• Tidak ada hasil yang ditemukan

KECEMASAN WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN MENJELANG KEBEBASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KECEMASAN WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN MENJELANG KEBEBASAN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah tindak pidana atau perilaku kriminal selalu menjadi bahan yang

menarik serta tidak habis-habisnya untuk dibahas dan diperbincangkan, masalah ini

merupakan masalah sensitif yang menyangkut masalah-masalah peraturan sosial,

segi-segi moral, etika dalam masyarakat dan aturan-aturan dalam agama. Tindak

pidana oleh banyak orang dianggap sebagai suatu kegiatan yang tergolong anti

sosial, menyimpang dari moral dan norma-norma di dalam masyarakat serta

melanggar aturan-aturan dalam agama.

Fungsi hukum sebagai salah satu alat untuk “menghadapi” kejahatan melalui

rentetan sejarah yang panjang mengalami perubahan-perubahan dan perkembangan,

dari satu cara yang bersifat “pembalasan” terhadap orang-orang yang melakukan

kejahatan, yang berubah menjadi alat untuk melindungi individu dari gangguan

individu lainnya, dan perlindungan masyarakat dari gangguan kejahatan akan terus

berubah sebagai wadah pembinaan warga binaan pemasyarakatan atau narapidana

untuk. pengembalian ke dalam masyarakat.

Sebagaimana ditegaskan dalam undang-undang hukuman penjara saat ini

menganut falsafah pembinaan narapidana yang dikenal dengan nama

pemasyarakatan, dan istilah penjara telah diubah menjadi Lembaga Pemasyaraktan.

Sebutan untuk narapidanapun sekarang telah berganti menjadi warga binaan

pemasyarakatan. Lembaga pemasyaraktan berfungsi sebagai wadah pembinaan

untuk melenyapkan sifat-sifat jahat melalui pendidikan permasyarakatan. Hal ini

berarti kebijaksanaan dalam perlakuan mengayomi para warga binaan

pemasyarakatan dan memberi bekal hidup narapidana setelah warga binaan

pemasyarakatan tersebut kembali kemasyarakat sehingga dapat diterima kembali

(2)

2

pemasyarakatan yang kembali ketengah masyarakat dapat aktif berperan dalam

pembangunan dan dapat hidup secara wajar sebagai warga yang baik dan

bertanggung jawab.

Masalah pelaksanaan hukum dan upaya penanggulangan suatu kejahatan

merupakan hal yang cukup penting bagi negara yang menginginkan adanya

ketertiban hukum. Kejahatan merupakan atau bukan istilah yang asing lagi bagi

masyarakat Indonesia. Kejahatan merupakan masalah yang cukup kompleks yang

setiap waktu dihadapi oleh pihak penegak hukum.

Dewasa ini tindak kriminal sangatlah beragam jenisnya, dimana setiap

pelanggaran atau tindak kriminal yang dilakukan seseorang akan menjadi gangguan

keamanan dan ketertiban. Salah satu contoh tindak kriminal diantara lain pencurian,

pembunuhan, teroris serta tindak kekerasan lainnya. Terlebih Indonesia adalah

negara yang kaya akan keanekaragaman budaya serta suku bangsa yang secara tidak

langsung kondisi ini memperburuk keadaan karena lingkungn masyarakat yang

beragam itu dapat mempengaruhi tindak kejahatan.

Berdasarkan hal itulah dari tahun ke tahun tindakan kriminal di Indonesia

hampir selalu mengalami peningkatan. Bahkan cara melakukan tindakan kriminal itu

pun semakin cerdik dan bervariasi. Lembaga pemasyarakatan merupakan tempat

terakhir dalam alur dan proses hukum. Keberadaanya sangat penting dalam hal

menjamin keamanan dan ketertiban suatu wilayah.

Pada febuari 2011 peneliti melakukan magang mandiri di sebuah lembaga

pemasyarakatan. Kegiatan yang dilakukan peneliti disana ialah membantu tenaga

Psikolog setempat. Seperti ikut serta dalam memberikan tes psikologi kepada warga

binaan kasus narkoba serta memberikan konseling kepada warga binaan

pemasyarakatan atau narapidana yang dirasa WBP tersebut memerlukan suatu

konseling. Berdasarkan kegiatan tersebut diketemukan kasus warga binaan

pemasyarakatan atau narapidana yang mengalami kecemasan justru menjelang

(3)

3

Hal ini justru menarik perhatian peneliti dikarenakan pada umumnya seorang

warga binaan pemasyarakatan atau narapidana yang mengetahui dirinya bebas akan

merasa sangat senang dikarenakan bisa berkumpul dengan keluarga, dapat

melakukan segala sesuatu tanpa dibatasi ruang dan waktu dan lain sebagainya.

Namun kenyataannya terdapat beberapa warga binaan pemasyarakatan yang

mengalami suatu kecemasan dengan intensitas taraf ketinggian yang berbeda-beda.

Koliandri (2010) menyebutkan bila tujuan dari pemidanaan adalah

pemasyarakatan, seharusnya mantan warga binaan dapat diterima di masyarakat,

hidup berdampingan dengan masyarakat dan tidak lagi diperlakukan secara

diskriminatif di dalam masyarakat. Namun pada kenyataannya, warga binaan

pemasyarakan yang telah bebas dan kembali ke masyarakat, sering kali mendapat

perlakuan yang tidak baik dari masyarakat. Mereka banyak mendapat tekanan secara

psikologis, diasingkan, dicurigai, digunjingkan hingga akhirnya tidak betah berada di

tengah-tengah masyarakat. Hal inilah yang pada akhirnya dapat menyebabkan

munculnya gangguan-gangguan psikologis.

Sejalan dengan pernyataan diatas berikut terdapat kasus mantan warga binaan

pemasyarakatan yang terjadi di Pulau Bali. Hampir sama dengan kasus yang terjadi

pada warga binaan pemasyarakatan sebelumnya, namun mungkin dapat dikatakan

lebih parah karena tidak hanya mantan terpenjara yang mendapatkan sangsi serta

penolakan dari masyarakat tetapi juga keluarganya ikut merasakan dampak

penolakan tersebut.

Berikut terdapat salah satu contoh yang menimpa salah satu mantam warga

binaan pemsyarakatan yang mendapat penolakan dari lingkungan sekitar setelah

WBP tersebut menghirup udara bebas.

(4)

4

Persepsi masyarakat tentang narapidana atau warga bianaan pemasyarakatan

memang terkadang agak berlebihan, sehingga dapat mempengaruhi persepsi para

warga binaan pemasyarakatan tentang diri mereka kelak pasca kebabasannya. Masih

adanya sebagian kalangan dalam masyarakat yang secara terang-terangan menolak

kehadiran mereka untuk kembali ke tengah-tengah masyarakat (terutama terkait

dengan kasus warga binaaan pemasyarakatan yang melibatkan si warga binaan

pemasyarakatan tersebut). Oleh karena itu muncul kecemasan yang dialami oleh

warga binaan pemasyarakatan tentang bagaimana kelak menghadapi masa depan

setelah keluar atau bebas dari lembaga pemasyarakatan.

Hasil penelitian Dyah (seperti yang disebut Koliandri, 2010), diketahui

kecemasan warga binaan pemasyarakatan saat akan keluar dari Lapas dikarenakan

ada perasaan bersalah terhadap lingkungan dimana mereka dibesarkan, mereka

merasa akan mendapatkan ancaman dari pihak keluarga atau teman korban saat

mereka keluar dari Lapas, kekhawatiran terhadap penerimaan masyarakat, dan juga

sulit mendapat pekerjaan.

Koliandri (2010) pada satu sisi, seorang warga binaan pemasyarakatan juga

manusia biasa yang mempunyai keluarga yang harus dicukupi segala kebutuhan

sehari-harinya. Namun pada kenyataannya stigma negatif masih sering kita jumpai

ditengah masyarakat kita yang mengetahui ditengah kehidupan mereka terdapat

mantan warga binaan pemasyarakatan. Seperti penolakan-penolakan, gunjingan dan

lain sebagainya. Banyaknya contoh diatas semakin menunjukkan bahwa masyarakat

kita masih sangat sulit menerima kehadiran mantan warga binaan pemasyarakatan

hadir atau hidup ditengah-tengah masyarakat.

Baiknya sebelum warga binaan pemasyarakatan tersebut bebas atau saat ini

sedang menjalani masa menjelang kebebasan, pihak setempat mengadakan intervensi

preventif seperti pelatihan persiapan menjelang kebebasan atau lebih

mengoptimalkan tenaga psikolog yang ada di lembaga pemasyarakatan. Hal ini

(5)

5

bekal baik ilmu maupun shoft skill agar tidak lagi terjadi penolakan, gunjingan atau

stigma negatif terhadap mantan warga binaan pemasayrakatan.

Oleh karena itu berdasarkan uraian diatas peneliti ingin mengetahui hal-hal

apa yang menyebabkan mereka mengalami suatu kecemasan serta peneliti juga ingin

mengukur seberapa tinggi kecemasan para warga binaan pemasyarakatan menjelang

kebebasannya. Hal tersebut kemudian dituangkan dalam skripsi yang berjudul

Kecemasan Warga Binaan Pemasyarakatan Menjelang Kebebasan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah penelitian ini adalah

mengapa warga binaan pemasyarakatan mengalami kecemasan menjelang

kebebasan?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan sumber kecemasan

warga binaan pemasyarakatan menjelang kebebasan.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat secara teoritis

Diharapkan mampu memberikan sumbangsih pemikiran dan informasi bagi

pengembangan disiplin ilmu Psikologi Klinis.

2. Manfaat secara praktis

Penelitian ini diharapkan nantinya mampu memberikan gambaran secara jelas

bagi Lembaga Pemasyarakatan Klas 1 Malang mengenai kecemasan warga

binaan pemasyarakatan menjelang kebebasan agar selanjutnya diadakan suatu

intervensi psikologi, penanganan-penganan psikologi atau bahkan terapi-terapi

psikologi (seperti terapi CBT dan lain-lain) pada warga binaan pemasyarakatan

(6)

6

bagi peneliti dan masyarakat sehingga dapat saling membantu guna

(7)

KECEMASAN WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN MENJELANG KEBEBASAN

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu persyaratan memperoleh

gelar Sarjana Psikologi

Oleh:

Kiki Fitrianingsih 08810307

FAKULTAS PSIKOLOGI

(8)

KECEMASAN WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN MENJELANG KEBEBASAN

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu persyaratan memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi

Oleh :

KIKI FITRIANINGSIH 08810307

FAKULTAS PSIKOLOGI

(9)

LEMBAR PERSETUJUAN

1. Judul Skripsi : Kecemasan Warga Binaan Pemasyarakatan Menjelang

Kebebasan.

2. Nama Peneliti : Kiki Fitrianingsih

3. NIM : 08810307

4. Fakultas : Psikologi

5. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang

6. Waktu Penelitian : 27 Febuari – 17 Maret 2012

7. Tanggal Ujian : 4 Mei 2012

Malang, 4 Mei 2012

Pembimbing 1 Pembimbing II

(10)

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini telah diuji oleh dewan penguji

Pada tanggal 4 Mei 2012

Dewan penguji

Ketua penguji : Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si. _________________

Anggota penguji : 1. Zainul Anwar, M.Psi _________________

2. Dra. Siti Suminarsih Fasikha, M. Si _________________

3. Adyatman Prabowo, M.Psi _________________

Mengesahkan,

Dekan fakultas psikologi

Universitas Muhammadiyah Malang

(11)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Kiki Fitrianingsih

NIM : 08810307

Fakultas / Jurusan : Psikologi

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang

Menyatakan bahwa skripsi/karya ilmiah yang berjudul :

Kecemasan Warga Binaan Pemasyarakatan Menjelang

1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagaimana pun keseluruhan kecuali

dalam bentuk kutipan yang digunakan dalam naskah ini telah disebutkan

sumbernya.

2. Hasil karya ilmiah/skripsi dari penelitian yang saya lakukan merupakan Hak

bebas Royalti non eksklusif, apabila digunakan sebagai sumber pustaka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila

pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia mendapat sanksi sesuai undang-undang

yang berlaku.

Mengetahui, Malang, 4 Mei 2012

Ketua Program Studi Yang menyatakan

(12)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Alhamdulillah segala puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayahnya sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas akhir ini dengan

kekuatan dan kesempatan yang telah diberikan-Nya. Teriring salam dan doa kepada

semua pihak yang telah memberikan dukungan berupa bantuan pemikiran, saran,

masukan dan doa yang bermanfaat bagi penulis hingga dapat terselesaikan tugas akhir

ini, guna meraih gelar Sarjana Strata Satu Psikologi di Universitas Muhammadiyah

Malang. Serta tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada:

1. Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas

Muhammadiyah Malang.

2. Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si. dan Zainul Anwar S.Psi, M.Psi. selaku

pembimbing I dan pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk

memberikan bimbungan dan arahan yang sangat berguna, sehingga penulis mampu

menyelesaikan tugas ahir ini dengan baik.

3. Bpk Hariyono dan Bpk Sugeng, selaku pembimbing di Lembaga Pemasyarakatan

yang telah banyak memberikan masukan dan meluangkan waktunya serta senantiasa

sabar dalam membimbing dan selalu memberikan motivasi kepada penulis.

4. M. Assari dan Tatik Ernawati selaku orang tua penulis yang senantiasa memberikan

do’a, hamparan kasih sayang yang tak kan pernah lekang oleh waktu, pelajaran

hidup serta dukungannya yang tidak pernah berhenti sehingga anakmu ini bisa

menyelesaikan tugas akhir ini. Semangat perjuanganmu yang mampu merobohkan

batu karang di lautan demi sebuah pendidikan untuk anak-anakmu, menjadi

lecutan cemeti” motivasi dalam meraih asa masa depan.

5. Miskaya selaku nenek penulis yang senantiasa menemani penulis hingga saat ini.

Beribu terima kasih aku ucapkan. Kasihmu tiada terbayar oleh apapun. Semoga

(13)

6. Adikku Kasih Wulandari terima kasih atas arus motivasi yang tak pernah berhenti

dialirkan kepada kakakmu ini. Jadikanlah kemelut persoalan selama ini sebagai

cambuk motivasi serta pelajaran guna masa depan kita nantinya.

7. Sahabatku ST Stia “ Galih Gumilang Mahardeka “ terima kasih untuk persahabatan

ini, semoga persahabatan kita akan kekal abadi selamanya. Tiada yang tak berkesan

selama bersamamu terlebih di gapura utama Univ. Muhammadiyah Malang.

8. MA, SG, dan WC terimakasih banyak, telah berkenan membantu terselesainya

skripsi ini tanpa kalian skripsi ini berhenti di tengah jalan, semoga kita bisa bertemu

kembali dalam kondisi yang berbeda tentunya yang lebih baik.

9. Teman-teman seperjuangan Melon, Myrja, Dice, Makbul, Diedien, Bang Ardhi

serta keluarga besar kelas E 2008 kita bersatu dalam perbedaan. Tiada kata yang

dapat melukiskan indahnya dinamika persahabatan kita. Terima kasih dan maaf

selalu merepotkan.

10. Teman-teman kerja Bu Ririn, Papa Surip, Ayang Dadat, Su-Tya, Mas Erpan, Mas

Afif, Uni, Mbak Luluk, Pak Amir, Pak Yani, Pak Adi, Arief, Hanif serta keluarga

besar DP2M Univ. Muhammadiyah Malang, terima kasih telah memberi

kesempatan belajar serta selalu menghibur ditengah polemik problematika yang

sedang dihadapi.

11. Semua pihak yang telah bersedia membantu terselesaikannya penulisan tugas akhir

ini yang tak bisa kusebutkan satu per satu, saya sampaikan terima kasih banyak atas

semua bentuk bantuannya.

Karya ilmiah ini tentunya masih jauh dari sempurna oleh karena itu penulis

terbuka pada saran, masukan maupun kritikan. Semoga karya ilmiah ini bisa

menjadi langkah awal bagi penulis untuk maju, mengembangkan kualitas dan

potensi diri serta mendapatkan ridho Allah SWT, Amin.

Malang, 7 Mei 2012

Penulis,

(14)

DAFTAR ISI

BAB II : TINJAUAN TEORI A. Kecemasan... 6

1. Pengertian kecemasan ... 6

2. Macam-macam kecemasan ... 8

3. Faktor-faktor penyebab kecemasan ... 10

4. Ciri-ciri kecemsan ... 12

BAB III : METODE PENELITIAN A. Rancangan penelitian ... 14

B. Batasan istilah ... 16

(15)

D. Metode pengumpulan data ... 17

E. Tahap-tahap penelitian ... 18

F. Tempat & waktu penelitian ... 19

G. Analisis data ... 20

H. Keabsahan data ... 21

BAB IV: HASIL PENELITIAN A. Identitas subyek penelitian ... 23

B. Deskripsi data ... 23

C. Analisis data ... 35

D. Rangkuman analisis ... 42

E. Pembahasan ... 44

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 48

B. Saran ... 48

DAFTAR PUSTAKA ... 50

(16)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 : Identitas subyek penelitian ... 23

(17)

DAFTAR SKEMA

Skema 4.1 : Latar belakang subyek MA mengalami kecemasan ... 36

Skema 4.2 : Latar belakang subyek SG mengalami kecemasan ... 38

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Alwisol. 2010. Psikologi kepribadian (Ed. revisi).Malang: UMM Press.

Feist, J & Gregory, J.F. 2010. Teori Kepribadian. Jakarta. Salemba Humanika

Furdiyartanta, RBS. 2005. Psikologi Kepribadian Freudianisme. Yogyakarta. Zenith Publisher.

Froggatt, W. 2003. Free from Stress. Jakarta. PT. Bhuana Ilmu Populer.

Gufron, N & Risnawita, R. 2010. Teori-teori Psikologi. Jogjakarta. Ar-ruzz Media.

Kaplan, H.I., Sadock, B.J. & Gerbb, J.A. 2010. Sinopsis psikiatri (Jilid dua). Jakarta: Binapura Aksara.

Kartono, K. 1981. Psikologi Abnormal. Bandung. Penerbit Alumni.

Kartono, K. 1983. Mental Hygiene (Kesehatan Mental. Penerbit Alumni.

Koliandri, A. 2010. Kecemasan Narapidana Menjelang Kebebasan (Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur).

Nevid, J.S, Rathus, S.A, & Greene, B. 2005. Psikologi Abnormal. Jakarta. Penerbit Erlangga.

Moleong, L.J. 2010. Metodologi penelitian kualitatif (Ed. revisi). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Smith, J.A. 2009. Dasa-dasar Psikologi Kualitatif. Bandung. Nusa Media.

Supratiknya, A. 1993. Teori-teori Psikodinamik (Klinis). Yogyakarta. Penerbit Kanisius.

Suryabrata, S. 1982. Psikologi Kepribadian. Jakarta. CV. Rajawali.

Sutardjo, A.W. 2007. Pengantar Psikologi Abnormal. Bandung. PT. Refika Aditama.

(19)

Referensi

Dokumen terkait

1) Self schema dari anggota Hansamo Modern Dance di Komunitas BKC Kota Bandung akan memengaruhi mereka dalam melihat segala pengalaman hidupnya yang berkaitan

Nilai koefisien determinasi dalam penelitian sebesar 0,170 yang berarti bahwa seluruh variabel independen (ukuran perusahaan, ukuran dewan komisaris,

International Council for Traditional Music magyar képviselője, a Magyar Művészeti Aka­ démia tagja és a Liszt Ferenc Zeneművészeti Egyetem tanára.. Bartók 1936-ban

6 Kasus malaria pada orangutan per spesies dan rata-rata kepadatan Anopheles letifer di Pusat Reintroduksi Orangutan Nyaru Menteng Kelurahan Tumbang Tahai Kecamatan Bukit

Kajian ini dilaksanakan adalah untuk mengenal pasti sama ada penerapan, kesedaran dan penguasaan kemahiran kerja berpasukan yang diamalkan oleh pelajar menerusi kokurikulum sukan

Lampiran IX - Qanun Kota Sabang Nomor 4 Tahun 2008 Tanggal 10 Oktober 2008 KEPALA DINAS KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIAT SUBBAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN SUBBAGIAN

[r]

Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam kegiatan penelitian ini, pemberian pupuk kalium dengan takaran 400 g K 2 O/tan/tahun dan disertai dengan irigasi yang cukup, sudah