• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC BERBANTUAN SOFTWARE AUTOGRAPH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X2 TKJ SMKS CITRA ABDI NEGORO BATUBARA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC BERBANTUAN SOFTWARE AUTOGRAPH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X2 TKJ SMKS CITRA ABDI NEGORO BATUBARA."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC BERBANTUAN SOFTWARE AUTOGRAPH

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIK SISWA KELAS X2 TKJ

SMKS CITRA ABDI NEGORO BATUBARA

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Pada

Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh:

ZAINI YULIANA

8146171093

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

ZAINI YULIANA, Pengembangan Model Pembelajaran Matematika Berbasis Pendekatan Scientific Berbantuan Software Autograph Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Berpikir Kreatif Siswa Kelas X2 TKJ SMKS Citra Abdi Negoro Batubara. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, Februari 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kreatif matematik siswa (2) mengetahui keefektifan model pembelajaran matematika berbasis pendekatan Scientific berbantuan software Autograph. Model pembelajaran yang dikembangkan dilengkapi dengan perangkat pembelajaran berupa RPP, dan LKS. Jenis penelitian ini adalah penelitian model pengembangan 4-D (define, design, develop, dan disseminate) Thiagarajan, dan kemudian dimodifikasi menjadi 3-D dengan subjek penelitian ini siswa kelas X2 TKJ SMKS Citra Abdi Negoro Batubara yang berjumlah 30 orang. Uji coba dilakukan sebanyak tiga kali. Pada uji coba-1, dan uji coba-2 diperoleh peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kreatif matematik tetapi keefektifan model pembelajaran belum terlaksana, karena terdapat kriteria ketercapaian tujuan pemebelajaran dan alokasi waktu yang belum mencapai efektif. Hasil uji coba-1, dan uji coba-2 dijadikan bahan untuk merevisi model pembelajaran. Pada uji coba-3 model pembelajaran sudah meningkat dan mencapai kriteria efektif. Hal ini ditunjukkan oleh: (a) Ketercapaian tujuan pembelajaran melebihi minimal 60%, (b) Ketercapaian kriteria ketuntasan klasikal terpenuhi yaitu 75% dari seluruh sampel telah mampu mencapai nilai minimal 2,67 atau B-, (c) Ketercapaian alokasi waktu terpenuhi. Model pembelajaran yang dikembangkan menghasilkan sintaks yang meliputi: (1) Mengamati tampilan melalui infokus, (2) Menanyakan hal yang tidak dipahami ke guru maupun temannya, (3) Mencoba eksperimen menggunakan software Autograph, (4) Mengolah informasi yang terkumpul dan menyelesaikan LKS menggunakan software Autograph, (5) Mengkomunikasikan hasil kerja kelompok menggunakan infokus.

(7)

ABSTRACT

ZAINI YULIANA, Development of Mathematics Instructional Model-Based Approach Scientific Autograph Aided Software To Improve Problem Solving Ability and Creative Thinking Students Class X2 TKJ SMKS Citra Abdi Negoro Batubara. Thesis. Terrain: Graduate School, State University of Medan, in February 2016.

This study aims to: (1) enhance the problem solving and creative thinking mathematical students (2) determine the effectiveness of mathematics teaching model based approach to software-aided Scientific Autograph. Learning model developed learning tools such as lesson plans and worksheets. This research is a study model of development of the 4-D (define, design, develop, and disseminate) Thiagarajan, and then modified into 3-D with this research subject class X2 TKJ SMKS Citra Abdi Negoro Batubara totaling 30 people. The trials were conducted three times. In the trial-1, and trial-2 is obtained an increase in the problem solving and creative thinking, but the effectiveness of mathematics teaching model has not been done, because there are criteria pemebelajaran goal achievement and time allocations that have not reached effectively. The results of trials-1, and trial-2 used as material for revising the learning model. At trial-3 model of learning has increased and reached the criteria effectively. This is shown by: (a) Achievement of learning goals exceeded at least 60%, (b) Achievement of classical completeness criteria are met, namely 75% of the entire sample has been able to achieve a minimum score of 2.67 or B -, (c) Achievement time allocation are met. Learning model developed generates a syntax that includes: (1) Viewing the display through infokus, (2) Asking for things is not understood to teachers and friends, (3) Try an experiment using software Autograph, (4) Processing information collected and completed worksheets using Autograph software, (5) Communicate the results of the group work using infokus.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis kehadirat Allah SWT Yang Maha Kuasa, yang

senantiasa menganugerahkan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan

tesis ini yang berjudul: " Pengembangan Model Pembelajaran Matematika

Berbasis Pendekatan Scientific Berbantuan Software Autograph Untuk

Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Berpikir Kreatif

Matematik Siswa Kelas X2 TKJ SMKS Citra Abdi Negoro Batubara. Tesis

ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar

Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika di Program

Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Sejak mulai dari persiapan sampai selesainya penulisan tesis ini, penulis

mendapatkan semangat, dorongan, dan bantuan dari berbagai pihak. Pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus dan penghargaan

yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu penulis.

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal atas kebaikan tersebut.

Terima kasih dan penghargaan khususnya penulis sampaikan kepada :

1) Ayahanda tercinta Drs. H. Zakaria Zain dan ibunda Mahyuni Lubis, Amd

(Almh), Taty Hasnita, SE (kakak), Zaini Azizah, S.Pd (Kakak), Khairil Azhar,

SP (Adik) serta semua sanak keluarga yang selalu memberikan doa, rasa kasih

sayang, perhatian dan dukungan penuh dalam setiap langkah dalam

(9)

2) Bapak Prof. Dr. Hasratuddin, M.Pd, selaku Pembimbing I dan Bapak Dr. W.

Rajagukguk, M.Pd, selaku Pembimbing II yang telah memberikan banyak

ilmu, bimbingan, arahan, serta motivasi yang sangat bermanfaat dan berharga

bagi penulis dalam penyusunan tesis ini sampai dengan selesai.

3) Bapak Prof. Dr. Pargaulan Siagian, M.Pd, Dr. E. Elvis Napitupulu, M.S, dan

Drs. Zul Amry, M.Si, Ph. D, selaku penguji yang telah banyak memberikan

saran dan kritik yang membangun dalam penyempurnaan dan menjadi

motivator dalam penyelesaian proposal tesis ini.

4) Bapak Prof. Dr. Edi Syahputra, M.Pd dan Bapak Prof. Dr. Hasratuddin, M.Pd

selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Pendidikan Matematika

Pascasarjana UNIMED serta Bapak Dapot Tua Manullang, M.Si selaku Staf

Program Studi Pendidikan Matematika.

5) Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd selaku Direktur dan Asisten Direktur I

Program Pascasarjana UNIMED.

6) Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Matematika Program Pascasarjana

UNIMED yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan yang bermakna

kepada penulis selama menjalani pendidikan.

7) Kepada Bapak Drs. Jamaluddin Sirait selaku kepala sekolah dan seluruh rekan

Guru SMKS Citra Abdi Negoro yang telah memberikan dukungan,

kesempatan dan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

8) Seluruh teman-teman Mahasiswa Pascasarjana Prodi Pendidikan Matematika

(10)

Thomas Saragih, Halimahtusyakdiyah, Nurhafifah Imran, Nurfi Syahrina yang

telah memberi motivasi dan dukungan dalam penyelesaian tesis ini.

9) Kepala sekolah dan rekan guru di SMAN 1 Ujung Padang serta semua pihak

yang telah membantu penulis dalam penulisan tesis ini yang tidak bisa penulis

sebutkan satu persatu.

Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan tesis ini masih banyak terdapat

kekurangan. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang

membangun guna perbaikan dan penyempurnaan penulisan tesis ini. Akhir kata

semoga tesis ini dapat memberi sumbangan dalam memperkaya khasanah ilmu

dalam bidang pendidikan dan menjadi masukan bagi penelitian lebih lanjut.

Medan, 3 Maret 2016

Penulis

(11)

DAFTAR ISI 1.1.Latar Belakang Masalah……… 1

1.2.Identifikasi Masalah……….. 13 2.1 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik………. 16

2.1.1. Pengertian Masalah………. 16

2.1.2. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik………17

2.1.3 Langkah-Langkah kemampuan Pemecahan Masalah………….18

2.2 Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik……… 25

2.2.1. Kreativitas……….. 25

2.2.2. Berpikir Kreatif……….. 32

2.2.3. Berpikir Kreatif Matematik……… 39

2.2.4. Hubungan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Pemecahan Masalah……….. 43

2.3 Belajar dan Hasil Belajar Matematika……… 45

2.4 Efektivitas Model Pembelajaran………. 50

2.4.1. Pengertian Efektivitas……… 50

2.4.2. Ciri-Ciri Efektivitas Pembelajaran………. 53

2.4.3. Kriteria Efektivitas Model Pembelajaran………... 54

2.5 Pembelajaran Efektif……….. 54

2.6 Pencapaian Tujuan Belajar Siswa………... 58

2.7 Model-Model Pengembangan Pendukung……….. 60

2.7.1 Rancangan Pengembangan Model Addie……….. 60

2.7.2 Rancangan Model Borg & Gall……….. 66

2.8 Pengertian Model Pembelajaran Matematika………. 68

2.9 Pengertian Pendekatan Scientific ( Pendekatan Ilmiah )……… 69

2.9.1. Kriteria Pendekatan Scientific……… 71

2.9.2. Langkah-Langkah Pembelajaran Dengan Pendekatan Scientific.72 2.9.2.1. Mengamati (Observing)………. 74

2.9.2.2. Mempertanyakan (Questioning)………. 76

2.9.2.3. Mengumpulkan Informasi/ Mencoba (Experimenting)…….. 78

(12)

2.9.2.5. Mengkomunikasikan (Communicating)………. 81

2.10 Media SoftwareAutograph dalam Pembelajaran Matematika……… 83

2.11 Model Pembelajaran Berbasis Pendekatan Scientific Berbantuan SoftwareAutograph………. 90

2.12 Materi Grafik Fungsi Trigonometri………. 91

2.13 Pembelajaran Grafik Fungsi Trigonometri dengan Pendekatan Scientific Menggunakan Software Autograph………. 92

2.14 Teori Belajar Yang Mendukung………. 97

2.13.1. Teori Belajar Piaget dan Pandangan Konstruktivistik……….. 97

2.13.2. Teori Belajar Vygotsky………. 99

2.13.3. Teori Belajar Bruner……….. 100

2.13.4. Teori Belajar Ausubel……….... 101

2.13.5. Teori Kecerdasan Majemuk……….. 102

2.13.6. Teori Aktivitas……….. 103

2.15 Hasil Penelitian Yang Relevan………... 104

2.16 Kerangka Konseptual………... 107

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian……… 110

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian………. 110

3.3. Populasi dan Sampel………... 111

3.4. Prosedur Penelitian……….... 112

3.4.1. Tahap Persiapan……… 112

3.4.2. Tahap Pelaksanaan……… 112

3.4.3. Tahap Analisis Data………. 112

3.4.4. Tahap Penyusunan Laporan……….. 112

3.5. Prosedur Pengembangan Model Pembelajaran……….. 112

3.5.1. Prosedur Pengembangan………... 114

3.5.2. Tahap Pendefinisian (Define)……… 114

3.5.2.1 Analisis Awal-Akhir……… 114

3.5.2.2 Analisis Siswa………. 114

3.5.2.3 Analisis Materi………. 114

3.5.2.4 Analisis Tugas……….. 115

3.5.2.5 Spesifikasi Tujuan Pembelajaran………... 115

3.5.3. Tahap Perancangan (Design)……… 115

3.6. Defenisi Operasional………... 118

3.7. Instrumen dan Teknik Pengumpul Data……… 123

3.7.1 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah……….... 123

3.7.2 Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik………. 124

3.7.3 Lembar Validasi Model Pembelajaran………. 127

(13)

3.8. Teknik Analisis Data……… 129

3.8.1 Analisis Data Validasi Ahli Model Pembelajaran……… 129

3.8.2 Analisis data Validasi ahli Perangkat Pembelajaran…………. 130

3.8.3 Analisis Data Ketercapaian Tujuan Pembelajaran……… 130

3.8.4 Analisis Data Tes Hasil Belajar………. 131

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Tahap Penelitian……… 135

4.1.1. Tahap Persiapan……….………135

4.1.2. Tahap Pelaksanaan……….... 138

4.1.3. Hasil Analisis dan Pembahasan……...……….. 154

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 4.1. Kesimpulan……….. 165

4.2. Implikasi……….. 167

4.3. Saran……… 168

DAFTAR PUSTAKA……… 172

(14)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Hubungan Kreativitas dan Pemecahan Masalah... 43

Tabel 2.2 Deskripsi Langkah Pembelajaran Berbasis Pendekatan Scientific..80

Tabel 2.3 Kegiatan Pembelajaran Berbasis Pendekatan Scientific Menggunakan Software Autograph……… 91

Tabel 2.4 Kecerdasan Majemuk………. 100

Tabel 3.1 Kisi-kisi Kemampuan Pemecahan Masalah………... 122

Tabel 3.2 Pedoman Penyekoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik……….. 123

Tabel 3.3 Kisi-kisi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik………... 124

Tabel 3.4 Pedoman Penyekoran Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik……….. 124

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrumen Model Pembelajaran Berbasis Pendekatan Scientific Berbantuan Software Autograh………... 126

Tabel 3.6 Predikat Nilai Kemampuan Siswa……….. 132

Tabel 4.1 Perancangan Awal Model Pembelajaran……… 143

Tabel 4.2 Hasil Penilaian Umum Validator terhadap Model Pembelajaran Pembelajaran………...……… 144

Tabel 4.3 Revisi Model Pembelajaran Uji coba- 1……… 145

Tabel 4.4 Revisi Model Pembelajaran Uji coba- 2……… 145

Tabel 4.5 Revisi Model Pembelajaran Uji coba- 3………. 146

Tabel 4.6 Jadwal Pelaksanaan Pembelajaran Pada Uji coba-1………... 147

Tabel 4.7 Jadwal Pelaksanaan Pembelajaran Pada Uji coba-2………... 149

Tabel 4.8 Jadwal Pelaksanaan Pembelajaran Pada Uji coba-3………... 152

Tabel 4.9 Frekuensi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik………... 153

Tabel 4.10 Frekuensi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik…...…………155

Tabel 4.11 Kerercapaian Tujuan Pembelajaran…………..……….. 157

Tabel 4. 12 Rekapitulasi Ketuntasan Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Berpikir Kreatif Matematik Siswa………. 160

Tabel 4.13 Kesesuaian Alokasi Waktu………. 161

(15)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Alur Pemecahan Masalah Menurut Polya……… 20 Gambar 2.2 Tiga ranah pembelajaran berbasis pendekatan Scientif... 72 Gambar 2.3 Sintaks pembelajaran berbasis pendekatan Scientific……….... 73 Gambar 3.1 Prosedur Pengembangan Model Pembelajaran dengan

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

LampiranA……… 174

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1……….. 175

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2……….. 185

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3………... 193

4. Lembar Kerja Siswa 1………... 201

5. Lembar Kerja Siswa 2……… 206

6. Lembar Kerja Siswa 3……… 209

Lampiran B……… 211

1. Hasil Validasi Model Pembelajaran……… 212

2. Hasil Validasi RPP, dan LKS………... 213

3. Hasil Validasi dan Reliabilitas Tes Kemampuan Pemecahan Masalah dan Berpikir Kreatif Matematik……… 215

Lampiran C……… 223

1. Butir Soal Kemampuan Pemecahan Masalah dan Berpikir Kreatif Matematik……….. 224

2. Alternatif Jawaban Kemampuan Pemecahan Masalah dan Berpikir Kreatif Matematik………. 229

3. Pedoman Penyekoran Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik 234 4. Pedoman Penyekoran Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik…... 235

Lampiran D………. 237

1. Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Uji Coba-1 238 2. Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Uji Coba-2 239 3. Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Uji Coba-3 240 4. Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Uji Coba-1…… 241

5. Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Uji Coba-2…… 242

6. Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Uji Coba-3…… 243

7. Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah dan Berpikir Kreatif Matematik Uji Coba-1……… 244

8. Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah dan Berpikir Kreatif Matematik Uji Coba-2……… 245

9. Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah dan Berpikir Kreatif Matematik Uji Coba-3……… 246

Lampiran E………. 247

1. Tim Observer……….. 248

2. Jadwal Penelitian Kelas Eksperimen………. 248

3. Pembagian Kelompok Kelas Eksperimen……….. 249

Lampiran F……….. 250

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

perkembangan zaman. Perubahan paradigma dalam dunia pendidikan menuntut

adanya perubahan pada tujuan pendidikan yang akan dicapai. Badan Standar

Nasional Pendidikan (BSNP, 2010) dalam artikelnya yang berjudul Paradigma

Pendidikan Nasional Abad XXI bagian VII, menjelaskan bahwa:

“Paradigma pendidikan yang terlalu terfokus pada kepentingan

pragmatis, teaching mind melalui drill dan skill sekarang perlu

diseimbangkan dengan tujuan ideal teaching heart melalui ethics

dan esthetics. Mesti disegarkan kembali bahwa pendidikan merupakan kekuatan moral dan intelektual yang berjalan seimbang, tidak boleh timpang. Selama ini nampak bahwa pendidikan di Indonesia terlalu menekankan aspek intelektual, kurang memperhatikan aspek moralitas. Lebih banyak berkutat tentang pemenuhan kepentingan pasar dan industri ketimbang pengembangan karakter dan kearifan”.

Pendidikan yang hanya berfokus pada aspek intelektual dirasa masih

kurang memenuhi tuntutan zaman. Aspek moralitas yang mencerminkan karakter

dan kearifan masyarakat Indonesia perlu dipelihara dan dikembangkan sebagai

salah satu fokus pendidikan sehingga menjadi salah satu tujuan pendidikan

Indonesia. Oleh karena itu, kurikulum 2013 yang mulai diberlakukan di Indonesia

bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan

hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif,

dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,

(18)

Untuk menciptakan pribadi yang kreatif, dalam pembelajaran perlu

mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kreatif matematik.

Kedua kemampuan ini sangat penting, karena dalam kehidupan sehari-hari setiap

orang selalu dihadapkan pada berbagai masalah yang harus dipecahkan dan

menuntut kreativitas untuk menemukan solusi dari permasalahan yang

dihadapinya. Oleh karena itu, pada Kurikulum 2013 kemampuan berpikir kreatif

dan kemampuan pemecahan masalah mendapat perhatian yang cukup besar. Hal

itu terlihat pada upaya-upaya pengambilan kebijakan dibidang pendidikan untuk

memasukkan kedua komponen ini dalam berbagai kegiatan pendidikan, baik

dimuat dalam kurikulum, pendekatan pembelajaran maupun model pembelajaran

yang lainnya.

Upaya tersebut dimaksudkan agar supaya setiap kegiatan pendidikan atau

pembelajaran kepada siswa, dapat dilatihkan keterampilan yang dapat

mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kreatif. Dengan

demikian dunia pendidikan akan memberikan kontribusi yang besar terhadap

pengembangan SDM yang kreatif dan memiliki kemampuan pemecahan masalah

yang handal untuk menjalani masa depan yang penuh tantangan. Seperti

tercantum dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional:

(19)

Salah satu sarana untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah

dan berpikir kreatif bagi siswa pada pendidikan adalah melalui pembelajaran

matematika. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Sriyanto (2007) bahwa:

“Selain matematika pintu masuk untuk menguasai sains dan teknologi yang berkembang pesat dewasa ini, dengan belajar matematika seseorang dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, kritis dan kreatif, yang sungguh dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari”.

Dalam hal ini dikemukakan bahwa pada proses pembelajaran matematika,

siswa memperoleh latihan secara implisit maupun secara eksplisit cara berpikir

kreatif dan cara memecahkan masalah. Bahkan dengan jelas dikemukakan dalam

kurikulum matematika bahwa salah satu tujuan pembelajaran matematika yang

hendak dicapai adalah untuk menjadikan siswa mempunyai pandangan yang lebih

luas serta memiliki sifat menghargai kegunaan matematika, sifat kritis, obyektif,

terbuka, inovatif, dan kreatif.

Hal tersebut diatas sesuai dengan standar isi untuk satuan pendidikan dasar

dan menengah mata pelajaran matematika (Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tanggal 23 Mei 2006 tentang standar isi) telah

disebutkan bahwa: “Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua

siswa mulai dari sekolah dasar untuk membekali siswa dengan kemampuan

berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerja

sama”. Mengembangkan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis,

pemecahan masalah, maupun bekerja sama sudah lama menjadi fokus dan

perhatian pendidik matematika di kelas, karena hal itu berkaitan dengan sifat dan

(20)

Tujuan tersebut berimplikasi pada upaya untuk menjadikan pembelajaran

matematika menarik bagi siswa sehingga mereka menjadi aktif dan kreatif dalam

mengikuti pembelajaran. Dengan aktif dan kreatifnya siswa mengikuti

pembelajaran matematika, maka diharapkan hal itu akan memberikan efek positif

terhadap hasil belajar yang diperolehnya. Hasil belajar yang dimaksud antara lain

tercermin pada kemampuan komunikasi matematik, penalaran, kemampuan

kreatif matematik serta kemampuan pemecahan masalah yang dapat

diaplikasikannya pada masalah matematika dan pada masalah yang dihadapinya

sehari-hari.

Namun pada kenyataan yang ditemukan dilapangan ternyata kemampuan

pemecahan masalah dan berpikir kreatif masih rendah. Hal ini sesuai dengan hasil

prasurvei yang telah dilaksanakan di SMK Swasta Citra Abdi Negoro (SMKS

CAN) Batubara kelas X2 Tekhnik Komputer dan Jaringan (TKJ). Peneliti

memberikan tes kepada 30 orang siswa kelas X2 TKJ SMKS CAN Batubara untuk

menguji kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kreatif matematik, dari

hasil pengujian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa kemampuan pemecahan

masalah dan berpikir kreatif matematik siswa rendah. Hal ini terlihat dari hasil

jawaban siswa terhadap soal-soal berikut:

Peneliti memberikan soal berikut untuk melihat kemampuan pemecahan

masalah siswa. Dari soal tersebut peneliti mendapatkan siswa kesulitan dalam

menyelesaikan soal dalam bentuk pemecahan masalah.

Hitunglah luas daerah yang diarsir

(21)

Gambar 1.2 Penyelesaian Siswa Untuk Soal Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik

Dalam penyelesaian soal diatas, diharapkan siswa dapat menghitung luas

lingkaran dan luas trapesium kemudian mencari selisih luas trapesium dan

lingkaran. Namun ada 27 orang (90%) siswa tidak bisa menyelesaikan soal

tersebut karena kurang mampu memahami masalah (siswa bingung untuk

menentukan panjang BC) dan merencanakan pemecahan. Soal yang diberikan

tersebut seharusnya dapat diselesaikan dengan mudah, hanya saja karena

kurangnya pemahaman siswa mengenai luas bangun datar, soal tersebut terlihat

lebih sulit. Jadi ketika siswa dihadapkan dengan soal non rutin siswa mengalami

kesulitan untuk menyelesaikannya.

Peneliti juga memberikan soal berikut untuk melihat kemampuan berpikir

kreatif matematik siswa:

Gambar dibawah ini adalah sebuah persegi panjang dengan panjang 5 cm dan

lebar 3 cm. Buat bangun lain dengan luas yang sama dengan persegi panjang

tersebut!

(22)

Gambar 1.1 Penyelesaian Siswa untuk Soal Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik

Dari penyelesaian yang diberikan oleh siswa dapat disimpulkan bahwa

kemampuan kreatif matematik siswa masih rendah, karena dalam menjawab soal

ini ada 25 orang ( 83,33% ) siswa menggambar dua buah bangun persegi panjang

lain yang mempunyai luas yang sama dengan persegi panjang dalam soal, maka

siswa belum dikatakan memenuhi unsur berpikir kreatif. Siswa masih terpaku

pada bentuk persegi panjang atau masih mengikuti pola yang ada.

Rendahnya kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kreatif siswa ini

juga dapat dilihat dari contoh soal dalam menggambarkan grafik fungsi,

menentukan nilai maksimum dan nilai minimum dari persamaan fungsi

dengan interval . Siswa terkadang mengalami kesulitan

dalam menggambarkan grafik tersebut dengan cara mentranslasikan sejauh

satuan dalam arah horizontal ke kanan menentukan nilai minimum dan nilai

maksimum dari fungsi tersebut. Keadaan ini terjadi karena siswa tidak memahami

konsep dasar matematika trigonometri, dan rendahnya kemampuan pemecahan

masalah dan berpikir kreatif yang dimiliki siswa, sehingga siswa tidak mampu

menemukan sendiri konsep belajarnya dan membuat pembelajaran menjadi tidak

(23)

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan pemecahan

masalah dan berpikir kreatif matematik siswa adalah proses pembelajaran dikelas.

Sesuai dengan observasi awal penulis, sejauh ini proses pembelajaran disekolah

masih didominasi oleh paradigma yang menyatakan bahwa sebuah pengetahuan

(knowledge) merupakan model fakta-fakta yang harus dihafal. Disamping itu,

situasi kelas sebagian besar masih berfokus pada guru (teacher) sebagai sumber

utama pengetahuan, kurangnya penggunaan media (khususnya media elektronik)

dalam pembelajaran serta penggunaan metode ceramah sebagai pilihan utama

pendekatan belajar mengajar.

Dalam proses pembelajaran, siswa kurang didorong untuk

mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran dikelas diarahkan

kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi. Otak anak dipaksa untuk

mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut memahami informasi

yang diingatnya itu untuk menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Padahal

untuk mempelajari matematika dengan baik, siswa harus terlibat secara aktif

terlibat dalam proses pembelajaran matematika. Pendidikan tidak diarahkan untuk

mengembangkan dan membangun karakter serta potensi yang dimiliki. Dengan

kata lain, proses pendidikan kita tidak diarahkan membentuk manusia cerdas,

memiliki kemampuan memecahkan masalah hidup, serta tidak diarahkan untuk

membentuk manusia kreatif dan inovatif.

Sebagai upaya pemerintah meningkatkan kualitas pendidikan, pemerintah

melakukan perubahan terhadap Kurikulum 2006 menjadi Kurikulum 2013. Mulai

(24)

Kurikulum ini juga disebut kurikulum berbasis Scientific, dalam arti proses

pembelajarannya menggunakan pendekatan Scientific. Perubahan dalam

Kurikulum 2013 mencakup Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar

Proses, dan Standar Penilaian. Pengimplementasian Kurikulum 2013 memiliki

tolak ukur diantaranya: (1) berorientasi pada SKL, adanya peningkatan dan

keseimbangan soft skills dan hard skills, (2) menggunakan pendekatan Scientific

dalam proses pembelajaran (mengamati, mempertanyakan, mengumpulkan

informasi/ eksperimen, mengasosiasikan/ mengolah informasi,

mengkomunikasikan) (Depdiknas, 2013), (3) menggunakan objek fenomena alam,

sosial, seni, dan budaya, (4) dan TIK digunakan sebagai sarana dalam

pembelajaran.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 81 A Tahun 2013 yang berkaitan

dengan implementasi kurikulum 2013 mengisyaratkan bahwa untuk setiap satuan

pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses

pembelajaran, serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi

dan efektivitas ketercapaian kompetensi. Strategi pembelajaran sangat diperlukan

dalam menunjang terwujudnya seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum

2013. Dalam arti bahwa kurikulum memuat apa yang seharusnya diajarkan kepada

peserta didik, sedangkan pembelajaran merupakan cara bagaimana apa yang

diajarkan bisa dikuasai oleh peserta didik. Pelaksanaan pembelajaran didahului

dengan penyiapan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan

oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada silabus.

(25)

yang lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif,

inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk

berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,

dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta

psikologis peserta didik.

Kurikulum 2013 menganut pandangan dasar bahwa pengetahuan tidak

dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke peserta didik. Seperti yang

disampaikan dalam Nurlailiyah (2013): “Pembelajaran dalam kurikulum 2013

harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk untuk mencari,

mengolah, mengkonstruksi dan menggunakan pengetahuan dalam proses

kognitifnya”. Oleh karena itu dalam kurikulum 2013, proses pembelajaran yang

dilakukan tidak serta merta hanya memindahkan ilmu pengetahuan yang dimiliki

oleh guru kepada peserta didik secara langsung melalui ceramah, melainkan guru

harus membimbing peserta didik untuk secara aktif mencari, mengolah, dan

mengkonstruksi pengetahuan.

Proses pembelajaran pendekatan ilmiah (Scientific approach) terdiri dari

lima langkah pembelajaran, diantaranya adalah Observing (mengamati),

Questioning (mempertanyakan), Experimenting (mengumpulkan informasi/

mencoba), Associating (mengolah informasi/ menalar) dan Communicating

(mengkomunikasikan). Permendikbud (2013) juga menyatakan bahwa:

“Pendekatan Scientific adalah pendekatan pembelajaran yang

(26)

didik terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis. (3) Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran. (4) Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran. (5) Mendorong dan menginspirasi

peserta didik mampu memahami, menerapkan, dan

mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran. (6) Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan. (7) Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya”.

Pendekatan Scientific telah diterapkan oleh Putrawan (2014), Dewi (2014),

Yuniarti (2014), Nurlailiyah (2014), Erlangga (2014), yang menemukan dampak

positif dari penerapan Scientific. Kelima penelitian tersebut menekankan pada

daya matematik siswa aspek kognitif serta dilakukan penelitian pada tingkat SMP/

MTs dan SMA/ SMK sedangkan pembelajaran matematika di tingkat SD

sepanjang pengetahuan peneliti belum diteliti. Mereka mengatakan bahwa

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Scientific yang berpusat pada

siswa merupakan pilihan yang tepat, karena banyak siswa yang termotivasi untuk

mengembangkan kemampuan matematik yang mereka miliki.

Selain itu, dalam pembelajaran matematika yang paling penting

ditekankan adalah keterampilan dalam proses berpikir. Siswa dilatih untuk dapat

mengembangkan kemampuan berpikir logis, analitis, sitematis, dan konsisten.

Untuk membantu dalam proses berpikir tersebut, selain adanya pendekatan

pembelajaran yang efektif, gambar dan atau animasi juga dapat digunakan. TIK

dapat berperan disini. Pembelajaran matematika dengan menggunakan media

(27)

software-software matematika yang akan sangat membantu siswa dalam

mengerjakan atau menganalisa persoalan yang ada. Salah satu software yang

dapat digunakan dalam pembelajaran matematika adalah Autograph.

Autograph adalah software atau model lunak yang sangat membantu

dalam proses belajar disekolah, software ini dikembangkan oleh Douglas Butter

pada tahun 1984. Pemanfaatan Autograph dalam pembelajaran dikelas merupakan

suatu inovasi baru dalam pembelajaran matematika, karena yang selama ini

diketahui bahwa dalam pembelajaran matematika dikelas selama ini bersifat

tradisional tanpa menggunakan media yang memadai. Kegiatan pembelajaran

lebih didominasi oleh guru sehingga siswa merasa bosan, tetapi dengan

menggunakan software Autograph siswa dapat mengembangkan cara belajarnya

menjadi lebih baik.

Pembelajaran dengan Autograph dapat mengubah siswa yang lamban

menerima pelajaran, karena ia dapat memberikan iklim yang bersifat afektif

dengan cara yang lebih individual, tidak pernah lupa, tidak pernah bosan, dapat

merangsang siswa untuk mengerjakan latihan-latihan. Selain itu penggunaan

Autograph sebagai media pembelajaran bisa memudahkan guru dalam

menyampaikan materi, mempermudah siswa untuk menyerap apa yang

disampaikan guru, dan terjadinya simulasi karena tersedianya animasi grafik,

warna dan musik yang dapat menambah realisme. Pernyataan ini diperkuat oleh

Hamalik (1994), ia mengemukakan bahwa: “Pemakaian media pembelajaran

(28)

baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan

membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa”.

Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan

sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan

pelajaran pada saat itu. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media

pembelajaran juga dapat meningkatkan pemahaman matematik dan kemampuan

berpikir, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan

penafsiran data, dan mendapatkan informasi yang lebih banyak.

Informasi teknologi pada kemampuan menerapkan suatu pengetahuan dan

kepandaian membuat sesuatu yang berkenaan dengan suatu produk, yang

berhubungan dengan seni, yang berlandaskan pengetahuan ilmu eksakta

berdasarkan pada aplikasi dan implikasi pengetahuan itu sendiri. Kurikulum 2013

dan pembelajaran matematika saat ini masih terkesan banyak kekurangan bila

diorientasikan dengan kemajuan teknologi dewasa ini. Teknologi yang merupakan

aplikasi kemajuan ilmu pengetahuan yang membawa dunia pendidikan untuk

menyesuaikannya. Pendekatan pembelajaran harus berorientasi pada kebutuhan

teknologi masa kini, artinya setiap materi yang sudah dirancang dalam jabaran

kurikulum dicarikan link dengan masalah teknologi. Hal ini sesuai dengan yang

dikemukakan Cahyo (2008) bahwa: “Perkembangan teknologi saat ini menuntut

penggunaan komputer yang lebih bervariatif dan efektif, termasuk didalamnya

aplikasi komputer dalam proses pembelajaran di sekolah sebagai media

(29)

Dengan menggunakan software Autograph pada materi pergeseran grafik

fungsi trigonometri, siswa tidak perlu lagi menggambarkan setiap pergeseran

fungsi yang tentukan akan membutuhkan waktu yang lebih lama. Siswa hanya

perlu menentukan persamaan dan mendapatkan gambar yang diinginkan dengan

Autograph. Sehingga, kesempatan siswa untuk mengembangkan dan menjelajah

lebih besar. Dan hal tersebut diharapkan dapat berpengaruh kepada penanaman

konsep dasar yang nantinya akan meningkatkan kemampuan pemecahan masalah

dan berpikir kreatif matematik siswa.

Oleh karena itu, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian yang

berjudul: “Pengembangan Model Pembelajaran Matematika Berbasis

Pendekatan Scientific Berbantuan Software Autograph Untuk Meningkatkan

Kemampuan Pemecahan Masalah dan Berpikir Kreatif Siswa Kelas X2 TKJ

SMKS Citra Abdi Negoro Batubara.”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat

diidentifikasikan masalah yang relevan dengan penelitian ini, adalah:

1. Kemampuan pemecahan masalah matematik siswa masih rendah.

2. Kemampuan berpikir kreatif matematik siswa masih rendah.

3. Guru belum mengembangkan model pembelajaran dengan menerapkan

pendekatan pembelajaran yang inovatif.

4. Siswa mendapatkan kesulitan dalam menyelesaikan soal yang berkaitan

dengan kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kreatif matematik.

(30)

sebagai sumber utama pengetahuan.

6. Kurangnya penggunaan media (khususnya media elektronik) dalam

pembelajaran serta penggunaan metode ceramah sebagai pilihan utama

pendekatan belajar mengajar.

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, penelitian ini perlu dibatasi agar

penelitian ini lebih terfokus. Masalah pada penelitian ini hanya dibatasi pada

pengembangan model pembelajaran matematika berbasis pendekatan Scientific

berbantuanan software Autograph, untuk meningkatkan pemecahan masalah dan

kemampuan berpikir kreatif matematik siswa pada materi trigonometri di SMKS

Citra Abdi Negoro Batubara.

1.4 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan batasan

masalah yang telah diuraikan diatas, serta yang diungkapkan oleh Borg & Gall

(2003: 46) bahwa “if a study not designed to test hypotheses derived from a

theory, you instead can state research questions, purposes or objectives”, maka

selanjutnya masalah pada penelitian ini dirumuskan dan menjadi pertanyaan

penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan berpikir

kreatif matematik siswa dengan menggunakan model pembelajaran

matematika yang dikembangkan berbasis pendekatan Scientific berbantuan

(31)

2. Bagaimana keefektifan model pembelajaran matematika yang

dikembangkan berbasis pendekatan Scientific berbantuan software

Autograph dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan

berpikir kreatif matematik siswa pada materi trigonometri?

1.5 Tujuan Penelitian

Mengacu pada rumusan masalah yang ditetapkan, maka yang menjadi

tujuan pada penelitian ini adalah mengetahui:

1. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kreatif

matematik siswa dengan menggunakan model pembelajaran matematika

yang dikembangkan berbasis pendekatan Scientific berbantuan software

Autograph pada materi trigonometri.

2. Keefektifan model pembelajaran matematika yang dikembangkan

berbasis pendekatan Scientific berbantuan software Autograph dalam

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kreatif

matematik siswa pada materi trigonometri.

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang ingin diperoleh dari hasil penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Bagi guru, sebagai bahan masukan agar dapat menyesuaikan gaya

(32)

menggunakan software Autograph sehingga tercapai kemampuan berpikir

kreatif dan pemecahan masalah matematis siswa yang tinggi.

2. Bagi siswa, melalui pendekatan scientific menggunakan software

Autograph diharapkan terbina sikap belajar yang positif sehingga

meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan msasalah

matematis siswa.

3. Bagi sekolah, akan menjadi bahan pertimbangan bagi pemimpin sekolah

dalam mengambil kebijakan untuk menyetujui pelaksanaan pembelajaran

matematika dengan pendekatan scientific menggunakan software

Autograph disekolah yang bersangkutan bertujuan untuk meningkatkan

kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan masalah matematis siswa.

4. Tim pengembangan dan LPTK diharapkan mampu memberikan kelebihan

dan kekurangan pendekatan scientific menggunakan software Autograph

dan mensosialisasikannya di sekolah–sekolah untuk meningkatkan

(33)

DAFTAR PUSTAKA

Al-Khalili, Amal A. 2005. Mengembangkan Kreativitas Anak (Diterjemahkan oleh Ummu Farida). Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar

Amabile, dkk. 1993. Questions of Creativity. Dalam Brockman, John (ed.).

Creativity. The reality Club 4. hal. 7-27. New York: Touchstone, Simon & Schuster.

Arikunto, Suharsimi. 1999. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. ed. Rev. IV. Yogyakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Azhar Arsyad, 4. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers

Barak, Moses. & Doppelt, Yaron. 2000. Using Portfolio to Enhance Creative

Thinking. The Journal of Technology Studies Summer-Fall 2000, Volume

XXVI, Number 2.

BSNP. 2010. Paradigma Pendidikan Nasional Abad XXI Dalam Bulletin BSNP: Media Komunikasi Dan Dialog Standar Pendidikan. Vol. VIII (1): 37

Cahyo, N. A. 2008. Pengembangan Model Creative Problem Solving Berbasis Teknologi. (http://adi-negara.blogspot.com, diakses 4 Juli 2015).

Depdiknas. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah. Jakarta: Asa Mandiri.

Djamarah, dkk. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Erlangga. Yohana. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Pendekatan Scientific Dalam Pembelajaran Matematika Pada

Siswa Kelas VII MTsN Batu Taba. Padang Panjang: Universitas

Muhammadiyah Sumatera Barat.

Evans. J. R. 1991. Creative Thinking In The Decision And Management Sciences. South-Western: Thomson Publishing Group.

Daryanto. H. 2005. Evaluasi pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 1994. Media Pendidikan (Cetak ke-7). Bandung: Citra Aditya Bakti.

Handayaningrat, Soewarno. 1985. Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan

(34)

H. Daryanto. 2005. Evaluasi pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

Hurlock, B.E. 1999. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjamg Rentang Kehidupan. Ed. 5. Jakarta: Erlangga.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2015. Materi Pelatihan Guru

Implementasi Kurikulum 2013 JenjangSMA/ SMK Tahun 2015. Jakarta

Kennedy, L.M, dan Tipps, S. 1994. Guiding’s Learning of Mathematics (7th ed).

California: Wadsworth

Kentjil, WI. 2010. Efektivitas Pembelajaran Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa. Semarang: Universitas Negeri Semarang

Kurniawan, Agung.2005. Transformasi Pelayanan Publik. Yogyakarta: Pembaruan.

Karnasih, Ida. 2008. Paper Presentated In International Workshop: ICT For Teaching And Learning Mathematics. Medan: UNIMED. (In

Collaboration Between UNIMED and QED education Kuala Lumpur. Malaysia. 23-24 May 2008.

Latief, Adnan. 2010. Penelitian Pengembangan. Laporan Bahan Pengembangan. Malang: Universitas Negeri Malang.

Lumsdaine, Edward & Lumsdine, Monika.(1995). Creative Problem Solving. Thinking Skills for a Changing World. Singapore: McGraw-Hill Book Co.

Mahmudi. Ali. 2008. “Pemecahan Masalah dan Berpikir Kreatif,” Makalah pada Konferensi Nasional Matematika (KNM) XIV Universitas Sriwijaya Palembang. Palembang: Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Yogyakarta.

Munandar. Utami. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Mulyana. T & Sabandar. J. 2005. Upaya Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kreatif Matematik Siswa SMA Jurusan IPA Melalui Pembelajaran Dengan Pendekatan Induktif-Deduktif.

NCTM. 2000. Defining Problem Solving. [Online]. Tersedia: http://www.learner.org/channel/courses/teachingmath/gradesk_2/session_0 3/sectio_03_a.html. [20 Agustus 2015].

Noer, S.N. 2007. Pembelajaran Open-Ended Umtuk Meningkatkan Kemampuan

Pemecahan Masalah Matematik Dan Kemampuan Berpikir Kreatif. Tesis

(35)

Nurlailiyah. Siti. 2014. Pengembangan Media Pembelajaran Berbantuan Komputer Dengan Pendekatan Saintifik (Scientific Approach) Pada Pokok Bahasan Fluida Statis Untuk SMA. Malang: Universitas Negeri Malang

Pehkonen,E 1997. The State-of-Art in Mathematical Creativity. (online), (http://tatagyes.files.wordpress.com/2009/11/paper07jurnalpgriyogja.pdf,d iakses tanggal 20 Agustus 2015 pukul 17.31).

Pemerintah Republik Indonesia, 2003, Undang-Undang Republik Indonesia No.

20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta. :

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.

Pemerintah R.I. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah

Menengah Atas/ Madrasah Aliyah. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan

Kebudayaan.

Permana Dewi. Ni Wayan Dian. 2014. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Scientific Berorientasi Teknologi Informasi Dan Komunikasi Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Penalaran Siswa. Jakarta: Universitas Pendidikan Ganesha.

Permendikbud. 2013. . Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 81 A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum. Jakarta. : Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.

Permendikbud. 2013. . Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2013 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta. : Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.

Pomalato, S.W.Dj. 2005. Pengaruh Penerapan Model Trefinger dalam Mengembangkan Kemampuan Kreatif dan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas 2 Sekolah Menengah Pertama. Disertasi pada PPs UPI: Tidakditerbitkan.

Polya. 1973. How To Solve It, Second Edition. New Jersey: Princeton University Press.

Prajudi, Admosudiharjo., 1987. Perilaku Organisasi. Bandung: Pustaka Ilmu. Putrawan. Agus Adi. 2014. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika

Dengan Pendekatan Scientific Berbantuan Geogebra Dalam Upaya Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Dan Aktivitas Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP. Jakarta: Universitas Pendidikan Ganesha.

Riyanto, Yatim. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta : Raja Grafika

(36)

Sambuaga, Oltje Telly. 2006. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II untuk Topik Persamaan Garis Lurus di Kelas VIII SMP Negeri 32 Surabaya. Tesis yang Tidak Dipublikasikan. Surabaya: PPS UNESA Surabaya.

Sagala, Syaiful. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sinaga, Bornok. 2008. Pengembangan Model Pembelajaran Matematika

Berdasarkan Masalah Berbasis Budaya Batak (PBM- B3), Disertasi,

Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung

Slameto. 2010. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Sriyanto. 2007. Startegi Sukses Menguasai Matematika. Yogyakarta: Indonesia Cerdas.

Sudjana. 2009. Metode Statistika. Bandung: Tarsito

Suryaningtyas dkk. 2013. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Dengan Media “Gabuz” Mata Kuliah Statistika Dasar Menggunakan Model 4-D

Thiagarajan. Surabaya: Universitas Muhammadiyah Surabaya.

Sumarmo, U. 2010. Teori Paradigma, Prinsip Pembelajaran MIPA dalam

Konteks Indonesia. Bandung: FMIPA UPI.

Suparno, S. 2001. Membangun Kompetensi Belajar. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Depertemen Pendidikan Nasional.

Suprijono, Agus. 2011. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Gramedia Pustaka Jaya.

Suryanto. 1999. Matematika SMU. Surakarta. PT.Tiga Serangkai

The Liang Gie. 2003. Tekhnik Berpikir Kreatif. Yogyakarta: Sabda Persada Yogyakarta.

Thiagarajan, S, dkk. 1974. Intructional Development for Training Teachers of Exceptional Children. Minnesota: University of Minnesota.

Trianto, 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.

Jakarta: Prestasi Pustaka.

Gambar

Gambar 2.1Halaman     Alur Pemecahan Masalah Menurut Polya……………………   20 Gambar 2.2   Tiga ranah pembelajaran berbasis pendekatan Scientif.............
Gambar dibawah ini adalah sebuah persegi panjang dengan panjang 5 cm dan

Referensi

Dokumen terkait

Apakah anda dan pekerja lain tahu terkait keselamatan dan kesehatan kerja dalam melakukan kegiatan kerja sehari-hari?. ………

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan rancangan alternatif produk spring bed yang lebih sederhana agar dapat menurunkan waktu produksi dan biaya yang lebih efisien

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas hepatoprotektor ekstrak etanol kulit bawang merah (EEKBM) dengan mengukur alanin aminotransferase (ALT),

Oleh karena itu penulis mengangkat judul dalam penulisan ilmiah ini adalah Analisis Peramalan Penjualan McDonalds Delevery Service di Mall Depok, dengan alasan utama dalam

dilakukan. Menurut Kemmis dan Mc. 14) penelitian juga digambarkan sebagai suatu proses yang dinamis dari keempat aspek yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi

Selain itu agar karyawan nyaman dalam bekerja dan lebih optimal dalam bekerja lingkungan kerjanyapun harus sesuai, maka Restoran Sindang Reret juga harus sangat

dalam Konvensi Hak-Hak Anak yang meliputi hak perlindungan dari diskriminasi, perlindungan dari eksploitasi anak, tindak kekerasan dan keterlantaran bagi anak yang

Kata benda yang menyatakan bangunan lengkung : Fossa : Letak tulang yang luas pada permukaan tulang Fossula : Lekuk tulang yang kecil. Fovea : Lekuk tulang yang