tanpa menggunakan kontrasepsi.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari – Mei 2010.

D. Pertimbangan Etik Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mendapat izin dari Ketua Program

Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Kemudian peneliti mengajukan permohonan izin penelitian kepada Kepala Lingkungan I

Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan. Dalam penelitian ini

terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan etik, yaitu : peneliti

memberikan penjelasan kepada calon responden tentang tujuan dan prosedur

pelaksanaan penelitian. Apabila calon responden bersedia, maka calon responden

dipersilahkan untuk menandatangani informed consent. Tetapi jika calon responden

tidak bersedia, maka calon responden berhak untuk menolak dan mengundurkan diri.

Responden juga berhak mengundurkan diri selama proses pengumpulan data

berlangsung. Kerahasiaan catatan mengenai data responden dijaga dengan cara tidak

(33)

Data-data yang diperoleh dari responden juga hanya digunakan untuk kepentingan

penelitian.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai alat

pengumpulan data, yang berisikan keusioner pengetahuan yang meliputi pengertian

infertilitas, kuesioner sikap yang meliputi setujukah ibu informasi infertilitas disebarkan

di masyarakat. Bentuk kuesioner yang digunakan adalah bentuk pertanyaan tertutup

(closed ended ) dengan variasi pertanyaan berupa multiple choice, yang mana dari

beberapa jawaban yang disediakan responden hanya memilih satu diantaranya yang

sesuai dengan pendapatnya. Alat pengumpulan data terdiri dari tiga bagian, yaitu :

bagian pertama instrumen penelitian berisi data demografi ibu meliputi umur,

pendidikan, pekerjaan dan sumber informasi.

Bagian kedua instrumen dibuat sendiri oleh peneliti dengan konsultasi kepada

dosen pembimbing berdasarkan tinjauan pustaka. Kuesioner ini berisi pernyataan untuk

mengetahui pengetahuan pasangan usia subur terhadap infertilitas. Bagian ini terdiri dari

20 pernyataan. Untuk menilai pengetahuan pasangan usia subur, dilakukan penyekoran

dengan kriteria penyekoran menggunakan skala Guttman yang menyediakan dua

alternatif jawaban, yaitu : (a) bila bentuk pernyataan positif jawabannya “ ya “ maka

skor dari pernyataan itu 1 ( satu ), namun jika jawabannya “ tidak “ skor dari pernyataan

itu 0 ( nol ) ; (b) bila bentuk pernyataan negatif jawabannya “ ya “ maka skor dari

pernyataan itu 0 ( nol ), namun jika jawabannya “ tidak “ maka skor dari pernyataan itu

(34)

Untuk mendapatkan kategori digunakan perhitungan sebagai berikut :

(1) Menentukan skor terbesar dan terkecil. Skor terbesar 20, skor terkecil 0; (2)

Menentukan nilai rentang (R). Rentang = skor terbesar - skor terkecil ( 20-0 = 20 ) ; (3)

Menentukan nilai panjang kelas (i). Panjang kelas = rentang : banyak kelas, berarti 20 : 3

= 6,6 ; (4) Menentukan skor kategori. Kurang = 0 + 6,6 = 6,6 ( Dari jumlah pertanyaan,

responden hanya benar menjawab 0-6 pertanyaan ), Cukup = 6,7 + 6,6 = 13,3

( Dari jumlah pertanyaan, responden hanya benar menjawab 7-13 pertanyaan ), Baik =

13,4 + 6,6 = 20 ( Dari jumlah pertanyaan, responden hanya benar menjawab 14-20

pertanyaan ).

Bagian kedua yaitu kuesioner berisi pernyataan untuk mengetahui sikap

pasangan usia subur terhadap infertilitas. Bagian ini terdiri dari 20 pernyataan. Untuk

menilai penerimaan sikap pasangan usia subur yang dijadikan sampel dilakukan dengan

cara mengisi kuesioner dengan menggunakan skala likert yang menggunakan empat

kategori untuk setiap pernyataan sebagai berikut : a) bila pernyataan positif, alternatif

jawaban : sangat setuju (SS) skornnya 3, setuju (S) skornya 2, tidak setuju (TS) skornya

1; b) bila bentuk pernyataan negatif, alternatif jawaban : sangat setuju (SS) skornya 1,

setuju (S) skornya 2, tidak setuju (TS) skornya 3. Untuk mendapatkan kriteria digunakan

perhitungan sebagai berikut : (1) Menentukan skor terbesar dan terkecil. Skor terbesar

60, skor terkecil 20; (2) Menentukan nilai rentang (R), rentang = skor terbesar – skor

terkecil ( 60-20 = 40 ); (3) Menentukan nilai panjang kelas (i), panjang kelas (i) =

rentang dibagi banyaknya kelas ( 40 dibagi 2 = 20 ); (4) Menentukan skor kategori.

Positif, jika responden memiliki jumlah pernyataan >20. Negatif, jika responden

(35)

E. Uji Validitas dan Realibilitas

1. Uji Validitas

Dimaksud agar pertanyaan yang memuat dalam kuesioner bisa mengungkapkan

sesuatu yang akan diukur oleh instrumen atau kuesioner tersebut. Uji validitas dalam

penelitian ini menggunakan content validiy. Uji validitas dilakukan oleh pakarnya yaitu

dr. Ichwanul Adenin, Sp.OG, Nilai Content Validity Indeks 0,80.

2. Uji Reliabilitas

Dimaksudkan untuk mengukur tingkat kestabilan atau kekonsistenan jawaban yang

diberikan responden atas pertanyaan dari kuesioner. Sekumpulan pertanyaan untuk

mengukur suatu variabel dikatakan reliabel dan berhasil mengukur dimensi variabel

yang kita ukur jika koefisien realibilitasnya 0,7 atau lebih dari 0,7 sudah memadai syarat

realibilitas. Uji validitas dilakukan pada 10 orang pasangan usia subur yang ada di

Lingkungan II Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan yang

mempunyai kriteria sama dengan sampel, dengan mencari koefisien realibilitas. Nilai

reliabilitas 0,78.

G. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh responden untuk

mengidentifikasi pengetahuan dan sikap pasangan usia subur tentang infertilitas di

Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan. Prosedur

pengumpulan data yang dilakukan adalah mengajukan surat permohonan izin penelitian

pada Institusi Pendidikan Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan

(36)

Medan Tuntungan. Setelah mendapat izin, kemudian peneliti menanyakan kepada kader

Lingkungan I lokasi rumah pasangan usia subur yang infertil yang ada di Lingkungan I

Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan. Selanjutnya peneliti

mengunjungi rumah pasangan usia subur yang infertil pada sore hari karena apabila pada

pagi hari pasangan suami-istri sibuk dengan pekerjaannya masing-masing sehingga sore

hari adalah waktu yang tepat untuk dilakukannya penelitian. Peneliti menjelaskan

maksud dan tujuan penelitian. Kemudian peneliti meminta persetujuan dari calon

responden untuk menjadi responden dengan menandatangani informed concent, setelah

itu peneliti memberikan penjelasan bagaimana cara pengisian kuesioner. Setelah

memberikan penjelasan, peneliti memberikan kuesioner untuk mengidentifikasi

pengetahuan dan sikap pasangan usia subur tentang infertilitas di Lingkungan I

Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan. lembar kuesioner diisi oleh

masing-masing suami-istri dengan waktu 15 menit, kemudian peneliti memeriksa

kelengkapan data. Selama penelitian ini berlangsung ada dua orang ibu yang tidak

bersedia menjadi responden karena mereka malu dan takut namanya akan dipublikasikan

keluar. Dengan adanya penjelasan dan masukan dari peneliti, kedua orang ibu tersebut

akhirnya mau bersedia mengisi kuesioner yang telah disediakan peneliti. Penelitian ini

(37)

H. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan cara analisis univariat untuk mengetahui frekuensi

dan persentase masing-masing variabel yang akan diteliti. Kemudian hasil analisis

disajikan dalam bentuk tabel distribusi dan frekuensi. Data yang telah terkumpul diolah

secara manual dengan langkah-langkah sebagai berikut :

(1) Editing (pemeriksaan data) dilakukan pengecekan kelengkapan-kelengkapan

pada data pertanyaan yang telah terkumpul. Bila terdapat kesalahan dan kekurangan

dalam pengumpulan data maka diperbaiki kembali; (2) Coding (pemberian kode) data

yang telah dikumpul dan hasil jawaban dari setiap pertanyaan dikoreksi ketepatan dan

kelengkapannya, kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum diolah

kekomputer; (3) Entry (pemasukan data komputer) data yang diproses kemudian

dimasukkan kedalam program komputer untuk diolah ; (4) Tabulating (memperoleh

analisis dan pengolahan data serta mengambil kesimpulan data dimasukkan kedalam

bentuk tabel distribusi dan frekuensi) ; (5) Cleaning data entry, Pemeriksaan semua data

yang telah dimasukkan kedalam program komputer guna menghindari terjadinya

kesalahan.

(38)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani

Kecamatan Medan Tuntungan, mempunyai jumlah penduduk 678 jiwa dan terdiri atas

152 Kepala Keluarga. Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan Januari sampai Mei

2010.

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Pengetahuan

dan Sikap Pasangan Usia Subur Tentang Infertilitas di Lingkungan I Kelurahan

Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, yang terdiri atas 30 pasangan usia

subur.

1. Karakteristik Responden

Pada penelitian ini karakteristik responden mencakup umur, pendidikan,

pekerjaan dan sumber informasi. Secara rinci dapat dilihat sebagai berikut:

(39)

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Pasangan Usia Subur Tentang Infertilitas di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan

(40)

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa suami berumur 26-35 tahun merupakan

responden terbanyak yaitu 22 orang (73,3%), istri berumur 26-30 tahun merupakan

responden terbanyak yaitu 14 orang (46,7%), pendidikan suami terbanyak SLTA yaitu

17 orang (56,7%), pendidikan istri terbanyak SLTA yaitu 13 orang (43,3%), pekerjaan

suami terbanyak PNS yaitu 18 orang (60%), pekerjaan istri terbanyak adalah ibu rumah

tangga yaitu 23 orang (76,7%), sumber informasi yang didapat suami mengenai

infertilitas terbanyak berasal dari tenaga kesehatan seperti bidan dan mantri yaitu

sebanyak 21 orang (70%), sumber informasi yang didapat istri terbanyak berasal dari

tenaga kesehatan seperti bidan dan mantri kesehatan yaitu sebanyak 23 orang (76,7%).

2. Pengetahuan

Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

malakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui

panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan

(41)

Tabel 5.2.

Distribusi Pertanyaan Pengetahuan Suami Tentang Infertilitas di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2010

No Pertanyaan Pilihan Jawaban

Benar Salah

f % f %

1 Defenisi Kemandulan. 20 66,7 10 33,3

2 Penyebabkan kemandulan. 10 33,3 20 66,7

3 Seorang wanita akan menurun kesuburannya pada usia. 24 80 6 20

4 Pengobatan kemandulan pada wanita biasanya dengan cara. 23 76,7 7 23,3

5 Kondisi ideal untuk terjadinya kehamilan. 24 80 6 20

6 Masalah kesehatan yang meningkatkan resiko terjadinya kemandulan. 19 63,3 11 36,7

7 Cara untuk mengetahui masa subur. 19 63,3 11 36,7

8 Penanganan kemandulan. 22 73,3 8 26,7

9 Cara penanganan pasangan suami-istri yang mengalami kemandulan. 25 83,3 5 16,7

10 Angka keberhasilan jika pasangan suami-istri segera memeriksakan kesehatannya kedokter setelah mereka mengetahui tidak dapat mempunyai keturunan setelah 1 tahun menikah tanpa menggunakan kontrasepsi.

13 43,3 17 56,7

11 Pasangan suami-istri disebut mandul bila. 21 70 9 30

12 Bentuk normal lendir pada alat kelamin wanita saat masa subur. 18 60 12 40

13 Sebab-sebab kemandulan pada pria. 23 76,7 7 23,3

14 Pengobatan kemandulan pada pria biasanya dilakukan dengan cara. 20 66,7 10 33,3

15 Bila pasangan suami-istri pernah memiliki seorang anak, tetapi tidak bisa memiliki anak lagi setelah 12 bulan menikah tanpa kontrasepsi dengan frekuensi hubungan secara teratur (2-3 kali seminggu ) disebut dengan.

11 36,7 19 63,3

16 Faktor yang menunda atau menurunnya kesuburan pada wanita. 20 66,7 10 33,3

17 Pemeriksaan masalah-masalah kemandulan meliputi. 25 83,3 5 16,7

18 Pemeriksaan wanita yang mandul dapat dilakukan lebih dini apabila. 15 50 15 50

19 Penyebab kemandulan pada perempuan. 24 80 6 20

20 Bila pasangan suami-istri belum juga mendapatkan keturunan setelah 12 bulan menikah tanpa menggunakan alat kontrasepsi dan frekuensi

(42)

Berdasarkan hasil pilihan jawaban pengetahuan suami, didapati bahwa suami

yang banyak menjawab pertanyaan yang benar pada pertanyaan nomor 3 ada 24 orang,

pertanyaan nomor 5 ada 24 orang, pertanyaan nomor 9 ada 25 orang, pertanyaan nomor

17 ada 25 orang dan pertanyaan nomor 19 ada 24 orang. Sedangkan suami yang banyak

menjawab salah pada pertanyaan nomor 2 ada 20 orang, pertanyaan nomor 10 ada 17

orang, pertanyaan nomor 15 ada 19 orang.

Tabel 5.3.

Distribusi Pertanyaan Pengetahuan Istri Tentang Infertilitas di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2010

No Pertanyaan Pilihan Jawaban

Benar Salah

f % f %

1 Defenisi Kemandulan. 21 70 9 30

2 Penyebab kemandulan. 21 70 9 30

3 Seorang wanita akan menurun kesuburannya pada usia. 20 66,7 10 33,3

4 Pengobatan kemandulan pada wanita biasanya dengan cara. 17 56,7 13 43,3

5 Kondisi ideal untuk terjadinya kehamilan. 23 76,7 7 23,3

6 Masalah kesehatan yang meningkatkan resiko terjadinya kemandulan.

23 76,7 7 23,3

7 Cara untuk mengetahui masa subur. 20 66,7 10 33,3

8 Penanganan Kemandulan. 23 76,7 7 23,3

9 Cara penanganan pasangan suami-istri yang mengalami kemandulan. 21 70 9 30

10 Angka keberhasilan jika pasangan suami-istri segera memeriksakan kesehatannya kedokter setelah mereka mengetahui tidak dapat mempunyai keturunan setelah 1 tahun menikah tanpa menggunakan kontrasepsi.

18 60 12 40

11 Pasangan suami-istri disebut mandul bila. 19 63,3 11 36,7

12 Bentuk normal lendir pada alat kelamin wanita saat masa subur. 19 63,3 11 36,7

13 Sebab-sebab kemandulan pada pria. 19 63,3 11 36,7

14 Pengobatan kemandulan pada pria biasanya dilakukan dengan cara ? 19 63,3 11 36,7 15 Bila pasangan suami-istri pernah memiliki seorang anak, tetapi tidak

bisa memiliki anak lagi setelah 12 bulan menikah tanpa kontrasepsi dengan frekuensi hubungan secara teratur (2-3 kali seminggu ) disebut dengan.

16 53,3 14 46,7

16 Faktor yang menunda atau menurunnya kesuburan pada wanita. 20 66,7 10 33,3

17 Pemeriksaan masalah-masalah kemandulan meliputi. 18 60 12 40

18 Pemeriksaan wanita yang mandul dapat dilakukan lebih dini apabila. 23 76,7 7 23,3

19 Penyebab kemandulan pada perempuan. 17 56,7 13 43,3

20 Bila pasangan suami-istri belum juga mendapatkan keturunan setelah 12 bulan menikah tanpa menggunakan alat kontrasepsi dan frekuensi berhubungan secara teratur (2-3 kali seminggu) disebut dengan.

(43)

Berdasarkan hasil pilihan jawaban pengetahuan istri, didapati bahwa istri yang

banyak menjawab pertanyaan yang benar pada pertanyaan nomor 5 ada 23 orang,

pertanyaan nomor 6 ada 23 orang, pertanyaan nomor 8 ada 23 orang, pertanyaan nomor

18 ada 23 orang dan pertanyaan nomor 20 ada 22 orang. Sedangkan istri yang banyak

menjawab salah pada pertanyaan nomor 4 ada 13 orang, pertanyaan nomor 15 ada 14

orang, pertanyaan nomor 19 ada 13 orang

Tabel 5.4.

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Pasangan Usia Subur Tentang Infertilitas di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan

Tahun 2010

Berdasarkan kategori pengetahuan menunjukkan mayoritas pasangan usia subur

mempunyai pengetahuan cukup tentang infertilitas yaitu suami sebanyak 19 orang

(63,3%) dan istri sebanyak 16 orang (53,3 %).

3. Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap

suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan adanya kesesuaian reaksi

(44)

Tabel 5.5.

Distribusi Pernyataan Sikap Suami Tentang Infertilitas di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2010

No Pernyataan Pilihan Jawaban

Sangat

2 Agar keinginan menimang buah hati cepat terwujud, kurangi mengkonsumsi makanan ringan.

10 33,3 8 26,7 12 40

3 Gaya hidup trend ( menunda kehamilan ) memegang peran dalam menyumbang angka kemandulan.

6 20 14 46,7 10 33,3

4 Merokok, suka minum alkohol, suka menggunakan narkoba

menyebabkan resiko kemandulan pada laki-laki meningkat.

11 36,7 13 43,3 6 20

5 Bertambahnya umur dapat menurunkan kemampuan seorang

perempuan untuk hamil.

1 3,3 12 40 17 56,7

6 Sepasang suami-istri dikatakan mandul jika tidak hamil setelah 12 bulan melakukan hubungan intim secara rutin (2-3 kali seminggu) tanpa menggunakan kontrasepsi.

2 6,7 11 36,7 17 56,7

7 Kondisi sosial dan ekonomi yang semakin buruk akan

memperbesar kemungkinan terjadinya kemandulan.

3 10 8 26,7 19 63,3

8 Stress dapat menyebabkan kemandulan. 4 13,3 8 26,7 18 60

9 Penanganan kemandulan harus melibatkan pihak suami maupun istri.

3 10 17 56,7 10 33,3

10 Gemar melakukan hubungan seks berganti pasangan juga bisa menyebabkan kemandulan.

3 10 15 50 12 40

11 Kualitas lendir pada alat kemaluan wanita yang buruk bisa menjadi penghalang masuknya sperma

1 3,3 13 43,3 16 53,3

12 Makin lama pasangan itu kawin tanpa kehamilan, makin turun kejadian kehamilannya.

1 3,3 13 43,3 16 53,3

13 Rencana dan jadwal pemeriksaan kemandulan terhadap suami-istri selama 3 siklus haid istri.

4 13,3 11 36,7 15 50

14 Pemeriksaan kemandulan dapat dilakukan lebih dini apabila istri pernah mengalami keguguran berulang.

4 13,3 8 26,7 18 60

15 Pemeriksaan kemandulan tidak dilakukan pada pasangan mandul yang salah satu anggota pasangannya mengidap penyakit yang dapat membahayakan kesehatan istri atau anaknya.

2 6,7 22 73,3 6 20

16 Pasangan suami-istri yang mandul harus segera memeriksakan kesehatannya kedokter setelah 12 bulan tidak memiliki keturunan tanpa menggunakan kontrasepsi.

15 50 9 30 6 20

17 Setiap pasangan yang mandul harus diperlakukan sebagai satu kesatuan. Itu berarti, kalau istri saja sedangkan suami tidak mau diperiksa, maka pasangan itu tidak diperiksa.

12 40 16 53,3 2 6,7

18 Ketidaksuburan pada pasangan suami-istri perlu perhatian khusus, sehingga dapat ditangani dengan segera.

10 33,3 13 43,3 7 22,3

19 Kesuburan maksimal pada wanita dicapai pada umur 24 tahun, kemudian menurun perlahan-lahan sampai umur 30 tahun, dan setelah itu menurun dengan cepat.

11 36,7 18 60 1 3,3

(45)

Tabel 5.6.

Distribusi Pernyataan Sikap Istri Tentang Infertilitas di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2010

No Pernyataan Pilihan Jawaban

Sangat

2 Agar keinginan menimang buah hati cepat terwujud, kurangi mengkonsumsi makanan ringan.

10 33,3 12 40 8 26,7

3 Gaya hidup trend ( menunda kehamilan ) memegang peran dalam

menyumbang angka kemandulan.

6 20 16 53,3 8 26,7

4 Merokok, suka minum alkohol, suka menggunakan narkoba menyebabkan resiko kemandulan pada laki-laki meningkat.

18 60 11 36,7 1 3,3

5 Bertambahnya umur dapat menurunkan kemampuan seorang perempuan

untuk hamil.

13 43,3 9 30 8 26,7

6 Sepasang suami-istri dikatakan mandul jika tidak hamil setelah 12 bulan melakukan hubungan intim secara rutin (2-3 kali seminggu) tanpa menggunakan kontrasepsi.

10 33,3 15 50 5 16,7

7 Kondisi sosial dan ekonomi yang semakin buruk akan memperbesar

kemungkinan terjadinya kemandulan.

0 0.0 5 16,7 25 83,3

8 Stress dapat menyebabkan kemandulan. 0 0.0 8 26,7 22 73,3

9 Penanganan kemandulan harus melibatkan pihak suami maupun istri. 25 83,3 5 16,7 0 0,0

10 Gemar melakukan hubungan seks berganti pasangan juga bisa menyebabkan kemandulan.

5 16,7 14 46,7 11 36,7

11 Kualitas lendir pada alat kemaluan wanita yang buruk bisa menjadi penghalang masuknya sperma .

1 3,3 8 26,7 21 70

12 Makin lama pasangan itu kawin tanpa kehamilan, makin turun kejadian kehamilannya.

0 0.0 18 60 12 40

13 Rencana dan jadwal pemeriksaan kemandulan terhadap suami-istri selama 3 siklus haid istri.

0 0.0 4 13,3 26 86,7

14 Pemeriksaan kemandulan dapat dilakukan lebih dini apabila istri pernah mengalami keguguran berulang.

0 0.0 7 23,3 23 76,7

15 Pemeriksaan kemandulan tidak dilakukan pada pasangan mandul yang salah satu anggota pasangannya mengidap penyakit yang dapat membahayakan kesehatan istri atau anaknya..

3 10 8 26,7 19 63,3

16 Pasangan suami-istri yang mandul harus segera memeriksakan kesehatannya kedokter setelah 12 bulan tidak memiliki keturunan tanpa menggunakan kontrasepsi.

20 66,7 5 16,7 5 16,7

17 Setiap pasangan yang mandul harus diperlakukan sebagai satu kesatuan. Itu berarti, kalau istri saja sedangkan suami tidak mau diperiksa, maka pasangan itu tidak diperiksa.

23 76,7 7 23,3 0 0,0

18 Ketidaksuburan pada pasangan suami-istri perlu perhatian khusus, sehingga dapat ditangani dengan segera.

25 83,3 5 16,7 0 0,0

19 Kesuburan maksimal pada wanita dicapai pada umur 24 tahun, kemudian menurun perlahan-lahan sampai umur 30 tahun, dan setelah itu menurun dengan cepat.

0 0.0 3 10 27 90

(46)

Berdasarkan hasil pilihan jawaban istri mengenai pernyataan sikap tentang

infertilitas didapatkan hasil bahwa istri yang banyak menjawab sangat setuju pada

pernyataan nomor 9 ada 25 orang, nomor 18 ada 25 orang, nomor 17 ada 23 orang,

nomor 16 ada 20 orang, istri yang banyak menjawab setuju pada pernyataan nomor 12

ada 18 orang, nomor 3 ada 16 orang, nomor 6 ada 15 orang, istri yang banyak menjawab

tidak setuju pada pernyataan nomor 1 ada 30 orang, nomor 19 ada 27 orang, nomor 13

ada 26, nomor 7 ada 25 orang.

Tabel 5.7.

Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Pasangan Usia Subur Tentang Infertilitas di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2010

No Variabel Suami Istri

F % f %

1

2

Positif

Negatif

30

0

100.0

0

30

0

100.0

0

Total 30 100.0 30 100.0

Berdasarkan kategori sikap menunjukkan seluruh pasangan usia subur

mempunyai sikap positif tentang infertilitas yaitu suami sebanyak 30 orang (100%) dan

(47)

B. PEMBAHASAN

1. Pengetahuan Pasangan Usia Subur Tentang Infertilitas

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas pasangan usia subur

mempunyai pengetahuan cukup tentang infertilitas yaitu suami sebanyak 19 orang

(63,3%), istri sebanyak 16 orang (53,3%). Hal ini dikarenakan pasangan usia subur tidak

mengetahui salah satu penyebab infertilitas; masalah kesehatan yang dapat

meningkatkan resiko terjadinya infertilitas; salah satu cara untuk mengetahui masa

subur; angka keberhasilan jika pasangan tersebut segera memeriksakan kesehatannya ke

dokter setelah mereka mengetahui tidak dapat mempunyai keturunan setelah satu tahun

menikah tanpa menggunaan kontrasepsi.

Pada tingkat pendidikan juga ditemukan pasangan usia subur mayoritas

berpendidikan SLTA. Suami berpendidikan SLTA sebanyak 17 orang (56,7%), istri

berpendidikan SLTA sebanyak 13 orang (43,3). Hal ini bertujuan melihat bahwa

semakin tinggi pendidikan yang dimiliki pasangan usia subur, maka semakin mudah

mereka mengetahui tentang infertilitas.

Bila dilihat dari sumber informasi yang didapat pasangan usia subur tentang

infertilitas, mayoritas pasangan usia subur mendapat sumber informasi dari tenaga

kesehatan seperti bidan dan mantri kesehatan. Sumber informasi yang didapat suami

mengenai infertilitas terbanyak 21 orang (70%), sumber informasi yang didapat istri

terbanyak 23 orang (76,7%). Hal ini dikerenakan pengetahuan tenaga kesehatan masih

menggunakan ilmu yang lama untuk memberikan informasi tentang infertilitas sehingga

pengetahuan pasangan usia subur tentang infertilitas tidak bertambah.

(48)

oleh organisasi maupun yang dilaksanakan oleh pemerintah sehingga dalam memberikan

informasi kepada pasangan usia subur dapat bertambah pengetahuannya tentang

infertilitas.

Pada tabel 5.1 dapat dilihat bahwa dari 30 orang responden yang diteliti, istri yang

berumur 26-30 tahun ada 14 orang (46,7%), yang berumur 31-35 tahun ada 9 orang

(30%), istri yang berumur 21-25 tahun ada 7 orang (23,3%). Hal tersebut dikarenakan

istri yang berumur 21-25 tahun memiliki riwayat penyakit yang berhubungan dengan

alat reproduksi seperti gangguan ovulasi ini dapat terjadi karena ketidakseimbangan

hormonal seperti adanya hambatan pada sekresi hormon FSH dan LH yang memiliki

pengaruh besar terhadap ovulasi selain itu beberapa istri juga pernah mengalami operasi

pada serviks yang mengakibatkan bekas operasi pada serviks yang menyisakan jaringan

parut juga dapat menutup serviks sehingga sperma tidak dapat masuk ke rahim, istri

yang berumur 26-30 tahun ada 14 orang memiliki berat badan berlebihan (kegemukan),

bila dilihat dari berat badan hal ini sesuai dengan teori, dimana secara teori kegemukan

dapat menyebabkan infertilitas. Bila dilihat dari umur suami, suami yang banyak

mengalami infertil pada umur 26-35 tahun ada 22 orang, hal ini disebabkan karena

suami mengalami abnormalitas ejakulasi dan abnormalitas ereksi pada waktu

bersenggama. Hal ini diketahui peneliti pada saat suami mengatakan bahwa setiap

berhubungan intim bersama istrinya, suami tidak mampu untuk mengeluarkan

spermanya kedalam rahim istri, setiap sperma yang mau keluar suami selalu

membuangnya keluar. Hal ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa salah satu

penyebab pria mengalami infertil adanya abnormalitas ejakulasi, abnormalitas ereksi,

(49)

parut sehingga terjadi penyempitan pada obstruksi pada saluran genital

(Wikipedia, 2006).

(Sugiarto, 2006) mengatakan bahwa salah satu langkah penting yang dilakukan

dalam menangani infertilitas adalah memberikan pengetahuan yang cukup tentang

infertilitas dan penanggulangannya pada kedua pasangan suami-istri serta masyarakat

yang rata-rata memiliki pengetahuan yang minim mengenai masalah infertilitas.

Sepertinya sudah terbiasa bila pasangan infertil, maka sang perempuanlah yang paling

dicurigai bahkan langsung divonis sebagai penyebabnya. Hal ini bertentangan dengan

data statistik yang menunjukkan bahwa penyebab infertilitas pada pria lebih besar

dibandingkan wanita.

Dengan pengetahuan yang rendah mengenai infertilitas memungkinkan terjadinya

sikap negatif terhadap pemeriksaan infertilitas sehingga menyebabkan tidak

tertanggulanginya masalah infertilitas.

2. Sikap Pasangan Usia Subur Tentang Infertilitas

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa seluruh pasangan usia subur

mempunyai sikap positif tentang infertilitas yaitu suami sebanyak 30 orang (100%), istri

sebanyak 30 orang (100%).

Bila dilihat dari hasil pilihan jawaban pasangan usia subur mengenai pernyataan

sikap tentang infertilitas didapatkan hasil bahwa pasangan usia subur yang banyak

menjawab sangat setuju pada pernyataan nomor 16 yaitu pasangan suami-istri yang

mandul harus segera memeriksakan kesehatannya ke dokter setelah 12 bulan tidak

(50)

setelah mereka mengetahui tidak memiliki keturunan setelah 12 bulan menikah tanpa

menggunakan kontrasepsi dengan frekuensi hubungan seksual yang teratur (Vitahealth,

2007).

Bila dilihat dari hasil pilihan jawaban pasangan usia subur mengenai pernyataan

sikap tentang infertilitas didapat hasil bahwa pasangan usia subur banyak menjawab

tidak setuju pada pernyataan nomor 1 yaitu kemandulan hanya milik perempuan,

pasangan usia subur tidak setuju pada pernyataan ini. Hal ini disebabkan karena

pasangan usia berpendapat bahwa kemandulan itu dapat disebabkan oleh suami, istri

ataupun kedua belah pihak. Berdasarkan penelitian Soetomo (Dikutip dari Wikipedia,

2006, Data Infertil) menjelaskan bahwa penyebab infertilitas adalah 40 % dari faktor

suami, 40 % dari faktor istri dan 20 % adalah karena faktor hubungan di antara

keduanya.

Pasangan usia subur juga tidak setuju pada pernyataan nomor 8 yaitu stress dapat

menyebabkan kemandulan, hal ini disebabkan karena pasangan usia subur tidak percaya

dan tidak pernah mendengar teori itu. Ini bertentangan dengan (Penelitian Kurniawan,

2008 di Poli Infertilitas RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2008)

menyatakan bahwa stress dapat menyebabkan kemandulan, kondisi jiwa yang penuh

gejolak juga bisa menyebabkan gangguan ovulasi, spasme tuba fallopi, menurunnya

frekuensi hubungan suami istri dan personal hygien yang kurang sehingga menyebabkan

(51)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Berdasarkan karakteristik pasangan usia subur, dilihat dari umur bahwa

suami berumur 26-35 tahun merupakan responden terbanyak yaitu 22 orang (73,3%),

istri berumur 26-30 tahun merupakan responden terbanyak yaitu 14 orang (46,7%),

pendidikan suami terbanyak SLTA yaitu 17 orang (56,7%), pendidikan istri

terbanyak SLTA yaitu 13 orang (43,3%), pekerjaan suami terbanyak pegawai negeri

sipil (PNS) yaitu 18 orang (60%), pekerjaan istri terbanyak ibu rumah tangga yaitu

23 orang (76,7%), sumber informasi yang didapat suami mengenai infertilitas

terbanyak berasal dari tenaga kesehatan seperti bidan dan matri yaitu sebanyak 21

orang (70%), sumber informasi yang didapat istri terbanyak berasal dari tenaga

kesehatan seperti bidan dan mantra sebanyak 23 orang (76,7%).

2. Berdasarkan kategori pengetahuan pasangan usia subur menunjukkan mayoritas

pasangan usia subur mempunyai pengetahuan cukup tentang infertilitas yaitu suami

sebanyak 19 orang (63,3%), istri sebanyak 16 orang (53,3%).

3. Berdasarkan kategori sikap pasangan usia subur menunjukkan seluruh pasangan usia

subur mempunyai sikap positif tentang infertilitas yaitu suami sebanyak 30 orang

(52)

B. Saran

1. Bagi Masyarakat

Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dan informasi kepada

masyarakat untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang infertilitas.

Pasangan usia subur berusaha menggali informasi sebanyak mungkin mengenai

pengetahuan tentang infertilitas dan kesehatan reproduksi baik melalui media massa

maupun langsung kepakarnya sehingga pengetahuannya dapat bertambah.

2. Bagi Peneliti

Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti berharap untuk penelitian

selanjutnya dapat meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pasangan usia

subur yang mengalami infertil tidak segera memeriksakan kesehatannya ketenaga

kesehatan sehingga masalah infertilitas dapat ditangani dengan segera dan

masyarakat memiliki wawasan yang luas tentang infertilitas.

3. Tenaga Kesehatan

Tenaga kesehatan yang masih menggunakan ilmu yang lama lebih meningkatkan

pemahaman dan informasi mengenai infertilitas melalui penyuluhan-penyuluhan

yang dilakukan di lingkungan tempat tinggal masyarakat dan membuka posko-posko

infertil di lingkungan tersebut sehingga pasangan usia subur yang mengalami infertil

bertambah pengetahuan dan pemahamannya tentang infertilitas dan mau segera

(53)

DAFTAR PUSTAKA

Bobak. ( 2004 ). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC.

Depkes RI. ( 2008 ). Pedoman Pelaksanaan Kegiatan KIE Kesehatan Reproduksi.

Jakarta: Depkes.

Hastono. ( 2010 ). Modul Analisa Data. Jakarta : FKM Indonesia.

Irsal, 2008. Data Infertil. ( Online ), diakses 20 April 2009 Pukul 23.00 wib )

Kasdu, D. ( 2005 ). Solusi Problema Wanita Dewasa. Jakarta : Puspa Swara.

Llwellyn, D. ( 2002 ). Dasar-Dasar Obstetri Ginekologi. Jakarta : Hipocrates.

Llwellyn, D. ( 2002 ). Setiap Wanita. Jakarta : Delapratesa.

Mansjoer, et al. ( 1999 ). Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III, Jilid I. Jakarta : Media

Manuaba. ( 1999 ). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga

Berencana. Jakarta : EGC.

Maulana, H. ( 2009 ). Promosi Kesehatan. Jakarta : EGC.

Notoatmodjo, S. ( 2007 ). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka

Cipta.

Nursalam. ( 2002 ). Metode Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Rayburn, W.F. ( 2001). Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : Widya Medika.

Riduwan. ( 2009 ). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti

Pemula. Bandung : Alfabeta.

Sastroasmoro, S. ( 2008 ). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta :

(54)

Scott Naylor. ( 2004 ). Obstetri Ginekologi. Jakarta : EGC.

Vitahealth. ( 2007 ). Infertil : Informasi Lengkap Untuk Penderita dan Keluarga.

Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Wikipedia. ( 2006 ),

Gambar

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Pasangan Usia Subur Tentang
Tabel 5.2. Distribusi Pertanyaan Pengetahuan Suami Tentang Infertilitas di Lingkungan I
Tabel 5.3. Distribusi Pertanyaan Pengetahuan Istri Tentang Infertilitas di Lingkungan I Kelurahan
Tabel 5.4. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Pasangan Usia Subur Tentang
+4

Referensi

Dokumen terkait

Pembukaan secara serentak ini disebut tumpang tindih (overlapping). Keuntungan yang diperoleh dari tumpang tindih banyak adalah pembilasan yang lebih baik pada ruang

Selain itu, hasil perhitungan hipotesis menunjukan persamaan berupa ̂ , dari persamaan tersebut dapat dinyatakan bahwa, jika X adalah 0 maka pendapatan asli

[r]

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di beberapa daerah di Sumatera barat yakni Tanah datar (Andaleh, Paninjauan, Singgalang dan Tanjung Bonai), Agam

Strategi yang digunakan untuk mengembangkan kreativitas adalah 4 P, yaitu dilihat dari segi Pribadi, Pendorong, Proses dan Produk.. Kreativitas ditinjau dari segi pribadi

Maksud penyusunan Laporan Kinerja Biro Kerja Sama Luar Negeri Tahun 2016 adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban Kepala Biro Kerja Sama Luar Negeri kepada Sekretaris Jenderal

Mata Kuliah ini merupakan miniatur dari suatu proyek yang akan dihadapi oleh mahasiswa, yang berisi perencanaan suatu struktur gedung secara lengkap mulai dari

[r]