• Tidak ada hasil yang ditemukan

Profil Penderita Penyakit Diare pada Balita di RSUP Haji Adam Malik Tahun 2011 hingga 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Profil Penderita Penyakit Diare pada Balita di RSUP Haji Adam Malik Tahun 2011 hingga 2013"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

Profil Penderita Penyakit Diare Pada Balita di RSUP Haji Adam Malik Tahun 2011-2013

Oleh:

Jamunarani a/p Murugesan

110100459

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)
(3)

ABSTRAK

Latar belakang : Diare merupakan penyakit yang sering ditemukan pada balita dan mempunyai mortalitas dan morbiditas yang tinggi serta sering menimbulkan kejadian luar biasa.

Tujuan penelitian : Penelitian ini telah dilakukan di RSUP Haji Adam Malik Medan untuk mengetahui profil balitanya yang menderita diare di RSUP Haji Adam Malik Medan tathun 2011-2013

Metodologi penelitian : Penelitian bersifat deskriptif dengan desain total sampling yang dilanjutkan.Populasi adalah seluruh balita yang menderita diare yang berobat di RSUP Haji Adam Malik Medan yang berjumlah 214 orang. Sampel adalah seluruh populasi.

Hasil : Hasil penelitian menunjukkan distribusi proporsi balita penderita diare yang terbesar, kelompok umur 1 bulan hingga 1 tahun sebanyak (48,1%), laki-laki sebanyak (56%), penderita dengan gizi yang kurang sebanyak (65%). Tingkat pendidikan ibu balita yang paling banyak adalah berpendidikan SD sebanyak (50%) Ibu yang telah memberi ASI pada balita adalah sebanyak (60,8%).Ibu yang telah memberi MP-ASI pada balita adalah sebanyak (77,1%).

(4)

ABSTRACT

Background : Diarrhea is a common disease in infants and has a high mortality

and morbidity , and often leads to extraordinary events .

Objective: This study was conducted at RSUP Haji Adam Malik to know the

profile of children under five with diarrhea in Haji Adam Malik 2011-2013

Methodology : This study is a descriptive with a total sampling design

dilanjutkan.Population is all infants with diarrhea were treated at RSUP Haji

Adam Malik , amounting to 214 people . The sample is the entire population .

Results : The results showed the distribution of the proportion of infants with

diarrhea the biggest, ages 1 month to 1 year ( 48.1 % ) , boys ( 56 % ) , patients

with poor nutrition as much as ( 65 % ) . Level of education most mothers are

educated from elementary school ( 50 % ) Mothers who have given breast milk in

infants are as much ( 60.8 % ) . Mothers who have given complementary feeding

in infants are as much ( 77.1 % ) .

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan kasih dan berkat-Nya yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “ Profil Penderita Penyakit Diare pada Balita di RSUP Haji Adam Malik Tahun 2011 hingga 2013”.

Di dalam penulisan karya tulis ilmiah ini,penulis telah banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

• Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

• Dr.Iqbal P.Adeputra Nasution SPBA,selaku Dosen Pembimbing saya yang telah banyak meluangkan waktu dan pikirannya dalam memberikan petunjuk, saran, dan bimbingan kepada saya sehingga karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan.

• dr.Lita Feriyawati, M.Kes selaku Dosen Penguji I dan dr.Aliandri, Sp.THT-KL

selaku Dosen Penguji II yang turut memberi arahan dan masukan sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik.

• Kedua orang orang tua penulis Bapak.Murugesan dan Ibu V,Thevaki yang telah banyak memberikan semangat untuk serta dukungan agar saya dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

(6)

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih belum sempurna.Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi perbaikan karya tulis ilmiah ini.

Medan, Juni 2014 Penulis,

……… (JAMUNARANI A/P MURUGESAN)

(7)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN…...i

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI ………...iii

ABSTRAK………...iv

BAB 1 PENDAHULUAN ...1

1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Rumusan Masalah ...3

1.3 Tujuan Penelitian ...3

1.3.1 Tujuan Umum ...3

1.3.2 Tujuan Khusus ...3

1.4 Manfaat Penelitian ...4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ...5

2.1 Definisi Diare...5

2.1.1 Diare Akut ...5

2.1.2 Diare Kronik ...5

2.1.3 Diare Disentri ...5

2.1.4 Diare Persisten...6

(8)

2.2.1 Infeksi...6

2.3 Patofisiologi Diare...7

2.3.1 Patofisiologi Diare Akut...7

2.3.2 Patofisologi Diare Kronik... 8

2.4 Faktor Resiko Diare pada Balita...9

2.5. Manifestasi Klinis ...12

2.6 Diagnosa Diare...14

2.6.1 Anamnesis...15

2.6.2 Pemeriksaan Fisik………...13

2.6.3 Pemeriksaan Penunjang...14

2.7 Penatalaksanaan ………...15

2.8 Komplikasi……… ……..…19

2.9 Pencegahan……….….……….…20

BAB 3 KERANGKA KONSEP ...21

3.1 Model Kerangka Konsep ...21

3.2 Defenisi Operasional ...22

BAB 4 METODE PENELITIAN ...24

4.1 Jenis Penelitian ...24

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ...24

(9)

4.2.2 Waktu Penelitian ...24

4.3 Populasi dan Sampel ...24

4.3.1 Populasi ...24

4.3.2 Sampel ...24

4.4 Metode Pengumpulan Data ...24

4.5 Teknik Analisis Data ...25

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….26

5.1 Hasil Penelitian………26

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian……….26

5.1.2.Deskripsi Karakteristik Responden……….……….27

5.2. Pembahasan………31

5.2.1.Deskripsi Penderita Diare di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2011-2013 Berdasarkan Jenis kelamin………...31

5.2.2. Deskripsi Penderita Diare di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2011-2013 Berdasarkan Status Gizi………..31

5.2.3.Deskripsi Penderita Diare di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2011-2013 Berdasarkan Umur………..32

5.2.4.Distribusi Penderita Diare di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2011-2013 Berdasarkan Tingkat Pendidikan Ibu Balita………...32

(10)

5.2.6.Distribusi Penderita Diare di RSUP Haji Adam Malik Medan

tahun 2011-2013 Berdasarkan Pemberian MP-ASI……….…33

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ……….34 6.1.Kesimpulan……….……….34 6.2.Saran………35

(11)

LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kurikulum vitae

Lampiran 2 : Surat survei awal penelitian Lampiran 3 : Surat izin penelitian

(12)

ABSTRAK

Latar belakang : Diare merupakan penyakit yang sering ditemukan pada balita dan mempunyai mortalitas dan morbiditas yang tinggi serta sering menimbulkan kejadian luar biasa.

Tujuan penelitian : Penelitian ini telah dilakukan di RSUP Haji Adam Malik Medan untuk mengetahui profil balitanya yang menderita diare di RSUP Haji Adam Malik Medan tathun 2011-2013

Metodologi penelitian : Penelitian bersifat deskriptif dengan desain total sampling yang dilanjutkan.Populasi adalah seluruh balita yang menderita diare yang berobat di RSUP Haji Adam Malik Medan yang berjumlah 214 orang. Sampel adalah seluruh populasi.

Hasil : Hasil penelitian menunjukkan distribusi proporsi balita penderita diare yang terbesar, kelompok umur 1 bulan hingga 1 tahun sebanyak (48,1%), laki-laki sebanyak (56%), penderita dengan gizi yang kurang sebanyak (65%). Tingkat pendidikan ibu balita yang paling banyak adalah berpendidikan SD sebanyak (50%) Ibu yang telah memberi ASI pada balita adalah sebanyak (60,8%).Ibu yang telah memberi MP-ASI pada balita adalah sebanyak (77,1%).

(13)

ABSTRACT

Background : Diarrhea is a common disease in infants and has a high mortality

and morbidity , and often leads to extraordinary events .

Objective: This study was conducted at RSUP Haji Adam Malik to know the

profile of children under five with diarrhea in Haji Adam Malik 2011-2013

Methodology : This study is a descriptive with a total sampling design

dilanjutkan.Population is all infants with diarrhea were treated at RSUP Haji

Adam Malik , amounting to 214 people . The sample is the entire population .

Results : The results showed the distribution of the proportion of infants with

diarrhea the biggest, ages 1 month to 1 year ( 48.1 % ) , boys ( 56 % ) , patients

with poor nutrition as much as ( 65 % ) . Level of education most mothers are

educated from elementary school ( 50 % ) Mothers who have given breast milk in

infants are as much ( 60.8 % ) . Mothers who have given complementary feeding

in infants are as much ( 77.1 % ) .

(14)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Diare merupakan penyakit yang dikenali dengan meningkatnya frekuensi buang air besar yang lebih dari tiga kali sehari disertai adanya perubahan bentuk dan konsistensi tinja(Winardi,1981).Menurut Gertruida,1990, tercatat 300.000-500.000 anak balita yang meninggal akibat diare.

Diare merupakan penyakit yang sering ditemukan pada balita dan merupakan salah satu penyakit yang mempunyai mortalitas dan morbiditas yang tinggi serta sering menimbulkan kejadian luar biasa(Harianto,2004).

Penyebab diare yaitu infeksi dari virus, bakteri dan jamur.Penyebab lainnya adalah non infeksi yaitu makanan yang kotor (tidak bersih), makanan yang terlalu tajam atau merangsang seperti cabe. Juga makanan penyebab alergi bagi tubuh anak-anak dan yang sering yaitu susu. Pencegahannya kalau alergi susu, dihindari dan untuk menghindari terjadinya diare karena infeksi yaitu jaga kebersihan, hindari dari orang yang tertular kuman.

(15)

Data dari Dinas Kesehatan Medan disebutkan hingga Nopember 2012 tercatat sebanyak 2288 kasus penyakit Diare di Kota Medan.Di Medan Denai dengan 260 kasus, Medan Deli 185 kasus, Medan Marelan 137 kasus dan Belawan 111 kasus.Kasus terbanyak menurut usia adalah usia 1 sampai 4 tahun.

Data Dinas Kesehatan Sumut, Januari sampai Maret 2014, menyatakan bahwa ada 38.241 penderita.Jumlah penderita terbanyak adalah di bawah usia 1 tahun yang berasal dari Samosir dengan 1.035 penderita, usia 1 sampai 4 tahun dari Deli Serdang dari 2.035 penderita serta usia di bawah 5 tahun dari Medan dengan 3.796 penderita.

(16)

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas,rumusan penelitian ini adalah; Bagaimanakah Profil penderita penyakit diare pada balita di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2011 hingga 2013?

1.3.Tujuan Penelitian 1.3.1.Tujuan Umum

Mengetahui profil penderita penyakit diare pada balita di RSUP Haji Adam Malik, Medan tahun 2011-2013.

1.3.2.Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui profil penyakit diare pada balita berdasarkan umur dan jenis kelamin.

2. Mengetahui profil penyakit diare pada balita berdasarkan status gizi. 3. Mengetahui profil penyakit diare pada balita berdasarkan pemberian ASI. 4. Mengetahui profil penyakit diare pada balita berdasarkan makanan

(17)

1.4.Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini bagi:

1. Kepada rumah sakit, peneliti dapat memberikan data karakteristik penderita penyakit diare pada anak balita di RSUP Haji Adam Malik, Medan tahun 2011-2013.

2. Kepada masyarakat ilmiah, dapat dijadikan sebagai bahan bacaan mengenai penyakit diare berserta karakteristik pada anak balita tahun 2011-2013 sehingga bisa menjadi sumber untuk penelitian-penelitian seterusnya.

(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Definisi Diare

Menurut World Health Organization (WHO), penyakit diare merupakan suatu penyakit yang dikenali dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang lembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar yang lebih dari biasa, yaitu 3 kali atau lebih dalam 24 jam yang mungkin dapat disertai dengan muntah atau tinja yang berdarah.Penyakit ini paling sering dijumpai pada anak balita, terutama pada 3 tahun pertama kehidupan, dimana seorang anak dapat mengalami 1-3 episode diare berat (Simatupang, 2004).

Penyakit diare adalah penyebab utama morbiditas dan kematian anak di negara yang berkembang, dan penyebab pentingnya adalah kekurangan gizi.

Jenis-jenis diare : 2.1.1. Diare Akut

Diare akut merupakan penyakit yang ditandai dengan peningkatan frekuensi defekasi dan kandungan air pada tinja yang berlangsung selama 5-7 hari. 2.1.2.Diare Kronik.

Diare kronis merupakan penyakit yang ditandai dengan peningkatan frekuensi defekasi dan keenceran tinja yang berlangsung selama lebih dari 2 minggu. Diare kronis dibagi menjadi :

2.1.2.1.Diare Disentri

Diare disentri adalah diare yang disertai darah dalam tinjanya.

(19)

2.1.2.2. Diare Persisten

Diare persisten adalah diare yang berlangsung lebih dari 14 hari atau dua minggu dan terjadi secara terus-menerus. Akibat diare persisten adalah penurunan berat badan dan gangguan metabolisme(Suharyono, 2008).

2.2.Etiologi Diare 2.2.1.Infeksi.

a) Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab terutama diare pada anak.

Infeksi enteral meliputi sebagai berikut:

1. Bakteri : Shigella sp,E.coli pathogen,Salmonella sp,Vibrio cholera,Yersinia enterocolytica, Campylobacter

jejuni,V.parahaemoliticus,Staphylococcus aureus,Streptococcus Klebsiella,Pseudomonas,Aeromonas,Proteus dll

2. Virus : Rotavirus,Adenovirus,Norwalk virus,Norwalk like virus,cytomegalovirus(CMV),echovirus,virus HIV.

3. Parasit : -Protozoa : Entamoeba histolytica, Giardia lamblia,

Cryptosporidium parvum, Trichuris trichiura, S.stercoralis,cestodiasis dll. 4. Fungus : Kandida/moniliasis

b) Infeksi parenteral ialah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti : otitis media akut (OMA), tonsilitas/tonsilofaringitis, bronkopneumonia, dan ensefasilitis.

Makanan.:

1. Intoksikasi makanan : Makanan beracun atau mengandung logam berat, makanan mengandungi bakteri/toksin : Clostridium perfringens,

(20)

3. Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa) pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering intoleransi laktosa.

- Malabsorbsi lemak - Malabsorbsi protein (Daldiyono,1990)

2.3.Patofisiologi Diare.

Patofisiologi diare dapat dibagi : 2.3.1.Patosiologi Diare Akut

Diare akut mengakibatkan terjadinya :

a) Kehilangan cairan dan elektrolit dan gangguan asam basa yang memicu dehidrasi, asidosis metabolik dan hipokalemia.

b) Diare yang menyebabkan gangguan sirkulasi darah dapat berupa renjatan hipovolemik atau pra-renjatan yang disertai dengan muntah atau yang tanpa disertai muntah.Perfusi jaringan yang berkurang sehingga terjadi hipoksia dan asidosis metabolik bertambah berat dan peredaran darah di otak dapat terjadi serta tingkat kesadaran menurun.

(21)

2.3.2.Patofisiologi Diare Kronik a) Gangguan sekresi

Akibat gangguan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.

b) Gangguan Osmotik

Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.

c) Gangguan motilitas usus

(22)

2.4.FAKTOR RESIKO DIARE PADA BALITA.

Beberapa faktor resiko yang dapat memicu diare adalah seperti berikut :

a) Faktor umur balita

Sebagian besar diare terjadi pada anak dibawah usia 2 tahun dan pada anak balita yang berumur 6-11 bulan mempunyai resiko yang tinggi pada saat memberi makanan pendamping ASI.Kombinasi efek penurunan kadar antibodi ibu, kurangnya kekebalan aktif bayi dan pengenalan makanan yang mungkin terkontaminasi bakteri tinja dan kontak langsung dengan tinja manusia atau binatang pada saat bayi mulai merangkak menggambarkan pola ini(Roesli, 2000).

b) Status gizi anak balita

Diare akan menyebabkan gizi kurang pada balita dan memperberat diarenya.Hal ini disebabkan karena dehidrasi dan malnutrisi.Oleh karena itu, pengobatan dengan makanan yang baik merupakan komponen utama penyembuhan diare tersebut.Bayi dan balita yang gizinya kurang sebagian besar meninggal karena diare(Latief dkk,2005).

c) Faktor makanan yang dikonsumsi

Makanan yang mengakibatkan diare adalah makanan yang tercemar, basi, beracun, terlalu banyak lemak, mentah (sayuran) dan kurang matang.Makanan yang terkontaminasi jauh lebih mudah mengakibatkan diare pada anak-anak balita(Latief dkk,2005).

d) Faktor pemberian ASI

(23)

cairan yang mengandung zat kekebalan tubuh yang dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit(Roesli, 2000).

e) Faktor pemberian MP-ASI

Tubuh anak membutuhkan zat gizi yang sesuai untuk tumbuh dan berkembang dengan baik.Asupan zat gizi yang baik dapat diupayakan dengan memberikan ASI eksklusif sampai umur 6 bulan (Roesli, 2000).

Setelah itu, periode pemberian makanan pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI). MP-ASI adalah makanan tambahan selain ASI yang diberikan pada bayi sampai usia 24 bulan, sehingga MP-ASI diberikan tepat waktunya, karena pada usia tersebut merupakan waktu yang sangat rawan terjadi malnutrisi (Muchtadi, 2002).

f) Faktor lingkungan

Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan.Dua faktor yang dominan, adalah sarana air bersih dan cara pembuangan tinja.Apabila faktor lingkungan tidak sehat karena tercemar kuman diare serta berakumulasi dengan perilaku manusia yang tidak sehat,yaitu melalui makanan dan minuman yang tercemar, maka dapat menimbulkan kejadian penyakit diare

( Depkes RI,2002 ).

g) Tingkat pendidikan ibu

(24)

Pendidikan gizi ibu bertujuan untuk meningkatan penggunaan sumber daya makanan yang tersedia.Tingkat kecukupan energi dan zat gizi untuk balita relative tinggi bila pendidikan ibu tinggi ( Depkes RI,2010 ).

h) Kebiasaan mencuci tangan

Mencuci tangan dengan cara yang benar dan bersih dengan menggunakan sabun sebagai disinfektan atau pembersih kuman yang melekat pada tangan. Kebiasaan mencuci tangan dapat dilakukan pada saat sesudah membuang air besar, sesudah membuang tinja anak, sebelum menyuapi makanan pada anak, dan sesudah makan mempunyai dampak terhadap diare.

Kemudian kebiasaan membuang tinja juga dapat beresiko terhadap diare misalnya membuang tinja (termasuk tinja bayi) harus dilakukan secara bersih dan benar.Kebanyakan orang yang beranggapan bahwa tinja pada bayi tidaklah berbahaya, padahal sesungguhnya mengandung virus atau bakteri dalam jumlah yang besar sehingga dapat menimbulkan diare pada anak(Nelson, 2000).

i) Infeksi asimptomatik

(25)

j) Faktor musim.

Di daerah sub-tropis, diare karena bakteri lebih sering terjadi pada musim panas, sedang diare karena virus terutama rotavirus, puncaknya terjadi pada musim dingin.

Di daerah tropik seperti di Indonesia, diare yang disebabkan oleh rotavirus dapat terjadi sepanjang tahun dengan peningkatan sepanjang musim kemarau, sedangkan diare karena bakteri cenderung meningkat pada musim hujan.

Vibrio cholera 0.1 dan Shigella dysentriae 1 dapat menyebabkan epidemic dan pandemic yang mengakibatkan peninggian angka kesakitan dan kematian pada semua golongan usia (Nelson, 2000).

2.5.Manifestasi Klinis

Gejala klinis pada pasien diare:

a) Pasien cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat, nasfu makan berkurang atau tidak ada.

b) Diare, tinja yang cair, mungkin disertai lendir atau lendir darah, warna tinja makin lama berubah kehijau-hijauan karena bercampur empedu, sedangkan anus dan daerah sekitar timbul lecet karena sering defekasi dan tinja makin lama makin asam sehingga akibatnya makin banyak asam laktat yang berasal dari laktosa yang tidak di absorbsi oleh usus selama diare.

c) Gejala muntah dapat timbul sebelum atau sesudah diare dan dapat disebabkan karena lambung turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit.

(26)

2.6.Diagnosa Diare.

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis,pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

2.6.1.Anamnesis Pertanyaan dokter :

1) Waktu dan lamanya keluhan diare berlangsung ?

2) Sifat dan beratnya gejala diare,misalnya mendadak, perlahan-lahan, terus-menerus, hilang timbul,cenderung bertambah berat atau berkurang dan sebagainya.

3) Apakah gejala diare baru pertama kali timbul atau sudah berulang kali? 4) Faktor resiko dan pencetus diare.

5) Riwayat perjalanan ke daerah yang endemis untuk penyakit diare dan riwayat anamnesis gizi yang meliputi jenis makanan,kuantitas dan kualitas makanan yang telah dikonsumsi,

6) Perkembangan penyakit diare,kemungkinan terjadi komplikasi atau gejala sisa.

7) Riwayat pengambilan obat dan bagaimana hasilnya? 8) Usahakan diagnosa sementara dan diagnosis differesial.

Singkirkan diagnosis differensial dengan menanyakan tanda-tanda positif dan negative dari diagnosis yang paling mungkin (Daldiyono,1990).

2.6.2.Pemeriksaan Fisik

Kelainan-kelainan yang ditemukan pada pemeriksaan fisik sangat berguna dalam menentukan beratnya diare.

1) Status volume

(27)

2) Pemeriksaan abdomen

Pemeriksaan abdomen untuk melihat adanya atau tidak adanya distensi abdomen dan nyeri tekan serta menentukan adanya bunyi usus dan kualitas bunyinya.

2.6.3.Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang dilakukan pada pasien yang mengalami dehidrasi atau toksisitas berat atau diare yang berlangsung lebih dari beberapa hari.

Pemeriksaan penunjang berikut adalah : 1) Pemeriksaan darah tepi lengkap 2) Pemeriksaan tinja

3) Kadar ureum dan kreatinin 4) Rektoskopi atau sigmoidoskopi

1) Pemeriksaan darah tepi lengkap (haemoglobin, hematokrit, leukosit, hitung jenis leukosit).Pasien dengan diare karena virus, biasanya memiliki jumlah dan hitung jenis leukosit yang normal atau limfositosis.Pasien dengan infeksi bakteri terutama pada infeksi bakteri yang invasive ke mukosa, memiliki leukositosis dengan kelebihan darah putih mudah.

2) Pemeriksaan tinja dilakukan untuk melihat adanya leukosit dalam tinja yang menunjukkan adanya infeksi bakteri, adanya telur cacing dan parasit dewasa.Pasien yang telah mendapatkan pengobatan antibiotic dalam 3 bulan sebelumnya atau yang mengalami diare di rumah sakit sebaiknya diperiksa tinja untuk pengukuran toksin Clostridium difficile.

(28)

4) Rektoskopi atau sigmoidoskopi perlu dipertimbangkan pada pasien-pasien yang mengalami toksisitas, pasien-pasien dengan diare berdarah atau pada pasien yang mengalami diare akut persisten.Pada sebagian besar pasien, sigmoidoskopi mungkin adekuat sebagai pemeriksaan awal

(Daldiyono,1990).

2.7.Penatalaksanaan

Saat ini World Health Organisation(WHO) menganjurkan 4 hal utama yang efektif dalam menangani anak-anak yang menderita diare akut, yaitu penggantian cairan (rehidrasi), cairan diberikan secara oral untuk mencegah dehidrasi yang sudah terjadi, pemberian makanan terutama ASI selama diare dan pada masa penyembuhan diteruskan, tidak menggunakan obat antidiare, serta petunjuk yang efektif bagi ibu serta pengasuh tentang perawatan anak yang sakit di rumah, terutama cara membuat dan memberi oralit, tanda-tanda yang dapat dipakai sebagai pedoman untuk membawa anak kembali berobat serta metode yang efektif untuk mencegah diare (Suraatmaja, 2007).

Pemakaian oralit lebih efektif, aman, tidak memberikan rasa nyeri, dan biayanya lebih murah dibandingkan dengan terapi rehidrasi intravena (pemberian infus cairan). American Academy of Pediatrics, World Health Organization (WHO) dan Centers for Disease Control and Prevention rekomendasikan penggunaan oralit sebagai terapi pilihan bagi sebagian besar kasus dehidrasi akibat diare.

1. Rehidrasi

(29)

Jenis-jenis pemberian cairan :

1.(Berat jenis) BJ plasma dengan rumus :

Kebutuhan cairan = BJ plasma – 1,025 x BB x 4 ml 0,001

2. Metode Pierce, berdasarkan klinis :

a. Dehidrasi ringan, kebutuhan cairan = 5% x BB (kg) b. Dehidrasi sedang, kebutuhan cairan = 8% x BB (kg) c. Dehidrasi berat, kebutuhan cairan = 10% x BB (kg)

Bila dehidrasi sedang/berat pasien diberi cairan melalui infus pembuluh darah, sedangkan bila dehidrasi ringan maka pasien dapat diberi cairan peroral/selang nasogastrik kecuali bila ada kontraindikasi.

Pemberian cairan dehidrasi terbagi atas :

a. 2 jam pertama (rehidrasi inisial) diberikan jumlah total kebutuhan cairan menurut rumus diberikan langsung.

b. 1 jam berikutnya pemberian diberikan berdasarkan kehilangan cairan selama 2 jam pemberian cairan rehidrasi inisial sebelumnya.

c. Jam berikutnya pemberian cairan diberikan berdasarkan kehilangan cairan melalui tinja dan Insensible Water Loss (IWL).

(30)

Pada keadaan dehidrasi ringan, rehidrasi dapat dilakukan oleh ibu dengan menggunakan prinsip penanganan diare di rumah, yaitu:

1. Beri cairan tambahan sebanyak kehendak anak, dengan memberi penjelasan kepada ibu:

a) ASI lebih sering dan lebih lama pada setiap kali pemberian.

b) Jika anak tidak memperoleh ASI eksklusif, beri oralit atau air matang sebagai tambahan.

c) Jika anak tidak memperoleh ASI eksklusif berikan 1 atau lebih cairan oralit, larutan gula garam, kuah sayur, air tajin dan air matang.

Anak harus diberi oralit di rumah jika:

a) Anak telah diobati dengan rencana terapi C dalam kunjungannya b) Anak tidak dapat kembali ke klinik jika diare bertambah parah.

Ajari ibu mencampur dan memberi oralit dengan memberi 6 bungkus oralit (200 ml) untuk digunakan di rumah.

Tunjukkan kepada ibu berapa banyak cairan termasuk oralit yang harus diberikan sebagai tambahan bagi kebutuhan cairannya sehari-hari : a. Sampai umur 1 tahun = 50-100 ml setiap kali defekasi.

b. Umur 1-5 tahun = 100-200 ml setiap kali defekasi. Saranan pada ibu:

a. Agar meminumkan sedikit demi sedikit tetapi sering dari cangkir. b. Jika anak muntah, tunggu 10 menit kemudian lanjutkan lagi. c. Lanjutkan pemberian cairan tambahan sampai diare berhenti. d. Lanjutkan pemberian makanan.

(31)

2. Diet

Pasien tidak dianjurkan puasa, kecuali bila muntah berat.Pasien dianjurkan minum sari buah, minuman tidak bergas dan makanan yang mudah dicerna seperti pisang, nasi dan kuah sup.

3. Antibiotik

Pengobatan empirik diindikasikan pada pasien yang diduga mengalami infeksi bakteri invasif. Obat pilihan yaitu Kuinolon (misalnya Ciprofloksasin 500 mg selama 5-7 hari). Metronidazol 250 mg 3 kali sehari selama 7 hari diberikan bagi yang dicurigai giardiasis (Depkes, 2006).

Suplemen zink merupakan strategi penatalaksanaan yang baru untuk diare dan menjanjikan untuk penatalaksanaan diare. Suplemen zink ini telah direkomendasikan oleh WHO, UNICEF, dan beberapa negara di dunia untuk pengobatan diare pada anak. Zink mikronutrien yang penting untuk kesehatan dan perkembangan anak. Mengganti zink yang hilang penting untuk membantu anak-anak memulihkan dan menjaga kesehatan anak di masa depan

(32)

2.8.Komplikasi

Berdasarkan Supartini (2004), akibat dari diare atau kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak dapat terjadi berbagai komplikasi diantaranya adalah :

1. Kehilangan air (dehidrasi)

Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari pemasukan (input), merupakan penyebab terjadinya kematian pada kasus diare.Gangguan keseimbangan asam basa (metabolic asidosis).Hal ini terjadi karena kehilangan Na-bicarbonat bersama tinja.Metabolisme lemak tidak sempurna sehingga benda kotor tertimbun dalam tubuh, terjadinya penimbunan asam laktat karena adanya anorexia jaringan.Produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguria atau anuria) dan terjadinya pemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler kedalam cairan intraseluler.

2. Hipoglikemia

Hipoglikemia terjadi pada 2-3% anak yang menderita diare, lebih sering pada anak yang sebelumnya telah menderita KKP.Hal ini terjadi karena adanya gangguan penyimpanan dan penyediaan glikogen dalam hati dan adanya gangguan absorbsi glukosa.Gejala hipoglikemia akan muncul jika kadar glukosa darah menurun hingga 40 mg% pada bayi dan 50% pada anak-anak.

3. Terjadinya penurunan berat badan dalam waktu singkat

Hal ini disebabkan oleh makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare atau muntah yang bertambah hebat.Makanan yang diberikan sering

(33)

4. Gangguan sirkulasi

Sebagai akibat diare dapat terjadi renjatan (shock) hipovolemik, akibatnya perfusi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis bertambah berat, dapat mengakibatkan perdarahan otak, kesadaran menurun dan bila tidak segera diatasi, pasien akan meninggal.

2.9.Pencegahan

(34)

BAB 3

KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:

Profil Penderita Anak Balita di RSUP Adam Malik Medan

• Umur balita < 5 tahun

• Jenis kelamin

• Status gizi

• Pemberian ASI eksklusif

• Pemberian MP-ASI

• Tingkat pendidikan ibu balita

(35)

3.2.Definisi Operational

Variabel Definisi Alat Ukur

Cara Ukur Skala

Ukur Hasil Ukur

Umur balita < 5 tahun

Balita adalah bayi di bawah lima tahun. Rekam Medis

Data pasien Nominal 0-1 bulan >1bln-1tahun >1-3 tahun >3-5 tahun Status gizi Keadaan status gizi anak saat penimbang yaitu dengan pengukuran umur dan berat badan sesuai standar WHO-NCHS Rekam Medis Hasil ukur dilihat pada tabel pengukuran status gizi menurut BB/U yang disesuaikan dengan rujukan standar WHO-NCHS. Ordinal -Gizi lebih -Gizi baik -Gizi kurang -Gizi buruk Tingkat pendidikan ibu balita Pendidikan formal responden berdasarkan pendidikan ijasah terakhir Rekam Medis

Data pasien Ordinal

[image:35.595.106.510.126.720.2]
(36)

Variabel Definisi Alat Ukur Cara ukur Skala Ukur Hasil Ukur Jenis Kelamin Jenis kelamin daripada penderita diare Rekam Medis Data pasien Ordinal 1.Laki-laki 2.Perempuan Pemberian ASI Usaha ibu untuk memberikan ASI pada anak balita dari umur 0-6 bulan. Rekam Medis Data pasien Ordinal 1.Ya 2.Tidak Pemberian MP-ASI Pemberian MP-ASI adalah makanan tambahan selain ASI yang diberikan pada bayi sampai usia 24 bulan. Rekam Medis Data pasien

(37)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain cross-sectional. Dengan pengamatan yang dilakukan satu kali saja dalam satu waktu tertentu, untuk melihat angka kejadian diare pada balita di RSUP H. Adam Malik Medan.

4.2. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan. Penelitian dilakukan dari bulan Oktober 2014-Nopember 2014.

4.3. Populasi Dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi

Populasi penelitian adalah semua pasien balita dengan penyakit diare yang berobat di RSUP H. Adam Malik Medan dari Januari 2011 hingga Desember 2013.

4.3.2.Sampel

(38)

Kriteria Inklusi

a) Data rekam medis pasien yang lengkap.

Kriteria Esklusi

a) Anak usia (> dari 5 tahun ) yang datang dengan keluhan diare.

4.4.Metode Pengumpulan Data

Data sekunder diperoleh dari rekam medik pasien balita dengan penyakit diare yang berobat di RSUP H. Adam Malik Medan. Cara pengumpulan data berdasarkan observasi dari rekam medis.

4.5 Teknik Analisis Data

(39)

5.1.2.Deskripsi Karakteristik Responden

[image:39.595.106.561.351.685.2]

Sampel pada penelitian ini terdapat sebanyak 214 balita yang menderita diare di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan pada Tahun 2011 sehingga 2013.Data dikumpulkan dari bulan Januari 2011 hingga Desember 2013.Deskripsi umum penderita diare seperti yang tertera pada tabel di bawah ini:

Tabel 5.1.Distribusi Balita yang Menderita Diare Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin dan Status Gizi.

Karakteristik

Tahun

2011 2012 2013

Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi %

(40)

Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 31 20 60,8 39,2 40 33 54,8 45,2 49 41 54,4 45,6 Status Gizi

Gizi Lebih 7 13,7 11 15,1 13 14,4

Gizi Baik 13 25,5 25 34,2 29 32,2

Gizi Kurang 19 37,3 29 39,7 39 43,3

Giri Buruk 12 23,5 8 11,0 9 10,0

Total 51 100 73 100 90 100

Dari data yang dikumpulkan dapat dilihat berdasarkan kelompok umur yang paling banyak menderita diare dari Januari 2011 hingga Desember 2013 adalah kelompok umur 1 bulan hingga 1 tahun sebanyak (48,1%) dan yang paling sedikit menderita diare adalah kelompok umur 0 sehingga 1 bulan sebanyak (0,5%). Berdasarkan jenis kelamin yang paling banyak menderita diare adalah lelaki sebanyak (56%) dan perempuan (44%).

(41)
[image:41.595.105.485.166.398.2]

Tabel 5.2.Distribusi Balita yang Menderita Diare Berdasarkan Tingkat Pendidikan Ibu Balita.

Tingkat Pendidikan Ibu Frekuensi Persentase(%)

Prasekolah 2 0,9

SD 107 50,0

SMP 97 45,3

SMA 7 3,3

P.Tinggi 1 0,5

Total 214 100

(42)
[image:42.595.110.483.165.299.2]

Tabel 5.3.Distribusi Balita yang Menderita Diare Berdasarkan Pemberian (ASI).

Pemberian ASI Frekuensi Persentase(%)

Ya 130 60,8

Tidak 84 39,2

Total 214 100

Dari data di atas dapat dilihat berdasarkan pemberian asi pada balita,ibu yang telah memberi ASI sebanyak (60,8%) dan yang tidak memberikan ASI sebanyak (39,3%).

Tabel 5.4.Distribusi Balita yang Menderita Diare Berdasarkan Pemberian Makanan Pendamping (MP-ASI)

Pemberian MP-ASI Frekuensi Persentase(%)

Ya 165 77.1

Tidak 49 22,9

Total 214 100

[image:42.595.110.484.458.594.2]
(43)

5.2. Pembahasan

5.2.1.Deskripsi Penderita Diare di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011-2013 Berdasarkan Jenis kelamin.

Tahun 2011, jenis kelamin yang paling banyak menderita diare adalah laki-laki sebanyak (60,8%) dan jenis kelamin perempuan sebanyak (39,2%). tahun 2012, jenis kelamin yang paling banyak menderita diare adalah laki-laki sebanyak (54,8) dibandingkan dengan perempuan sebanyak (45,2).Tahun 2013, jenis kelamin yang paling banyak menderita diare adalah laki-laki sebanyak ( 54,4) dan perempuan sebanyak (45,6).

Berdasarkan penelitian ini, paling banyak menderita diare dari Januari 2011 hingga Desember 2013 adalah jenis kelamin laki-laki sebanyak (56%) dibandingkan dengan perempuan sebanyak (44%).Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mahalini DS pada tahun 2004 di Bali juga mendapatkan penderita diare dengan jenis kelamin laki-laki lebih banyak dari perempuan (60% vs 40%).

5.2.2. Deskripsi Penderita Diare di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011-2013 Berdasarkan Status Gizi.

(44)

5.2.3.Deskripsi Penderita Diare di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011-2013 Berdasarkan Umur.

Tahun 2011-2013, balita yang paling banyak menderita diare adalah dari kelompok umur1 bulan-1 tahun sebanyak (47,1%) pada tahun 2011.Pada tahun 2012 sebanyak (49,3%) dan pada tahun 2013 adalah sebanyak (47,7%).Pada penelitian ini, paling banyak menderita diare pada tahun 2011-2013 berdasarkan umur adalah dari kelompok umur 1 bulan – 1 tahun sebanyak (48,1%).

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sinthamurniwaty (2006).Hasil penelitian di dapatkan kelompok umur balita terbanyak umur < 24 bulan sebanyak 58,68 % kemudian 24-36 bulan sebanyak 24,65 %, sedangkan paling sedikit umur 37-60 bulan sebanyak 16,67 %

(45)

5.2.5.Distribusi Penderita Diare di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011-2013 Berdasarkan Pemberian ASI.

Berdasarkan hasil penelitian,jumlah balita yang mendapat ASI adalah sebanyak (60,8%) dibandingkan balita yang tidak mendapat ASI adalah sebanyak 84 (39,3%).

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Eka Putri Rahmadhani (2013).Setelah melakukan penelitian di 23 posyandu wilayah kerja Puskesmas Kuranji Kota padang didapatkan kesimpulan bahwa lebih banyak bayi yang mendapat ASI dibandingkan yang tidak. Dari uji statistik didapatkan pula nilai yang signifikan pada hubungan pemberian ASI eksklusif dengan angka kejadian diare akut pada bayi usia 0-1 tahun di Puskesmas Kuranji Kota Padang.

5.2.6.Distribusi Penderita Diare di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011-2013 Berdasarkan Pemberian Makanan Pendamping MP-ASI.

(46)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

1. Berdasarkan umur yang paling banyak menderita diare adalah kelompok umur 1 bulan hingga 1 tahun sebanyak (48,1%).

2. Berdasarkan jenis kelamin yang paling banyak menderita diare adalah laki-laki sebanyak (56%) dan perempuan sebanyak (44%) di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan pada tahun 2011 hingga 2013.

3. Berdasarkan status gizi balita yang paling banyak menderita diare adalah penderita dengan gizi yang kurang sebanyak (65%).

4. Berdasarkan tingkat pendidikan ibu balita yang paling banyak adalah yang berpendidikan sehingga tingkat SD sebanyak (50%).

5. Berdasarkan pemberian ASI pada balita,ibu yang telah memberi ASI pada balita adalah sebanyak (60,8%).

(47)

6.2 Saran

1. Peningkatan upaya penyuluhan kepada masyarakat terutama ibu balita atau pengasuh balita tentang pentingnya upaya peningkatan gizi balita, perawatan kesehatan dan pertumbuhan balita, serta perilaku pencegahan yang dapat menghindari balita dari terkena diare dan agar insiden diare menjadi berkurang.

(48)

DAFTAR PUSTAKA

Buletin Jendela,Data dan Informasi Kesehatan.Triwulan II,2011.Situasi Diare di Indonesia.Kementerian Kesehatan, Survei morbiditas diare

tahun 2010 pp10

Data Dinas Kesehatan Sumut (2014),Kota Medan.

Depkes RI, 2000. Buku Pedoman Pelaksanaan Program Pemberantasan Penyakit Diare, Ditjen PPM & PLP, Jakarta.

Depkes RI, 2002. Pemantauan Pertumbuhan Anak. Jakarta: Direktorat Gizi Masyarakat

Depkes RI,2010.Riset Kesehatan Dasar.

[13 Mei 2014]

Eka,P.R,Lubis,G.,Edison.2013 Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Angka Kejadian Diare Akut pada Bayi Usia 0-1 Tahun di

Puskesmas Kuranji Kota Padang.;

Jurnal Kesehatan Andalas. 2013; 2(2). Gertruida, Surahni T., Ninik S., Sukowidodo, 1990.

Laporan Pelaksanaan Komunikasi Program P2 Diare di Indonesia. Dalam: Harianto, 1991. Penyuluhan Penggunaan Oralit

untuk Menanggulangi Diare di Masyarakat. Departemen Farmasi

(49)

Harianto, 2004. Penyuluhan Pengguna Oralit Untuk Menanggulangi Diare di Masyarakat,Diterbitkan 1 April 2004 dari

http://www. jurnal. diare. pdf.Net / subscribe / FMIPA [Accessed : 16 Mei

2014]

Latief,A.,2005.Hassan,R.,Alatas,H.Jilid 1.Jakarta : Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UI ;283-281

Mahalini DS, Aryasa IKN, Suraatmaja S. (Abstr) 2004. Gangguan elektrolit dan keseimbangan asam basa pada diare akut dehidrasi berat. Disampaikan

pada Pertemuan Ilmiah Tahunan Ilmu Kesehatan Anak II.Batam, 12-14 Juli 2004.

Daldiyono,M.S.K 1990, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam,Jilid 1,Edisi 5, pp 549 Muchtadi, D, 2002, Gizi Untuk Bayi,Penerbit Sinar Harapan, Jakarta

Nelson WE, ed. Ilmu kesehatan anak. 15th ed. Alih bahasa. Samik Wahab Ngastiyah, 2005, Perawatan Anak Sakit. Edisi 2, EGC, Jakarta

Roesli, Oetami 2000. Mengenal ASI Exklusif.Pustaka Pengembangan Swadaya Nusantara.Jakarta.

Santoso,A.A.2014.Hubungan Antara Pemberian Makanan

Pendamping Asi Dini Dengan Kejadian Diare Akut Pada Bayi Usia 0-6

Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Banjar Sengon Kecamatan Patrang

Kabupaten Jember

Simatupang M., 2004. Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Kota Sibolga Tahun 2003.

(50)

Sinthamurniwaty, 2006. Faktor-Faktor Resiko Kejadian Diare Akut Pada Balita (Studi Kasus di Kabupaten Semarang). Program Studi Epidemiologi

Pascasarjana, Semarang: Universitas Diponegoro.

Subagyo,B.,Santoso,N.B.2010. dan Nurtjahjo Budi Santoso. Diare Akut . Mohammad Juffrie,dkk. Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi jilid I Jakarta : UKK Gastroenterologi-Hepatologi IDAI Edisi 1; 87-121 Suharyono. 2008. Diare Akut, Klinik dan Laboratorik Cetakan Kedua.

Rineka Cipta. Jakarta

Suraatmaja,S 2007.Diare.Suraatmaja Sudaryat.,ed.Gastroentrologi Anak. Jakarta: Sagung Seto;1-5

Widayana IW,Gandi. 2003.Konsistensi pelaksanaan program serta morbiditas diare di era otonomi dan krisis. Dalam : Kumpulan

makalah kongres national II BKGAI.Bandung. pp 45-54

Winardi B., 1981. Diare dan Upaya Pemberantasannya. Dalam: Harianto, 1991. Penyuluhan Penggunaan Oralit untuk Menanggulangi Diare di

Masyarakat.

Departemen Farmasi Universitas Indonesia, Jakarta.

World Health Organisation,(WHO,2005).The treatment of Diarhea, a manual

for physicians and other senior health workers.

(51)
(52)
(53)

Gambar

 tabel -Gizi lebih
Tabel 5.1.Distribusi Balita yang Menderita Diare Berdasarkan Usia, Jenis
Tabel 5.2.Distribusi Balita yang Menderita Diare Berdasarkan Tingkat
Tabel 5.3.Distribusi Balita yang Menderita Diare Berdasarkan

Referensi

Dokumen terkait

pengembangan pada Kampung Pesindon. Pada tahun 2011, Kampung Pesindon ditetapkan menjadi salah satu destinasi wisata batik di Kota Pekalongan yang mengalami perubahan

Laporan Tugas Akhir dengan judul : “ Mengurangi Riak Arus Output Inverter Satu Fasa Kendali PI dengan Metode Virtual L “ diajukan untuk memenuhi sebagian dari

sebagai pembanding adalah tingkat bunga deposit tiga bank (pemerintah dan swasta) untuk periode 12 bulan dan untuk Reksa dana pendapatan tetap syariah menggunakan tingkat

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT karena atas berkah dan rahmatNYA penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Perilaku Penemuan

Hasil dari penelitian adalah nilai ramalan terbaik untuk NAV PREF, dan PRMF menggunakan ARIMA dengan One Step Ahead Forecasting, sedangkan PFIF menggunakan VARIMA dengan One

Pada peristiwa hukum yang sama (dengan menggunakan pola 2) penjelasannya adalah: Untuk mewujudkan adanya perlindungan terhadap keturunan ( hifdz an-nasl ), maka harus

Grafik slump beton Pada Gambar 8 dapat dilihat tingkat kemudahan pengerjaan ( workability ) beton akan mengalami penurunan seiring dengan penambahan serat kulit

1) Hasil dari analisis karakterisitik campuran beton aspal diperoleh kadar aspal optimum 6,4 % dengan menggunakan variasi pasir laut yang dipengaruhi pasang surut. Hal