• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelolaan Identitas Dalam Pernikahan Antarbudaya Arab Dan Jawa (Studi Kasus Pada Pasangan dari Etnis Arab Dan Jawa Di daerah Pasuruan) SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengelolaan Identitas Dalam Pernikahan Antarbudaya Arab Dan Jawa (Studi Kasus Pada Pasangan dari Etnis Arab Dan Jawa Di daerah Pasuruan) SKRIPSI"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Pengelolaan Identitas Dalam Pernikahan Antarbudaya Arab Dan

Jawa

(Studi Kasus Pada Pasangan dari Etnis Arab Dan Jawa Di daerah Pasuruan) SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)

Disusun oleh : FATIMAH AZZAHROH

201110040311208 Dosen Pembimbing : 1. M. Himawan Sutanto, M.Si

2. Isnani Dzuhrina, M.Adv JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum Wr. Wb

Tiada untaian kata yang indah selain mengucap rasa syukur kepada ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan karunia-nya Serta shalawat salam senantiasa tercurahkan pada junjungan besar Nabi Muhammad SAW. Sehingga skripsi dengan judul “Pengelolaan Identitas dalam Pernikahan Antarbudaya Arab dan Jawa” ini dapat terselesaikan dengan baik.

Skripsi ini disusun guna memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata-1 di Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Malang. Dengan sepenuhnya, penulis menyadari masih banyaknya kekurangan dalam penulisan skripsi ini, mengingat masih terbatasnya pula ilmu yang dipahami penulis. Meskipun demikian, besar harapan penulis akan bermanfaatnya skripsi ini nantinya bagi Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam proses menyelesaikan skripsi ini, penulis tidak berjuang sendiri dan selalu didampingi oleh doa dan semangat dari banyak pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Allah SWT beserta Nabi dan Rosulnya atas berkat dan rahmatnya selama hidup saya.

2. Bapak M. Himawan Sutanto, M.Si dan Ibu Isnani Dzuhrina, M.Adv. Selaku dosen pembimbing yang banyak memberikan waktu untuk membimbing dan mengarahkan dari awal pembuatan skripsi ini hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

3. Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang, Bapak Sugeng Winarno, MA.

(7)

sayang pada putrinya yang keras kepala ini. Terutama untuk Uma yang telah memberikan segala waktu, fikiran dan kasih sayangnya yang tidak terbatas. Serta mendidik dan menjadikan saya menjadi pribadi yang sangat kuat menghadapi kondisi apapun. Kerja keras Aba dan Uma sangatlah berarti, sehingga penulis dapat menyelesaikan studinya dan mewujudkan mimpinya.

5. Abi tercinta “Alm. Isa Mahdi Bafagih” walaupun Abi tidak menyaksikan langsung perjalanan saya selama 16 tahun terakhir ini tapi saya tetap bangga mempunyai seorang Abi sepertimu.

6. Zaenab Aqila, adik wanita tertangguh yang selalu memberiku support dengan celotehan-celotehanya dan pastinya kita akan terus berjuang bersama untuk menggapai impian kita. Dan tak lupa untuk dua kurcaciku “Atiqa Mahdia Batul” dan “Muhammad Ali Mahdi” yang selalu jadi semangat penulis saat melihat tawa dan tingkah laku kalian. Love you adeknya kakak semua.

7. Sahabat yang luar biasa yang selalu ada selama empat tahun terakhir ini Rika makasih selalu ada untuk saya dalam kondisi apapun. Rohma dan Puput yang selalu menghibur dan membuat saya tertawa dan kembali bersemangat menghadapi tantangan. Gerda yang tidak pernah berhenti kasih semangat dan marah-marah ketika saya mulai putus asa, terimaksih banyak. Erna, Achi, Ayu, Elsa, Farid, Richard, Didin, Fandy, Toni, Riska, Fenty dan sahabat yang tidak bisa disebutkan satu persatu terimakasih atas hiburan, nasehat, support dan masukan selama ini. Penulis bukan apa-apa tanpa kalian.

8. Untuk seseorang yang tidak bisa disebutkan dengan nama, terimaksih atas support, masukan, waktu, kesabaran dan perhatiannya selama kita bersama.

(8)

dengan ikhlas telah mengamalkan dan membagi ilmunya kepada penulis.

10.Keluarga besar Universitas Muhammadiyah Malang yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Terimakasih telah membuat saya bangga menjadi bagian dari Jas Merah Kampus Putih.

Semoga Allah SWT senantiasa melindungi dan meridhoi atas segala yang tertulis disini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengaharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini dapat lebih baik lagi. Akhirnya semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya.

Malang, 25 Oktober 2015 Penulis

(9)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI ... iii

LEMBAR ORISINALITAS ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

BAB 1 ... 1

PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Kegunaan Penelitian ... 6

1.4.1. Manfaat Akademis ... 6

1.4.2. Manfaat Praktis ... 7

BAB II ... 8

TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1. Komunikasi Antarbudaya ... 8

2.2. Perkawinan Antar Budaya ... 11

(10)

2.4. Negoisasi Identitas ... 21

2.5. Pengelolaan identitas ... 22

2.6. Akulturasi ... 23

2.7. Landasan Teoritik ... 24

2.8. Asumsi Teoritis ... 25

BAB III ... 27

METODE PENELITIAN ... 27

3.1. Pendekatan Penelitian ... 27

3.2. Tipe Dan Dasar Penelitian ... 27

3.3. Waktu Dan Tempat Penelitian ... 27

3.4. Subjek Penelitian ... 28

3.5. Teknik Pengumpulan Data ... 29

3.6. Teknik Analisis Data ... 30

3.7. Uji Keabsahan Data ... 32

BAB IV ... 33

DISKRIPSI OBJEK PENELITIAN ... 33

4.1. Kondisi Geografis ... 33

4.2. Demografis ... 33

4.3. Kependudukan ... 34

4.4. Pendidikan ... 37

4.5. Sosial dan Budaya ... 38

4.6. Profil Subyek Penelitian ... 39

BAB V ... 41

(11)

5.1. Deskripsi Identitas subyek penelitian ... 41

5.2. Sajian Data dan Analisis ... 43

5.2.1. Percobaan ... 45

5.2.2. Kecocokan ... 50

5.2.3. Negoisasi Ulang ... 54

5.3. Diskusi Teori ... 58

BAB VI ... 62

PENUTUP ... 62

6.1. Kesimpulan ... 62

6.2. Saran ... 64 LAMPIRAN

(12)

DAFTAR TABEL

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Beni, Ahmad Saebeni. 2012. Pengantar Antropologi. Cv Pustaka Setia. Bandung

Bungin, Burhan. 2001. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Habib, Ahmad. 2004. Konflik Antar Etnik Di Pedesaan (Pasang Surut Hubungan Cina-Jawa). PT LKIS Pelangi Aksara. Yogyakarta

Liliweri, Alo. 2002. Makna Budaya Dalam Komunikasi Antarbudaya. LKis Yogyakarta. Yogyakarta

Liliweri, Alo. 2003. Dasar-Dasar Komunikasi Antarbudaya. Pustaka Pelajar. Yogyakarta

Liliweri, Alo. 2005. Prasangka & Konflik Komunikasi Lintas Budaya Masyarakat Multikultural. LKis Yogyakarta. Yogyakarta

L.W.G Van Den Berg 1989, Hadramaut Dan Koloni Arab Di Nusantara, Jakarta: Perpustakaan Nasional

Maryaeni. 2008. Metode Penelitian Kebudayaan. PT Bumi Aksara. Jakarta

(14)

Rakhmat, Jalaludin. 1998. Metode Penelitian Komunikasi. PT Remaja Rosdakarya. Bandung

Roger, M Keesing. 1981. Antropologi Budaya. Penerbit Erlangga. Jakarta

Stephen, Littlejohn.W&Karen.A.Foss.2009.Teori Komunikasi. Salemba Humanika. Jakarta

Yusuf, Yusmar. 1991. Psikologi Antarbudaya. PT Remaja Rosdakarya. Bandung

Non Buku

Erna Ferina Manalu. 2012. Pernikahan Sebagai Identitas Diri. Ilmu Komunikasi. Universitas Padjajaran. Bandung

Nunung Indahyati. 2014. Pernikahan Antar Etnis Arab Dan Jawa Di Kelurahan Ampel Kecamatan Semampir Kota Surabaya. Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik. Universitas Islam Negri Sunan Ampel. Surabaya

Rulliyanti Puspowardhani. 2008. Komunikasi Antar Budaya dalam Keluarga Campur Jawa-Cina. Ilmu komunikasi. Universitas sebelas Maret. Surakarta

(15)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada umumnya setiap orang pasti melaksanakan apa yang disebut dengan

pernikahan. Pernikahan itu sendiri merupakan perintah agama, menurut bahasa

pernikahan ialah berkumpul dan bercampur, menurut istilah syarak pernikahan

ialah ijab dan qobul ( aqad) yang menghalalkan antara pria dan wanita yang telah

dipertemukan dalam suatu ikatan janji untuk menjalani kehidupan bersama.

Namun, tidak hanya berhenti disitu saja didalam pernikahan bukan menikahkan

antara pria dan wanita saja tetapi menikahkan kedua keluarga besar serta

menikahkan dua budaya yang berbeda sebelumnya, terjadinya pernikahan kedua

pasangan tersebut serta budayanya tidak dapat ditolak karena interaksi serta

komunikasi antarbudaya dalam hal ini pasti akan terjadi. Proses interaksi dalam

komunikasi antarbudaya sebagian besar dipengaruhi oleh perbedaan kultur.

Orang-orang dari budaya yang berbeda akan berinteraksi secara berbeda pula,

akan tetapi perbedaan budaya ini diharapkan tidak dijadikan sebagai penghambat

proses interaksi dalam budaya yang berbeda. Interaksi dan komunikasi harus

berjalan satu sama lain dalam pernikahan yang berbeda budaya terlepas dari

mereka sudah saling mengenal atau belum. Pada nyatanya kehidupan yang

menunjukan bahwa kita tidak hanya berhubungan dengan orang yang berasal dari

satu etnik, akan tetapi juga dengan orang yang berasal dari etnik lainnya.

(16)

2 pandangan dari monokultural menjadi multicultural, sehingga tercipta komunikasi

antarbudaya yang efektif (Liliweri, 2002:20).

Dalam komunikasi antarbudaya seperti dalam proses komunikasinya,

seseorang pasti berusaha memaksimalkan hasil interaksi. Individu cenderung akan

berinteraksi dengan orang lain yang mereka perkirakan akan memberikan hasil

yang positif, apabila mendapatkan hasil yang positif maka proses komunikasi

tersebut akan terus ditingkatkan, ketika dalam proses komunikasi tersebut dirasa

mendapat hasil yang negative maka pelaku komunikasi tersebut mulai menarik

diri dan mengurangi proses komunikasi. Dalam berinteraksi konteks keberagaman

kebudayaan kerap kali menemukan masalah atau hambatan-hambatan yang tidak

diharapkan sebelumnya, layaknya dalam penggunaan bahasa, lambang-lambang,

nilai-nilai atau norma dan lain sebagainya. Hambatan-hambatan yang terjadi

mungkin disebabkan karena adanya sikap yang tidak saling pengertian antara satu

individu dengan lainnya yang berbeda budaya. Padahal syarat untuk terjadinya

interaksi dalam pernikahan yang berbeda budaya tentu saja harus ada saling

pengertian atau pertukaran informasi serta makna antara satu dengan yang

lainnya. Diakui atau tidak perbedaan latar belakang budaya bisa membuat kita

sangat kaku dalam proses berinteraksi dan berkomunikasi. Untuk mewujudkan

komunikasi yang baik atau efektif. Dalam berkomunikasi dan berinteraksi dalam

budaya yang berbeda, banyak hal yang harus diperhatikan dan banyak juga

kemungkinan terjadinya kesalah pahaman di dalamnya. Perbedaan-perbedaan

tersebut melahirkan sikap prasangka sosial dan prasangka yang tidak baik akan

(17)

3 Layaknya pernikahan antar budaya, pada umumnya suatu pernikahan

dilakukan oleh sepasang manusia yang saling mengucapkan lafal janji nikah untuk

menjalani kehidupan berumah tangga sebagai suami istri. Seperti cotoh pada

pernikahan etnik Arab dimana pasangan atau dua mempelai tersebut harus sesama

etnik. Sesuai dengan aturan adat istiadat etnik Arab bahwa dalam pernikahan etnik

Arab seorang pria boleh memilih siapa saja pasanganya tanpa melihat

pasangannya berasal dari etnik lain ataupun sesama etnik, sedangkan untuk

seorang wanita dari etnik Arab diinginkan atau tidak diinginkan subjek harus

menikah dengan sesama etnik. Apabila wanita tersebut tidak menikah dengan

sesama etnik maka wanita tersebut akan dikeluarkan dari struktur nama keluarga

serta diasingkan oleh keluarga besarnya. Karena etnik Arab meyakini bahwa

sanya seorang wanita Arab itu tidak dapat meneruskan garis keturunan yang

mereka miliki apabila wanita Arab tersebut menikah dengan lain etnik selain etnik

Arab, sedangkan apabila wanita Arab tersebut menikah dengan pria Arab pula

mereka diyakini dapat meneruskan garis keturunan Arab tersebut.

Selain memiliki hambatan seperti hal diatas pasangan berbeda etnik juga

akan mengalami hambatan lain, layaknya pasangan suami istri berbeda etnik Arab

dengan Jawa yang cenderung ingin menampilkan ciri khas budaya diri

masing-masing secara dominan satu sama lain. Tetapi mereka tidak sadar bahwa dorongan

seperti itu muncul karena mereka tidak mempunyai kemampuan untuk melakukan

komunikasi yang efektif satu sama lain. Serta salah satu penyebab terjadinya

konflik adalah karena adanya miss communication diantara kedua belah pihak

dalam ikatan perkawinan, miss communication terjadi antara lain karena adanya

(18)

4 akan memicu seseorang mengalami culture shock manakala ia memasuki suatu

kehidupan baru dengan budaya yang berbeda tanpa ia ketahui sebelumnya

(Littlejohn 2009:295).

Dalam hal ini pasangan pernikahan antar budaya akan mengalami adaptasi

serta akulturasi dengan budaya masing-masing. Layaknya pasangan berbeda etnik,

etnik Arab dengan etnik Jawa dimana mereka akan terlibat dalam proses konstan

untuk membicarakan identitas hubungan mereka serta siapa mereka sebagai

pasangan. Ketika itu pula mereka akan membentuk identitas sebuah hubungan,

perbedaan budaya sebenarnya nampak jelas dan mereka akan menemukan diri

mereka terlibat dalam komunikasi interkultural disaat mereka mempertimbangkan

aspek-aspek budaya dari hubungan mereka. Selain hambatan diatas masalah

terbesar pasangan tersebut adalah karakteristik unik mereka sebagai pasangan

yang menikah berbeda etnik, terlepas dari masalah budaya mereka juga

memerlukan adanya komunikasi interpersonal. Disanalah pasangan tersebut harus

beradaptasi dengan baik tanpa melupakan akulturasi yang harus mereka sesuaikan

untuk mengarah kepada asimilasi. Dalam teori pengelolaan identitas yang

dikembangkan oleh Tadasu Todd Imahori dan William R. Cupach menunjukan

bagaimana identitas tersebut terbentuk, terjaga, dan berubah dalam hubungan

(Littlejohn 2009:294).

Erna Ferina Manalu mahasiwa Jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas

Padjadjaran untuk menempuh proses akhir studi telah meneliti tentang;

Pernikahan Sebagai Identitas Diri . Berdasarkan penelitian terdahulu bahwa

dalam sebuah pernikahan campur dapat menghasilkan sebuah identitas baru dari

(19)

5 pernikahan campur terbentuk karena budaya patrilineal dari pasangan dan

karakteristik dalam memilih pasangan. Sehingga identitas diri dibedakan menjadi

dua yaitu identitas diri sebelum (terbentuk dari karakter, budaya asal, lingkungan

keluarga) dan setelah menikah (terbentuk dari pasangan, budaya pasangan,

lingkungan/pergaulan) (2) Pola Komunikasi Antar pribadi dalam pernikahan

campur dilakukan dalam bentuk penyesuaian komunikasi. Dihasilkan tiga pola

yaitu adaptif, inisiatif dan dominan. (3) Adaptasi yang terjadi dalam sebuah

pernikahan campur dilakukan untuk mempertahankan keharmonisan rumah

tangga. Adapun bentuk-bentuk adaptasi yang dilakukan yaitu adaptasi bahasa,

makanan, ritual dan adat istiadat, agama, serta pergaulan atau lingkungan.

Untuk mencapai hasil penelitian tersebut, peneliti terdahulu menggunakan

metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang berfokus pada

pengalaman subjektif manusia dan interprestasi dunia. Dengan subjek yang telah

ditetapkan sebelumnya dan memiliki karakteristik dengan metode sampling

purposive. Teknik analisa data menggunakan beberapa tahapan meliputi observasi

partisipatif dan wawancara mendalam kepada subjek penelitian.

Perbedaan penelitian terdahulu dengan yang akan diteliti dapat dilihat dari

fokus penelitian terdahulu. Dari contoh penelitian terdahulu, peneliti lebih fokus

pada pernikahan sebagai identitas diri yang mana sebuah pernikahan campur

dapat menghasilkan identitas diri yang baru. Sedangkan dari penelitian yang akan

diteliti berfokus pada pengelolaan identitas dalam pernikahan berbeda etnik, yang

mana dalam pengelolaan identitas mengfokuskan pada siapa mereka sebagai

pasangan dalam pernikahan berbeda etnik. Dapat dilihat dari dua penelitian yang

(20)

6 itu penelitian terdahu diharapkan dapat menjadi pembanding untuk penelitian

yang akan dilaksanakan.

Dari fenomena yang diatas, peneliti tertarik untuk mengeksplorasi

pengelolaan identitas dalam pernikahan antar budaya yang terjadi pada pernikahan

etnik Arab dengan Jawa dalam menciptakan pengelolaan identitas serta

komunikasi antar budaya dengan baik.

1.2. Rumusan Masalah

 Bagaimana pengelolaan identitas budaya dalam pernikahan antar etnik

Arab dan etnik Jawa di daerah pasuruan?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengeksplorasi pengelolaan identitas dalam pernikahan antar etnik

Arab dan Jawa di daerah Pasuruan.

1.4. Kegunaan Penelitian

1.4.1. Manfaat Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan

memperluas wawasan pengetahuan ilmu komunikasi, khusunya pada bidang

kajian komunikasi lintas budaya. Yaitu, mengenai pengelolaan identitas dalam

pernikahan berbeda etnik atau pernikahan antarbudaya yang marak sedang terjadi

(21)

7

1.4.2. Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat bermanfaat khususnya sebagai acuan dalam

mempelajari konteks pengelolaan identitas serta komunikasi antarbudaya yang

terjadi dalam pernikahan berbeda etnik untuk menciptakan keharmonisan, saling

menghargai, dan toleransi. Serta turut meningkatkan pengetahuan akan

pentingnya komunikasi antar budaya. Dengan adanya penelitian ini dapat

dijadikan bahan untuk memahami atau menambah wawasan satu sama lain akan

pentingnya komunikasi antar budaya yang dimiliki masing-masing serta

Gambar

Table 4.4 Jumlah Sekolah Swasta, Murid dan Guru di Kabupaten Pasuruan ...... 37

Referensi

Dokumen terkait

7) Pendapatan per kapita keluarga transmigran tertinggi Rp 717.500,- berada pada permukiman transmigran di Provinsi Sumatera Selatan sedangkan yang terendah terjadi

Dengan Perancangan Data Warehouse di unit Patologi Anatomi RSMH data pasien yang terdiri dari informasi-informasi yang telah di proses lewat Lab seperti hasil

地方自治体のまちづくり再考 : 川崎市の「国際政策」のあり方と市民参加 橋本, 朋子Hashimoto, Tomoko 佐々木, 晴夫

Dari tabel 1 juga diketahui bahwa Salmonella typhi dapat bertahan hidup pada media transport modifikasi walaupun jumlah koloni masih relative lebih sedikit

Hal ini disebabkan kurang tersedianya sumber-sumber kekuatan eksternal seperti dukungan yang diberikan oleh orang yang berada di dalam rumah ataupun di luar rumah

nalisis data nalisis prosentase ke-adian5 Dasar pemikiran ke-adian /osialisasi hasil data Rapat Enit5 $aporan kepada Kepala @agian Em!m ;ama alat ata. sistem a!dit

Lewat matang yang disebabkan kurang bertanggung jawabnya pemanen pada hancanya, dapat diantisipasi dengan pemeriksaan hanca yang teliti oleh mandor panen terhadap pemanen