• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KETERBUKAAN ODHA PADA PASANGAN DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN PENULARAN HIV/AIDS (Melalui Safer-sex dan PMTCT) PADA KELUARGA OLEH ODHA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN KETERBUKAAN ODHA PADA PASANGAN DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN PENULARAN HIV/AIDS (Melalui Safer-sex dan PMTCT) PADA KELUARGA OLEH ODHA"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN KETERBUKAAN ODHA PADA PASANGAN

DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN PENULARAN

HIV/AIDS (Melalui Safer-sex dan PMTCT)

PADA KELUARGA OLEH ODHA

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang

Oleh :

ALFIAN HARI GUNAWAN

NIM. 201010420311016

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)
(3)
(4)

iv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ALFIAN HARI GUNAWAN NIM : 201010420311016

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Judul Skripsi : Hubungan keterbukaan ODHA pada pasangan dengan tindakan pencegahan penularanm HIV/AIDS (melalui safer-sex dan PMTCT) pada keluarga oleh ODHA.

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil penjiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi perbuatan tersebut.

Malang, Desember 2014 Yang membuat pernyataan,

(5)

v

people who can change your life is:

you

people who can change your life is:

(6)

vi

LEMBAR PERSEMBAHAN

Assalamualaikum.

Tiada kata yang layak diucap pertamakali selain kata Alhamdulillah, puji syukur kepada Alloh SWT, karena sesungguhnya karya tulis ini dapat terselesaikan atas kehendak-Nya. Karya yang mengantarkan saya kepada gelar sarjana keperawatan (S.Kep) yang saya cita-citakan sejak pertama kali saya menginjakkan kaki di tempat ini (FIKES-UMM). Tentu saja dalam prosesn pengerjaannya, dipenuhi banyak tantangan yang harus dilalui dengan menguras emosi, pikiran, kesabaran dan cucuran keringat. Untuk itu, karya tulis ini ingin aku persembahkan kepada orang-orang yang keberadaannya sangat penting dalam perjalanan kehidupanku.

1. Untuk Ayah dan Ibu ku tercinta, Engkau adalah orang tua terbaik di seluruh dunia, meskipun diluar sana banyak yang mengatakan orang tua mereka yang terbaik, tetapi bagiku kalian berdua jauh lebih baik

lagi. Aku selalu tau, bahwa meskipun tanpa aku minta, do’a kalian

(7)

vii

LEMBAR PERSEMBAHAN

2. Untuk kakak ku, kakak yang paling hebat sedunia, kakak yang paling baik sedunia, terimakasih atas uang jajannya. Dikala aku kehabisan uang jajan, kakak selalu ngasi uang, hehe :D

Kakak : Nih uang buat beli baju, atau apalah. Aku : Hehehe, makasi,,,

Ssst..jangan kasi tau mama, nanti bulanan ku dipotong. 3. Buat adik ku tersayang denger nih “Jangan terlalu banyak Sosmed yg

gk penting, belajarnya yang diperbanyak, jangan sampai nanti kamu lulusnya molor kayak abang mu ini,,hehehe”.

4. For my best friend forever and ever, Yanuar Refangga Arya dan Catur Priyo Yuwono, Terimakasih atas bantuannya dalam proses penelitian. Kalian sangat membantu, top markotop. Terimakasih juga kepada mas Arif yang selalu mendampingi saat proses penelitian, matur suwun sam.

5. Untuk teman-teman STC (tanpa terkecuali), teman PSIK A 2010 (tanpa terkecuali), kebersamaan kita akan aku simpan dalam2 dan tak akan terlupakan. Thanks atas kenangan indah yang kalian berikan. 6. Spesial untuk anak KOSTRADA, kalian tau? Kalian mengajarkan aku

arti dari kesederhanaan, bahwa kebahagiaan tetap bisa dirasakan dengan hal-hal kecil, meskipun serba sederhana tetapi jika bersama kalian semua terasa luar biasa.

7. Buat arek Kendang 14, Doni, Aziz, Onki, terimakasih telah menjagaku di rumah sakit selama 5 hari, kalian adalah kakak ku di Malang. Terimakasih juga buat sepupuku Feri dan teman kami Hasan. Sekali lagi buat Yanuar Refangga, terimakasih sudah nyuapin makanan dengan paksa di rumah sakit, aku tahu paksaan itu demi kesembuhan.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillaahirobbil‟alamin puji syukur ke hadirat Alloh Subhanahuwata‟ala,

atas izin-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Keterbukaan ODHA Pada Pasangan dengan Tindakan Pencegahan

Penularan HIV/AIDS (Melalui Safer-sex dan PMTCT) Pada Keluarga Oleh

ODHA”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini dapat terselesaikan berkat bantuan, arahan dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu penulis ingin menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada yang terhormat:

1. Bapak Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep., Sp.Kom selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Ibu Nurul Aini, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. 3. Ibu Aini Alifatin, S.Kp., M.Kep selaku Dosen Pembimbing I yang telah

meluangkan waktu, memberikan bimbingan, dukungan, arahan, dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

(9)

ix

5. Ibu Nurul Aini, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Dosen Penguji I atas masukan, bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Ibu Nur Lailatul Masruroh, S.Kep., Ns., MNS selaku Dosen Penguji II atas masukan, bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.

7. Kedua orang tua yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan dalam berbagai bentuk untuk terselesaikannya skripsi ini.

8. Lembaga Paramitra Kota Batu atas izin yang diberikan untuk melakukan penelitian.

9. Mas Arif, atas bantuannya selama proses penelitian.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu-persatu, yang turut membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka diri untuk segala kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi masyarakat dan dunia kesehatan khususnya bidang keperawatan dan kesehatan masyarakat.

Wassalamualaikum. Wr. Wb.

Malang, Desember 2014

(10)

x

RELATIONSHIP BETWEEN PLWHA DISCLOSURE TO SPOUSE WITH HIV/AIDS PREVENTION TRANSMISSION PRACTICE

(Through Safer-sex and PMTCT) TO FAMILIES BY PLWHA

Alfian Hari Gunawan1, Aini Alifatin, S.Kp., M.Kep2, Reni Ilmiasih, M.Kep., Sp.Kep.An3

ABSTRACT

Background: Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) has become an international problem due to an increase the number of patients in a short time and affected many countries, where there the number of new infections of HIV/AIDS in Indonesia has increased every year, due to there are many PLWHA who have risk behaviors that transmit HIV to others. Disclosure is one of the factors known that influence the HIV/AIDS transmission prevention practice by PLWHA.

Objective: This study aimed to determine the relationship between disclosure by people living with HIV/AIDS (PLWHA) to spouse with HIV/AIDS prevention transmission practice (through safer-sex and PMTCT) to families by PLWHA. Research Design: This study design using descriptive analytic methods with cross sectional approach, and data analyze using chi square analysis, with purposive sampling technique and than found 24 people living with HIV/AIDS (PLWHA) as respondents.

Results: Of the 24 people living with HIV (PLWHA) as respondents, the majority (70.8%) of PLWHA disclose to their spouse, and most (70.8%) PLWHA did HIV/AIDS prevention transmission practice are not at risk. The results of the data analysis showed that the p-value 0.000 < 0.005, so it can be concluded that there is a relationship between the disclosure by PLWHA to spouse with HIV/AIDS prevention transmission practice (through safer-sex and PMTCT) to families by PLWHA.

Conclusion: There is a relationship between PLWHA disclosure to spouse with HIV/AIDS prevention transmission practice (through safer-sex and PMTCT) to families by PLWHA. PLWHA who disclose their HIV status to their spouse tend to take HIV/AIDS prevention transmission practice wich not at risk to spread than PLWHA who not disclose.

Keywords: Disclosure, HIV/AIDS prevention transmission practice, Families

1 Students of Nursing Department 2 Lecture of Nursing Department 3

(11)

xi

HUBUNGAN KETERBUKAAN ODHA PADA PASANGAN DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN PENULARAN HIV/AIDS

(Melalui Safer-sex dan PMTCT) PADA KELUARGA OLEH ODHA

Alfian Hari Gunawan1, Aini Alifatin, S.Kp., M.Kep2, Reni Ilmiasih, M.Kep., Sp.Kep.An3

ABSTRAK

Latar Belakang: Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) telah menjadi masalah internasional karena dalam waktu singkat terjadi peningkatan jumlah pasien dan semakin melanda banyak negara, dimana jumlah infeksi baru HIV/AIDS di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya, akibat masih adanya orang dengan HIV/AIDS (ODHA) yang memiliki perilaku berisiko menularkan HIV yang mereka derita kepada orang lain. Keterbukan adalah salah satu faktor yang diketahui mempengaruhi tindakan pencegahan penularan HIV/AIDS oleh ODHA.

Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keterbukaan ODHA pada pasangan dengan tindakan pencegahan penularan HIV/AIDS (melalui safer-sex dan PMTCT) pada keluarga oleh ODHA.

Desain penelitian: Desain penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, dan analisa data menggunakan analisa chi square,

dengan teknik purpossive sampling dan didapatkan 24 ODHA sebagai responden. Hasil Penelitian: Dari 24 ODHA sebagai responden, mayoritas (70,8%) ODHA terbuka kepada pasangannya, dan sebagian besar (70,8%) ODHA melakukan tindakan pencegahan penularan HIV/AIDS yang tidak berisiko. Hasil analisa data menunjukkan bahwa nilai p-value 0,000 < 0,005, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antar keterbukaan ODHA pada pasangan dengan tindakan pencegahan penularan HIV/AIDS (melalui safer-sex dan PMTCT) pada okeluarga oleh ODHA.

Kesimpulan: Ada hubungan antar keterbukaan ODHA pada pasangan dengan tindakan pencegahan penularan HIV/AIDS (melalui safer-sex dan PMTCT) pada keluarga oleh ODHA. ODHA yang terbuka cenderung akan melakukan tindakan pencegahan penularan HIV/AIDS yang tidak berisiko menularkan dibandingkan dengan ODHA yang tidak terbuka.

Kata kunci: Keterbukaan, Tindakan pencegahan penularan HIV/AIDS, Keluarga

1. Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang.

(12)

xii DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL... i

LEMBAR PERSETUJUAN...ii

LEMBAR PENGESAHAN... ... iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN... ... iv

MOTTO... . v

LEMBAR PERSEMBAHAN... vi

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRACT... . x

ABSTRAK... . xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN... xviii

DAFTAR SINGKATAN... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.3.1 Tujuan Umum ... 6

1.3.2 Tujuan Khusus ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.4.1 Bagi Peneliti ... 6

1.4.2 Bagi Responden dan Masyarakat ... 7

1.4.3 Bagi Tenaga Keperawatan ... 7

1.4.4 Bagi peneliti lain ... 7

1.5 Keaslian Penelitian. ... 7

1.6 Batasan Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 Konsep HIV/AIDS ... 10

2.1.1 Definisi HIV/AIDS ... 10

2.1.2 Etiologi ... 11

2.1.3 Patogenesis... 12

2.1.4 Stadium dan Gejala Klinis HIV/AIDS... 13

2.1.5 Diagnosis HIV/AIDS... 16

2.1.6 Pengobatan HIV/AIDS... 18

2.1.7 Cara Penularan HIV/AIDS... 20

2.1.8 Program Pencegahan Penularan HIV/IDS Pemerintah... 23

2.2 Konsep ODHA ... 27

2.2.1 Definisi ODHA ... 27

2.2.2 Tantangan Yang Dihadapi ODHA ... 27

2.2.2.1 Stigma Berhubungan Dengan HIV/AIDS... 28

2.2.2.2 Keterbukaan... 29

2.2.2.3 Perilaku Berisiko... 30

(13)

xiii

2.3 Konsep Keterbukaan ... 31

2.3.1 Definisi Keterbukaan Status HIV-Positif ... 31

2.3.2 Teori Keterbukaan Status HIV-Positif ... 31

2.3.2.1 Teori Aksi Beralasan (Reasoned Action Theory)... 31

2.3.2.2 Teori Perkembangan Penyakit (Disease Progression Theory)... 32

2.3.2.3 Teori Konsekuensi (Consequence Theory)... 32

2.3.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kterbukaan ... 33

2.3.3.1 Faktor Pendorong Keterbukaan... 33

2.3.3.2 Faktor Pnghambat Keterbukaan... 34

2.3.4 Dampak Keterbukaan ... 35

2.3.4.1 Dampak Negatif Keterbukaan... 36

2.3.4.2 Dampak Positif Keterbukaan... 37

2.3.5 Hukum Membuka Status HIV... 38

2.4 Konsep Perilaku ... 40

2.4.1 Definisi Perubahan Perilaku ... 40

2.4.2 Teori Perilaku Perilaku ... 40

2.4.2.1 Teori Fungsi... 41

2.4.2.2 Teori Kurt Lewin... 42

2.4.3 Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Perilaku... 43

2.4.4 Bentuk Perilaku ... 44

2.4.4.1 Perilaku Tertutup (Covert Behaviour)... 44

2.4.4.2 Perilaku Terbuka (Tindakan/Praktik)... 44

2.4.4.2.1 Definisi Tindakan...45

2.4.4.2.2 Pengukuran Tindakan... 45

2.5 Tindakan Pencegahan Penularan HIV/AIDS ... 45

2.5.1 Tindakan Pencegahan Penularan Melalui Hubungan Seksual... ... 46

2.5.2 Tindakan Pencegahan Penularan Melalui Darah... 48

2.5.3 Tindakan Pencegahan Penularan Dari Ibu Ke Bayi... 49

2.5.4 Tindakan Pencegahan Penularan HIV/AIDS pada Keluarga... 50

2.6 Konsep Keluarga ... 52

2.6.1 Definisi Keluarga ... 52

2.6.2 Bentuk-bentuk Keluarga Yang Terpapar HIV/AIDS ... 53

2.6.3 Fungsi Perawatan Kesehatan Keluarga ... 53

2.6.4 Tugas Keluarga dalam Kesehatan ... 53

2.6.5 Peroses Keluarga ... 55

2.7 Hubungan Keterbukaan status HIV-Positif dengan Tindakan Pencegahan Penularan HIV/AIDS... ... 55

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS ... 59

3.1 Kerangka Konseptual ... 59

3.2 Hipotesis Penelitian ... 61

BAB IV METODELOGI PENELITIAN ... 62

4.1 Desain Penelitian ... 62

4.2 Kerangka Penelitian ... 63

(14)

xiv

4.3.1 Populasi... 64

4.3.2 Teknik Sampling ... 64

4.3.3 Sampel ... 64

4.4 Variabel Penelitian ... 65

4.4.1 Variabel Independen ... 65

4.4.2 Variabel Dependen ... 65

4.5 Definisi Operasional ... 66

4.6 Waktu dan Tempat Penelitian ... 68

4.7 Instrumen Penelitian ... 68

4.7.1 Kuisioner Demografi... 68

4.7.2 Kuisioner Keterbukaan ODHA pada pasangan...68

4.7.3 Kuisioner Tindakan Pencegahan Penularan HIV AIDS... 68

4.8 Pelaksanaan Penelitian... 69

4.8.1 Persiapan Penelitian... 69

4.8.2 Pengambilan Data ... 70

4.9 Pengolahan dan Analisa Data ... 70

4.9.1 Pengolahan Data... 70

4.9.2 Analisa Data... 71

4.10 Validitas dan Releabilitas ... 73

4.10.1 Uji Validitas... 73

4.10.2 Uji Realeabilitas... 74

4.11 Etika Penelitian ... 75

BAB V HASIL PENELITIAN... 76

5.1 Analisa Univariat... 76

5.1.1 Karakteristik Responden... 76

5.1.2 Gambaran Keterbukaan Diri ODHA Pada Pasangan... 78

5.1.3 Gambaran Tindakan Pencegahan Penularan HIV/AIDS (melalui Safer-sex dan PMTCT) Pada Keluarga Oleh ODHA... . 80

5.2 Analisa Bivariat... 82

5.2.1 Hubungan Keterbukaan ODHA pada Pasangan dengan Tindakan Pencegahan Penularan HIV/AIDS (Melalui Safer-sex dan PMTCT) pada Keluarga oleh ODHA... 82

BAB VI PEMBAHASAN... 83

6.1 Interpretasi dan Diskusi Hasil... 83

6.1.1 Gambaran Keterbukaan ODHA Pada Pasangan... 83

6.1.2 Gambaran Tindakan Pencegahan Penularan HIV/AIDS (Melalui Safer-sex dan PMTCT) Pada Keluarga Oleh ODHA... . 91

6.1.3 Hubungan Keterbukaan ODHA Pada Pasangan dengan Tindakan Pencegahan Penularan HIV/AIDS (Melalui Safer-sex dan PMTCT) Pada Keluarga Oleh ODHA... . 96

6.2 Implikasi Bagi Keperawatan... 102

(15)

xv

BAB VII PENUTUP... 103

7.1 Kesimpulan... 103

7.2 Saran... 104

DAFTAR PUSTAKA ... 106

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 4.1 Definisi Operasional... ... 66

Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia...76

Tabel 5.2 Gambaran Keterbukaan ODHA Pada Pasangan... 78

Tabel 5.3 Rincian jawaban ODHA tiap item pertanyaan keterbukaan... 79

Tabel 5.4 Gambaran Tindakan pencegahan penularan HIV/AIDS (melalui Safer-Sex dan PMTCT) pada keluarga oleh ODHA... 80

Tabel 5.5 Rincian jawaban ODHA tiap item pertanyaan tindakan pencegahan...80

Tabel 5.6 Hubungan Keterbukaan ODHA pada Pasangan dengan Tindakan Pencegahan Penularan HIV/AIDS (Melalui Safer-sex dan PMTCT) pada Keluarga oleh ODHA... 82

(17)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 2.1 Anatomi virus HIV... ... 11

Gambar 2.2 Siklus replikasi virus HIV... ... 13

Gambar 2.3 Perubahan perilaku tipe 1...42

Gambar 2.4 Perubahan perilaku tipe 2... ... 42

Gambar 2.5 Perubahan perilaku tipe 3... 43

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual ... 59

Gambar 4.1 Kerangka Penelitian ... 63

Gambar 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 77

Gambar 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan... . 77

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Studi Pendahuluan dan Penilitian... 116

Lampiran 2 Surat Pemberitahuan Sudah Melakukan Penelitian... 117

Lampiran 3 Lembar Persetujuan Menjadi Responden... 118

Lampiran 4 Instrumen Penelitian... 119

Lampiran 5 Uji Validitas dan Reliabilitas... 125

Lampiran 6 Tabulasi Keterbukaan ODHA pada Pasangan... 127

Lampiran 7 Tabulasi Keterbukaan ODHA Pada Pasangan Dan Hasil Wawancara Tambahan... 128

Lampiran 8 Tabulasi Tindakan Pencegahan... 137

Lampiran 9 Tabulasi Tindakan Pencegahan Dan Hasil Wawancara Tambahan... 138

Lampiran 10 Hasil Uji Chi Square... 147

Lampiran 11 Dokumentasi Penelitian... 150

Lampiran 12 Log Book...151

(19)

xix

DAFTAR SINGKATAN

AIDS : Acquired Immune Deficiency Syndrome

ARV : Antiretroviral

ASI : Air Susu Ibu

BNN : Badan Narkotika Nasional

CCR5 : Chemokine Receptor Type 5

CDC : Centers for Disease Control and Prevention

CD4 : Cluster of Defferentiation 4

CXCR-4 : Chemokine Receptor Type 4

DEPKES : Departemen Kesehatan

Dinkes Jatim : Dinas Kesehatan Jawa Timur

Ditjen PP & PL Kemenkes RI : Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

DNA :Deoxyribonucleic Acid

ELISA : Enzyme Linked Immunosorbent Assay

ENV : Envelope

GAG : Gruop Anti Gen

GP : Glycoprotein

HAM : Hak Asasi Manusia

HIV : Human Immunodeficiency Virus

IDU : Injecting Drug User

IMS : Infeksi Menular Seksual

KPA : Komisi Penanggulangan AIDS

KPAN : Komisi Penanggulangan AIDS Nasional KTT : Konfrensi Tingkat Tinggi

LJSS : Layanan Jarum Suntik Steril

LSL : Laki-laki Seks Laki-laki

LSM : Lembaga Suadaya Masyarakat

MDGs : Millenium Development Goals

NAPZA : Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat Aditif NNRTI : Non-nucleosideReverse Transcriptase Inhibitor

NRTI : NucleosideReverse Transcriptase Inhibitor

NtRTI : Nucleotide Reverse Transcriptase Inhibitor

ODHA : Orang Dengan Hiv AIDS

OHIDHA : Orang yang Hidup Dengan HIV AIDS OHL : Oral Hairy Leucoplakia

PCR : Polymerase Chain Reaction

PDB : Pengurangan Dampak Buruk

PENASUN : Pengguna Narkoba Suntik PI : Protease Inhibitor

PMTCT : Preventing Mother To Child Transmission

POL : Polimerase

POLRI : Polisi Republik Indonesia

PSK : Penjaja Seks Komersial

(20)

xx

RNA : Ribonucleic Acid

RT : Reverse Transciptase

SAFER-SEX : Hubungan sekslual yang aman

SSRNA : Single-Stranded RNA

TB : Tubercle Bacillus

TBC : Tuberculosis

UNAIDS : The Joint United Nations Programme on HIV/AIDS

UNICEF : The United Nations Children’s and Fund

USAID : United States Agency for International Development

VCT : Voluntary Counselling and Testing

(21)

xxi

DAFTAR PUSTAKA

Ajayi, B., Moses, A., Gashau, W., & Omotara, B. 2013. Assesment of Knowledge, Perception and Attitude of People Living With HIV/AIDS toward HIV/AIDS in Maidguri, Northeast-Nigeria. The Internet Journal of Infectious Diseases, 12 (1), 1-7.

Akinboro, A.A., Adejumo, O.P., Onibokun, C.A., & Olowokere, E.A. 2012. Community Health Care Workers‟ Risk Perception of Occupational Exposure to HIV In Ibadan, South-West Nigeria. African Journal of Primary Health Care & Family Medicine, 4(1), 1-9.

Alemayehu, M., Aregay, A., Kalayu, A., & Yebyo, H. 2014. HIV disclosure to sexual partner and associated factors among women attending ART clinic at Mekelle hospital, Northern Ethiopia. BMC Public Health, 14:746.

Allen, C. 2010. Factors associated with condom use: economic security and positive prevention among people living with HIV/AIDS in the Caribbean. AIDS Care, 22(11), 1386-1394.

Amoran, O.E. 2012. Predictors of disclosure of sero-status to sexual partners among people living with HIV/AIDS in Ogun State, Nigeria. Nigerian Journal of Clinical Practice, 15(4), 385-390.

Anand, A., Shiraishi, R.W., Bunnell, R.E., Jacobs, K., Solehdin, N., Abdul-Quader, A.S., et al. 2009. Knowledge of HIV status, sexual risk behaviors and contraceptive need among people living with HIV in Kenya and Malawi.

AIDS, 23(12), 1565–1573.

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V. Jakarta : Rineka Cipta.

_________. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Arulogun, O.S., & Adesoro, M.O. 2009. Potential Risk of HIV Transmission in

Barbering Practice Among Professional Barber in Ibadan Nigeria. African Health Sciences, 9(1), 19-25.

Atuyambe, L.M., Segujja, E., Sali, S., Tumwine, C., Nekesa, N., Nannungi, A., et al. 2014. HIV/AIDS status disclosure increases support, behavioural change and, HIV prevention in the long term: a case for an Urban Clinic, Kampala, Uganda. BMC Health Services Research, 14(), 276-287.

(22)

xxii

Bachanas, P., Medley, A., Pals, S., Kidder, D., Antelman, G., Benech, I., et al. 2013. Disclosure, Knowledge of Partner Status, and Condom Use Among HIV-Positive Patients Attending Clinical Care in Tanzania, Kenya, and Namibia.

AIDS PATIENT CARE and STDs, 27(7), -.

Baggaley, R.F., White, R.G., & Boily, M.C. 2008. Systematic Review of Orogenital HIV-1 Transmission Probabilities. International Journal of Epidemiology, 37(6), 1255-1265.

__________________________________. 2010. HIV Transmission Risk Through Anal Intercourse: Systematic Review, Meta-Analysis and Implications for HIV Prevention. International Journal of Epidemiology, 39(4), 1048-1063.

Biadgelegn, F., Belyhun, Y., Anagaw, B., Woldeyohannes, D., Moges, F., Bekele, A., et al. 2012. Potential Risk of HIV Transmission In Barbering Practice In Ethiopia: From Public Health And Microbiological Perspectives. BMC Public Health, 12(707), 1-14.

Bintang, G. 2008. “Pengaruh Self Efficacy Terhadap Kinerja Individual Pada Lucky Star Wedding Organizer”. Karya Tulis Ilmiah Diterbitkan. Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.

Birkhead, G.S., Pulver, W.P., Warren, B.L., Hackel, S., Rodríguez, D., & Smith, L. 2010. Acquiring Human Immunodeficiency Virus During Pregnancy and Mother-to-Child Transmission in New York: 2002–2006. Obsetry & Ginekology, 115(6), 1247-1255.

Boily, M.C., Baggaley, R.F., Wang, L., Masse, B., White, R.G., Hayes, R.J., et. al. 2009. Heterosexual Risk Of HIV-1 Infection Per Sexual Act: Systematic Review and Meta-Analysis of Observational Studies. Lancet Infect Dis, 9(), 118-129.

Bouillon, K., Lert, F., Sitaa, R., Schamus, R., Spire, B., & Spira, R.D. 2007. Factors correlated with disclosure of HIV infection in the French Antilles and French Guiana: results from the ANRS-EN13-VESPA-DFA Study. AIDS, 21(1), - Berndsen, M., Pligt, J., Doosje, B., & Manstead, A. 2004. Guilt And Regret: The

Determining Role Of Interpersonal And Intrapersonal Harm. Cognition and Emotion, 18(1), 55–70.

Bogart, L.M., Chollins, R.L., Kanouse, D.E., Cunningham, W., Beckman, R., Golinelli, D., et al. 2006. Patterns and Correlates of Deliberate Abstinence Among Men and Women With HIV/AIDS. American Journal of Public Health, 96(6), 1078-0084.

Brou, H., Djohan, G., Becquet, R., Allou, G., Ekouevi, D.K., Viho, I., et al. 2007. When Do HIV-Infected Women Disclose Their HIV Status to Their Male Partner and Why? A Study in a PMTCT Programme, Abidjan. PloS Medichine,

(23)

xxiii

CDC. 2012. Eliminating HIV Infections in Children and Keeping their Mothers Alive.

(Online)

http://www.cdc.gov/globalaids/global-hiv-aids-at-cdc/eliminating-hiv-infections.html, (diperoleh 5 April 2014).

Cloete, A., Strebel, A., Simbayi, L., Wyk, B.V., Henda, N., & Nqeketo, A. 2010. Challenges Faced by People Living with HIV/AIDS in Cape Town, South Africa: Issues for Group Risk Reduction Interventions. AIDS Research and Treatment, 10( ), 1-8.

Deribe, K., Woldemichael, K., Wondafrash, M., Haile, A., & Amberbir, A. 2008. Disclosure experience and associated factors among HIV positive men and women clinical service users in southwest Ethiopia. BMC Public Health, 8(81), 1-10.

Dias, S.F., Matos, M.G., & Gonçalves, A.C. 2006. AIDS-Related Stigma And Attitudes Towards AIDS-Infected People Among Adolescents. AIDS Care, 18(3), 208–214.

Dinkes Jatim. 2012. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timut Tahun 2012. Surabaya.

Ditjen PP & PL Kemenkes RI. 2011. Pedoman Nasional Pencegahan Penularan Hiv Dari Ibu Ke Anak (PPIA). Jakarta.

________________________. 2014. Laporan Perkembangan HIV-AIDS di Indonesia, Triwulan I Tahun 2014. Jakarta.

Eltayeb, N.H., & Mudawi, H.M.Y. 2012. Knowledge and Practice of Barbers Regarding Transmission of Blood-borne Viruses in Khartoum State. Annals of Tropical Medicine and Public Health, 6 (1), 80-83.

Fadhillah, H., et al. 2004. Pedoman Asuhan Keperawatan Pasien dengan HIV/AIDS di Rumah Sakit. Jakarta: PPNI.

Fearon, M. 2005. The Laboratory Diagnosis of HIV Infection. Canadian Journal of Infectious Diseases & Medical Microbiology, 16(1), 26–30.

Gabri, T., Habte, D., & Markos, E. 2010. HIV Positive Status Disclosure Among Women Attending Art Clinic At Hawassa University Referral Hospital, South Ethiopia. East Afr J Public Health, 7(1), 87–91.

Gray, R.H., & Wawer, M.J. 2012. Probability of Heterosexual HIV-1 Transmission per Coital Act in Sub-Saharan Africa. Journal of Infectious Diseases, 205(), 351-352.

(24)

xxiv

Gwarzo, A.K. 2009. Screening For Blood Transfusion Transmissible Viruses In Resource Limited Settings. Journal of Infectious Diseases, 9(1), -

Hoe, D., McKeown, D., Stolts, L., Sobota, M., & Trow, R. 2003. Disclosure of HIV-Positive Status To Sexual and Drug-Injecting Partners: A Resource Document. Cnada: OACHA.

Hoffmann, C., Rockstroh, J.K., & Kamps, B.S. 2007. HIV Medicine 2007. Paris: Flying Publisher.

Humphrey, J.H., Marinda, E., Mutasa, K., Moulton, L.H., Iliff P.J., Ntozini, R., et al.

2010. Mother to Child Transmission of HIV Among Zimbabwean Women Who Seroconverted Postnatally: Prospective Cohort Study. BMJ, 341(), 1-11. Jasseron, C., Mandelbrot, L., Dollfus, C., Trocmé, N., Tubiana, R., Teglas, JP., et al.

2013. Non-disclosure of a pregnant woman's HIV status to her partner is associated with non-optimal prevention of mother-to-child transmission.

AIDS Behav, 17(2), 488-497.

Jewkes, R.K., Levin, J.B., & Penn-Kekana, L.A. 2003. Gender Inequalities, Intimate Partner Violence And HIV Preventive Practices: Findings Of A South African Cross-Sectional Study. Social Science and Medicine, 56(1), 125–134.

Kaakinen, J.R., Gedaly-Duff, V., Coehlo, D.P., Hanson, S.M.H. 2010.

Kadowa, I., & Nuwaha, F. 2009. Factors Influencing Disclosure Of HIV Positive Status In Mityana District Of Uganda. African Health Sciences, 9(1), 26-33. Kalichman, S. 2005. Positive Prevention: Reducing HIV Transmission among People Living

with HIV/AIDS. New York: Springer Science & Business Media.

Kalichman, S., & Simbayi, L. 2003. Perceived social context of AIDS in a Black township in Cape Town. African Journal of AIDS Research, 2(1), 33–38.

_______________________. 2004. Traditional Beliefs About The Cause Of AIDS And AIDS-Related Stigma In South Africa. AIDS Care, 16(5), 572–580.

Kamala, B.A., & Aboud, S. 2006. Knowledge, Attitudes and Practices on Hiv Prevention Among Secondary School Students in Bukoba Rural, Kagera Region- Tanzania. Dar es Salaam Medical Students Journal, 14(1), 14-18.

Kambu, Y. 2012. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tindakan Pencegahan HIV di Sorong”. Karya Tulis Ilmiah Diterbitkan. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Depok.

(25)

xxv

Kiula, E.S., Damian, D.J., & Msuya, S.E. 2013. Predictors Of HIV Serostatus Disclosure To Partners Among HIV-Positive Pregnant Women In Morogoro, Tanzania. BMC Public Health, 13(433), 2-9.

Kopko, P.M., Fernando, L.P., Bonney, E.N., Freeman, J.L., & Holland, P.V. 2001. HIV Transmissions From a Window-Period Platelet Donation. Am J Clin Pathol, 116(), 562-566.

KPAN. 2007. Strategi Nasional Penanggulangan Hiv Dan Aids 2007-2010. Jakarta. _____. 2010. Strategi Nasional Penanggulangan Hiv Dan Aids 2010-2014. Jakarta.

Kumalasari, I., & Andhyatoro, I. 2012. Kesehatan Reproduksi untuk Mahasiswa Kebidanan dan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Kusmiran, E. 2011. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba Medika. Lane, T., Shade, S.B., McIntyre, J., & Morin, S.F. 2008. Alcohol and sexual risk

behavior among men who have sex with men in South African township communities. AIDS and Behavior, 12(1), S78–S85.

Legasion, M. 2010. “Factors associated with non-disclosure of HIV positive status to sexual partners by adult patients attending the VCT clinic at Nhlangano health centre, Swaziland”. Karya Tulis Ilmiah Diterbitkan. Universitas Limpopo Pretoria.

Liamputtong, P. 2013. Stigma, Discrimination and Living with HIV/AIDS: A Cross-Cultural Perspective. New York: Springer Science & Business Media.

Liang, K., Gui, X., Zhang, Y.Z., Zhuang, K., Meyers, K., & Ho, D.D. 2009. A Case Series of 104 Women Infected with HIV-1 via Blood Transfusion Postnatally: High Rate of HIV-1 Transmission to Infants through Breast-Feeding. Journal of Infectious Disease, 200(5), 682-686.

Lugalla, J., Yoder, S., Sigalla, H., & Madihi, C. 2012. Social Context Of Disclosing HIV Test Results In Tanzania. Culture, Health & Sexuality Journal, 14(1), 53-66. Mamatha, M.L., & Rashid, H.M. 2009. Principles of Perinatal and Pediatric HIV/AIDS.

New Delhi: JP Medical Ltd.

Mandal, B.K., et al. 2008. Lecture Notes Penyakit Infeksi. Ed-6. Diterjemahkan oleh Juwalita Suraparsi. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Manning, M. 2014. ELISA Tests. (Online).

http://www.medicinenet.com/elisa_tests/article.htm, (diperoleh tanggal 15 April 2014).

(26)

xxvi

Medley, A., Gracia-Moreno, C., McGill, S., & Maman, S. 2004. Rates, Barriers, and Outcomes of HIV Serostatus Disclosure Among Women In Developing Countrises: Implications for Prevention of Mother To Child Transmission Programmes. Bulletin of the World Health Organization, 82(4), 299-307.

Moore, A.M., Keogh, S., Kavanaugh, M., Bankole, M., Mulambia, C., Mutombo, N. 2014. Bucking social norms: Examining anomalous fertility aspirations in the face of HIV in Lusaka, Zambia. Social Science & Medicine, 119(), 88-97.

Mubarok, W.I. 2012. Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Mucheto, P., Chadambuka, A., Shambira, G., Tshimanga, M., Notion, G., & Nyamayaro, W. 2011. Determinants Of Nondisclosure Of HIV Status Among Women Attending The Prevention Of Mother To Child Transmission Programme, Makonde District, Zimbabwe. Pan American Medical Journal, 8(51), 1-12.

Murphy D.A, Johnston Roberts K, & Hoffman D. 2003. Regrets And Advice From Mothers Who Have Disclosed Their HIV + Sero-Status To Their Young Children. Journal Of Child And Family Studies, 12(3), 307–318.

Mwanga, J.A. 2012. “Hiv Sero Status Disclosure And Associated Factors Among People Living With Hiv/Aids Attending A Care And Treatment Centre In Kisarawe District Hospital, Tanzania”. Karya Tulis Ilmiah Diterbitkan. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhimbili.

Nasronudin. 2007. HIV & AIDS Pendekatan Biologi Molekuler, Klinis dan Sosial. Surabaya: Airlangga University Press.

Ndegwa, I.N. 2012. Factors Influencing Behaviour Change for the Prevention of the Spread of HIV/Aids among Students in Githunguri Division, Githunguri District, Kiambu County, Kenya. International Journal of Business and Social Science, 3(16), 313-324.

Nettleman, MD. 2014. HIV Testing. (Online).

http://www.medicinenet.com/hiv_testing/page2.htm, (diperoleh tanggal 15 April 2014).

Neville, M.A., & Rubin D.L. 2007. Factors Leading To Self-Disclosure Of A Positive HIV Diagnosis In Nairobi, Kenya: People Living With HIV/AIDS In The Sub-Sahara. Qual Health Res, 17(5), 586–598.

Noorkasiani, Heryati, & Ismail. 2009. Sosiologi Keperawatan. Jakarta: EGC.

Norman, A., Chopra, M., & Kadiyala, S. 2007. Factors Related to HIV Disclosure in 2 South African Communities. American Journal of Public Health, 97(10), 1775-1781.

Notoatmodjo, S. 1993. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan.

(27)

xxvii

_____________. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. _____________. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. _____________. 2010. Metodologi Riset Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

_____________. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Reinka Cipta. Nursalam & Kurniawati, N.D. 2008. Asuhan Keperawatan pada Pasien Terinfeksi

HIV/AIDS. Jakarta: Salemba Medika.

________. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Odu, B.K., & Aknale, F.F. 2008. Knowledge of HIV/AIDS and Sexual Behaviour Among the Youths in South West Nigeria. Humanity & Social Sciences Journal, 3(1), 81-88.

Okoth, P.P. 2013. Hiv Disclosure And Sexual Practices Of Art Patients At One Centre In Swaziland. Africa Journal of Nursing and Mdwifery, 15(1), 123–138.

Parry, C., Petersen, P., Dewing, S., Carney, T., Needle, R., Kroeger, K., et al. 2008. Rapid assessment of drug-related HIV risk among men who have sex with men in three South African cities. Drug and Alcohol Dependence, 95(1-2), 45–53.

Patel, S.V., Patel, S.N., Baxi, R.K., & Golin, C.E. 2012. HIV serostatus disclosure: Experiences and perceptions of people living with HIV/AIDS and their service providers in Gujarat, India. Ind Psychiatry J, 21(2): 130–136.

Petros, G., Airhihenbuwa, L., Simbayi, S., Ramlagan, & Brown, B. 2006 . HIV/AIDS „Othering‟ In South Africa: The Blame Goes On. Culture, Health and Sexuality, 8(1), 67–77.

Pinkerton, S.D. & Galletly, L. 2007. Reducing HIV Transmission Risk by Increasing Serostatus Disclosure: A Mathematical Modeling Analysis. AIDS Behav, 11(5), 698–705.

Quirk, C., Zhang, J., & Wolitski, R.J. 2009. Intentional abstinence among homeless and unstably housed persons living with HIV/AIDS. AIDS Behav, 13(6), 1119-28.

Ramaniah, S. 2008. HIV/AIDS: Health Solutions. New Delhi: Sterling Publishers. Rieke, D.K. 2007. Kenapa Harus Melajang?: Just for Women. Jakarta: Mizan.

Rohleder, P., & Gibson, K. 2005. We Are Not Fresh: Hiv-Positive Women Talk Of Their Experience Of Living With Their Spoiled Identity. CSSR Working Paper 110: University of Cape Town: Centre for Social Science Research. Rollins, N., Little, K., Mzolo, S., Horwood, C., Newell, M.L. 2007. Surveillance of

(28)

xxviii

Clinics: The Case For Universal Screening. Official Journal of The International AIDS Society, 21(10), 1341–1347.

Rya. 2014. Jumlah Penderita HIV/AIDS Meningkat di Kabupaten Malang. (Online).

http://www.vemale.com/relationship/intim/matcont-55833-jumlah-penderita-hiv-aids-meningkat-di-kabupaten-malang.html, (diperoleh tanggal 22 September 2014).

Salaudeen, A.E., Musa, O.I., Ojotule, A., Yusuf, S., Durowade, K.A., & Omokanye, L.O. 2014. Condom use among people living with HIV/AIDS attending Abejukolo General Hospital in Kogi State, North Central Nigeria. Annals of African Medicine, 13(3), 99-103.

Serovich, J.M., Mason, T.L., Bautista, D., & Toviessi, P. 2006. Gay Men‟s Report Of Regret Of Hiv Disclosure Tofamily, Friends, And Sex Partners. AIDS Educ Prev, 18(2), 132–138.

__________., Craft, S.M., & Yoon, H.J. 2007. Women‟s HIV Disclosure to Immediate Family. AIDS Patient Care STDS, 21(12): 970–980.

__________., McDowell, T., & Grafsky, E.L. 2007. Women‟s Report of Regret of HIV Disclosure to Family, Friends and Sex Partners. AIDS Behav, 12(2), 227–

231.

__________., Lim, J.Y., & Mason, T.L. 2008. A Retest of Two HIV Disclosure Theories: The Women‟s Story. Health Soc Work, 33(1), 23–31.

Stiawati, S., & Dermawan, A.C. 2008. Penuntun Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga.

Jakarta: TIM

Setiawati, S., & Murwani, A. 2008. Asuhan Keperawatan Keluarga. Mitra Cendikia: Yogyakarta.

Simbayi, L.C., Kalichman, S.C., Strebel, A., Cloete, A., Henda, N., & Mqeketo, A. 2007. Disclosure of HIV status to sex partners and sexual risk behaviours among HIV-positive men and women, Cape Town, South Africa. Sex Transm Infect, 83(-), 29–34.

Spada, C., Souza, A.M., Treitinger, A. 2005. Estimation of The Residual Risk for The Transmission of HIV In Blood Donors From The Mountain Region of Santa Catarina. The Brazilian Journal of Infectious Diseases, 9(6), 489-493.

(29)

xxix

Stewe, G. 2007. Abstinence and faithfulness programmes for prevention of HIV/AIDS among young people: What are the current debates?. SA Fam Pract, 48(9), 5-10.

Stiawati, S., & Dermawan, A.C. 2008. Penuntun Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga.

Jakarta: TIM.

Stolley, K.S., & Glass, J.E. 2009. HIV/AIDS Health and Medical Issues Today. Santa Bara: ABC-CLIO.

Sugiyono. 2013. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sukarelawati, E. 2013. Penderita HIV/AIDS Kota Malang Bergeser ke Ibu Rumah Tangga. (Online)

http://www.antarajatim.com/lihat/berita/122544/penderita-hivaids-kota-malang-bergeser-ke-ibu-rumah-tangga (diperoleh tanggal 16 Maret 2014). Sulistyo, B., Perdanakusuma, J., & Leksono, N. 2010. MDGs Sebentar Lagi: Sanggupkah

Kita Menghapus Kemiskinan di Dunia?. Jakarta: Kompas Media Nusantara. Sumarlin, H. (2013). “Faktor-faktor yang mempengaruhi Perubahan Perilaku Pada

Pasien HIV/AIDS di Klinik VCT Bunga Harapan RSUD Banyumas”. Karya Tulis Ilmiah Diterbitkan. Fakultas Kedokteran Universitas Jendral Soedirman. Sunaryo, 2004. Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.

Suprajitno, 2004. Asuhan Keperawatan Keluarga: Aplikasi dalam Praktik. Jakarta: EGC. Syed, I.H., Balakrishnan, P., Solomon, S.S., Murugavel, K.G., Kumarasamy, N.,

Vidya, S., et al. 2005. HIV-1 western blot assay: What determines an indeterminate status?. Indian Journal of Medical Sciences, 59(10), 443-450.

UNAIDS. 2013. Fact sheet. (Online)

http://www.unaids.org/en/resources/campaigns/globalreport2013/factshee t/ (diperoleh tanggal 14 Maret 2014).

UNICEF. 2010. Progress for Children: Achieving the MDGs with Equity. USA

Ustun, A.P., Rapiti, E., & Hutin, Y. 2005. Estimation of The Global Burden of Disease Attributable to Contaminated Sharps Injuries Among Health-Care Workers. American Journal of Industrial Medicine, 48(6):482-490.

Vlahov, D., Robertson, Angela M., & Strathdee, Steffanie A. 2010. Prevention of HIV Infection among Injection Drug Users in Resource-Limited Settings.

Clinical Infectious Diseases, 50(3), 114–121.

Volkmer, I. 2012. The Handbook of Global Media Research. Australia: Wiley-Blackwell. Volberding, P.A. 2008. Global HIV/AIDS Medicine. Philadelphia: Elsevier Health

(30)

xxx

Walque, D. 2007. Sero-Discordant Couples in Five African Countries: Implications for Prevention Strategies. Population and Development Journal, 3(33), 501-523. Wardah, F. 2013. Menkes: Penularan HIV dari Suami ke Istri Meningkat. (Online)

http://www.voaindonesia.com/content/menkes-penularan-hiv-dari-suami-ke-istri-meningkat/1624940.html (diperoleh tanggal 14 Maret 2014).

Weller, S., & Davis-Beaty, K. 2007. Condom effectiveness in reducing heterosexual HIV transmission (Review). The Cochrane Collaboration, 1(1), 1-21.

WHO. 2004. HIV Transmission Through Breastfeeding. Geneva, Switzerland.

_____. 2004. HIV Status Disclosure To Sexual Partners: Rates, Barriers And Outcomes For Women. Geneva, Switzerland.

_____. 2005. What is the impact of HIV on families?. Copenhagen. _____. 2009. Condoms for HIV prevention. (Online)

http://www.who.int/hiv/topics/condoms/en/, (diperoleh tanggal 15 April 2014).

Widoyono. 2011. Penyakit Tropis: Epidemiologi, Penularan, Pencegahan & Pemberantasannya. Ed-2. Jakarta: Erlangga.

(31)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) telah menjadi masalah internasional karena dalam waktu singkat terjadi peningkatan jumlah pasien dan semakin melanda banyak negara (Widoyono, 2011), sehingga pada Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium tahun 2000 di New York, disepakati suatu deklarasi milenium yaitu Millenium Development Goals (MDGs) yang berisi delapan butir tujuan untuk dicapai pada tahun 2015 (Sulistyo, Perdanakusuma, & Leksono, 2010), dimana salah satu dari delapan tujuan tersebut adalah memerangi Human Immunodeficiency Virus (HIV)/Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), malaria, serta penyakit menular lainnya (Volkmer, 2012). Target MDGs untuk HIV dan AIDS adalah mengendalikan penyebaran HIV/AIDS dan mulai menurunnya jumlah kasus baru pada 2015 (UNICEF, 2010).

(32)

2

Jawa Timur menempati urutan kedua tertinggi jumlah kumulatif kasus HIV dan AIDS dengan 25.477 kasus (Ditjen PP & PL Kemenkes RI, 2014), dan Kabupaten Malang menempati urutan keenam penyumbang kasus HIV terbanyak dengan 806 kasus dan urutan keempat penyumbang kasus AIDS terbanyak dengan 497 kasus diantara seluruh Kabupaten/Kota di Jwa Timur sampai tahun 2012 (Dinkes Jatim, 2012).

(33)

3

Penularan HIV/AIDS kepada anggota keluarga meningkat karena tindakan pencegahan penularan HIV/AIDS kepada anggota keluarga yang dilakukan oleh ODHA masih berisiko. Penelitian yang dilakukan oleh Walque (2007) dan Anand, et al (2009) di lima negara Afrika menunjukkan bahwa penggunaan kondom pada pasangan serodiskordan (pasangan yang salah satunya menderita HIV/AIDS) masih rendah, yaitu kurang dari 11%. Ajayi, et al (2013) melakukan penelitian terhadap 200 ODHA di Nigeria, menunjukkan bahwa 39% ODHA tidak konsisten menggunakan kondom saat berhubungan seksual. Mardhiyati dan Handayani (2011) dalam penelitiannya terhadap 2.015 ODHA di 10 Provinsi di Indonesia yang dipilih secara acak melaporkan bahwa ada 26% ODHA masih memiliki perilaku berisiko menularkan virusnya kepada orang lain, dan lebih khusus tingkat penggunaan kondom secara konsisten hanya dilakukan oleh 51% ODHA. Pencegahan penularan HIV/AIDS dari ibu ke anak pun masih belum maksimal. Penelitian yang dilakukan Mardhiyati dan Handayani (2011) terhadap 2.015 ODHA di 10 Provinsi di Indonesia menunjukkan bahwa lebih banyak ODHA perempuan yang pernah hamil dan melahirkan tidak menggunakan layanan PMTCT (Preventing Mother To Child Transmission) yaitu sebanyak 77%.

(34)

4

takut diketahui menderita HIV oleh pasangan mereka jika memaksakan selalu menggunakan kondom.

Membuka status HIV/AIDS penting untuk pencegahan dan pemeliharaan kesehatan bagi ODHA, pasangan mereka dan masyarakat (Medley, et al. 2004; Atuyambe, et al. 2014). Atuyambe et al (2014) mengatakan bahwa membuka status HIV-positif akan menghasilkan 3 hal, yaitu dampak positif, perubahan perilaku pencegahan penularan HIV, dan dampak negatif. Perubahan perilaku pencegahan penularan HIV tersebut terjadi karena dengan terbuka kepada pasangan akan meningkatkan kepedulian terhadap resiko penularan HIV/AIDS, pengurangan kecemasan, meningkatkan motivasi ODHA, peningkatan self-efficacy, meningkatkan dukungan sosial dari keluarga (meliputi dukungan informasional, emosional, instrumental, dan penghargaan), membuat ODHA merasa bebas mengkonsumsi ARV, memungkinkan mitra untuk terlibat dalam perilaku pencegahan, sehingga mendorong terjadinya perubahan tindakan pencegahan dan pengobatan HIV/AIDS (Deribe et al. 2008; Gabri, Habte, Markos, 2010; Medley, et al. 2004; Murphy, 2011; Okoth, 2013). Perubahan perilaku yang paling sering terjadi setelah keterbukaan adalah perubahan perilaku seksual khususnya penggunaan kondom, dan dalam beberapa kasus terjadi perubahan perilaku terkait PMTCT dan perilaku pencegahan lainnya (Atuyambe et al. 2014).

(35)

5

penolakan, pemisahan, perceraian, stigma dan diskriminasi, penyalahan, kekerasan fisik dan emosional, serta hilangnya hak asuh anak dan harta terutama bagi perempuan, diabaikan, dan kerusakan hubungan keluarga (Kadowa & Nuwaha, 2009; Yonah, Fredrick, & Lena, 2014). Hambatan tersebut membuat ODHA memilih untuk tidak membuka status HIV/AIDS mereka kepada teman, keluarga dan pasangannya, sehingga menyebabkan hilangnya kesempatan untuk mencegah penularan infeksi HIV/AIDS baru (Medley, et al. 2004; Simoni & Pantalone, 2004).

Tingkat pengungkapan status HIV/AIDS di negara maju berkisar antara 42% sampai 100%, dan 16,7% sampai dengan 86% di negara berkembang (WHO, 2004). Penelitian yang dilakukan Kiula, Damian, dan Msuya (2013) pada 250 ODHA di Tanzania menunjukkan bahwa hanya 41% ODHA yang terbuka kepada pasangannya, dan 59% sisanya tertutup dengan rincian 43% dari ODHA yang tertutup merencanakan untuk terbuka suatu saat nanti, dan lebih dari setengahnya yaitu 57% tidak ingin membuka serostatus mereka. Hasil studi pendahuluan dengan mewawancarai 7 orang ODHA di puskesmas Permata Turen pada 21 September dan 26 November 2014, menunjukkan bahwa masih adanya ODHA yang menutupi status HIV-positif yang mereka derita, dimana 3 ODHA menjawab tidak membuka status HIV/AIDS mereka kepada pasangan (suami/istri) mereka dengan alasan takut ditinggalkan pasangan (suami/istri) mereka. Tiga ODHA lainnya terbuka pada pasangan karena mereka adalah korban penularan dari suami mereka sendiri, dan 1 ODHA sisanya terbuka pada pasangan karena tidak ingin pasangannya tertular HIV darinya dan ingin mendapat bantuan dari suaminya.

(36)

6

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah “bagaimana hubungan antara keterbukaan ODHA pada pasangan dengan tindakan pencegahan penularan HIV/AIDS (melalui Safer-sex dan PMTCT) pada keluarga oleh ODHA di wilayah kerja Lembaga Paramitra Kota Batu?”.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan antara keterbukaan ODHA pada pasangan dengan tindakan pencegahan penularan HIV/AIDS (melalui Safer-sex dan PMTCT) pada keluarga oleh ODHA di wilayah kerja Lembaga Paramitra Kota Batu.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mendeskripsikan gambaran keterbukaan ODHA di wilayah kerja Lembaga Paramitra Kota Batu kepada pasangn.

2. Mendeskripsikan gambaran tindakan pencegahan penularan HIV/AIDS (melalui

Safer-sex dan PMTCT) pada keluarga oleh ODHA di wilayah kerja Lembaga Paramitra Kota Batu.

3. Menganalisis hubungan antara keterbukaan ODHA pada pasangan dengan tindakan pencegahan penularan HIV/AIDS (melalui Safer-sex dan PMTCT) pada keluarga oleh ODHA di wilayah kerja Lembaga Paramitra Kota Batu.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi peneliti

(37)

7

penularan HIV/AIDS (melalui Safer-sex dan PMTCT) pada keluarga oleh ODHA, serta menjadi pengalaman berharga untuk peneliti.

1.4.2 Bagi Responden, Keluarga dan Masyarakat

Responden dan keluarga serta masyarakat mendapatkan informasi yang tepat tentang faktor yang mempengaruhi pencegahan HIV/AIDS pada keluarga, dan mengetahui pentingnya membuka status HIV-positif pada pasangan terhadap tindakan pencegahan penularan HIV/AIDS.

1.4.3 Bagi Tenaga Keperawatan

Dapat menambah wawasan perawat tentanghubungan keterbukaan ODHA pada pasangan dengan tindakan pencegahan penularan HIV/AIDS (melalui Safer-sex

dan PMTCT) pada keluarga oleh ODHA, sehingga dapat menjadi acuan dalam memberikan pendidikan kesehatan tentang pentingnya membuka status HIV/AIDS sebagai modal untuk melakukan tindakan pencegahan.

1.4.4 Bagi Peneliti Lain

Sebagai bahan acuan serta informasi dan literatur bagi peneliti berikutnya dalam melakukan penelitian yang lebih bermutu dan menyeluruh.

1.5 Keaslian Penelitian

(38)

8

variabel, responden, dan metode pengumpulan data. Penelitian yang akan peneliti lakukan merupakan penelitian kuantitatif dengan dua variabel yaitu keterbukaan dan tindakan pencegahan, dengan responden ODHA yang terbuka maupun tertutup, menggunakan metode kuesioner dan wawancara terstruktur.

2. Hemawati (2009), melakukan penelitian tentang keterbukaan diri orang dengan HIV/AIDS (ODHA) pada pendamping dalam proses pendampingan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif berupa studi kasus terhadap 3 ODHA. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara dan observasi non-partisipan. Perbedaan penelitian yang dilakukan Hemawati (2009) dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti terletak pada jenis penelitian, jumlah variabel dan metode pengumpulan data. Penelitian yang akan dilakukan peneliti merupakan penelitian kuantitatif dengan 2 variabel serta metode pengumpulan dengan metode kuesioner dan wawancara terstruktur.

3. Juliastika, Korompis, dan Ratag, (2011) meneliti hubungan pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan sikap dan tindakan penggunaan kondom pria pada wanita pekerja seks (WPS) di kota Manado. Penelitian ini berjenis deskriptif korelasional dengan pendekatan cross secsional dan taknik pengambilan sampel menggunakan

(39)

9

1.6 Batasan Penelitian

1. ODHA adalah orang yang positif menderita HIV/AIDS.

2. Keterbukaan adalah pengungkapan status ODHA pada pasangannya, baik secara langsung ataupun oleh pihak ketiga, dengan atau tanpa persetujuan.

3. Tindakan pencegahan penularan HIV/AIDS pada keluarga (melalui Safer-sex dan PMTCT) adalah tindakan yang dilakukan oleh ODHA sebagai upaya untuk mencegah penularan HIV/AIDS dari ODHA kepada keluarganya dalam hal ini pasangannya (suami/istri) dan anak, terbatas pada pencegahan penularan melalui hubungan seksual yang aman (Safer-sex) dan pencegahan penularan dari ibu ke anak (PMTCT).

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdulillah, tiada kata yang pantas dan patut penulis ungkapkan selain rasa syukur kehadirat Allah SWT “Sang Maha Cahaya” yang telah melimpahkan kasih dan sayang yang tiada

Hardwinoto dan Setiabudhi (2006:111) menginformasikan bahwa minat siswa terhadap matematika akan bertambah apabila ia dapat memahami dan menyelesaikan soal matematika

pendekatan PMRI untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa tentang bangun datar. Penelitian seperti ini juga pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya antara lain: 1)

Model matematik epidemi penyakit rebah semai pada tanaman kedelai pada setiap perlakuan inokulasi actinomycetes dan VAM dan musim tanam (musim hujan dan musim kemarau)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2015-2019 ini disusun dengan maksud agar tersedianya dokumen panduan dan

Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan kedua metode tersebut di atas, yaitu content analysis dan word count untuk melihat perbedaan hasil pengujian

[r]

Moral sebagai tingkah laku hidup manusia, yang mendasarkan pada kesadaran, bahwa ia terikat oleh keharusan untuk mencapai yang baik, sesuai dengan nilai dan norma yang