UPAYA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
MENGGUNAKAN QUANTUM TEACHING
(DI SMP ISLAMIYAH SAWANGAN DEPOK)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk
memenuhi salah satu syarat mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam
(S.Pd.I)Jenjang Pendidikan Strata (S-1)
Oleh :
Siti Umi Maesaroh
109011000022
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
i ABSTRAK
NAMA : Siti Umi Maesaroh
NIM : 109011000022
JURUSAN : Pendidikan Agama Islam
JUDUL SKRIPSI : UpayaPembelajaranPendidikan Agama Islam Menggunakan Quantum Teaching
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pembelajaran nilai-nilai Pendidikan Agama Islam dalam kehidupan sehari-hari dan untuk mengetahui pelaksanaan quantum teaching terhadap pembelajaran nilai Pendidikan Agama Islam dan untuk mengetahui hasil metode quantum teaching upaya pembelajaran nilai Pendidikan Agama Islam.
Adapun metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, dengan tempat penelitian di SMP Islamiyah Sawangan Depok, dengan mengambil sample sebanyak 13 % dari seluruh analisa. Dengan teknik pengambilan sample sejumlah 40 orang. Yaitu menggunakan teknik purposive random sampling. Teknik Pengumpulan Dalam menggunakan Observasi yaitu pengamatan dan pencatatan secara langsung keobjek penelitian dengan sistematika fenomena-fenomena yang diselidiki,angket, dokumentasi.
Metode yang digunakan penelitian adalah metode quantum teaching adalah metode Quantum teaching adalah pengubahan belajar yang meriah dengan segala nuansanya. Dalam quantum teaching juga menyertakan segala kaitan interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar.Quantum teaching berfokus pada hubungan dinamis dalaml ingkungan kelas.
NAME : Siti Umi Maesaroh
NIM : 109011000022
DEPARTMENT : Islamic Education
THESIS TITLE : Islamic Upaya Pembelajaran Pendidikan Using Quantum Teaching
The purpose of this study was to determine the values of learning Islamic education in everyday life and to know the implementation of quantum teaching to learning Islamic education and values to know the results of quantum teaching methods learning management efforts of Islamic Education.
The research method used is descriptive research. Descriptive method is a method in researching the status of a group of people, with a place in the junior research Islamiyah Sawangan Depok, by taking a sample of 13% of the entire analysis.By sampling techniques some 40 people.
using purposive random sampling technique. Collection Techniques In using observations of observation and recording directly keobjek study systematically investigated phenomena, questionnaires, documentation. The method used is the method of quantum teaching research is changing the method of teaching is learning Quantum festive with all its nuances.
In quantum teaching also includes all the connection and difference interactions that maximize teaching moments belajar.Quantum focuses on the dynamic relationship dalaml ingkungan class.
ii
Kata pengantar
BismillahirrahmanirrahimAlhamdulillah, Puji serta rasa syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT,
atas limpahan nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis skripsi yang berjudul upaya
penanaman nilai-nilai pendidikan islam menggunakan metode quantum teaching.
Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW
telah membawa umatnya dari zaman kebodohan ke zaman yang penuh dengan
keimanan dan ilmu pengetahuan teknologi.Penulis menyadari sepenuhnya bahwa
skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan walaupun
waktu,tenaga,dan pikiran telah diperjuangkan dengan segala keterbatasan dan
kemampuan penulis miliki demi terlesaikannya skripsi ini agar bermanfaat bagi
penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Terlesaikannya skripsi ini tidak lepas dari partisipasi hamba-hamba Allah
SWT yang mulia yang turut membantu terselesaikan skripsi ini,sehingga patut
kiranya penulis ucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Nurlena Rifa’i,Ph.D, dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan UIN Syarifhidayatullah Jakarta.
2. Dr Abdul Majid Khon, M.Ag dan Marhamah Saleh,Lc,MA Ketua dan
sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam,fakultas ilmu tarbiyah dan
keguruan UIN Syarifhidayatullah Jakarta.
3. Drs. Pak Rusdi Djamil, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
memberikan pengarahan dan membimbing penulis dalam membuat skripsi ini.
4. Pimpinan dan seluruh staf perpustakaan utama dan perpustakaan Fakultas
ilmu tarbiyah dan keguruan Uin syarifhidayatullah Jakarta.
5. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ilmu tarbiyah dan keguruan pada
iii
memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian.
7. Terkhusus buat kedua orang tua ku tercinta yang telah merawat,membesarkan,
mendidik dan mencurahkan kasih sayang,didikan,semangat,kepercayaan dan
pengorbanan kalian yang tulus tiada hentinya untuk penulis,serta tak
bosan-bosan nya memberikan bantuan moril,material,semangatdan doa buat penulis.
8. Terima kasih untuk adikku tersayang NurulAsfiyah yang memberi semangat
dan membantu dalam pembuatan skripsi ini.
9. Tak lupa untuk sahabat-sahabat ku, Miftahul Jannah S.Pd.I,Qonita Lutfiah
S.Pd.I, Adilah S.Pd.I, Siti Humairah S.pd.I, Iga Addrikni, yang telah memberi
motivasi dan menemani dalam pembuatan skripsi ini.
10.Untuk sahabat-sahabatku, zakiyyah musa,Yayan Afriyani,Miftahul huda,yang
selalu memberi motivasi,memberi semangat,membantu dalam penulisan
skripsi ini.
11.Ucapkan untuk nenek dan kakek, sauadara-saudaraku yang jauh disana atas
partisipasinya terhadap dukungan motivasi pembuatan skripsi ini.
12.Untuk saudaraku, mirza, anil ,galih, faisal ,nur, adit, terima kasih atas
motivasi nya untuk selalu memberi semangat.
13.Semua teman seperjuangan PAI angkatan 2009 terutama kelasA ,terima kasih
iv
Tiada kata yang dapat melukiskan rasa syukur dan terima kasih kepada
seluruh pihak yang telah membantu kelancaran dalam penulisan skripsi ini yang
mungkin tidak dapat penulis sebutkan,semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian
semua.Akhirnya tiada gading yang retak,penulis menyatakan sebagai manusia tidak
sempurna,dengan senang hati akan menerima kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan Skripsi ini. Penulis berharap dan berdoa kepada
Allah Swt, agar seluruh pengorbanan yang telah di berikan penulisan mendapatkan
balasan yang jauh lebih besar dari Allah Swt
Ciputat,16Januari 2014
Penulis
v HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi masalah ... 3
C. Pembatasan Masalah ... 3
D. Perumusan Masalah ... 4
E. Tujuan dan Kegunaan ... 4
BAB II KAJIAN TEORITIS A. Konsep Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam... 5
2. Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam ... 5
3. Dasar-dasar pelaksanaan Pendidikan Agama Islam ... 9
4. Tujuan Pendidikan Agama Islam ... 11
vi
1. Pengertian model pembelajaran ... 13
2. Pengertian strategi pembelajaran ... 15
3. Pengertian teknik pembelajaran ... 16
4. Pengertian metode pembelajaran ... 16
5. Pengertian pendekatan pembelajaran ... 18
C.Metode Quantum Teaching 1. Pengertian quantum teaching ... 18
2. Asas utama quantum teaching ... 19
3. Prinsip-prinsip quantum teaching ... 20
4. kerangka rancangan belajar quantum teaching ... 21
5. Menciptakan minat ... 22
6. Kelebihan dan Kelemahan quantum teaching ... 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian ... 25
B. Desain penelitian ... 25
C. Populasi dan sampel ... 25
D. Metode penelitian ... 26
E. Teknik pengumpulan data ... 26
F. Kisi – kisi instrumental variabe ... 27
G. Teknik pengelolahan data ... 29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran umum SMP Islamiyah ... 32
1. Sejarah singkat... 32
2. Visi dan misi ... 33
3. Keadaan guru ... 34
4. Data siswa ... 35
5. Daftar nama guru ... 36
vii BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan ... 56 B. saran-saran ... 56
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 keadaan data siswa ... 35
Tabel 2 daftar nama guru ... 36
Tabel 3 kegiatan sekolah ... 38
Tabel 4 merasa senang saat belajar PAI ... 39
Tabel 5 sebelum pelajaran guru memulai dengan membaca doa ... 40
Tabel 6 suasana kelas yang berbeda saat belajar PAI ... 40
Tabel 7 guru memberi perhatian lebih kepada siswa ... 41
Tabel 8 guru mengaitkan materi dengan pengalaman sehari-hari ... 41
Tabel 9 melibatkan siswa pada saat proses mengajar ... 42
Tabel 10 guru mengajak siswa bercerita pengalaman sehari-hari ... 43
Tabel 11 membuat kelompok belajar setelah penjelasan materi ... 43
Tabel 12 guru melibatkan siswa agar saling memberi pendapat ... 44
Tabel 13 guru menggunakan metode pembelajaran ... 44
Tabel 14 guru menanamkan nilai keagamaan yang positif ... 45
Tabel 15 guru memberi kesempatan siswa bertanya ... 45
Tabel 16 saya selalu membaca buku pengetahuan selain PAI ... 46
Tabel 17 guru menyuruh siswa menjelaskan materi ... 47
Tabel 18 guru mengajak siswa merenungi materi yang telah dipelajari ... 47
ix
Tabel 21 guru memberikan tugas PR saat di rumah ... 49
Tabel 22 siswa senang membaca materi PAI saat di rumah ... 49
Tabel 23 memberi pujian berupa tepuk tangan ... 50
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah
Pendidikan sering diartikan sebagai usaha sadar manusia untuk membina
kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.
Pendidikan ialah setiap usaha, pengaruh,perlindungan dan bantuan yang diberikan
kepada anakitu, atau lebih tapat membantu anak agar cukup melaksanakan tugas
hidupnya sendiri. Pendidikan adalah memberi kita perbekalan yang tidak ada pada
masa kanak-kanak, akan tetapi membutuhkannya pada waktu dewasa.1
Pendidikan Islam menjadi suatu tuntutan dan kebutuhan mutlak umat
manusia,karena untuk menyelamatkan anak-anak dan usaha menumbuhkan dan
membentuk manusia muslim yang sempurna dari segala aspek yang
bermacam-macam misalnya aspek kesehatan, akal, keyakinan, kejiwaan, akhlak. Pendidikan
Agama Islam yang dilaksanakan adalah pendidikan yang memimpin ke arah
akhlak yang mulia dengan memberikan kesempetan keterbukaan terhadap
pengaruh dari dunia luar dan perkembangan dari dalam dalam diri manusia yang
merupakan kemampuan dasar yang dilandasi oleh keimanan kepada Allah.2
Pendidikan Agama Islam diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa
agama diajarkan kepada manusia dengan visi mewujudkan manusia yang
bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, serta bertujuan untuk
mengahasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, saling menghargai,
Pendidikan Agama Islam diharapkan menghasilakan manusia yang selalu
berupaya menyempurnakan iman, takwa dan akhlak, serta aktif membangun
peradaban dan keharmonisan kehidupan, khususnya dalam menghadapi tantangan,
hambatan, dan perubahan yang muncul dalam pergaulan masyarakat dalam
lingkup lokal, manusia, regional maupun global.
1
Hasbullah, Dasar-Dasar ilmu pendidikan,(Jakarta:PT Grafindo 2006),h.3
2
Dengan seiring perubahan tujuan pendidikan yang selain pertama untuk
menumbuhkan kembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan
pengembangan, pengetahuan, penghayatan, pengalaman, pembiasaan, serta
pengalaman peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia
muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT,
tetapi juga kedua mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan
berakhlak mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas,
jujur, adil, etis, berdisiplin, mengembangkan budaya agama dalam komunitas
sekolah.
Dua tujuan di atas menyarakan bahwa pada tujuan yang pertama
Pendidikan Agama Islam bertujuan mencetak pribadi muslim yang taat pada
ajaran agamanya,sedangakan yang kedua, Pendidikan Agama Islam bertujuan
menjadikan pribadi muslim yang berwatak kebangsaan Indonesia. Sehingga
nilai-nilai Pendidikan Agama Islam yang akan dicapai akan menjadi fenomena yang
selalu ada pada tujuan pendidikan pada agama-agama lain.3 Pendidikan agama
mempunyai kedudukan yang tinggi dan paling utama, karena pendidikan agama
menjamin untuk memperbaiki akhlak anak-anak dan mengangkat mereka ke
derajat yang tinggi, serta berbahagia dalam hidup dan kehidupannya.
Pendidikan agama membersihkan hati dan mensucikan jiwa serta
mendidik hati nurani dan mencetak anak-anak dengan kelakuan yang baik dan
mendorong mereka untuk memperbuat pekerjaan yang mulia.4 Belajar adalah
suatu aktifitas mental dan psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam
lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam, pemahaman,
keterampilan dan nilai sikap.5
Melihat betapa pentingnya kegunaan model,metode,dan media dalam
proses pembelajaran, maka seorang guru harus cermat dalam memilih
model,metode,dan media yang tepat di gunakan menyampaikan materi, dimana
3
Abd Azis Albone, Pendidikan Agama Islam dalam perspektif Multikulturalisme,(Jakarta:Balai Litbang Agama,2009),h. 13
4
H.Mahmud Yunus,Metodik khusus Pendidikan Agama,(Jakarta:Hidarkarya Agung,1992),h.8
5
Prof.Dr.H.Yatim Riyanto,M.pd,Paradigma baru pembelajaran
3
penggunaan model,metode dan media dapat memotivasi peserta didik dalam
proses kegiatan belajar mengajar (KBM) model,metode, dan media merupakan
cara guru menghindari pembelajaran yang monoton yang hanya berpusat pada
satu arah yaitu siswa kepada guru. Kekreatifan seseorang, terutama guru sangat
ditentukan oleh keleluasaan dan kedalaman pengetahuan dan wawasan. Oleh
sebab itu, menjadi guru yang ideal haruslah selalu membiasakan untuk
membelajarkan diri memahami bidang studinya, juga mendalami pengetahuan
lainnya sebagai khazanah dirinya.
Mengingat betapa erat hubungan antara metode mengajar dalam
pendidikan, maka penulis ingin menuangkan dalam karya ilmiah tentang upaya
penanaman nilai Pendidikan Agama Islam menggunakan metode Quantum
Teaching-learning di SMP Islamiyah Sawangan Depok.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat diindentifikasikan beberapa
masalah yaitu :
1. Upaya guru PAI dalam meningkatkan kemampuan afektif siswa
yang kurang optimal
2. Masih terbatasnya kemampuan guru PAI dalam menggunakan
metode dan media yang meningkatkan aspek efektif siswa
3. Kurangnya minat belajar siswa terhadap pelajaran PAI
C. Pembatasan Masalah
Karena luasnya penelitian ini maka penulis membatasi permasalahan
yang dititik beratkan pada pembelajaran PAI.
Metode Quantum Teaching yang di batasi pada pembelajaran PAI
seperti TANDUR :
1.Tumbuhkan minat siswa dengan memuaskan
2.Alami ciptakan pengalaman umum yang di mengerti siswa
3.Namai kata kunci, konsep,model,rumus,strategi
5. Ulangi tunjukan pelajar cara-cara mengulang materi dan
menegaskan
6. Rayakan pengakuan untuk penyelesaian,pemerolehan keterampilan
dan ilmu pengetahuan
D. Perumusan Masalah
1. Bagaimana pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP
Islamiyah
2. Bagaimana guru dalam upaya pembelajaran PAI menggunakan
metode quantum teaching
3. Bagaimana keaktifan siswa dalam belajar Pendidikan Agama Islam
di SMP Islamiyah
E. Tujuan dan Kegunaan
Adapun tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui Upaya
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada kehidupan sehari-hari.
Tujuan Penelitian
1. Untuk pembelajaran nilai-nilai Pendidikan Agama Islam dalam
kehidupan sehari-hari
2. Untuk mengetahui pelaksanaan quantum teaching terhadap
pembelajaran nilai Pendidikan Agama Islam
3. Untuk mengetahui hasil metode quantum teaching upaya
pembelajaran nilai Pendidikan Agama Islam
Kegunaan Penelitian
1. Siswa dapat menerapkan nilai Pendidikan Agma Islam dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Memberikan informasi kepada guru agama terhadap pelaksanaan
metode quantum teaching pada pembelajaran PAI
3. Menambah khazanah ilmiah di dalam kalangan akademis khususnya
5 BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Berbicara tentang pendidikan agama Islam tidak ubahnya ketika
berbicara tentang pendidikan secara umum, yakni adanya proses transfer
nilai dan pengetahuan. Hanya saja pendidikan agama Islam mendasarkan
pendidikannya pada konsep-konsep dasar agama Islam dan bertujuan
untuk membentuk karakteristik manusia yang lebih bersifat islami. Hal ini
sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Ahmad D. Marimba bahwa
Pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani, rohani berdasarkan
hukum-hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama
menurut ukuran-ukuran Islam. Dalam arti menciptakan kepribadian yang
memiliki nilai-nilai agama Islam, memilih dan memutuskan serta berbuat
berdasarkan nilai Islam dan bertanggung jawab sesuai dengan
nilai-nilai Islam.6
Istilah Pendidikan Agama Islam berarti upaya membimbing,
mengarahkan dan membina peserta didik yang dilakukan secara sadar dan
terencana agar terbina suatu kepribadian yang utama dengan nilai-nilai
ajaran Islam.7
Dalam konsep Islam, iman merupakan potensi rohani yang harus
diaktualisasikan dalam bentuk amal shaleh, sehingga menghasilkan
prestasi rohani (iman) yang disebut takwa. Amal saleh itu menyangkut
keserasian dan keselarasan hubungan manusia dengan Allah dan hubungan
manusia dengan dirinya yang membentuk kesalehan sosial,dan hubungan
manusia dengan alam yang membentuk kesalehan terhadap alam sekitar.
6Ahmad D.Marimba,pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung :
Al-Ma’rifat,1962),h.23. 7
Kualitas amal saleh ini akan menentukan derajat ketakwaan seseorang di
hadapan Allah Swt. Dari pengertian tersebut dapat ditemukan beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran pendidikan agama islam,
yaitu beikut ini.
Di dalam GBPP PAI di sekolah umum, dijelaskan bahwa
pendidikan agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam
meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam melalui
kegiataan bimbingan, pengajaran, dan latihan dengan memperhatikan
tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan
antarumat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan
nasional.
Di dalam khazanah pendidikan ke-Islaman dikenal berbagai macam
istilah yang terkait dengan istilah “Pendidikan” seperti : At-Ta’lim, At-
Ta’dib, dan At-Tarbiyah. Di dalam kamus Arab-Indonesia yang ditulis oleh Prof. Dr.Mahmud Yunus kata At-Ta’lim diartikan sebagai hal mengajar
atau melatih, kata At-Ta’dib diartikan sebagai memberi adab atau mendidik,
dan kata At-Tarbiyah diartikan sebagai pendidikan.8
1. Pendidikan Agama Islam sebagai usaha sadar, yakni suatu kegiatan
bimbingan pengajaran atau latihan yang dilakukan secara berencana
dan sadar atas tujuan yang hendak dicapai.
2. Peserta didik yang hendak disiapkan untuk mencapai tujuan dalam arti
ada yang di bombing, diajari atau dilatih dalam peningkatan keyakinan
pemahaman, penghayatan, dan pengalaman terhadap ajaran agama
Islam.
3. Pendidik atau Guru Pendidikan Agama Islam yang melakukan
kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan sadar terhadap peserta
didiknya untuk mencapai tujuan pendidikan agama Islam.
8
7
4. Kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam diarahkan untuk
meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan, dan pengalaman
ajaran agama Islam dari peserta didik, yang di samping untuk
membentuk kesalehan atau kualitas pribadi , juga sekaligus untuk
membentuk kesalehan sosial. Usaha pembelajaran pendidikan agama
Islam di sekolah diharapkan agar mampu membentuk kesalehan
pribadi dan sekaligus kesalehan sosial.9
H.M Arifin M.Ed. mengungkapkan pengertian pendidikan adalah
“usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan
mengembangkan kepribadian serta kemampuan dasar anak didik baik
dalam bentuk pendidikan formal maupun nonformal.10
Pendidikan menurut M.Athiyah al-Abrasyi yang juga dikutip oleh
Mahmud Yunus adalah “mempersiapkan manusia supaya hidup dengan sempurna dan berbahagia, mencintai tanah airnya, tegap jasmaninya,
sempurna budi pekerti (akhlaknya), teratur pikirannya, halus
perasaannya,mahir dalam pekerjaannya, bertolong-tolongan dengan orang
lain, manis tutur katanya dengan lisan maupun tulisan”. 11
Dari berbagai pengertian tersebut, dapat disimpulakan bahwa
pendidikan adalah suatu usaha sadar yang dilakukan secara sadar untuk
melatih, membimbing, dan mengembangkan segala potensi yang ada
dalam diri seseorang melalui suatu proses dengan menggunakan
metode-metode tertentu, baik secara formal maupun non formal, sehingga orang
tersebut memperoleh pengetahuan dan pemahaman, membentuk pola
tingkah laku tertentu untuk menciptakan kepribadian yang mandiri supaya
sampai kepada kesempurnaan yang mungkin dicapai.
9Muhaimin dan suti’ah,
Paradigma Pendidikan Agama Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,2004),h. 76
10
Mahmud Yunus, Pokok-pokok pendidikan dan Pengajaran, (Jakarta:PT, Hidakarya Agung, 1990), cet ke 3,h.5
11
Pendidikan yang baik memerlukkan arahan dan bimbingan dari
nilai-nilai agama. Nilai tersebut diharapkan mampu memberikan
pemahaman dan membentuk pribadi yang memiliki tingkah laku yang sehat
dalam kehidupannya sehari-hari. Pendidikan yang baik memerlukan arahan
dan bimbingan dari nilai-nilai agama. Nilai tersebut diharapkan mampu
memberikan pemahaman dan membentuk pribadi yang memiliki tingkah
laku yang sehat dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Mahmud Syaltut yang dikutip oleh Quraish Shibab
menyatakan agama adalah ketetapan –ketetapan Ilahi yang diwahyukan kepada Nabi-Nya untuk menjadi pedoman hidup manusia. Syaikh
Muhammad Abdul Badran berupaya menjelaskan arti agama dengan
menunjukkan kepada al-Qur’an, bahwa agama adalah hubungan antara makhluk dengan khaliknya. Hubungan ini diwujudkan dalam sikap batin
dan tampak dalam ibadah yang dilakukannya,serta tercemin pula dalam
sikap kesehariannya.12 Sedangkan menurut Leuba yang dikutip oleh
M.Arifin mendefinisikan agama adalah “peraturan ilahi yang mendorong
manusia berakal untuk mencapai kebahagian didunia dan akhirat, oleh
karena agama diturunkan oleh Tuhan kepada manusia untuk kebahagian,
baik di dunia maupun di akhirat. 13
Menurut A.Tafsir Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan yang
diberikan seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal
sesuai dengan ajaran Islam.14
Pendidikan Agama Islam pada dasarnya bertujuan agar siswa
dalam aktivitas kehidupan tidak lepas dari pengalaman agama, berakhlak
mulia dan berkepribadian utama, berwartak sesuai dengan ajaran agama
Islam. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa pendidikan agama Islam
12
M.Quraish Syihab,Membumikan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1994), cet ke-9, h. 209
13
M.Arifin,Menguak Misteri Ajaran Agama-Agama Besar, (Jakarta: PT.Golden Teravon Press,1998),cet ke 1.h.6
14
9
yang diselenggarakan pada semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan
menekankan bukan hanya pada pengetahuan terhadap agama pesrerta didik
dalam seluruh kehidupannya.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan
pembelajaran pendidikan agama Islam (PAI) adalah upaya sadar dan
terncana secara sistematis dalam menyiapkan peserta didik untuk
mengenal. Memahami, menghayati hingga mengimani, bertaqwa, dan
berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam.
Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada
kurikulum harus disesuaikan dengan tujuan Pendidikan Agama. Dan
dengan tingkat usia, tingkat perkembangan kejiwaan anak dan kemampuan
anak didik. 15
2. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam
Setidaknya terdapat beberapa dimensi yang hendak ditingkatkan
dan dituju oleh pendidikan agama Islam, yaitu :
a) Dimensi Keimanan peserta didik terhadap ajaran agama Islam.
b) Dimensi pemahaman atau penalaran serta keilmuan peserta
didik terhadap ajaran agama Islam.
c) Dimensi penghayatan dan pengalaman batin yang dirasakan
peserta didik dalam menjalankan ajaran Islam.
d) Dimensi pengalaman, dalam arti bagaimana ajaran Islam yang
telah diimani, dipahami, dan dihayati oleh peserta didik itu
mampu diamalkan dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi
motivasi untuk meningkatkan prestasi belajar.16
15
Zuhairini,dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya:Biri Ilmiah Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel, 1978), cet ke 1. H. 59
16
3. Dasar-dasar pelaksanaan Pendidikan Agama Islam
Dalam UU RI NOMOR 20 Tahun 2003 SISDIKNAS Pasal 30
Nomor 3 pendidikan keagamaan dapat di selenggarakan pada jalur
pendidikan formal,nonformal dan informal. Dan terdapat pada pasal 12
No adalah setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak
mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya
dan diajarkan oleh pendidik yang seagama.
1. Segi religius
Dasar yang bersumber dari ajaran Islam Menurut ajaran agama
Islam adalah perintah Allah dan merupakan perwujudan beribadah
kepada Allah. Dalam Al-Qur’an banyak ayat yang menunjukkan perintah tersebut,antara lain :
Serulah manusia kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa
yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjuk.
2. Aspek Psikologi
Psikologis yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek kejiwaan
kehidupan bermasyarakat.Hal ini didasarkan bahwa dalam hidupnya,
manusia baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat
dihadapkan pada hal-hal yang membuat hatinya tidak tenang dan tidak
tentram sehingga memerlukan adanya pegangan hidup. Karena manusia di
dunia ini selalu membutuhkan adanya pegangan hidup yang disebut
agama. 17
17
11
4. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Kata iqra’ yang terdapat di dalam Al-Qur’an surat Al-Alaq mengandung makna perintah untuk membaca,merupakan pijakan dasar
pendidikan agama Islam. Karena lewat kegiatan membaca,seorang anak
didik dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang berguna bagi
kehidupannya. Pendidikan agama Islam memiliki keragaman kajian yang
tidak terbatas pada bidang agama saja, apalagi sekadar ritual dan
formalitas agama. sekalipun hal itu dipandang penting, namun segi ini
baru bermakna jika pendidikan agama Islam mampu mengantarkan anak
didik kepada makna hakiki agama yang sebenarnya.
Tujuan pendidikan agama Islam tidak terlepas dari tujuan hidup
manusia dalam Islam, yaitu untuk menciptakan pribadi-pribadi sebagai
Hamba Allah yang selalu bertakwa kepadaNya, dan dapat mencapai
kehidupan yang berbahagia di dunia dan akhirat sebagaimana yang
bermaktub di dalam Al-Qur’an Surat Al-Dzariyat Ayat 56
Surat Al-Imran ayat 102
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah
sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati
Dalam konteks sosiologis, pribadi yang bertakwa menjadi
rahmatan lil’ alamin, baik dalam skala kecil maupun besar. Tujuan hidup manusia dalam Islam inilah yang dapat disebut juga tujuan akhir
pendidikan agama Islam.
Tujuan khusus yang lebih spesifik menjelaskan apa yang ingin
dicapai melalui pendidikan agama Islam. Sehingga konsep pendidikan
agama Islam jadinya tidak sekedar idealis ajaran-ajaran Islam dalam
bidang pendidikan. Dengan kerangka tujuan ini dirumuskan
harapan-harapan yang ingin dicapai di dalam tahap-tahap tertentu proses
pendidikan, sekaligus dapat pula dinilai hasil-hasil yang telah dicapai.18
Menurut al-Ghazali sebagaimana yang dikutip oleh Armai Arief
menjelaskan bahwa tujuan pendidikan Islam dapat diklasifikasikan
kepada:
a) Membentuk insan purna yang pada akhirnya dapat mendekatkan
diri kepada Allah SWT.
b) Membentuk insan purna untuk memperoleh kebahagian hidup,
baik di dunia maupun di akhirat.19
Menurut Prof.Dr.Hasan Langgulung tujuan yang ingin dicapai dari
pendidikan agama Islam, yaitu :
a) Menyiapkan generasi muda untuk memegang peranan-peranan
tertentu dalam masyarakat pada masa yang akan datang. Peranan
ini berkaitan erat dengan kelanjutan hidup masyarakat itu sendiri.
18
Hasan Langgulung,Beberapa Pemikiran Tentang Pendidikan Islam,
(Bandung:Al-Ma’arif,1980),h.38 19
13
b) Memindahkan ilmu pengetahuan yang bersangkutan dengan
peranan-peranan tersebut dari generasi tua kepada generasi muda.
c) Memindahkan nilai-nilai yang bertujuan memelihara keutuhan
dan kesatuan masyarakat yang menjadi syarat mutlak bagi
kelanjutan hidup masyarakat dan peradaban. Dengan kata lain,
tanpa nilai-nilai keutuhan hidup tersebut tidak akan dapat
terpelihara dengan baik yang pada akhirnya akan kesudahan
dengan kehancuran masyarakat itu sendiri. 20
Dari beberapa pendapat di atas mengenai tujuan pendidikan Islam,
dapat disimpulkan tujuan pendidikan agama Islam adalah untuk
menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan
pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengalaman serta pengalaman
peserta didik tentang agama Islam. Sehingga menjadi manusia muslim
yang terus berkembang.
B.Strategi Efektif Pembelajaran PAI
Strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang akan dipilih dan
digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pelajaran
sehingga akan mempermudah peserta didik mencapai tujuan pembelajaran
yang diharapkan akan dikuasainya di akhir kegiatan belajarnya. Starategi
efektif pembelajaran Pendidikan Agama Islam agar diperoleh tahapan
kegiatan pembelajaran yang berdaya dan berhasil guna, guru harus mampu
menentukkan strategi efektif pembelajaran PAI.
1. Pengertian Model Pembelajaran
Strategi menurut Kemp (1995) adalah suatu kegiatan pembelajaran
yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat
dicapai secara efektif dan efisien. Sedangkan model-model pembelajaran
sendiri biasanya disusun berdasarkan berbagai prinsip atau teori
20
pengetahuan.Para ahli menyusun model pembelajaran berdasarkan
berbagai prinsip –prinsip pembelajaran. Mempelajari model pembelajaran berdasarkan teori belajar yang dikelompokkan menjadi empat model
pembelajaran.
Model tersebut merupakan pola umum prilaku pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Joyce dan Weil
berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola
yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran
jangka panjang ), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing
pembelajaran di kelas atau yang lain. Model pembelajaran dapat dijadikan
pola pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang
sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya. 21
Ciri-Ciri Model Pembelajaran
Model pembelajaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu:
sebagai contoh, model ini dirancang untuk melatih partisipasi dalam
kelompok demokratis.
2. Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu, misalnya model
berpikir induktif dirancang untuk mengembangkan proses berpikir
induktif.
3. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar
di kelas, misalnya model Synectic dirancang untuk memperbaiki
kretivitas dalam pelajaran mengarang
4. Memiliki bagian-bagian model yang dinamakan (1) urutan langkah
langkah pembelajaran (2) adanya prinsip – prinsip reaksi (3) sistem sosial (4) sistem pendukung, keempat bagian tersebut merupakan
21
15
pedoman praktis bila guru akan melaksanakan suatu model
pembelajaran.
5. Membuat persiapan mengajar dengan pedoman model pembelajaran
yang dipilihnya.22
2. Pengertian Strategi Pembelajaran
Strategi Pembelajaran yang dipilih guru selayaknya didasari berbagai
pertimbangan sesuai situasi, kondisi dan lingkungan yang dihadapinya. Strategi
pembelajaran merupakan cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh
seseorang pengajar untuk menyampaikan materi pelajaran sehingga akan
memudahkan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan
akan dikuasinya di akhir kegiatan belajar. Strategi pembelajaran yang akan di
pilih dan digunakan guru bertolak dari tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan sejak awal. Agar diperoleh tahapan kegiatan pembelajaran yang
berdaya dan berhasil guna. Guru harus mampu menentukan strategi
pembelajaran apa yang akan di gunakan sejak awal pembelajaran.23
Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi
tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan
terencana. Ada dua hal yang patut kita cermati dari pengertian di atas, pertama
strategi pembelajaran merupakan terencana tindakan termasuk penggunaan
metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya dalam pembelajaran.
Kedua strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu artinya, arah dari
semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan artinya arah
dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan. Dengan
demikian sebelum menentukan strategi, perlu dirumuskan tujuan yang jelas
yang dapat di ukur keberhasilannya.
22
Ibid, 136
23
Kemp (1995) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu
kegiatan pembelajaran harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Menyebutkan strategi
pembelajaran itu adalah suatu materi dan prosedur pembelajaran yang
digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa.24
3. Pengertian Teknik Pembelajaran
Teknik pembelajaran sering disama artikan dengan metode
pembelajaran, teknik adalah jalan atau alat media yang digunakan oleh guru
untuk mengarahkan kegiatan peserta didik kea rah tujuan yang ingin dicapai.
Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka
mengimplementasikan suatu metode. Cara yang bagaimana yang harus
dilakukan agar berjalan efektif. Teknik sifatnya lebih individual, misalnya
walaupun dua orang sama-sama menggunakan merode ceramah dalam situasi
dan kondisi yang sama, sudah pasti mereka akan melakukan secara berbeda,
dengan teknik gaya bahasa yang disampaikan mudah dipahami.
Suatu teknik pembelajaran yang diterapkan guru akan tergantung
dengan pendekatan yang digunakan. Dalam upaya menjalankan metode
pembelajaran guru dapat menentukan teknik yang di anggap relevan dengan
metode dan penggunaan teknik itu setiap guru memiliki taktik yang mungkin
berbeda antara guru yang satu dengan yang lain25.
4. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah cara untuk mempermudah peserta didik
mencapai kompetensi tertentu. Hal ini berlaku baik guru dalam pemilihan
metode mengajar. Maupun bagi peserta didik dalam memilih strategi. Dengan
demikian makin baik metode, akan makin efektif pula pencapaian tujuan
belajar. Metode pembelajaran yang sangat ditekankan dalam pembelajaran
24Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorentasi Standar Proses Pendidikan, ( Jakarta:Kencana, 2010), h. 125
25
17
tuntas adalah pembelajaran individual, pembelajaran dengan teman sejawat dan
pembelajaran tuntas sangat mengandalkan pada pendekatan tutorial. 26
Metode pembelajaran adalah suatu cara atau upaya yang dilakukan oleh
para pendidik agar proses belajar-mengajar pada siswa tercapai sesuai dengan
tujuan. Metode pembelajaran ini sangat penting di lakukan agar proses belajar
mengajar tersebut nampak menyenangkan dan tidak membuat para siswa
tersebut suntuk, dan juga para siswa tersebut dapat menangkap ilmu dari tenaga
pendidik tersebut dengan mudah.
Syarat-syarat yang harus diperhatikan oleh seorang guru dalam
penggunaan metode pembelajaran adalah sebagai berikut :
1. Metode yang dipergunakan harus dapat membangkitkan motif,
minat, atau gairah belajar siswa.
2. Metode yang digunakan dapat merangsang keinginan siswa untuk
belajar lebih lanjut.
3. Metode yang digunakan harus dapat memberikan kesempatan bagi
siswa untuk mewujudkan hasil karya.
4. Metode yang digunakan harus dapat menjamin perkembangan
kegiatan kepribadian siswa.
5. Metode yang digunakan harus dapat mendidik murid dalam teknik
belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha
pribadi.
6. Metode yang digunakan harus dapat menanamkan dan
mengembangkan nilai-nilai dan sikap siswa dalam kehidupan
sehari-hari.27
26
Khoiru Ahmadi dan Hendro Ari Setyono, Op.cit, h.111
27
5. Pengertian Pendeketan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran sendiri memiliki arti suatu sudut pandang
tentang proses pembelajaran yang masih dalam arti umum yang didalamnya
dapat mewadahi, menguatkan, memberikan inspirasi. Dalam pembelajaran
sendiri mengenal pendekatan pembelajaran dalam dua jenis yaitu pendekatan
yang berpusat pada siswa dan pendekatan yang berpusat pada pengajar. Dari
kedua jenis pendekatan ini tentunya memiliki keunggulan dan kelemahan
masing-masing. Yang perlu dilihat adalah mana yang cocok untuk diterapkan
pada proses pembelajaran. Bila melihat kondisi di Indonesia maka sangat
diyakini akan lebih banyak menggunakan proses jenis kedua yaitu berpusat
pada pengajar.28
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut
pandang kita terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk
kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat
umum. Ada dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang
berpusat pada guru dan pendekatan yang berpusat pada siswa. Pendekatan
yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung,
pembelajaran deduktif. 29
C. Metode Quantum teaching
1. Pengertian Quantum teaching
Quantum teaching adalah pengubahan belajar yang meriah dengan
segala nuansanya. Dalam quantum teaching juga menyertakan segala kaitan
interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar. Quantum
teaching berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas. Interaksi
yang menjadikan landasan dan kerangka untuk belajar (De porter. B, 2004).
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa quntum teaching adalah
orkrestasi atau simfoni bermacam-macam interaksi yang ada mencakup
28
Hafni Ladjid, Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis Kompetensi,
(Jakarta:Quantum Teaching, 2005), h. 121
29
19
unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa.
Unsur tersebut terbagi menjadi dua kategori yaitu: konteks dan isi. Konteks
adalah latar belakang pengalaman guru. Sedangkan isi adalah bagaimana tiap
frase musik dimainkan (penyajian) seperti fasilitasi dari ahli sang maestro
terhadap orchestra dan pemanfaatan dari bakat setiap pemain musik dan
potensi setiap instrumen.
Interaksi dari konteks dan isi dapat mengubah kemampuan dan bakat
alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan
orang lain. Jika dikaitkan dengan situasi belajar-mengajar sekolah,
unsur-unsur yang sama tersusun dengan baik yaitu suasana, lingkungan, landasan,
rancangan, penyajian, dan fasilitas.
Quantum teaching mencakup petunjuk spesifik untuk menciptakan
lingkungan belajar yang efektif, merancang kurikulum, menyampaikan isi
dan memudahkan proses belajar. Quantum adalah interaksi yang mengubah
energi menjadi cahaya. Quantum teaching adalah bermacam- macam
interaksi yang ada dalam momen belajar. Interaksi ini mengubah kemampuan
dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya. 30
2.Asas Utama Quantum teaching
Menurut De porter. B (2004), asas utama quantum teaching adalah
“bawalah dunia mereka kedunia kita dan antarkan dunia kita ke dunia
mereka”. Dari asas utama ini, dapat disimpulkan bahwa langkah awal yang
harus dilakukan dalam pengajaran yaitu mencoba memasuki dunia yang
dialami oleh peserta didik. Cara yang dilakukan seorang pendidik meliputi:
untuk apa mengajarkan dengan sebuah peristiwa, pikiran atau perasaan yang
diperoleh dari kehidupan rumah, sosial, musik, seni, rekreasi atau akademis
mereka. Setelah kaitan itu terbentuk, maka dapat membawa mereka kedalam
dunia kita dan memberi mereka pemahaman mengenai isi dunia itu. “Dunia
30
kita” dipeluas mencakup tidak hanya para siswa, tetapi juga guru. Akhirnya
dengan pengertian yang lebih luas dan penguasaan lebih mendalam, siswa
dapat membawa apa yang mereka pelajari kedalam dunia mereka dan
menerapkannya pada situasi baru.31
3. Prinsip-Prinsip Quantum Teaching
Selain asas utama quantum teaching juga memiliki prinsip atau yang
disebut oleh DePorter sebagai kebenaran tetap. Prinsip-prinsip ini
akanberpengaruh terhadap aspek quantum teaching itu sendiri,
prinsip-prinsip itu adalah:
1. Segalanya Berbicara
segalanya dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh guru, dari kertas
yang dibagikan hingga rancangan pembelajaran, semuanya
mengirimkan pesan tentang belajar.
2. Segalanya Bertujuan
Semuanya yang terjadi dalam proses belajar mengajar mempunyai
tujuan.
3. Pengalaman sebelum pemberian nama
Proses belajar yang paling baik terjadi ketika siswa telah mengalami
informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk apa yang mereka
pelajari.
4. Akui setiap usaha
Belajar mengandung resiko, belajar berarti melangkah keluar dari
kenyamanan. Pada saat siswa mengambil langkah ini. Mereka patut
mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan dan
kepercayaan diri mereka.
5. Layak Dipelajari maka layak juga dirayakan
Perayaan adalah sarapan pelajar juara. Perayaan memberikan umpan
balik mengenai kemajuan dan meningkatkan asosiasi emosi positif
dengan belajar. 32
31
Ibid.h.7
32
21
4. Kerangka Rancangan Belajar Quantum Teaching
Agar proses pembelajarn dengan model quantum teaching ini dapat
benar-benar sedinamis mungkin. Maka, perlu melalui tahap - tahapan di
bawah ini yang sering dikenal sebagai kerangka rancangan quantum
teaching TANDUR yaitu :
a. Tumbuhkan
Pada langkah ini guru harus menumbuhkan motivasi dan semangat
belajar siswa. Dan memberi tahu siswa bahwa merekalah yang
bertanggung jawab atas pendidikan mereka sendiri, mengaitkan pelajarn
dengan masa depan dan berguna dalam dunia nyata. Sehingga mereka
tahu apa manfaat dari apa yang sdang mereka pelajari bagi diri mereka
biasannya dikenal dengan AMBAK (Apa Manfaatnya Bagiku).
b. Alami
Guru memberikan pengalaman kepada siswa dan memanfaatkan
hasrat alami otak untuk menjelajah. Karena pengalaman membangun
keingintahuan siswa dan dapat menciptakn beberapa pertanyaan dalam
benak mereka. Saat pengalaman terbentang, guru mengumpulkan
inforamasi untuk memaknai pengalamn tersebut. Inforamsi ini membuat
yang abstrak menjadi konkrit.
c. Namai
Setelah membuat siswa penasaran, penuh pertanyaan mengenai
pengalaman mereka, maka penamaan dapat memuaskan keingintahuan
siswa. Penamaan memuaskan hasrat alami otak untuk memberikan
identitas, mengurutkan, dan mendefinisikan. Penamaan merupakan
informasi, fakta, rumus, pemikiran, tempat dan sebagainya. Guru
menyediakn kata kunci, konsep, model, rumus, strategi dan sebuah
d. Demonstrasi
Guru diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menunjukkan bahwa mereka tahu. Guru memberikan peluang
untuk menerjemahkan dan menerapkan pengetahuan mereka ke dalam
pembelajaran yang lain dan ke dalam kehidupan mereka serta mampu
memperagakan tingkat kecakapan mereka dengan pengetahuan yang baru
saja mereka miliki.
e. Ulangi
Siswa diberi kesempatan untuk mengajarkan pengetahuan baru
mereka kepada orang lain. Tentunya, dengan menggunaka cara yang
berbeda dari asalnya. Pengulangan memperkuat koneksi saraf dan
menumbuhkan rasa “aku tahu bahwa aku tahu ini”. Dan tentunya
menunjukan pelajar cara-cara mengulang materi yang telah dibahas.
f. Rayakan
Pada langkah terakhir ini, saatnya untuk memberikan
penghormatan atas usaha, keberhasilan dan ketekunan yang dilakukan
dengan perayaan. Hal ini akan memperkuat kesuksesan dan memberi
motivasi siswa. Perayaan disini dapat dilakukan dengan memberikan
pujian, bernyanyi, bermain tepuk, pesta kelas.33
5. Menciptakan Minat
Dalam banyak situasi, menemukan Ambak sama saja dengan
menciptakan minat dalam apa yang sedang anda pelajari dengan
menghubungkan dengan dunia nyata, ini terutama dalam situasi belajar
yang formal. Menciptakan minat, mudah untuk beberapa subjek dan lebih
sulit untuk subjek-subjek lain. Peluangnya adalah bahwa anda sudah
termotivasi mempelajari suatu informasi untuk beberapa alasan.
33
23
Ambak adalah motivasi yang didapat dari pemilihan secara mental
antara manfaat dan akibat-akibat suatu keputusan.34
6. Kelebihan dan Kelemahan Metode Quantum Teaching
A. Kelebihan Metode Pembelajaran Quantum :
6. Dapat membimbing peserta didik kearah berfikir yang sama dalam satu
saluran pikiran yang sama.
1) Karena Quantum Teaching lebih melibatkan siswa, maka saat
proses pembelajaran perhatian murid dapat dipusatkan kepada
hal-hal yang dianggap penting oleh guru, sehingga hal-hal yang penting itu
dapat diamati secara teliti.
2) Karena gerakan dan proses dipertunjukan maka tidak memerlukan
keterangan-keterangan yang banyak.
3) pembelajaran menjadi lebih nyaman dan menyenangkan
4) Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori
dengan kenyataan, dan dapat mencoba melakukannya sendiri
5) Karena metode pembelajaran Quantum Teaching membutuhkan
kreativitas dari seorang guru untuk merangsang keinginan bawaan
siswa untuk belajar, maka secara tidak langsung guru terbiasa untuk
berfikir kreatif setiap harinya.
6) Pelajaran yang diberikan oleh guru mudah diterima atau dimengerti
oleh siswa.
B. Kelemahan Metode Pembelajaran Quantum :
1) Metode ini memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang
disamping memerlukan waktu yang cukup panjang, yang
mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain.
2) Fasilitas seperti peralatan, tempat dan biaya yang memadai tidak
selalu tersedia dengan baik.
34
3)Karena dalam metode ini ada perayaan untuk menghormati usaha
seseorang siswa baik berupa tepuk tangan, jentikan jari, nyanyian dll.
Maka dapat mengganggu kelas lain.
4) Banyak memakan waktu dalam hal persiapan.
5) Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus, karena
tanpa ditunjang hal itu, proses pembelajaran tidak akan efektif.
6)Agar belajar dengan metode pembelajaran ini mendapatkan hal yang
baik diperlukan ketelitian dan kesabaran. Namun kadang-kadang
ketelitian dan kesabaran itu diabaikan. Sehingga apa yang diharapkan
tidak tercapai sebagaimana mestinya.35
35
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian yang dilakukan bertempat di SMP Islamiyah Sawangan
Jl.Raya Mucthar No 136 Depok. Waktu penelitian dilakukan pada bulan
September sampai Desember 2013.
B. Desain Penelitian
Desain Penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam
perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Desain yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian deskriptif, desain digunakan untuk
mendapatkan deskriptif tentang suatu kenyataan yaitu upaya penerapan
nilai-nilai pendidikan islam menggunakan quantum teaching.
C.Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayahb generasi yang terdiri atas obyek/ subyek
yang mempunyai kualitas dan karekteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan. Dalam penelitian ini
yang menjadi populasi adalah siswa kelas VIII Smp islamiyah Sawangan
Depok yang berjumlah 20036
2. Sample
Penulis mengambil sample sebanyak 13 % dari seluruh analisa.
Dengan teknik pengambilan sample sejumlah 40 orang. Yaitu menggunakan
teknik purposive random sampling.
36
D. Metode Penelitian
Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif.
Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok
manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu system pemikiran, ataupun
suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif
ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara
sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta
hubungan antar fenomena yang diselidiki.
1. Penelitian kepustakaan (library search) penelitian yang menggunakan
dengan cara mengumpulkan, membaca dan menganalisa buku yang ada
relevansinya dengan masalah yang dibahas di dalam skrpsi ini.
2. Penelitian lapangan ( field research) yaitu penelitian untuk memperoleh
data- data lapangan
Adapun teknik penulisan Skripsi ini,penulis berpegang pada buku
“pedoman Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2013.
E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
1. Observasi
Observasi yaitu pengamatan dan pencatatan secara langsung ke
objek penelitian dengan sistematika fenomena-fenomena yang
diselidiki,dalam arti luar observasi sebenarnya merupakan pengamatan
yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung 4 teknik ini
dilakukan untuk memperoleh data tentang kondisi objektif sebagai berikut:
1. Siswa sebagai objek meliputin kelamin dari jumlah siswa
2. Guru sebagai pendidik sekaligus motivator meliputi jenis
kelamin,pendidikan dan jabatan serta guru bidang studi
3. Sarana dan prasana yang meliputi jumlah dan kondisi
27
2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah mengumpulkan data dengan cara mengalir atau
mengambil data-data dari catatan, dokumentasi, administrasi yang sesuai
dengan masalah yang diteliti. Dalam hal ini dokumentasi diperoleh melalui
dokumen-dokumen atau arsip-arsip dari lembaga yang di teliti
3. Angket
Angket yaitu daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden
mengenai masalah yang diteliti. Dengan teknik tersebut mempersiapkan
pertanyaan sejumlah 20 item pertanyaan dan kemudian disebarkan kepada 40
responden,yaitu siswa-siswi kelas VIII.4 untuk memperoleh jawaban yang
diperlukan secara langsung Angket yang akan disebarkan untuk variable
penanaman nilai Pendidikan Agama Islam menggunakan Quantum Teaching
terdiri dari 20 item yang tertera pada table berikut :
29
Rayakan
Siswa
menggunakan
cara berbeda
saat
menyampaikan
pengulangan
materi siswa
Guru
memberikan
pujian,tepuk
tangan
Guru Memberi motivasi kepada
siswa
18
19
20
1
1
1
F. Teknik Pengelolahan Data
Dalam pengelolahan data penulis menggunakan teknik–teknik sebagai berikut:
1. Editing, yaitu memeriksa kelengkapan dan kejelasan angket / kuesioner
yang berhasil di kumpulkan.
2. Koding, teknik digunakan penulis untuk mengklasifikasikan jawaban – jawaban responden menurut macam-macamnya.
3. Skoring , yaitu memberikan nilai pada setiap jawaban angket . untuk skor
tertinggi bernilai 4 dan diberikan pada jawaban yang di anggap sangat
Alternatif Jawaban Skor
Positif Negatif
Selalu
Sering
Kadang
Tidak Pernah
4
3
2
1
1
2
3
4
4. Tabulating, yaitu mentabulasi data jawaban yang telah diberikan skor
kedalam bentuk tabel untuk kemudian diketahui hasil perhitungannya.
5. Analisis Data, setelah melewati tahap-tahap di atas, maka selanjutnya
dilakukan perhitungan-perhitungan dengan menggunakan berupa
prosentase atau frekuensi relative dengan menggunakan rumus.
Rumus prosentase
P= x 100%
Keterangan:
P = Presentase
F = Frekuensi Jawaban Responden
N = Jumlah Responden
Untuk memberikan interprestasi dan prosentase hasil angket yang
diperoleh digunakan pedoman interpretasi sebagai berikut :
1) Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 76-100%
2) Cukup Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval
56-75%
3) Kurang baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval
41-55 %
4) Tidak baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 0-40%
Untuk menentukkan prosentase, digunakan perhitungan sederhana
31
1) Menentukkan nilai harapan (NH ), nilai ini dapat diketahui
dengan mengalikan jumlah item pertanyaan dengan skor
tertinggi.
2) Menghitung nilai skor, (NS), nilai ini merupakan nilai rata-rata
sebenarnya yang diperoleh dari hasil penelitian. Adapun cara
perhitungannya dengan menggunakan rumus mean yaitu :
Mx =
Keterangan :
Mx : mean / nilai rata-rata
: jumlah skor pada tiap indicator
: banyaknya responden
3) Menentukkan kategori, yaitu dengan menggunakan rumus :
x 100%
keterangan NS : nilai skor
32 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran umum Smp Islamiyah Sawangan
1. Sejarah singkat
Yayasan Darul Irfan berdiri pada tahun 1966 hingga kini telah
memasuki usia yang ke 45. Usia ini menjadi bukti terhadap eksistensi Yayasan
Darul Irfan Sawangan dan sekaligus menjadi garansi atas profesionalisme
terhadap bidang pendidikan.
Berdirinya Yayasan Darul Irfan Sawangan dilandasi oleh pemikiran
bahwa kemajuan sebuah komunitas masyarakat sangat ditentukan oleh tingkat
pendidikannya. Berangkat dari pemikiran tersebut para tokoh masyarakat dan
tokoh agama yang bernaung dibawah panji Jam’iyah Nahdlatul Ulama Sawangan bertekad untuk ikut berperan dalam memajukan masyarakat sekitar
melalui pendidikan. Kondisi masyarakat Sawangan khususnya, ketika itu
sangat membutuhkan akses pendidikan yang terjangkau baik secara finansial
maupun jarak tempuh.
Didorong dengan tekad dan semangat yang berlandaskan ke-ikhlasan
maka pada tahun 1967 mulai beroperasi PGA (Pendidikan Guru Agama) NU
sebagai sekolah yang pertama yang didirikan Yayasan Darul Irfan Sawangan.
Kehadirannya dari waktu ke waktu telah memberi makna bagi masyarakat
sekitar. Kehadiran Yayasan Darul Irfan dengan tingkat pendidikan yang sesuai
dengan kebutuhan telah mendapat tempat dihati masyarakat karena Yayasan
Darul Irfan Sawangan menjadi benteng faham Ahlusunnah Waljama’ah dan
sekaligus mengakomodir serta menjaga kearifan budaya local, selain
menjalankan kurikulum dari pemerintah.
Hal ini dibuktikan dengan semakin berkembangnya jumlah peserta
didik dari tahun ke tahun. Selama kurun waktu 45 tahun Yayasan Darul Irfan
Sawangan selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi kemajuan
33
sangat besar dalam perkembangan Yayasan Darul Irfan Sawangan pada tahun
1976 SMP Islamiyah didirikan oleh yayasan darul irfan.
Sebagai lembaga pendidikan berpengalaman dibawah naungan yayasan
Darul Irfan, Smp Islamiyah Sawangan Berkomitmen Tinggi mencetak insane
berkarakter Madani. Smp Islamiyah Sawangan memaksimalkan potensi IQ,
SQ,EQ serta pembiasaan membaca al-qur’an 10 menit sebelum pelajaran jam pertama untuk menghantarkan lulusannya kepada kesuksesan dunia dan
kebahagian akhirat. Dengan berbasis kurikulum nasional dan dibingkai dengan
muatan local dan pembiasaan yang diintegrasikan dengan nilai-nilai karakter
bangsa.
2. Visi dan Misi
Visi
Membentuk insan berilmu dan berakhlak mulia
Misi
Memaksimalkan kegiatan pembelajaran di dalam dan luar kelas Meningkatkan mutu pelayanan guru terhadap peserta didik Meningkatkan disiplin guru dan siswa
Menumbuhkan nilai-nilai akhlak mulia melalui kegiatan pembiasaan Menyelenggarakan pendidikan untuk menghasilkan lulusan berkualitas
dan berintegrasi serta melaksanakan ibadah sesuai tuntutan syariah Memaksimalkan kegiatan pembelajaran didalam dan diluar kelas
Tujuan
Tercapainya tingkat kelulusan dan kenaikan kelas 100% Peningkatan rata-rata nilai laporan hasil belajar siswa Terwujudnya iklim sekolah yang agamis dan berbudaya
Peningkatan kegiatan ekstrakulikuler yang efektif dan efesien untuk
menumbuhkan kembangkan potensi diri siswa
3. Keadaan Guru
a. Profile Sekolah
NPSN 20229058
NSS 202026602011
Nama SMP ISLAMIYAH SAWANGAN
Alamat Jl. Raya Muhtar No. 136 RT 04/02 Sawangan Depok
Kodepos 16511
Nomer Telpon 0251 8612161
Nomer Faks -
Email smpislamiyah_yadair@yahoo.com
Jenjang SMP
Status Swasta
Situs http://smp.islamiyah.yadairs.sch.id
Lintang -6.373988
Bujur 106.80633499999999
Ketinggian -
Tahun didirikan 1967
Waktu Belajar Sekolah Pagi dan Siang
Tahun beroperasi 1983
Luas seluruh bangunan 571 M2 &5280 M2
5. Daftar Nama Guru Smp Islamiyah
tabel 2
Daftar Nama Guru Smp Islamiyah
No Nama Tempat
6 Dra.asmani Bogor,3-06-1965 S1 Matemat
ika
9 Gus susanto Bogor,8-09-1962 SGON Penjaske
s
13 Nourmalina Jakarta,4-11-1967 S1 IPA Wali kelas
37
Jakarta,1-12-1970 S1 Bahasa
Sunda
Wali kelas 8.6/guru mata pelajaran
20 H.Romlih,SE Bogor,3-07-1971 S1 IPS/PL
H 22 Heru gunadi,SPd
Bogor,28-02-1982 27 Ibah habibah,SPd
Bogor,14-04-1979 29 Dra.Lina Herlina
6. Kegiataan Sekolah
Tabel 3 kegiataan sekolah
SARANA PENDUKUNG KEGIATAN
EKSTRAKURIKULER
Mesjid/Mushola Pramuka
Perpustakaan Palang Merah
Lapangan Olah Raga Pengajian Siswa/Lembaga
Dakwah Siswa
Alat-alat Kesenian Buletin/Majalah Sekolah
Alat-alat Keterampilan Seni Musik
Laboratorium M-IPA Seni Lukis/Kaligrafi
39
B. Analisis data hasil angket
Untuk mengetahui upaya penanaman nilai pendidikan agama Islam
menggunakan Quantum Teaching, terlebih dahulu dilakukan pengolahan data
kemudian dianalisa dengan menggunakan rumus prosentase, Adapun hasil
tersebut dapat dilihat pada table hasil angket berikut ini :
Tabel 4
Merasa senang saat belajar PAI
No Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase
1 Selalu 37 92,5 %
2 Sering 1 2,5 %
3 Kadang 1 2,5 %
4 Tidak pernah 1 2,5 %
Jumlah 40 100 %
Dari tabel di atas dapat dilihat dengan nilai prosentase 2,5% adalah
kategori tidak pernah hal ini menunjukkan bahwa siswa tidak pernah bosan belajar
dikelas. Dengan nilai prosentase 2,5 %adalah kategori sering hal ini menunjukkan
bahwa siswa masih bosan belajar PAI di kelas, nilai prosentase 2,5% hal ini
menunjukkan siswa masih merasa bosan belajar PAI dikelas,dari tabel di atas
dapat dilihat nilai tertinggi adalah kategori selalu dengan hasil prosentase 92,5% .
Hal ini menunjukkan bahwa siswa selalu senang terhadap pelajaran PAI
dikelas, karena suasana kelas yang mendukung siswa nyaman merasa dikelas dan
senang terhadap pembelajaran PAI saat di kelas. Karena suasana juga mendukung
Tabel 5
Sebelum pelajaran guru, memulai dengan membaca doa
Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu 36 90 %
Sering 2 5 %
Kadang 1 2,5 %
Tidak pernah 1 2,5 %
Jumlah 40 100 %
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai terendah dengan hasil
prosentase 5% adalah kategori sering hal ini menunjukkan bahwa siswa masih
sering suasana belajar di kelas,nilai prosentase 2,5 % adalah kategori kadang dan
tidak pernah hal ini menunjukkan bahwa siswa kadang membaca doa sebelum
belajar di kelas dan dapat dilihat nilai tertinggi adalah kategori selalu dengan hasil
prosentase 90% hal ini menunjukkan bahwa siswa membaca doa sebelum
memulai pelajaran.
Tabel 6
Suasana kelas yang berbeda saat belajar PAI
Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu 38 95 %
Sering 1 2,5 %
Kadang 1 2,5 %
Tidak pernah 0 0
Jumlah 40 100 %
Dari tabel diatas dapat dilihat dengan nilai prosentase 2,5 % adalah
kategori sering dan kadang hal ini menunjukkan masih sebagian siswa merasa
biasa saja dengan suasana kelas. Nilai tertinggi dengan hasil prosentase 95 %
adalah kategori selalu hal ini menunjukkan bahwa siswa senang dengan suasana