• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Motivasi dan Perilaku Ibu dalam Memelihara Kesehatan Selama Kehamilan di Kabupaten Asahan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Motivasi dan Perilaku Ibu dalam Memelihara Kesehatan Selama Kehamilan di Kabupaten Asahan"

Copied!
262
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)
(93)
(94)
(95)
(96)
(97)
(98)
(99)
(100)
(101)
(102)
(103)
(104)
(105)
(106)
(107)
(108)
(109)
(110)
(111)
(112)
(113)
(114)
(115)
(116)
(117)
(118)
(119)
(120)
(121)
(122)
(123)
(124)
(125)
(126)
(127)
(128)
(129)
(130)
(131)
(132)
(133)
(134)
(135)
(136)
(137)

STUD1 MOTIVASI DAN PERILAKU IBU DALAM

MEMELIHARA KESEHATAN SELAMA KEHAMILAN

DI KABUPATEN ASAHAN

OLEH:

NOVA SOFIANTI

GMK 99492

PROGRAM PASCA SARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(138)

NOVA SOFIANTI. Studi Motivasi dan Perilaku Ibu dalam Memelihara Kesehatan selama Kehamilan di Kabupaten Asahan. Dibiibiig oleh ALI KHOMSAN, DODIK BRIAWAN DAN DJOKO SUSANTO.

Gambaran tentang derajat kesehatan penduduk saat ini masih ditandai oleh tingginya angka kematian ibu pada waktu melahirkan clan angka kematian bayi, ha1 ini berhubungan dengan rendahnya (20%) cakupan Antenatal Care di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh kurangnya motivasi ibu dalam memeliiara kesehatan selama kehamilan. Motivasi dapat menjelaskan tentang alasan seseorang melakukan suatu tindakan, karen motivasi merupakan daya pendorong yang menyebabkan seseorang berbuat atau tidak guna mencapai tujuan yang diinginkan.

Tujuan penelitian adalah 1) Menggali informasi tentang faktor internal dan eksternal yang berhubungan dengan motivasi dan perilaku ibu dalam memeliiara kesehatan selama kehamilan. 2) Menggali informasi tentang motivasi dan perilaku. 3)

Menganalisis hubungan motivasi dengan perilaku. Desain penelitian berupa cross-

sectional yang pengambilan datanya dilakukan selama 3 bulan dari bulm September-

November 2001 di Kabupaten Asahan. Contoh adalah ibu hamil pada trimester ke-3 yang diambil secara cluster sebanyak 60 orang dari 227 populasi.

(139)

SURAT

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul :

"Studi Motivasi dan Perilaku Ibu dalam Memelihara Kesehatan selama Kehamilan di Kabupaten Asahan"

adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan.belum pernah dipublikasikan. Semua sumber data dan informasi yang digunakan telah diiyatakan secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.

Bogor, September 2002

(140)

STUD1 MOTIVASI DAN PERILAKU IBU DALAM

MEMELIHARA KESEHATAN SELAMA KEHAMILAN

DI KABUPATEN ASAHAN

OLEH:

NOVA SOFIANTI

GMK 99492

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada

Program Studi Gizi Masyarakzt dan Sumbzrdzya Keluarga

PROGRAM PASCA SARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(141)

Judul Tesis : Studi Motivasi dan Perilaku Ibu dalam Memelihara Kesehatan Selama Kehamilan di Kabupaten Asahan. Nama : Nova Sofianti

Nomor Pokok : 99492

Program Studi : Ilmu Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga

Menyetujui, 1. Komisi Pembimbing

Prof Dr. Ir. Ali Khomsan. M.S. Ketua

Ir. Dodik Briawan. MCN Anggota

Dr.&. Djoko Susanto. SKM.APU Anggota

Mengetahui,

2. Ketua Program Studi Gizi Masyarakat 3. Direktur Program Pascasarjana dan Sumberdaya Keluarga,

Prof Dr. Ir. Ali Khomsan, M.S. Prof Dr. Ir. Syafrida Manuwoto M.Sc.

0 4 NC;V 21102

(142)

RIWAYAT HIDUP

(143)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karuniaNya sehiigga penulisan tesis yang berjudul "Studi Motivasi dan Perilaku Ibu dalam Memelihara Kesehatan selama Kehamilan di Kabupaten Asahan" telah berhasil diselesaikan. Pada Kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada komisi pembimbing yaitu Prof. Dr.

II.

Ali Khomsan, M.S, Ir Dodik Briawan,

-

MCN dan Dr. Ig. Djoko Susanto, SKM, APU yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan wawasan pengetahuan yang bermanfaat dalam penulisan tesis ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Rektor IPB, Direktur Program Pascasarjana, dan Ketua Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga yang telah memberikan kesempatan ulltuk mengikuti studi di Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Kepada Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat Gambir Baru, Mutiara dan Sidodadi, bidan-bidan desa beserta kader posyandu yang telah membantu penulis dalam pengambilan data serta pemberian informasi sekaligus'memberikan ijin

Khusus kepada yang tercinta ayahanda Drs. H. Sofyan AS

,

Ibunda Hj. Azizah Hsb, nenek Hj. Siti Rohani, suami Dr. Eddy Ahinad Syahputra, dan ananda Muhammad Luthfi Ikbar, serta adik-adik (Halim, Dina, Fitri dan Rida) yang telah dengan penuh kasih sayang, pengorbanan, dorongan semangat serta do'a yang tidak putus-putusnya yang diberikan untuk keberhasilan penulis menyelesaikan studi ini.
(144)

angkatan 1999, khususnya sahabatku Mila, Dewi, Tita, dan Ibu Marlina baik langsung maupun tidak h g s u n g telah ikut berperan dalam penyusunan tesis ini dan atas kebersamaan selarna mengikuti perkuliahan. Demikian pula kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu di sini, baik yang ada di Bogor dan Kisaran yang ikut memberi dorongan semangat selama penulis menyelesaikan pendidikan.

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang baik. Akhir kata semoga tesis ini dapat bermanfaat.

(145)

Halaman DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

PENDAHULUAN

...

...

Latar Belakang

...

Tujuan Umum

TINJAUAN PUSTAKA

...

Motivasi

... ...

Masalah Kesehatan Ibu Hamil

...

Penelitian Kesehatan Ibu Hamil

...

Penelitian Motivasi Pemeliharaan Kesehatan

...

Perilaku Memelihara Kesehatan

...

KEMNGKA PEMIKIRAN

...

METODE

PENELITIAN

. .

...

...

Desain Penelitian

Tempat dan Waktu Penelitian

...

Care Pengambilan Contoh

...

...

Jenis dan Cwa Pengumpulan Data

Pengolahan dan Analisis Data

...

. .

...

Definisi Operasional

HASIL DAN PEMBAHASAN

...

Keadaan U r ~ ~ u m Lokasi Penelitian

...

Keadaan Umum Keluarga dan Contoh

...

Faktor Intemal Contoh

...

...

Faktor Ekstemal Contoh

Motivasi Ibu dalam Memelihara Kesehatan selama Kehamilan

...

Perilaku Ibu dalain Memelihara Kesehatan selama Kehamilan

...

Hubungan Faktor Internal dengan Motivasi

...

Hubur.gan Faktor Ekstemal dengan Motivasi

...

Hubungan Faktor Intemal dengan Perilaku

...

Hubungan Faktor Ekstemal dengan Perilaku

...

Hubungan Motivasi dengan Perilaku dalam Memelihara Kesehatan

...

selama Kehamilan

(146)

DAFTAR TABEL

Halaman

...

1

.

Sebaran Contoh Menurut Karakteristik Keluarga 52 2

.

Sebaran Contoh Menurut Riwayat Kehamilan Contoh

...

55

...

3

.

Sebaran Contoh Menurut Keluhan Kehamilan 57

3

.

Sebaran Contoh Menurut Kelainan Persalinan

...

58

.

5

.

Frekuensi Contoh yang Menjawab Benar Pengetahuan

...

Gizi dan Kesehatan 60

6 . Jenis Makanan Pantangan dan Alasan

...

67 7

.

Jenis Minuman Pantangan dan Alasan

...

67

...

8

.

Variasi Alasan Contoh Memeriksakan Kehamilannya 70 9

.

Variasi Alasan Contoh Melakukan Perawatan Kehamilan

...

72 10

.

Tempat Pemeriksaan KehamilanContoh

...

75 1 1

.

Hasil Uji Hubungan Faktor Internal dan Eksternal dengan Motivasi clan
(147)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

. .

...

1

.

Lingkaran Mot~vasi 7

2

.

T i g k a t Kebutuhan Manusia Menurut Maslow

...

11

...

3

.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku 34

.

...

...

(148)

PENDAHULUAN

Latar b e l a k a n ~

Akhir-akhir ini s e m a k i disadari bahwa upaya untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia (SDM) berakar dari kehidupan prenatal terutama sejak awal kehamilan (UNICEF, 1997). Penanggulangan masalah gizi dan kesehatan untuk meningkatkan kualitas SDM setelah anak berusia sekolah dianggap terlatnbat - meskipun masih diperlukan. Secara ekonomi berdasarkan laporan dari Bank Dunia, program-program pengentasan masalah gizi clan kesehatan yang dimulai sejak usia sekolah jauh lebih mahal dibanding biaya program-program untuk pengentasan masalah gizi sejak masa prenatal.

Keadaan gizi dan kesehatan penduduk Indonesia sampai akhir masa Orde

Bzru masih ditandai oleh berbagai masalah yang dari perspektif pembangunan

(149)

Gambaran tentang derajat kesehatan penduduk pada saat ini masih diwamai oleh tingginya angka kematian ibu pada waktu melahirkan dan angka kematian bayi dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Berbagai faktor penyebab tidak langsung yang berkaitan dengan kematian bayi antara lain jarak kelahiran, pekerjaan, pendidikan ibu, status gizi dan .kesehatan ibu, dan fiekuensi kunjungan ibu hamil ke tempat pelayanan kesehatan. Di antara sekian banyak faktor antara yang mempengaruhi kematian ibu dan bayi, menurut Utomo (1985) adalah pendidikan ibu. Tingkat pendidikan ibu berpengaruh terhadap tingkat pengertiannya pada perawatan kesehatan, higiene, perlunya pemeriksaan kehamilan dan pasca persalinan, serta kesadaramya terhadap kesehatan anak dan keluarganya. Di samping itu pendidikan berkaitan erat dengan faktor sosial ekonomi lainnya seperti pendapatan, pekerjaan, kebiasaan hidup, makanan dan tempat tinggal. Penduduk dengm pendidikan rendah biasanya berpendapatan rendah, berte~npat tinggal di lingkungan yang miskin dan buruk sehiigga mempunyai resiko kesakitan dan kematian yang tinggi.

(150)

Berdasarkan Survai Demografi Kesehatan Indonesia tahun 1991, provinsi Sumatera Utara merupakan provinsi yang berada pada wilayah luar Jawa Bali I yang memiliki angka kematian bayi 83,711000 kelahiran hidup. Angka pertolongan persalinan oleh dukun di provinsi ini adalah paling rendah dari semua provinsi luar Jawa Bali I yaitu sebesar 36,4%. Perawatan kehamilan mencakup 77,1% ibu hamil. Dari semua provinsi di pulau Sumatera, Sumatera Utara menduduki urutan pertama dalatn ha1 jumlah penempatan bidan desa pada akhir Maret 1993 yaitu 1391 bidan (28,2% dari jumlah kebutuhan bidan di desa sampai akhr Pelita V).

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa perawatan kehamilan di provinsi Sumatera Utara termasuk tinggi dibandingkan dengan angka nasional(34%) (SKRT, 1997). Hal ini menunjukkan sebagian besar ibu hamil di Provinsi Sumatera Utara telal~ melakukafi pemeliharaan kesehatan selama icehamilan. Hal ini menarik -mtuk dipelajari kemungkinan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku ibu hamil dalam pemeliharaan kesehatan selama kehamilan di Provinsi Sumatera Utara.

(151)

memprihatinkan bahwa cakupan ANC di Indonesia masih rendah, yaitu 20% (Anonymous, 1997). Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi rendahnya cakupan ANC ini adalah kondisi sosial ekonomi termasuk tingkat pendidikan serta keterbatasan jangkauan pelayanan ANC disebabkan kondisi gegrafis, keterbatasan fasilitas pelayanan serta kuantitas dan kualitas tenaga kesehatan.

Keadaan fisik dan mental ibu sebelum dan selama kehamilan mempunyai pengaruh pada keadaan bayinya dalam kandungan dan pada waktu dilahirkan. Keadaan kesehatan ibu yang baik hanya dapat diperoleh melalui usaha-usaha langsung dari ibunya sendiri untuk menjamin bahwa bayi yang akan dilahirkan dalam keadaan sehat dan mempunyai bobot badan yang cukup (Vermeersch dalam Husaini, 1990). Usaha-usaha langsung dari ibu sendiri untuk menjamin bahwa bayi yang akan dilahirkan dalam keadaan sehat berpusat dari adanya motivasi ibr? yang dipengaruhi oleh banyak faktor.

(152)

gairah individu (ibu harnil) agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan keterampilannya untuk mewujudkan tujuan memelihara dan meningkatkan kesehatannya selama kehamilan.

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa, salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh ibu hamil untuk meningkatkan kesehatannya adalah dengan memelihara kesehatan selama kehamilan yaitu dengan melakukan perawatan diri dan

--

pemeriksaan kehamilan secara dini dan terus menerus. Agar keadaan ibu dan bayi dalam keadaan sehat dan selamat. Berdasarkan hal-ha1 tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti mengenai motivasi ibu hamil sebagai faktor pemicu perilaku ibu dalam memelihara kesehatan selama keharnilan. Sehingga hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai modeVcontoh bagi upaya pemeliharaan perilaku kesehatan ibu hamil agar mereka terhindar dari gangguan kehamilan dan dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi.

Tujuan

Tujuan Umum:

Studi ini bertujuan untuk menggali faktor-faktor yang berhubungan dengan motivasi dan perilaku ibu dalam memelihara kesehatan selama kehamilan.

Tujuan Khusus:

(153)

2. Menggali informasi tentang faktor eksternal (pendapatan, ketersediaan pelayanan kesehatan, ketersediaan informasi, dukungan keluarga, teman dan budaya) pada motivasi dan perilaku ibu dalarn memelihara kesehatan selama kehamilan

3. Menggali informasi tentang motivasi dan perilaku ibu dalam memelihara kesehatan selama keharnilan.

-

4. Menganalisis hubungan faktor internal dan eksternal terhadap motivasi ibu dalam memelihara kesehatan selama kehamilan.

5. Menganalisis hubungan faktor internal dan eksternal terhadap perilaku ibu dalam memelihara kesehatan selama kehamilan.

6. Menganalisis hubungan motivasi dengan perilaku ibu dalam memelihara kesehatan selama kehamilan.

Manfaat

Penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan bagi petugss kesehatan dan instansi terkait untuk dapat menumbuhkan motivasi ibu hamil dalam pcmeliharaan kesehatan selama kehamiian untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi.

Hipotesis

1. Ada hubungan antara faktor internal dan eksternal terhadap motivasi ibu dalain memelihara kesehatan selama kehamilan.

(154)

TINJAUAN PUSTAKA

Motivasi

Perilaku ditentukan oleh beberapa faktor (Maslow, 1994). Motivasi sebagai satu di antara faktor-faktor yang berada di balik perilaku manusia mempunyai f h g s i sebagai perantara pada manusia untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Suatu perbuatan dimulai dengan adanya suatu ketidakseimbangan dalam diri

-

individu. Keadaan tidak seimbang ini tidak menyenangkan bagi individu yang bersangkutan, sehingga timbul kebutuhan untuk meniadakan ketidakseimbangan itu. Kebutuhan inilah yang akan menimbulkan dorongan atau motivasi untuk berbuat sesuatu. Setelah perbuatan itu dilakukan maka tercapailah keadaan seimbang dalam diri individu, dan timbul perasaan puas. Keadaan seimbang itu sendiri tidak berlangsung untuk selama-lamanya, karena setelah beberapa saat akan timbul ketidakseimbangan baru yang akan menyebabkan seluruh proses motivasi di atas diulang (Morgan, 1961). Oleh sebab itu proses motivasi merupakan suatu lingkaran tak terputus yang disebut lingkaran motivasi (motivation circle), seperti yang digambarkan di bawah ini:

[image:154.605.240.407.532.626.2]

Goal Instrumental Behavior

(155)

Motivasi penting karena dengan motivasi ini diharapkan setiap individu dapat berupaya dan antusias untuk meningkatkan kesehatannya, sehingga tujuan penjuluhan kesehatan yang diharapkan dapat tercapai. Untuk mempelajari motivasi dapa t dilakukan dengan wawancara perorangan secara mendalam (Debus, 1996).

1. IConsep Dasar dan Penpertian Motivasi

Dari penjelasan di atas dapat disebutkan bahwa motivasi adalah instansi -

t~rakhir bagi terjadinya tingkah laku. Motivasi tidak saja ditentukan oleh faktor- faktor dari dalam diri individu, seperti faktor-faktor biologis, tetapi juga c ipengaruhi oleh faktor-faktor sosial dan kebudayaan (Sarlito, 1991).

Ada banyak pengertian mengenai motivasi atau dorongan. Pengertian riotivasj menurut Notoatmodjo (1993) adalah suatu dorongan dari dalam diri seseorang untuk meiakukan kegiatan-kegiatan tei-tentu. Berelson Can Steiner yang c ikutip Koontz., (1993) mendefmisikan motif sebagai suatu keadaan di dalam c iri seseorang (inner state) yang mendorong, mengaktifkan, menggerakkan dan r~engarahkan atau menyalurkan perilaku ke arah tujuan.

Motif manusia didasarkan atas kebutuhan, yang disadari ataupun yang t idak disadari. Kebutuhan dibedakan atas kebutuhan primer, yaitu kebutuhan fisiologis akan air, udara, makanan, seks, tidur dan tempat tinggal. Kebutuhan jang lainnya adalah kebutuhan sekunder, seperti kebutuhan akan harga diri, status, afiliasi dengan orang lain, kasih sayang, prestasi dan penonjolan diri.

(156)

motivasi dapat juga diartikan sebagai kemauan untuk berbuat sesuatu sebaik- baiknya sesuai dengan keinginan atau tujuan. Seseorang akan mempunyai kemauan yang efektif jika memperhatikan dengan baik lingkungannya untuk selanjutnya menggunakannya sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan tujuan atau keinginannya. Tanpa adanya motivasi tujuan yang diharapkan sulit dicapai. Dalam mencapai serangkaian tujuan, biasanya individu atau kelompok memperlihatkan juga serangkaian sikap dan perilakunya.

Arti motivasi ini banyak dikemukakan oleh para penulis yang intinya adalah "memberikan rangsangan, pendorong atau suatu gairah kepada seseorang atau kelompok agar mau bekerja dengan semestinya dan penuh semangat, dengan kemampuan yang dimilikinya untuk mencapai tujuan secara berdaya guna dan berhasil guna (Wijono, 1997). Dalam kamus besar Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1990) dikatakan bahwa motivasi stdalah dorongan yang tirnbul pada diri seseorang, sadar atau tidak sadar untuk rnelakgkan suak tindakan dengm tujuan tertentu atau usaha-usaha yailg dapat rnenyebabkan seseorang mendapat kepuasau dengan perbuatannya. Yang disebut rnotivasi bawah sadar adalah dorongan untuk bertindak yang pada hakekatnya terselubung bagi yang bersangkutan, tetapi yang dapat ditelusuri melalui perilakunya.

(157)

pengalaman, azas wewenang yang didelegasikan dan azas perhatian timbal balik. Dengan adanya azas motivasi ini, diharapkan timbul motivasi yang positif, dalam pengertian bahwa seseorang yang berhasil melakukan tindakan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan akan mendapatkan penghargaan, hadiah, kehormatan dan bukan terjadi motivasi negatif yang berupa hukuman. Adapun alat untuk merangsang motivasi tersebut dapat berupa insentif material, insentif non material atau pendekatan persuasif dan partisipatif. Faktor intrinsik (motivasi) bila dilihat adalah sama dengan faktor psikologis/kejiwaan/non fisik yang dikemukakan oleh Gibson (1995). Disebutkan bahwa motivasi adalah suatu konsep yang kita gunakan jika kita menguraikan kekuatan-kekuatan yang bekerja terhadap atau di dalam diri individu untuk memulai dan mengarahkan perilaku.

2. Teori Motivasi

(158)

Jika kebutuhan dan kepuasannya semakin terpenuhi, maka semangat bertindak dan berperilaku dalam ha1 pemeliharaan kesehatan akan semakin baik pula. Jadi pada dasarnya teori ini mengemukakan bahwa seseorang akan bertindak, misalnya memeriksakan kehamilannya untuk memenuhi kebutuhan- kebutuhan dan kepuasannya. Semakin tinggi standar kebutuhan dan kepuasan yang diinginkan, semakin giat orang itu bertindak mencapai kepuasan tersebut.

-

Tinggi rendahnya tingkat kebutuhan dan kepuasan yang ingin dicapai seseorang mencerminkan semangat orang tersebut untuk berperilaku. Yang termasuk dalam teori ini adalah:

Teori hirarki kebutuhan dari Maslow, yang melihat motivasi manusia dalam bentuk jenjang seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini:

-

Social Needs

-

Safety Needs [image:158.605.196.486.404.511.2]

1 + Physiological Needs

Gambar 2.Tingkat Kebutuhan Manusia Menurut Maslow (Wahjosumidjo, 1994).

(159)

adalah kebutuhan akan keamanan jiwa, kebutuhan keamanan harta, perlakuan yang adil, pensiun, dan jaminan hari tua; c)Kebutuhan Sosial (social needs). Manifestasi kebutuhan ini antara lain tampak pada kebutuhan perasaan diterima orang lain (sense of belonging), kebutuhan untuk maju dan tidak gaga1 (sense of achievement), kebutuhan untuk berpartisipasi (senxe of participation); d)Kebutuhan akan penghargaanlprestise (esteem needs). Semakin tinggi status

-

semakin tinggi pula prestisenya. Prestise dan status ini dapat dimanifestasikan dalam banyak hal, misalnya jabatannya, kedudukannya dan lain-lainnya; e)Kebutuhan mempertinggi kapasitas kerja (self actualization). Kebutuhan ini manifestasinya tampak pada keinginan pengembangan diri, mencari arti hidup, kapasitas mental dan kapasitas kerja melalui on the job training, seminar dan lain- lain. Hirarki kebutuhan menurut Maslow tidak dimaksudkan sebagai kerangka yang dapat dipakai setiap saat, tetapi lebih merupakan suatu kerangka yang berguna dalam meramalkan tingkah !aku berdasarkan kemungkinan yang tinggi atau rendah. Teori Mc. Clellaild (1955), yang dikenal sebagai teori kebutuhan yang didapat atau dipelajari, mengidentifikasikan tiga jenis kebutuhan dasar yaitu kebutuhan untuk berkuasa (Need for power), kebutuhan untuk berafiliasi (Need for aflliation) dan kebutuhan untuk berprestasi (Need for achievement).

(160)

akan diperolehnya. (c)Mempelajari moiivasi seseorang melalui proses kognitifhya (Anonymous, 1 999).

Dari beberapa teori yang telah diuraikan di atas, maka teori hirarki kebutuhan dari Maslow lebii menjadi perhatian. Teori Maslow tidak saja menggolongkan kebutuhan manusia dengan cara mudah, tetapi juga mempunyai aplikasi langsung untuk mengelola perilaku manusia dalam organisasi. Maslow berpendapat kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman akan dominan sampai dirasakan kebutuhan tersebut sudah cukup terpenuhi. Setelah itu ban!lah individu termotivasi untuk mencapai kebutuhan yang lebih tinggi. Dari semua uraian teori motivasi di atas maka dapat disimpulkan bahwa setiap perbuatan manusia se!alu didorong oleh suatu faktor tertentu yang akan menghasilkan terj adin ya suatu tingkah laku atau perbuatan.

Menurut Dimyati (1990), motivasi dibagi dalam dua jenis yaitu: (1)Motivasi positif (insentif positif), memotivasi dengar1 memberikan hadiah kepada orang yang berprestasi baik misalnyz, k a w ibu yang mempunyai balita sehat lalu diikutkan dalam pemilihan balita sehat yang diselenggarakan di lingkungannya dan bila berprestasi pasti akan memperoleh hadiah. (2)Motivasi ' negatif (insentif negatif), memotivasi dengan memberikan hukuman misalnya, kepada kaum ibu yang tidak membawa balitanya ke posyandu, maka balitanya tidak diikutsertakan dalam pemilihan balita sehat

(161)

memenuhi kebutuhan dan kepuasannya. Jadi sifatnya khusus seperti memberikan pujian, penghargaan, bonus, piagam dan lain sebagainya. (2)Metode Tidak Langsung (indirect motivation), adalah motivasi yang diberikan dalam bentuk fasilitas-fasilitas yang mendukung serta menunjang gairah ibu hamil untuk meningkatkan kesehatannya dengan rutin memeriksakan keharnilannya kepada bidan atau dokter.

(162)

menciptakan kerja sama yang terkoordinasi dengan baik agar tercapai tujuan bersarna.

3. Faktor-Faktor vang Mempen~aruhi Motivasi

Motivasi diawali dengan keinginan yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang. Keinginan tersebut muncul melalui proses persepsi yang diterima oleh seseorang. Proses persepsi ini ditentukan oleh kepribadian, sikap, pengalaman

--

dan harapan seseorang. Selanjutnya sesuatu yang diterima tersebut diberi arti oleh orang yang bersangkutan menurut minat dan keinginannya. Wijaya (1986) menjelaskan bahwa perbedaan motivasi yang ada dalam diri seseorang dipengaruhi oleh: (1) kematangan, (2) latar belakang kehidupan, (3) umur atau usia, (4) kelebihan-kelebihan fisik, mental dan pikiran, ( 5 ) sosial dan budaya, dan (6) lingkungan.

Menuwt Atkinson (1964) kekuatan motivasi sebagai bentuk fungsi persamaan dipengaruhi oleh: (1) motif, (2) harapan dan (3) insentif. Kekuatan motivasi untuk rnelakukan kegiatan adalah fungsi dai: (1) motif, yaitu kekuatan yang menggerakkan seseorang untuk rnelakukan sesuatu dalam memenuhi kebutuhan maupun kepentingannya; (2) harapan, yaitu kemungkinan ataupun keyakkan perbuatan seseorang dapat mencapai tujuannya; dan (3) insentif, yaitu imbalan atau ganjaran yang diharapkan demi tercapainya tujuan.

(163)

memeriksakan kehamilannya karena ingin mengetahui keadaan kesehatan janin dan dirinya dengan' selengkap-lengkapnya. Ibu hamil yang termotivasi intrinsik mempunyai tujuan memperoleh kesehatan yang optimal bagi janin dan dirinya juga keselamatan pada saat melahirkan. Sedangkan motivasi ekstrinsik yaitu

tindakan yang timbul karena adanya dorongan atau rangsangan dari luar.

Motivasi ekstrinsik biasanya tidak dapat bertahan lama dan efeknya segera hilang bilamana tujuannya telah tercapai. Karena itu motivasi intrinsik dianggap mempunyai daya motivasi yang lebih baik dan lebih awet. Namun dalam masalah pemeliharaan tidaklah penting untuk membedakan mana usaha yang merupakan motivasi intrinsik dan mana yang merupakan motivasi ekstrinsik, karena yang pokok adalah tercapainya tujuan pemeliharaan kesehatan itu sendiri. Apabila pen~eliharam kesehatan akan dapat terjadi dengar1 memberikan motivasi ekstrinsik, rnaka justru motivasi inilah yang perlu kita kembangkan dan kita lakukan sehingga memberikan efek maksimal untuk usaha pemeliharaan kesehatan ibu hamil. Apalagi disadari bahwa memberikm motivasi ekstrinsik jauh lebih mudah daripada membangun motivasi intrinsik dalarn diri seseorang.

Petri (198 1) mengemukakan bahwa ada lima faktor penyebab timbulnya motivasi, yaitu: (I) kekuatan dalam tubuh yang menimbulkan rangsmgan untuk melakukan suatu kegiatan tertentu, (2) faktor keturunan yang menimbulkan keinginan-keinginan naluriah, (3) hasil proses belajar, (4) hasil dari interaksi sosial, dan (5) akibat dari proses kognisi.

(164)

tertentu; (3) pelaku itu menipunyai alternatif, teknik, cara, serta alat untuk mencapai tujuannya; (4) pelaku menghadapi sejumlah situasi yang membatasi tindakannya dalam mencapai tujuan; dan (5) adanya nilai-nilai, norma-norma, dan gagasan-gagasan abstrak yang mempengaruhi perilaku dalam memilih dan menentukan tujuannya, serta pemilihan alternatif untuk mencapai tujuan tersebut.

Dalam teori proses motivasi, ada empat komponen pokok yang -

mempengaruhi motivasi (Gibson, 1996) yaitu: 1. Dorongan

Keadaan dalam diri seseorang yang mendorong untuk melaksanakan kegiatan- kegiatan tertentu guna mencapai tujuan yang diinginkan.

2. Petunjuk

Merupakan stimuli (rangsangan) yang tidak begitu kuat dala~n diri seseorang, tetapi dapat mengarahkan tindakan yang akan menentukan kapan, di mana dan bagaimana tanggapan subyek.

3. Tanggapan

Dapat dipandang sebagai suatu aktifitas mental atas fisik yang dilakukan seseorang dalam menghadapi rmgsangan.

4. Penguatan

(165)

Kenyataan bahwa kebutuhan seseorang adalah berbeda-beda disebabkan oleh bkbagai faktor. Latar belakang, pendidikan, kedudukan, berbagai pengalaman masa lampau, cita-cita atau harapan masa depan, serta pandangan hidup seseorang sangat berpengaruh terhadap berbagai macam kebutuhan tersebut, sehingga jenjang kebutuhan yang dikemukakan oleh Maslow akan berbeda dalam kehidupan seseorang.

-

Masalah Kesehatan Ibu Hamil

Pada prinsipnya ada dua aspek masalah kesehatan yang ada pada masyarakat, yaitu aspek fisik dan aspek non fisik. Aspek fisik yaitu yang berhubungan dengan tingginya angka kelahiran dan kematian, masalah penyakit menular, rendahnya mutu sanitasi lingkungan, tingginya penyakit kurang gizi dan sebagainya. Sedangkan aspek non fisiii yaitil yang berkaitan dengan tanggapan masyarakat terhadap sehat, sakit serta hal-ha1 yang berhubungan dengan masalah ketidaktahuan, rendahnya pengetahuan, kesadaran dan sikap terhadap sehat, sakit, gizi, sanitasi, fasilitas dan sebagainya. Aspek non fisik ini di bidang kesehatan masyarakat merupakan perilaku kesehatan yang mempunyai pengaruh besar terhadap status kesehatan individu maupun mas yardat (Herawaty, 1998).

(166)

menanamkan kepercayaan pada diri sendiri dalam menyongsong kelahiran anaknya secaraJisiologis anatomis maupun secarapsikososial (Sukisno, 1998).

Salah satu tujuan asuhan ante natal care (ANC) adalah mempersiapkan persalinan yang flsiologis dengan tujuan ibu dan anak yang akan dilahirkan dalam keadaan sehat. Persalinan yang alami dan lancar ini akan dapat dicapai dengan baik dan aman apabila bumil mempunyai sikap positif untuk menciptakan kondisi fisik dan mental yang baik serta relaksasi tubuh yang sempurna.

Pelayanan kesehatan ibu ditujukan untuk meningkatkan kondisi kesehatan ibu. Pelaksanaan pelayanan kesehatan ibu dilakukan secara terpadu dengan pelayanan kesehatan perinatal dalam program KIA (Kesehatan Ibu dan Anak). Tujuan pelayanan kesehatan ibu dan perinatal adalah : meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan ibu dan bayi, menurunkan tingkat kelahiran, meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan sebagai peran serta masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan ibu dan perinatal, menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan kematian perinatal (Setyono, 1997). Jenis pelayanan antenatal di wilayah kerja Puskesmas mencakup empat bagian besar yaitu:

a. Pemeriksaan kesehatan meliputi kegiatan-kegiatan:

1) Mencatat identitas ibu hamil: nama, urnur, pendidikan dan pekerjaan. 2) Mencatat riwayat reproduksi ibu hamil: metode kontrasepsi yang

(167)

3) Mencatat riwayat kehamilan sekarang: keluhan yang dirasakan dan perkiraan tanggal melahirkan.

4) Melakukan empat jenis pemeriksaan kesehatan yaitu:

a) Pemeriksaan umum mencakup pengukuran tekanan darah, nadi, pernapasan, berat badan, tinggi badan. Pengamatan bentuk tubuh secara umum dan kepucatan conjungtiva.

b) Pemeriksaan fisik W I I ~ ~ , yaitu pemeriksaan faal j&tung dan paru-

paru, pemeriksaan gigi dan mulut, abdomen, tangan dan kaki.

c) Pemeriksaan khusus kebidanan. Pemeriksaan khusus kebidanan bagian luar meliputi pengukuran tinggi fundus uteri, mendeteksi kelainan bentuk uterus, perabaan gerak janin dan penghitungan detak jantung janin. Pemeriksaan khusus bagian dalarn mencakup pengamatan ada tidaknya gangguan pada jalan lahir seperti keputihan dan pemeriksaan dalam.

d) Pemeriksaan laboratorilun mencakup pemeriksaan kadar

haemoglobin @I%) secara sahli atau talquist 70%, pemeriksaan air seni untuk mendeteksi kadar protein abnormal dan leucocyt sebagai pertanda infeksi, pemeriksaan feces untuk mendeteksi adaltidaknya cacing dan pemeriksaan darali tepi untuk mendeteksi malaria

(168)

kali imunisasi

TT

(TT ulang). Pemberian imunisasi

TT

dapat dilakukan baik di rumah sakit, Puskesmas maupun Posyandu.

c. Pemberian obat-obatan antara lain tablet besi kepada setiap ibu hamil sampai bayi lahir.

,d. Penyuluhan meliputi jumlah dan jenis-jenis makanan bergizi yang diperlukan ibu hamil selama hamil, KB dan kebiasaan hidup sehat selarna hamil dan faktor-

-

faktor resiko yang berhubungan dengan kesakitan clan kematian.

Kematian ibu hamil di negara berkembang biasanya disebabkan oleh pendarahan, infeksi dan eklamsia, yang timbul sebagai akibat komplikasi kehamilan, persalinan ataupun komplikasi penanganannya. Menurut WHO, penyebab kematian wanita saat hamil, persalinan atau dalam 42 hari pasca-partum dapat dikategorikan menjadi tiga: (1) penyebab obstetrik langsung; (2) penyebab obstetrik tidak langsung, yaitu kondisi gangguan kesehatan yang sudah ada seperti penyakit jantung yang semakii memburuk; (3) penyebab non-obstetrik, yaitu penyebab kematian yang tidak langsung berhubungan dengan inasalah kehamilan, misalnya karena keselakaag lalu lintas (Sitohang, 1992).

(169)

fasilitas rumah sakit rujukan, pengetahuan dan keterampilan tenaga kesehatan, dan sebagainya.

Upaya meningkatkan kesehatan ibu hamil adalah bagian dari upaya untuk meningkatkan kesejahteraan ibu secara menyeluruh. Salah satu upaya meningkatkan kesehatan ibu harnil adalah dengan pemeriksaan antenatal yang baik. Kebutuhan akan pemeriksaan antenatal yang baik dan merata tidak hanya dirasakan di Indonesia

- saja tetapi juga di negara berkembang lainnya. Pada umumnya angka kematian ibu bersalin dan angka kematian bayi di negara berkembang masih tinggi dan jangkauan maupun kualitas perawatan kehamilan masih jauh dari yang diharapkan.

Di Indonesia, pelayanan antenatal merupakan bagian dari program KIA (kesehatan ibu dan anak) yang pada dasarnya tersedia bagi semua wanita hamil dengan biaya yang relatif murah. Melalui pendekatan partisipasi masy~rakat, program KIA berupaya untuk mengubah sikap clan perilaku masyarakat ke arah persalinan, meningkatkan keterampilan dukun bayi, memperbaiki prosedur rujukan kehamilan resiko tinggi, menganjurkan pemberiarh AS1 (air susu ibuj, dan menyediakan tablet besi untuk penanggulangan masalah anemia.

(170)

konseling, dan ketetapan identifikasi dan penanganan rujukan kehamilan resiko tinggi (Utomo & Lili, 1991).

Bebera~a Penelitian tentana Kesehatan Ibu Hamil

Penelitian tentang kematian ibu dan anak di Indonesia hiigga dewasa ini telah banyak dilakukan oleh instansi pendidikan maupun oleh kalangan yang berrninat di bidang tersebut. Berikut ini dikemukakan beberapa hasil penelitian yang berkaitan dengan kesehatan ibu hamil. Bernard & Sastrawianta (1983) dalam laporannya yang membahas kesehatan ibu hamil dan kematian perinatal di Indonesia dengan menggunakan data yang dikumpulkan dari catatan standart ibu (a standart maternity record) pada waktu proses kelahiran, mengemukakan bahwa hasil pemeriksaan faktor-faktor risiko yang ada selama masa kehamilan berhubungan dengan hasil kehamilan. Berdasarkan variabel pendidikan ibu diketahui ada perbedaan daiam prevalensi kunjungan ke dokter untuk pemeriksaan kehamilan.

(171)

Joedo & Budiarso (1984) mengemukakan bahwa faktor penyebab tinginya angka kematian perinatal adalah sebagai akibat kesalahan cara pertolongan persalinan, cara sterilisasi, perawatan medis yang tidak baik, perawatan tali pusat yang salah serta kekurangan dalam pengetahuan perawatan pasca persalinan. Wawolumaja (1980) dalam penelitiannya mengenai beberapa faktor yang mempengaruhi kematian anak di Jakarta, dengan responden ibu hamil pengunjung

-

Puskesmas, mengemukakan bahwa ibu yang berkunjung ke KIA Puskesmas lebih sedikit mengalami kematian bayi (14,5%) dan anak (12,7%) dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak ke KIA Puskesmas.

Hartriyanti (1996) dalam penelitiannya mengenai Pemeriksaan Kehamilan sebagai Prediksi Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah, mengemukakan bahwa kelompok ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilannya ke tenaga Ron medis mempunyai risiko 2

X

lebih tinggi untuk mendapatkan kejadian BBLR, dan

. karakteristik ibu yang secara statistik bermakna dalam mempengaruhi kejadian BBLR

adalah umur ibu kurang 20 tahun dan lebih dari 35 tahun, paritas diatas 5, jarak kelahiran kurang dari 24 bular., ibu yang tidak bersekolah dan tinggi ibu < 145 cm, dan tinggi ibu adalah faktor yang paling bermakna dalam hubungan dengan kejadian BBLR.

Beberapa Penelitian Tentang Motivasi

(172)

oleh faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Utama (1999) dalam penelitiannya mengenai Motivasi Pengguna Jasa Layanan Persalinan di Rumah Bersalin Kasih Ibu mengemukakan bahwa, faktor terbesar yang mempengaruhi ibu hamil memilih jasa layanan persalinan di Rumah Bersalin Kasih Ibu selain keinginan sendiri adalah atas anjuran orang lain (keluarga atau teman). Dengan sifat kekeluargaan di Indonesia yang masih erat hubungannya, makin jelaslah jika faktor keluarga sangat

-

menentukan perilaku seseorang dalam mengambil setiap keputusan. Walaupun begitu keputusan akhir tetap berada di tangan individu yang akan memilih jasa layanan persalinan yang dianggap mampu memenuhi kebutuhannya.

Widyawati (1998) mengemukakan bahwa proporsi yang memilih penolong persalinan atas kemauan sendiri lebih banyak dibandingkan dengan proporsi yang rnemilih penolong persalinan karena anjuran orang lain. Ernawati (2000) mengemukakan bahwa rendahnya pengetahuan ibu tentang anemi dan

. konsekwensinya pada ibu hamil dan bayi yang dikandumgnya menyebabkan

kuranp-ya kesadaran dan motivasi ~mtuk mencegah memi terutama pada mess kehamilan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penyuluhan oleh bidan marnpu meningkatkan pngetahuan responden dengan cukup berrnakna.

Perilaku Ibu dalam Memelihara Kesehatan

(173)

mempersiapkan kondisi ibu sehingga dapat melalui proses persalinan dengan selamat

. dan dapat melahirkan bayi yang sehat dan cukup berat badannya.

Pemeliharaan kesehatan selama kehamilan dapat dilakukan melalui: (1)perawatan diriltanggung jawab yang terdiri dari: perawatan payudara, meminum jamdramuan tradisional, minum susu khusus ibu hamil, minum tablet besi, minum vitamidmineral lainnya, melakukan pijatlurut (membetulkan posisi janin/kram/pegal kaki) dan melakukan senani harnil; (2) pemeriksaan kehamilan yang terdiri dari: pengukuran tinggi dan berat badan, imunisasi

TT,

pemeriksaan Hb, pengukuran tekanan darah, pengukuran tinggi fundus, mendengar denyut jantung janin; (3)

mengkonsumsi makanan yang bergizi dan sehat.

Perilaku kesehatan pada dasamya adalah respons seseorang terhadap .

(174)

yang terjadi dalam diri manusia dan tidak langsung dapat terlihat oleh orang lain, misalnya berpikir. Respon aktif yaitu apabila perilaku itu jelas dapat diobservasi secara langsung, misalnya pergi berobat.

Perilaku dan gejala perilaku ini dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Faktor genetik merupakan konsepsi dasar atau modal untuk perkembangan perilaku dan faktor lingkungan merupakan kondisi atau lahan untuk perkembangan perilaku tersebut. Mekanisme yang mempertemukan dua faktor tadi adalah proses belajar.

Perubahan-perubahan perilaku di dalam diri seseorang dapat diketahui melalui persepsi atau pengamatan. Persepsi adalah proses untuk mengenal obyek-obyek dan kejadian secara obyektif dengan menggunakan pengertian. Persepsi merupakan media untuk dapat inemahami tingkah laku seseorang. Setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda meskipun obyek yang diamati sama. Secara umum proses pembentukan dan atau yerubahan perilaku dipengaruhi oleh faktor dalarn dan faktor luar. Antara lain faktor susunan syaraf pusat, persepsi, motivasi atau dorongar. ymg timbul kzirena dilandasi oleh adanya kebutuhan seperti yang dikemukakan oleh Maslow, proses belzjar dan lingkwgan (Sastraprawira, 1998).

(175)

(3)Tanggapan yang berarti gambaran yang tinggal dalam ingatan; (4)Fantasi yang merupakan kemampuan untuk membentuk tanggapan-tanggapan yang telah ada, tanggapan-tanggapan baru tidak hams sama dengan tanggapan yang telah ada; (5)Ingatan merupakan kemampuan untuk menerima, menyimpan dan memproduksi kesan-kesan, ingatan yang baik mempunyai sifat cepat, konsisten, teguh, luas dan siap untuk memproduksi hal-ha1 yang telah dicarnkan dan disimpan; (6)Berpikir

-

yang merupakan aktivitas bersifat gagasan yang mempergunakan abstraksi. Dalam berpikir, manusia meletakkan hubungan antara bagian-bagian informasi yang ada pada dirinya yang berupa pengertian-pengertian; (7)Motif yang merupakan suatu dorongan dari dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut melakukan kegiatan teitentu guna mencapai suatu tujuan.

Gejala kejiwaan menyebabkan begitu kompleksnya perilaku mafiusla, serta mempunyai ruang lingkup yang sangat luas. Bloom (1974) yang dikutip oleh Notoatmodjo (1993) membagi perilaku @i ke dalam tiga ranahlkawasan yaitu ranah pengetahuan (cog~itive), ranah sikap a t a ~ tanggapan (affective) dan ranah praktek atau tindakan (psychomotor). Ketiga ranah inilah yang dapat diukur untuk menilai perilaku seseorang. Ranah'ini tidak hams selalu berurutan artinya seseorang begitu menerima stimulus atau rangsangan dapat langsung memberikan tindakan tanpa harus melalui proses tahu atau berpengetahuan dan bersikap dahulu terhadap rangsangan yang diterimanya tersebut. Oleh karena itu ketiga ranah ini perlu dikembangkan bersama-sama secara seimbang sehingga terbentuk manusia seutuhnya.

(176)

penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni: indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting bagi terbentuknya suatu tindakan (overt behavior). Tindakan yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku prig tidak

didasari pengetahuan.

-

Ibu hamil memperoleh pengetahuan dari pelbagai sumber, baik atas inisiatif sendiri ataupun orang lain. Sumber-surnber pengetahuan tersebut adalah seperti buku, majalah, surat kabar, ataupun melalui media massa elektronik seperti radio dan TV. Pengetahuan kesehatan ibu hamil meliputi pengetahuan tentang kehamilan, kelahiran anak dan hal-ha1 yang negatif dari kehamilan. Pengetahuan tersebut diberikan kepada ibu melaloi pendidikan prenatal. Pengetahan kesehatan ibu meliputi:

1. Dasar-dasar proses reproduksi

2. Keuntungan perawatan keharni!atl, kelahiran dan periode noenatal.

3. Problem yang bizsanya terjadi pada kehamiian, keiahiran dan periode natal. 4. Resiko reproduksi

5. Sumber informasi kesehatan maternal.

(177)

penggunaan Posyandu oleh ibu balita di Kotamadya Ujung Pandang. Dinyatakan bahwa mereka yang berpengetahuan tinggi dan rendah mempunyai perbedaan dalam praktek, juga terdapat perbedaan yang bermakna dalam praktek, apabila mereka mempunyai sikap dan kemauan yang berbeda.

. Sikap. Menurut Rockeah (1972) sikap adalah merupakan reaksi atau respon

seseorang yang masih tertutup terhadap stimulus atau obyek. Menurut Milton (1 98 1)

-

sikap adalah suatu keteraturan perasaan dan fikiran individu, serta merupakan predisposisi untuk bertindak terhadap beberapa aspek dalam lingkungan. Dan Mar'at (1981) mengemukakan bahwa sikap adalah produk dari proses sosialisasi tempat seseorang bereaksi sesuai dengan rangsangan yang diterimanya.

Berdasarkan beberapa rumusan mengenai sikap yang diajukan di atas. Maka dapat ditarik suatu defenisi secara umum, yaitu sikap merupakan cara berfikir dan cara berperasaan yang menjadi suatu predisposisi untuk bertindak atau berespon terhadap beberapa aspek yang terdapat dalam lingkungannya. Sikap sering diperoleh inelalui pengalaman sendiri maupun dari orang lain yang paling dekat. Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetzpi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup.

(178)

demikian, sikap bukan merupakan ha1 yang tidak dapat berubah. Sikap dapat berubah dan dapat dipengaruhi oleh lingkungan, seperti lingkungan masyarakat sekitar, lingkungan organisasi, sekolah dan lain sebagainya. Perubahan sikap ditunjang antara lain oleh adanya imbalan dan hukuman di mana individu mengasosiasikan reaksinya yang disertai dengan imbalan dan hukumannya. Kedua stimulus mengandung arti bagi individu sehingga dapat terjadi perubahan dalam sikap dan ketiga stimulus

-

mengandung prasangka bagi individu yang mengubah sikap semula. Pada dasarnya sikap memiliki derajat stabilitas dan derajat konsistensi yang tinggi. Persepsi dan motivasi mempunyai kaitan yang erat dengan sikap.

Sikap adalah faktor yang penting dalam penggunaan pelayanan kesehatan. Yang termasuk faktor sikap adalah :

a. Sikap tzrhadap kehanliltin secara

umum

dan terhadap kehamilan sekarang

(depresion, denial, rasa malu).

b. Sikap terhadap kelahiran (rasa takut atas tindakan obstetri).

c. Harapan perawatan selama kehamilan dan persalinan (tipe provider, sumber dari perawatan tempat melahirkan).

d. Sebab mencari perawatan selama kehamilan dan kelahiran (alasan, kesehatan, dukungan sosial atau jangkauan ke fasilitas pelayanan rumah sakit).

(179)

Pendidikan kesehatan ibu terhadap suami dan anggota keluarga lainnya mempunyai efek positif dalam kesehatan ibu dan kesehatan bayi (Bhalerao et al., 1990).

Praktek (Tindakan). Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk tenvujudnya sikap menjadi suatu perbuatan nyata

. diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain

adalah fasilitas. Di samping faktor fasilitas juga diperlukan faktor pendukung dari

-

pihak lain. Praktek dimulai dari : (1) Persepsi (perception); (2) Respon terpimpin (guided response); (3) Mekanisme (mechanism); (4) Adaptasi (adaptation) (Notoatmodjo, 1993). Sementara Ancok (1 985) menjelaskan perilaku sebagai kegiatan yang sudah dilakukan.

Sebuah model mengenai faktor-faktor yang merupakan penyebab perilaku menurut Green (1 995) terdiri dari:

1. Faktor-faktor predisposisi

Terdiri dari pengetahuan, sikap, kepercayaan, nilai dan persepsi yang memberi motivasi terhsdap seseorang atau kelompck u n t ~ k bertindak. Jadi, faktor predisposisi adalah sebagai preferensi pribadi yang dibawa seseorang aiau kelompok orang dalam suatu pengalaman belajar, merupakan pilihan seseorang atau kelompok yang dibawa sesuai dengan tingkat pendidikannya. Pilihan ini dapat mendorong atau menghambat lingkungan kesehatan.

2. Faktor-faktor Pemungkin

(180)

sumberdaya kesehatan, komitmen masyarakat dan keterampilan petugas kesehatan.

3. Faktor Penguat

Merupakan faktor yang datang kemudian dan dapat memberikan ganjaran, insentif atau hukurnan atas perilaku. Yang termasuk kedalam faktor ini adalah adanya manfaat yang dapat diambil dari segi sosial dan jasmani dan -

adanya ganjaran yang diperoleh oleh pihak lain. Oleh karena itu, faktor penguat dapat bersifat positif dan negatif, tergantung pada sikap orang lain yang berkaitan. Contoh faktor penguat antara lain kelwga, teman sebaya, guru, kepaldpimpinan dan petugas kesehatan.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari skema yang digambarkan oleh. Green (1995). Gambar 3 tersebut menjelaskan tentang berbagai faktor yang mempengaruhi perilaku.

(181)
[image:181.605.107.527.98.407.2]

Gambar 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku (Green, 1995). Faktor-faktor Predisposisi :

-

Kepercayaan

-

Nilailvalue

-

Pengetahuan

-

Sikap

4

Faktor-faktor Pendukung :

-

Keteisediaan fasilitas

-

Ketercapaian fasilitas

-

Kemampuan yang berhubungan dengan kesehatan

v

PERILAKU

4

Faktor-faktor Pendorong :

-

Sikap dan perilaku petugas, Keluarga, guru, tokoh masyarakat, dan sebagainya
(182)

KERANGKA PEMIKIRAN

Keadaan gizi dan kesehatan ibu hamil masih ditandai oleh berbagai masalah yang terkait dengan rendahnya surnber daya manusia. Status gizi dan kesehatan ibu hamil masih cukup memprihatinkan, keadaan ini mempunyai dampak bukan saja pada pembangunan jangka pendek, tetapi juga jangka panjang. Masa kehamilan merupakan periode yang sangat menentukan kualitas surnber daya manusia di masa depan, karena turnbuh kembang anak sangat ditentukan oleh kondisi saat janin dalam kandungan. Dengan demikian, jika keadaan gizi dan status kesehatan ibu hamil baik, maka janin yang dikandungnya akan baik juga dan kaselamatan ibu waktu melahirkan akan terjamin (Jalal dan Atmodjo, 1998).

(183)

lingkungan, bahkan perilaku dan cara hidup seha: masyarakat yang rendah akan memperbesar resiko untuk mendapat gang- kesehatan.

Perilaku hidup sehat atau perilaku kesehatan pada dasarnya adalah tindakan seseorang sebagai respon terhadap stimulus yang berkaitan dengan kesehatan (sakit dan penyakit), sistem p e l a y a n ~ kesehatan, lingkungan dan makanan (Sa'diyyah, Karsin & Yulianti, 2000). Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya perilaku seseorang, satu di antaranya ialah motivasi. Motivasi adalah bagian terakhir bagi terjadinya perilaku (Sarlito, 199 1). Perilaku dapat diidentifikasi dengan .

-.

observasi dan wawancara di lapangan, dan kemudian dapat dikaitkan dengan perilaku ideal (sama atau bertentangan). Perilaku yang s.ma maupun yang bertentangan ini perlu dianalisis untuk mengetahui mengapa mereka berperilaku seperti itu (Mantra, 1997). Dengan rneneliti terlebih dahulu motivasi yang menimbulkan perilaku ibu hamil dalam ha1 memelihara kesehatan selarna kehamilan. Maka dalam ha1 ini motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mendorong ibu hamil agar mereka mau memelihara kesehatan ddn meningkatkan kesehatannya selama kehamilannya.

(184)

menyatakan bahwa setiap motivasi dengan- sendirinya hams memperhitungkan lingkungan tempatnya hidup. Berdasarkan teori di atas, disusun kerangka pemikiran ' sebagai berikut:

Internal:

-

Riwayat kehamilan (Usia menikah, usia keharnilan, urutan keharnilan, jarak kehamilan terakhir, fiekuensi

keguguran, keluhan kehamilan dan kelainan persalinan terakhir)

-

Pengetahuan Gizi dan Kesehatan

Ibu Hamil

-

Tingkat Pendidikan

-

Persepsi terhadap Kehamilan

dan

Anak

-

StatusBekerjaIbu

Eksternal:

-

Pendapatan

-

Ketersediaan Pelayanan Kesehatan

-

Ketersediaan Informasi

-

Dukungan Keluarga

-

DukunganTeman

-

DukunganBudaya

Motivasi Ibu dalam Memelihara Kesehatan

selarna Keharnilan

a

Perilaku Ibu dalam Memelihara Kesehatan

selama- Keharnilan

<

...

t

.I...

...

...

em...

*..

..**' Status Gizi dan

..

f

Kesehatan Ibu Hamil t

[image:184.603.72.547.121.738.2]

'*. 0.

*...

...

..**'

...

Gambar 4: Bagan Kerangka Pikir Penelitian .

Keterangan:

-

= Peubah bebas yang dheliti = Peubah talc bebas yang diteliti

... ... = Peubah tak bebas yang tidak diteliti

(185)

METODE PENELITIAN

Desain

Penelitian ini merupakan studi Cross-sectional yang akan menggali informasi mengenai faktor-faktor yang mendorong ibu dalam memelihara kesehatannya selama kehamilan. Desain penelitian dengan pendekatan Cross-sectional tidak bisa menguji hipotesa sebab akibat, oleh karena itu penelitian ini hanya bisa melihat hubungan antar variabel dependent dengan variabel independent secara statistik dengan menggunakan analisa korelasi Pearson dan Spearman's.

Tempat dan Waktu Penelitian

Studi ini dilakukan di dua kecamatan yaitu Kecamatan Kisaran Barat dan Kecamatan Kisaran Timur di Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara. Penetapan kecamatan tersebut didasarkan pada cakupan tablet besi (ferro sulfat) yang terbanyak. Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan November 200 1.

Cara Pengambilan Contoh

(186)

Jenis dan Cara Pen~umpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Jenis data primer meliputi:

1. Karakteristik keluarga (umur kepala keluarga, umur contoh, pendidikan kepala keluarga, pekerjaan kepala keluarga dan besar keluarga). Pengumpulan data diperoleh dari pengisian kuesioner oleh contoh dan dipandu oleh peneliti dan tenaga lapang.

2. Faktor internal yang diduga berhubungan nyata dengan motivasi dan perilaku ibu dalam memelihara kesehatan selama kehamilan terdiri dari: riwayat kehamilan (usia menikah, usia kehamilan, urutan kehamilan, jarak kehamilan terakhir, fiekuensi keguguran, keluhan kehamilan dan kelainan persalinan terdahulu), pengetahuan gizi dan kesehatan ibu hamil, tingkat pendidikan ibu hamil, persepsi terhadap kehamilan dan anak dan status beke rja ibu. Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh contoh dan dipandu oleh peneliti dan tenaga lapang.

3. Faktor eksternal yang diduga berhubungan nyata dengan motivasi dan perilaku ibu dalam memelihara kesehatan selama kehamilan terdiri dari: pendapatan, akses terhadap pelayanan kesehatan, akses terhadap informasi, dukungan keluarga, dukungan teman dan budaya. Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh contoh dan dipandu oleh peneliti dan tenaga lapang.

(187)

Pengumpulan data dilakukan setiap hari yaitu pada pagi hari dari jam 08.00- 12.00 dan sore hari jam 16.00-18.00. Lamanya pengumpulan data untuk satu orang responden rata-rata 1 jam.

Untuk mendukung data primer juga dibutuhkan data sekunder meliputi keadaan umum lokasi penelitian yang terdiri dari: keadaan demografi, sarana dan prasarana dan keadaan sosial ekonomi. Pengumpulan data berupa wawancara dengan pemerintah setempat dan instansi terkait serta dari literature yaitu Asahan dalam Angka dan Selayang Pandang Asahan.

Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan dengan manual clan komputer melalui beberapa tahap yaitu editing data yakni setiap lembar kuesioner yang masuk akan diperiksa untuk memastikari Oahwa setiap pertanyaan pada kuesioner telah terisi semua. Koding

data yaitu memberi kode pada setiap lembar kuesioner dan akhirnya melakukan entri data yaitu memasukkan data yang telah dikoding ke dalam komputer dengan rnenggunaitan SPSS for Windows 10.0 untuk dilakukan analisis. Dalam penelitian ini pengukuran beberapa variabel yang diteliti dilakukan dengan cara sebagai berikut:

INTERNAL

(188)

kategori sedang jika contoh mampu menjawab benar pertanyaan 60-80% dan kategori kurang jika contoh hanya mampu menjawab benar < 60% (Khomsan, 2000). Jika jawaban benar skor=l; jika salah skor=O.

11. Tingkat Pendidikan: dijumlahkan berdasarkan tahun contoh duduk di bangku sekolah formal pada jenjang yang tertinggi.

111. Persepsi terhadap Anak: dinilai berdasarkan 1 1 pertanyaan di antaranya yaitu tentang: 1) Harapan ibu terhadap bayi yang dilahirkan. 2) Pendapat ibu tentang kehadiran anak, jenis kelarnin, pendidikan, jumlah clan peranan anak dalam keluarga. 3) Pendapat ibu tentang anak lahir cacat, anak lahir dalam ukuran besar clan penyebab sulit melahirkan. Jika jawaban benar skor-1; jika salah skor= 0.

IV. Pekerjaan Ibu Hamil: dikelompokkan menjadi dua kelompok 1. Bekerja; 2. Tidak beke rja

EKSTERNAL

i) Pendapatan: Didekati dari pengeluarap selama sebulan untuk pangan dan non pangan, dinyatakan dalam Rp.

ii) Ketersediaan dan kualitas Pelayanan Kesehatan : Keberadaan: bila ada

.

skor = 1, bila tidak ada diberi skor = 0; Jarak: bila dekat skor = 1, bila jauh

skor = 0; Daya jangkau: bila mudah skor =1; bila sulit skor = 0.

(189)

yang membahas tentang kesehatan ibu dan anak, 4) apakah ibu pernah membaca buku mengenai perawatan kehamilan. Setiap pertanyaan tersebut diberi skor yaitu jika dijawab "sering" skor = 2; jika dijawab "kadang-kadang" skor =l; jika dijawab "tidak pernah" skor =O.

iv) Dukungan Keluarga: skor dukungan suami diperoleh dari pertanyaan: 1) mengantar isteri konsultasi ke dokter; 2) menyediakan makanan khusus untuk isteri selama harnil; 3) membelikdmenganjurkan vitarnidsuplemen kepada isteri, 4) selain suami apakah ada anggota keluarga lain yang memberi nasehatfanjuran dalam pemeliharaan kesehatan selama kehamilan. Setiap pertanyaan jika dijawab "Ya" skor =

1. Jadi jika keempat pertanyaan tersebut dijawab "Ya" skor = 4; jika dua pertanyam dijawab "yaw skor = 2; jika satu pertanyaan dijawab "Ya" skor =1 dan, jika tidak ada yang dijawab "Yaw skornya = 0.

v) Dukungan teman : diperoleh dari pertanyaan: 1) apakah pernah dianjurkan oleh teman untuk melakukar, pemeriksaan kehamilzn kepada dokter atau bidan, 2) apakah pernah dianjurkan minum vitaminlmineral lainnya, 3) apakah pernah dianjurkan memakan-makanan yang bergizi. tinggi, 4) apakah ibu pernah diberi nasehat mengenai perawatan diri dan

kesehatan selama keharnilan. Setiap pertanyaan jika dijawab "Ya" skor =

(190)

vi) Budaya: diperoleh dari pertanyaan: 1) apakah selama hamil ibu mempunyai makanan pantangan, 2) apakah sebelum hamil ibu meiniliki makanan pantangan. Bila jawabannya "Ya" skor = 1 dan bila "tidak" skor

= 1

MOTIVASI

Diperoleh dari 18 pertanyaan mengenai: (1) penting tidak memelihara kesehatan selama kehamilan. (2) penting tidak memeriksakan kehamilan selama kehamilan. (3) penting tidak melakukan perawatan diri selama kehamilan. (4) penting tidak melakukan imunisasi. (5) penting tidak memakan makanan yang bergizi. Bila dijawab Ya skor= 1, dan bila dijawab tidak s k o ~ 0, kemudian dari setiap pertanyaan ditanyakan siapa yang menganjurkan dan apa alasan ibu ? Bila jawabannya benar skor = 1, bila salah skor =O.

PERILAKU

Pemeriksaa

Gambar

Gambar 1. Lingkaran Motivasi (Morgan, 196 1)
Gambar 2.Tingkat Kebutuhan Manusia Menurut Maslow (Wahjosumidjo, 1994).
Gambar 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku (Green, 1995).
Gambar 4: Bagan Kerangka Pikir Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Linda Shoes merupakan usaha home industry yang dibangun dalam dua generasi, generasi pertama pada tahun 1970 dan dikembangkan oleh anaknya pada generasi ke dua tahun 1990,

Berdasarkan tabel hasil logika matematika pada siklus I ini terdapat nilai terbesar atau tertinggi dari beberapa indikator diatas yaitu pada indikator ke 3 butir

Efek Dekokta Daun Pulutan (Urena lobata) Terhadap Kadar Superoxide Dismutase (SOD) dan Malondialdehyde (MDA) Hepar Ikan Zebra (Danio rerio) Yang Dipapar.. Malathion

[r]

Kyai Kolodete ini dipercaya juga memiliki rambut gimbal yang kemudian rambut gimbal tersebut di titipkan kepada anak-anak yang berada di Dieng, dengan maksud agar orang tua dari

 Siklon digunakan untuk menyisihkan partikulat berukuran Siklon digunakan untuk menyisihkan partikulat berukuran lebih besar dari 5 mikron, dengan efisiensi penyisihan. lebih

Hasil dari penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Hawkins &amp; Williams (2017) dimana dalam penelitiannya dijelaskan hal yang dapat menjelaskan