Oleh:
Nola Irjanina Wati Matondang NIM 4123331032
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA BERBASIS KONTEKSTUAL PADA POKOK BAHASAN TERMOKIMIA DI SMA
NOLA IRJANINA WATI MATONDANG (NIM 4123331032) ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Ujung Padang bertujuan untuk mengembangkan, menstandarisasi, dan uji coba bahan ajar Kimia pada pokok bahasan termokimia berbasis kontekstual. Penelitian diawali dengan memilih silabus kurikulum 2013, kemudian menganalisis buku kimia pada pokok bahasan termokimia. Buku yang sudah dianalisis kemudian disususn dalam bentuk draf modul. Modul yang sudah disusun di standarisasi dosen dan guru kimia sesuai dengan angket BSNP yang meliputi kelayakan isi, bahasa, penyajian, dan kegrafikan. Rata-rata penilaian dosen dosen dan guru terhadap modul adalah 3,54 yang berarti modul sudah valid dan tidak perlu revisi. Modul yang sudah valid kemudian di buat dalam bentuk ebook, kemudian di uji cobakan kepada siswa kelas X IPA 1 SMA N 1 Ujung Padang. Nilai rata-rata pretest siswa adalah 39,0 dan setelah pengajaran dengan modul Termokimia berbasis kontekstual nilai rata-rata postest siswa menjadi 81,8 sedangkan KKM disekolah adalah 70. Hasil belajar siswa tuntas KKM berarti modul yang dibuat layak di gunakan di SMA / MA.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas rahmat dan hidayahNya-lah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Kimia Berbasis Kontekstual pada Pokok Bahasan Termokimia di SMA”. Adapun penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada
Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada
Bapak Drs. Marudut Sinaga, M.Si, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah
banyak memmberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal
penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Jasmidi, M.Si.,
sebagai dosen pembimbing akademik. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada Bapak Dr. Mahmud, M.Sc, Dr. Zainuddin Muhtar, M.Si selaku dosen
penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran demi perbaikan skripsi
ini. Tak lupa juga mengenang dosen penguji saya yang luar biasa dan sudah
mendahului menghadap Tuhan Bapak Drs. Rahmat Nauli, M.Si. Ucapan terima
kasih kepada Bapak dan Ibu dosen staff pegawai jurusan kimia yang telah
memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis selama perkuliahan.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Kepala Sekolah, Wakil Kepala
Sekolah, Staf Tata Usaha, Guru Kimia dan Siswa/i kelas XI SMA Negeri 1 Ujung
Padang dan terkhusus kepada Ibu Restauli Pakpahan, S.Pd, yang telah banyak
membantu penulis selama proses penelitian berlangsung.
Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada orang tua terkasih Ibu
Ponirah dan alm. ayah Bakti Hatigoran Matondang yang selalu mendoakan,
memotivasi, memberikan dukungan penuh dan sungguh mengasihi saya sehingga
penulis dapat mengerjakan kuliah hingga menyelesaikan tugas akhir ini dengan
baik. Terimakasih juga penulis sampaikan kepada kakak dan adik tercinta, yakni
telah mendukung serta banyak membantu sehingga penulis mampu menyelesaikan
kuliah dengan baik. Tak lupa pula, adik bungsu tercinta Asyifa Qodratila
Matondang yang selalu memotivasi, menyemangati dan mendoakan penulis.
Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada sahabat yang selalu
bersama memberi dukungan serta saling motivasi hingga terselesaikannya skripsi
ini. Penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada teman satu kelas
Pendidikan Kimia Kelas Ekstensi B 2012, dan teman-teman, abang, kakak, adik
yang tidak bisa penulis sebut satu persatu.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini
bermanfaat dalam ilmu pendidikan.
Medan, Agustus 2016
Penulis
Nola Irjanina Wati Mtd
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Daftar Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar ix
Daftar Tabel x
Daftar Lampiran xi
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Ruang Lingkup 3
1.3. Identifkasi Masalah 4
1.4. Rumusan Masalah 4
1.5. Batasan Masalah 4
1.6. Tujuan Penelitian 5
1.7. Manfaat Penelitian 5
1.8. Defenisi Operasional 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7
2.1. Bahan Ajar 7
2.1.1. Pengertian Bahan Ajar 7
2.1.2. Fungsi Bahan Ajar 8
2.1.3. Klasifikasi Bahan Ajar 8
2.1.4. Tujuan Bahan Ajar 9
2.1.5. Ruang Lingkup Bahan Ajar 9
2.1.6. Modul 10
2.2. Pembelajaran Kontekstual 16
2.2.1. Perlunya Pembelajaran Kontekstual 16
2.2.2. Pengertian Pembelajaran Kontekstual 17
2.2.3. Karakteristik Pembelajaran Kontekstual 18
2.2.4. Prinsip Dasar Pembelajaran Konseptual 19
2.2.5. Langkah-langkah Pembelajaran CTL 19
2.2.6. Kelebihan dan Kekurangan Kontekstual 20
2.3. Kerangka Konseptual 21
2.4. Hipotesis Penelitian 22
BAB III METODE PENELITIAN 23
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 23
3.2. Populasi dan Sampel 23
3.3. Variabel Penelitian 24
3.4. Istrumen Penelitian 24
3.4.1. Angket Validasi Bahan Ajar Modul 24
3.4.2. Uji Tes 25
3.5. Rancangan Penelitian 28
3.6. Prosedur Penelitian 29
3.7. Teknik Pengumpulan Data 32
3.8. Teknik Analisis Data 32
3.8.1. Uji Normalitas Data 33
3.8.2. Analisis Modul 34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 35
4.1. Modul Kimia 35
4.1.1. Analisis Buku Kimia SMA oleh Peneliti 35
4.1.2. Rancangan Draf Modul 36
4.1.3. Standarisasi Modul Kimia SMA oleh Dosen 37
4.1.4. Standarisasi Modul Kimia SMA oleh Guru 37
viii
4.2.1. Angket Validasi Bahan Ajar Modul Berbasis Kontekstual 37
4.2.2. Instrumen Tes 38
4.3. Teknik Analisis Data 39
4.3.1. Uji Normalitas Data 40
4.3.2. Analisis modul 41
4.4. Pembahasan Hasil Penelitian 41
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 43
5.1. Kesimpulan 43
5.2. Saran 43
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 3.1. Diagram Alur Penelitian Pengembangan Bahan Ajar 30
Gambar 3.2. Diagram Alur Penelitian di Sekolah 31
ix
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3.1. Kriteria Validitas Analisis Nilai Rata-rata 25
Tabel 3.2. Rancangan Penelitian 28
Tabel 3.3. Tabel Penolong Untuk Uji Normalitas 33
Tabel 3.4. Kriteria Validitas Analisis Nilai Rata-rata 34
Tabel 4.1. Buku Kimia SMA / MA yang di Analisis 35
Tabel 4.2. Rancangan Draf Modul 36
Tabel 4.3. Uji Normalitas Data Pre-tes dan Post-tes 40
Tabel 4.4. Rata-rata Hasil Belajar Siswa 41
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus Kimia SMA 46
Lampiran 2. Analisis Buku Kimia SMA oleh Peneliti 49
Lampiran 3. Rancangan Draf Modul 53
Lampiran 4. Analisis Modul Oleh Dosen 55
Lampiran 5. Analisis Modul Oleh Guru 58
Lampiran 6. Instrumen Analisis Modul Oleh Dosen dan Guru 61
Lampiran 7. Perhitungan Validasi Soal 75
Lampiran 8. Perhitungan Reliabelitas Test 77
Lampiran 9. Tingkat Kesukaran Soal 79
Lampiran 10. Daya Pembeda Soal 82
Lampiran 11. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran 85
Lampiran 12. Kisi-kisi Soal 99
Lampiran 13. Instrumen Tes 111
1
BAB I 1.1. Latar Belakang
Akhir-akhir ini, kualitas pendidikan menjadi agenda serius untuk
diperbincangkan, baik dikalangan praktisi pendidikan, politisi, masyarakat
maupun pihak yang mengambil kebijakan. Kualitas pendidikan nasional dinilai
banyak kalangan yang belum memiliki kualitas yang memadai bila dibandingkan
dengan kualitas pendidikan negara-negara tetangga. Kualitas pendidikan kita
semakin terpuruk bila dibandingkan dengan negara-negara besar lainnya. Padahal
pendidikan menjadi variabel penting dalam pencerdasan bangsa (Janawi, 2013).
Menurut hasil laporan Human Development Report (2009) keterbelakangan sektor pendidikan di Indonesiaa masih rendah. Peringkat
Indonesia nomor 111 dengan skor 0, 734. Hal ini jauh di bawah negara-negara
tetangga : Singapura peringkat 23 dengan skor 0,944, Malaysia peringkat 66
dengan skor 0,829, Thailand peringkat 87 dengan skor 0,783. Indeks
Pembangunan Manusia merupakan indikator yang dirancang untuk mengukur
kualitas hidup bangsa, akses pendidikan yang layak, harapan hidup dan standar
hidup (Oni, 2013 ).
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu
pendidikan adalah dengan mengembangkan bahan ajar ke dalam berbagai bentuk
bahan ajar. Bahan ajar memiliki banyak ragam atau bentuk. Untuk
mengembangkan bahan ajar, guru dituntut untuk terus-menerus meningkatkan
kemampuannya. Jika tidak memiliki kemampuan mengembangkan bahan ajar
yang bervariasi, guru akan terjebak pada situasi pembelajran yang monoton dan
cenderung membosankan bagi siswa (Hamdani, 2011). Bahan ajar sebaiknya
mampu memenuhi syarat sebagai bahan pembelajaran karena banyak bahan ajar
yang digunakan di dalam kegiatan pembelajaran, umumnya cenderung berisikan
informasi bidang studi saja dan tidak terorganisasi dengan baik (pratiwi, 2014).
tidak menuntut alat yang mahal dan keterampilan yang tinggi. Modul merupakan
salah satu dari ragam bentuk bahan ajar cetak. Bahan ajar cetak dapat berupa
lembar kerja siswa (LKS), hand out, leaflet, wilchart, buku, modul, brosur, dan
lain-lain (Hamdani, 2011).
Beberapa buku ajar yang mengacu pada kurikulum lama menjejali siswa
dengan konsep-konsep yang harus dihafal, dan tidak mengajak siswa berpikir
sebagai proses mengkonstruksi pengetahuan dan pengalaman mereka untuk
menemukan sendiri konsep yang harus dipahaminya dan menemukan makna serta
keterkaitannya dengan kehidupan mereka secara individual, bermasyarakat dan
bernegara (Suharyadi.dkk, 2013) .
Mata pelajaran kimia adalah mata pelajaran yang dianggap sulit bagi
sebagian besar siswa karena dianggap merupakan mata pelajaran yang terdiri dari
rumus-rumus kimia dan hitungan seperti beberapa pokok bahasan yang
memerlukan kemampuan matematis yang tinggi, seperti stoikiometri, termokimia,
laju reaksi, kesetimbangan kimia, koligatif larutan, buffer, hidrolisis, kelarutan
dan elektrolisis (Haetami, 2011).
Pembelajaran kontekstual membantu siswa menemukan ide-ide kreatif
dalam proses pembelajaran melalui penemuan, penguatan dan keterhubungan
dalam dunia nyata yang secara angsung dialami oleh siswa, siswa akan bekerja
keras untuk mencapai tujuan pembelajarannya dengan menggunakan pengalaman
dan pengetahuan sebelumnya untuk membangun pengetahuan baru selanjutnya
siswa memanfaatkan kembali pemahaman dan kemampuannya dalam konteks di
luar pembelajaran sehingga siswa akan mudah memahami dan mengingat apa
yang dipelajarinya (Agil, 2015).
Menurut Agil (2015) menerapkan prinsip pembelajaran kontekstual
diharapkan pembelajaran akan lebih bermakna bagi siswa, karena siswa akan
bekerja secara ilmiah dan mengalami sendiri bukan hanya mentransfer
3
Penggunaan bahan ajar berbasis kontekstual pada Pokok Bahasan Asam
dan Basa, menunjukkan bahwa buku ajar yang dikembangkan memiliki
kesesuaian isi dengan kurikulum, penyajian materi, dan keterbacaan yang baik.
Sedangkan untuk aspek pemahaman konsep asam basa, menunjukkan bahwa buku
ajar mudah dipahami oleh siswa karena sbagian besar siswa memahami pokok
bahasan asam basa (56% skor jawaban benar siswa). Penelitian yang dilakukan
Suharyadi, dkk (2013), bahan ajar berbasis kontekstual pada pokok bahasan asam
dan basa yang telah dikembangkan harus sesuai materi bahan ajar dengan
kurikulum, kesesuaian tujuan pembelajaran yang terdapat pada buku ajar dengan
SK dan KD, kesesuaian soal dengan materi yang disajikan dengan tujuan
pembelajaran, tingkat keterbacaan yang baik, sehingga sebagian besar siswa
memahami pokok bahasan asam basa melalui buku ajar yang dikembangkan dan
buku ajar kontekstual dapat dikatakan baik karena berdasarkan penelitian 56 %
skor jawaban siswa benar. Penelitian lainnya juga dilakukan oleh Arif (2011),
menyatakan bahwa buku ajar kimia mampu meningkatkan hasil belajar siswa
cukup baik yakni mencapai rata-rata 72,86, dan mencapai ketuntasan belajar
secara klasikal, yakni 80,2%.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti merasa tertarik untuk melakukan
suatu penelitian mengembangkan bahan ajar modul pembelajaran kimia berbasis
kontekstual untuk perguruan tinggi pada pokok bahasan Termokimia dengan judul
“Pengembangan Bahan Ajar Kimia Berbasis Kontekstual Pada Pokok Bahasan Termokimia Di SMA”
1.2. Ruang Lingkup
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka yang
menjadi ruang lingkup masalah dalam penelitian ini adalah pengembangan bahan
1.3. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diidentifikasi beberapa
permasalahan yang dijadikan acuan dalam penelitian sebagai berikut:
1. Bahan ajar digunakan di dalam kegiatan pembelajaran, umumnya cenderung
berisikan informasi bidang studi saja dan tidak terorganisasi dengan baik.
2. Pelaksanaan pembelajaran selama ini cenderung berpusat pada guru (teacher
centered) dan belum banyak sumber belajar yang dapat meningkatkan motivasi siswa.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukan sebelumnya, maka
yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah bahan ajar kimia materi termokmia yang telah dikembangkan sesuai
dengan kurikulum 2013?
2. Apakah bahan ajar Kimia yang telah dikembangkan pada materi termokmia
telah memenuhi kriteria kelayakan standar BSNP?
3. Apakah bahan ajar yang telah dikembangkan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada materi termokmia?
1.5. Batasan Masalah
Agar penelitian ini tidak menyimpang dari tujuan penelitian maka
masalah dalam penelitian ini perlu dibatasi. Dari rumusan masalah di atas yang
menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Pengembangan bahan ajar Kimia SMA materi termokimia berbasis kontekstual
yang standar menurut BNSP.
2. Analisis materi termokimia yang dipaparkan pada bahan ajar kimia dari buku
kimia yang beredar di sekolah disesuaikan dengan standar silabus Kimia
SMA.
3. Pengembangan bahan ajar berbasis kontekstual akan divalidasi oleh responden
5
4. Hasil belajar yang diukur adalah hasil belajar kognitif siswa melalui lembar
kerja siswa yang ada dalam bahan ajar modul.
1.6. Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengembangkan bahan ajar
pada pengajaran termokimia melalui pembelajaran kontekstual untuk menciptakan
pembelajaran yang kreatif, efektif, dan menyenangkan, serta membantu siswa
memperoleh hasil belajar yang optimal. Sedangkan yang menjadi tujuan khusus
dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk memperoleh bahan ajar kimia materi termokimia yang telah
dikembangkan sesuai dengan kurikulum 2013.
2. Untuk memperoleh bahan ajar Kimia yang telah dikembangkan pada materi
termokimia yang memenuhi kriteria kelayakan standar BSNP.
3. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang menggunakan bahan ajar modul
berbasis kontekstual.
1.7. Manfaat Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian ini sangat diharapkan agar bisa memberikan
manfaat bagi banyak kalangan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat sebagai berikut:
1. Bagi peneliti: Menambah wawasan, pengalaman dalam mengembangkan bahan
ajar kimia SMA pada materi termokimia yang berbasis kontekstual.
2. Bagi guru: Sebagai sumber alternatif dalam penyampaian materi termokimia
kepada siswa.
3. Bagi siswa: Sebagai sumber pengetahuan yang dapat membantu meningkatkan
kemandirian dan keterampilan siswa.
4. Bagi peneliti selanjutnya: Sebagai bahan kajian dan studi literatur untuk
1.8. Defenisi Operasional
Bahan ajar adalah bahan atau materi yang disusun oleh guru secara
sistematis yang digunakan peserta didik (siswa) di dalam pembelajaran. Bahan
ajar dapat dikemas dalam bentuk cetakan, non cetak dan dapat bersifat visual
auditif ataupun visual auditif. Bahan ajar yang disusun dalam buku ajar Pendidik
dapat berbentuk buku teks, modul, handout, LKS dapat juga dikemas dalam
bentuk lain.
Modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas secara utuh
dan sistematis, didalamnya memuat seperangkat pengalaman belajar yang
terencana dan didesain untuk membantu peserta didik menguasai tujuan belajar
yang spesifik. Modul minimal memuat tujuan pembelajaran, materi/substansi
belajar dan evaluasi.
Pembelajaran kontekstual merupakan konsep pembelajaran yang
merupakan pendekatan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan
peserta didik secara nyata, sehingga peserta didik mampu menghubungkan dan
menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan
berbagai sarana dan sumber belajar yang memadai sangat penting dan sangat
43
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh setelah melakukan penelitian ini adalah:
1. Bahan ajar kimia materi termokimia yang dikembangkan telah sesuai dengan
kurikulum 2013.
2. Bahan ajar Kimia yang telah dikembangkan pada materi termokimia telah
memenuhi kriteria kelayakan isi, bahasa, penyajian, dan kegrafikan yang sesuai
dengan standar BSNP.
3. Bahan ajar termokimia yang telah dikembangkan layak dan memenuhi nilai
KKM siswa.
5.2. Saran
1. Sebelum menggunakan buku atau bahan ajar sebagai media pembelajaran,
seharusnya pengajar terlebih dahulu memeriksa isi buku yang akan digunakan
sehingga apabila ada kesalahan atau kekurangan baik dari segi urutan materi
serta dalam kebenaran konsep, dapat diperbaiki sebelum disampaikan kepada
siswa.
2. Untuk peneliti selanjutnya yang ingin mengembangkan bahan ajar kimia SMA
agar menganalisis lebih banyak buku kimia SMA dan disarankan untuk
mengembangkan bahan ajar berbasis kontekstual pada materi kimia yang lain
agar dapat dijadikan sebagai studi perbandingan untuk menigkatkan kualitas
DAFTAR PUSTAKA
Arlitasari, Oni (2013), Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu Bebasis Salingtemas Dengan Tema Biomassa Sumber Energi Alternatif, Jurnal Pendidikan Fisika, 1(1)
Djelita, Ruti Diah Puspita., (2013), Pemilihan Dan Pengembangan Bahan Ajar Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Tuntutan Profesionalisme, E-Jurnal Dinas Pendidikan Kota Surabaya, 5
Haetami.,(2011), Pembelajaran Inovatif Kimia Unsur, http://www.artikelpendidikan.go.id
Hamdani, (2011), Strategi Belajar Mangajar, Pustaka Setia, Bandung.
Hasnawati., (2006), Pendekatan Kontekstual Teaching Learning Hubungan dengan Evaluasi Pembelajaran, Jurnal Ekonomi & Pendidikan, 1(3)
Hervici, Vany Fahreza., (2013) Pengembangan Modul Kimia Berbasis Kontekstual sebagai Sumber Belajar Mandiri Peserta didik SMA/MA Kelas XII Semester 2, Skripsi, FMIPA, Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
Janawi., (2013), Metodologi dan Pendekatan Pembelajaran, Ombak, Yogyakarta.
Lepiyanto, Agil., (2015) Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kontekstual Pada Matakuliah Biologi Umum, Jurnal Pendidikan Biologi, 6(1)
Mardhiyah, Julia., (2015), Pengembangan Bahan Ajar Kimia Umum II Berbasis Kontekstual Pada Pokok Bahasaan Larutan Di Perguruan Tinggi, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Muslich, Masnur., (2009), KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, Bumi Aksara, Jakarta.
Nasution, S., (1988), Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Bina Aksara, Jakarta.
Nugraha, Danu Aji., (2013), Pengembangan Bahan Ajar Reaksi Redoks Bervisi Sets, Berorientasi Konstruktivistik, Journal of Innovative Science Education, 2(1)
Parmin., (2012), Pengembangan Modul Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar IPA Berbasis Hasil Penelitian Pembelajaran, 1(1)
45
Pastowo, Andi., (2014), Pengembangan Bahan Ajar Tematik, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Pratiwi, Diah (2014) Pengembangan Bahan Ajar Biologi Berbasis Pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual) Pada Pokok Bahasan Sistem Pernapasan Kelas XI SMA Dalam Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa, Jurnal Edukasi UNEJ, 1(2)
Sanjaya, Wina., (2011), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana Prenada Media, Jakarta
Shoimin, Aris (2014), Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, Ar-Ruzz Media, Yogyakarta.
Sholahuddin, Arif., (2011) Pengembangan Buku Ajar Kimia Kelas X Berbasis Reduksi Didaktik : Uji Kelayakandi SMA Negri Banjarmasin, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 17(2)
Silitonga, P. M., (2013), Metodologi Penelitian Pendidikan, FMIPA Unimed, Medan.
Situmorang, M., (2013), Pengembangan Buku Ajar Kimia SMA Melalui Inovasi Pembelajaran dan Integrasi Pendidikan Karakter untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa, Prosiding Semirata Universitas Lampung,
Suharyadi., Permana., (2013) Pengembangan Buku Ajar Berbasis Kontekstual Pada Pokok Bahasan Asam dan Basa, Jurnal Riset dan Praktikum Pendidikan Kimia, 1(1)
RIWAYAT HIDUP
Nola Irjanina Wati Matondang Lahir di Merauke, pada tanggal 10 Juli
1995. Ibu bernama Ponirah dan ayah bernama Bakti Hatigoran Matondang, dan
merupakan anak ke-tiga dari empat bersaudara. Penulis memulai pendidikannya
pada tahun 2000 di SD Inpres Jagebob X dan lulus jenjang pendidikan SD pada
tahun 2006. Kemudian pada tahun 2006 penulis melanjutkan pendidikan di SMP
Negeri 6 Merauke hingga kelas VIII pada tahu 2008, kemudian penulis
melanjutkan pendidikannya di SMP Yapendak Tinjowan dan lulus pada tahun
2009. Pada tahun 2009 penulis melanjutkan pendidikannya di SMA Negeri 1
Ujung Padang, lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012 penulis diterima di
Universitas Negeri Medan di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam