FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN POLA KONSUMSI IKAN SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 060919 DI
KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN 2015
SKRIPSI
OLEH
ASIH MONICA PUTRI NIM : 111000278
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN POLA KONSUMSI IKAN SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 060919 DI
KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN 2015
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat
OLEH:
ASIH MONICA PUTRI NIM : 111000278
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
Ikan merupakan sumber protein yang baik untuk masa pertumbuhan. Rendahnya konsumsi ikan pada siswa Sekolah Dasar merupakan masalah yang disebabkan oleh berbagai faktor. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pola konsumsi ikan siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015.
Metode penelitian berupa survei yang bersifat analitik dengan desain cross sectional. Sampel yang diambil sebanyak 44 siswa dengan teknik purposive sampling. Jenis ikan, jumlah ikan dan frekuensi konsumsi ikan dilihat dengan menggunakan formulir recall dan food frequency quesionary. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pola konsumsi ikan berupa pengetahuan, sosial budaya, ekonomi dan dukungan ibu dilihat dengan menggunakan kuesioner.
Hasil penelitian menunjukan bahwa, sebanyak 15 orang (34,1%) siswa sekolah dasar mengonsumsi jenis ikan air tawar, sebanyak 23 orang (52,3%) siswa sekolah dasar mengonsumsi ikan dengan jumlah ikan pada kategori baik dan sebanyak 13 orang (29,5%) siswa sekolah dasar mengonsumsi ikan dengan frekuensi mengonsumsi ikan pada kategori kadang-kadang. Hasil uji chi square didapatkan ada hubungan pengetahuan dengan jumlah ikan yang dikonsumsi (p=0,0001), sosial budaya dengan jumlah ikan yang dikonsumsi (p=0,005), ekonomi dengan jumlah ikan yang dikonsumsi (p=0,0001) dan dukungan ibu dengan jumlah ikan yang dikonsumsi (p=0,001).
Pihak sekolah disarankan dapat bekerja sama dengan pihak puskesmas dalam penyuluhan gizi serta diharapkan kerjasama antara Dinas Pendidikan dengan Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Medan dalam mendukung program Gerakan Makan Ikan.
ABSTRACT
Fish is a source of good protein for the growth. The lower of fish consumption of the student of elementary school is a problem caused by any factors. The objective of this research is to study factors related to the fish comsumption pattern of the student of elementary school of SD Negeri 060919 in subdistrict of Medan Sunggal 2015.
The method of research is an analytic survey with cross sectional design. The sample is 44 students by purposive sampling method. The species of fish, the number of fish and frequency of fish consumption is indicated by using recall and food frequency questionnaire form. The factors related to the fish comsumption such as knowledge, social culture, economic and support of mother is indicated by using questionnaire form.
The result indicated that as many as 15 persons (34,1%) student of elementary school consumed fish that lives in middle water, as many as 23 persons (52,3%) student the number of consumed fish is in good category and as many as 13 persons (29,5%) student frequency of fish consumption in medium category. The result of Chi Square test indicated that there is a correlation of the knowledge and the number of consumed fish (p=0,0001), social culture and the number of consumed fish (p=0,005), economic and the number of consumed fish (p=0,0001), and support of mother and the number of consumed fish (p=0,001).
The school also suggested to build a matual cooperation with puskesmas at nutrition extension and Education office to build a matual cooperation with the Agricultural and Marine office of Medan to support the program of Fish Consumption.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi dengan judul “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pola Konsumsi Ikan Siswa Sekolah Dasar Negeri
060919 Di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015”. Skripsi ini adalah salah satu syarat yang ditetapkan untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan masukan dari berbagai pihak, untuk itu perkenankan penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, M.Si, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
2. Prof. Dr. Ir. Albiner Siagian, M.Si, selaku Ketua Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara dan selaku Pembimbing II skripsi yang telah meluangkan waktu dan memberikan saran, bimbingan serta arahan dalam penyelesaian skripsi ini.
3. Bapak dr. Taufik Ashar, MKM, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan dukungan serta arahan selama menjalani pendidikan. 4. Ibu Dra. Jumirah, Apt., M.Kes, selaku Dosen Pembimbing I yang telah
meluangkan banyak waktu untuk membimbing, memberikan arahan dan dukungan serta saran dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Ibu Ir. Etty Sudaryati, MKM, Ph.D, selaku Dosen Penguji yang banyak memberikan masukan dan arahan dalam penyelesaian skripsi ini.
7. Seluruh dosen dan staf Akademik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara atas bimbingan selama perkuliahan hingga penyelesaian studi.
8. Ibu Orni, S.pd, selaku Kepala Sekolah SDN 060919 Kecamatan Medan Sunggal yang telah mengizinkan saya melakukan penelitian dan membantu saya dalam memperoleh data-data yang diperlukan dalam penyelesaian skripsi ini.
9. H. Alizar dan Hj. Yenni Yenziarni, selaku orang tua penulis yang senantiasa selalu memberikan doa, semangat serta dukungan yang luar biasa kepada penulis terutama dalam menyelesaikan skripsi ini dan terimakasih juga kepada adik saya Latifa Khairunnisa dan Ronal Abiyyu untuk doa, dukungan dan motivasi penuh serta ucapan terimakasih kepada keluarga besar penulis untuk doa dan dukungannya.
10.Sahabat-sahabat penulis yang senantiasa memberikan doa, dukungan untuk Rina Guspita Sari, Rucita Arfianisa, Diniyati Kesuma Sari, Ayuni, Tira Farliza dan Annisa Kurnia, terimakasih sudah menjadi tempat berbagi cerita.
11.Teman-teman penulis yang senantiasa memberikan doa, perhatian, semangat, dukungan, serta pengalaman untuk Wilda Try Wahyuni, Hastri Rizka Rahmi Laia, Erizka Yulinda, Widia Gustia Sari, Sarah Marpaung, Amita Rahma Sintiar, Debi Daryani, Sarah Safira, Rifandita Asokawati, Mutiara Nauli Siregar, Sri Ita Hagaina Sitepu, Rury Saswita, Berkah Meidra Adika Nst dan Muhammad Bayu Akbar.
12.Teman-teman penulis yang senantiasa mendukung dan menginspirasi untuk Lindra Yeni Sukma, Meiliza Rohimmah, Jumirsah Hijriani, Yolanda Silvia Dhani, Serly Ardila Ristialy Nasution serta teman-teman lainnya terimakasih.
14.Saudari-saudari penulis yang senantiasa mendukung, mendoakan untuk kak Lela, Fuji, Tiffany, Anita dan Rahma terimakasih.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
siapapun yang membutuhkan, dan memberikan kontribusi dalam kemajuan Ilmu
Kesehatan Masyarakat di Indonesia.
Medan, September 2015
DAFTAR ISI
2.4 Manfaat Konsumsi Ikan Anak Sekolah ... 20
2.5 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Konsumsi Ikan ... 21
BAB III METODE PENELITIAN ... 25
4.1 Gambaran Umum Sekolah Dasar Negeri 060919 ... 30
4.2 Karakteristik Siswa ... 31
4.3 Karakteristik Keluarga ... 31
4.4 Konsumsi Ikan ... 32
4.5 Pola Konsumsi Ikan Siswa ... 33
4.6 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Konsumsi Ikan ... 36
BAB V PEMBAHASAN ... 41
5.1 Pola Konsumsi Ikan Siswa ... 41
5.2 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Jumlah Ikan yang Dikonsumsi Ikan ... 43
5.2.1 Hubungan Pengetahuan dengan Jumlah Ikan yang Dikonsumsi .... 43
5.2.2 Hubungan Sosial Budaya dengan Jumlah Ikan yang Dikonsumsi .. 44
5.2.3 Hubungan Ekonomi dengan Jumlah Ikan yang Dikonsumsi ... 45
5.2.4 Hubungan Dukungan Ibu dengan Jumlah Ikan yang Dikonsumsi .. 46
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 47
6.1 Kesimpulan ... 47
6.2 Saran ... 47
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan Untuk Anak
Sekolah ... 12
Tabel 2.2 Komposisi Gizi Ikan terutama Protein, Lemak dan Zat Besi
dibandingkan Telur dan Daging ... 17
Tabel 2.3 Kandungan Asam Lemak Omega-3 Per 100 Gram ... 18
Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015 ... 31
Tabel 4.2 Distribusi Karakteristik Keluarga Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan Tahun 2015 ... 32
Tabel 4.3 Distribusi Konsumsi Ikan Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015 ... 33
Tabel 4.4 Distribusi Jenis Ikan yang dikonsumsi Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015 ... 33
Tabel 4.5 Distribusi Jenis Ikan yang dikonsumsi Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015 ... 34
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Ikan Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015 ... 35
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Ikan yang dikonsumsi Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015 .... 35
Tabel 4.9 Distribusi Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Konsumsi Ikan Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015... 36
Tabel 4.10 Hubungan tingkat Pengetahuan dengan Jumlah Ikan yang dikonsumsi Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015 ... 37
Tabel 4.11 Hubungan Sosial Budaya dengan Jumlah Ikan yang dikonsumsi Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan
Sunggal Tahun 2015... 38
Tabel 4.12 Hubungan Ekonomi dengan Jumlah Ikan yang dikonsumsi Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan
Sunggal Tahun 2015... 38
Tabel 4.13 Hubungan Dukungan Ibu dengan Jumlah Ikan yang dikonsumsi Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian... 51
Lampiran 2. Surat Selesai Penelitian ... 52
Lampiran 3. Kuesioner ... 53
Lampiran 4. Data Hasil Penelitian ... 61
Lampiran 5. Hasil Analisis Data ... 65
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nama : Asih Monica Putri
Tempat/ Tanggal Lahir : Sungai Penuh, 09 April 1994
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Kawin
Jumlah Anggota Keluarga : Anak Pertama Dari 3 Bersaudara
Alamat : Jl. Picaully No. 18 Kompleks Perumahan Dosen
USU Kecamatan Medan Baru Riwayat Pendidikan:
1. TK Islam Amanah Tahun 1998-1999
2. SD Pertiwi Tahun 1999-2005
3. SMP Negeri 8 Sungai Penuh Tahun 2005-2008
4. SMA Negeri 1 Sungai Penuh Tahun 2008-2011
ABSTRAK
Ikan merupakan sumber protein yang baik untuk masa pertumbuhan. Rendahnya konsumsi ikan pada siswa Sekolah Dasar merupakan masalah yang disebabkan oleh berbagai faktor. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pola konsumsi ikan siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015.
Metode penelitian berupa survei yang bersifat analitik dengan desain cross sectional. Sampel yang diambil sebanyak 44 siswa dengan teknik purposive sampling. Jenis ikan, jumlah ikan dan frekuensi konsumsi ikan dilihat dengan menggunakan formulir recall dan food frequency quesionary. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pola konsumsi ikan berupa pengetahuan, sosial budaya, ekonomi dan dukungan ibu dilihat dengan menggunakan kuesioner.
Hasil penelitian menunjukan bahwa, sebanyak 15 orang (34,1%) siswa sekolah dasar mengonsumsi jenis ikan air tawar, sebanyak 23 orang (52,3%) siswa sekolah dasar mengonsumsi ikan dengan jumlah ikan pada kategori baik dan sebanyak 13 orang (29,5%) siswa sekolah dasar mengonsumsi ikan dengan frekuensi mengonsumsi ikan pada kategori kadang-kadang. Hasil uji chi square didapatkan ada hubungan pengetahuan dengan jumlah ikan yang dikonsumsi (p=0,0001), sosial budaya dengan jumlah ikan yang dikonsumsi (p=0,005), ekonomi dengan jumlah ikan yang dikonsumsi (p=0,0001) dan dukungan ibu dengan jumlah ikan yang dikonsumsi (p=0,001).
Pihak sekolah disarankan dapat bekerja sama dengan pihak puskesmas dalam penyuluhan gizi serta diharapkan kerjasama antara Dinas Pendidikan dengan Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Medan dalam mendukung program Gerakan Makan Ikan.
ABSTRACT
Fish is a source of good protein for the growth. The lower of fish consumption of the student of elementary school is a problem caused by any factors. The objective of this research is to study factors related to the fish comsumption pattern of the student of elementary school of SD Negeri 060919 in subdistrict of Medan Sunggal 2015.
The method of research is an analytic survey with cross sectional design. The sample is 44 students by purposive sampling method. The species of fish, the number of fish and frequency of fish consumption is indicated by using recall and food frequency questionnaire form. The factors related to the fish comsumption such as knowledge, social culture, economic and support of mother is indicated by using questionnaire form.
The result indicated that as many as 15 persons (34,1%) student of elementary school consumed fish that lives in middle water, as many as 23 persons (52,3%) student the number of consumed fish is in good category and as many as 13 persons (29,5%) student frequency of fish consumption in medium category. The result of Chi Square test indicated that there is a correlation of the knowledge and the number of consumed fish (p=0,0001), social culture and the number of consumed fish (p=0,005), economic and the number of consumed fish (p=0,0001), and support of mother and the number of consumed fish (p=0,001).
The school also suggested to build a matual cooperation with puskesmas at nutrition extension and Education office to build a matual cooperation with the Agricultural and Marine office of Medan to support the program of Fish Consumption.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah negara dengan konsumsi ikan sebesar 34 kilogram per
kapita per tahun. Angka tersebut masih sangat jauh jika dibandingkan dengan
konsumsi ikan di negara Jepang sebesar 120 kilogram per kapita per tahun (Ronny,
2013). Terjadinya peningkatan tumbuh kembang anak di negara Jepang dalam
beberapa waktu terakhir, diasumsikan karena perubahan pola konsumsi kearah pola
konsumsi ikan sebagai sumber protein hewani dan mengkonsumsi sumber laut lain
yang berkaitan dengan berbagai zat gizi esensial. Menurut Wahyuni yang dikutip
oleh Nilawati (2006) budaya makan ikan yang tinggi pada masyarakat Jepang telah
membuktikan terjadinya peningkatan kualitas kesehatan dan kecerdasan anak-anak
di Jepang. Dalam penelitian yang berbeda, orang tua di Jepang yang mengkonsumsi
ikan dan sumber hasil laut lainnya memiliki resiko lebih rendah terkena penyakit
jantung dan pembuluh darah.
Beberapa faktor ditengarahi sebagai penyebab rendahnya konsumsi ikan di
Indonesia, antara lain karena kurangnya pemahaman masyarakat tentang gizi dan
manfaat protein ikan bagi kesehatan dan kecerdasan, rendahnya suplai ikan
khususnya ke daerah-daerah pedalaman akibat kurang lancarnya distribusi
sebagai bentuk keanekaragaman dalam memenuhi tuntutan selera konsumen dan
sarana pemasaran serta distribusi masih terbatas baik dari segi kualitas maupun
kuantitas (Ronny, 2013).
Dengan kondisi ini, muncul berbagai penyakit akibat defisiensi konsumsi
ikan yaitu marasmus, kwashiorkor, marasmus-kwashiorkor yang terjadi
dikarenakan kekurangan intake protein dalam tubuh. Gangguan akibat kekurangan
yodium juga akibat dari rendahnya konsumsi ikan sebab ikan laut mengandung
yodium yang dibutuhkan untuk pertumbuhan. Apabila yodium dalam tubuh
berkurang maka akan menyebabkan penyakit gondok dan kretinisme pada usia
pertumbuhan (Adriani, 2012).
Indonesia sebagai negara maritim yang 2/3 bagian dari negaranya adalah
terdiri dari air dan laut, masih kurang akan gizi protein khususnya dalam konsumsi
ikan. Hal ini tidak sejalan dengan orientasi pembangunan nasional yang berbasis
kemaritiman. Karena Indonesia merupakan negara yang kaya dan sangat melimpah
hasil lautnya, rendahnya konsumsi masyarakat terhadap hasil laut menjadi masalah.
Pasalnya indeks konsumsi protein hewani masyarakat Indonesia hanya sebesar 91,7
gram/kapita/hari dari pola pangan harapan (PPH) minimal 150 gram/kapita/hari
(Ikawati, 2014).
Peringatan Harkannas (Hari Ikan Nasional) bertema “Ikan untuk Ketahanan
Pangan dan Gizi Nasional“ pada tanggal 21 November 2014 yang digelar oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk pertama kalinya diadakan agar
sebagai tumpuan dan harapan pembangunan nasional. Ikan sebagai bahan pangan
yang mudah diproduksi, bergizi tinggi, serta tersedia sepanjang tahun dan menyebar
diseluruh Indonesia menjadi solusi masalah pertumbuhan dan kecerdasan
masyarakat Indonesia.
Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (GEMARIKAN) juga upaya yang
diinisisasi oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk membangun kesadaran
gizi individu maupun masyarakat agar gemar mengkonsumsi ikan. Kampanye ini
disambut baik oleh masyarakat dan dibeberapa daerah di Indonesia sudah
melaksanakan kampanye dengan melibatkan para siswa sekolah dasar untuk
mengkonsumsi ikan sebagai asupan gizi yang dapat mencerdaskan otak. Selain itu
kampanye juga melibatkan ibu-ibu untuk memasak makanan berbahan baku ikan.
Ikan merupakan salah satu sumber asam lemak tak jenuh dan protein hewani
terbaik. Asam lemak yang paling banyak pada ikan terutama dibagian perutnya
adalah asam lemak omega-3, terutama asam eikosapentaenoat (EPA) dan asam
dokosaheksaenoat (DHA) yang baik untuk kekebalan tubuh, menghambat
pertumbuhan kanker, menurunkan kolesterol jahat (LDL) dan meningkatkan
kolesterol baik (HDL), menyehatkan jantung dan baik untuk perkembangan otak
terutama pada balita. Kandungan asam lemak ini bervariasi, tergantung jenis
ikannya. Pada umumnya ikan laut mengandung asam lemak tak jenuh rantai
panjang yang relatif lebih banyak dibandingkan dengan ikan air tawar (Murdiati,
2013). Ikan mengandung protein lebih tinggi dibandingkan dengan telur dan
daging. Ikan sarden mengandung 21 gram protein, telur ayam mengandung 12,8
Ikan terdiri dari ikan air tawar dan ikan laut. Keduanya adalah makanan
sumber protein yang sangat penting untuk pertumbuhan tubuh. Ikan mengandung
18% protein terdiri dari asam-asam amino esensial yang tidak rusak pada waktu
pemasakan. Kandungan lemaknya 1-0,2% adalah lemak yang mudah dicerna yang
langsung dapat digunakan oleh jaringan tubuh. Sebagian besar kandungan
lemaknya adalah asam lemak tak jenuh yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan
dapat menurunkan kolesterol darah. Macam-macam ikan mengandung lemak yang
bervariasi, ada yang lebih berlemak dan ada yang kurang berlemak. Lemak
merupakan salah satu unsur besar dalam ikan, unsur lainnya adalah protein, vitamin
dan mineral. Orang telah menyadari makan ikan dari laut dan air tawar lebih baik
gizinya, namun hanya orang di pesisir yang gemar makan ikan laut. Orang di daerah
pedalaman jarang mengkonsumsi ikan laut, mungkin karena kesegarannya kurang
terjamin sehingga bisa mengubah rasa ikan tersebut. Di daerah pedalaman yang ada
sungai, empang dan danau tentu banyak ikan air tawar yang tidak kalah nilai
proteinnya dan juga bermanfaat untuk pertumbuhan tubuh (Adriani, 2012).
Berdasarkan kampanye pada tanggal 29 November 2014 yang diadakan
oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan, individu termasuk kelompok usia
sekolah menjadi sasaran kegiatan. Anak usia sekolah merupakan generasi penerus
untuk melanjutkan pembangunan bangsa. Sudah seharusnya mereka memperoleh
pembinaan dan peningkatan taraf kesehatan agar kelangsungan hidup dan
perkembangan fisik maupun mental yang dikenal sebagai proses tumbuh kembang
dapat berjalan secara optimal. Tumbuh kembang yang optimal dapat dilihat dari
Salah satu faktor lingkungan yang optimal adalah zat gizi yang harus dicukupi oleh
makanan sehari-hari. Masalah perkembangan anak merupakan masalah yang selalu
menjadi topik pembicaraan yang menarik karena kualitas seorang anak ditentukan
oleh kondisi optimal baik secara fisik maupun psikis (Adriani, 2012).
Dari survei awal yang dilakukan kepada beberapa siswa, rasa ikan yang
tidak enak dan bau ikan yang amis menjadi penyebab anak tidak memilih ikan
sebagai sumber protein hewani yang baik untuk kecerdasan otak pada masa
pertumbuhan. Kondisi ekonomi masyarakat yang rata-rata menengah ke bawah
juga menjadi salah satu faktor rendahnya konsumsi ikan siswa Sekolah Dasar,
padahal ketersediaan ikan di lingkungan sekitar cukup. Berdasarkan uraian diatas,
maka peneliti ingin melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan
dengan pola konsumsi ikan siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan
Medan Sunggal Tahun 2015.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apa
saja faktor-fakor yang berhubungan dengan pola konsumsi ikan siswa Sekolah
Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan Sunggal tahun 2015.
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
faktor-faktor yang berhubungan dengan pola konsumsi ikan siswa Sekolah Dasar Negeri
1.3.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah :
1. Mengetahui distribusi jenis ikan dan frekuensi ikan yang dikonsumsi siswa
Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan Sunggal tahun 2015.
2. Mengetahui hubungan pengetahuan dengan jumlah ikan yang dikonsumsi siswa
Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan Sunggal tahun 2015.
3. Mengetahui hubungan sosial budaya dengan jumlah ikan yang dikonsumsi
siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan Sunggal tahun 2015.
4. Mengetahui hubungan ekonomi dengan jumlah ikan yang dikonsumsi siswa
Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan Sunggal tahun 2015.
5. Mengetahui hubungan dukungan ibu dengan jumlah ikan yang dikonsumsi
siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan Sunggal tahun 2015.
1.4 Hipotesis Penelitian
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. Ada hubungan pengetahuan, sosial budaya, ekonomi dan dukungan ibu dengan
jumlah ikan yang dikonsumsi siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 di
Kecamatan Medan Sunggal tahun 2015.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
1. Sebagai bahan informasi bagi pihak sekolah dan orangtua siswa Sekolah Dasar
Negeri 060919 serta masyarakat Kecamatan Medan Sunggal tentang konsumsi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anak Sekolah
Anak sekolah adalah anak yang berada pada usia sekolah yaitu antara 6-12
tahun. Pada usia ini anak yang sehat akan mengalami pertumbuhan dan
perkembangan yang normal dan wajar, yaitu sesuai standar pertumbuhan fisik anak
pada umumnya dan memiliki kemampuan sesuai standar kemampuan seusianya
(Adriani, 2012).
2.1.1 Kebutuhan Gizi Anak Sekolah
Anak usia sekolah memerlukan makanan yang kurang lebih sama dengan
yang dianjurkan untuk anak prasekolah, akan tetapi porsinya harus lebih besar
karena kebutuhannya yang lebih banyak, mengingat bertambahnya berat badan dan
aktivitas (Adriani, 2012).
Kebutuhan gizi harus disesuaikan dengan banyaknya aktivitas yang
dilakukan anak, oleh karena itu ada beberapa fungsi dan sumber zat gizi yang perlu
diketahui agar tercukupinya kebutuhan gizi anak sekolah, yaitu :
1. Energi
Aktivitas fisik memerlukan energi di luar kebutuhan untuk metabolisme
basal. Aktivitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh dan sistem
penunjangnya. Selama aktivitas fisik berlangsung, otot membutuhkan energi di luar
tambahan untuk mengantarkan zat-zat gizi dan oksigen ke seluruh tubuh serta
mengeluarkan sisa-sisa dari tubuh.
Penggunaan energi di luar AMB (Angka Metabolisme Basal) bagi bayi dan
anak selama masa pertumbuhan adalah untuk bermain dan sebagainya. Besar
kecilnya angka kecukupan energi sangat dipengaruhi oleh intensitas kegiatan
jasmani tersebut.
Sumber energi berkonsentrasi tinggi adalah bahan makanan sumber lemak,
seperti lemak dan minyak, kacang-kacangan dan biji-bijian. Setelah itu bahan
makanan sumber karbohidrat seperti padi-padian, umbi-umbian dan gula murni.
Semua makanan yang dibuat dari bahan makanan tersebut merupakan sumber
energi.
2. Karbohidrat
Di dalam tubuh, zat-zat makanan yang mengandung unsur karbon dapat
digunakan sebagai bahan pembentuk energi yaitu karbohidrat, lemak dan protein.
Energi yang terbentuk dapat digunakan untuk melakukan gerakan-gerakan tubuh
baik yang disadari maupun yang tidak disadari misalnya, gerakan jantung,
pernapasan (paru-paru), usus dan organ-organ lain dalam tubuh. Dari uraian
tersebut dapat diketahui keperluan tubuh yang utama adalah terbentuknya bahan
bakar (tenaga). Karbohidrat-zat tepung/pati-gula adalah makanan yang dapat
menghasilkan tenaga.
Fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan keperluan energi tubuh.
Selain itu, karbohidrat juga mempunyai fungsi lain yaitu untuk kelangsungan proses
penghematan terhadap protein. Pangan sumber karbohidrat misalnya, serealia,
biji-bijian, gula dan buah-buahan umumnya menyumbang paling sedikit 50% atau
separuh kebutuhan energi keseluruhan. Proporsi asupan karbohidrat yang
disarankan untuk anak usia sekolah adalah 50-60% karbohidrat dari kebutuhan
energi per hari.
3. Protein
Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar
tubuh sesudah air. Kebutuhan protein menurut FAO/WHO/UNU (1985) adalah
konsumsi yang diperlukan untuk mencegah kehilangan protein yang diperlukan
dalam masa pertumbuhan, kehamilan dan menyusui. Angka Kecukupan Protein
(AKP) anak usia sekolah umur 7-9 tahun adalah 400 mg untuk laki-laki dan
perempuan, umur 10-12 tahun laki-laki adalah 400 mg sedangkan untuk perempuan
350 mg. Disarankan untuk memberi protein 1,5-2 g/kg berat badan bagi anak
sekolah.
Sumber protein dalam bahan makanan hewani merupakan sumber protein
yang baik dalam jumlah maupun mutu seperti telur, susu, daging, unggas, ikan dan
kerang. Sumber protein nabati adalah kacang, kedelai dan hasil olahannya seperti
tempe dan tahu serta kacang-kacangan lain.
4. Lemak
Seperti halnya karbohidrat dan protein, lemak merupakan sumber energi
bagi tubuh. Fungsi lemak terutama adalah menghasilkan energi yang diperlukan
dalam tubuh secara langsung dan tak langsung serta sebagai pembawa (carrier) vitamin yang larut dalam lemak.
Defisiensi lemak dalam tubuh akan mengurangi ketersediaan energi dan
mengakibatkan terjadinya katabolisme atau perombakan protein. Cadangan lemak
akan semakin berkurang dan lambat laun akan terjadi penurunan berat badan.
Defisiensi asam lemak akan mengganggu pertumbuhan dan menyebabkan
terjadinya kelainan pada kulit. Sumber lemak diantaranya susu, minyak olive,
minyak jagung, minyak kacang tanah, minyak ikan dan lain-lain. Menurut WHO
(2008), kebutuhan lemak untuk anak usia 2-18 tahun adalah 25-35% dari kebutuhan
energi total.
5. Vitamin
Vitamin merupakan zat organik yang harus tersedia dalam jumlah yang
sedikit karena vitamin tidak dapat disintesis pada makhluk hidup. Vitamin
diklasifikasikan baik sebagai vitamin larut lemak (vitamin A, D, E, K) atau vitamin
larut air (vitamin B kompleks dan vitamin C). Vitamin tidak menyediakan energi
atau bahan pembangun untuk jaringan dan organ tubuh. Vitamin berperan sebagai
partisipan dalam proses katalitik (sebagai koenzim) dan pengatur proses metabolik
(Grober, 2009).
6. Mineral
Berikut adalah jenis mineral yang dibutuhkan oleh anak usia sekolah, antara
a) Kalsium
Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam tubuh,
yaitu 1,5-2% dari berat badan orang dewasa atau lebih kurang sebanyak 1 kg dan
jumlah ini 99% berada dalam jaringan keras, yaitu tulang dan gigi.
Semakin tinggi kebutuhan dan semakin rendah persediaan kalsium dalam
tubuh semakin efisien absorpsi kalsium. Peningkatan kebutuhan terjadi pada masa
pertumbuhan khususnya pada anak usia sekolah dan remaja, kehamilan, menyusui,
defisiensi kalsium dan tingkat aktifitas fisik yang meningkatkan densitas tulang.
Kalsium mempunyai berbagai fungsi dalam tubuh yaitu dalam pembentukan
tulang dan gigi. Angka kecukupan rata-rata sehari untuk kalsium bagi orang
Indonesia ditetapkan oleh Widyakarya Pangan dan Gizi LIPI (1998) untuk
anak-anak 500 mg dan remaja 600-700 mg.
Sumber kalsium utama adalah susu dan hasil olahannya, seperti keju. Ikan
dimakan dengan tulang, termasuk ikan kering merupakan sumber kalsium yang
baik. Serealia, kacang-kacangan dan hasil olahannya seperti tahu dan tempe,
sayuran hujau juga merupakan sumber kalsium yang baik.
b) Besi
Besi berfungsi sebagai cadangan untuk memproduksi hemoglobin.
Kekurangan besi dapat menurunkan kekebalan tubuh sehingga sangat peka
terhadap serangan bibit penyakit. Penelitian di Indonesia menunjukan terjadi
peningkatan prestasi belajar pada anak-anak sekolah dasar bila diberi suplemen
besi. Besi memegang peranan dalam sistem kekebalan tubuh. Angka kecukupan
Sumber besi adalah makanan hewani seperti daging, ayam dan ikan. Sumber
baik lainnya adalah telur, serealia tumbuk, kacang-kacangan, sayuran hujau, dan
beberapa jenis buah.
c) Yodium
Yodium berfungsi sebagai bagian dari tirosin dan senyawa lain yang
disintesis oleh kelenjar tiroid. Tubuh mengandung sekitar 25 mg yodium, dimana
sepertiganya terdapat dalam kelenjar tiroid. Fungsinya adalah mengontrol
transduksi energi seluler.
Kebutuhan yodium sehari-hari sekitar 1-2 µg/kg berat badan. Widyakarya
Pangan dan Gizi LIPI (1998) menganjurkan angka kecukupan gizi yodium untuk
anak sekolah 70-120 µg. Sumber yodium yang utama yaitu makanan laut berupa
ikan, udang dan kerang serta gangang laut.
Angka kecukupan gizi yang dianjurkan bagi anak sekolah tercantum dalam
tabel dibawah ini :
Tabel 2.1 Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Untuk Anak Sekolah Umur
Sumber : DEPARTEMEN KESEHATAN 2013
2.1.2 Masalah Gizi Anak Sekolah
Masalah gizi (malnutrition) adalah gangguan pada beberapa segi
terpenuhinya kebutuhan akan zat gizi yang diperoleh dari makanan (Demanik,
2010).
Kekurangan berat badan merupakan masalah gizi yang terjadi pada anak
sekolah. Kekurangan berat badan yang berlangsung pada anak yang sedang tumbuh
merupakan masalah serius. Kondisi ini mencerminkan kebiasaan makan yang
buruk. Pada awal usia enam tahun, anak mulai masuk sekolah. Dengan demikian
anak-anak mulai memasuki dunia baru, dimana mereka mulai banyak belajar,
berhubungan dengan orang di luar keluaga dan berkenalan dengan suasana dan
lingkungan yang baru. Secara langsung maupun tidak, keadaan tersebut bisa
memengaruhi kebiasaan makan. Anak-anak cenderung memilih makanan yang
mengandung banyak lemak, sementara kandungan protein dan mineralnya rendah
(Adriani, 2012).
Pada saat memasuki usia sekolah dasar, anak berada pada masa awal belajar
yang nantinya akan memengaruhi proses belajar anak pada masa yang akan datang.
Oleh karena itu penting memperhatikan gizi anak sekolah dasar untuk menunjang
kondisi fisik otak yang merupakan syarat anak mempunyai kecerdasan tinggi.
2.2 Pola Konsumsi Ikan Anak Sekolah
Menurut Lie Goan Hoang yang dikutip oleh Zulfrida (2003), pola makan
adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai jumlah dan jenis
bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang dan merupakan ciri khas
Gizi pada anak dari segi mutu maka protein hewani dapat dikatakan lebih
baik dari protein nabati. Hal ini disebabkan karena protein hewani mempunyai
susuanan asam amino esensial yang lengkap. Khusus untuk protein hewani anak
dianjurkan agar konsumsinya kira-kira 5 gram protein asal ternak ditambah 10 gram
protein ikan per hari (Khomsan, 2010). Anjuran konsumsi protein ikan rata-rata per hari yaitu 9 gram dengan kriteria baik ≥ 9 gram/hari dan kurang < 9 gram/hari.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Riyandini (2014) sebanyak 48,5%
anak-anak SD Brigjend Katamso mengkonsumsi jenis ikan laut dan olahannya. Ikan
laut yang dikonsumsi terbanyak adalah teri sebesar 22,06%, ikan air tawar yang
dikonsumsi terbanyak adalah lele sebesar 19,12%.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Apriani (2012) jenis ikan yang
dikonsumsi anak balita di Nagari Taruang-Taruang Kecamatan Rao Kabupaten
Pasaman adalah ikan mas, ikan mujahir, ikan lele, ikan gabus, belut, ikan nila, ikan
tongkol dan ikan teri. Dapat diketahui bahwa jenis ikan yang sering dikonsumsi
anak balita adalah ikan mujahir, nila dan teri (48,57%).
Menurut Budiarso yang dikutip oleh Meliala (2009), beberapa contoh jenis
ikan yang kaya akan omega-3, yaitu Lemuru, Tuna, Tenggiri dan Ikan herring.
-Lemuru (Sardinella longiceps)
Jenis ikan ini hidup di perairan pantai, lepas pantai dan laut dalam. Panjang
20 cm tapi biasanya 10-15 cm, tubuhnya biru kehijauan dibagian atas, putih perak
pada bagian bawah. Terdapat di Selat Bali dan sekitarnya, termasuk Selatan
disebut soroi ini dipasarkan dalam bentuk segar, asin kering, kalengan dan asin
rebus (pindang).
-Tuna (Thunnus obesus)
Jenis ikan yang ada di Indonesia Timur sering disebut tuna mata besar ini
hidup di perairan lepas pantai mulai dari permukaan sampai kedalaman 250 m,
dipasarkan dalam bentuk segar yang dibekukan dan harganya terbilang agak mahal.
-Tenggiri ( Scomberomorus commerson)
Termasuk ikan buas, predator, karnivor dan menyukai ikan-ikan kecil
(sarden, tembang dan teri) dipasarkan dalam bentuk segar dan asin setengah kering.
-Ikan herring (harring)
Ikan ini merupakan famili penting yang tersebar luas diseluruh dunia. Ikan
ini diiris lewat punggungnya, isi perut dibuang dan sesudah direndam selama
setengah jam dalam larutan garam 80% ikan tersebut lalu digantung didalam tempat
pembakaran di atas api kayu keras selama 6-18 jam. Ikan haring itu ikan yang
berminyak karena itu mudah rusak.
Beberapa contoh jenis ikan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat, yaitu :
1. Bandeng
Merupakan jenis ikan budi daya air payau yang sekaligus juga merupakan
bahan konsumsi masyarakat luas. Bentuk badan yang memanjang, padat dan dapat
mencapai ukuran yang cukup besar, rasanya cukup lezat membuat bandeng disukai
Menurut Hadie dan Supriatna yang dikutip oleh Meliala (2009), ciri-ciri
ikan bandeng adalah badan memanjang, padat, kepala tanpa sisik, mulut kecil
terletak di ujung kepala dan rahang tanpa gigi serta lubang hidung yang terletak di
depan mata, sirip punggung terletak jauh di belakang tutup insang, berwarna putih
bersih dan dagingnya putih.
2. Ikan Mas
Menurut Harli yang dikutip oleh Meliala (2009), ikan mas merupakan jenis
ikan darat dan hidup di perairan dangkal yang mengalir tenang dengan suhu sejuk.
Jenis ikan konsumsi air tawar ini banyak digemari masyarakat karena dagingnya
gurih dan memiliki kadar protein tinggi. Beberapa ciri-ciri ikan mas yaitu umumnya
berwarna kuning dan badan memanjang.
3. Lele
Menurut Hadie dan Supriatna yang dikutip oleh Meliala (2009), dari sekian
banyak komoditas perikanan di Indonesia, lele dapat dikatakan sebagai jenis ikan
yang sangat populer di masyarakat. Selain rasanya yang lezat, kandungan gizinya
pun cukup tinggi sehingga disukai berbagai kalangan, terutama bagi anak-anak
karena kandungan proteinnya yang tinggi berguna untuk meningkatkan kecerdasan.
Pada umumnya jenis ikan lele memiliki warna hitam abu-abu atau terkadang putih
berbintik.
4. Gurami
Menurut Agus yang dikutip oleh Meliala (2009), gurame adalah ikan air
tenang. Beberapa ciri-ciri umumnya yaitu tubuh berbentuk pipih dan agak
memanjang, bagian dahi gurami dewasa terdapat tonjolan mirip cula.
2.3 Kandungan Zat Gizi Ikan
Menurut penelitian yang dilakukan Riyandini (2014) jumlah ikan yang
dikonsumsi oleh anak-anak SD Brigjend Katamso II berada pada kategori cukup
yaitu sebesar 69,1 % dengan rata-rata jumlah protein ikan adalah 12,6 gram/hari.
Sumbangan konsumsi ikan terhadap angka kecukupan protein pada anak-anak SD
Brigjend Katamso II masih tergolong kurang dengan rata-rata 27,18%.
Pada balita penelitian yang dilakukan Apriani (2012) menyimpulkan bahwa
umumnya kandungan protein yang ada pada ikan dan dikonsumsi anak balita adalah
dengan kandungan protein 10-20 gram. Sedangkan rata-rata kandungan protein
ikan yang dikonsumsi anak balita adalah 12,74 gram/hari.
Tabel 2.2 Komposisi Gizi Ikan Terutama Protein, Lemak dan Zat Besi
Ikan sebagai salah satu sumber daya gizi laut mempunyai kandungan
protein cukup tinggi, basah sekitar 17% dan kering 40% (Khomsan, 2010).
Menurut Murdiati (2013), secara umum ikan mengandung 13-20% protein yang
dapat membantu pertumbuhan sel otak. Kandungan protein ikan erat sekali
kaitannya dengan kandungan lemak dan kandungan airnya. Pada ikan yang
kandungan lemaknya rendah, rata-rata mengandung protein dalam jumlah besar.
Jumlah protein dalam daging ikan tidak kalah dibanding dengan sumber protein
lainnya (Simanjuntak, 2002). Ikan mengandung 17 gr protein tidak jauh berbeda
dengan daging ayam dan daging sapi yang mengandung 18 gr dan 19 gr protein
namun jauh berbeda dengan telur ayam yang hanya mengandung 13 gr protein.
Menurut Khomsan (2010), sebagian besar asam lemak pada ikan berupa
asam lemak omega-3, meski asam lemak omega-3 mempunyai beberapa manfaat
yang sangat penting untuk pertumbuhan sel-sel saraf maupun untuk pencagahan
penyakit degeneratif, namun struktur kimiawinya mudah rusak bila teroksidasi
(proses penggabungan dengan oksigen seperti pemanasan).
Sebagai sumber lemak asam lemak omega-3 ditemukan terutama dalam
ikan laut berlemak yang mengandung asam lemak eikosapentanoat
(eicosapentaenoic acid, EPA) dan asam dokosaheksanoat (decosahexaenoic acid,
DHA). Penelitian menunjukan peningkatan bukti mengenai efek antiinflamasi,
antiaterogenik, antitrombolik, antiaritmia dan efek penurun-trigliserida dalam
Menurut Aswan yang dikutip oleh Meliala (2009), omega 3 dan omega 6
termasuk dalam asam lemak tak jenuh jamak esensial yang berguna untuk
memperkuat daya tahan otot jantung, meningkatkan kecerdasan otak jika diberikan
sejak dini, melenturkan pembuluh darah, hingga menurunkan kadar trigliserida dan
mencegah penggumpalan darah. Omega 3 dan omega 6 berasal dari berbagai jenis
ikan, terutama ikan yang berasal dari laut, seperti sarden, tuna, cakalang, kembung,
mackarel, herring, salem, bonito dan lainnya.
Tabel 2.3 Kandungan Asam Lemak Omega-3 Per 100 Gram Jenis Ikan Asam Lemak
Omega-3
Jenis Ikan Asam Lemak Omega-3
Ikan sebagai sumber karbohidrat menurut Hadiwiyoto yang dikutip oleh
Simanjuntak (2002), sumbangan karbohidrat dari daging ikan sebagai zat gizi
kurang dari 1%. Karbohidrat dalam daging ikan paling banyak berupa glikogen
0,005%-0,85%, glukosa 0,038%, asam laktat 0,005%-1,43%. Selain sebagai
sumber karbohidrat ikan juga sebagai sumber vitamin,menurut Pandit yang dikutip
oleh Meliala (2009) bangsa yang memiliki tingkat konsumsi ikan lebih tinggi
cenderung memiliki kualitas sumber daya manusia lebih unggul, sehat dan cerdas.
Ikan dan hasil produknya banyak dimanfaatkan oleh orang-orang yang mengalami
kesulitan pencernaan. Vitamin yang ada dalam ikan bermacam-macam yaitu
vitamin A, D, thiamin, ribovlavin dan niacin. Vitamin D yang terdapat pada
hewan mamalia darat hanya ditemukan dalam jumlah kecil bahkan kurang dari 1
IU/gram (Hadiwiyoto dalam Simanjuntak, 2002).
Menurut pandit yang dikutip oleh Meliala (2009), ikan mengandung banyak
mineral, diantaranya magnesium, phosfor, yodium, flour, zat besi, copper, zinc, dan
selenium. Mineral yang terkandung dalam ikan kurang lebih sama banyaknya
dengan mineral yang ada dalam susu, seperti kalsium dan phosfor. Orang-orang di
pegunungan yang banyak menderita penyakit gondok antara lain disebabkan jarang
makan ikan laut. Kandungan yodium yang diperoleh dari jenis ikan laut sangat
cukup untuk mencegah berkembangnya penyakit gondok, oleh karena itu
pemerintah membuat peraturan penambahan yodium pada setiap garam dapur yang
dijual dipasaran.
2.4 Manfaat Konsumsi Ikan Anak Sekolah
Kajian epidemiologis mengungkapkan kaitan konsumsi ikan dan resiko
kematian akibat penyakit jantung. Bangsa eskimo yang langka berpenyakit jantung
ternyata mengkonsumsi ikan 300-400 g per hari atau rata-rata 126 kg/tahun.
Lemak ikan mempunyai keunggulan khusus dibandingkan lemak hewan
lainnya. Keunggulan khusus tersebut terutama dilihat dari komposisi asam
lemaknya. Ikan diketahui banyak mengandung asam lemak tak jenuh yang beberapa
diantaranya esensial bagi tubuh, bahkan yang disebut asam lemak omega-3 dapat
menurunkan kadar kolesterol darah. Kolesterol LDL (low density lipoprotein)
sangat berperan terhadap munculnya aterosklerosis atau penyumbatan pembuluh
darah. Oleh karena itu mengkonsumsi ikan yang banyak mengandung asam lemak
Para ahli gizi dalam Lokakarya Peranan Asam Lemak Esensial dalam
Perkembangan Kecerdasan di Serpong 14-15 Februari 1996 menyimpulkan asam
lemak omega-3 dan omega-6 yang terdapat pada ASI, ikan dan produk olahannya
(termasuk minyak ikan) mempunyai peranan penting dalam peningkatan
kecerdasan anak.
Beberapa hasil penelitian yang berhasil mengungkap diet produk ikan dan
ikan yang mengandung omega-3, yaitu mengkonsumsi ikan secara teratur akan
menurunkan resiko jantung 38% dan serangan jantung 60% dibandingkan dengan
mereka yang mengkonsumsi daging merah dan omega-3 dapat mencegah
pembentukan gumpalan darah.
2.5 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Konsumsi Ikan
Dari artikel yang penulis baca, ada beberapa faktor yang berhubungan
dengan pola konsumsi ikan, antara lain sebagai berikut :
1. Pengetahuan
Pengetahuan seseorang biasanya dipengaruhi oleh pengalaman yang berasal
dari berbagai macam sumber, misalnya media massa, media elektronik, buku
petunjuk, petugas kesehatan, media poster, kerabat dekat dan sebagainya.
Pengetahuan ini dapat membentuk keyakinan tertentu sehingga seseorang
berperilaku sesuai keyakinan tersebut. Pengetahuan merupakan resultan akibat
proses penginderaan terhadap suatu obyek. Penginderaan tersebut sebagian besar
berasal dari pengelihatan dan pendengaran. Pengukuran atau penilaian pengetahuan
pada umumnya dilakukan melalui tes atau wawancara dengan alat bantu kuesioner
2. Sosial Budaya
Kehidupan manusia sebagai makhluk sosial selalu dihadapkan kepada
masalah sosial yang tak dapat dipisahkan dalam kehidupan. Masalah sosial timbul
sebagai akibat dari hubungannya dengan sesama manusia lainnya dan akibat
tingkahlakunya. Masalah sosial tidak sama antara masyarakat yang satu dengan
yang lainnya karena adanya perbedaan dalam tingkat perkembangan
kebudayaannya, sifat kependudukannya dan keadaan lingkungan alamnya.
Budaya dilihat sebagai mekanisme kontrol bagi perlakuan dan
tindakan-tindakan sosial manusia, atau sebagai pola-pola bagi kelakuan manusia. Di dalam
masyarakat, manusia mengembangkan kebudayaannya. Ada yang diterima dan ada
yang tidak, atau diterima secara selektif karena berkenaan dengan nilai-nilai moral
dan estetika, sistem-sistem penggolongan, benda-benda dan berbagai hal lainnya
yang diperlukan hidupnya. Kesemuanya ini merupakan masalah sosial yang di
dalamnya masyarakat berada dalam suatu proses perubahan sosial dan kebudayaan
yang cepat (Munandar, 1992).
3. Ekonomi
Ukuran kelayakan seseorang dalam memperoleh penghargaan dari hasil
kerjanya yang digunakan untuk memenuhi kebutuhannya. Maka baik kondisi
ekonomi seseorang dapat diasumsikan bahwa terpenuhinya kebutuhan akan
semakin baik, karena untuk kebutuhan akan lebih mudah dipenuhi.
Pendapatan keluarga termasuk ke dalam faktor ekonomi yang mempunyai
peran penting terutama dalam memberikan efek terhadap taraf hidup. Efek disini
meningkatkan tingkat gizi masyarakat. Pendapatan akan menentukan daya beli
terhadap pangan dan fasilitas lain yang dapat mempengaruhi kondisi kesehatan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Komsatiningrum (2008)
kepada anak balita, diketahui bahwa pendapatan keluarga mempengaruhi pola
konsumsi pangan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Jafar
(2012) kepada remaja usia 13-18 tahun dan orang dewasa usia ≥ 19 tahun, diketahui bahwa tingkat sosial ekonomi mempengaruhi pola konsumsi pangan.
4. Dukungan Ibu
Semua orangtua harus memberikan hak anak untuk tumbuh. Semua anak
harus memperoleh yang terbaik agar dapat tumbuh sesuai dengan apa yang
mungkin dicapainya dan sesuai dengan kemampuan tubuhnya. Untuk itu perlu
perhatian/dukungan orangtua. Untuk tumbuh dengan baik tidak cukup dengan
memberinya makan, asal memilih menu makanan dan asal menyuapi anak nasi.
Akan tetapi anak membutuhkan sikap orang tuanya dalam memberi makan. Semasa
bayi, anak hanya menelan apa saja yang diberikan ibunya. Sekalipun yang
ditelannya itu tidak cukup dan kurang bergizi. Demikian pula sampai anak sudah
mulai disapih, anak tidak tahu mana makanan terbaik dan mana makanan yang
boleh dimakan. Anak masih membutuhkan bimbingan seorang ibu dalam memilih
makanan agar pertumbuhan tidak terganggu. Bentuk perhatian/dukungan ibu
terhadap anak salah satunya perhatian ketika makan (Nadesul, 1995).
Wanita yang berstatus ibu rumah tangga memiliki peran ganda dalam
keluarga, terutama jika memiliki aktivitas di luar rumah seperti bekerja atau pun
biasanya dalam hal menyusun menu tidak terlalu memperhatikan keadaan gizinya,
tetapi cenderung menekankan dalam jumlah atau banyaknya makanan, sedangkan
gizi mempunyai pengaruh yang cukup atau sangat berperan bagi pertumbuhan dan
perkembangan mental maupun fisik anak. Selama bekerja ibu cenderung
mempercayakan anak mereka diawasi oleh anggota keluarga lainnya yang biasanya
adalah nenek, saudara perempuan atau anak yang sudah besar bahkan orang lain
2.6 Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 2.1 Kerangka Konsep
Dari gambar 2.1 di atas dapat dilihat hubungan antara pengetahuan, sosial
budaya, ekonomi dan dukungan ibu dengan pola kosumsi ikan berupa jumlah ikan
yang dikonsumsi. Sementara pola konsumsi ikan berupa jenis ikan dan frekuensi
ikan yang dikonsumsi hanya melihat distribusinya saja. Pengetahuan
Sosial Budaya Ekonomi Dukungan Ibu
Pola Konsumsi Ikan Jumlah ikan yang dikonsumsi
Jenis ikan yang dikonsumsi
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat analitik dengan
desain crossectional yaitu untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan
pola konsumsi ikan siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan
Sunggal tahun 2015.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 060919 yang terletak di
Jalan Setia Budi No. 6, Kecamatan Medan Sunggal. Dari survei awal yang
dilakukan kepada 15 orang siswa, 9 siswa tidak mengkonsumsi ikan sebagai sumber
protein hewani. Salah satu alasannya adalah rasa ikan yang tidak enak dan baunya
yang amis.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan September 2015.
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 5 (lima) dan kelas
6 (enam) yang terdaftar di Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan
Sunggal. Pemilihan populasi ditentukan dengan alasan bahwa pada siswa kelas
Adapun jumlah siswa kelas 5 dan 6 di Sekolah Dasar Negeri 060919 di
Kecamatan Medan Sunggal sebagai berikut :
a) Kelas 5 : 23 siswa
b) Kelas 6 : 21 siswa
Maka seluruh populasi untuk siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 adalah 44
orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Data penelitian diperoleh melalui dua cara yaitu :
a. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari wawancara langsung terhadap siswa
sekolah dasar tentang pengetahuan, sosial budaya, ekonomi dan dukungan ibu.
Jenis dan frekuensi ikan yang dikonsumsi diperoleh dari formulir food frequency, sedangkan jumlah ikan diperoleh dari food recall.
b. Data sekunder, yaitu data yang dikumpulkan dari bagian administrasi Sekolah
Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan Sunggal tahun 2015 yang meliputi
gambaran umum sekolah tersebut.
3.5 Definisi Operasional
1. Siswa sekolah dasar adalah anak sekolah yang terdaftar sebagai peserta kegiatan
belajar di Sekolah Dasar Negeri 060919 Kecamatan Medan Sunggal.
2. Pengetahuan adalah pemahaman yang dimiliki oleh siswa sekolah dasar tentang
pola konsumsi ikan.
3. Sosial budaya adalah kepercayaan terhadap ada tidaknya pantangan konsumsi
4. Ekonomi adalah ukuran kelayakan siswa sekolah dasar dalam pemenuhan
konsumsi ikan.
5. Dukungan ibu adalah penilaian siswa sekolah dasar tentang dukungan yang
diberikan ibu terhadap pola konsumsi ikan.
6. Pola konsumsi ikan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran
tentang konsumsi ikan siswa sekolah dasar meliputi jenis ikan yang dikonsumsi,
jumlah ikan yang dikonsumsi dan frekuensi ikan yang dikonsumsi.
7. Jenis ikan yang dikonsumsi adalah macam/ragam ikan yang dikonsumsi oleh
siswa sekolah dasar.
8. Jumlah ikan yang dikonsumsi adalah banyaknya zat gizi protein yang
dikonsumsi oleh siswa sekolah dasar.
9. Frekuensi ikan yang dikonsumsi adalah keacapan mengkonsumsi ikan tertentu
oleh siswa sekolah dasar.
3.6 Aspek Pengukuran 3.6.1 Pengetahuan
Pengetahuan diukur melalui jawaban kuesioner, pertanyaan yang diajukan
adalah 12 pertanyaan. Setiap jawaban yang benar akan diberi skor 1 dan jawaban
akan diberi skor 0. Total skor maksimal adalah 12 dan total skor minimal adalah 0
(Khomsan, 2000).
Tingkat pengetahuan dapat dikategorikan menjadi 3 kategori :
1. Baik : Apabila responden menjawab soal >75% dengan benar atau
2. Sedang : Apabila responden menjawab soal 40-75% dengan benar
atau dengan total skor responden 5-8.
3. Kurang : Apabila responden menjawab soal <40% dengan benar atau
dengan total skor responden 1-4.
3.6.2 Sosial Budaya
Kepercayaan diukur melalui variabel yang didasarkan dari 5 pertanyaan
dengan menggunakan Rating Scale. Setiap pertanyaan memiliki bobot nilai 4
pemberian skor setiap poin jawaban sebagai berikut :
Tiap pertanyaan terdiri dari 1 pilihan jawaban, yang benar diberi skor 4 dan
jawaban yang salah diberi skor 0 (Sugiyono, 2008).
Skor tertinggi yang bisa diperoleh responden adalah 20 dan dikategorikan
menjadi :
1. Positif : Apabila jawaban responden benar ≥65% dengan total nilai (13-20).
2. Negatif : Apabila jawaban responden benar <65% dengan total nilai
(0-12).
3.6.3 Ekonomi
Ekonomi keluarga per bulan dikategorikan berdasarkan upah minimum
regional (UMR) Provinsi Sumatera Utara tahun 2012.
Kategori :
3.6.4 Dukungan Ibu
Diukur berdasarkan jawaban dari kuesioner yang terdiri dari 13 pertanyaan.
Skor untuk pilihan a=2, b=1 sehingga skor menjadi 26 dengan kategori :
1. Baik : Apabila nilai yang diperoleh 22-26 (≥80%). 2. Tidak baik : Apabila nilai yang diperoleh <22 (<80%).
3.6.5 Jenis Ikan yang di Konsumsi
Jenis ikan yang dikonsumsi dilihat dari variasi jenis ikan yang dikonsumsi
dalam satu minggu yang terdiri dari ikan laut, ikan air tawar dan hasil olahan ikan.
3.6.6 Jumlah Ikan yang di Konsumsi
Jumlah ikan yang dikonsumsi diperoleh melalui wawancara langsung
dengan menggunakan kuesioner, kemudian dibandingkan dengan anjuran konsumsi
protein ikan rata-rata perhari yaitu 9 gram, dengan kriteria : (Depkes RI, 1998
dikutip dari Simanjuntak, 2002)
1. Baik : ≥9 gram/hari. 2. Kurang : <9 gram/hari.
3.6.7 Frekuensi Ikan yang dikonsumsi
Frekuensi ikan yang dikonsumsi diperoleh melalui wawancara kepada siswa
sekolah dasar melalui formulir food frequency, dengan kriteria jarang 1-3x/minggu, kadang-kadang 4-6x/minggu dan sering ≥7x/minggu.
3.7 Metode Analisis Data
Data yang telah dikumpul, diolah dan disajikan dalam tabel distribusi
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Sekolah Dasar Negeri 060919
Sekolah Dasar (SD) Negeri 060919 berdiri di atas tanah seluas 1500 �2.
SD ini terletak di Jalan Setia Budi No. 6 Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan
Medan Sunggal Kota Medan Provinsi Sumatera Utara. Adapun sarana yang dimiliki
sekolah ini adalah 6 ruangan kelas, 1 ruangan kepala sekolah dan 1 ruangan kantor
yang digabung dengan tata usaha.
Selain prasarana sekolah, sekolah tersebut juga memiliki sarana belajar
berupa buku penunjang yang terdiri dari 26 buku penunjang kelas I, 21 buku
penunjang kelas II, 23 buku penunjang kelas III, 26 buku penunjang kelas IV, 22
buku penunjang kelas V dan 22 buku penunjang kelas VI. Selain buku penunjang,
juga dilengkapi dengan alat peraga yang terdiri dari 2 set alat peraga IPA, 2 set alat
peraga IPS, 2 set alat peraga bahasa, 2 set alat peraga matematika dan 2 set alat olah
raga.
Saat ini, kepala sekolah SD tersebut adalah Ibu Orni, S.Pd yang dibantu oleh
10 orang guru. Jumlah siswa yang belajar di sekolah tersebut pada tahun ajaran
2015/2016 berjumlah 117 orang yang terdiri dari 18 orang kelas I, 21 orang kelas
II, 15 orang kelas III, 19 orang kelas IV, 23 orang kelas V, 21 orang kelas VI.
Berdasarkan jenis kelamin siswa di SD tersebut terdapat 59 orang siswa laki-laki
Di sekitar lingkungan sekolah banyak pedagang yang menjual berbagai
jenis makanan ringan, karena banyaknya makanan yang dijual di lingkungan
sekolah pada jam istirahat berlangsung, menjadi alasan anak memilih untuk tidak
membawa bekal dari rumah.
4.2 Karakteristik Siswa
Berdasarkan data yang dikumpulkan peneliti maka diperoleh karakteristik
siswa menurut jenis kelamin dan umur yang dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini
:
Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 Di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015
Karakteristik Siswa Jumlah Siswa
n %
Berdasarkan Tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa dari 44 orang siswa
terdapat 21 orang siswa (47,7% ) yang berjenis kelamin laki-laki dan 23 orang siswa
(52,3%) yang berjenis kelamin perempuan. Jumlah siswa yang berada pada
kelompok umur 9-11 tahun sebanyak 32 orang siswa (72,7%) dan yang berada pada
4.3 Karakteristik Keluarga
Berdasarkan data yang dikumpulkan peneliti maka diperoleh karakteristik
keluarga menurut pekerjaan ayah dan pekerjaan ibu yang dapat dilihat pada tabel
4.2 berikut ini :
Tabel 4.2 Distribusi Karakteristik Keluarga Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 Di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015
Karakteristik Keluarga Jumlah Siswa
n %
Berdasarkan Tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa pekerjaan ayah sebagai
tukang bangunan/buruh sebesar 34,1% dan sebagai PNS sebesar 4,5%. Pekerjaan
ibu sebagai ibu rumah tangga sebesar 93,2% dan sebagai wiraswasta sebesar 6,8%.
Kondisi ekonomi keluarga siswa sekolah dasar pada kategori <1.200.000,- sebesar
4.4 Konsumsi Ikan Siswa
Konsumsi ikan siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 yang dapat dilihat pada
tabel 4.3 berikut ini :
Tabel 4.3 Distribusi Konsumsi Ikan Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 Di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015
No. Konsumsi Ikan Jumlah Siswa
n %
mengonsumsi ikan sebanyak 14 orang siswa (31,8%).
4.5 Pola Konsumsi Ikan Pada Siswa
Pola konsumsi ikan pada siswa yaitu jenis ikan yang dikonsumsi, jumlah
ikan yang dikonsumsi dan frekuensi ikan yang dikonsumsi.
Tabel 4.4 Distribusi Jenis Ikan yang Dikonsumsi Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 Di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015
No. Jenis Ikan yang dikonsumsi Jumlah Siswa
(6,8%) mengonsumsi hasil olahan ikan. Ikan air tawar yang banyak dikonsumsi
siswa seperti lele, mas, mujair dan hasil olahan ikan seperti ikan asin.
Tabel 4.5 Distribusi Jenis Ikan yang Dikonsumsi Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 Di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015
Jenis Ikan Jumlah Siswa
n %
A. Ikan Laut
1. Teri 25 83,3
2. Sarden 19 63,3
3. Kembung 13 43,3
4. Tongkol 20 66,7
B. Ikan Air Tawar
1. Lele 27 90,0
2. Nila 16 53,3
3. Mas 13 43,3
4. Mujair 12 40,0
C. Hasil Olahan Ikan
1. Ikan Asin 30 100,0
Berdasarkan Tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa untuk jenis ikan laut
sebanyak 25 orang (83,3%) mengonsumsi ikan teri dan 13 orang (43,3%)
mengonsumsi ikan kembung. Siswa yang mengonsumsi jenis ikan air tawar
sebanyak 27 orang (90,0%) mengonsumsi ikan lele dan 12 orang (40,0%)
mengonsumsi ikan mujair. Untuk jenis hasil olahan ikan sebanyak 30 orang
Tabel 4.6 Distribusi Jumlah Ikan yang Dikonsumsi Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 Di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015
No. Jumlah Ikan yang dikonsumsi Jumlah Siswa
n %
1. Tidak Mengonsumsi Ikan 14 31,8
2. Kurang 7 15,9
3. Baik 23 52,3
Total 44 100,0
Berdasarkan Tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa dari 44 orang siswa
sebanyak 7 orang (15,9%) memperoleh jumlah ikan pada kategori kurang dan 23
orang (52,3%) memperoleh jumlah ikan pada kategori baik.
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Ikan Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 Di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015
No. Frekuensi Ikan yang dikonsumsi Jumlah Siswa
n %
1. Tidak Mengonsumsi Ikan 14 31,8
2. Jarang 9 20,5
3. Kadang-Kadang 13 29,5
4. Sering 8 18,2
Total 44 100,0
Berdasarkan Tabel 4.7 di atas dapat diketahui bahwa dari 30 orang siswa
sebanyak 9 orang (20,5%) memperoleh frekuensi konsumsi ikan pada kategori
jarang, 13 orang (29,5%) memperoleh frekuensi konsumsi ikan pada kategori
kadang-kadang dan 8 orang (18,2%) memperoleh frekuensi konsumsi ikan pada
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Ikan yang Dikonsumsi Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 Di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015
Jenis Makanan
Frekuensi
Jumlah Tidak
Pernah 1-3x/mgg 4-6x/mgg ≥7x/mgg
n % n % n % n % n %
4.6 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Konsumsi Ikan Pada Siswa
Adapun faktor-faktor yang berhubungan dengan pola konsumsi ikan yaitu
pengetahuan, sosial budaya, ekonomi dan dukungan ibu yang dapat dilihat pada
tabel 4.9 dibawah ini :
Tabel 4.9 Distribusi Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Konsumsi Ikan Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 Di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015
Ekonomi
Berdasarkan Tabel 4.9 di atas dapat diketahui bahwa dari 44 orang siswa
sebanyak 7 orang (15,9%) memiliki pengetahuan kategori kurang, 20 orang
(45,5%) memiliki pengetahuan kategori sedang dan 17 orang (38,6%) memiliki
pengetahuan kategori baik. Berdasarkan kondisi sosial budaya sebanyak 16 orang
(36,4%) dengan kategori negatif dan sebanyak 28 orang (63,6%) dengan kategori
positif. Segi ekonomi keluarga sebanyak 20 orang (45,5%) dengan kategori rendah
dan sebanyak 24 orang (54,5%) dengan kategori tinggi. Dukungan ibu kepada siswa
dalam mengkonsumsi ikan sebanyak 17 orang (38,6%) dengan kategori tidak baik
dan sebanyak 27 orang (61,4%) dengan kategori baik.
4.6.1 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Jumlah Ikan yang Dikonsumsi Siswa
Berdasarkan data tingkat pengetahuan dan jumlah ikan yang dikonsumsi
siswa, yang telah dikumpulkan dari 44 orang siswa, maka diperoleh data sebagai
Tabel 4.10 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Jumlah Ikan yang Dikonsumsi Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 Di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015
Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa hubungan pengetahuan dengan
jumlah ikan yang dikonsumsi siswa SD yang memiliki pengetahuan kurang 42,9%,
pada siswa SD yang memiliki pengetahuan pada sedang 15,0% sedangkan siswa
SD yang memiliki pengetahuan baik sebesar 5,9%.
Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Exact Fisher diperoleh nilai
p=0,0001 (p<0,05). Hal ini berarti terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan jumlah ikan yang dikonsumsi siswa SD.
4.6.2 Hubungan Sosial Budaya dengan Jumlah Ikan yang Dikonsumsi Siswa Berdasarkan data sosial budaya dan jumlah ikan yang dikonsumsi siswa,
yang telah dikumpulkan dari 44 orang siswa, maka diperoleh data sebagai berikut :
Berdasarkan Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa siswa dengan kondisi sosial
budaya pada kategori negatif mengonsumsi ikan dengan jumlah ikan pada kategori
kurang yaitu 6 orang (37,5%), siswa dengan kondisi sosial budaya positif
mengonsumsi ikan dengan jumlah ikan pada kategori kurang yaitu 1 orang (3,6%).
Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Exact Fisher diperoleh nilai p=0,005 (p<0,05). Hal ini berarti terdapat hubungan yang bermakna antara sosial budaya dengan jumlah ikan yang dikonsumsi siswa SD.
4.6.3 Hubungan Ekonomi dengan Jumlah Ikan yang Dikonsumsi Siswa Berdasarkan data ekonomi dan jumlah ikan yang dikonsumsi siswa, yang
telah dikumpulkan dari 44 orang siswa, maka diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 4.12 Hubungan Ekonomi dengan Jumlah Ikan yang Dikonsumsi Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 Di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015
No. Ekonomi
Jumlah Ikan
p
Tidak Ada Kurang Baik
n % n % n %
1. Rendah 10 50,0 6 30,0 4 20,0
0,0001
2. Tinggi 4 16,7 1 4,2 19 79,2
Berdasarkan Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa siswa dengan kondisi ekonomi
pada kategori rendah ternyata mengonsumsi ikan dengan jumlah ikan pada kategori
kurang yaitu 6 orang (30,0%), siswa dengan kondisi ekonomi pada kategori tinggi
ternyata mengonsumsi ikan dengan jumlah ikan pada kategori kurang yaitu 1 orang