• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Website sebagai Media Komunikasi Pemasaran Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru, Ciampea, Bogor, Jawa Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektivitas Website sebagai Media Komunikasi Pemasaran Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru, Ciampea, Bogor, Jawa Barat"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS

SEBAGAI MEDIA

KOMUNIKASI PEMASARAN KAMPOENG WISATA

BISNIS TEGALWARU, CIAMPEA, BOGOR, JAWA

BARAT

JAZAUL AUFA

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR\ BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Efektivitas Website

sebagai Media Komunikasi Pemasaran Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru, Ciampea, Bogor, Jawa Baratadalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teksdan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Januari 2014

Jazaul Aufa

(4)
(5)

ABSTRAK

JAZAUL AUFA. Efektivitas Website sebagai Media Komunikasi Pemasaran Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru, Ciampea, Bogor, Jawa Barat. Dibimbing oleh NINUK PURNANINGSIH.

Media komunikasi pemasaran merupakan saluran yang digunakan untuk melalukan kegiatan menyampaikan pesan komunikasi pemasaran. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis efektivitas website sebagai media komunikasi beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dalam penelitian ini, unit agrowisata yang diteliti adalah Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru merupakan wilayah pedesaan yang mengembangkan potensi UKM yang dimiliki penduduknya untuk meningkatkan ekonomi warganya dengan kegiatan berwisata mengelilingi dan mengikuti program pelatihan di Desa Tegalwaru. Hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh karakteristik pengunjung dan karakteristik

website pada frekuensi pengunjung menggunakan internet dan intensitas pengunjung terdedah website. Karakteristik pengunjung, karakteristik website, dan tingkat keterdedahan pengunjung memiliki pengaruh pada aspek kognitif dan konatif.

Kata kunci: efektivitas, media komunikasi pemasaran, agrowisata.

ABSTRACT

JAZAUL AUFA. Effectiveness of website as a Marketing Communication Media in Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru, Ciampea, Bogor, West Java. Supervised by NINUK PURNANINGSIH

Marketing communication media is a channel which used to deliver a marketing communication message. The objective of this research is to analyze the effectiveness of a website as a communication media along with all of the factors which influence it. Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru, Ciampea Sub-district, Bogor Regency, West Java Province becomes an agrotourism unit that being researched. Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru is a village area which developed agrees with inhabitant small and medium-sized enterprises potentiality. All of inhabitant small and medium-sized enterprises in Tegalwaruare intended to increase the economic level of society by providing a tourism and training program. The result of this research shows that the characteristic of Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru visitor and website have a big impact on determining the frequency and the intensity of Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru visitor accessing website through internet. Visitor characteristic, website characteristic, and visitor exposed level have an impact to cognitive and conative aspect.

(6)
(7)

EFEKTIVITAS

WEBSITE

SEBAGAI MEDIA

KOMUNIKASI PEMASARAN KAMPOENG WISATA

BISNIS TEGALWARU, CIAMPEA, BOGOR, JAWA

BARAT

JAZAUL AUFA

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

pada

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR\ BOGOR

(8)
(9)

Judul Skripsi : Efektivitas Website sebagai Media Komunikasi Pemasaran Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru, Ciampea, Bogor, Jawa Barat

Nama : Jazaul Aufa NIM : I34100113

Disetujui oleh

Dr Ir Ninuk Purnaningsih MSi Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Siti Amanah MSc Ketua Departemen

(10)
(11)
(12)

PRAKATA

Puji dan syukur peneliti ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul Efektivitas Website sebagai Media Komunikasi Pemasaran Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru, Ciampea, Bogor, Jawa Barat ini dengan sebaik-baiknya. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat peneliti harapkan.

Ibu Ninuk Purnaningsih, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dan pikiran untuk memberi kritikan dan saran selama proses penulisan hingga laporan proposal skripsi ini terselesaikan. Ibunda Aminah Swarnawati dan Ayahanda Rofiqur Ridlo selaku orang tua tercinta yang telah memberikan doa, dukungan, kasih sayang, kritikan, dan saran kepada penulis. Mutia, Fifi, Echa, Jihan, Raissa, Uty, Caca, Debby, Pipiw, Raga, Rani, Lia, Acid, Nisrin, Putri, Ismi, dan Tata selaku sahabat-sahabat peneliti yang selalu memberikan motivasi, semangat, kasih sayang, dan menemani penulis dalam proses penulisan proposal skripsi ini. Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada semua teman dan sahabat yang telah dukungan dan semangat penulis dalam proses penulisan laporan ini. Terlebih kepada keluarga besar Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (terutama Kak Jabbar, Bang Mimi, angkatan 46, 47, 48), teman di luar Bogor, teman main, teman asrama, teman-teman kostan, teman-teman-teman-teman tim Advertising and Multimedia HIMASIERA,teman-teman TPB,HIMASIERA,teman-teman-HIMASIERA,teman-teman IPB, teman-teman KKP, serta teman-teman seperjuangan program akselerasi yang memberikan segala bentuk semangat yang positif dan masukan bagi penulis dalam menyelesaikan laporan ini.

Semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Bogor, Januari 2014

(13)
(14)

DAFTAR ISI

halaman

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR viiii

DAFTAR LAMPIRAN ix

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Masalah Penelitian 3

Tujuan Penelitian 3

Kegunaan Penelitian 3

TINJAUAN PUSTAKA 5

Komunikasi Pemasaran 5

Website sebagai Media Komunikasi Pemasaran 8

Perilaku Konsumen 10

Agrowisata 11

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Komunikasi Pemasaran Agrowisata

12

Kerangka Pemikiran 13

Hipotesis Penelitian 14

Definisi Operasional 15

PENDEKATAN LAPANGAN 19

Metode Penelitian 19

Lokasi dan Waktu Penelitian 19 Teknik Pemilihan Responden 19 Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data 20

Kelemahan Penelitian 20

TeknikPengolahan Data dan Analisis Data 20 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 21

Profil Desa Tegalwaru 21

Sejarah dan Pengembangan Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru 22 Produk dan Program Pelatihan yang ditawarkan Kampoeng Wisata

Bisnis Tegalwaru

23

PROFIL PENGUNJUNG KAMPOENG WISATA BISNIS TEGALWARU 25

Umur 25

Jenis Kelamin 26

Tingkat Pendidikan 26

Tingkat Motivasi 27

Desain Website 28

Kelengkapan Gambar pada Website 29 Kelengkapan Informasi pada Website 30

Attention 31

Interest 32

Desire 33

(15)

TINGKAT KETERDEDAHAN PENGUNJUNG DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

35

Frekuensi Pengunjung Menggunakan Internet 35 Intensitas Pengunjung Terdedah Website 36 Frekuensi Memperbaharui Informasi 37 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Keterdedahan Pengunjung Berdasarkan Frekuensi Pengunjung Menggunakan Internet

37

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Keterdedahan Pengunjung Berdasarkan Intensitas Pengunjung Terdedah Website

44

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Keterdedahan Pengunjung Berdasarkan Frekuensi Memperbaharui Informasi

49

EFEKTIVITAS WEBSITE SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI

PEMASARAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

57

Efektivitas Website sebagai Media Komunikasi Pemasaran Berdasarkan Aspek Kognitif

57

Efektivitas Website sebagai Media Komunikasi Pemasaran Berdasarkan Aspek Afektif

58

Efektivitas Website sebagai Media Komunikasi Pemasaran Berdasarkan Aspek Konatif

60

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Website sebagai Media Komunikasi Pemasaran Berdasarkan Aspek Kognitif

61

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Website sebagai Media Komunikasi Pemasaran Berdasarkan Aspek Afektif

68

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Website sebagai Media Komunikasi Pemasaran Berdasarkan Aspek Konatif

76

PENUTUP 85

Simpulan 85

Saran 85

DAFTAR PUSTAKA 87

LAMPIRAN 88

(16)

DAFTAR TABEL

1 Posisi komunikasi dalam bauran pemasaran 6

2 Model hierarki respons 7

3 Jumlah Kependudukan Desa Tegalwaru, Ciampea, Bogor, Jawa Barat 21 4 Jumlah dan persentase pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru

berdasarkan Umur

25

5 Jumlah dan persentase pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru berdasarkan jenis kelamin

26

6 Jumlah dan persentase pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru berdasarkan tingkat pendidikan

27

7 Jumlah dan persentase pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru berdasarkan tingkat motivasi

28

8 Jumlah dan persentase pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru berdasarkan desain website

29

9 Jumlah dan persentase pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru berdasarkan kelengkapan gambar pada website

30

10 Jumlah dan persentase pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru berdasarkan kelengkapan informasi pada website

31

11 Jumlah dan persentase pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru berdasarkan unsur pesan attention

31

12 Jumlah dan persentase pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru berdasarkan unsur pesan interest

32

13 Jumlah dan persentase pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru berdasarkan unsur pesan desire

33

14 Jumlah dan persentase pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru berdasarkan action

34

15 Jumlah dan persentase frekuensi pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru menggunakan internet

35

16 Jumlah dan persentase intensitas pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru terdedah website

36

17 Jumlah dan persentase frekuensi pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru memperbaharui informasi

37

18 Nilai koefisien dan signifikansi pengaruh berdasarkan hasil Uji Statistik Analisis Regresi Linier Berganda variabel pengaruh terhadap variabel terpengaruh (frekuensi pengunjung menggunakan internet)

39

19 Interpretasi pengaruh dan arah pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi pengunjung menggunakan internet

40

20 Nilai koefisien dan signifikansi pengaruh berdasarkan hasil Uji Statistik Analisis Regresi Linier Berganda variabel pengaruh terhadap variabel terpengaruh (intensitas pengunjung terdedah website)

45

21 Interpretasi pengaruh dan arah pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas pengunjung terdedah website

46

22 Nilai koefisien dan signifikansi pengaruh berdasarkan hasil Uji Statistik Analisis Regresi Linier Berganda variabel pengaruh terhadap variabel terpengaruh (frekuensi pengunjung memperbaharui informasi)

51

23 Interpretasi pengaruh dan arah pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi pengunjung memperbaharui informasi

(17)

24 Jumlah dan persentase efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran berdasarkan aspek kognitif

58

25 Jumlah dan persentase efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran berdasarkan aspek afektif

59

26 Jumlah dan persentase efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran berdasarkan aspek konatif

60

27 Nilai koefisien dan signifikansi pengaruh berdasarkan hasil Uji Statistik Analisis Regresi Linier Berganda variabel pengaruh terhadap variabel terpengaruh (efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif)

62

28 Interpretasi pengaruh dan arah pengaruh faktor-faktor yang

mempengaruhi efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek kognitif

63

29 Nilai koefisien dan signifikansi pengaruh berdasarkan hasil Uji Statistik Analisis Regresi Linier Berganda variabel pengaruh terhadap variabel terpengaruh (efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif)

70

30 Interpretasi pengaruh dan arah pengaruh faktor-faktor yang

mempengaruhi efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek afektif

71

31 Nilai koefisien dan signifikansi pengaruh berdasarkan hasil Uji Statistik Analisis Regresi Linier Berganda variabel pengaruh terhadap variabel terpengaruh (efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif)

77

32 Interpretasi pengaruh dan arah pengaruh faktor-faktor yang

mempengaruhi efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran aspek konatif

78

DAFTAR GAMBAR

1 Pertumbuhan jumlah internet host 9 2 Kerangka pemikiran efektivitas website sebagai media komunikasi

pemasaran

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

1 Jadwal Penelitian 88

2 Daftar Nama Responden 89

3 Hasil Uji Statistik Analisis Regresi Linier Berganda 91

(19)
(20)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Wisata didefinisikan sebagai kegiatan perjalanan yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara1. Rekreasi merupakan salah satu cara penghilang penat dan kebosanan dari segala macam aktivitas keseharian. Sebagai tujuan dari wisata, rekreasi memiliki keterkaitan dengan pariwisata. Pariwisata merupakan kegiatan mobilisasi orang dari tempat ia melalui kegiatan keseharian ke tempat yang dapat memenuhi kebutuhan lain mereka. Pariwisata memilikiberaneka ragamtujuan mulai dari sekedar beristirahat, melepas penat pekerjaan atau tugas, mencari suasana baru, bermain, bahkan untuk menjadi salah satu alternatif mendapatkan wawasan baru.

Dewasa ini, orientasi berwisata orang mulai mengalami pergeseran. Mayoritas orang sudah mulai berorientasi untuk memenuhi kebutuhan dalam bentuk menikmati objek-objek spesifik. Mereka tidak lagi mendatangi sebuah pusat perbelanjaan untuk pemenuhan kebutuhan tersebut, tetapi cenderung mencari udara segar dengan mengutamakan keindahan alamnya, pengolahan secara tradisional, interaksi dengan masyarakat lokal, dan sebagainya. Oleh karena itu, agrowisata cenderung lebih diminati untuk tujuan berwisata.

Agrowisata merupakan suatu sektor usaha pariwisata berbasis lingkungan dan masyarakat lokal sebagai sarana rekreasi atau kegiatan pariwisata bernilai tambah dalam perluasan pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman di bidang pertanian. Selain bertujuan untuk meningkatkan potensi-potensi yang ada di wilayah agrowisata baik SDA maupun SDM, agrowisata juga bertujuan untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan potensi alam yang dimiliki dan memberikan pendidikan baru kepada konsumennya.

Perkembangan munculnya agrowisata ternyata tidak diimbangi dengan peningkatan pengetahuan pengunjung. Pengetahuan mereka terhadap agrowisata masih kurang sehingga banyak pengunjung yang tidak mengetahui jenis keragaman agrowisata, fasilitas yang ditawarkan agrowisata, serta lokasi agriwisata yang tergolong strategis untuk mereka. Pengunjung dapat juga sebagai konsumen yang tidak hanya memiliki arti membeli, tetapi mendatangi suatu tempat. Pengunjung cenderung hanya mengetahui dan mendatangi agrowisata yang sudah terkenal sehingga hanya berpusat di satu tempat. Sumarwan (2011) menyatakan bahwa pengetahuan konsumen adalah semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam produk dan jasa, serta pengetahuan lainnya yang terkait dengan produk atau jasa tersebut, dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen.

Pengetahuan pengunjung akan berpengaruh terhadap keputusan mereka. Keputusan pengunjung tersebut dipengaruhi oleh faktor budaya, sosial, dan pribadi. Faktor budaya memberikan pengaruh yang paling luas dan dalam. Dari segi psikologis, keputusan pengunjung juga dipengaruhi oleh motivasi, persepsi,

1

(21)

pembelajaran, dan memori. Keputusan pengunjung tidak hanya meningkatkan pengetahuan pengunjung akan agrowisata, tetapi juga membuat pengunjung untuk mendatangi agrowisata bahkan membuatnya mendatangi kembali agrowisata tersebut.

Terjadinya revolusi teknologi komunikasi, media konvensional tradisional menjadi media internet secara lambat terus berkembang menyebabkan terjadinya pergeseran paradigma media yang bersifat global dan sangat fundamental. Pergeseran itu menyangkut produksi, penyimpanan, dan penyebaran informasi digital secara global melalui jaringan internet (online). Buktinya, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengeluarkan data bahwa pada tahun 2012 lalu, jumlah pengguna internet di Indonesia telah mencapai 63 juta orang atau 24,23 persen dari total populasi negara ini2. Untuk itu, saat ini kegiatan komunikasi pemasaran tidak terlepas dari suatu perencanaan media.

Saat ini, para pemasar telah banyak yang memanfaatkan media online

sebagai media komunikasi pemasaran. Dari media online ini diharapkan akan dapat mempengaruhi keputusan pengunjung dalam membeli barang atau jasa yang ditawarkan. Hal ini juga sudah mulai banyak ditawarkan untuk berbagai sektor pariwisata, terutama agrowisata. Website seharusnya memberikan tampilan yang dapat menarik minat pengunjung sehingga daya tarik pesan akan meningkat pula. Kepuasan pengunjung dapat terlihat ketika pengunjung yang membuka halaman

website membuat keputusan untuk mendatangi agrowisata tersebut. Untuk itu dalam halaman website, tampilan profil dan hal-hal yang ditawarkan oleh agrowisata menjadi fokus utama yang perlu untuk ditampilkan dan diberikan penekanan sehingga dapat menarik pengunjung.

Komunikasi pemasaran akan dikatakan efektif ketika konsumen mengalami perubahan di tiga aspek. Tiga aspek meliputi kognitif (perubahan), afektif (perubahan sikap), dan konatif (perubahan perilaku). Jika dihubungkan dengan keputusan pengunjung maka komunikasi pemasaran melalui website

berarti telah terdedahnya akan pengunjung oleh media komunikasi pemasaran (website), kemudian pengunjung sudah mempunyai keinginan untuk mendatangi agrowisata, dan akhirnya mendatangi agrowisata tersebut. Pesan dari komunikasi pemasaran dapat dikatakan efektif juga karena telah mencapai tahap akhir dari konsep AIDA (attention, interest, desire, dan action), yaitu action atau melakukan tindakan.

Berdasarkan hal-hal yang telah terjadi dewasa ini, dapat dilihat akan terdapat kemungkinan bahwa komunikasi pemasaran melalui website merupakan salah satu alternatif untuk memasarkan agrowisata sehingga dapat membentuk suatu keputusan pengunjung. Oleh karena itu, perlu ditelaah lebih lanjut mengenai seberapa besar efektivitas website agrowisata sebagai media komunikasi pemasaran terhadap terbentuknya keputusan pengunjung.

2

Yusuf O. 13 Desember 2012. 2013, pengguna internet Indonesia bisa tembus 82 juta. [Internet]. [dikutip tanggal 12 Juni 2012]. Tekno Kompas. Dapat diunduh dari : http://tekno.kompas.com/read/2012/12/13/10103065/2013.pengguna.

(22)

Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dibangun beberapa masalah penelitian yang dapat dirumuskan oleh pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

1. Bagaimana website sebagai media komunikasi pemasaran Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru dalam memasarkan produk dan program-program pelatihan?

2. Faktor apa saja yang mempengaruhi pengunjung memilih produk dan program-program pelatihan yang ditawarkan Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru?

3. Bagaimana efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran dalam mempengaruhi pengunjung untuk membeli produk dan mengikuti program-program pelatihan yang ditawarkan Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah penelitian di atas, dapat pula disusun beberapa tujuan dari penelitian ini, di antaranya adalah untuk:

1. Mengetahui website sebagai media komunikasi pemasaran Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru Waru dalam memasarkan produk dan program-program pelatihan

2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pengunjung memilih produk dan program-program pelatihan yang ditawarkan Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru, dan

3. Menganalisis efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran dalam mempengaruhi pengunjung untuk membeli produk dan mengikuti program-program pelatihan yang ditawarkan Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru.

Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai website

sebagai media komunikasi pemasaran dalam memasarkan produk dan program-program pelatihan yang ditawarkan Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru, serta melihat efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran dalam mempengaruhi terbentuknya keputusan konsumen untuk membeli produk dan mengikuti program-program pelatihan yang ditawarkan Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Secara lebih khusus, penelitian ini akan bermanfaat bagi beberapa pihak, yakni:

1. Bagi akademisi

(23)

2. Bagi masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu masyarakat untuk lebih mengenal produk dan program-program pelatihan yang ditawarkan oleh Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Selain itu, masyarakat di sekitar Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru diharapkan akan terkena dampak yang baik, seperti semakin terkenalnya desa mereka.

3. Bagi instansi terkait

(24)

TINJAUAN PUSTAKA

Pergeseran paradigma dalam perkembangan pariwisata di Indonesia, ternyata dapat memunculkan inovasi untuk mengembangkan pariwisata berwawasan lingkungan, salah satunya adalah agrowisata. Namun, saat ini pengembangan sektor usaha agrowisata masih belum diimbangi dengan proses komunikasi pemasaran yang baik dan tepat sasaran. Akibatnya, banyak target pasar yang belum mengetahui keanekaragaman agrowisata di dalam maupun di luar lingkungannya. Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru merupakan salah satu contoh dari keanekaragaman agrowisata karena memanfaatkan potensi alam maupun manusia di Desa Tegalwaru yang dikemas untuk menjadi suatu kegiatan wisata dan edukasi. Website digunakan sebagai alternatif media komunikasi pemasaran. Untuk melihat efektivitas website

sebagai media komunikasi pemasaran dalam pengembangan agrowisata, diperlukan pengertian dan pemahaman mengenai hal-hal berikut ini, yaitu: (1) komunikasi pemasaran; (2) website sebagai media komunikasi pemasaran; (3) perilaku konsumen; (4) agrowisata; dan (5) faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikasi pemasaran agrowisata.

Komunikasi Pemasaran

Komunikasi pemasaran merupakan kegiatan memperkenalkan barang, jasa, atau hal-hal lain dari produsen kepada konsumen sehingga terjadi perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku konsumen. Komunikasi pemasaran merupakan kegiatan dalam bidang pemasaran yang bertujuan untuk memperkenalkan produk, meyakinkan, dan mempengaruhi konsumen melakukan pembelian terhadap produk dan mengingatkan konsumen mengenai produsen dan produknya. Kegiatan komunikasi pemasaran ditujukan untuk menyampaikan pesan yang akan menimbulkan dampak dan mencapai kesamaan makna di antara produsen dan konsumen sesuai dengan makna pesan yang diinginkan oleh produsen.

Tujuan dari pentingnya pemahaman akan komunikasi adalah pesan yang ingin disampaikan dapat menimbulkan dampak sesuai dengan yang inginkan dan mencapai kesamaan makna yang diinginkan. Tujuan dari pentingnya pemahaman akan pemasaran adalah proses mengenali kebutuhan konsumen sehingga dapat terbentuk suatu hubungan baik antara produsen dan konsumen. Berbeda dengan komunikasi pemasaran, pemasaran yang lebih menekankan pada kebutuhan pasarnya.

(25)

Tabel 1 Posisi komunikasi dalam bauran pemasaran

Four of Ps Four of C’s

Product Customer Solutions

Price Costomer Cost

Place Convenience

Promotion Communication

Sumber: Kennedy dan Soemanagara, Marketing Communication: Taktik dan Strategi, Jakarta 2006, hlm: 4.

Komunikasi pemasaran membutuhkan cara atau strategi menyampaikan pesan sehingga dicapai dampak dan kesamaan makna yang diinginkan. Strategi komunikasi pemasaran terdiri dari, yaitu: a) advertising (periklanan);b) sales promotion (promosi penjualan); c) publicity (publisitas); d) personal selling; dan e) direct marketing. Berikut adalah penjabaran strategi komunikasi pemasaran menurut Kusumastuti (2009):

a. Iklan (advertising)

Iklan merupakan model komunikasi yang dapat menjangkau publik secara luas. Iklan dapat digunakan untuk membangun image jangka panjang dan juga mempercepat penjualan

b. Penjualan tatap muka (personal selling)

Penjualan tatap muka merupakan penjualan produk dengan cara tatap muka langsung dengan konsumen. Alat promosi ini paling efektif karena dapat membuat hubungan interaktif secara dekat sehingga dapat mengenal konsumen lebih dalam dan lebih baik

c. Promosi penjualan (sales promotion)

Dalam hal komunikasi, promosi penjualan dapat menjadi sarana untuk menarik perhatian dan memberikan informasi yang akhirnya akan mengarahkan konsumen pada produk. Melalui promosi penjualan dapat mengajak konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan

d. Hubungan masyarakat dan publisitas (public relation and publicity)

Public relation adalah upaya terencana guna mempengaruhi opini publik melalui karakter dan kinerja yang bertanggung jawab. Dalam hal ini, public relation dan publisitas dapat menarik perhatian khalayak jika memiliki kredibilitas tinggi dan hanya sebagai pemberi informasi tanpa melibatkan unsur penjualan

e. Pemasaran langsung (direct marketing)

Pemasaran langsung dapat menjangkau konsumen yang lebih spesifik. Karena, dalam hal ini promosi dilakukan langsung kepada konsumen itu sendiri. Pesan yang disampaikan dapat disesuaikan dengan karakter dan respon konsumen yang dituju serta dapat diperbaharui secara cepat.

(26)

Dalam perilaku konsumen dikenal Tricomponent Attitude Model, yaitu

Cognitive(pengetahuan), Affection (perasaan), dan Conative (kecenderungan perilaku) (Kennedy dan Soemanagara 2006). Model komunikasi pemasaran mengasumsikan bahwa khalayak akan melewati tahap kognitif, afektif, dan perilaku dalam memberikan respons pada proses komunikasi.

Tabel 2 Model hierarki respons

Tahapan Model

Perilaku Tindakan Pembelian Percobaan

Adopsi

Perilaku

Sumber: Kotler dan Keller, Manajemen Pemasaran: Edisi Ketiga Belas, Jakarta 2009, hlm: 178

Dampak aspek-aspek pesan dan karakteristik khalayak terhadap perubahan sikap khalayak dapat dilihat dari attention, interest, desire, dan action (AIDA). Adapun penjelasan lebih rinci mengenai aspek-aspek dalam konsep AIDA menurut Rangkuti (2009), yaitu:

a. Attention (Perhatian)

Upaya mendapat perhatian konsumen. Terdapat perubahan yang nyata dari sikap attention setelah melihat daya tarik pesan, seperti desain, logo, dan huruf yang jelas. Umumnya, posisi diatas sebelah kanan pada halaman sebelah kanan akan meraih lebih banyak perhatian. Selain itu, atribut kreativitas juga dapat dimanfaatkan untuk menarik perhatian, seperti warna,

headline, ilustrasi, pilihan jenis huruf, dan lain sebagainya. b. Interest (Ketertarikan)

(27)

c. Desire (Keinginan)

Upaya membangkitkan keinginan. Daya tarik pesan tidak menimbulkan perubahan yang nyata. Konsumen harus dibuat tertarik dan terdorong untuk menginginkan barang, jasa, atau hal-hal lain yang ditawarkan. Keinginan tersebut dapat dimunculkan dengan memberikan informasi mengenai keuntungan yang akan didapat jika membeli barang, jasa, atau hal-hal lain yang ditawarkan. Selain itu, keinginan juga timbul karena adanya proses pertukaran. Apabilakonsumen membeli barang, jasa, atau hal-hal lain yang ditawarkan, mereka akan memperoleh hal yang sama dengan biaya yang telah dikeluarkan.

d. Action (Tindakan)

Upaya menyebabkan tindakan. Dalam hal action terlihat jelas nyata menimbulkan perubahan pada konsumen, yaitu konsumen membeli produk. Tindakan merupakan hal tersulit untuk ditumbuhkan dalam seorang konsumen. Pemasar harus pandai dan kreatif dalam membuat inovasi baru sehingga mendorong sebuah tindakan dilakukan. Selain website yang harus diubah semenarik mungkin, upaya-upaya kreatif dari pemasar juga sangat menentukan tindakan yang akan dilakukan oleh konsumen.

Website sebagai Media Komunikasi Pemasaran

Website atau disingkat Web merupakan suatu alamat situs dalam internet yang akan menampilkan informasi berupa teks, gambar, animasi, suara, maupun video yang hanya dapat diakses apabila memiliki koneksi internet dan diakses melalui browser (Ulum 2012). Media komunikasi pemasaran merupakan saluran yang digunakan untuk melalukan kegiatan menyampaikan pesan komunikasi pemasaran. Website sebagai media komunikasi pemasaran diperlukan untuk mengatasi perkembangan jaman yang membutuhkansaluran komunikasi pemasaran yang bersifat lebih interaktif dan mudah untuk diakses.

(28)

Gambar 1 Pertumbuhan jumlah internet host

Fitur Internet yang paling populer adalah surat elektronik (e-mail) dan

world wide web (www), yaitu sistem situs komputer yang luas dan dapat dikunjungi oleh siapa saja dengan software browser dan disambungkan dengan internet. Jumlah pengguna internet mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun. Salah satu pengukuran mengenai besarnya internet adalah jumlah host computer.

Dalam Kennedy dan Soemanagara (2006) menyatakan bahwa pertumbuhan jumlah Internet dengan:

“Satu sumber industri melaporkan bahwa terdapat 83 juta pengguna Web di Amerika Seikrat pada tahun 1999, naik 26% dari tahun sebelumnya (Thompson 1999). Penelitian lain menemukan bahwa lebih dari 79.4 juta orang dewasa atau 38% populasi AS yang berusia 16 tahun ke atas, adalah pengguna internet pada bulan Maret 1999 (IntelliQuest 1999). Faktor utama yang berperan dalam pesatnya pertumbuhan Internet adalah potensi

e-commerceatau transaksi jual-beli melalui Internet.”

Komunikasi pemasaran melalui website memiliki beberapa keuntungan bila dibandingkan dengan komunikasi pemasaran langsung. Hal ini disebabkan biaya yang dikeluarkan relatif lebih mudah dan terjangkau, tidak terbatas kapan dan akses informasi, serta pengambilan informasi dapat dilakukan secara cepat. Kegiatan komunikasi pemasaran melalui website, konsumen akan semakin terdedah oleh pesan yang ingin disampaikan. Pemunculan iklan-iklan di website

maupun media sosial akan memancing konsumen untuk mencari informasi lebih lanjut. Kegiatan komunikasi pemasaran dilakukan dengan kreatif untuk lebih menarik perhatian konsumen karena persaingan antara produsen semakin kuat tanpa adanya pembagian ruang pada target sasaran.

(29)

kemudahan, dan faktor kredibilitas. Faktor kompetisi ditunjukkan dengan pengenalan barang, jasa, atau hal-hal lainnya yang menjadi lebih efektif dan efisien, serta menjadi langkah maju dalam persaingan. Faktor mobilitas ditunjukkan dengan mobilitas yang dilakukan menjadi tidak melelahkan karena bukan kita yang menjelajah, tetapi justru kita yang dikunjungi. Faktor eksistensi ditunjukkan dengan adanya Web sebagai pembuktian bahwa usaha bisnis, lembaga, atau yang lainnya benar-benar ada. Faktor kemudahan ditunjukkan pemberian kemudahan kepada konsumen untuk mengakses informasi yang lebih banyak dan mendalam. Faktor kredibilitas ditunjukkan dengan membangun reputasi dan kredibilitas untuk menciptakan citra (Ulum 2012).

Unsur-unsur website berupa memperhatikan desain, kejelasan gambar-gambar, informasi yang disajikan di dalamnya, dan lain-lain. Desain yang efektif menarik perhatian adalah desain yang dapat memadupadankan komposisi warna dan tipografi. Komposisi warna dengan warna cerah cenderung akan lebih menarik perhatian jika dibandingkan dengan warna gelap, hal yang sama dengan komposisi warna yang tidak monoton. Tipografi dapat dilihat dari ukuran dan jenis huruf yang digunakan, serta penempatan tulisan yang tepat juga menjadi suatu penilaian.

Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen merupakan studi mengenai individu, kelompok, dan organisasi mengetahui, memilih, membeli, menggunakan, dan menggunakan kembali barang, jasa, atau hal-hal lainnya untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. Perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor budaya, sosial, dan pribadi. Faktor budaya memberikan pengaruh yang paling luas dan dalam. Budaya adalah determinan dasar keinginan dan perilaku seseorang. Hampir seluruh kelompok manusia mengalami stratifikasi sosial, sering kali dalam bentuk kelas sosial, divisi yang relatif homogen dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat, tersusun secara hierarki dan mempunyai anggota yang berbagi nilai. Selain faktor budaya, faktor sosial seperti kelompok referensi, keluarga, peran sosial, dan status memperngaruhi perilaku pembelian. Faktor-faktor tersebut menyebabkan terjadi perbedaan selera, kebutuhan, dan motivasi dalam melakukan pembelian. Faktor pribadi berupa usia dan tahap siklus hidup, pekerjaaan dan keadaan ekonomi, kepribadian dan konsep diri, serta gaya hidup dan nilai mempengaruhi perilaku pembelian.

(30)

dissatisfier (faktor-faktor yang menyebabkan ketidakpuasan) dan kepuasan atau

satisfier (faktor yang menyebabkan kepuasan).

Persepsi merupakan proses kita memilih, mengatur, dan menerjemahkan masukan informasi untuk menciptakan gambaran dunia yang berarti. Dalam pemasaran, persepsi lebih penting daripada realitas karena persepsi yang mempengaruhi perilaku aktual konsumen. Selain itu, pembelajaran mendorong perubahan dalam perilaku kita yang timbul dari pengalaman. Memori dibedakan menjadi dua, yaitu memori jangka panjang dan memori jangka pendek. Memori jangka panjang (long term memory-LTM-) merupakan penyimpanan informasi yang lebih permanen dan pada dasarnya tak terbatas. Berbeda dengan memori jangka pendek (short term memory-STM) merupakan penyimpanan informasi temporer dan terbatas (Kotler dan Keller 2009).

Agrowisata

Agrowisata merupakan suatu sektor usaha pariwisata berbasis lingkungan dan masyarakat lokal sebagai sarana rekreasi atau kegiatan pariwisata bernilai tambah dalam perluasan pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman di bidang pertanian. Mengutip dari Pamulardi (2006), pengertian agrowisata dalam Surat Keputusan Bersama Menteri Pertanian dan Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi Nomor: 204/KPTS/HK/050/4/1989 dan Nomor KM. 47/PW.DOW/MPPT/89 Tentang Koordinasi Pengembangan Wisata Agro, didefinisikan “sebagai suatu bentuk kegiatan pariwisata yang memanfaatkan usaha agro sebagai obyek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, perjalanan, rekreasi dan hubungan usaha di bidang pertanian".

Rekreasi sebagai salah satu cara penghilang penat memiliki keterkaitan dengan pariwisata. Pariwisata merupakan kegiatan mobilisasi orang dari tempat ia melalui kegiatan keseharian ke tempat yang dapat memenuhi kebutuhan lain mereka. Tujuan dari pariwisata beraneka ragam mulai dari sekedar beristirahat, melepas penat pekerjaan atau tugas, mencari suasana baru, bermain, bahkan untuk menjadi salah satu alternatif mendapatkan wawasan baru. Pembangunan pariwisata berwawasan lingkungan yang lebih mengedepankan aspek lingkungan, pendidikan, dan partisipasi masyarakat lokal menimbulkan kecenderungan perkembangan agrowisata menjadi kian pesat dibandingkan dengan jenis wisata lainnya. Berdasarkan hal-hal tersebut, agrowisata sebagai salah satu bentuk dari pariwisata memberi jaminan di aspek sosial, budaya, dan ekonomi secara berkelanjutan. Usaha pertanian disesuaikan dengan potensi-potensi desa, seperti persawahan padi, penggilingan padi, pertanian jagung, pertanian bawang, pertanian singkong, dan sebagainya. Selain itu, pengembangan agrowisata juga disesuaikan dengan keinginan usaha dari masyarakat lokal dan dilakukan pula pelatihan-pelatihan dalam meningkatkan kemampuan SDM lokal.

(31)

lingkup agrowisata meliputi pertanian, peternakan, hortikultura, perkebunan, dan perikanan. Klasifikasi agrowisata terdiri dari empat jenis, yaitu:

1. Agrowisata bisnis, kegiatan wisata dilakukan secara bersama-sama dengan kegiatan bisnis dalam bidang agro. Agrowisata bisnis ini memang ditujukan untuk kegiatan bisnis sehingga konsumen akan mendapatkan kepuasan dan juga akan mendapatkan kebutuhan wisatanya.

2. Agrowisata rekreasi, kegiatan wisata yang dilakukan dengan tujuan berekreasi. Dewasa ini, agrowisata inilah yang cukup berkembang. Agrowisata ini ditujukan untuk rekreasi dalam obyek wisata agro sehingga konsumen mendapatkan kepuasan dan menghilangkan penat.

3. Agrowisata budaya, kegiatan wisata yang dilakukan dengan pengembangan budaya dalam bidang agro. Agrowisata ini ditujukan adalah untuk menambah pengetahuan mengenai kebudayaan, budaya, dan kehidupan masyarakat pertanian yang mayoritas masih bersifat alami dan tradisional.

4. Agrowisata Scientific kegiatan wisata yang dilakukan dengan kegiatan pendidikan dalam bidang agro. Agrowisata ini ditujukan adalah untuk menambah dan meningkatkan pengetahuan pada bidang agro.

Dalam komunikasi pemasaran agrowisata, kegiatan dilakukan dengan penekanan pada penyampaian pesan agar konsumen mengetahui keberadaan agrowisata yang dipasarkan tanpa adanya usaha mempersuasi untuk membeli, mengkonsumsi, atau menerapkan, tetapi diharapkan dapat memicu adanya perubahan lainnya. Dewasa ini, upaya komunikasi pemasaran agrowisata sebagian besar dilakukan dengan personal selling. Jarang ditemukan komunikasi pemasaran melalui iklan berupa pamflet, brosur, billboard, serta iklan di radio dan televisi. Upaya komunikasi pemasaran ini masih kurang efektif karena belum menjangkau seluruh target konsumen agrowisata. Konsumen masih belum menyadari keanekaragaman agrowisata baik yang ada di dalam maupun di luar lingkungannya. Oleh karena itu, diperlukan upaya komunikasi pemasaranagrowisata dengan terobosan baru untuk memperkenalkan kepada konsumen mengenai keunggulan dan keunikan yang ditawarkan oleh usaha agrowisata.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Komunikasi Pemasaran Agrowisata

(32)

Kennedy dan Soemanagara (2006) mengemukakan bahwa dalam perilaku konsumen dikenal Tricomponent Attitude Model, yaitu Cognitive (pengetahuan),

Affection (perasaan), dan Conative (kecenderungan perilaku). Kemudian, menurut Kusumastuti (2009) terdapat strategi komunikasi pemasaran yang bertujuan untuk mencapai tiga tahap perubahan pada konsumen. Tahap pertama adalah tahap perubahan pengetahuan, yaitu konsumen mengetahui keberadaan sebuah produk, untuk apa produk dicipitakan dan kepada siapa produk ditujukan. Tahap kedua adalah tahap perubahan sikap yang ditentukan oleh tiga komponen yaitu kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan konatif (perilaku). Tahap ketiga adalah perubahan perilaku yang dimaksudkan agar konsumen tidak berpaling kepada produk lain dan tetap menggunakan produk tersebut.

Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran ini menjelaskan adanya pengaruh antarvariabel penelitian. Keputusan pengunjung dalam penelitian ini memiliki pengaruh dengan faktor internal dan faktor eksternal dari responden. Faktor internal dari responden adalah karakteristik pengunjung yang meliputi umur, tingkat pendidikan, tingkat motivasi dan jenis kelamin. Karakteristik pengunjung ini dapat memberikan gambaran umum kondisi pengunjung, serta dapat menentukan perilaku dalam proses keputusan pada saat akan membeli produk dan mendatangi Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Faktor eksternal dalam penelitian ini adalah karakteristik website sebagai media komunikasi pemasaran. Salah satu media yang digunakan dalam melaksanakan upaya komunikasi pemasaran Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru adalah media online, lebih spesifiknya adalah website.

Website sebagai media komunikasi pemasaran dapat diukur dengan adanya unsur-unsur yang dimiliki oleh website dan unsur pesan yang mencakup konsep pesan AIDA, yaitu Attention, Interest, Desire, dan Action. Faktor internal dan faktor eskternal ini diduga memiliki pengaruh terhadap tingkat keterdedahan pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru.

(33)

Keterangan:

: Berpengaruh

Gambar 2 Kerangka pemikiran efektivitas website sebagai media komunikasi pemasaran

Hipotesis Penelitian

Hipotesis Penelitian:

Karakteristik pengunjung, karakteristik website, dan tingkat keterdedahan pengunjung memiliki pengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi berdasarkan aspek kognitif, afektif, dan konatif.

Berdasarkan hipotesis penelitian tersebut, dapat disimpulkan hipotesis uji statistik penelitiannya adalah sebagai berikut:

1. Karakteristik pengunjung dan karakteristik website memiliki pengaruh terhadap frekuensi menggunakan internet

2. Karakteristik pengunjung dan karakteristik website memiliki pengaruh terhadap intensitas terdedah website

3. Karakteristik pengunjung dan karakteristik website memiliki pengaruh terhadap frekuensi memperbaharui informasi

4. Karakteristik pengunjung, karakteristik website, dan tingkat keterdedahan pengunjung memiliki pengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi berdasarkan aspek kognitif

(34)

5. Karakteristik pengunjung, karakteristik website, dan tingkat keterdedahan pengunjung memiliki pengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi berdasarkan aspek afektif, dan

6. Karakteristik pengunjung, karakteristik website, dan tingkat keterdedahan pengunjung memiliki pengaruh terhadap efektivitas website sebagai media komunikasi berdasarkan aspek konatif.

Definisi Operasional

Karakteristik pengunjung merupakan faktor-faktor yang terdapat pada diri seorang pengunjung dan diduga memiliki pengaruh kepada pengunjung. Beberapa variabel yang diukur sebagai karakteristik pengunjung, antara lain:umur, tingkat pendidikan, tingkat motivasi dan jenis kelamin.

a. Umur adalah lama hidup pengunjung pada saat penelitian dilakukan yang dihitung sejak hari kelahiran yang dinyatakan dalam tahun. Jenis data berupa jenis data ordinal. Data ini disesuaikan dengan data umur pengunjung yang terdapat di lapangan dan dilakukan pembulatan ke bawah pada variabel umur, yaitu pembulatan yang mengarah pada umur ketika ulang tahun terakhir responden. Pembagian kategori dilakukan dengan pengukuran sebaran normal data yang dibagi: (1) 25% ke bawah untuk kategori 1; (2) 25-75% untuk kategori ke 2, dan (3) 75% ke atas untuk kategori 3 sehingga didapatkan kategori, sebagai berikut:

1. Umur Dewasa Awal (19-21 tahun) 2. Umur Dewasa (21-40 tahun) 3. Umur tua (40-45 tahun)

b. Jenis kelamin adalah sifat fisik responden seperti yang tercatat dalam kartu identitas yang dimiliki oleh responden. Jenis data berupa data nominal. Jenis kelamin dapat dikategorikan sebagai berikut:

1) Laki-laki 2) Perempuan

c. Tingkat pendidikan adalah jenjang terakhir sekolah formal yang pernah diikuti pengunjung sampai dengan saat penelitian. Jenis data berupa data ordinal dan dikategorikan sesuai dengan data yang terdapat di lapangan, sebagai berikut:

1) Rendah (SMA/SMK/MA atau sederajat) 2) Sedang (D1/D2/D3)

3) Tinggi (Sarjana)

d. Motivasiberkunjung adalah suatu hal yang mendorong seseorang untuk membeli produk dan mengunjungi Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Jenis data berupa data nominal. Motivasi dapat dikategorikan sebagai berikut:

1) Sekedar melihat-lihat Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru

2) Untuk membeli produk yang ditawarkan Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru

3) Untuk mengikuti program-program pelatihan yang ditawarkan oleh Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru sesuai dengan kebutuhan

(35)

Selain variabel internal tersebut, terdapat variabel eksternal yang memiliki pengaruh, yaitu karakteristik website sebagai media komunikasi pemasaran. Karakteristik website sebagai media komunikasi pemasaran diukur dengan dua variabel, yaitu dengan tingkat unsur-unsur yang dimiliki oleh website dan unsur-unsur pesan AIDA. Unsur-unsur-unsur website merupakan unsur-unsur pada website

yang dapat memberikan simultan agar pengguna internet tertarik untuk melihat dan mencari informasi dari website sehingga pengetahuan dapat meningkat. Unsur-unsur website terdiri dari desain, kelengkapan gambar, dan kelengkapan informasi.Berikut akan dijelaskan mengenai variabel dan untuk mengukur unsur-unsur website:

a. Desain website merupakan unsur website sebagai bentuk upaya menarik perhatian konsumen dengan memainkan komposisi warna dan tipografi. Jenis data berupa data interval. Desain website dapat dikategorikan sebagai berikut:

1) Kurang Baik = skor 3 2) Cukup = skor 4-5 3) Baik = skor 6

b. Kelengkapan gambar merupakan unsur website sebagai bentuk upaya memberikan gambaran kepada konsumen melalui gambar atau foto. Jenis pertanyaan kuesioner berupa skala likert dan jenis data berupa data interval. Desain website dapat dikategorikan sebagai berikut:

1) Tidak Lengkap = skor 3-5 2) Lengkap = skor 6-9 3) Sangat Lengkap = skor 10-12

c. Kelengkapan informasi unsur website sebagai bentuk upaya memberikan penjelasan mengenai Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru yang terdiri atas profil, sejarah, nomor narahubung, lokasi, serta penjelasan mengenai produk dan program-program pelatihan yang ditawarkan secara terperinci. Jenis pertanyaan kuesioner berupa skala likert dan jenis data berupa data interval. Desain website dapat dikategorikan sebagai berikut:

1) Tidak Lengkap = skor 5-9 2) Lengkap = skor 10-15 3) Sangat Lengkap = skor 16-20

Unsur pesan AIDA merupakan unsur yang memperhatikan agar pesan dapat meningkatkan perhatian (attention), ketertarikan (interest), keinginan (desire), dan tindakan (action) dari penerima pesan. Berikut akan dijelaskan mengenai variabel dan untuk mengukur unsur pesan AIDA:

a. Attention merupakan unsur pesan sebagai upaya untuk mendapatkan perhatian konsumen. Jenis data berupa data interval. Attention dapat dikategorikan sebagai berikut:

1) Rendah = skor 12-15 2) Sedang = skor 16-20 3) Tinggi = skor 21-24

b. Interest merupakan unsur pesan sebagai bentuk upaya menarik minat konsumen. Jenis data berupa data interval. Interest dapat dikategorikan sebagai berikut:

(36)

3) Tinggi = skor 6

c. Desire merupakan unsur pesan sebagai bentuk upaya membangkitkan keinginan konsumen. Jenis data berupa data interval. Desire dapat dikategorikan sebagai berikut:

1) Rendah = skor 3 2) Sedang = skor 4-5 3) Tinggi = skor 6

d. Action merupakan unsur pesan sebagai bentuk upaya menyebabkan tindakan. Jenis data berupa data interval. Action dapat dikategorikan sebagai berikut:

1) Rendah = skor 4-5 2) Sedang = skor 6-7 3) Tinggi = skor 8

Variabel internal dan eksternal tersebut dapat saling mempengaruhi dengan tingkat keterdedahan pengunjung yang diukur dengan frekuensi pengunjung menggunakan internet, intensitas pengunjung terdedah website, dan frekuensi pengunjung memperbaharui informasi. Berikut akan dijelaskan mengenai variabel dan untuk mengukur tingkat keterdedahan pengunjung:

a. Frekuensi pengunjung menggunakan internet merupakan seberapa seringnya pengunjung menggunakan internet. Jenis data berupa data interval. Frekuensi pengunjung menggunakan internet dapat dikategorikan sebagai berikut:

1) Jarang = skor 3-4 2) Sering = skor 5-7 3) Sangat Sering = skor 8-9

b. Intensitas pengunjung terdedah website merupakan seberapa seringnya pengunjung membuka, mencari informasi, dan mendapatkan informasi dari

website. Jenis data berupa data interval. Intensitas pengunjung terdedah

websitedapat dikategorikan sebagai berikut: 1) Jarang = skor 3-4

2) Sering = skor 5-7 3) Sangat Sering = skor 8-9

c. Frekuensi pengunjung memperbaharui informasi merupakan seberapa sering pengunjung mengunjungi website sehingga informasi yang terima pengunjung dapat ditingkatkan dan diberikan suatu yang baru. Jenis data berupa data interval. Frekuensi pengunjung memperbaharui informasi dapat dikategorikan sebagai berikut:

1) Jarang = skor 4-6 2) Sering = skor 7-9 3) Sangat Sering = skor 10-12

Variabel-variabel di atas diduga memiliki pengaruh dengan website

(37)

a. Kognitif merupakan pengetahuan dan persepsi pengunjung yang diperoleh melalui pengalaman dengan suatu objek sikap dan informasi dari berbagai sumber. Jenis data berupa data interval. Kognitif dapat dikategorikan sebagai berikut:

1) Rendah = skor 3-4 2) Sedang = skor 5-7 3) Tinggi = skor 8-9

b. Afektif menggambarkan emosi dan perasaan pengunjung, apakah produk tersebut disukai atau tidak disukai oleh pengunjung dan apakah produk tersebut baik atau tidak. Jenis data berupa data interval. Afektif dapat dikategorikan sebagai berikut:

1) Rendah = skor 6-7 2) Sedang = skor 8-10 3) Tinggi = skor 11-12

c. Konatif menunjukkan tindakan seseorang atau kecenderungan perilaku yang akan dilakukan oleh seorang pengunjung. Jenis data berupa data interval. Konatif dapat dikategorikan sebagai berikut:

(38)

PENDEKATAN LAPANG

Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif dan didukung dengan data kualitatif untuk memperkaya analisis. Metode kualitatif dilakukan dengan menggunakan wawancara mendalam dengan pihak pengelola dan pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksplanatif (explanatory research) dengan tujuan untuk menerangkan dan menguji hipotesis dari variabel-variabel penelitian. Fokus penelitian ini adalah analisis pengaruh-pengaruh antara variabel. Dengan metode eksplanatif, metode kuantitatif yang digunakan adalah penelitian sensus. Penelitian sensus merupakan penelitian yang mengambil satu kelompok populasi sebagai sampel secara keseluruhan dan menggunakan kuesioner yang terstruktur sebagai alat pengumpulan data yang pokok untuk mendapatkan informasi yang spesifik (Usman dan Akbar 2008).

Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru di Desa Tegalwaru, Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Teknik pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive sampling) dengan alasan bahwa Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru merupakan suatu usaha baru yang mengutamakan peningkatan pengetahuan melalui pelatihan-pelatihan yang diberikan kepada pengunjung dan masyarakat, serta memberikan kesejahteraan dan lapangan kerja bagi masyarakat di sekitar Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru.

Lokasi dipilih karena akses yang mudah dijangkau oleh peneliti. Sebelum menentukan lokasi penelitian, peneliti mengunjungi langsung ke lokasi penelitian, penelusuran kepustakaan hasil penelitian dari beberapa peneliti, artikel dari internet, serta beberapa narasumber yang memberikan informasi mengenai lokasi penelitian. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Mei 2013 sampai dengan Januari 2014. Kegiatan dalam penelitian ini meliputi penyusunan proposal skripsi, kolokium, perbaikan proposal skripsi, pengambilan data lapang, pengolahan dan analisis data, penulisan draft skripsi, uji petik, sidang skripsi, dan perbaikan laporan skripsi.

Teknik Pemilihan Responden

(39)

pernah melakukan pembelian atau kunjungan ke Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru dan sebelumnya pernah menerima bentuk komunikasi pemasaran melalui website. Ketiga, responden merupakan pengunjung yang bersedia mengisi kuesioner penelitian baik di tempat penelitian maupun melalui e-mail.

Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh melalui kuesioner dan wawancara dengan pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Kuesioner sebagai suatu daftar pertanyaan untuk memperoleh data berupa jawaban-jawaban dari para responden, serta ditujukan untuk memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan penelitian. Penyebaran kuesioner dilakukan dengan menunjukkan

website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru dengan menggunakan alat bantu, seperti hasil cetak wujud website atau dengan menggunakan smartphone milik peneliti agar memudahkan responden dalam menjawab pertanyaan. Selain wawancara terstruktur menggunakan kuesioner, pengumpulan data penelitian ini juga menggunakan wawancara mendalam dengan responden maupun informan guna menggali informasi lebih mengenai Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru baik melalui tatap muka langsung maupun melalui pesawat telepon. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari dokumen Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru, serta berbagai literatur yang relevan dengan penelitian ini terdiri dari: (1) buku; (2) jurnal penelitian; (3) skripsi; dan (4) internet.

Kelemahan Penelitian

Kelemahan dari penelitian ini adalah jadwal kunjungan dan jumlah pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru tidak dapat dipastikan sehingga tidak memungkinkan membuat kerangka sampling untuk pemilihan responden.

Teknik Pengolahan dan Analisis Data

(40)

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Lokasi penelitian ini adalah Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru yang terletak di Desa Tegalwaru, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru merupakan suatu wilayah pedesaan yang sebagian besar penduduknya memiliki usaha UKM sebagai mata pencaharian sehingga Yayasan Kuntum Indonesia (YKI) berinisiatif membuat paket wisata edukasi berbasis pengembangan masyarakat. Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru menggunakan website sebagai media komunikasi pemasaran online yang sesuai dengan masyarakat global saat ini.

Profil Desa Tegalwaru

Desa Tegalwaru terletak di Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Berdasarkan data sekunder yang didapat dari data profil desa, Desa Tegalwaru memiliki luas wilayah seluas 338.843 hektar yang berbatasan dengan tiga desa. Di sebelah utara dan timur berbatasan dengan Desa Bojong, Jengkol. Di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Cinangka. Di sebelah barat berbatasan dengan Bojong Rangkas-Cicadas.

Tabel 3. Jumlah Kependudukan Desa Tegalwaru, Ciampea, Bogor, Jawa Barat

Kependudukan Desa Tegalwaru Jumlah (Orang) Jenis Kelamin 18-56 tahun yang bekerja

• Laki-laki

• Perempuan

543 258 285 18-56 tahun yang belum atau tidak bekerja

• Laki-laki

(41)

Penduduk Desa Tegalwaru memiliki bermacam-macam mata pencaharian, yaitu buruh tani, dokter swasta, montir, pedagang keliling, pegawai negeri sipil, pembantu rumah tangga, pengrajin, petani, peternak, polri, TNI, dan pensiunan dengan jumlah tertinggi penduduk bermatapencaharian sebagai petani yang berjumlah 3973. Alat-alat komunikasi yang digunakan oleh penduduk Desa Tegalwaru terdiri dari ORARI berjumlah 3 buah, TV umum berjumlah 6 buah, telepon umum berjumlah 1 buah, pesawat telepon berjumlah 3.963, pesawat radio 1.321, dan pemilik antene parabola berjumlah 20 buah. Desa Tegalwaru belum memiliki data pasti mengenai alat komunikasi yang menggunakan telepon genggam dan pesawat internet. Namun, menurut salah satu pegawai Kelurahan Desa Tegalwaru, sekitar 80 persen lebih penduduk sudah menggunakan telepon genggam dan sekitar 30 persen KK yang telah memiliki pesawat internet di rumahnya.

Desa Tegalwaru yang terletak di sebelah barat Kabupaten Bogor dengan penduduk yang sebagian besar bermatapencaharian sebagai petani dan wirausaha.Secara monografi, Desa Tegalwaru terdiri dari 6 RW dan 38 RT dan masing-masing RW memiliki spesifikasi usaha masyarakat. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, RW 01 sebagian besar warga bermatapencaharian sebagai pengrajin anyaman bambu dan bilik. RW 02 sebagian besar warga bermatapencaharian sebagai pengrajin pandai besi dan pesanan golok ukir. Berbeda dengan dua RW sebelumnya, warga RW 03 lebih banyak yang menggarap lahan mereka dengan tanaman obat, buah dan tanaman hias karena wilayahnya yang masih luas dan berpotensi untuk menjadi lahan pertanian.

Di wilayah RW 04 terdapat berbagai industri pembuatan selai kelapa dan pembiakan ikan patin. Dari limbah indusri selai kelapa, berpotensi melahirkan aneka usaha seperti briket arang, nata de coco, dan hiasan (aksesoris atau pernak-pernik).Di RW 05 terdapat industri rumahan berupa pengolahan kecap, cuka, saus dan minuman orson dengan menggunakan media produksi yang sederhana. Kemudian terakhir, di RW 06 masyarakat dominan sebagai pedagang dan tukang bangunan, tetapi di beberapa area terdapat budidaya tanaman DAS yang telah cukup diakui banyak pihak.

Sejarah dan Pengembangan Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru

Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru merupakan wilayah pedesaan yang dikembangkan sesuai dengan potensi UKM yang dimiliki penduduk Desa Tegalwaru untuk meningkatkan ekonomi masyarakat dengan kegiatan berwisata mengelilingi dan mengikuti program pelatihan di Desa Tegalwaru. Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru dibentuk oleh Yayasan Kuntum Indonesia (YKI) yang bergerak dalam melayani masyarakat pedesaan, terutama dalam membentuk meningkatkan kapasitas pemberdayaan ekonomi. YKI didirikan pada tanggal 18 Juni 2008 dan berlokasi di Desa Tegalwaru, Ciampea, Kabupaten Bogor. Salah satu pendiri YKI dan merupakan penduduk asli Desa Tegalwaru, yaitu Ibu Tatiek Kancaniati mengamati banyak potensi yang dimiliki masyarakat sekitar Desa Tegalwaru.

3

(42)

Berdasarkan pengamatan tersebut, sebagian besar penduduk Desa Tegalwaru memiliki usaha mikro atau kecil berbasis home industry yang memproduksi berbagai macam produk yang berbeda, seperti tas, kerupuk, tanaman obat, peralatan rumah tangga dari anyaman bambu, aneka kerajinan tangan, serta peternakan domba dan kelinci. Namun, banyaknya usaha-usaha kreatif yang dimiliki warga tidak diimbangi dengan pengetahuan sehingga dibutuhkan pembinaan agar sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki dapat menjadi lebih berkualitas, produktivitas dapat meningkat, dan akses terhadap informasi pun tidak terbatas. Untuk itu, Ibu Tatiek sebagai seorang social enterpreneurship mencetus ide terbentuknya Kampoeng Wisata Bisnis Desa Tegalwaru.

Berawal dari komunikasi pemasaran personal mouth to mouth, Kampoeng Wisata Bisnis terus berkembang. Melihat potensi pasar yang berada di luar Bogor, tahun 2011, salah satu mahasiswa yang sedang melakukan penelitian berinisatif untuk membuatkan website Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru sebagai alternatif media komunikasi pemasaran. Menurut pendiri, Ibu Tatiek, setelah adanya

website, pengunjung yang datang untuk membeli maupun berkunjung telah meningkat dalam 2 tahun terakhir ini. Pengunjung berdatangan dari luar Bogor, seperti dari Jakarta, Bekasi, Tangerang, dan sebagainya.

Produk dan Paket Wisata yang Ditawarkan Kampoeng Wisata BisnisTegalwaru

Terdapat banyak macam produk dan paket wisata yang ditawarkan Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Produk-produk yang ditawarkan antara lain kerupuk, jamur tiram, tanaman obat (seperti permen Jelly dari lidah buaya dan teh rosella), tas, handycraft daur ulang kertas, nata de coco, serta ikan patin. Selain itu, terdapat pula paket-paket wisata yang ditawarkan, antara lain sebagai berikut:

1. Training Enterprenuer

Kegiatan ini memberikan pelatihan binis home industry sehingga pengunjung akan mendapat gambaran mengenai bisnis yang menyeluruh dalam bentuk pengajaran dengan presentasi dari ahli dan melakukan simulasi proses produksi. Untuk menunjang simulasi proses produksi, masing-masing pengunjung akan memperoleh bahan baku produk yang akan dilatih. Peserta dapat memilih jenis pelatihan yang diminati. Jenis pelatihan terdiri dari pelatihan handycraft, pernak-penik terigu, sulam pita, rajutan dan bunga akrilik, dan motivasi mengenai enterpreneur. Harga satu jenis pelatihan dimulai dari Rp 20.000-50.000 (tergantung jumlah pengunjung dalam satu kelompok).

2. Charity Creativity

(43)

(seperti peternakan sapi, domba, dan kelinci), usaha kerajinan tas, usaha kerupuk, keterampilan aneka handycraft, dan pengolahan nata de coco. Harga satu paket wisata dimulai dari Rp 30.000-60.000 (tergantung jumlah pengunjung dalam satu kelompok). Paket ini merupkan paket yang paling diminati oleh banyak pengunjung.

3. Outbond on The Road

Kegiatan ini ditujukan untuk mengembalikan permainan-permainan tradisional di ruang luar ruangan. Harga setiap jenis dalam paket wisata ini berbeda-beda. Jenis paket outbond on the road yang dapat dipilih pengunjung, yaitu:

a) Permainan Gobak sodor, Galasin, Galah, Engrang b) Menanam tanaman sayuran organik

c) Memancing dan menangkap ikan di kolam d) Bakar ikan dan ayam panggang

e) Renang di sungai 4. Paket Konsumsi

Paket konsumsi merupakan pilihan paket makanan yang ditawarkan kepada pengunjung selama melakukan kunjungan. Paket ini merupakan layanan pendukung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru. Ada empat pilihan paket konsumsi, yaitu Snack ala Kampoeng (jagung, ubi, kacang, dan pisang rebus), paket timbel (ayam atau ikan bakar, sambel, tempe, dan lalapan), paket minuman (sirup rosella, jahe merah, bajigur, dan jus), serta bakso ikan RKE.

5. Paket Oleh-Oleh

(44)

PROFIL PENGUNJUNG

KAMPOENG WISATA BISNIS TEGALWARU

Responden dalam penelitian ini adalah adalah individu-individu yang datang ke Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru di Desa Tegalwaru, Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dan telah mengunjungi website Kampoeng Wisata Tegalwaru sebelumnya. Dalam penelitian ini, terdapat faktor internal dan faktor eksternal pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru sebagai bentuk data profil pegunjung. Faktor internal merupakan variabel-variabel yang mewakili karakteristik pengunjung, sedangkan faktor eksternal merupakan variabel-variabel yang mewakili karakteristik webiste sebagai media komunikasi pemasaran Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru.

Faktor Internal

Pada penelitian ini, faktor internal merupakan karateristik pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru yang meliputi umur, tingkat pendidikan, tingkat motivasi dan jenis kelamin.

Umur

Umur adalah lama hidup pengunjung pada saat penelitian dilakukan yang dihitung sejak hari kelahiran yang dinyatakan dalam tahun. Pembulatan angka pada variabel umur dibulatkan ke bawah, yaitu pembulatan yang mengarah pada umur ketika ulang tahun terakhir responden. Apabila pengunjung memiliki umur 21 tahun 12 bulan maka umur pengunjung akan dianggap beruumr 21 tahun. Karakteristik pengunjung berdasarkan umur diamati pada penelitian yang dikelompokkan berdasarkan hasil yang ada di lapang, yaitu Umur Dewasa Awal (19-21 tahun), Umur Dewasa (21-40 tahun), dan Umur tua (40-45 tahun). Karakteristik umur pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Jumlah dan persentase pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru berdasarkan umur

Umur Jumlah Persentase (%) Umur Dewasa Awal (19-21 tahun) 8 26.7 Umur Dewasa (21-40 tahun) 14 46.6 Umur tua (40-45 tahun) 8 26.7

Total 30 100.0

(45)

kemampuan teori dan praktek dalam bidang enterpreneurship (wirausaha), serta mendapat pencerahan dari motivasi-motivasi dan wisata rohani yang diberikan dengan mayoritas mengambil paket training enterprenuership. Kunjungan dari ibu-ibu muda ditujukan agar mendapat kegiatan edukasi sambil berwisata dengan mayoritas mengambil paket charity creativity, yaitu paket yang hanya mendengarkan presentasi mengenai suatu UMKM.

Jenis Kelamin

Jenis kelamin adalah identitas seksual diri masing-masing responden, serta sifat fisik responden yang tampak dan tercatat dalam kartu identitas yang dimiliki oleh responden. Berdasarkan jenis kelamin, pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru terbagi menjadi pengunjung laki-laki dan pengunjung perempuan. Karakterisitik jenis kelamin pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Jumlah dan persentase pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase

Laki-laki 6 20.0

Perempuan 24 80.0

Total 30 100.0

Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 5 menunjukkan bahwa data memiliki kecenderungan pengunjung perempuan lebih banyak jika dibandingkan dengan pengunjung laki-laki karena perbedaan jumlah terbilang cukup jauh. Hal ini disebabkan oleh produk maupun program-program pelatihan yang ditawarkan Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru cenderung lebih mengenai pasar perempuan, seperti produk tas atau pelatihan handycraft. Namun, hal ini tidak menutup kemungkinan apabila terdapat pengunjung laki-laki yang membeli produk atau mengikuti pelatihan karena terdapat pula produk dan program pelatihan-pelatihan yang ditujukan untuk laki-laki, seperti budidaya ikan, jarum tiram, dan sebagainya. Selain itu, memang mayoritas adalah ibu-ibu, seperti yang dituturkan oleh Mbak Rara sebagai pengurus Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru:

“… Kalau pengunjung yang datang ke sini emang kebanyakan ibu-ibu. Kadang-kadang ada mahasiswa. Mahasiswa kalau dating rombongan atau mau magang. Terus kalau bapak-bapak itu juga kadang-kadang banget. Seringnya ibu-ibu sih…”

Tingkat Pendidikan

(46)

(D1/D2/D3), dan tinggi (Sarjana). Pembagian kategori ini disesuaikan dengan data yang terdapat di lapangan. Pada saat penelitian dilakukan, peneliti tidak menemukan responden dnegan pendidikan yang lebih rendah dari SMA/SMK/MA atau sederajat dan lebih tinggi dari Sarjana. Karakteristik tingkat pendidikan pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Jumlah dan persentase pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru berdasarkan tingkat pendidikan

Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase

Rendah

(SMA/SMK/MA atau sederajat)

23 76.7

Sedang (D1/D2/D3)

4 13.3

Tinggi (Sarjana)

3 10.0

Total 30 100.0

Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 6 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru didominasi oleh pengunjung dengan tingkat pendidikan rendah, yaitu sebanyak 76.7 persen secara keseluruhan. Kemudian, pengunjung dengan tingkat pendidikan sedang sebanyak 13 persen dan tingkat pendidikan tinggi sebanyak 10 persen secara keseluruhan. Data ini menunjukkan bahwa kecenderungan pengunjung dengan tingkat pendidikan rendah lebih banyak jika dibandingkan dengan pengunjung dengan tingkat pendidikan sedang dan tinggi karena perbedaan jumlah diantaranya terbilang cukup jauh.

Tingkat Motivasi

(47)

Tabel 7 Jumlah dan persentase pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru berdasarkan tingkat motivasi

Tingkat Motivasi Jumlah Persentase Sekedar melihat-lihat Kampoeng Wisata Bisnis

Tegalwaru

1 3.3

Untuk membeli produk yang ditawarkan 1 3.3 Untuk mengikuti program-program pelatihan yang

ditawarkan sesuai dengan kebutuhan 20 66.7 Untuk membeli produk dan mengikuti

program-program pelatihan yang ditawarkan 8 26.7

Total 30 100.0

Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 7 menunjukkan bahwa data memiliki kecenderungan pengunjung yang berkunjung dengan motivasi untuk mengikuti program-program pelatihan lebih banyak jika dibandingkan dengan motivasi lainnya dengan persentase sebesar 66.7 persen. Hal ini dapat disebabkan oleh banyaknya pengunjung yang terdiri dari ibu-ibu muda (ibu-ibu PKK atau ibu-ibu pengajian) dan mahasiswa yang belum menyelesaikan perkuliahannya. Kunjungan ibu-ibu muda dilakukan untuk mengisi waktu senggang mereka ataupun mengasah kemampuan baru yang dapat mereka dapat dari program pelatihan sehingga bermanfaat dalam meningkatkan perekonomian mereka. Kunjungan mahasiswa dilakukan sebagai program kunjungan atau studi banding dari sebuah Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), seperti yang dituturkan oleh salah satu responden:

... Kami ke sini sih karena pengen belajar aja tertarik dari cerita kakak kelas yang pernah ke sini duluan dan akhirnya buka website buat tau kontak biar bisa ke sini ...” (HN, 20)

Faktor Eksternal

Pada penelitian ini, faktor internal merupakan karateristik pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru yang meliputi unsur-unsur website dan unsur pesan AIDA. Unsur-unsur website merupakan unsur-unsur pada website yang dapat memberikan simultan agar pengguna internet tertarik untuk melihat dan mencari informasi dari website sehingga pengetahuan dapat meningkat. Unsur

website terdiri dari desain website, kelengkapan gambar pada website, dan kelengkapan informasi pada website. Unsur pesan AIDA merupakan unsur yang memperhatikan agar pesan dapat meningkatkan perhatian (attention), ketertarikan (interest), keinginan (desire), dan tindakan (action) dari penerima pesan.

Desain Website

Gambar

Tabel 2 Model hierarki respons
Gambar 1 Pertumbuhan jumlah internet host
  gambar, kelengkapan
Tabel 3. Jumlah Kependudukan Desa Tegalwaru, Ciampea, Bogor, Jawa Barat
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pujian bagi Tuhan Penguasa dari segalanya, terima kasih Tuhan atas segala karunia yang Engkau berikan kepada kami, yang sesungguhnya tidak dapat kami hitung

Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana hasil belajar kognitif siswa dalam penerapan strategi Whole

Berdasarkan pembahasan yang diuraikan pada bab sebelumnnya dan dari penelitian yang telah dilakukan mengenai peranan BMT dalam pemberdayaan ekonomi bagi perempuan

Ada 115 ruas jalan desa yang masuk kategori penanganan pemeliharaan jalan desa karena potensi yang dimiliki oleh desa dapat lebih bermanfaat untuk prioritas

Dalam hal ini, Dewan Keamanan bersama dengan IAEA dan Komite Non-proliferasi akan menjadi komunitas yang melakukan pengawasan terhadap pengembangan nuklir Iran serta

Minat ini mempunyai kecenderungan mempengaruhi perilaku individu dalam aktivitas tertentu (Guilford, 1956; Jones, 1963). Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa minat

Implikasinya, dalam studi ini untuk dapat merekonstruksi variasi musiman dari  18 Osw (salinitas) dimasa lampau di wilayah Tahiti berdasarkan pasangan  18 O dan Sr/Ca

Bagi penduduk yang dinilai taraf kehidupannya tidak lebih dari taraf hidup pada umumnya, hanya dikenakan pajak minimum terendah seperti tabel di atas sedangkan bagi mereka