• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Konsumsi Ikan Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Konsumsi Ikan Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN POLA KONSUMSI IKAN SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 060919 DI

KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN 2015

SKRIPSI

OLEH

ASIH MONICA PUTRI NIM : 111000278

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN POLA KONSUMSI IKAN SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 060919 DI

KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN 2015

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat

OLEH:

ASIH MONICA PUTRI NIM : 111000278

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)
(4)

ABSTRAK

Ikan merupakan sumber protein yang baik untuk masa pertumbuhan. Rendahnya konsumsi ikan pada siswa Sekolah Dasar merupakan masalah yang disebabkan oleh berbagai faktor. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pola konsumsi ikan siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015.

Metode penelitian berupa survei yang bersifat analitik dengan desain cross sectional. Sampel yang diambil sebanyak 44 siswa dengan teknik purposive sampling. Jenis ikan, jumlah ikan dan frekuensi konsumsi ikan dilihat dengan menggunakan formulir recall dan food frequency quesionary. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pola konsumsi ikan berupa pengetahuan, sosial budaya, ekonomi dan dukungan ibu dilihat dengan menggunakan kuesioner.

Hasil penelitian menunjukan bahwa, sebanyak 15 orang (34,1%) siswa sekolah dasar mengonsumsi jenis ikan air tawar, sebanyak 23 orang (52,3%) siswa sekolah dasar mengonsumsi ikan dengan jumlah ikan pada kategori baik dan sebanyak 13 orang (29,5%) siswa sekolah dasar mengonsumsi ikan dengan frekuensi mengonsumsi ikan pada kategori kadang-kadang. Hasil uji chi square didapatkan ada hubungan pengetahuan dengan jumlah ikan yang dikonsumsi (p=0,0001), sosial budaya dengan jumlah ikan yang dikonsumsi (p=0,005), ekonomi dengan jumlah ikan yang dikonsumsi (p=0,0001) dan dukungan ibu dengan jumlah ikan yang dikonsumsi (p=0,001).

Pihak sekolah disarankan dapat bekerja sama dengan pihak puskesmas dalam penyuluhan gizi serta diharapkan kerjasama antara Dinas Pendidikan dengan Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Medan dalam mendukung program Gerakan Makan Ikan.

(5)

ABSTRACT

Fish is a source of good protein for the growth. The lower of fish consumption of the student of elementary school is a problem caused by any factors. The objective of this research is to study factors related to the fish comsumption pattern of the student of elementary school of SD Negeri 060919 in subdistrict of Medan Sunggal 2015.

The method of research is an analytic survey with cross sectional design. The sample is 44 students by purposive sampling method. The species of fish, the number of fish and frequency of fish consumption is indicated by using recall and food frequency questionnaire form. The factors related to the fish comsumption such as knowledge, social culture, economic and support of mother is indicated by using questionnaire form.

The result indicated that as many as 15 persons (34,1%) student of elementary school consumed fish that lives in middle water, as many as 23 persons (52,3%) student the number of consumed fish is in good category and as many as 13 persons (29,5%) student frequency of fish consumption in medium category. The result of Chi Square test indicated that there is a correlation of the knowledge and the number of consumed fish (p=0,0001), social culture and the number of consumed fish (p=0,005), economic and the number of consumed fish (p=0,0001), and support of mother and the number of consumed fish (p=0,001).

The school also suggested to build a matual cooperation with puskesmas at nutrition extension and Education office to build a matual cooperation with the Agricultural and Marine office of Medan to support the program of Fish Consumption.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi dengan judul “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pola Konsumsi Ikan Siswa Sekolah Dasar Negeri

060919 Di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015”. Skripsi ini adalah salah satu syarat yang ditetapkan untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan masukan dari berbagai pihak, untuk itu perkenankan penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, M.Si, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. Dr. Ir. Albiner Siagian, M.Si, selaku Ketua Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara dan selaku Pembimbing II skripsi yang telah meluangkan waktu dan memberikan saran, bimbingan serta arahan dalam penyelesaian skripsi ini.

3. Bapak dr. Taufik Ashar, MKM, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan dukungan serta arahan selama menjalani pendidikan. 4. Ibu Dra. Jumirah, Apt., M.Kes, selaku Dosen Pembimbing I yang telah

meluangkan banyak waktu untuk membimbing, memberikan arahan dan dukungan serta saran dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Ibu Ir. Etty Sudaryati, MKM, Ph.D, selaku Dosen Penguji yang banyak memberikan masukan dan arahan dalam penyelesaian skripsi ini.

(7)

7. Seluruh dosen dan staf Akademik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara atas bimbingan selama perkuliahan hingga penyelesaian studi.

8. Ibu Orni, S.pd, selaku Kepala Sekolah SDN 060919 Kecamatan Medan Sunggal yang telah mengizinkan saya melakukan penelitian dan membantu saya dalam memperoleh data-data yang diperlukan dalam penyelesaian skripsi ini.

9. H. Alizar dan Hj. Yenni Yenziarni, selaku orang tua penulis yang senantiasa selalu memberikan doa, semangat serta dukungan yang luar biasa kepada penulis terutama dalam menyelesaikan skripsi ini dan terimakasih juga kepada adik saya Latifa Khairunnisa dan Ronal Abiyyu untuk doa, dukungan dan motivasi penuh serta ucapan terimakasih kepada keluarga besar penulis untuk doa dan dukungannya.

10.Sahabat-sahabat penulis yang senantiasa memberikan doa, dukungan untuk Rina Guspita Sari, Rucita Arfianisa, Diniyati Kesuma Sari, Ayuni, Tira Farliza dan Annisa Kurnia, terimakasih sudah menjadi tempat berbagi cerita.

11.Teman-teman penulis yang senantiasa memberikan doa, perhatian, semangat, dukungan, serta pengalaman untuk Wilda Try Wahyuni, Hastri Rizka Rahmi Laia, Erizka Yulinda, Widia Gustia Sari, Sarah Marpaung, Amita Rahma Sintiar, Debi Daryani, Sarah Safira, Rifandita Asokawati, Mutiara Nauli Siregar, Sri Ita Hagaina Sitepu, Rury Saswita, Berkah Meidra Adika Nst dan Muhammad Bayu Akbar.

12.Teman-teman penulis yang senantiasa mendukung dan menginspirasi untuk Lindra Yeni Sukma, Meiliza Rohimmah, Jumirsah Hijriani, Yolanda Silvia Dhani, Serly Ardila Ristialy Nasution serta teman-teman lainnya terimakasih.

(8)

14.Saudari-saudari penulis yang senantiasa mendukung, mendoakan untuk kak Lela, Fuji, Tiffany, Anita dan Rahma terimakasih.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

siapapun yang membutuhkan, dan memberikan kontribusi dalam kemajuan Ilmu

Kesehatan Masyarakat di Indonesia.

Medan, September 2015

(9)

DAFTAR ISI

2.4 Manfaat Konsumsi Ikan Anak Sekolah ... 20

2.5 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Konsumsi Ikan ... 21

(10)

BAB III METODE PENELITIAN ... 25

4.1 Gambaran Umum Sekolah Dasar Negeri 060919 ... 30

4.2 Karakteristik Siswa ... 31

4.3 Karakteristik Keluarga ... 31

4.4 Konsumsi Ikan ... 32

4.5 Pola Konsumsi Ikan Siswa ... 33

4.6 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Konsumsi Ikan ... 36

BAB V PEMBAHASAN ... 41

5.1 Pola Konsumsi Ikan Siswa ... 41

5.2 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Jumlah Ikan yang Dikonsumsi Ikan ... 43

5.2.1 Hubungan Pengetahuan dengan Jumlah Ikan yang Dikonsumsi .... 43

5.2.2 Hubungan Sosial Budaya dengan Jumlah Ikan yang Dikonsumsi .. 44

5.2.3 Hubungan Ekonomi dengan Jumlah Ikan yang Dikonsumsi ... 45

5.2.4 Hubungan Dukungan Ibu dengan Jumlah Ikan yang Dikonsumsi .. 46

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 47

6.1 Kesimpulan ... 47

6.2 Saran ... 47

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan Untuk Anak

Sekolah ... 12

Tabel 2.2 Komposisi Gizi Ikan terutama Protein, Lemak dan Zat Besi

dibandingkan Telur dan Daging ... 17

Tabel 2.3 Kandungan Asam Lemak Omega-3 Per 100 Gram ... 18

Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015 ... 31

Tabel 4.2 Distribusi Karakteristik Keluarga Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan Tahun 2015 ... 32

Tabel 4.3 Distribusi Konsumsi Ikan Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015 ... 33

Tabel 4.4 Distribusi Jenis Ikan yang dikonsumsi Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015 ... 33

Tabel 4.5 Distribusi Jenis Ikan yang dikonsumsi Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015 ... 34

(12)

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Ikan Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015 ... 35

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Ikan yang dikonsumsi Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015 .... 35

Tabel 4.9 Distribusi Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Konsumsi Ikan Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015... 36

Tabel 4.10 Hubungan tingkat Pengetahuan dengan Jumlah Ikan yang dikonsumsi Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015 ... 37

Tabel 4.11 Hubungan Sosial Budaya dengan Jumlah Ikan yang dikonsumsi Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan

Sunggal Tahun 2015... 38

Tabel 4.12 Hubungan Ekonomi dengan Jumlah Ikan yang dikonsumsi Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan

Sunggal Tahun 2015... 38

Tabel 4.13 Hubungan Dukungan Ibu dengan Jumlah Ikan yang dikonsumsi Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan

(13)

DAFTAR GAMBAR

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian... 51

Lampiran 2. Surat Selesai Penelitian ... 52

Lampiran 3. Kuesioner ... 53

Lampiran 4. Data Hasil Penelitian ... 61

Lampiran 5. Hasil Analisis Data ... 65

(15)

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Asih Monica Putri

Tempat/ Tanggal Lahir : Sungai Penuh, 09 April 1994

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum Kawin

Jumlah Anggota Keluarga : Anak Pertama Dari 3 Bersaudara

Alamat : Jl. Picaully No. 18 Kompleks Perumahan Dosen

USU Kecamatan Medan Baru Riwayat Pendidikan:

1. TK Islam Amanah Tahun 1998-1999

2. SD Pertiwi Tahun 1999-2005

3. SMP Negeri 8 Sungai Penuh Tahun 2005-2008

4. SMA Negeri 1 Sungai Penuh Tahun 2008-2011

(16)

ABSTRAK

Ikan merupakan sumber protein yang baik untuk masa pertumbuhan. Rendahnya konsumsi ikan pada siswa Sekolah Dasar merupakan masalah yang disebabkan oleh berbagai faktor. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pola konsumsi ikan siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015.

Metode penelitian berupa survei yang bersifat analitik dengan desain cross sectional. Sampel yang diambil sebanyak 44 siswa dengan teknik purposive sampling. Jenis ikan, jumlah ikan dan frekuensi konsumsi ikan dilihat dengan menggunakan formulir recall dan food frequency quesionary. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pola konsumsi ikan berupa pengetahuan, sosial budaya, ekonomi dan dukungan ibu dilihat dengan menggunakan kuesioner.

Hasil penelitian menunjukan bahwa, sebanyak 15 orang (34,1%) siswa sekolah dasar mengonsumsi jenis ikan air tawar, sebanyak 23 orang (52,3%) siswa sekolah dasar mengonsumsi ikan dengan jumlah ikan pada kategori baik dan sebanyak 13 orang (29,5%) siswa sekolah dasar mengonsumsi ikan dengan frekuensi mengonsumsi ikan pada kategori kadang-kadang. Hasil uji chi square didapatkan ada hubungan pengetahuan dengan jumlah ikan yang dikonsumsi (p=0,0001), sosial budaya dengan jumlah ikan yang dikonsumsi (p=0,005), ekonomi dengan jumlah ikan yang dikonsumsi (p=0,0001) dan dukungan ibu dengan jumlah ikan yang dikonsumsi (p=0,001).

Pihak sekolah disarankan dapat bekerja sama dengan pihak puskesmas dalam penyuluhan gizi serta diharapkan kerjasama antara Dinas Pendidikan dengan Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Medan dalam mendukung program Gerakan Makan Ikan.

(17)

ABSTRACT

Fish is a source of good protein for the growth. The lower of fish consumption of the student of elementary school is a problem caused by any factors. The objective of this research is to study factors related to the fish comsumption pattern of the student of elementary school of SD Negeri 060919 in subdistrict of Medan Sunggal 2015.

The method of research is an analytic survey with cross sectional design. The sample is 44 students by purposive sampling method. The species of fish, the number of fish and frequency of fish consumption is indicated by using recall and food frequency questionnaire form. The factors related to the fish comsumption such as knowledge, social culture, economic and support of mother is indicated by using questionnaire form.

The result indicated that as many as 15 persons (34,1%) student of elementary school consumed fish that lives in middle water, as many as 23 persons (52,3%) student the number of consumed fish is in good category and as many as 13 persons (29,5%) student frequency of fish consumption in medium category. The result of Chi Square test indicated that there is a correlation of the knowledge and the number of consumed fish (p=0,0001), social culture and the number of consumed fish (p=0,005), economic and the number of consumed fish (p=0,0001), and support of mother and the number of consumed fish (p=0,001).

The school also suggested to build a matual cooperation with puskesmas at nutrition extension and Education office to build a matual cooperation with the Agricultural and Marine office of Medan to support the program of Fish Consumption.

(18)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah negara dengan konsumsi ikan sebesar 34 kilogram per

kapita per tahun. Angka tersebut masih sangat jauh jika dibandingkan dengan

konsumsi ikan di negara Jepang sebesar 120 kilogram per kapita per tahun (Ronny,

2013). Terjadinya peningkatan tumbuh kembang anak di negara Jepang dalam

beberapa waktu terakhir, diasumsikan karena perubahan pola konsumsi kearah pola

konsumsi ikan sebagai sumber protein hewani dan mengkonsumsi sumber laut lain

yang berkaitan dengan berbagai zat gizi esensial. Menurut Wahyuni yang dikutip

oleh Nilawati (2006) budaya makan ikan yang tinggi pada masyarakat Jepang telah

membuktikan terjadinya peningkatan kualitas kesehatan dan kecerdasan anak-anak

di Jepang. Dalam penelitian yang berbeda, orang tua di Jepang yang mengkonsumsi

ikan dan sumber hasil laut lainnya memiliki resiko lebih rendah terkena penyakit

jantung dan pembuluh darah.

Beberapa faktor ditengarahi sebagai penyebab rendahnya konsumsi ikan di

Indonesia, antara lain karena kurangnya pemahaman masyarakat tentang gizi dan

manfaat protein ikan bagi kesehatan dan kecerdasan, rendahnya suplai ikan

khususnya ke daerah-daerah pedalaman akibat kurang lancarnya distribusi

(19)

sebagai bentuk keanekaragaman dalam memenuhi tuntutan selera konsumen dan

sarana pemasaran serta distribusi masih terbatas baik dari segi kualitas maupun

kuantitas (Ronny, 2013).

Dengan kondisi ini, muncul berbagai penyakit akibat defisiensi konsumsi

ikan yaitu marasmus, kwashiorkor, marasmus-kwashiorkor yang terjadi

dikarenakan kekurangan intake protein dalam tubuh. Gangguan akibat kekurangan

yodium juga akibat dari rendahnya konsumsi ikan sebab ikan laut mengandung

yodium yang dibutuhkan untuk pertumbuhan. Apabila yodium dalam tubuh

berkurang maka akan menyebabkan penyakit gondok dan kretinisme pada usia

pertumbuhan (Adriani, 2012).

Indonesia sebagai negara maritim yang 2/3 bagian dari negaranya adalah

terdiri dari air dan laut, masih kurang akan gizi protein khususnya dalam konsumsi

ikan. Hal ini tidak sejalan dengan orientasi pembangunan nasional yang berbasis

kemaritiman. Karena Indonesia merupakan negara yang kaya dan sangat melimpah

hasil lautnya, rendahnya konsumsi masyarakat terhadap hasil laut menjadi masalah.

Pasalnya indeks konsumsi protein hewani masyarakat Indonesia hanya sebesar 91,7

gram/kapita/hari dari pola pangan harapan (PPH) minimal 150 gram/kapita/hari

(Ikawati, 2014).

Peringatan Harkannas (Hari Ikan Nasional) bertema “Ikan untuk Ketahanan

Pangan dan Gizi Nasional“ pada tanggal 21 November 2014 yang digelar oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk pertama kalinya diadakan agar

(20)

sebagai tumpuan dan harapan pembangunan nasional. Ikan sebagai bahan pangan

yang mudah diproduksi, bergizi tinggi, serta tersedia sepanjang tahun dan menyebar

diseluruh Indonesia menjadi solusi masalah pertumbuhan dan kecerdasan

masyarakat Indonesia.

Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (GEMARIKAN) juga upaya yang

diinisisasi oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk membangun kesadaran

gizi individu maupun masyarakat agar gemar mengkonsumsi ikan. Kampanye ini

disambut baik oleh masyarakat dan dibeberapa daerah di Indonesia sudah

melaksanakan kampanye dengan melibatkan para siswa sekolah dasar untuk

mengkonsumsi ikan sebagai asupan gizi yang dapat mencerdaskan otak. Selain itu

kampanye juga melibatkan ibu-ibu untuk memasak makanan berbahan baku ikan.

Ikan merupakan salah satu sumber asam lemak tak jenuh dan protein hewani

terbaik. Asam lemak yang paling banyak pada ikan terutama dibagian perutnya

adalah asam lemak omega-3, terutama asam eikosapentaenoat (EPA) dan asam

dokosaheksaenoat (DHA) yang baik untuk kekebalan tubuh, menghambat

pertumbuhan kanker, menurunkan kolesterol jahat (LDL) dan meningkatkan

kolesterol baik (HDL), menyehatkan jantung dan baik untuk perkembangan otak

terutama pada balita. Kandungan asam lemak ini bervariasi, tergantung jenis

ikannya. Pada umumnya ikan laut mengandung asam lemak tak jenuh rantai

panjang yang relatif lebih banyak dibandingkan dengan ikan air tawar (Murdiati,

2013). Ikan mengandung protein lebih tinggi dibandingkan dengan telur dan

daging. Ikan sarden mengandung 21 gram protein, telur ayam mengandung 12,8

(21)

Ikan terdiri dari ikan air tawar dan ikan laut. Keduanya adalah makanan

sumber protein yang sangat penting untuk pertumbuhan tubuh. Ikan mengandung

18% protein terdiri dari asam-asam amino esensial yang tidak rusak pada waktu

pemasakan. Kandungan lemaknya 1-0,2% adalah lemak yang mudah dicerna yang

langsung dapat digunakan oleh jaringan tubuh. Sebagian besar kandungan

lemaknya adalah asam lemak tak jenuh yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan

dapat menurunkan kolesterol darah. Macam-macam ikan mengandung lemak yang

bervariasi, ada yang lebih berlemak dan ada yang kurang berlemak. Lemak

merupakan salah satu unsur besar dalam ikan, unsur lainnya adalah protein, vitamin

dan mineral. Orang telah menyadari makan ikan dari laut dan air tawar lebih baik

gizinya, namun hanya orang di pesisir yang gemar makan ikan laut. Orang di daerah

pedalaman jarang mengkonsumsi ikan laut, mungkin karena kesegarannya kurang

terjamin sehingga bisa mengubah rasa ikan tersebut. Di daerah pedalaman yang ada

sungai, empang dan danau tentu banyak ikan air tawar yang tidak kalah nilai

proteinnya dan juga bermanfaat untuk pertumbuhan tubuh (Adriani, 2012).

Berdasarkan kampanye pada tanggal 29 November 2014 yang diadakan

oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan, individu termasuk kelompok usia

sekolah menjadi sasaran kegiatan. Anak usia sekolah merupakan generasi penerus

untuk melanjutkan pembangunan bangsa. Sudah seharusnya mereka memperoleh

pembinaan dan peningkatan taraf kesehatan agar kelangsungan hidup dan

perkembangan fisik maupun mental yang dikenal sebagai proses tumbuh kembang

dapat berjalan secara optimal. Tumbuh kembang yang optimal dapat dilihat dari

(22)

Salah satu faktor lingkungan yang optimal adalah zat gizi yang harus dicukupi oleh

makanan sehari-hari. Masalah perkembangan anak merupakan masalah yang selalu

menjadi topik pembicaraan yang menarik karena kualitas seorang anak ditentukan

oleh kondisi optimal baik secara fisik maupun psikis (Adriani, 2012).

Dari survei awal yang dilakukan kepada beberapa siswa, rasa ikan yang

tidak enak dan bau ikan yang amis menjadi penyebab anak tidak memilih ikan

sebagai sumber protein hewani yang baik untuk kecerdasan otak pada masa

pertumbuhan. Kondisi ekonomi masyarakat yang rata-rata menengah ke bawah

juga menjadi salah satu faktor rendahnya konsumsi ikan siswa Sekolah Dasar,

padahal ketersediaan ikan di lingkungan sekitar cukup. Berdasarkan uraian diatas,

maka peneliti ingin melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan

dengan pola konsumsi ikan siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan

Medan Sunggal Tahun 2015.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apa

saja faktor-fakor yang berhubungan dengan pola konsumsi ikan siswa Sekolah

Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan Sunggal tahun 2015.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

faktor-faktor yang berhubungan dengan pola konsumsi ikan siswa Sekolah Dasar Negeri

(23)

1.3.2 Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah :

1. Mengetahui distribusi jenis ikan dan frekuensi ikan yang dikonsumsi siswa

Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan Sunggal tahun 2015.

2. Mengetahui hubungan pengetahuan dengan jumlah ikan yang dikonsumsi siswa

Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan Sunggal tahun 2015.

3. Mengetahui hubungan sosial budaya dengan jumlah ikan yang dikonsumsi

siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan Sunggal tahun 2015.

4. Mengetahui hubungan ekonomi dengan jumlah ikan yang dikonsumsi siswa

Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan Sunggal tahun 2015.

5. Mengetahui hubungan dukungan ibu dengan jumlah ikan yang dikonsumsi

siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan Sunggal tahun 2015.

1.4 Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. Ada hubungan pengetahuan, sosial budaya, ekonomi dan dukungan ibu dengan

jumlah ikan yang dikonsumsi siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 di

Kecamatan Medan Sunggal tahun 2015.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan informasi bagi pihak sekolah dan orangtua siswa Sekolah Dasar

Negeri 060919 serta masyarakat Kecamatan Medan Sunggal tentang konsumsi

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anak Sekolah

Anak sekolah adalah anak yang berada pada usia sekolah yaitu antara 6-12

tahun. Pada usia ini anak yang sehat akan mengalami pertumbuhan dan

perkembangan yang normal dan wajar, yaitu sesuai standar pertumbuhan fisik anak

pada umumnya dan memiliki kemampuan sesuai standar kemampuan seusianya

(Adriani, 2012).

2.1.1 Kebutuhan Gizi Anak Sekolah

Anak usia sekolah memerlukan makanan yang kurang lebih sama dengan

yang dianjurkan untuk anak prasekolah, akan tetapi porsinya harus lebih besar

karena kebutuhannya yang lebih banyak, mengingat bertambahnya berat badan dan

aktivitas (Adriani, 2012).

Kebutuhan gizi harus disesuaikan dengan banyaknya aktivitas yang

dilakukan anak, oleh karena itu ada beberapa fungsi dan sumber zat gizi yang perlu

diketahui agar tercukupinya kebutuhan gizi anak sekolah, yaitu :

1. Energi

Aktivitas fisik memerlukan energi di luar kebutuhan untuk metabolisme

basal. Aktivitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh dan sistem

penunjangnya. Selama aktivitas fisik berlangsung, otot membutuhkan energi di luar

(25)

tambahan untuk mengantarkan zat-zat gizi dan oksigen ke seluruh tubuh serta

mengeluarkan sisa-sisa dari tubuh.

Penggunaan energi di luar AMB (Angka Metabolisme Basal) bagi bayi dan

anak selama masa pertumbuhan adalah untuk bermain dan sebagainya. Besar

kecilnya angka kecukupan energi sangat dipengaruhi oleh intensitas kegiatan

jasmani tersebut.

Sumber energi berkonsentrasi tinggi adalah bahan makanan sumber lemak,

seperti lemak dan minyak, kacang-kacangan dan biji-bijian. Setelah itu bahan

makanan sumber karbohidrat seperti padi-padian, umbi-umbian dan gula murni.

Semua makanan yang dibuat dari bahan makanan tersebut merupakan sumber

energi.

2. Karbohidrat

Di dalam tubuh, zat-zat makanan yang mengandung unsur karbon dapat

digunakan sebagai bahan pembentuk energi yaitu karbohidrat, lemak dan protein.

Energi yang terbentuk dapat digunakan untuk melakukan gerakan-gerakan tubuh

baik yang disadari maupun yang tidak disadari misalnya, gerakan jantung,

pernapasan (paru-paru), usus dan organ-organ lain dalam tubuh. Dari uraian

tersebut dapat diketahui keperluan tubuh yang utama adalah terbentuknya bahan

bakar (tenaga). Karbohidrat-zat tepung/pati-gula adalah makanan yang dapat

menghasilkan tenaga.

Fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan keperluan energi tubuh.

Selain itu, karbohidrat juga mempunyai fungsi lain yaitu untuk kelangsungan proses

(26)

penghematan terhadap protein. Pangan sumber karbohidrat misalnya, serealia,

biji-bijian, gula dan buah-buahan umumnya menyumbang paling sedikit 50% atau

separuh kebutuhan energi keseluruhan. Proporsi asupan karbohidrat yang

disarankan untuk anak usia sekolah adalah 50-60% karbohidrat dari kebutuhan

energi per hari.

3. Protein

Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar

tubuh sesudah air. Kebutuhan protein menurut FAO/WHO/UNU (1985) adalah

konsumsi yang diperlukan untuk mencegah kehilangan protein yang diperlukan

dalam masa pertumbuhan, kehamilan dan menyusui. Angka Kecukupan Protein

(AKP) anak usia sekolah umur 7-9 tahun adalah 400 mg untuk laki-laki dan

perempuan, umur 10-12 tahun laki-laki adalah 400 mg sedangkan untuk perempuan

350 mg. Disarankan untuk memberi protein 1,5-2 g/kg berat badan bagi anak

sekolah.

Sumber protein dalam bahan makanan hewani merupakan sumber protein

yang baik dalam jumlah maupun mutu seperti telur, susu, daging, unggas, ikan dan

kerang. Sumber protein nabati adalah kacang, kedelai dan hasil olahannya seperti

tempe dan tahu serta kacang-kacangan lain.

4. Lemak

Seperti halnya karbohidrat dan protein, lemak merupakan sumber energi

bagi tubuh. Fungsi lemak terutama adalah menghasilkan energi yang diperlukan

(27)

dalam tubuh secara langsung dan tak langsung serta sebagai pembawa (carrier) vitamin yang larut dalam lemak.

Defisiensi lemak dalam tubuh akan mengurangi ketersediaan energi dan

mengakibatkan terjadinya katabolisme atau perombakan protein. Cadangan lemak

akan semakin berkurang dan lambat laun akan terjadi penurunan berat badan.

Defisiensi asam lemak akan mengganggu pertumbuhan dan menyebabkan

terjadinya kelainan pada kulit. Sumber lemak diantaranya susu, minyak olive,

minyak jagung, minyak kacang tanah, minyak ikan dan lain-lain. Menurut WHO

(2008), kebutuhan lemak untuk anak usia 2-18 tahun adalah 25-35% dari kebutuhan

energi total.

5. Vitamin

Vitamin merupakan zat organik yang harus tersedia dalam jumlah yang

sedikit karena vitamin tidak dapat disintesis pada makhluk hidup. Vitamin

diklasifikasikan baik sebagai vitamin larut lemak (vitamin A, D, E, K) atau vitamin

larut air (vitamin B kompleks dan vitamin C). Vitamin tidak menyediakan energi

atau bahan pembangun untuk jaringan dan organ tubuh. Vitamin berperan sebagai

partisipan dalam proses katalitik (sebagai koenzim) dan pengatur proses metabolik

(Grober, 2009).

6. Mineral

Berikut adalah jenis mineral yang dibutuhkan oleh anak usia sekolah, antara

(28)

a) Kalsium

Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam tubuh,

yaitu 1,5-2% dari berat badan orang dewasa atau lebih kurang sebanyak 1 kg dan

jumlah ini 99% berada dalam jaringan keras, yaitu tulang dan gigi.

Semakin tinggi kebutuhan dan semakin rendah persediaan kalsium dalam

tubuh semakin efisien absorpsi kalsium. Peningkatan kebutuhan terjadi pada masa

pertumbuhan khususnya pada anak usia sekolah dan remaja, kehamilan, menyusui,

defisiensi kalsium dan tingkat aktifitas fisik yang meningkatkan densitas tulang.

Kalsium mempunyai berbagai fungsi dalam tubuh yaitu dalam pembentukan

tulang dan gigi. Angka kecukupan rata-rata sehari untuk kalsium bagi orang

Indonesia ditetapkan oleh Widyakarya Pangan dan Gizi LIPI (1998) untuk

anak-anak 500 mg dan remaja 600-700 mg.

Sumber kalsium utama adalah susu dan hasil olahannya, seperti keju. Ikan

dimakan dengan tulang, termasuk ikan kering merupakan sumber kalsium yang

baik. Serealia, kacang-kacangan dan hasil olahannya seperti tahu dan tempe,

sayuran hujau juga merupakan sumber kalsium yang baik.

b) Besi

Besi berfungsi sebagai cadangan untuk memproduksi hemoglobin.

Kekurangan besi dapat menurunkan kekebalan tubuh sehingga sangat peka

terhadap serangan bibit penyakit. Penelitian di Indonesia menunjukan terjadi

peningkatan prestasi belajar pada anak-anak sekolah dasar bila diberi suplemen

besi. Besi memegang peranan dalam sistem kekebalan tubuh. Angka kecukupan

(29)

Sumber besi adalah makanan hewani seperti daging, ayam dan ikan. Sumber

baik lainnya adalah telur, serealia tumbuk, kacang-kacangan, sayuran hujau, dan

beberapa jenis buah.

c) Yodium

Yodium berfungsi sebagai bagian dari tirosin dan senyawa lain yang

disintesis oleh kelenjar tiroid. Tubuh mengandung sekitar 25 mg yodium, dimana

sepertiganya terdapat dalam kelenjar tiroid. Fungsinya adalah mengontrol

transduksi energi seluler.

Kebutuhan yodium sehari-hari sekitar 1-2 µg/kg berat badan. Widyakarya

Pangan dan Gizi LIPI (1998) menganjurkan angka kecukupan gizi yodium untuk

anak sekolah 70-120 µg. Sumber yodium yang utama yaitu makanan laut berupa

ikan, udang dan kerang serta gangang laut.

Angka kecukupan gizi yang dianjurkan bagi anak sekolah tercantum dalam

tabel dibawah ini :

Tabel 2.1 Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Untuk Anak Sekolah Umur

Sumber : DEPARTEMEN KESEHATAN 2013

2.1.2 Masalah Gizi Anak Sekolah

Masalah gizi (malnutrition) adalah gangguan pada beberapa segi

(30)

terpenuhinya kebutuhan akan zat gizi yang diperoleh dari makanan (Demanik,

2010).

Kekurangan berat badan merupakan masalah gizi yang terjadi pada anak

sekolah. Kekurangan berat badan yang berlangsung pada anak yang sedang tumbuh

merupakan masalah serius. Kondisi ini mencerminkan kebiasaan makan yang

buruk. Pada awal usia enam tahun, anak mulai masuk sekolah. Dengan demikian

anak-anak mulai memasuki dunia baru, dimana mereka mulai banyak belajar,

berhubungan dengan orang di luar keluaga dan berkenalan dengan suasana dan

lingkungan yang baru. Secara langsung maupun tidak, keadaan tersebut bisa

memengaruhi kebiasaan makan. Anak-anak cenderung memilih makanan yang

mengandung banyak lemak, sementara kandungan protein dan mineralnya rendah

(Adriani, 2012).

Pada saat memasuki usia sekolah dasar, anak berada pada masa awal belajar

yang nantinya akan memengaruhi proses belajar anak pada masa yang akan datang.

Oleh karena itu penting memperhatikan gizi anak sekolah dasar untuk menunjang

kondisi fisik otak yang merupakan syarat anak mempunyai kecerdasan tinggi.

2.2 Pola Konsumsi Ikan Anak Sekolah

Menurut Lie Goan Hoang yang dikutip oleh Zulfrida (2003), pola makan

adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai jumlah dan jenis

bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang dan merupakan ciri khas

(31)

Gizi pada anak dari segi mutu maka protein hewani dapat dikatakan lebih

baik dari protein nabati. Hal ini disebabkan karena protein hewani mempunyai

susuanan asam amino esensial yang lengkap. Khusus untuk protein hewani anak

dianjurkan agar konsumsinya kira-kira 5 gram protein asal ternak ditambah 10 gram

protein ikan per hari (Khomsan, 2010). Anjuran konsumsi protein ikan rata-rata per hari yaitu 9 gram dengan kriteria baik ≥ 9 gram/hari dan kurang < 9 gram/hari.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Riyandini (2014) sebanyak 48,5%

anak-anak SD Brigjend Katamso mengkonsumsi jenis ikan laut dan olahannya. Ikan

laut yang dikonsumsi terbanyak adalah teri sebesar 22,06%, ikan air tawar yang

dikonsumsi terbanyak adalah lele sebesar 19,12%.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Apriani (2012) jenis ikan yang

dikonsumsi anak balita di Nagari Taruang-Taruang Kecamatan Rao Kabupaten

Pasaman adalah ikan mas, ikan mujahir, ikan lele, ikan gabus, belut, ikan nila, ikan

tongkol dan ikan teri. Dapat diketahui bahwa jenis ikan yang sering dikonsumsi

anak balita adalah ikan mujahir, nila dan teri (48,57%).

Menurut Budiarso yang dikutip oleh Meliala (2009), beberapa contoh jenis

ikan yang kaya akan omega-3, yaitu Lemuru, Tuna, Tenggiri dan Ikan herring.

-Lemuru (Sardinella longiceps)

Jenis ikan ini hidup di perairan pantai, lepas pantai dan laut dalam. Panjang

20 cm tapi biasanya 10-15 cm, tubuhnya biru kehijauan dibagian atas, putih perak

pada bagian bawah. Terdapat di Selat Bali dan sekitarnya, termasuk Selatan

(32)

disebut soroi ini dipasarkan dalam bentuk segar, asin kering, kalengan dan asin

rebus (pindang).

-Tuna (Thunnus obesus)

Jenis ikan yang ada di Indonesia Timur sering disebut tuna mata besar ini

hidup di perairan lepas pantai mulai dari permukaan sampai kedalaman 250 m,

dipasarkan dalam bentuk segar yang dibekukan dan harganya terbilang agak mahal.

-Tenggiri ( Scomberomorus commerson)

Termasuk ikan buas, predator, karnivor dan menyukai ikan-ikan kecil

(sarden, tembang dan teri) dipasarkan dalam bentuk segar dan asin setengah kering.

-Ikan herring (harring)

Ikan ini merupakan famili penting yang tersebar luas diseluruh dunia. Ikan

ini diiris lewat punggungnya, isi perut dibuang dan sesudah direndam selama

setengah jam dalam larutan garam 80% ikan tersebut lalu digantung didalam tempat

pembakaran di atas api kayu keras selama 6-18 jam. Ikan haring itu ikan yang

berminyak karena itu mudah rusak.

Beberapa contoh jenis ikan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat, yaitu :

1. Bandeng

Merupakan jenis ikan budi daya air payau yang sekaligus juga merupakan

bahan konsumsi masyarakat luas. Bentuk badan yang memanjang, padat dan dapat

mencapai ukuran yang cukup besar, rasanya cukup lezat membuat bandeng disukai

(33)

Menurut Hadie dan Supriatna yang dikutip oleh Meliala (2009), ciri-ciri

ikan bandeng adalah badan memanjang, padat, kepala tanpa sisik, mulut kecil

terletak di ujung kepala dan rahang tanpa gigi serta lubang hidung yang terletak di

depan mata, sirip punggung terletak jauh di belakang tutup insang, berwarna putih

bersih dan dagingnya putih.

2. Ikan Mas

Menurut Harli yang dikutip oleh Meliala (2009), ikan mas merupakan jenis

ikan darat dan hidup di perairan dangkal yang mengalir tenang dengan suhu sejuk.

Jenis ikan konsumsi air tawar ini banyak digemari masyarakat karena dagingnya

gurih dan memiliki kadar protein tinggi. Beberapa ciri-ciri ikan mas yaitu umumnya

berwarna kuning dan badan memanjang.

3. Lele

Menurut Hadie dan Supriatna yang dikutip oleh Meliala (2009), dari sekian

banyak komoditas perikanan di Indonesia, lele dapat dikatakan sebagai jenis ikan

yang sangat populer di masyarakat. Selain rasanya yang lezat, kandungan gizinya

pun cukup tinggi sehingga disukai berbagai kalangan, terutama bagi anak-anak

karena kandungan proteinnya yang tinggi berguna untuk meningkatkan kecerdasan.

Pada umumnya jenis ikan lele memiliki warna hitam abu-abu atau terkadang putih

berbintik.

4. Gurami

Menurut Agus yang dikutip oleh Meliala (2009), gurame adalah ikan air

(34)

tenang. Beberapa ciri-ciri umumnya yaitu tubuh berbentuk pipih dan agak

memanjang, bagian dahi gurami dewasa terdapat tonjolan mirip cula.

2.3 Kandungan Zat Gizi Ikan

Menurut penelitian yang dilakukan Riyandini (2014) jumlah ikan yang

dikonsumsi oleh anak-anak SD Brigjend Katamso II berada pada kategori cukup

yaitu sebesar 69,1 % dengan rata-rata jumlah protein ikan adalah 12,6 gram/hari.

Sumbangan konsumsi ikan terhadap angka kecukupan protein pada anak-anak SD

Brigjend Katamso II masih tergolong kurang dengan rata-rata 27,18%.

Pada balita penelitian yang dilakukan Apriani (2012) menyimpulkan bahwa

umumnya kandungan protein yang ada pada ikan dan dikonsumsi anak balita adalah

dengan kandungan protein 10-20 gram. Sedangkan rata-rata kandungan protein

ikan yang dikonsumsi anak balita adalah 12,74 gram/hari.

Tabel 2.2 Komposisi Gizi Ikan Terutama Protein, Lemak dan Zat Besi

(35)

Ikan sebagai salah satu sumber daya gizi laut mempunyai kandungan

protein cukup tinggi, basah sekitar 17% dan kering 40% (Khomsan, 2010).

Menurut Murdiati (2013), secara umum ikan mengandung 13-20% protein yang

dapat membantu pertumbuhan sel otak. Kandungan protein ikan erat sekali

kaitannya dengan kandungan lemak dan kandungan airnya. Pada ikan yang

kandungan lemaknya rendah, rata-rata mengandung protein dalam jumlah besar.

Jumlah protein dalam daging ikan tidak kalah dibanding dengan sumber protein

lainnya (Simanjuntak, 2002). Ikan mengandung 17 gr protein tidak jauh berbeda

dengan daging ayam dan daging sapi yang mengandung 18 gr dan 19 gr protein

namun jauh berbeda dengan telur ayam yang hanya mengandung 13 gr protein.

Menurut Khomsan (2010), sebagian besar asam lemak pada ikan berupa

asam lemak omega-3, meski asam lemak omega-3 mempunyai beberapa manfaat

yang sangat penting untuk pertumbuhan sel-sel saraf maupun untuk pencagahan

penyakit degeneratif, namun struktur kimiawinya mudah rusak bila teroksidasi

(proses penggabungan dengan oksigen seperti pemanasan).

Sebagai sumber lemak asam lemak omega-3 ditemukan terutama dalam

ikan laut berlemak yang mengandung asam lemak eikosapentanoat

(eicosapentaenoic acid, EPA) dan asam dokosaheksanoat (decosahexaenoic acid,

DHA). Penelitian menunjukan peningkatan bukti mengenai efek antiinflamasi,

antiaterogenik, antitrombolik, antiaritmia dan efek penurun-trigliserida dalam

(36)

Menurut Aswan yang dikutip oleh Meliala (2009), omega 3 dan omega 6

termasuk dalam asam lemak tak jenuh jamak esensial yang berguna untuk

memperkuat daya tahan otot jantung, meningkatkan kecerdasan otak jika diberikan

sejak dini, melenturkan pembuluh darah, hingga menurunkan kadar trigliserida dan

mencegah penggumpalan darah. Omega 3 dan omega 6 berasal dari berbagai jenis

ikan, terutama ikan yang berasal dari laut, seperti sarden, tuna, cakalang, kembung,

mackarel, herring, salem, bonito dan lainnya.

Tabel 2.3 Kandungan Asam Lemak Omega-3 Per 100 Gram Jenis Ikan Asam Lemak

Omega-3

Jenis Ikan Asam Lemak Omega-3

Ikan sebagai sumber karbohidrat menurut Hadiwiyoto yang dikutip oleh

Simanjuntak (2002), sumbangan karbohidrat dari daging ikan sebagai zat gizi

kurang dari 1%. Karbohidrat dalam daging ikan paling banyak berupa glikogen

0,005%-0,85%, glukosa 0,038%, asam laktat 0,005%-1,43%. Selain sebagai

sumber karbohidrat ikan juga sebagai sumber vitamin,menurut Pandit yang dikutip

oleh Meliala (2009) bangsa yang memiliki tingkat konsumsi ikan lebih tinggi

cenderung memiliki kualitas sumber daya manusia lebih unggul, sehat dan cerdas.

Ikan dan hasil produknya banyak dimanfaatkan oleh orang-orang yang mengalami

kesulitan pencernaan. Vitamin yang ada dalam ikan bermacam-macam yaitu

vitamin A, D, thiamin, ribovlavin dan niacin. Vitamin D yang terdapat pada

(37)

hewan mamalia darat hanya ditemukan dalam jumlah kecil bahkan kurang dari 1

IU/gram (Hadiwiyoto dalam Simanjuntak, 2002).

Menurut pandit yang dikutip oleh Meliala (2009), ikan mengandung banyak

mineral, diantaranya magnesium, phosfor, yodium, flour, zat besi, copper, zinc, dan

selenium. Mineral yang terkandung dalam ikan kurang lebih sama banyaknya

dengan mineral yang ada dalam susu, seperti kalsium dan phosfor. Orang-orang di

pegunungan yang banyak menderita penyakit gondok antara lain disebabkan jarang

makan ikan laut. Kandungan yodium yang diperoleh dari jenis ikan laut sangat

cukup untuk mencegah berkembangnya penyakit gondok, oleh karena itu

pemerintah membuat peraturan penambahan yodium pada setiap garam dapur yang

dijual dipasaran.

2.4 Manfaat Konsumsi Ikan Anak Sekolah

Kajian epidemiologis mengungkapkan kaitan konsumsi ikan dan resiko

kematian akibat penyakit jantung. Bangsa eskimo yang langka berpenyakit jantung

ternyata mengkonsumsi ikan 300-400 g per hari atau rata-rata 126 kg/tahun.

Lemak ikan mempunyai keunggulan khusus dibandingkan lemak hewan

lainnya. Keunggulan khusus tersebut terutama dilihat dari komposisi asam

lemaknya. Ikan diketahui banyak mengandung asam lemak tak jenuh yang beberapa

diantaranya esensial bagi tubuh, bahkan yang disebut asam lemak omega-3 dapat

menurunkan kadar kolesterol darah. Kolesterol LDL (low density lipoprotein)

sangat berperan terhadap munculnya aterosklerosis atau penyumbatan pembuluh

darah. Oleh karena itu mengkonsumsi ikan yang banyak mengandung asam lemak

(38)

Para ahli gizi dalam Lokakarya Peranan Asam Lemak Esensial dalam

Perkembangan Kecerdasan di Serpong 14-15 Februari 1996 menyimpulkan asam

lemak omega-3 dan omega-6 yang terdapat pada ASI, ikan dan produk olahannya

(termasuk minyak ikan) mempunyai peranan penting dalam peningkatan

kecerdasan anak.

Beberapa hasil penelitian yang berhasil mengungkap diet produk ikan dan

ikan yang mengandung omega-3, yaitu mengkonsumsi ikan secara teratur akan

menurunkan resiko jantung 38% dan serangan jantung 60% dibandingkan dengan

mereka yang mengkonsumsi daging merah dan omega-3 dapat mencegah

pembentukan gumpalan darah.

2.5 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Konsumsi Ikan

Dari artikel yang penulis baca, ada beberapa faktor yang berhubungan

dengan pola konsumsi ikan, antara lain sebagai berikut :

1. Pengetahuan

Pengetahuan seseorang biasanya dipengaruhi oleh pengalaman yang berasal

dari berbagai macam sumber, misalnya media massa, media elektronik, buku

petunjuk, petugas kesehatan, media poster, kerabat dekat dan sebagainya.

Pengetahuan ini dapat membentuk keyakinan tertentu sehingga seseorang

berperilaku sesuai keyakinan tersebut. Pengetahuan merupakan resultan akibat

proses penginderaan terhadap suatu obyek. Penginderaan tersebut sebagian besar

berasal dari pengelihatan dan pendengaran. Pengukuran atau penilaian pengetahuan

pada umumnya dilakukan melalui tes atau wawancara dengan alat bantu kuesioner

(39)

2. Sosial Budaya

Kehidupan manusia sebagai makhluk sosial selalu dihadapkan kepada

masalah sosial yang tak dapat dipisahkan dalam kehidupan. Masalah sosial timbul

sebagai akibat dari hubungannya dengan sesama manusia lainnya dan akibat

tingkahlakunya. Masalah sosial tidak sama antara masyarakat yang satu dengan

yang lainnya karena adanya perbedaan dalam tingkat perkembangan

kebudayaannya, sifat kependudukannya dan keadaan lingkungan alamnya.

Budaya dilihat sebagai mekanisme kontrol bagi perlakuan dan

tindakan-tindakan sosial manusia, atau sebagai pola-pola bagi kelakuan manusia. Di dalam

masyarakat, manusia mengembangkan kebudayaannya. Ada yang diterima dan ada

yang tidak, atau diterima secara selektif karena berkenaan dengan nilai-nilai moral

dan estetika, sistem-sistem penggolongan, benda-benda dan berbagai hal lainnya

yang diperlukan hidupnya. Kesemuanya ini merupakan masalah sosial yang di

dalamnya masyarakat berada dalam suatu proses perubahan sosial dan kebudayaan

yang cepat (Munandar, 1992).

3. Ekonomi

Ukuran kelayakan seseorang dalam memperoleh penghargaan dari hasil

kerjanya yang digunakan untuk memenuhi kebutuhannya. Maka baik kondisi

ekonomi seseorang dapat diasumsikan bahwa terpenuhinya kebutuhan akan

semakin baik, karena untuk kebutuhan akan lebih mudah dipenuhi.

Pendapatan keluarga termasuk ke dalam faktor ekonomi yang mempunyai

peran penting terutama dalam memberikan efek terhadap taraf hidup. Efek disini

(40)

meningkatkan tingkat gizi masyarakat. Pendapatan akan menentukan daya beli

terhadap pangan dan fasilitas lain yang dapat mempengaruhi kondisi kesehatan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Komsatiningrum (2008)

kepada anak balita, diketahui bahwa pendapatan keluarga mempengaruhi pola

konsumsi pangan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Jafar

(2012) kepada remaja usia 13-18 tahun dan orang dewasa usia ≥ 19 tahun, diketahui bahwa tingkat sosial ekonomi mempengaruhi pola konsumsi pangan.

4. Dukungan Ibu

Semua orangtua harus memberikan hak anak untuk tumbuh. Semua anak

harus memperoleh yang terbaik agar dapat tumbuh sesuai dengan apa yang

mungkin dicapainya dan sesuai dengan kemampuan tubuhnya. Untuk itu perlu

perhatian/dukungan orangtua. Untuk tumbuh dengan baik tidak cukup dengan

memberinya makan, asal memilih menu makanan dan asal menyuapi anak nasi.

Akan tetapi anak membutuhkan sikap orang tuanya dalam memberi makan. Semasa

bayi, anak hanya menelan apa saja yang diberikan ibunya. Sekalipun yang

ditelannya itu tidak cukup dan kurang bergizi. Demikian pula sampai anak sudah

mulai disapih, anak tidak tahu mana makanan terbaik dan mana makanan yang

boleh dimakan. Anak masih membutuhkan bimbingan seorang ibu dalam memilih

makanan agar pertumbuhan tidak terganggu. Bentuk perhatian/dukungan ibu

terhadap anak salah satunya perhatian ketika makan (Nadesul, 1995).

Wanita yang berstatus ibu rumah tangga memiliki peran ganda dalam

keluarga, terutama jika memiliki aktivitas di luar rumah seperti bekerja atau pun

(41)

biasanya dalam hal menyusun menu tidak terlalu memperhatikan keadaan gizinya,

tetapi cenderung menekankan dalam jumlah atau banyaknya makanan, sedangkan

gizi mempunyai pengaruh yang cukup atau sangat berperan bagi pertumbuhan dan

perkembangan mental maupun fisik anak. Selama bekerja ibu cenderung

mempercayakan anak mereka diawasi oleh anggota keluarga lainnya yang biasanya

adalah nenek, saudara perempuan atau anak yang sudah besar bahkan orang lain

(42)

2.6 Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2.1 Kerangka Konsep

Dari gambar 2.1 di atas dapat dilihat hubungan antara pengetahuan, sosial

budaya, ekonomi dan dukungan ibu dengan pola kosumsi ikan berupa jumlah ikan

yang dikonsumsi. Sementara pola konsumsi ikan berupa jenis ikan dan frekuensi

ikan yang dikonsumsi hanya melihat distribusinya saja. Pengetahuan

Sosial Budaya Ekonomi Dukungan Ibu

Pola Konsumsi Ikan Jumlah ikan yang dikonsumsi

Jenis ikan yang dikonsumsi

(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat analitik dengan

desain crossectional yaitu untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan

pola konsumsi ikan siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan

Sunggal tahun 2015.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 060919 yang terletak di

Jalan Setia Budi No. 6, Kecamatan Medan Sunggal. Dari survei awal yang

dilakukan kepada 15 orang siswa, 9 siswa tidak mengkonsumsi ikan sebagai sumber

protein hewani. Salah satu alasannya adalah rasa ikan yang tidak enak dan baunya

yang amis.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan September 2015.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 5 (lima) dan kelas

6 (enam) yang terdaftar di Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan

Sunggal. Pemilihan populasi ditentukan dengan alasan bahwa pada siswa kelas

(44)

Adapun jumlah siswa kelas 5 dan 6 di Sekolah Dasar Negeri 060919 di

Kecamatan Medan Sunggal sebagai berikut :

a) Kelas 5 : 23 siswa

b) Kelas 6 : 21 siswa

Maka seluruh populasi untuk siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 adalah 44

orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Data penelitian diperoleh melalui dua cara yaitu :

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari wawancara langsung terhadap siswa

sekolah dasar tentang pengetahuan, sosial budaya, ekonomi dan dukungan ibu.

Jenis dan frekuensi ikan yang dikonsumsi diperoleh dari formulir food frequency, sedangkan jumlah ikan diperoleh dari food recall.

b. Data sekunder, yaitu data yang dikumpulkan dari bagian administrasi Sekolah

Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan Sunggal tahun 2015 yang meliputi

gambaran umum sekolah tersebut.

3.5 Definisi Operasional

1. Siswa sekolah dasar adalah anak sekolah yang terdaftar sebagai peserta kegiatan

belajar di Sekolah Dasar Negeri 060919 Kecamatan Medan Sunggal.

2. Pengetahuan adalah pemahaman yang dimiliki oleh siswa sekolah dasar tentang

pola konsumsi ikan.

3. Sosial budaya adalah kepercayaan terhadap ada tidaknya pantangan konsumsi

(45)

4. Ekonomi adalah ukuran kelayakan siswa sekolah dasar dalam pemenuhan

konsumsi ikan.

5. Dukungan ibu adalah penilaian siswa sekolah dasar tentang dukungan yang

diberikan ibu terhadap pola konsumsi ikan.

6. Pola konsumsi ikan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran

tentang konsumsi ikan siswa sekolah dasar meliputi jenis ikan yang dikonsumsi,

jumlah ikan yang dikonsumsi dan frekuensi ikan yang dikonsumsi.

7. Jenis ikan yang dikonsumsi adalah macam/ragam ikan yang dikonsumsi oleh

siswa sekolah dasar.

8. Jumlah ikan yang dikonsumsi adalah banyaknya zat gizi protein yang

dikonsumsi oleh siswa sekolah dasar.

9. Frekuensi ikan yang dikonsumsi adalah keacapan mengkonsumsi ikan tertentu

oleh siswa sekolah dasar.

3.6 Aspek Pengukuran 3.6.1 Pengetahuan

Pengetahuan diukur melalui jawaban kuesioner, pertanyaan yang diajukan

adalah 12 pertanyaan. Setiap jawaban yang benar akan diberi skor 1 dan jawaban

akan diberi skor 0. Total skor maksimal adalah 12 dan total skor minimal adalah 0

(Khomsan, 2000).

Tingkat pengetahuan dapat dikategorikan menjadi 3 kategori :

1. Baik : Apabila responden menjawab soal >75% dengan benar atau

(46)

2. Sedang : Apabila responden menjawab soal 40-75% dengan benar

atau dengan total skor responden 5-8.

3. Kurang : Apabila responden menjawab soal <40% dengan benar atau

dengan total skor responden 1-4.

3.6.2 Sosial Budaya

Kepercayaan diukur melalui variabel yang didasarkan dari 5 pertanyaan

dengan menggunakan Rating Scale. Setiap pertanyaan memiliki bobot nilai 4

pemberian skor setiap poin jawaban sebagai berikut :

Tiap pertanyaan terdiri dari 1 pilihan jawaban, yang benar diberi skor 4 dan

jawaban yang salah diberi skor 0 (Sugiyono, 2008).

Skor tertinggi yang bisa diperoleh responden adalah 20 dan dikategorikan

menjadi :

1. Positif : Apabila jawaban responden benar ≥65% dengan total nilai (13-20).

2. Negatif : Apabila jawaban responden benar <65% dengan total nilai

(0-12).

3.6.3 Ekonomi

Ekonomi keluarga per bulan dikategorikan berdasarkan upah minimum

regional (UMR) Provinsi Sumatera Utara tahun 2012.

Kategori :

(47)

3.6.4 Dukungan Ibu

Diukur berdasarkan jawaban dari kuesioner yang terdiri dari 13 pertanyaan.

Skor untuk pilihan a=2, b=1 sehingga skor menjadi 26 dengan kategori :

1. Baik : Apabila nilai yang diperoleh 22-26 (≥80%). 2. Tidak baik : Apabila nilai yang diperoleh <22 (<80%).

3.6.5 Jenis Ikan yang di Konsumsi

Jenis ikan yang dikonsumsi dilihat dari variasi jenis ikan yang dikonsumsi

dalam satu minggu yang terdiri dari ikan laut, ikan air tawar dan hasil olahan ikan.

3.6.6 Jumlah Ikan yang di Konsumsi

Jumlah ikan yang dikonsumsi diperoleh melalui wawancara langsung

dengan menggunakan kuesioner, kemudian dibandingkan dengan anjuran konsumsi

protein ikan rata-rata perhari yaitu 9 gram, dengan kriteria : (Depkes RI, 1998

dikutip dari Simanjuntak, 2002)

1. Baik : ≥9 gram/hari. 2. Kurang : <9 gram/hari.

3.6.7 Frekuensi Ikan yang dikonsumsi

Frekuensi ikan yang dikonsumsi diperoleh melalui wawancara kepada siswa

sekolah dasar melalui formulir food frequency, dengan kriteria jarang 1-3x/minggu, kadang-kadang 4-6x/minggu dan sering ≥7x/minggu.

3.7 Metode Analisis Data

Data yang telah dikumpul, diolah dan disajikan dalam tabel distribusi

(48)
(49)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Sekolah Dasar Negeri 060919

Sekolah Dasar (SD) Negeri 060919 berdiri di atas tanah seluas 1500 �2.

SD ini terletak di Jalan Setia Budi No. 6 Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan

Medan Sunggal Kota Medan Provinsi Sumatera Utara. Adapun sarana yang dimiliki

sekolah ini adalah 6 ruangan kelas, 1 ruangan kepala sekolah dan 1 ruangan kantor

yang digabung dengan tata usaha.

Selain prasarana sekolah, sekolah tersebut juga memiliki sarana belajar

berupa buku penunjang yang terdiri dari 26 buku penunjang kelas I, 21 buku

penunjang kelas II, 23 buku penunjang kelas III, 26 buku penunjang kelas IV, 22

buku penunjang kelas V dan 22 buku penunjang kelas VI. Selain buku penunjang,

juga dilengkapi dengan alat peraga yang terdiri dari 2 set alat peraga IPA, 2 set alat

peraga IPS, 2 set alat peraga bahasa, 2 set alat peraga matematika dan 2 set alat olah

raga.

Saat ini, kepala sekolah SD tersebut adalah Ibu Orni, S.Pd yang dibantu oleh

10 orang guru. Jumlah siswa yang belajar di sekolah tersebut pada tahun ajaran

2015/2016 berjumlah 117 orang yang terdiri dari 18 orang kelas I, 21 orang kelas

II, 15 orang kelas III, 19 orang kelas IV, 23 orang kelas V, 21 orang kelas VI.

Berdasarkan jenis kelamin siswa di SD tersebut terdapat 59 orang siswa laki-laki

(50)

Di sekitar lingkungan sekolah banyak pedagang yang menjual berbagai

jenis makanan ringan, karena banyaknya makanan yang dijual di lingkungan

sekolah pada jam istirahat berlangsung, menjadi alasan anak memilih untuk tidak

membawa bekal dari rumah.

4.2 Karakteristik Siswa

Berdasarkan data yang dikumpulkan peneliti maka diperoleh karakteristik

siswa menurut jenis kelamin dan umur yang dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini

:

Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 Di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015

Karakteristik Siswa Jumlah Siswa

n %

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa dari 44 orang siswa

terdapat 21 orang siswa (47,7% ) yang berjenis kelamin laki-laki dan 23 orang siswa

(52,3%) yang berjenis kelamin perempuan. Jumlah siswa yang berada pada

kelompok umur 9-11 tahun sebanyak 32 orang siswa (72,7%) dan yang berada pada

(51)

4.3 Karakteristik Keluarga

Berdasarkan data yang dikumpulkan peneliti maka diperoleh karakteristik

keluarga menurut pekerjaan ayah dan pekerjaan ibu yang dapat dilihat pada tabel

4.2 berikut ini :

Tabel 4.2 Distribusi Karakteristik Keluarga Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 Di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015

Karakteristik Keluarga Jumlah Siswa

n %

Berdasarkan Tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa pekerjaan ayah sebagai

tukang bangunan/buruh sebesar 34,1% dan sebagai PNS sebesar 4,5%. Pekerjaan

ibu sebagai ibu rumah tangga sebesar 93,2% dan sebagai wiraswasta sebesar 6,8%.

Kondisi ekonomi keluarga siswa sekolah dasar pada kategori <1.200.000,- sebesar

(52)

4.4 Konsumsi Ikan Siswa

Konsumsi ikan siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 yang dapat dilihat pada

tabel 4.3 berikut ini :

Tabel 4.3 Distribusi Konsumsi Ikan Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 Di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015

No. Konsumsi Ikan Jumlah Siswa

n %

mengonsumsi ikan sebanyak 14 orang siswa (31,8%).

4.5 Pola Konsumsi Ikan Pada Siswa

Pola konsumsi ikan pada siswa yaitu jenis ikan yang dikonsumsi, jumlah

ikan yang dikonsumsi dan frekuensi ikan yang dikonsumsi.

Tabel 4.4 Distribusi Jenis Ikan yang Dikonsumsi Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 Di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015

No. Jenis Ikan yang dikonsumsi Jumlah Siswa

(53)

(6,8%) mengonsumsi hasil olahan ikan. Ikan air tawar yang banyak dikonsumsi

siswa seperti lele, mas, mujair dan hasil olahan ikan seperti ikan asin.

Tabel 4.5 Distribusi Jenis Ikan yang Dikonsumsi Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 Di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015

Jenis Ikan Jumlah Siswa

n %

A. Ikan Laut

1. Teri 25 83,3

2. Sarden 19 63,3

3. Kembung 13 43,3

4. Tongkol 20 66,7

B. Ikan Air Tawar

1. Lele 27 90,0

2. Nila 16 53,3

3. Mas 13 43,3

4. Mujair 12 40,0

C. Hasil Olahan Ikan

1. Ikan Asin 30 100,0

Berdasarkan Tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa untuk jenis ikan laut

sebanyak 25 orang (83,3%) mengonsumsi ikan teri dan 13 orang (43,3%)

mengonsumsi ikan kembung. Siswa yang mengonsumsi jenis ikan air tawar

sebanyak 27 orang (90,0%) mengonsumsi ikan lele dan 12 orang (40,0%)

mengonsumsi ikan mujair. Untuk jenis hasil olahan ikan sebanyak 30 orang

(54)

Tabel 4.6 Distribusi Jumlah Ikan yang Dikonsumsi Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 Di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015

No. Jumlah Ikan yang dikonsumsi Jumlah Siswa

n %

1. Tidak Mengonsumsi Ikan 14 31,8

2. Kurang 7 15,9

3. Baik 23 52,3

Total 44 100,0

Berdasarkan Tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa dari 44 orang siswa

sebanyak 7 orang (15,9%) memperoleh jumlah ikan pada kategori kurang dan 23

orang (52,3%) memperoleh jumlah ikan pada kategori baik.

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Ikan Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 Di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015

No. Frekuensi Ikan yang dikonsumsi Jumlah Siswa

n %

1. Tidak Mengonsumsi Ikan 14 31,8

2. Jarang 9 20,5

3. Kadang-Kadang 13 29,5

4. Sering 8 18,2

Total 44 100,0

Berdasarkan Tabel 4.7 di atas dapat diketahui bahwa dari 30 orang siswa

sebanyak 9 orang (20,5%) memperoleh frekuensi konsumsi ikan pada kategori

jarang, 13 orang (29,5%) memperoleh frekuensi konsumsi ikan pada kategori

kadang-kadang dan 8 orang (18,2%) memperoleh frekuensi konsumsi ikan pada

(55)

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Ikan yang Dikonsumsi Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 Di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015

Jenis Makanan

Frekuensi

Jumlah Tidak

Pernah 1-3x/mgg 4-6x/mgg ≥7x/mgg

n % n % n % n % n %

4.6 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Konsumsi Ikan Pada Siswa

Adapun faktor-faktor yang berhubungan dengan pola konsumsi ikan yaitu

pengetahuan, sosial budaya, ekonomi dan dukungan ibu yang dapat dilihat pada

tabel 4.9 dibawah ini :

Tabel 4.9 Distribusi Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Konsumsi Ikan Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 Di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015

(56)

Ekonomi

Berdasarkan Tabel 4.9 di atas dapat diketahui bahwa dari 44 orang siswa

sebanyak 7 orang (15,9%) memiliki pengetahuan kategori kurang, 20 orang

(45,5%) memiliki pengetahuan kategori sedang dan 17 orang (38,6%) memiliki

pengetahuan kategori baik. Berdasarkan kondisi sosial budaya sebanyak 16 orang

(36,4%) dengan kategori negatif dan sebanyak 28 orang (63,6%) dengan kategori

positif. Segi ekonomi keluarga sebanyak 20 orang (45,5%) dengan kategori rendah

dan sebanyak 24 orang (54,5%) dengan kategori tinggi. Dukungan ibu kepada siswa

dalam mengkonsumsi ikan sebanyak 17 orang (38,6%) dengan kategori tidak baik

dan sebanyak 27 orang (61,4%) dengan kategori baik.

4.6.1 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Jumlah Ikan yang Dikonsumsi Siswa

Berdasarkan data tingkat pengetahuan dan jumlah ikan yang dikonsumsi

siswa, yang telah dikumpulkan dari 44 orang siswa, maka diperoleh data sebagai

(57)

Tabel 4.10 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Jumlah Ikan yang Dikonsumsi Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 Di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015

Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa hubungan pengetahuan dengan

jumlah ikan yang dikonsumsi siswa SD yang memiliki pengetahuan kurang 42,9%,

pada siswa SD yang memiliki pengetahuan pada sedang 15,0% sedangkan siswa

SD yang memiliki pengetahuan baik sebesar 5,9%.

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Exact Fisher diperoleh nilai

p=0,0001 (p<0,05). Hal ini berarti terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan jumlah ikan yang dikonsumsi siswa SD.

4.6.2 Hubungan Sosial Budaya dengan Jumlah Ikan yang Dikonsumsi Siswa Berdasarkan data sosial budaya dan jumlah ikan yang dikonsumsi siswa,

yang telah dikumpulkan dari 44 orang siswa, maka diperoleh data sebagai berikut :

(58)

Berdasarkan Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa siswa dengan kondisi sosial

budaya pada kategori negatif mengonsumsi ikan dengan jumlah ikan pada kategori

kurang yaitu 6 orang (37,5%), siswa dengan kondisi sosial budaya positif

mengonsumsi ikan dengan jumlah ikan pada kategori kurang yaitu 1 orang (3,6%).

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Exact Fisher diperoleh nilai p=0,005 (p<0,05). Hal ini berarti terdapat hubungan yang bermakna antara sosial budaya dengan jumlah ikan yang dikonsumsi siswa SD.

4.6.3 Hubungan Ekonomi dengan Jumlah Ikan yang Dikonsumsi Siswa Berdasarkan data ekonomi dan jumlah ikan yang dikonsumsi siswa, yang

telah dikumpulkan dari 44 orang siswa, maka diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 4.12 Hubungan Ekonomi dengan Jumlah Ikan yang Dikonsumsi Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 Di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015

No. Ekonomi

Jumlah Ikan

p

Tidak Ada Kurang Baik

n % n % n %

1. Rendah 10 50,0 6 30,0 4 20,0

0,0001

2. Tinggi 4 16,7 1 4,2 19 79,2

Berdasarkan Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa siswa dengan kondisi ekonomi

pada kategori rendah ternyata mengonsumsi ikan dengan jumlah ikan pada kategori

kurang yaitu 6 orang (30,0%), siswa dengan kondisi ekonomi pada kategori tinggi

ternyata mengonsumsi ikan dengan jumlah ikan pada kategori kurang yaitu 1 orang

Gambar

Tabel 2.1 Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Untuk Anak Sekolah
Tabel 2.2 Komposisi Gizi Ikan Terutama Protein, Lemak dan Zat Besi dibandingkan Telur dan Daging
Gambar 2.1 Kerangka Konsep
Tabel 4.1  Distribusi Karakteristik Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 Di
+7

Referensi

Dokumen terkait

Melalui hasil evaluasi tes akhir belajar siswa yang dilaksanakan selama dua kali pertemuan dengan menggunakan penerapan model pembelajaran ROPES terlihat pada Lampiran 16 halaman

Disamping perkembangan fisik , motorik, kognitif, bahasa dan emosi sebagaimana telah dibicarakan diatas, masa awal anak-anak juga ditandai dengan perkembangan

Simpulan penelitian pengembangan ini adalah (1) Dihasilkan modul pembelajaran fisika dengan strategi inkuiri terbimbing pada materi fluida statis yang tervalidasi; (2)

skor penilaian yang diperoleh dengan menggunakan tafsiran Suyanto dan Sartinem (2009: 227). Pengkonversian skor menjadi pernyataan penilaian ini da- pat dilihat

 Analisis sistem adalah penelitian atas sistem yang telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem baru atau diperbarui..  Langkah – langkah dalam tahap analisis yaitu

Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkannya hari ini, mainan apa yang paling disukai2. Bercerita pendek yang berisi

a. Kendala dan solusi berkaitan dengan banyaknya runtutan kegiatan pembelajaran yang dirumuskan. Berkaitan dengan kendala ini, guru berpendapat bahwa adanya runtutan

Data processing included noise filtering, division of data into patches, ground point extraction, data decimation, and ICP registration.. As a result, we managed to see the