IMPLEMENTASI HAK CIPTA DALAM PEMANFAATAN KOLEKSI DIGITAL PADA PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS
HKBP NOMMENSEN MEDAN
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) dalam
bidang Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi
Oleh: Marlina Solin NIM 100709003
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA
DEPARTEMEN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI MEDAN
LEMBAR PERSETUJUAN
Judul Skripsi : Implementasi Hak Cipta Dalam Pemanfaatan Koleksi Digital Pada Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan
Oleh : Marlina Solin
NIM : 100709003
Pembimbing I : Drs. Nazaruddin, S.H., M.A NIP. 130810757
Tanda Tangan :
Tanggal :
Pembimbing II : Himma Dewiyana Lubis S.T, M.hum NIP. 197208252006042001
Tanda Tangan :
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Skripsi : Implementasi Hak Cipta Dalam Pemanfaatan Koleksi Digital Pada Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan
Oleh : Marlina Solin
NIM : 100709003
DEPARTEMEN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI
Ketua : Dr. Irawaty A. Kahar, M.Pd
NIP. 19511119 198601 2 001
Tanda Tangan :
Tanggal :
FAKULTAS ILMU BUDAYA
Dekan : Dr. Syahron Lubis, M.A
NIP. 19511013 197603 1 001
Tanda Tangan :
PERNYATAAN ORISINALITAS
Karya ini adalah karya orisinil dan belum pernah disajikan sebagai tulisan
untuk memperoleh suatu kualifikasi tertentu atau dimuat pada media publikasi
lain.
Penulis membedakan dengan jelas antara pendapat atau gagasan penulis
dengan pendapat atau gagasan yang bukan dari penulis dengan mencantumkan
tanda kutip pada karya ini.
Medan, Agustus 2014 Marlina Solin
ABSTRAK
Solin, Marlina. 2014 Implementasi Hak Cipta Dalam Pemanfaatan Koleksi Digital Pada Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan. Medan : Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara mendalam tentang implementasi hak cipta pada Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian ini berusaha mengungkapkan dan menjelaskan secara deskriptif implementasi hak cipta dalam pemanfaatan koleski digital pada perpustakaan Universitas HKBP Nommensen. Informan pada penelitian berjumlah 4 orang yang merupakan pustakawan pada Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen tersebut sehingga dirasa tepat melakukan penentuan informan dengan teknik purposive sampling. Hal ini dikarenakan populasi dalam penelitian mengalami kejenuhan data sehingga dirasa tidak memerlukan tambahan informan. Peneliti mendapatkan data langsung dari informan melalui wawancara mendalam (depth interview), observasi dan studi dokumentasi..
Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi hak cipta dalam pemanfaatan koleksi digital pada Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen belum dapat maksimal hal ini disebabkan kurangnya pemahaman pustakawan dan pemustaka tentang hak cipta sehingga sulit untuk menerapkan kebijakan yang telah dibuat sebelumnya.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan kasih sayang yang telah menyertai penulis hingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini, yang berjudul “Implementasi Hak Cipta
Dalam Pemanfaatan Koleksi Digital Pada Perpustakaan UHN Medan”.
Skripsi ini diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sosial (S.Sos) dalam bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi pada
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
Terimakasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada setiap pihak
yang telah mendukung hingga selesainya penulisan skripsi ini:
1. Bapak Drs.Nazaruddin M.A, Selaku dosen pembimbing I, Bapak Dosen terbaik
yang telah mengarahkan dan membimbing penulis dengan sabar. Terima kasih
banyak untuk waktu, dukungan dan nasihatnya kepada penulis.
2. Ibu Himma Dewiyana, ST, M.Hum selaku pembimbing II sekaligus Sekretaris
Program Studi Ilmu Perpustakaan, Ibu Dosen terbaik yang penulis kagumi dan
hormati, terimakasih yang sebesar-besarnya atas waktu, dukungan, petunjuk
dan nasihatnya kepada penulis.
3. Ibu Dr. Irawaty Kahar, M.Pd Selaku Ketua Program Studi Ilmu Perpustakaan
dan Informasi.
4. Seluruh Dosen dan Pegawai program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
5. Ayahanda Alm. E.Solin dan Ibunda K.Tumangger, Orang tua terbaik di seluruh
dunia yang sepenuh hati mendukung,mendoakan dan mencurahkan seluruh
kasih sayang yang dimiliki untuk penulis. Saya bangga menjadi anak Ayah dan
Ibu. Skripsi ini saya persembahkan untuk kalian berdua.
6. Kakak dan abang tercinta ada kak Mega Solin, Narti Narida Solin S.Pd, Pendi
Parulian Solin S.Pd. Terimakasih untuk dukungan dan kasih sayang kalian
yang tiada henti-hentinya. Kalian adalah anugerah terindah bagi saya.
7. Teman Seperjuangan ada Fadli Mulia Lubis, Ikwan Daulay Al Ashari, Sepdita
Silaban, Arvaini Pakpahan, dan Kak Maya Sembiring . Terimakasih untuk
8. Kepala Perpustakaan dan seluruh staf Perpustakaan UHN Medan yang telah
berbaik hati mengijinkan penulis untuk meneliti, terimakasih segala kebaikan
yang telah bapak ibu berikan kepada penulis. Semoga Tuhan membalas segala
kebaikan bapak/ibu.
Akhir kata, penulis menyadari masih terdapat kekurangan dan kesalahan
dalam penyajian maupun dalam penulisan. Untuk itu, penulis mengharapkan saran
dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Medan, Agustus 2014
Penulis,
Marlina Solin
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vii
BAB I PENDAHULUAN ... 9
1.1 Latar Belakang Masalah ... 9
1.2 Rumusan Masalah ... 11
1.3 Tujuan Penelitian ... 11
1.4 Manfaat Penelitian ... 12
1.5 Ruang lingkup Penelitian ... 12
BAB II KAJIAN TEORITIS ... 13
2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 13
2.1.1 Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 14
2.1.2 Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 16
2.1.3 Koleksi Digital dan Digitalisasi ... 17
2.2 Hak Cipta ... 20
2.2.1 Ruang Lingkup Hak Cipta ... 21
2. 2.2 Pemegang Hak Cipta ... 21
2.2.3 Perlindungan Hak Cipta ... 22
2.3.4 Sanksi Terhadap Pelanggaran ... 23
2.3.5 Lisensi Hak Cipta ... 24
2. 3.6 Lisensi Hak Cipta Sebagai Perjanjian ... 25
BAB III METODE PENELITIAN ... 26
3.1 Jenis Penelitian ... 26
3.2. Lokasi Penelitian ... 26
3.3 Proses Penelitian ... 27
3.3.1 Mengidentifikasi Informan ... 27
3.3.2 Mengumpulkan dan Mengorganisasikan Data ... 27
3.3.3 Analisis Data ... 27
3. 4 Teknik Pengumpulan Data ... 28
3.5 Instrumen Penelitian ... 29
3.6 Jenis dan Sumber Data ... 29
3.7 Keabsahan Data ... 29
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 31
4.1 Profil Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan ... 31
4.1.1 Sejarah Singkat Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan ... 31
4.1.2 Visi dan Misi Perpustakaan ... 31
4.2 Karakteristik Informan ... 32
4.3 Kategori ... 33
4.3.1 Hak Cipta ... 33
4.3.2 Perlindungan Koleksi Digital ... 34
4.3.3. Lisensi /Perjanjian Hak Cipta ... 35
4.3.4 Sanksi Terhadap Pelanggaran ... 36
4.5.Rangkuman Hasil Penelitian ... 40
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 42
5.1 Kesimpulan ... 42
ABSTRAK
Solin, Marlina. 2014 Implementasi Hak Cipta Dalam Pemanfaatan Koleksi Digital Pada Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan. Medan : Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara mendalam tentang implementasi hak cipta pada Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian ini berusaha mengungkapkan dan menjelaskan secara deskriptif implementasi hak cipta dalam pemanfaatan koleski digital pada perpustakaan Universitas HKBP Nommensen. Informan pada penelitian berjumlah 4 orang yang merupakan pustakawan pada Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen tersebut sehingga dirasa tepat melakukan penentuan informan dengan teknik purposive sampling. Hal ini dikarenakan populasi dalam penelitian mengalami kejenuhan data sehingga dirasa tidak memerlukan tambahan informan. Peneliti mendapatkan data langsung dari informan melalui wawancara mendalam (depth interview), observasi dan studi dokumentasi..
Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi hak cipta dalam pemanfaatan koleksi digital pada Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen belum dapat maksimal hal ini disebabkan kurangnya pemahaman pustakawan dan pemustaka tentang hak cipta sehingga sulit untuk menerapkan kebijakan yang telah dibuat sebelumnya.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Berkembangnya ilmu pengetahuan yang begitu pesat sangat berpengaruh
terhadap pendidikan dan pengajaran di perguruan tinggi. Untuk itu pendidikan
dan pengajaran harus mempunyai kualitas yang baik sehingga mampu mengikuti
perkembangan dunia yang begitu cepat. Pendidikan akan semakin berhasil apabila
didukung oleh sarana penunjang yang baik. Salah satu penunjang untuk mencapai
hasil pendidikan yang baik adalah dengan memiliki perpustakaan. Perpustakaan
yang baik harus dilengkapi dengan berbagai sarana dan prasarana.
Universitas HKBP Nommensen merupakan salah satu universitas
terkemuka di Sumatera Utara yang didirikan oleh Huria Kristen Batak Protestan
(HKBP) atau yang disebut dengan UHN pada 7 Oktober 1954. Kata Nommensen
pada UHN diambil dari nama salah satu misionaris yang memberitakan Kristus ke
tanah Batak yaitu Dr. I.L. Nommensen. UHN yang seluruh kegiatannya
didasarkan pada kasih Kristiani mempunyai tujuan, visi, misi, falsafah dan motto.
Sesuai dengan visi Universitas HKBP Nommensen yaitu “Menjadi Perguruan
Tinggi terbaik dan terkemuka di Indonesia dalam pelaksanaan pendidikan,
penelitian, dan pengabdian masyarakat untuk menghasilkan sumberdaya manusia
bermutu, beriman, berakhlak, yang tanggap terhadap tantangan lokal dan
global”. UHN Medan memiliki beberapa fakultas yaitu: FKIP, Fakutas Teknik,
Fakultas Peternakan, Fakultas Hukum, Fakultas Kedokteran, Fakultas Bahasa dan
Seni, Fakultas Psikologi, Fakultas Pertanian, Fakultas Ekonomi dan Program
Pasca Sarjana. Perpustakaan UHN terbentuk sejak berdirinya UHN di Medan
yang berada di dalam lingkungan kampus UHN Jl. Sutomo No.4-A Medan.
Perpustakaan UHN yang di lengkapi dengan koleksi digital yaitu berupa ,
E-book: 85.487 Judul, E-journal 27.953 Judul, Tesis 100 Judul dan Skripsi 1.100
berbagai disiplin ilmu seperti ilmu hukum, kedokteran, ekonomi, bahasa dan seni,
pikologi, kehutanan, pertanian, dan pasca sarjana. Perpustakaan UHN juga
melanggan E-Journal dalam memenuhi kebutuhan pemustaka yaitu dalam bidang
ilmu kedokteran yaitu dari database ProQuest.
Pasal 1 ayat 1 UU Hak Cipta No. 19 Tahun 2002 menyatakan bahwa “Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi Pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan
atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak
mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan
yang berlaku.” Khusus untuk Perpustakaan diberikan kebebasan untuk
kepentingan pendidikan sehingga tidak sedikit para intelektualis dapat melakukan
pelanggaran hak cipta, baik dalam tindakan pelanggaran ataupun memperbanyak
karya orang lain tanpa izin dari pencipta.
Dilihat dari kondisi yang ada di perpustakaan saat ini masalah yang
terlihat adalah mengenai download secara full text pada koleksi digital tanpa ada
batasan-batasan sehingga ini dapat berdampak pada kasus pelanggaran hak cipta,
juga pemustaka menyebarluaskan password yang telah diberikan oleh
Perpustakaan dan ini merupakan salah satu pelanggaran terhadap hak cipta yang
dimiliki perpustakaan. Perpustakaan sebagai lembaga penyedia informasi bagi
masyarakat dituntut untuk dapat menyediakan informasi dalam berbagai format
sesuai kebutuhan pemustaka, dengan cara berlomba-lomba untuk menghimpun
koleksi digital dalam rangka menuju perpustakaan digital. Bahkan saat ini koleksi
digital dijadikan sebagai parameter apakah sebuah perpustakaan tersebut maju
atau tidak. Akan tetapi realisasi perpustakaan digital bukan tanpa masalah,
terutama terkait dengan hak cipta. Untuk mendigitalisasi buku, jurnal dan koleksi
lainnya perpustakaan sering terbentur dengan masalah hak cipta. Saat telah ada
aturan yang jelas mengenai digitalisasi koleksi yaitu Pasal 12 Undang- Undang
Hak Cipta N0. 19 Tahun 2002 berupa pengalihwujudan namun belum diketahui
apakah telah sesuai dengan peraturan hak cipta. Dalam hak cipta melekat hak
ekonomi dan hak moral, dan proses digitalisasi dapat melanggar kedua hak
tersebut yaitu apabila mendatangkan keuntungan bagi perpustakaan maka dapat
dikategorikan sebagai pelanggaran hak ekonomi dan dikatakan melanggar hak
digital atau sebaliknya. Dalam kasus di Perpustakaan UHN Medan, Perpustakaan
dituntut untuk menyediakan informasi yang cepat dengan akses yang murah dan
mudah (tidak menyulitkan pemustaka). Untuk itulah pihak perpustakaan
memberikan peluang kepada pemustaka dalam rangka akses informasi digital
seperti skrispi, tesis, e-book dan juga e-journal yaitu dengan memberikan
password kepada pemustaka untuk mengakses informasi tersebut. Hal ini dapat
memberikan peluang kepada pemustaka untuk mendownload file secara
keseluruhan tanpa adanya batasan sehingga berpeluang untuk melakukan
pelanggaran dan dapat disalahgunakan oleh pemustaka. Namun belum diketahui,
apakah layanan tersebut memiliki dasar hukum yang jelas tanpa
mengesampingkan nilai hak cipta yang terkandung dalam tiap bahan pustaka. Jika
ada, apakah telah diterapkan sesuai hukum yang berlaku. Proses penegakan hak
cipta harus dilakukan secara nyata dengan dasar hukum yang jelas. Seharusnya
Perpustakaan sebagai penyedia informasi harus melindungi hak cipta khususnya
koleksi digital yaitu dengan cara memberi batasan yaitu hanya pada bagian
tertentu saja atau dapat mendownload secara keseluruhan tetapi harus memberikan
alamat email yang benar sehingga ini dapat memperkecil peluang penyalahgunaan
koleksi tersebut. Hal ini dimaksudkan agar tidak ada pihak yang merasa
dirugikan.
Bertolak dari latar belakang tersebut penulis tertarik untuk meneliti
“Implementasi Hak Cipta Dalam Pemanfaatan Koleksi Digital Pada Perpustakaan Universitas HKBP Nomensen”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas yang menjadi permasalahan dalam penelitian
ini adalah bagaimanakah implementasi Hak Cipta dalam Pemanfaatan Koleksi
Digital pada Perpustakaan UHN Medan?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah: Untuk
mengetahui sejauhmana implementasi Undang-Undang Hak Cipta pada Perpu
1.4 Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Perpustakaan UHN Medan, diharapkan penelitian ini bermanfaat
sebagai bahan pertimbangan atau bahan masukan bagi Perpustakaan
UHN Medan.
2. Peneliti Lanjutan, diharapkan sebagai salah satu rujukan untuk
melakukan penelitian lanjutan dengan topik yang sama atau
berhubungan.
3. Penulis, menambah wawasan penulis tentang implementasi hak cipta.
1.5 Ruang lingkup Penelitian
Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah implementasi hak cipta dalam
BAB II
KAJIAN TEORITIS
2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi
Perpustakaan Perguruan Tinggi merupakan perpustakaan yang terdapat di
lingkungan lembaga pendidikan tinggi seperti: Universitas, Institut, Sekolah
Tinggi, Akademi dan Lembaga Perguruan Tinggi lainnya. Perpustakaan
Perguruan Tinggi dibentuk untuk memenuhi kebutuhan informasi sivitas
akademika perguruan tinggi yang bersangkutan, yaitu masyarakat universitas
yang terkait.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005, 912), “Perpustakaan adalah
tempat, gedung, ruang yang disediakan untuk pemeliharaan dan penggunaan
koleksi buku dan sebagainya”. Perguruan Tinggi sebagai lembaga pendidikan
formal yang berada pada level teratas sudah sepatutnya memiliki perpustakaan,
karena perpustakaan berfungsi sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar di
perguruan tinggi serta memberikan kontribusi dalam penyebaran informasi ilmiah
di bidang pendidikan.
Menurut Hasugian (2009, 79) menyatakan bahwa ”Perpustakaan
perguruan tinggi adalah perpustakaan yang dikelola oleh perguruan tinggi dengan
tujuan membantu tercapainya tujuan perguruan tinggi”.
Dalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi: buku pedoman Perpustakaan
(2004, 3) dinyatakan bahwa Perpustakaan Perguruan Tinggi merupakan unsur
penunjang perguruan tinggi, yang bersama-sama dengan unsur lainnya, berperan
serta dalam melaksanakan tercapainya visi dan misi perguruan tingginya.
Berdasarkan uaraian di atas, dapat dinyatakan bahwa Perpustakaan
perguruan tinggi adalah perpustakaan yang dibangun oleh perguruan tinggi
dengan fungsi sebagai penunjang pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi
dengan menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh pemustaka baik sivitas
akademika itu sendiri ataupun pemustaka dari luar perguruan tinggi tersebut.
Perpustakaan UHN Medan sebagai salah satu perpustakaan perguruan tinggi
berperan penting dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi pemustaka yaitu
2.1.1 Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi
Perpustakaan perguruan tinggi memiliki peranan yang sangat penting
dalam kehidupan perguruan tinggi, perpustakaan perguruan tinggi sebagai jantung
pendidikan, pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Sebagai
unsur penunjang perguruan tinggi dalam mencapai visi dan misinya, perpustakaan
perguruan tinggi memiliki tujuan. Menurut Sulistyo-Basuki (1993, 52) tujuan
perpustakaan perguruan tinggi adalah:
1. Memenuhi keperluan informasi masyarakat perguruan tinggi , lazimnya
staf pengajar dan mahasiswa. Sering pula mencakup tenaga kerja administrasi perguruan tinggi.
2. Menyediakan bahan pustaka (referensi) pada semua tingkatan akademis, artinya mulai dari mahasiswa tahun pertama hingga ke mahasiswa pascasarjana dan pengajar.
3. Menyediakan ruangan belajar bagi pemakai perpustakaan.
4. Menyediakan jasa peminjaman yang tepat guna bagi berbagai jenis pemakai.
5. Menyediakan jasa informasi aktif yang tidak saja terbatas pada lingkungan perguruan tinggi juga lembaga indusri lokal.
Menurut Sutarno (2006, 72) menyatakan bahwa fungsi atau fungsi-fungsi
perpustakaan adalah “suatu tugas atau jabatan yang harus dilakukan di dalam
perpustakaan tersebut. Pada prinsipnya sebuah perpustakaan mempunyai tiga
kegiatan utama yaitu: (1) menghimpun, (2) memelihara, dan (3) memberdayakan
semua koleksi bahan pustaka”.
Hal ini sesuai dengan pendapat Murjopranoto yang dikutip oleh Supsiloani
(2006, 32), menjelaskan bahwa fungsi perpustakaan antara lain sebagai berikut:
1. Untuk mempertinggi kebudayaan. 2. Untuk menambah pengetahuan. 3. Untuk dokumentasi.
4. Untuk penerangan (misalnya peraturan pemerintah, perundang undangan).
5. Untuk memungkinkan research (penelitian) bahan-bahan yang berguna, misalnya laporan, statistik, peta) dan lain-lainnya. 6. Untuk rekreasi (hiburan) dengan menyediakan buku-buku cerita. 7. Untuk memberi inspirasi.
Menurut Sjahrial-Pamuntjak (2000, 5) menyatakan bahwa ”Tujuan
perpustakaan perguruan tinggi adalah membantu perguruan tinggi dalam
menyatakan bahwa ”Tujuan perpustakaan perguruan tinggi di indonesia adalah
untuk memberikan layanan informasi untuk kegiatan belajar, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat dalam rangka melaksanakan Tri Dharma
Perguruan Tinggi”.
Selain tujuan tersebut di atas, dalam buku Perpustakaan Perguruan
Tinggi: buku pedoman perpustakaan (2004, 47), merumuskan tujuannya sebagai
berikut:
a. Mengadakan dan merawat buku, jurnal, dan bahan perpustakaan lainnya untuk dipakai oleh dosen, mahasiswa, dan staf lainnya sebagai kelancaran program pengajaran dan penelitian di perguruan tinggi. b. Mengusahakan, menyimpan, dan merawat bahan perpustakaan yang
bernilai sejarah yang memiliki kandungan informasi lokal, dan yang dihasilkan oleh sivitas akademika, untuk dimanfaatkan kembali sebagai sumber pembelajaran (learning resources).
c. Menyediakan sarana temu kembali untuk menunjang pemakaian bahan perpustakaan.
d. Menyediakan tenaga yang profesional serta penuh dedikasi untuk melayani kebutuhan pengguna perpustakaan, dan bila perlu mampu memberikan pelatihan cara penggunaan bahan perpustakaan.
e. Bekerja sama dengan perpustakaan lain untuk mengembangkan program perpustakaan .
Dalam buku perpustakaan perguruan tinggi. Buku Pedoman Perpustakaan
(2004, 3) fungsi perpustakaan perguruan tinggi adalah sebagai berikut :
1. Fungsi Edukasi Perpustakaan merupakan sumber belajar para sivitas akademika, oleh karena itu koleksi yang disediakan adalah koleksi yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran,pengorganisasian bahan pembelajaran setiap program studi, koleksi tentang strategi belajar mengajar dan materi pendukung pelaksanaan evaluasi pembelajaran.
2. Fungsi Informasi Perpustakaan merupakan sumber informasi yang mudah diakses oleh pencari dan pengguna informasi.
3. Fungsi Riset Perpustakaan mempersembahkan bahan-bahan primer dan sekunder yang paling mutakhir sebagai bahan untuk melakukan penelitian dan pengkajian ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Koleksi pendukung penelitian di perpustakaan perguruan tinggi adalah menghasilkan karya-karya penelitian yang dapat di aplikasikan untuk kepentingan pembangunan masyarakat dalam berbagai bidang.
5. Fungsi Publikasi Perpustakaan selayaknya juga membantu melakukan publikasi karya yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya yakni sivitas akademika dan staf non akademik.
6. Fungsi Deposit Perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya.
7. Fungsi Interpretasi Perpustakaan sudah seharusnya melakukan kajian dan memberikan nilai tambah terhadap sumber-sumber informasi yang dimilikinya untuk membantu pengguna dalam melakukan dharmanya. Sesuai dengan pendapat di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa perpustakaan perguruan tinggi dengan fungsinya dapat mendukung program pendidikan, pengajaran, serta penelitian dengan menyediakan informasi yang dibutuhkan dan melaksanakan Tri Dharma perguruan tinggi.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dinyatakan bahwa tujuan perpustakaan
perguruan tinggi adalah untuk mendukung serta memperlancar seluruh kinerja
dari perguruan tinggi dalam menyelenggarakan pendidikan dengan menyediakan
sumber-sumber informasi ilmiah di perpustakaan tersebut dan melayani
pemustaka selama menjalankan pendidikan di perguruan tinggi yang
bersangkutan. Agar tujuannya dapat terlaksana, perpustakaan perguruan tinggi
harus menjalankan fungsinya dengan baik.
Perpustakaan UHN Medan berfungsi sebagai , fungsi edukasi, fungsi
informasi, fungsi riset perpustakaan, fungsi publikasi, fungsi deposit, dan fungsi
interpretasi.
2.1.2 Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi
Koleksi perpustakaan perguruan tinggi berguna untuk melayani keperluan
pemustaka dari tingkat persiapan sampai menghadapi ujian sarjana dan menyusun
skripsi, dan para staf dalam persiapan bahan perkuliahan serta para peneliti yang
bergabung dalam perguruan tinggi yang bersangkutan yang dapat digunakan
untuk memenuhi kebutuhan informasi pemustaka tersebut sehingga koleksi
perpustakaan tersebut dapat dimanfaatkan secara maksimal. Koleksi Perpustakaan
universitas harus sesuai dengan bidang-bidang yang dicakupi universitas yang
dinaunginya, sedangkan Perpustakaan fakultas, Perpustakaan akademi dan
Perpustakaan sekolah tinggi atau institut terbatas bidang lingkup lembaga
Menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (1994, 3) Koleksi
Perpustakaan adalah “Semua bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah, dan
disimpan untuk disajikan kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan akan
informasi”.
Dari uraian diatas dapat dinyatakan bahwa koleksi Perpustakaan adalah
Semua bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah, disimpan, dan dilayankan
kepada pemustaka guna memenuhi kebutuhan informasi pemustaka selama guna
memenuhi kebutuhan pemustaka tersebut. Perpustakaan sebagai jantung
pendidikan harus menyediakan koleksi yang sesuai dengan ilmu pendidikan yang
di naungi oleh universitasnya sehingga koleksi perpustakaan tersebut dapat
dimanfaatkan oleh pemustaka. Koleksi perpustakaan perpustakaan UHN Medan
terdiri dari buku, meliputi karya monograf, terbitan berkala (video, gambar, peta,
globe, mikrofilm, rekaman suara, kaset), laporan penelitian, dan koleksi digital
seperti skripsi yang telah dialihmediakn dari yang tercetak kedalam konten digital,
dan juga perpustakaan UHN Medan melanggan database yitu berupa e-Journal
dan e-book.
2.1.3 Koleksi Digital dan Digitalisasi
Koleksi digital merupakan koleksi perpustakaan atau bahan pustaka yang
dialihmediakan kepada format yang boleh dibaca oleh mesin (machine-readable
format) untuk tujuan pemeliharaan, pelayanan atau untuk menyediakan koleksi
secara elektronik.
Dalam Dictionary For Library and Information Science sebagaimana
dikutip Sari (2008, 10) koleksi digital di defenisikan sebaagai:
a collection of library or archival materials converted to machine-readable format for preservation or to provide electronic access...Also library materials produced in electronic formats, including zines, e-jornals, ebooks, reference works published online and on CD-ROM, bibliographic database and other web-based resource.
Artinya koleksi digital adalah koleksi perpustakaan atau arsip yang
dikonversikan kedalam format yang terbaca oleh mesin (machine-readable
format) untuk tujuan pelestarian atau penyediaan akses elektronik juga termasuk
e-journals,e-books, karya referensi yang dipublikasikan secara online dan dalam CD-ROM,
database bibliografi, dan sumber-sumber berbasis web lainnya.
Dari uraian diatas dapat dinyatakan bahwa koleksi digital adalah koleksi
yang berbentuk file yang telah diubah kedalam bentuk elektonik yang dapat
dibaca oleh mesin dengan tujuan untuk melayankan dan melestarikan bahan
pustaka tersebut.
Secara garis besar koleksi digital dapat dibedakan menjadi dua kelompok
yaitu koleksi hasil digitalisasi yang merupakan koleksi hasil konversi kedalam
media elektronik atau digital dan koleksi yang lahir dalam bentuk digital. Sari
(2008, 11) berpendapat bahwa koleksi digital terdiri dari koleksi yang merupakan
hasil digitalisasi. Koleksi digital yang ditambahkan melalui pembelian (umumnya
dalam bentuk (CD-ROM), serta koleksi yang hak aksesnya dimiliki perpustakaan,
tetapi sistemnya berada di luar pengawasan perpustakaan dan dapat diakses
melalui jaringan global (contohnya database online yang dilanggan oleh
perpustakaan). Koleksi digital dapat berbentuk CD-ROM, DVD, database,
e-journal, e-book dan sebagainya.
Perpustakaan UHN Medan memiliki koleksi digital yaitu E-Journal,
e-book, skripsi dan tesis yang telah dialihmediakan dari yang bentuk tercetak ke
dalam bentuk file elektronik sehingga memudahkan pemustaka untuk akses
informasi secara cepat dan tepat. Koleksi digital perpustakaan berupa e-journal
dan e-book dilanggan oleh perpustakaan UHN Medan dari database ProQuest
yaitu dalam bidang kesehatan. Koleksi digital lainya yaitu skripsi yang telah
dialihmediakan oleh perpustakaan kedalam konten digital sehingga dapat dengan
mudah diakses oleh pemuataka.
Berdasarkan sifat media sumber informasi dan isinya, Pendit (2007, 211)
koleksi digital dibedakan menjadi:
1. Bahan dan sumber daya full-text termasuk e-journal, koleksi digital yang bersifat terbuka (open access), e-books, e-newspapers, dan tesis serta disertasi digital.
2. Sumberdaya metadata, termasuk perangkat lunak digital berbentuk katalog, indeks, dan abstrak, atau sumber daya yang menyediakan informasi tentanginformasi lainnya.
Berdasarkan format penyimpananya, Peter Noerr seperti yang dikutip Sari
(2008, 11) membedakan koleksi digital kedalam delapan kelompok yaitu: gambar,
animasi, video, audio, webpage, teks dan program. Koleksi yang banyak
dikembangkan adalah koleksi dalam bentuk teks yang disimpan dalam format
PDF(Portable Document Format).
Seperti yang diketahui, saat ini banyak perpustakaan yang mempertimbang
kan untuk mengkonversi dari koleksi tercetak yang dimilikinya kedalam bentuk
digital. Pertimbangan ini didasarkan pada kelebihan- kelebihan koleksi dalam
format digital. Hervey (1993, 178) berpendapat kelebihan format digital antara
lain :
1. Dapat dipublikasikan dengan cepat dan disebarkan tanpa penurunan kualitas melalui jaringan komunikasi elektronik dimanapun pengguna berada.
2. Menghemat ruang penyimpanan
3. Dapat disimpan dalam berbagai bentuk media dan dapat ditransfer dari satu media penyimpanan ke media penyimpanan laiinya. 4. Menawarkan proses temu kembali serta akses terhadap informasi
dengan lebih cepat.
Seperti yang diungkapkan sebelumnya, salah satu bentuk koleksi digital
merupakan koleksi hasil proses digitalisasi. Digitalisasi merupakan proses
konversi dari segala bentuk fisik atau analog kedalam bentuk digital. Seperti yang
dikutip Sari (2008, 14) Deegan & Feather mendefinisikan digitalisasi sebagai
transripsi data kedalam bentuk digital sehingga dapat diproses secara langsung
dengan menggunakan komputer. Smith dalam Sari ( 2008: 14) mengatakan :
The converting of a printed page digital electronic from through scanning to
create an elektronic page image suitable for computer storage retrieval and
transmission.
Dalam library for Information Science menyebutkan bahwadigitalisasi adalah:
he proses of converting data to digital format for processing by computer in information system, digitization usually refers to conversion of printed text or images( photograph, illustration, maps,etc) into binary signal using some kind of scanning device that enables the result to be displayed on a computer.
Artinya bahwa digitalisasi adalah proses konversi data kedalam bentuk
digital untuk diproses melalui komputer. Dalam sistem informasi, digitalisasi
(scanner) sehingga hasilnya dapat ditampilkan di komputer.
Pada dasarnya digitalisasi bertujuan untuk memudahkan akses bagi
pengguna perpustakaan. Dengan adanya koleksi dalam format digital, pengguna
perpustakaan dapat mengakses informasi tanpa harus mendatangi gedung
perpustakaan secara fisik sepanjang tersedia fasilitas internet.
Dari uraian diatas dapat dinyatakan bahwa digitalisasi merupakan proses
pemindaian data dari data tercetak kedalam bentuk elektronik yang dapat diakses
secara cepat. Perpustakaan UHN Medan telah mendigitalisasi dokumen yaitu
skripsi dan tesis yang telah dialihmediakan dari bentuk yang tercetak kedalam
bentuk file elektronik sehingga pemustaka dapat dengan cepat akses informasi
selama masih tersedia jaringan internet. Digitalisasi yang dilakukan oleh
perpustkaan UHN Medan yaitu digitalisasi skripsi dari yang tercetak kedalam
konten digital.
2.2 Hak Cipta
Istilah Hak Cipta pertama kali disahkan pada saat rapat Seksi Hak
Pengarang dari Kongres Kebudayaan Indonesia ke-2, di Bandung pada Bulan
Oktober 1951. Sebelumnya dikenal dengan istilah hak pengarang, namun karena
istilah tersebut seperti membatasi dalam hal karang-mengarang saja, maka diganti
menjadi Hak Cipta yang pengertiannya lebih luas dalam hal ilmu pengetahuan,
seni dan sastra.
Pasa 1 ayat 1 UU Hak Cipta No. 19 Tahun 2002 :
Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi Pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Hak cipta menurut Hasibuan (2008, 27) adalah hak milik yang melekat
pada karya-karya cipta dibidang kesusasteraan, seni, dan ilmu pengetahuan sepeti
karya tulis, karya musik, lukisan, patung, karya arsitektur, film, dan lain-lain.
Sedangkan menurut Auteurswet 1912 dalam pasal 1, Saidin ( 2006: 58,59) hak
cipta adalah hak tunggal dari pencipta, atau hak dari yang mendapat hak tersebut,
atas hasil ciptaanya dalam lapangan kesusteraan, pengetahuan dan kesenian, untuk
mengumumkan dan memperbanyak dengan mengingat pembatasan-pembatasan
Dari uraian diatas dapat dinyatakan bahwa hak cipta adalah hak yang telah
melekat pada suatu ide ataupun gagasan yang telah diwujudkan oleh pencipta baik
karya cipta dalam bidang kesusteraan, seni maupun ilmu pengetahuan.
2.2.1 Ruang Lingkup Hak Cipta
Dalam Pasal 12 ayat (1) UUHC disebutkan, dalam UU ini ciptaan yag
dilindungi adalah ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra yang
meliputi karya:
a. Buku, program komputer, pamflet, susunan perwajahan karya tulis yang diterbitkan dan semua hasil karya tulis lainnya.
b. Ceramah, kuliah, pidato, dan ciptaan lainnya yang diwujudkan dengan cara diucapkan.
c. Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahun.
d. Ciptaan lagu atau musik dengan atau tanpa teks, termasuk karawitan, dan rekaman suara.
e. Drama, tari (koreografi), pewanyangan, pantonim. f. Kartya pertunjukan
g. Karya siaran
h. Seni rupa dalam segala bentuk seperti seni lukis, gambar, seni ukir, seni kaligrafi, seni pahat, seni patung, kolase, seni terapan yang berupa seni kerajinan tangan.
n. Terjemahan, tafsir, saduran, bunga ramapi, dan karya lainnya dari hasil pengalihwujudan.
Dari uraian diatas dapat dinyatakan bahwa ruang lingkup hak cipta
yang merupakan pengalihwujudan yang ada pada Perpustakaan UHN Medan
adalah koleksi digital yaitu skripsi dan tesis yang telah dialihmediakan dari yang
tercetak kedalam bentuk koleksi digital. Koleksi digital yang ada pada
Perpustakaan UHN Medan yang merupakan hasil pengalihwujudan dari yang
tercetak kedalam bentuk digital yaitu skripsi dan tesis.
2. 2.2 Pemegang Hak Cipta
tersebut dari pencipta, atau orang lain yang menerima lebih lanjut hak dari pihak
yang menerima hak tersebut ( UU. No. 19 Tahun 2002 Pasal 1 angka 4).
Menurut Lindsey yang dikutip oleh Widjaja (2006, 115), Sehubungan
dengan hak- hak Pencipta untuk mengumumkan dan memperbanyak Ciptaannya,
terdapat sejumlah hak untuk melakukan perwujudannya yaitu berupa:
a. Hak untuk mengumumkan yang berarti pencipta atau pemegang hak cipta berhak mengumumkan (right to publish) untuk yang pertama kalinya suatu ciptaan dibidang seni atau sastra atau ilmu pengetahuan;
b. Hak untuk mengumumkan dengan cara mengumumkan dengan cara memperdengarkan ciptaan lagu yang direkam, misalnya kepada publik secara komersial di retoran-restoran, hotel, dan pesawat udara;
c. Hak untuk menyiarkan suatu ciptaan dibidang seni atau sastra atau ilmu pengetahuan dalam bentuk karya siaran dengan menggunakan transmisi dengan atau tanpa kabel atau melalui sistem elektromagnetik;
d. Hak untuk memberi izin atau melarang orang lain yang tanpa persetujuannya menyewakan ciptaan karya film dan program komputer untuk kepentingan yang bersifat komersial.
Dari uraian diatas dinyatakan bahwa pemegang hak cipta
merupakan pihak yang diberikan oleh pencipta untuk menggunakan
ciptaan sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati bersama oleh
pencipta dan pemegang hak cipta.
2.2.3 Perlindungan Hak Cipta
Menurut Wheina tentang UU. No. 19 Tahun 2002 Pasal 14 Sampai Pasal
18, yang mengatur soal pembatasan hak cipta. Pembatasan dan pengecualian hak
cipta dikenal dengan istilah “fair use” atau “fair dealing” yang mengijinkan
pemakaian, pengambilan atau perbanyakan suatu ciptaan tanpa izin pemegang hak
ciptanya sepanjang penggunanya menyebut sumbernya dalam hal itu dilakukan
terbatas untuk kegiatan yang bersifat non komersial termasuk untuk kegiatan
sosial. Fair use yang diatur dalam UU Hak Cipta diantaranya:
1. Pengambilan berita aktual
2. Penggunaan Ciptaan pihak lain untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah dengan tidak merugikan kepentingan yang wajar dari Pencipta.
3. Pengambilan Ciptaan pihak lain guna keperluan ceramah yang semata-mata untuk tujuan pendidikan dan ilmu pengetahuan.
pusat dokumentasi yang nonkomersial semata-mata untuk keperluan aktivitasnya,
5. Pembuatan salinan cadangan suatau program komputer oleh pemilik program komputer yang dilakukan semata-mata untuk digunakan sendiri.
Dari uraian diatas dapat dinyatakan bahwa ciptaan dilindungi apabila ide
tersebut telah diwujudkan dan ada izin dari pencipta kepada pihak lain untuk
digunakan dengan tujuan tidak merugikan pencipta.
2.3.4 Sanksi Terhadap Pelanggaran
Sanksi terhadap pelanggaran hak cipta dapat dituntut secara perdata, juga
dapat secara pidana hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi pelanggaran terhadap
suatu ciptaan. Berhubung hak moral tetap melekat pada penciptanya, pencipta
atau ahli waris suatu ciptaan berhak untuk menuntut atau menggugat seseorang
yang telah meniadakan nama penciptanya yang tercantum pada ciptaan itu,
mencantumkan nama pencipta pada ciptaannya, mengganti atau mengubah isi
ciptaan itu tanpa persetujuan terlebih dahulu. Pasal 65 Undang-Undang Hak Cipta
Tahun 2002 menyatakan bahwa penyerahan hak cipta atas seluruh ciptaan kepada
pihak lain tidak mengurangi hak pencipta atau ahli warisnya untuk menggugat
yang tanpa persetujuannya:
a. Meniadakan nama pencipta yang tercantum pada ciptaan itu;
b. Mecantumkan nama pencipta pada ciptaannya
c. Mengganti atau mengubah judul ciptaan itu; atau
d. Mengubah isi ciptaan.
Pasal 58 Undang- Undang Hak Cipta menyatakan: Pencipta atau ahli waris
suatau ciptaan dapat mengajukan gugatan ganti rugi atas pelanggaran
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24. Hak dari pemegang Hak Cipta untuk
mengajukan tuntutan perdata tidak berlaku lagi terhadap ciptaan yang berada pada
pihak yang tidak memperdagangkan ciptaan yang didapat diatas pelanggaran hak
cipta dan memperolehnya semata-mata untuk keperluan sendiri dan tidak
digunakan untuk kegitan komersial.
Penyelesaian sengketa pelanggaran hak cipta, selain dapat diselesaikan
Penyelesaian sengketa Hak Cipta melalui negosiasi, mediasi, konsiliasi, atau cara
lain yang dipilih oleh para pihak sesuai dengan undang-undang yang berlaku
.Pengajuan tuntutan pelanggaran atas hak cipta jug dapat dilakukan secara pidana.
Dari uraian diatas dapat dinyatakan bahwa sanksi terhadap pelanggaran
hak cipta dapat di kenakan sanksi secara pidana dan dapat diselesaikan melalui
negoisasi, mediasi, konsiliasi, atau cara lain sesuai dengan hukum yang berlaku.
2.3.5 Lisensi Hak Cipta
Sejalan dengan hak cipta sebagai hak eksklusif dan hak ekonomi, pihak
pencipta/pemegang hak cipta mempunyai hak untuk memberikan izin kepada
pihak lain untuk mengumumkan atau menggandakan ciptaan dan pemberian izin
tidak dapat dilepaskan dari masalah keuntungan dari penggunaan hak cipta.
Menurut Supramono (2010, 47) Lisensi merupakan Pemberian izin dari
pencipta/pemegang hak cipta kepada orang lain. Dalam Pasal 1 angka 14 UU Hak
Cipta Tahun 2002 menyebutkan “Lisensi adalah izin yang diberikan oleh
pemegang hak cipta atau pemegang terkait kepada pihak lain untuk
mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau produk terkaitnya dengan
hak cipta”. Sedangkan menurut Widjaja Lisensi merupakan “Suatu bentuk
pemberian izin untuk memanfaatkan suatu Hak atas Kekayaan Intelektual, yang
dapat diberikan oleh pemberi lisensi kepada penerima lisensi agar penerima
lisensi dapat melakukan suatu bentuk kegiatan usaha, baik dalam bentuk teknologi
atau pengetahuan (knowhow), yang dapat dipergunakan untuk memproduksi
menghasilkan, menjual, atau memasarkan barang (berwujud) tertentu, maupun
yang akan dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan jasa tertentu, dengan
mempergunakan Hak atas Kekayaan Intelektual yang dilisensikan tersebut”.
Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa lisensi merupakan pemberian
izin dari pencipta kepada pihak orang lain untuk memanfaatkan suatu usaha, baik
dalam bidang teknologi atau ilmu pengetahuan untuk mengumumkan ciptaannya
2. 3.6 Lisensi Hak Cipta Sebagai Perjanjian
Lahirnya sebuah perjanjian lisensi harus didasarkan pada sebuah
perjanjian yang telah disepakati. Menurut Supramono (2010, 49) lisensi sebagai
hak cipta harus memiliki beberapa ketentuan yaitu:
1. Termasuk Perjanjian Obligatoire
Perjanjian Lisensi hak cipta merupakan perjanjian konsensualisme, karena terjadinya perjanjian itu dilandasi dengan sebuah konsensus atau kata sepakat. Kemudian lahirnya perjanjian lisensi hak cipta atas kebebasan berkontrak, bahwa setiap orang dapat membuat perjanjian apa saja tidak bertentangan dengan hukum, kebiasaan dan kepatutan.
2. Wajib Memenuhi Syarat Sahnya Perjanjian
Dalam Pasal 46 ayat (1) UU Hak Cipta Tahun 2002 disebutkan bahwa, lisensi hak cipta dibuat dengan dasar perjanjian. Karena bentuknya berupa perjanjian maka untuk syarat sahnya wajib memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan oleh Pasal 1320 KUH Perdata, yaitu:
a. Adanya kata sepakat b. Memiliki kecakapan c. Hal tertentu
d. Sebab yang halal
3. Perjanjiannya Harus Tertulis
Syarat tertulis merupakan syarat khusus yang ditentukan dalam Pasal 45 ayat (1) UU Hak Cipta Tahun 2002 dengan tegas pemberian lisensi berdasarkan surat perjanjian lisensi .
4. Kewajiban Pembayaran Royalti
Isi perjanjian lisensi Hak Cipta yang tidak boleh dilupakan terutama bagi
pemberi lisensi adalah kewajiban pihak penerima lisensi untuk membayar
royalti.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa lisensi hak cipta
sebagai perjanjian harus memiliki suatu bukti yaitu berupa perjanjian yang
telah disepakati bersama oleh keduabelah pihak.
Implementasi hak cipta merupakan penerapan suatu kebijakan
yang telah dibuat sebelumnya. Adapun indikator-indikator hak cipta
tersebut yaitu; pemegang hak cipta, perlindungan hak cipta, lisensi hak
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif deskriptif. Menurut Bogdan dan Taylor (1992, 21-22), Penelitian
kualitatif merupakan salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati.
Penelitian ini berusaha mengungkapkan dan menjelaskan secara deskriptif
bagaimana implementasi hak cipta pada perpustakaan UHN Medan?
Bentuk penelitian kualitatif merupakan bentuk penelitian yang didasarkan
pada keadaan alamiah atau naturalisme, yaitu kenyataan yang muncul dan
didasarkan pada peristiwa-peristiwa nyata yang menjadi bahan kajian penelitian.
Fakta yang diperoleh menjadi data yang dikomunikasikan dalam bentuk informasi
yang dilaporkan secara narasi yang berisi ketajaman analisis penelitian.
3.2. Lokasi Penelitian
Penentuan lokasi merupakan tahapan yang harus dilakukan dalam
penelitian. Menurut Moleong (2000, 86), “Cara terbaik yang perlu ditempuh
dalam penentuan lapangan penelitian adalah dengan jalan mempertimbangkan
teori substantif untuk melihat apakah terdapat kesesuaian dengan kenyataan yang
berada di lapangan”.
Secara substantif lokasi penelitian ini dilakukan di Perpustakaan UHN
Medan yang terletak di Jl. Sutomo No.4-A Medan, Sumatera Utara.
Lokasi ini dipilih dengan pertimbangan keterbatasan geografis dan praktis seperti
3.3 Proses Penelitian
Adapun proses penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
3.3.1 Mengidentifikasi Informan
Pengertian informan adalah orang yang dianggap mengetahui dengan baik
terhadap masalah yang diteliti dan bersedia untuk memberikan informasi kepada
peneliti.
Pustakawan dalam penelitian ini menjadi informan. Teknik pengambilan
informan dilakukan secara purposive (disengaja), bukan acak (random). Dalam
penelitian ini, Informan berjumlah 4 orang yang juga merupakan pustakawan pada
Perpustakaan UHN, sehingga dirasa tepat melakukan penentuan informan dengan
teknik purposive sampling. Hal ini dikarenakan populasi dalam penelitian ini
mengalami kejenuhan data.
3.3.2 Mengumpulkan dan Mengorganisasikan Data
Peneliti mendapatkan data langsung dari informan melalui wawancara
mendalam (depth interview), dimana data tersebut direkam dengan tape recorder
dibantu alat tulis lainnya. Kemudian dibuatkan transkripnya dengan mengubah
hasil wawancara dari bentuk rekaman menjadi bentuk tertulis secara verbal.
3.3.3 Analisis Data
Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis
catatan hasil observasi, wawancara dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman
peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan kepada
orang lain. Adapun untuk meningkatkan pemahaman itu ada beberapa
tahapan-tahapan yang perlu dilakukan diantaranya :
1. Pengelompokan Berdasarkan Kategori, Tema dan Pola Jawaban
Pada tahap ini dibutuhkan pengertian yang mendalam terhadap data, perhatian yang penuh dan keterbukaan terhadap hal-hal yang muncul di luar dengan apa yang ingin digali.
2. Menguji Asumsi atau Permasalahan yang ada Terhadap Data Setelah
3. Mencari Alternatif Penjelasan bagi Data
Setelah kaitan antara kategori dan pola data dengan asumsi terwujud,
peneliti masuk ke dalam tahap penjelasan.
3. 4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan :
1. Wawancara Mendalam (depth interview)
Cara yang dilakukan dalam teknik wawancara ini adalah dengan
mengajukan pertanyaan kepada informan untuk mendapat data mengenai
permasalahan yang sedang diteliti. Pertanyaan yang diajukan terlebih
dahulu telah disiapkan serta dibuat kerangkanya secara sistematis sebelum
berada dilokasi penelitian. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat
berkembang bahkan dapat diluar dari daftar pertanyaan dengan maksud
untuk lebih mengetahui secara jelas jawaban yang dibutuhkan, namun
tetap mengacu pada pokok permasalahannya. Wawancara mendalam di
lakukan secara langsung dengan Pustakawan UHN Medan. Menggunakan
pedoman wawancara terstruktur.
2. Observasi,
Observasi merupakan pengamatan secara langsung terhadap aktivitas di
lapangan. Adapun caranya adalah peneliti terjun langsung ke lokasi
penelitian untuk mengambil data yang ada di lapangan. Observasi
dilakukan sebelum dan selama penelitian ini berlangsung yang meliputi
gambaran umum, suasana kehidupan sosial, kondisi fisik, dan kondisi
sosial yang terjadi dengan menggunakan pedoman observasi.
3. Studi Dokumentasi
Data yang diperlukan dalam penelitian ini juga diperoleh dari studi
dokumentasi. Sebelum penelitian lapangan, peneliti telah melakukan
telaah terhadap buku literatur, majalah, jurnal, hasil seminar dan artikel,
baik yang tersedia dalam media on-line (internet) maupun yang ada dalam
3.5 Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini juga digunakan instrumen penelitian adalah peneliti
sendiri dengan menggunakan:
1. Pedoman wawancara
Pedoman wawancara ini berisi hal – hal pokok yang akan ditanyakan
sebagai pemancing percakapan. Pedoman ini bersifat fleksibel, tidak
mengikat, hanya sebagai pembuka dan mengarah pada pembicaraan.
2. Perekam Suara
Selain alat tulis sebagai alat bantu peneliti juga menggunakan perekam
suara karena pada dasarnya pengamatan dan ingatan manusia sangat
terbatas.
3.6 Jenis dan Sumber Data
Untuk sumber dan jenis data yang diperlukan adalah data primer dan
sekunder:
1. Data Primer Data primer penelitian ini adalah hasil dari wawancara dan pengamatan penulis berupa kata-kata, sikap dan pemahaman dari subjek
yang diteliti sebagai dasar utama melakukan interpretasi data.
2. Data Sekunder Data sekunder adalah berbagai sumber tertulis yang
memungkinkan untuk dimanfaatkan dalam penelitian ini dan akan
digunakan semaksimal mungkin demi mendorong keberhasilan penelitian
ini, diantaranya buku-buku literatur, internet, majalah atau jurnal ilmiah,
dan dokumen lain yang berhubungan dengan penelitian ini.
3.7 Keabsahan Data
Untuk menjaga keabsahan data dalam penelitian ini, maka penulis
menggunakan beberapa metode triangulasi, yaitu teknik yang dilakukan dengan
meminta penjelasan lebih lanjut. Data diperoleh dengan mencari informasi lebih
dari satu orang. Adapun teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
Menggunakan berbagai sumber data seperti hasil wawancara dan hasil
observasi.
2. Triangulasi Teori
Penggunaan berbagai teori yang berlainan untuk memastikan bahwa data yang
dikumpulkan sudah memasuki syarat. Pada penelitian ini, berbagai teori telah
dijelaskan pada bab II untuk dipergunakan dan menguji terkumpulnya data
tersebut.
3. Triangulasi Metode
Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode
wawancara dan metode observasi. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan
metode wawancara yang ditunjang dengan metode observasi pada saat
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan
4.1.1 Sejarah Singkat Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan
Universitas HKBP Nommensen berdiri pada tahun 1954 di Pematang
Siantar, kemudian pada tahun 1962 Universitas HKBP Nommensen berdiri di
Medan. Perpustakaan universitas HKBP Nommensen terbentuk sejak berdirinya
universitas HKBP Nommensen di Medan pada tahun 1962. Lokasi perpustakaan
berada di dalam lingkungan kampus Universitas HKBP Nommensen jalan sutomo
No.4-A Medan.Kemudian sejak tahun 2008 sistem layanan perpustakaan berubah
dari sistem layanan tertutup menjadi sistem layanan terbuka. Pada Februari 2011
Pusat Dokumentasi dan Pengkajian Kebudayaan Batak dialihkan strukturnya
dibawah naungan Perpustakaan, dan pada bulan Desember 2011 Perpustakaan
Universitas HKBP Nommensen mengadakan seminar nasional yang bertajuk
“repository”, yang merupakan seminar Perpustakaan yang pertama kali
diselenggarakan oleh lembaga swasta di Sumatera Utara.
4.1.2 Visi dan Misi Perpustakaan
Visi perpustakaan UHN Medan: Menjadi perpustakaan perguruan tinggi
terbaik dan terkemuka di Indonesia dalam pelaksanaan pendidikan, penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat untuk menghasilkan sumberdaya manusia yang
bermutu, beriman dan berahklak, yang tanggap terhadap tantangan lokal dan
global.
Misi Perpustakaan UHN:
1. Menggunakan cara-cara inovatif dan kreatif dalam pelayanan dengan
memberi kesempatan luas bagi berkembangnya inspirasi, inisiatif dan
partisipasi sivitas akademika.
2. Menyediakan informasi yang tepat bagi pengguna UHN demi tercapainya
4.2 Karakteristik Informan
Informan dalam penelitian ini adalah Pustakawan yang ada di
Perpustakaan UHN Medan . Informan yang berhasil diwawancarai berjumlah 4
orang. Pada proses wawancara informan ketiga, mulai ditemukan data yang
selalu sama dan berulang-ulang. Namun penulis tetap meneruskan menggali
informasi dari informan lain dengan harapan dapat menemukan informasi yang
baru. Berikut adalah daftar karakteristik informan:
Tabel 1 : Daftar Karakteristik Informan
Kode Informan Informan Lokasi Wawancara
I1 Kepala Perpustakaan
UHN Medan
Ruang Kepala
Perpustakaan
I2 Bagian Pengolahan
Database Perpustakaan
Ruang Pengolahan
Database
I3 Bagian Pengadaan Ruang Pengadaan
I4 Bagian Referensi Ruang baca
Informan pertama (I1) adalah informan yang berhasil diwawancarai
dengan pendekatan perkenalan terlebih dahulu, begitu juga dengan I2, I3,dan I4,
kemudian penlis meminta waktunya untuk bersedia diwawancarai, dengan
menjelaskan terlebih dahulu maksud dan tujuan dilakukan wawancara. I1
diwawancara di ruangan kerja. Proses bertemunya penulis dengan I1 adalah
dimulai pada tahap perizinan melakukan penelitian dan wawancara terlebih
dahulu pada bagian tata usaha kemudian tata usaha menyarankan agar langsung
menemui Kepala Perpustakaan untuk menanyakan apakah diberikan izin untuk
melakukan penelitian di Perpustakaan tersebut. Setelah mendapat izin dari kepala
perpustakaan kemudian penulis melapor kembali kepada bagian tata usaha
Perpustakaan UHN Medan. Setelah semua surat perizinan dan syarat-syarat
melakukan penelitian dan wawancara terpenuhi, penulis bertanya langsung kepada
ke-4 informan kapan proses wawancara dapat dilakukan , dari ke-4 informan
dikondisikan. Wawancara dengan seluruh informan tersebut barlangsung secara
informal dan mendalam (depth interview), disamping itu pelaksanaan wawancara
dilakukan secara substantif., artinya tidak diharuskan pada suatu tempat. Suasana
dan kondisi wawancara bersifat latar alamiah, artinya kondisi dan suasana yang
apa adanya yang tidak diatur sedemikian rupa untuk tujuan tertentu.
Pelaksanaan wawancara dilakukan pada pagi hari dan siang tepatnya
berada di ruangan kerja masing-masing.
Adapun bahasa yang digunakan selama wawancara adalah bahasa
informal, meskipun penulis kadang-kadang menggunakan istilah bidang ilmu
perpustakaan. Bahasa informal tersebut digunakan tujuan untuk memancing
percakapan awal kepada informal tersebut. Percakapan berkembang sesuai
dengan jawaban yang diberikan informan. Wawancara dilakukan berulang jika
penulis merasa masih perlu penambahan atau kurang jelas dari wawancara
sebelumnya.
4.3 Kategori
Berdasarkan pedoman wawancara dan hasil wawancara, penulis
menyusun sebuah kerangka awal analisis sebagai acuan dan pedoman dalam
melakukan coding. Dengan pedoman ini, penulis kembali membaca pedoman
wawancara dan melakukan coding , yaitu melakukan pemilihan data yang relevan
dengan pokok pembicaraan dan menunjukkan hubungan antar bagian- bagian
yang menurunkan emap kategori yang berkaitan dengan implementasi hak cipta
terhadap pemanfataan koleksi digital pada perpustakaan UHN Medan.
Adapun ke empat kategori itu adalah :
1. Hak cipta
2. Perlindungan koleksi digital
3. Lisensi Sebagai Perjanjian
4. Sanksi Terhadap Pelanggaran
4.3.1 Hak Cipta
Kategori pertama yang diperoleh dari hasil transip wawancara dengan
Ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa
mengurangi pembatasan menurut Undang-Undang No. 19 Tahun 2002 Tentang
Hak Cipta. Tingkat pengetahuan mengenai hak cipta pustakawan pada
Perpustakaan UHN Medan dapat dikatakan cukup mengerti. Hal ini Sesuai
dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Informan I1, I2,I3, dan I4 yaitu sebagai
berikut:
I1 :“Hak cipta itu adalah hak yang telah melekat pada suatu ide yang telah diwujudkan dalam sebuah karya, jadi hak cipta itu tidak bisa digunakan sembarangan oleh orang lain artinya tidak bisa dilanggar.
I2 :“Hak cipta itu bisa dikatakan suatu perlindungan terhadap karya orang lain ”.
I3:“Menurut saya hak yang timbul sendiri ketika suatu karya/ ide tersebut telah diwujudkan misalnya dalam koleksi tercetak ataupun yang bukan tercetak.”
I4: “Hak ataupun suatu peraturan supaya karya-karya yang telah
ditulis ataupun diterbitkan itu dapat perlindungan”.
Dari uaraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan pustakawan
mengenai hak cipta tersebut sudah mengetahui namun penjabaran dari hak cipta
tersebut belum semaksimal mungkin dapat dijabarkan oleh pustakawan tersebut.
4.3.2 Perlindungan Koleksi Digital
Semua koleksi yang ada di perpustakaan pada umumnya mendapat
perlindungan hak cipta baik itu berdasarkan undang-undang maupun berdasarkan
kebijakan ataupun peraturan yang telah dibuat oleh perpustakaan itu sendiri.
Perpustakaan UHN Medan dalam hal ini melindungi semua koleksi digital yang
ada pada perpustkakaan UHN Medan baik yang tercetak maupun dalam koleksi
digital. Hal ini sesuai dengan penjelasan yang telah diberikan I1, I2 ,dan I 3.
I1:“Semua koleki pada perpustakaan UHN Medan di lindungi karena
salah satu fungsi perpustakaan itu melindungi suatu karya”.
I2:”Koleksi pada perpustakaan ini semuanya mendapat perlindungan hak cipta terutama itu koleksi digitalnya, karena sering terjadi pelanggaran terhadap koleski digital sehingga kita perlu mengawasi semua koleski digital tanpa ada pengecualian.
terlebih dahulu supaya apabila ada terjadi kelak pelanggaran kita dapat mengetahuinya secara cepat.
Berdasarkan jawaban diatas dapat dikatakan bahwa semua koleksi yang
ada pada perpustakaan UHN Medan seluruh koleski mendapat perlindungan
terutama dalam bentuk koleksi digital karena pada koleski digital tersebut sering
terjadi pelanggaran misalnya menyebarluaskan password kepada pihak lain
sehingga perlu pengawasan yaitu dengan cara membatasi download pada
E-journal dan tidak semua pemustaka mendapat password.
4.3.3. Lisensi /Perjanjian Hak Cipta
Lisensi merupakan izin yang diberikan oleh pencipta kepada orang lain
untuk memanfaatkan suatu usaha, baik dalam bidang teknologi atau ilmu
pengetahuan untuk mengumumkan ciptaannya tersebut. Lisensi pada kategori ini
termasuk kepada keterbukaan informasi serta sanksi-sanksi yang diberikan oleh
pihak penyedia E-Journal dalam akses informasi. Perpustakaan UHN Medan
memiliki perjanjian dengan penyedia E-Journal sehingga informasi yang ada pada
E-Journal dapat dikatakan terikat dengan perjanjian tersebut artinya pihak
perpustakaan harus taat kepada perjanjian yang telah disepakati bersama kedua
belah pihak.
Dengan adanya lisensi/ perjanjian hak cipta maka informasi yang didapat
oleh perpuatakaan terbuka . Hal ini sesuai dengan informasi yang didapat dari I1
dan I2 sebagai berikut:
I1: “Perpustakaan UHN Medan melanggan e-journal dari database
Proquest jadi Perpustakaan diberikan keterbukaan akses keseluruhan pada seluruh jurnal untuk dibaca tapi jika ingin di download itu hanya bisa 60 lembar saja”.
I2: “Keterbukaan informasi diberikan oleh pihak pemyedia e-journal akan tetapi ada perjanjian antara keduabelah pihak yaitu apabila kita melanggar kita diberi sanksi yaitu pemutusan hubungan kerja sama dan ada juga undang-undang nya dan untuk dibaca itu bebas tapi untuk didownload itu hanya bisa 60 lembar saja”.
Dari uraian diatas dapat didimpulkan bahwa lisensi /perjanjian yang telah
disepakati bersama mendapat keterbukaan informasi bagi perpustakaan UHN
Medan untuk dibaca akan tetapi jika ingin men- download itu diberikan batasan
melanggar perjanjian tersebut penyedia E-journal akan memutuskan hubungan
kerjasama.
4.3.4 Sanksi Terhadap Pelanggaran
Sanksi terhadap pelanggaran hak cipta dapat dituntut secara perdata, juga
dapat secara pidana hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi pelanggaran terhadap
suatu ciptaan. Berhubung hak moral tetap melekat pada penciptanya, pencipta
atau ahli waris suatu ciptaan berhak untuk menuntut atau menggugat seseorang
yang telah meniadakan nama penciptanya yang tercantum pada ciptaan itu,
mencantumkan nama pencipta pada ciptaannya, mengganti atau mengubah isi
ciptaan itu tanpa persetujuan terlebih dahulu. Perpustakaan UHN Medan dalam
hal ini membuat suatu peraturan , sesuai dengan jawaban yang didapat dari I1,dan
I4 yaitu:
I1: “Sanksi nya itu pasword langsung kita batalkan artinya pasword tadi tidak bisa digunakan lagi dan bakalan tidak kita kasih lagi dek pasword yang baru kepada pemustaka yang telah melanggarnya“.
I2: “...langsung dibatalkan dan tidak akan diberikan lagi pasword yang baru”.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sanksi yang diberikan oleh
Perpustakaan UHN Medan terhadap pemustaka yang telah melanggar hak cipta
password yang telah diberikan sebelumnya akan dibatalkan dan tidak akan
diberikan password yang baru.
4.4 Tema dan Pola Jawaban
Berdasarkan dari hasil wawancara dan kategori maka diperoleh tema dan
pola jawaban yaitu:
1. Hak Cipta
a. Pengetahuan pustakawan tentang hak cipta
Berdasarkan keterangan informasi yang di dapat dari informan mengenai
pengetahuan pustakawan tentang hak cipta yaitu :
I1 :“Hak cipta itu adalah hak yang telah melekat pada suatu ide yang telah diwujudkan dalam sebuah karya, jadi hak cipta itu tidak bisa digunakan semena-mena oleh orang lain artinya tidak bisa dilanggar.
I2 :“Hak cipta itu bisa dikatakan suatu perlindungan terhadap karya
I3: “Menurut saya hak yang timbul sendiri ketika suatu karya/ ide tersebut telah diwujudkan misalnya dalam koleksi tercetak ataupun yang bukan tercetak.”
I4: “Hak ataupun suatu peraturan supaya karya-karya yang telah
ditulis ataupun diterbitkan itu dapat perlindungan”.
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengetahuan pustakawan
UHN Medan mengenai hak cipta dapat dikatakan sudah mengerti.
b. Penerapan hak cipta
Penerapan hak cipta pada perpustakaan pada UHN Medan telah diterapkan
hal ini sesuai dengan jawaban informan yaitu:
I1: “Semua koleki pada perpustakaan UHN Medan di lindungi karena
salah satu fungsi perpustakaan itu melindungi suatu karya”.
I2: “Koleksi pada perpustakaan ini semuanya mendapat perlindungan hak cipta terutama itu koleksi digitalnya, karena sering terjadi pelanggaran terhadap koleski digital sehingga kita perlu mengawasi semua koleski digital tanpa ada pengecualian”.
I3: “Untuk melindungi koleksi digital di perpustakaan ini kita memberi batasan yaitu koleksi digital tersebut hanya bisa di download maksimal 60 halaman dan password tersebut tidak sembarang kita berikan kepada pemustaka karena pernah ada kejadian password yang telah kita berikan kepada pemustaka disebarluaskan ke Malasyia semenjak dari situ kita batasi pemberian password nya trus untuk memberikan passwordnya pemustaka harus menulis identitas nya terlebih dahulu supaya apabila ada terjadi kelak pelanggaran kita dapat mengetahuinya secara cepat.
Penerapan hak cipta pada perpustakaan UHN Medan sebelumnya telah
dibuat mengenai peraturan. Hal ini sesuai dengan jawaban informan yaitu
bahwa hak cipta tersebut tidak dapat digunakan secara sembarangan oleh orang
lain tanpa adanya persetujuan dari pihak pencipta.
b. Karya Cipta
Karya cipta yang ada pada perpustakaan UHN Medan yaitu berupa skripsi
dan tesis yang telah dialihmediakan dari yang tercetak kedalam konten digital.
Hal ini sesuai dengan jawaban informan I1 dan I2.
I1: Karya cipta yang ada pada perrpustakaan UHN Medan yaitu
terdiri dari skripsi dan tesis yang telah dialihmediakan dari yang tercetak kedalam konten digital.
Karya cipta yang ada pada perpustakaan UHN Medan yaitu berupa skripsi dan
tesis yang telah dialihmediakan dari yang tercetak kedalam konten digital.
2. Koleksi Digital
Koleksi digital merupakan salah satu jenis koleksi yang ada pada perpustakaan
UHN Medan.
a. Jenis Koleksi Digital
Koleksi merupakan salah satu unsur perpustakaann. Adapun jenis koleksi
digital yang ada pada Perpustakaan UHN Medan sesuai dengan jawaban informan
jenis koleksi digital yang ada pada perpustakaan UHN M edan yaitu:
I1: “Jenis koleksi digital yang ada pada perpustakaan UHN Medan yaitu berupa E-Journal, E-book, skripsi dan tesis yang telah dialihmediakan dari yang tercetak kedalam konten digital”.
Jenis koleksi digitalyang ada pada perpustakaan UHN Medan yaitu
E-Journal dan E-book yang merupakan sumber informasi yang dilanggan melalui
database ProQuest dan yang merupakan hasil karya sivitas akademika UHN
Medan yaitu berupa skripsi dan tesis.
b. Proses Digitalisasi
Proses digitalisasi merupakan kegiatan yang menghasilkan suatu karya
dari yang tercetak kedalam konten digital yang dapat dibaca oleh mesin.
Perpustakaan UHN Medan sebagai salah satu perpustakaan telah melaksanakan
proses digitalisasi. Hal ini sesuai dengan jawaban informan yaitu:
I1: “Skripsi dan tesis yang telah dialihmediakan dari yang tercetak kedalam konten digital.
Proses digitalisasi yang dilakukan oleh perpustakaan UHN Medan yaitu
skrispsi dan tesis yang telah dialihmediakan kedalam bentuk konten digital.
3. Kebijakan
a. Peraturan Perpustakaan
Peraturan perpustakaan merupakan salah satu suatu kebijakan yang dibuat
untuk melindungi suatu karya cipta. Perpustakaan UHN Medan telah membuat
suatu peraturan hal ini sesuai dengan jawaban informan.
I1 : Cara Perpustakaan UHN Medan untuk melindungi koleksi digital Perpustakaan UHN Medan membuat peraturan yaitu untuk akses informasi harus menggunakan password.
akses informasi terbuka, sedangkan untuk bab 4-5 untuk mengaksesnya harus menggunakan password.
Kebijakan yang diterapkan oleh perpustakaan UHN Medan dalam
menerapkan hak cipta yaitu sivitas akademika diberikan pasword dan pasword
tersebut tidak bisa diberikn oleh perpustakaan. Hal ini sesuai dengan peraturan
yang telah dibuay yaitu: Civitas akademika dilarang memberikan account ID dan
Password kepada non sivitas akademika, sivitas akademika dilarang meniadakan
nama pencipta yang tercantum pada ciptaan itu, sivitas akademika harus
mencantumkan nama pencipta pada ciptaannya, sivitas akademika dilarang
mengganti atau mengubah judul ciptaan, civitas akademika dilarang mengubah isi
ciptaan, sivitas akademika dilarang memberikan materi hasil download kepada
civitas akademika lain.
a. Pembatasan Download
Untuk menghindari suatu pelanggaran pihak perpustakaan UHN Medan
membuat peraturan download. Hal ini sesai dengan jawaban informan.
I1: “Informasinya terbuka untuk dibaca, untuk mendownload diberikan batasan yaitu Cuma 60 lembar per/hari”.
I2: “Keterbukaan informasi diberikan oleh pihak pemyedia e-journal akan tetapi ada perjanjian antara keduabelah pihak yaitu apabila pihak perpustakaan UHN Medan melanggar pihak penyedia e-journal memberikan sanksi yaitu pemutusan hubungan kerja sama dan ada juga undang-undang yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.
I3 : Peraturan Perpustakaan UHN Medan yaitu untuk e-journal diberikan
akses 60 lembar per accoud ID, untuk skripsi bab 1-3 di berikan akses informasi terbuka, sedangkan untuk bab 4-5 untuk mengaksesnya harus menggunakan password.
Pembatasan download yang diberikan oleh perpustakaan UHN Medan yaitu
untuk E-Journal diberikan batasan download yaitu 60 lembar per account ID, dan
untuk skripsi dan tesis diberikan batasan bab1- 3 dan untuk bab4-5 diberikan
download tetapi harus terlebih dahulu login pada situs perpustakaan UHN medan.
4. Sanksi Pelanggaran
Sanksi pelanggaran merupakan salah satu bentuk kerjasama yang
dilakukan oleh Pihak perpustakaan UHN Medan dengan penyedia
E-journal. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan informan yaitu:
a. Perjanjian Tertulis