• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penentuan Tenaga Kerja Yang Optimal Pada Bagian Packing Dengan Menggunakan Waktu Standar Pada PT. Adimulia Sarimas Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Penentuan Tenaga Kerja Yang Optimal Pada Bagian Packing Dengan Menggunakan Waktu Standar Pada PT. Adimulia Sarimas Medan"

Copied!
150
0
0

Teks penuh

(1)

PENENTUAN TENAGA KERJA YANG OPTIMAL PADA

BAGIAN PACKING DENGAN MENGGUNAKAN

W A K T U S T A N D A R P A D A

PT. ADIMULIA SARIMAS MEDAN

KARYA AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

OLEH :

HENDRA GUNAWAN P

NIM : 015204027

PROGRAM STUDI TEKNIK MANAJEMEN PABRIK

P R O G R A M D I P L O M A IV

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PENENTUAN TENAGA KERJA YANG OPTIMAL PADA

BAGIAN PACKING DENGAN MENGGUNAKAN

W A K T U S T A N D A R P A D A

PT. ADIMULIA SARIMAS MEDAN

KARYA AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

OLEH :

HENDRA GUNAWAN P

NIM : 015204027

Disetujui oleh :

Dosen Pembimbing I

(Ir. Danci Sukatendel)

Dosen Pembimbing II

(Ir. Juliza Hidayati, MT)

PROGRAM STUDI TEKNIK MANAJEMEN PABRIK

P R O G R A M D I P L O M A IV

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

JUDUL PENELITIAN ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

SERTIFIKAT KARYA AKHIR ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ...xiv

DAFTAR LAMPIRAN ...xvi

RINGKASAN ...xvii

I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ... I-1

1.2. Rumusan Masalah ... I-2

1.3. Tujuan Penelitian ... I-2

1.4. Manfaat Penelitian ... I-2

1.5. Pembatasan Masalah ... I-3

1.6. Asumsi yang digunakan ... I-3

(4)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan ... II-1

2.2. Ruang Lingkup bidang Usaha ... II-2

2.3. Organisasi dan Manajemen ... II-3

2.3.1. Struktur Organisasi ... II-3

2.3.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab... II-4

2.3.3. Tenaga Kerja dan Jam Kerja Perusahaan ...II-13

2.3.4. Sistem Pengupahan ...II-15

2.3.5. Insentif dan Fasilitas Perusahaan ...II-16

2.4. Proses Produksi ...II-17

2.4.1. Bahan Baku, Bahan Penolong, dan Bahan Tambahan....II-17

2.4.1.1. Bahan Baku ...II-17

2.4.1.2. Bahan Tambahan ...II-17

2.4.1.3. Bahan Penolong ...II-18

2.4.2. Uraian Proses Produksi ...II-19

2.4.3. Mesin dan Peralatan ...II-20

III LANDASAN TEORI

3.1. Penelitian Gerak (Motion Study) ... III-1

(5)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

3.2.1. Pengukuran Waktu Kerja Secara Langsung ... III-3

3.2.2. Pengukuran Waktu Kerja Secara Tidak Langsung ... III-3

3.3. Waktu Standard (Standard Time) ... III-4

3.4. Stop Watch Time Study ... III-7

3.5. Penentuan Jumlah Tenaga Kerja ...III-24

3.6. Perhitungan Kebutuhan Tenaga Kerja...III-26

IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Tahapan Proses Penelitian ... IV-1

4.2. Perumusan Permasalahan dan Penentuan Tujuan Penelitian... IV-1

4.3. Studi Pustaka ... IV-2

4.4. Identifikasi Variabel Penelitian ... IV-2

4.5. Metode Pengambilan Data dan Objek Penelitian ... IV-2

4.6. Teknik Pengolahan Data ... IV-3

4.7. Pengumpulan dan Pengolahan Data ... IV-4

4.8. Analisa dan Evaluasi Pengolahan Data ... IV-5

V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Metode Pengumpulan Data ... V-1

(6)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

5.3. Pengolahan Data ... V-7

5.3.1. Memasukkan batangan Sabun kedalam karton besar.. ... V-7

5.3.2. Pengangkutan Karton Besar ke bagian pengepakan lebih

lanjut ... V-14

5.3.3. Pemasukan batangan-batangan sabun kedalam kotak-kotak

kecil ... V-21

5.3.4. Memasukkan dan Menyusun Sabun yang Sudah dimasukkan

dalam Kotak Kecil kedalam Master Karton ... V-28

5.3.5. Menutup master karton dengan isolatip ... V-35

5.3.6. Mengirim master karton kebagian penumpukan ... V-42

5.3. Menghitung Jumlah Tenaga Kerja ... V-50

VI ANALISA PEMECAHAN MASALAH

6.1. Analisa Keseragaman Data ... VI-1

6.2. Analisa Uji Kecukupan Data ... VI-2

6.3. Analisa Pengolahan Data ... VI-2

6.4. Evaluasi ... VI-3

VII KESIMPULAN DAN SARAN

(7)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

7.2. Saran-saran ... VII-1

DAFTAR PUSTAKA ... D-1

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN

1. Factor for Constructing Variables Control Chart ... L-1

2. Rating Factor menurut Westinghouse ... L-2

3. Surat Permohonan Karya Akhir ... L-3

4. Kriteria Penentuan Rating Factor Menurut Westinghouse ... L-4

5. Tabel Allowance (Kelonggaran) ... L-5

6. Berita Acara Bimbingan Karya Akhir ... L-6

7. Surat Penjajakan Pabrik ... L-7

8. Surat Balasan Pabrik ... L-8

9. Surat Keputusan ... L-9

(9)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

2.1. Perincian Tenaga Personalia Perusahaan PT Adimulia Sarimas

Medan ... II-13

2.2. Sistem Pembagian Jam Kerja bagian Administrasi dan Kantor ... II-14

2.3. Sistem Pembagian Jam Kerja bagian Produksi ... II-15

3.1. Faktor Prestasi Kerja Menurut Westinghouse... III-21

5.1. Data Kegiatan Memasukkan Batangan Sabun Kedalam Karton

Besar ... V-2

5.2. Data Pengangkutan Karton Besar Kebagian Pengepakan Lebih

Lanjut ... V-3

5.3. Data Pemasukan Batangan-batangan Sabun Kedalam Kotak-kotak

Kecil ... V-4

5.4. Data Memasukkan dan Menyusun Sabun yang Sudah Dimasukkan

dalam Kotak Kecil Kedalam Master Karton ... V-5

5.5. Data Menutup Master Karton Dengan Isolatip ... V-6

5.6. Data Mengirim Master Karton Kebagian Penumpukan ... V-7

5.7. Perhitungan Nilai X , R dan xuntuk Data Kegiatan Memasukkan Batangan Sabun Kedalam Karton Besar ... V-8

5.8. Perhitungan Harga

Xi dan

 

Xi untuk Data Memasukkan 2
(10)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

5.9. Perhitungan Nilai X , R dan x untuk Data kegiatan Pengangkutan

Karton Besar Kebagian Pengepakan Lebih Lanjut ... V-15

5.10. Perhitungan Harga

Xi dan

 

Xi untuk Data kegiatan 2

Pengangkutan Karton Besar Kebagian Pengepakan Lebih Lanjut ... V-19

5.11. Perhitungan Nilai X , R dan x untuk Data Pemasukan

Batangan-batangan Sabun kedalam Kotak-kotak Kecil... V-22

5.12. Perhitungan Harga

Xi dan

 

Xi untuk Data Pemasukan 2

Batangan-batangan Sabun kedalam Kotak-kotak Kecil... V-26

5.13. Perhitungan Nilai X , R dan x untuk Data Memasukkan dan Menyusun Sabun yang sudah Dimasukkan dalam Kotak-kotak Kecil

Kedalam Master Karton ... V-29

5.14. Perhitungan Harga

Xi dan

 

Xi untuk Data 2

Memasukkan dan Menyusun Sabun yang Sudah Dimasukkan Dalam

Kotak Kecil Kedalam Master Karton ... V-33

5.15. Perhitungan Nilai X , R dan x untuk Data Menutup Master Karton dengan Isolatip ... V-36

5.16. Perhitungan Harga

Xi dan

 

Xi untuk Data Menutup Master 2
(11)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

5.17. Perhitungan Nilai X , R dan x untuk Data Kegiatan Mengirim

Master Karton Kebagian Penumpukan ... V-43

5.18. Perhitungan Harga

Xi dan

 

Xi untuk Data Mengirim Master 2
(12)

RINGKASAN

Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting bagi sebuah perusahaan, karena faktor tenaga kerja ini sangat mempengaruhi tingkat produktivitas. Selain pada bahan baku, masalah efesiensi yang sering ditemui di PT. Adimulia Sarimas Medan berkaitan dengan hal tenaga kerja, baik dari segi jumlah dan kualitasnya.

Permasalahan yang akan dibahas dan coba untuk dicari jalan keluarnya adalah menentukan jumlah tenaga kerja di bagian packing PT. Adimulia Sarimas Medan sesuai dengan kapasitas dan target produksi yang telah ditetapkan oleh pihak manajemen. Bagian packing dipilih sebagai objek penelitian dengan alasan bahwa bagian ini menyerap sebagian besar jumlah pekerja yang dimiliki oleh perusahaan saat ini.

Pengamatan dilakukan terhadap seluruh operasi atau pekerjaan yang dilakukan di bagian packing. Pengukuran waktu dilakukan berdasarkan metode

Stop Watch Time Study.

Data yang diperoleh dari pengamatan terlebih dahulu diuji keseragaman data dan kecukupan data. Data yang telah lulus dari kedua uji diatas menjadi data pengamatan yang terpilih untuk dipakai menghitung waktu normal dan waktu standar. Perhitungan waktu normal dan waktu standar dilakukan dengan memasukkan rating faktor dan allowance berdasarkan kondisi kerja dan lingkungan kerja pada saat pengamatan dilakukan.

Perhitungan jumlah tenaga kerja dilakukan dengan mencari jumlah produksi per shift, jumlah produksi ini akan dibagi dengan jumlah jam kerja efektif yang ada. Sehingga akan diperoleh jumlah pekerja yang dibutuhkan oleh satu elemen kerja untuk satu shiftnya.

Pengamatan langsung dilapangan diperoleh data bahwa untuk bagian

packing jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan per shiftnya adalah 17 orang untuk

enam elemen kerja. Berdasarkan waktu standar dari setiap pekerjaan yaitu:

1. Memasukkan batangan sabun kedalam karton besar sebanyak 2 orang dengan waktu standar = 1,6191 detik

2. Pengangkutan karton besar kebagian pengepakan lebih lanjut sebanyak 1 orang dengan waktu standar = 6,41 detik

3. Pemasukan batangan-batangan sabun kedalam kotak-kotak kecil sebanyak 5 orang dengan waktu standar = 6,364 detik

4. Memasukkan dan menyusun sabun yang sudah dimasukkan dalam kotak kecil kedalam master karton sebanyak 2 orang dengan waktu standar = 2,42128 detik

5. Menutup master karton dengan isolatip sebanyak 1 orang dengan waktu standar = 6,5142 detik

6. mengirim master karton kebagian penumpukan sebanyak 1 orang dengan waktu standar = 11,30 detik

, maka diperoleh hasil bahwa jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan oleh bagian

packing untuk satu shift adalah 12 orang. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa

(13)

RINGKASAN

Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting bagi sebuah perusahaan, karena faktor tenaga kerja ini sangat mempengaruhi tingkat produktivitas. Selain pada bahan baku, masalah efesiensi yang sering ditemui di PT. Adimulia Sarimas Medan berkaitan dengan hal tenaga kerja, baik dari segi jumlah dan kualitasnya.

Permasalahan yang akan dibahas dan coba untuk dicari jalan keluarnya adalah menentukan jumlah tenaga kerja di bagian packing PT. Adimulia Sarimas Medan sesuai dengan kapasitas dan target produksi yang telah ditetapkan oleh pihak manajemen. Bagian packing dipilih sebagai objek penelitian dengan alasan bahwa bagian ini menyerap sebagian besar jumlah pekerja yang dimiliki oleh perusahaan saat ini.

Pengamatan dilakukan terhadap seluruh operasi atau pekerjaan yang dilakukan di bagian packing. Pengukuran waktu dilakukan berdasarkan metode

Stop Watch Time Study.

Data yang diperoleh dari pengamatan terlebih dahulu diuji keseragaman data dan kecukupan data. Data yang telah lulus dari kedua uji diatas menjadi data pengamatan yang terpilih untuk dipakai menghitung waktu normal dan waktu standar. Perhitungan waktu normal dan waktu standar dilakukan dengan memasukkan rating faktor dan allowance berdasarkan kondisi kerja dan lingkungan kerja pada saat pengamatan dilakukan.

Perhitungan jumlah tenaga kerja dilakukan dengan mencari jumlah produksi per shift, jumlah produksi ini akan dibagi dengan jumlah jam kerja efektif yang ada. Sehingga akan diperoleh jumlah pekerja yang dibutuhkan oleh satu elemen kerja untuk satu shiftnya.

Pengamatan langsung dilapangan diperoleh data bahwa untuk bagian

packing jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan per shiftnya adalah 17 orang untuk

enam elemen kerja. Berdasarkan waktu standar dari setiap pekerjaan yaitu:

1. Memasukkan batangan sabun kedalam karton besar sebanyak 2 orang dengan waktu standar = 1,6191 detik

2. Pengangkutan karton besar kebagian pengepakan lebih lanjut sebanyak 1 orang dengan waktu standar = 6,41 detik

3. Pemasukan batangan-batangan sabun kedalam kotak-kotak kecil sebanyak 5 orang dengan waktu standar = 6,364 detik

4. Memasukkan dan menyusun sabun yang sudah dimasukkan dalam kotak kecil kedalam master karton sebanyak 2 orang dengan waktu standar = 2,42128 detik

5. Menutup master karton dengan isolatip sebanyak 1 orang dengan waktu standar = 6,5142 detik

6. mengirim master karton kebagian penumpukan sebanyak 1 orang dengan waktu standar = 11,30 detik

, maka diperoleh hasil bahwa jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan oleh bagian

packing untuk satu shift adalah 12 orang. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Persaingan bisnis yang semakin kompetitif saat ini menuntut perusahaan

untuk meningkatkan kinerja agar dapat bersaing dengan perusahaan lain, sehingga

dalam meningkatkan kinerja dan efesiensinya, perusahaan harus melakukan

perbaikan secara sistematis dan menyeluruh untuk segala aspek yang berpengaruh

dalam perusahaan.

Ketatnya persaingan saat ini, menuntut perusahaan untuk berproduksi dengan

biaya minimum dan mutu yang maksimum, untuk itu perusahaan harus

mengoptimalkan jumlah tenaga kerja untuk menghindari besarnya biaya produksi dan

kesejahteraan karyawan dapat ditingkatkan. Jumlah tenaga kerja yang optimal

tersebut dapat ditentukan dengan terlebih dahulu mencari waktu standar dari pekerja.

Pada aliran proses produksi pengolahan sabun di PT. Adimulia Sarimas

Medan terlihat adanya ketidak seimbangan kerja antara satu elemen kerja dengan

elemen kerja lainnya, sehingga terjadi penumpukan kerja diantara beberapa elemen

kerja tersebut. Hal ini dapat dilihat pada bagian packing.

Penumpukan kerja yang terjadi dibeberapa elemen kerja ini disebabkan karena

tidak sesuainya jumlah bahan setengah jadi yang masuk pada daerah packing dengan

(15)

kerja yang optimal yang didasarkan pada jumlah bahan setengah jadi yang masuk

pada bagian packing.

1.2.Rumusan Masalah

Penumpukan kerja yang terjadi di beberapa elemen kerja pada bagian packing

telah menyebabkan ketidakseimbangan kerja pada beberapa elemen kerja itu sendiri,

sehingga dibutuhkan penentuan tenaga kerja yang optimal, dalam menentukan jumlah

tenaga kerja tersebut terlebih dalulu dilakukan pengukuran kerja yang bertujuan

untuk menentukan waktu standar kerja dan pada akhirnya dapat memberikan

keputusan yang baik didalam menentukan jumlah tenaga kerja yang optimal di PT.

Adimulia Sarimas Medan.

1.3.Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yaitu:

Mengetahui waktu standar kerja karyawan untuk menentukan jumlah tenaga

kerja optimal pada bagian packing sehingga tercapai keseimbangan antara pekerja

dan volume pekerjaan.

1.4.Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini:

1. Sebagai bahan masukan perusahaan untuk meningkatkan kinerja dan

(16)

2. Dapat memberikan alternatif pemecahan masalah-masalah ketenagakerjaan

yang ada di perusahaan.

1.5.Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dilakukan untuk mempermudah pembahasan masalah

dan tidak menyimpang dari masalah yang ada yaitu:

1. Penentuan waktu standar hanya dilakukan terhadap pekerja bagian packing.

2. Pengukuran waktu standar dengan menggunakan ”stopwatch time study”

1.6.Asumsi-asumsi yang digunakan

Asumsi-asumsi yang digunakan untuk mempermudah pemecahan masalah

yaitu :

1. Proses produksi tidak berubah-ubah

2. Metode kerja yang digunakan sudah benar

3. kondisi mental, fisik pekerja serta kondisi kerja baik

1.7.Sistematika Penulisan

Secara keseluruhan penulisan karya akhir ini terdiri dari beberapa bab yang

(17)

BAB I PENDAHULUAN

Menjelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan

permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, pembatasan

penelitian, asumsi yang digunakan dan sistematika penulisan pada PT.

Adimulia Sarimas Medan.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Menguraikan secara singkat sejarah perusahaan, gambaran umum

perusahaan, proses produksi, struktur organisasi, produk yang

dihasilkan, serta objek penelitian pada PT. Adimulia Sarimas Medan.

BAB III LANDASAN TEORI

Menyajikan teori-teori yang relevan dalam rangka mendukung

pemecahan masalah yang sedang dibahas.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Mengemukakan langkah-langkah yang dilakukan dalam pemecahan

masalah, mulai dari identifikasi masalah sampai pada penarikan

kesimpulan dan saran.

BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Mengidentifikasi seluruh data dalam penelitian dan juga melakukan

(18)

I-5

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

Menganalisa dan mengevaluasi terhadap hasil pengolahan data unutk

kemudian dapat diambil kesimpulan dan saran yang tepat untuk

mencapai tujuan penelitian.

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian, pengumpulan data, pengolahan data dan

analisis pemecahan masalah, maka dapat diambil kesimpulan serta

(19)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PT. Adimulia Sarimas Industri Medan berdiri pada tahun 2002 akhir bulan November dan mulai beroperasi pada tahun 2003, dengan status PMA

(Penanaman Modal Asing). Perusahaan ini berdiri dengan akta notaris NO SPP.

161/PMA/2002.

Perusahaan ini bergabung dalam HSA Group yang pusatnya terletak di negara Yaman. Perusahaan ini bergerak di bidang pembuatan sabun yang

orientasinya lebih cenderung untuk kegiatan Export, tetapi pihak HSA

menjadwalkan agar produk yang dihasilkan juga dipasarkan di dalam negeri.

Hingga akhirnya pada tahun 2004 telah memasarkan produknya di dalam negeri

yang bekerja sama dengan PT. INDOMAS.

Tujuan mendirikan perusahaan ini yang didasarkan pada kebutuhan di

negara Timur Tengah yang tidak terlayani beberapa perusahaan yang bergerak di

bidang yang sama. Keunikan produk dan layanan PT. Adimulia Sarimas Industri

ini segala macam produk yang dihasilkan dapat dinikmati untuk semua orang,

produk yang dihasilkan memiliki kemasan secara International.

PT. Adimulia Sarimas Industri telah memperoleh sertifikat ISO 9001 pada

(20)

9001 ini melaksanakan prosedur-prosedur yang digariskan, yang mengatur

tentang:

1. Pembelian bahan baku

2. Penyimpanan bahan baku dan produk

3. Pengawasan Mutu

4. Kepuasan Pelanggan

2.2. Ruang lingkup bidang usaha

PT. Adimulia Sarimas Industri merupakan industri yang bergerak dalam

bidang pengolahan hasil minyak sawit yaitu RBDPO (Refined Bleached Deodorized Palm Oil), RBDPS (Refined Bleached Deodorized Palm Stearin) dan PKO (Palm Kernel Oil).

Produk yang diproduksi oleh PT. Adimulia Sarimas Industri adalah sabun.

Adapun produk sabun yang diproduksi oleh PT. Adimulia Sarimas Industri

adalah:

1. Joy 115 gr ( sabun kecantikan )

2. Sonoma 115 gr ( sabun aroma buah )

(21)

2.3. Organisasi dan Manajemen 2.3.1. Struktur Organisasi

Organisasi merupakan sekelompok orang yang bekerja sama untuk

mencapai tujuan bersama. Sedangkan struktur organisasi merupakan gambaran

secara skematis tentang hubungan atau kerja sama dari orang-orang yang

menggerakkan organisasi tersebut. Dengan adanya organisasi maka setiap tugas

dan kegiatan dapat didistribusikan dan dilakukan oleh setiap anggota kelompok

secara efisien dan efektif sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.

Struktur organisasi yang dianut oleh suatu perusahaan sangat tergantung

pada kebutuhan perusahaan itu sendiri. Struktur organisasi pada perancangan unit

pembuatan sabun adalah struktur organisasi lini.

Pemilihan struktur organisasi ini didasarkan atas

pertimbangan-pertimbangan berikut ini:

1. Organisasinya masih sederhana.

2. Hubungan pimpinan dan karyawan perusahaan bersifat langsung.

3. Spesialisasi kerja belum begitu tinggi.

4. Proses pengambilan keputusan cepat, karena orang yang diajak konsultasi

masih sedikit.

5. Kesatuan komando terjamin dengan baik, karena pucuk pimpinan

merupakan pemilik perusahaan.

(22)

2.3.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

Untuk menggerakkan suatu organisasi dibutuhkan orang-orang yang

memegang jabatan tertentu, dimana masing-masing orang melaksanakan tugas,

wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan jabatannya dalam uraian tugas,

wewenang dan tanggung jawab untuk masing-masing bagian sesuai dengan

struktur organisasi perusahaan. Tanggung jawab yang diberikan harus sesuai

dengan wewenang yang diterima. Organisasi yang baik adalah organisasi yang

jelas dan teratur sehingga dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya

setiap pemangku jabatan memiliki gambaran dan batasan tugas dan tanggung

jawab yang diembannya.

Uraian tugas dan tanggung jawab masing-masing staf yang terdapat pada

struktur organisasi PT. Adimulia Sarimas Industri Medan adalah sebagai berikut :

1. Direktur

Direktur adalah pimpinan tertinggi untuk menjalankan perusahaan.

Adapun tugas dan wewenangnya adalah :

a. Merencanakan dan menetapkan kebijaksanaan perusahaan dan

memberikan bimbingan serta petunjuk operasional.

b. Mengkoordinir tugas-tugas yang didelegasi kepada setiap manajer.

c. Mengadakan hubungan kerja.

d. Mengambil keputusan dan tindakan yang tepat demi kepentingan

(23)

2. Sekretaris

Tugas dan wewenangnya :

a. Mencatat hasil keputusan direktur.

b. Memberikan informasi jadwal pertemuan direktur.

3. Manajer Produksi

Tugas dan wewenangnya adalah :

a. Bertanggung jawab terhadap efisiensi operasi dan penggunaan fasilitas

pabrik.

b. Bertanggung jawab atas pengaturan seluruh proses produksi yang

berhubungan dengan maintenance dan electrical dalam mencapai sasaran pengoperasian pabrik, kebijaksanaan, strategi dan program.

c. Memimpin dan mengurus semua aspek produksi.

d. Bertanggung jawab terhadap kegiatan produksi dan bertanggung jawab

langsung kepada direktur.

e. Menetapkan sistem perencanaan produksi dan memastikan bahwa

proses produksi dilaksanakan sesuai dengan rencana.

4. Manajer Quality Control

Tugas dan wewenangnya adalah :

a. Menyusun petunjuk-petunjuk tertulis tentang spesifikasi persyaratan

tiap bahan baku, bahan setengah jadi dan tentang cara pengambilan

(24)

b. Pemerikasaan semua bahan dan produksi sebelum, selama dan sesudah

pembuatan. Mengevaluasi hasil-hasil pengontrolan dan menentukan

apa yang dapat dipakai, diolah dan dibebaskan untuk dijual.

5. Manajer Pemasaran

Tugas dan wewenangnya adalah :

a. Mengkoordinir segala kegiatan yang berhubungan dengan promosi dan

pengiklanan.

b. Bertanggung jawab terhadap pendistribusian hasil produksi.

c. Membuat laporan harian finish good inventory control dan memonitor kuantitas produksi yang dihasilkan dan dipasarkan.

d. Menetapkan suatu sistem identifikasi dan menelusuri produk multi dari

raw material, pengolahan, packing, penyimpanan dan pengiriman

finished product. 6. Manajer Personalia

Tugas dan wewenangnya adalah :

a. Mengatur penyediaan jasa dan lain-lain yang diperlukan oleh

perusahaan untuk melaksanakan tugas, tanggung jawab dan

mengusahakan ke dalam dan keluar perusahaan.

b. Bertanggung jawab terhadap penerimaan/pemberhentian tenaga kerja.

c. Menyusun prosedur komunikasi internal dan eksternal.

d. Mengatur penyediaan jasa-jasa administrasi, sekretariat dan arsip.

e. Menyalurkan sasaran perusahaan, kebijaksanaan industri dari direktur

(25)

f. Mengerjakan dan menyelesaikan perselisihan dan perburuhan sesuai

dengan kebijakan perusahaan dan peraturan pemerintah.

g. Mempersiapkan hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan

pendidikan dan latihan serta mengatur pelaksanaannya dalam

perusahaan dan lembaga pendidikan yang sesuai.

h. Memberikan fasilitas pelayanan kesehatan dan keselamatan kerja bagi

karyawan.

i. Mengatur dan menyimpan arsip kepersonaliaan.

7. Manajer Akuntansi dan Keuangan (Finance and Accounting Manager) Tugas dan wewenangnya adalah :

a. Merencanakan dan mengawasi perencanaan kegiatan akuntansi dari

keuangan perusahaan.

b. Membantu Direktur dalam melaksanakan anggaran perusahaan.

c. Memastikan bahwa semua transaksi keuangan dilakukan dengan

benar.

d. Memberikan laporan keuangan kepada pihak pemerintah untuk

menetapkan besarnya pajak yang harus dibayar perusahaan.

e. Bertanggung jawab atas penentuan biaya perusahaan seperti biaya

produksi dan biaya administrasi.

8. Manajer Teknik

Tugas dan wewenangnya adalah :

a. Bertanggung jawab terhadap segala kegiatan di pabrik yang berkaitan

(26)

b. Bertanggung jawab terhadap kelancaran proses produksi.

c. Mengawasi dan membuat jadwal pelaksanaan maintenance terhadap

alat-alat mekanik di dalam pabrik.

d. Mengawasi langsung perbaikan dan pergantian komponen (Sparepart) alat-alat mekanik di pabrik.

9. Accounting Assistant Manager

Accounting Assistant Manager bertanggung jawab kepada Accounting and finance Manager. Accounting Assistant Manager bertugas untuk hal-hal berikut :

a. Mengawasi pelaksanaan kegiatan pembukuan perusahaan.

b. Mengawasi pelaksanaan pemakaian aset perusahaan.

c. Melaksanakan perhitungan akuntansi terhadap pembelian bahan baku

dan asset perusahaan.

10. Finance Assistant Manager

Finance Assistant Manager bertanggung jawab kepada Accounting and finance Manager. FinanceAssistant Manager bertugas untuk hal-hal berikut :

a. Mengawasi dan melaksanakan pembayaran transfer dana terhadap

pembelian bahan baku dan asset perusahaan.

b. Mengawasi dan melaksanakan penerimaan pembayaran atas penjualan

sabun dan juga hasil sampingan produksi.

c. Membuat pembukuan dan jurnal laba rugi perusahaan.

d. Melaksanakan perhitungan dan pembayaran upah dan lembur kerja

(27)

11. Supervisor Produksi

Supervisor produksi bertanggung jawab langsung kepada manager

produksi. Tugas-tugas dari supervisor produksi adalah sebagai berikut :

a. Bertanggungjawab kepada plant manager atas pelaksanaan kegiatan produksi.

b. Merencanakan dan mengatur produksi perusahan agar sesuai dengan

spesifikasi dan standart mutu yang telah ditentukan.

c. Mengawasi dan mengkoordinir pengelolaan persediaan bahan baku,

bahan penolong dan bahan-bahan lainnya.

d. Mengawasi jalannya produksi sesuai dengan program produksi yang

telah ditetapkan.

e. Membuat laporan produksi secara periodik mengenai pemakaian

bahan dan jumlah produksi.

f. Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan produksi untuk mengetahui

kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan.

12. Supervisor Teknik

Supervisor teknikbertanggung jawab terhadap manager teknik. Supervisor

teknikbertugas untuk hal-hal berikut :

a. Mengeluarkan perintah kerja kepada kwryawan-karyawan teknik

untuk melakukan perbaikan pada mesin-mesin dan peralatan

berdasarkan jadwal permintaan perbaikan dari masing-masing

operator.

(28)

bagian teknik agar mahir dan dapat bekerja dengan baik

c. Turut serta terlibat dalam pelaksanaan perbaikan apabila terjadi

kekurangan karyawan dalam pelaksanaan perbaikan.

13. Supervisor Pemasaran

Supervisor pemasaran bertanggung jawab kepada manager pemasaran.

Supervisor pemasaranbertugas untuk hal-hal berikut :

a. Membuat sales forecast terhadap penjualan sabun. b. Membuat laporan perkembangan penjualan sabun.

14. Kepala bagian Administrasi

Kepala bagian administrasi bertanggung jawab langsung kepada manager

personalia. Bagian ini mempunyai tugas-tugas sebagai berikut :

a. Mengadakan penelitian kepegawaian seperti masalah perkembangan

organisasi perusahaan, mengevaluasi kerja, gaji dan upah karyawan

b. Merencanakan dan mengkoordinir kegiatan perencanaan pegawai.

c. Merencanakan dan mengawasi pelaksanaan program peningkatan

mutu pegawai.

d. Mengkoordinasi dan mengawasi kegiatan pengamanan pegawai.

15. Staff Umum

Staff umum bertanggung jawab langsung kepada manager personalia.

Bagian ini mempunyai tugas-tugas sebagai berikut :

a. Melaksanakan sistem penerimaan pegawai yang dibutuhkan oleh

perusahaan.

(29)

c. Menerapkan kebijaksanaan-kebijaksanaan dan prosedur mengenai persediaan dan pemanfaatan fasilitas seperti komunikasi, perumahan

dan transportasi perusahaan.

16. Supervisor Quality Control

Supervisor Quality Control bertanggung jawab kepada manager Quality Control bagian ini mempunyai tugas-tugas sebagai berikut:

a. Bertanggung jawab terhadap manager QC atas pelaksanaan kegiatan

analisis mutu produk

b. Melaksanakan riset terhadap pengembangan mutu produk dan jenis

produk

c. Melaksanakan pengawasan terhadap mutu produk mulai dari bahan baku sampai menjadi produk jadi.

Struktur Organisasi PT. Adimulia Sarimas Industri Medan dapat dilihat

(30)
(31)

2.3.3. Tenaga Kerja dan Jam Kerja Perusahaan

PT. Adimulia Sarimas Industri memiliki tenaga kerja yang terdiri dari

tenaga kerja produksi dan penunjang produksi. Tenaga kerja produksi adalah

karyawan yang ditempatkan pada bagian pengolahan, sedangkan tenaga kerja

penunjang adalah karyawan yang ditempatkan pada bagian kantor dan yang tidak

langsung bekerja di pabrik.

Jumlah tenaga kerja pada perusahaan ini berjumlah 136 orang termasuk

tenaga kerja yang dikontrak. Jumlah tenaga kerja pada PT. Adimulia Sarimas

[image:31.595.170.455.416.754.2]

Industri Medan dapat diuraikan dalam tabel 2.1. di bawah ini :

Tabel 2.1. Perincian tenaga personalia perusahaan PT Adimulia Sarimas Medan

No. Jabatan Jumlah

1 Direktur 1

2 Manajer 6

3 Sekretaris 1

4 Supervisor Produksi 1

5 Supervisor QC 1

6 Staf Umum 1

7 Kep. Bagian Administrasi 1

8 Accounting Assistant Manager 1

9 Finance Assistant Manager 1

10 Supervisor Teknik 1

(32)

Tabel 2.1. (lanjutan)

12 Karyawan Produksi 32

13 Karyawan QC 4

14 Karyawan Staf Umum 6

15 Karyawan Bagian Administrasi 3

16 Karyawan Accounting 3

17 Karyawan Finance 5

18 Karyawan Teknik 4

19 Karyawan Pemasaran 6

TOTAL 79 Sumber : PT. Adimulia Sarimas Industri

Agar perusahaan dapat berjalan dengan baik dalam melaksanakan tugas

guna mencapai tujuan, diperlukan pengaturan waktu kerja yang baik.

Ketentuan jam kerja di PT. Adimulia Sarimas Industri Medan diatur

menurut aturan shift seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2.2 untuk pengaturan

jam kerja untuk bagian administrasi dan kantor, sedangkan Tabel 2.3. untuk

[image:32.595.160.465.132.398.2]

pengaturan jam kerja bagian produksi.

Tabel 2.2. Sistem pembagian jam kerja bagian administrasi dan kantor

Hari Jam Kerja (WIB) Istirahat (WIB)

[image:32.595.125.512.667.723.2]
(33)

Tabel 2.3. Sistem pembagian jam kerja bagian produksi

Hari Shift Jam Kerja (WIB) Istirahat (WIB)

I 08.00 – 16.00 12.00 – 13.00

Senin s/d Sabtu

II 16..00 – 24.00 20.00 – 21.00

Sedangkan untuk petugas keamanan, dibagi menjadi 2 kelompok yang

terdiri dari 5 orang dan melakukan penjagaan bergantian setiap 12 jam sekali

dimulai dari :

- Jam 08.00 – 20.00

- Jam 20.00 – 07.00

2.3.4. Sistem Pengupahan

Sistem pengupahan dalam perusahaan ini digolongkan menjadi dua yaitu :

a. Karyawan Tetap

Karyawan tetap menerima gaji bulanan sesuai dengan peraturan yang

berlaku, disamping juga mendapat fasilitas lainnya seperti pelayanan

kesehatan dan asuransi pembayaran gaji dilakukan pada tanggal terakhir

bulan berjalan, apabila tanggal tersebut jatuh pada hari Minggu atau hari

besar, maka pembayaran gaji dimajukan pada tanggal sebelumnya.

Karyawan yang melebihi hari kerja yang ditentukan undang-undang atau

bekerja pada hari Minggu atau hari besar terhitung sebagai over time

(34)

b. Tenaga kerja dengan sistem kontrak

Karyawan ini merupakan tenaga yang diperbantukan di perusahaan dan

bekerja sesuai dengan lama kontrak kerja tersebut. Kontrak kerja ini dapat

diperpanjang. Karyawan kontrak ini berasal dari berbagai profesi,

misalnya dokter, sopir, perawat maupun tenaga keamanan yang bergaji

secara bulanan.

c. Karyawan harian

Karyawan harian direkrut berdasarkan kebutuhan, misalnya buruh bongkar

muat barang dan buruh harian. Gaji karyawan harian ini berdasarkan target

kerja yang tercapai.

2.3.5. Insentif dan Fasilitas Perusahaan

Selain upah resmi, perusahaan juga memberikan beberapa fasilitas kepada

setiap tenaga kerja antara lain :

a. Perusahaan memberikan THR (Tunjangan Hari Raya) dan bonus

tergantung performance kerja dan lama kerja di perusahaan. b. Pengobatan gratis bagi karyawan.

c. Selain uang transpor, karyawan juga disediakan bus karyawan untuk antar

jemput karyawan.

d. Untuk para manager diberikan kendaraan.

e. Adanya jaminan sosial tenaga kerja meliputi jaminan kecelakaan,

(35)

f. Family Gathering Party (acara berkumpul semua karyawan dan keluarga) setiap satu tahun sekali.

2.4. Proses Produksi

2.4.1. Bahan Baku, Bahan Penolong, dan Bahan Tambahan 2.4.1.1. Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dengan persentase

komposisi terbesar yang membentuk bagian integral dari suatu produk jadi. Bahan

baku untuk pembuatan Glyserin dan sabun ini antara lain :

1. PKO (Palm Kernel Oil) Minyak Inti Sawit

2.4.1.2. Bahan Tambahan

Bahan Tambahan adalah bahan yang digunakan dalam membantu

kelancaran proses produksi dan bahan ini termasuk bagian dari produk. Adapun

bahan tambahan yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Parfum

Fungsi : Sebagai pemberi aroma pada sabun

2. Pewarna

Fungsi : Sebagai pembentuk warna pada sabun

3. Vaselin / petroleum

Fungsi : Sebagai pelembab pada sabun

4. TCC (Three Chloro Carbon) dan Irgasan

(36)

5. RBDPS (Refined Bleaching Deodorized Palm Stearin) 6. RBDPO (Refined Bleaching Deodorized Palm Olein) 7. Caustic soda

8. Sodium Hidrosulfit

9. Fatty Acid (CNO)

2.4.1.3 Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan yang digunakan secara tidak langsung

dalam produk dan bukan merupakan komposisi produk, tetapi digunakan sebagai

pelengkap produk. Adapun yang menjadi bahan tambahan antara lain :

1. Water (H2O)

Fungsi : Sebagai kebutuhan proses untuk pengenceran

2. Glyserin / CH2OHCHOHCH2OH

Fungsi : Sebagai pelembab (moisturizer)

3. Ethylenediaminetetraacetic (CH3COO)2NH2CH2CH2NH2(CH3COO)2

Fungsi : Sebagai zat antioksidan untuk memperlambat teroksidasinya

produk.

4. Natrium Klorida (NaCl)

Fungsi : Sebagai bahan pembentuk kristal sabun.

5. Natrium Hidroksida (NaOH)

Fungsi : Sebagai reaktan untuk pembentukan sodium palmitat (sabun)

6. Karung 25 kg

(37)

8. Master Karton

9. Isolatip

Besarnya kebutuhan masing-masing bahan baku, bahan tambahan dan

bahan penolong dalam kondisi proses produksi yang berjalan normal disesuaikan

dengan jenis dan banyaknya pesanan.

2.4.2. Uraian Proses Produksi

Uraian proses produksi sabun mandi pada PT. Adimulia Sarimas Industri

Medan dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Proses Saponifikasi (proses penyabunan)

Seluruh bahan baku dicampur dengan natrium hidroksida, H2O, dan NaCl

dalam boiling tank. Yang kemudian diaduk dengan menggunakan mesin mixer

hingga merata, setelah pengadukan dilakukan pemanasan dengan

menggunakan suhu sekitar 850C guna menghilangkan gumpalan. Pada keadaan

ini dicampurkan caustic soda, air, sodium hidrosulfit, dan EDTA untuk diaduk kembali secara merata hingga terbentuk sabun yang masih dalam bentuk Neat Soap.

2. Proses dalam Crutcher

Crutcer diisi dengan neat soap untuk dicampurkan dengan fatty acid atau CNO guna mengurangi kadar soda dalam sabun. Setelah pengadukan neat soap

(38)

Dalam proses ini neat soap dari soap feed tank ditransfer ke dalam Vapour Liquid Separator (VLS) melalui dua buah heat exchanger, guna mengurangi kadar air. Neat soap dari proses dryer dipadatkan pada plodder dan kemudian dipotong-potong dengan mesin chiller guna membentuk menjadi soap noodle.

4. Proses dalam Finishing Line

Dalam proses ini soap noodle dicampur dengan aditive, parfum, pewarna, dan anti bakteri (TCC dan Irgasan). Pencampuran bahan-bahan tersebut dilakukan

dalam mixer agar diaduk menjadi adonan, kemudian masuk pada mesin

Rollmill untuk digiling dan dipadatkan pada mesin Plooder. Hasil yang keluar dari mesin Plooder sudah menjadi sabun batangan, yang kemudian akan dipotong pada mesin Cutting lalu dicetak dengan mesin Stamping.

5. Proses dalam Finishing Good

Sabun yang sudah terbentuk yang keluar dari mesin stamping diantar dengan

menggunakan conveyor ke mesin wrapping untuk dikemas/dibungkus dalam plastik

2.4.3 Mesin dan Peralatan

Beberapa jenis mesin yang digunakan dalam proses produksi sabun, yang

dimana prinsip kerja dari setiap mesin masing-masing berbeda dalam sistem kerja

dan hasil dari mesin produksi yang digunakan. Adapun mesin dan peralatan yang

digunakan PT. Adimulia Sarimas Industri dalam kegiatan produksi sabun adalah

(39)

1. Mixer

Merk/ Type : Cantoni

Kapasitas : 600 kg/batch

Phase : 3

Cos φ : 0,6

Frekuensi : 50 Hz

Daya : 4 Kw

Tegangan : 380 V

Arus : 16 A

Putaran : 1466 rpm

Jumlah : 3 unit

Fungsi : Mencampur dan mengaduk bahan baku dan bahan tambahan

2. Rollmill/Simplex Plodder

Merk/ Type : Cantoni

Kapasitas : 3000 kg/jam

Phase : 3

Cos φ : 0,6

Frekuensi : 50 Hz

Daya : 4 Kw

Tegangan : 380 V

(40)

Putaran : 1470 rpm

Jumlah : 3 unit

Fungsi : Menggiling bahan baku sabun menjadi adonan

3. Soap Press/Duplex Plodder

Merk/ Type : Leroy Somer

Phase : 3

Cos φ : 0,6

Frekuensi : 50 Hz

Daya : 4 Kw

Tegangan : 380 V

Arus : 16 A

Power : 2100 rpm

Jumlah : 3 unit

Fungsi : Mengepress/menekan adonan menjadi batangan

4. Cutter Machine/ Chiller Machine

Merk/ Type : Cantoni

Kapasitas : 120 potong/menit

Phase : 3

Cos φ : 0,6

Frekuensi : 50 Hz

(41)

Tegangan : 380 V

Arus : 16 A

Power : 1370 rpm

Jumlah : 3 unit

Fungsi : Memotong batangan sabun sesuai dengan size yang akan di produksi

5. Stamping Machine

Merk/ Type : Leroy Somer

Phase : 3

Cos φ : 0,6

Frekuensi : 50 Hz

Daya : 4 Kw

Tegangan : 380 V

Arus : 16 A

Power : 2100 rpm

Jumlah : 3 unit

Fungsi : Mencetak merk/jenis sabun yang akan di produksi

6.Wrapping Machine

Merk/ Type : Seipee

(42)

Phase : 3

Cos φ : 0,6

Frekuensi : 50 Hz

Daya : 4 Kw

Tegangan : 380 V

Arus : 16 A

Power : 1410 rpm

Jumlah : 3 unit

Fungsi : Membungkus/mengemas sabun yang telah dicetak

7. Heat Exchanger

Fungsi : Untuk mengurangi kadar air (H2O)

Jumlah : 1 buah

Spesifikasi :

Bentuk : Silinder tegak dengan tutup dan alas berbentuk

ellipsoidal.

Bahan Konstruksi : stainless steel 316 Volume : 0,7894 m3

Diameter : 0,7952 m

Tinggi : 1,5904 m

Tekanan : 19,3345 psi

(43)

8. Vapour Liquid Separator (VLS)

Fungsi : untuk mengurangi kadar air (H2O)

Jumlah : 1 buah

Spesifikasi :

Bentuk : Silinder tegak dengan alas berbentuk kerucut

dan tutup berbentuk ellipsoidal.

Bahan Konstruksi : stainless steel 316 Volume : 0,9607 m3

Diameter : 0,7635 m

Tinggi : 2,0996 m

Tekanan : 20,4849 psi

Tebal dinding : 0,20 inchi

9. Vacuum Spray Chamber (VSC)

Fungsi : untuk mengurangi kadar air (H2O)

Jumlah : 1 buah

Spesifikasi :

Bentuk : Silinder tegak dengan alas berbentuk kerucut

dan tutup berbentuk ellipsoidal.

Bahan Konstruksi : stainless steel 316 Volume : 0,9536 m3

Diameter : 0,7616 m

Tinggi : 2,0944 m

(44)

Tebal dinding : 0,20 inchi

10. Fractination Unit

Fungsi : Menyaring kotoran atau sampah sebelum masuk ke kolom

11. Drier Heater

Fungsi : Alat pemanas lanjut

12. Drier Coloumn

Fungsi : Coloumn pengering

13. Flush Drum

Fungsi : Tempat air pendingin untuk 1st fractination coloumn.

Disamping itu alat material handling yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Tangki Penampungan Minyak

Fungsi : untuk menyimpan minyak selama 15 hari

Jumlah : 3 unit

Spesifikasi :

Bentuk : Silinder tegak, dasar datar dan terbuka.

Bahan Konstruksi : Stainless steel grade B Volume : 105,733 m3

Diameter : 4,478 m

Tinggi : 6,717 m

Tekanan : 124,6886 psi

(45)

2. Pompa

Fungsi : Mengalirkan bahan baku dan bahan tambahan

Tipe : Pompa sentrifugal

Panjang pipa : 84,5435 ft

Daya pompa : 5.5 Hp

Daya motor : 15 Hp

3. Conveyor

Fungsi : Membawa produk yang telah dikemas ke dalam master karton ke

gudang produk jadi

4. Silo

Fungsi : Tempat penyimpanan glyserin sementara

5. Forklift

Fungsi : Memindahkan bahan-bahan yang mempunyai volume besar dan

berat dan bahan lainnya yang baru tiba atau yang akan dipindahkan

dari truck ke gudang bahan baku dan menyusun master karton di gudang produk jadi serta membawa produk ke kontainer

6. Trolley

Fungsi : Memindahkan bahan-bahan yang mempunyai volume tidak terlalu

besar dan berat ke ruang produksi.

7. Boiling Tank

(46)

II-28

8. Soap Feed Tank

Fungsi : Tempat penampungan sementara Neat soap yang sudah dicampur dengan fatty acid (CNO).

10. Crutcher Tank

(47)

BAB III LANDASAN TEORI

3.I. Penelitian Gerak (Motion Study)

Penelitian gerak (motion study) adalah penentuan secara ilmiah untuk

gerakan-gerakan umum dari tangan dan anggota badan dalam melakukan

pekerjaan serta perencanaan dan pengolahan produk, dalam cara proses-proses

produksi.

Jadi dengan motion study ini diharapkan dapat memberikan keuntungan

pada pabrik umumnya, atau production control khususnya dalam hal:

a Memperbaiki cara kerja dengan menghilangkan hal-hal ataupun

mengelaminasi gerakan-gerakan yang tidak efesien dalam cara-cara

pengerjaan suatu pekerjaan.

b Memperbaiki cara-cara atau metode kerja yang ada dengan menciptakan

situasi baru yang lebih menarik dan lebih mudah, perubahan dalam urutan

maupun preferensi kerja, ataupun alat-alat baru yang lebih baik

untuk menggambarkan secara jelas aliran yang dialami oleh bahan mulai dari

bahan baku sampai menjadi bahan jadi dan penggambaran gerakan yang

dilakukan oleh operator dalm melakukan pekerjaannya maka dibutuhkan beberapa

(48)

3.2. Penelitian Waktu (Time Study)

Penelitian waktu didefenisikan sebagai analisa tentang penentuan elemen

kerja beserta urutan-urutannya, serta waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan

pekerjaan tersebut secara efektif.

Pada umumnya penentuan waktu digunakan untuk tujuan penentuan waktu

standar sebagai dasar perencanaan dan perbaikan metode kerja dan juga untuk

pemberian upah. Kegunaan lainnya adalah untuk penentuan tingkat kapasitas

produksi, menentukan efektifitas mesin, jumlah mesin dan peralatan yang dapat

dilayani oleh seorang pekerja, dan sebagai bahan untuk menentukan jumlah

tenaga kerja yang dibutuhkan dalam suatu proses.

Untuk pelaksanaannya, penelitian waktu dapt dibagi atas tahap-tahap

yaitu:

1. Melaksanakan pengamatan terhadap departemen-departemen dengan

memahami semua gerakan bahan, pekerja dan mesin.

2. Tahap komunikasi, dengan mengadakan pendekatan pada para karyawan

dengan baik, sehingga karyawan dapat bekerja tanpa merasa terganggu.

3. Mengamtai dan mencatat informasi mengenai operasi dan operator dari

objek yang diamati.

4. Menentukan satu siklus kerja dan menguraikannya atas elemen-elemen

kerja.

5. Tahap pengukuran, pengamatan waktu pengerjaan (Selected Time) yang

dibutuhkan pekerja dan penentuan jumlah pengamatan yang dibutuhkan,

(49)

6. Tahap penyelesaian, penelaahan hasil waktu yang dilakukan.

7. Menentukan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan sesuai dengan

perhitungan yang dilakukan berdasarkan waktu standar.

3.2.1. Pengukuran Waktu Kerja Secara Langsung

Teknik pengukuran secara langsung adalah teknik pengukuran waktu yang

dilakukan langsung pada pekerjaan yang akan diukur waktu standarnya. Contoh

teknik pengukuran secara langsung adalah Direct Time Study dan Work Sampling.

Direct Time Study adalah teknik pengukuran waktu yang merupakan

pengukuran secara fisik terhadap waktu aktual yang dibutuhkan dalam

menyelesaikan pekerjaan dengan menggunakan “stopwatch” (jam henti). Dimana

pengamat berada ditempat berlangsungnya pekerjaan selama selang waktu

tertentu.

3.2.2. Pengukuran Waktu Kerja Secara Tidak Langsung

Teknik pengukuran waktu kerja secara tidak langsung, menghitung waktu

tanpa harus berada ditempat kerja. Yaitu melalui label-label yang tersedia. Namun

tetap harus mengetahui jalannya pekerjaan melalui elemen-elemen gerakan.

Contoh teknik pengukuran secara tidak langsung adalah data waktu standar dan

data waktu gerakan.

Dengan salah satu cara di atas, waktu penyelesaian suatu pekerjaan yang

(50)

dilakukan terhadap beberapa alternatif sistem kerja, yang terbaik adalah yang

membutuhkan waktu penyelesaian tersingkat.

3.3.Waktu Standard (Standard Time)

Salah satu kriteria pengukuran kerja adalah pengukuran waktu (time

study). Pengukuran kerja yang dimaksud adalah pengukuran waktu standard atau

waktu baku. Waktu standard didefenisikan sebagai waktu yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan suatu siklus suatu pekerjaan yang dilakukan menurut metode kerja

tertentu pada kecepatan normal dengan mempertimbangkan faktor-faktor

keletihan, kelonggaran untuk kebutuhan pribadi dan lainnya. Waktu standard yang

dicari bukanlah wakty tercepat yang dapat dicapai oleh seorang pekerja, tetapi

waktu kerja yang dilakukan secara wajar. Didalam suatu sistem kerja terbaik.

Yang dimaksud dengan pekerjaan yang dilakukan secara wajar disini adalah

pekerja tetap bekerja sebagaimana biasa walaupun sedang diamati dan pekerja

yang diamati tersebut adalah pekerja normal, bukan pekerja yang terlampau

terampil dan bukan pula yang lamban dan pemalas.

Pengukuran waktu standard dilakukan dengan 2 cara yaitu: cara langsung

dan cara tidak langsung. Pengukuran cara langsung dilakukan secara langsung

ditempat diamana pekerjaan yang bersangkutan dijalankan, terbagi atas Stop

Watch Time Study dan Work Sampling. Pengukuran secara tidak langsung yaitu

dengan melakukan perhitungan waktu tanpa berada ditempat pekerjaan yaitu

(51)

melalui elemen-elemen pekerjaan atau elemen-elemen gerakan, terdiri dari data

waktu baku dan data waktu gerakan.

Langkah-langkah untuk menentukan waktu standard dari suatu pekerjaan dapat

dilihat pada Gambar 3.1.

Penyesuaian “Rating Factor”

Data Pengamatan

Waktu Terpilih “Selected Time”

Waktu Normal “Normal Time”

Waktu Standard “Standard Time” Kelonggaran

[image:51.595.146.475.227.461.2]

“Allowance”

Gambar 3.1.Langkah – langkah penentuan waktu standar

Berdasarkan skema diatas, maka rumus-rumus yang digunaklan untuk

menentukan waktu standard tersebut adalah:

Waktu Normal (WN) = WT x RF

Waktu Standard (WS) =

ALL WNx

% 100

100

Diamana : WN = Waktu Normal (Normal Time)

(52)

RF = Faktor Prestasi Kerja (Rating Factor) dalam %

ALL = Allowance (dalam %)

Berdasarkan informasi yang didapat, ada tiga metode yang digunakan untuk

memperoleh waktu standard yaitu sebagai berikut:

1. Menarik kesimpulan berdasarkan pengalaman masa lalu, metode ini

berdasarkan catatan-catatan atau ingatan dari pengalaman produksi masa

lalu untuk suatu produksi yang sama atau kira-kira sama dapat ditaksir

waktu operasinya.

2. Pengamatan dan pengukuran langsung. Metode ini membutuhkan

pengamatan dan pengukuran langsung pada aktivitas yang sedang

dilaksanakan. Ada dua metode dasar yang berbeda dalam pengamatan

langsung ini. Dalam hal ini penulis hanya menggunakan metode stop

watch time study.

3. Berdasarkan suatu sintesa. Metode ini membutuhkan pengamatan

tabel-tabel, grafik-grafik atau formula khusus yang mungkin untuk

membandingkan dan mensintesakan waktu standard untuk suatu operasi.

Berdasarkan metode ini ada dua metode sintesa yang umum yang

digunakan untuk menentukan waktu standard yaitu sebagai berikut:

a. Standard Data

b. Predetermined Motion Data

Sesuai dengan tujuan praktek ini, maka metode yang dilakukan dalam

menentukan waktu standar adalah metode pengamatan dan pengukuran secara

(53)

3.4. Stop Watch Time Study

Stop watch time study merupakan suatu teknik untuk mengukur waktu

yang dibutuhkan oleh seorang pekerja yang terampil dan terlatih dalam suatu

metode yang khusus untuk menyelesaikan suatu kegiatan dalam keadaan normal

dengan menggunakan jam henti (Stop Watch).

Waktu pengukuran setelah ditambah faktor kelonggaran, waktu untuk

keperluan pribadi, keletihan dan kelambatan-kelambatan lainnya disebut waktu

standard untuk kegiatan atau operasi.

Beberapa langkah umum (tahapan) dalam menentukan waktu standard

dengan stop watch time study adalah:

1. Menelaah dan mencatat informasi mengenai operasi dan operator dari

objek yang akan diamati.

Penelaahan dan pencatatan informasi diperlukan untuk mendapatkan

keseragaman dari metode kerja, peralatan, kualitas dan kondisi tempat

kerja sebelum melakukan pengukuran kerja, sehingga segala bentuk yang

tidak efisien dapat dipilih dan dihilangkan. Hal ini berguna untuk

menyusun data standar dikemudian hari. Penelaahan faktor-faktor diatas

memerlukan ketelitian karena studi waktu yang dilakukan haruslah

lengkap dan bernialai.

2. Memecahkan operasi menjadi elemen-elemen kerja dan mencatat

(54)

Pemecahan operasi menjadi elemen-elemen yang lebih halus merupakan

bagian yang perlu dan pokok dalam studi waktu dengan alasan-alasan

sebagai berikut:

a. Memberikan kemungkinan untuk membandingkan elemen-elemen

yang sama dalam pekerjaan-pekerjaan yang berbeda.

b. Memberikan kemungkinan untuk memberikan rating secara terpisah

pada fase-fase pekerjaan yang berbeda bila diinginkan.

c. Memberikan kemungkinan lebih lanjut menuju data standar.

d. Elemen-elemen dari studi waktu dapat digunakan untuk memilih

operator-operator baru.

e. Dengan diketahui waktu standard elemen-elemen, maka dapat

dihitung waktu standard total operasi.

f. Untuk mengetahui adanya variasi dalam metode kerja, tidak dapat

dengan mudah ditentukan dengan suatu pengamatan secara

keseluruhan.

g. Untuk mengetahui adanya penyimpangan waktu kerja yang terjadi

pada suatu elemen misalnya waktu yang terlampau sempit yang

diperhitungkan untuk suatu elemen kerja.

3. Mengamati dan mencatat langsung waktu yang dibutuhklan pekerja untuk

(55)

Untuk mengukur waktu dengan stop watch ada tiga metode

pelaksanaannya yaitu:

1. Metode Berulang (Stop Back Method)

Pengukuran waktu secara berulang, stop watch dijalankan, pada setiap

akhir elemen kerja stop watch dibaca pada saat itu pula jarumnya

dikembalikan ke nol, dijalankan kembali untuk yang berikutnya.

2. Metode Kontinu (Continous Method)

Pengukuran waktu secara kontinu, stop watch dijalankan pada permul;aan

pengamatan sampai elemen kerja yang terakhir selesai, sehingga dapat

dibaca dan dicatat waktu kumulatif pada setiap akhir dari masing-masing

elemen kerja. Kemudian ditentukan dengan mengurangkan waktu kerja

yang tercatat pada elemen berikutnya.

3. Metode Akumulatif

Pengukuran secara akumulatif memungkinkan cara pembacaan waktu dari

masing-masing elemen dengan dua buah stop watch yang pertama

dijalankan maka stop watch kedua otomatis berhenti dan sebaliknya.

Langkah-langkah penelitian waktu yang ditempuh:

A. Sebelum Pengukuran Waktu 1. Penetapan tujuan pengukuran

untuk mendapatkan waktu kerja yang dibutuhkan, dilakukan beberapa

pengukuran yang dimulai dengan pengukuran pendahuluan sampai diperoleh data

(56)

pendahuluan adalah untuk mengetahui berapa kali pengukuran harus dilakukan

untuk tingkat kepercayaan dan tingkat ketelitian yang diinginkan dari hasil

pengukuran tersebut.

Tingkat ketelitian dan kepercayaan ini ditetapkan sesuai dengan tujuan

pengukuran yang dilakukan. Semakin tinggi tingkat ketelitian semakin besar

tingkat kepercayaan, maka akan banyak pegukuran yang akan dilakukan

2. Melakukan penelitian waktu

Dalam penelitian pendahuluan dilakukan pengumpulan dan pencatatan

semua keterangan yang dapat diperoleh mengenai pekerjaan, pekerja dan keadaan

lingkungan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan.

Dari hasil pengukuran waktu akan diperoleh waktu yang pantas diberikan kepada

pekerja untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Hal ini dapat terjadi bila kondisi

kerja dalam metode kerja yang ada telah baik.

3. Memilih operator

Operator yang akan diamati harus memenuhi syarat-syarat tertentu, agar

pengukuran dapat berjalan dengan baik dan hasilnya dapat dipertanggung

jawabkan. Dalam penelitian ini operator yang akan diamati diambil secara acak.

4. Menguraikan pekerjaan atas elemen-elemen pekerjaan

Untuk memudahkan pengamatan, pengukuran dan analisa maka

dilakukan pemecahan siklus kerja atau operasi menjadi bagian-bagian yang

terperinci yang dalam hal ini disebut dengan elemen-elemen kerja.

Elemen-elemen ini akan diukur sesuai waktunya masing-masing. Selanjutnya akan

(57)

Ada beberapa alasan yang menyebabkan pentingnya pekerjaan atas

elemen-elemen kerja yaitu:

a. Untuk memperjelas catatan tentang cara kerja yang ditetapkan

b. Untuk memudahkan penilaian tingkat prestasi disetiap elemen kerja, karena

ketrampilan bekerjanya operator belum tentu sama untuk semua bagain dari

gerakan-gerakan kerjanya.

c. Untuk memudahkan pengamatan tentang terjadinya suatu elemen yang tidak

baku yang mungkin dapat dilakukan oleh operator.

d. Memungkinkan untuk memisahkan unsur-unsur yang menyebabkan keletihan

lebih dari yang lain dan memberikan kelonggaran mengurangi keletihan yang

lebih cepat.

Sehubungan dengan maksud penguraian pekerjaan atas elemen-elemen

ada beberapa pedoman umum yang perlu diperhatikan yaitu:

a. Elemen-elemen harus mudah dikenal, dengan penetapan awal dan akhir yang

jelas sehingga sekali ditetapkan, maka tiap kali dapat dikenal kembali.

b. Sesuai dengan ketelitian yang diinginkan, uraian pekerjaan menjadi

elemen-elemennya harus terperinci dan sesingkat mungkin, tetapi masih dapat

diamati oleh indra pengukuran dan dapat diambil waktunya dengan stop

watch yang digunakan.

c. Elemen pekerjaan tangan harus dipisahkan dengan elemen pekerjaan mesin

d. Jumlah dari semua elemen harus tepat sama dengan satu siklus pekerjaan

yang bersangkutan.

(58)

Setelah langkah-langkah yang disebutkan diatas selesai kemudian masuk

kepada langkah terakhir sebelum melakukan pengukuran (pengambilan waktu)

yaitu menyiapkan alat-alat yang diperlukan.

Peralatan tersebut adalah:

1. Stop Watch

2. Lembaran atau formulir pengamatan

3. Pensil dan alat tulis

4. Papan pengamatan

B. Melakukan Pengukuran Waktu

Pengukuran waktu adalah pekerja mengamati pekerjaan dan mesin serta

mencatat waktu-waktu kerjanya baik setiap unsur ataupun siklus dengan

menggunakan alat-alat yang disediakan diatas.

Untuk mengetahui berapa kali pengukuran dilakukan, diperlukan

beberapa tahap pengukuran pendahuluan seperti:

1. Pengukuran pendahuluan tahap pertama, yang diikuti dengan pengujian

keseragaman data, perhitungan jumlah pengamatan yang diperlukan dan bila

pengamatan belum mencukupi dilanjutkan dengan pengamatan berikutnya.

2. Pengukuran pendahuluan tahap kedua, yang merupakan pengukuran

kelanjutan dari tahap pertama. Kegiatan ini juga akan diikuti dengan

pengujian keseragam data, perhitungan untuk jumlah pengamatan yang

(59)

3. Pengukuran tahap kesekian kalinya sampai diperoleh jumlah data yang

dibutuhkan sesuai dengan tingkat kepercayaan dan ketelitian yang ditetapkan

atau yang dikehendaki.

Beberapa rumus yang digunakan untuk tahap yang diatas adalah:

1) Pengujian Keseragaman Data (Peta Kontrol)

Untuk pengujian keseragaman data digunakan peta kontrol atas data yang

diperoleh. Peta kontrol ini terdiri atas 3 bagian yaitu:

a. Garis tengah (control line) yang menyatakan rata-rata hasil

b. Batas kontrol atas (upper control limit)

c. Batas kontrol bawah (lower control limit)

Langkah-langkah untuk melakukan pengujian keseragaman data:

1. Data pengamatan dikelompokkan menjadi k sub grup dimana setiap sub

grup terdiri dari n pengamatan

2. Hitung harga rata-rata dari masing-masing sub grup

Xi X

N 

...(1)

Dimana:

Xi = Waktu penyelesaian pada pengukuran pendahuluan

N = Jumlah pengamatan yang dilakukan

3. Hitung standar deviasi sebenarnya dari waktu penyelesaian dengan rumus

2 (Xi X)

N 1    

...(2)

Dimana:

(60)

Xi = Waktu penyelesaian hasil pengamatan pada pengukuran

pendahuluan

4. Tentukan batas kontrol atas (BKA) dan batas kontrol bawah (BKB) untuk

peta kontrol X dengan tingkat kepercayaan 95% yaitu:

BKA = X A R 2 ...(3.a)

BKB = X A R2 ...(3.b) 

Dimana harga A2 diperoleh dari tabel pada lampiran

5. Tetukan batas kontrol atas (BKA) dan batas kontrol bawah (BKB) untuk

peta kontrol R dengan rumus

BKA = D R4  ...(4.a)

BKB = D R3  ...(4.b)

Sebagai contoh peta kontrol untuk menguji keseragaman data dapat dilihat pada

Gambar 3.2.

Batas kontrol atas

Garis sentral

Variab Batas kontrol bawah

Unit pengamatan

Gambar 3.2. Peta Kontrol

Suatu data dikatakan seragam apabila rata-rata data berada didalam batas kontrol

(61)

2) Jumlah Pengamatan Yang Dibutuhkan

Untuk menentukan jumlah pengamatan yang dibutuhkan digunakan rumus

berikut ini:

2

2 2

' K

N( Xi ) ( Xi) S N Xi          

 ...(5)

Dimana

N’ = Banyak pengamatan yang dibutuhkan

K = Harga distribusi normal standar yang tergantung tingkat

kepercayaan yang ditentukan

S = Precision (Tingkat Kepercayaan)

Untuk tingkat kepercayaan 95% dan ketelitian 5% diperoleh harga k =1,95 = 2

(dari lampiran), maka rumus (4) diatas menjadi:

2 2 2 ' ) ( ) ( 05 , 0 2            

X X X N N 2 2 2

' 40 ( ) ( )

       

X X X N N ...(6)

sedangkan untuk tingkat kepercayaan 99% dan ketelitian 1% maka diatas

(62)

2 2 2 ' ) ( ) ( 01 , 0 2            

X X X N N 2 2 2

' 20 ( ) ( )

       

X X X N N ...(7)

Apabila N’<N, maka jumlah pengamatan sudah mencukupi

Untuk mengestimasikan jumlah data, ambil data sebanya:

1. 10 kali pengamatan bila pekerjaan yang diamati mempunyai selang waktu

 120 detik

2. 5 kali pengamatan bila pekerjaan yang diamati mempunyai selang waktu

 120 detik

3) Penentuan Waktu Terpilih

Apabila uji keseragaman data telah terpenuhi serta jumlah pengukuran yang

dibutuhkan pada tingkat kepercayaan dan ketelitian yang

ditentukan, dapat ditetapkan waktu terpilih (Selected Time).

WT =

XN

X

...(8)

C. Sesudah Pengukuran Waktu

Untuk mendapatkan waktu standar bagi elemen-elemen pekerjaan yang

(63)

1. Penyesuaian atau penentuan Rating Faktor

Selama pengukuran berlangsung pengukur harus mengamati kewajaran

kerja yang ditunjukkan oleh pekerja. Ketidakwajaran dapat saja terjadi bila

pekerja bekerja tanpa kesungguhan dan sangat cepat seolah-olah diburu waktu,

atau karena menjumpai kesulitan-kesulitan seperti kondisi ruangan yang buruk.

Sebab-sebab seperti ini dapat kecepatan kerja yang akan mengakibatkan terlalu

singkat atau terlalu panjang waktu penyelesaian.hal ini jelas tidak diinginkan,

karena waktu standar yang dicari adalah waktu standar yang diperoleh dari

kondisi kerja yang standar yang diselesaikan secara wajar.

Andaikata terjadi ketidakwajaran, maka pengukur harus mengetahui dan

menilai seberapa jauh hal ini terjadi. Jadi pengukur mendapat harga rata-rata atau

elemen yang diketahui diselesaikan dengan kecepatan yang wajar, pengukur harus

menormalkannya dengan melakukan penyesuaian (Rating). Untuk memudahkan

konsep wajar, pengukur dapat mempelajari bagaimana bekerjanya seorang

operator yang dianggap berpengalaman bekerja tanpa usaha-usaha berlebihan

sepanjang hari kerja, mengenai cara kerja yang ditetapkan dan menunjukkan

kesungguhan dalam melaksanakan pekerjaannya.

Prestasi kerja diukur yaitu dengan mengalirkan waktu siklus rata-rata atau

waktu elemen rata-rata dengan suatu harga P yang disebut faktor prestasi kerja.

Besarnya harga P tentunya sedemikian rupa sehingga hasil perkalian yang

diperoleh mencerminkan waktu yang sewajarnya atau normal. Jika pengukur

berpendapat bahwa operator bekerja diatas normal, maka harga P akan lebih besar

(64)

harga P akan lebih kecil dari satu. Seandainya pengukur berpendapat bahwa

operator bekerja dengan wajar, maka harga P sama dengan satu.

Ada baberapa jenis sistem rating faktor yang dikenal antara lain:

1. Skill dan Effort Rating

Sistem ini diperkenalkan oleh Charles Bodeaux yang dikenal dengan “ Bodeaux system” pada tahun 1916 tentang pembayaran upah dan pengontrolan tenaga

kerja. Bodeaux System hanya mempertimbangkan terhadap keterampilan (skill)

dan effort (usaha).

2. Syntetic Rating

Merupakan penyesuaian yang berdasarkan penilaian kecepatan kerja

dibandingkan dengan nilai dari waktu gerakan atau dikatakan sebagai metode

evaluasi terhadap kecepatan opertor sebelum dilakukan pengukuran waktu

gerakan. Suatu perbandingan dapat ditentukan antara waktu gerakan yang

sebenarnya dari elemen tersebut. Perbandingan ini disebut indeks performance

atau rating faktor untuk operator yang bekerja pada satu elemen. Rumus yang

digunakan untuk mengukur performance rating faktor adalah

R =

Dimana:

R = Performance rating faktor

P = Waktu gerakan standard yang ditentukan mula-mula

(65)

3. Physicological Evaluation of performance level

Cara penyesuaian ini dilakukan dengan mengadakan pengamatan bagaimana

hubungan antara pekerjaan-pekrjaan fisik dengan denyut nadi seorang pekerja.

Pengamatan denyut ini dilakukan pada saat seorang pekerja sedang bekerja, saat

istirahat yaitu pada menit pertama, kedua dan seterusnya sampai pekerja merasa

kondisi badannya telah noramal maka ukuran denyut jantung pada saat itu disebut

normal atau disebut basis denyutan nadi.

4. Persentase

Besarnya faktor prestasi kerja sepenuhnya ditentukan oleh pengukur melalui

pengamatannya selama melakukan pengukuran, si pengukur menentukan harga

prestasi kerja yang menurutnya menghasilkan waktu normal bila harga ini

dikalikan dengan waktu siklus.

5. Westing house system of rating

Cara ini merupakan pengembangan dari Bodeaux system yang penelitiannya

didasarkan atas 4 faktor, yaitu:

a. Keterampilan (skill)

b. Kondisi kerja (condition)

c. Usaha (effort)

(66)

Keterampilan (skill) adalah kemampuan untuk mengikuti cara yang ditetapkan.

Usaha (effort) adalah kemauan untuk bekerja yang dipengaruhi oleh kesehatan,

kondisi fisik, mental dan unsur lainnya.

Kondisi (condition) adalah merupakan kondisi fisik lingkungan kerja seperti

pencahayaan, temperatur, dan kebisingan ruangan kerja. Keenam kelas kondisi

lingkungan kerja tersebut adalah Ideal, Excellent, Good, Average, Fair, Poor.

Sedangkan konsistensi (consistency) adalah tingkat keseragaman waktu yang

terjadi antara dua atau lebih elemen kerja yang efektif selama pengukuran kerja.

Keempat faktor yang disebutkan diatas masing-masing diklasifikasikan atas 6

tingkatan dengan kriteri yang berbeda- beda.

Gambar

Tabel 2.1. Perincian tenaga personalia perusahaan PT Adimulia Sarimas
Tabel 2.1. (lanjutan)
Gambar 3.1.Langkah – langkah penentuan waktu standar
Gambar 4.1. Prosedur Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah pengamatan langsung pada objek penelitian dengan menggunakan stopwatch , yaitu dengan mencatat waktu kerja pada bagian pengepakan

Franky Harryanto : Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Pengukuran Waktu Dengan Menggunakan Metode Stopwatch Time Study Pada Bagian Packing Glycerine di PT.. Sinar

Batik Saud Effendy merupakan salah satu IKM batik di Kampoeng Batik Laweyan, Surakarta. Jenis batik yang diproduksi adalah batik cap dan batik tulis dengan sebagian besar jenis

Hasil dari studi yang dilakukan terhadap elemen kegiatan yang dipetakan, waktu standard metoda kerja yang ada pada elemen kegiatan service ladle sebelum adanya usulan

Sinar Oleochemical International (SOCI) yang telah memberikan waktu kepada penulis dalam mengumpulkan data yang diperlukan dalam penulisan Tugas Akhir ini.. Seluruh

Usulan rekomendasi perbaikan dengan workload analysis yang diberikan terkait beban kerja yang tinggi adalah memberhentikan 1 orang pekerja bagian pembentukan kotak kardus,

kardus dimana kotak kardus yang akan diisolasi sering bertumpuk ( work in.. process, atau WIP) karena tidak seimbangnya waktu kerja antara pekerja pemuatan kemasan tepung ke

Berikut ini perhitungan yang dilakukan untuk mengetahui beban kerja pada proses pembongkaran Udang sebagai berikut : 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 = 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑥 𝐷𝑒𝑚𝑎𝑛𝑑 Total Waktu Tersedia x