• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku wholesaler bahan bangunan dalam membeli dan strategi pemasaran atap metal ( studi kasus PT. “X” di Sumatera Utara )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku wholesaler bahan bangunan dalam membeli dan strategi pemasaran atap metal ( studi kasus PT. “X” di Sumatera Utara )"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PERILAKU

WHOLESALER

BAHAN BANGUNAN DALAM

MEMBELI DAN STRATEGI PEMASARAN ATAP METAL

( STUDI KASUS PT. “X” DI SUMATERA UTARA )

G E L A D I K A R Y A

Oleh :

Daniel Agung Priyo S. NIM: 087007041

Konsentrasi: Manajemen Pemasaran

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN SEKOLAH PASCA SARJANA

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Geladikarya : ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI PERILAKU WHOLESALER

BAHAN BANGUNAN DALAM MEMBELI DAN STRATEGI PEMASARAN ATAP METAL

(STUDI KASUS PT. “X” DI SUMATERA UTARA)

Nama : Daniel Agung Priyo S.

Nim : 087007041

Program studi : Magister Manajemen Konsentrasi : Manajemen Pemasaran

Menyetujui: Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Rismayani, SE. Msi) Ketua

(Ir. Syahrizal. MT) Anggota

Ketua Program Studi Direktur

Magister Manajemen Sekolah Pascasarjana

(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Geladikarya yang berjudul:

“ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU

WHOLESALER BAHAN BANGUNAN DALAM MEMBELI DAN STRATEGI

PEMASARAN ATAP METAL

(STUDI KASUS PT. “X” DI SUMATERA UTARA)”

Adalah benar merupakan hasil karya tulis saya sendiri dan belum pernah

dipublikasikan.

Semua data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas.

Medan, 25 Januari 2012

Yang Membuat Pernyataan

Daniel Agung Priyo S.

(4)

RIWAYAT HIDUP

Daniel Agung Priyo S. lahir di Semarang – Jawa Tengah, pada tanggal 04

Desember 1978, merupakan anak tunggal dari pasangan (Alm.) Santoso dan

Kristina.

Riwayat pendidikan dimulai dari SD Karitas III, Surabaya dari tahun 1985 hingga

1991. Kemudian melanjutkan pendidikan di SMP Angelus Custos, Surabaya dari

tahun 1991 lulus tahun 1994. Berikutnya mengenyam pendidikan SMU Frateran,

Surabaya dari tahun 1994 lulus tahun 1997 dan melanjutkan jenjang S1 di UK

Petra, Jurusan Teknik Mesin dari tahun 1997 lulus tahun 2002. Selanjutnya masuk

ke Magister Manajemen USU tahun 2008.

Tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 bekerja di PT. Tatalogam Lestari, Jakarta,

pada tahun 2007 sampai dengan sekarang bekerja di PT. Suryamas Metal Prima,

Medan dengan posisi terakhir sebagai Sales Manager.

Medan, 25 Januari 2012

Penulis

Daniel Agung Priyo S.

(5)

RINGKASANEKSEKUTIF

Daniel Agung Priyo S. (2012), Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Wholesaler Bahan Bangunan dalam Membeli dan Strategi Pemasaran Atap Metal (Studi Kasus PT. “X” di Sumatera Utara), Pembimbing: Rismayani dan Syahrizal.

PT “X” adalah perusahaan yang bergerak di bidang distributor yang memasarkan produk atap metal dan rangka baja ringan untuk wilayah Sumatera Utara. PT. “ X “ berdiri sejak tahun 2004, di kota Medan. Berdasarkan target dan realisasi perusahaan dari tahun 2007 hingga 2010, ditemukan bahwa perusahaan belum mampu mencapai target 100%, hal ini mengindikasikan perusahaan belum mampu memenuhi keinginan konsumen sebagai pembeli.

Dari latar belakang tersebut dirumuskan masalah utama yaitu faktor –

faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku wholesalerdalam memutuskan untuk

melakukan pembelian produk atap metal dan apakah strategi bauran pemasaran yang dilakukan PT. “X“ tepat untuk meningkatkan penjualan atap metal di Sumatera Utara. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku wholesaler memutuskan untuk melakukan pembelian produk atap metal serta mengetahui dan menganalisis strategi bauran pemasaran yang tepat bagi PT. “ X “ dalam meningkatkan penjualan atap metal di Sumatera Utara.

Penelitian ini mempergunakan teori perilaku konsumen untuk menjawab

faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku wholesaler dalam memutuskan

pembelian dan teori bauran pemasaran untuk mengetahui apakah strategi bauran pemasaran yang dilakukan PT “X” sudah tepat.

Dilakukan survey dengan membuat kuisioner ke wholesaler dan

wawancara dengan pihak manajemen. Strategi produk, untuk dapat bersaing diperlukan produk dengan bahan baku yang setara dengan kompetitor, promosi edukasi pasar akan kualitas dan competitive advantage dan menjalin hubungan dengan perusahaan – perusahaan yang memiliki program pembangunan untuk karyawan(PKS) dan instansi pemerintah.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku wholesaler memutuskan untuk melakukan pembelian produk atap metal di Sumatera Utara secara eksternal adalah kelompok rujukan, dimana wholesaler dapat memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap pembeli dalam memutuskan untuk membeli atap metal. Secara internal adalah faktor sikap. Strategi pemasaran yang tepat dilakukan PT “X” adalah strategi produk, strategi harga (pricing) dan promosi (promotion).

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME yang telah memberikan

rahmat dan berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Geladikarya dengan

judul “Analisis faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku wholesaler bahan

bangunan dalam membeli dan strategi pemasaran atap metal ( studi kasus PT. “X”

di Sumatera Utara )”.

Keberhasilan penyusunan Geladikarya ini tidak terlepas dari bantuan

berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung. Dalam kesempatan ini,

penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :

1. Ibu Prof. Dr. Rismayani, SE. Msi, selaku dosen pembimbing utama yang

telah memberikan masukan – masukan sehingga Geladikarya ini dapat

diselesaikan.

2. Bapak Ir. Syahrizal. MT, selaku dosen pembimbing kedua yang dengan

sabar menuntun dan membimbing penulis baik siang maupun malam,

dalam menyelesaikan Geladikarya ini.

3. Bapak Prof.Dr.Ir. Darwin Sitompul,M.Eng, selaku Ketua Program Studi

Magister Manajemen USU, yang memperhatikan selalu proses pembuatan

Geladikarya ini.

4. Teman kuliah Magister Managemen USU kelas reguler angkatan 24,

Gerry, Bang Farel, Fredon dan lain – lain, yang banyak memberikan

masukan – masukan dan dukungan baik secara moril maupun data - data

(7)

5. Kepada seluruh jajaran Top Manajemen PT. Suryamas Metal Prima, yang

telah mengijinkan dan memberi data perusahaan kepada penulis untuk

digunakan dalam Geladikarya ini.

6. Kepada seluruh staff PT. Suryamas Metal Prima, yang telah membantu

penulis dalam mengumpulkan data – data kuisioner dan informasi –

informasi pemasaran untuk kepentingan Geladikarya ini.

7. Buat Mama tercinta yang selalu menanyakan kapan selesai kuliah nya

serta memberi motivasi bagi penulis untuk menyelesaikan Geladikarya ini.

8. Juliana Chandra, wanita yang selalu mendampingi penulis selama ini,

dengan cintanya yang tulus memberikan semangat bagi penulis dalam

menyelesaikan Geladikarya.

9. Semua pihak yang sudah memberikan bantuan kepada penulis dalam

menyelesaikan Geladikarya namun belum disebutkan, penulis ingin

mengucapkan permohonan maaf yang sebesar – besarnya dan juga tak

terlupakan ucapan terima kasih yang terbesar yang dapat diberikan

penulis.

Akhir kata, sebagai manusia yang normal tentu akan ada kekurangan yang

terdapat di dalam diri penulis maupun di dalam Geladikarya ini, karena itu penulis

ingin meminta maaf apa bila ada hal yang tidak berkenan di hati dan biarlah

semua yang telah terjadi dapat diterima dengan lapang dada.

Medan, 25 Januari 2012

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PERNYATAAN ... iii

RIWAYAT HIDUP ... iv

RINGKASAN EKSEKUTIF ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xvii

BAB I 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

1.5. Batasan dan Ruang Lingkup Penelitian ... 5

BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Teori Tentang Perilaku Konsumen ... 6

2.1.1. Pengertian Perilaku Konsumen ... 6

2.1.2. Model Perilaku Konsumen ... 8

(9)

2.1.3.1. Faktor Eksternal ... 10

2.1.3.2. Faktor Internal ... 19

2.1.4. Keputusan Pembelian ... 21

2.2. Strategi Bauran Pemasaran Retail ... 23

2.2.1. Kebijakan Produk (Product ) ... 23

2.2.2. Kebijakan Harga (Price) ... 24

2.2.3. Kebijakan Promosi (Promotion)... 25

2.2.4. Kebijakan Saluran Distribusi(Place) ... 26

2.3. Analisis SWOT... 26

2.3.1. Strategi SWOT ... 27

2.3.2. Matrix SWOT ... 28

2.4. Analisis Segmentasi Market, Target Market dan Posisi Produk ... 29

2.4.1. Segmentasi Market ... 29

2.4.1.1. Syarat – Syarat Segmentasi yang Efektif ... 30

2.4.1.2. Proses Dalam Menentukan Segmentasi, Target dan Posisi Pasar ... 31

2.4.1.3. Variabel Segmentasi ... 31

2.4.2. Target Market ... 32

2.4.3. Posisi Produk ... 32

(10)

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Jadwal Penelitian ... 36

4.1.1. Lokasi Penelitian ... 36

4.1.2. Jadwal Penelitian ... 36

4.2. Metode Penelitian ... 36

4.3. Metode Pengumpulan Data ... 37

4.4. Sumber Data dan Jenis Data ... 38

4.5. Analisis Data ... 38

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Latar Belakang Perusahaan ... 39

5.1.1. Deskripsi Perusahaan ... 39

5.1.2 Segmen, Target Dan Posisi Produk PT. “ X “ ... 40

5.1.3. Omzet Penjualan ... 42

5.1.4. Analisis persaingan( Competitor Analyst )... 44

5.1.5. Pangsa Pasar (Market Share) ... 47

5.2. Analisis Perilaku Wholesaler PT “X”... 50

5.2.1. Budaya dan Sub-Budaya ... 50

5.2.2. Kelas Sosial Masyarakat ... 55

5.2.3. Kelompok Rujukan ... 57

5.2.4. Motivasi ... 59

5.2.5. Pembelajaran Konsumen... 62

5.2.6. Persepsi ... 62

(11)

5.3. Analisis Marketing Mix ... 66

5.3.1. Produk ... 66

5.3.2. Harga ... 74

5.3.3. Promosi ... 77

5.3.4. Saluran Distribusi ... 79

5.4. Komparasi Hasil Penelitian 4P dengan Strategi yang dimiliki PT “X” 81 5.5. Analisis SWOT... 83

5.5.1. Strategi IFE ... 84

5.5.2. Strategi EFE ... 85

5.5.3. Matriks SWOT ... 87

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ... 90

6.2. Saran ... 91

DAFTAR PUSTAKA ... 92

(12)

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Model Perilaku Konsumen ... 9

Gambar 2.2. Kelas Sosial mempengaruhi Perilaku Konsumen ... 15

Gambar 2.3 . Model STP ... 30

Gambar 2.4. Proses Segmentasi, Targeting dan Positioning ... 31

Gambar 2.5. Positioning Product Mapping ... 33

Gambar 3.1. Kerangka Konseptual Penelitian ... 34

Gambar 5.1. Product sales share dari atap metal ... 41

Gambar 5.2. Product sales share dari rangka baja ringan... 42

Gambar 5.3. Market Share 2007 ... 47

Gambar 5.4. Market share 2008 ... 48

Gambar 5.5. Market share 2009 ... 49

Gambar 5.6. Market share 2010 ... 50

Gambar 5.7. Penggunaan bahasa daerah dalam bertransaksi ... 51

(13)

Gambar 5.9. Usia Penjual dalam berhubungan dengan wholesaler ... 53

Gambar 5.10 : Kelompok Usia Penjual yang lebih meyakinkan dalam

bertransaksi ... 54

Gambar. 5.11. Pengaruh tingkat ekonomi masyarakat terhadap keputusan

membeli ... 55

Gambar 5.12. Pengaruh tingkat jabatan masyarakat terhadap keputusan

membeli ... 56

Gambar. 5.13. Pengaruh tingkat kekuasaan masyarakat terhadap

keputusan membeli ... 56

Gambar 5.14 : Referensi yang dipergunakan pembeli ... 57

Gambar. 5.15. Peran Wholesaler dalam Mempengaruhi Keputusan

Membeli ... 59

Gambar 5.16. Faktor – Faktor yang Menentukan Wholesaler dalam

Menyediakan Barang ... 60

Gambar 5.17. Pengaruh dari Menjualan atap metal yang populer ... 61

Gambar 5.18. Cara dalam memperoleh informasi tentang produk

(14)

Gambar 5.19. Memasarkan karena Hubungan baik dengan supplier atau

Produk yang sudah dikenal Mereknya ... 63

Gambar. 5.20. Persentase Wholesaler mencari Informasi Perbandingan

Harga ... 65

Gambar. 5.21. Persentase Saling Komunikasi antar Sesama Wholesaler . 65

Gambar 5.22. Persentase Pelanggan Menggunakan Atap Berwarna ... 66

Gambar 5.23. Persentase jawaban untuk pertanyaan: ”( a ) apakah

pelanggan di daerah bapak / ibu lebih mengutamakan harga murah

atau ( b ) produk berkualitas dengan harga mahal pada produk

atap metal” ... 67

Gambar 5.24. Persentase jawaban untuk pertanyaan: ”apakah bapak / ibu

mengenal produk - produk dengan lapisan zincalume” ... 67

Gambar 5.25. Persentase jawaban untuk pertanyaan: ”sudah berapa lama

bapak / ibu mengenal produk multi roof / sakura roof”... 68

Gambar 5.26. Persentase jawaban untuk pertanyaan: ”menurut

bapak / ibu, apa yang menjadi kelebihan produk Multi / Sakura Roof

(15)

Gambar. 5.27. Segmentasi Penggunaan Atap Metal Ukuran Tebal 0,25 .. 71

Gambar. 5.28. Segmentasi Penggunaan Atap Metal Ukuran Tebal 0,30 .. 71

Gambar 5.29. Segmentasi Penggunaan Atap Metal Ukuran Tebal 0,35 ... 72

Gambar. 5.30. Persentase Jawaban untuk Pertanyaan: “Apa kekurangan

dari produk Multi / Sakura roof yang harus diperbaiki” ... 73

Gambar 5.31. Persentase Jawaban untuk Pertanyaan: “Apakah Harga

Multi / Sakura Roof Sudah Sesuai Dengan Kualitasnya ... 74

Gambar 5.32. Persentase Jawaban untuk Pertanyaan: “Apakah harga

multi / sakura roof sudah sesuai dengan harga atap metal pada

umumnya” ... 74

Gambar 5.33. Persentase Jawaban untuk Pertanyaan: “Apakah

bapak / ibu mendapatkan keuntungan dari menjual produk

Multi / Sakura Roof” ... 75

Gambar 5.34. Persentase Jawaban untuk Pertanyaan: “apakah

bapak / ibu mendapatkan keuntungan yang lain dari menjual produk

multi / sakura roof” ... 76

Gambar 5.35. Persentase Jawaban untuk Pertanyaan: “apakah diskon

harga sesuai jumlah pengambilan yang diberikan sudah tepat” ... 76

Gambar 5.36. Persentase Jawaban untuk Pertanyaan: “program promosi

apa yang menurut bapak / ibu lebih penting untuk memotivasi

penjualan” ... 77

(16)

apa yang menurut bapak / ibu lebih penting untuk kemajuan produk

Mult i/ Sakura Roof (boleh lebih dari satu) ... 78

Gambar 5.38. Persentase Jawaban untuk Pertanyaan: “apakah perlu

adanya promosi tersendiri di tiap - tiap daerah” ... 79

Gambar 5.39. Persentase Jawaban untuk Pertanyaan: “bagaimana

ketersediaan stok produk multi / sakura roof” ... 79

Gambar 5.40. Persentase Jawaban untuk Pertanyaan: “bagaimana

dengan ketepatan waktu pengiriman barang”... 80

Gambar 5.41. Persentase Jawaban untuk Pertanyaan: “Bila sering

terlambat, menurut bapak / ibu berapa lama waktu yang ideal untuk

mengirim barang dari proses order

(17)

DAFTAR TABEL

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Target vs Realisasi PT. " X " 2007 – 2010 ... 3

Tabel 2.1. Contoh Karakteristik Demografi dan Sub budaya Indonesia ... 14

Tabel 5.1. Segmen, Target dan Posisi PT. “ X “ ... 40

Tabel 5.2. Omzet Penjualan Wholesaler di tiap-tiap Kota ... 43

Tabel 5.3. Posisi Kompetitor ... 44

Tabel 5.4. Perbandingan Harga ... 45

Tabel 5.5. Omzet Penjualan Kompetitor VS PT “X” (2007 – 2010) ... 46

Tabel 5.6. Ranking Popularitas Produk Berdasarkan Ketebalan Atap Metal ... 70

Tabel 5.7. Ranking Popularitas Produk Berdasarkan Model Atap Metal... 72

Tabel 5.8. Komparasi Strategi 4P Hasil Temuan dan yang dimiliki oleh PT “X” ... 82

(18)

Tabel 5.10.Analisis IFE pada PT “X” ... 84

Tabel 5.11. Analisis EFE pada PT “X” ... 86

(19)

RINGKASANEKSEKUTIF

Daniel Agung Priyo S. (2012), Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Wholesaler Bahan Bangunan dalam Membeli dan Strategi Pemasaran Atap Metal (Studi Kasus PT. “X” di Sumatera Utara), Pembimbing: Rismayani dan Syahrizal.

PT “X” adalah perusahaan yang bergerak di bidang distributor yang memasarkan produk atap metal dan rangka baja ringan untuk wilayah Sumatera Utara. PT. “ X “ berdiri sejak tahun 2004, di kota Medan. Berdasarkan target dan realisasi perusahaan dari tahun 2007 hingga 2010, ditemukan bahwa perusahaan belum mampu mencapai target 100%, hal ini mengindikasikan perusahaan belum mampu memenuhi keinginan konsumen sebagai pembeli.

Dari latar belakang tersebut dirumuskan masalah utama yaitu faktor –

faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku wholesalerdalam memutuskan untuk

melakukan pembelian produk atap metal dan apakah strategi bauran pemasaran yang dilakukan PT. “X“ tepat untuk meningkatkan penjualan atap metal di Sumatera Utara. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku wholesaler memutuskan untuk melakukan pembelian produk atap metal serta mengetahui dan menganalisis strategi bauran pemasaran yang tepat bagi PT. “ X “ dalam meningkatkan penjualan atap metal di Sumatera Utara.

Penelitian ini mempergunakan teori perilaku konsumen untuk menjawab

faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku wholesaler dalam memutuskan

pembelian dan teori bauran pemasaran untuk mengetahui apakah strategi bauran pemasaran yang dilakukan PT “X” sudah tepat.

Dilakukan survey dengan membuat kuisioner ke wholesaler dan

wawancara dengan pihak manajemen. Strategi produk, untuk dapat bersaing diperlukan produk dengan bahan baku yang setara dengan kompetitor, promosi edukasi pasar akan kualitas dan competitive advantage dan menjalin hubungan dengan perusahaan – perusahaan yang memiliki program pembangunan untuk karyawan(PKS) dan instansi pemerintah.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku wholesaler memutuskan untuk melakukan pembelian produk atap metal di Sumatera Utara secara eksternal adalah kelompok rujukan, dimana wholesaler dapat memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap pembeli dalam memutuskan untuk membeli atap metal. Secara internal adalah faktor sikap. Strategi pemasaran yang tepat dilakukan PT “X” adalah strategi produk, strategi harga (pricing) dan promosi (promotion).

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Semakin banyaknya perusahaan yang memproduksi atap metal, maka

konsumen memiliki pilihan semakin banyak, dengan demikian kekuatan tawar –

menawar konsumen semakin besar. Oleh karena itu, perusahaan seharusnya

mengetahui apa kebutuhan dan keinginan konsumen, kemudian berusaha untuk

memenuhi kebutuhan dan keinginan tersebut.

Penjualan atap metal dari tahun ke tahun memiliki kenaikan yang cukup

signifikan, dimana sejalan dengan perkembangan pembangunan perumahan dan

gedung – gedung, dan juga dengan sering terjadinya gempa bumi akhir – akhir ini,

maka masyarakat mulai beralih dari genteng keramik atau beton ke atap metal

sehingga makin meningkatnya pangsa pasar dari atap metal.

Dengan kemajuan teknologi atap metal dapat dibentuk menyerupai genteng

beton atau keramik dan memiliki lapisan warna, pasar pengguna atap seng juga

sudah mulai beralih ke atap metal berwarna. Besarnya pangsa pasar ini

memberikan peluang kepada semua pebisnis untuk masuk kedalam pasar atap

metal. Akibat dari makin banyaknya produsen atap metal, maka mulailah terjadi

kompetisi yang tinggi dalam penjualan atap metal.

Produsen bahan baku atap metal yang berupa plat baja berlapis warna juga

(21)

tinggi dari demand, sehingga terjadilah perebutan pasar dan persaingan strategi

penjualan terutama strategi harga. Pasar sudah memiliki kekuatan untuk menawar

dan membandingkan dengan produsen yang lain.

Di Sumatera Utara ada terdapat beberapa produsen atap metal yang masih

bertahan dalam persaingan bisnis atap metal ini meskipun dengan kondisi yang

jenuh. PT. ” X “ selaku distributor atap metal yang diproduksi di Jakarta, ingin

tetap berupaya untuk mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasar di

Sumatera Utara meskipun dengan kondisi yang penuh dengan kompetisi baik dari

kualitas produk maupun harga.

Wholesaler bahan bangunan atau pedagang menengah bahan bangunan

merupakan sasaran customer PT. “ X “ dalam memasarkan produk atap metal ke

daerah – daerah.

Strategi harga murah dan kualitas yang tetap dijaga saat ini sudah

diterapkan, dengan pendistribusian yang sudah merata dan promosi yang dibuat

oleh produsen juga tetap ditingkatkan, dimana hal ini tidak dilakukan oleh

produsen yang lain. Tetapi kondisi penjualan saat ini, terjadi gap antara target

penjual dengan realisasi, sehingga produk atap metal yang dipasarkan PT. “ X “

belum bisa menjadi pemimpin pasar di Sumatera Utara. Masih banyak wholesaler

yang membanding – bandingkan dengan produk lain.

Tabel 1.1 menunjukkan bagaimana target dan realisasi PT. “ X “ pada tahun

(22)

Tabel 1.1.

Target vs Realisasi PT. " X " ( 2007 – 2010 )

2007 % 2008 % 2009 % 2010 %

BULAN TARGET REALISASI TARGET REALISASI TARGET REALISASI TARGET REALISASI

JANUARI 600,000,000 391,168,000 65% 1,000,000,000 442,680,659 44% 1,500,000,000 848,046,461 57% 2,000,000,000 1,832,121,502 92% FEBRUARI 600,000,000 400,507,000 67% 1,000,000,000 498,766,714 50% 1,500,000,000 863,274,528 58% 2,000,000,000 1,821,071,363 91% M ARET 600,000,000 436,352,500 73% 1,000,000,000 663,726,273 66% 1,600,000,000 910,720,310 57% 2,500,000,000 2,063,031,072 83% APRIL 600,000,000 409,030,000 68% 1,000,000,000 746,632,181 75% 1,800,000,000 1,184,238,051 66% 2,700,000,000 2,181,531,401 81% M EI 600,000,000 416,276,545 69% 1,000,000,000 761,265,273 76% 1,800,000,000 896,415,456 50% 2,700,000,000 2,031,366,059 75% JUNI 600,000,000 497,331,500 83% 1,000,000,000 574,028,636 57% 1,500,000,000 1,204,950,923 80% 2,500,000,000 2,139,707,641 86% JULI 600,000,000 620,716,045 103% 1,000,000,000 525,700,957 53% 1,500,000,000 1,256,573,217 84% 2,500,000,000 2,212,791,241 89% AGUSTUS 600,000,000 412,140,137 69% 1,000,000,000 787,889,902 79% 1,700,000,000 975,022,408 57% 3,000,000,000 2,114,452,077 70% SEPTEM BER 600,000,000 515,859,090 86% 1,000,000,000 788,428,800 79% 1,500,000,000 1,314,406,868 88% 2,500,000,000 1,757,088,913 70% OKTOBER 600,000,000 498,119,626 83% 1,000,000,000 817,959,725 82% 2,000,000,000 1,196,799,847 60% 3,500,000,000 2,041,842,778 58% NOVEM BER 600,000,000 535,918,705 89% 1,000,000,000 742,783,725 74% 1,800,000,000 1,441,631,847 80% 2,600,000,000 1,897,571,433 73% DESEM BER 600,000,000 392,343,743 65% 1,000,000,000 780,361,375 78% 1,800,000,000 1,809,699,747 101% 2,500,000,000 2,013,991,348 81%

7,200,000,000 5,525,762,891 77% 12,000,000,000 8,130,224,220 68% 20,000,000,000 13,901,779,663 70% 31,000,000,000 24,106,566,828 78%

(23)

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dirumuskan masalah sebagai

berikut :

1. Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku wholesaler dalam

memutuskan untuk melakukan pembelian produk atap metal di Sumatera

Utara

2. Apakah strategi bauran pemasaran yang dilakukan PT. “X“ sudah sesuai

untuk meningkatkan penjualan atap metal di Sumatera Utara

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis faktor – faktor apa saja yang

mempengaruhi perilaku wholesaler memutuskan untuk melakukan

pembelian produk atap metal di Sumatera Utara

2. Untuk mengetahui dan menganalisis strategi bauran pemasaran bagi PT. “

X “ dalam meningkatkan penjualan atap metal di Sumatera Utara

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah sebagai berikut :

1. Bagi PT. “ X “, sebagai bahan pertimbangan dalam memilih strategi

(24)

2. Bagi Program Studi Magister Managemen USU, dapat sebagai bahan

informasi dan acuan dalam melakukan penelitian – penelitian berikutnya

yang masih berhubungan

3. Bagi peneliti, mendapatkan wawasan yang lebih dalam dan dapat

diterapkan dalam bekerja

4. Bagi peneliti selanjutnya, dapat digunakan untuk menambah informasi dan

referensi (acuan dasar) yang membantu dalam penelitian yang lebih luas

lagi.

1.5 Batasan dan Ruang Lingkup Penelitian

Adapun batasan dan ruang lingkup penelitian sebagai berikut :

1. Penelitian hanya dilakukan pada perilaku wholesaler bahan bangunan di

Sumatera Utara memutuskan pembelian.

2. Penelitian dilakukan kepada strategi pemasaran PT. “X“ dalam

(25)

BAB II

KERANGKA TEORITIS

2.1. Teori Tentang Perilaku Konsumen

2.1.1. Pengertian Perilaku Konsumen

Mengenali perilaku konsumen tidaklah mudah, kadang mereka terus

terang menyatakan kebutuhan dan keinginannya, namun sering pula mereka

bertindak sebaliknya. Mungkin mereka tidak memahami motivasi mereka secara

lebih mendalam, sehingga mereka sering pula bereaksi untuk mengubah pikiran

mereka pada menit – menit terakhir sebelum akhirnya melakukan keputusan

pembelian. Untuk itu para pemasar perlu mempelajari keinginan, persepsi,

preferensi, dan perilaku konsumen dalam berbelanja.

Perilaku konsumen sangat kompleks dan studinya sangat sulit, karena

secara historical study tentang perilaku konsumen manusia merupakan wilayah

garapan ilmu jiwa, sosial dan antropologi, sehingga pada tingkat tertentu juga

dipelajari di dalam ilmu sosial yaitu ekonomi dan politik.

Menurut Mothersbaugh, H. (2007), perilaku konsumen dapat dirumuskan

sebagai berikut. “Perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli,

menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka

(26)

mengetahui bahwa ada dua komponen kunci yang harus dilakukan pemasar.

Pertama, pemasar berusaha untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan

konsumen. Kedua, pemasar mempelajari proses pertukaran, yaitu dua pihak saling

mentransfer sesuatu yang bernilai bagi yang lain. Hal ini berarti bahwa titik pusat

kegiatan pemasaran didasarkan pada suatu aplikasi disiplin keunggulan

konsumen. Oleh karena itu, konsumen merupakan titik pusat usaha pemasaran.

Menurut Setyadi, N.J. (2008) bahwa perilaku konsumen “Tindakan yang

langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk

atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusul tindakan

ini.” Ini berarti bahwa perilaku konsumen merupakan suatu bagian integral dan

tidak dapat dipisahkan dari perilaku manusia yang ada perbedaan didalam

mengkonsumsi atau membeli produk barang dan jasa. Ada manusia yang

mempunyai sifat hemat didalam melakukan pembelian kebutuhan dan

keinginannya, akan tetapi ada pula yang sangat royal dan yang memiliki sifat ragu

– ragu atau labil.

Menurut Wilkie (dalam Winardi, 1991) perilaku konsumen merupakan

“aktivitas yang akan melibatkan orang – orang di dalam menyeleksi apa – apa

yang akan dibeli dan bagaimana menggunakan produk barang dan jasa

sedemikian rupa, sehingga semua yang dibeli akan dapat memenuhi kebutuhan

dan keinginan konsumen”. Aktivitas di dalam melakukan pembelian produk

barang dan jasa sangat dipengaruhi oleh perilaku konsumen, yaitu mencakup

(27)

melakukan pembelian setelah mereka menyeleksi produk barang atau jasa apa

yang akan mereka beli.

Perencanaan pembelian dan mengkonsumsi produk barang dan jasa

merupakan suatu proses yang terjadi dengan berlangsungnya waktu. Faktor –

faktor yang mempengaruhi adalah masa lalu dan masa sekarang perilaku

konsumen, sehingga di dalam pengambilan keputusan pembelian pada masa yang

akan datang akan dipengaruhi oleh perilaku masa sekarang. Apabila seseorang

sangat terkesan terhadap merek produk tertentu dan melakukan pembelian, maka

dia akan cenderung melakukan pembelian kembali produk tersebut pada masa

yang akan datang.

2.1.2. Model Perilaku Konsumen

Model perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai suatu skema –

skema atau kerangka – kerangka kerja yang disederhanakan untuk

menggambarkan aktivitas – aktivitas konsumen dalam pengambilan keputusan

membeli. Menurut Peter, J.P. dan Olson, J.C. ( 1996 ), suatu model dapat

didefinisikan sebagai suatu wakil realitas yang disederhanakan.

Tujuan utama dari suatu model adalah sangat bermanfaat untuk

mengembangkan teori dalam penelitian dan mempermudah dalam mempelajari

apa yang telah diketahui mengenai perlaku konsumen. Model perilaku konsumen

menjabarkan bahwa proses konsumen dalam mengambil keputusan sangat

dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal yang akhirnya menjadi suatu

(28)

untuk penelitian konsumen adalah model perilaku konsumen yang dapat dilihat

pada Gambar 2.1 berikut ini :

(Sumber: Mothersbaugh, H. 2007)

Gambar 2.1

PENGALAM AN DAN PENCAPAIAN

PENGALAM AN DAN PENCAPAIAN

(29)

2.1.3 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dikelompokkan

menjadi dua faktor, yaitu Faktor Eksternal (pengaruh lingkungan) dan Faktor

Internal (pengaruh individu). Faktor Eksternal adalah faktor – faktor di luar

individu yang mempengaruhi konsumen individu, unit pengambilan keputusan,

dan para pemasar. Faktor Internal adalah proses psikologis yang mempengaruhi

para individu dalam memperoleh, mengkonsumsi, serta menerima barang, jasa,

dan pengalaman.

Didalam Faktor Internal, keputusan pembelian dari pembeli sangat

dipengaruhi oleh faktor - faktor, yaitu : Pribadi dan Psikologis. Sedangkan Faktor

Eksternal, keputusan pembelian dipengaruhi oleh faktor - faktor, yaitu :

Kebudayaan dan Sosial. Penjelasan detail tentang Faktor Eksternal dan Internal

adalah sebagai berikut :

2.1.3.1 Faktor Eksternal

a) Budaya

Budaya adalah faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang

paling mendasar. Penentu paling dasar dari keinginan dan perilaku seseorang.

Budaya, mengkompromikan nilai – nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku

yang dipelajari seseorang secara terus menerus dalam sebuah lingkungan (Kotler,

(30)

“Budaya adalah seperangkat pola perilaku yang secara sosial dialirkan

secara simbolis melalui bahasa dan cara – cara lain pada anggota dari masyarakat

tertentu” (Mowen, J.C. dan Minor, M. 2001 ).

Menurut Setyadi, N.J. ( 2008 ), definisi budaya adalah “ mengacu pada

seperangkat nilai, gagasan, seni, dan simbol bermakna lainnya yang membantu

individu berkomunikasi, membuat tafsiran, dan melakukan evaluasi sebagai

anggota masyarakat “.

Beberapa dari sikap dan perilaku yang lebih penting yang dipengaruhi oleh

budaya adalah :

1. Rasa diri dan ruang

2. Komunikasi dan bahasa

3. Pakaian dan penampilan

4. Makanan dan kebiasaan makan

5. Waktu dan kesadaran akan waktu

6. Hubungan ( keluarga, organisasi, pemerintah dan sebagainya )

7. Nilai dan norma

8. Kepercayaan dan sikap

9. Proses mental dan pembelajaran

10.Kebiasaan kerja dan praktek

Budaya merupakan karakter yang penting dari suatu sosial yang

(31)

digarisbawahi atas setiap kultur adalah nilai – nilai, bahasa, mitos, adat, ritual dan

hukum yang mempertajam perilaku atas kultur.

Suatu sistem budaya terdiri atas area – area fungsional sebagai berikut :

Ekologi, merupakan sistem beradaptasi pada habitat / lingkungan. Ekologi ini dibentuk oleh teknologi yang digunakan untuk memperoleh dan mendistribusikan

sumber daya.

Struktur sosial, merupakan wilayah yang berfungsi sebagai penjaga ketertiban kehidupan sosial. Struktur sosial ini meliputi kelompok politik domestik yang

dominan dalam budaya

Ideologi, merupakan karakteristik mental dari orang – orang dalam suatu masyarakat dan cara – cara mereka berhubungan dengan lingkungan dan

kelompok sosial lainnya.

Pengaruh Budaya Terhadap Perilaku Konsumen

Produk dan jasa mempunyai fungsi, bentuk dan arti. Ketika konsumen

membeli suatu produk, mereka berharap produk tersebut menjalankan suatu

fungsi. Konsumen terus membeli produk hanya bila harapan mereka akan produk

yang menjalankan fungsi tersebut dipenuhi dengan sangat baik. Produk dan jasa

memainkan peranan yang sangat penting dalam mempengaruhi budaya, karena

produk dapat membawa pesan dari makna budaya. Gambar 2.2 memperlihatkan

(32)

Makna budaya atau makna simbolik yang telah melekat kepada produk

akan dipindahkan kepada konsumen dalam bentuk pemilikan produk, pertukaran,

pemakaian, dan penghabisan.

b) Sub Budaya

Dalam setiap budaya terdapat kelompok – kelompok yang lebih kecil

dimana memberikan sosialisasi dan identifikasi lebih spesifik bagi para

anggotanya, kelompok – kelompok ini yang disebut sub – budaya, dimana

didalamnya terdapat sekelompok orang tertentu dalam sebuah masyarakat yang

sama – sama memiliki makna budaya yang sama untuk tanggapan afeksi dan

kognisi (reaksi emosi, kepercayaan, nilai dan sasaran ), perilaku ( adat istiadat,

ritual, norma) dan faktor lingkungan (kondisi kehidupan, lokasi geografi, dan

objek – objek yang penting).

Sebagian dari makna suatu sub – budaya pasti unik dan berbeda (memiliki

ciri khas tertentu) walaupun memiliki makna budaya yang sama. Budaya suatu

masyarakat bisa diidentifikasikan berdasarkan etnis, agama, kelas sosial dan lain –

lain. Oleh karena itu, budaya sangat dekat hubungannya dengan demografi.

Demografi menjelaskan karakteristik suatu populasi dan dikelompokan ke

dalam karakteristik yang sama. Tabel 2.1 akan menggambarkan karakteristik

demografi dan sub budaya Indonesia.

Berdasarkan Tabel 2.1 tersebut dapat disimpulkan bahwa seseorang

(33)

konsumen yang berusia remaja, maka ini merupakan gambaran karakteristik usia

dari demografi dan sub budayanya remaja.

Tabel 2.1. Contoh Karakteristik Demografi dan Sub budaya Indonesia

No Karakteristik Demografi Contoh Sub budaya

1 Usia Anak – anak, remaja, dewasa, dewasa lanjut, lansia

2 Agama Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Budha

3 Suku Bangsa Sunda, Jawa, Bali, Batak, Melayu, Dayak, Minahasa, Bugis

4 Warga Indonesia Keturunan

Pribumi, Tionghoa, India, Arab

5 Pendapatan Miskin, Menengah, Kaya

6 Jenis Kelamin Laki – laki, Wanita

7 Status Pernikahan Lajang, Menikah, Janda, Duda

8 Jenis Keluarga Orang Tua Tunggal, Orang Tua Lengkap

9 Pekerjaan Dosen, karyawan, Dokter, Buruh, Petani, pengacara,

Akuntan

10 Lokasi Geografi Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi

11 Jenis Rumah Tangga Dengan Orang tua, dengan Teman, kost

12 Kelas Sosial Kelas Atas, Menengah, Bawah

( Sumber : Ujang Sumarwan, 2002 )

c) Kelas Sosial

Kelas sosial adalah pembagian masyarakat kedalam kelas – kelas yang

berbeda atau strata yang berbeda. Perbedaan kelas atau strata akan

menggambarkan perbedaan pendidikan, pendapatan, pemilikan harta benda, gaya

(34)

mempengaruhi perilaku konsumsi seseorang atau keluarga. Konsumen yang

berada pada kelas yang sama akan menunjukkan persamaan dalam nilai – nilai

yang dianut, gaya hidup dan perilaku yang sama.

Kelas sosial mengelompokkan keluarga atau rumah tangga, bukan

konsumen sebagai individu, karena semua anggota keluarga menggambarkan

persamaan dalam nilai – nilai yang dianut, penggunaan pendapatan bersama dan

daya beli yang sama. Pemasar harus mengetahui kelas – kelas sosial yang ada di

dalam suatu masyarakat, karena kelas sosial akan mempengaruhi apa yang dibeli

dan dikonsumsi oleh seorang konsumen atau sebuah keluarga. Gambar 2.3

menunjukkan kelas sosial mempengaruhi perilaku konsumen.

(Sumber: Mothersbaugh, H 2007)

Gambar 2.2. Kelas Sosial mempengaruhi Perilaku Konsumen

(35)

Sembilan variabel muncul sebagai yang paling penting di dalam kelas

sosial. Kesembilan variabel ini diidentifikasi di dalam sintesis yang berpengaruh

dari penelitian kelas sosial, yang dikelompokkan sebagai berikut:

1. Variabel Ekonomi. Pekerjaan, pendapatan, dan kekayaan mempunyai kepentingan kritis karena apa yang orang kerjakan untuk nafkah tidak hanya

menentukan berapa banyak yang harus dibelanjakan oleh keluarga, tetapi juga

sangat penting dalam menentukan kehormatan yang diberikan kepada anggota

keluarga.

2. Variabel Interaksi. Prestise pribadi, asosiasi, dan sosialisasi adalah inti dari kelas sosial. Orang mempunyai prestise tinggi bila orang lain mempunyai

sikap respek atau hormat pada mereka.

 Prestise adalah sentimen di dalam pikiran orang yang mungkin tidak selalu

mengetahui bahwa hal itu ada disana

 Asosiasi adalah variabel yang berkenaan dengan hubungan sehari – hari.

Orang mempunyai hubungan yang erat dengan orang yang suka

mengerjakan hal yang sama dengan mereka.

 Sosialisasi adalah proses dimana individu belajar keterampilan, sikap dan

kebiasaan untuk berpartisipasi di dalam kehidupan komunitas

bersangkutan.

3. Variabel Politik. Kekuasaan, kesadaran kelas, dan mobilitas adalah penting untuk mengerti aspek politik dari sistem stratifikasi.

 Kekuasaan adalah potensi individu atau kelompok untuk menjalankan

(36)

analisis banyak teoritikus kelas sosial, variabel ini kurang menarik minat

langsung pemasar.

 Kesadaran kelas mengacu pada tingkat dimana orang di dalam suatu kelas

sosial sadar akan diri mereka sebagai kelompok tersendiri dengan

kepentingan politik dan ekonomi bersama.

 Mobilitas dan suksesi adalah konsep gambar yang berhubungan dengan

stabilitas atau instabilitas sistem stratafikasi.

Pangsa Pasar (Market Segmentation) Kelas Sosial

Kelas sosial kerap diterapkan pada masalah pemangsaan pasar, proses

mendefinisikan kelompok pelanggan yang homogen dan membuat tawaran yang

kuat secara khusus untuk mereka. Prosedur untuk pemangsaan pasar mencakupi

langkah – langkah berikut :

 Identifikasi pemakaian kelas sosial dari produk

 Perbandingan variabel kelas sosial untuk pemangsaan dengan variabel lain

(pendapatan, siklus hidup, dsb)

 Deskripsi karakteristik kelas sosial yang diidentifikasi di dalam target pasar

 Perkembangan program pemasaran untuk memaksimumkan keefektifan

bauran pemasaran yang didasarkan pada konsistensi dengan sifat sosial.

Analisa pangsa pasar berdasarkan profil sosioekonomi memungkinkan

seorang pemasar mengembangkan program pemasaran yang komprehensif agar

(37)

sifat produk, strategi media, strategi kreatif, saluran distribusi, dan penetapan

harga.

d) Kelompok Acuan

Kelompok acuan adalah semua kelompok yang mempunyai pengaruh

langsung atau pengaruh tidak langsung terhadap pendirian atau perilaku

seseorang. Sikap dan perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak group – group

kecil. Kelompok dimana orang tersebut berada, yang mempunyai pengaruh

langsung atau disebut membership group. Membership Group ini terdiri dari dua,

yaitu meliputi primary groups, seperti keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja

yang mana orang tersebut secara terus – menerus berinteraksi dengan mereka

namun lebih bersifat informal. dan secondary groups yang lebih formal dan

memiliki interaksi rutin yang sedikit, seperti kelompok keagamaan, perkumpulan

profesional dan perkumpulan pedagang.

Pengaruh Keluarga

Keluarga memberikan pengaruh yang besar dalam perilaku pembelian.

Para pelaku pasar telah memeriksa peran dan pengaruh suami, istri, dan anak

dalam pembelian produk dan servis yang berbeda. Pentingnya pengaruh keluarga

dalam analisis perilaku konsumen timbul karena dua alasan :

1. Banyak produk dibeli oleh konsumen ganda yang bertindak sebagai unit

keluarga. Beberapa macam produk dibeli oleh sebuah keluarga dan dipakai

(38)

rumah sering kali diputuskan bersama oleh suami dan istri, seringkali meminta

pendapat anak, orang tua, dan anggota keluarga lain.

2. Produk dan jasa yang digunakan oleh keluarga seringkali dibeli oleh seorang

anggota (individu). Keputusan pembelian individu bersangkutan mungkin

sangat dipengaruhi oleh anggota lain dalam keluarga. Contoh pembelian

makanan dan minuman untuk kebutuhan keluarga mungkin dilakukan oleh

ibu, ayah, atau pembantu rumah tangga. Namun sebelum mereka membeli

pasti akan meminta pendapat anggota yang lain, makanan dan minuman apa

yang akan dibeli.

Pemasar sangat tertarik dengan pengambilan keputusan suatu keluarga,

bahwa bagaimana suatu keluarga itu yang anggota – anggotanya saling

berinteraksi dan saling mempengaruhi satu sama lain ketika menentukan suatu

pembelian terhadap suatu produk. Sehingga suatu penelitian itu menunjukkan

bahwa orang yang berbeda dalam suatu keluarga dapat memainkan peran sosial

yang berbeda dan menampakkan perilaku yang berbeda pada saat mengambil

suatu keputusan dan mengkonsumsikan suatu produk. Peran – peran anggota

keluarga dalam mengambil keputusan antara lain yaitu :

1. Pemberi pengaruh (influencers) : orang yang memberikan informasi bagi

anggota lainnya tentang suatu produk

2. Pengambilan keputusan (deciders) : orang yang memiliki kekuasaan untuk

menentukan apakah produk tersebut akan dibeli atau tidak

(39)

4. Pengguna (users) : orang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk

tersebut.

2.1.3.2 Faktor Internal a) Persepsi

Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengorganisasi, dan

menerjemahkan informasi untuk membentuk sebuah gambaran yang berarti dari

dunia. Orang dapat membentuk berbagai macam persepsi yang berbeda dari

rangsangan yang sama.

b) Proses Belajar

Pembelajaran adalah suatu proses, yang selalu berkembang dan berubah

sebagai hasil dari informasi terbaru yang diterima (mungkin didapatkan dari

membaca, diskusi, observasi, berpikir) atau dari pengalaman sesungguhnya, baik

informasi terbaru yang diterima maupun pengalaman pribadi bertindak sebagai

feedback bagi individu dan menyediakan dasar bagi perilaku masa depan dalam

situasi yang sama ( Engel, J.M., Blackwell, R.D., dan Miniard, P.W. 1990 )

c) Motivasi

Kebutuhan yang mendesak untuk mengarahkan seseorang untuk mencari

kepuasan dari kebutuhan. Dikendalikan oleh suatu kebutuhan pada suatu waktu.

Kebutuhan manusia diatur menurut sebuah hierarki, dari yang paling mendesak

(40)

diri, pengaktualisasian diri). Ketika kebutuhan yang paling mendesak itu sudah

terpuaskan, kebutuhan tersebut berhenti menjadi motivator, dan orang tersebut

akan kemudian mencoba untuk memuaskan kebutuhan paling penting berikutnya

d) Kepribadian

Kepribadian adalah karakteristik unik dari psikologi yang memimpin

kepada kestabilan dan respon terus menerus terhadap lingkungan orang itu sendiri,

contohnya orang yang percaya diri, dominan, suka bersosialisasi, otonomi,

defensif, mudah beradaptasi, agresif. Tiap orang memiliki gambaran diri yang

kompleks, dan perilaku seseorang cenderung konsisten dengan konsep diri

tersebut ( Kotler, P. dan Keller, K.L. 2009 ).

e) Perilaku

Kepercayaan adalah pemikiran deskriptif bahwa seseorang mempercayai

sesuatu. Kepercayaan dapat didasarkan pada pengetahuan asli, opini, dan iman.

Sedangkan sikap adalah evaluasi, perasaan suka atau tidak suka, dan

kecenderungan yang relatif konsisten dari seseorang pada sebuah obyek atau ide (

Kotler, P. dan Keller, K.L. 2009 ).

2.1.4 Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian menurut Mothersbaugh, H. (2007) adalah pemilihan

dari dua atau lebih alternatif pilihan keputusan pembelian, artinya bahwa

(41)

Keputusan untuk membeli dapat mengarah kepada bagaimana proses dalam

pengambilan keputusan tersebut dapat digolongkan sebagai berikut :

1. Fully Planned Purchase, baik produk dan merek sudah dipilih sebelumnya.

Biasanya terjadi ketika keterlibatan dengan produk tinggi (barang otomotif)

namun bisa juga terjadi dengan keterlibatan pembelian yang rendah

(kebutuhan rumah tangga). Planned Purchase dapat dialihkan dengan taktik

marketing misalnya pengurangan harga, kupon, atau aktifitas promosi lainnya.

2. Partially Planned Purchase, bermaksud untuk membeli produk yang sudah

ada tetapi pemilihan merek ditunda sampai saat pembelajaran. Keputusan

akhir dapat dipengaruhi oleh diskon harga, atau display produk.

3. Unplanned Purchase, baik produk dan merek dipilih di tempat pembelian.

Konsumen sering memanfaatkan katalog dan display produk sebagai

pengganti daftar belanja. Dengan kata lain, sebuah pajangan dapat mengingat

seseorang akan kebutuhan dan memicu pembelian (Engel, J. 1990).

Selanjutnya Mowen, J.C. (2001) mengemukakan lima tahap proses

pengambilan keputusan untuk membeli yang umum dilakukan oleh seseorang,

yaitu :

1. Pengenalan Kebutuhan. Kebutuhan konsumen mungkin muncul karena

menerima informasi baru tentang suatu produk, kondisi ekonomi, periklanan

atau karena kebetulan. Selain itu, gaya hidup seseorang, kondisi demografis

dan karakteristik pribadi dapat pula mempengaruhi keputusan pembelian

(42)

2. Proses Informasi Konsumen. Meliputi pencarian sumber – sumber informasi

oleh konsumen. Proses informasi dilakukan secara selektif, konsumen

memilih informasi yang paling relevan bagi benefit yang dicari dan sesuai

dengan keyakinan dan sikap mereka. Memproses informasi meliputi aktivitas

mencari, memperhatikan, memahami, menyimpan dalam ingatan, dan mencari

tambahan informasi.

3. Evaluasi Produk / Merek. Konsumen akan mengevaluasi karakteristik dari

berbagai produk / merek dan memilih produk / merek yang mungkin paling

memenuhi keuntungan yang diinginkannya

4. Pembelian. Dalam pembelian, beberapa aktifitas lain diperlukan seperti

pemilihan toko, penentuan kapan akan membeli, dan kemungkinan

finansialnya. Setelah ia menemukan tempat yang sesuai, waktu yang tepat, dan

dengan didukung oleh daya beli maka kegiatan pembelian dilakukan.

5. Sekali konsumen melakukan pembelian, maka evaluasi pasca pembelian

terjadi. Jika kinerja produk sesuai dengan harapan konsumen, maka konsumen

akan puas. Jika tidak, kemungkinan pembelian kembali akan berkurang.

2.2. Strategi Bauran Pemasaran Retail

Sebagaimana yang dikatakan oleh Craven, D.W. (1986) bahwa pemasaran

adalah “suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk

merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang

– barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa baik kepada konsumen saat

(43)

dalam pemasaran terdapat empat unsur pokok kegiatan pemasaran yakni produk,

harga, promosi dan distribusi yang dimana satu sama lain saling berkaitan.

Perumusan strategi bauran pemasaran dikelompokkan menjadi 4 P’s (Product,

Price, Promotion, Place).

2.2.1. Kebijakan Produk ( Product )

Merupakan bentuk penawaran yang ditujukan untuk mencapai tujuan

melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Produk disini bisa berupa

fisik maupun jasa (non fisik) yang dapat ditawarkan kepada pelanggan potensial

untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu. Produk merupakan semua

yang ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, diperoleh dan digunakan atau

dikonsumsi untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang berupa fisik,

jasa, orang, organisasi dan ide. Produk yang dibeli konsumen itu dapat dibedakan

atas tiga tingkatan, yaitu :

1. Produk Inti, merupakan inti yang sesungguhnya dari produk yang ingin

diperoleh oleh seorang pembeli (konsumen) dari produk tersebut.

2. Produk Formal, merupakan bentuk, model, kualitas / mutu, merek dan

kemasan yang menyertai produk tersebut.

3. Produk Tambahan, merupakan tambahan produk formal dengan berbagai jasa

yang menyertainya, seperti pemasangan (instalasi), pelayanan, pemeliharaan

(44)

2.2.2. Kebijakan Harga (Price)

Harga merupakan satu – satunya unsur bauran pemasaran yang

menghasilkan penerimaan penjualan. Dalam penentuan baik untuk harga jual atau

harga beli, produsen haruslah berhati – hati. Sebab, kesalahan dalam penentuan

harga akan menyebabkan kerugian. Dalam menentukan harga harus

mempertimbangkan tujuan dari penentuan harga tersebut. Tujuan dalam

penentuan harga secara umum adalah sebagai berikut :

1. Untuk bertahan hidup

2. Untuk memaksimalkan laba

3. Untuk memperbesar market share

4. Mutu produk

5. Karena pesaing

Faktor – faktor yang mempengaruhi harga :

1. Kebutuhan dana

2. Persaingan

3. Kebijaksanaan pemerintah

4. Target laba yang diinginkan

5. Jangka waktu

6. Kualitas jaminan

7. Reputasi perusahaan

8. Produk yang kompetitif

(45)

2.2.3. Kebijakan Promosi ( Promotion)

Promosi merupakan salah satu konsep dari bauran pemasaran. Promosi

lebih kepada menawarkan access / channel kepada pembeli. Bagaimana pembeli

bisa mendapatkan informasi yang lebih baik, bagaimana mengedukasi calon

pembeli. Kegiatan promosi yang dilakukan suatu perusahaan terdiri dari :

1. Advertising, yaitu suatu penyajian promosi dan gagasan, barang atau jasa yang

dibiayai oleh suatu sponsor tertentu yang bersifat massif dan non personal.

2. Personal selling, yaitu penyajian secara lisan dalam suatu pembicaraan

dengan seseorang atau lebih calon pembeli dengan tujuan agar dapat

terealisasinya penjualan.

3. Promosi Penjualan, yaitu segala kegiatan pemasaran selain personal selling,

advertising dan publicity. Promosi dengan membuat acara bagi konsumen

untuk membeli seperti exhibition, roadshow, gathering dan lain – lain yang

tidak dilakukan secara teratur atau continue.

4. Publicity, yaitu usaha untuk merangsang permintaan dari suatu produk secara

massif seperti layanan masyarakat, berdema dan kegiatan sosial lainnya yang

menyangkut nama baik perusahaan dan diliput oleh pers.

2.2.4. Kebijakan Saluran Distribusi(Place)

Dalam usaha untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan dibidang

pemasaran, setiap perusahaan melakukan kegiatan distribusi. Distribusi

merupakan kegiatan penyampaian produk ke tangan konsumen atau pemakai pada

(46)

lembaga yang memasarkan produk berupa barang atau jasa dari produsen sampai

ke konsumen. Bentuk pola distribusi dapat dibedakan menjadi :

1. Saluran Langsung :

- Produsen → konsumen

2. Saluran tidak Langsung :

- Produsen → Pengecer → Konsumen

- Produsen → Pedagang besar / menengah → Pengecer → Konsumen

- Produsen → Pedagang Besar → Pedagang Menengah → Pengecer →

Konsumen

2.3. Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah analisis yang ditujukan untuk mengidentifikasi

kekuatan (Strength), kelemahan (Weaknesses), kesempatan (Opportunity), dan

ancaman (Threath). Setiap aspek tersebut haruslah dapat diketahui oleh

perusahaan agar dapat dimanfaatkan untuk mempersiapkan strategi dalam

menghadapi persaingan. Penjelasan aspek – aspek tersebut adalah :

a. Strength, adalah hal – hal yang menjadi kekuatan atau keunggulan

(competitive advantage) dari perusahaan. Setiap perusahaan harus dapat

mengetahui letak keunggulannya dan bagaimana memanfaatkan keunggulan

tersebut. Keunggulan dapat berupa sumber daya, kualitas dan kuantitas

(47)

b. Weaknesses, adalah hal – hal yang menjadi kelemahan yang terdapat di dalam

perusahaan. Kelemahan haruslah sedapat mungkin diperbaiki atau ditutupi

agar tidak menjadi kegagalan bagi perusahaan.

c. Opportunity, merupakan suatu peluang yang dapat diambil untuk

meningkatkan atau memajukan perusahaan.

d. Threath, adalah suatu hal yang dapat membahayakan kelangsungan hidup

perusahaan. Untuk dapat tetap bertahan dan memenangkan persaingan, maka

perusahaan haruslah dapat menghadapi semua ancaman yang menghadang.

Dengan keempat aspek yang telah diketahui tersebut maka dapat dibuat

strategi dengan menggunakan Matrix SWOT.

2.3.1. Strategi SWOT

Tahap ini pada dasarnya tidak hanya sekedar kegiatan pengumpulan data,

tetapi juga merupakan suatu kegiatan pengklasifikasian dan pra-analisis. Pada

tahap ini data dapat dibedakan menjadi dua, yaitu data eksternal dan data internal.

Data eksternal dapat diperoleh dari lingkungan di luar perusahaan, seperti analisis

pasar, analisis kompetitor, analisis komunitas, analisis pemasok, analisis

pemerintah, analisis kelompok kepentingan tertentu. Sedangkan data internal

dapat diperoleh di dalam perusahaan itu sendiri, seperti laporan keuangan (neraca,

Laba-rugi, cash-flow, struktur pendanaan), laporan kegiatan sumber daya manusia

jumlah karyawan, pendidikan, keahlian, pengalaman, gaji, turn-over, laporan

(48)

yang digunakan pada tahap ini adalah model Matriks Faktor Strategis Eksternal

dan Matriks Faktor Strategi Internal (Iskandarini, 2004).

a. Matriks Faktor Strategi Eksternal (EFE)

Sebelum membuat matriks faktor strategi eksternal, kita perlu mengetahui

terlebih dahulu faktor strategi eksternal (External Factors Evaluation

disingkat dengan EFE).

b. Matriks Faktor Strategi Internal (IFE)

Setelah faktor-faktor strategis internal suatu perusahaan diidentifikasi,

suatu label IFE (Internal Factors Evaluation) disusun untuk merumuskan

faktor-faktor strategis internal tersebut dalam kerangka Strength dan Weakness

perusahaan.

2.3.2. Matrix SWOT

Matrix SWOT adalah sebuah alat pencocokan yang penting yang

membantu perusahaan dalam mengembangkan empat jenis strategi : strategi SO (

Strength – Opportunity), strategi WO (Weaknesses – Opportunity), strategi ST

(Strength – Threath ), strategi WT (Weaknesses - Threath).

1. Strategi SO

Memanfaatkan kekuatan internal perusahaan untuk menarik keuntungan dari

(49)

2. Strategi WO

Bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan cara mengambil

keuntungan dari peluang eksternal

3. Strategi ST

Menggunakan kekuatan sebuah perusahaan untuk menghindari atau

mengurangi dampak ancaman eksternal

4. Strategi WT

Merupakan taktik defensif yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan

internal serta menghindari ancaman eksternal.

2.4. Analisis Segmentasi Market, Target Market Dan Posisi Produk

2.4.1. Segmentasi Market

Menurut Kasali (2010) “segmentasi adalah proses pengkotak – kotakan

pasar yang heterogen ke dalam potential customer yang memiliki kesamaan

kebutuhan dan atau kesamaan karakter yang memiliki respons yang sama dalam

membelanjakan uangnya. “

Menurut Setyadi (2008) “segmentasi adalah proses pengelompokan pasar

ke dalam segmen yang berbeda – beda. Segmen pasar ( market segment ) adalah

sekelompok pembeli yang memiliki karakteristik yang sama dan memberikan

(50)

Market Segmentaion Market Targetting Product Positioning

Gambar 2.3 . Model Segmentation Targetting Positioning

2.4.1.1. Syarat – Syarat Segmentasi yang Efektif :

1. Dapat diukur (measurable). Ukuran, daya beli dan profil segmen yang

dihasilkan harus dapat diukur

2. Dapat dijangkau (accessible), segmen dapat dijangkau dan dilayani secara

efektif

3. Cukup besar (substantially), segmen pasar cukup besar dan cukup

menguntungkan apabila digarap. Suatu segmen harus merupakan kelompok

homogen terbesar yang paling mungkin, yang berharga untuk diraih dengan

program pemasaran yang dirancang khusus untuk memeriksa.

4. Berbeda (distinctive), segmen tersebut memiliki karakteristik dan perilaku

pembelian yang berbeda dari segmen – segmen lain. Segmen – segmen secara

konseptual dapat dipisah – pisahkan dan memberikan tanggapan yang berbeda

terhadap elemen dan program bauran pasaran yang berbeda.

5. Dapat dikerjakan (actionable), program yang efektif dapat didesain untuk

menarik dan melayani segmen pasar.

1. m engident ifikasi variabel - variabel

segm ent asi ( dem ografi, behavior , dll

)

2. m engem bangkan prof il dari segm en yang

dihasilkan

1. m engevaluasi daya t arik dari m asing

-m asing seg-m en

2. m em ilih segm en sasaran

1. m engident ifikasi konsep posit ioning yang

t epat unt uk m asing -m asing seg-m en

2. m em ilih, m engem bangkan dan

m engkom unikasikan konsep posit ioning yang

(51)

2.4.1.2. Proses Dalam Menentukan Segmentasi, Target dan Posisi Pasar

Proses dalam menentukan segmentasi terbagi dalam tiga bagian, yaitu :

1. Group Identity : pasar harus dipisahkan menjadi beberapa kelompok pasar,

dimana pasar dikelompokan sesuai homogenitas masing – masing dan antar

kelompok memiliki perbedaan karakter pasar

2. Memilih salah satu atau beberapa dari segmen pasar yang sudah ditentukan

3. Mengimplementasikan segmen yang dipilih dengan menyusun marketing mix

strategy yang sesuai dengan segmen tersebut

4. Melaksanakan proses untuk mencapai target segmen dengan memperhatikan

efisiensi biaya, stabilitas dari pasar dan kondisi pasar yang berbeda.

Gambar 2.4

Proses Segmentasi, Targeting dan Positioning

2.4.1.3. Variabel Segmentasi

Variabel segmentasi dibagi dalam tiga kategori :

SEGM ENTATION : ident ifying meaningfully different groups of cust omers

TARGETING : select ing w hich segment (s) t o serve

POSITIONING : implement ing chosen image and appeal t o chosen segment

PRODUCT PRICE

(52)

1. Personal Characteristics, karakter individu meliputi lingkungan sosial,

geografis, demografis, kelompok rujukan, lifestyles ( gaya hidup, keinginan,

persepsi ), dan psychographics ( pelengkap kebutuhan, pelengkap gaya hidup

dan pelengkap secara psychological )

2. Benefits Sought, kelompok segmen yang mencari produk yang

menguntungkan atau memiliki nilai yang lebih dalam hal kualitas, harga,

model, image, dan lain – lain

3. Behavioral Measures, perilaku dalam menggunakan produk, perilaku dalam

membeli, mencari dan menggunakan sumber informasi, penyaluran barang,

kepemilikan barang, kuantitas, brand loyalty, tingkah laku.

2.4.2. Target Market

Sebagai langkah berikutnya adalah menentukan target dengan memilih

kelompok yang mana dari segmen yang ada. Dalam menentukan target perlu

diperhatikan beberapa faktor berikut :

1. Seberapa baik pelayanan yang diberikan kompetitor terhadap segmen pasar

yang sudah ada

2. Seberapa besar segmen pasar yang ada dan bagaimana dapat meningkatkan

pasar tersebut

3. Bagaimana kekuatan competitive advantage perusahaan dalam memasuki

(53)

2.4.3. Posisi Produk

Treacy dan Wiersema (1993), perusahaan akan terbagi dalam tiga kategori

posisi, yaitu :

1. Operationally Excellent Firms, memiliki kekuatan competitive advantage

dengan menjaga efisiensi, menjaga hubungan dan servis ke customer dengan

biaya yang rendah, sehingga dapat memberikan harga jual yang lebih bernilai

dan competitive

2. Customer Intimate Firms, memberikan pelayanan yang premium untuk produk

yang lebih spesifik dan berkualitas kepada customer premium. Servis yang

premium akan memakan banyak biaya, sehingga harga jual akan tinggi

3. Technologically Excellent Firms, memproduksi produk yang terbaru dan

menggunakan teknologi yang paling baru atau modern. Memimpin pasar

dalam inovasi produk. Tidak dapat efisien dalam investasi teknologi produksi,

sehingga harga jual akan menjadi premium.

HIGH PRICE

HIGH LOW

QUALITY QUALITY

LOW PRICE

Gambar 2.5 Positioning Product Mapping Product A

Product B

(54)

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

Kerangka konseptual yang dijadikan landasan berpikir dalam geladikarya

ini dijabarkan dalam gambar berikut :

Gambar 3.1. Kerangka Konseptual Penelitian DIVISI PEMASARAN

PT. “ X “

TARGET REALISASI

GAP

ANALISA PERILAKU KONSUMEN

FAKTOR EKSTERNAL FAKTOR INTERNAL

ANALISA STRATEGI BAURAN PEMASARAN

MATRIX SWOT

(55)

Gambar 3.1. di atas menunjukkan tahapan – tahapan yang harus dilalui

dalam melakukan penelitian ini. Berikut adalah penjelasan dari tahapan – tahapan

tersebut :

1. Penelitian dimulai dari Divisi Pemasaran PT. “ X ”, dimana target

pemasaran adalah wholesaler bahan bangunan di Sumatera Utara.

2. Divisi pemasaran memiliki target penjualan yang harus dicapai tiap

bulannya hingga memenuhi target tahunan.

3. Realisasi penjualan masih mengalami fluktuasi tiap bulannya dalam

mencapai target, dimana ada beberapa bulan yang dapat mencapai target

dan ada yang tidak terpenuhi. Akibat tidak stabilnya penjual, maka secara

total akhir hal ini dapat menimbulkan gap antara realisasi dengan target,

yaitu tidak tercapainya target yang telah ditetapkan.

4. Dilakukan analisa terhadap perilaku wholesaler bahan bangunan, dengan

didasarkan faktor eksternal dan internal. Mengumpulkan data primer

dengan mengambil sampel dari seluruh populasi wholesaler bahan

bangunan di Sumatera Utara.

5. Dari hasil analisa perilaku wholesaler, dapat dijadikan acuan untuk

melakukan analisa strategi bauran pemasaran dan strategi SWOT.

6. Hasil analisa strategi pemasaran dapat dijadikan bahan rekomendasi bagi

(56)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Jadwal Penelitian 4.1.1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada PT. “X“, di Medan dan wholesaler bahan

bangunan yang menjual atap metal di beberapa kota di Sumatera Utara.

4.1.2. Jadwal Penelitian

Penelitian dilakukan selama 3 (bulan) dari bulan November 2010 sampai

dengan bulan Januari 2011.

4.2. Metode Penelitian

Karena jumlah populasi responden yang akan diteliti kurang dari 30

responden, maka pendekatan penelitian adalah penelitian populasi dimana seluruh

responden yang diambil berasal dari populasi.

Metode yang dipergunakan adalah deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu

penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran dari variabel penelitian

(Sekaran, U. 2007).

Traver Travens dalam Husein, U. (2000) menjelaskan bahwa, “Penelitian

Gambar

Tabel  2.1. Contoh Karakteristik Demografi dan Sub budaya Indonesia
Gambar 2.2. Kelas Sosial mempengaruhi Perilaku Konsumen
Gambar 2.3 . Model Segmentation Targetting Positioning
Gambar 2.4 Proses Segmentasi, Targeting dan Positioning
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian ini yaitu; (1) menghasilkan komik yang memiliki karakteristik berbasis desain grafis, dan berisi materi Besaran dan Satuan SMP kelas VII SMP, dan

Sedangkan pada opsi put Eropa, writer juga dapat mengalami kerugian jika yang terjadi pada saat maturity time adalah strike price lebih besar dibanding harga

Puji syukut saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga saya mampu menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “EKSPERIMEN

The aim of this study are to analyze the text of female sexuality articles that realized in the women magazines (i.e. vocabulary, grammar, cohesion and text

yang maha pengasih lagi maha penyayang, yang selalu melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul“

Disahkan dalam rapat Pleno PPS tanggal 26 Februari 2013 PANITIA PEMUNGUTAN SUARA. Nama

Oleh karena itu bagi lembaga pendidikan yang mengembangkan pendidikan vokasi tidak perlu minder dan kemudian mengubah menjadi pendidikan akademik, karena akan

Hasil analisis BNT 0,05 menunjukkan, bahwa galur asal Bogor menghasilkan jumlah polong, bobot basah dan bobot kering polong serta bobot kering 100 biji lebih tinggi