• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Zat Pewarna Pada Minuman Ringan Blackberry Dengan Metode Kromatografi Kertas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisa Zat Pewarna Pada Minuman Ringan Blackberry Dengan Metode Kromatografi Kertas"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA ZAT PEWARNA PADA MINUMAN RINGAN

BLACKBERRY DENGAN METODE KROMATOGRAFI

KERTAS

KARYA ILMIAH

072401009

LIA PURNAMASARI

PROGRAM STUDI D III KIMIA ANALIS

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ANALISA ZAT PEWARNA PADA MINUMAN RINGAN

BLACKBERRY DENGAN METODE KROMATOGRAFI

KERTAS

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Melengkapi Karya Ilmiah Dan Memenuhi Syarat Untuk Mencapai Gelar Ahli Madya

072401009

LIA PURNAMASARI

PROGRAM STUDI D III KIMIA ANALIS

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PERSETUJUAN

Judul : ANALISA ZAT PEWARNA PADA MINUMAN RINGAN

BLACKBERRY DENGAN METODE KROMATOGRAFI KERTAS

Kategori : TUGAS AKHIR Nama : LIA PURNAMASARI Nomor Induk Mahasiswa : 072401009

Departemen : KIMIA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FMIPA) UNIVERSITA SUMATERA UTARA

Disetujui di Medan, 09 Mei 2010

Diketahui / Disetujui Oleh Pembimbing Departemen Kimia FMIPA USU

Ketua

DR. Rumondang Bulan Nst, M.

Nip : 195408301985032001 Nip:195408301985032001

(4)

PERNYATAAN

ANALISA ZAT PEWARNA PADA MINUMAN RINGAN BLACKBERRY DENGAN METODE KROMATOGRAFI KERTAS

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri,kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebut sumbernya.

Medan, 09 Mei 2010

(5)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT,karena atas Rahmat dan HidayahNYA sehingga penulis dapat menyelesaikan dan karya ilmiah ini dengan baik.dan tak lupa shalawat beriring salam penulis sampaikan kepada manusia yang sebagai khudwah seluruh umat islam Muhammad SAW beserta para sahabat.

Adapun tujuan penulis dalam menyusun tugas akhir ini merupakan salah satu persyaratan dalam memenuhi tugas akhir yang nantinya berguna dalam memeperoleh gelar diperguruan tinggi Program Diploma III Kimia Analis Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam di Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan karya ilmiah ini tak terlepas dari bantuan,bimbingan serta dorongan dari pihak keluarga,pihak-pihak tertentu serta dari rekan-rekan seperjuangan.untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Terkhusus dan teristimewa untuk keluarga dan kedua orang tua penulis tercinta yaitu ayahanda sarimin dan ibunda supartinah yang telah membesarkan,mendidik sehingga penulis seperti sekarang ini.dan memberikan segalanya yang tidak dapat terbalskan dan terbayarkan oleh apapun.serta teruntuk abangda iwan dan kakanda suyanti semoga diberkahi Allah dan teruntuk adinda wahyu dan endang rajin-rajin belajar agar menjadi orang yang bermanfaat bagi agama dan bangsa.

Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan batuan baik secara langsung maupun tidak langsung.antara lain :

- Ibu Dr Rumondang Bulan,MS,selaku Ketua Departemen Kimia dan Dosen Pembimbing yang banyak meluangkan waktu dan kesempatan untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis

- Ibu Dra marpongahtun Msc, selaku Ketua jurusan Kimia Analis fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam universitas Sumatera Utara

- Bapak Dr. Eddy Marlianto, M.S, selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam universitas Sumatera Utara

- Ibu Zakia Kurniati S Farm, Apt, selaku pembimbing lapangan Balai Besar POM yang telah meluangkan waktu dan kesempatan untuk memberikan bimbingan dan arahan selama pelaksanaan PKL.

- Untuk rekan-rekan PKL indri dan sofi yang telah bersama-sam penulis dalam menyelesaikan PKL dan rekan-rekan se-PAKA semoga kita menjadi insan yang lebih baik dan dapat mempergunakan ilmu kita untuk menegakkan agama dan Negara.

- Teruntuk sahabat-sahabat seperjuangan penulis di UKMI AL-FALAK FMIPA USU, sri, nova, heny, kiki, lia, arni, dll sahabat semoga pertemuan dan perpisahan kita di Ridhoi Allah SWT, adik-adik penulis, ismi, evi, nur, janah, titin, putri ,melly, ayu, fitri, dll semangatlah dalam mengarungi jalan dakwah ini karena kalianlah penerus estafet dakwah ini,dan kakak-kakak penulis k nana, k muti,k tika maafkan segala kekhilafan dan kesalahan yang datangnya dari penulis. - teruntuk penghuni pondok Nadhiroh yang insyaallah di Rahmati Allah,sahabat penulis dika, semangat dalam berjuang dan adik-adik penulis ulan ,minah, Diana, cahaya, nadia, dan nisa jangan bandel-bandel lagi yah.

(6)

Demikianlah karya ilmiah ini penulis perbuat dan penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari dari kesempurnaan baik dari segi isi maupun susunannya dikarenakanakan keterbatasan,kemampuan serta pengetahuan penuis.Oleh sebab itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi kesempurnaan penulisan ini.Akhir kata penulis berharap semoga tulisa ini bermanfaat dan berguna bagi pihak-pihak yang menggunakannya.

Medan,09 Mei 2010 Penulis

(7)

ABSTRAK

(8)

ANALYSIS OF DYE SUBSTANCE IN SOFT DRINK BLACKBERRY BY PAPER CHROMATOGRAPHI METHOD

ABSTRACT

(9)

DAFTAR ISI

Daftar Tabel viii

Daftar Gambar ix

Bab I Pendahuluan

1.1Latar Belakang 1

1.2Permasalahan 3

1.3Tujuan 3

1.4Manfaat 3

Bab II Tinjauan Pustaka

2.1. pengertian adiktif 6

2.2. macam-macam zat adiktif 7

2.3. zat pewarna 7

2.4. Pembagian zat pewarna 11 2.5. Analisis zat pewarna dengan kromatografi 15 2.6. menentukan jarak relative (Rf) 21 Bab III Metodologi, Data dan Pembahasan

3.1 Metode Analisis 22

3.2 Alat dan Bahan 22

(10)

Bab IV Data dan Pembahasan

4.1. Data 25

4.2. Pembahasan 27

Bab V kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan 29

5.2 saran 29

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Bahan-bahan pengawet kimia adalah salah satu kelompok dari sejumlah besar bahan-bahan kimia yang baik ditambahkan dengan sengaja ke dalam bahan pangan atu ada dalam bahan pangan sebagai akibat dari perlakuan prapengolahan,pengolahan atau penyimpanan.Untuk penyesuaian dengan penggunaannya dalam pengolahan secara baik,pengguanaan bahan-bahan pengawet ini :

1. Seharusnya tidak menimbulkan penipuan

2. Seharusnya tidak menrunkan nilai gizi dari bahan pangan

3. Seharusnya tidak memungkinkan pertumbuhan organisme –organisme yang menimbulkan keracunan bahan pangan sedangkan pertumbuhan mikroorganisme – mikroorganisme lainnya tertekan yang menyebabkan pembusukan menjadi nyata. (Buckle,K.A.1987)

(14)

2.2. Permasalahan

Permasalahan dalam pembuatan Karya ilmiah ini adalah :

-Mengidentifikasi zat pewarna sintetis apa saja yang terkandung didalam minuman ringan blackberry.

-Bagaiana cara mengidentifikasi zat pewarna sintetis dengan metode kromatografi kertas.

1.1. Tujuan

Adapun tujuan pembuatan Karya Ilmiah ini adalah :

-Untuk mengetahui zat warna apa saja yang terkandung didalam minuman ringan blackberry.

-Untuk mengetahui cara mengidentifikasi zat pewarna sintetis dengan metode kromatografi Kertas.

1.2. Manfaat

(15)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Penentuan mutu bahan makanan pada umumnya sangat bergantung pada beberapa faktor diantaranya cita rasa, warna, tekstur,dan nilai gizinyadisamping itu adalagi faktor lain,misalnya sifat mikrobiologis.tetapi sebelum faktor-faktor lain dipertimbangkan secara visual faktor warna tampil lebih dahulu dan kadang-kadang sangat menentukan.

Selain sebagai faktor yang ikut menentukan mutu,warna juga dapat digunakan sebagai indikator kesegaran atau kematangan.baik tidaknya cara pencampuran atau cara pengelolaan dapat ditandai dengan adanya warna yang seragam dan merata.

Di Indonesia,karena undang-undang penggunaan zat pewarna untuk sembarang zat pewarna belum ada, terdapat kecenderungan penyalahgunaan pemakaian .

Cara pengukuran warna yang lebih teliti dilakukan dengan mengukur komponen warna dalam besaran value,hue,dan cheroma.nilai value menunjukkan gelap terangnya warna,nilai hue mewakili panjang gelombang yang dominan yang akan menentukan apakah warna tersebut merah,hijau, atau kuning, sedangkan chroma menunjukkan intensitas warna.ketiga komponen ini diukur degan menggunakan alat khusus yang mengukur nilai chromatisitas petmukaan suatau bahan. Ada lima sebab yang dapat menyebabkan suatu bahan makanan berwarna yaitu :

(16)

b. Reaksi karamelisasi yang timbul bila gula dipanaskan membenk warna coklat,misalnya warna coklat pada kembang gula atau roti yang dibakar. c. Warna gelap yang timbul karena adanya reaksi Maillard,yaitu antara gugus

amino protein dengan gugus karbonil gula pereduksi,misalnya susu bubuk yang disimpan lama akan berwarna gelap.

d. Reaksi antara senyawa organik dengan udara akan menghasilkan warna hitam, atau cokelat gelap.Reaksi oksidasi ini dipercpat oleh adanya logam serta enzim,misalnya warna gelap permukaan apel atau kentang yang dipotong. e. Penambahan zat warna,baik zat warna alami maupun zat warna sintetik, yang

termasuk di dalam golongan bahan aditif makanan. Masing – masing pigmen tersebut mempunyai kestabilan yang berlainan terhadap berbagai kondisi pengolaan seperti terlihat pada table L1.

(17)

2.1. Pengertian zat adiktif

selama tertentu. Penambahan zat aditif dalam pertimbangan agar mutu dan kestabilan untuk mempertahankan nilai gizi yang mungkin rusak atau hilang selama proses pengolahan.

(18)

2.2. Macam-macam Zat Aditif

2.2.1.Zat Pewarna

Adalah bahan yang dapat memberi warna pada pewarna sintetik:

a. Anato (orange) a. Biru berlian (biru)

b. Karamel (cokelat hitam) b. Coklat HT (coklat)

c. Beta karoten (kuning) c. Eritrosit (merah)

d. Klorofil (hijau) d. Hijau FCF (hijau)

2.2.2.Penyedap rasa dan aroma serta penguat rasa

Zat aditif ini dapat memberikan, menambah, mempertegas rasa dan arom

2.2.3.Penyedap rasa dan aroma (flavour)

Penyedap rasa dan aroma yang banyak digunakan berasal dari golongan ester.Contoh: Isoamil asetat (rasa pisang), isoamil valerat (rasa apel), butil butirat (rasa nanas), isobutil propionat (rasa rum)

(19)

Bahan penguat rasa atau penyeda digunakan adalah MSG (Monosodium Glutamate) yang sehari-hari dikenak dengan nama vetsin.

2.2.5. Zat pemanis buatan

Bahan ini tidak atau hampir tidak mempunyai nilai gizi, contohnya sakarin (kemanisannya 500x gula), dulsin (kemanisannya 250x gula), dan natrium siklamat (kemanisannya 50x gula) dan serbitol.

2.2.6. Pengawet

pengasaman atau penguraian lain terhada oleh mikroorganisme.Contoh bahan pengawet dan penggunaannya:

a. Asam benzoat, natrium benzoat dan kalium benzoat, untuk minuman ringan, kecap, acar ketimun dalam botol dan caos.

b. Natrium nitrat (NaNo3), untuk daging olahan dan keju.

c. Natrium nitrit (Na No2), untuk daging olahan, daging awetan dan kornet kalangan.

d. Asam propionate, untuk roti dan sediaan keju olahan.

(20)

Zat aditif ini dapat mencegah atau menghambat oksidasi.Contoh:

a. Asam askorbat (bentukan garam kalium, natrium, dan kalium), digunakan pada daging olahan, kaldu, dan buah kalangan.

b. Butil hidroksianisol (BHA), digunakan untuk lemak dan minyak makanan

c. Butil hidroksitoluen (BHT), digunakan unt makan, margarin dan mentega.

2.2.8.. Pengemulsi, pemantap, dan pengental

Zat aditif ini dapat membantu pembentukan atau pemantapan gelatin, dan gom arab

2.2.9. Pemutih dan pematang tepung

Zat aditif ini dapat mempercepat proses pemutihan atau pematangan tepung sehingga dapat memperbaiki mutu pemanggangan.Contoh: Asam askorbat, aseton peroksida, dan kalium bromat

2.2.10. Pengatur keasaman

(21)

2.2.11. Anti kempal

Zat aditif berupa serbuk. Contoh: aluminium silikat (susu bubuk), dan kalsium aluminium silikat (garam meja)

2.2.12. Pengeras

Zat aditif makanan. Contoh: aluminium amonium sulfat (pada acar ketimun botol), dan kalium glukonat (pada buah kalangan)

2.2.13. Sekuestran

Adalah bahan yang mengikat io makanan. Contoh: asam fosfat (pada lemak dan minyak makan), kalium sitrat (dalam es krim), kalsium dinatrium EDTA dan dinatrium EDTA

2.2.14. Penambah

Zat aditif yang ditambahkan adalah asam amino, mineral, atau vitamin untuk memperbaik feri fosfat, vitamin A, dan vitamin D.

(22)

2.3

Pewarna

Bahan pewarna makanan terbagi dalam dua kelompok besar yakni pewarna alami dan pewarna buatan. Di Indonesia, penggunaan zat pewarna untuk makanan (baik yang diizinkan maupun dilarang) diatur dalam SK Menteri Kesehatan RI No. 235/MenKes/Per/VI/79 dan direvisi melalui SK Menteri Kesehatan RI No. 722/MenKes/Per/VI/88 mengenai bahan tambahan makanan.Pewarna alami diperoleh dari tanaman ataupun hewan yang berupa pigmen. Beberapa pigmen alami yang banyak terdapat di sekitar kita antara lain: klorofil (terdapat pada daun-daun berwarna hijau), kunir, karotenoid (terdapat pada wortel dan sayuran lain berwarna oranye-merah). Pewarna alami umumnya aman dan tidak menimbulkan efek samping bagi tubuh. (Permenkes RI No 722/Menkes/PER/IX/88)

2.4..Pembagian Pewarna.

2.4.1.Pewarna makanan Alami

Pewarna makanan alami mempunyai sejarah panjang dalam melindungi atau menjaga konsumsi manusia, walaupun faktanya sulit untuk menguji dengan prosedur toxicological (Dinesen 1975). Evaluasi Toxilogical dari ekstrak sayuran dibuat secara kompleks dengan memunculkan beberapa senyawa, daripada menginvestigasikan.

(23)

tertentu, saat meoda pemurnian telah dikembangkan dalam skala besar.(Von Elbe 1975).Ciri-cirinya, penggunaan makanan, dan manfaat dari karotenoid sebagai pewarna makanan telah di laporkan oleh Bauenfe ind 1975. Arithocyamins dari wine atau penyesuaian juice anggur berlimpah-limpah sulit untuk ditemukan dan tidak stabil secara kimia. Laporan ini untuk pembatasan penggunaannya sebagai pewarna makanan (francis 1975).

Pigmen pewarna “Lake” FD dan C pigmen pewarna “lake” telah membantu untuk membuat makanan baru dengan tepat dengan menyelesaikan masalah-masalah warna ketika warna terlarut (dapat larut) tidak memuaskan. Pada makanan instan, dan campuran saus, minuman sarapan, dan campuran kombinasi kue dan kue kering dari “lake” dan “dyes” digunakan. Masing-masing menampilkan fungsi tertentu.Pewarna ‘lakes” juga digunakan dalam produk permen tablet dengan pengeringan pertama kali, menghaluskan gula, rasa, dan pigemn warna dan memadatkan campuran.

(24)

menawarkan efek potensial toxic dari bahan-bahan absorbs di manusia setelah sejarah panjang dari konsumsi sehari-hari. Dengan teknik ini, polimer adiktif akan memperlihatkan fungsinya pada makanan melewati bidang gastrointestinal dengan mengeliminasi melalui feses(Furia 1977).

Poli dyes dan lakes mempunyai nilai pakai yang besar pada makanan termasuk minuman, sirup toutain, konsentrasi, agar-agar, pudding, toping, es krim, serbat, dan yogurt.

(Minor.J.L. 1985)

2.4.2. Pewarna Sintetis

Pewarna buatan untuk makanan diperoleh melalui proses sintesis kimia buatan yang mengandalkan bahan-bahan kimia, atau dari bahan yang mengandung pewarna alami melalui ekstraksi secara kimiawi. Beberapa contoh pewarna buatan yaitu :

-Warna kuning : tartrazine, sunset yellow, metanil yallow -Warna merah : allura, eritrosin, amaranth, rodamin B -Warna biru : biru berliant

Diantara beberapa bahan tambahan makanan, yang sangat sering digunakan adalah pemanis dan perwarna sinteti

makanan/minuman jajanan. untuk mendapatkan rasa yang lebih manis dengan harga yang murah dibandingkan pemanis alami

(25)

mellitus dan penderita yang memerlukan diet rendah kalori yaitu sakarin dan siklamat (Depkes, 1997). Sementara digunakan produsen untuk memberikan penampilan yang menarik pada hasil produksi mereka melalui penggunaan bahan–bahan tambahan kimiawi untuk makanan (BTM) atau Food Additives. Lihat

produk-pro

jenis bahan tambahan makanan yang aman dikonsumsi dan telah diizinkan Depkes. Tujuan penggunaan bahan tambahan makanan untuk mendapatkan mutu produk yang optimal. Dalam hal ini penggunaan bahan tambahan makanan, tentunya tidak terlepas dari aspek-aspek pemilihan atau penetapan, pembelian, aplikasi, cara mendapatkannya, ketersediaa peraturan pemerintah mengenai bahan tambahan.

Penggunaa

(26)

sunset yellow : 100mg/Kg bahan makanan (Depkes, 1998). (www.mengenal-bahan-tambahan-makanan.html)

Perusahaan susu, minuman-minuman, benda-banda dipanggang, rempah-rempah, agar-agar, gula-gula, olahan daging, dan telur timur sedikitmenggunakan pewarna sintetik. Menurut NAS, total penggunaan dan pewarna makanan di United States sekitar 0,012 Ib per rang per tahun. Pengusaha pabrik telah membuat studi teratologikal secara teliti pada semua penanda pewarna makanan untuk kurma, tes menunjukknan tidak ada efek yang merugikan.

11 FD & C dyes telah diakui FDA : Biru No 1, Biru No 2, hijau No 3, kuning No 5, Kuning No 6, Merah No 2, Merah No 3, Merah No 6, Merah NNo 40,Orange B, dan Merah Citrus No 2. Delapan mungkin digunakan untuk makanan umum, sedangkan 3 terbatas untuk menggunakan spesifik : FD dan C No 4 hanya untuk pewrana chery maraschino dalam jumlah tidak lebih dari 150 ppm.Orange B hanya untuk mewarnai luar tau permukaan dari sosis yang terbuat dari daging sapi dan saus dalam jumlah tidak lebih dari 150 ppm, merah No 2 hanya untuk mewarnai kulit dari pada keseluruhan berat jeruk.(Weissler 1975)

(27)

2.5.Analisis zat pewarna dengan kromatografi

Kromatografi digunakan untuk memisahkan campuran dari substansinya menjadi komponen komponennya. Seluruh bentuk kromatografi bekerja berdasarkan prinsip

yang sama Seluruh bentuk kromatografi memiliki fase diam (berupa padatan atau cairan yang didukung pada padatan) dan fase gerak (cairan atau gas). Fase gerak mengalir melalui fase diam dan membawa komponen-komponen dari campuran bersama-sama. Komponen-komponen yang berbeda akan bergerak pada laju yang berbeda.

2.5.1. kromatografi kertas

Mekanisme pemisahan dengan kromatografi kertas prinsipnya sama dengan mekanisme pada kromatografi kolom. Adsorben dalam kromatografi kertas adalah kertas saring, yakni selulosa. Sampel yang akan dianalisis ditotolkan ke ujung kertas yang kemudian digantung dalam wadah. Kemudian dasar kertas saring dicelupkan kedalam pelarut yang mengisi dasar wadah. Fasa mobil (pelarut) dapat saja beragam. Air, etanol, asam asetat atau campuran zat-zat ini dapat digunakan.

(28)

dan asam-asam amino larut dalam air dan tidak mudah menguap (tidak mungkin didistilasi), pemisahan asam amino adalah masalah paling sukar yang dihadapi kimiawan di akhir abad 19 dan awal abad 20. Jadi penemuan kromatografi kertas merupakan berita sangat baik bagi mereka.

Richard Laurence Millington Synge (1914-1994) adalah orang pertama yang menggunakan metoda analisis asam amino dengan kromatografi kertas. Saat campuran asam amino menaiki lembaran kertas secara vertikal karena ada fenomena kapiler, partisi asam amino antara fasa mobil dan fasa diam (air) yang teradsorbsi pada selulosa berlangsung berulang-ulang. Ketiak pelarut mencapai ujung atas kertas proses dihentikan. Setiap asam amino bergerak dari titik awal sepanjang jarak tertentu. Dari nilai R, masing-masing asam amino diidentifikasi.

Kromatografi kertas dua-dimensi (2D) menggunakan kertas yang luas bukan lembaran kecil, dan sampelnya diproses secara dua dimensi dengan dua pelarut.

2.5.2. Jenis kromatografi kertas

2.5.2.1. kromatografi kertas satu arah

(29)

yang minimum dalam pelarut yang sesuai, dan itu juga di teteskan pada garis yang sama. Dalam gambar, pena ditandai 1, 2 dan 3 serta tinta pada pesan ditandai sebagai M.

Gambar 2.1. contoh kromatografi kertas

Kertas digantungkan pada wadah yang berisi lapisan tipis pelarut atau campuran pelarut yang sesuai didalamnya. Perlu diperhatikan bahwa batas pelarut berada dibawah garis pada bercak diatasnya. Gambar berikutnya tidak menunjukkan terperinci

bagaimana kertas di gantungkan karena terlalu banyak kemungkinan untuk mengerjakannnya dan dapat mengacaukan gambar. Kadang-kadang kertas hanya digulungkan secara bebas pada silinder dan diikatkan dengan klip kertas pada bagian atas dan bawah. Silinder kemudian ditempatkan dengan posisi berdiri pada bawah wadah.

(30)

Gambar 2.2. kromatografi kertas dengan eluen

Karena pelarut bergerak lambat pada kertas, komponen-komponen yang berbeda dari campuran tinta akan bergerak pada laju yang berbeda dan campuran dipisahkan berdasarkan pada perbedaan bercak warna.

Gambar menunjukkan apa yang tampak setelah pelarut telah bergerak hampir seluruhnya ke atas.

Gambar 2.3. Bergraknya eluen

(31)

sama dengan pena 2. Anda juga dapat melihat bahwa pena 1 mengandung dua campuran berwarna biru yang kemungkinan salah satunya mengandung pewarna tunggal terdapat dalam pena 3.

2.5.2. kromatografi kertas dua arah

Kromatografi kertas dua arah dapat digunakan dalam menyelesaikan masalah pemisahan substansi yang memiliki nilai Rf yang sangat serupa.Waktu ini kromatogram dibuat dari bercak tunggal dari campuran yang ditempatkan kedepan dari garis dasar. Kromatogram ditempatkan dalam sebuah pelarut sebelum dan sesudah sampai pelarut mendekati bagian atas kertas. Dalam gambar, posisi pelarut ditandai dengan pinsil sebelum kertas kering. Posisi ini ditandai sebagai SF1 yaitu pelarut depan untuk pelarut pertama. Kita akan menggunakan dua pelarut yang berbeda

Gambar 2.4. Kromatografi kertas dua arah

(32)

perlakukan kromatogram kembali dengan pelarut yang berbeda.Hal yang sangat tidak dipercaya bahwa dua bercak yang membingungkan akan memiliki nilai Rf dalam pelarut kedua sama halnya dengan pelarut yang pertama, dengan demikian bercak-bercak akan bergerak dengan jumlah yang berbeda.

Gambar 2.5. bergeraknya eluen

Gambar berikutnya menunjukkan apa yang mungkin terjadi pada berbagai bercak pada kromatogram awal. Posisi pelarut kedua juga ditandai.Bercak-bercak telah bergerak! Kromatogram akhir akan tampak seperti ini:

(33)

Kromatografi dua arah secara seluruhnya terpisah dari campuran menjadi empat bercak yang berbeda.Kertas dibuat dari serat selulosa. Selulosa merupakan polimer dari gula sederhana, yaitu glukosa.

Gambar 2.7. struktur dari selulosa

Sangat menarik untuk mencoba untuk menjelaskan kromatografi kertas dalam kerangka bahwa senyawa-senyawa berbeda diserap pada tingkatan yang berbeda pada permukaan kertas. Dengan kata lain, akan baik menggunakan beberapa penjelasan untuk kromatografi lapis tipis dan kertas. Kompleksitas timbul karena serat-serat selulosa beratraksi dengan uap air dari atmosfer sebagaimana halnya air yang timbul pada saat pembuatan kertas. kertas sebagai serat-serat selulosa dengan lapisan yang sangat tipis dari molekul-molekul air yang berikatan pada permukaan.Interaksi ini dengan air merupakan efek yang sangat penting selama pengerjaan kromatografi kertas.

(34)

Beberapa senyawa dalam campuran bergerak sejauh dengan jarak yang ditempuh pelarut; beberapa laiinya tetap lebih dekat pada garis dasar. Jarak tempuh relative pada pelarut adalah konstan untuk senyawa tertentu sepanjang anda menjaga segala sesuatunya tetap sama, misalnya jenis kertas dan komposisi pelarut yang tepat..Jarak relative pada pelarut disebut sebagai nilai Rf. Untuk setiap senyawa berlaku rumus sebagai berikut:

jarak yang ditempuh oleh senyawa jarak yang ditempuh oleh pelarut

Misalnya, jika salah satu komponen dari campuran bergerak 9.6 cm dari garis dasar, sedangkan pelarut bergerak sejauh 12.0 cm, jadi Rf untuk komponen itu:

(35)

BAB III METODOLOGI

3.1. METODE ANALISA

Metode ini digunakan untuk menguji pewarna tambahan makanan Acuan SNI 01-2895-1992

- Bejana kromatografi - Penangas air

- Benang wol bebas lemak - Kertas saring biasa

(36)

-Larutan elusi

- Minuman ringan black berry

3.2.3.. Prosedur Percobaan

1. a. Pembuatan larutan elusi I

Campuran perbandingan volume isobutanol : etanol : air (3:2:2)

b. pembuata larutan elusi II

encerkan 5 ml ammonia pekat (Bj = 0,88) dengan air hingga 100 ml,tambahkan 2 gram natrium sitrat kedalam larutan ammonium

2. perlakuan sampel

- dilarutkan masing-masing sampel kedalam air

- diperiksa keasaman jika perlu ditambahkan asam asetat - dimasukkan benang wol secukupnya kedalam larutan sampel - dipanaskan diatas api hingga diaduk selama 10 menit

- diambil benang wol dicuci dengan air berulang-ulang -Dimasukkan benang wol kedalam gelas piala 100 ml

- Ditambahkan larutan ammonia encer panaskan diatas penangas air sampai zat warna pada benang wol tuntur

- Diambil benang wol dipekatkan diatas penagas air

- Ditotolkan pada kertas kromatografi dan zat warna pembanding yang cocok

- Dimasukkan kertas kedalam chamber yang telah dijenuhkan dengan uap elusi

(37)

BAB IV

DATA DAN HASIL PEMBAHASAN

IV.1. Data Percobaan

Data Jarak Noda Larutan Baku Tabel 4.1. dan Sampel Tabel 4.2. Tabel 4.1. Jarak Noda Larutan Baku

No Standart Jarak noda (

Tabel 4.2. Jarak Noda Sampel

(38)

4.2. Perhitungan

1. a. Baku pembanding carmoisine

jarak sampel yang melalui eluen

2. zat uji blackberry

-berbanding dengan brilliant blue

jarak sampel yang melalui eluen

Rf =

Jarak pelarut

= 10,9

(39)

= 0,90

- berbanding dengan carmoisine

jarak sampel yang melalui eluen

Rf =

Jarak pelarut

(40)

IV.2. PEMBAHASAN

Dalam mengidentifikasi zat sampel warna sintetis pada sampel ( minuman ringan blackberry) dengan Rf1 = 0,13 cm dan Rf2 = 0,94 cm yang dilakukan di Balai Besar POM , digunakan larutan baku carmoisine ( Rf = 0,1 cm), Ponceau 4R (0,4), merah allura ( 0,14), eritrosine ( 0,04), brilliant blue ( 0,75), coklat HT ( 0), tartrazine (0,60), sunset yellow / kuning FCF ( 0,35 ).

(41)

Zat pewarna sintetis digunakan dalam produk makanan dan minuman agar dapat memberikan warna yang menarik pada makanan dan minuman tersebut sehingga menjadi daya tarik bagi konsuumen untuk membeli produk tersebut.

(42)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1. KESIMPULAN

Dari analisa yang dilakukan maka diiperoleh kesimpulan bahwa :

- Zat pewarna sintetis yang terdapat pada sampel ( minuman ringan blackberry) adalah carmoisine dan brilliant blue, dengan perbandingan harga Rf pada sampel ( minuman ringan Blavkberry) Rf1 = 0,08 cm dan rf2 = 0,72 cm sebanding dengan baku pewarna carmoisine Rf = 0,1 cm dan brilliant blue Rf = 0,75 cm.

- Zat pewarna sintetis dalam minuman ringan blackberry sudah sesuai dengan SK Menteri Kesehatan RI Nomor 722/Menkes/ Per/ IX/88, sehingga layak uuntuk dikonsumsi.

V.2. Saran

(43)

DAFTAR PUSTAKA

Buckle,K.A.,1987. Ilmu Pangan. Universitas Indonesia Press.Jakarta.

Departemen Kesehatan RI,.1989.Permenkes RI No 722/Menkes/PER/IX/88,Bahan Tambahan maka nan.Jakarta

Departemen Kesehatan RI,.1989.Permenkes RI No 239/Men.Kes/PER/V/85.Jakarta Minor,J.L,.1985. nutrition Additive & Flavor Standars.Avi Publishing Inc.New York.

Winarno,F.G,.1997. kimia Pangan dan Gizi. Cetakan Kedelapan. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Wikipedia Indonesia.Org,.2008.Pewarna Makanan dan Minuman.Wikimedia Foundation,Inc.03-05-2010

www.C H E M I S T.htm,.2007.Zat Addiktif Pada Makanan.Jakarta.03-05-2010

www.

www.mengenal-bahan-tambahan- makanan,.2009.Jakarta.03-05-2010

(44)
(45)

Tabel L.1. Beberapa Sifat Pigmen Alami

Jenis Pigmen Jumlah senyawa

(46)

Tabel L.2. jenis warna dari senyawa

Warna Nama Nomor indeks nama

1. Zat warna alam Alkanet 75520 merah Karmin 75470 Merah Annatto 75120

Kuning Karoten 75130

Kuning Kurkumin 75300

Kuning Saffron 75100

Hijau Klorofil 75810

Biru Ultramarine 77007

Coklat Karamel -

Hitam Carbon black 77266 Hitam Besi oksida 77499 Putih Titanium dioksida 77891 2. Zat warna sintetik

Merah Carmoisine 14720

Merah Amaranth 16185

(47)

Tabel L.3. Zat adiktif pada minuman

No Nama produk Jenis Makanan Kandungan Zat Addiktiv 1 Marjan Sirup dalam botol Pewarna, NB, KB, Pe 2 Abc Sirup dalam Botol Pewarna, Pe, P, Cab, Nb 3. Coffe Mocca Pemanis dalam Botol Pe, NB, KB, P, Pewarna 4. Pocarri Sweat Minuman dalam Kaleng AS, Ns, NaCl, CaCl,

Kal, Mg, Prs

5. Fanta Minuman dalam Kaleng Mg, Prs, Pewarna, KB, CaB, NB, Bd

6. Green Sand Minuman dalam Kaleng Prs, CaB, KB, Bd, Mg 7. Sprite Minuman dalam Kaleng Prs, Mg, AS, Kal, NB 8. Coca Cola Minuman dalam Kaleng KB, NB, Mg, Kal, AS 9. Diet Coke Minuman dalam Kaleng AS, NB, Mg, Kal 10. Pepsi Minuman dalam Kaleng AS, NB, Mg, Kal, Prs 11. Calpico Water Minuman dalam Kaleng AS, Ns, NaCl, Kal, Mg,

Prs

12. Sunkist Minuman dalam Kaleng Pewarna, Prs, NB, Kal 13. Fruit Tea Minuman dalam Kaleng Ps, TBHQ, Prs, F,

Pewarna, NB

Gambar

Gambar 2.1. contoh kromatografi kertas
Gambar 2.3. Bergraknya eluen
Gambar 2.4. Kromatografi  kertas dua arah
Gambar 2.5. bergeraknya eluen
+6

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian selama 14 hari pewarna sintetis minuman ringan dengan pemberian minuman ringan berkarbonasi secara per- oral dengan dosis 0,6 ml/29 g BB sampai

Dari hasil pemeriksaan terhadap tujuh sampel kosmetik, terdapat tiga sampel kosmetik positif mengandung zat pewarna berbahaya yang dilarang seperti Ponceau 3R dan Metanil

Dari hasil pemeriksaan terhadap tujuh sampel kosmetik, terdapat tiga sampel kosmetik positif mengandung zat pewarna berbahaya yang dilarang seperti Ponceau 3R dan Metanil

pewarna sintetis yang terdapat pada minuman serbuk rasa jeruk, serta diharapkan. bahwa nantinya penggunaan zat pewarna sintetik pada makanan dan

Gambar sampel yang dipekatkan. Universitas

Dari hasil identifikasi tersebut diperoleh zat pewarna tambahan pangan pada jeli adalah Ponceau 4R. Dari hasil identifikasi ini diketahui bahwa zat pewarna tambahan

Sebuah apresiasi yang luar biasa yang diberikan oleh-Nya sehingga dalam karya ilmiah ini penulis dapat merangkai judul”IDENTIFIKASI PEWARNA SINTETIS DALAM MINUMAN RINGAN SIENA

Menurut Winarno (1997), yang dimaksud dengan zat pewarna adalah bahan tambahan makanan yang dapat memperbaiki warna makanan yang berubah atau menjadi pucat selama