• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA BERBASIS KONTEKSTUAL PADA POKOK BAHASAN TERMOKIMA DI SMA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA BERBASIS KONTEKSTUAL PADA POKOK BAHASAN TERMOKIMA DI SMA."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh:

Nola Irjanina Wati Matondang NIM 4123331032

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA BERBASIS KONTEKSTUAL PADA POKOK BAHASAN TERMOKIMIA DI SMA

NOLA IRJANINA WATI MATONDANG (NIM 4123331032) ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Ujung Padang bertujuan untuk mengembangkan, menstandarisasi, dan uji coba bahan ajar Kimia pada pokok bahasan termokimia berbasis kontekstual. Penelitian diawali dengan memilih silabus kurikulum 2013, kemudian menganalisis buku kimia pada pokok bahasan termokimia. Buku yang sudah dianalisis kemudian disususn dalam bentuk draf modul. Modul yang sudah disusun di standarisasi dosen dan guru kimia sesuai dengan angket BSNP yang meliputi kelayakan isi, bahasa, penyajian, dan kegrafikan. Rata-rata penilaian dosen dosen dan guru terhadap modul adalah 3,54 yang berarti modul sudah valid dan tidak perlu revisi. Modul yang sudah valid kemudian di buat dalam bentuk ebook, kemudian di uji cobakan kepada siswa kelas X IPA 1 SMA N 1 Ujung Padang. Nilai rata-rata pretest siswa adalah 39,0 dan setelah pengajaran dengan modul Termokimia berbasis kontekstual nilai rata-rata postest siswa menjadi 81,8 sedangkan KKM disekolah adalah 70. Hasil belajar siswa tuntas KKM berarti modul yang dibuat layak di gunakan di SMA / MA.

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena

atas rahmat dan hidayahNya-lah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul Pengembangan Bahan Ajar Kimia Berbasis Kontekstual pada Pokok Bahasan Termokimia di SMA. Adapun penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada

Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada

Bapak Drs. Marudut Sinaga, M.Si, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah

banyak memmberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal

penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Jasmidi, M.Si.,

sebagai dosen pembimbing akademik. Ucapan terima kasih juga disampaikan

kepada Bapak Dr. Mahmud, M.Sc, Dr. Zainuddin Muhtar, M.Si selaku dosen

penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran demi perbaikan skripsi

ini. Tak lupa juga mengenang dosen penguji saya yang luar biasa dan sudah

mendahului menghadap Tuhan Bapak Drs. Rahmat Nauli, M.Si. Ucapan terima

kasih kepada Bapak dan Ibu dosen staff pegawai jurusan kimia yang telah

memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis selama perkuliahan.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Kepala Sekolah, Wakil Kepala

Sekolah, Staf Tata Usaha, Guru Kimia dan Siswa/i kelas XI SMA Negeri 1 Ujung

Padang dan terkhusus kepada Ibu Restauli Pakpahan, S.Pd, yang telah banyak

membantu penulis selama proses penelitian berlangsung.

Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada orang tua terkasih Ibu

Ponirah dan alm. ayah Bakti Hatigoran Matondang yang selalu mendoakan,

memotivasi, memberikan dukungan penuh dan sungguh mengasihi saya sehingga

penulis dapat mengerjakan kuliah hingga menyelesaikan tugas akhir ini dengan

baik. Terimakasih juga penulis sampaikan kepada kakak dan adik tercinta, yakni

(5)

telah mendukung serta banyak membantu sehingga penulis mampu menyelesaikan

kuliah dengan baik. Tak lupa pula, adik bungsu tercinta Asyifa Qodratila

Matondang yang selalu memotivasi, menyemangati dan mendoakan penulis.

Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada sahabat yang selalu

bersama memberi dukungan serta saling motivasi hingga terselesaikannya skripsi

ini. Penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada teman satu kelas

Pendidikan Kimia Kelas Ekstensi B 2012, dan teman-teman, abang, kakak, adik

yang tidak bisa penulis sebut satu persatu.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi

ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun

tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat

membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini

bermanfaat dalam ilmu pendidikan.

Medan, Agustus 2016

Penulis

Nola Irjanina Wati Mtd

(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Daftar Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Ruang Lingkup 3

1.3. Identifkasi Masalah 4

1.4. Rumusan Masalah 4

1.5. Batasan Masalah 4

1.6. Tujuan Penelitian 5

1.7. Manfaat Penelitian 5

1.8. Defenisi Operasional 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7

2.1. Bahan Ajar 7

2.1.1. Pengertian Bahan Ajar 7

2.1.2. Fungsi Bahan Ajar 8

2.1.3. Klasifikasi Bahan Ajar 8

2.1.4. Tujuan Bahan Ajar 9

2.1.5. Ruang Lingkup Bahan Ajar 9

2.1.6. Modul 10

(7)

2.2. Pembelajaran Kontekstual 16

2.2.1. Perlunya Pembelajaran Kontekstual 16

2.2.2. Pengertian Pembelajaran Kontekstual 17

2.2.3. Karakteristik Pembelajaran Kontekstual 18

2.2.4. Prinsip Dasar Pembelajaran Konseptual 19

2.2.5. Langkah-langkah Pembelajaran CTL 19

2.2.6. Kelebihan dan Kekurangan Kontekstual 20

2.3. Kerangka Konseptual 21

2.4. Hipotesis Penelitian 22

BAB III METODE PENELITIAN 23

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 23

3.2. Populasi dan Sampel 23

3.3. Variabel Penelitian 24

3.4. Istrumen Penelitian 24

3.4.1. Angket Validasi Bahan Ajar Modul 24

3.4.2. Uji Tes 25

3.5. Rancangan Penelitian 28

3.6. Prosedur Penelitian 29

3.7. Teknik Pengumpulan Data 32

3.8. Teknik Analisis Data 32

3.8.1. Uji Normalitas Data 33

3.8.2. Analisis Modul 34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 35

4.1. Modul Kimia 35

4.1.1. Analisis Buku Kimia SMA oleh Peneliti 35

4.1.2. Rancangan Draf Modul 36

4.1.3. Standarisasi Modul Kimia SMA oleh Dosen 37

4.1.4. Standarisasi Modul Kimia SMA oleh Guru 37

(8)

viii

4.2.1. Angket Validasi Bahan Ajar Modul Berbasis Kontekstual 37

4.2.2. Instrumen Tes 38

4.3. Teknik Analisis Data 39

4.3.1. Uji Normalitas Data 40

4.3.2. Analisis modul 41

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian 41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 43

5.1. Kesimpulan 43

5.2. Saran 43

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1. Diagram Alur Penelitian Pengembangan Bahan Ajar 30

Gambar 3.2. Diagram Alur Penelitian di Sekolah 31

(10)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1. Kriteria Validitas Analisis Nilai Rata-rata 25

Tabel 3.2. Rancangan Penelitian 28

Tabel 3.3. Tabel Penolong Untuk Uji Normalitas 33

Tabel 3.4. Kriteria Validitas Analisis Nilai Rata-rata 34

Tabel 4.1. Buku Kimia SMA / MA yang di Analisis 35

Tabel 4.2. Rancangan Draf Modul 36

Tabel 4.3. Uji Normalitas Data Pre-tes dan Post-tes 40

Tabel 4.4. Rata-rata Hasil Belajar Siswa 41

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus Kimia SMA 46

Lampiran 2. Analisis Buku Kimia SMA oleh Peneliti 49

Lampiran 3. Rancangan Draf Modul 53

Lampiran 4. Analisis Modul Oleh Dosen 55

Lampiran 5. Analisis Modul Oleh Guru 58

Lampiran 6. Instrumen Analisis Modul Oleh Dosen dan Guru 61

Lampiran 7. Perhitungan Validasi Soal 75

Lampiran 8. Perhitungan Reliabelitas Test 77

Lampiran 9. Tingkat Kesukaran Soal 79

Lampiran 10. Daya Pembeda Soal 82

Lampiran 11. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran 85

Lampiran 12. Kisi-kisi Soal 99

Lampiran 13. Instrumen Tes 111

(12)

1

BAB I 1.1. Latar Belakang

Akhir-akhir ini, kualitas pendidikan menjadi agenda serius untuk

diperbincangkan, baik dikalangan praktisi pendidikan, politisi, masyarakat

maupun pihak yang mengambil kebijakan. Kualitas pendidikan nasional dinilai

banyak kalangan yang belum memiliki kualitas yang memadai bila dibandingkan

dengan kualitas pendidikan negara-negara tetangga. Kualitas pendidikan kita

semakin terpuruk bila dibandingkan dengan negara-negara besar lainnya. Padahal

pendidikan menjadi variabel penting dalam pencerdasan bangsa (Janawi, 2013).

Menurut hasil laporan Human Development Report (2009) keterbelakangan sektor pendidikan di Indonesiaa masih rendah. Peringkat

Indonesia nomor 111 dengan skor 0, 734. Hal ini jauh di bawah negara-negara

tetangga : Singapura peringkat 23 dengan skor 0,944, Malaysia peringkat 66

dengan skor 0,829, Thailand peringkat 87 dengan skor 0,783. Indeks

Pembangunan Manusia merupakan indikator yang dirancang untuk mengukur

kualitas hidup bangsa, akses pendidikan yang layak, harapan hidup dan standar

hidup (Oni, 2013 ).

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu

pendidikan adalah dengan mengembangkan bahan ajar ke dalam berbagai bentuk

bahan ajar. Bahan ajar memiliki banyak ragam atau bentuk. Untuk

mengembangkan bahan ajar, guru dituntut untuk terus-menerus meningkatkan

kemampuannya. Jika tidak memiliki kemampuan mengembangkan bahan ajar

yang bervariasi, guru akan terjebak pada situasi pembelajran yang monoton dan

cenderung membosankan bagi siswa (Hamdani, 2011). Bahan ajar sebaiknya

mampu memenuhi syarat sebagai bahan pembelajaran karena banyak bahan ajar

yang digunakan di dalam kegiatan pembelajaran, umumnya cenderung berisikan

informasi bidang studi saja dan tidak terorganisasi dengan baik (pratiwi, 2014).

(13)

tidak menuntut alat yang mahal dan keterampilan yang tinggi. Modul merupakan

salah satu dari ragam bentuk bahan ajar cetak. Bahan ajar cetak dapat berupa

lembar kerja siswa (LKS), hand out, leaflet, wilchart, buku, modul, brosur, dan

lain-lain (Hamdani, 2011).

Beberapa buku ajar yang mengacu pada kurikulum lama menjejali siswa

dengan konsep-konsep yang harus dihafal, dan tidak mengajak siswa berpikir

sebagai proses mengkonstruksi pengetahuan dan pengalaman mereka untuk

menemukan sendiri konsep yang harus dipahaminya dan menemukan makna serta

keterkaitannya dengan kehidupan mereka secara individual, bermasyarakat dan

bernegara (Suharyadi.dkk, 2013) .

Mata pelajaran kimia adalah mata pelajaran yang dianggap sulit bagi

sebagian besar siswa karena dianggap merupakan mata pelajaran yang terdiri dari

rumus-rumus kimia dan hitungan seperti beberapa pokok bahasan yang

memerlukan kemampuan matematis yang tinggi, seperti stoikiometri, termokimia,

laju reaksi, kesetimbangan kimia, koligatif larutan, buffer, hidrolisis, kelarutan

dan elektrolisis (Haetami, 2011).

Pembelajaran kontekstual membantu siswa menemukan ide-ide kreatif

dalam proses pembelajaran melalui penemuan, penguatan dan keterhubungan

dalam dunia nyata yang secara angsung dialami oleh siswa, siswa akan bekerja

keras untuk mencapai tujuan pembelajarannya dengan menggunakan pengalaman

dan pengetahuan sebelumnya untuk membangun pengetahuan baru selanjutnya

siswa memanfaatkan kembali pemahaman dan kemampuannya dalam konteks di

luar pembelajaran sehingga siswa akan mudah memahami dan mengingat apa

yang dipelajarinya (Agil, 2015).

Menurut Agil (2015) menerapkan prinsip pembelajaran kontekstual

diharapkan pembelajaran akan lebih bermakna bagi siswa, karena siswa akan

bekerja secara ilmiah dan mengalami sendiri bukan hanya mentransfer

(14)

3

Penggunaan bahan ajar berbasis kontekstual pada Pokok Bahasan Asam

dan Basa, menunjukkan bahwa buku ajar yang dikembangkan memiliki

kesesuaian isi dengan kurikulum, penyajian materi, dan keterbacaan yang baik.

Sedangkan untuk aspek pemahaman konsep asam basa, menunjukkan bahwa buku

ajar mudah dipahami oleh siswa karena sbagian besar siswa memahami pokok

bahasan asam basa (56% skor jawaban benar siswa). Penelitian yang dilakukan

Suharyadi, dkk (2013), bahan ajar berbasis kontekstual pada pokok bahasan asam

dan basa yang telah dikembangkan harus sesuai materi bahan ajar dengan

kurikulum, kesesuaian tujuan pembelajaran yang terdapat pada buku ajar dengan

SK dan KD, kesesuaian soal dengan materi yang disajikan dengan tujuan

pembelajaran, tingkat keterbacaan yang baik, sehingga sebagian besar siswa

memahami pokok bahasan asam basa melalui buku ajar yang dikembangkan dan

buku ajar kontekstual dapat dikatakan baik karena berdasarkan penelitian 56 %

skor jawaban siswa benar. Penelitian lainnya juga dilakukan oleh Arif (2011),

menyatakan bahwa buku ajar kimia mampu meningkatkan hasil belajar siswa

cukup baik yakni mencapai rata-rata 72,86, dan mencapai ketuntasan belajar

secara klasikal, yakni 80,2%.

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti merasa tertarik untuk melakukan

suatu penelitian mengembangkan bahan ajar modul pembelajaran kimia berbasis

kontekstual untuk perguruan tinggi pada pokok bahasan Termokimia dengan judul

“Pengembangan Bahan Ajar Kimia Berbasis Kontekstual Pada Pokok Bahasan Termokimia Di SMA”

1.2. Ruang Lingkup

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka yang

menjadi ruang lingkup masalah dalam penelitian ini adalah pengembangan bahan

(15)

1.3. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diidentifikasi beberapa

permasalahan yang dijadikan acuan dalam penelitian sebagai berikut:

1. Bahan ajar digunakan di dalam kegiatan pembelajaran, umumnya cenderung

berisikan informasi bidang studi saja dan tidak terorganisasi dengan baik.

2. Pelaksanaan pembelajaran selama ini cenderung berpusat pada guru (teacher

centered) dan belum banyak sumber belajar yang dapat meningkatkan motivasi siswa.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukan sebelumnya, maka

yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah bahan ajar kimia materi termokmia yang telah dikembangkan sesuai

dengan kurikulum 2013?

2. Apakah bahan ajar Kimia yang telah dikembangkan pada materi termokmia

telah memenuhi kriteria kelayakan standar BSNP?

3. Apakah bahan ajar yang telah dikembangkan dapat meningkatkan hasil belajar

siswa pada materi termokmia?

1.5. Batasan Masalah

Agar penelitian ini tidak menyimpang dari tujuan penelitian maka

masalah dalam penelitian ini perlu dibatasi. Dari rumusan masalah di atas yang

menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Pengembangan bahan ajar Kimia SMA materi termokimia berbasis kontekstual

yang standar menurut BNSP.

2. Analisis materi termokimia yang dipaparkan pada bahan ajar kimia dari buku

kimia yang beredar di sekolah disesuaikan dengan standar silabus Kimia

SMA.

3. Pengembangan bahan ajar berbasis kontekstual akan divalidasi oleh responden

(16)

5

4. Hasil belajar yang diukur adalah hasil belajar kognitif siswa melalui lembar

kerja siswa yang ada dalam bahan ajar modul.

1.6. Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengembangkan bahan ajar

pada pengajaran termokimia melalui pembelajaran kontekstual untuk menciptakan

pembelajaran yang kreatif, efektif, dan menyenangkan, serta membantu siswa

memperoleh hasil belajar yang optimal. Sedangkan yang menjadi tujuan khusus

dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk memperoleh bahan ajar kimia materi termokimia yang telah

dikembangkan sesuai dengan kurikulum 2013.

2. Untuk memperoleh bahan ajar Kimia yang telah dikembangkan pada materi

termokimia yang memenuhi kriteria kelayakan standar BSNP.

3. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang menggunakan bahan ajar modul

berbasis kontekstual.

1.7. Manfaat Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian ini sangat diharapkan agar bisa memberikan

manfaat bagi banyak kalangan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan

manfaat sebagai berikut:

1. Bagi peneliti: Menambah wawasan, pengalaman dalam mengembangkan bahan

ajar kimia SMA pada materi termokimia yang berbasis kontekstual.

2. Bagi guru: Sebagai sumber alternatif dalam penyampaian materi termokimia

kepada siswa.

3. Bagi siswa: Sebagai sumber pengetahuan yang dapat membantu meningkatkan

kemandirian dan keterampilan siswa.

4. Bagi peneliti selanjutnya: Sebagai bahan kajian dan studi literatur untuk

(17)

1.8. Defenisi Operasional

Bahan ajar adalah bahan atau materi yang disusun oleh guru secara

sistematis yang digunakan peserta didik (siswa) di dalam pembelajaran. Bahan

ajar dapat dikemas dalam bentuk cetakan, non cetak dan dapat bersifat visual

auditif ataupun visual auditif. Bahan ajar yang disusun dalam buku ajar Pendidik

dapat berbentuk buku teks, modul, handout, LKS dapat juga dikemas dalam

bentuk lain.

Modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas secara utuh

dan sistematis, didalamnya memuat seperangkat pengalaman belajar yang

terencana dan didesain untuk membantu peserta didik menguasai tujuan belajar

yang spesifik. Modul minimal memuat tujuan pembelajaran, materi/substansi

belajar dan evaluasi.

Pembelajaran kontekstual merupakan konsep pembelajaran yang

merupakan pendekatan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan

peserta didik secara nyata, sehingga peserta didik mampu menghubungkan dan

menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan

berbagai sarana dan sumber belajar yang memadai sangat penting dan sangat

(18)

43

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh setelah melakukan penelitian ini adalah:

1. Bahan ajar kimia materi termokimia yang dikembangkan telah sesuai dengan

kurikulum 2013.

2. Bahan ajar Kimia yang telah dikembangkan pada materi termokimia telah

memenuhi kriteria kelayakan isi, bahasa, penyajian, dan kegrafikan yang sesuai

dengan standar BSNP.

3. Bahan ajar termokimia yang telah dikembangkan layak dan memenuhi nilai

KKM siswa.

5.2. Saran

1. Sebelum menggunakan buku atau bahan ajar sebagai media pembelajaran,

seharusnya pengajar terlebih dahulu memeriksa isi buku yang akan digunakan

sehingga apabila ada kesalahan atau kekurangan baik dari segi urutan materi

serta dalam kebenaran konsep, dapat diperbaiki sebelum disampaikan kepada

siswa.

2. Untuk peneliti selanjutnya yang ingin mengembangkan bahan ajar kimia SMA

agar menganalisis lebih banyak buku kimia SMA dan disarankan untuk

mengembangkan bahan ajar berbasis kontekstual pada materi kimia yang lain

agar dapat dijadikan sebagai studi perbandingan untuk menigkatkan kualitas

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Arlitasari, Oni (2013), Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu Bebasis Salingtemas Dengan Tema Biomassa Sumber Energi Alternatif, Jurnal Pendidikan Fisika, 1(1)

Djelita, Ruti Diah Puspita., (2013), Pemilihan Dan Pengembangan Bahan Ajar Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Tuntutan Profesionalisme, E-Jurnal Dinas Pendidikan Kota Surabaya, 5

Haetami.,(2011), Pembelajaran Inovatif Kimia Unsur, http://www.artikelpendidikan.go.id

Hamdani, (2011), Strategi Belajar Mangajar, Pustaka Setia, Bandung.

Hasnawati., (2006), Pendekatan Kontekstual Teaching Learning Hubungan dengan Evaluasi Pembelajaran, Jurnal Ekonomi & Pendidikan, 1(3)

Hervici, Vany Fahreza., (2013) Pengembangan Modul Kimia Berbasis Kontekstual sebagai Sumber Belajar Mandiri Peserta didik SMA/MA Kelas XII Semester 2, Skripsi, FMIPA, Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

Janawi., (2013), Metodologi dan Pendekatan Pembelajaran, Ombak, Yogyakarta.

Lepiyanto, Agil., (2015) Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kontekstual Pada Matakuliah Biologi Umum, Jurnal Pendidikan Biologi, 6(1)

Mardhiyah, Julia., (2015), Pengembangan Bahan Ajar Kimia Umum II Berbasis Kontekstual Pada Pokok Bahasaan Larutan Di Perguruan Tinggi, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Muslich, Masnur., (2009), KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, Bumi Aksara, Jakarta.

Nasution, S., (1988), Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Bina Aksara, Jakarta.

Nugraha, Danu Aji., (2013), Pengembangan Bahan Ajar Reaksi Redoks Bervisi Sets, Berorientasi Konstruktivistik, Journal of Innovative Science Education, 2(1)

Parmin., (2012), Pengembangan Modul Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar IPA Berbasis Hasil Penelitian Pembelajaran, 1(1)

(20)

45

Pastowo, Andi., (2014), Pengembangan Bahan Ajar Tematik, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Pratiwi, Diah (2014) Pengembangan Bahan Ajar Biologi Berbasis Pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual) Pada Pokok Bahasan Sistem Pernapasan Kelas XI SMA Dalam Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa, Jurnal Edukasi UNEJ, 1(2)

Sanjaya, Wina., (2011), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana Prenada Media, Jakarta

Shoimin, Aris (2014), Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, Ar-Ruzz Media, Yogyakarta.

Sholahuddin, Arif., (2011) Pengembangan Buku Ajar Kimia Kelas X Berbasis Reduksi Didaktik : Uji Kelayakandi SMA Negri Banjarmasin, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 17(2)

Silitonga, P. M., (2013), Metodologi Penelitian Pendidikan, FMIPA Unimed, Medan.

Situmorang, M., (2013), Pengembangan Buku Ajar Kimia SMA Melalui Inovasi Pembelajaran dan Integrasi Pendidikan Karakter untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa, Prosiding Semirata Universitas Lampung,

Suharyadi., Permana., (2013) Pengembangan Buku Ajar Berbasis Kontekstual Pada Pokok Bahasan Asam dan Basa, Jurnal Riset dan Praktikum Pendidikan Kimia, 1(1)

(21)

RIWAYAT HIDUP

Nola Irjanina Wati Matondang Lahir di Merauke, pada tanggal 10 Juli

1995. Ibu bernama Ponirah dan ayah bernama Bakti Hatigoran Matondang, dan

merupakan anak ke-tiga dari empat bersaudara. Penulis memulai pendidikannya

pada tahun 2000 di SD Inpres Jagebob X dan lulus jenjang pendidikan SD pada

tahun 2006. Kemudian pada tahun 2006 penulis melanjutkan pendidikan di SMP

Negeri 6 Merauke hingga kelas VIII pada tahu 2008, kemudian penulis

melanjutkan pendidikannya di SMP Yapendak Tinjowan dan lulus pada tahun

2009. Pada tahun 2009 penulis melanjutkan pendidikannya di SMA Negeri 1

Ujung Padang, lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012 penulis diterima di

Universitas Negeri Medan di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Gambar

Gambar 3.1. Diagram Alur Penelitian Pengembangan Bahan Ajar
Tabel 3.1. Kriteria Validitas Analisis Nilai Rata-rata

Referensi

Dokumen terkait

Tingkat kesulitan siswa dalam menyelesaikan masalahan soal no 2 Masalah kedua pada soal uraian adalah masalah pada domain konten data dan peluang, dengan indikator

The third strategy is translation by paraphrase. According Baker, paraphrase is one of the most common strategies in the translation of idioms. As sometimes it is impossible to find

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “MEKANISME KLIRING KANTOR

Eveline Margareth, S.H., 2009, Tesis : Perlindungan Hukum Terhadap Anak yang Dilahirkan dari Perkawinan yang tidak Dicatatkan Dihubungkan dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

pada relocation register ( base register ) ke setiap alamat yang dihasilkan pada proses user. -   Jika base register=14000, setiap akses

 Dampak apa yang terlihat dalam laporan keuangan akibat employee benefit jangka panjang yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawannya.  Bandingkan kondisi yang sama

1. Untuk mengetahui adanya pengaruh pendekatan open ended dengan menggunakan pohon matematika terhadap prestasi belajar peserta didik kelas VII.. Untuk mengetahui

Pada dasarnya pemasangan scaffolding untuk ramp hampir sama dengan pemasangan bekisting plat lantai, hanya saja pada pekerjaan ramp bidang plat bibuat miring, sehingga